Menimbang
:
a.NOMOR
5
TAHUN 2OT2TENTANG
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
b.
c.
BUPATI LAMONGAN,
bahwa
guna menjamin
dan
melindungi anak
danhak-haknya
agar dapat hidup,
tumbuh,berkembang
dan
berpartisipasi
seca.a
optimalsesuai dengan
harkat dan martabat
kemanuiiaan,serta
mendapat perlindungan
dari
kekerasan,diskriminasi
dan
pelanggaranhak
anak
lainnya,perlu
dilakukan
upaya-upaya
perlindungan terhadap anak;bahwa
agar
upaya-upaya perlindungan
terhadapanak dapat
memperolehhasil yang optimal,
perlu adanyatindakan
nyatadari
pemerintah daerah danperlu
meningkatkan peran serta masyarakat secara luas;bahwa berdasarkan Peraturan pemerintah
Nomor38
Tahun
2OO7
tentang
pembagian
UrusanPemerintahan
antara
pemerintah,
pemerintahanDaerah Provinsi,
dan
pemerintahan
DaerahKabupatenf
Kota,
perlindungan
anak
merupakanurusan
pemerintahan yangwajib
dilaksanakan olehPemerintah Daerah;
bahwa
untuk
mewujudkan pemberian perlindunganterhadap anak serta
untuk
memberikan kepastianlgkum
dalam
penyelenggaraan perlindungan anakdi
Kabupaten Lamongan,
maka
penyelenggaraanperlindungan
anak
perlu diatur
dalam
peiaturanDaerah;
bahwa
berdasarkan pertimbangan
sebagaimanadimaksud dalam
huruf a, huruf
b,
huruf
c
danhuruf
d,
perlu
menetapkan
peraturan
Daerah tentang Penyelenggaraan perlindungan Anak.d.
Mengingat
:
1. 2.Pasal
18
ayat (6)
Undang-UndangDasar
NegaraRepublik Indonesia
Tahun
1945 ;Undang-Undang
Nomor
12 Tahun
1950
tentangPembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten
diLingkungan Provinsi
Jawa
Timur
(Diumumkandalam Berita Negara pada tanggal 8 Agustus 1950);
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
1974
tentangPerkawinan (Lembaran Negara
Republik
IndonesiaTahun
1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3019);
Undang-Undang
Nomor
4
Tahun
lgTg
tentangKesejahteraan
Anak
(Lembaran Negara
RepublikIndonesia
Tahun
1979 Nomor
22,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 31a3);Undang-Undang
Nomor
3
Tahun
1997
tentangPengadilan
Anak
(Lembaran
Negara
RepublikIndonesia
Tahun
1997 Nomor
3,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3663);Undang-Undang
Nomor
4
Tahun
l99Z
tentangPenyandang
Cacat
(Lembaran Negara
RepublikIndonesia
Tahun
1997 Nomor
9,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 36T0);Undang-Undang
Nomor
20 Tahun
1999
tentangPengesahan Konvensi ILO Mengenai Usia Minimum
untuk
Diperbolehkan Bekerja (Lembaran
NegaraRepublik
Indonesia
Tahun
lggg
Nomor
56,Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor 3835);
Undang-Undang Nomor 39
Tahun
lg99
tentang HakAsasi
Manusia
(Lembaran
Negara
RepublikIndonesia
Tahun
1999 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2000
tentangPengesahan Konvensi ILO Mengenai Pelarangan dan
Tindakan
Segera
Penghapusan
Bentuk-BentukPekerjaan
Terburuk
untuk
Anak
(Lembaran NegaraRepublik
Indonesia
Tahun
2000
Nomor
30,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor39al);
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2OO2 tentangPerlindungan
Anak
(Lembaran Negara
RepublikIndonesia
Tahun
2OO2Nomor 109,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a23S);Undang-Undang
Nomor
13
Tahun
2OOg tentangKetenagakerjaan
(Lembaran
Negara
RepublikIndonesia
Tahun 2003
Nomor
39,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a279l;5. 6. 3. 4. 7. 8. 9. 10. 11.
12. Undang-Undang
Nomor
20
Tahun 2003
tentangSistem
Pendidikan
Nasional
(Lembaran
NegaraRepublik
Indonesia
Tahun
2OO3
Nomor
28,Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor a301);
13. Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2OO4 tentangPenghapusan Kekerasan
Dalam
Rumah
Tangga(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
2OO4Nomor
95,
TambahanLembaran
Negara Repubtik Indonesia NomoraaB);
14. Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2OO4 tentangPemerintahan
Daerah
(Lembaran Negara RepublikIndonesia
Tahun
2OO4Nomor
l2S,
TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437ll
sebagaimana
telah
diubah, terakhir
denganUndang-Undang Nomor 12
Tahun 2008
(LembaranNegara Republik Indonesia
Tahun 2008
Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor aSaa);
15. Undang-Undang
Nomor
23
Tahun 2006
tentangAdministrasi
Kependudukan (Lembaran
NegaraRepublik
Indonesia
Tahun
2006
Nomor
124,Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor a67a);
16. Undang-Undang
Nomor
2l
Tahun
2OO7 tentang PemberantasanTindak
Pidana Perdagangan Orang(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
2OOZNomor
58,
TambahanLembaran
Negara Republik Indonesia Nomor a72O);17. Undang-Undang
Nomor
11 Tahun
2OO9 tentangKesejahteraan
Sosial
(Lembaran Negara RepublikIndonesia
Tahun
2OO9
Nomor
12,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a967); 18. Undang-UndangNomor
36
Tahun
2OOg tentangKesehatan (Lembaran Negara
Republik
IndonesiaTahun 2009
Nomor 144,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);19. Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2OlI
tentangPembentukan
Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun
2oll
Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor523fl;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun
1988 tentangUsaha Kesejahteraan
Anak
Bermasalah (LembaranNegara
Republik
IndonesiaTahun
1988
Nomor 2,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 33671;21.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
79
Tahun
2005tentang
Pedoman Pembinaan
dan
PengawasanPenyelenggaraan Pemerintahan
Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor a593);
22.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
38
Tahun
2OO7tentang
PembagianUrusan
Pemerintahan
antaraPemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
danPemerintahan
Daerah KabupatenlKota
(LembaranNegara Republik Indonesia
Tahun
2OO7 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor a737);23. Keputusan Presiden Nomor 36
Tahun
1990 tentangPengesahan Convention On The Rights Of The Child
(Konvensi
tentang Hak-Hak
Anak)
(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun
1990 Nomor 57);24.
Peraturan Menteri Negara
PemberdayaanPerempuan Nomor
3 Tahun
2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak;25.
Peraturan Menteri Negara
PemberdayaanPerempuan Nomor 2 Tahun 2009 tentang Kebijakan Kabupaten/ Kota Layak Anak;
26.
Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor53
Tahun2OLI tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 10
Tahun
1987tentang
Penyidik Pegawai Negeri Sipil(Lembaran Daerah Kabupaten Lamongan
Tahun1988
Nomor
I
lC).Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN
dan
BUPATI LAMONGAN
Menetapkan
MEMUTUSKAN :
PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah
ini
yang dimaksud dengan:1.
Daerah adalah Kabupaten Lamongan.2.
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lamongan.3.
Kepala Daerah adalah Bupati Lamongan.4.
Anak
adalah
seseorangyang belum berusia
18
(delapan
belas)7. 8. 9. 5. 6. 10. 11.
t2.
13. L4, 15. 16.t7.
Perlindungan
anak
adalah
segalakegiatan
untuk
menjamin
danmelindungi
anak dan
hak-haknya
agar dapat
hidup,
tumbuh,berkembang,
dan
berpartisipasi, secara
optimal
sesuai
denganharkat
dan
martabat
kemanusiaan,serta
mendapat perlindungandari kekerasan dan diskriminasi.
Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,
dilindungi,
dan
dipenuhi oleh
orang
tua,
keluarga,
masyarakat, pemerintah dan Negara.Keluarga
adalah
unit
terkecil dalam
masyarakatyang
terdiri
dari suamiistri,
suamiistri
dan anaknya,atau
ayah dan anaknya, atauibu dan
anaknya,atau
keluarga sedarah dalam garislurus
ke
atasatau kebawah sampai dengan derajat ketiga.
Orang
tua
adalah ayahdan/atau
ibu
kanduflg,atau
ayahdan/atau
ibu
tiri,
atau ayahdan/atau
ibu angkat.orang
tua
angkat
adalah orang
yang
diberi
kekuasaan untuk
merawat,
mendidik dan
membesarkananak
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan adat kebiasaan.Wali
adalah
orang
atau
badan
yang
dalam
kenyataannya menjalankan kekuasaan asuh sebagai orang tua terhadap anak.Anak
terlantar adalah anak yang
tidak
terpenuhi
kebutuhannyasecara wajar, baik
fisik,
mental,spiritual
maupun sosial.Anak
jalanan
adalah anak yang kehidupannyatidak teratur
denganmenghabiskan sebagian besar
waktunya
di
luar
rumah
untuk
mencari nafkah dijalanan
atau di tempat umum.Anak
penyandangcacat adalah anak yang
mengalami hambatanfisik
dan/atau
mental
sehingga mengganggupertumbuhan
danperkembangannya secara wajar.
Anak yang
berhadapan dengan
hukum
adalah
anak yang
telah mencapaiusia
12 (dua belas)tahun tetapi
belum mencapaiusia
18 (delapan belas)tahun
dan belum
menikahyang diduga,
disangka,didakwa,
atau dijatuhi
pidana karena melakukantindak
pidana danyang menjadi korban
tindak
pidana atau yang melihat dan/atau
mendengar sendiri terjadinya suatu
tindak
pidana.Masyarakat
adalah
perseorangan,
keluarga,
kelompok,
danorganisasi sosial dan / atau organisasi kemasyarakatan.
Kekerasan
adalah
setiap
perbuatan
yang
mengakibatkankesengsaraan
atau
penderitaan
baik fisik,
mental, seksual,
dan ekonomi.Perdagangan
orang adalah tindakan
perekrutan,
pengangkutan,penampungan,
pengiriman,
pemindahan,
atau
penerimaanseseorang
dengan ancaman kekerasan, penggunaan
kekerasan,penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan,
penyalahgunaankekuasaan
atau
posisi rentan,
penjeratan
utang
atau
memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orangyang
memegangkendali
atas
orang
lain
tersebut,
baik
yangdilakukan
di
dalam
negaramaupun
antar
negara,untuk
tujuan
eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi.18.
19.
Pusat
Pelayanan
Terpadu
adalah
lembaga penyedia
layananterhadap
korban
kekerasan
anak
di
tingkat
Kota,
yang
dikelolasecara bersama-sama
antara
PemerintahDaerah
dan
masyarakatdalam
bentuk
perawatan medik (termasuk medico-1egal), psikososial dan pelayanan hukum.Rumah aman adalah tempat tinggal
sementarayang
digunakanuntuk
memberikan perlindungan terhadap korban sesuai
denganstandar operasional yang ditentukan.
Forum partisipasi anak adalah
organisasiyang
mewadahi aspirasi anakdan/atau
kelompok anak yang ada di Lamongan.20.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN Pasal 2
Penyelenggaraan
perlindungan
anak
berasaskan
pancasila
danberlandaskan Undang-Undang
Dasar
NegaraRepublik
Indonesia Tahun1945 serta
prinsip-prinsip
dasar Konvensi Hak-Hak Anak,meliputi
:a.
non diskriminasi;b.
kepentingan yang terbaik bagi anak;c.
hakuntuk
hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan;d.
penghargaan terhadap pendapat anak;Pasal 3
Perlindungan
anak bertujuan
untuk
menjamin terpenuhinya
hak-hak anak agardapat hidup, tumbuh,
berkembang,dan
berpartisipasi secaraoptimal
sesuai
dengan
harkat
dan
martabat
kemanusiaan,
sertamendapat
perlindungan
dari
kekerasan
dan
diskriminasi,
demiterwujudnya anak yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera. BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN ANAK Pasal 4
(1)
Setiap anak berhak :a.
untuk
dapat
hidup,
tumbuh,
berkembang,
dan
berpartisipasi secarawajar
sesuai denganharkat dan martabat
kemanusiaan,serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi;
b. atas suatu nama
sebagai
identitas
diri dan
statuskewarganegaraan;
c.
beribadah menurut
agamanya,berpikir,
dan
berekspresi sesuaidengan
tingkat
kecerdasandan
usianya, dalam bimbingan orangtua;
d.
mengetahui orang tuanya, dibesarkan,
dan
diasuh oleh
orangtuanya sendiri;
e.
memperoleh pelayanan kesehatan
dan
jaminan
sosial
sesuai dengan kebutuhanfisik,
mental,spritual,
dan sosial;f.
memperoleh
pendidikan
dan
pengajaran
dalam
rangkapengembangan
pribadinya
dan tingkat
kecerdasannya
sesuaig.
menyatakandan
didengar pendapatnya, menerima, mencari, danmemberikan
informasi
sesuai dengan
tingkat
kecerdasan danusianya
dengan pengembangandirinya
sesuai dengannilai-nilai
kesusilaan dan kepatutan;h.
beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anakyang
sebaya,bermain,
berekreasi,dan
berkreasi
sesuai denganminat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan
diri;
i.
memperoleh perlindungandari
:1) penyalahgunaan dalam kegiatan politik;
2)
pelibatan dalam sengketa bersenjata;3)
pelibatan dalam peristiwa yang mengandungunsur
kekerasan;dan
4)
pelibatan dalam peperangan.j.
diasuh atau
diangkat
sebagaianak asuh atau anak
angkat olehorang
lain
apabila orang tuanya
tidak
dapat menjamin
tumbuhkembang anak;
k.
mendapatkan
perlindungan
dari
perlakuan
diskriminasi,eksploitasi,
penelantarar., kekejaman, kekerasan, penganiayaan,ketidakadilan dan perlakuan salah lainnya;
1.
memperoleh perlindungandari
sasaran penganiayaan, penyiksaan atau penjatuhan hukuman yangtidak
manusiawi;m.
memperoleh kekebasan sesuai dengan hukum;(21 Khusus bagi anak penyandang cacat, berhak :
a.
memperoleh pendidikanluar
biasa;b.
memperolehrehabilitasi, bantuan
sosial,dan
pemeliharaantaraf
kesejahteraan sosial.Pasal 5 Setiap anak berkewajiban
untuk
:a.
menghormati orang tua, wali, dan guru;b.
mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman;c.
mencintai tanahair,
bangsa, dan negara;d.
menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dane.
melaksanakan etika dan akhlak yang mulia.BAB IV
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAERAH, MASYARAKAT, KELUARGA DAN ORANG TUA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6
Pemerintah Daerah, masyarakat, keluarga dan orang
tua
berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.Bagian Kedua
Pemerintah Daerah Pasal 7
Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung jawab :
a.
menghormati dan menjamin hak asasi setiap anak tanpa membedakansuku,
agama, ras, golongan,jenis
kelamin,etnik,
budaya dan bahasa,status
hukum anak,
urutan
kelahiran
anak,
dan
kondisi
fisik
danf atau mental;
b.
membantu secara
finansial guna
kelangsungan
hidup
anak
yangterlantar dan
fakir
miskin melalui
Anggaran Pendapatandan
Belanja Daerah setiap tahun;c.
memberikandukungan
sarana dan prasarana dalam penyelenggaraanperlindungan anak;
d.
menjamin perlindungan,
pemeliharaan,
dan
kesejahteraan
anakdengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua,
wali,
atau oranglain yang secara
hukum
bertanggung jawab terhadap anak;e.
mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak;f.
menjamin anakuntuk
mempergunakan haknya dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan anak;g.
memfasilitasiterwujudnya
peran serta masyarakatdan
sektor swastadalam penyelenggaraan perlindungan anak.
Bagian Ketiga
Masyarakat
Pasal 8
Masyarakat berkewajiban
dan
bertanggungjawab
terhadap perlindungananak
melalui
kegiatan
peran
masyarakat
dalam
penyelenggaraanperlindungan anak.
Bagian Keempat Orang T\ra dan Keluarga
Pasal 9
orang tua
berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap anak dalambentuk:
a.
mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak;b.
mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak;c.
menjamin keberlangsungan pendidikananak
sesuai kemampuan, bakat danminat
anak;d.
melaporkan
setiap kelahiran
anak
kepada instansi
yang berwenang melakukan pencatatan kelahiran.Dalam
hal
orangtua
tidak
adaatau tidak diketahui
keberadaannyaatau karena suatu
sebab,tidak dapat
melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya maka kewajiban dan tanggung jawab sebagaimanadimaksud
pada ayat (1)
dapat beralih
kepada
keluarga,
yangdilaksanakan
sesuai
dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku.(1)
(3)
(4)
BAB V
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK
Bagian Kesatu
'Kesehatan
Pasal 10
(1) Pemerintah
Daerah wajib
menyediakan
fasilitas
danmenyelenggarakan
upaya
kesehatanyang
komprehensifbagi
anak,agar
setiapanak
memperolehderajat
kesehatanyang optimal
sejakdalam kandungan.
(2)
Penyediaanfasilitas
dan
penyelenggaraanupaya kesehatan
secarakomprehensif sebagaimana
dimaksud pada
ayat
(1) didukung
olehperan serta masyarakat.
Upaya
kesehatanyang
komprehensif sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)meliputi upaya promotif,
preventif,kuratif,
dan
rehabilitatif,baik
untuk
pelayanan kesehatan dasar maupunrujukan.
Upaya
kesehatanyang komprehensif
sebagaimanadimaksud
padaayat
(1) diselenggarakan secaragratis bagi anak
penyandang cacat,anak
jalanan dan
anak yang menjadikorban
kekerasan, penculikan, penelantaran, penularan HIV/AIDS, tereksploitasi secara ekonomi danseksual,
traficking,
penyalahgunaannarkotika, alkohol,
psikotropikadan zat
adiktif
lainnya (NAPZA).Upaya
kesehatanyang
komprehensif sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)dilakukan
secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan keuangan Daerah.Pasal 1 1
orang
tua
dan
keluarga
bertanggungjawab
menjaga kesehatan
danmerawat anak sejak dalam kandungan.
Pasal 12
Pemerintah
Daerah,
masyarakat,
orang
tua dan
keluarga
wajibmengusahakan
agar anak
yang
lahir
terhindar
dari
penyakit
yang mengancam kelangsunganhidup dan/atau
menimbulkan kecacatan.Bagian Kedua
Pendidikan
Pasal 13
Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya program wajib belajar
minimal
12 (dua belas) tahununtuk
semua anak.Penyelenggaraan program
wajib
belajar sebagaimanadimaksud
padaayat (1) didukung oleh peran serta masyarakat dan sektor swasta.
Keluarga
dan
orang
tua
wajib
memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada anak
untuk
memperoleh pendidikan. (s)(1) (2) (3)
(4)
(s)
Setiap
penyelenggarapendidikan dilarang
mengeluarkananak
darilembaga pendidikan tanpa adanya
jaminan
terhadap keberlangsunganpendidikan anak.
Penyelenggaraan program
wajib
belajarminimal
12 (dua belas) tahunsebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diatur
dalam Peraturan Daerahtersendiri.
Anak yang menyandang cacat
yang sama
dan
aksesibilitas pendidikanluar
biasa.Pasal 14
fisik dan/atau
mental diberikan kesempatanuntuk
memperolehpendidikan biasa
danPasal 15
(1)
(21
Anak yang berhadapan dengan
hukum,
anak yang mengalami kehamilandi luar
pernikahan dan anak korban penularanHIV/AIDS dilindungi
hak-haknya guna memperoleh pendidikan.Pasal 16
Pemerintah Daerah, masyarakat dan sektor swasta menyelenggarakan
Pos Pendidikan
Anak Usia
Dini
(PAUD) Terpadudi
setiap Desa danKelurahan.
Penyelenggaraan Pos Pendidikan
Anak Usia
Dini
(PAUD) Terpadu disetiap Desa
dan
Kelurahan
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)dilaksanakan
secara bertahap
disesuaikan
dengan
kemampuan keuangan daerah dan peran serta masyarakat dan sektor swasta.Pasal 17
Bagi
anak
usia
7
(tujuh)
sampai dengankurang
dari
18
(delapan belas)tahun yang belum menyelesaikan pendidikan formalnya, dapat menempuh pendidikan melalui satuan pendidikan non formal antara
lain
:a.
Kelompok
Belajar
Paket
A
setara
Sekolah
Dasar
(SD)/MadrasahIbtidaiyah (MI);
b.
Kelompok
Belajar
Paket
B
setara
Sekolah
Menengah
Pertama(SMP) / Madrasah Tsanawiyah (MTs) ;
c.
Kelompok
Belajar Paket
C
setara Sekolah
Menengah
Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) ;d.
Kelompok
Belajar Paket
c
Kejuruan setara sekolah
MenengahKejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
Bagian Ketiga Kesejahteraan Sosial
Pasal 18
(1)
Pemerintah
Daerah
dan
masyarakat
wajib
menyelenggarakankesejahteraan sosial bagi :
a.
anak yang berhadapan dengan hukum;(21
(3)
c.
anak korban trafiking;d.
anak korban penyalahgunaan narkotika, alkohol,zat adiktif lainnya (napza);
e.
anak korban penularan HIV/AIDS;f.
anak korban penculikan;g.
anak yangtidak
mempunyai orang tua;h.
anak terlantar;i.
anak jalanan;j.
anak korban kekerasan;k.
anak korban bencana alam atau bencana sosial;1.
anak penyandang cacat; danm.
anak korban perlakuan salah lainnya.Penyelenggaraan kesejahteraan
sosial
sebagaimanaayat (1) melibatkan peran serta keluarga.
Kesejahteraan
sosial
sebagaimanadimaksud
padaberupa penyediaan layanan :
a.
kesehatan;b.
pendidikan;c.
bimbingan sosial, mental dan spiritual;d.
rehabilitasisosial;e.
pendampingan;f.
pemberdayaan;g.
bantuan sosial;h.
bantuanhukum; dan/atau
i.
reintegrasi anak dalam keluarga.psikotropika dan
dimaksud
padaayat
(1)
dapatPasal 19
(1)
Pemerintah Daerahwajib
menyediakanrumah aman
sebagai tempattinggal
sementarabagi anak yang
tidak
mempunyai tempat
tinggal dan/ atau terancam jiwanya.(2)
Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:a.
anak yang berhadapan dengan hukum;b.
anak yang tereksploitasi secara ekonomi dan seksual;c.
anak korban trafiking;d.
anak korban penularan HIV/AIDS;e.
anak korban penculikan;f.
anak terlantar;g.
anak korban kekerasan;h.
anak yang orangtuanya terkena penyakit kronis. dani.
anak korban perlakuan salah lainnya.Bagian Keempat Sarana dan Prasarana
Pasal 20
(1)
Pemerintah Daerah, masyarakat
dan
sektor
swasta
menyediakansarana
dan
prasarana
anak, antara
lain
tempat
menJrusui anak,tempat bermain, tempat
berekreasidan berkreasi, Pusat
Pelayanan Terpadu.(2)
Saranadan prasarar:'a
sebagaimanadimaksud
padaayat
(1) harus memenuhikriteria
sebagaiberikut
:a.
menjamin keselamatan, kenyamanan dan kesehatan anak;b.
memotivasi kreatifitas anak;c.
mengandungunsur
pendidikan.(3)
Penyediaan
sarana
dan
prasarana
oleh
Pemerintah
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan secarabertahap disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. BAB VI
PEKERJA ANAK PADA PEKERJAAN SEKTOR INFORMAL Pasal 21
(1)
Pemerintah Daerahdan
masyarakatwajib
memberikan perlindungankepada pekerja anak pada pekerjaan sektor informal.
(21
Pekerjaanak
pada pekedaan sektorinformal
sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
meliputi
:a.
penyemir sepatu anak;b.
pedagang asongan anak;c.
pengamen anak;d.
pemulung anak;e.
tukangparkir
anak;f.
pekedaan sektor informal lainnya yang mempekerjakan anak.(3)
Perlindungankepada pekerja
anak pada pekerjaan sektor
informalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan
untuk
:a.
mencegah segalabentuk
eksploitasi,diskriminasi,
pelecehan dankekerasan terhadap anak;
b.
melindungi
anak
dari
kegiatanyang dapat
mengganggu prosestumbuh
kembanganak, baik
fisik,
mental,moral dan
intelektual maupun kesehatan anak.(41 Upaya perlindungan kepada pekerja
anak
pada
pekerjaan
sektorinformal sebagaimana pada ayat (1) antara
lain
berupa :a.
memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang
hak-hakanak;
b.
memberikan bantuan berupa layanan psikologi, medis danhukum
terhadap pekerja
anak
pada
pekerjaan
sektor informal
yangmengalami eksploitasi, diskriminasi, pelecehan dan kekerasan;
c.
memberdayakan
keluarga
melalui
pemberian
pelatihanketrampilan dan pengurangan pengeluaran;
d.
memberikan beasiswa kepada pekerja anak pada pekerjaan sektorinformal
yang
putus
sekolah
untuk
melanjutkan
pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi;e.
memberikanpendidikan non formal dan pelatihan
keterampilanbagi
pekerja
anak
pada pekerjaan sektor informal yang
tidak(5)
Setiap
orang
yang
mempekerjakan
anak
pada
pekerjaan
sektorinformal wajib memperhatikan persyaratan sebagai
berikut
:a.
usia
bagi pekerjaanak
pada pekerjaan sektorinformal diatas
15 (lima belas) tahun;b.
mendapatpersetujuan
tertulis
dari
orangtua/wali pekerja
anakpada pekerjaan sektor informal;
c.
pelaksanaannyaharus
dituangkan dalam perjanjiankerja
tertulisantara
majikan
dengan
orang
tua/wali
pekerja
anak
padapekerjaan sektor informal;
d.
tidak
dipekerjakan pada malam hari;e.
waktu kerja paling lama 3 (tiga)jam dalam sehari;f.
tidak
dipekerjakan
pada
tempat
atau
lingkungan
yang
dapat mengganggu prosestumbuh
kembanganak,
baik
fisik,
mental, moral dan intelektual maupun kesehatan anak;g.
memberi kesempatanuntuk
bersosialisasi dengan keluarga danlingkungan sekitarnya;
h.
memberi kesempatanuntuk
mendapat pendidikan sesuai denganbakat dan minatnya;
i.
dipekerjakanuntuk
jenis pekerjaan yang ringan; danj.
memberi kesempatanlibur
satuhari
dalam seminggu.BAB VII
PERAN SERTA MASYARAKAT DAN SEKTOR SWASTA
Pasal22
Masyarakat dan sektor swasta mempunyai kewajiban dan kedudukan yang
sama dengan
Pemerintah
Daerah
untuk
berperan
serta
dalamperlindungan terhadap hak-hak dan kewajiban anak dan pengawasan baik
secara
individu,
kelompok dan kelembagaan. Pasal 23Bentuk peran serta masyarakat dan sektor swasta dalam penyelenggaraan
perlindungan anak antara lain dapat berrrpa :
a.
penyediaan rumah aman dan rumah singgah;b.
pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Anak;c.
pendirian dan pengelolaan panti asuhan anak;d.
pendirian tempat rehabilitasi anak korban penyalahgunaan narkotika,alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya;
e.
pemberianbantuan
hukum
terhadapanak yang
berhadapan denganhukum;
f.
pemberian beasiswa pendidikan;g.
pemberian bantuan biaya kesehatan;h.
penyediaan taman bermain anak;i.
ikut
mengawasi secaraaktif
terhadapaktivitas
anak yangtidak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat;j.
bentuk-bentuk peran serta masyarakat dan sektor swasta lainnya yangBAB VIII
FORUM PARTISIPASI ANAK
Pasal24
(1)
Pemerintah Daerah wajib memfasilitasi terbentuknya forum partisipasianak.
(2)
Forum partisipasi
anak
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)merupakan representasi
anak
di
Daerah,baik
representasi domisiligeografis
anak,
komponenkelompok sosial budaya anak
dan
latarbelakang pendidikan anak.
(3)
Dalam setiap
pen5rusunankebijakan
yang
terkait
dengan
anak,Pemerintah
Daerah
harus
memperhatikan
dan
mengakomodasipendapat anak yang disampaikan melalui forum partisipasi anak.
(4)
Pembentukanforum
partisipasi
anak
sebagaimanadimaksud
padaayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.
(5)
Sumber pembiayaanuntuk
pelaksanaankegiatan forum
partisipasianak dapat berasal
dari
:a.
iuran
dari anggota forum partisipasi anak;b.
sumbangandari
masyarakatlpihak
swastayang bersifat
tidakmengikat;
c.
bantuan dari Pemerintah Daerah;dan/atau
d.
sumber-sumber
pembiayaan
lainnya sesuai
peraturanperundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
GUGUS TUGAS KABUPATEN LAYAK ANAK Pasal 25
(1)
Dalam rangka efektifitas
pelaksanaankebijakan Kabupaten
LayakAnak
di
daerahdibentuk
Gugus T[rgas Kabupaten LayakAnak
oleh Kepala Daerah.(2)
Gugus T\rgasKabupaten
LayakAnak
sebagaimanadimaksud
padaayat (1) mempunyai tugas pokok :
a.
mengkoordinasikan pelaksanaankebijakan
dan
pengembanganKabupaten Layak Anak;
b.
menetapkan tugas-tugas dari anggota Gugus T\-rgas;c.
melakukan
sosialisasi, advokasidan komunikasi informasi
danedukasi kebijakan Kabupaten Layak Anak;
d.
mengumpulkan data dasar;e.
melakukan analisis kebutuhan yang bersumber dari data dasar;f.
melakukan deseminasi data dasar;g.
menentukan
fokus
dan
prioritas
program dalam
mewujudkan Kabupaten Layak Anak, yang disesuaikan dengan potensi daerah;h.
menJrusun RencanaAksi
Daerah Kabupaten LayakAnak 5
(lima)tahunan dan mekanisme kerja;
i.
melakukan monitoring, evaluasi
dan
pelaporan
sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun
sekali.(3)
KeanggotaanGugus Tlrgas Kabupaten Layak
Anak
diangkat
danPasal 26
(1)
Untuk
membantu
kelancaran pelaksanaan
tugas
Gugus
TfigasKabupaten Layak Anak dibentuk Sekretariat.
(2)
Sekretariat
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1)
bertugasmemberikan
dukungan teknis
danadministratif
kepada Gugus TtrgasKabupaten Layak Anak.
(3)
Pembentukan Sekretariat
Gugus Tugas
Kabupaten
Layak
Anakditetapkan oleh Kepala Daerah. BAB X
LARANGAN
Pasal2T
Setiap penyelenggara usaha pariwisata dan usaha lainnya dilarang :
a.
menerima pengunjung anak tanpa didampingi oleh orang tuanya atau keluarganya;b.
menyewakan kamar kepada anak tanpa didampingi oleh orang tuanyaatau
keluarganya
yang telah
dewasa
atau guru
pendamping/penanggungjawab;
c.
mempekerjakan anak dibawahumur
16 tahun.BAB XI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 28
(1)
KepalaDaerah
berwenangmelakukan pembinaan
dan
pengawasan atas penyelenggaraan perlindungan anak.(2)
Bentuk
pembinaan
sebagaimanadimaksud
pada
ayat (1)
dapatberupa:
a.
memberikan sosialisasi kepada masyarakatdan
kelompok anakmengenai konsep Kabupaten Layak Anak dan hak anak ;
b.
menyediakanbuku,
leaflet,brosur
mengenai perlindungan anak,kesehatan
reproduksi, bahaya Penyakit
Menular
Seksual
danNarkotika
dan ZatAdiktif lainnya
(NAPZA) serta menyebarkannyake masyarakat;
c. memberikan pelatihan yang
berkaitan
denganpengasuhan/pendidikan
anak, prinsip
konseling, psikologi dasarterhadap
masyarakat
yang
berperan
serta
dalam
upayapenyelenggaraan
pendidikan
anak
usia
dini,
penyelenggaraanlayanan terpadu perlindungan anak dan kegiatan lain yang sejenis
yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan anak;
d.
memfasilitasi terselenggaranya
Forum
Partisipasi
Anak
dankomponen kelompok sosial budaya anak;
e.
memfasilitasi
tumbuh
dan
berkembangnyapusat atau
wadahlayanan kesehatan reproduksi remaja;
f.
memberikan penghargaan
kepada
masyarakat,
baik
individumaupun
kelompok
atau
organisasi masyarakat
yang
dianggap(3)
(4)
Pengawasan sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
dapat
berupakegiatan
monitoring dan
evaluasi atas penyelenggaraan perlindungan anak yang dilaksanakan oleh penyelenggara perlindungan anak.Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilimpahkan
kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi sesuai tugas
dan fungsinya masing-masing.
BAB XII
KETENTUAN PEIVYIDIKAN Pasal 29
Pejabat
PegawaiNegeri
Sipil
tertentu
di
lingkungan
PemerintahDaerah
diberi
wewenangkhusus
sebagai penyidikuntuk
melakukanpenyidikan
tindak
pidana di bidang pelanggaran Peraturan Daerah. Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah :a.
menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan ataulaporan
berkenaan dengantindak pidana terhadap
pelanggaranPeraturan Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas ;
b.
meneliti, mencari
dan
mengumpulkan keterangan
mengenaiorang
pribadi atau
badanhukum
tentang kebenaran perbuatanyang dilakukan
sehubungan dengan
tindak
pidana
terhadappelanggaran Peraturan Daerah ;
c.
meminta
keterangandan
barangbukti
dari
orang pribadi
ataubadan
hukum
sehubungan
dengan
tindak
pidana
terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ;d.
memeriksabuku-buku,
catatan-catatandan
dokumen-dokumenlain
berkenaan dengan
tindak
pidana
pelanggaran PeraturanDaerah;
e.
melakukan
penggeledahanuntuk
mendapatkan
barang bukti
pembukuan, pencatatan
dan
dokumen-dokumen
lain,
sertamelakukan penyitaan terhadap barang
bukti
tersebut ;f.
memintabantuan
tenagaahli
dalam rangka melaksanakan tugaspenyidikan
tindak
pidana pelanggaran Peraturan Daerah ;g.
men)ruruhberhenti dan/atau
melarang seseorang meninggalkanruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung
dan
memeriksaidentitas
orangdan/atau
dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksudhuruf
e ;h.
memotret
seseorang
yang
berkaitan dengan
tindak
pidana terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ;i.
memanggilorang
untuk
didengar keterangannyadan
diperiksasebagai tersangka atau saksi;
menghentikan penyidikan ;
melakukan
tindakan
lain
yang
perlu untuk
kelancaranpenyidikan
tindak
pidana
terhadap
pelanggaran
Peraturan Daerahmenurut
hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.(3)
Penyidik
sebagaimanadimaksud
pada
ayat (1)
memberitahukandimulainya penyidikan
dan
menyampaikan
hasil
penyidikannyakepada
Penuntut
Umum
melalui
Penyidik Pejabat
Polisi
NegaraRepublik Indonesia, sesuai dengan ketentuan
yang
diatur
dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.(1)
(2)
j.
(1)
BAB XIII
KETENTUAN PIDANA Pasal 30
Setiap perbuatan pidana
yang
berkenaan dengan perlindungan
anakdikenakan
pidana
sebagaimanadiatur
dalam
peraturan
perundang-undangan yang berlaku.Pasal 3 1
Selain
dapat dikenakan pidana
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal30,
setiap
orang
atau
badan usaha yang melakukan
pelanggaranterhadap
ketentuan
Pasal2l
ayat (5)dan
Pasal27
dipidana denganpidana
kurungan
paling lama3
(tiga) bulan atau denda paling banyakRp. 50.000.000,00 (lima puluh
juta
r-upiah).Tindak pidana
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
adalah pelanggaran.BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP Pasal 32
Peraturan Daerah
ini mulai
berlaku pada tanggal diundangkan.Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundanganPeraturan Daerah
ini
dengan penempatannyadalam
Lembaran DaerahKabupaten Lamongan.
Ditetapkan di Lamongan pada tanggal 22
Maret
2Ol2BUPATI LAMONGAN,
ttd.
FADELI
Diundangkan
di
Lamongan pada tanggal 22 Maret 2Ol2SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMONGAN,
ttd.
YUHRONUR EFENDI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2OI2 NOMOR 5 (2)
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN
NOMOR
5
TAHUN 2OT2IENTANG
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK
I.
UMUMAnak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa,
yang senantiasa
harus
dijaga karenadi
dalamdirinya
melekat harkat, martabat danhak- hak
sebagai manusia yangharus dijunjung
tinggi.Bahwa
guna menjamin dan melindungi anak
sertahak-haknya
agardapat
hidup, tumbuh,
berkembangdan
berpartisipasi secara optimalsesuai dengan
harkat dan
martabat kemanusiaan, serta
mendapatperlindungan
dari
kekerasan,diskriminasi
dan pelanggaranhak
anaklainnya, perlu
dilakukan
upaya-upayaperlindungan terhadap
anak.Oleh
karena
itu,
diperlukan tindakan nyata
dari
pemerintah daerahdan
peran serta
masyarakat secara
luas
sehingga
upaya-upayaperlindungan terhadap anak dapat memperoleh hasil yang optimal.
Bahwa berdasarkan Peraturan
PemerintahNomor
38
Tahun2OO7
tentang
PembagianUrusan
Pemerintahanantara
Pemerintah,Pemerintahan
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintahan
DaerahKabupaten/Kota,
perlindungan
anak
merupakan
uransanpemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.
Sehubungan dengan
hal
tersebut, maka
untuk
mewujudkanpemberian
perlindungan terhadap
anak
serta
untuk
memberikankepastian
hukum
dalam
penyelenggaraanperlindungan
anak
diKabupaten Lamongan,
maka
penyelenggaraanperlindungan
anakperlu
diatur
dalam Peraturan Daerah.I.
PASAL DEMI PASALPasal 1
Pasal
ini
dimaksudkan
untuk
menyamakan pengertian ataumenyamakan
arti
dalam
penggunaan beberapaistilah
yangdipergunakan dalam Peraturan Daerah
ini.
Pasal 2
Asas
perlindungan anak dalam Peraturan
Daerahini
sesuaidengan
prinsip-prinsip
pokok
yang
terkandung
dalamKonvensi Hak-Hak Anak.
Yang
dimaksud
dengan asas kepentinganyang terbaik
bagianak
adalah bahwa dalam semuatindakan
yang menyangkut anak yangdilakukan
Pemerintah, masyarakat, badan legislatif, dan badanyudikatif,
maka kepentingan yang terbaik bagi anakmendasar bagi anak yang
dilindungi
oleh negara, Pemerintah,masyarakat, keluarga, dan orang tua.
Yang
dimaksud
dengan asas penghargaan terhadap pendapatanak
adalah
penghormatan
atas
hak-hak
anak
untuk
berpartisipasi
dan
menyatakan pendapatnya
dalampengambilan
keputusan terrrtama
jika
menyangkut
hal-halyang mempengaruhi kehidupannya.
Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7
Huruf
a Cukup jelas.Huruf
b Cukup jelas.Huruf
cDukungan sarana
dan
prasarana, misalnya
sekolah,lapangan bermain, lapangan olahraga,
rumah
ibadah,balai
kesehatan, gedung kesenian, tempat
rekreasi,ruang menJrusui dan tempat penitipan anak.
Huruf
d Cukup jelas.Huruf
e Cukup jelas.Huruf
f
Cukup jelas.Huruf
g Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas.Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (a)
Yang
dimaksud
dengan
keluarga
miskin
adalahkeluarga miskin penduduk Kabupaten Lamongan
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 1 1
Tanggung
jawab
orang
tua
dalam menjaga kesehatan
danmerawat anak, antara
lain
:a.
memeriksakan kehamilan secararutin;
b.
melakukan inisiasi menyusu dini;c.
memberikan ASI eksklusif dan makanan bergizi;d.
memberikan imunisasi;e.
melakukan deteksidini tumbuh
kembang anak;f.
membawa anak yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan. Pasal 12a.
Penyakit
yang
mengancam
kelangsungan
hidup
danmenimbulkan kecacatan,
antara
lain
HIV/AIDS,
TBC,kusta, polio.
b.
Upaya
yang
dilakukan
Pemerintah
Daerah
gunamengusahakan
agar
anak
terhindar
dari
penyakit
yangmengancam kelangsungan
hidup
dan/atau
menimbulkankecacatan antara
lain
dengan adanya program imunisasi.Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas.
rumah aman antara
,ain
sherter,
rumahrehabilitasi dan panti.
Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 2 1 Ayat (1)
Yang dimaksud dengan pekerjaan Sektor Informal
adalah segalajenis
pekerjaan yangtidak
menghasilkan pendapatanyang
tetap, tempat
pekerjaan yangtidak
terdapat keamanankerja
(iob
security), tempat bekeda yang
tidak
ada
statuspermanen
atas
pekerjaan tersebut
dan
unit
usaha
ataulembaga yang
tidak
berbadan hukum.Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (a)
Huruf
a Cukup jelas.Huruf
b Cukup jelas.Huruf
cPemberian
pelatihan dimaksud diharapkan
mampumeningkatkan pendapatan keluarga. Upaya pemerintah
Daerah dalam
penguranganpengeluaran
antara
lain dengan pemberianhibah
Biaya operasional pendidikanDaerah
(BOPDA),program
urban
farming,
sehinggaanak
tidak
harus
membantu
mencari
tambahanpendapatan keluarga.
Huruf
e Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Ayat (1) Cukup jelas.capacity
building,
kelompok belajardan
pelatihan daur ulang. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (a) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal 25Yang dimaksud dengan Gugus Kabupaten Layak Anak adalah
Kabupaten
yang telah
memenuhi
syarat
dari sisi
SumberDaya
Manusia, sumber
daya
ekonomi
dan
sumber
dayaorganisasi
untuk
kepentingan anak. Pasal 26Cukup jelas. Pasal27
Usaha Pariwisata
antara
lain
usaha
penyediaan akomodasi,usaha
jasa
perjalanan wisata,dan
usahajasa
makanan danminuman.
Sedangkan kegiatanlainnya antara
lain
kegiatan dalam rangka mengikuti perjalananwisata/tour.
Pasal 28 AYat
t"",.ruro
jeras. Avat(r)r.r*r.
Cukup jelas.Huruf
b Cukup jelas.Huruf
d Cukup jelas.Huruf
eYang dimaksud
dengan
pusat atau
wadahlayanan
kesehatanreproduksi remaja
antaralain
PusatInformasi dan
Konseling KesehatanReproduksi Remaja yang berada
di
Kecamatandan Kelurahan.
Huruf
f
Yang dapat
diberikan
penghargaanantara
lainmasyarakat
yang
wilayahnya
mempunyaisarana
yang
responsifterhadap
pertumbuhanfisik
dan perkembangan psikis anak. Ayat (3)Pasal 29 Cukup jelas. Pasal 30 Cukup jelas. Pasal 31 Cukup jelas. Pasal 32 Cukup jelas.