Martha Hotma S. : Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan Perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia Dan Sikap TERHADAP SISTEM MANAJEMEN YANG BERLAKU
(Studi kasus: Desa Perlabian, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhan Batu)
SKRIPSI
Oleh:
MARTHA HOTMA. S 030309035
SEP-PKP
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI KARYAWAN
PERKEBUNAN PT.TOLAN TIGA INDONESIA DAN SIKAP MEREKA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN YANG BERLAKU
(Studi kasus: Desa Perlabian, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhan Batu)
SKRIPSI
Oleh:
MARTHA HOTMA.S 030309035
SEP-PKP
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing
(Dr.Ir.Salmiah M.S)
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
(Ir.M.Jufri M.Si) Ketua Anggota
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RINGKASAN
MARTHA HOTMA SITUMEANG(030309035), dengan judul skripsi “ KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI KARYAWAN PERKEBUNAN PT. TOLAN TIGA INDONESIA DAN SIKAP MEREKA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN YANG BERLAKU”. Penelitian ini dibimbing oleh
Ibu DR. Ir.Salmiah MS dan Bapak Ir. M. Jufri Msi.
Penelitian ini dilakukan bulan februari 2008, penentuan daerah penelitian didasarkan pada kabupaten tersebut memiliki banyak perkebunan swasta dan salah satunya yang terletak di desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu.
Tujuan dan Penelitian adalah Untuk mengetahui karakteristik karyawan perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia dan sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku, Untuk menetahui karakteristik sosial karyawan perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia dengan sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku,Untuk mengetahui karakteristik ekonomi karyawan perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia dengan sikap mereka terhadap sistem manajen yang berlaku, Untuk mengetahui permasalahan sistem manajemen yang berlaku diperkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia, Untuk mengetahui upaya penyelesaian sistem manajemen yang berlaku di perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia.
Pengambilan sampel dilakukan secara Simpel Random Sampling yakni dengan mempertimbangkan tingkat populasi, biaya,waktu dan tenaga, dimana pada perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia terdapat 156 orang karyawan dan diambil sebanyak 30 orang karyawan untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh melalui daftar kuisioner dan wawancara dengan karyawan , sedangkan data sekunder diperoleh dari perkebunan dan staf perkebunan dan kantor kepala desa Perlabian.
Dari penelitian diperoleh Hasil :
1. Karakteristik Sosial Ekonomi karyawan Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia
Bervariasi,dapat dilihat sebagai berikut:
- Tingkat Pendidikan terendah tamatan SD dan tertinggi SMU
- Umur karyawan terendah 30 tahun dan umur tertinggi 54 tahun.
- Pengalaman Kerja karyawan terendah 5 tahun dan tertinggi 30 tahun
- Pendapatan keluarga terendah Rp.757.000 dan tertinggi 1.112.000
- Jumlah Tanggungan Keluarga terendah 0 jiwa dan tertinggi 4 jiwa
1. Penyusunan kedisiplinan kerja meliputi : jadwal masuk dan keluar kerja
2. Karakteristik sosial karyawan dan hubungannya dengan sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku sebagai berikut:
- Karakteristik Tingkat Pendidikan karyawan ada hubungan dengan sikap
mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku
- Karakteristik Umur Karyawan ada hubungan dengan sikap karyawan
terhadap sistem manajemen yang berlaku.
- Karakteristik Pengalaman Kerja ada hubungan dengan sikap karyawan
terhadap sistem manajemen yang berlaku
4. Karakteristik ekonomi karyawan dan hubungannya dengan sikap mereka
terhadap sistem manajemen yang berlaku sebagai berikut:
- Pendapatan Utama Keluarga : ada hubungan antara pendapatan dengan
sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku.
- Jumlah Tanggungan keluarga : ada hubungan antara jumlah tanggungan
leluarga dengan sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku.
5. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di perkebunan disebabkan
terbatasnya dana, dimana biaya operasional yang diperlukan tidak didukung oleh ketersediaan dana yang cukup sehingga banyak rencana yang tidak terealisasi.
6. Berbagai upaya-upaya dilakukan untuk memperbaiki sistem manajemen
diperkebunan. Antara lain:
3. Penyusunan rencana kerja dan anggaran rencana kerja secara prioritas.
4. Pengangkatan staff mengisi kedudukan sebagai kelapa divisi beserta
karyawan-karyawannya.
5. Pemberian sanksi kerja kepada karyawan yang bermasalah
6. Penyusunan kedisiplinan kerja meliputi : jadwal masuk dan keluar kerja
RIWAYAT HIDUP
Martha Hotma Situmeang, lahir di Lohsari pada tanggal 20 September
1984. Anak ketiga dari empat bersaudara dari Ayahanda B.Situmeang dan Ibunda
F.Tampubolon.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah :
1. Tahun 1991 masuk Sekolah dasar di SD Negeri 112242 Lohsari dan tamat
tahun 1997
2. Tahun 1997 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP PGRI NO.19
Lohsari dan tamat tahun 2000.
3. Tahun 2000 masuk Sekolah Menengah Umum di SMU RK. Bintang Timur
Rantau Prapat dan tamat tahun 2003.
4. Tahun 2003 diterima di Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB.
5. Bulan Juni-Juli mengikuti PKl di desa LAE HOLE, Kecamatan Parbuluan,
Kabupaten Dairi.
6. Bulan Februari 2008 melakukan penelitian skripsi di desa Perlabian
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segalah kasih dan
KaruniaNya, sehingga penulis dapat memulai menjalani dan mengakhiri masa
perkuliahan serta dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI
KARYAWAN PERKEBUNAN PT.TOLAN TIGA INDONESIA DAN SIKAP
MEREKA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN YANG BERLAKU”.dibuat
sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
• Ibu Dr.Ir.Salmiah MS, selaku ketua komisi Pembimbing, yang telah
banyak memberikan dorongan, masukan, bimbingan, serta pengarahan
dalam penyelesaian skripsi ini.
• Bapak Ir. M. Jufri Msi, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah
banyak memberikan dorongan, masukan,bimbingan,serta pengarahan
dalam penyelesaian skripsi ini.
• Bapak Ir. Luhut Sihombing,MP sebagai Ketua Departemen Sosial
Ekonomi Pertanian Seluruh Dosen dan Staf pegawai di Departemen Sosial
• Teristimewa ucapan trimakasihku buat Ayahanda B. Situmeang dan Ibu
tersayang F. Tampubolon yang telah melahirkan, membesarkan dan
memperjuangkan saya dengan sepenuh hati dalam menyelesaikan studiku
sampai perguruan Tinggi.
Akhir kata Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, Penulis mohon maaf
apabila dalam tulisan ini masih banyak terdapat kesalahan dan penulis sangat
mengharapkan kritik dan sarannya.
Medan, Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 7
Tinjauan Pustaka ... 7
Landasan Teori... 10
Kerangka Pemikiran ... 15
Hipotesis Penelitian ... 19
METODOLOGI PENELITIAN ... 21
Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 21
Metode Pengambilan Sampel ... 21
Metode Pengumpulan Data ... 21
Metode Analisis Data ... 22
Definisi dan Batasan Operasional ... 23
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK KARYAWAN SAMPEL ... 25
Deskripsi Daerah Penelitian ... 25
Karakteristik Karyawan Sampel ... 28
KESIMPULAN DAN SARAN ... 43
Kesimpulan ... 43 Saran ... 44
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1. Jumlah Perusahaan Perkebunan Berdasarkan Jenis Perusahaan...3
Menurut Kabupaten Pada Tahun 2004
2. Penggunaan Lahan di daerah Penelitian Pada Tahun 2005...26
3. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin .di Desa Perlabian...26
Pada Tahun 2005
4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa...27
Perlabian Tahun 2006
5. Sarana dan Prasarana di PT. Tolan Tiga Indonesia Pada Tahun...29
2005
6. Karakteristik Karyawan Sampel di Perkebunan PT.Tolan Tiga...39
Indonesia Pada Tahun 2006
7. Hubungan Tingkat Pendidikan Karyawan Dengan Sikap Karyawan...34
Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku
8. Hubungan Antara Umur Dengan Sikap Karyawan Terhadap...35
Sistem Manajemen Yang Berlaku
Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku
10. Hubungan Antara Pendapatan Utama Keluarga Dengan Sikap...38
Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang berlaku
11. Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Keluarga Dengan Sikap...39
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan Sampel di PT. Tolan...47
Tiga Indonesia 2. Kategori Jawaban Sampel Terhadap Pernyataan Sikap ...48
3. Jumlah Karyawan Yang Menjawab Untuk Setiap Pernyataan ...49
Sikap 4. Perhitungan Skala Kategori Jawaban Pernyataan Sikap...50
5. Nilai Skala Kategori Jawaban Pernyataan Sikap...51
6. Kategori Nilai Jawaban Sampel Terhadap Pernyataan Sikap...52
7. Skor Sikap Dan Interpretasinya...53
8. Uji Chi Square Antara Tingkat Pendidikan Karyawan...54
Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku di PT.Tolan Tiga Indonesia 9. Uji Chi Square Antara Umur Karyawan Dengan...56
Dengan Sikap Karyawan Terhadap sistem Manajemen Yang
Berlaku di PT. Tolan Tiga Indonesia
11. Uji Chi Square Antara Pendapatan Utama Karyawan...60
Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang
Berlaku di PT. Tolan Tiga Indonesia
12. Uji Chi Square Antara Jumlah Tanggungan Keluarga Bekerja ...62
Karyawan Dengan Sikap Karyawan Terhadap sistem Manajemen Yang
Berlaku di PT. Tolan Tiga Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia sejak zaman dahulu dikenal sebagai negara agraris. Untuk
mencukupi keperluan hidupnya sangat bergantung kepada hasil pertanian
Kehidupan ketika itu sangat sederhana, dengan daya pikir dan akal, serta
pengalaman-pengalaman warisan leluhur yang masih sangat sederhana.
Kesederhanaan justru yang menjadi kelebihan mereka dalam melakukan
pendekatan-pendekatan terhadap gejala-gejala alam dan berusaha keras
mengungkap apa yang harus diketahui serta yang harus dikerjakan
(Sastrosayono,2003 :1)
Pertanian Indonesia hingga kini masih merupakan mata pencarian utama
bagi masyarakat Indonesia. Sekalipun diberbagai daerah ekosistem wilayahnya
ada yang sudah berubah menjadi daerah perkotaan dan perindustrian, namun
pertanian masih menjadi andalan utama kehidupan masyarakat. Pada tahun 1990,
sumbangan sektor pertanian terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sekitar
21,55%. Kini disaat pembangunan ekonomi nasional yang didukung pertanian
tradisional dengan teknologi sederhana berskala usaha keluarga sangat banyak
Sektor pertanian dalam arti luas mencakup sub sektor pertanian pangan,
sektor peternakan, sektor perikanan dan kehutanan. Pola pengembangan
perkebunan dapat dibagi atas dua bagian yaitu: Perkebunan rakyat dan
perkebunan besar (Perkebunan Negara dan Swasta).(Yasin,F.A,2003:70).
Pembangunan ekonomi jangka panjang tidak selalu diarahkan pada sektor
industri, tetapi dapat juga diarahkan pada sektor lain, seperti sektor pertanian,
sektor jasa yang meliputi perdagangan, transportasi, komunikasi, perbankan, dll.
PJP secara terpadu akan mengembangkan sumber daya yang dapat diperbaharui
melalui sektor pertanian, sektor agroindustri, sektor perdagangan dan sektor jasa
pendukung dalam kerangka pembangunan modal insani.(Human Capital)
Indonesia yang seluas-luasnya.(Pahan,I,2006:2)
Memasuki Pemerintahan Orde baru pembangunan pertanian perkebunan
diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan
kesejateraan masyarakat dan sebagai sektor penghasil devisa negara. Pemerintah
terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai dengan tahun
1980 luas lahan mencapai 294.560 Ha dengan produksi CPO sebesar 721.172 ton.
Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit Indonesia terus berkembang terutama
perkebunan rakyat.(Fauzi,dkk,2003 :3).
Usaha untuk pengembangan peningkatan ekspor komoditi non minyak,
tidak hanya dilakukan melalui pengembangan perkebunan besar. Tapi juga
ditempuh suatu sistem baru yang dikenal dengan Nucleus Estate Small Holder
atau Perkebunan Inti Rakyat (NES/PIR) dan Proyek Rehabilitasi Pengembangan
Tanaman Ekspor (PRPTE). Ini adalah suatu usaha peningkatan produksi
diikutsertakan secara aktif. Disamping penanamannya secara modern dengan
menggunakan teknologi pertanian juga dengan memperluas areal dan penataan
kembali tanah untuk mempermudah pengelolaannya. Cara ini memang cocok
untuk keadaan di Indonesia.(Anonimus,1982 :204).
Dalam melakukan perkebunan budidaya yang harus dilakukan terlebih
dahulu adalah :pembibitan awal (Pre-Nursery), penbibitan utama (Man nursery),
Thinning out (seleksi bibit), pembuatan lubang tanaman, pemupukan dasar,
penanaman dan kemudian pemeliharaan (Sastrosayono,S,2003 :24).
Perkebunan besar di Sumatera Utara berjumlah 303 perusahaan yang
dikelolah oleh swasta dan megara. Seperti terlihat dalam tabel di bawah ini :
11 Deli Serdang 19 16 35
12 Langkat 15 45 60
13 Serdang Bedagai 6 20 26
Jumlah 87 216 303
Sumber ( Dinas Perkebunan Sumatera Utara, 2005)
Berdasarkan tabel 1. diatas, diketahui bahwa Kabupaten Labuhan Batu
memiliki 72 perusahaan perkebunan yang terdiri 14 perusahaan dikelolah oleh
PT. Perkebunan Nusantara dan 58 perusahaan dikelolah oleh swasta. Perkebunan
nusantara merupakan perkebunan yang paling banyak berlokasi di kabupaten
Simalungun, Deli Serdang Langkat dan Labuhan Batu. Sedangkan perkebunan
Swasta paling banyak berlokasi di Kabupaten Labuhan Batu, Langkat, Asahan
dan Serdang Bedagai (Anonimus,2005:10 ).
Salah satu perkebunan yang berada di Kabupaten Labuhan Batu dan
berstatus perkebunan swasta adalah perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia yang
memiliki lahan seluas 4807 Ha dan tenaga kerja 156 orang. Perkebunan tersebut
terletak di desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhan Batu.
Perusahaan ini berdiri pada tahun 1967. Hingga saat ini perusahaan berkembang
pesat dan telah mempunyai cabang di berbagai daerah. Dalam perkembangannya
dapat dilihat bahwa dahulu dalam pengelolaan CPO menggunakan tenaga
manusia, namun sekarang lebih banyak menggunakan tenaga mesin
Identifikasi Masalah
Dalam uraian latar belakang dapat dirumuskan identifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik sosial ekonomi karyawan perkebunan PT. Tolan
Tiga Indonesia ?
2. Apakah ada hubungan karakteristik sosial (pendidikan, umur, lama bekerja,)
karyawan perkebunan PT Tolan Tiga Indonesia dengan sikap mereka
terhadap sistem manajemen yang berlaku ?
3. Apakah ada hubungan karakteristik ekonomi (Pendapatan utama keluarga
dan Jumlah tanggungan) karyawan PT. Tolan Tiga Indonesia dengan sikap
mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku ?
4. Bagaimana permasalahan sistem manajemen yang berlaku di perkebunan
PT. Tolan Tiga Indonesia.
5. Bagaimana upaya memperbaiki sistem manajemen diperkebunan PT. Tolan
Tiga Indonesia ?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui karakteristik sosial karyawan perkebunan PT. Tolan Tiga
Indonesia.
2. Untuk mengetahui hubungan karakteristik sosial karyawan perkebunan PT.
Tolan Tiga Indonesia dengan sikap mereka terhadap sistem manajemen
yang berlaku.
3. Untuk mengetahui hubungan karakteristik ekonomi karyawan perkebunan
PT. Tolan Tiga Indonesia dengan sikap mereka terhadap sistem manajemen
yang berlaku.
4. Untuk mengetahui permasalahan sistem manajemen yang berlaku di
Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia.
5. Untuk mengetahui upaya penyelesaian sistem manajemen yang berlaku di
Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia.
Kegunaan Penelitian
Adapun Kegunaan hasil penelitian sebagai :
1. Sebagai masukan bagi pengelolah perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia
dalam membuat program dan menetapkan sistem manajemen yang sesuai di
Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia.
2. Sebagai bahan referensi atau sumber informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka
Perkebunan kelapa sawit (Elaeis quineensis jacq) adalah perkebunan yang
relatif muda. Pada tahun 1848 Indonesia (Hindia Belanda pada waktu itu)
mengimpor biji kelapa sawit dari Mauritius atau Afrika dan ditanam di kebun
Raya Bogor. Meskipun dimasukkan dari Mausitius atau Reunion Afrika pada
umumnya orang percaya bahwa daerah asal kelapa sawit adalah Amerika Selatan,
karena benua ini sangat kaya akan kelapa Sawit.(Semangun,2000 :1)
Mulai pertengahan abad ke- 19 kelapa sawit diperkenalkan dibanyak
tempat di Indonesia, namun tidak menarik minat rakyat. Tanaman ini baru mulai
diperkebunkan di Sumatera Utara pada tahun 1959, areal kelapa sawit meningkat,
khususnya sesudah tahun 1970-an. Selain perkebunan kelapa sawit di Sumatera
Utara, sekarang terdapat perkebunan-perkebunan yang luas di Kalimantan,
Sulawesi dan Irian Jaya.(Semangun,2000 :2).
Perkebunan Indonesia berkembang pesat setelah lahirnya Undang-undang
Agraria. Pada tahun 1977 seluruh areal perkebunan di Indonesia tercatat 7 juta Ha,
0,57 juta Ha atau 8,2 %, perkebunan besar milik swasta 0,43 juta ha atau 6,2 %.
Berikut ini ulasan Mubyarto tentang sistem perkebunan di Indonesia: Masa lalu
dan masa depan, sistem perkebunan berkembang pesat setelah berakhirnya sistem
tanam paksa pada tahun 1870 dan berdatanganlah orang-orang Belanda dan Eropa
ke Indonesia, terutama ke Jawa untuk menanamkan modalnya.
(Ahmad,1998 :12:13).
Pembangunan perkebunan secara besar-besaran oleh para pengusaha
swasta ternyata membawa hikmat pada petani kita. Perkembangan perkebunan
rakyat ini lebih-lebih lagi setelah kemerdekaan. Mulai tahun 1953 keadaan ini
sudah mulai tampak permasalahannya pada produktifitas, kualitas dan efisiensi.
Ketiga hal tersebut pada perkebunan rakyat masih tetap rendah, terutama dalam
sikap mental, baik dari pihak perkebunan besar (warisan peninggalan belanda)
maupun para petani dari perkebunan rakyat yang rata-rata berpendidikan
rendah.(Basyar,1999:34-35).
Peran manajemen dalam kehidupan manusia sangat besar sehingga sangat
penting. Hampir seluruh cita-cita individu,cita-cita kelompok masyarakat sampai
cita-cita suatu bangsa hanya mungkin dapat dicapai melalui organisasi yang
memiliki manajemen yang besar, baik organisasi pribadi, sosial, perusahaan
ataupun organisasi Internasional. Semuanya itu memiliki sumber daya manusia
yang handal.(Salim,E, 2006:26).
Dengan menggunakan konsep manajemen secara umum, manajemen
sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengorganisasian,
penggunaan (pergerakan dan penilaian sumber daya manusia sehingga disatu
dan organisasi (mikro) dan pihak lain. Pihak lain merasa diperlakukan
seadil-adilnya sehingga kualitas hidup dan hasilnya setinggi-tingginya
(Salim,E,2006 :51-52).
Manajemen tenaga kerja merupakan pendayagunaan. Pembinaan,
pengaturan, pengurusan, pengembangan, unsur-unsur kerja, baik yang berstatus
sebagai karyawan buruh, karyawan maupun pegawai dengan segala kegiatannya
dal;am usaha mencapai hasil guna dan daya guna yang sebesar-besarnya, sesuai
dengan harapan usaha perorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga, maupun
instansi.(Sastrohadiwirya,S.B,2002:27).
Produktifitas kerja lebih ditekankan pada ukuran daya guna melaksanakan
pekerjaan, yang menyentuh aspek ketepatan, kecermatan, dan sikap terhadap
kerja. Ketepatan dan kecermatan dihubungkan dengan metode/cara kerja dan
peralatan yang tersedia. Sehubungan dengan itu produktifitas kerja dikatakan
tinggi jika prosesnya berlangsung menurut prosedur dan mekanisme yang tepat
dan cermat atau yang dinilai yang terbaik dalam melaksanakan suatu
pekerjaan.(Sedarmayanti,2004:156).
Produkrifitas tenaga dipengaruhi seperti faktor pendidikan, umur,
keterampilan, disiplin, sikap, dan etika, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat
penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, teknologi dan sasaran
produksi, manajemen, kesempatan kerja berprestasi. Faktor lingkungan
merupakan segala sesuatu yang hidup maupun yang mati, semuanya ikut
membentuk pribadi seseorang yang berada dalam lingkungan tersebut. Dengan
demikian sikap pribadi dengan lingkungan saling berpengaruh. Sikap pribadi
(Sedarmayanti,2004 :12-15).
Landasan Teori
Sasaran suatu sikap dapat berupa apa saja yang ada, jadi seseorang dapat
mempunyai suatu kumpulan sikap yang banyak sekali terhadap objek dalam dunia
fisik yang ada di sekelilingnya. Bahkan mungkin lebih banyak lagi mempunyai
satuan sikap terhadap objek-objek dalam kehidupan sosial tempat tinggalnya dan
mempunyai sikap terhadap orang lain atau kelompok lain, dan mempunyai sikap
terhadap orang lain dan kelompok orang lain, dan terhadap peristiwa-peristiwa
ekonomi dan politik. Namun jumlah objek yang ada dalam alam psikologisnya,
sejauh alam psikologisnya terbatas maka jenis sikap yang dimilikinya juga
terbatas.(David dkk,1996 :7)
Sikap adalah suatu bangun psikologis, seperti wujud psikologis, sikap
adalah hipotesis. Membangun cara-cara mengkonseptualisasi unsur-unsur yang
tidak mudah dipahami daerah yang diselidiki oleh suatu ilmu tertentu. Para ilmuan
menyelidiki kenyakinan dan perilaku orang dalam usahanya untuk menarik
kesimpulan-kesimpulan mengenai keadaan mental dan proses mental. Sikap tidak
dapat diobservasi atau diukur secara langsung keberadaannya, harus ditarik
kesimpulan dari hasil-hasilnya.(Daniel,M,1992:2).
Sikap merupakan organisasi dari unsur-unsur kognitif, emosional dan
momen-momen dan kemauan yang dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman
masa lalu sehingga sifatnya sangat dinamis dan memberikan pengaruh terhadap
atau kegagalan. Kegagalan ini akan mengubah sikap menjadi tingkah laku yang
sesuai dengan suatu situasi. (Kartini,K,2002 :298).
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi yang dialami oleh individu.
Interaksi sosial mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya kontak sosial dan
hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial,
terjadi hubungan saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang
lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku
masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Dalam interaksi sosialnya
individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek
psikologis yang ada dihadapannya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi
pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan orang lain yang
dianggap penting, media massa, instansi atau lembaga pendidikan dan lembaga
agama serta faktor emosi dalam diri individu.(Azwar,S,1997:30).
Sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui
gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek.
Sikap ini harus dibaca dengan hati-hati, sebab gambaran-gambaran yang terwujud
tersebut dapat direkayasa sedemikian rupa yang pada gilirannya akan
membutakan kita dari keadaan yang sebenarnya. Dalam melahirkan sikap
tersebut, dapat dilakukan dalam bentuk ungkapan pemikiran atau tanggapan
melalui pembicaraan (lisan) atau dalam bentuk tulisan yang wujudnya dapat
dilahirkan dalam dua kondisi, yaitu sikap dualisme (mendua),artinya lain yang
terkandung dalam pikiran atau nurani, lain pula yang dilahirkan. Ada yang ada
Pengertian sikap dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu sikap dalam
bentuk fisik dan sikap dalam bentuk non fisik. Sikap dalam bentuk fisik adalah
tingkah laku yang terlahir dalam bentuk gerakan dan perbuatan fisik. Sikap dalam
bentuk non fisik, yang sering juga disebut mentalitas, merupakan gambaran
keadaan pribadi seseorang yang tersimpan dan mengendalikan setiap
tindakannya.(Salim,E,2006:20).
Untuk memperoleh peningkatan keahlian dan keterampilan tenaga kerja,
pada umumnya perusahaan perkebunan melakukan pelatihan tenaga kerja. Makin
banyak dibutuhkan keahlian dan keterampilan, makin penting dilakukan pelatihan
tenaga kerja. Untuk meningkatkan kualifikasi tenaga kerja diperusahaan
perkebunan pada umumnya dilakukan beberapa tingkatan pelatihan dan
“upgrading” tenaga kerja. Ada 4 tingkatan pelatihan dan upgrading di PTPN
yaitu:
1. Pelatihan dan upgrading manajemen puncak (Top Management). Kursus ini
intinya adalah bidang manajemen ditambah pengetahuan-pengetahuan analisa
keuangan, ekonomi,sistem perencanaan, sistem informasi.
2. Pelatihan dan upgrading manajer menengah (Middle manager).
Pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan diajarkan adalah bidang
manajemen dan keterampilan/pengetahuan teknis seperti bidang tanaman dan
bidang pengelolahan.
3. Pelatihan dan upgrading golongan sub staf (non staf). Pelatihan ini untuk
tenaga kerja bidang keuangan, pembukuan (akuntansi), administrasi, operator
pabrik, analisis laboratorium, mekanisasi, perbengkelan dan tenaga kerja
4. Pelatihan dan upgrading tenaga kerja. Untuk peningkatan keterampilan dan
mutu hasil kerja karyawan agar sesuai dengan standart yang diharapkan.
Tujuan peningkatan keterampilan juga adalah agar karyawan meningkat
produktifitasnya, sehingga dapat ditingkatkan gajinya/preminya
(Simanjuntak,S.B,2004:8-9) .
Manajemen berfungsi untuk menggerakkan berbagai kegiatan organisasi
dalam pencapaian tujuannya, menata kehidupan, serta menyelesaikan berbagai
permasalahan yang timbul kearah yang sesuai dengan maksud dan tujuan
pendirian organisasi. Demikian pula dengan kehidupan individu, diperlukan
manajemen untuk memimpin diri dan menyelesaikan berbagai permasalahan
menyangkut perilaku kehidupan pribadi. Sebagai bukti bahwa dalam diri individu
diperlukan manajemen ialah tidak sedikit perbuatan atau perilaku manusia yang
menyimpang dari apa yang diinginkan hati nuraninya, dengan alasan yang tidak
jelas. Bentuk manajemen yang ada pada individu adalah pengendalian diri dalam
memenuhi keinginan hati nurani, sesuai pengetahuan yang dimiliki. Pengendalian
diri tersebut akan dipengaruhi oleh kebiasaan yang akhirnya bertugas memilih
perbuatan-perbuatan produktif bagi kehidupan pribadi yang dapat bermanfaat,baik
bagi dirinya maupun lingkungannya.(Salim,E,,2006:12).
Manajemen yang ada diperkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia,merupakan
suatu sistem manajemen yang Top down. Dimana dalam menjalankan
kegiatannya perusahaan membuat peraturan dan peraturan tersebut harus
dilaksanakan dan dipatuhi oleh karyawan(Anonimus,2006:15).
Taylor, seorang Insinyur mesin, mengembangkan pemikiran manajemen
Stell. Perhatian Taylor dalam eksperimennya terutama dipusatkan pada
peningkatan efisien dalam produksi, tidak hanya untuk menurunkan biaya dan
menaikkan keuntungan, juga untuk memungkinkan peningkatan upah bagi para
pekerja melalui produktifitas kerja mereka yang tinggi. Berapa upah yang diterima
berdasarkan standart dan berapa upah lebih dari kelebihan produksi dari batas
standart yang ditentukan menguntungkan buruh. Prinsip pemberian upah ini oleh
Taylor disebut sistem upah diferensial. Sistem ini dapat dijelaskan sebagai
berikut : Seorang pekerja menghasilkan produksi sebanyak 30 unit dengan upah
$.05 per unit, akan mendapatkan total upah sebesar $.05 x 30 =$1.50 jika pekerja
tersebut diberi imbalan sebesar $08 per unit. Sehingga upah lebihnya bukannya $
0.5 x 31 = $ 1.55, melainkan $ 05 x 30 ditambah $08 x1 menjadi $1.58
(Silalahi,2002 :85-88)
Karakteristik pribadi karyawan perkebunan antara lain : Tingkat
Pendidikan Umur,Jumlah Tanggungan,Lama Bekerja dan Pendapatan Utama
Keluarga
Tingkat Pendidikan
Pendidikan formal dan pendidikan non formal yang dimiliki oleh
seseorang juga dapat mempunyai pengaruh terhadap pola pikir dan pandangan
seseorang terhadap sesuatu yang ada dilingkungannya
Umur
Hubungan antara umur dan kinerja penting dibahas. Ada dua pendapat
yaitu: kinerja merosot dengan meningkatnya umur, realita angkatan kerja menua.
Umumnya karyawan yang sudah tua mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi
dan absensi yang tak terhindari
Jumlah Tanggungan
Bukti yang kuat menyatakan banyaknya anak yang dipunyai seorang
karyawan mempunyai korelasi positif terhadap absensi, terutama wanita. Bukti
menunjukkan adanya hubungan yang positif antara banyaknya tanggungan dengan
kepuasan kerja.
Lama bekerja
Orang-orang yang lama berada pada suatu pekerjaan akan lebih produktif
ketimbang mereka yang senioritasnya lebih rendah. Senioritas berkaitan secara
negatif terhadap kemangkiran. Seringnya absen maupun dalam total hari hilang
pada kerja, masa kerja merupakan variable penjelas tunggal yang paling penting.
Bukti menunjukkan bahwa masa kerja dan kepuasan saling berkaitan secara
positif. Bila umur dan masa kerja diperlakukan secara terpisah, tampaknya masa
kerja akan merupakan peramalan yang konsisten dan mantap dari kepuasan kerja
daripada umur kronologis.
Pendapatan Utama keluarga
Besarnya pendapatan yang diterima karyawan yang satu dengan karyawan
yang lainnya berbeda. Ini dapat dipengaruhi oleh status karyawan dan lamanya
bekerja di perusahaan tempat dia bekerja,dan hal ini dapat mempengaruhi kinerja
karyawan diperusahaan tempat dia bekerja.
Sistem manajemen yang berlaku di PT. Tolan Tiga Indonesia sesuai
dengan pedoman dan instruksi kerja dari direksi. Perkebunan Tolan Tiga
Indonesia merupakan perkebunan swasta milik Belgia. Perkebunan ini merupakan
Perusahaan cabang yang memiliki kantor Pusat di Medan. Sistem manajemen
yang berlaku di perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia adalah sistem Manajemen
yang Top down. Dalam pelaksanaan sistem manajemen pasti ada terjadi masalah,
oleh sebab itu maka dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah
yang terjadi.
Masyarakat dipekerjakan sebagai karyawan di perkebunan, harus
mematuhi peraturan perkebunan yang berlaku. Dalam penggunaan tenaga kerja
dipakai masyarakat sekitar, masyarakat akan lebih merasakan memiliki
perkebunan tersebut sehingga keberadaan perkebunan di desa perlabian ini akan
diterima baik oleh masyarakat. Dimana dalam menjalankan operasional
perkebunan akan lebih efektif. Masyarakat yang bekerja sebagai karyawan akan
diberikan gaji bulanan dan bonus yang diberikan sewaktu-waktu perusahaan
memiliki keuntungan yang berlebih.
Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi
dan bertindak sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. Dalam hal ini yang
dimiliki dan dipengaruhi oleh lingkungan.
Sikap karyawan dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh karakteristik
yang dimilikinya. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan dan memahami
dengan baik karakteristik setiap karyawannya, serta dapat mewujudkan dan
kesatuhan yang utuh dalam tindakan yang positif terhadap sikap dunia kerja sesuai
dengan sistim manajemen yang berlaku diperkebunan PT Tolan Tiga Indonesia.
Karakteristik sosial dan karakteristik ekonomi karyawan sangat
mempengaruhi sikap setiap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.
Sikap akan terbentuk sesuai dengan keadaan kehidupan karyawan.sikap seseorang
akan berdampak pada bagaimana tindakannya dalam melakukan pekerjaannya
sehari-hari. Sikap yang dimaksud adalah sikap positif dan sikap negatif terhadap
perusahaan.
Sikap positif yang ditunjukkan karyawan akan membawa dampak yang
baik pada perusahaan. Dalam hal ini perusahaan akan mengalami peningkatan
produktifitas kerja karyawan dan produksi perusahaan. Perusahaan akan
mengalami kemajuan dan tercapainya tujuan perusahaan.
Sikap negatif yang ditunjukkan oleh karyawan akan membawa dampak
yang buruk pada perusahaan. Dalam hal ini perusahaan akan mengalami
penurunan produktifitas kerja karyawan dan produksi perusahaan. Perusahaan
akan mengalami penurunan produktifitas kerja karyawan dan produksi
perusahaan. Perusahaan akan mengalami kemerosotan dan tidak tercapainya
Gambar: Skema kerangka pemikiran
PT. TOLAN TIGA INDONESIA
Karyawan
Sikap
Negatif ( Menolak sistem manajemen)
Positif (Menerima Sistem Manajemen) Karakteristik Sosial
- Pendidikan -Umur
-Lama bekerja
Karakteristik Ekonomi -Pendapatan Utama Keluarga
-Jumlah Tanggungan
Sistem manajemen
Keterangan :
: Mempengaruhi
: Memiliki
: Terhadap
: Menimbulkan
Hipotesis penelitian
Untuk mengarahkan agar penelitian ini sesuai dengan identifikasi masalah
dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Karakteristik Sosial Ekonomi karyawan perkebunan PT. Tolan Tiga
Indonesia bervariasi. (dari segi pendidikan, umur, lama bekerja,pendapatan
utama keluarga, jumlah tanggungan).
2. Ada hubungan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku
3. Ada hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi karyawan perkebunan PT.
Tolan Tiga Indonesia Dengan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen
Yang Berlaku yaitu :
a. Ada hubungan Pendidikan formal karyawan perkebunan PT. Tolan
Tiga Indonesia Dengan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen
Yang Berlaku.
b. Ada hubungan Umur karyawan perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia
Dengan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku
c. Ada hubungan Lama bekerja karyawan perkebunan PT. Tolan Tiga
Indonesia Dengan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen Yang
d. Ada hubungan Pendapatan utama keluarga karyawan Perkebunan
PT. Tolan Tiga Indonesia Terhadap Sistem Manajemen Yang
Berlaku.
e. Ada hubungan Jumlah Tanggungan keluarga karyawan perkebunan
PT. Tolan Tiga Indonesia Terhadap Sistem Manajemen Yang
Berlaku.
4. Ada permasalahan sistem manajemen yang berlaku di Perkebunan PT.
Tolan Tiga Indonesia.
5. Ada upaya perbaikan permasalahan sistem manajemen yang berlaku di
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan lokasi penelitian
Daerah Penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Perkebunan PT.
Tolan Tiga Indonesia, yang terletak di desa Perlabian yang merupakan salah satu
perkebunan swasta yang ada di Kabupaten Labuhan Batu Propinsi Sumatera
Utara. Adapun alasan penelitian untuk melihat bagaimana sikap karyawan
terhadap sistem manajemen yang berlaku.
Metode pengambilan Sampel
Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia yang memiliki karyawan 156 orang
karyawan tetap,dari 156 orang karyawan diambil 30 orang karyawan sebagai
sampel Pengambilan terhadap populasi karyawan di perkebunan PT. Tolan Tiga
Indonesia, pengambilan sampel dilakukan secara Simpel Random Sampling.
Data yang dikumpulkan terdiri dari data pimer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari wawancara langsung dengan staf perkebunan dan karyawan,
sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor Administrasi Perkebunan PT.Tolan
Tiga Indonesia.
Metode Analisis Data
Untuk Hipotesis Penelitian 1,4,5, dianalisis dengan Metode Deskriftif.
Untuk Hipotesisi Penelitian 2 yaitu untuk mengetahui hubungan
karakteristik sosial (Pendidikan, Umur, Lama bekerja,).dianalis dengan Uji Chi
Square
Untuk Hipotesis Penelitian 3 yaitu untuk mengetahui hubungan karakteristik
ekonomi ( Pendapatan utama keluarga, Jumlah tanggungan karyawan) dianalisis
Uji Chi Square, sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku dianalisis
dengan Method of Summated Ratings atau biasa disebut metode skala Likert.
Uji Chi Square dapat dirumuskan sebagai berikut:
X2 =
∑
T = 50 +10
S : Deviasi Standart Kelompok
Kriteria uji apabila T>50 maka sikap positif (Azwar,1995)
Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan penelitian ini maka
dapat dilihat pada definisi dan batasan operasional.
Definisi
1. Karakteristik adalah kepribadian yang melekat pada diri seseorang, berupa
Tingkat Pendidikan,Umur,Lama bekerja, Pendapatan utama keluarga dan
Jumlah Tanggungan karyawan perkebunan.
2. Sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui gerakan
fisik dan tanggapan pikiran terhadap sesuatu keadaan/ suatu subjek.
3. Sikap Positif yaitu menerima sistem manajemen.
4. Sikap Negatif yaitu menolak sistem manajemen
5. Sistem manajemen adalah sistem manajemen yang berlaku diperusahaan
merupakan sistem manajemen yang Top down
7. Pendidikan adalah pendidikan formal yang dimiliki karyawan(tahun).
8. Penerimaan gaji perbulan karyawan adalah pendapatan karyawan yang
diterima karyawan dari perusahaan (Rp)
9. Masalah adalah persoalan yang timbul diperusahaan.
Batasan Operasional
1. Daerah populasi yaitu perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia yang terletak di
Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu
Provinsi Sumatera Utara.
2. Waktu melakukan penelitian yaitu pada tahun 2008
3. Karyawan sampel diambil 30 orang karyawan yang bekerja di perkebunan
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK KARYAWAN SAMPEL
Deskripsi Daerah Penelitian Luas dan Kondisi Geografis
Desa Perlabian terletak dikecamatan Kampung Rakyat Kabupaten
Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 4829,5 Ha. Desa ini
berada pada ketinggian 135 dpl dengan suhu rata-rata 20-30 oc dengan jumlah
penduduk 4588 jiwa.
Jarak Desa dengan Pusat Pemerintahan kecamatan kampung rakyat sejauh
7 km dan jarak dari ibukota kabupaten labuhan batu sejauh 38 km.
Secara Administrasi Desa Perlabian memiliki batas-batas wilayah sebagai
• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tanjung Selamat
• Sebelah Selatan berbatasan dengan PTP III dan Desa Menanti
• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gunung Selamat
• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tanjung Selamat/ Tolan I dan Tolan
II (Anonimus,2004 : 25)
Tata Guna Tanah
Penggunaan lahan di desa penelitian terdiri dari kebun kelapa sawit,
perumahan karyawan, jalan, kuburan . Untuk Lebih Jelasnya dapat dilihat Pada
Tabel dibawah ini:
Tabel: 2. Penggunaan lahan di daerah Penelitian Pada tahun 2005
No Jenis penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase(%)
1 Kantor & Pabrik 11 ha 0,23 % Sumber: Kantor Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia,2006
Berdasarkan tabel 2. diatas, kantor dan pabrik berada pada satu lokasi
yang sama, perusahaan mempunyai lahan kelapa sawit seluas 4807 ha (99,54 %),
dan tempat ibadah 0,5 ha (0,01 %)
Keadaan Penduduk
Penduduk Desa Perlabian berjumlah 4588 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga sebanyak 971 kk.lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
N
O Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Laki-laki 2321 Jiwa 51 (%)
2 Wanita 2267 Jiwa 49 (%)
Total 4588 Jiwa 100 (%)
Sumber :Kantor Kepala Desa Tahun 2006
Berdasarkan tabel 3. diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk pria
lebih banyak dari pada jumlah penduduk wanita, yaitu pria 2321 jiwa (51%)
sedangkan wanita sebanyak 2267 jiwa (49 %)
Sementara keadaan penduduk menurut jenis mata pencarian dapat dilihat
pada tabel Berikut:
Tabel : 4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Perlabian Tahun 2005
NO Jenis mata Pencarian Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 Karyawan perkebunan 156 jiwa 13,26 %
2 Petani 468 jiwa 39,80 %
3 Guru 45 jiwa 3,82 %
4 Bidan 3 jiwa 0,26 %
5 Buruh Tani 504 jiwa 42,86 %
Total 1176 jiwa 100 % Sumber:Kantor kepala desa tahun 2006
Berdasarkan tabel 4. diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang
mempunyai mata pencaharian terbesar sebagai petani yaitu 468 jiwa (39,80S%).
karyawan yang tidak melanjutkan pendidikan, dimana lahan yang mereka olah
adalah milik sendiri.
Sarana dan Prasarana
Dinamika penduduk dan perkembangan penduduk sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung. Sarana dan prasarana yang
baik akan mempercepat pertumbuhan daerah dan laju perkembangan penduduk
bidang sosial dan ekonomi. Sarana dan prasarana didaerah penelitian cukup
tersedia. Namun fasilitas pendidikan masih terbatas, hanya untuk tingkat TK dan
SD. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel: 5. Sarana dan Prasarana di PT. Tolan Tiga Indonesia Pada Tahun
- lapangan bola kaki - lapangan bola volly - lapangan tennis
10 Wisma Persinggahan Tamu 2
11 Perumahan karyawan 250
12 Gereja 1
14 Bus pengangkut Pelajar 4
Sumber: Kantor Administrasi Perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia Tahun 2006
Berdasarkan tabel 5. diatas, diketahui bahwa sarana dan prasarana yang
tersedia terpenuhi dengan baik, sedangkan dari sarana pendidikan yang ada hanya
tingkat TK dan SD, sedangkan SLTP dan SLTA berada di desa sebelah dan di
Ibukota Kecamatan dan Kabupaten. Bagi anak-anak karyawan yang ingin
melanjutkan sekolah diluar daerah disediakan bus angkutan untuk pergi dan
pulang.
Karakteristik Karyawan Sampel
Penelitian dilakukan terhadap 30 karyawan sampel yang bekerja di PT.
Tolan Tiga Indonesia. Karakteristik karyawan sampel meliputi Pendidikan, Umur
,Lama bekerja, Pendapatan utama keluarga dan Jumlah Tanggungan karyawan
sampel.
Karakteristik yang dimiliki karyawan sampel akan memiliki hubungan
dengan sikap karyawan, sikap karyawan yang dimaksud yaitu sikap karyawan
terhadap sistem manajemen yang berlaku di perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel : 6. Karakteristik Karyawan Sampel di Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia Pada Tahun 2006
N
o Karakteristik Petani Satuan Rentang Rataan
1 Pendidikan Formal Tahun 0 - 16 9,1
2 Umur Tahun 28 - 54 43,1
3 Pengalaman kerja Tahun 5- 30 20,5
4 Pendapatan keluarga RP 757.000- 1.112.000 877.333
5 Jumlah Tanggungan Keluarga Jiwa 0 - 4 1,866667
Berdasarkan tabel 6. diatas, tingkat pendidikan sampel merupakan
pendidikan formal dimana tingkat pendidikan karyawan sampel berkisar antara
0-16 tahun dengan rataan sebesar 9,1 tahun. Dari rataan tersebut dapat diketahui
bahwa tingkat pendidikan formal karyawan sampel rata-rata tamatan SLTP.
Umur karyawan sampel yang diteliti berkisar antara 30-54 tahun dengan
rataan sebesar 43,1 tahun. Dari rataan dapat disimpulkan bahwa umur karyawan
sampel tergolong kategori umur produktif berdasarkan angkatan kerja., dimana
angkatan kerja yang produktif memiliki potensi besar untuk melakukan pekerjaan
sebagai karyawan diperusahaan yang dapat menguntungkan perusahaan
Pengalaman kerja sampel berkisar antara 5-30 tahun dengan rataan 20,5
tahun. Dari rataan tersebut dapat disimpulkan bahwa karyawan merupakan
angkatan kerja lama di Perkebunan Tolan Tiga Indonesia. Dilihat dari lamanya
bekerja diperusahaan karyawan telah banyak memahami keadaan kondisi kebun
dan karyawan memiliki loyalitas yang tinggi.
Pendapatan keluarga karyawan sampel berkisar antara Rp 757.000 –
1.112.000 dengan rataan sebesar Rp 877.333 dan rataan pendapatan keluarga
sampel tergolong rendah, dimana kebutuhan hidup sehari-hari karyawan selama
sebulan cukup besar.
Jumlah tanggungan keluarga karyawan sampel berkisar antara 0-4 orang
dengan rataan sebesar 1,866667 (2 orang) dari rataan tanggunan keluarga
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan pada karyawan Perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia
yang terdapat di Desa Perlabian, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten
Labuhan Batu. Jumlah karyawan di PT.Tolan Tiga Indonesia Sebesar 156 orang,
dari jumlah tersebut diambil 30 orang karyawan sebagai sampel. Hasil Penelitian
memberikan gambaran karakteristik sosial ekonomi karyawan sebagai berikut:
Karyawan yang bekerja di perkebunan ini memiliki karakteristik tingkat
pendidikan yang sangat bervariasi. Tingkat pendidikan yang dimiliki karyawan
mulai dari SD( 6 tahun) sampai tingkat SMU (12 tahun) Tamatan SD sebanyak
39,99 %, tamatan SLTP sebanyak 16,67 % dan SMU sebanyak 43,34 %.
b. Karakteristik Umur
Karakteristik karyawan yang bekerja di perkebunan ini memiliki umur
yang bervariasi. Karyawan memiliki rentang umur dari 30-54 tahun. Karyawan
memiliki umur 30-39 tahun sebanyak 30 %,karyawan umur 40-49 tahun sebanyak
50 % dan karyawan berumur 50 - 59 sebanyak 20 %. Umur diatas merupakan
umur produktif angkatan kerja.
c. Lama bekerja
Karyawan PT.Tolan Tiga Indonesia mempunyai pengalaman lama bekerja
yang bervariasi. Pada karyawan sampel yang memiliki pengalaman kerja selama
5-14 tahun kerja sebanyak 23,33 % orang karyawan,yang memiliki pengalaman
lama bekerja selama 15-24 tahun sebanyak 33,34 % orang karyawan, dan
pengalaman kerja selama 25-34 tahun sebanyak 43,33 % orang karyawan.
Karakteristik Ekonomi Karyawan Perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia d. Pendapatan Utama Keluarga
Pendapatan keluarga adalah pendapatan berasal dari gaji karyawan
diperkebunan. Dimana karyawan memiliki pendapatan Rp.757.000 – Rp 883.000
sebanyak 46,68 %, pendapatan Rp 850.000 – Rp.905.000 sebanyak 26,67 %,
pendapatan 907.000 – 1.112.000 sebanyak 16,68 % dari jumlah karyawan sampel.
Tanggungan Keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang masih
ditanggung oleh karyawan kebun. Karyawan yang memiliki tanggungan 1 – 2
orang sebanyak 70 %, dan 2-4 orang sebanyak 30 % dari jumlah karyawan sampel
sebanyak 30 orang.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik sosial maupun
ekonomi karyawan perkebunan Tolan Tiga Indonesia bervariasi, Sehingga
hipotesis 1 diterima.
Sistem Manajemen Yang Sedang Berlaku Di Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia
Perkebunan Tolan Tiga Indonesia merupakan salah satu perkebunan
swasta yang ada di Kabupaten Labuhan Batu Kecamatan Kampung Rakyat,
tepatnya didesa Perlabian. Perkebunan ini memiliki karyawan sebesar 156 orang
karyawan.
Dalam menjalankan manajemennya perusahaan ini menggunakan sistem
Top down, dimana atasan memberikan atau membuat sistem manajemen dan
menurunkannya kepada bawahannya untuk kemudian dilaksanakan. Sistem
manajemen seperti ini sebagian besar hanya menguntungkan perusahaan.
Perusahaan tidak mau mendengarkan aspirasi rakyat.Salah satunya adalah dengan
penambahan jam kerja (lembur) bagi karyawan namun gaji tambahan yang
diberikan tidak sesuai, dan jumlah tangungan keluarga yang dulunya dibayar
dengan memberikan beras sekarang diuangkan.sedangkan pada perusahaan
perkebunan lainnya dalam menjalankan sistem manajemennya, sudah mau
Dengan adanya sistem manajemen seperti ini karyawan perkebunan harus
mematuhi dan melaksanakan peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan
perkebunan.
Hubungan Karakteristik Sosial Karyawan Dengan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku
Karakteristik.sosial karyawan perkebunan PT .Tolan Tiga Indonesia yang
diteliti adalah: Tingkat Pendidikan, Umur, Lama bekerja karyawan diperkebunan
PT. Tolan Tiga Indonesia.
a. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku.
Karyawan yang bekerja di perkebunan memiliki tingkat pendidikan yang
berbeda-beda, dimana pendidikan yang dimiliki karyawan adalah pendidikan
formal. Pendidikan yang diteliti adalah pendidikan formal karyawan. Pendidikan
dapat memperluas wawasan seseorang dan cara berfikir karyawan.
Untuk itu perlu diteliti apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan
dengan sikap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku,dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel : 7. Hubungan Tingkat Pendidikan Karyawan Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku
Berdasarkan tabel 7. diatas dapat diketahui bahwa karyawan sampel
dengan tingkat pendidikan 6 tahun sebanyak 39,99 %, dimana karyawan sampel
yang bersikap positif ada 16,66 % dan karyawan sampel yang bersikap negatif ada
23,33 %. . Pada tingkat pendidikan 12 tahun sebanyak 43,34 % hanya 30 % yang
bersikap positif dan 13,34 % yang bersikap negatif terhadap sistem manajemen
yang berlaku.
Dari hasil penelitian berdasarkan analisis data primer dengan
menggunakan Uji Chi- Square, diperoleh nilai X2hit = 2,321 sedangkan X2tabel =
(0,05 ;2) = 2,048. Dengan Demikian X2hit > X2tabel (0,05;2); maka tolak Ho dan
terima H1. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan
sikap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.
b. Hubungan Antara Umur Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen yang Berlaku.
Untuk Mengetahui ada tidaknya hubungan umur karyawan dengan sikap
karyawan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel : 8. Hubungan Antara Umur Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku.
Sumber : lampiran 9
Berdasarkan tabel 8.diatas, dapat diketahui bahwa karyawan yang berumur
30 -39 tahun sebanyak 30 % ,dimana 23,34 % bersikap positif dan 6,66 %
bersikap negatif. Karyawan yang berumur 50 - 59 tahun sebanyak 20 %, dimana
karyawan yang bersikap positif 6,66 % dan 13,34 % yang bersikap negatif. Hal
ini menunjukkan pada golongan umur produktif maupun tidak produktif,
Karyawan bersikap negatif terhadap sistem manajemen yang berlaku.
Dari hasil penelitian berdasarkan analisis data primer dengan
menggunakan Uji Chi- Square, diperoleh nilai X2hit = 3,391 sedangkan X2tabel =
(0,05 ;2) = 2,048. Dengan Demikian X2hit > X2tabel (0,05;2); maka tolak Ho dan
terima H1. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara umur karyawan dengan
sikap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.
c. Hubungan Antara Lama Bekerja Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku.
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan Lama Bekerja karyawan dengan
sikap karyawan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel: 9. Hubungan Antara Lama Bekerja Dengan Sikap karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku
Berdasarkan tabel 9. diatas, dapat diketahui bahwa karyawan yang
memiliki pengalaman lama bekerja 5-14 tahun sebanyak 23,33 %, dimana
karyawan yang bersikap positif sebanyak 20 % dan karyawan yang bersifat
negatif sebanyak 3,33%. Karyawan yang memiliki pengalaman lama bekerja
25 - 34 tahun sebanyak 43,33 %, dimana karyawan yang bersikap positif sebanyak
53,34 % dan karyawan yang bersikap negatif sebanyak 46,66 %.
Hal ini menunjukkan pada tingkatan pengalaman lama bekerja mulai dari
5-14 tahun, 15-24 tahun,dan 25 - 34 tahun dari yang terendah sampai tertinggi ada
menunjukkan sikap negatif terhadap sistem manajemen yang berlaku.
Dari pernyataan diatas tidak menunjukkan bahwa seorang karyawan yang
telah lama bekerja di Perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia memiliki sikap yang
positif,seharusnya karyawan yang telah lama bekerja lebih memahami kondisi
perkebunan dan memiliki sikap loyalitas yang tinggi kepada perkebunan. Hal ini
menunjukkan bahwa karakteristik pengalaman kerja bukan satu-satunya faktor
yang menentukan karyawan yang bersikap positif atau bersikap menerima sistem
manajemen yang berlaku.
Dari hasil penelitian berdasarkan analisis data primer dengan
menggunakan Uji Chi- Square, diperoleh nilai X2hit = 3,126 sedangkan X2tabel =
(0,05 ;2) = 2,048. Dengan Demikian X2hit > X2tabel (0,05;2); maka tolak Ho dan
terima H1. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara umur karyawan dengan
sikap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.
Karakteristik ekonomi karyawan sampel di Perkebunan PT. Tolan Tiga
Indonesia antara lain: pendapatan utama keluarga dan jumlah tanggungan
Keluarga, karakteristik ekonomi karyawan mempunyai hubungan dengan sikap
karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.
a. Hubungan Antara Pendapatan Utama Keluarga Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku
Pendapatan utama keluarga merupakan pendapatan yang berasal dari gaji
karyawan diperkebunan.
Pendapatan karyawan yang berasal dari gaji perkebunan merupakan
pendapatan utama karyawan. Dalam hal ini karyawan mengharapkan penyesuaian
gaji yang diberikan perkebunan. Pendapatan keluarga yang besar mempunyai
hubungan dengan sikap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.
Untuk melihat hubungan antara pendapatan utama keluarga dengan sikap
karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel: 10. Hubungan Antara Pendapatan Utama Keluarga Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku.
Berdasarkan tabel 10 diatas, dapat diketahui bahwa karyawan sampel
dengan pendapatan Rp 757.000 – Rp 883.000 sebanyak 14 orang (46,68 %), ada
10 orang (33,34 %) yang bersikap positif dan 4 orang(13,34 %) bersikap negatif .
karyawan yang memiliki pendapatan Rp 907.000 – Rp 1.112.000 sebanyak 8
orang (16,68), ada 4 orang (13,34 %) bersikap positif dan 4 orang (13,34 %)
bersikap Negatif.
Dari hasil penelitian berdasarkan analisis data primer dengan
menggunakan Uji Chi- Square, diperoleh nilai X2hit = 8,394 sedangkan X2tabel =
(0,05 ;2) = 2,048. Dengan Demikian X2hit > X2tabel (0,05;2); maka tolak Ho dan
terima H1. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara pendapatan utama
karyawan dengan sikap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.
b. Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Keluarga Dengan Sikap
karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku.
Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang masih
ditanggung karyawan, jumlah tanggungan keluarga berupa istri,anak dan anggota
keluarga yang tidak bekerja.
Untuk melihat hubungan antara jumlah tanggungan keluarga dengan sikap
karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel : 11. Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Keluarga Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku.
Jumlah 16 (53,33 %) 14 (46,67 %) 30 (100 %)
Sumber : lampiran 12
Berdasarkan tabel 11. diatas, dapat diketahui bahwa karyawan sampel
dengan jumlah tanggungan keluarga 0-12 orang sebanyak 21 orang (70 %) , ada 9
orang (30 %) bersikap positif dan 12 orang (40 %) bersikap negatif.
Karyawan yang memiliki jumlah tanggungan 3 - 4 orang sebanyak 9
orang, ada 7 orang (23,33%) bersikap positif dan 2 orang (6,67 %) bersikap
negatif.
Dari hasil penelitian berdasarkan analisis data primer dengan
menggunakan Uji Chi- Square, diperoleh nilai X2hit = 3,085 sedangkan X2tabel =
(0,05 ;1) = 2,045. Dengan Demikian X2hit > X2tabel (0,05;2); maka tolak Ho dan
terima H1. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara umur karyawan dengan
sikap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.
Permasalahan Sistem Manajemen Yang Berlaku di Perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia.
Sistem manajemen yang diterapkan diperkebunan PT. Tolan Tiga
Indonesia banyak mengalami permasalahan. Sistem Manajemen yang dijalankan
sesuai dengan kebutuhan operasional dan teknis kebun. Dengan memperhatikan
kegiatan operasionalnya dan fungsinya untuk mencapai tujuan perusahaan.Dalam
menjalankan dan melaksanakan sistem manajemen perkebunan ,banyak
menghadapi masalah-masalah baik dari masalah internal maupun masalah
eksternal
Masalah internal merupakan masalah yang terjadi dari dalam kebun
sendiri. Masalah-masalah internal yang terjadi antara lain:
a. Masalah yang terjadi di Divisi Administrasi dan SDM (Sumber Daya
Manusia)
1. Stukturisasi manajerial PT. Tolan Tiga belum tersusun dengan baik.
Strukturisasi yang dimaksud adalah susunan fungsional kebun secara
teknis dan operasional. Susunan fungsional secara teknis meliputi
penempatan dan pengangkatan SDM pada divisi-divisi yang ada
meliputi penempatan dan pembagian kerja setiap divisi.
2. Deskrisi kerja (Job Description) yang belum tersusun dengan baik.
Petunjuk pelaksanaan tugas dari setiap divisi yang belum terbentuk
dengan jelas dan kuat.
3. Petunjuk teknis dari setiap divisi belum tersusun.
4. Peraturan penggajian dan dasar penggajian yang tidak jelas. Sebaiknya
kebun memiliki dasar penggajian kepada karyawan baik berdasarkan
tingkat pendidikan, jabatan, lama masa kerja, dan prestasi karyawan
yang dapat di indikasi kepada kenaikan gaji dan pangkat.
5. Karyawan Jam kerja bertambah tapi gaji yang didapatkan dari
perusahaan tetap. Sehingga merugikan Karyawan.(Anonimus,2005:65)
1. Produksi kelapa sawit yang sangat rendah.
2. Rotasi panen yang tidak teratur.
3. Pohon kelapa sawit yang tinggi sehingga tidak terjangkau untuk dipanen.
4. Sarana dan prasarana yang kurang memadai.
c. Masalah yang terjadi di divisi pemeliharaan tanaman
1. Anggaran rencana kerja di divisi pemeliharaan tanaman sangat terbatas.
2. Kurangnya tenaga kerja di divisi pemeliharaan tanaman.
3. Banyaknya karyawan berstatus borongan yang bekerja dibidang
pemeliharaan tanaman, sehingga rencana kerja dan target kerja tidak
tercapai.
d. Masalah yang terjadi di divisi keamanan
1. Kurangnya tingkat keamanan terhadap tanaman kelapa sawit.
2. Kurangnya sarana dan manajerial prasarana keamanan yang mendukung
pelaksanaan tugas kerja.
Masalah eksternal yang terjadi di perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia
antara lain :
1. Masalah penggarapan lahan dan areal kelapa sawit PT. Tolan Tiga Indonesia
2. Masalah pencurian terhadap tanaman buah segar (TBS).
Upaya-Upaya Perbaiki Sistem Manajemen Yang Berlaku Di Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia
Berbagai Upaya-upaya perbaikan harus segera dilakukan oleh pihak
Perkebunan. Upaya-Upaya perbaikan sistem manajemen yang telah dan sedang
1. Penyusunan Draf Restrukturisasi PT. Tolan Tiga Indonesia
2. Penyusunan Deskripsi kerja (Job Description).
3. Menyusun Draf petunjuk pelaksanaan tugas dan petunjuk teknis.
4. Mengusulkan dan Memperbaiki peningkatan gaji karyawan,serta
menetapkan dasar-dasar penggajian.
5. Memberikan Pemupukan dan pemeliharaan secara intensif.
6. Mengganti Pohon yang sudah tua dengan bibit yang baru.
7. Menambah dan melengkapi sarana dan prasarana produksi.
8. Menambah tenaga kerja karyawan dibidang keamanan
9. Membuat pos-pos penjagaan dan memasang palang disetiap ujung jalan
yang menuju lokasi areal perkebunan dan melakukan, menjadwalkan dan
melakukan rute patroli setiap hari.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
3. Karakteristik Sosial Ekonomi karyawan Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia
Bervariasi,dapat dilihat sebagai berikut:
- Tingkat Pendidikan terendah tamatan SD dan tertinggi SMU
- Pengalaman Kerja karyawan terendah 5 tahun dan tertinggi 30 tahun
- Pendapatan keluarga terendah Rp.757.000 dan tertinggi 1.112.000
- Jumlah Tanggungan Keluarga terendah 0 jiwa dan tertinggi 4 jiwa
4. Karakteristik sosial karyawan dan hubungannya dengan sikap mereka terhadap
sistem manajemen yang berlaku sebagai berikut:
- Karakteristik Tingkat Pendidikan karyawan ada hubungan dengan sikap
mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku
- Karakteristik Umur Karyawan ada hubungan dengan sikap karyawan
terhadap sistem manajemen yang berlaku.
- Karakteristik Pengalaman Kerja ada hubungan dengan sikap karyawan
terhadap sistem manajemen yang berlaku
7. Karakteristik ekonomi karyawan dan hubungannya dengan sikap mereka
terhadap sistem manajemen yang berlaku sebagai berikut:
- Pendapatan Utama Keluarga : ada hubungan antara pendapatan dengan
sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku.
- Jumlah Tanggungan keluarga : ada hubungan antara jumlah tanggungan
leluarga dengan sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku.
8. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di perkebunan disebabkan
terbatasnya dana, dimana biaya operasional yang diperlukan tidak didukung
oleh ketersediaan dana yang cukup sehingga banyak rencana yang tidak
terealisasi.
9. Berbagai upaya-upaya dilakukan untuk memperbaiki sistem manajemen
diperkebunan. Antara lain:
9. Pengangkatan staff mengisi kedudukan sebagai kelapa divisi beserta
karyawan-karyawannya.
10. Pemberian sanksi kerja kepada karyawan yang bermasalah
11. Penyusunan kedisiplinan kerja meliputi : jadwal masuk dan keluar kerja
12. Peningkatan keamanan kerja karyawan dan fasilitas kebun.
Saran
a Saran Kepada Pemerintah
1. Agar pemerintah memberikan perhatian kepada perusahaan-perusahaan
perkebunan dengan melakukan pengawasan dan memonitoring
kegiatan-kegiatan perkebunan.
2. Agar terjalin hubungan yang baik antara pemerintah dengan perusahaan
perkebunan dan mempermudah pemberian surat ijin usaha dan urusan
birokrasi.
3. Agar pemerintah khususnya Dinas ketenagakerjaan Kabupaten Labuhan
Batu melakukan pengawasan terhadap tenaga kerja sehingga karyawan
mendapatkan upah berdasarkan Upah Minimum Propinsi dan jaminan
Tenaga Kerja (Jamsostek).
b Saran kepada Perusahaan
1. Perusahaan sebaiknya dalam membuat sistem manajemen lebih
memperhatikan apakah manajemen itu baik untuk perusahaan dan tidak
merugikan karyawan.
2. Antara perusahaan dan karyawan sebaiknya terjalin kerjasama yang baik
sehingga tercipta iklim kerja yang kondusif
1. Agar karyawan dapat bekerja dengan baik dan menerima sistem manajemen
yang berlaku
2. karyawan lebih bersikap propesional kerja dalam lingkungan kerja dan
menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan, antar karyawan dan
masyarakat sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,R.1998. Perkebunan dari Nes ke Pir. Puspa Swara. Jakarta.
Anonimus, 2000. Daftar Karyawan Perkebunan.Labuhan Batu.
,1982.Pertanahan dalam Era Pembangunan Indonesia.Direktorat Publikasi Ditjen Departemen Penerangan. Jakarta.
Azwar,S.1997. Sikap Manusia Dan Teori Pengukurannya. Liberty. Yogyakarta.
Basyar,H.A.1999.Perkebunan Kelapa sawit.E-Law & Ce-PAS.Jakarta.
Daniel,M.1992.Mengukur Sikap Sosial. Bumi Aksara.Jakarta.
David,K.1996.Sikap Sosial.Bumi Aksara.Jakarta.
Djarwanto,2003.Statistik Non .Parametik.BPFE.Yogyakarta.
Fauzi,Y.dkk.2003.Pengelolaan Kelapa Sawit. Penebar Swadaya.Jakarta.
Kartini,K.2002.Psikologi Sosial Untuk Manajemen Perusahan Industri.PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Pahan, I.2006.Manajemen Agribisnis dari Hulu ke Hilir. Penebar Swdaya.
Jakarta.
Salim,E.2006.Aspek Sikap Mental Dalam Manajemen Sumber Daya
Manusia.Ghalia Indonesia.Bogor.
Sastrohadiwirya,S.B.2002.Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan Administrasi dan Operasional. PT. Bumi Aksara.Jakarta
Sedarmayanti,2004.Pengembangan Kepribadian Pegawai. Mandar Maju.
Bandung.
Semangun,2000. Penyakit-Penyakit tanaman Perkebunan Indonesia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Silalahi,2002. Pemahaman Praktis Azas-Azas Manajemen. Mandar Maju.
Bandung.
Lampiran :8 Uji Chi Square Antara Pendidikan Karyawan Dan Sikap Mereka Terhadap Sistem manajemen Yang Berlaku di PT. Tolan Tiga Indonesia.
NO Lama Pendidikan (Tahun)
Sikap
Jumlah Positif Negatif
1 6 Tahun 5 7 12
2 9 Tahun 2 3 5
Lampiran :9 Uji Chi Square Antara Umur Karyawan Dan Sikap Mereka Terhadap Sistem manajemen Yang Berlaku di PT. Tolan Tiga Indonesia.
NO Umur Karyawan (Tahun)
Sikap
Jumlah Positif Negatif
1 30 – 39 7 2 9
= 2
Lampiran :10 Uji Chi Square Antara lama Bekerja Karyawan Dan Sikap Mereka Terhadap Sistem manajemen Yang Berlaku di PT. Tolan Tiga Indonesia.
NO Lama Bekerja Karyawan
Sikap
= (3-1) (2-1)
= 2
db = (b-1) (k-1)
= (3-1) (2-1)
= 2