• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA DAN ALAT PERAGA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA DAN ALAT PERAGA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika

Vol. 3, No. 1, Juli 2012

ISSN 0854-2172

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN

MEMANFAATKAN MEDIA DAN ALAT PERAGA MATERI OPERASI HITUNG

CAMPURAN

Sri Sugiarni

SD Negeri Suniarsih Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Abstrak

Rumusan permasalah penelitian di dapat sebagai berikut bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran matematika yang tepat untuk membantu siswa kelas II dalam pembelajaran matematika dengan kompetensi melakukan operasi hitung campuran” menguasai materi pembelajaran dengan baik ?. Tujuan penelitian ini pertama untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II supaya siswa mampu menguasai materi yang baik. Kedua untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II dalam pembelajaran matematika semester 2. Supaya siswa mampu menguasai materi yang baik dan meningkat. Ketiga untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II supaya siswa mampu menguasai materi yang baik dan meningkat. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di kelas II SDN Suniarsih Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal. Pada siswa kelas II itu terdiri dari 40 siswa yang terbagi menjadi 25 siswa laki – laki dan 15 siswa perempuan. Hasil penelitian pertama pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan cukup baikpada siklus I dan meningkat menjadi baik pada siklus II. Kedua prestasi belajar siswa meningkat dari kurang sebelum perbaikan pembelajaran menjadi sedang pada perbaikan siklus I dan baik pada siklus II. Ketiga prestasi belajar meningkat melalui aktivitas – aktivitas pemberian apersepsi yang menarik melalui tanya jawab interaktif, pelibatan siswa dalam demonstrasi , pengaktifan siswa dalam tanya jawab, pengaktifan siswa dalam latihan pengerjaan soal, pemanfaatan alat peraga yang memadai.

© 2012 Dinamika Kata Kunci: Matematika; Media dan Alat Peraga

PENDAHULUAN

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak – pihak yang terkait dalam proses pembelajaran

Pada pembelajaran ini Matematika khususnya materi Melakukan Operasi Hitung Campuran. Sebagian siswa kelas II SDN Suniarsih Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal belum mampu dalam kecepatan hitung dalam pembelajaran dan penggunaan alat peraga. Bila disajikan materi tersebut siswa tidak mampu mengerjakan dengan benar hanya beberapa siswa yang terlihat mampu dan aktif dalam proses pembelajaran. Padahal pembelajaran dikatakan berhasil apabila seorang siswa mampu menguasai materi yang diberikan oleh guru, dengan tingkat penguasaan materi telah mencapai 75% atau lebih. Berdasarkan pengalaman mengajar di kelas II SDN Suniarsih Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal, pada pembelajaran materi tersebut masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah 70.

Rumusan permasalah penelitian di dapat sebagai berikut bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran matematika yang tepat untuk membantu siswa kelas II SDN Suniarsih

(2)

Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal dalam pembelajaran matematika dengan kompetensi melakukan operasi hitung campuran” menguasai materi pembelajaran dengan baik ?

Belajar adalah sebagai suatu usaha kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan.

Alat peraga yaitu sebagai alat bantu pembelajaran yang digunakan oleh guru bertujuan untuk memperjelas informasi atau peran pembelajaran, memberi tekanan pada bagian – bagian yang penting, memberi variasi dalam pembelajaran memberi tekanan pada bagian – bagian yang penting, memberi variasi dalam pembelajaran, memperjelas struktur pengajaran, memotivasi belajar siswa.

Mata pelajaran matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan mengunakan bilangan dan symbol-symbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar berisi bahan pelajaran yang menekankan agar siswa mengenal, memahami serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan praktek kehidupan sehari –hari. Pembejaran matematika di SD.

METODE PENELITIAN

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di kelas II SDN Suniarsih Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal. Pada siswa kelas II itu terdiri dari 40 siswa yang terbagi menjadi 25 siswa laki – laki dan 15 siswa perempuan.

Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap terdiri dari pertama tahap perencanaan terdiri dari diskusi dengan teman sejawat untuk mengumpulkan data, penulis (peneliti) meminta bantuan teman sejawat. Hal ini dilakukan juga sebagai langkah menyamakan persepsi antara penulis (peneliti) dengan pengamat (teman sejawat) sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan. Selain itu juga dibicarakan tentang aspek – aspek yang perlu diperhatikan, konsultasi setelah diskusi selesai, hasil diskusi dan rencana pembelajaran (RPP) siklus I dikonsultasikan pada supervisor, menyiapkan alat peraga proses selanjutnya setelah RPP I disetujui, penulis menyiapkan alat peraga yang akan digunakan pada proses pembelajaran. Alat peraga yang harus disiapkan untuk materi Kompetensi Dasar “Melakukan Operasi Hitung Campuran” adalah benda yang kongkrit misalnya dengan buah – buahan, karet, sedotan plastik, dekak – dekak, menyiapkan perangkat evaluasi selain RPP dan alat peraga, penulis (peneliti) juga harus menyiapkan perangkat evaluasi, perangkat ini berguna untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran, persetujuan kepala sekolah setelah semua telah siap, penulis meminta ijin pada Kepala Sekolah untuk melaksanakan program perbaikan pembelajaran.

Kedua, tahap pelaksanaan secara umum prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan melalui tahap – tahap kegiatan seperti kegiatan awal (apesepsi). Kegiatan inti dan kegiatan akhir. Secara khusus, kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan melalui serentetan aktivitas sebagaimana tercantum ada RPP aktivitas tersebut antara lain secara klasikal, guru dan siswa mengadakan tanya jawab tentang hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, secara klasikal, guru dan siswa mendemonstrasikan alat peraga dalam penggunaan hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, secara klasikal, guru dan siswa mengadakan tanya jawab dalam penjelasan soal – soal latihan dilembar kerja, kemudian siswa berdiskusi kelompok. Hasilya dibahas bersama, secara klasikal siswa menyelesaikan hasil latihan pada LKS, setelah selesai penilaian, membahas hasil LKS secara klasikal, siswa mengerjakan tes formatif.

(3)

pengaktifan siswa dalam latihan soal. Pada siklus pertama, penampilan aktivitas pembelajaran telah berjalan baik meliputi pemberian apersepsi menarik nilai 4, penyampaian materi pokok menarik nilai 4, pengaktifan siswa dalam tanya jawab 4, memberi soal latihan 4. Adapun aktivitas yang belum berjalan baik dan menjadi perhatian selanjutnya adalah menyusun langkah – langkah pembelajaran 3 dan pengaktifan siswa dalam latihan 3.

Keempat, tahap re eksi sebagai hasil observasi dengan rekan sejawat apakah hasil penelitian sudah sesuai standar yang telah ditetapkan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siklus I

Kualitas pelaksanaan pembelajaran matematika kelas II SDN Suniarsih Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal.

Tabel 1. Hasil Pembelajaran siklus I

Aspek pembelajaran Skala Nilai

1 2 3 4 5

Pemberian apersepsi yang menarik

Menyusun langkah – langkah pembelajaran Pengaktifan siswa dalam tanya jawab Pengaktifan siswa dalam latihan Pemanfaatan alat peraga

V V V V V Jumlah 2 3 Rata –rata 3,6 Siklus II

Kualitas pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika kelas II SDN Suniarsih Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal

Tabel 2. Hasil Pembelajaran siklus II

Aspek pembelajaran Skala Nilai

1 2 3 4 5

Pemberian apersepsi yang menarik

Menyusun langkah – langkah pembelajaran Pengaktifan siswa dalam tanya jawab Pengaktifan siswa dalam latihan Pemanfaatan alat peraga

V V V V V Jumlah 3 2 Rata –rata 4,4

Hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika kelas II SDN Suniarsih Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal dapa dilihat pada Tabel 3.

(4)

Tabel 3. Nilai test formatif pembelajaran matematika siklus I X f fX 90 80 70 60 50 40 2 11 7 0 7 13 180 880 490 0 350 520 Jumlah 40 2420 Nilai rata-rata 60,50 Tabel 4. Nilai test formatif pembelajaran matematika siklus II

X f fX 90 80 70 60 50 18 20 0 2 0 1620 1600 0 120 0 Jumlah 40 3340 Nilai rata-rata 83,50

Sesuai dengan tujuan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan Siklus II penulis melakukan perbaikan pembelajaran melalui aktivitas – aktivitas sebagai berikut pertama secara klasikal, siswa dan guru mengadakan tanya jawab contoh penjumlahan dan perkalian juga pengurangan dan pembagian dalam operasi hitung campuran bilangan dua angka dengan batas sampai bilangan 50. Kedua secara klasikal, guru dan siswa mendemonstasikan penemuan penjumlahan dengan perkalian, pengurangan dengan pembagian pada operasi hitung campuran dengan benda – benda kongkrit yang mudah dihitung. Ketiga secara klasikal siswa dan guru mengadakan tanya jawab tentang penyelesaikan contoh – contoh soal. Kemudian siswa cara berkelompok mengerjakan soal latihan di papan tulis, sementara siswa lainnya mengerjakan soal yang sama di buku latihan masing – masing Keempat secara berkelompok tiga orang siswa berdiskusi untuk menyelesaikan soal – soal latihan dengan panduan Lembar Kerja Siswa (LKS), kemudian juru bicara kelompok menyampaikan hasilnya dalam pembahasan secara klasikal.

Dari data kualitas pelaksanaan pembelajaran dan hasil tes formatif siswa yang ditemukan dalam penelitian di kelas II SDN Suniarsih Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal dapat dikatakan bahwa Pelaksanaan Pembelajaran Meningkat dan karena itu prestasi belajar siswa juga meningkat, Pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan cukup baik, dengan nilai 3,6 (skala 1-5) pada siklus I dan meningkat menjadi baik, dengan nilai 4,4 ( skala 1-5) pada siklus II. Prestasi belajar siswa meningkat dari kurang (nilai 50,70) sebelum perbaikan pembelajaran menjadi sedang (nilai 60,50) pada perbaikan siklus I dan baik (nilai 83,50) pada siklus II.

Peningkatan – peningkatan belajar siswa kelas II SDN Suniarsih Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal terjadi karena dalam perbaikan pembelajaran secara konsekuen penulis melaksanakan aktivitas – aktivitas yang telah dipilih dengan tepat.

(5)

Ketepatan pemilihan aktivitas - aktivitas perbaikan pembelajaran tampak dalam kesesuaian antara pelaksanaan masing - masing aktivitas dengan teori yang melandasinya. Ketepatan masing - masing aktivitas dapat dijelaskan sebagai berikut pertama tanya jawab interaktif menurut teori Gagne proses belajar selalu bertahap mulai darn belajar melalui tanda (signal) kemudian rangsangan- reaksi (stimulus, respons) belajar berangkai (chairing), belajar secara verbal, belajar membedakan (descriminational) belajar konsep, sampai kepada cara belajar prinsip dan belajar untuk pemecahan masalah. Kedua keterlibatan siswa dalam Demonstrasi menurut teori Peaget bahwa belajar sifatnya individual. Perkembangan individual (intelektual) seseorang melalui empat tahap sensori motor, praoperasional, operasional Konkret, operasional formal. Ketiga pengaktifan siswa dalam tanya jawab menurut teori Rogers berpendapat bahwa belajar harus memiliki makna bagi peserta didik. Belajar yang optimal akan terjadi menakala peserta didik berpartisipatif penuh serta memiliki tanggungjawab dalam belajar. Keempat pengaktifan siswa dalam latihan menurut teori Sund dalam belajar (Discovery). Proses penemuan adalah proses mental, intelektual dan emosional yang dapat melibatkan siswa dalam mengolah bahan belajar. Kelima pemanfaatan alat peraga menurut teori Oemar Hamalik (1,995:57) menyebutkan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusia, material fasilitas, perlengkapan dan positif yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

PENUTUP

Simpulan pada penelitian ini pertama pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan cukup

baik, dengan nilai 3,6 (skala 1-5) pada siklus I dan meningkat menjadi baik, dengan nilai 4,4 ( skala 1-5) pada siklus II. Kedua prestasi belajar siswa meningkat dari kurang (nilai 50,70) sebelum perbaikan pembelajaran menjadi sedang (nilai 60,50) pada perbaikan siklus I dan baik (nilai 83,50) pada siklus II. Ketiga prestasi belajar meningkat melalui aktivitas – aktivitas pemberian apersepsi yang menarik melalui tanya jawab interaktif, pelibatan siswa dalam demonstrasi , pengaktifan siswa dalam tanya jawab, pengaktifan siswa dalam latihan pengerjaan soal, pemanfaatan alat peraga yang memadai.

Saran yang dapat disampaikan pada penelitian ini guru hendaknya memberikan aperseipsi

yang menarik melalui tanya jawab, melibatkan siswa secara maksimal dalam demonstrasi , penemuan konsep yang dipelajari, mengakti an siswa dalam latihan pemngerjaan soal dan pemanfaatan alat peraga yang memadai.

DAFTAR PUSTAKA

Sri Sugiarni. 2012. Peningkatan Proses Dan Hasil Belajar Matematika Dengan Memanfaatkan Media Dan Alat Peraga Materi Operasi Hitung Campuran Pada Siswa Kelas II Semester 2. Tegal (Laporan Penelitian) Tim FKIP (2007). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.

Wardani, IGA.K Wihardit, K. Nasoetion, K (2002) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Zainul A. & Mulyana, A (2003) Tes dan Asesmen di SD Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Gambar

Tabel 1. Hasil Pembelajaran siklus I
Tabel 3. Nilai test formatif pembelajaran matematika siklus I X f fX 90 80 70 60 50 40 2 1170713 1808804900350520 Jumlah 40 2420 Nilai rata-rata 60,50 Tabel 4

Referensi

Dokumen terkait

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE ) dan memiliki Surat Perizinan dengan kualifikasi usaha

bMflgindcndk$hiskiF. ' M{sdd ilm

 Dengan diberi contoh gerakan oleh guru, siswa dapat melakukan gerak koordinasi kepala, tangan, dan kaki sesuai hitungan dengan benar..  Dengan diberikan teks cerita tentang

Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga dapat digunakan untuk. mengukur ada atau tidaknya korelasi

Tujuan penelitian yang ketiga yaitu menganalisis perbedaan pendapatan rumahtangga petani karet pola eks UPP TCSDP dan Swadaya di Desa Bina Baru Kecamatan Kampar Kiri

(5) Dana pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang disalurkan dalam bentuk hibah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk badan hukum

Sudikno Mertokusumo, 2007, Penemuan Hukum, Sebuah Pengantar ,

[r]