• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan - BAB II MERSILIA WILDA SEPTIANI PBSI'14

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan - BAB II MERSILIA WILDA SEPTIANI PBSI'14"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian yang Relevan

Penelitian tindakan kelas saat ini berkembang begitu pesat, untuk materi bahasa Indonesia sendiri banyak penelitian yang mengangkat judul upaya peningkatan kemampuan menulis, karena kita tahu bahwa kemampuan menulis yang dimiliki setiap orang akan sangat bermanfaat dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, penelitian ini masih menarik untuk diteliti. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meninjau penelitian sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Peninjauan pada penelitian yang lain sangat penting dilakukan, sebab untuk mengetahui relevansi antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan datang. Penelitian yang menggunakan model memang dilakukan sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Qudrotun Afiatul Muna (2004) dengan judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Menulis Paragraf Melalui Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah Sidareja Kabupaten

Cilacap Tahun Ajaran 2006-2007 menunjukkan peningkatan hasil tes. Selain itu, penelitian juga dilakukan oleh Fitriani (2006) yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Wacana Narasi Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Patikraja

Melalui Pembelajaran Cooperatife Learning Model Jigsaw Tahun Ajaran 2009-2010.

(2)

10

setelah diterapkan pembelajaran dengan model, namun penelitian terhadap keterampilan menulis masih perlu untuk dilakukan. Penelitian ini mempunyai kedudukan sebagai pelengkap terhadap penelitian sebelumnya. Peneliti akan mencoba melengkapi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, sehingga yang membedakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Jigsaw diterapkan pada keterampilan menulis berita. Model pembelajaran yang akan diterapkan diyakini mampu menumbuhkan semangat siswa dalam belajar menulis.

B. Pengertian Menulis

Menurut Tarigan (2008: 21) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang–lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca dan memahami lambang-lambang atau grafik tersebut. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya melainkan harus banyak dilakukan melalui latihan dan praktik yang secara teratur. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresif bahasa. Sedangkan, menurut Nurgiyantoro (2013: 425) menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Aktivitas pertama menekankan unsur bahasa, sedang yang kedua gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas-tugas menulis yang dilakukan di sekolah hendaknya diberi penekanan yang sama.

(3)

11

ataupun gagasan kepada orang lain atau pembaca yang dilakukan dengan menggunakan bahasa tulisan. Tujuan menulis yaitu melaporkan, menyenangkan, meyakinkan, menerangkan, memperkenalkan, menghibur, dan menjelaskan. Kegiatan menulis memang merupakan kegiatan yang unik. Tidak setiap orang yang sudah menguasai kaidah-kaidah bahasa dengan sendirinya secara linier akan terampil menulis. Kegiatan menulis harus mempertimbangkan bahasa, sosial, dan logika. Tanpa memperhatikan hal tersebut tulisan itu tidak komunikatif. Selain itu, ketika menulis pun harus menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir yang dapat memnbantu mencapai tujuan. Sedangkan menurut Suparno (2002: 1-3) menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat; penulis sebagai penyampai pesan (penulis), pesan atau isi sebagai saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.

(4)

12

Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan (keterampilan) berbahasa paling akhir yang dikuasai pelajar, setelah kemampuan mendengarkan atau menyimak, berbicara, dan membaca. Dibanding tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilakn karangan yang runtut dan terpadu. Jika dalam kegiatan berbicara urang harus menguasai lambang-lambang bunyi, kegiatan menulis menghendaki orang untuk menguasai lambang atau simbol-simbol visual dan aturan tata tulis, khususnya yang menyangkut tentang ejaan. Unsur situasi dan para linguistik yang sangat aktif membantu komunikasi dalam berbicara, tak dapat dimanfaatkan dalam menulis. Kelancaran komunikasi dalam menulis tergantung pada bahasa yang digunakan. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat dipahami seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan gagasannya ke dalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap (Nurgiyantoro, 2001: 296).

(5)

13

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa kemampuan menulis tidak datang dengan sendirinya. Adanya motivasi seseorang berkemauan berbuat sesuatu, termasuk di dalamnya menulis. Secara umum motivasi terbagi atas dua jenis, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal yaitu motivasi yang datang dari dalam diri kita sendiri. Misalnya motivasi menulis, karena dengan menulis dapat menuangkan gagasan, pikiran yang dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Dengan menulis kita tetap ada dan tidak lekas lapuk termakan zaman. Menulis menuntut latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang berprogam. Progam-progam dalam belajar menulis direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan berikut.

a. Membantu siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka, dengan jalan menciptakan situasi-situasi di dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dengan kegiatan menulis.

b. Mendorong siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisan.

c. Mengajarkan siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi tulis.

d. Mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara membantu siswa menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara dengan penuh keyakinan pada diri secara bebas.

Setiap tulisan memiliki maksud dan tujuan. Menurut Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2008: 25-26) tujuan menulis adalah sebagai berikut.

(6)

14

2) Altruistic purpose (tujuan altruistik), penulis menulis untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan pembaca, menolong pembaca dalam memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan terhadap karyanya. Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan. 3) Persuasive purpose (tujuan persuasif), tulisan dari penulis bertujuan untuk

meyakinkan pembacanya kebenaran gagasan yang diutarakan.

4) Information purpose (tujuan informasi dan penerangan), tulisan yang di dalamnya member suatu informasi atau keterangan atau penerangan kepada pembaca.

5) Self ekspressive purpose (tujuan pernyataan diri), tujuan dari tulisan ini yaitu memperkenalkan atau menyatakan diri (pengarang) kepada pembaca.

6) Creative purpose (tujuan kreatif), tujuan dari tulisan ini erat dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan sesuatu keinginan untuk mencapai norma artistik, atau seni idaman. Tulisan yang di dalamnya bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

7) Problem solving (tujuan pemecahan masalah), disini penulis ingin menjelaskan, menjernihkan dan menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.

(7)

15

a) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis mempergunakan nada yang serasi.

b) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.

c) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis dengan jelas dan tidak samar-samar. Memanfaatkan struktur kalimat, bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan yang diinginkan oleh sang penulis. Dengan demikian para pembaca tidak usah payah-payah bergumul memahami makna yang tersurat dan tersirat.

d) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis secara meyakinkan. Menarik minat para pembaca terhadap pokok pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk akal dan cermat-teliti mengenai hal itu. Dalam hal ini haruslah dihindari penggunaan kata-kata dan pengulangan frase-frase yang tidak perlu. Setiap kata harislah menunjang pengertian yang serasi, sesuai dengan yang diinginkan oleh sang penulis.

e) Tulisan yang baik mencerminkan sang penulis untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya. Mau dan mampu merevisi naskah pertama merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif.

(8)

16

C. Pengertian Berita

Menurut Husnun (2006: 11), berita adalah sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi disampaikan oleh wartawan dimedia masa. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional (2007: 140), berita adalah cerita atau karangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Menurut Sudarman (2008: 74-75), secara bahasa berita berasal dari bahasa Sansekerta “vrit” yang berarti “ada” atau terjadi. Dikembangkan dalam bahasa inggris menjadi “write” yang berarti menulis. Sebagian orang menyebutkan “vritta” yang berarti kejadian atau “yang terjadi”. Lidah orang Indonesia menyebutnya “berita”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berita

diartikan sebagai, “laporan tercepat mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”. Paul De Massenner (dalam Sudarman, 2008: 75), menyatakan bahwa berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak.

(9)

17

1) W1 = What berarti peristiwa apa yang terjadi dan dilaporkan kepada masyarakat. Peristiwa bisa berarti peristiwa yang berkaitan dengan alam, binatang, masalah manusia dan kehidupannya. Seperti masalah sosial, ekonomi, politik, budaya, kecelakaan, kemiskinan, korupsi, penemuan, hasil penelitian, harta karun dan lain sebagainya. What dipakai untuk menanyakan apa yang akan ditulis, tema apa yang akan diangkat dalam berita, atau hal apa yang akan dibahasa dalam berita tersebut.

2) W2 = Who adalah siapa tokoh yang menjadi tokoh utama what. Unsur siapa selalu menarik perhatian pembaca, apalagi manusia yang menjadi objek berita itu adalah seorang yang aktif dibidangnya. Unsur siapa ini harus dijelaskan dengan menunjukkan ciri-cirinya seperti nama, umur, pekerjaan, alamat serta atribut lainnya berupa gelar (bangsawan, suku, pendidikan) pangkat/jabatan.

3) W3 = When adalah pertanyaan kapan peristiwa itu terjadi. Ini berkaitan dengan waktu peristiwa itu terjadi. Detik, jam, hari, tanggal, tahun, dan seterusnya. Waktu sangat terkait dengan keaktualitasan berita. Misalnya; Pada hari ini (Sabtu, 8/03/14) pesawat Malaysia Airlines hilang kontak di perairan Cina Selatan.

4) W4 = Where berarti dimana peristiwa itu terjadi. Hal itu menanyakan lokasi kejadian peristiwa (dimana) atau tempat berlangsungnya peristiwa tersebut. Ada tempat yang bersifat umum seperti; pasar, stasiun, bandara, bisa juga tempat berarti ditempat khusus, seperti; rumah, kantor, sekolah, rumah sakit, dan lain sebagainya. Ada juga tempat yang merujuk pada geografis. Misalnya di Jakarta, di Bandung, di Surabaya, dan lain sebagainya.

(10)

18

pelaku pencurian sepeda motor berjumlah 2 orang karena kelalaian pemilik sepeda motor yang tidak mengunci anti maling”.

6) H = How, Pertanyaan how / bagaimana untuk menggambarkan suasana dan proses peristiwa terjadi. Biasanya wartawan atau penulis berita menyampaikan tentang bagaimana peristiwa itu terjadi. Bahkan juga disertai bagaimana cara menanggulangi peristiwa itu. Misalnya berita tentang luapan lumpur panas di Porong, Sidoarjo, karena kesalahan teknis dalam eksplorasi gas bumi. Dalam menulis beritanya, kita harus menggambarkan jalannya peristiwa tersebut.

Keenam unsur 5W+1H itu dalam menulis berita mutlak diperlukan, sehingga informasi yang disampaikan kepada masyarakat lengkap dan masyarakat tidak mengalami kebingungan karena kekurangan informasi yang kita tulis. Kelengkapan data yang disampaikan dapat membuktikan kebenaran suatu peristiwa. Berita bukan sebuah pendapat seseorang mengenai sesuatu peristiwa yang tidak disertai data yang akurat untuk membuktikan kebenarannya. Berita hanya akan menjadi sebuah isu atau gosip apabila tidak disertai data yang lengkap dan akurat. Oleh sebab itu, berita bukanlah opini atau pendapat seseorang mengenai sesuatu peristiwa yang terjadi.

D. Jenis-jenis Berita

Menurut Cahya (2012: 13-15) jenis berita secara umum dapat dikelompokan menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut.

1. Berita Langsung (Straight News)

(11)

19

melaporkan peristiwa yang terjadi secara singkat. Biasanya dikenal dengan istilah breaking news. Teori jurnalistik terdapat tiga jenis berita langsung, yaitu sebagai

berikut.

a. Matter of fact news adalah berita yang menonjolkan fakta utama suatu peristiwa. Contohnya, berita tentang bencana alam.

b. Action news adalah berita yang mengisahkan tentang perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu peristiwa. Contohnya, berita tentang tawuran warga. c. Quote news adalah berita yang penyajiannya disertai dengan kutipan

pembicaraan/wawancara dengan para pelaku peristiwa.

2. Berita Mendalam (Depth News Report)

Sesuai dengan namanya berita ini ditulis secara mendalam dan lengkap. Dengan membaca berita ini, pembaca mengetahui dan memahami permasalahan yang diberitakan dengan baik dari berbagai sudut pandang. Berita jenis ini melaporkan peristiwa yang membutuhkan informasi secara intensif. Tujuannya, yaitu untuk memperoleh keterangan dan mengungkap fakta-fakta yang masih tersembunyi. Jenis berita pelaporan mendalam biasanya berbentuk kajian utama, laporan khusus, atau laporan utama proses dalam media massa. Proses penulisannya melibatkan tim yang terdiri atas beberapa orang yang memerlukan persiapan yang matang dan waktu yang lebih lama.

3. Berita Menyeluruh (Comprehensive News Report)

(12)

20

sehingga menjadi berita yang utuh. Kelengkapan berita menyeluruh ini akan memudahkan pembaca memahami isi berita. Keutuhan berita ini akan menguatkan kebenaran dari peristiwa yang diberitakan.

4. Berita Pelaporan Interpretatif (Interpretative News Report)

Berita pelaporan interpretatif umumnya memfokuskan pada sebuah isu, masalah, atau peristiwa yang bersifat controversial. Namun, laporan tetap terfokus pada fakta bukan opini. Memberitakan informasi seperti ini, wartawan dituntut dapat menganalisis dan menjelaskan persolan yang terjadi jelas. Berita interpretative sangat bergantung pada pertimbangan nilai fakta yang ada. Berita jenis ini informasinya diperoleh langsung dari narasumber.

5. Berita Pelaporan Cerita Khas (Feature Story Report)

Berita pelaporan ciri khas atau lebih akrab disebut feature merupakan bentuk berita ringan yang mendalam menghibur, enak untuk disimak, dan biasanya menggunakan teknik “penghiasan sebuah cerita”. Feature lebih sering dijumpai pada

surat kabar atau majalah. Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menghibur dan memunculkan empati pembaca. Ciri khas sebuah feature yaitu mengandung unsur sastra. Walaupun feature ditulis dengan gaya menulis fiksi, tetapi isinya tetap informatif dan aktual. Unsur-unsur tulisan feature, yaitu kreativitas, informatif, menghibur, dan tidak dibatasi waktu.

E. Bagian-bagian Berita

(13)

21

1. Judul berita (headline), merupakan identitas berita. Headline berguna untuk menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan dan menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.

2. Titi mangsa (date line), berkaitan dengan berita itu dibuat. Nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukan tempat kejadian dan inisial media.

3. Pembuka berita (lead), yaitu kalimat pembuka pada paragraf pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan berita yang disampaikan. Lead merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan perkembangan berita.

4. Perangkai (bridge), adalah kata-kata atau kalimat penghubung antara teras berita atau pembuka berita dengan tubuh berita.

5. Tubuh (body), yaitu kalimat-kalimat, paragraf-paragraf yang merupakan kelanjutan dari teras berita atau pembuka berita.

6. Kaki berita (leg), yaitu bagian akhir atau kalimat penutup dari penulisan berita.

F. Ciri-ciri Teks Berita yang Baik

Menurut Djuarid (2006: 161-162) pedoman bahasa jurnalistik antara lain:

1. Kesesuaian berita dengan tema berita yang telah ditentukan. Sebuah berita harus ditulis dengan menceritakan keselurahan dari tema berita. Oleh sebab itu, berita bukan merupakan opini penulis melainkan sebuah peristiwa yang benar terjadi. Misalnya, tema berita tentang bencana alam namun isi berita tentang kecelakaan lalu lintas artinya berita tersebut tidak sesuai dengan tema yang telah ditentukan. 2. Ringkas atau singkat hemat kata dengan menghilangkan bagian tidak penting

(14)

22

kalimat „Kecelakaan mengakibatkan lalu lintas menjadi macet total disepanjang tol‟. Kalimat tersebut termasuk bagian tidak penting karena tidak mendukung tema.

3. Jelas, mudah dimengerti dan tidak mengundang pembaca untuk bertanya-tanya. Berita harus jelas terdapat unsur 5W+1H yaitu what (apa), who (siapa), when (kapan), where (dimana), why (mengapa), how (bagaimana) yang merupakan pokok dari sebuah berita. Suatu berita harus dapat dibuktikan kebenarannya yang merupakan sebuah fakta. Waktu dan tempat dari peristiwa yang diberitakan jelas. Misalnya, „Kecelakaan lalu lintas dengan jumlah korban tewas 14 orang dan 47 orang luka-luka terjadi jumat (10/2/2012) pukul 18.30 WIB saat bus Kurnia Bakti meluncur pada jalan menurun menuju Pasar Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tabrakan beruntun itu akibat dari rem bus Kurnia Bakti tidak berfungsi saat meluncur pada jalan menurun di Pasar Cisarua‟. Berita tersebut mengandung unsur 5W+1H yaitu, what; kecelakaan lalu lintas, who; Bus Kurnia Bakti, when; Jumat, 10 Februari 2012, pukul 18.30 WIB, where; di jalan menurun menuju Pasar Cisarua, Kabupaten Bogor Jawa Barat, why; rem bus Kurnia Bakti tidak berfungsi saat meluncur pada jalan menurun di Pasar Cisarua, how; kecelakaan tersebut menyebabkan 14 orang tewas dan 47 orang luka-luka.

(15)

23

Kebakaran Pasar Senen (headline)

Pada hari Sabtu, 1 Mei 2010 (date line). Pasar senen yang terletak di Jakarta Pusat kebakaran. Kebakaran terjadi pada Sabtu malam pukul 23.00 WIB. Menurut kesaksian warga, beberapa orang tak dikenal sengaja melakukan sabotase listrik (lead). Kebakaran tersebut mengakibat puluhan kios terbakar habis (bridge). Kerugian pemilik kios mencapai ratusan juta karena tidak ada barang dagangan yang bisa diselamatkan dalam kebakaran itu. Kebakaran bermula pada satu kios yang sengaja disabotase listriknya oleh beberapa orang. Namun titik api dengan cepat membakar kios-kios disekitarnya. Pemadam kebakaran kesulitan memadamkan api karena pada malam itu angin bertiup kencang sehingga api semakin membesar (body). Setelah satu jam pemadam kebakaran baru bisa memadamkan api (leg).

5. Bahasa yang digunakan dalam berita mudah dipahami agar isi berita dapat dimengerti oleh pembaca. Kata atau kalimat yang ditulis dalam berita tidak bermakna ganda sehingga tidak menimbulkan kebingungan si pembaca. Misalnya pada judul berita berikut ini, „Nyawa Kedua Flu Burung‟ dapat memiliki banyak

makna. Makna pertama; Flu Burung memiliki banyak nyawa, makna kedua; Flu Burung telah merenggut nyawa orang yang kedua atau telah ada korban kedua. 6. Menarik, menulis berita yang menarik sangat penting yang menjadi tugas

(16)

24

beberapa korban terluka, dapat dijadikan judul berita karena peristiwa ini jarang terjadi dan menarik minat pembaca. Teori ini tidak digunakan untuk pedoman penskoran karena kemenarikan itu sangat subyektif.

G. Teknik Menulis Berita

Menulis berita hampir sama dengan menulis laporan observasi dan peristiwa. Namun, ada perbedaan mencolok antara menulis laporan dan menulis berita. Laporan ditulis dengan uraian yang panjang lebar dan bahasa yang bersifat ilmiah, berita sebaliknya ditulis secara singkat, tetapi padat isi, mematuhi kode etik media pers, dan disajikan menggunakan bahasa jurnalistik. Sebelum menulis berita, penulis perlu memperhatikan beberapa hal penting sebagai pegangan dalam menulis. Hal penting tersebut, yaitu teknik menulis berita menurut Cahya (2012: 38-40) sebagai berikut. 1. Informasi, merupakan unsur penyusun berita yang utama. Tanpa informasi,

wartawan tidak dapat menulis berita. Bahkan, informasi yang tidak lengkap akan membuat wartawan kesulitan dalam menyusun berita.

2. Signifikan, berita harus signifikan artinya berisi informasi penting atau memiliki dampak bagi pembaca. Sebagai contoh, penulis melaporkan berita tentang wabah flu burung. Pelaporan berita tersebut secara tidak langsung diharapkan dapat member informasi yang bermanfaat bagi pembaca atau masyarakat.

(17)

25

4. Efektif, tulisan yang efektif adalah tulisan yang mampu meletakan informasi pada perspektif secara tepat. Tujuannya agar pembaca mengetahui dari mana kisah berawal dan kemana mengalir dan seberapa jauh dampaknya.

5. Karakteristik, dunia jurnalistik mempunyai karakteristik yang berbeda dengan dunia sastra ataupun dunia ilmiah. Jurnalistik menyajikan berbagai berita, tren sosial, opini hokum, perkembangan ekonomi, tragedi kemanusiaan, dinamika agama, dan lain-lain. Tulisan yang disajikan berupaya mengenalkan pembaca kepada orang-orang yang menggerakan peristiwa atau menghadirkan orang-orang yang terpengaruh oleh gagasan peristiwa tersebut. Oleh sebab itu, penyajian tulisan jurnalistik harus berbeda dengan tulisan sastra maupun ilmiah lainnya. 6. Lokasi dan tempat, penulis berita dapat menyusupkan “sense of place” agar tulisan

menjadi lebih hidup. Contohnya dengan mendeskripsikan lokasi terjadinya pembunuhan atau suasana jalannya pertandingan sepak bola. Sering kali deskripsi yang detail menimbulkan kesan dramatis tentang lokasi suatu peristiwa.

7. Suara, pada dasarnya tulisan akan mudah diingat jika dapat menciptakan ilusi bahwa penulis sedang bertutur kepada pembacanya. Penulisan berita perlu menggunakan kalimat aktif dan menyertakan kutipan-kutipan percakapan dari orang-orang yang terlibat dengan peristiwa tersebut. Penulis yang baik harus mampu menghadirkan warna suara yang konsisten ke seluruh isi tulisan. Warna sebuah tulisan dapar diciptakan dengan memberi penekanan pada suatu kata atau kalimat yang ingin ditonjolkan. Contohnya dengan memberikan variasi pada panjang pendek kalimat.

(18)

26

Anekdot berisi cerita singkat yang menarik dan mengesankan tentang orang-orang penting atau terkenal. Namun, anekdot yang ditulis harus tetap berhubungan dengan kejadian yang sedang diberitakan.

H. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tim Ahli (Jigsaw)

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran yang beranekaragam merupakan upaya pendidik untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar. Pemebelajaran kooperatif adalah salah satu dari sekian banyak upaya yang dilakukan pendidik, dimana dalam pembelajaran ini peserta didik dibagi dalam kelompok, seperti yang dikemukakan Eggen and Kauchak (dalam Trianto, 2010: 58) bahwa pemebelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan peserta didik bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan pembelajaran kooperatif pada dasarnya agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok sehingga dalam belajar peserta didik dapat saling menghargai teman satu sama lainnya. Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara berkelompok yang diupayakan pendidik guna mencetak suasana belajar yang menarik sehingga pembelajaran akan tercapai dengan baik. Dari pembelajaran berkelompok akan meningkatkan keaktifan siswa saat belajar.

2. Ciri-ciri Model Pembelajaran

Menurut Rusman (2011: 136) ciri-ciri model pembelajaran adalah sebagai berikut. a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai

(19)

27

teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.

b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.

c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, misalnya model synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.

d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan; 1) urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax); 2) adanya prinsip-prinsip reaksi; 3) sistem sosial; dan 4) sistem pendukung keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi; 1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; 2) dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

f. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.

3. Kooperatif Tipe Tim Ahli (Jigsaw)

(20)

28

sekelompok dalam usaha membantu belajar. Pada hakekatnya model pembelajaran Jigsaw berpusat pada siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dan motifator. Prinsip-prinsip dasar model pembelajaran Jigsaw adalah kooperatif, bekerja sama, kelompok asal dan kelompok ahli.

a. Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw

1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang). 2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi

menjadi beberapa sub bab.

3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggungjawab untuk mempelajarinya. Misalnya, jika materi yang disampaikan mengenai sistem ekskresi. Maka seorang siswa dari satu kelompok mempelajari tentang ginjal, siswa yang lain dari kelompok satunya mempelajari tentang paru-paru, begitu pun siswa lainnya mempelajari kulit, dan lainnya lagi mempelajari hati.

4) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya.

6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu.

(21)

29

Gambar 1. Ilustrasi yang menunjukkan Tim Jigsaw

Menurut Ibrahim (2000: 24), ilustrasi yang menunjukan tim Jigsaw dapat digambarkan sebagai berikut:

Model pembelajaran Jigsaw, setiap anggota tim bertanggungjawab untuk menentukan materi pembelajaran yang ditugaskan kepadanya, kemudian mengerjakan materi tersebut kepada teman sekelompoknya yang lain. Berdasarkan uraian di atas diambil kesimpulan bahwa langkah-langkah pembelajaran menggunakan model Jigsaw adalah sebagai berikut. Pelaksanaan model pembelajaran Jigsaw guru membagi siswa menjadi beberapa delapan kelompok, jumlah anggota dalam kelompok lima siswa. Selanjutnya guru memberikan materi dalam bentuk teks yang

Kelompok Asal

5 atau 6 anggota yang heterogen dikelompokkan

Kelompok Ahli

(tiap kelompok ahli memiliki satu enggota dari tim-tim asli)



(22)

30

telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab dan masing-masing kelompok mendapatkan sub bab yang berbeda. Guru meminta siswa untuk menyusun data pokok berita, merangkai data pokok berita menjadi sebuah teks berita, menyunting teks berita secara singkat, padat dan jelas berdasarkan materi yang telah dibagikan dalam bentuk teks kepada masing-masing kelompok. Guru meminta perwakilan satu siswa dari masing-masing kelompok untuk membentuk kelompok ahli berdiskusi tentang materi menulis berita. Diskusi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban atau menyatukan gagasan. Guru memberi waktu tidak lebih dari 10 menit untuk berdiskusi. Pada langkah akhir guru meminta setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal bertugas mengajarkan hasil diskusi menulis berita kepada teman-temannya. Guru berkeliling ruangan dari kelompok ke kelompok lainnya dan melanjutkan sampai sekitar sebagian kelompok mendapat kesempatan untuk mempresentasikan.

Dalam pembelajaran Jigsaw guru lebih banyak sebagai fasilitator, agar pelaksanaan kegiatan diskusi dalam kelompok ahli maupun penularan dalam kelompok asal berjalan secara efektif dan optimal. Siswa berperan aktif dalam pembelajaran ini dituntut untuk berpikir kritis serta bekerjasama. Setelah itu guru memberikan soal pada seluruh siswa dan harus dikerjakan secara individu. Siswa mengerjakan soal secara individu tidak ada kegiatan diskusi. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Jigsaw sebagai berikut.

Kelebihan model pembelajaran Jigsaw:

(23)

31

c) Mudah diterapkan dan tidak mahal

d) Mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir kritis dan kerjasama kelompok

e) Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif diantara siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda

f) Menerapakan bimbingan oleh teman

g) Menciptakan lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah

h) Melatih siswa supaya dapat bekerjasama dalam rangka untuk menyatukan konsep dari hasil kelompok

Kekurangan model pembelajaran Jigsaw:

a) Adanya pembentukan kelompok maka tingkat kemampuan penguasaan materi pembelajaran hanya dapat ditinjau dalam lingkup kelompok

b) Sejumlah siswa bingung

Gambar

Gambar 1. Ilustrasi yang menunjukkan Tim Jigsaw

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mendapatkan kondisi optimum fermentasi molase oleh S cerevisiae yang meliputi parameter pH dan konsentrasi molase pada suhu 31ºC.. Penelitian ini

Classification of m-learning from a technological point of teaching based on the following key indicators: (i) support or synchronous and asynchronous learning, (ii)

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas anugerah dan kasih karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul “Karakteristik Fisikokimia

Tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah dalam tiap aspek, adalah sebagai berikut: (1) Aspek

Hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini adalah ada perbedaan kematangan cinta antara pria dan wanita usia dewasa awal.. Uji statistik yang digunakan untuk

The Influence of the Seven Principles of Bushido on Totto-chan’s Personality, in Tetsuko Kuroyanagi’s Totto-chan: the Little Girl at the Window.. Yogyakarta: Program Studi

measurement and previous measurement time. Hence, we would have data set of the sky brightness level differences. 2) Choosing the data analysis menu in Microsoft Excel to obtain

First Characterization of Bioactive Components in Soybean Tempe that Protect Human and Animal Intestinal Cells against Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC)