• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan Perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia Dan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku (Studi kasus: Desa Perlabian, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhan Batu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan Perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia Dan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku (Studi kasus: Desa Perlabian, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhan Batu)"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

Martha Hotma S. : Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan Perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia Dan Sikap TERHADAP SISTEM MANAJEMEN YANG BERLAKU

(Studi kasus: Desa Perlabian, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhan Batu)

SKRIPSI

Oleh:

MARTHA HOTMA. S 030309035

SEP-PKP

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI KARYAWAN

PERKEBUNAN PT.TOLAN TIGA INDONESIA DAN SIKAP MEREKA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN YANG BERLAKU

(Studi kasus: Desa Perlabian, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhan Batu)

SKRIPSI

Oleh:

MARTHA HOTMA.S 030309035

SEP-PKP

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

(Dr.Ir.Salmiah M.S)

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

(Ir.M.Jufri M.Si) Ketua Anggota

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

RINGKASAN

MARTHA HOTMA SITUMEANG(030309035), dengan judul skripsi “ KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI KARYAWAN PERKEBUNAN PT. TOLAN TIGA INDONESIA DAN SIKAP MEREKA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN YANG BERLAKU”. Penelitian ini dibimbing oleh

Ibu DR. Ir.Salmiah MS dan Bapak Ir. M. Jufri Msi.

Penelitian ini dilakukan bulan februari 2008, penentuan daerah penelitian didasarkan pada kabupaten tersebut memiliki banyak perkebunan swasta dan salah satunya yang terletak di desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu.

Tujuan dan Penelitian adalah Untuk mengetahui karakteristik karyawan perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia dan sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku, Untuk menetahui karakteristik sosial karyawan perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia dengan sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku,Untuk mengetahui karakteristik ekonomi karyawan perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia dengan sikap mereka terhadap sistem manajen yang berlaku, Untuk mengetahui permasalahan sistem manajemen yang berlaku diperkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia, Untuk mengetahui upaya penyelesaian sistem manajemen yang berlaku di perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia.

Pengambilan sampel dilakukan secara Simpel Random Sampling yakni dengan mempertimbangkan tingkat populasi, biaya,waktu dan tenaga, dimana pada perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia terdapat 156 orang karyawan dan diambil sebanyak 30 orang karyawan untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh melalui daftar kuisioner dan wawancara dengan karyawan , sedangkan data sekunder diperoleh dari perkebunan dan staf perkebunan dan kantor kepala desa Perlabian.

Dari penelitian diperoleh Hasil :

1. Karakteristik Sosial Ekonomi karyawan Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia

Bervariasi,dapat dilihat sebagai berikut:

- Tingkat Pendidikan terendah tamatan SD dan tertinggi SMU

- Umur karyawan terendah 30 tahun dan umur tertinggi 54 tahun.

- Pengalaman Kerja karyawan terendah 5 tahun dan tertinggi 30 tahun

- Pendapatan keluarga terendah Rp.757.000 dan tertinggi 1.112.000

- Jumlah Tanggungan Keluarga terendah 0 jiwa dan tertinggi 4 jiwa

1. Penyusunan kedisiplinan kerja meliputi : jadwal masuk dan keluar kerja

(4)

2. Karakteristik sosial karyawan dan hubungannya dengan sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku sebagai berikut:

- Karakteristik Tingkat Pendidikan karyawan ada hubungan dengan sikap

mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku

- Karakteristik Umur Karyawan ada hubungan dengan sikap karyawan

terhadap sistem manajemen yang berlaku.

- Karakteristik Pengalaman Kerja ada hubungan dengan sikap karyawan

terhadap sistem manajemen yang berlaku

4. Karakteristik ekonomi karyawan dan hubungannya dengan sikap mereka

terhadap sistem manajemen yang berlaku sebagai berikut:

- Pendapatan Utama Keluarga : ada hubungan antara pendapatan dengan

sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku.

- Jumlah Tanggungan keluarga : ada hubungan antara jumlah tanggungan

leluarga dengan sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku.

5. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di perkebunan disebabkan

terbatasnya dana, dimana biaya operasional yang diperlukan tidak didukung oleh ketersediaan dana yang cukup sehingga banyak rencana yang tidak terealisasi.

6. Berbagai upaya-upaya dilakukan untuk memperbaiki sistem manajemen

diperkebunan. Antara lain:

3. Penyusunan rencana kerja dan anggaran rencana kerja secara prioritas.

4. Pengangkatan staff mengisi kedudukan sebagai kelapa divisi beserta

karyawan-karyawannya.

5. Pemberian sanksi kerja kepada karyawan yang bermasalah

6. Penyusunan kedisiplinan kerja meliputi : jadwal masuk dan keluar kerja

(5)

RIWAYAT HIDUP

Martha Hotma Situmeang, lahir di Lohsari pada tanggal 20 September

1984. Anak ketiga dari empat bersaudara dari Ayahanda B.Situmeang dan Ibunda

F.Tampubolon.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah :

1. Tahun 1991 masuk Sekolah dasar di SD Negeri 112242 Lohsari dan tamat

tahun 1997

2. Tahun 1997 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP PGRI NO.19

Lohsari dan tamat tahun 2000.

3. Tahun 2000 masuk Sekolah Menengah Umum di SMU RK. Bintang Timur

Rantau Prapat dan tamat tahun 2003.

4. Tahun 2003 diterima di Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB.

5. Bulan Juni-Juli mengikuti PKl di desa LAE HOLE, Kecamatan Parbuluan,

Kabupaten Dairi.

6. Bulan Februari 2008 melakukan penelitian skripsi di desa Perlabian

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segalah kasih dan

KaruniaNya, sehingga penulis dapat memulai menjalani dan mengakhiri masa

perkuliahan serta dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI

KARYAWAN PERKEBUNAN PT.TOLAN TIGA INDONESIA DAN SIKAP

MEREKA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN YANG BERLAKU”.dibuat

sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

• Ibu Dr.Ir.Salmiah MS, selaku ketua komisi Pembimbing, yang telah

banyak memberikan dorongan, masukan, bimbingan, serta pengarahan

dalam penyelesaian skripsi ini.

• Bapak Ir. M. Jufri Msi, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

banyak memberikan dorongan, masukan,bimbingan,serta pengarahan

dalam penyelesaian skripsi ini.

• Bapak Ir. Luhut Sihombing,MP sebagai Ketua Departemen Sosial

Ekonomi Pertanian Seluruh Dosen dan Staf pegawai di Departemen Sosial

(7)

• Teristimewa ucapan trimakasihku buat Ayahanda B. Situmeang dan Ibu

tersayang F. Tampubolon yang telah melahirkan, membesarkan dan

memperjuangkan saya dengan sepenuh hati dalam menyelesaikan studiku

sampai perguruan Tinggi.

Akhir kata Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, Penulis mohon maaf

apabila dalam tulisan ini masih banyak terdapat kesalahan dan penulis sangat

mengharapkan kritik dan sarannya.

Medan, Agustus 2008

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 7

Tinjauan Pustaka ... 7

Landasan Teori... 10

Kerangka Pemikiran ... 15

Hipotesis Penelitian ... 19

METODOLOGI PENELITIAN ... 21

Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 21

Metode Pengambilan Sampel ... 21

Metode Pengumpulan Data ... 21

Metode Analisis Data ... 22

Definisi dan Batasan Operasional ... 23

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK KARYAWAN SAMPEL ... 25

Deskripsi Daerah Penelitian ... 25

Karakteristik Karyawan Sampel ... 28

(9)

KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

Kesimpulan ... 43 Saran ... 44

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Jumlah Perusahaan Perkebunan Berdasarkan Jenis Perusahaan...3

Menurut Kabupaten Pada Tahun 2004

2. Penggunaan Lahan di daerah Penelitian Pada Tahun 2005...26

3. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin .di Desa Perlabian...26

Pada Tahun 2005

4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa...27

Perlabian Tahun 2006

5. Sarana dan Prasarana di PT. Tolan Tiga Indonesia Pada Tahun...29

2005

6. Karakteristik Karyawan Sampel di Perkebunan PT.Tolan Tiga...39

Indonesia Pada Tahun 2006

7. Hubungan Tingkat Pendidikan Karyawan Dengan Sikap Karyawan...34

Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku

8. Hubungan Antara Umur Dengan Sikap Karyawan Terhadap...35

Sistem Manajemen Yang Berlaku

(11)

Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku

10. Hubungan Antara Pendapatan Utama Keluarga Dengan Sikap...38

Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang berlaku

11. Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Keluarga Dengan Sikap...39

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan Sampel di PT. Tolan...47

Tiga Indonesia 2. Kategori Jawaban Sampel Terhadap Pernyataan Sikap ...48

3. Jumlah Karyawan Yang Menjawab Untuk Setiap Pernyataan ...49

Sikap 4. Perhitungan Skala Kategori Jawaban Pernyataan Sikap...50

5. Nilai Skala Kategori Jawaban Pernyataan Sikap...51

6. Kategori Nilai Jawaban Sampel Terhadap Pernyataan Sikap...52

7. Skor Sikap Dan Interpretasinya...53

8. Uji Chi Square Antara Tingkat Pendidikan Karyawan...54

Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku di PT.Tolan Tiga Indonesia 9. Uji Chi Square Antara Umur Karyawan Dengan...56

(13)

Dengan Sikap Karyawan Terhadap sistem Manajemen Yang

Berlaku di PT. Tolan Tiga Indonesia

11. Uji Chi Square Antara Pendapatan Utama Karyawan...60

Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang

Berlaku di PT. Tolan Tiga Indonesia

12. Uji Chi Square Antara Jumlah Tanggungan Keluarga Bekerja ...62

Karyawan Dengan Sikap Karyawan Terhadap sistem Manajemen Yang

Berlaku di PT. Tolan Tiga Indonesia

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia sejak zaman dahulu dikenal sebagai negara agraris. Untuk

mencukupi keperluan hidupnya sangat bergantung kepada hasil pertanian

Kehidupan ketika itu sangat sederhana, dengan daya pikir dan akal, serta

pengalaman-pengalaman warisan leluhur yang masih sangat sederhana.

Kesederhanaan justru yang menjadi kelebihan mereka dalam melakukan

pendekatan-pendekatan terhadap gejala-gejala alam dan berusaha keras

mengungkap apa yang harus diketahui serta yang harus dikerjakan

(Sastrosayono,2003 :1)

Pertanian Indonesia hingga kini masih merupakan mata pencarian utama

bagi masyarakat Indonesia. Sekalipun diberbagai daerah ekosistem wilayahnya

ada yang sudah berubah menjadi daerah perkotaan dan perindustrian, namun

pertanian masih menjadi andalan utama kehidupan masyarakat. Pada tahun 1990,

sumbangan sektor pertanian terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sekitar

21,55%. Kini disaat pembangunan ekonomi nasional yang didukung pertanian

tradisional dengan teknologi sederhana berskala usaha keluarga sangat banyak

(16)

Sektor pertanian dalam arti luas mencakup sub sektor pertanian pangan,

sektor peternakan, sektor perikanan dan kehutanan. Pola pengembangan

perkebunan dapat dibagi atas dua bagian yaitu: Perkebunan rakyat dan

perkebunan besar (Perkebunan Negara dan Swasta).(Yasin,F.A,2003:70).

Pembangunan ekonomi jangka panjang tidak selalu diarahkan pada sektor

industri, tetapi dapat juga diarahkan pada sektor lain, seperti sektor pertanian,

sektor jasa yang meliputi perdagangan, transportasi, komunikasi, perbankan, dll.

PJP secara terpadu akan mengembangkan sumber daya yang dapat diperbaharui

melalui sektor pertanian, sektor agroindustri, sektor perdagangan dan sektor jasa

pendukung dalam kerangka pembangunan modal insani.(Human Capital)

Indonesia yang seluas-luasnya.(Pahan,I,2006:2)

Memasuki Pemerintahan Orde baru pembangunan pertanian perkebunan

diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan

kesejateraan masyarakat dan sebagai sektor penghasil devisa negara. Pemerintah

terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai dengan tahun

1980 luas lahan mencapai 294.560 Ha dengan produksi CPO sebesar 721.172 ton.

Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit Indonesia terus berkembang terutama

perkebunan rakyat.(Fauzi,dkk,2003 :3).

Usaha untuk pengembangan peningkatan ekspor komoditi non minyak,

tidak hanya dilakukan melalui pengembangan perkebunan besar. Tapi juga

ditempuh suatu sistem baru yang dikenal dengan Nucleus Estate Small Holder

atau Perkebunan Inti Rakyat (NES/PIR) dan Proyek Rehabilitasi Pengembangan

Tanaman Ekspor (PRPTE). Ini adalah suatu usaha peningkatan produksi

(17)

diikutsertakan secara aktif. Disamping penanamannya secara modern dengan

menggunakan teknologi pertanian juga dengan memperluas areal dan penataan

kembali tanah untuk mempermudah pengelolaannya. Cara ini memang cocok

untuk keadaan di Indonesia.(Anonimus,1982 :204).

Dalam melakukan perkebunan budidaya yang harus dilakukan terlebih

dahulu adalah :pembibitan awal (Pre-Nursery), penbibitan utama (Man nursery),

Thinning out (seleksi bibit), pembuatan lubang tanaman, pemupukan dasar,

penanaman dan kemudian pemeliharaan (Sastrosayono,S,2003 :24).

Perkebunan besar di Sumatera Utara berjumlah 303 perusahaan yang

dikelolah oleh swasta dan megara. Seperti terlihat dalam tabel di bawah ini :

(18)

11 Deli Serdang 19 16 35

12 Langkat 15 45 60

13 Serdang Bedagai 6 20 26

Jumlah 87 216 303

Sumber ( Dinas Perkebunan Sumatera Utara, 2005)

Berdasarkan tabel 1. diatas, diketahui bahwa Kabupaten Labuhan Batu

memiliki 72 perusahaan perkebunan yang terdiri 14 perusahaan dikelolah oleh

PT. Perkebunan Nusantara dan 58 perusahaan dikelolah oleh swasta. Perkebunan

nusantara merupakan perkebunan yang paling banyak berlokasi di kabupaten

Simalungun, Deli Serdang Langkat dan Labuhan Batu. Sedangkan perkebunan

Swasta paling banyak berlokasi di Kabupaten Labuhan Batu, Langkat, Asahan

dan Serdang Bedagai (Anonimus,2005:10 ).

Salah satu perkebunan yang berada di Kabupaten Labuhan Batu dan

berstatus perkebunan swasta adalah perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia yang

memiliki lahan seluas 4807 Ha dan tenaga kerja 156 orang. Perkebunan tersebut

terletak di desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhan Batu.

Perusahaan ini berdiri pada tahun 1967. Hingga saat ini perusahaan berkembang

pesat dan telah mempunyai cabang di berbagai daerah. Dalam perkembangannya

dapat dilihat bahwa dahulu dalam pengelolaan CPO menggunakan tenaga

manusia, namun sekarang lebih banyak menggunakan tenaga mesin

(19)

Identifikasi Masalah

Dalam uraian latar belakang dapat dirumuskan identifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik sosial ekonomi karyawan perkebunan PT. Tolan

Tiga Indonesia ?

2. Apakah ada hubungan karakteristik sosial (pendidikan, umur, lama bekerja,)

karyawan perkebunan PT Tolan Tiga Indonesia dengan sikap mereka

terhadap sistem manajemen yang berlaku ?

3. Apakah ada hubungan karakteristik ekonomi (Pendapatan utama keluarga

dan Jumlah tanggungan) karyawan PT. Tolan Tiga Indonesia dengan sikap

mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku ?

4. Bagaimana permasalahan sistem manajemen yang berlaku di perkebunan

PT. Tolan Tiga Indonesia.

5. Bagaimana upaya memperbaiki sistem manajemen diperkebunan PT. Tolan

Tiga Indonesia ?

Tujuan Penelitian

(20)

1. Untuk mengetahui karakteristik sosial karyawan perkebunan PT. Tolan Tiga

Indonesia.

2. Untuk mengetahui hubungan karakteristik sosial karyawan perkebunan PT.

Tolan Tiga Indonesia dengan sikap mereka terhadap sistem manajemen

yang berlaku.

3. Untuk mengetahui hubungan karakteristik ekonomi karyawan perkebunan

PT. Tolan Tiga Indonesia dengan sikap mereka terhadap sistem manajemen

yang berlaku.

4. Untuk mengetahui permasalahan sistem manajemen yang berlaku di

Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia.

5. Untuk mengetahui upaya penyelesaian sistem manajemen yang berlaku di

Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia.

Kegunaan Penelitian

Adapun Kegunaan hasil penelitian sebagai :

1. Sebagai masukan bagi pengelolah perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia

dalam membuat program dan menetapkan sistem manajemen yang sesuai di

Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia.

2. Sebagai bahan referensi atau sumber informasi bagi pihak yang

membutuhkan.

(21)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka

Perkebunan kelapa sawit (Elaeis quineensis jacq) adalah perkebunan yang

relatif muda. Pada tahun 1848 Indonesia (Hindia Belanda pada waktu itu)

mengimpor biji kelapa sawit dari Mauritius atau Afrika dan ditanam di kebun

Raya Bogor. Meskipun dimasukkan dari Mausitius atau Reunion Afrika pada

umumnya orang percaya bahwa daerah asal kelapa sawit adalah Amerika Selatan,

karena benua ini sangat kaya akan kelapa Sawit.(Semangun,2000 :1)

Mulai pertengahan abad ke- 19 kelapa sawit diperkenalkan dibanyak

tempat di Indonesia, namun tidak menarik minat rakyat. Tanaman ini baru mulai

diperkebunkan di Sumatera Utara pada tahun 1959, areal kelapa sawit meningkat,

khususnya sesudah tahun 1970-an. Selain perkebunan kelapa sawit di Sumatera

Utara, sekarang terdapat perkebunan-perkebunan yang luas di Kalimantan,

Sulawesi dan Irian Jaya.(Semangun,2000 :2).

Perkebunan Indonesia berkembang pesat setelah lahirnya Undang-undang

Agraria. Pada tahun 1977 seluruh areal perkebunan di Indonesia tercatat 7 juta Ha,

(22)

0,57 juta Ha atau 8,2 %, perkebunan besar milik swasta 0,43 juta ha atau 6,2 %.

Berikut ini ulasan Mubyarto tentang sistem perkebunan di Indonesia: Masa lalu

dan masa depan, sistem perkebunan berkembang pesat setelah berakhirnya sistem

tanam paksa pada tahun 1870 dan berdatanganlah orang-orang Belanda dan Eropa

ke Indonesia, terutama ke Jawa untuk menanamkan modalnya.

(Ahmad,1998 :12:13).

Pembangunan perkebunan secara besar-besaran oleh para pengusaha

swasta ternyata membawa hikmat pada petani kita. Perkembangan perkebunan

rakyat ini lebih-lebih lagi setelah kemerdekaan. Mulai tahun 1953 keadaan ini

sudah mulai tampak permasalahannya pada produktifitas, kualitas dan efisiensi.

Ketiga hal tersebut pada perkebunan rakyat masih tetap rendah, terutama dalam

sikap mental, baik dari pihak perkebunan besar (warisan peninggalan belanda)

maupun para petani dari perkebunan rakyat yang rata-rata berpendidikan

rendah.(Basyar,1999:34-35).

Peran manajemen dalam kehidupan manusia sangat besar sehingga sangat

penting. Hampir seluruh cita-cita individu,cita-cita kelompok masyarakat sampai

cita-cita suatu bangsa hanya mungkin dapat dicapai melalui organisasi yang

memiliki manajemen yang besar, baik organisasi pribadi, sosial, perusahaan

ataupun organisasi Internasional. Semuanya itu memiliki sumber daya manusia

yang handal.(Salim,E, 2006:26).

Dengan menggunakan konsep manajemen secara umum, manajemen

sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengorganisasian,

penggunaan (pergerakan dan penilaian sumber daya manusia sehingga disatu

(23)

dan organisasi (mikro) dan pihak lain. Pihak lain merasa diperlakukan

seadil-adilnya sehingga kualitas hidup dan hasilnya setinggi-tingginya

(Salim,E,2006 :51-52).

Manajemen tenaga kerja merupakan pendayagunaan. Pembinaan,

pengaturan, pengurusan, pengembangan, unsur-unsur kerja, baik yang berstatus

sebagai karyawan buruh, karyawan maupun pegawai dengan segala kegiatannya

dal;am usaha mencapai hasil guna dan daya guna yang sebesar-besarnya, sesuai

dengan harapan usaha perorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga, maupun

instansi.(Sastrohadiwirya,S.B,2002:27).

Produktifitas kerja lebih ditekankan pada ukuran daya guna melaksanakan

pekerjaan, yang menyentuh aspek ketepatan, kecermatan, dan sikap terhadap

kerja. Ketepatan dan kecermatan dihubungkan dengan metode/cara kerja dan

peralatan yang tersedia. Sehubungan dengan itu produktifitas kerja dikatakan

tinggi jika prosesnya berlangsung menurut prosedur dan mekanisme yang tepat

dan cermat atau yang dinilai yang terbaik dalam melaksanakan suatu

pekerjaan.(Sedarmayanti,2004:156).

Produkrifitas tenaga dipengaruhi seperti faktor pendidikan, umur,

keterampilan, disiplin, sikap, dan etika, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat

penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, teknologi dan sasaran

produksi, manajemen, kesempatan kerja berprestasi. Faktor lingkungan

merupakan segala sesuatu yang hidup maupun yang mati, semuanya ikut

membentuk pribadi seseorang yang berada dalam lingkungan tersebut. Dengan

demikian sikap pribadi dengan lingkungan saling berpengaruh. Sikap pribadi

(24)

(Sedarmayanti,2004 :12-15).

Landasan Teori

Sasaran suatu sikap dapat berupa apa saja yang ada, jadi seseorang dapat

mempunyai suatu kumpulan sikap yang banyak sekali terhadap objek dalam dunia

fisik yang ada di sekelilingnya. Bahkan mungkin lebih banyak lagi mempunyai

satuan sikap terhadap objek-objek dalam kehidupan sosial tempat tinggalnya dan

mempunyai sikap terhadap orang lain atau kelompok lain, dan mempunyai sikap

terhadap orang lain dan kelompok orang lain, dan terhadap peristiwa-peristiwa

ekonomi dan politik. Namun jumlah objek yang ada dalam alam psikologisnya,

sejauh alam psikologisnya terbatas maka jenis sikap yang dimilikinya juga

terbatas.(David dkk,1996 :7)

Sikap adalah suatu bangun psikologis, seperti wujud psikologis, sikap

adalah hipotesis. Membangun cara-cara mengkonseptualisasi unsur-unsur yang

tidak mudah dipahami daerah yang diselidiki oleh suatu ilmu tertentu. Para ilmuan

menyelidiki kenyakinan dan perilaku orang dalam usahanya untuk menarik

kesimpulan-kesimpulan mengenai keadaan mental dan proses mental. Sikap tidak

dapat diobservasi atau diukur secara langsung keberadaannya, harus ditarik

kesimpulan dari hasil-hasilnya.(Daniel,M,1992:2).

Sikap merupakan organisasi dari unsur-unsur kognitif, emosional dan

momen-momen dan kemauan yang dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman

masa lalu sehingga sifatnya sangat dinamis dan memberikan pengaruh terhadap

(25)

atau kegagalan. Kegagalan ini akan mengubah sikap menjadi tingkah laku yang

sesuai dengan suatu situasi. (Kartini,K,2002 :298).

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi yang dialami oleh individu.

Interaksi sosial mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya kontak sosial dan

hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial,

terjadi hubungan saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang

lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku

masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Dalam interaksi sosialnya

individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek

psikologis yang ada dihadapannya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi

pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan orang lain yang

dianggap penting, media massa, instansi atau lembaga pendidikan dan lembaga

agama serta faktor emosi dalam diri individu.(Azwar,S,1997:30).

Sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui

gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek.

Sikap ini harus dibaca dengan hati-hati, sebab gambaran-gambaran yang terwujud

tersebut dapat direkayasa sedemikian rupa yang pada gilirannya akan

membutakan kita dari keadaan yang sebenarnya. Dalam melahirkan sikap

tersebut, dapat dilakukan dalam bentuk ungkapan pemikiran atau tanggapan

melalui pembicaraan (lisan) atau dalam bentuk tulisan yang wujudnya dapat

dilahirkan dalam dua kondisi, yaitu sikap dualisme (mendua),artinya lain yang

terkandung dalam pikiran atau nurani, lain pula yang dilahirkan. Ada yang ada

(26)

Pengertian sikap dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu sikap dalam

bentuk fisik dan sikap dalam bentuk non fisik. Sikap dalam bentuk fisik adalah

tingkah laku yang terlahir dalam bentuk gerakan dan perbuatan fisik. Sikap dalam

bentuk non fisik, yang sering juga disebut mentalitas, merupakan gambaran

keadaan pribadi seseorang yang tersimpan dan mengendalikan setiap

tindakannya.(Salim,E,2006:20).

Untuk memperoleh peningkatan keahlian dan keterampilan tenaga kerja,

pada umumnya perusahaan perkebunan melakukan pelatihan tenaga kerja. Makin

banyak dibutuhkan keahlian dan keterampilan, makin penting dilakukan pelatihan

tenaga kerja. Untuk meningkatkan kualifikasi tenaga kerja diperusahaan

perkebunan pada umumnya dilakukan beberapa tingkatan pelatihan dan

“upgrading” tenaga kerja. Ada 4 tingkatan pelatihan dan upgrading di PTPN

yaitu:

1. Pelatihan dan upgrading manajemen puncak (Top Management). Kursus ini

intinya adalah bidang manajemen ditambah pengetahuan-pengetahuan analisa

keuangan, ekonomi,sistem perencanaan, sistem informasi.

2. Pelatihan dan upgrading manajer menengah (Middle manager).

Pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan diajarkan adalah bidang

manajemen dan keterampilan/pengetahuan teknis seperti bidang tanaman dan

bidang pengelolahan.

3. Pelatihan dan upgrading golongan sub staf (non staf). Pelatihan ini untuk

tenaga kerja bidang keuangan, pembukuan (akuntansi), administrasi, operator

pabrik, analisis laboratorium, mekanisasi, perbengkelan dan tenaga kerja

(27)

4. Pelatihan dan upgrading tenaga kerja. Untuk peningkatan keterampilan dan

mutu hasil kerja karyawan agar sesuai dengan standart yang diharapkan.

Tujuan peningkatan keterampilan juga adalah agar karyawan meningkat

produktifitasnya, sehingga dapat ditingkatkan gajinya/preminya

(Simanjuntak,S.B,2004:8-9) .

Manajemen berfungsi untuk menggerakkan berbagai kegiatan organisasi

dalam pencapaian tujuannya, menata kehidupan, serta menyelesaikan berbagai

permasalahan yang timbul kearah yang sesuai dengan maksud dan tujuan

pendirian organisasi. Demikian pula dengan kehidupan individu, diperlukan

manajemen untuk memimpin diri dan menyelesaikan berbagai permasalahan

menyangkut perilaku kehidupan pribadi. Sebagai bukti bahwa dalam diri individu

diperlukan manajemen ialah tidak sedikit perbuatan atau perilaku manusia yang

menyimpang dari apa yang diinginkan hati nuraninya, dengan alasan yang tidak

jelas. Bentuk manajemen yang ada pada individu adalah pengendalian diri dalam

memenuhi keinginan hati nurani, sesuai pengetahuan yang dimiliki. Pengendalian

diri tersebut akan dipengaruhi oleh kebiasaan yang akhirnya bertugas memilih

perbuatan-perbuatan produktif bagi kehidupan pribadi yang dapat bermanfaat,baik

bagi dirinya maupun lingkungannya.(Salim,E,,2006:12).

Manajemen yang ada diperkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia,merupakan

suatu sistem manajemen yang Top down. Dimana dalam menjalankan

kegiatannya perusahaan membuat peraturan dan peraturan tersebut harus

dilaksanakan dan dipatuhi oleh karyawan(Anonimus,2006:15).

Taylor, seorang Insinyur mesin, mengembangkan pemikiran manajemen

(28)

Stell. Perhatian Taylor dalam eksperimennya terutama dipusatkan pada

peningkatan efisien dalam produksi, tidak hanya untuk menurunkan biaya dan

menaikkan keuntungan, juga untuk memungkinkan peningkatan upah bagi para

pekerja melalui produktifitas kerja mereka yang tinggi. Berapa upah yang diterima

berdasarkan standart dan berapa upah lebih dari kelebihan produksi dari batas

standart yang ditentukan menguntungkan buruh. Prinsip pemberian upah ini oleh

Taylor disebut sistem upah diferensial. Sistem ini dapat dijelaskan sebagai

berikut : Seorang pekerja menghasilkan produksi sebanyak 30 unit dengan upah

$.05 per unit, akan mendapatkan total upah sebesar $.05 x 30 =$1.50 jika pekerja

tersebut diberi imbalan sebesar $08 per unit. Sehingga upah lebihnya bukannya $

0.5 x 31 = $ 1.55, melainkan $ 05 x 30 ditambah $08 x1 menjadi $1.58

(Silalahi,2002 :85-88)

Karakteristik pribadi karyawan perkebunan antara lain : Tingkat

Pendidikan Umur,Jumlah Tanggungan,Lama Bekerja dan Pendapatan Utama

Keluarga

Tingkat Pendidikan

Pendidikan formal dan pendidikan non formal yang dimiliki oleh

seseorang juga dapat mempunyai pengaruh terhadap pola pikir dan pandangan

seseorang terhadap sesuatu yang ada dilingkungannya

Umur

Hubungan antara umur dan kinerja penting dibahas. Ada dua pendapat

yaitu: kinerja merosot dengan meningkatnya umur, realita angkatan kerja menua.

(29)

Umumnya karyawan yang sudah tua mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi

dan absensi yang tak terhindari

Jumlah Tanggungan

Bukti yang kuat menyatakan banyaknya anak yang dipunyai seorang

karyawan mempunyai korelasi positif terhadap absensi, terutama wanita. Bukti

menunjukkan adanya hubungan yang positif antara banyaknya tanggungan dengan

kepuasan kerja.

Lama bekerja

Orang-orang yang lama berada pada suatu pekerjaan akan lebih produktif

ketimbang mereka yang senioritasnya lebih rendah. Senioritas berkaitan secara

negatif terhadap kemangkiran. Seringnya absen maupun dalam total hari hilang

pada kerja, masa kerja merupakan variable penjelas tunggal yang paling penting.

Bukti menunjukkan bahwa masa kerja dan kepuasan saling berkaitan secara

positif. Bila umur dan masa kerja diperlakukan secara terpisah, tampaknya masa

kerja akan merupakan peramalan yang konsisten dan mantap dari kepuasan kerja

daripada umur kronologis.

Pendapatan Utama keluarga

Besarnya pendapatan yang diterima karyawan yang satu dengan karyawan

yang lainnya berbeda. Ini dapat dipengaruhi oleh status karyawan dan lamanya

bekerja di perusahaan tempat dia bekerja,dan hal ini dapat mempengaruhi kinerja

karyawan diperusahaan tempat dia bekerja.

(30)

Sistem manajemen yang berlaku di PT. Tolan Tiga Indonesia sesuai

dengan pedoman dan instruksi kerja dari direksi. Perkebunan Tolan Tiga

Indonesia merupakan perkebunan swasta milik Belgia. Perkebunan ini merupakan

Perusahaan cabang yang memiliki kantor Pusat di Medan. Sistem manajemen

yang berlaku di perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia adalah sistem Manajemen

yang Top down. Dalam pelaksanaan sistem manajemen pasti ada terjadi masalah,

oleh sebab itu maka dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah

yang terjadi.

Masyarakat dipekerjakan sebagai karyawan di perkebunan, harus

mematuhi peraturan perkebunan yang berlaku. Dalam penggunaan tenaga kerja

dipakai masyarakat sekitar, masyarakat akan lebih merasakan memiliki

perkebunan tersebut sehingga keberadaan perkebunan di desa perlabian ini akan

diterima baik oleh masyarakat. Dimana dalam menjalankan operasional

perkebunan akan lebih efektif. Masyarakat yang bekerja sebagai karyawan akan

diberikan gaji bulanan dan bonus yang diberikan sewaktu-waktu perusahaan

memiliki keuntungan yang berlebih.

Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi

dan bertindak sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. Dalam hal ini yang

dimiliki dan dipengaruhi oleh lingkungan.

Sikap karyawan dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh karakteristik

yang dimilikinya. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan dan memahami

dengan baik karakteristik setiap karyawannya, serta dapat mewujudkan dan

(31)

kesatuhan yang utuh dalam tindakan yang positif terhadap sikap dunia kerja sesuai

dengan sistim manajemen yang berlaku diperkebunan PT Tolan Tiga Indonesia.

Karakteristik sosial dan karakteristik ekonomi karyawan sangat

mempengaruhi sikap setiap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.

Sikap akan terbentuk sesuai dengan keadaan kehidupan karyawan.sikap seseorang

akan berdampak pada bagaimana tindakannya dalam melakukan pekerjaannya

sehari-hari. Sikap yang dimaksud adalah sikap positif dan sikap negatif terhadap

perusahaan.

Sikap positif yang ditunjukkan karyawan akan membawa dampak yang

baik pada perusahaan. Dalam hal ini perusahaan akan mengalami peningkatan

produktifitas kerja karyawan dan produksi perusahaan. Perusahaan akan

mengalami kemajuan dan tercapainya tujuan perusahaan.

Sikap negatif yang ditunjukkan oleh karyawan akan membawa dampak

yang buruk pada perusahaan. Dalam hal ini perusahaan akan mengalami

penurunan produktifitas kerja karyawan dan produksi perusahaan. Perusahaan

akan mengalami penurunan produktifitas kerja karyawan dan produksi

perusahaan. Perusahaan akan mengalami kemerosotan dan tidak tercapainya

(32)

Gambar: Skema kerangka pemikiran

PT. TOLAN TIGA INDONESIA

Karyawan

Sikap

Negatif ( Menolak sistem manajemen)

Positif (Menerima Sistem Manajemen) Karakteristik Sosial

- Pendidikan -Umur

-Lama bekerja

Karakteristik Ekonomi -Pendapatan Utama Keluarga

-Jumlah Tanggungan

Sistem manajemen

(33)

Keterangan :

: Mempengaruhi

: Memiliki

: Terhadap

: Menimbulkan

Hipotesis penelitian

Untuk mengarahkan agar penelitian ini sesuai dengan identifikasi masalah

dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Karakteristik Sosial Ekonomi karyawan perkebunan PT. Tolan Tiga

Indonesia bervariasi. (dari segi pendidikan, umur, lama bekerja,pendapatan

utama keluarga, jumlah tanggungan).

2. Ada hubungan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku

3. Ada hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi karyawan perkebunan PT.

Tolan Tiga Indonesia Dengan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen

Yang Berlaku yaitu :

a. Ada hubungan Pendidikan formal karyawan perkebunan PT. Tolan

Tiga Indonesia Dengan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen

Yang Berlaku.

b. Ada hubungan Umur karyawan perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia

Dengan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku

c. Ada hubungan Lama bekerja karyawan perkebunan PT. Tolan Tiga

Indonesia Dengan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen Yang

(34)

d. Ada hubungan Pendapatan utama keluarga karyawan Perkebunan

PT. Tolan Tiga Indonesia Terhadap Sistem Manajemen Yang

Berlaku.

e. Ada hubungan Jumlah Tanggungan keluarga karyawan perkebunan

PT. Tolan Tiga Indonesia Terhadap Sistem Manajemen Yang

Berlaku.

4. Ada permasalahan sistem manajemen yang berlaku di Perkebunan PT.

Tolan Tiga Indonesia.

5. Ada upaya perbaikan permasalahan sistem manajemen yang berlaku di

(35)

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan lokasi penelitian

Daerah Penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Perkebunan PT.

Tolan Tiga Indonesia, yang terletak di desa Perlabian yang merupakan salah satu

perkebunan swasta yang ada di Kabupaten Labuhan Batu Propinsi Sumatera

Utara. Adapun alasan penelitian untuk melihat bagaimana sikap karyawan

terhadap sistem manajemen yang berlaku.

Metode pengambilan Sampel

Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia yang memiliki karyawan 156 orang

karyawan tetap,dari 156 orang karyawan diambil 30 orang karyawan sebagai

sampel Pengambilan terhadap populasi karyawan di perkebunan PT. Tolan Tiga

Indonesia, pengambilan sampel dilakukan secara Simpel Random Sampling.

(36)

Data yang dikumpulkan terdiri dari data pimer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dari wawancara langsung dengan staf perkebunan dan karyawan,

sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor Administrasi Perkebunan PT.Tolan

Tiga Indonesia.

Metode Analisis Data

Untuk Hipotesis Penelitian 1,4,5, dianalisis dengan Metode Deskriftif.

Untuk Hipotesisi Penelitian 2 yaitu untuk mengetahui hubungan

karakteristik sosial (Pendidikan, Umur, Lama bekerja,).dianalis dengan Uji Chi

Square

Untuk Hipotesis Penelitian 3 yaitu untuk mengetahui hubungan karakteristik

ekonomi ( Pendapatan utama keluarga, Jumlah tanggungan karyawan) dianalisis

Uji Chi Square, sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku dianalisis

dengan Method of Summated Ratings atau biasa disebut metode skala Likert.

Uji Chi Square dapat dirumuskan sebagai berikut:

X2 =

(37)

T = 50 +10

S : Deviasi Standart Kelompok

Kriteria uji apabila T>50 maka sikap positif (Azwar,1995)

Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan penelitian ini maka

dapat dilihat pada definisi dan batasan operasional.

Definisi

1. Karakteristik adalah kepribadian yang melekat pada diri seseorang, berupa

Tingkat Pendidikan,Umur,Lama bekerja, Pendapatan utama keluarga dan

Jumlah Tanggungan karyawan perkebunan.

2. Sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui gerakan

fisik dan tanggapan pikiran terhadap sesuatu keadaan/ suatu subjek.

3. Sikap Positif yaitu menerima sistem manajemen.

4. Sikap Negatif yaitu menolak sistem manajemen

5. Sistem manajemen adalah sistem manajemen yang berlaku diperusahaan

merupakan sistem manajemen yang Top down

(38)

7. Pendidikan adalah pendidikan formal yang dimiliki karyawan(tahun).

8. Penerimaan gaji perbulan karyawan adalah pendapatan karyawan yang

diterima karyawan dari perusahaan (Rp)

9. Masalah adalah persoalan yang timbul diperusahaan.

Batasan Operasional

1. Daerah populasi yaitu perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia yang terletak di

Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu

Provinsi Sumatera Utara.

2. Waktu melakukan penelitian yaitu pada tahun 2008

3. Karyawan sampel diambil 30 orang karyawan yang bekerja di perkebunan

(39)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK KARYAWAN SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian Luas dan Kondisi Geografis

Desa Perlabian terletak dikecamatan Kampung Rakyat Kabupaten

Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 4829,5 Ha. Desa ini

berada pada ketinggian 135 dpl dengan suhu rata-rata 20-30 oc dengan jumlah

penduduk 4588 jiwa.

Jarak Desa dengan Pusat Pemerintahan kecamatan kampung rakyat sejauh

7 km dan jarak dari ibukota kabupaten labuhan batu sejauh 38 km.

Secara Administrasi Desa Perlabian memiliki batas-batas wilayah sebagai

(40)

• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tanjung Selamat

• Sebelah Selatan berbatasan dengan PTP III dan Desa Menanti

• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gunung Selamat

• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tanjung Selamat/ Tolan I dan Tolan

II (Anonimus,2004 : 25)

Tata Guna Tanah

Penggunaan lahan di desa penelitian terdiri dari kebun kelapa sawit,

perumahan karyawan, jalan, kuburan . Untuk Lebih Jelasnya dapat dilihat Pada

Tabel dibawah ini:

Tabel: 2. Penggunaan lahan di daerah Penelitian Pada tahun 2005

No Jenis penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase(%)

1 Kantor & Pabrik 11 ha 0,23 % Sumber: Kantor Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia,2006

Berdasarkan tabel 2. diatas, kantor dan pabrik berada pada satu lokasi

yang sama, perusahaan mempunyai lahan kelapa sawit seluas 4807 ha (99,54 %),

dan tempat ibadah 0,5 ha (0,01 %)

Keadaan Penduduk

Penduduk Desa Perlabian berjumlah 4588 jiwa dengan jumlah kepala

keluarga sebanyak 971 kk.lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

(41)

N

O Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Laki-laki 2321 Jiwa 51 (%)

2 Wanita 2267 Jiwa 49 (%)

Total 4588 Jiwa 100 (%)

Sumber :Kantor Kepala Desa Tahun 2006

Berdasarkan tabel 3. diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk pria

lebih banyak dari pada jumlah penduduk wanita, yaitu pria 2321 jiwa (51%)

sedangkan wanita sebanyak 2267 jiwa (49 %)

Sementara keadaan penduduk menurut jenis mata pencarian dapat dilihat

pada tabel Berikut:

Tabel : 4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Perlabian Tahun 2005

NO Jenis mata Pencarian Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Karyawan perkebunan 156 jiwa 13,26 %

2 Petani 468 jiwa 39,80 %

3 Guru 45 jiwa 3,82 %

4 Bidan 3 jiwa 0,26 %

5 Buruh Tani 504 jiwa 42,86 %

Total 1176 jiwa 100 % Sumber:Kantor kepala desa tahun 2006

Berdasarkan tabel 4. diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang

mempunyai mata pencaharian terbesar sebagai petani yaitu 468 jiwa (39,80S%).

(42)

karyawan yang tidak melanjutkan pendidikan, dimana lahan yang mereka olah

adalah milik sendiri.

Sarana dan Prasarana

Dinamika penduduk dan perkembangan penduduk sangat dipengaruhi oleh

ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung. Sarana dan prasarana yang

baik akan mempercepat pertumbuhan daerah dan laju perkembangan penduduk

bidang sosial dan ekonomi. Sarana dan prasarana didaerah penelitian cukup

tersedia. Namun fasilitas pendidikan masih terbatas, hanya untuk tingkat TK dan

SD. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel: 5. Sarana dan Prasarana di PT. Tolan Tiga Indonesia Pada Tahun

- lapangan bola kaki - lapangan bola volly - lapangan tennis

10 Wisma Persinggahan Tamu 2

11 Perumahan karyawan 250

12 Gereja 1

(43)

14 Bus pengangkut Pelajar 4

Sumber: Kantor Administrasi Perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia Tahun 2006

Berdasarkan tabel 5. diatas, diketahui bahwa sarana dan prasarana yang

tersedia terpenuhi dengan baik, sedangkan dari sarana pendidikan yang ada hanya

tingkat TK dan SD, sedangkan SLTP dan SLTA berada di desa sebelah dan di

Ibukota Kecamatan dan Kabupaten. Bagi anak-anak karyawan yang ingin

melanjutkan sekolah diluar daerah disediakan bus angkutan untuk pergi dan

pulang.

Karakteristik Karyawan Sampel

Penelitian dilakukan terhadap 30 karyawan sampel yang bekerja di PT.

Tolan Tiga Indonesia. Karakteristik karyawan sampel meliputi Pendidikan, Umur

,Lama bekerja, Pendapatan utama keluarga dan Jumlah Tanggungan karyawan

sampel.

Karakteristik yang dimiliki karyawan sampel akan memiliki hubungan

dengan sikap karyawan, sikap karyawan yang dimaksud yaitu sikap karyawan

terhadap sistem manajemen yang berlaku di perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel : 6. Karakteristik Karyawan Sampel di Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia Pada Tahun 2006

N

o Karakteristik Petani Satuan Rentang Rataan

1 Pendidikan Formal Tahun 0 - 16 9,1

2 Umur Tahun 28 - 54 43,1

3 Pengalaman kerja Tahun 5- 30 20,5

4 Pendapatan keluarga RP 757.000- 1.112.000 877.333

5 Jumlah Tanggungan Keluarga Jiwa 0 - 4 1,866667

(44)

Berdasarkan tabel 6. diatas, tingkat pendidikan sampel merupakan

pendidikan formal dimana tingkat pendidikan karyawan sampel berkisar antara

0-16 tahun dengan rataan sebesar 9,1 tahun. Dari rataan tersebut dapat diketahui

bahwa tingkat pendidikan formal karyawan sampel rata-rata tamatan SLTP.

Umur karyawan sampel yang diteliti berkisar antara 30-54 tahun dengan

rataan sebesar 43,1 tahun. Dari rataan dapat disimpulkan bahwa umur karyawan

sampel tergolong kategori umur produktif berdasarkan angkatan kerja., dimana

angkatan kerja yang produktif memiliki potensi besar untuk melakukan pekerjaan

sebagai karyawan diperusahaan yang dapat menguntungkan perusahaan

Pengalaman kerja sampel berkisar antara 5-30 tahun dengan rataan 20,5

tahun. Dari rataan tersebut dapat disimpulkan bahwa karyawan merupakan

angkatan kerja lama di Perkebunan Tolan Tiga Indonesia. Dilihat dari lamanya

bekerja diperusahaan karyawan telah banyak memahami keadaan kondisi kebun

dan karyawan memiliki loyalitas yang tinggi.

Pendapatan keluarga karyawan sampel berkisar antara Rp 757.000 –

1.112.000 dengan rataan sebesar Rp 877.333 dan rataan pendapatan keluarga

sampel tergolong rendah, dimana kebutuhan hidup sehari-hari karyawan selama

sebulan cukup besar.

Jumlah tanggungan keluarga karyawan sampel berkisar antara 0-4 orang

dengan rataan sebesar 1,866667 (2 orang) dari rataan tanggunan keluarga

(45)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan pada karyawan Perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia

yang terdapat di Desa Perlabian, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten

Labuhan Batu. Jumlah karyawan di PT.Tolan Tiga Indonesia Sebesar 156 orang,

dari jumlah tersebut diambil 30 orang karyawan sebagai sampel. Hasil Penelitian

memberikan gambaran karakteristik sosial ekonomi karyawan sebagai berikut:

(46)

Karyawan yang bekerja di perkebunan ini memiliki karakteristik tingkat

pendidikan yang sangat bervariasi. Tingkat pendidikan yang dimiliki karyawan

mulai dari SD( 6 tahun) sampai tingkat SMU (12 tahun) Tamatan SD sebanyak

39,99 %, tamatan SLTP sebanyak 16,67 % dan SMU sebanyak 43,34 %.

b. Karakteristik Umur

Karakteristik karyawan yang bekerja di perkebunan ini memiliki umur

yang bervariasi. Karyawan memiliki rentang umur dari 30-54 tahun. Karyawan

memiliki umur 30-39 tahun sebanyak 30 %,karyawan umur 40-49 tahun sebanyak

50 % dan karyawan berumur 50 - 59 sebanyak 20 %. Umur diatas merupakan

umur produktif angkatan kerja.

c. Lama bekerja

Karyawan PT.Tolan Tiga Indonesia mempunyai pengalaman lama bekerja

yang bervariasi. Pada karyawan sampel yang memiliki pengalaman kerja selama

5-14 tahun kerja sebanyak 23,33 % orang karyawan,yang memiliki pengalaman

lama bekerja selama 15-24 tahun sebanyak 33,34 % orang karyawan, dan

pengalaman kerja selama 25-34 tahun sebanyak 43,33 % orang karyawan.

Karakteristik Ekonomi Karyawan Perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia d. Pendapatan Utama Keluarga

Pendapatan keluarga adalah pendapatan berasal dari gaji karyawan

diperkebunan. Dimana karyawan memiliki pendapatan Rp.757.000 – Rp 883.000

sebanyak 46,68 %, pendapatan Rp 850.000 – Rp.905.000 sebanyak 26,67 %,

pendapatan 907.000 – 1.112.000 sebanyak 16,68 % dari jumlah karyawan sampel.

(47)

Tanggungan Keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang masih

ditanggung oleh karyawan kebun. Karyawan yang memiliki tanggungan 1 – 2

orang sebanyak 70 %, dan 2-4 orang sebanyak 30 % dari jumlah karyawan sampel

sebanyak 30 orang.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik sosial maupun

ekonomi karyawan perkebunan Tolan Tiga Indonesia bervariasi, Sehingga

hipotesis 1 diterima.

Sistem Manajemen Yang Sedang Berlaku Di Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia

Perkebunan Tolan Tiga Indonesia merupakan salah satu perkebunan

swasta yang ada di Kabupaten Labuhan Batu Kecamatan Kampung Rakyat,

tepatnya didesa Perlabian. Perkebunan ini memiliki karyawan sebesar 156 orang

karyawan.

Dalam menjalankan manajemennya perusahaan ini menggunakan sistem

Top down, dimana atasan memberikan atau membuat sistem manajemen dan

menurunkannya kepada bawahannya untuk kemudian dilaksanakan. Sistem

manajemen seperti ini sebagian besar hanya menguntungkan perusahaan.

Perusahaan tidak mau mendengarkan aspirasi rakyat.Salah satunya adalah dengan

penambahan jam kerja (lembur) bagi karyawan namun gaji tambahan yang

diberikan tidak sesuai, dan jumlah tangungan keluarga yang dulunya dibayar

dengan memberikan beras sekarang diuangkan.sedangkan pada perusahaan

perkebunan lainnya dalam menjalankan sistem manajemennya, sudah mau

(48)

Dengan adanya sistem manajemen seperti ini karyawan perkebunan harus

mematuhi dan melaksanakan peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan

perkebunan.

Hubungan Karakteristik Sosial Karyawan Dengan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku

Karakteristik.sosial karyawan perkebunan PT .Tolan Tiga Indonesia yang

diteliti adalah: Tingkat Pendidikan, Umur, Lama bekerja karyawan diperkebunan

PT. Tolan Tiga Indonesia.

a. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku.

Karyawan yang bekerja di perkebunan memiliki tingkat pendidikan yang

berbeda-beda, dimana pendidikan yang dimiliki karyawan adalah pendidikan

formal. Pendidikan yang diteliti adalah pendidikan formal karyawan. Pendidikan

dapat memperluas wawasan seseorang dan cara berfikir karyawan.

Untuk itu perlu diteliti apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan

dengan sikap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku,dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel : 7. Hubungan Tingkat Pendidikan Karyawan Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku

(49)

Berdasarkan tabel 7. diatas dapat diketahui bahwa karyawan sampel

dengan tingkat pendidikan 6 tahun sebanyak 39,99 %, dimana karyawan sampel

yang bersikap positif ada 16,66 % dan karyawan sampel yang bersikap negatif ada

23,33 %. . Pada tingkat pendidikan 12 tahun sebanyak 43,34 % hanya 30 % yang

bersikap positif dan 13,34 % yang bersikap negatif terhadap sistem manajemen

yang berlaku.

Dari hasil penelitian berdasarkan analisis data primer dengan

menggunakan Uji Chi- Square, diperoleh nilai X2hit = 2,321 sedangkan X2tabel =

(0,05 ;2) = 2,048. Dengan Demikian X2hit > X2tabel (0,05;2); maka tolak Ho dan

terima H1. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan

sikap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.

b. Hubungan Antara Umur Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen yang Berlaku.

Untuk Mengetahui ada tidaknya hubungan umur karyawan dengan sikap

karyawan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel : 8. Hubungan Antara Umur Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku.

(50)

Sumber : lampiran 9

Berdasarkan tabel 8.diatas, dapat diketahui bahwa karyawan yang berumur

30 -39 tahun sebanyak 30 % ,dimana 23,34 % bersikap positif dan 6,66 %

bersikap negatif. Karyawan yang berumur 50 - 59 tahun sebanyak 20 %, dimana

karyawan yang bersikap positif 6,66 % dan 13,34 % yang bersikap negatif. Hal

ini menunjukkan pada golongan umur produktif maupun tidak produktif,

Karyawan bersikap negatif terhadap sistem manajemen yang berlaku.

Dari hasil penelitian berdasarkan analisis data primer dengan

menggunakan Uji Chi- Square, diperoleh nilai X2hit = 3,391 sedangkan X2tabel =

(0,05 ;2) = 2,048. Dengan Demikian X2hit > X2tabel (0,05;2); maka tolak Ho dan

terima H1. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara umur karyawan dengan

sikap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.

c. Hubungan Antara Lama Bekerja Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan Lama Bekerja karyawan dengan

sikap karyawan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel: 9. Hubungan Antara Lama Bekerja Dengan Sikap karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku

(51)

Berdasarkan tabel 9. diatas, dapat diketahui bahwa karyawan yang

memiliki pengalaman lama bekerja 5-14 tahun sebanyak 23,33 %, dimana

karyawan yang bersikap positif sebanyak 20 % dan karyawan yang bersifat

negatif sebanyak 3,33%. Karyawan yang memiliki pengalaman lama bekerja

25 - 34 tahun sebanyak 43,33 %, dimana karyawan yang bersikap positif sebanyak

53,34 % dan karyawan yang bersikap negatif sebanyak 46,66 %.

Hal ini menunjukkan pada tingkatan pengalaman lama bekerja mulai dari

5-14 tahun, 15-24 tahun,dan 25 - 34 tahun dari yang terendah sampai tertinggi ada

menunjukkan sikap negatif terhadap sistem manajemen yang berlaku.

Dari pernyataan diatas tidak menunjukkan bahwa seorang karyawan yang

telah lama bekerja di Perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia memiliki sikap yang

positif,seharusnya karyawan yang telah lama bekerja lebih memahami kondisi

perkebunan dan memiliki sikap loyalitas yang tinggi kepada perkebunan. Hal ini

menunjukkan bahwa karakteristik pengalaman kerja bukan satu-satunya faktor

yang menentukan karyawan yang bersikap positif atau bersikap menerima sistem

manajemen yang berlaku.

Dari hasil penelitian berdasarkan analisis data primer dengan

menggunakan Uji Chi- Square, diperoleh nilai X2hit = 3,126 sedangkan X2tabel =

(0,05 ;2) = 2,048. Dengan Demikian X2hit > X2tabel (0,05;2); maka tolak Ho dan

terima H1. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara umur karyawan dengan

sikap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.

(52)

Karakteristik ekonomi karyawan sampel di Perkebunan PT. Tolan Tiga

Indonesia antara lain: pendapatan utama keluarga dan jumlah tanggungan

Keluarga, karakteristik ekonomi karyawan mempunyai hubungan dengan sikap

karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.

a. Hubungan Antara Pendapatan Utama Keluarga Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku

Pendapatan utama keluarga merupakan pendapatan yang berasal dari gaji

karyawan diperkebunan.

Pendapatan karyawan yang berasal dari gaji perkebunan merupakan

pendapatan utama karyawan. Dalam hal ini karyawan mengharapkan penyesuaian

gaji yang diberikan perkebunan. Pendapatan keluarga yang besar mempunyai

hubungan dengan sikap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.

Untuk melihat hubungan antara pendapatan utama keluarga dengan sikap

karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel: 10. Hubungan Antara Pendapatan Utama Keluarga Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku.

(53)

Berdasarkan tabel 10 diatas, dapat diketahui bahwa karyawan sampel

dengan pendapatan Rp 757.000 – Rp 883.000 sebanyak 14 orang (46,68 %), ada

10 orang (33,34 %) yang bersikap positif dan 4 orang(13,34 %) bersikap negatif .

karyawan yang memiliki pendapatan Rp 907.000 – Rp 1.112.000 sebanyak 8

orang (16,68), ada 4 orang (13,34 %) bersikap positif dan 4 orang (13,34 %)

bersikap Negatif.

Dari hasil penelitian berdasarkan analisis data primer dengan

menggunakan Uji Chi- Square, diperoleh nilai X2hit = 8,394 sedangkan X2tabel =

(0,05 ;2) = 2,048. Dengan Demikian X2hit > X2tabel (0,05;2); maka tolak Ho dan

terima H1. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara pendapatan utama

karyawan dengan sikap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.

b. Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Keluarga Dengan Sikap

karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku.

Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang masih

ditanggung karyawan, jumlah tanggungan keluarga berupa istri,anak dan anggota

keluarga yang tidak bekerja.

Untuk melihat hubungan antara jumlah tanggungan keluarga dengan sikap

karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel : 11. Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Keluarga Dengan Sikap Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Yang Berlaku.

(54)

Jumlah 16 (53,33 %) 14 (46,67 %) 30 (100 %)

Sumber : lampiran 12

Berdasarkan tabel 11. diatas, dapat diketahui bahwa karyawan sampel

dengan jumlah tanggungan keluarga 0-12 orang sebanyak 21 orang (70 %) , ada 9

orang (30 %) bersikap positif dan 12 orang (40 %) bersikap negatif.

Karyawan yang memiliki jumlah tanggungan 3 - 4 orang sebanyak 9

orang, ada 7 orang (23,33%) bersikap positif dan 2 orang (6,67 %) bersikap

negatif.

Dari hasil penelitian berdasarkan analisis data primer dengan

menggunakan Uji Chi- Square, diperoleh nilai X2hit = 3,085 sedangkan X2tabel =

(0,05 ;1) = 2,045. Dengan Demikian X2hit > X2tabel (0,05;2); maka tolak Ho dan

terima H1. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara umur karyawan dengan

sikap karyawan terhadap sistem manajemen yang berlaku.

Permasalahan Sistem Manajemen Yang Berlaku di Perkebunan PT.Tolan Tiga Indonesia.

Sistem manajemen yang diterapkan diperkebunan PT. Tolan Tiga

Indonesia banyak mengalami permasalahan. Sistem Manajemen yang dijalankan

sesuai dengan kebutuhan operasional dan teknis kebun. Dengan memperhatikan

(55)

kegiatan operasionalnya dan fungsinya untuk mencapai tujuan perusahaan.Dalam

menjalankan dan melaksanakan sistem manajemen perkebunan ,banyak

menghadapi masalah-masalah baik dari masalah internal maupun masalah

eksternal

Masalah internal merupakan masalah yang terjadi dari dalam kebun

sendiri. Masalah-masalah internal yang terjadi antara lain:

a. Masalah yang terjadi di Divisi Administrasi dan SDM (Sumber Daya

Manusia)

1. Stukturisasi manajerial PT. Tolan Tiga belum tersusun dengan baik.

Strukturisasi yang dimaksud adalah susunan fungsional kebun secara

teknis dan operasional. Susunan fungsional secara teknis meliputi

penempatan dan pengangkatan SDM pada divisi-divisi yang ada

meliputi penempatan dan pembagian kerja setiap divisi.

2. Deskrisi kerja (Job Description) yang belum tersusun dengan baik.

Petunjuk pelaksanaan tugas dari setiap divisi yang belum terbentuk

dengan jelas dan kuat.

3. Petunjuk teknis dari setiap divisi belum tersusun.

4. Peraturan penggajian dan dasar penggajian yang tidak jelas. Sebaiknya

kebun memiliki dasar penggajian kepada karyawan baik berdasarkan

tingkat pendidikan, jabatan, lama masa kerja, dan prestasi karyawan

yang dapat di indikasi kepada kenaikan gaji dan pangkat.

5. Karyawan Jam kerja bertambah tapi gaji yang didapatkan dari

perusahaan tetap. Sehingga merugikan Karyawan.(Anonimus,2005:65)

(56)

1. Produksi kelapa sawit yang sangat rendah.

2. Rotasi panen yang tidak teratur.

3. Pohon kelapa sawit yang tinggi sehingga tidak terjangkau untuk dipanen.

4. Sarana dan prasarana yang kurang memadai.

c. Masalah yang terjadi di divisi pemeliharaan tanaman

1. Anggaran rencana kerja di divisi pemeliharaan tanaman sangat terbatas.

2. Kurangnya tenaga kerja di divisi pemeliharaan tanaman.

3. Banyaknya karyawan berstatus borongan yang bekerja dibidang

pemeliharaan tanaman, sehingga rencana kerja dan target kerja tidak

tercapai.

d. Masalah yang terjadi di divisi keamanan

1. Kurangnya tingkat keamanan terhadap tanaman kelapa sawit.

2. Kurangnya sarana dan manajerial prasarana keamanan yang mendukung

pelaksanaan tugas kerja.

Masalah eksternal yang terjadi di perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia

antara lain :

1. Masalah penggarapan lahan dan areal kelapa sawit PT. Tolan Tiga Indonesia

2. Masalah pencurian terhadap tanaman buah segar (TBS).

Upaya-Upaya Perbaiki Sistem Manajemen Yang Berlaku Di Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia

Berbagai Upaya-upaya perbaikan harus segera dilakukan oleh pihak

Perkebunan. Upaya-Upaya perbaikan sistem manajemen yang telah dan sedang

(57)

1. Penyusunan Draf Restrukturisasi PT. Tolan Tiga Indonesia

2. Penyusunan Deskripsi kerja (Job Description).

3. Menyusun Draf petunjuk pelaksanaan tugas dan petunjuk teknis.

4. Mengusulkan dan Memperbaiki peningkatan gaji karyawan,serta

menetapkan dasar-dasar penggajian.

5. Memberikan Pemupukan dan pemeliharaan secara intensif.

6. Mengganti Pohon yang sudah tua dengan bibit yang baru.

7. Menambah dan melengkapi sarana dan prasarana produksi.

8. Menambah tenaga kerja karyawan dibidang keamanan

9. Membuat pos-pos penjagaan dan memasang palang disetiap ujung jalan

yang menuju lokasi areal perkebunan dan melakukan, menjadwalkan dan

melakukan rute patroli setiap hari.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

3. Karakteristik Sosial Ekonomi karyawan Perkebunan PT. Tolan Tiga Indonesia

Bervariasi,dapat dilihat sebagai berikut:

- Tingkat Pendidikan terendah tamatan SD dan tertinggi SMU

(58)

- Pengalaman Kerja karyawan terendah 5 tahun dan tertinggi 30 tahun

- Pendapatan keluarga terendah Rp.757.000 dan tertinggi 1.112.000

- Jumlah Tanggungan Keluarga terendah 0 jiwa dan tertinggi 4 jiwa

4. Karakteristik sosial karyawan dan hubungannya dengan sikap mereka terhadap

sistem manajemen yang berlaku sebagai berikut:

- Karakteristik Tingkat Pendidikan karyawan ada hubungan dengan sikap

mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku

- Karakteristik Umur Karyawan ada hubungan dengan sikap karyawan

terhadap sistem manajemen yang berlaku.

- Karakteristik Pengalaman Kerja ada hubungan dengan sikap karyawan

terhadap sistem manajemen yang berlaku

7. Karakteristik ekonomi karyawan dan hubungannya dengan sikap mereka

terhadap sistem manajemen yang berlaku sebagai berikut:

- Pendapatan Utama Keluarga : ada hubungan antara pendapatan dengan

sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku.

- Jumlah Tanggungan keluarga : ada hubungan antara jumlah tanggungan

leluarga dengan sikap mereka terhadap sistem manajemen yang berlaku.

8. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di perkebunan disebabkan

terbatasnya dana, dimana biaya operasional yang diperlukan tidak didukung

oleh ketersediaan dana yang cukup sehingga banyak rencana yang tidak

terealisasi.

9. Berbagai upaya-upaya dilakukan untuk memperbaiki sistem manajemen

diperkebunan. Antara lain:

(59)

9. Pengangkatan staff mengisi kedudukan sebagai kelapa divisi beserta

karyawan-karyawannya.

10. Pemberian sanksi kerja kepada karyawan yang bermasalah

11. Penyusunan kedisiplinan kerja meliputi : jadwal masuk dan keluar kerja

12. Peningkatan keamanan kerja karyawan dan fasilitas kebun.

Saran

a Saran Kepada Pemerintah

1. Agar pemerintah memberikan perhatian kepada perusahaan-perusahaan

perkebunan dengan melakukan pengawasan dan memonitoring

kegiatan-kegiatan perkebunan.

2. Agar terjalin hubungan yang baik antara pemerintah dengan perusahaan

perkebunan dan mempermudah pemberian surat ijin usaha dan urusan

birokrasi.

3. Agar pemerintah khususnya Dinas ketenagakerjaan Kabupaten Labuhan

Batu melakukan pengawasan terhadap tenaga kerja sehingga karyawan

mendapatkan upah berdasarkan Upah Minimum Propinsi dan jaminan

Tenaga Kerja (Jamsostek).

b Saran kepada Perusahaan

1. Perusahaan sebaiknya dalam membuat sistem manajemen lebih

memperhatikan apakah manajemen itu baik untuk perusahaan dan tidak

merugikan karyawan.

2. Antara perusahaan dan karyawan sebaiknya terjalin kerjasama yang baik

sehingga tercipta iklim kerja yang kondusif

(60)

1. Agar karyawan dapat bekerja dengan baik dan menerima sistem manajemen

yang berlaku

2. karyawan lebih bersikap propesional kerja dalam lingkungan kerja dan

menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan, antar karyawan dan

masyarakat sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,R.1998. Perkebunan dari Nes ke Pir. Puspa Swara. Jakarta.

Anonimus, 2000. Daftar Karyawan Perkebunan.Labuhan Batu.

,1982.Pertanahan dalam Era Pembangunan Indonesia.Direktorat Publikasi Ditjen Departemen Penerangan. Jakarta.

(61)

Azwar,S.1997. Sikap Manusia Dan Teori Pengukurannya. Liberty. Yogyakarta.

Basyar,H.A.1999.Perkebunan Kelapa sawit.E-Law & Ce-PAS.Jakarta.

Daniel,M.1992.Mengukur Sikap Sosial. Bumi Aksara.Jakarta.

David,K.1996.Sikap Sosial.Bumi Aksara.Jakarta.

Djarwanto,2003.Statistik Non .Parametik.BPFE.Yogyakarta.

Fauzi,Y.dkk.2003.Pengelolaan Kelapa Sawit. Penebar Swadaya.Jakarta.

Kartini,K.2002.Psikologi Sosial Untuk Manajemen Perusahan Industri.PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Pahan, I.2006.Manajemen Agribisnis dari Hulu ke Hilir. Penebar Swdaya.

Jakarta.

Salim,E.2006.Aspek Sikap Mental Dalam Manajemen Sumber Daya

Manusia.Ghalia Indonesia.Bogor.

Sastrohadiwirya,S.B.2002.Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan Administrasi dan Operasional. PT. Bumi Aksara.Jakarta

Sedarmayanti,2004.Pengembangan Kepribadian Pegawai. Mandar Maju.

Bandung.

Semangun,2000. Penyakit-Penyakit tanaman Perkebunan Indonesia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Silalahi,2002. Pemahaman Praktis Azas-Azas Manajemen. Mandar Maju.

Bandung.

(62)

Lampiran :8 Uji Chi Square Antara Pendidikan Karyawan Dan Sikap Mereka Terhadap Sistem manajemen Yang Berlaku di PT. Tolan Tiga Indonesia.

NO Lama Pendidikan (Tahun)

Sikap

Jumlah Positif Negatif

1 6 Tahun 5 7 12

2 9 Tahun 2 3 5

(63)
(64)

Lampiran :9 Uji Chi Square Antara Umur Karyawan Dan Sikap Mereka Terhadap Sistem manajemen Yang Berlaku di PT. Tolan Tiga Indonesia.

NO Umur Karyawan (Tahun)

Sikap

Jumlah Positif Negatif

1 30 – 39 7 2 9

(65)
(66)

= 2

Lampiran :10 Uji Chi Square Antara lama Bekerja Karyawan Dan Sikap Mereka Terhadap Sistem manajemen Yang Berlaku di PT. Tolan Tiga Indonesia.

NO Lama Bekerja Karyawan

Sikap

(67)
(68)

= (3-1) (2-1)

= 2

(69)
(70)

db = (b-1) (k-1)

= (3-1) (2-1)

= 2

(71)
(72)

Gambar

Gambar
Tabel 1. Jumlah Perusahaan Perkebunan Berdasarkan Jenis Perusahaan                      Menurut Kabupaten Pada Tahun 2004
Gambar: Skema kerangka pemikiran
Tabel: 2. Penggunaan lahan di daerah Penelitian Pada tahun 2005
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk menguji pengaruh karakteristik individu terhadap loyalitas kerja karyawan pada PT. Tiga Serangkai Surakarta. 2) Untuk

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk menguji pengaruh karakteristik individu terhadap loyalitas kerja karyawan pada PT. Tiga Serangkai Surakarta. 2) Untuk menguji pengaruh

Pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pengaruh insentif dan disiplin terhadap loyalitas kerja karyawan PT SMART Tbk Perkebunan

Menurut Aththorick (2005) di areal perkebunan sawit vegetasi tumbuh di sela-sela tanaman utama dan menjadi pengganggu jika terlalu dekat dengan tanaman tersebut,