• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks Kebahagiaan Kalimantan Barat Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Indeks Kebahagiaan Kalimantan Barat Tahun 2014"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

No. 14/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015

Indeks Kebahagiaan Kalimantan Barat Tahun 2014

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 SEBESAR 67,97 PADA SKALA 0 – 100

 Indeks Kebahagiaan Kalimantan Barat tahun 2014 sebesar 67,97 pada skala 0 - 100.

Indeks kebahagiaan merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap individu di Kalimantan Barat pada tahun 2014. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia.

 Indeks Kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10

aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan yang meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan.

1. Pendahuluan

Keterbatasan indikator ekonomi dalam merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat telah meningkatkan perhatian dunia terhadap aspek sosial dalam pembangunan. Kemajuan pembangunan yang selama ini lebih banyak dilihat dari indikator ekonomi, seperti: pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan dinilai belum cukup untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan yang sesungguhnya. Indikator ekonomi tersebut pada umumnya diukur secara obyektif dengan pendekatan berbasis uang (monetary-based indicators). Tingkat kesejahteraan masyarakat sebenarnya dapat diukur dengan dua cara, yaitu 1) menggunakan standar yang sama (indikator obyektif) dan 2) menggunakan standar yang tidak sama (indikator subyektif). Salah satu indikator kesejahteraan yang mengukur capaian berdasarkan standar yang tidak sama untuk masing-masing individu adalah indeks kebahagiaan. Pengukuran indeks kebahagiaan dikenal sebagai pengukuran yang bersifat ‘beyond GDP’.

Kebahagiaan merupakan suatu hal yang dirasakan dan dipersepsikan secara berbeda oleh setiap orang, karena itu pengukuran kebahagiaan merupakan hal yang subyektif. Dalam hal ini, kebahagiaan menggambarkan indikator kesejahteraan subyektif yang digunakan untuk melengkapi indikator obyektif. Berbagai penelitian tentang indeks kebahagiaan mengaitkan kebahagiaan sebagai bagian dari kesejahteraan subyektif dengan komponen kepuasan hidup dan emosi positif. Dalam konteks pemanfaatan indeks kebahagiaan sebagai salah satu bahan pengambilan kebijakan publik, maka komponen kebahagiaan yang digunakan adalah kepuasan hidup. Pengembangan indikator untuk mengukur tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Indeks Kebahagiaan Indonesia dirilis pertama kali pada tahun 2013 berdasarkan hasil studi dengan representasi estimasi tingkat nasional. Pada tahun 2014, BPS kembali melaksanakan pengukuran tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia melalui Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014 dengan cakupan sampel yang dapat digunakan untuk estimasi tingkat nasional maupun provinsi.

(2)

Responden SPTK 2014 adalah kepala rumah tangga atau pasangannya. Untuk provinsi Kalimantan Barat, jumlah sampel sebesar 1.824 rumah tangga yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Menurut wilayah, komposisi responden di perdesaan lebih besar dibanding perkotaan, masing-masing 72,31 persen dan 27,69 persen. Sebanyak 69,85 persen responden adalah kepala rumah tangga, sedangkan lainnya (30,15 persen) adalah pasangan kepala rumah tangga (istri/suami). Berdasarkan jenis kelamin, responden laki-laki lebih banyak dibanding responden perempuan, yaitu masing-masing 58,99 persen dan 41,01 persen. Selain itu, sebagian besar responden berpendidikan tamat SD/MI (26,32%) dan hanya sekitar 7,29 persen responden yang tamat perguruan tinggi.

SPTK 2014 dilaksanakan untuk menghasilkan indikator kebahagiaan penduduk Indonesia dengan pendekatan kepuasan hidup. Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek kehidupan tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan. Penilaian terhadap tingkat kepuasan hidup didasarkan pada evaluasi terhadap kondisi obyektif (faktual) yang dialami oleh responden.

2. Indeks Kebahagiaan Kalimantan Barat Tahun 2014

Indeks kebahagiaan Kalimantan Barat tahun 2014 sebesar 67,97 pada skala 0 – 100. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia. Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Setiap aspek kehidupan memiliki besaran kontribusi yang berbeda-beda terhadap indeks kebahagiaan. Hal ini terjadi karena perbedaan penilaian mengenai derajat pentingnya setiap aspek kehidupan terhadap tingkat kebahagiaan secara keseluruhan. Semakin besar kontribusi suatu aspek kehidupan, menunjukkan semakin penting aspek tersebut bagi indeks kebahagiaan. Tiga aspek kehidupan yang memiliki kontribusi paling tinggi adalah pendapatan rumah tangga (14,32%), kondisi rumah dan aset (13,21%), serta pekerjaan (13,04%).

Tingkat kepuasan penduduk Kalimantan Barat terhadap keharmonisan keluarga adalah paling tinggi (79,62). Sementara itu, tingkat kepuasan yang paling rendah terjadi pada aspek pendidikan (55,61). Secara lengkap, tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Tingkat Kepuasan Hidup Terhadap 10 Aspek Kehidupan, 2014 68.4 55.61 65.36 63.07 79.62 71.64 75.44 64.98 72.39 78.84 0 20 40 60 80 Kesehatan Pendidikan Pekerjaan

Pendapatan Rumah Tangga

Keharmonisan Keluarga Ketersediaan Waktu Luang

Hubungan Sosial Kondisi Rumah dan Aset

Keadaan Lingkungan Kondisi Kamanan

(3)

3. Indeks Kebahagiaan Menurut Karakteristik Demografi dan Ekonomi

Beberapa temuan menarik yang dihasilkan dari indeks kebahagiaan Kalimantan Barat berdasarkan karakteristik demografi dan ekonomi, yaitu:

a. Indeks kebahagaian penduduk di perkotaan relatif lebih tinggi dibandingkan di perdesaan (70,06 banding 67,09).

b. Penduduk berstatus cerai hidup dan cerai mati cenderung relatif sama indeks kebahagiaannya, yakni sekitar 64. Mereka yang berstatus belum menikah indeks kebahagiaannya (67,27) dan berstatus menikah lebih tinggi (68,51).

c. Penduduk umur 25-40 tahun memiliki indeks kebahagiaan tertinggi (68,41), sementara, penduduk lansia (kelompok umur 65+) mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah (66,29).

d. Ada kecenderungan dengan makin banyak anggota rumah tangga, maka indeks kebahagiaan cenderung semakin tinggi. Namun hal ini hanya berlaku hingga anggota rumah tangga sebanyak 4 orang. Ketika jumlah anggota rumah tangga meningkat menjadi 5 atau lebih, maka indeks kebahagiaan cenderung menurun.

e. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula indeks kebahagiaan. Penduduk yang tidak tamat SD/MI mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah (65,15), sementara indeks kebahagiaan tertinggi pada penduduk dengan tingkat pendidikan S2 atau S3 (80,29).

f. Semakin tinggi rata-rata pendapatan rumah tangga, semakin tinggi pula indeks kebahagiaannya. Pada tingkat pendapatan lebih dari 7,2 juta rupiah per bulan, indeks kebahagiaannya mencapai 78,48, sementara pada tingkat pendapatan 1,8 juta rupiah ke bawah maka indeks kebahagiannya hanya 64,03.

Tabel 1. Indeks Kebahagiaan Menurut Karakteristik Demografi dan Ekonomi, 2014

Karakteristik Demografi dan Ekonomi 2014

Klasifikasi Wilayah: Perkotaan 70,06 Perdesaan 67,09 Jenis Kelamin: Laki-Laki 67,60 Perempuan 68,50 Status Perkawinan: Belum Menikah 67,27 Menikah 68,51 Cerai Hidup 64,75 Cerai Mati 64,53 Kelompok Umur: 17 – 24 Tahun 67,97 25 – 40 Tahun 68,41 41 – 64 Tahun 67,93 65 Tahun Ke Atas 66,29

Kedudukan Dalam Rumah Tangga:

Kepala Rumah Tangga 67,34 Pasangan Kepala Rumah Tangga 69,44

(4)

Karakteristik Demografi dan Ekonomi 2014 Banyaknya Anggota Rumah Tangga:

1 Orang 65,29 2 Orang 67,20 3 Orang 68,19 4 Orang 68,90 5 Orang 67,89 6 Orang 69,33

7 Orang Atau Lebih 65,43

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan:

Tidak/Belum Pernah Sekolah 65,53 Tidak Tamat SD/MI/SDLB/Paket A 65,15

SD/MI/SDLB/Paket A 66,69 SMP/MTs/SMPLB/Paket B 67,84 SMA/SMK/MA/SMALB/Paket C 71,35 Diploma I/II/III 74,21 Diploma IV/S1 76,77 S2 Atau S3 80,29

Pendapatan Rumah Tangga:

Hingga Rp 1.800.000 64,03 Rp 1.800.001 - Rp 3.000.000 68,23 Rp 3.000.001 - Rp 4.800.000 69,90 Rp 4.800.001 - Rp 7.200.000 74,65 Lebih Dari Rp. 7.200.000 78,48 Kalimantan Barat 67,97

(5)

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Informasi lebih lanjut hubungi:

Duaksa Aritonang, SE, MM Kepala Bidang Statistik Sosial

Telepon: 0561-735345 E-mail : sosial6100@bps.go.id

Gambar

Gambar 1. Tingkat Kepuasan Hidup Terhadap 10 Aspek Kehidupan, 2014  68.4  55.61  65.36  63.07  79.62  71.64 75.44 64.98 72.39 78.84 020406080 Kesehatan Pendidikan Pekerjaan
Tabel 1. Indeks Kebahagiaan Menurut Karakteristik Demografi dan Ekonomi, 2014  Karakteristik Demografi dan Ekonomi  2014  Klasifikasi Wilayah: Perkotaan  70,06  Perdesaan  67,09    Jenis Kelamin:  Laki-Laki  67,60  Perempuan  68,50  Status Perkawinan:  Belum Menikah  67,27  Menikah  68,51  Cerai Hidup  64,75  Cerai Mati  64,53    Kelompok Umur:  17 – 24 Tahun  67,97     25 – 40 Tahun  68,41  41 – 64 Tahun  67,93     65 Tahun Ke Atas  66,29

Referensi

Dokumen terkait

➢ Pemberian nama merk dagang adalah PWS dengan ukuran huruf lebih besar dan posisi berada di tengah-tengah atas wuwung tetapi pada ujung kiri dan kanan diberi

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Targetprogram ini adalah mengatasi masalah limbah sisa tembakau dan cengkeh yang bisa dimanfaatkan serta ditingkatkan menjadi lebih bernilai ekonomis, membantu meningkatkan

A) Laiklik B) Milliyetçilik C) Devletçilik D) İnkılapçılık E) Halkçılık.. “Ülkeler çeşitlidir; fakat uygarlık birdir ve bir milletin kalkınması için

Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa variabel risiko yang signifikan terhadap waktu terdapat 2 macam variabel risiko yaitu kerusakan peralatan kerja dimana respon yang

Dengan persetujuan yang diperoleh dari para pemegang saham, pada tanggal 29 Juni 2006, maka pada tahun 2007 Perusahaan, melakukan penerbitan saham baru sejumlah 138.471.854 saham

Pihak penerima dapat mengambil asumsi bahwa “zzzzz” hanyalah sebagai karakter tambahan untuk mengisi kekosongan potongan silindris Berikut ini adalah contoh-contoh lain

Sistem yang dibangun secara umum merupakan sistem rekognisi iris mata manusia berdasarkan bentuk iris mata menggunakan Transformasi Wavelet sebagai metode ekstraksi