• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Kerangka Berpikir

Penelitian tentang perkembangan psikososial remaja didasarkan pada pendekatan teoritis yaitu Teori Struktural Fungsional yang beranggapan bahwa sebuah sistem dapat diterapkan dalam berbagai situasi. Sebuah sistem dapat berbentuk keluarga, kelompok, organisasi, dan klub-klub sosial. Keluarga merupakan salah satu dari berbagai sistem yang ada dalam masyarakat tidak akan terlepas dari interaksinya dengan subsistem-subsistem lainnya, seperti sistem ekonomi, politik, pendidikan dan agama. Melalui interaksinya dengan subsistem lainnya, keluarga berfungsi untuk memelihara keseimbangan sosial dalam masyarakat. Keluarga memiliki peran penting dalam menghantarkan anak-anak sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas kehidupannya sesuai dengan tahapan perkembangannya.

Keluarga merupakan lingkungan utama bagi remaja untuk mengembangkan aspek psikososialnya. Lingkungan lain yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan remaja adalah sekolah, peer group, media dan masyarakat. Sekolah merupakan sistem mikro yang menjadi tempat bagi remaja secara formal mempelajari tentang masyarakatnya. Guru mengajarkan membaca, menulis, aritmatika, sejarah, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Guru memberikan dorongan ke arah perkembangan berbagai keterampilan dan perilaku melalui dengan menjadi model peran dan melalui pemberian motivasi bagi remaja untuk keberhasilan dalam belajarnya. Peer group merupakan tempat di mana remaja secara umum memperoleh pengalaman dalam kemandirian. Dalam peer group remaja menemukan siapa dirinya dan apa yang dapat mereka lakukan melalui pembandingan dengan yang lainnya. Peer group menyediakan tempat untuk bekerjasama dan dukungan sehingga remaja dapat belajar melalui pengalaman bekerjasama dan mengambil peran. Masyarakat atau sistem ketetanggaan merupakan sistem mikro utama di mana remaja belajar melakukan sesuatu. Fasilitas yang tersedia dalam masyarakat akan menentukan pengalaman nyata seperti apa yang mereka miliki. Media sebagai alat bagi remaja untuk melakukan sosialisasi dimana mereka dapat memandang dunia secara menyeluruh di masa

(2)

lalu, masa kini dan masa yang akan datang, berbagai tempat dan segala sesuatu, peranan dan hubungan, perilaku dan nilai.Keterkaitan berbagai aspek sebagai sebuah sistem yang mempengaruhi perkembangan remaja sesuai dengan Model Ekologi Perkembangan Anak dari Bronfenbrenner (1979) pada Gambar 1.

Perkembangan remaja tidak dapat dipahami secara terpisah dari proses pertumbuhan yang terjadi pada individu. Masa remaja merupakan periode transisi dari ketidakmatangan ke kematangan, baik secara biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Dalam kehidupan bermasyarakat, remaja mengalami berbagai permasalahan yang berhubungan dengan krisis identitas, kesenjangan antar generasi dan tekanan dari teman-teman sebayanya. Dalam masa remaja terjadi perubahan biologis dalam pubertas, kemampuan berpikir dan transisi individu ke dalam peranan baru pada masyarakat. Walaupun perubahan terjadi pada semua remaja secara umum, akan tetapi akan berbeda antara satu individu dengan individu lainnya sesuai tempat dan waktu. Unsur penting yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah keluarga, kelompok teman sebaya, sekolah, tempat kerja dan tempat-tempat remaja menghabiskan waktu luangnya untuk mendapatkan kesenangan.

Perkembangan remaja terjadi pula dalam aspek psikososial. Perkembangan yang terjadi meliputi pemahaman dan penemuan jati-diri (identity), menentukan kebebasan yang sehat (antonomous), membentuk hubungan yang lebih dekat dengan orang lain (intimacy), mengekspresikan perasaan akan seksual dan menikmati kontak fisik dengan orang lain (sexuality), dan berhasil serta mampu menjadi anggota masyarakat (achievement). Walaupun kelima aspek ini bukan merupakan hal yang baru dalam melihat seorang remaja, akan tetapi dalam setiap aspeknya merupakan hal yang khusus terjadi selama masa remaja berlangsung. Dalam perjalanannya muncul berbagai permasalahan yang berhubungan dengan aspek psikososial remaja, di antaranya adalah penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, kenakalan, depresi dan gangguan makan (Steinberg 1993).

Beberapa pendekatan telah digunakan sebagai upaya untuk memahami perkembangan yang terjadi pada masa remaja. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah Social Learning Theory, yang berasumsi bahwa lingkungan spesifik terdapat remaja hidup dapat mempertajam perilakunya dengan cara

(3)

melakukan modeling dan observasional learning melalui media. Oleh karena itu, remaja belajar cara berperilaku tidak sesederhana melalui penguatan dan hukuman yang ada di masyarakat, akan tetapi melalui melihat dan melakukan imitasi terhadap sesuatu yang ada di lingkungannya. Pendekatan Social Learning pada remaja sangat berpengaruh dalam menjelaskan cara remaja merasakan cara-cara pengasuhan anak yang dilakukan oleh orang tuanya dan atau tekanan yang diterima dari teman sebayanya (Bandura 1970).

Remaja mencoba untuk berperilaku, mengenakan pakaian, dan berbicara menurut hal-hal yang dipikirkan orang lain tentang mereka. Remaja mencari otonomi, identitas dan sosialisasi di luar keluarganya melalui modeling. Salah satu sumber modeling dilakukan adalah melalui media. Media memainkan peranan yang sangat besar dalam kehidupan para remaja karena mereka tidak menyadari tujuan media dalam masyarakat. Lebih jauh bahwa media menyediakan bagi remaja beberapa informasi yang berhubungan dengan jenis kelamin, peranan gender, hubungan dan sebagainya yang membantu mereka untuk berhubungan dengan subkultur yang berlaku di kalangan remaja. Remaja memiliki kepercayaan bahwa media merefleksikan cara kehidupan di dalam dunia yang nyata (Chapin 2000; Newton 1995).

Pengaruh media terhadap perkembangan psikososial remaja sangat besar, dapat berupa hal yang positif maupun negatif. Anak akan mempelajari agresi pada saat mereka terpapar pada isi media yang menampilkan kekerasan, walaupun mereka tidak menirunya dengan segera. Peningkatan penggunaan media berhubungan dengan relasi sosial yang minim, interaksi respon rendah, angka rendah dalam membaca, dan prestasi sekolah yang buruk Namun di sisi lain peningkatan penggunaan media pendidikan dan prososial menunjukkan bukti adanya pengaruh yang menguntungkan.

Berbagai macam media telah banyak bermunculan akhir-akhir ini, baik media elektronik maupun cetak. Media elektronik yang digunakan oleh remaja adalah televisi, video games, video musik dan internet. Media cetak yang paling populer adalah majalah, tabloid dan surat kabar. Baik media elektronik maupun media cetak telah terbukti memiliki pengaruh yang positif maupun negatif pada perkembangan psikososial remaja apabila pesan-pesan pada media tersebut

(4)

terexpose berulang-ulang oleh remaja. Pengaruh positif akan memperkuat perilaku remaja sesuai dengan tahap perkembangannya sebagai remaja, misalkan saja remaja memiliki perilaku prososial dan lebih peka terhadap permasalahan yang akan menghambat tugas-tugas perkembangannya sehingga membuat remaja lebih berhati-hati. Pengaruh negatif yang ditimbulkan dapat berupa penyimpangan perilaku seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan minuman keras, melakukan tindakan kekerasan, perkosaan, kenakalan, gangguan makan dan prestasi akademik yang buruk.

Melihat pengaruh media yang kuat pada perkembangan psikososial remaja, perlu kiranya orang tua lebih banyak memberikan perhatian pada penggunaan media oleh putra-putrinya dengan menerapkan gaya pengasuhan yang tepat dengan apa yang dibutuhkan oleh remaja. Keluarga yang sehat akan memberikan kesempatan kepada anak remajanya untuk mengembangkan individualitasnya dan pada saat yang sama orang tuanya memberikan dukungan emosional kepada keluarganya.

Kerangka berpikir secara konseptual pada studi ini disajikan dalam Gambar 4 yang diturunkan dari Model Ekologi menurut Bronfenbrenner (Gambar 1) yang menunjukkan bahwa perkembangan remaja dipengaruhi oleh keluarga, sekolah, peer group, media dan masyarakat. Terjadi interaksi antara aspek-aspek yang berpengaruh terhadap perkembangan remaja. Keluarga yang diimplementasikan melalui pengasuhan berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas yaitu media massa memberikan pengaruh terhadap perkembangan psikososial remaja. Remaja berperilaku sesuai dengan yang dilihatnya baik dari orang tua maupun media melalui modeling terhadap aspek-aspek yang dianggap mereka sesuai dengan tahapan usianya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir seperti terlihat pada Gambar 3. Berdasarkan Gambar 3 maka dapat diidentifikasi peubah-peubah prediktor (independent variable), yaitu karakteristik individu (usia dan jenis kelamin remaja), karakteristik keluarga (pekerjaan ibu, pendidikan ayah, pendidikan ibu dan pendapatan keluarga), karakteristik sekolah dan peer group yang berpengaruh terhadap peubah-peubah respons (dependent variable), yaitu

(5)

persepsi remaja tentang pola pengasuhan orang tua, paparan media dan perkembangan psikososial remaja.

Gambar 3 Kerangka Pemikiran Konseptual

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Karakteristik remaja (usia dan jenis kelamin), karakteristik keluarga (pekerjaan ibu, pendidikan ayah, pendidikan ibu dan pendapatan keluarga), karakteristik sekolah dan kelompok teman sebaya (peer group) berpengaruh nyata terhadap gaya pengasuhan orang tua yang dipersepsi oleh remaja.

2. Karakteristik remaja (usia dan jenis kelamin), karakteristik keluarga (pekerjaan ibu, pendidikan ayah, pendidikan ibu dan pendapatan keluarga),

Karakteristik Remaja - Usia - Jenis Kelamin Karakteristik Sekolah Karakteristik Keluarga - Pekerjaan Ibu - Pendidikan Ayah - Pendidikan Ibu - Pendapatan Keluarga Peer Group PAPARAN MEDIA Persepsi Remaja terhadap Gaya Pengasuhan Perkembangan Psikososial Remaja

(6)

karakteristik sekolah dan kelompok teman sebaya (peer group) berpengaruh nyata terhadap paparan media.

3. Karakteristik remaja (usia dan jenis kelamin), karakteristik keluarga (pekerjaan ibu, pendidikan ayah, pendidikan ibu dan pendapatan keluarga), karakteristik sekolah, kelompok teman sebaya (peer group), persepsi remaja terhadap gaya pengasuhan orang tua dan paparan media berpengaruh nyata terhadap perkembangan psikososial remaja.

(7)

ABSTRACT

UKE HANI RASALWATI. Ecology of Child Parenting : Adolescents Perception toward Parenting Style, Media Exposure and Adolescents Psychosocial Development in Bandung. Advised by: EUIS SUNARTI, UJANG SUMARWAN, DJOKO SUSANTO, PANG S. ASNGARI and DIAH KRISNATUTI.

Adolescent psychosocial development could be enhanced or suppressed by environmental influence like peer friendships and activities away from the family. The ecological of parenting can help parents understand the role of family, school, peer group and community in adolescence development and socialization. Therefore, parents must gradually relinquish the kind of parental control exerted during childhood and must rely more on discussion and mutuality in establishing expectations for conduct. The objectives of the study are : 1) to analyze the differences of media exposure, parenting and adolescent psychosocial development based on characteristic of adolescent, family, school and peer group and 2) to assess the influence of adolescent characteristic, family, school, peer group , media exposure, adolescents perception about parenting toward adolescent psychosocial development. This study was conducted in four different type of senior high schools in Bandung and the sample taken as many as 352 students from all classes proportionately. Data were analyzed with descriptive, the t-test, Regression and Path Analysis. The important results showed that there were significant differences between age group in identity, autonomy, intimacy, sexuality and achievement development; and adolescent psychosocial development was influenced significantly by age, media exposure and parenting (R2=0.346). The suggestion addressed to the parents were provide an appropriate parenting with regard to the ages and child development stages and conducted through an effective communication ; parents should monitor and select the content of messages which are accessed by the adolescent; the government is expected to control media regulation by functioning censor institution in order to supervise message published or exposed by media; and to conduct several programmes such as parenting skill for parents and social skill for the adolescent and to provide counseling institution which is accessible by parents and adolescent.

Keywords : Adolescence, Ecological of Parenting, Media Exposure, Psychosocial Development

Gambar

Gambar 3 Kerangka Pemikiran Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengukur kinerja unit pelayanan pelanggan tersebut, dibutuhkan unsur sebagai acuan untuk memberikan penilaian terhadap hasil kinerja penyedia layanan publik,

Pencatatan perkawinan tersebut bertentangan dengan PMA Nomor 19 Tahun 2018 Pasal 6 mengenai Tertib Administrasi Pencatatan Perkawinan, bahwasannya pencatatan dalam

Sedangkan mempertahankan jumlah unit armada 18 PK dan 15 PK pada kondisi aktual- nya yakni masing-masing sebanyak 45 unit dan 55 unit sesuai hasil analisis, dalam usaha

Perlu dilakukan pengelolaan potensi kawasan ekowisata Danau Linting sehingga dapat dilakukan juga perencanaan program interpretasi lingkungan yang nantinya akan

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Beberapa penelitian terkait dengan kepuasan kerja antara lain Tohari (2003) yang menyatakan bahwa organisasi atau instansi yang memiliki karyawan mayoritas kepuasannya

Adapun tujuan dari penelitillll ini untulc memperoleh gambaran yang kongkrit tentang manajemen sumber daya manusia di Politeknik Kesehatan Medan, khususnya untuk

Penelitian ini bertujuan untuk melihat konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan harian tikus bunting yang disuntik bovine Somatotropin (bST) selama 9 hari kebuntingan yaitu