Nilai, Norma dan Moral
Oleh
Pengertian Nilai
Pengertian nilai menurut para ahli (Sofyan Sauri, dan herlan Firmansyah: 2010: 3-5):
1. Menurut Fraenkel (1977) “A Value is an idea- a
concept about- what some thinks is important in life (
nilai adalah ide atau konsep tentang apa yang dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh seseorang)
2. Danandjaja, nilai merupakan pengertian-pengertian
(conceptions) yang dihayati seseorang mengenai apa
yang lebih penting atau kurang penting, apa yang
lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar atau kurang benar.
Hirearki Nilai
Menurut Max Scheller dalam kaelan menyebutkan
hirarki nilai tersebut terdiri atas (Sofyan Sauri dan
Herlan Firmansyah: 2010: 9)
1. nilai kenikmatan, yaitu nilai yang mengenakan atau
tidak mengenakan, berkitan dengan indra manusia
yang menyebabkan manusia senang atau menderita.
2. nilai kehidupan, yaitu nilai yang penting bagi
kehidupan
3. nilai kejiwaan, yaitu nilai yang tidak bergantung pada
keadaan jasmani maupun lingkungan.
4. Nilai kerohanian, yaitu moralitas nilai dari yang suci
dan tidak suci.
Lanjutan...
Adapun dalam Notonagoro dalam Darji
(11984:66-67) membagi hirearki nilai pada tiga tingkatan, yaitu
sebagai berikut (Sofyan Sauri, dan Herlan
Firmansyah: 2010: 9) :
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna
bagi unsur jasmani manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
manusia untuk dapat mengadakan kegiatan.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang
berguna bagi rohani manusia.
Lanjutan...
Di Indonesia (khususnya pada dekade penataran P4), hirearki Nilai dibagi tiga (kaelan, 2002), yaitu sebagai berikut (Sofyan Sauri dan Herlan Firmansyah: 2010: 9) 1. Nilai dasar (dalam bahasa ilmiahnya disebut sebagai dasar ontologisme) yaitu merupakan hakikat, esensi, itisari, atau makna yang terdalam dari nilai-nilai
tersebut. Nilai dasar ini bersifat universal karena
menyangkut hakikat kenyataan objektif segala sesuatu, misalnya hakikat Tuhan, manusia, atau yang lainnya.
2. Nilai instrumental, merupakan suatu pedoman yang dapat diukur atau diarahkan. Nilai instrumental
merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.
3. Nilai praksis, pada hakikatnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam suatu
Hakikat dan makna nilai
Menurut Kattsoff dalam Sumargono mengungkapkan bahwa hakikat nilai dapat dijawab dengan tiga macam cara:
 pertama, nilai sepenuhnya berhakikat subjektif, bergantung kepada
pengalaman manusia pemberi nilai itu sendiri.
 Kedua nilai merupakan kenyataan-kenyataan ditinjau dari segi ontology, namun
tidak terdapat dalam ruang dan waktu. Nilai-nilai tersebut merupakan esensi logis dan dapat diketahui melalui akal.
 Ketiga, nilai-nilai merupakan unsur-unsur objektif yang menyusun kenyataan.
Sedangkan menurut Sadulloh mengemukakan tetang hakikat nilai berdasarkan teori-teori sebagai berikut:
 menurut teori voluntarisme, nilai adalah suatu pemuasan terhadap keinginan atau kemauan.
 Menurut kaum hedonisme, hakikat nilai adalah “pleasure” atau kesenangan,
 sedangkan menurut formalisme, nilai adalah sesuatu yang dihubungkan pada akal rasional dan menurut pragmatisme, nilai itu baik apabila memenuhi
kebutuhan dan nilai instrumental yaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan (Sofyan Sauri dan Herlan Firmansyah: 2010: 6)
Pengertian Norma
Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya, sosial, moral dan religi. Norma merupakan suatu
kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh karena itu, norma dalam perwujudannya dapat
berupa norma agama, norma filsafat, norma kesusilaan, norma
hukum dan norma sosial. Norma memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena adanya sanksi.
Norma adalah patokan perilaku dalam kelompok masyarakat tertentu, yang disebut juga peaturan sosial yang menyangkut
perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
Norma adalah petunjuk hidup yang berisi perintah maupun
larangan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama dan bermaksud untuk mengatur setiap perilaku manusia dalam
MACAM-MACAM NORMA
•
NORMA KESUSILAAN
•
NORMA KESOPANAN
•
NORMA AGAMA
NORMA KESUSILAAN
•
Norma Kesusilaan : Ialah peraturan hidup yang
berasal dari suara hati sanubari manusia.
Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran
perasaan yang berakibat penyesalan. Norma
kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat
diterima oleh seluruh umat manusia. Contoh
norma ini diantaranya ialah :
a) “Kamu tidak boleh mencuri milik orang lain”.
b) “Kamu harus berlaku jujur”.
c)
“Kamu harus berbuat baik terhadap sesama manusia”.NORMA KESOPANAN
• Norma Kesopanan : Ialah norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormat menghormati. Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya, karena sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.
• Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat istiadat.
• Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi segolongan masyarakat, mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian. Contoh norma ini diantaranya ialah :
a)“Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita didalam kereta api, b us dan lain-lain, terutama wanita yang tua, hamil atau membawa bayi”. b) “Jangan makan sambil berbicara”.
c) “Janganlah meludah di lantai atau di sembarang tempat” dan. d) “Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua”.
NORMA AGAMA
• Norma Agama : Ialah peraturan hidup yang harus
diterima manusia sebagai perintah-perintah, laranganlarangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa berupa “siksa” kelak di akhirat. Contoh norma agama ini diantaranya ialah:
“Kamu dilarang membunuh”. “Kamu dilarang mencuri”.
“Kamu harus patuh kepada orang tua”. “Kamu harus beribadah”.
NORMA HUKUM
• Norma Hukum : Ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat
oleh lembaga kekuasaan negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat negara, sumbernya bisa berupa peraturan perundangundangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama. Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa, sanksinya berupa ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan-peraturan hukum bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan negara. Contoh norma ini diantaranya ialah :
a) “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang lain, dihukum karena membunuh dengan hukuman setingi-tingginya 15 tahun”.
b) “Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan, diwajibkan mengganti kerugian”, misalnya jual beli.
•
Hukum biasanya dituangkan dalam bentuk
peraturan yang tertulis, atau disebut juga
perundang-undangan.
Perundang-undangan
baik yang sifatnya nasional maupun peraturan
daerah dibuat oleh lembaga formal yang
diberi kewenangan untuk membuatnya.Oleh
karena itu,norma hukum sangat mengikat bagi
warga negara.
KEKUATAN SANKSI NORMA
Berdasarkan tingkat daya pengikatnya terhadap masyarakat, norma terdiri dari:
NORMA CARA ( USAGE )
adalah bentuk perbuatan tertentu yang dilakuka
nindividu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus menerus dan daya ikatnya sangat lemah.
Sanksinya ringan, hanya berupa celaan. Contoh :
Cara makan berdecap (bersuara) Sanksinya :
NORMA KEBIASAAN ( FOLKWAYS )
adalah suatu bentuk perbuatan yang berulang-ulang yang bentuknya sama dan dilakukan secara sadar serta mempunyai tujuan yang jelas.kebiasaan merupakan bukti bahwa orang menyukai perbuatan itu. Sanksi bagi pelanggar berupa teguran.
Contoh :
Makan dengan tangan kanan. Sanksinya : (bila melanggar) Berupa teguran.
NORMA TATA KELAKUAN ( MORES )
adalah merupakan aturan yang mendasarkan pada ajaran agama ( akhlak ), filsafat atau kebudayaan. Contohnya :
Pernikahan dalam satu marga di daerah Sumatera Utara merupakan suatu pelanggaran.
Tata kelakuan juga bisa bersifat mengharuskan dan bisa juga bersifat melarang.
Contoh pelanggaran terhadap norma tata kelakuan adalah berzina, sanksinya berat. Ada yang harus
berhadapan dengan massa, dan lain sebagainya
Fungsi Mores, antara lain :
1. memberikan batasan pada perilaku individu dalam masyarakat tertentu.
2. mendorong seseorang agar sanggup menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan aturan yang berlaku di dalam kelompoknya.
3. membentuk solidaritas antara anggota-anggota
kelompok dan sekaligus memberikan perlindungan terhadap keutuhan dan kerja sama antara anggota-anggota yang bergaul dalam masyarakat.
NORMA ADAT ISTIADAT ( CUSTOM )
adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya. contoh:
upacara adat, tata cara pembagian waris Sanksinya :
Akan mendapat sanksi yang berat misalnya dikucilkan dari masyarakat.
NORMA HUKUM ( LAWS )
adalah suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban dan larangan agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan. Norma hukum dibagi menjadi 2, yaitu
1. Norma hukum tertulis.
2. Norma hukum tidak tertulis.
Norma Sebagai Perwujudan Nilai
Nilai bersifat Abstrak
Norma (Manifestasi Nilai agar berfungsi praktis)
Nilai Kebersiahan
Wujud Riil Norma
Moralitas Politik Demokratis Bijak Anarkis Lalim Moralitas Hukum Benar Yang Adil Salah Curang Moralitas Estetik Indah Estetis Jelek Kitsch Moralitas Seksual Boleh Halal Tidak pantas Haram Moralitas Media Asli Kenyataan Fakta Palsu Citra Rekayasa Moralitas Pendidikan Kecerdasan Proses Kelicikan Hasil
Moralitas
Sebagai
Demarkasi
(garis
batas dan
rambu-rambu
etika)
Pengertian moral
Pengertian Moral Moral berasal dari kata
mos
(mores)
yang sinonim dengan kesusilaan, tabiat atau
kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik
dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan
perbuatan manusia.
Seorang pribadi yang taat
kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma
yang berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai
dan bertindak benar secara moral. Jika sebaliknya
yang terjadi maka pribadi itu dianggap tidak
bermoral. Moral dalam perwujudannya dapat berupa
peraturan dan atau prinsip-prinsip yang benar, baik
terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan,
kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Moralitas
Mores  mos, moris, manner  Morals Akhlak, Kesusilaan,
Tata Tertib Nurani/Batin,
Ethos/ Etika Moral bagian dari Nilai
Nilai Moral adalah Perilaku Baik dan Buruk
Hubungan Nilai, Norma dan Moral
Nilai Norma Moral
NORMA KESUSILAAN NORMA KESOPANAN NORMA AGAMA NORMA HUKUM Bersifat Abstrak Tingkahlaku Manusia Baik Buruk
Untuk menekankan tuntutan prilaku dalam mewujudkan sikap warga negara dalam kehidupan sehari-hari, Sesuai dengan ketentuan MPR No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila terutama sila kemanusiaan yang adil dan beradab yang terdirin dari 10 butir nilai kemanusiaan adalah sebagai berikut:
1. Mengakui dan memperlakukan manusian sesuai harkat dan martabat sebagai Makhluk Tuhan YME. Setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan semuanya sama dihadapan-Nya, yang membedakan hanyalah keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan. Manusia harus diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk tuhan dan Tuhan menciptakan manusia dengan
kelebihan yang sempurna dari pada makhluk lainnya yang diciptakan. 2. Mengakui Persamaan Derajat, Persamaan Hak dan Kewajiban yang
Asasi Setiap Manusia, tanpa membeda-bedakan Suku, Keturunan,
Agama, Kepercayaan, Jenis Kelamin, Kedudukan Social, Warna Kulit dll. agar mereka saling mengenal.
3. Mengembangkan Sikap Saling Mencintai Sesama Manusia.
Mencintai merupakan pengungkapan rasa kasih sayang yang tulus, ikhlas dan manusiawi. Mencintai merupakan watak manusia untuk memenuhi kebutuhan unsur kejiwaannya (batiniah) sebagai dasar
adanya kerja sama dalam hubungan kesatuan, harmonis, serta dinamis antara akal, rasa dan kehendak.
4. Mengembangkan Sikap Tenggang Rasa, mampu menempatkan perasaannya pada perasaan orang lain supaya kita menjauhkan diri dari buruk sangka, karena buruk sangka merupakan perbuatan tercela dan termasuk dosa.
5. Mengembangkan Sikap tidak Semena-mena terhadap Orang lain. Hal ini berarti adanya pengakuan persamaan derajat, hak dan kewajiban yang kemudian
menimbulkan sikap saling mencintai sesama manusia. dengan demikian manusia saling berinteraksi dengan berhati-hati dalam bersikap, berucap dan bertindak/ tingkah laku agar tidak menimbulkan terganggunya orang lain.
6. Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Kemanusiaan.
7. Gemar Melakukan Kegiatan Kemanusiaan misalnya, menyantuni fakir miskin menyantuni yatim piatu, dan semua yang menjadi program departemen social. Sehingga akan muncul rasa kemanusiaan antar sesama manusia.
8. Berani Membela Kebenaran dan Keadilan. Agama mengajarkan pada kita harus mengatakan kebenaran walaupun pahit, dan berjuang yang utama adalah berjuang dalam mengemukaan perkaataan yang benar, terhadap penguasa yang dzalim.
9. Bangsa Indonesia Merasa dirinya sebagai Bagian dari Seluruh Umat Manusia. Bangsa Indonesia mempunyai pandangan hidup bahwa hakikatnya manusia itu mempunyai kesamaan pandangan, dimana manusia merasa dirinya bagian dari umat manusia lainnya yang akan senantiasa berpandangan bahwa bangsa Indonesia mempunyai martabat yang sama sehingga dapat hidup bersama dengan tenteram dan damai. 10. Mengembangkan Sikap saling menghormati dan menjalin hubungan kerja sama