• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis harga jual : studi kasus pada pengusaha batu bata di Kecamatan Kaloran Temanggung Jawa Tengah - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis harga jual : studi kasus pada pengusaha batu bata di Kecamatan Kaloran Temanggung Jawa Tengah - USD Repository"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS HARGA JUAL

Studi Kasus : Pada Pengusaha Batu Bata di Kecamatan Kaloran Temanggung Jawa Tengah

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

HERY PRASETYO NIM: 071334007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii SKRIPSI

ANALISIS HARGA JUAL

Studi Kasus : Pada Pengusaha Batu Bata di Kecamatan Kaloran Temanggung Jawa Tengah

Oleh : HERY PRASETYO

NIM: 071334007

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

(3)

iii SKRIPSI

ANALISIS HARGA JUAL

Studi Kasus : Pada Pengusaha Batu Bata di Kecamatan Kaloran Temanggung Jawa Tengah

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

HERY PRASETYO NIM: 071334007

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 28 Februari 2012 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Indra Darmawan, S.E., M.Si ` .

Sekretaris Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. Anggota Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si

(4)

iv PERSEMBAHAN

”Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi maha penyayang”

Sesungguhnya tidak ada sesuatau yang diciptakan di muka bumi itu sia-sia

Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Orang Tuaku: Bpk. Slamet Swadiono dan Ibu Marwiyah

Kakakku: Lusiana Ernawati, Noviana Ernawati , dan Esti Ernawati

Keponakanku: Pandu Aji Nugraha dan Ganesa Nalendra Sindunata

Teman-temanku

(5)

v MOTTO

KEBERAN IAN DAN KEYAKIN AN YAN G DISERTAI

DEN GAN TIN DAKAN ADALA H AW AL DA RI

SEBUAH KEBERHSILAN KAREN A

KEBERUN TUN GAN TUHAN AKAN SELAL U

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Februari 2012 Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Hery Prasetyo Nomor Mahasiswa : 071334007

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS HARGA JUAL

Studi Kasus : Pada Pengusaha Batu Bata di Kecamatan Kaloran Temanggung Jawa Tengah

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 28 Februari 2012 Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

“ANALISIS HARGA JUAL”

Studi Kasus Pada Perusahaan Batu Bata di Kecamatan Kaloran Temanggung, Jawa Tengah

Hery Prasetyo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana perusahaan menentukan harga jual produk (batu bata). (2) ketepatan penentuan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan.

Jenis penelitian adalah studi kasus yang dilaksanakan pada bulan April tahun 2011 di perusahaan perseorangan milik bapak Afik Rohani, sentral pengrajin batu bata di daerah Kaloran Temanggung, Jawa Tengah. Teknik pengambilan data dengan mengunakan metode wawancara, dokumentasi dan observasi. Langkah-langkah dalam teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah (1) mendiskripsikan penentuan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan. (2) menghitung harga jual dengan menggunakan metode Cost Plus Pricing pendekatan

Full Costing. (3) membandingkan antara hasil perhitungan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan dengan kajian teori. (4) menentukan harga jual perusahaan sudah tepat atau belum dengan menggunakan batas toleransi penyimpangan 5%.

Hasil penelitian menunjukan: (1) proses penentuan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan menggunakan harga pasar / harga pesaing untuk produk sejenis perusahaan (batu bata). (2) penentuan haga jual batu bata dikategorikan tepat karena penyimpangan yang terjadi tidak melebihi 5%.

(9)

ix ABSTRACT

“THE ANALYSIS OF SELLING PRICE”

A Case Study of Brick Company in Kecamatan Kaloran, Temanggung, Central Java

Hery Prasetyo Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

The objectives of the research are to find: (1) the way the company sets out the selling price of brick; (2) the accurate decision based on the theory of the selling price conducted by the company.

The type of research is a case study conducted in April 2011 in a company owned by Mr. Afik Rohani. This company is the centre of Brick Company in the region of Kaloran, Temanggung, Central Java. The data were gathered by interview, documentation, and observation. The stages in analyzing the data were: (1) describing the selling price decided by the company; (2) calculating the selling price by applying Cost Plus Pricing under the approach of Full Costing; (3) comparing between the results of the company’s calculation and the theoretical approach; (4) deciding the selling price whether it has been appropriate or not by using tolerant rate of 5 % deviance limitation.

The results of the research show that: (1) the way of the company sets out the selling price applies the market price for the same kinds of the products as the basis for setting out the product and (2) the setting out of the selling price of the brick has been appropriate because the deviance is not more than 5%.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” ANALISIS HARGA JUAL”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

4. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

(11)

xi

9. Orangtuaku (Bpk Slamet Swadiono dan Ibu Marwiyah) yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan doa selama ini.

10.Kakakku yang selalu memberikan canda tawa dan dukungan doa.

11.Teman-teman yang membatu kelancaran skripsi ini Danu, Ivan, Duwong, Sulis, Ambo (Krisna), Laras dan teman teman yang lain.

12.Teman-teman kos ginjing Bang Kadir, Daniel, Bit-Bit, Valent dan angkringan pak Mulud.

13.Teman-teman UKM Sepak Bola semua.

14.Serta suara-suara yang selalu ngomong ayo kamu ”BISA”.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penulis

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN

a) Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran... . 9

b) Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan ……… 9

i. Biaya Produksi ……… 9

ii. Biaya Pemasaran ………. 12

(13)

xiii

c) Penggolongan Biaya Menurut Biaya Dengan

Sesuatu Yang Dibiayai ……….. ... 13

i. Biaya langsung ……… 13

ii. Biaya tidak langsung ………... 13

d) Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya Dalam Hubungannya Dengan Perubahan Kegiatan ……… 14

i. Biaya Variabel ………. 14

ii. Biaya Semi Variabel ……….. . 14

iii. Biaya Tetap ………. 14

e) Penggolongan Biaya Atas Jangka Manfaatnya …… . 14

i. Pengeluaran Modal ………. 14

ii. Pengeluaran Pendapatan ……….. 14

C. Harga Jual 1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Harga Jual .... . 15

a) Keadaan Perekonomian ... . 15

iv) Pesaingan Monopoli ………. 17

e) Biaya ………. 17

f) Tujuan Perusahaan ……… 17

g) Pengawasan Pemerintah ………. 18

2) Tujuan Penentuan Harga Jual (Kotler, 2003:288) ... 18

(14)

xiv

Peraturan Pemerintah... 22

5) Metode Penentuan Harga Jual (Mulyadi, 2001: 349) ... . 22

a) Full Costing ……… 23

b) Variable Costing ( Mark up, ROI, harga jual per unit) … 23 6) Keunggulan Metode Cost Plus-Pricing ……… 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28 1. Deskripsi Harga Jual Perusahaan ... 30

2. Deskripsi Harga Jual kajian Teori a. Taksiran Total Biaya ... 30

C. Struktur Organisasi... 35

D. Personalia ... 37

E. Permodalan ... 39

F. Produksi ... 39

G. Pemasaran ... 42

(15)

xv

b. Penentuan Biaya Tenaga Kerja ... 60

c. Penentuan Biaya Overhead Pabrik ... 62

B. Analisis Data 1. Penentuan Harga Jual ... 64

2. Penentuan Besar Harga Jual a. ROI (return on investment) ... 65

b. Mark up ... 66

c. Harga Jual per Unit ... 67

C. Pembahasan 1. Penentuan Besar Harga Jual a. Prosedur Penentuan Harga Jual ... 69

b. Penentuan Besarnya Harga Jual ... 69

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 71

B. Keterbatasan ... 72

C. Saran... 72

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jam Kerja Karyawan ... 38

Tabel 1.2. Biaya Bahan Baku……….. 49

Tabel 1.3. Biaya Bahan Baku Sesungguhnya... 50

Tabel 1.4. Alokasi Pengerjaan Batu Bata ... 51

Tabel 1.5. Perhitungan Upah Karyawan Borongan Dan Serabutan ... 52

Tabel 1.6. Biaya Tenaga Kerja ... 55

Tabel 1.7. Biaya Tenaga Kerja Sesungguhnya ... 56

Tabel 1.8. BOP(Biaya Overhead Pabrik) . ... 57

Tabel 1.9. BOP (Biaya Overhead Pabrik) Sesungguhnya ... 58

Tabel 2.1. Perhitungan Harga Pokok Produk ... 58

Tabel 2.2. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Unit ... 63

Tabel 2.3. Perbandingan Prosedur Penentuan Harga Jual Produk ... 64

Tabel 2.4. Harga Jual Produk ... 67

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Induk Penelitian Lampiran 2 Daftar pertanyaan Lampiran 3 Dokumentasi produksi Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian

(19)
(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian pada saat ini menyebabkan terjadinya

persaingan usaha yang semakin ketat. Banyak usahawan bersaing untuk dapat

bertahan di dalam lingkungan usaha dan mendapatkan konsumen. Hal ini

menyebabkan munculnya banyak keunggulan yang diciptakan oleh masing-

masing usahawan. Agar dapat bersaing, para usahawan dituntut untuk cepat

tanggap terhadap perubahan lingkungan usaha yang terjadi. Perubahan itu dapat

menjadi peluang maupun ancaman bagi perkembangan suatu usaha. Dengan

meningkatkan kualitas produk, memungkinkan usahawan untuk dapat bertahan

dalam persaingan, karena dengan kualitas produk yang bagus dan harga yang

relatif murah, konsumen merasa puas akan produk yang dihasilkan oleh suatu

usahawan.

Situasi ekonomi, selera konsumen, dan jumlah pesaing merupakan suatu

contoh faktor lingkungan yang sulit diramalkan oleh para usahawan. Situasi

krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini telah berdampak secara langsung

terhadap kegiatan operasional usaha. Biaya kirim barang yang semakin

meningkat, harga bahan baku dan bahan penolong yang semakin tinggi, dan daya

beli masyarakat yang menurun merupakan faktor- faktor yang harus diperhatikan

(21)

Penentuan harga jual produk merupakan salah satu jenis pengambilan

keputusan manajemen yang penting. Penentuan harga jual produk bukan hanya

merupakan kebijakan di bidang pemasaran atau keuangan, melainkan kebijakan

yang berkaitan dengan pendapatan dan laba. Laba perusahaan sangat dipengaruhi

oleh harga jual produk, biaya, dan volume penjualan. Biaya menentukan harga

jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki. Harga jual mempengaruhi

volume penjualan dan volume penjualan akan mempengaruhi volume produksi,

dan volume produksi mempengaruhi biaya (Mulyadi 2001: 225). Harga yang

akan ditawarkan dan ditetapkan harus dapat menutup semua biaya produksi.

Apabila harga jual yang ditetapkan tidak dapat menutup atau tidak sesuai dengan

biaya yang dibebankan, maka usahawan akan mengalami kerugian.

Penentuan harga jual suatu produk memiliki peranan penting dalam

penjualan karena tinggi rendahnya harga jual akan mempengaruhi konsumen

dalam membeli atau tidaknya produk. Penetapan harga jual yang terlalu tinggi

dapat menyulitkan penjualan dan dapat mengakibatkan beralihnya konsumen ke

usahawan lain untuk mendapatkan produk yang lebih murah. Sebaliknya, jika

harga jual ditetapkan terlalu rendah, maka dapat menyebabkan kerugian bagi

usahawan. Oleh karena itu, usahawan harus dapat menentukan harga jual yang

tepat agar perusahaan dapat menarik dan memuaskan konsumen, sekaligus dapat

memberi keuntungan. Berdasarkan hal tersebut, penulis mengambil judul

(22)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penentuan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan?

2. Apakah penentuan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan sudah tepat?

C. Batasan Masalah

Dengan penentuan harga suatu produk dan faktor biaya yang dikeluarkan

perusahaan yang nantinya mempengaruhi harga pokok produksi dan penetuan

harga jual yang merupakan suatu persoalan yang penting untuk kegiatan

perusahaan selanjuatnya maka dalam penelitian ini penulis hanya membatasi

masalah pada penentuan harga jual produk dengan metode Cost Plus Pricing

pendekatan Full Costing.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui prosedur penentuan harga jual yang dilakukan oleh

perusahaan.

2. Untuk mengetahui ketepatan penentuan harga jual yang dilakukan oleh

(23)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi

pihak perusahaan dalam penentuan harga jual produk secara tepat sehingga

dapat lebih menunjang usahanya dalam mencapai tujuan usahawan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa

dan sebagai bahan pertimbangan serta acuan untuk penelitian yang

berhubungan dengan penentuan harga jual produk.

3. Bagi Penulis

Dengan penelitian ini, penulis dapat memperluas pengetahuan tentang

penentuan harga jual produk dengan cara membandingkan antara teori- teori

yang ada dengan praktek yang sesungguhnya di perusahaan dan kalangan

wiraswastawan dan sebagai syarat penyelesaian tugas akhir.

F. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisiang latar belakang masalah, rumusan masalah

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penelitian.

(24)

Bab ini menguraikan teori-teori yang melandasi pembahasan

masalah dalam penelitian.

Bab III : Metodologi penelitian

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, waktu penelitian,

tempat, objek dan subjek, data penelitian, teknik pengupulan

data dan teknik analisis data

Bab IV : Gambaran umum perusahaan

Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Bab V : Analisis data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan data, pembahasan, pengelolaan data,

serta hasil penelitian yang dilakukan.

Bab VI : Penutupan

Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan dan saran yang

(25)
(26)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Harga pokok Produksi

1)Pengertian harga pokok produksi

Harga pokok produksi adalah jumlah yang diukur dalam satuan harga pokok

produksi adalah sama dengan biaya bahan upah langsung dan biaya overhead

langsung yang dikeluarkan dalam proses produksi ( Hutaruk, 1986: 44 – 45).

Biaya tersebut melekat pada harga pokok sebelum produk tersebut laku dijual,

selanjutnya harga pokok yang melekat pada persediaan ini berubah menjadi

harga pokok perolehan. Harga pokok meliputi semua pengeluaran yang

diperlukan untuk mendapatkan barang dan menempatkanya pada kondisi

barang siap dijual. Kesulitan untuk mengalokasi pengeluaran dari

masing-masing jenis persediaan biasanya diperlakukan sebagai biaya operasi pada

periode terjadinya pengeluaran (Haryono, 1992 : 103)

2)Metode pengumpulan harga pokok produk

Pengumpulan biaya dalam rangka penentuan harga pokok produk sangat

tergantung pada sifat pengolahan produk / cara produksi dari produk tersebut.

Cara produksi dalam menghasilkan produk dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu berdasarkan pada pesanan dan berdasarkan produksi massa.

(27)

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan harga pokok pesanan

mengupulkan harga pokok produknya menggunakan pesanan (job

order method). Dalam metode ini biaya- biaya dikumpulkan untuk

pesanan tertentu dan harga pokok persatuan dihasilkan untuk

memenuhi pesanan tersebut berdasarkan pembagian total biaya

produksi untuk pesanan dengan jumlah satuan produk dalam pesanan

bersangkutan

b) Metode harga pokok proses

Pada perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan harga

produksi masa mengupulkan harga pokonya dengan menggunakan

harga pokok proses ( proses cost method). Dalam metode ini

biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok

persatuan produk dihasilkan dalam periode itu dihitung dengan cara

membagi total biaya produksi periode bersangkutan dengan jumlah

satuan produk yang dihasilkan dalam periode bersangkutan yang dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Harga pokok pesanan = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑠𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛

Didalam metode harga pokok proses ini semua biaya produksi

(28)

B. Biaya

1) Pengertian biaya

Pada umumnya perusahaan menetapkan harga sesuai dengan biaya-biaya

yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Perusahaan

diharapkan dapat menutup ongkos produksi dan menatapkan harga yang

tepat sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan untuk biaya produksi dapat

tertutup. Biaya adalah pengorbanan ekonomi yang diukur dengan satuan

uang yang telah terjadi / kemungkinan akan terjadi untuk waktu tertentu

(Mulyadi, 1990:11-44).

Dalam praktek, istilah biaya (cost) digunakan dalam dua arti yaitu

dalam kontek harga perolehan atau harga pokok dalam pengertian beban

(expenses) (Mulyadi, 1990:19). Adapun konsep dari costdan biaya adalah

sebagai berikut:

a. Harga perolehan adalah harga pokok (cost)

Jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk yang

dibayarkan / nilai aktiva yang diserahkan / dikorbankan sebagai hutang

yang timbul serta tambahan kemudahan dalam pemilihan barang dan jasa

yang diperlukan perusahaan baik masa lalu / masa datang.

b. Biaya (expenses)

Harga yang diperoleh / dikorbankan dalam rangka memperoleh

(29)

2) Pengolongan Biaya

Biaya dapat digolongkan menjadi 5 yaitu:

a) Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran

Dasar yang dipakai dalam biaya menurut objek pengeluaran adalah nama

objek pengeluarannya. Contoh nama objek adalah bensin disebut biaya

bensin.

b) Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan

Dalam proses operasional perusahaan mempunyai 3 fungsi yaitu produksi,

pemasaran, administrasi dan umum. Maka perusahaan manufaktur

mengelompokkan biaya menjadi 3 kelompok yaitu:

1. Biaya Produksi

Biaya yang terjadi untuk mengelola bahan baku menjadi bahan jadi.

Sedangkan menurut Supriyono (1987:19) biaya produksi adalah biaya

yang berhubungan dengan fugsi produksi atau kegiatan pengelolaan

bahan baku menjadi produk selesai. Menurut objek pengeluaran biaya

produksi dibagi menjadi 3, yaitu:

a) Biaya bahan baku

Barang yang dikonsumsi oleh perusahaan terdiri dari bahan

dan barang bukan bahan.Bahan adalah barang yang akan

diolah menjadi produk selesai. Sedangkan barang yang bukan

bahan adalah barang yang dikonsumsi oleh perusahaan tapi

(30)

dapat dipakai di pabrik maupun non pabrik suku cadang yang

digunakan untuk perbaikan mesin. Sedangkan bahan dapat

digolongkan menjadi 2 yaitu bahan baku dan bahan penolong.

Bahan baku adalah bahan yang diolah menjadi bagian produk

selesai yang pemakaianya dapat diidentifikasi atau diikuti

jejaknya atau bagian integral dari produk tertentu (Supriyono,

1987:19). Sedangkan bahan penolong adalah bahan yang akan

diolah menjadi produk jadi tapi pemakainya tidak dapat diikuti

jejaknya atau manfaatnya pada produk selesai (Supriyono,

1987:19). Biaya bahan baku adalah biaya produksi yang

dikeluarkan untuk memperoleh bahan yang membentuk bagian

menyeluruh produk jadi (bahan dasar / bahan pokok awal

sebuah produk sebelum diolah menjadi bahan jadi) (Mulyadi,

2005:275-276). Sedangkan menurut Supriyono (1987:20) biaya

bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang

dipakai dalam pengelolaan produk. Biaya bahan penolong

adalah harga perolehan bahan penolong yang dipakai dalam

pengolahan produk. (Supriyono, 1987:20)

b) Biaya tenaga kerja adalah biaya produksi yang dikeluarkan

untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi yang

merupakan usaha fisik dan mental yang dikeluarkan karyawan

(31)

menurut Supriyono (1987:20-21) biaya tenaga kerja adalah

semua balas jasa yang dilakukan perusahaan kepada semua

karyawan. Biaya tenaga kerja di pabrik digolongkan menjadi 2

yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak

langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang

diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat

diidentifikasi atau diikiti jejaknya pada produk tertentu yang

dihasilkan perusahaan sedangkan biaya tenaga kerja tidak

langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan

pabrik, tapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasi atau jejaknya

tidak dapat diikuti pada produk yang dihasilkan perusahaan

(Supriyono: 1987, hal 20-21).

c) Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya

bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Contoh biaya

bahan tak langsung biaya listrik, sewa tempat pabrik (gudang),

pajak gedung pabrik. Biaya overhead pabrik dibagi dapat

dibagi 3 kelompok berdasarkan karakteristinya yaitu (James

A.C, et al. , 1986:127-128)

i) Biaya overhead variabel adalah biaya variabel yang

berubah-ubah sebanding dengan unit yang diproduksi.

Contoh biaya bahan tidak langsung dan biaya buruh

(32)

ii) Biaya overhead tetap adalah biaya overhead yang

konstan dalam tingkat hasil tertentu. Contoh sewa

gedung pabrik dan pajak real estate.

iii) Biaya overhead semi variabel adalah biaya yang tidak

semuanya tetap dan tidak juga semua variabel tetapi

mempunyai karakteristik keduanya. Contoh biaya listrik

penerangan.

2. Biaya Pemasaran

Biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran

produk. Contoh biaya pemasaran: biaya angkut, biaya asuransi, biaya

gaji bagian pemasaran (Mulyadi, 2005:14). Sedangkan menurut

Supriyono (1987:21) biaya pemasaran adalah biaya dalam rangka

penjualan produk selesai sampai pengumpulan piutang menjadi kas.

Biaya ini meliputi biaya melaksanakan fungsi penjualan, fungsi

pengudangan, fungsi pengepakan dan pengiriman, fungsi adpertensi,

fungsi pemberian kredit dan pengumpulan piutang, fungsi pembuatan

faktur atau administrasi penjualan.

3. Biaya Administrasi dan Umum

Biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran

produk dalam perusahaan. Misalnya biaya telepon, biaya gaji direksi,

biaya pemegang saham (Mulyadi, 2005:14). Sedangkan menurut

(33)

yang berfungsi administrasi dan umum. Biaya ini terjadi dalam rangka

penentuan kebijakan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan secara

keseluruhan.

c) Penggolongan biaya menurut biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Penggolongan ini terjadi jika perusahaan mengelola bahan baku menjadi

produk jadi bukan jasa. Sedangkan perusahaan yang menghasilkan

produk jadi jasa maka biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan

produk tersebut dinamakan penyertaan. Dalam hubunganya dengan

produk, biaya dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

1) Biaya langsung

Biaya yang terjadi karena ada suatu yang dibiayai meliputi biaya

bahan baku dan tenaga kerja.

2) Biaya tidak langsung

Biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.

Contohnya biaya overhead pabrik.

d) Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan

perubahan kegiatan.

1) Biaya Variabel

Biaya yang jumlah total berubah sebanding dengan volume kegiatan.

Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

(34)

Biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume

kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan

unsur biaya variabel.

3) Biaya Tetap

Biaya yang jumlah nilainya tetap dalam volume kegiatan produksi /

tidak produksi kegiatan operasional perusahaan. Contoh: biaya gaji

direksi, biaya direktur produksi.

e) Penggolongan biaya atas jangka manfaatnya

1) Pengeluaran Modal

Biaya-biaya yang dinikmati oleh lebih dari satu periode akutansi.

2) Pengeluaran Pendapatan

Biaya-biaya yang bermanfaat di dalam periode akutansai dimana biaya

tersebut terjadi.

C. Harga Jual

Harga jual didefinisikan sebagai jumlah uang yang dibayarkan atas barang

dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan

manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa (Kotler, 2003:241).

Menurut Supriyono (1989:332), harga jual adalah jumlah moneter yang

dibebankan oleh suatu unit kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa

(35)

1) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Harga Jual

Menurut Swastha dan Irawan (1985:151) penentuan harga jual produk

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a) Keadaan perekonomian

Faktor kondisi ekonomi akan mempengaruhi tingkat harga yang berlaku,

misalnya krisis ekonomi, inflasi dan tingkat suku bunga.

b) Penawaran dan permintaan

i) Permintaan adalah sejumlah barang atau jasa yang dibeli oleh pembeli

pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya, tingkat harga yang lebih

rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta akan lebih besar.

ii) Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh

penjual pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya, jika harga barang

melambung tinggi, maka jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual

lebih banyak.

c) Elastisitas permintaan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga jual adalah sifat

permintaan pasar. Sifat permintaan pasar tidak hanya mempengaruhi

penentuan harganya tetapi juga mempengaruhi volume yang dapat dijual.

Harga dan volume penjualan berbanding terbalik, artinya jika terjadi

kenaikan harga maka penjualan akan menurun dan jika terjadi penurunan

harga maka penjualan akan meningkat.

(36)

Perubahan harga akan mengakibatkan perubahan yang lebih kecil

pada volume penjualannya, maka permintaan ini besifat inelastis.

ii) Elastis

Perubahan harga akan menyebabkan terjadinya perubahan volume

penjualan dalam perbandingan yang lebih besar, apabila permintaan

ini bersifat elastis.

iii) Unitary elasticity

Perubahan harga akan menyebabkan perubahan jumlah yang dijual

untuk proporsi yang sama, apabila permintaan ini bersifat unitary

elasticity. Dengan kata lain, penurunan harga sebesar 10% akan

mengakibatkan naiknya volume penjualan sebesar 10% pula.

d) Persaingan

i) Persaingan sempurna

Dalam persaingan, penjual yang berjumlah banyak aktif menghadapi

pembeli yang banyak pula. Banyaknya penjual dan pembeli ini akan

mempersulit penjual perseorangan untuk menjual dengan harga yang

lebih tinggi kepada pembeli lain.

ii) Persaingan tidak sempurna

Barang-barang yang dihasilkan oleh pabrik dengan merk tertentu

kadang mengalami kesulitan dalam pemasarannya. Hal ini dapat

(37)

merk lain. Keadaan seperti ini disebut persaingan tidak sempurna,

dimana barang tersebut telah dibedakan dengan memberikan merk.

iii) Persaingan oligopoli

Beberapa penjual menguasai pasar sehingga harga yang ditetapkan

dapat lebih tinggi dari harga dalam persaingan sempurna. Harga jual

yang ditentukan dalam bentuk pasar persaingan oligopoli adalah harga

jual yang ditentukan oleh penjual.

iv) Persaingan monopoli

Persaingan monopoli berarti dalam suatu pasar, penjual yang ada hanya

satu sehingga penentuan harga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti permintaan barang yang bersangkutan, harga barang- barang

substitusi/pengganti, dan peraturan harga dari pemerintah.

e) Biaya

Biaya merupakan dasar dalam menentukan harga karena memberikan batas

bawah suatu harga jual produk. Tingkat harga yang tidak dapat menutup

biaya yang telah dikeluarkan akan mengakibatkan kerugian bagi

perusahaan. Sebaliknya, apabila suatu tingkat harga yang melebihi semua

biaya akan menghasilkan keuntungan.

f) Tujuan perusahaan

Penentuan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan perusahaan.

(38)

maksimum, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih

pangsa pasar yang besar dan mengatasi persaingan.

g) Pengawasan pemerintah

Pengawasan pemerintah juga faktor penting dalam penentuan harga jual.

Pengawasan pemerintah tersebut diwujudkan dalam bentuk penentuan

harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga serta praktek-praktek

lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.

2) Tujuan Penentuan Harga Jual (Kotler, 2003:288)

a. Kelangsungan hidup

Sejumlah perusahaan menetapkan kelangsungan hidup sebagai tujuan

utama mereka jika mereka menghadapi kesulitan-kesulitan seperti

kelebihan kapasitas, persaingan ketat, atau perubahan-perubahan keinginan

konsumen.Untuk menjaga agar perusahaan terus berjalan, perusahaan dapat

menetapkan harga yang rendah, dengan harapan dapat meningkatkan

permintaan. Sejauh harga dapat menutup biaya variabel dan sebagian biaya

tetap, perusahaan dapat terus berjalan.

b. Maksimalisasi laba sekarang

Banyak perusahaan mencoba untuk menetapkan harga yang

memaksimalkan laba sekarang. Mereka memperkirakan permintaan dan

biaya yang berkaitan dengan berbagai alternatif harga dan memilih harga

yang akan menghasilkan laba sekarang, arus kas, atau tingkat

(39)

c. Kepemimpinan pangsa pasar

Beberapa perusahaan ingin memaksimalkan pangsa pasarnya. Perusahaan

tersebut yakin volume penjualan yang lebih tinggi akan menghasilkan

biaya per unit yang lebih rendah dan laba jangka panjang yang lebih tinggi.

Untuk menjadi pangsa pasar, perusahaan-perusahaan tersebut menetapkan

harga serendah mungkin.

d. Kepemimpinan kualitas produk

Perusahaan mungkin mengarah untuk menjadi pemimpin dalam kualitas

produk dipasar. Misalnya Yamaha, memproduksi motor yang bermutu

tinggi dan menetapkan harga yang lebih tinggi daripada motor pesaingnya.

Dengan strategi kualitas tinggi atau harga tinggi motor Yamaha

menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi dari rata-rata

industrinya.

3) Peranan Harga Jual

Pembentukan harga (mekanisme harga) merupakan salah satu kekuatan

penting dalam perekonomian yang berorientasi pada pasar. Fungsi utama yang

dilaksanakan oleh mekanisme harga antara lain (Winardi, 1992:118):

a) Perbandingan

Harga suatu produk memungkinkan pembeli untuk memperkirakan

nilainya, relatif dengan produk lain yang serupa.

(40)

Mekanisme harga melaksanakan suatu fungsi stimulasi, di mana makin

tinggi harga produk yang bersangkutan, makin besar hasil total yang di

capai sehingga perusahaan yang bersangkutan semakin bersedia untuk

memproduksinya.

c) Distribusi

Mekanisme harga mempermudah penjual untuk menjaring calon

konsumennya seperti misalnya penjual mobil mewah tidak akan

menawarkan barang dagangannya di pasar-pasar tradisional melainkan

akan menawarkan melalui internet, pusat-pusat perbelanjaan seperti mal,

ataupun langsung di perumahan-perumahan mewah. Barang-barang

didistribusikan melalui keputusan-keputusan penentuan harga.

4) Metode Penentuan Harga Jual

Harga jual suatu produk di dalam perusahaan harus dapat menjamin

kelangsungan hidup perusahaan. Ada empat metode yang dapat digunakan

dalam penentuan harga jual yang dipakai oleh perusahaan, yaitu sebagai

berikut (Swastha dan Irawan, 1985:214):

a. Penentuan harga jual normal (normal pricing)

Dalam keadaan normal, manajer penentu harga jual memerlukan informasi

biaya penuh masa yang akan datang sebagai penentu harga jual produk atau

jasa. Metode penentuan harga jual normal sering disebut dengan istilah

cost-plus pricing, karena harga jual ditentukan dengan menambah biaya

(41)

jumlah biaya) yang dihitung dengan formula tertentu. Harga jual produk

atau jasa dalam keadaan normal ditentukan dengan formula sebagai

berikut:

Harga jual = taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan

b. Penentuan harga jual dalam (cost-type contract)

Cost-Type Contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak

pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan

pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah

dengan laba yang dihitung sebesar presentase tertentu dari total biaya

sesungguhnya. Harga jual yang dibebankan kepada konsumen dihitung

berdasarkan biaya penuh sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk

memproduksi dan memasarkan produk.

c. Penentuan harga Jual Pesanan Khusus (special order pricing)

Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan diluar

pesanan regular perusahaan. Biasanya konsumen yang melakukan pesanan

khusus ini meminta harga dibawah harga jual normal, bahkan seringkali

harga yang diminta oleh konsumen berada dibawah biaya penuh karena

biasanya pesanan khusus mencakup jumlah yang besar.

d. Penentuan Harga Jual Produk atau Jasa yang Diatur dengan Peraturan

Pemerintah

Produk dan jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pokok

(42)

diatur dengan peraturan pemerintah. Harga jual produk dan jasa tersebut

ditentukan berdasarkan biaya penuh masa yang akan datang ditambah

dengan laba yang diharapkan.

5) Metode Penetuan Harga Jual (Mulyadi, 2001: 349)

Ada dua pendekatan pokok dalam penetuan harga jual, yaitu (1)

Pendekatan biaya (penetapan harga biaya plus, penetapan harga mark up, dan

penetapan harga breakevent), serta (2) Pendekatan pasar atau persaingan.

Penentuan harga jual harus menjamin semua biaya yang dikeluarkan dapat

ditutup dengan harga jual yang ditentukan oleh perusahaan. Dalam penentuan

harga jual untuk barang sekunder seperti batu bata metode cost plus pricing

sangat tepat digunakan dalam memtukan harga jual produk.

Cost-Plus Pricing. Cost-plus pricing adalah penentuan harga jual dengan

cara menambah laba yang diharapkan diatas biaya penuh masa yang akan

datang untuk memproduksi dan memasarkan produk. Metode cost-plus

pricing sangat membantu dalam menentukan harga jual. Metode ini secara

umum dipakai perusahaan dan pemakaiannya sangat mudah dan sederhana.

Harga jual berdasarkan cost-plus pricing dihitung dengan rumus:

Harga jual = taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan

Taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan dua pendekatan dalam metode

(43)

a. Full Costing

Pendekatan full costing merupakan metode penentuan harga pokok

produksi yang membebankan seluruh biaya produksi.

Taksiran biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual

terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik (variable + tetap) xxx+

Taksiran total biaya produksi xxx

Biaya administrasi dan umum xxx

Biaya pemasaran xxx+

Taksiran total biaya komersil xxx +

Taksiran biaya penuh xxx

b. Variable Costing

Variable Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi

yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke

dalam harga pokok produksi.

Taksiran biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual

terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:

Biaya Variabel:

Biaya bahan baku xxx

(44)

Biaya overhead pabrik variabel xxx +

Taksiran total biaya produksi variabel xxx

Biaya administrasi dan umum variabel xxx

Biaya pemasaran variabel xxx+

Taksiran total biaya variabel xxx

Biaya Tetap:

Biaya overhead pabrik tetap xxx

Biaya administrasi dan umum tetap xxx

Biaya pemasaran tetap xxx+

Taksiran total biaya tetap xxx +

Taksiran biaya penuh xxx

Rumus Perhitungan Harga Jual Per Unit

Rumus perhitungan harga jual atas dasar biaya secara umum dapat dinyatakan

dalam persamaan: (Mulyadi, 1993:81)

Harga Jual Per Unit = Biaya Produksi (per unit) + % Mark up

Rumus % Mark up:

% Mark up : labayangdi harapkan +biayanonproduksi

Biayaproduksi

Rumus ROI sebagai berikut: (Mamduh M.H, et al., 2005:86)

ROI = 𝐿𝑎𝑏𝑎

(45)

Mark-up dalam dunia usaha diartikan sebagai selisih antara harga barang

atau jasa dengan harga jualnya. Mark-up ini ditambahkan kepada sebuah

produk untuk menghasilkan profit atau keuntungan. Sedangkan menurut

Winardi (1992: 141) mark-up adalah kenaikan rupiah yang dijadikan dasar

pembentuk laba yang diinginkan oleh perusahaan. Mark up yang ditambahkan

pada harga pokok produk diharapkan dapat menutup semua biaya produksi

maupun non produksi yang dikeluarkan perusahaan sehingga perusahaan

dapat memperoleh laba yang diharapkan. Dasar dalam menentukan jumlah

mark up adalah perusahaan harus terlebih dahulu mempertimbangkan nilai

investasi yang ditanamkan sehingga akan tercermin nilai laba yang diharapkan

atau return on investment (ROI). Mark up menghubungkan antara laba yang

diharapkan ditambah biaya non produksi dengan biaya produksi (Mulyadi,

1993:81).

Return on investment (ROI)merupakan pengukuran kemampuan

perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan

jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan (Lukman,

Syamsudin 1985 : 56). Sedangkan menurut Soediyono (1991:137) return on

investmentadalah angka banding / rasio antara laba yang diperoleh perusahaan

dengan besarnya aktiva total perussahaan. Return on investment (ROI) adalah

pendekatan yang digunakan untuk menentukan besarnya mark up. Dalam

(46)

hal diataranya nilai investasi yang ditanamkan dan prospeknya (penjualanya).

Dengan demikian rasio return on investment (ROI) adalah rasio yang

menghubungkan antara keuntungan yang diperoleh (laba) dari operasi

perusahaan dengan total aktiva yang ditanamkan oleh perusahaan (Soediyono,

1991:137). Laba adalah selisih bersih penghasilan dikurangi biaya dan rugi

(Suwardjono, 2003:72). Sedangkan aktiva adalah kekayaan atau sumber

ekonomik yang dikuasai perusahaan dan digunakan oleh perusahaan untuk

mencapai tujuanya (biasanya mencari laba) (Suwardjono, 2003:71). Sebutan

lain dari ratio ini adalah “ net operating profit rate of retun” atau “operating

earning power”.

6) Keunggulan Metode Cost Plus-Pricing

Terdapat empat keunggulan dalam penetapan harga jual dengan metode

cost-plus pricing yaitu sebagai berikut (Supriyono, 1989: 264):

a) Pembuatan keputusan penentuan harga jual, manajemen dihadapkan kepada

banyak ketidakpastian sehingga harga jual berdasarkan cost-plus pricing

dapat merupakan titik awal ke arah harga jual yang dapat diterima sesuai

dengan kendala tertentu yang ada.

b) Biaya dapat dipandang sebagai suatu batas bawah perlindungan atau

penjagaan agar harga jual tidak ditentukan terlalu rendah sehingga

(47)

c) Harga jual berdasarkan cost-plus pricing dapat digunakan untuk

mempelajari secara mendalam biaya para pesaingnya atau dapat membantu

manajemen untuk memprediksi keputusan harga.

d) Suatu perusahaan mungkin mempunyai berbagai kelompok produk dan

tidak mempunyai waktu untuk menyusun analisis hubungan biaya volume

laba secara rinci untuk setiap kelompok produk. Untuk menganalisis

masalah tersebut, manajemen dapat dengan cepat dan secara langsung

menggunakan formula cost-plus pricing. Harga jual yang ditentukan

dengan cost-plus pricing ini mungkin sifatnya sementara dan akan diubah

(48)
(49)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu penelitian pada obyek

tertentu dan mengumpulkan data terhadap obyek yang hendak diteliti dan hasil

penelitian hanya berlaku untuk perusahaan yang akan diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian: Perusahaan perseorangan Bapak Afik Rohani, disini

penulis akan melakukan studi kasus di daerah sentral pengrajin batu bata di

daerah Kaloran, Temanggung Jawa Tengah.

2. Waktu penelitian: April tahun 2011

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

a. Pimpinan perusahaan

b. Bagian produksi

2. Obyek Penelitian

(50)

D. Data yang Diperlukan

1. Gambaran umum perusahaan

2. Biaya produksi

3. Biaya non produksi

4. % laba yang diharapkan perusahaan

5. Penentuan harga jual perusahaan

6. Data-data lain yang berhubungan

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan tanya

jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang berwenang mengenai

masalah yang diteliti di sini penulis akan melakukan wawancara dengan

pemilik usaha.

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari data yang ada dalam

perusahaan. Data yang dikumpulkan berupa keterangan dari buku,

catatan-catatan, dan laporan yang dimiliki khususnya mengenai data biaya dan data

produksi.

3. Observasi

Metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan peninjauan

(51)

memperkuat dan melengkapi data yang diperoleh dengan teknik wawancara di

sini penulis akan melakukan wawancara dengan pemilik usaha dan bagian

produksi.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan pertama dilakukan dengan langkah- langkah:

1. Mendiskripsikan harga jual produk oleh perusahaan

a. Menghitung harga pokok produksi per unit

b. Menghitung laba yang diharapkan perusahaan

c. Menghitung harga jual produk.

2. Mendiskripsikan harga jual berdasarkan teori menurut (Mulyadi, 1993: 349) :

a. Menghitung taksiran total biaya dengan unsur sebagai berikut:

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik (variable + tetap) xxx +

Taksiran total biaya produksi xxx

Biaya administrasi dan umum xxx

Biaya pemasaran xxx +

Taksiran total biaya komersil xxx +

Taksiran biaya penuh xxx

(52)

Persentase Mark up : 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 +𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑛𝑜𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

ROI = 𝐿𝑎𝑏𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

𝑥

100%

c. Menghitung besarnya harga jual:

Biaya produksi per unit xxx

Mark up (% mark up x biaya produksi per unit) xxx +

Harga jual per unit xxx

d. Membuat kesimpulan dengan cara melakukan pembandingan harga jual

yang berlaku pada perusahaan dengan besaran harga jual hasil dari

perhitungan berdasarkan metode pendekatan cost-plus pricing.

Menghitung selisih dengan rumus :

𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖 ℎℎ𝑎𝑟𝑔𝑎

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎 ℎ𝑎𝑎𝑛

𝑥

100%

Kriteria untuk menilai ketepatan hasil yaitu dengan cara

 Jika selisih kurang dari 1% adalah sangat tepat

 Jika selisih antara 1% - 5% adalah tepat

 Jika selisih antara 5% - 10% adalah kurang tepat

 Jika selisih lebih dari 10% adalah tidak tepat

Angka-angka tersebut diatas diambil berdasarkan batas penyimpangan yang

(53)
(54)

32 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahan

Unit usaha batu bata bapak Afik adalah Perusahaan Perseorangan yang

didirikan oleh Bapak Suharto pada pertengahan tahun tahun 1980-an. Pada saat

itu perusahaan Perseorangan ini diserahkan / dikelola oleh anak kandungnya

yaitu Bapak Afik Rohani. Adapun visi dan misi yang ingin dicapai oleh Bapak

Suharto saat pendirian usaha ini yaitu untuk memperbaiki perekonomian

keluarga dan menigkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar unit usaha.

Ide pendirian perusahaan Perseorangan ini muncul seiring perjalanan hidup

Bapak Suharto sendiri. Sebelum berkecimpung dalam bisnis ini Bapak Suharto

adalah seorang petani yang mempunyai lahan sendiri seiring berjalannya waktu

ketika hama wereng menyerang tanaman padi Pak Suharto yang mengakibatkan

gagal panen selama tiga musim berturut turut. Kegagalan panen membuat Pak

Suharto mencari alternatif lain yaitu dengan menanam tanaman terong dan

ketela. Selama beberapa waktu beliau merasa bahwa dengan usahanya itu kurang

bisa mencukupi kebutuhan keluarganya dari situ muncul keinginan dari Pak

Suharto untuk merintis usaha batu bata. Ide untuk membuat usaha batu bata

muncul ketika Bapak Suharto melihat lahan kosong di belakang pekarangan

rumahnya yang hanya ditumbuhi pohon sengon. Akhirnya Pak Suharto mencoba

(55)

sudah merintis usaha pembuatan genting yang mirip cara pembuatanya dengan

batu bata. Pemasarannya pak Suharto mencoba bekerjasama dengan temannya

pengusaha genting yang mempunyai hubungan dengan beberapa pemborong

selain itu pak Suharto juga mulai membuat relasi dengan temannya yang bekerja

sebagai kuli bangunan di proyek- proyek sekitar Temanggung. Karena dengan

bisnis batu bata waktu itu cukup menguntungkan dan mempunyai prospek yang

bagus ke depan maka pak Suharto mefokuskan usaha batu bata sedangkan

berladang ketela dan terong dijadikan sampingan usahanya. Adapun omset

produksi yang dihasilkan ketika memulai usaha sekitar 5000 buah batu bata yang

dikerjakan oleh Pak Suharto dengan dibatu oleh seorang karyawan yaitu

tetangganya sendiri.

Akhirnya dengan berjalannya waktu dengan kerja keras baik itu dari segi

tenaga, modal serta jalinan relasi dengan teman- temanya yang semakin luas

usaha pak Suharto mulai berkembang. Pada tahun 1996 pak Suharto memperoleh

kredit usaha dari bank BRI ( Bank Rakyat Indonesia) cabang Temanggung.

Peningkatan modal memudahkan Pak Suharto dalam pemenuhan permintaan

yang semakin banyak tidak hanya dalam kota Temanggung saja namun sudah

merambah kota lain seperti Solo, Yogyakarta, Magelang, Wonosobo, Semarang,

dan sekitarnya tentunya dengan memperbanyak jumlah alat produksi dan tenaga

(56)

B. Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan Bapak Afik berada di kelurahan Gandulan, kecamatan

Kaloran kabupaten Temanggung tepatnya di samping kelurahan Gandulan tepi

jalan raya Temanggung-Semarang. Sedangkan lokasi yang kedua adalah 3

kilometer dari lokasi pertama Jl Raya Kaloran Rt 2 Rw 2 kelurahan Gandulan,

kecamatan Kaloran kabupaten Temanggung tepatnya belakang rumah bapak Afik.

Kegiatan produksi dan adminitrasi dilakukan pada tempat yang sama. Alasan

pemilik memilih kedua lokasi tersebut adalah berdasarkan pertimbangan sebgai

berikut:

1. Bahan Baku

Letak produksi yang dekat dengan jalan raya sehingga aksesnya mudah

dilalui truk- truk pengangkut Bahan baku yaitu tanah liat. Jarak lokasi

yang dipilih dekat dengan dengan tempat mendapat bahan baku (supllies).

Dengan jarak yang dekat dengan supllies maka semakin rendah biaya

yang dikeluarkan untuk pengangkutan bahan baku dan bahan jadi.

2. Tenaga kerja

Tenaga kerja yang dipekerjakan adalah tenaga kerja yang berasal dari

lingtkungan sekitar perusahaan sehingga perekrutanya serta pengaturan

menjadi mudah.

(57)

Lokasi perusahaan yang dekat dengan jalan raya mempermudah dalam

kelancaran baik itu produksi maupun distribusi sehingga tidak terjadi

pemborosan dalam bentuk biaya maupun waktu..

4. Pasar

Perusahaan mempunyai beberapa langganan tetap dan hubungan dengan

banyak tukang bangunan yang bekerja di proyek- proyek di dalam / luar

kota Temanggung memudahkan peusahaan dalam pemasaran produk

C. Struktur Organisasi

Perusahaan Pak Afik Rohani adalah perusahaan perseorangan dimana

pemilik sekaligus pimpinan perusahaan yang membawahi fungsi- fungsi di

bawahnya. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi pada perusahaan perseorangan

Bapak Afik dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1

PIMPINAN

PERUSAHAAN

KARYAWAN

SERABUTAN

KARYAWAN

(58)

1) Pimpinan Perusahaan

Tugas dari pimpinan perusahaan adalah sebagai berikut:

a) Menentukan pelaksaanan operasi perusahaan

b) Membeli bahan baku

c) Mengelola karyawan

d) Menetapkan standar produksi

e) Mengurusai pemasaran

f) Mengurusi pemesanan

g) Mengurusi pengiriman barang

2) Karyawan Borongan

Tugas dari adalah Karyawan Borongan

sebagai berikut:

a) Menyiapkan bahan baku yang akan dicetak menjadi batu bata.

b) Mencetak batu bata

c) Mengangin – angikan batu bata hasil cetakan

d) Menyiapkan batu bata yang diangin- anginkan (menyusun)

e) Menjemur batu bata

f) Membakar batu bata

g) Ikut terlibat dalam pengiriman

3) Karyawan Serabutan

Tugas dari adalah karyawan serabutan

(59)

a) Menyiapkan bahan baku yang akan dicetak menjadi batu bata.

b) Mencetak batu bata

c) Mengaigin – angikan batu bata hasil cetakan

d) Menyiapkan batu bata yang diangin- anginkan (menyusun)

e) Menjemur batu bata

f) Ikut terlibat dalam pengiriman

D. Personalia

Personalia disini adalah bagian yang berhubungan langsung dengan

ketenagakerjaan. Di sini akan diuraikan tentang ketenagakerjaan yang ada

dalam perusahaan perseorangan:

a) Tenaga Kerja

Saat ini dalam perusahaan memiliki 6 karyawan

Karyawan borongan : 4 orang karyawan

Karyawan serabutan : 2 orang karyawan

Karyawan borongan adalah karyawan yang yang dipekerjakan oleh

perusahaan untuk mengolah produk dari bahan mentah menjadi barang

jadi dan pengupahanya dihitung persatuan batu bata yang besaranya Rp

120,00 per batu bata.

Karyawan serabutan adalah karyawan yang yang dipekerjakan oleh

(60)

setengah jadi (batu bata mentah/ belum dibakar) dan pengupahanya

dihitung harian.

b) Pengaturan jam kerja

Karyawan bekerja 6 hari dalam satu minggu yaitu hari Senin s/d Sabtu

sedangkan hari raya dan hari Minggu libur. Adapun jam kerja karyawan:

Tabel 1.1

Hari / aktivitas Jam/ kegiatan

Senin s / d Sabtu 08.00 – 16.00

Istirahat 12.00 – 13.00

Minggu dan hari raya Libur

c) Pengupahan

Pengupahan yang dilakukan oleh perusahaan ada dua macam yaitu:

1) Upah karyawan borongan

Sistem pengupahan yang diberlakukan kepada karyawan borongan

adalah sesuai dengan jumlah batu bata yang dihasilkan dan

pengupahanya diberikan setiap akhir minggu.

2) Upah karywan serabutan

Sistem pengupahan yang diberlakukan kepada karyawan serabutan

adalah berdasarkan hari karyawan serabutan datang bekeja dan

(61)

E. Permodalan

Awal dari perluasan usaha Bapak Afik perusahaan memperoleh sumber modal

dari modal sendiri dan modal luar yaitu kredit lunak dari bank BRI cabang

Temanggung dan koperasi bersama yang beranggotakan para pengusaha kecil dan

menengah. Dengan adanya bantuan yang berupa permodalan perusahaan dapat

menigkatkan produktivitas dalam memenui pesanan yang mulai meluas daearah

pemasarannya. Namun seiring berjalanya waktu dan semakin mapannya usaha

Bapak Afik, pada tahun 2002 perusahaan bapak Afik sudah menggunakan modal

sendiri dan tidak lagi menggunakan modal luar yang bersal dari kredit bank dan

koperasi.

F. Produksi

Produksi yang dilakukan perusahaan adalah membuat batu bata jadi yang

berasal dari tanah liat. Adapun proses produksinya adalah sebgai berikut:

a. Bahan baku

Bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi batu bata yaitu tanah liat.

Kualitas tanah liat sangat mentukan hasil akhir batu bata. Jadi dibutuhkan

tanah liat dengan kualitas yang bagus. Untuk memenuhi kebutuhan tanah

liat dengan kualitas yang bagus perusahaan mengambil dari pemasok yang

berasal dari daerah Kaloran Barat. Selain itu bahan baku dari pembuatan

batu bata adalah kayu bakar.

(62)

Bahan penolong yang digunakan untuk pembuatan batu bata adalah

serbuk, plastik ukuran besar dan minyak tanah / bensin di mana bahan

penolong digunakan untuk proses pembakaran dan pencetakan batu bata

setengah jadi menjadi barang jadi.

Keterangan proses pembuatan

1) Pembuatan / Pencetakan

Pembuatan / pencetakan disini artinya mencetak batu bata yang berasal

deri bahan baku tanah liat setelah digiling dicampur dengan air dan merata

dicetak menggunakan cetakan batu bata sesuai ukuran yang distandarkan

perusahaan sehingga hasil bisa sama dan seragam.

2) Penjemuran

Penjemuran adalah proses dimana batu bata yang telah dicetak disusun

rapi dan batu bata dijemur dibawah sinar matahari langsung sehingga

panasnya membuat cetakan batu bata yang disusun menjadi kering dan

siap dibakar

3) Pembakaran

Pembakaran adalah proses dibakarnya cetakan batu bata yang sudah

kering dijemur ditata sedemikian rupa di dalam perapian batu bata

(tobong). Pembakaran dilakukan dengan menggunakan kayu. Proses

pembakaran umumya dilakukan lebih dari satu hari itu disebabkan karena

(63)

matang sehingga batu bata yang dihasilkan adalah batu bata dengan

kualitas yang bagus.

(tobong adalah alat yang digunakan untuk membakar batu bata mentah

menjadi batu bata matang bentuk dari tobong adalah susunan batu bata

mentah yang bagian dasar bawahya terdapat delapan lubang yang

diggunakan sebagai tempat kayu dibakar sehing\ga menghsilkan panas

yang stabil)

4) Pengangin - anginan

Pengangin – anginan adalah proses pendinginan dimana batu bata yang

sudah / baru matang dari tobong dan masih panas dibiarkan dalam tungku

tobong sehingga dengan berjalannya waktu dan cuaca batu bata panas

menjadi dingin.

Di bawah ini adalah alur / proses produksi batu bata adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2

BAHAN BAKU

PENYIAPAN

MENGANGINKAN

PENCETAKAN

PENGERIKAN

PENATAAN

BATU BATA

(64)

G. Pemasaran

Hasil produksi dari perusahaan adalah batu bata yang dibeli oleh perorangan,

pengembang serta toko di daerah Temanggung dan sekitarnya. Sistem pemasaran

yang dilakukan ialah pemasaran langsung dan pemasaran tidak langsung artinya

pemasaran dilakukan secara langsung ke konsumen dan pemasaran melalui

perantara sebelum ke tangan konsumen yaitu dari toko.

Promosi yang dilakukan hanya dari mulut ke mulut dari konsumen / toko yang

pernah membeli batu bata dari perusahaan. Pembelian di lakukan secara tunai

oleh konsumen. Batu bata dapat dibeli oleh konsumen dengan memesan terlebih

dahulu. Perusahaan juga melayani pemesanan batu bata yang dengan spesifikasi

khusus (batu bata yang berbeda dengan standar produksi perusahaan). Pembelian

batu bata khusus / yang bukan standar perusahaan mengenakan DP terlebih

dahulu yaitu sekitar 20% dari total pesanan yang dibayarkan langsung ketika

(65)
(66)

44 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data

Penelitian ini akan membahas satu produk yaitu batu bata. Perhitungan yang

di bahas di sini berasal dari jumlah produk yang dihasilkan selama bulan April

tahun 2010 – bulan Maret tahun 2011 yang nantinya akan dijadikan dasar

perhitungan biaya bahan baku, biaya bahan penolong, BTKL (biaya tenaga kerja

langsung), dan BOP (biaya overhead pabrik).

1) Penentuan harga pokok

Dalam mentukan harga pokok perusahaan mengupulkan biaya produksi yang

terdiri dari biaya bahan baku hingga barang jadi. Biaya produksi tersebut

terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan overhead

pabrik. Sedangkan harga pokok per unit diperoleh dengan membagi elemen

biaya yang sesungguhnya yang telah terjadi dengan jumlah produk yang

dihasilkan. Untuk memperjelas penentuan harga pokok akan dijelaskan tiap

elemen pembentuk harga pokok penjualan berdasarkan informasi yang

(67)

A) Penentuan Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku dalam perusahaan dibagi menjadi 2 yaitu biaya bahan

baku dan biaya bahan penolong. Biaya bahan baku digunakan untuk

sebagian besar proses produksi dalam perusahaan ini ialah tanah liat dan

kayu bakar sedangkan bahan penolong yang digunakan berupa grajen /

serbuk, air, minyak tanah / bensin. Dibawah ini adalah data sehubungan

dengan biaya bahan baku dan besarnya biaya bahan baku yang terjadi

dalam proses produksi perusahaan selama bulan April tahun 2010 – bulan

Maret tahun 2011.

Selama bulan April tahun 2010 – bulan Maret tahun 2011 volume

produksi batu bata mencapai 5-7 truk per bulan. Untuk memproduksi 8000

buah batu bata dibutuhkan bahan-bahan sebagai berikut:

Berikut ini biaya bahan baku dalam harga per satuan.

Harga 1 truk tanah liat (8000 buah batu bata) : Rp 750.000

Harga 1 truk kayu bakar (8000-10.000 buah batu bata) : Rp 800.000

Harga 2 liter bensin (8000-10.000 buah batu bata) : Rp 9.000

(68)

Berikut ini besar volume produksi batu bata selama bulan April tahun 2010 –

bulan Maret tahun 2011 (dalam rupiah)

1) Produksi 5 truk

Biaya (tanah liat) : 5 truk * 750.000 = Rp 3.750.000

Jumlah batu bata yang dihasilkan 5 truk * 8000 = 40.000 buah

Kayu Bakar : 10.000 batu bata mentah =Rp 800.000

40.000 batu bata (800.000 * 4) = Rp 3.200.000

Bahan penolong

Grajen / serbuk : 10.000 batu bata :1 karung

1 karung : Rp 50.000

40.000 batu bata (4 karung *50.000) = Rp 200.000

Plastik dan bambu : Rp 100.000

Bensin : 10.000 batu bata : 2 liter

40.000 batu bata ; 2 liter * 4 = 8 liter

1 liter = Rp 4.500

(69)

Total biaya bahan baku dan bahan penolong produksi 5 truk:

Bahan baku : 3.7500.000 + 3.200.000 = Rp 6.950.000

Bahan penolong :200.000 + 100.000 + 36.000 = Rp 336.000

2) Produksi 6 truk

Biaya (tanah liat) : 6 truk * 750.000 = Rp 4.500.000

Jumlah batu bata yang dihasilkan 6 truk * 8.000 = 48.000 buah

kayu bakar : 10.000 batu bata mentah = Rp 800.000

48.000 batu bata(800.000*4,8)= Rp 3.840.000

Bahan penolong

Grajen / serbuk : 10.000 batu bata :1 karung

1 karung : Rp 50.000

48.000 batu bata (4,8karung*50.000) = Rp 240.000

Plastik dan bambu : Rp 100.000

Bensin : 10.000 batu bata : 2 liter

48.000 batu bata ; 2 liter * 4,8 = 9,6 liter

(70)

Jadi 9,6 liter = 9,6 * 4.500 = 43.200

Total biaya bahan baku dan bahan penolong produksi 6 truk:

Bahan baku :4.500.000 + 3.840.000 = Rp 8.340.000

Bahan penolong : 240.000 + 100.000 + 43.200 = Rp 383.200

3) Produksi 7 truk

Biaya (tanah liat) : 7 truk * 750.000 = Rp 5.250.000

Jumlah batu bata yang dihasilkan 7 truk * 8.000 = 56.000 buah

kayu bakar : 10.000 batu bata mentah = Rp 800.000

56.000 batu bata(800.000* 5,6)= Rp 4.480.000

Bahan penolong

Grajen / serbuk : 10.000 batu bata :1 karung

1 karung : Rp 50.000

56.000 batu bata (5,6karung*50.000) = Rp 280.000

Plastik dan bambu : Rp 100.000

Bensin : 10.000 batu bata : 2 liter

Gambar

Gambar 2.2. Alur Pembuatan Batu Bata  .............................................................
Tabel 1.4 Alokasi Pengerjaan Batu Bata
Tabel 1.5 Perhitungan upah karywan borongan dan serabutan  (Rp)
Tabel 1.6 BTK
+5

Referensi

Dokumen terkait

Bidang pekerjaan yang Anda minati (boleh diluar yang Anda lakukan saat ini) .... Bidang pekerjan yang tidak Anda

Bervariasinya nilai moneter yang diterima auditor pada tiap pekerjaan audit yang dilakukannya berdasarkan hasil negosiasi, tidak menutup kemungkinan akan

Objektif kajian ini adalah untuk mengenalpasti nilai Etika Kerja Islam yang diamalkan oleh pelajar serta mengukur tahap pengamalan nilai Etika kerja Islam dalam kalangan pelajar

Kesimpulan yang diperoleh: (1) peternakan sapi potong memiliki potensi untuk dikembangkan dengan dukungan ketersediaan sumber daya alam dan sumber daya manusia;

Meliputi fee, komisi atas jasa perantara dan jasa keuangan lainnya yang diberikan bank atau LKNB,seperti fee dan komisi perantara transaksi surat-surat berharga, placements of

Kewajiban yang dimaksud ayat (1) dalam pasal ini meliputi; pelestarian sumber daya alam dan sumber daya manusia, kesejahteraan umum, ketahanan dan kemandirian lokal,

Pengalokasian Honorarium dan BOP bagi THL-TB Penyuluh Pertanian kepada Satuan Kerja Pelaksana Dana Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian melalui

Di Propinsi Nusa Tenggara Timur dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 hanya 3 Kabupaten yang mengalami kejadian antraks yaitu Kabupaten Sikka, Ende dan Kabupaten