• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN INTERIOR GALERI KARYA SENI KONTEMPORER JAWA DENGAN MENGANGKAT EPOS MAHABARATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN INTERIOR GALERI KARYA SENI KONTEMPORER JAWA DENGAN MENGANGKAT EPOS MAHABARATA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN INTERIOR GALERI

KARYA SENI KONTEMPORER JAWA

DENGAN MENGANGKAT

EPOS MAHABARATA

Jessica Bernadetta Setiadarma

Jurusan Desain Interior Universitas Bina Nusantara,

08985064119 bernadetta_oe@yahoo.com Dosen Pembimbing Utama : Ulli Aulia Ruki, S.Sn., M.Sc Dosen Pembimbing Pendamping : Agus Iswahyudi, S.Sn., M.Ds

ABSTRACT

The rapid development of technology and the western culture invasion have made young generation, especially Javanese people, losing the spirit to regard their own culture. This leads to the degradation of Javanese art and culture. Whereas there are so many new Javanese art and culture performance from young artist. Thus, there should be a new way and concept for Javanese art show to look more interesting and attracting to people, especially the young generation. The purpose of this research is to create a contemporary gallery yet with the essence of Javanese culture. The research methodology used in this thesis is by observing some galleries and literacy source. The concept formed by researching on literature, review, calculation for the needed facilities and the study of activities done by the visitor or the owner. The concept for this gallery is “Java Mahabarata” in contemporary style, combining traditional and modern elements. The design is expected to be able to increase interest among young generation towards their own art and culture.

Keywords : Interior of Gallery, Javanese Contemporary Art, Java Mahabarata

ABSTRAK

Majunya perkembangan teknologi dan masuknya budaya barat telah membuat generasi muda khususnya masyarakat Jawa kehilangan semangat untuk menengok budayanya sendiri. Hal ini menyebabkan terdegradasinya karya seni dan budaya Jawa. Padahal masih banyak seni Jawa yang mengikuti jaman dari hasil karya perupa dan seniman muda. Oleh karena itu perlu adanya wadah untuk menampungnya dengan konsep yang mampu mengundang ketertarikan kembali bagi masyarakat umum hingga para generasi mudanya. Tujuan penelitian ini adalah merancang sebuah galeri dengan memamerkan karya seni kontemporer Jawa dengan suatu yang lebih baru dan mengikuti jaman. Metode penelitian ini dengan cara observasi dan survei ke beberapa galeri serta mencari sumber data literatur. Analisis yang dilakukan untuk mematangkan konsep dengan

(2)

mencari dasar-dasar teori, tinjauan, perhitungan fasilitas yang dibutuhkan hingga studi kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung & pengelola. Konsep yang dipilih yakni bertemakan “Java Mahabarata” dengan gaya kontemporer dari perpaduan unsur tradisional dan modern. Dalam perancangan ini diharapkan akan memecahkan masalah yang diangkat dan pada akhirnya mampu meningkatkan minat generasi muda pada kesenian dan budaya mereka sendiri.

Kata kunci : Interior Galeri, Seni Kontemporer Jawa, Java Mahabarata

Pendahuluan

Pada era modernisasi sekarang ini terlihat sekali bahwa keberadaan dan eksistensi kesenian maupun kebudayaan Indonesia mulai terancam. Padahal kebudayaan dan kesenian asli Indonesia merupakan salah satu yang paling bisa dikagumi hampir seluruh masyarakat dunia. Hal ini disebabkan kecenderungan generasi muda di Indonesia saat lebih ‘menggandrungi’ segala sesuatu yang beraromakan kebudayaan dan kesenian barat. Tingkat kepedulian generasi masa kini terhadap kelestarian kebudayaan dan kesenian Indonesia lama-kelamaan kian terkikis. Hal ini dibuktikan dengan makin sedikitnya antusiasme generasi muda untuk menyaksikan dan mempelajari pagelaran kebudayaan seperti pertunjukkan tari, wayang, batik, hingga lukisan.

Para generasi muda yang semestinya melestarikan kebudayaan dan karya seni Jawa seolah-olah lupa sehingga mereka semua menjadi ‘buta’ dengan budayanya. Salah satu yang menarik dari permasalahan ini, polemik kesadaran masyarakat Jawa dikenal dengan ‘hilang jawanya’ menuai kata-kata menarik dari Alam (1981) dengan penjelasan maksud dari ‘hilang jawanya’ adalah hilang sifat-sifat jawanya. Seharusnya masyarakat Jawa mampu mempertahankan konsistensi dari budaya yang menjadi miliknya seperti yang dinyatakan Mulder (1984), betapapun dengan berubahnya jaman, kebudayaan dan identitas Jawa yang dasariah tidaklah banyak berubah. Namun saat ini ditemukannya berbeda dari harapan tersebut.

Dari penjabaran persoalan di atas, Penulis ingin mengajak masyarakat Jawa untuk kembali menengok keberadaan seni Jawa yang mulai terkikis jaman melalui pertunjukan dan pameran karya seni kontemporer Jawa yang akan mudah masuk pada kalangan generasi muda saat ini. Salah satu solusinya dengan adanya berbagai macam pameran yang dapat mengundang dan membuat masyarakat tertarik untuk datang belajar maupun menjadikan tempat wisata yang memberikan pengaruh positif dengan karya seni baru dengan sentuhan nilai budaya Jawa yang masih dijaga di dalamnya.

Penulis merancang sebuah wadah untuk menunjang kegiatan pameran dan pengabdian kepada kebudayaan seni Jawa khususnya bagi seniman dan perupa muda Jawa dengan sebuah konsep dari sebuah wadah baru yakni galeri yang interaktif untuk menginformasikan keberadaan karya seni kontemporer Jawa. Galeri yang direncanakan mengandung tampilan baru untuk dapat menekankan pada ketertarikan generasi muda karena terdapatnya area café di dalamnya. Dengan aspek-aspek yang diperhatikan adalah dari segi kenyamanan, keamanan, tata letak dan fasilitas penunjang karya dan kegiatan seni hingga desain dengan konsep yang matang.

Tujuan utama dari judul Perancangan Interior Galeri Karya Seni Kontemporer Jawa dengan mengangkat Epos Mahabarata adalah untuk memperkenalkan kembali karya nyata dari kesenian dan karya kreatif Jawa serta mengangkatnya menjadi lebih baru dan interaktif bagi semua kalangan khususnya generasi muda jaman sekarang. Selain itu menjadikannya wadah untuk menampung beragam kegiatan dan aktifitas seni dari para perupa / komunitas seni yang aman dan menunjang produktifitas di setiap kegiatan tersebut, sekaligus tempat berkumpul para generasi muda ataupun pengunjung lokal hingga internasional dengan tetap menonjolkan nilai dari seni Jawa itu sendiri dengan mengangkat epos Mahabarata Jawa sebagai konsep dalam perancangan.

Oleh karena Mahabarata memiliki pengaruh besar terhadap dunia kasusastraan Jawa, tujuan penulis mengangkat judul “Perancangan Interior Karya Seni Kontemporer Jawa dengan mengangkat Epos Mahabarata” didasarkan rasa keinginan untuk menciptakan suatu desain yang baru untuk menunjukkan hubungan timbal balik diantara keduanya dan bentuk apresiasi terhadap karya seni Jawa yang belum pernah ada sebelumnya.

(3)

Metode Penelitian

A. Metode Pengumpulan Data

Melakukan Studi Liteteratur dengan bentuk pengumpulan data yang berhubungan dengan fungsi, jenis, dan kebutuhan Galeri karya seni pada umumnya sehingga dapat membantu dalam proses peranacangan selanjutnya. Dilanjutkan dengan survey lapangan untuk mendapatkan data informasi yang lebih lengkap mengenai Galeri karya seni. Data-data yang mencakup foto, aktifitas di dalam galeri, didapatkan melalui pengamatan mendetail di lapangan.Kemudian melakukan wawancara untuk mendapatkan sebuah informasi mengenai Galeri seni dan budaya yang akan disurvei. Informasi tersebut berupa apa saja yang dibutuhkan dalam pengaturan tata letak ruang dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

B. Metode Perancangan

Setelah pengumpulan data dilakukan maka kemudian dilakukan penganalisaan masalah yang terdapat dari beberapa macam galeri atau tempat yang berhubungan dengan pameran karya seni. Penganalisaan segala macam permasalahan yang didapat yang akan sangat berguna dalam proses perancangan Galeri Karya Seni Kontemporer Jawa nantinya. Kemudian setelah analisa permasalahan selesai dilanjutkan dengan membuat program ruang yang terdiri dari diagram matriks, total program ruang, diagram bubble, dan hubungan antar ruang. Selanjutnya setelah itu mulailah masuk proses mengkonsep.

Konsep merupakan bagian penting dalam perancangan sebuah interior. Dengan konsep yang telah ditentukan dengan matang, maka perancangan sebuah interior akan terarah baik dan memiliki makna bagi pengunjung atau orang yang berada di dalamnya.

Perancangan interior dapat dimulai setelah konsep didapatkan, yaitu perancangan layout. Perancangan layout melalui berbagai pertimbangan seperti kebutuhan fasilitas dan aktifitas dari pihak-pihak terkait dan disusul dengan six plans. Hingga selanjutnya membuat gambar kerja yang berisikan juga gambar elevasi, detail konstruksi, dan lain sebagainya.

Setelah perancangan gambar kerja selesai, maka untuk dapat memberikan gambaran nyata dari perancangan interior yang telah diterapkan, akan berlanjut pada pembuatan 3D ruangan-ruangan yang mampu menjual dan menonjolkan desain yang ada.

Hasil dan Bahasan

Dalam perancangan Galeri Karya Seni Kontemporer Jawa ini, penulis merancang sebuah Galeri yang masih belum ada ada di Indonesia sebelumnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh pengaruh budaya Jawa yang makin lama makin pudar dan perlu untuk tetap dilestarikan serta dibawa bangkit kembali dengan menggunakan denah gedung yang merupakan kumpulan restoran yang digabung menjadi satu dan bernama S2 (Sisingamangaraja) di Semarang, Jawa Tengah. Gedung ini terletak di Jalan Sisingamangaraja 19C, Semarang, Indonesia 50232. Kawasan tersebut merupakan lokasi yang cukup strategis dikarenakan masih dalam wilayah pembentuk budaya jawa serta bangunan ini baru saja dibangun dengan bergaya kontemporer sehingga mampu meningkatkan minat pengunjung segala usia.

Lokasi ini mudah untuk diakses dan dijangkau serta masih berada dalam iklim dan data geografis yang aman untuk menyimpan dan sebagai wadah memamerkan karya seni. Fasilitas yang terdapat pada bangunan S2 Sisingamangaraja yang memiliki 3 lantai dengan total luas 4.245 m² tersebut antara lain area outdoor, area indoor, taman, hingga area parkir yang luas. Sedangkan perancangan galeri ini akan mempergunakan lantai 1 dengan total area yang dapat difungsikan sebesar 1048.9 m² dan mezzanine dengan luas 176.8 m².

Area-area yang terdapat di dalam Galeri Karya Seni Kontemporer Jawa ini dibagi dalam 4 zona utama. Berdasar analisa dari gambar-gambar zoning terpilih berikut, masing-masing bagian terdiri dari zona servis untuk mendukung zona-zona yang lain. Keberadaan zona privat tidak berada di bagian depan dan tidak berdekatan dengan daerah zona publik, sedangkan untuk zona publik dan semi publik merupakan zona yang tersebar pada bagian bangunan dan yang mendominasi pada dalam bangunan.

(4)

Gambar 1 Zoning pada Lantai 1 dan Mezzanine

Melalui analisa zoning tersebut dapat diperoleh pembagian grouping yang secara garis besar memisahkan pameran tetap, pameran temporer dan lounge secara berjauhan. . Keuntungannya adalah ketiga area penting dan dominan ini mendapatkan area servis dan koridor servis masing-masing sehingga jalur servis tidak mengganggu area-area lain.

Gambar 2 Grouping pada Lantai 1 dan Mezzanine

Dalam memulai perancangan, Sebuah desain biasanya terinspirasi dari suatu bentuk/benda nyata, dengan tak terbatasi oleh hal itu, munculah gagasan ide yang menantang penulis untuk mengambil inspirasi hanya dari sebuah pemikiran orang lain, yakni sebuah cerita/mitos, yang tidak pernah ada sebelumnya namun melegenda dan memberikan pengaruh besar terhadap orang-orang Jawa, yakni Epos Mahabarata. Untuk mendukung tujuan dari perancangan, gaya yang digunakan adalah gaya kontemporer yang dinyatakan oleh Burden (2002) bahwa gaya ini sangat dipengaruhi oleh arsitektur modern.

(5)

Gambar 3 Penjelasan Hubungan Epos Mahabarata Jawa dengan Perancangan Galeri

Dengan pengangkatan epos Mahabarata secara garis besar dipastikan mampu mengangkat kembali kearifan budaya Jawa kepada masyarakatnya. Penampilan tidak disajikan dalam bentuk yang kuno/tradisional, namun akan diterapkan gaya kontemporer. Dengan bentuk arsitektur bangunan yang dipakai juga mendukung desain yang mengikuti jaman dan tidak kaku. Penerapan simbol dan bentuk-bentuk lebih condong dipengaruhi dari yang sudah ada pada wayang. Pada perancangan ini akan terdapat focal point yang diambil dari keterbalikan sifat dari tokoh utama pada cerita Mahabarata yakni Pandawa dan Kurawa. Desain baru yang menjadi focal point ini akan membentuk sebuah ruangan seakan-akan terbalik dengan suasana yang berbeda dari normalnya. Selain itu pula hal ini menunjukan terjadinya keterbalikan pakem Jawa yang telah mengalami ketimpanagan atau diubah pada jaman sekarang karena arus globalisasi.

Dari segi material yang digunakan pada perancangan ini mengikuti konsep gaya kontemporer yang mengarah pada bentuk dekonstruktif, yaitu mengedepankan material yang lebih unggul dalam fleksibilitas, mudah dalam pemasangan, dan yang paling utama adalah menjunjung keamanan dan kenyamanan pengunjung dalam melakukan aktifitas. Sedangkan untuk pemilihan warna, menggunakan warna –warna tanah dan warna yang paling banyak terdapat dalam unsur budaya Jawa. Selain mengandung arti dan berperan dalam karakter budaya orang Jawa, juga yang merepresentasikan gambaran Mahabarata Jawa itu sendiri.

(6)

Gambar 5 Moodboard “Java Mahabarata”

Gambar 6 Gambar Presentasi Hasil Perancangan “Java Mahabarata”

(7)

Simpulan dan Saran

Galeri Karya Seni Kontemporer Jawa dirancang sebagai wadah baru yang interaktif bagi semua kalangan khususnya ketertarikan dari generasi muda untuk melihat, belajar, dan mengenal karya seni Jawa terutama hasil dari karya baru seniman/perupa muda. Desain yang diangkat mengenai jati diri tradisional dibungkus dengan gaya yang mengikuti jaman (kontemporer). Dengan berkonsepkan local

content berbasis wiracarita terkenal di Jawa yaitu Mahabarata diharapkan mampu menambah nilai

visual dan mendukung proses pengembalian eksistensi melalui karya seni kontemporer Jawa itu sendiri.

Ruang fasilitas utama yang disajikan bagi pengunjung adalah ruang pameran, Bar & Stage, dan juga lounge. Namun area pameran diberi jarak terpisah dari area bersantai (Lounge, dan Bar & Stage) supaya tidak saling mengganggu aktifitas satu sama lain. Dengan konsep desain bergaya kontemporer, pemilihan warna dipilih berdasarkan dari analisa arti dan makna tersendiri, hingga furnitur yang tepat secara ukuran dan visualnya sebagai tempat pajang dari koleksi galeri.

Melalui survei, analisa data secara umum dan khusus, serta perhitungan sesuai dengan teori-teori yang ada akan menjadi dasar yang kuat bagi sebuah perancangan pada suatu interior. Selain itu pula ditambah dengan teknik pencahayaan dan penghawaan serta pemilihan material yang tepat akan memegang peranan penting dalam menjaga kenyamanan, keamanan, dan fungsi dari setiap aktifitas kegiatan yang ada.

Perancangan ini bermakna baik karena termasuk apresiasi terhadap permasalahan turunnya minat generasi muda terhadap karya seni Jawa, sehingga patut dilestarikan dengan penampilan yang baru dan menunjukan koleksi karya kontemporer Jawa tanpa meninggalkan jati diri aslinya. Kemudian diharapkan terus dapat menunjukkan jati diri, mendidik, dan menambah ilmu bagi penduduk lokal maupun mancanegara.

Perupa muda maupun komunitas seni di Jawa sebaiknya memperoleh wadah yang jelas dan didukung dalam perkembangannya sehingga karya seni Jawa tidak hilang termakan oleh jaman namun mampu bersaing dan bisa menjadi aset pariwisata atas nilai budaya lokal yang mampu diangkat. Dalam kasus ini, prospek sebuah galeri karya seni berperan penting sehingga dengan didesain dengan konsep matang sedemikian rupa bertujuan agar tetap dapat mengedepankan aspek komsersil dan pengangkatan nilai sosial dan budaya dalam masyarakat modern ini.

Referensi

Burden, Ernest. (2002). Illustrated Dictionary of Architecture. New York: Mc Graw-Hill Companies, Inc.

Francis D.K. Ching. (1996). Architecture:Form,Space, and Order. New York: Jhon Wiley & Sons, Inc.

Koentjaraningrat. (1984). Kebudayaan Jawa: Cetakan Pertama. Jakarta: Balai Pustaka. Larson, Mildred A. (1984). Meaning-Based Translation. Lanham: University Press of America. Mulder, Niels. (1984). Kebatinan dan Hidup Sehari-hari Orang Jawa: Kelangsungan dan Perubahan

Kulturil. Jakarta: Gramedia.

Neufert, Ernst. (1997). Data Arsitek I. Jakarta: Erlangga.

Pendit, Nyoman S. (2003). Mahabharata. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Suptandar,J. Pramudji. (1999). Disain Interior: Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa

Gambar

Gambar 1 Zoning pada Lantai 1 dan Mezzanine
Gambar 3 Penjelasan Hubungan Epos Mahabarata Jawa dengan Perancangan Galeri
Gambar 7 3D Perspektif Perancangan Interior Galeri Permanent, Bar & Stage,Galeri Temporer

Referensi

Dokumen terkait

seperti guru hanya menuntut agar siswa dapat memahami materi yang telah. diberikan sedangkan sebagian dari siswa ada yang belum memahami

[r]

Masalah kondisi fisik yang menurun karena disebabkan oleh faktor usia merupakan masalah yang umum dan sangat wajar dialami oleh lansia, namun kondisi ini memerlukan penyesuain

Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method.. All reques ted variables

BPR Setia Karib Abadi 40 Laki - Laki Sarjana 11 tahun 17 Heniyanti BPR Gunung Merbabu 47 Perempuan Diploma 7 tahun 18 Nalurita Maya N.. BPR Gunung Merbabu 44 Perempuan Diploma 22

Melalui proses pengkaderan inilah Hidayah Centre Foundation memainkan peranan sebagai sebuah organisasi yang mempunyai visi dan misi yang jelas akan kebenaran yaitu

Jaw Crusher pada batubara biasanya tidak digunakan pada crushing primer tetapi sering digunakan untuk operasi penambangan open pit dimana batu baranya keras atau lapisan batuan

Dari Gambar 4.7 diatas dapat dilihat munculnya puncak serapan pada bilangan gelombang 3537 cm -1 dan 3579 cm -1 yang terdapat pada biokomposit tanpa penambahan asam