• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS GENDER DAN PENILAIAN TINGKAT KESADARAN PADA IKLAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS GENDER DAN PENILAIAN TINGKAT KESADARAN PADA IKLAN"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

Studi pada Anggota Klub Yamaha Terhadap Iklan Yamaha

di Televisi

Disusun Oleh:

Aloysius Hatma Setia Dharma

(042214003)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

MIMPI ADALAH AWAL DARI PERWUJUDAN SUATU HARAPAN DAN

KENYATAAN

BERJUANGLAH UNTUK MEWUJUDKAN SEMUA IMPIAN TANPA RASA

TAKUT DAN DERITA

(EIICHIRO ODA AUTHOR ONE PIECE)

LOYALTY, HUSTLE, AND RESTPECT

(JOHN CENA WWE PRO WRESTLER)

(5)

v

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 Juni 2009

Penulis

(6)

vi

ANALISIS GENDER DAN PENILAIAN TINGKAT KESADARAN PADA

IKLAN

Studi Kasus pada Anggota Klub Yamaha Yogyakarta dan Solo terhadap Iklan

Yamaha di Televisi

Aloysius Hatma Setia Dharma

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

2009

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mengetahui karakteristik anggota

Yamaha yang menjadi responden pada penelitian ini; 2) Mengetahui perbedaan

tingkat kesadaran konsumen berdasarkan gender terhadap iklan Yamaha; 3)

Mengetahui perbedaan citra iklan Yamaha Jupiter MX berdasarkan gender; 4)

mengetahui perbedaan citra iklan Yamaha MIO berdasarkan gender. Penelitian ini

dilakukan dengan melakukan studi kasus pada anggota klub motor Yamaha di kota

Yogyakarta dan Solo. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara

menyebarkan kuesioner kepada anggota reguler klub motor Yamaha yang rutin

mengikuti acara klub sesuai jadwal. Populasi penelitian ini adalah anggota klub

motor Yamaha di kota Yogyakarta dan Solo. Sampel yang diteliti sebanyak 70

responden. Teknik sampling yang digunakan adalah

simple random sampling.

Teknik analisis data yang digunakan adalah

Independent T-test.

Berdasarkan hasil

analisis data dapat diketahui bahwa : 1) Karakteristik anggota klub motor Yamaha

adalah jumlah anggota pria dan anggota wanita sama; jumlah anggota wanita dan

anggota pria yang menggunakan matic sama; jumlah anggota wanita dan anggota

pria yang memakai motor Jupiter MX sama. 2) Tidak ada perbedaan tingkat

kesadaran berdasarkan gender pada anggota klub motor Yamaha. 3) Tidak ada

perbedaan citra iklan Yamaha Jupiter MX berdasarkan gender pada anggota klub

motor Yamaha. 4) Ada perbedaan citra iklan Yamaha MIO berdasarkan gender

pada anggota klub motor Yamaha.

(7)

vii

ON AWARENESS LEVEL OF AN ADVERTISEMENT

Case Study at the Members of Yamaha Club of Yogyakarta and Solo

to the Yamaha Advertisement in Television

Aloysius Hatma Setia Dharma

Sanata Dharma University

2009

The purposes of this research were: 1) To know the characteristic of the

members of Yamaha who became the respondents in this research; 2) To know the

difference of the consumers’ awareness level based on gender to Yamaha

advertisement; 3) To know the difference of the image of Yamaha Jupiter MX

advertisement based on gender; 4) To know the difference of image of Yamaha Mio

advertisement based on gender. This research was a case study on the members of

Yamaha motor club in Yogyakarta City and Solo City. The technique of data

collection was conducted by distributing questionnaire to the regular members of

Yamaha motor club who routinely attend the program of club appropriate to the

schedule. The population of this research was the members of Yamaha motor club in

Yogyakarta City and Solo City. The number of samples were 70 respondents. The

technique of sampling used was simple random sampling. The technique of data

analysis used was independent T-test. Based on the result of data analysis, the

research found that: 1) The characteristic of the members of Yamaha motor club is

the equal amount of male and female members; 2) There is no difference on

awareness level based on gender in the members of Yamaha motor club; 3) There is

no difference on image of Yamaha Jupiter MX advertisement based on gender in the

members of Yamaha motor club; 4) There is difference on image of Yamaha Mio

advertisement based on gender in the members of Yamaha motor club.

(8)
(9)

ix

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan

skripsi yang berjudul “

Analisis Gender dan Penilaian Tingkat Kesadaran Pada

Iklan “

Studi pada pada Anggota Klub Yamaha Terhadap Iklan Yamaha di

Televisi. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat menperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dan

bimbingan, dan pengarahan serta dorongan dan semangat dari semua pihak. Untuk

itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas

pengorbanannya, baik waktu, tenaga, biaya, maupun pikiran dalam membantu dan

membimbing penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini yaitu:

1. Rama Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Drs Y.P Supardiyono, M.Si., Akt., Q.I.A selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A selaku Ketua Program Studi

(10)

x

penulisan skripsi.

5. Bapak Antonius Budi Susila, S.E., M.Soc. selaku pembimbing II yang

selalu bersedia membimbing, dan memberikan pengarahan serta saran

selama penulisan skripsi.

6. Pak Hendra, Pak Didik, Bu Wuri, Bu Rini, Bu Diah, Pak Alex, Pak

Sumardjono, Pak Triwanggono, Pak Supriyanto, Pak John, Pak Yudi, Bu

Ike,

Bu Lucia, Mas Yuli dan Mas Frans serta semua dosen yang telah

memberikan ilmunya kepada Penulis, serta seluruh staf dan karyawan

fakultas ekonomi yang telah membantu penulis selama studi di USD.

7. Ketua YMCI Chapter Yogyakarta dan seluruh anggota YMCI yang telah

membantu kelancaran penelitian skripsi.

8. Ketua MIO Yogyakarta dan seluruh anggota MIO yang telah membantu

kelancaran penelitian skripsi.

9. Kedua orang tuaku bapak Ponidjan dan ibu Sutjiningsih, adikku Bernadheta

Ayu Setianingtyas atau Berto, terima kasih atas doa dan semangat yang

kalian berikan. Baru sekarang skripsi ini dapat kupersembahkan buat kalian.

(11)

xi

12. All Players AC Milan, Man United kalian semua sumber inspirasi dan

semangat bagiku.

Semoga Tuhan Yesus Kristus melimpahkan rahmat bagi semua yang telah

mendukung penulis menyelesaikan penyusunan skripsi. Penulis menyadari skripsi

ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik saran membangun dari

pembaca penulis harapkan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua

pihak yang membutuhkannya.

Yoguyakarta, Juni 2009

(12)

xii

HALAMAN JUDUL

...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

... ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

...iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

... v

ABSTRAK

...vi

ABSTRACT

... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUUAN

...viii

KATA PENGANTAR

...ix

DAFTAR ISI

... xii

DAFTAR TABEL

... xv

DAFTAR GAMBAR

...xvi

BAB I

PENDAHULUAN

... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

(13)

xiii

C. Manajemen Pemasaran ... 8

D. Pengertian Merek ... 9

E. Sejarah Iklan ... 10

F.

Pengertian Iklan ... 12

G. Klasifikasi Iklan ... 13

H. Atribut pada Iklan Televisi ... 18

I.

Gender dan Perbedaan Pandangan antara Pria dan Wanita ... 20

J.

Iklan dan Gender... 22

K. Kesadaran dan Gender ... 22

L. Pengukuran Efektivitas Iklan ... 27

M. Penelitian Sebelumnya... 29

N. Kerangka Koseptual ... 31

O. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN

... 33

A. Jenis Penelitian... 33

B. Lokasi ... 33

C. Waktu Penelitian ... 33

D. Subjek dan Objek Penelitian ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data... 33

(14)

xiv

I.

Teknik Pengujian Instrumen ... 38

J.

Metode Analisis Data... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI

... 43

A. Yamaha Motor Club Indonesia ... 43

B. Mataram Indie Otoped ... 47

C. Ladies Indie Bikers Club Solo ... 49

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

... 51

A. Teknik Pengujian Instrumen ... 51

B. Teknik Analisis Data... 53

C. Pembahasan ... 60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 68

C. Keterbatasan Penelitian... 69

DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

Tabel V.1 Hasil Uji Validitas... 52

Tabel V.2 Hasil Perhitungan Reliabilitas dari Rumus Alpha ... 53

Tabel V.3 Pengelompokan Anggota Klub berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel V.4 Pengelompokan Tingkat Penghasilan Anggota Klub ... 54

Tabel V.5 Pengelompokan Tingkat Pendidikan Anggota Klub... 54

Tabel V.6 Pengelompokan Jangka Waktu jadi Anggota Klub ... 55

Tabel V.7 Pengelompokan Jenis Pekerjaan Anggota Klub ... 55

Tabel V.8 Pengelompokan Status Anggota Klub ... 56

Tabel V.9 Pengelompokan Jangka Waktu Menonton Televisi... 56

Tabel V.10 Pengelompokan Jenis Acara Yang Sering ditonton... 57

Tabel V.11 Pengelompokan Jenis Motor... 57

(16)

xvi

Gambar III. 1 . Model Konstruksi Citra (Image) Iklan ... 24

Gambar III. 2 . Advertising Response Model (ARM) ... 28

Gambar IV. 1 . Struktur Organisasi YMCI Yogyakarta ... 45

Gambar IV. 2 . Struktur Organisasi Mataram Indie Otoped... 47

(17)

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan kondisi bisnis sekarang mengalami kemajuan pesat. Persaingan semakin hebat, ratusan produk dalam satu kategori saling bersaing untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Dalam kondisi sekarang ini, konsumen berada dalam posisi yang sangat kuat.

Ada banyak alternatif atau pilihan untuk suatu kebutuhan, sehingga dapat membingungkan konsumen. Melalui iklan dan saluran komunikasi pemasaran lainnya, setiap produk menawarkan klaim dan janji, di sinilah pentingnya sebuah merek. Pada awalnya merek hanyalah sebuah tanda agar konsumen dapat membedakan satu produk dengan produk yang lain. Pada perkembangannya merek merupakan aset tidak berwujud yang sangat berharga bagi perusahaan dan merupakan alat pemasaran strategis yang utama. Merek merupakan suatu bentuk perlindungan terhadap konsumen, yang memberikan garansi keandalan dan kualitas. Merek juga membantu konsumen secara efisien karena mempermudah proses pengambilan keputusan. Merek yang dianggap sesuai dengan kebutuhan dan memberikan kepuasan akan diingat oleh kosumen sehingga ketika kategori produk tersebut dibutuhkan maka dengan cepat diambil keputusan berdasarkan preferensi merek yang dimilikinya.

(18)

Sekarang berbagai perubahan yang terjadi menuntut pendekatan baru dalam pemasaran. Selain pengembangan produk juga dibutuhkan juga pengembangan merek. Tujuannya tidak hanya menjual produk secara fungsional tetapi juga menjual gaya hidup atau kepribadian untuk menciptakan kedekatan emosi. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman mengenai manusia. Salah satu strategi yang sering dilakukan oleh para produsen untuk memperkenalkan merek produk yang mereka miliki adalah melalui iklan. Dalam kegiatan pemasaran modern, periklanan merupakan bagian dari kegiatan promotion mix (bauran promosi), bersama-sama dengan kegiatan personal selling, publisitas, dan promosi dagang. Sementara itu, dalam perspektif komunikasi pemasaran dan ekonomi,promotion mixtersebut merupakan bagian dari kegiatan marketing mix (bauran pemasaran). Dengan kata lain, dalam perspektif ini periklanan sebenarnya adalah bagian kecil dari kegiatan pemasaran yang lebih luas.

(19)

multinasional, mengandalkan iklan untuk membantu memasarkan merek barang dan jasa. Pemasaran tanpa beriklan bagaikan seseorang mempunyai merek dan produk yang bagus tapi tak pernah ditawarkan pada pembeli. Akibatnya, pembeli tidak pernah mengetahui ada barang semacam itu. Jadi bagaimana konsumen akan tertarik, melihat, memilih, memakai atau

mengkonsumsi produk itu bila konsumen tak pernah mengetahui apa, bagaimana dan dimana produk dapat ditemukan.

Pada sistem ekonomi yang berlandaskan pada pasar, konsumen semakin mengandalkan iklan untuk mendapatkan informasi yang akan mereka gunakan untuk membuat keputusan apakah akan membeli suatu produk ataukah tidak. Semakin meningkat pengeluaran (belanja) iklan yang dilakukan perusahaan menjadi bukti bahwa tenaga pemasaran di manapun di dunia mengakui pentingnya kegiatan iklan. Ini menjadi salah satu bukti bahwa iklan mempunyai peranan penting dalam strategi pemasaran suatu perusahaan. Iklan juga dapat digunakan untuk memperkuat citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek, hal ini disebabkan karena dalam pembuatan suatu iklan terdapat suatu unsur kreativitas dalam penyampaian pesan suatu merek yang ditawarkan.

(20)

ikon dalam pembuatan iklan produk mereka. Kerjasama ini sangat menguntungkan karena konsumen akan dengan mudah mengingat merek Mie Sedap apabila menyaksikan grup band padi ketika tampil di khalayak umum, fenomena ini merupakan efek berantai dengan adanya pemakaian ikon. Pemakaian ikon inilah yang sekarang banyak dipakai oleh perusahaan untuk mempromosikan merek produk yang dimiliki. Seperti pada produk suplemen fatigon yang menggunakan Ari Wibowo dan pembalap Ananda Mikola sebagai ikon dalam iklan yang mereka buat.

Berdasarkan keadaan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Gender dan Penilaian Tingkat Kesadaran pada Iklan: Studi Kasus pada Anggota Klub Yamaha

Yogyakarta dan Solo terhadap Iklan Yamaha di Televisi“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka ada 3 rumusan masalah dalam penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik anggota klub motor Yamaha yang menjadi

responden pada penelitian ini?

2. Apakah ada perbedaan tingkat kesadaran berdasarkan gender pada anggota klub motor Yamaha ketika melihat iklan Yamaha di televisi?

3. Apakah ada perbedaan citra iklan Yamaha Jupiter MX berdasarkan gender pada anggota klub motor Yamaha ketika melihat iklan Yamaha di televisi? 4. Apakah ada perbedaan citra iklan Yamaha MIO berdasarkan gender pada

(21)

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti memberikan pembatasan-pembatasan masalah, untuk menghindari pembahasan yang meluas. pembatasan-pembatasan masalah tersebut adalah:

1. Penelitian ini terfokus untuk meneliti tingkat kesadaran konsumen berdasarkan Gender dan gambaran citra iklan di hadapan konsumen. 2. Variabel dari penelitian adalah gender, tingkat kesadaran dan citra iklan. 3. Penelitian dilakukan pada klub motor Yamaha di kota Yogyakarta dan

Solo.

D. Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik anggota Yamaha yang menjadi responden pada penelitian ini.

2. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kesadaran konsumen berdasarkan gender terhadap iklan Yamaha.

3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan citra iklan Yamaha Jupiter MX berdasarkan gender.

4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan citra iklan Yamaha Jupiter MX berdasarkan gender.

E. Manfaat Penelitian

(22)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan, khususnya bagi PT. Yamaha selaku produsen Yamaha Mio dan Jupiter MX

2. Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi tambahan untuk penelitian selanjutnya dan review bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi.

3. Bagi Penulis

(23)

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu bentuk kegiatan yang paling penting bagi dunia usaha dalam mencapai tujuannya, baik untuk mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan, memenangkan persaingan dan untuk mendapatkan laba. Dengan adanya pemasaran, konsumen dapat dengan bebas menentukan apa yang diinginkan dan dibutuhkannya.

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler & Amrstrong, 2001:7). Pemasaran terdiri dari kegiatan-kegiatan para individu dan organisasi yang dilakukan untuk memudahkan atau mendukung hubungan pertukaran yang memuaskan dalam sebuah lingkungan yang dinamis melalui penciptaan, distribusi, promosi, dan penetapan harga barang, jasa, dan gagasan (Pride & Ferrel, 1997:5).

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran lebih luas dibandingkan penjualan. Penjualan hanyalah salah satu aspek dari pemasaran. Melalui pemasaran, organisasi dapat menyalurkan produk yang dihasilkannya kepada pihak-pihak yang membutuhkan, sehingga organisasi memperoleh imbalan materi yang dapat digunakan untuk meneruskan operasional organisasi. Sedangkan bagi pihak-pihak yang membutuhkan

(24)

produk, seperti konsumen, melalui pemasaran akan mendapatkan produk yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhannya.

B. Pengertian Manajemen

Manajemen menurut Stoner (dalam Handoko, 1997:8), adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan Hodgetts dan Kuratno (dalam Handoko, 1997:9) mendefinisikan manajemen sebagai “ the process of setting and coordinating the effort of the personal in order to attain

them”.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses sangat penting yang dilaksanakan oleh individu dan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen mengkoordinasikan berbagai usaha yang dilakukan organisasi dalam rangka pencapaian tujuan. Dengan manajemen yang baik, organisasi akan dapat berjalan dengan baik pula.

C. Manajemen Pemasaran

(25)

dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik agar mencapai penjualan yang optimal.

Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membentuk dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasional (Kotler & Armstrong, 2001:13). Jadi manajemen pemasaran dapat dirumuskan sebagai suatu proses manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, penerapan, dan pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.

D. Pengertian Merek

Menurut Aaker 1991 (dalam Wijanarko & Susanto, 2004:6) merek adalah sebuah nama atau yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) untuk mengindentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual tertentu, serta membedakannya dari barang atau jasa yang dihasilkan para pesaing. Pada akhirnya merek memberika tanda mengenai sumber produk serta melindungi konsumen maupun produsen dari para pesaing yang berusaha memberikan produk-produk yang tampak identik

(26)

Sedangkan menurut William J. Stanton (dalam Rangkuti, 2004:36) merek adalah nama, istilah, atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai dua, yaitubrand nameyang terdiri dari huruf-huruf atau kata-kata yang dapat terbaca, serta brand mark yang berbentuk, desain atau warna tertentu yang spesifik. Kedua dari sebuah merek, selain berguna untuk membedakan satu produk dari produk pesaingnya juga berguna untuk mempermudah konsumen untuk untuk mengenali dan mengidentifikasi barang atau jasa yang hendak dibeli.

E. Sejarah Iklan

(27)

diperbincangkan tidak dilihat secara bersama, maka kesulitan komunikasi akan terjadi. Dengan demikian, iklan yang mereka lakukan umumnya membutuhkan kehadiran barang.

Ketika manusia mulai mengenal tulisan, praktik beriklan sebagaimana era sekarang baru mulai dilakukan. Pada jaman ini bentuk iklan sudah bergerak maju yaitu menggunakan sarana media tulis. Saat itu media iklan yang banyak digunakan adalah media yang disediakan oleh alam, seperti batu, tanah liat, daun papyrus, kulit binatang, dan semacamnya. Sekalipun sudah mengenal tulisan, namun kegiatan beriklan yang disampaikan melalui komunikasi lisan tidak serta merta berhenti. Penyampaian pesan iklan melalui komunikasi lisan terus dilakukan.

(28)

tulis yang ada. Menurut literatur, Cina merupakan bangsa pertama yang menemuka kertas dan kemudian menjadikannya sebagai media untuk iklan.

Pada awal abad 20, iklan kembali mendorong masyarakat untuk menambah konsumsinya. Menurut Struat Ewen (Douglas Kellner dalam Widyatama, 2005: 62), di Amerika iklan cenderung mendorong khalayak untuk menambah konsumsi sebagai bagian dari gaya hidup. Tiap produk berupaya agar dirinya dicitrakan dalam gaya hidup tertentu yang dikonstruksikan mempunyai status sosial yang lebih baik dibanding yang lain. Akibatnya yang semula konsumen mencari produk, sekarang berubah menjadi produk mencari konsumen. Maka muncul pula upaya-upaya pencarian konsumen baru. Artinya, produsen berupaya sedemikian rupa untuk menyiapkan target pasar yang akan membeli produk yang diproduksinya. Dengan kata lain, iklan dijadikan sebagai sarana untuk pengkondisian khalayak sasaran agar siap menerima produk yang dihasilkan.

F. Pengertian Iklan

Periklanan adalah komunikasi komersial dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kesuatu khalayak target melalui media bersifat seperti televisi, radio, Koran, majalah, direct mail(pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum (Lee & Johnson, 2004:3).

(29)

Widyatama, 2005: 15), menuliskan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif. Pengertian yang disampaikan oleh Klepper dan Wright, mengandung makna bahwa iklan merupakan bentuk penyampaian pesan sebagaimana dalam komunikasi seperti pada umumnya. Hanya saja Wright menekankan iklan sebagai alat pemasaran sehingga pesan iklan harus persuasif.

Kotler (dalam Widyatama, 2005: 16) mengartikan iklan sebagai semua bentuk penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi barang produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar. Artinya, dalam menyampaikan pesan tersebut, komunikator memang secara khusus melakukannya dengan cara membayar kepada pemilik media atau membayari orang yang mengupayakannya.

Menurut Riyanto 2001 (dalam Widyatama, 2005: 16), di Indonesia, Masyarakat periklanan mengartikan jasa iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Sementara istilah periklanan diartikan sebagai keseluruhan proses yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan.

G. Klasifikasi Iklan

(30)

1. Iklan cetak

Iklan yang dibuat dan dipasang dengan menggunakan teknik cetak, baik cetak dengan teknologi sederhana maupun teknologi tinggi

2. Iklan Elektronik

Disebut elektronik karena media yang digunakan sebagai tempat dipasangnya pesan iklan adalah karena menggunakan media yang berbasis perangkat elektronik. Secara lebih spesifik iklan elektronik dapat dibagi dalam 4 jenis yaitu:

a. Iklan Radio

Iklan radio memiliki karakteristik yang khas, yaitu hanya didengarkan melalui audio saja. Iklan radio terdiri dari beberapa jenis kategori, yaitu:

1) Ad lib

Iklan ini disampaikan oleh penyiar secara langsung berupa siaran kata saja. Umumnya dilakukan dengan gaya penyampaian bebas dan personal.

2) Spot

(31)

3) Sponsor Program

Sponsor program adalah pemberian waktu khusus kepada sponsor untuk menyampaikan pesan dengan cara membiayai sebuah program acara radio.

4) Iklan Televisi

Televisi merupakan salah satu media yang termasuk dalam kategori above the line. Sesuai dengan karakternya, iklan televisi mengandung unsur suara, gambar, dan gerak. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan melalui media ini sangat menarik perhatian dan impresif. Berdasarkan bentuknya iklan televisi dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis iklan, yaitu:

a) Live Action

Live action adalah video klip iklan yang melibatkan gambar, suara, dan gerak secara bersama. Gambar yang diperlihatkan sangat beragam, meliputi cuplikan hidup manusia, tempat dan segala sesuatu yang berkait dengannya.

b) Animation

(32)

c) Stop Action

Stop action adalah iklan televisi yang berbentuk perpaduan antara live action (gambaran tentang kehidupan masyarakat sehari-hari) dan teknik animasi (gambar kartun) baik dikerjakan dengan tangan maupun Komputer, baik dua dimensi maupun tiga dimensi sehingga memberi efek iklan, sehingga ilustrasi yang rumit dapat digambarkan dengan baik dan menarik. Stop action banyak digunakan untuk mengiklankan produk makanan, minuman, obat-obatan, dan sebagainya.

d) Still

Still adalah Iklan televisi yang disampaikan dengan cara tidak melibatkan unsur gambar gerak melainkan gambar beku (diam) e) Musik

Musik adalah Iklan televisi yang disampaikan melalui musik sebagai media penyampai pesan. Artinya, pesan iklan di kemas dalam sebuah alunan musik sebagai kekuatan utama pesan iklan.

f) Superimposed

(33)

g) Sponsor Program

Sponsor Program adalah bentuk iklan televisi dimana pihak pengiklan atau sponsor membiayai program acara televisi tertentu dan sebagai imbalannya ia dapat menyampaikan pesan iklan dengan lebih mendominasi.

h) Running text

Running text adalah Bentuk iklan televisi dimana pesan diperlihatkan muncul masuk secara perlahan bergerak dari kanan masuk pada layer lalu menghilang pada sebelah kiri. i) Backdrop

Backdrop adalah Bentuk iklan televisi dimana pesan iklan diperlihatkan pada latar belakang acara yang diadakan.

j) Caption

Caption adalah Bentuk iklan televisi yang menyerupai Super impose

k) Credit title

(34)

l) Ad lib

Ad lib adalah bentuk iklan televisi dimana pesan disampaikan dan diucapkan oleh penyiar secara langsung, baik diantara satu acara dengan acara yang lain maupun disampaikan oleh pembawa program acara tertentu.

m) Property Endorsment

Property Endorsment adalah Dalam siaran televisi, apapun yang diperlihatkan dalam layar, dapat digunakan sebagai iklan. Biasanya iklan ini merupakan iklan tidak langsung atau terselubung.

n) Promo ad

Promo adadalah Iklan yang dilakukan oleh pengelola televisi untuk mempromosikan program acaranya, dengan harapan pemirsa tertarik untuk menonton acara yang ditayangkan, sehingga program acara tersebut mendapatkan jumlah pemirsa yang cukup banyak

H. Atribut pada Iklan Televisi

Menurut Hakim (2005:26) dan Sutherland dan Sylvester (2005:141) atribut iklan terdiri dari:

1. Tokoh

(35)

produk atau organisasi yang diiklankan dan penggunaan presenter bisa juga berfungsi sebagai titipan ingatan untuk meningkatkan image merek dan organisasi bersangkutan. Sebagai contoh di Inggris Rowan Atkinson alias Mr. Bean tampil sebagai wajah Barclays Bank selama bertahun-tahun.

2. VOatauVoice Out

Voice out atau suara latar mempunyai peranan sangat penting dalam suatu iklan televisi. Suara latar memberikan variasi untuk menghidupkan

Iklan dan membuat iklan lebih menghibur dan menyenangkan ( Sutherland dan Sylvester, 2005:154)

3. Alur Cerita

Menurut Salim dan Salim (1991:48) Alur cerita adalah rangkaian peristiwa dalam suatu peristiwa yang dijalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita mencapai klimaks dan sampai selesainya cerita.

4. Musik

(36)

5. Entertaining

Entertaining berarti mampu mempermainkan emosi konsumennya. Bisa membuat penonton tertawa, menangis, menyanyi, menari, terharu, pokoknya apapun dapat dilakukan selama permainan emosi itu juga mengangkat simpati terhadap merek yang diiklankan (Hakim, 2005:59). 6. Pesan Iklan

Pesan iklan adalah ide yang dikomunikasikan kepada konsumen yang menjadi sasaran dari iklan tersebut ( Roman dan Maas, 2005:108).

I. Gender dan Perbedaan Pandangan antara Pria dan Wanita

Perbedaan dan persamaan mendasar antara pria dan wanita sangat penting dipahami para pemasar sebagai salah satu dasar segmentasi yang menurut Hoolbrook (dalam Broto 2002 dalam Nugroho, 2004: 84) merupakan variabel kunci dalam mengevaluasi konsumen secara moderat. Sebagai komponen pembentuk budaya dalam masyarakat, gender patut dipertimbangkan sebagai subkultural secara terpisah dalam penyusunan program pemasaran (Schiffman dan Kanuk 2004 dalam Nugroho, 2004: 84). Pria dan wanita memiliki sikap dan perilaku yang berbeda, sebagian dibentuk berdasarkan Genetika dan sebagian oleh praktek-praktek sosial (Kotler 2003 dalam Nugroho, 2004: 84).

(37)

badannya dan lebih kuat daripada perempuan membuat suara laki-laki berbeda dengan perempuan. Hal ini yang membuat perempuan memiliki perbedaan yang cukup mencolok dalam hal suara daripada laki-laki. Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Thorne dan Henley yang berjudul Language and Sex: Difference and Domination. Berdasarkan buku tersebut, kenyataan sosial menunjukkan dominasi laki-laki dalam keluarga, ekonomi, politik, hukum dan lain-lain tercermin dalam cara bicara kita. Laki-laki yang biasanya lebih asertif dibanding perempuan akan sering mendominasi waktu bicara, sering menginterupsi dan tidak terlalu peduli dengan cara bagaimana menyenangkan lawan bicaranya. Perempuan sebaliknya, karena kedudukannya yang rendah, mereka harus bersikap sopan, tidak agresif, non-asertif, mencoba untuk menyenangkan lawan bicaranya dan berusaha agar pembicaraannya disenangi dan ditanggapi. Menurut Crawford (dalam Kuntjara, 2003:57) bahwa sikap asertif adalah sikap maskulin, perempuan yang bersikap asertif berisiko besar dianggap kasar dan tidak simpatik. Perempuan yang asertif bisa dianggap sebagai perempuan yang tidak tahu peranannya sebagai perempuan.

(38)

J. Iklan dan Gender

Menurut Wright sebagaimana dikutip Alo Liliweri (dalam Widyatama, 2005: 15), menuliskan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif, sehingga iklan dapat membujuk konsumen untuk tertarik pada produk dan jasa yang ditawarkan oleh iklan tersebut. Dalam menanggapi iklan terjadi perbedaan pada pria dan wanita, Menurut Hoolbrook 1986 (dalam Broto 2002 dalam Nugroho, 2004: 84) pria dan wanita memiliki karakteristik dan perilaku yang berbeda dalam menangkap dan mengelola informasi penayangan iklan.

Wanita biasanya lebih peka dan lebih memperhatikan iklan tersebut dibanding pria yang terjadi pada pria justru sebaliknya, mereka biasanya justru cenderung lebih memperhatikan nilai informasi dibanding hal lainnya. Dapat dilihat bahwa pria bila melihat iklan akan lebih ingin tahu akan informasi yang penting bagi dirinya dari iklan dibandingkan unsur-unsur lain yang terdapat pada iklan. Berbeda dengan pria, wanita yang dapat menangkap secara keseluruhan baik itu nilai informasi dan unsur-unsur yang mendukung iklan tersebut, sehingga wanita lebih dapat memahami iklan secara menyeluruh.

K. Kesadaran dan Gender

(39)

keseharian yang hidup dan berkembang di masyarakat, seperti konsep, kesadaran umum, wacana public, sebagai hasil dari konstruksi sosial. Realitas sosial dikontruksi melalui proses eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Menurut Parera (Berger dan Luckmann dalam Bungin, 2006:193) eksternalisasi adalah penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia, objektivasi yaitu interaksi sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi, sedangkan internalisasi yaitu proses yang mana individu mengidentifikasikan dirinya dengan lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya.

Ketiga proses tersebut merupakan proses pembentukan dari kesadaran suatu individu. Menurut teori dan model komunikasi antarpribadi (Bungin, 2006:259) kesadaran pribadi adalah memahami tentang diri sendiri bagaikan kita berkaca cermin, bahwa apa yang dilihat adalah wajah kita sebenarnya. Ketika orang menyadari siapa dirinya sendiri. Agar orang dapat menyadari dirinya sendiri, pertama kali orang harus memahami apakah dirinya tersebut. “Diri” secara sederhana dapat dirafsirkan sebagai identitas individu. Bila dihubungkan dengan iklan, kesadaran pribadi dan individu dari konsumen merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh pencipta iklan agar image iklan yang dibuat dapat diterima oleh konsumen dengan tingkat kesadaran yang baik.

(40)

iklan percaya bahwa target citra ini memiliki klasifikasi segmen yang dapat dibedakan dan hal ini berkaitan erat dengan pesan dan konstruksi citra itu sendiri. Menurut Bungin (2006: 211) biasanya pesan iklan atau konstruksi iklan memiliki klasifikasi tingkatan; pertama, untuk menyampaikan informasi produk; kedua, untuk menyampaikan informasi dan membangun citra (image); ketiga, pembenaran tindakan; empat, menyampaikan informasi, membentuk citra (image), pembenaran dan persuasi tindakan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka disimpulkan model konstruksi citra (image) dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini:

Gambar III.1 . Model Konstruksi Citra (Image) Iklan

Sumber: Bungin (2006: 212)

Peran teknologi juga banyak membantu dalam penciptaan realitas agar citra pada iklan dapat mudah disampaikan kepada konsumen sehingga mencapai tahap kesadaran yang diinginkan oleh produsen dan pembuat iklan. Teknologi secara fungsional telah menguasai masyarakat, bahkan pada fungsi

Pembentukan Konstruksi Citra Iklan

Bangunan Realitas Media Konstruksi Citra Produk Simbol-simbol budaya danPesan image:

kelas sosial

Kesan Pembena

ran

(41)

yang substansial, seperti mengatur beberapa sistem norma di masyarakat, umpamanya system lalu lintas di jalan raya, sistem komunikasi, seni pertunjukan, dan sebagainya. Dalam dunia pertelevisian, sistem teknologi telah menguasai jalan pikiran masyarakat, televisi menguasai pikiran-pikiran manusia dengan cara membangun teater dalam pikiran manusia (theater of mind) sebagaimana realitas dalam iklan televisi. Pada beberapa iklan peran teknologi sangat membantu pencitraan iklan sehingga tercipta realitas yang dapat membujuk konsumen untuk menerimanya.

Pada beberapa iklan pencitraan terlihat menonjol, terutama berkaitan dengan gender. Menurut Tomagola (dalam Bungin, 2006: 219) citra perempuan tergambarkan sebagai citra pigura, citra pilar, citra pinggan, dan citra pergaulan. Walaupun citra semacam ini ditemukan dalam iklan-iklan media cetak. Namun citra perempuan yang dijelaskan oleh Tomagola ini juga terdapat pada iklan televisi. Dalam banyak iklan terjadi penekanan terhadap pentingnya perempuan untuk selalu tampil memikat dengan mempertegas sifat kewanitaan secara biologis.

(42)

digambarkan memiliki citra pinggan, yaitu perempuan tidak bisa melepaskan diri dari dapur karena dapur adalah dunia perempuan. Terakhir pencitraan perempuan dengan memberi kesan bahwa perempuan memiliki citra pergaulan.

Pencitraan perempuan seperti diatas juga tidak sekedar dilihat sebagai objek, namun juga dilihat sebagai subjek pergulatan perempuan dalam menempatkan dirinya dalam realitas sosial, walaupun tidak jarang perempuan lupa bahwa mereka telah masuk dalam dunia hiper-realitik (pseudo-reality), yaitu sebuah dunia yang hanya ada dalam media yaitu dunia realitas yang dikonstruksi oleh media iklan televisi.

Pada iklan juga terdapat pencitraan terhadap pria. Citra maskulin, menurut Bungin (2006:220) pencitraan maskulin digambarkan sebagai kekuatan otot lelaki yang menjadi dambaan wanita, atau dicitrakan sebagai makhluk yang tangkas, berani, menantang maut. Mereka adalah lelaki berwibawa, macho, dan sensitif. Citra maskulin adalah stereotip laki-laki dalam realitas sosial nyata, untuk menggambarkan realitas tersebut, maka iklan mereproduksinya dalam realitas media, tanpa memandang bahwa yang digambarkan itu sesuatu yang real atau sekedar mereproduksi realitas itu dalam realitas media yang penuh dengan kepalsuan.

(43)

dapat disampaikan secara sempurna untuk mempengaruhi kesadarannya. Pria hanya memperhatikan informasi yang dianggap penting dalam suatu iklan, sehingga respon dari kesadaran akan iklan tersebut hanya sebatas informasi tersebut.

L. Pengukuran Efektivitas Iklan

Perencanaan dan pengendalian iklan yang baik tergantung pada sejauh mana pemasar dapat melakukan pengukuran terhadap efektivitas iklan tersebut (Kotler,2003 dalam Nugroho, 2004:85). Oleh karena itu, diperlukan suatu dasar pengkuran yang jelas dan ditetapkan sebelum suatu program iklan diluncurkan sehingga kemudian dapat dilakukan evaluasi apakah tujuan iklan tersebut dapat dicapai (Shimp,2000 dalam Nugroho, 2004: 85) sebagai pertanggungjawaban pemasar atas sumber daya yang telah dikeluarkan. Pengukuran efektivitas iklan dapat dilakukan dengan dengan dua pendekatan, yaitu dampaknya terhadap penjualan ( sales effect) dan dampak komunikasi (communication effect) yang ditimbulkan. Dampak iklan terhadap penjualan pada umumnya sulit untuk diukur secara akurat, karena tidak diketahui secara tepat apakah penjualan yang terjadi dipengaruhi oleh iklan atau oleh berbagai factor lainnya.

(44)

sikap terhadap iklan (advertising attitude/advertising liking), Sikap terhadap merek (brand attitude), dan niat pembelian (buying/phurchase intention). Proses tersebut digambarkan di bawah ini.

Gambar III. 2 . Advertising Response Model (ARM)

Sumber: Mehta (1994) dalam Broto (2002).

Menurut model di atas, iklan yang efektif akan menimbulkan perhatian, kemudian pemirsa akan memproses informasi yang disampaikan iklan tersebut melalui dua jalur yaitu central dan peripheral. Jalur sentral berkaitan dengan berkaitan dengan sikap pemirsa terhadap merek dan produk, sedangkan jalur peripheral berkaitan dengan sikap pemirsa terhadap iklan. Sikap terhadap merek, produk, dan iklan itu sendiri pada akhirnya menimbulkan niat pembelian pemirsa terhadap produk yang diiklankan.

Penayangan Iklan P e r h a t i a n Pemrosesan Komunikasi Sikap terhadap Iklan Sikap terhadap Merek Niat Pembelian Central Berhubungan denan merek dan

produk

(45)

M. Penelitian Sebelumnya

Nugroho, RML Arry (2004). Jurnal Studi Bisnis. Volume 2. No 2. Yogyakarta: FE UAJY. Pada jurnal tersebut Arry Nugroho meneliti tentang efektivitas iklan sensual. Iklan sensual yang digunakan sebagai stimulan dalam penelitian ini adalah 2 iklan yaitu iklan Neo Hormoviton yang dibintangi oleh Sarah Azhari versi “Tiga kali” dan iklan Hemaviton Action yang dibintangi oleh Kris Dayanti dan kawan-kawan versi “2 x sehari siap action!”.

(46)

Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrument. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan uji Korelasi Pearson product-moment dan kemudian uji reliabilitas setiap dimensi dengan teknik Cronbach Alpha. Metode analisis data yang digunakan adalah independent samples T-Test untuk uji perbedaan dan analisismultiple linier regressionuji pengaruh.

Hasil penelitian ini mengidentifikasi bahwa pria dan wanita memiliki persamaan dan perbedaan sikap dalam menanggapi iklan sensual. Dari besarnya score rata-rata untuk dimensi-mensi yang menunjukkan perbedaan tanggapan antara responden pria dan wanita. Kelompok responden pria memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding kelompok responden wanita. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa iklan-iklan dengan tema sensual lebih efektif ditujukan bagi kelompok audiens pria daripada wanita. Penggunaan tema-tema seksual dalam periklanan dengan demikian harus memperhatikan gender audiens sasaran sebagai salah satu faktor krusial yang menentukan efektivitas penggunaan tema tersebut.

(47)

untuk meningkatkan efektivitas iklan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

N. Kerangka Konseptual

Penelitian ini menganalisis sampai sejauh mana tingkat kesadaran konsumen ketika melihat suatu iklan di televisi berdasarkan gender dan bagaimana gambaran citra iklan dihadapan konsumen yang melihat iklan tersebut, iklan yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah iklan Yamaha MIO dan Yamaha Jupiter MX. Variabel pada penelitian ini adalah tingkat kesadaran, gender, dan citra iklan.

Untuk mengukur tingkat kesadaran akan digunakan tiga level dimensi dari tingkat kesadaran yaitu perhatian, pemahaman, dan sikap terhadap iklan. Tiga level dimensi tersebut akan menganalisis aspek-aspek yang terdapat pada suatu iklan. Melalui aspek-aspek yang terdapat pada suatu iklan akan dianalisis apakah terjadi perbedaan pada tiga level dimensi kesadaran berdasarkan gender.

(48)

M. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 1999:39). Hipotesis ini akan diuji kebenarannya dengan alat analisis yang sesuai dengan permasalahannya. Dari hasil pengujian tersebut akan diperoleh jawaban yang sebenarnya dengan didasari data dan fakta. Dasar dari pengujian penelitian ini melihat perbedaan tingkat kesadaran berdasarkan gender, hal ini dapat dibedakan karena perempuan memiliki kepekaan yang lebih tinggi daripada pria dan perempuan lebih mempunyai kesan yang mendalam saat menanggapi sesuatu respon, sedangkan pria hanya memperhatikan hal-hal yang penting bagi dirinya dan cenderung tidak menanggapi secara detail suatu respon. Penelitian ini juga akan melihat perbedaan pada citra iklan Yamaha Jupiter MX dan citra iklan Yamaha MIO berdasarkan gender. Hal ini dapat dibedakan karena perempuan memiliki pandangan yang berbeda dari pria dalam menilai suatu citra iklan. Hipotesis yang akan penulis uji kebenarannya adalah untuk rumusan masalah kedua, ketiga dan keempat:

1. Ada perbedaan tingkat kesadaran berdasarkan gender pada anggota klub motor Yamaha ketika melihat iklan Yamaha di televisi.

2. Ada perbedaan citra iklan Yamaha Jupiter MX berdasarkan gender pada anggota klub motor Yamaha ketika melihat iklan Yamaha di televisi. 3. Ada perbedaan citra iklan Yamaha MIO berdasarkan gender pada anggota

(49)

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus. Penelitian ini hanya dilakukan pada objek tertentu, dan kesimpulan yang ditarik hanya berlaku pada obyek yang dipilih.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klub motor Yamaha MIO Yogyakarta, YMCI Yogyakarta dan Ladies Indie Yamaha Bikers ClubSolo.

C. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2008

D. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subjek penelitian ini adalah anggota klub motor Yamaha.

2. Objek penelitian ini adalah Tingkat kesadaran konsumen berdasarkan Gender dan citra iklan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah 1. kuesioner.

Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner yang diberikan kepada pengguna motor Yamaha Mio dan Jupiter MX anggota klub pecinta motor Yamaha di Yogyakarta.

(50)

F. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian. Variabel dari penelitian ini adalah gender, tingkat kesadaran, dan citra iklan.

G. Definisi Operasional

Menurut Young (dikutip oleh Koentjaraningrat dalam Sarwono, 2006:67), definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain”.

Definisi operasional pada penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Tingkat kesadaran adalah proses individu mengidentifikasi dan memahami diri sendiri dalam suatu interaksi sosial, sehingga dapat memberikan respon atau reaksi terhadap rangsangan dan objek yang diterima. Tingkat kesadaran memiliki tiga dimensi yaitu perhatian, pemahaman dan sikap terhadap iklan.

2. Perhatian

(51)

menonton televisi, intensitas melihat iklan Yamaha, dan acara yang disponsori Yamaha.

3. Pemahaman

Menurut Endarmono (2006:442) pemahaman adalah interpretasi atau penafsiran. Pada penelitian ini pemahaman adalah interpretasi konsumen terhadap iklan Yamaha. Pemahaman dibagi menjadi 4 aspek yaitu Tokoh, Alur cerita, Entertaining (hiburan), dan pesan iklan.

4. Sikap terhadap iklan

Menurut Endarmono (2006:597) sikap adalah tindakan. Pada penelitian ini sikap terhadap iklan adalah tindakan konsumen terhadap iklan Yamaha. Sikap terhadap iklan dibagi menjadi 4 aspek yaitu tokoh, musik, entertaining (hiburan), dan pesan iklan

5. Intensitas menonton televisi

Intensitas menonton televisi adalah seberapa sering menonton televisi 6. Intensitas melihat iklan Yamaha

Intensitas melihat iklan Yamaha adalah seberapa sering melihat iklan Yamaha.

7. Acara yang disponsori Yamaha

Acara yang disponsori Yamaha adalah acara televisi yang disponsori oleh Yamaha

8. Tokoh

(52)

Alur cerita adalah rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita pada iklan

10. Entertaining

Entertaining adalah unsur yang mampu mempermainkan emosi konsumen yang melihat iklan

11. Musik

Musik adalah iringan lagu yang menyertai iklan 12. Pesan iklan

Pesan iklan adalah ide dalam iklan yang dikomunisikan melalui iklan pada konsumen.

13. Gender

Menurut Endarmono (2006:205) gender adalah jenis kelamin. Pada penelitian ini gender dilihat secara genetika dan praktek sosial dimana pria secara sosial memiliki dominasi dalam keluarga, ekonomi, politik, hukum dan lain-lain. Gender dibagi atas laki-laki dan perempuan.

14. Citra

Citra adalah gambaran tentang suatu objek yang dilihat oleh individu. 15. Citra iklan Jupiter MX

Citra iklan Jupiter MX adalah gambaran yang melekat pada konsumen ketika melihat iklan Yamaha Jupiter MX. Citra iklan Jupiter MX memiliki satu dimensi yaitu Maskulin.

16. Maskulin

(53)

17. Citra iklan Yamaha MIO

Citra iklan Yamaha MIO adalah gambaran yang melekat pada konsumen ketika melihat iklan Yamaha MIO. Citra iklan Yamaha MIO memiliki satu dimensi yaitu feminin.

18. Feminin

Feminin adalah citra yang melekat pada wanita, sepeti lemah lembut, kalem dan penuh perasaan.

19. Bentuk

Menurut Endarmono (2006:76) bentuk adalah kontruksi yang membentuk suatu objek

20. Warna

Menurut Endarmono (2006:709) Warna adalah corak yang melekat pada suatu objek.

21. Iklan Yamaha

Iklan Yamaha adalah iklan yang dibuat oleh Yamaha untuk mempromosikan produknya.

H. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Menurut Arikunto (2002:108), populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah para Anggota klub motor Yamaha dikota Yogyakarta dan Solo.

(54)

penelitian ini, yang menjadi sampel adalah 50% anggota aktif klub motor Yamaha di kota Yogyakarta.

Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Simple random sampling adalah cara pemilihan sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu persatu secara random (semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih) dimana jika sudah dipilih tidak dapat dipilih lagi. Jumlah responden adalah 70 orang anggota. Jumlah itu diperoleh dari 34 anggota aktif YMCI dan dipilih 50 % secara random sebanyak 17 orang, semua anggota YMCI adalah pria, anggota aktif klub MIO Yogyakarta sejumlah 36 orang dan dipilih 50 % secara random sebanyak 18 orang, terdiri dari 15 pria dan 3 wanita, anggota aktifLadies Indie Yamaha Bikers ClubSolo sejumlah 70 orang dan dipilih 50 % secara random sebanyak 35 orang, semua Ladies Indie Yamaha Bikers Club

I. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu alat ukur dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Arikunto, 2006:154), pengujian ini akan diujikan 30 orang responden sebelum disebarkan pada seluruh responden. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yag skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

(55)

] -[1 ] ) 1 k ( k [ r 2 1 2 b 11  

  Dengan keterangan:

r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.

2

b

 = jumlah varians butir

2 1

 = varians total

2. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan ( validitas ) suatu alat ukur (Arikunto, 2002:144), pengujian ini akan diujikan 30 orang responden sebelum disebarkan pada seluruh responden . Suatu alat ukur yang valid, mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya alat ukur yang kurang valid berarti memiliki tingkat validitas yang rendah. Rumus yang digunakan adalah rumus validitas Product Moment

rxy=

2

 

2

y x

xy

Keterangan :

x = X - X

y = Y -Y

(56)

J. Metode Analisis Data

1) Analisis Deskriptif

Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007; 109) Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai data yang diamati agar bermakna dan komunikatif. Analisis deskriptif yang digunakan pada penelitian adalah

a. Perhitungan Proporsi

Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007: 110) proporsi atau persentase adalah membuat perbandingan kejadian suatu kasus dengan total kasus yang ada dikalikan dengan nilai 100.

Rumus dasar yang dipakai adalah :

100 ) ( %  N uatukasus Frekuensis F

F = Frekuensi suatu kasus N = Jumlah total kasus b. Crosstabulation

Crosstabulation adalah prosedur yang digunakan untuk menampilkan tabulasi silang dan berbagai pengukuran asosiasi dari dua variabel atau lebih. Struktur dari tabel menunjukkan urutan kategori dari pengujian atau pengukuran yang digunakan. Faktorlayerdigunakan sebagai varibel kontrol ( komputer Wahana, 2003:68)

2) Uji T-test

(57)

Rumus tersebut ditunjukkan pada Rumus Separated Varians dan Rumus Polled Variansberikut.

Separated Varians:

t = 2 2 2 1 2 1 2 1 n s n s x x  

Polled Varians:

t =

             2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 n n n n s n s n n x x

. Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu : a) Apakah dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama

atau tidak?

b) Apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak. Untuk menjawab itu perlu pengujian homogenitas varians.

Berdasarkan dua hal tersebut di atas, maka berikut ini diberikan petunjuk untuk memilih rumus t-test.

(a) Bila jumlah anggota sampel n1= n2danvarians homogen (

2 2 2

1 

  ),

maka dapat digunakan rumus t-test, baik untuk separated maupun polled varians, untuk mengetahui t tabel digunakan dk yang besarnya dk = n1+ n2– 2

(b) Bila n1  n2, varians homogen (

2 2 2

1 

  ) dapat digunakan t-test

(58)

(c) Bila n1 = n2, varians tidak homogen (

2 2 2

1 

  ) dapat digunakan

digunakan t-test dengan polled varians maupun separated varians, dengan dk = n1– 1 atau dk = n2-1. Jadi derajat kebebasan (dk) bukan

n1+ n2– 2 (Phopan, 1973).

(d) Bila n1  n2 dan varians tidak homogen (

2 2 2

1 

  ). Untuk ini

digunakan rumusseparated varians. harga t sebagai pengganti harga t tabel dihitung dari selisih harga t tabel dengan dk = n1– 1 dan dk = n2

(59)

BAB IV

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Yamaha Motor Club Indonesia

Yamaha MX Club Indonesia (YMCI) adalah klub pengendara motor Jupiter MX 135 LC terbesar di Indonesia. Klub yang bersifat non-profit ini berdiri tanggal 23-Februari-2006 di Jakarta. Pendiri YMCI adalah mantan anggota Yamaha TZT (Tiara, 125Z & Touch) Club Jakarta yang kini memiliki motor Jupiter MX 135. Karena ide untuk membentuk YMCI tercetus dari beberapa anggota TZT yang saat itu memakai motor Jupiter MX 135.

YMCI adalah klub pemilik motor Yamaha Jupiter MX 135LC satu-satunya yang telah diakui oleh Yamaha Indonesia (YMKI) karena YMCI telah tergabung di dalam YRC (Yamaha Riders Club) sebagai wadah klub-klub Yamaha yang didirikan oleh pabrikan Yamaha Indonesia. Sehingga hanya ada 1 klub varian Jupiter MX yang diakui oleh pabrikan Yamaha Indonesia, yaitu Yamaha MX Club Indonesian (YMCI).

Saat ini YMCI sudah memiliki lebih dari 32 Chapter yang tersebar di berbagai kota di Indonesia dan semakin bertambah. Setelah hadir di JAKARTA, YMCI kemudian terbentuk di kota Yogyakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, Subang, Semarang, Probolinggo, Garut, Sumedang, Padang, Makassar, Medan, Bali, Indramayu, Surabaya, Samarinda, dll. Dan tidak menutup kemungkinan YMCI akan hadir di kota-kota lainnya.

(60)

Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah YMCI cabang Yogyakarta, berikut ini gambaran organisasi YMCI cabang Yogyakarta:

1. Sejarah Terbentuknya

Yogyakarta merupakan chapter ke-3 dari 43 chapter (Data Mei 2008) setelah Jakarta dan Bogor. Terbentuk pada tanggal 06 Juni 2006 yang diprakarsai oleh 2 orang sahabat yaitu Bro Aan MX-001 dan Bro Firman MX-002. Dalam perkembangannya, YMCI Chapter Yogyakarta semakin menunjukkan sisi positif dari sebuah klub motor yang selama ini dipandang negatif oleh masyarakat.Dengan beragam prestasi dan aksi sosial, YMCI membuktikan bahwa klub motor ini tidak sama dengan geng motor yang selama ini selalu meresahkan masyarakat. SEKRETARIAT

Jl. Kapten Tendean Gg. Sadewo No.9 Ketanggungan, Wirobrajan, Yogyakarta 55253.Telepon 0274 6556602, Ponsel 0818269296.

2. Visi dan Misi

(61)

3. Struktur Organisasi

YMCI Yogyakarta memiliki struktur organisasi sebagai berikut:

Gambar IV. 1. Struktur Organisasi YMCI Yogyakarta Sumber: YMCI Site

4. Kegiatan YMCI dan YMCI cabang Yogyakarta

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh YMCI antara lain, Touring, Bakti sosial/acara sosial, Workshop, Yamaha Safety Riding, Yamaha Jupiter Day, U-MILD 4 U BIKERS SAFETY RIDING COURSE, malam kebersamaan anggota, latihan band rutin dan masih banyak lagi. Pada YMCI cabang Yogyakarta kegiatan yang telah dilaksanakan adalah: pada tahun 2006touring lebih banyak mendominasi

Bendahara Wakil ketua YMCI Yogyakarta

Ketua YMCI Cabang Yogyakarta

Sekretaris

Divisi-divisi

(62)

kegiatan klub motor ini, pada tahun 2007touring menjadi agenda utama, mengadakan pertemuan dengan YMCI cabang lain, mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Yamaha, bakti sosial. Pada tahun 2008 YMCI Yogyakarta mengadakan Jambore Nasional YMCI seluruh Indonesia di Kaliurang, mengikuti lomba-lomba yang diadakan oleh pihak Yamaha, mengadakan bakti sosial dan kurban pada hari raya idul adha

5. Keuntungan menjadi Anggota YMCI.

Keuntungan menjadi anggota YMCI adalah menambah teman, memperluasnetworkingbisnis/usaha, discount di beberapa toko aksesories motor, akses ke Yamaha Indonesia lebih mudah, memudahkan untuk saling tukar pendapat mengenaik motor Jupiter MX 135.

6. Atmosfer dalam YMCI

Dengan jumlah member yang semakin bertambah tiap harinya, Yamaha MX Club Indonesia selalu mengedepankan semangat kebersaman dalam kekeluargaan, hingga muncul sebutan bahwa "We're Not A Club, We Are Family".

7. Prestasi YMCI Yogyakarta

(63)

B. Mataram Indie Otoped

Mataram Indie Otoped (MIO) merupakan klub matic tidak berada dalam naungan dealer atau pabrikan motor di Indonesia. Klub ini berdiri pada awal desember 2004, tetapi pembentukan secara resmi mengenai organisasi beserta AD/ART pada tanggal 27 mei 2005. Pendiri klub matic ini adalah saudara Dwi Utama dan Sapto Nugroho, sekretariat klub ini beralamat di Jl. Dr Sarjito, Jetisharjo, JT II /539 Yogyakarta 55173, berikut ini gambaran organisasi klub Mataram Indie Otoped:

1. Struktur Organisasi

Mataram Indie Otoped (MIO) Yogyakarta memiliki struktur organisasi sebagai berikut:

Gambar IV. 2. Struktur Organisasi Mataram Indie Otoped Sumber: Data dan Daftar anggota MIO Yogyakarta

Ketua Umum MIO

Bendahara Divisi-divisi

Mio Ladies

(64)

2. Cabang-cabang dariMataram Indie Otoped

MIO Yogyakarta juga memiliki cabang yang disebut Mataram Indie Otoped Districdi berbagai kabupaten seluruh DI Yogyakarta, seperti Kabupaten Bantul dengan nama :PASTI DJOS (Pasukan Matic Djogja Selatan), Kabupaten Kulon Progo dengan nama : BIAZ (Binangun Automatic Zone), Kabupaten Sleman dengan nama : MOC (Mio Owner Community), Imogiri dan Kotagede dengan nama : MMC (Mio Matic Community).

3. Divisi-divisi pada MIO Yogyakarta

Selain divisi Touring, Keanggotaan, Humas dan MIO Ladies, terdapat divisi-divisi lain yaitu: MARTO : Mio Art Owner (Divisi Kreatif Mio Jogja), divisi ini merupakan divisi kreatif yang digunakan sebagai tempat untuk belajar tentang modifikasi bagi anggota MIO Yogyakarta. KAMTO :Kru Mio Trouble (Divisi Pertolongan Pertama Pada Touring), divisi ini adalah bagian yang menangani apabila terjadi masalah pada saat melakukakan Touring. LALI OMAH :Divisi Pecinta Ngampret dan Ngalong Mio Jogja, divisi ini adalah divisi yang mengurus tempat-tempat yang dapat digunakan untuk ngumpul bareng sesama anggota klub.

4. Visi dan misi MIO Yogyakarta

(65)

C. Ladies Indie Yamaha Bikers Club Solo.

Klub ini merupakan klub motor wanita pengguna Yamahaindependent yang tidak terikat dengan dealer Yamaha di kota Solo. Klub motor ini berdiri pada tanggal 23 November 2007 didaerah Sukoharjo, pendiri klub ini adalah alumni Fakultas Psikologi Universitas Sebelas Maret. Pada awal pendiriannya anggota klub ini sebagian besar merupakan alumni fakultas psikologi Universitas Sebelas Maret, tetapi seiring berjalannya waktu anggota klub ini, berikut ini gambaran organisasiLadies Indie Yamaha Bikers Club:

1. Visi dan Misi

Ladies Indie Yamaha Bikers Club memiliki Visi organisasi yaitu mewujudkan impian para wanita dalam menyalurkan hobby dibidang otomotif dan kecintaan terhadap motor merek Yamaha. Misi yang diemban adalah menjadikan organisasi ini sebagai aktualisasi diri dan penyaluran minat terhadap motor Yamaha dikalangan wanita.

2. Struktur Organisasi

Ladies Indie Yamaha Bikers Club memiliki struktur organisasi sebagai berikut:

Gambar IV. 3. Struktur OrganisasiLadies Indie Yamaha Bikers Club Sumber: Data dari Facebook Club

Ketua Umum

Sekretaris Sekretaris

Divisi-divisi

(66)

3. Kegiatan yang DilakukanLadies Indie Yamaha Bikers Club

(67)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan ( kevalidan ) suatu alat ukur (Arikunto, 2002:144). pengujian ini akan diujikan dengan menyebarkan 30 kuesioner kepada responden sebelum disebarkan secara keseluruhan. Suatu alat ukur yang valid, mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya alat ukur yang kurang valid berarti memiliki tingkat validitas yang rendah. Rumus yang digunakan adalah rumus validitasProduct Moment.

xy

r =

2



2

y x

xy

Berikut ini adalah hasil analisis validitas dari semua item pernyataan tentang dimensi-dimensi tingkat kesadaran dan dimensi dari citra iklan Jupiter MX serta Yamaha MIO:

(68)

Tabel V.1 Hasil uji Validitas

Item rxy r tabel Keterangan

perhatian 1 0,439 0,361 Valid

perhatian 2 0,28 0,361 Tidak Valid

perhatian 3 0,564 0,361 Valid

perhatian 4 0,716 0,361 Valid

pemahaman 1 0,5 0,361 Valid

pemahaman 2 0,766 0,361 Valid

pemahaman 3 0,439 0,361 Valid

pemahaman 4 0,284 0,361 Tidak Valid

sikap terhadap iklan 1 0,716 0,361 Valid sikap terhadap iklan 2 0,5 0,361 Valid sikap terhadap iklan 3 0,639 0,361 Valid sikap terhadap iklan 4 0,774 0,361 Valid

maskulin 1 0,732 0,361 Valid

maskulin 2 0,766 0,361 Valid

maskulin 3 0,723 0,361 Valid

maskulin 4 0,587 0,361 Valid

feminin 1 0,766 0,361 Valid

feminin 2 0,311 0,361 Tidak Valid

feminin 3 0,639 0,361 Valid

feminin 4 0,713 0,361 Valid

Sumber : Data primer diolah

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada item perhatian 2,

pemahaman 4, dan feminin 2 memiliki rhitungrtabel hitung dengan taraf signifikan 5%, maka ketiga item tersebut tidak valid, sedangkan item yang

tersisa memiliki rhitungrtabel dengan taraf signifikansi 5% berarti valid. Ketiga item yang tidak valid tersebut akan dihilangkan dan tidak digunakan pada ujiIndependent t-test.

2. Uji Reliabilitas

(69)

Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, berikut adalah rumus Alpha:

] -[1 ] ) 1 k ( k [ r 2 1 2 b 11  

 

Berikut ini adalah hasil perhitungan dari rumus Alpha

Tabel V.2 Hasil Perhitungan dari Rumus Alpha

Hasil r Hitung Rumus

Alpha r tabel keterangan N

0,927 0,361 Reliabel 20

Sumber : Data primer diolah

Dari hasil tabel V.4 dapat dilihat bahwa semua item pernyataan reliabel karena rhitungrtabel dengan taraf signifikansi 5%.

B. Teknik Analisis Data

1. Analisis persentase

Analisis persentase ini digunakan untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik anggota klub motor Yamaha. Berikut ini adalah data responden:

a. Pengelompokan anggota klub motor Yamaha berdasarkan jenis kelamin

Tabel V.3 Pengelompokan Anggota Klub Yamaha berdasarkan Jenis kelamin

Sumber : Data primer diolah

Kelompok Jumlah Persentase (%)

Pria 35 50

Wanita 35 50

(70)

Berdasarkan Tabel V.3, pada klub motor Yamaha jumlah anggota pria dan anggota wanita sama.

b. Pengelompokkan tingkat penghasilan anggota klub Yamaha berdasarkan jenis kelamin (gender).

Tabel V.4 Pengelompokan Tingkat Penghasilan Anggota Klub Yamaha berdasarkan

Jenis Kelamin

Penghasilan ≤500.000 501.000 –

1.000.000 1.001.000 – 1.500.000 1.501.000 – 2.000.000 > 2.000.000 Total jenis kelamin Pria

Wanita Total 12 0 12 13 5 18 7 17 24 3 11 14 0 2 2 35 35 70

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan Tabel V.4, pada klub motor Yamaha anggota wanita rata-rata memiliki penghasilan lebih besar daripada anggota pria.

c. Pengelompokan tingkat pendidikan anggota klub motor Yamaha berdasarkan (gender)

Tabel V.5 Pengelompokan Tingkat Pendidikan Anggota Klub Yamaha berdasarkan Jenis Kelamin

Pendidikan

SMA/SMK Diploma S1 S2 Lain-lain Total

jenis kelamin Pria Wanita Total 11 2 13 9 7 16 13 23 36 0 3 3 2 0 2 35 35 70

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan Tabel V.5, pada klub motor Yamaha anggota wanita memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi daripada anggota pria.

(71)

d. Pengelompokan jangka waktu menjadi anggota klub motor Yamaha berdasarkan jenis kelamin (gender)

Tabel V.6 Pengelompokan Jangka Waktu menjadi Anggota Klub Yamaha berdasarkan jenis kelamin

Lama menjadi anggota

2 bulan 3 – 6 bulan 6 bulan – 1 tahun

> 1 tahun Total

jenis kelamin Pria Wanita Total 3 7 10 7 13 20 4 12 16 21 3 24 35 35 70

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan Tabel V.6, pada klub motor Yamaha anggota pria rata-rata menjadi anggota klub lebih lama daripada wanita.

e. Pengelompokan jenis pekerjaan anggota klub motor Yamaha berdasarkan jenis kelamin (gender)

Tabel V.7 Pengelompokan Jenis Pekerjaan Anggota Klub Yamaha berdasarkan Jenis Kelamin

Pekerjaan

Pelajar/ mahasiswa

PNS Wiraswasta Karyawan swasta

Lain-lain Total jenis kelamin Pria

Wanita Total 19 18 37 2 1 3 5 2 7 8 14 22 1 0 1 35 35 70

Sumber : Data primer diolah

(72)

f. Pengelompokan status anggota klub motor Yamaha berdasarkan jenis kelamin (gender)

Tabel V.8 Pengelompokan Status Anggota Klub Yamaha berdasarkan Jenis Kelamin

Status

Nikah Belum nikah Total jenis kelamin Pria

Wanita Total 3 2 5 32 33 65 35 35 70

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel V.8, pada klub motor Yamaha baik anggota pria maupun anggota wanita rata-rata memiliki status belum menikah. g. Pengelompokan jangka waktu menonton televisi anggota klub motor

Yamaha dalam 1 hari berdasarkan jenis kelamin ( gender)

Tabel V.9 Pengelompokan Jangka Waktu Menonton Televisi Televisi Dalam 1 Hari

Lama menonton televisi dalam 1 hari

≤1 jam 2 jam 3 jam 4 jam > 4 jam Total jenis kelamin Pria

Wanita Total 9 3 12 9 19 28 9 13 22 2 0 2 6 0 6 35 35 70

Sumber : Data primer diolah

(73)

h. Pengelompokan jenis acara yang sering ditonton anggota klub motor Yamaha berdasarkan jenis kelamin (gender).

Tabel V.10 Pengelompokan Jenis Acara yang Sering ditonton Anggota Klub Yamaha

Acara yang sering anda tonton

Sinetron Musik Berita Game show

Lain-lain Total jenis kelamin Pria

Wanita Total 7 7 14 10 20 30 13 1 14 0 7 7 5 0 5 35 35 70

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel V.10, pada klub motor Yamaha anggota wanita lebih suka menonton acara musik dan game show ditelevisi, sedangkan anggota pria lebih suka menonton berita dan lain-lain yaitu acara olahraga di televisi.

i. Pengelompokan jenis motor yang dipakai oleh anggota klub motor Yamaha berdasarkan jenis kelamin (gender).

Tabel V.11 Pengelompokan Jenis Motor yang dipakai oleh Anggota Klub Yamaha

Jenis motor yang dipakai

MX Matic Total

jenis kelamin Pria Wanita Total 18 18 36 17 17 34 35 35 70

Sumber : Data primer diolah

(74)

2. Analisis Hasil Uji StatistikIndependent T-test

Pada penelitian ini alat uji statistik yang dipakai untuk menguji hipotesis adalah Independent t-test. Independent t-test digunakan untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Berikut hasil uji statistikindependent t-testpada variabel tingkat kesadaran dan citra iklan

Tabel V.12

Tabel Hasil Uji Statistik Independent T-test

Sumber : Data primer diolah

Menurut Trihendardi (2005:140) pedoman yang digunakan untuk uji hipotesis independent t-test adalah jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, dan jika t hitung≥t tabel maka Ho ditolak. Nilai t hitung adalah nilai mutlak.

Pada Variabel tingkat kesadaran hipotesis yang akan diuji adalah Ho = Tidak ada perbedaan tingkat kesadaran berdasarkan gender pada

anggota klub motor Yamaha.

Ha = Ada perbedaan tingkat kesadaran berdasarkan gender pada anggota klub motor Yamaha.

Variabel Jenis Kelamin

N Mean t df Sig.

(2-tailed

t tabel Keterangan Pria 35 39,46

Tingkat

kesadaran Wanita 35 40,89

-1,698 68 0,095 1,67 Ho diterima

Pria 35 14,63 Citra iklan

Yamaha

Jupiter MX Wanita 35 15,60

-1,522 68 0,971 1,67 Ho diterima

Pria 35 10,09 Citra iklan

Yamaha

Mio Wanita 35 12,09

(75)

Berdasarkan hasil perhitungan independent t-test pada tabel V.12. Nilai t hitung pada variabel tingkat kesadaran adalah -1,698 dan nilai mutlaknya adalah 1,698. Diketahui nilai t tabel dengan df = 68 dan α = 5% adalah 1,67; karena nilai t hitung 1,698 ≥ nilai t tabel 1,67 pada sig. (2-tailed) 0,095 > nilai α = 5% maka Ho diterima dan Ha dit

Gambar

Gambar III.1 . Model Konstruksi Citra (Image) Iklan
Gambar III. 2 . Advertising Response Model (ARM)
Gambar IV. 1. Struktur Organisasi YMCI YogyakartaSumber: YMCI Site
Gambar IV. 2. Struktur Organisasi Mataram Indie Otoped
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu asas penting yang wajib diperhatikan adalah bahwa hakim wajib mengadili semua bagian tuntutan dan dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut

2. Pendingin diperlukan untuk meredam suhu dan membersihkan kotoran selama proses penggerindaan pada saat putaran roda gerinda yang sangat tinggi memerlukan langkah

Ketidakbermaknaan korelasi tingkat gejala adiksi internet dengan aktivitas yang dilakukan jika tidak tersedia dana, dapat dijelaskan karena sebagian besar

Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama V Alat/Bahan/Sumber Belajar:.. A Kerja logam,

Suatu foto udara diambil dari ketinggian 6000 ft di atas permukaan rata-rata dengan fokus kamera 6 in (152.4 mm) dan format ukuran 9 in (23 cm).. INTERPRETASI FOTO UDARA.  Definisi

Ikut berpartisipasi dalam Kegiatan Contact Tracing dalam bentuk kegiatan, antara lain: membantu  petugas desa untuk menemukan tempat tinggal  penderita TB, membantu

Semasa pemain daripada pasukan lawan yang dibenarkan berada dalam kawasan itu membuat hantaran percuma, bola tidak boleh dibaling melebihi kawasan gelanggang

Infrastruktur yang ada pada organisasi/perusahaan, telah mencakup lapisan transport yang merupakan lapisan yang menyediakan kemampuan jaringan/networking dan