Curriculum Vitae
Curriculum Vitae
Name: Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K)
Education:
FKUI tahun 1980
Pasca Sarjana Spesialis Obstetri Ginekologi FKUI tahun 1987
Konsultan Uroginekologi tahun 2003
Working Experience:
1989 – sekarang Staf Pengajar Dept. Obsgyn FKUI/ RSCM
2004 – sekarang Kepala Divisi Uroginekologi, Dept. Obsgyn, FKUI/ RSCM
Organization:
Anggota IDI Anggota POGI
President Elect PKMI
Sekretaris Pengurus Besar PERKINA
Anggota International Uro-Gynecological Association (IUGA)
Anggota International Continence Society (ICS) Direktur P2KS
PREVALENSI DAN DAMPAK
SOSIAL OVERACTIVE BLADDER
Divisi Uroginekologi Rekonstruksi Departemen Obstetri dan Ginekologi
Fakultas kedokteran Universitas Indonesia RS-Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Overactive Bladder merupakan penyakit yang sering diabaikan oleh pasien dan dokter.
Namun dikatakan bahwa Overactive Bladder merupakan suatu penyakit yang dapat
mengganggu kehidupan banyak wanita maupun pria.
OVERACTIVE BLADDER
Definisi
Overactive Bladder (OAB)
Prevalensi
Diagnosis, frekuensi dan
penalaksanaan
OVERACTIVE BLADDER
Definisi
overactive bladder
TERMINOLOGI 2002 ICS :
OVERACTIVE BLADDER
Overactive bladder (OAB) adalah kumpulan gejala: Urgensi, dengan atau tanpa urge incontinence,
biasanya disertai dengan frekuensi dan nokturia
Gejala ini merupakan akibat dari otot detrusor yang terlalu aktif
Pemeriksaan urodinamik memperlihatkan adanya kontraksi otot detrusor yang tidak terkendali
Istilah OAB dipakai apabila tidak terbukti ada infeksi atau patologi yang lain.
DEFINISI 2002 ICS
Urgensi
:keinginan yang sangat kuat untuk berkemih yang datang secara mendadak, dan sulit ditahan.
Peningkatan frekuensi
berkemih
:
lebih dari 8 kali sehari.
Nokturia:
P
asien terbangun pada malam hari untukberkemih ( lebih dari 1 x )
DIAGNOSIS SIMPTOMATIK OAB
PADA POPULASI UMUM
Frekuensi: 22%
Urgensi: 15%
Urge
incontinence:
3%
Stewart W et al. World J Urol. 2002. Available at: http://link.springer.de/link/service/journals/00345.
INKONTINENSIA
UUI:
“OAB
basah”
(6.1%)
“OAB kering” urgensi frekuensi nokturia (10.3%)SUI: stress urinary incontinence UUI: urge urinary incontinence
Mixed
SUI/UUI
(2.7%)
SUI
Survey terbaru di US (n = 5204),16.5% populasi umum memenuhi kriteria OAB
Stewart W et al. World J Urol. 2002. Available at: http://link.springer.de/link/service/journals/00345.
OVERACTIVE BLADDER
Data Prevalensi
PREVALENSI OAB
HAMPIR SEBANYAK SINUSITIS
1. National Center for Health Statistics. Vital health stat 10;1994. 2. Stewart W et al. World J Urol. 2002. Available at:
http://link.springer.de/link/service/journals/00345. 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Sinus itis kro nik1 Hay fever/ Rinit is aler gi1 Koles terol tingg i1 Bron kitis kronis 1 Diab etes 1 Arthr itis1 Hear t dise ase 1 Asm a1 Ju ta Overact ive Blad der 2
53% WANITA ASIA
MENGALAMI GEJALA OAB
Lapitan MC, Chye PL. Int Urogynecol J Pelvic Floor Dysfunct. 2001;12:226-231.
65 55 21 21 0 10 20 30 40 50 60 70
Urgensi Frekuensi Incontinence PengobatanMencari
P erse n tase W an ita d en g an G ej al a O A B
• Survey Kuesioner dari 5,502 wanita di 11 negara Asia
• Urgensi dan frekuensi
merupakan LUTS tersering
• OAB yang banyak tidak diobati
KEPADA SIAPAKAH WANITA ASIA
KEPADA SIAPAKAH WANITA ASIA
MENGKONSULTASIKAN OABNYA?
MENGKONSULTASIKAN OABNYA?
14% 34% 8% 26% 1% 15% 2% Herbalist Dokter Umum PUSKESMAS Spesialis Perawat Lain-lain Tidak terspesifikasiLapitan MC, Chye PL. Int Urogynecol J Pelvic Floor Dysfunct. 2001;12:226-231.
PREVALENSI GEJALA
OAB DI KOREA
Sumber: The Korean Continence Society.
• Wawancara telephone pada 2.005 orang dewasa >40 tahun 17 16 6 34 18 22 11 44 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Frekuensi Urgensi Urge
Incontinence Nokturia P re val en si (% ) Pria Wanita
*Keluhan pasien
FREKUENSI DAN URGENSI
GEJALA YANG PALING BANYAK DITEMUI
Milsom I et al. BJU Int. 2001;87:760-766.
0 20 40 60 80 100 P re val en si * (% ) 85% 54% 36%
Frekuensi Urgensi Urge
Incontinence
Diagnosis atas dasar simptom atau
keluhan serta hasil pemeriksaan,
yaitu : frekuensi, urgensi dan atau
disertai urge serta urinalisis
normal
DIAGNOSIS
Obat – obatan :
1. Antimuskarinik : Oxybutynin, Emepronium, propantheline, hyoscyamine
Baru : tolterodine (uji klinik fase III menurunkan
frekuensi berkemih sebesar 20% serta menurunkan episode inkontinensia sebesar 45%)
1. Kerja campuran : trospium, propeverine, imipramine
2. Kerja langsung : Flavoxate
Bladder drill
Operasi (bila konservatif gagal)
Penatalaksanaan
Gejala-gejala Overactive
bladder Stress incontinence
Urgensi Ya Tidak
Frekuensi Ya Tidak
Ngompol saat aktivitas fisik seperti batuk,
bersin dll Tidak Ya
Jumlah urin yang keluar setiap episode
inkontinensia Banyak Sedikit
Sampai ketoilet tepat waktu saat kebelet
kencing Tidak Ya
Terbangun malam hari untuk kencing Biasanya Jarang
Terapi bila :
Ada frekuensi dengan urgensi, urge incontinence dan analisa urin normal
Ada frekuensi dengan urgensi dan analisa urin normal
Tidak ada perbaikan gejala setelah terapi awal dalam 2-3 bulan
Terdapat hematuria tanpa infeksi pada analisa urin
Gejala-gejala timbul karena gangguan pengosongan kandung kemih (aliran terhenti, aliran lemah, akhir kencing menetes).
Adanya kelainan neurologis atau penyakit metabolik yang tidak dapat dijelaskan
Rujuk bila :
PENATALAKSANAAN OVERACTIVE BLADDER DENGAN DIAGNOSA BANDING STRES INKONTINENSIA BERDASARKAN GEJALA
Individu
Gejala fisiologi :
Gelisah / Marah marah Apatis / ketergantungan
Merasa bersalah/ Merasa terhina Merasa malu/ Depresi
Perasaan pada diri sendiri :
Kehilangan kepercayaan diri/ menghargai diri sendiri Gangguan seksual
Kurang perhatian pada higiene perorangan Interaksi sosial :
Berkurangnya aktivitas sosial Menjauhkan diri dari lingkungan Terisolasi secara sosial
Kemunduran psikologik dan fungsional.
Keluarga
Merasa beban dalam memberikan perawatan
dan menimbulkan stress emosional.
Merusak hubungan antara manusia
Menimbulkan kekuatiran dalam bidang
ekonomi
OVERACTIVE BLADDER
Dampak OAB pada kualitas hidup
OAB bisa menyebabkan dampak
OAB adalah Kondisi Serius yang
Mempengaruhi Kualitas Hidup
30 35 40 45 50 55 60 65 Fung si F isik Kond isi F isik Nyer i Tub uh Kes ehat an Um um Vital itas Fung si S osial Kond isi E mosi onal Kes ehat an Men tal Kesehatan Meningkat Kesehatan Normal Kesehatan Menurun
OAB Lebih Berdampak Terhadap
Kualitas Hidup Daripada Diabetes
Komaroff AL et al. Am J Med. 1996;101:281-290. Kobelt-Nguyen G et al. 27th Annual Meeting of ICS, 1997.
B er d am p ak L eb ih B esa r p ad a Q o L Orang Normal Diabetes Depresi Overactive Bladder S k or S F -3 6 Fung si fisi k Kond isi F isik Nyer i Tub uh Kes ehat an Um um Vital itas Kond isi Emosi onal Fung si S osial Keseh atan Men tal
OAB Dengan Inkontinensia
Menurunkan Kualitas Hidup
50 60 70 80 90 100 Sk or Overactive bladder dengan inkontinensia Kontrol
Liberman JN et al. Urology (2001) 57:1044-1050.
Fung si F isik Kond isi F isik Nyer i Tub uh Pers epsi Kes ehata n Fung si S osia l Kese hatan Menta l
Kesimpulan
1
Menurut definisi ICS yang paling baru untuk
OAB: Gejala klinik merupakan dasar dalam
pembuatan diagnosis dan pengobatan awal
untuk dokter umum.
Overactive bladder merupakan penyakit yang
sering dijumpai di seluruh dunia
Prevalensi OAB meningkat dengan
bertambahnya usia
Gejala yang paling sering adalah gejala
keluhan saluran kemih bagian bawah
Kesimpulan
2
OAB mempengaruhi semua aspek kualitas
hidup.
Pada umumnya sudah cukup untuk memulai
pengobatan OAB setelah dibuat diagnosa
OAB yang berdasarkan kepada gejala klinik
dan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Urodinamik biasanya tidak
perlu untuk penderita-penderita OAB
Kesimpulan
3
Pengobatan OAB meliputi pengobatan
perilaku, obat-obatan dan operasi
Obat-obat anti Muskarinik merupakan obat
utama pada pengobatan OAB
Pada penelitian klinik di Asia, tolterodine IR
lebih efektif, lebih dapat ditoleransi oleh
pasien dibandingkan dengan oxybutynin IR
pada penderita OAB
Maaf
saya harus segera ke toilet