• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

37

A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Surakarta yang beralamat di Jl.Diponegoro 45 Surakarta yang terletak di wilayah Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. SMP Negeri 5 Surakarta berdiri pada tahun 1950, dan pada saat ini jumlah seluruh murid SMP Negeri 5 Surakarta adalah 765 Siswa.

Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa peneliti adalah pelatih PMR disana. Sehingga peneliti sedikit banyak sudah mengetahui keadaan sekolah pada umumnya. Sesuai dengan latar belakang permasalahan penelitian, maka peneliti memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian.

2. Waktu Penelitian

Setelah lokasi penelitian ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan waktu penelitian. Waktu penelitian meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

2014-2015

Juli-Ags Sep Nov Des Jan Feb Maret April Mei

1 Pengajuan Judul 2 Penyusunan Proposal 3 Ijin Penelitian 4 Pengumpulan Data 5 Analisis Data 6 Penyusunan Laporan

(2)

B. Rancangan Penelitian

Sebuah penelitian, diperlukan adanya penggunaan metode penelitian yang tepat sesuai dengan permasalahan yang diajukan sehingga dapat ditemukan jawaban- jawaban atas masalah tersebut. Sebagaimana diungkapkan Sugiyono (2010:3) “Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Di sisi lain Husnaini Usman dan Purnomo Setiady (2004:3) mengartikan “Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang memiliki langkah-langkah sistematis”.Sedangkan menurut Arikunto (2006:26) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam menggunakan data penelitiannya”. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara memperoleh dan menggunakan data sesuai dengan tujuan penelitian.

Selain itu Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2005:1) mengemukakan bahwa”… metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu.” Sejalan dengan hal itu Hadari Nawawi (2007:65) mengatakan,“Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan”.

Dari definisi diatas dapat disimpilkan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan, mencatat, merumuskan, dan menganalisis data yang didapat sampai pada penyusunan laporan yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan tertentu dari penelitiannya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu merupakan metode yang digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk mengungkap masalah dengan jalan mengumpulkan data atau informasi, menyusun, menganalisa, dan menginterpretasikan data berupa angka dan skor terkait suatu peristiwa atau gejala yang sedang berlangsung pada saat ini atau pada masa sekarang.

Menurut Saifuddin Azwar (2010:5), mengemukakan “Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu (a) penelitian

(3)

kuantitatif dan (b) penelitian kualitatif”. Lebih lanjut Saifuddin Azwar (2010:5) menjelaskan bahwa:

Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerukal (angka) yang diolah dengan metoda statistika….. penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah.

Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif sebab dalam penelitian ini penulis menekankan analisis pada data yang berupa angka yang diolah dengan metoda statistika.

Selain itu menurut Sumadi Suryabrata (1997:15) penelitian dapat dibagi sebagai berikut:

1. Penelitian historis, 2. Penelitian deskriptif, 3. Penelitian perkembangan,

4. Penelitian kasus dan penelitian lapangan, 5. Penelitian korelasional,

6. Penelitian kausal komparatif,

7. Penelitian eksperimental sungguhan, 8. Penelitian eksperimen semu, dan 9. Penelitian tindakan.

Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitiankorelasional.“Metode penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan fariasi-fariasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koevisien korelasi”.( Suryabrata, 2003;82).

Penelitian ini menggunakan metode riset korelatif karena :

a. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian sudah sesuai apabila menggunakan langkah-langkah yang ada dalam metode ini, yaitu data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisa.

b. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap masalah hubungan antara dua variabel.

(4)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Sugiyono (2010: 117) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi jugadapat diberi makna yang cukup beragam. Menurut Sutrisno Hadi, misalnya memberikan batasan bahwa populasi adalah “seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki disebut universum”, sedangkan menurut Suharsimi Arinkunto (2006:130), “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”.

Berdasarkan konsep tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang ditetapkan oleh peneliti untuk dianalisis. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota PMR SMP Negeri 5 Kota Surakarta yaitu sejumlah 130 siswa yang terdiri atas 73 siswa kelas 1, 31 siswa kelas 2 dan 26 siswa kelas 3 yang totalnya menjadi 130 siswa sebagai populasi responden. mengingat penelitian ini menggunakan riset korelatif maka jumlah responden yang diambil sebanyak 30% dari 130 atau sekitar 39 siswa dan 1 orang sebagai jaminan keabsahan apabila terjadi kesalahan sehingga jumlah sampel adalah 40 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sugiyono (2010: 118) menyatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakter yang dimiliki populasi tersebut”.Menurut Sutrisno Hadi (1987:75), yang dimaksud dengan sampel adalah “Sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti “. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari populasi yang jumlahnya lebih kecil dibanding dengan jumlah populasi, yang dipandang representatif terhadap populasi untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian. Disini populasi siswa 130 siswa dan sebagai sampelnya akan diambil 30% yang didapat dari riset korelatif yaitu sekitar 39 siswa dan 1 orang sebagai jaminan sehingga jumlah sampel adalah 40 siswa.

(5)

D. Teknik Pengambilan Sampel

Riduwan (2003: 11) mengatakan bahwa “Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai sampel atau dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau dengan kata lain, sampel harus representatif.

Menurut Sugiyono (2010: 119-125) menyatakan bahwa “Sampling dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling”. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Probability sampling meliputi:

a. Simple Random Sampling yaitu cara pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi yang dianggap homogen.

b. Proportionate Stratified Random Sampling yaitu cara pengambilan

sampel bila populasi mempunyai anggota atau unsure yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling yaitu cara pengambilan

sampel bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

d. Cluster Sampling (Area Sampling) yaitu cara pengambilan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.

2. Non Probability Sampling meliputi :

a. Sampling Sistematis, yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan urutan

dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

b. Sampling Kuota, yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi

yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

c. Sampling Insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

(6)

d. Sampling Purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

e. Sampling Jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel.

f. Snowball Sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mula

jumlahnya kecil, kemudian membesar.

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengambil sampel adalah teknik Probability Sampling karena dalam pengambilan sampel disini, setiap siswa anggota PMR di SMP N 5 Surakarta memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel penelitian. Adapun pelaksanaanya ditempuh dengan cara teknik Simple Random Sampling karena pengambilan sampel disini dilaksanakan secarasimple atau sederhana dimana pengambilan anggota sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan tingkatan anggotanya.

Suharsimi Arikunto (2006: 134), menyatakan bahwa “Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlahnya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25 atau lebih”.

L.R. Gay, sebagaimana dikutip oleh Sumanto (1990;20) bahwa jumlah sampel terkecil yang diterima tergantung pada jenis risetnya, yaitu :

a. Riset diskriptif : 10 % dari populasi

b. Riset Korelatif : 30 % dari subyek

c. Riset Kausal komparatif : 30 % dari subyek/kelompok

d. Riset eksperimen : 50 % dari subyek/kelompok

Jadi sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti, untuk sampel yang akan diambil harus representatif. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 40 orang dari 130 populasi yang akan diambil secara acak tanpa memperhatikan tingkatan kelas atau jenjang.

(7)

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Iqbal Hasan (2005: 227) “variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan (X). Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang nilai-nilainya tergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan (Y)”. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Adapun variabel-variabel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Data yang akan dikumpulkan adalah data dari variabel sebagai berikut : a. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu Intensitas kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (X).

Untuk mendapatkan data tentang variabel X maka dalam penelitian ini akan menggunakan Angket

b. Variabel Terikat

Variabel terikat yaitu Perubahan Sikap Sosial (Y).

Untuk mendapatkan data tentang variabel Y maka dalam penelitian ini menggunakan metode Angket.

2. Penyusunan Instumen

Teknik penyusunan instumen untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Kuesioner (Angket).

a. Pengertian Kuesioner (Angket)

Sugiyono (2009:199) yang disebut dengan “Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Menurut Burhan Bungin (2005:123) “Angket atau kuesioner adalah merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responsden”. Berdasarkan pendapat di atas,

(8)

dapat disimpulkan bahwa angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk menggali informasi dari responden tentang sesuatu hal yang utama dalam penelitian.

1) Macam-macam Kuesioner (Angket)

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:152) tentang macam kuesioner (angket) dapat ditinjau dari beberapa segi:

a) Dipandang dari cara menjawab, maka ada:

(1) Kuesioner terbuka yaitu Kuesioner ysng member kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. (2) Kuesioner tertutup yaitu Kuesioner yang sudah disediakan

jawabannya sehingga responden tinggal memilih. b) Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:

(1) Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya. (2) Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab

tentang orang lain.

c) Dipandang dari bentuknya, maka ada:

(1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan Kuesioner tertutup.

(2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah Kuesioner terbuka.

(3) Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal

membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.

(4) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingakatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan bentuk rating scale (skala bertingkat). Siswa diberi 30 pernyataan dengan jawaban yang sudah peneliti sediakan, selanjutnya siswa tinggal membubuhkan tanda check (√) pada jawaban yang sesuai dengan pilihannya.

(9)

b. Kelebihan dan Kelemahan Kuesioner (Angket)

Alasan digunakannya angket sebagai alat atau instrumen pengumpulan data, bahwa angket mempunyai beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2010:195) yaitu:

a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti

b) Dapat dibagikan secara serempak kepada responden

c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masingmasing dan menurut waktu senggang responden.

d) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab.

e) Dapat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Selain memiliki kelebihan, angket juga memiliki kelemahan. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:195-196) kelemahan-kelemahan angket sebagai berikut:

a) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati dan tidak dijawab, padahal sukar diulangi dan diberikan kembali kepadanya.

b) Seringkali sukar dicari validitasnya.

c) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.

d) Seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos, angka pengambilannya sangat rendah, hanya sekitar 20%.

e) Waktu pengembaliannya tidak sama-sama, bahkan kadang-kadang. f) Ada yang terlalu lama sehingga lambat.

3. Teknik penyusunan instumen

Teknik penyusunan instumen untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Kuesioner (Angket).

a. Variabel Keaktifan Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (X)

Pada variabel ini menggunakan jenis angket tertutup dan menggunakan pilihan ganda dalam menjawab, soal yang diberikan berjumlah 40 item adapun pedoman pensekorann angketnya adalah

(10)

Pernyataan Jawaban

Pernyataan positif Pernyataan negatif

Sangat Sering 4 1

Sering 3 2

Kadang-Kadang 2 3

Jarang 1 4

Tabel 3.2 Pedoman Pensekoran b. Variabel Sikap Sosial Siswa (Y)

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan bentuk rating scale (skala bertingkat). Siswa diberi 40 pernyataan dengan jawaban yang sudah peneliti sediakan, selanjutnya siswa tinggal membubuhkan tanda check (√) pada jawaban yang sesuai dengan pilihannya.

Adapun pedoman pensekorannya adalah Pernyataan

Jawaban

Pernyataan positif Pernyataan negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

(11)

F. Validasi Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Angket

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.

Jadi suatu instrumen yang valid atau sahih adalah instrumen yang mempunyai nilai hitung yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai tabel yang telah ditentukan, sedangkan instrumen yang tidak valid adalah instrumen yang nilai hitungnya lebih rendah daripada nilai pada tabel yang telah ditentukan.

Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan jenis validitas konstruksi karena peneliti menggunakan angket yang terdiri dari beberapa indikator atau alat ukur.Adapun untuk mengetahui valid tidaknya butir angket maka diuji dengan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson untuk menghitung koefisien korelasi tiap butir dengan totalnya, sebagai berikut: } ) ( . }{ ) ( . { ) )( ( . 2 2 2 1 2 1 1 1 1 Y Y N X X N Y X Y X N rxy            Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

∑X : Skor masing-masing item

∑Y : Skor total

∑XY : Jumlah penelitian X dan Y ∑X2 : Jumlah kuadrat dari X ∑Y2 : Jumlah kuadrat dari Y

N : Jumlah subjek

(12)

Selanjutnya untuk mengukur taraf validitas tiap butir (item) dalam angket tersebut maka hasil perhitungannya dikonsultasikan dengan tabel r

product moment dalam taraf signifikansi 5%.

Bila rhitung> rtabel berarti valid

Bila rhitung< rtabel berarti tidak valid

Hasil dari uji item angket keaktifan dalam mengikuti ekstrakurikuler PMR, diketahui bahwa dari 40 item angket tersebut ada 37 yang vali, sedangkan 3 lainnya tidak valid. Item yang tidak valid adalah nomor 2,3 dan 35. Sedangkan hasil dari uji item angket sikap sosial siswa diketahui ada 34 item yang valid sedangkan 6 lainnya tidak valid. Item yang tidak valid adalah 4, 10, 28, 32, 34, dan 36 . untuk hasil data perhitungan uji validitas dan uji reliabilitas angket keaktifan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR dapat dilihat pada (lampiran 9) sedangkan perhitungan uji validitas dan reliabilitas angket sikap sosial dapat dilihat pada (Lampiran 10)

2. Uji Reliabilitas Angket

Dari hasil pengujian validitas dapat diketahui item yang valid dan tidak valid dari instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini. Untuk item yang tidak valid harus dibuang sedangkan item yang valid dilakukan uji reliabilitas. Adapun cara menghitung reliabilitas angket menurut Suharsimi Arikunto (2006:180) adalah “(1) dengan rumus Spearman Brown, (2) dengan rumus Flanagan, (3) dengan rumus Rulon, (4) dengan rumus K-R.21, (6) dengan rumus Hoyt, dan (7) dengan rumus Alpha Cronbach”.Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu :

                        

2 2 11 1 1 t i S S k k r Keterangan : r11 = reliabilitas instrumen

(13)

∑ = jumlah varians butir = varians total

Hasil analisis reliabilitas kemudian dikonsultasikan dengan koefisien reliabilitas, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Antara 0,8 sampai 1 reliabilitasnya sangat tinggi 2) Antara 0,6 sampai 0,8 reliabilitasnya tinggi 3) Antara 0,4 sampai 0,6 reliabilitasnya cukup 4) Antara 0,2 sampai 0,4 reliabilitasnya rendah Antara 0,0 sampai 0,2 reliabilitasnya sangat rendah

G. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dengan lengkap sesuai yang diharapkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan cara menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca agar dapat menjawab hipotesis yang peneliti lakukan.

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian adalah dengan menggunakan analisis regresi satu prediktor atau analisis regresi sederhana. Alasan menggunakan teknik analisis ini adalah karena pada dasarnya analisis regresi sederhana ini digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X ) diketahui. Sebelum analisis regresi sederhana diimplementasikan maka perlu mengadakan pengujian persyaratan analisis dengan menggunakan uji normalitas, dan uji linieritas Adapun langkah-langkah pengujian persyaratannya adalah sebagai berikut

1. Uji Prasarat Analisis a. Uji Normalitas

Dimaksudkan untuk mengetahui apakah distribusi variable bebas (X) yaitu Intensitas kegiatan PMRakan konkrit terhadap distribusi variable terikat (Y) yaitu Perubahan sikap sosial siswa. Uji normalitas ini menggunakan uji

(14)

1) Hitung: zi =

S X Xi zi : Angka baku X : Rata-rata S = Simpangan baku S

 

1 2 2 2 1   

N N x x N

2) Tiap angka baku dan menggunakan daftar distribusi normal baku, hitung peluang F(zi)= P (z  zi)

3) S (zi) = N zi yang .zn , z , z Banyaknya i 2  

4) Hitung selisih F (zi) - S (zi) tentukan harga mutlaknya.

5) Cari nilai yang terbesar dari selisih F (zi) - S (zi) jadikan Lhitung atau Lhit. 6) Kesimpulannya :

(a)Jika Lhit ≥ Ltabel atau Lkritis tolak hipotesis statistik, jadi tidak normal (b)Jika Lhit< Ltabel terima hipotesis statistik, jadi normal

(Hassan Suryono, 2005:79-80

a. Uji Linieritas

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas dengan variabel terikat terdapat pengaruh yang linier atau tidak. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Nilai Xi

2) yang sama disusun beserta pasanganya 3) Menghitung : (a) JK (E) =         

n Yi Yi 2 2 (b) JKTC = Jkres- JK (E) 4) Menghitung :

(15)

(a) Dk = n-k atau dFres-dFTC k = Banyaknya kelompok X (b) dFTC = k-2 5) Menghitung : (a) RJK = ) ( ) ( TC dF TC JK (b) FKJ(TC) = ) ( ) ( TC dF TC JK 6) Fhitung = ) ( ) ( E RJK TC RJK 7) Ttabel(1)(K-2,n-K)

(a) Jika Fhitung Ftabeltolak H0berarti tidak linier (b) Jika Fhitung< Ftabelterima H0berarti linier

2. Menguji Hipotesis a. Uji Hipotesis

Teknik yang penulis gunakan untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh yang signifikan pada keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR terhadap sikap sosial siswa

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan cara menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipahami agar dapat menjawab hipotesis dari penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah sebagai berikut

1) Menghitung Koefisien Korelasi antara X dan Y

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

(16)

X Skor masing-masing item

Y Skor total

XY jumlah penelitian X dan Y

X 2 Jumlah kuadrat dari X

Y 2 = Jumlah kuadrat dari Y N = Jumlah sampel

Apabila rhitung < rtabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel Y. Namun jika rhitung > rtabel

maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel X berpengaruh terhadap

variabel Y.

2) Menentukan Besarnya Sumbangan Koefisien Determinan

Koefisien determinan digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dengan rumus:

KP r 2x 100% Keterangan:

KP = Besarnya Koefisien Determinan

r 2 = Koefisien Korelasi

(Riduwan, 2009:228) 3) Mencari Persamaan Regresi Sederhana

Menurut Sugiyono (2010) bahwa “Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa besar tinggi variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah-rubah)”(hlm. 261). Persamaan regresi sederhana dirumuskan:

Y a bX

Keterangan:

Y subjek variabel yang diproyeksikan

(17)

diproyeksikan a = nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y.

b = ∑ ∑ ∑

∑ ∑

a =

∑ ∑

Referensi

Dokumen terkait

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid valid atau sahih mempunyai validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:150) berpendapat bahwa instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keadaan atau kesahihan suatu instrument. Instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,

Validitas iyalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahan suatu instrumen. Validitas instrumen adalah ketepatan dari suatu instrumen atau

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang

Validitas internal adalah validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen secara keseluruhan (Suharsimi Arikunto, 2002:147). Ada

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan instrument (Arikunto, 2002). Sebuah instrument dikatakan valid apabila

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang