• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah - USD Repository"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh Estu Diah Karsaningsih

051114012

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009

▸ Baca selengkapnya: 1. pernahkah anda mengikuti kegiatan dengan rasa terpaksa ketika duduk di bangku sekolah?

(2)
(3)
(4)
(5)

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Pertanyaan yang secara khusus dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah? (2) Apa saja topik yang prioritas sebagai bahan layanan bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswa? Subjek penelitian adalah para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah keseluruhan 112 siswa.

Instrumen penelitian adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri. Kuesioner ini memiliki 80 butir pernyataan yang mengungkapkan 4 aspek kedisiplinan akademik. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik kategorisasi dan tabulasi skor-skor dalam kuesioner tingkat kedisiplinan para siswa dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: dari 112 siswa kelas VIII, 49 siswa (43,75 %) memiliki tingkat kedisiplinan rendah dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah dan 63 siswa (56,25 %) memiliki tingkat kedisiplinan tinggi dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah. Tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah dalam tiap aspek, adalah sebagai berikut: (1) Aspek kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran: jumlah siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi (64 siswa/57,14 %) lebih banyak daripada siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah (48 siswa/42,85 %); (2) Aspek kedisiplinan dalam mengerjakan PR dan tugas-tugas: jumlah siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi (62 siswa/55,35 %)lebih banyak daripada siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah (50 siswa/44,54 %); (3) Aspek kedisiplinan dalam mengikuti ujian: jumlah siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi (83 siswa/74,10 %)lebih banyak daripada siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah (29 siswa/25,89 %); (4) Aspek kedisiplinan dalam menggunakan waktu kosong untuk belajar di sekolah: jumlah siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi (62 siswa/55,35 %) lebih banyak daripada siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah, yaitu 50 siswa (44,64 %). akademik di sekolah.

Usulan topik yang prioritas sebagai bahan layanan bimbingan untuk meningkatan kedisiplinan para siswa di SMP Joanness Bosco Yogyakarta adalah sebagai berikut: Tanggung Jawab, Mengelola Waktu Dengan Baik, dan Kedisiplinan di Sekolah.

(6)

Estu Diah Karsaningsih

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

This research was aimed to know of the level of discipline in attending academic activities of the VIII grade students, at Joanness Bosco Junior High School, Yogyakarta academic year of 2009/2010.

This study was a descriptive research using survey as the method of data collecting. It is intended to specifically provide answer to several questions. Those are as follows: (1) On which level is the discipline of the VIII grade students academic year of 2009/2010 at Joanness Bosco Junior High School Yogyakarta in attending academic activities during? (2) Which topics are prioritized to be counseling materials to improve school discipline of the students? The subject of this research is the VIII grade student at Joanness Bosco Junior High School Yogyakarta academic year of 2009/2010 with total number of 112 students.

The instrument of the research was questioner that was drafted by the researcher. The questioner has 80 statements expressing 4 aspects of academic discipline. It used statistic technique of scores categorizing and tabulating, based on the questioner as technique of analyzing data

The result of this research is as follow, 49 out of 112 students (43,75%) has a low level of discipline in attenting the academic activities at school and 63 out of 112 students (56,25%) has a higher level of discipline. The level of discipline of the VIII grade students at Joanness Bosco Junior High School Yogyakarta in attending academic activities based on each aspect: (1) Discipline in attending class: number of students having higher level of discipline (64 students or 57,14%) is bigger than those having a lower level of discipline (48 students or 42,85%); (2) Discipline oneself to do the homework and other assigned tasks: number of students having higher level of discipline (62 students or 55,35%) is bigger than those having a lower level of discipline (50 students or 44,64%); (3) Discipline to attend the exam: number of students having higher level of discipline (83 students or 74,10%) is bigger than those having a lower level of discipline (429students or 25,89%); (4) Discipline to take advantage of spare time to study: number of students having higher level of discipline (62 students or 55,35%) is bigger than those having a lower level of discipline (48 students or 44,64%);

Therefore, the proposed coaching programs relevant with the goal to improve good behavior of students at Joanness Bosco Yogyakarta namely being Responsible, Time Management, and School Discipline.

(7)
(8)

“Percayalah kapada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3: 5-6)

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13)

“Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu. Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kau kenal dan bukan bibirmu sendiri” (Amsal 27: 1-2)

PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Jesus, My Savior ..

My Father, yang sudah lebih dahulu pulang ke rumah Bapa ..

My Mom and my Little Brothers , My Life Iinspirations ..Thanks for

anythings ..I Love You so much ..

From morning first light, to evening last star always remember how special you are .. my Lovely, Efran .. I Love You ..

Angkatan 2005.. TOP BANGETT..!!!!!!!!!Keluarga besar Hasi Sugimo ..

Semua teman- temanku, di kos Arimbi 5 dan kampus tercinta ..

(9)

dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa kesempatan ini tidak akan terlaksana dan berjalan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi selama menulis skripsi. Oleh karena itu secara khusus penulis mengucapkan terima kasih secara tulus kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma atas pengesahan skripsi ini.

2. Dr. MM. Sri Hastuti, M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk penulisan skripsi ini.

3. YB. Adimassana Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesungguhan dan kesabaran telah memberikan motivasi, meluangkan waktu, serta kesetiaan dalam membimbing, mendampingi penulis dalam setiap tahap dan seluruh proses demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

(10)

5. A. Setyandari, S. Pd., Psi., M.A. Dosen Penguji II yang dengan penuh kesungguhan dan kesabaran telah memberikan motivasi, meluangkan waktu, serta kesetiaan untuk menjadi Dosen Penguji dalam ujian skripsi.

6. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal hidup yang berharga dan bersedia dengan senang hati membagikan ilmu yang dimilikinya untuk penulis selama menjalankan studi.

7. Dra. C Bekti Susilowati Kepala Sekolah SMP Joanness Bosco yang berkenan menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Sherly Yonathan, S.Pd Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP Joanness Bosco Yogyakarta yang berkenan menerima dan memberikan saran bagi penulis dalam melaksanakan penelitian.

9. Fr. Estu Wahyu Astuti, S.Pd. staf Bimbingan Konseling SMP Joanness Bosco Yogyakarta yang berkenan menerima dan memberikan saran bagi penulis dalam melaksanakan penelitian.

(11)
(12)

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… iv

ABSTRAK ……….. v

ABSTRACT ………. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………. vii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……….. viii

KATA PENGANTAR ……… ix

DAFTAR ISI ……….. xii

DAFTAR TABEL ……….. xv

DAFTAR LAMPIRAN ………... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………..………..…...…………... 1

B. Perumusan Masalah ……….…...….…………. 4

C. Tujuan Penelitian ………..…..…….…... 5

D. Manfaat Penelitian ……….…….……….. 5

E. Definisi Istilah dan Variabel ………... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedisiplinan Bidang Akademik ………..…..………... 7

1. Pengertian Kedisiplinan ……… 7

2. Bidang Akademik ……….. 10

B. Kedisiplinan Siswa dalam Bidang Akademik ……….. 11

1. Fungsi Kedisiplinan Akademik ……….. 11

(13)

1. Pendisiplinan Preventif ……… 18

2. Pendisiplinan Korektif …..………..………. 20

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Siswa dalam Bidang Akademik ………..…………... 18

1. Faktor Internal …..………..……… 19

2. Faktor Eksternal …..………..………. 19

BAB III METODOLOGI A. Jenis Penelitian ……… 21

B. Subjek Penelitian ……….. 21

C. Alat Pengumpul Data ……… 22

1. Kuesioner ……… 22

2. Pemberian Skor ……….. 23

3. Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan ……….. 23

D. Validitas dan Reliabilitas ……… 24

1. Validitas ……… 25

2. Raliabilitas ……… 25

E. Prosedur Pengumpulan Data ……….. 27

F. Teknik Analisis Data ……….. 28

1. Mencari Koefisien Reliabilitas dan Koefisien Korelasi ……... 28

2. Mencari Mean ……….. 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………..………..…...……….. 33

B. Pembahasan Hasil Penelitian ……….…...… 35

(14)

C. Topik-topik Bimbingan yang Relevan

Dengan Kebutuhan Para Siswa ... 48 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(15)

Tabel 2: Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah

Tabel 3: Koefisien Reliabilitas dan Validitas Penelitian Tingkat Kedisiplinan Siswa Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah

Tabel 4: Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur

Tabel 5: Jadwal Penelitian Tingkat Kedisiplinan Siswa Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah

Tabel 6: Jumlah Siswa Kategori Tinggi dan Rendah Tingkat Kedisiplinan Siswa Kelas VIII Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah

Tabel 7: Tingkat Kedisiplinan Siswa Kelas VIII Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah dalam Tiap Aspek Kedisiplinan Sekolah

(16)

Pelajaran 2009/2010 Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah

Lampiran 2 : Kuesioner Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Kelas VIII Smp Joanness Bosco Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik Di Sekolah.

Lampiran 3 : Tabulasi Skor-skor Penelitian Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Kelas VIII Smp Joanness Bosco Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik Di Sekolah.

Lampiran 4 : Tabulasi Skor-skor Ganjil Genap Penelitian Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Kelas VIII Smp Joanness Bosco Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik Di Sekolah.

Lampiran 5 : Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Kelas VIII Smp Joanness Bosco Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik Di Sekolah Secara Keseluruhan

Lampiran 6 : Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Kelas VIII Smp Joanness Bosco Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik Di Sekolah dari Tiap-tiap Aspek

Lampiran 7 : Surat Ijin Penelitian

(17)

Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel dari masalah yang akan diteliti.

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lingkungan di mana siswa mengikuti serangkaian kegiatan pendidikan. Winkel (1996: 169) mengungkapkan bahwa:

“Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal karena di sekolah terlaksana serangkaian kegiatan terencana dan terorganisasi termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar di kelas”.

Tiap sekolah akan berusaha meningkatkan kualitas pendidikannya dengan berbagai usaha. Melaksanakan kedisiplinan di sekolah bagi siswa SMP merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Menciptakan sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin sangatlah penting agar siswa dapat mencapai prestasi yang terbaik dan guru dapat menampilkan kinerja yang terbaik. Sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin adalah sekolah yang kondusif untuk belajar dan hubungan interpersonal warga sekolahnya positif. Menerapkan disiplin berarti memberikan kesempatan belajar yang baik kepada peserta didik.

(18)

Sekolah yang aman dan nyaman mencerminkan kedisiplinan yang tinggi. Selain aspek keamanan fisik, diperlukan kenyamanan iklim sekolah, yaitu menyangkut atmosfer, perasaan, lingkungan keseluruhan secara sosial dan emosional. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan iklim sekolah ini adalah hubungan keterikatan antar warga sekolah, interaksi warga sekolah, rasa saling menghargai dan mempercayai baik antara guru dengan siswa maupun seluruh warga sekolah dan interaksinya dengan peraturan sekolah yang ada.

Keberhasilan suatu sekolah dalam melaksanakan kedisiplinan kegiatan akademik ditentukan oleh warga sekolahnya. Sekolah yang nyaman dan disiplin perlu diciptakan agar siswa dapat belajar dan mengikuti kegiatan akademik dengan baik. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan kegiatan akademiknya. Jika dalam prosesnya siswa tidak sungguh-sungguh atau kurang disiplin, maka hasil belajarnya pun tidak akan optimal.

(19)

pelaksanaan kedisiplinan akademik di sekolah. Kecenderungan perilaku ini memicu kecenderungan siswa yang lain untuk melakukan perilaku yang sama sehingga mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Disiplin adalah menyangkut penguasaan diri (self control), Imam Bernadib (1993:26). Disiplin diri yang dilandasi percaya diri akan dapat mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan sehingga tercapai hasil kerja yang efektif. Disiplin dianggap sebagai alat untuk menuju keberhasilan untuk semua guru dan semua siswa di berbagai institusi pendidikan. Paradigma baru mengenai difinisi disiplin adalah langkah-langkah untuk mengembangkan keberhasilan perilaku siswa secara akademik maupun sosial.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peranan dalam perkembangan kepribadian siswa. Sekolah merupakan faktor penentu perkembangan kepribadian anak (siswa) baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun dalam cara berperilaku. Sekolah merupakan pengganti keluarga, dan guru sebagai pengganti orang tua. Oleh karena itu, sekolah mempunyai peranan dan tanggung jawab penting dalam membantu siswa mencapai tugas perkembangan dan hasil belajar yang optimal.

(20)

teratur adalah suasana yang membosankan dan monoton. Siswa membutuhkan pandangan yang positif mengenai kegiatan akademik di sekolah. Dalam hal ini, peran serta guru dan orang tua sangat dibutuhkan dalam membentuk disiplin diri siswa sehubungan dengan peran siswa sebagai pelajar. Oleh karena itu peneliti merasa tertantang untuk mengetahui seberapa besar tingkat kedisiplinan para siswa dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah.

Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang bimbingan di sekolah. Bimbingan di sekolah memusatkan pelayanan bagi peserta didik untuk melaksanakan kedisiplinan akademik di sekolah. Kedisiplinan penting bagi siswa dalam kaitannya dengan pelaksanakan ketertiban sekolah. Kegiatan siswa di sekolah memiliki unsur kedisiplinan. Mengingat banyak kasus pelanggaran di sekolah oleh siswa kelas VIII yang kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan akademik di sekolah, penelitian ini memilih topik “Tingkat Kedisiplinan Para Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di SMP Joanness Bosco Tahun Pelajaran 2009/2010”. Pemilihan topik ini berdasarkan pertimbangan bahwa kedisiplinan merupakan salah satu sikap yang penting dimiliki para siswa sebagai peserta didik yang perlu ditanamkan sejak awal.

B. Rumusan Masalah

(21)

2. Apa saja topik yang prioritas sebagai bahan layanan bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswa?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran/diskripsi tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan program bimbingan di SMP Joanness Bosco.

E. Definisi Istilah dan Variabel 1. Definisi Istilah

a. Kedisiplinan adalah usaha individu sebagai latihan untuk menumbuhkan kontrol diri yang dilakukan secara ajeg dan teratur mengikuti pola-pola tertentu.

b. Kegiatan akademik adalah serangkaian kegiatan belajar siswa meliputi proses mempelajari bahan mata pelajaran.

2. Definisi Variabel

(22)
(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat tinjauan pustaka mengenai permasalahan yang akan diteliti. Dalam bab ini meliputi pengertian kedisiplinan, tujuan disiplin akademik, layanan bimbingan akademik, aspek kedisiplinan, faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa dalam bidang akademik, bidang akademik, dan fungsi kedisiplinan akademik.

A. Kedisiplinan Bidang Akedemik

1. Pengertian Kedisiplinan

Menurut Sastrapraja (1987:117) disiplin berasal dari kata disiple yang dapat diartikan sebagai bimbingan kearah perbaikan melalui pengarahan dan paksaan, pelaksanaan peraturannya secara keras. Pengertian ini memiliki makna bahwa pelaksanaan disiplin berdasarkan paksaan. Akan tetapi berbeda menurut Sutari (1982:22), disiplin adalah tindakan yang mengandung arti ketaatan pada peraturan, keputusan yang ditentukan bersama atau sendiri yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pada diri sendiri, dalam keluarga, sekolah, atau masyarakat. Dengan kata lain, disiplin merupakan sebuah kesepakatan untuk mematuhi segala peraturan.

(24)

pendapat ini sejalan dengan pendapat Bernhardt (1997), bahwa disiplin merupakan latihan, bukan pengkoreksian, bimbingan bukan hukuman, mengatur kondisi untuk belajar bukan hanya pembiasaan. Berkaitan dengan pengertian tersebut disiplin merupakan sebuah usaha yang dilakukan dengan cara berlatih terus menerus untuk menumbuhkan kontrol diri terhadap perilaku-perilaku yang ada. Istilah disiplin biasanya dikaitkan dengan keadaan tertib, artinya suatu keadaan di mana perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya (Soekanto, 1996).

Penjelasan yang berbeda diberikan oleh Meier dan Wichern (dalam Elia, 1987), yang mengatakan bahwa disiplin merupakan cara menetapkan pembatasan-pembatasan sebagai suatu demonstrasi kasih sayang. Dalam hal ini, kasih sayang sebagai reinforcement untuk melakukan tingkah laku tertentu dan tidak melakukan tingkah laku lainnya. Kasih sayang dapat mempengaruhi fungsi locus control dalam diri individu. Narramore (dalam Elia, 1987) mengemukakan hal yang tidak jauh berbeda mengenai pengertian disiplin, yakni stress yang sengaja diciptakan dalam hubungan orang tua-anak untuk membantu tua-anak belajar dan tumbuh, Disiplin menempatkan tua-anak dalam tugas latihan dan pengukuhan, serta membantu mereka mencapai proses kematangan.

(25)

menjadi salah satu sarana ungkapan kasih sayang orang tua melalui proses pendisiplinan siswa. John Maxwell mendefinisikan ‘disiplin’ sebagai suatu pilihan dalam hidup untuk memperoleh apa yang kita inginkan dengan melakukan apa yang tidak kita inginkan. Disiplin bisa dibentuk melalui pengajaran, bimbingan, ataupun pelatihan (Schaefer, 1997: Xi). Wendy Schwartz (2001: 55) mengemukakan bahwa:

“The goals of discipline, once the need for it is determined, should be to help students accept personal responsibility for their actions, understand why a behavior change is necessary, and commit themselves to change”.

Disiplin sangat perlu diajarkan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab dan berperilaku yang positif. Disiplin adalah pengembangan mekanisme internal diri siswa sehingga siswa dapat mengatur dirinya sendiri. Siswa dapat mengatur diri sendiri berarti dapat mempertanggung jawabkan tindakan-tindakan yang dilakukannya dan mampu mengendalikan perilakunya. Kedisiplinan adalah melakukan hal-hal yang harus kita lakukan secara ajeg dan teratur dalam upaya mencapai tujuan atau sasaran kita. Disiplin adalah menyangkut penguasaan diri (self control). Hal ini berhubungan dengan locus control. Locus Control adalah ruang kendali dalam menentukan perilaku dan dimiliki oleh setiap individu. Perilaku setiap siswa dipengaruhi dan dikendalikan oleh locus control. Individu dengan locus control memiliki keyakinan bahwa peristiwa yang terjadi dalam hidupnya

(26)

2. Bidang Akademik

Aspek-aspek kegiatan akademik menyangkut perihal yang berhubungan dengan kegiatan belajar setiap siswa di sekolah. Bidang bimbingan akademik terkait dengan pemahaman akan tugas-tugas pendidikan siswa dan cara melaksanakannya. Kegiatan akademik berdasarkan Instruksi Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 1 Mei 1974 No. 14/U/1974, dan menurut peraturan sekolah memuat hal-hal yang harus dipatuhi oleh siswa meliputi:

a. Kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran.

Siswa belajar sesuai dengan jam yang telah ditetapkan oleh sekolah. Selama jam pelajaran berlangsung siswa wajib memperhatikan guru mengajar dan tidak diperbolehkan keluar kelas atau tidak mengikuti pelajaran tanpa alasan yang jelas.

b. Kedisiplinan dalam mengerjakan PR dan tugas-tugas.

Tugas rumah atau PR diberikan sebagai sarana pelatihan bagi siswa. PR wajib dikerjakan oleh siswa. Bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi. Orang yang berhak memberikan sanksi adalah guru mata pelajaran yang bersangkutan.

c. Kedisiplinan dalam mengikuti ujian.

(27)

dilaksanakan dengan tata tertib tertentu dan siswa wajib disiplin mentaati tata tertib tersebut.

d. Kedisiplinan dalam menggunakan waktu kosong untuk belajar di sekolah. Siswa wajib mengikuti tiap-tiap mata pelajaran yang ada di sekolah dengan ketentuan waktu yang telah ditetapkan. Jika ada jam kosong, guru memberikan tugas pengganti. Sebaliknya, jika tidak ada tugas pengganti, guru pembimbing mengambil alih tanggung jawab.

B. Kedisiplinan Siswa dalam Bidang Akademik

1. Fungsi Kedisiplinan Akademik

(28)

Dasar kedisiplinan yang paling kuat adalah kepatuhan pada prinsip dan keyakinan yang dihayati oleh individu sendiri, bukan pada seperangkat peraturan dan kepatuhan kepada atasan saja. Kepatuhan pada keyakinan diri sendiri mendorong untuk patuh kepada hukum dan peraturan (Winkel, 1997: 13). Pelaksanaan kedisiplinan dalam kegiatan akademik penting bagi siswa untuk membantu kelancaran proses pendidikan siswa di sekolah. Kegiatan akademik di sekolah membutuhkan suasana yang nyaman dan kondusif untuk belajar, diperlukan kerja sama yang saling menguntungkan antara guru dan siswa. Kedisiplinan akademik sangat berkaitan dengan terwujudnya lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Aktivitas siswa selama kegiatan akademik berlangsung mempengaruhi konsentrasi siswa sehingga menentukan prestasi belajar siswa.

Ausubel, (1991: 10) mengemukakan bahwa disiplin memiliki berbagai fungsi yang sangat penting terutama bagi perkembangan anak. Disebutkan ada 4 fungsi pokok yang terdapat dalam disiplin, yaitu:

a. Fungsi internalisasi

b. Fungsi sosialisasi

c. Fungsi kemasakan kepribadian

(29)

Berdasarkan keempat fingsi disiplin tersebut, penulis dapat membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Fungsi internalisasi terkait dengan kelancaran proses belajar mengajar.

Dengan belajar berdisiplin, siswa merasa nyaman dan tidak terganggu oleh teman dalam proses belajar. Mereka menyadari bahwa kedisiplinan yang mereka terapkan bermanfaat bagi diri mereka, yaitu disiplin diterapkan dalam berbagai hal, termasuk dalam berperilaku.

b. Fungsi sosialisasi terkait dengan proses pendidikan dan pelatihan siswa dalam hidup bermasyarakat.

Dengan belajar berdisiplin, siswa mengetahui norma-norma yang berlaku di masyarakat dan semakin terlatih untuk mengikuti serta melaksanakan aturan-aturan dalam masyarakat tersebut. Dengan kata lain melalui kedisiplinan, siswa dapat berinteraksi dan melakukan sosialisasi dengan lingkungan hidupnya.

c. Fungsi kemasakan kepribadian terkait dengan proses pendidikan siswa dalam penggunaan waktu.

(30)

d. Fungsi terhadap perasaan aman terkait dengan kenyamanan diri.

Dengan belajar berdisiplin, siswa akan memiliki rasa saling menghormati dan menghargai hak-hak dan kepentingan orang lain, sehingga timbul perasaan aman dalam dirinya terutama ketika harus menghadapi situasi yang tidak menyenangkan.

(31)

2. Tujuan Kedisiplinan Akademik

Berkenaan dengan tujuan disiplin akademik di sekolah, Maman Rachman (1998: 83) mengemukakan bahwa salah satu tujuan disiplin akademik adalah :

a. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah. Siswa memiliki tanggung jawab untuk taat terhadap peraturan yang berlaku di sekolah. Peraturan sekolah perihal kegiatan akademik merupakan salah satu sarana pendisiplinan siswa. Ketaatan terhadap peraturan menjadi salah satu indikasi bahwa siswa memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi.

b. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya. Kedisiplinan tercermin dari kebiasaan siswa sehari-hari. Siswa dengan kebiasaan yang positif mempengaruhi perilakunya sehingga tindakanya mencerminkan kedisiplinan.

(32)

pendisiplinan melalui peraturan sekolah menjadi salah satu sarana untuk mengendalikan tingkah laku

3. Layanan Bimbingan Akademik

Layanan bimbingan adalah tindakan-tindakan yang harus disusun oleh sekolah dan pelaksanaan bimbingan diperuntukkan bagi semua siswa (Sukardi, 2003: 16). Dengan kata lain, usaha-usaha yang dilakukan oleh sekolah bertujuan untuk membantu siswa untuk mengenal diri, mengenal lingkungan , dan mengambil keputusan. Selain itu layanan bimbingan juga bertujuan memberikan arahan terhadap perkembangan siswa, tidak hanya untuk siswa yang bermasalah tetapi untuk seluruh siswa di sekolah. Bimbingan diartikan sebagai proses membantu siswa dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Bimbingan dan Konseling di sekolah memberikan pelayanan bantuan kepada siswa.

(33)

Kegiatan bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan (Winkel dan Sri Hastuti, 2005: 116). Pelayanan bimbingan akademik untuk sebagian besar disalurkan melalui kegiatan bimbingan kelompok, baik di jenjang pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi. Kegiatan-kegiatan bimbingan bersifat kelompok maupun individual merupakan bantuan agar siswa menemukan, menyadari, dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya yang berkaitan dengan kegiatan belajarnya (Winkel, 1997:184). Pembimbing membantu siswa dalam melaksanakan kegiatan akademik di sekolah dan menyesuaikan diri di sekolah.

C. Cara-cara Pendisiplinan 1. Pendisiplinan Preventif

(34)

seluruh warga sekolah sebagai sarana untuk pencegahan terhadap kemungkinan pelanggaran yang dapat terjadi.

2. Pendisiplinan Korektif

Tindakan pendisiplinan melalui cara pemaksaan untuk mematuhi peraturan yang ada. Disiplin dalam hal ini merupakan upaya mengobati/memperbaiki situasi tertentu terhadap pelanggaran yang sudah terjadi. Disiplin korektif lebih pada pemberian punishment. Bila terjadi ketidak disiplinan, maka aturan yang berlaku harus ditegakkan. Misalnya jika seorang siswa melakukan suatu pelanggaran, langkah pendisiplinannya adalah: pertama ditegur, kedua dipanggil orang tuanya, ketiga skorsing.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan Siswa Bidang Akademik

(35)

1. Faktor Internal

a. Faktor internal berasal dari dalam diri siswa pribadi. Kedisiplinan berkaitan erat dengan kebiasaan yang teratur dan sering dilakukan. Hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kedisiplinan dipengaruhi oleh siswa melaksanakan peraturan akademik sekolah.

b. Penyebab dari perilaku tidak disiplin siswa dapat berasal dari faktor keluarga yang tidak harmonis. Keluarga sebagai sarana pendidikan pertama bagi anak. Dalam keluarga anak belajar memahami diri, orang lain, dan berinteraksi dengan lingkungannya. Jika dalam keluarga tidak ditemukan rasa aman dan kenyamanan akan berpengaruh pada perilaku individu. Peran serta keluarga sangat dibutuhkan untuk membantu individu dalam proses perkembangan dirinya dan berlangsung terus-menerus.

2. Faktor Eksternal

a. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah, antara lain kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin. b. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru, bagaimana metode

guru mengajar suatu mata pelajaran tertentu.

(36)
(37)

Pada bab ini akan diuraikan tentang jenis penelitian, subjek penelitian, alat pengumpul data, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini diarahkan untuk menetapkan sifat atau situasi pada waktu penelitian dilakukan (Furchan, 1982:415). Tujuan survei adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan informasi lain tentang individu (Furchan, 1982:418).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini menggunakan semua populasi. Populasi adalah anggota kelompok, orang, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas (Furchan 2004: 193). Jumlah siswa kelas VIII adalah 4 kelas paralel. Kelas A sejumlah 29 siswa, kelas B sejumlah 29 siswa, kelas C sejumlah 29 siswa, dan kelas D sejumlah 30 siswa. Jumlah anggota populasi yang akan digunakan untuk penelitian adalah sebanyak 117 siswa. Sampel penelitian adalah 112 siswa karena ada lima siswa tidak mesuk pada saat diadakan penelitian. Jenis sample ini adalah incidental sampling.

(38)

Tabel 1. Rincian Siswa Kelas VIII SMP Joannesss Bosco Yogyakarta Pelajaran 2009/2010.

Kelas Jumlah Siswa

VIII Tolerance 28

VIII Happiness 26

VIII Responsibility 28

VIII Simplicity 30

Total 112

C. Alat Pengumpul Data 1. Kuesioner

Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri. Kuesioner itu memuat pernyataan-pernyataan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah. Menurut Furchan (1982: 248) kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada subjek penelitian. Kuesioner yang digunakan bersifat tertutup dan langsung. Tertutup artinya kuesioner sudah memiliki alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilihnya. Sedangkan bersifat langsung artinya daftar pertanyaan diisi langsung oleh orang yang dimintai pendapat dan keyakinannya atau diminta menceritakan keadaan dirinya sendiri (Hadi, 2004: 178).

(39)

tentang kedisiplinan siswa melalui kuesioner yang disusun oleh peneliti. Pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan jam BK, sehingga semua siswa dapat mengerjakan dan mengisi kuesioner tanpa mengganggu aktivitas yang lain. Penelitian tidak dilakukan secara serentak, namun dilakukan pada setiap kelas sesuai dengan jadwal BK pada masing-masing kelas. Setiap butir item dalam kuesioner disajikan dalam bentuk pernyataan positif (favourable) dan pernyataan negatif (unfavourable).

2. Pemberian Skor

Setiap pernyataan dilengkapi dengan 4 alternatif jawaban dalam kontinum. Setiap alternatif jawaban untuk item-item favourable diberi skor 4 untuk jawaban selalu, 3 untuk jawaban sering, 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah. Sedangkan pada item-item unfavourable diberi skor 1 untuk jawaban selalu, 2 untuk jawaban sering, 3 untuk jawaban kadang-kadang, dan 4 untuk jawaban tidak pernah.

3. Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan

(40)

Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan Para Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah

No. Aspek-aspek Favourable Unfavourable Total

1. Kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran 4,12,20,28,36, 41,49,57,65,73 10 1,9,17,25,33, 44,52,60,68,76 10 20

2. Kedisiplinan dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dan tugas-tugas 2,10,18,26,34, 43,51,59,67,75 10 7,15,23,31,39, 42,50,58,66,74 10 20

3. Kedisiplinan dalam mengikuti ujian 6,14,22,30,38, 45,53,61,69,77 10 3,11,19,27,35, 48,56,64,72,80 10 20

4. Kedisiplinan dalam menggunakan waktu kosong untuk belajar di sekolah 8,16,24,32,40, 47,55,63,71,79 10 5,13,21,29,37, 46,54,62,70,78 10 20

Jumlah 80

4. Validitas dan Reliabilitas Alat Penelitian a. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan valid apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 1997:5). Oleh karena itu, item-item alat ukur disusun selaras dengan variabel yang diukur dan kajian teoritis tentang variabel itu, serta jumlah item menjangkau seluruh wilayah pengukuran.

(41)

penelitian ini adalah validitas isi yaitu sejauh mana instrumen penelitian tersebut mencerminkan aspek-aspek variable yang diteliti sebagaimana tercantum dalam kajian teori. Validitas isi ialah derajat di mana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur (Sukardi, 2003: 123). Validitas isi akan melihat kecukupan butir-butir setiap itemnya secara konseptual untuk mengetahui seberapa valid alat yang dibuat untuk mengungkap tingkat kedisiplinan sebagai topik utama penelitian.

b. Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat pengukur adalah derajat keajegan alat tersebut dapat mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 1982:295). Derajat keajegan ditunjukkan dengan koefisien reliabilitas (Garrett, 1967). Pengujian tingkat reliabilitas alat ukur ditempuh dengan metode belah dua (Split-Half Method). Metode ini digunakan untuk menguji reliabilitas suatu alat ukur dengan satu kali pengukuran pada satu kelompok subjek penelitian. Metode belah dua yang dipakai adalah berdasarkan urutan nomor item; yang bernomor ganjil menjadi belahan pertama dan yang bernomor genap menjadi belahan kedua.

(42)

Koefisien reliabilitas dan validitas penelitian tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah disajikan dalam table berikut:

Tabel 3. Koefisien Reliabilitas dan Validitas Penelitian Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Mengikuti Kegiatan

Akademik di Sekolah

Koefisien Penelitian

Reliabilitas 0,94

Validitas 0,96

Penafsiran tentang tinggi atau rendahnya validitas dan reliabilitas kuesioner didasarkan pada pandangan Garrett. Garrett (1976: 176) mengemukakan bahwa suatu deskripsi tentang penafsiran koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur

Koefisien Korelasi Klasifikasi

± 0,70- ± 1,00 Tinggi- Sangat Tinggi

± 0,40- ± 0,70 Cukup

± 0,20- ± 0,40 Rendah

± 0,00- ± 0,20 Tidak Ada atau Sangat Rendah

(43)

D. Prosedur Pengumpul Data

Dalam proses pengumpulan data penelitian, peneliti menyebarkan kuesioner yang telah disusun kepada seluruh siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah diberikan oleh Guru Pembimbing di sekolah. Jadwal penelitian pada masing-masing kelas disajikan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5. Jadwal Penelitian Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah

Kelas Hari/ Tanggal Waktu

VIII Tolerance Jumat, 4 September 2009 09.55 -10.35 VIII Simplicity Jumat, 4 September 2009 10.35 – 11.15 VIII Happiness Sabtu, 5 September 2009 12.10 – 12.50 VIII Responsibility Selasa, 8 September 2009 07.00 – 07.40

Dalam melaksanakan penelitian ini kuesioner diedarkan sendiri oleh peneliti. Selama melakukan penelitian di kelas didampingi oleh Guru Pembimbing.

E. Teknik Analisis Data

(44)

1) Mencari koefisien korelasi skor belahan ganjil-genap dengan rumus:

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

=

2 2 2 2

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

xy Keterangan Rumus: xy

r : Koefisien korelasi skor item ganjil-genap N : Jumlah subjek

X : Skor belahan ganjil Y : Skor belahan genap

Perhitungan koefisien korelasi skor belahan ganjil-genap tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah.

(45)

= 112 x 1659375 – (12323) (14870)

√(112 x 137883 – 151856329).(112 x 2003108 - 221116900) = 185850000 – 12323 x 14870

√(154434896 - 15185629).(22434896 - 221116900) = 185850000 - 183243010

√2578567 x 3231196 = 2606990

√8331855376132 = 2606990

2886495,345

xy

r

= 0,90

2) Mencari koefisien reliabilitas dengan rumus Spearman-Brown yaitu:

xy xy tt

r

r

r

+

=

1

2

(Guilford, 1965:457). Keterangan Rumus:

tt

r : Koefisien reliabilitas

xy

r : Koefisien korelasi skor-skor ganjil genap

(46)

xy xy tt

r

r

r

+

=

1

2

= _ 2 x 0,90 __ 1 + 0,90

tt

r

= 0,94

3) Mencari koefisien validitas dengan menggunakan rumus:

tt

t

r

r

oo

=

(Guilford, 1965:443) Keterangan Rumus:

oo

t

r

: Koefisien validitas

tt

r

: Koefisien reliabilitas

Perhitungan koefisien koefisien validitas tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah.

tt

t

r

r

(47)

= √ 0,94

oo

t

r

= 0,96

b. Mencari Mean

Perhitungan Mean skor total menggunakan:

N

X

M

=

Keterangan Rumus:

M : Mean (skor rata-rata)

X : Jumlah skor kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan akademik

di sekolah. N : Jumlah siswa

Perhitungan mean keseluruhan tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah.

(48)

= 23937 112 M = 214

(49)

Bab ini memuat hasil penelitian mengenai tingkat kedisiplinan para siswa dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah dan pembahasan hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Kedisiplinan Secara Umum

Hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah penelitian adalah (1) bagaimana tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah? (2) Apa saja topik yang prioritas sebagai bahan layanan bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswa?

Ada dua kategori tingkat kedisiplinan dalam bidang akademik, yaitu kategori rendah (R) dan kategori tinggi (T). Penentuan kategori rendah dan kategori tinggi berdasarkan Mean. Siswa yang memperoleh skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi. Sedangkan siswa yang memperoleh skor < Mean termasuk kategori rendah. Hasil analisis data disajikan pada tabel berikut: Tabel 6. Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Kelas VIII Tahun Pelajaran

2009/2010 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah Responden Kedisiplinan dalam Bidang Akademik

Rendah (R) Tinggi (T)

Total

Siswa kelas VIII SMP 49 (43,75 %) 63 (56,25 %) 112

(50)

Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa jumlah siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi lebih banyak daripada jumlah siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah.

2. Tingkat Kedisiplinan Pada Tiap Aspek

Siswa yang termasuk dalam kategori kedisiplinan tinggi tiap aspek adalah siswa yang memperoleh skor kuesioner ≥ Mean tiap aspek. Sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori kedisiplinan rendah adalah siswa yang memperoleh skor kuesioner < Mean tiap aspek. M I = 53, M II = 50, M III = 54, M IV = 54. Tingkat kedisiplinan para siswa dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 7. Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Kelas VIII Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah dalam Tiap

Aspek Kedisiplinan Sekolah

Bidang

Tingkat Kedisiplinan Siswa dalam Bidang

Akademik

Rendah (R) Tinggi (T)

Total

Aspek Kedisiplinan Dalam Mengikuti Pelajaran

48(42,85%) 64(57,14%) 112(100%)

Aspek Kedisiplinan Dalam

Mengerjakan PR dan Tugas Rumah 50(44,54%) 62(55,35%) 112(100%) Aspek Kedisiplinan Dalam Mengikuti

Ujian 29(25,89%) 83(74,10%) 112(100%)

Aspek Kedisiplinan Dalam Menggunakan Waktu Kosong di Sekolah Untuk Belajar

(51)

Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa:

a. Aspek kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran: jumlah siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi lebih banyak daripada siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah.

b. Aspek kedisiplinan dalam mengerjakan PR dan tugas-tugas: jumlah siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi lebih banyak daripada siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah.

c. Aspek kedisiplinan dalam mengikuti ujian: jumlah siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi lebih banyak daripada siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah.

d. Aspek kedisiplinan dalam menggunakan waktu kosong untuk belajar di sekolah: jumlah siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi lebih banyak daripada siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

(52)

melakukan Program Pengalaman Lapangan di SMP Joanness Bosco Yogyakarta pada tahun 2008, memang ada kesan bahwa kondisi kedisiplinan siswa di sekolah tersebut cukup baik. Beberapa faktor yang kemungkinan menjadi pendukung terciptanya kedisiplinan akademik di sekolah tersebut, yaitu:

1. SMP Joanness Bosco adalah sekolah yang memiliki karakteristik atau latar belakang kedisiplinan yang baik. Suasana disiplin ini sangat tercermin dalam aktivitas sekolah. Seperti kedisiplinan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas, kedisiplinan dalam mentaati peraturan sekolah, dan kedisiplinan dalam administrasi sekolah. Masyarakat pun mengatakan bahwa SMP Joanness Bosco adalah sekolah yang memiliki kedisiplinan yang cukup baik sehingga sekolah tersebut menjadi sekolah favorit, terbukti sebagian besar siswanya berasal dari berbagai penjuru wilayah di kelurahan Kulon Progo.

(53)

3. Sebagian dari siswa-siswa SMP Joanness Bosco berasal dari Sekolah Dasar (SD) yang seyayasan dengan pola kedisiplinan yang hampir sama, sehingga mereka cukup terbiasa dengan suasana disiplin di sekolah. Kemungkinan yang lain adalah bahwa sebagian besar siswa SMP Joanness Bosco Yogyakarta berasal dari kalangan menengah ke atas yang sudah kental dengan pola hidup disiplin dan keteraturan. Mereka membawa kebiasaan ini dan menerapkannya di sekolah.

Selain siswa dengan kedisiplinan tinggi masih ada sebagian siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah. Dari 112 siswa, 49 (43,75 %) siswa di antaranya tergolong dalam kategori kedisiplinan rendah dalam mengikuti kegiatan akademik. Hal ini mencerminkan bahwa kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan akademik belum sepenuhnya tercapai dengan baik atau sesuai dengan yang diidealkan. Adapun kemungkinan faktor penyebabnya adalah kurangnya pemahaman siswa dalam memahami fungsi kedisiplinan sehingga mereka kurang dapat merasakan manfaat penting kedisiplinan dan hal itu tercermin dalam setiap tindakan siswa. Rendahnya kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan akademik juga bisa disebabkan karena pola hidup yang tidak teratur atau tidak membiasakan diri untuk disiplin, berkaitan dengan aktivitas di rumah maupun di sekolah dengan tugas dan tanggung jawab sebagai siswa.

(54)

menguasai mata pelajaran yang ada. Namun tampaknya sebagian siswa beranggapan bahwa mengerjakan PR dan tugas-tugas adalah kegiatan yang sangat membosankan, bukan suatu hal yang menguntungkan dan menyenangkan. Penyebab yang lain kemungkinannya karena kemalasan siswa dalam mengerjakan PR dan tugas-tugas yang sulit, sehingga mereka memilih untuk tidak mengerjakan atau menyontek pekerjaan milik teman. Rasa malas tersebut dapat jadi disebabkan oleh banyaknya aktivitas siswa di luar kegiatan akademik di sekolah. Misalnya, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah maupun kegiatan di rumah yang banyak menggunakan tenaga fisik seperti olah raga. Kegiatan tersebut banyak menguras tenaga dan menyebabkan rasa lelah, sehingga mereka lebih memilih untuk istirahat (tidur) daripada mengerjakan PR dan tugas-tugas.

(55)

Penyebab-penyebab lain yang kemungkinan mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa pada aspek ini adalah: (1) Para siswa lebih suka melakukan kegiatan yang menyenangkan bagi mereka, misalnya bermain; (2) Sebagian siswa lebih senang jajan di kantin dan berbincang-bincang dengan teman di kantin jika ada jam kosong. Misalnya, pada waktu guru berhalangan hadir dan meninggalkan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa tetapi tidak ada pengawas, sebagian siswa cenderung ke luar kelas dan hanya beberapa siswa saja yang tetap berada di dalam kelas dan mengerjakan tugas. Beberapa yang lainnya dtetap di dalam kelas dan mengobrol dengan beberapa teman.

(56)

ringkasan memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan hasil penelitian. Bagian saran memuat saran untuk pihak sekolah dan peneliti lain.

A. Ringkasan

1. Masalah Penelitian

Topik penelitian ini adalah tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah. Topik ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa kedisiplinan merupakan salah satu sikap yang penting dimiliki para siswa sebagai peserta didik yang perlu ditanamkan sejak awal. Oleh karena itu siswa-siswa di sekolah seharusnya mengembangkan pola hidup disiplin.

Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran/diskripsi tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah. Pertanyaan yang dijawab dalam penelitian ini adalah: “(1) Bagaimana tingkat kedisiplinan siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah? (2) Apa saja topik yang prioritas sebagai bahan layanan bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswa?

(57)

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta Tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 112 orang. Terdiri dari 4 kelas paralel. Kelas A sejumlah 28 siswa, kelas B sejumlah 26 siswa, kelas C sejumlah 28 siswa, dan kelas D sejumlah 30 siswa. Pengumpulan data dilaksanakan tanggal 4, 5, dan 8 September 2009.

Instrumen penelitian adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri. Kuesioner ini memiliki 80 butir pernyataan yang mengungkapkan 4 aspek kedisiplinan akademik, yaitu: (1) Kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran (2) Kedisiplinan dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dan tugas-tugas (3) Kedisiplinan dalam mengikuti ujian (4) Kedisiplinan dalam menggunakan waktu kosong untuk belajar di sekolah.

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik kategorisasi dan tabulasi skor-skor dalam kuesioner tingkat kedisiplinan para siswa SMP Joanness Bosco Yogyakarta dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah, distribusi frekuensi, dan penentuan kualifikasi tingkat kedisiplinan para siswa.

B. Saran

(58)

untuk meningkatkan kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah. Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh proses pelaksanaan kegiatan akademik di sekolah karena kegiatan akademik di sekolah penting dalam proses pendidikan.

C. Topik-topik Bimbingan yang Relevan dengan Kebutuhan Para Siswa

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa para siswa masih memiliki tingkat kedisiplinan rang rendah dalam aspek kedisiplinan dalam mengerjakan PR dan tugas-tugas serta kedisiplinan dalam menggunakan waktu kosong untuk belajar di sekolah, maka diusulkan topik-topik bimbingan sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab

Topik ini diberikan kepada siswa untuk memberikan bimbingan bagi siswa yang masih memiliki tingkat kedisiplinan rendah dalam mengerjakan PR dan tugas-tugas. Melalui topik ini siswa dilatih agar memiliki rasa tanggung jawab terhadap kewajibannya sebagai seorang siswa, di antaranya belajar dan mengerjakan PR. Guru Pembimbing membantu menumbuhkan kesadaran siswa akan tanggung jawabnya melalui bimbingan kelas.

2. Mengelola Waktu dengan Baik

(59)

waktu kosong untuk belajar di sekolah. Melalui topik ini siswa dilatih agar mampu mengelola waktu dengan baik.Guru Pembimbing membantu siswa menyusun jadwal kegiatan sehari-hari dan menentukan waktu belajar selama di sekolah dan di rumah.

3. Kedisiplinan di Sekolah

Topik ini diberikan kepada siswa untuk memberikan bimbingan bagi siswa yang masih memiliki tingkat kedisiplinan rendah secara umum. Topik ini dikhususkan bagi seluruh siswa kelas VIII yang masih memiliki tingkat kedisiplinan rendah. Guru Pembimbing membantu siswa mengenalkan dan menerapkan pola hidup disiplin, baik di rumah maupun di sekolah.

(60)

Azwar, Saifudin. 1997. Sikap manusia, teori, dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bernadib, Imam. 1993. Pengantar Ilmu Pendidikan Perbandingan. Yayasan Kanisius FIP-FKIP: Yogyakarta.

Bernhard, Karl. 1997. Discipline and Child Gudance. New York: Mc Graw Hill Book Company.

Colvin, Geoff. 2008. 7 Langkah untuk Menyusun Rencana Disiplin kelas Proaktif. Jakarta: PT Indeks.

Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

______, Arief. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan Terj. Introduction to Research in Education Karya: Donald Ary, Luchy Cheser Jacobs, Asghar Razavich. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Garrett, Henry E. (1967). Statistics in Psychology and Education. London: Longmans.

Guilford, J.P. (1965). Fundamental Statistics in Psychology and Education. Tokyo: Kogakusha: Campany, Ltd.

Gunarso, D. Singgih. 2000. Psikologi untuk Bimbingan. Jakarta: Gunung Mulia. Hadi, Sutrisno. 1990. AnalisisButir Instrumen Angket, Test, dan Skala Nilai

dengan BASICA. Yogyakarta: Andi Ofset.

Hurlock, Elizabeth. B. 1987. Child Development. Tokyo: Mc Grow-Hill Kogokusha Ltd.

________________. 1996. Psikologi Perkembangan SuatuPendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

________________. 1999. Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta: Erlangga. Instruksi Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 1 Mei 1974 No. 14/U/1974.

(61)

Semarang.

Rachman, Maman. (1998). Manajemen Kelas. Jakarta. Debdikbud Dirjebdikti Proyek Pendidikan Guru SD.

Sastrapradja. 1987. Kamus Istilah pendidikan Umum. Surabaya: Usaha Nasional. Soekanto. 1986. Anak dan Pola-pola Perilakunya. Yayasan Kanisius: Yogyakarta. Sudrajat, Akhmad. 2008. Disiplin Ssiswa di Sekolah. Artikel Pendidikan Sekolah

Menengah.

Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara ______, Ketut, Dewa dan Desak Made Sumiati. 1990. Pedoman Praktis

Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Sutari. 1982. Identifikasi Proses dan Peristiwa Kependidikan. S.n: Yogyakarta. Supratiknya, A. 1998. Psikometri. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Sumber

Belajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Ed. Revisi. Jakarta: Gramedia.

__________. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia.

______, W.S. Hastuti. 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Ed. Revisi. Jakarta: Gramedia.

(62)
(63)

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Tugas Perkembangan

Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi

Sekolah : SMP Joanness Bosco Yogyakarta Kelas/ Semester : VIII

Tahun : 2009-2010

A. Topik : Kedisiplilnan di Sekolah B. Bidang Bimbingan : Pribadi- Sosial

C. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal

D. Fungsi Layanan : Pemahaman, Pemeliharaan dan Pengembangan E. Kompetensi yang ingin dicapai : Kemampuan berperilaku disiplin di

lingkungan sekolah. F. Uraian Kegiatan

1. Strategi Penyajian : Diskusi Kelas

2. Materi : a. Pengertian Kedisiplinan b. Manfaat Kedisiplinan

c. Upaya Meningkatkan Kedisiplinan 3. Langkah-langkah Kegiatan :

a. Fasilitator membuka pertemuan dengan salam dan memberikan pengantar singkat mengenai tema materi bimbingan..

b. Fasilitator meminta siswa untuk membentuk kelompok 4 orang kemudian membagikan tugas untuk siswa, yaitu lembar pertanyaan sebagai panduan diskusi siswa.

c. Fasilitator memberikan waktu 15 menit untuk mendiskusikan pertanyaan dalam lembar panduan dan menulis hasil diskusi kelompok pada selembar kertas.

d. Fasilitator meminta salah satu siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

(64)

f. Fasilitator membagikan handout dan memberi penjelasan singkat mengenai isi handout kepada siswa lalu siswa diminta mengisi lembar kerja.

g. Fasilitator meminta siswa untuk merefleksikan manfaat kegiatan bimbingan yang telah berlangsung dan meminta siswa menuliskan dalam buku pribadi.

h. Fasilitator mengakhiri pertemuan dengan siswa. G. Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas

H. Alokasi Waktu : 45 menit

I. Pihak yang Disertakan/peran : Guru Pembimbing J. Alat dan Perlengkapan : Handout

K. Rencana Tindak Lanjut : Konseling Kelompok

L. Catatan Khusus : Memberikan layanan konseling individu bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan perilaku disiplin di lingkungan sekolah.

M. Sumber : www.Google.com

Yogyakarta, 14 Desember 2009 Mengetahui,

Koordinator Bimbingan Pembimbing

(65)

KEDISIPLINAN

Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai – nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin adalah tindakan yang mengandung arti ketaatan pada peraturan, keputusan yang ditentukan bersama atau sendiri yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pada diri sendiri, dalam keluarga, sekolah, atau masyarakat. Kedisiplinan adalah melakukan hal-hal yang harus kita lakukan secara ajeg dan teratur dalam upaya mencapai tujuan atau sasaran. Siswa dapat mengatur diri sendiri berarti dapat mempertanggung jawabkan tindakan-tindakan yang dilakukannya dan mampu mengendalikan perilakunya. Dengan kata lain, disiplin merupakan sebuah kesepakatan untuk mematuhi segala peraturan.

Manfaat kedisiplinan bagi siswa adalah membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya. Dengan belajar mengembangkan perilaku disiplin, siswa akan semakin mengerti bahwa kedisiplinan sangat penting baginya di masa depan, karena dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua pihak.

Pentingnya kedisiplinan dalam proses pendidikan dan pembelajaran adalah untuk mengajarkan hal-hal sebagai berikut :

1. Rasa hormat terhadap otoritas/ kewenangan; disiplin akan menyadarkan setiap siswa tentang kedudukannya, baik di kelas maupun di luar kelas, misalnya kedudukannya sebagai siswa yang harus hormat terhadap guru dan kepala sekolah.

2. Upaya untuk menanamkan kerja sama; disiplin dalam proses belajar mengajar dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan kerjasama, baik antara siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan lingkungannya.

(66)

4. Rasa hormat terhadap orang lain; dengan ada dan dijunjung tingginya disiplin dalam proses belajar mengajar, setiap siswa akan tahu dan memahami tentang hak dan kewajibannya, serta akan menghormati dan menghargai hak dan kewajiban orang lain.

5. Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan; dalam kehidupan selalu dijumpai hal yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Melalui disiplin siswa dipersiapkan untuk mampu menghadapi hal-hal yang kurang atau tidak menyenangkan dalam kehidupan pada umumnya dan dalam proses belajar mengajar pada khususnya.

6. Memperkenalkan contoh perilaku tidak disiplin; dengan memberikan contoh perilaku yang tidak disiplin diharapkan siswa dapat menghindarinya atau dapat membedakan mana perilaku disiplin dan yang tidak disiplin.

Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.

Tujuan Kedisiplinan di Sekolah

Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, tujuan disiplin sekolah adalah: 1. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.

2. Mendorong siswa melakukan yang baik dan benar.

(67)

4. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan

Adapun beberapa upaya dalam meningkatkan disiplin adalah sebagai berikut:

1. Sekolah melakukan pengelolaan yang baik mengenai pengendalian ketertiban di sekolah. Dalam hal ini siswa bekerja sama dengan guru dalam menciptakan suasana tertib di sekolah. Misalnya, dengan siswa bersikap tertib di kelas, tidak membuat gaduh.

2. Adanya keteladanan disiplin dalam sikap dan prilaku mulai dari pimpinan sekolah, guru dan karyawan. Guru dan para pendidik di sekolah memberikan contoh yang baik kepada siswa-siswanya sehingga siswa dapat meniru tingkah laku guru yang mencerminkan sikap positif.

3. Pada awal masuk sekolah guru bersama siswa membuat kesepakatan tentang aturan kelas.

4. Memperkecil kesempatan siswa untuk ijin meninggalkan kelas.

5. Setiap upacara hari senin diumumkan frekuensi pelanggaran terendah. Dengan strategi tersebut diatas kultur disiplin siswa bisa terpelihara dengan baik, suasana lingkungan belajar aman dan terkendali sehingga siswa bisa mencapai prestasi belajar yang optimal.

Pertanyaan Panduan Diskusi

1. Jelaskan pengertian kedisiplinan menurut pendapatmu! 2. Jelaskan manfaat kedisiplinan bagimu!

(68)

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Tugas Perkembangan

Menginginkan dan mencapai/mempelajari perilaku yang bertanggung jawab

Sekolah : SMP Joanness Bosco Yogyakarta Kelas/ Semester : VIII

Tahun : 2009-2010

N. Topik : Tanggung Jawab O. Bidang Bimbingan : Pribadi -Sosial P. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal

Q. Fungsi Layanan : Pemahaman, Pencegahan, Pemeliharaan dan Pengembangan

R. Kompetensi yang ingin dicapai :Mampu melaksanakan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya.

S. Uraian Kegiatan

1. Strategi Penyajian : Diskusi Kelompok

2. Materi : Kedisiplinan Siswa di Sekolah 3. Langkah-langkah Kegiatan :

a. Fasilitator membuka pertemuan dengan salam dan memberikan pengantar singkat mengenai tema materi bimbingan..

b. Fasilitator meminta siswa untuk membentuk kelompok 4 orang kemudian membagikan tugas untuk siswa, yaitu lembar pertanyaan sebagai panduan diskusi siswa.

c. Fasilitator memberikan waktu 15 menit untuk mendiskusikan pertanyaan dalam lembar panduan dan menulis hasil diskusi kelompok pada selembar kertas.

d. Fasilitator meminta salah satu siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

(69)

f. Fasilitator membagikan handout dan memberi penjelasan singkat mengenai isi handout kepada siswa lalu siswa diminta mengisi lembar kerja siswa.

g. Fasilitator meminta siswa untuk merefleksikan manfaat kegiatan bimbingan yang telah berlangsung dan meminta siswa menuliskan dalam buku pribadi.

h. Fasilitator mengakhiri pertemuan dengan siswa. T. Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas

U. Alokasi Waktu : 45 menit

V. Pihak yang Disertakan/peran : Guru Pembimbing W. Alat dan Perlengkapan : Handout

X. Rencana Tindak Lanjut : Konseling Kelompok

Y. Catatan Khusus : Memberikan layanan konseling individu bagi mereka yang tidak melaksanakan tanggung jawab dengan baik.

Z. Sumber :

1. Lie, Anita dan Sarah Prasasti. M. Hum. 2005. 101 Cara Membina Kemandirian dan Tanggung Jawab Anak. Jakarta: PT Gramedia.

Yogyakarta, 14 Desember 2009 Mengetahui,

Koordinator Bimbingan Pembimbing

(70)

HANDOUT

Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu, berkewajiban menanggung, memikul jawab, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Seorang siswa mempunyai kewajiban belajar. Jika ia belajar, berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab atas kewajibannya. Bila pada ujian ia mendapat nilai 10,9,8, dan seterusnya itulah kadar pertanggung jawabannya. Sebaliknya, bila ia malas belajar dan sadar akan hal itu tetapi ia tetap tidak mau belajar dengan berbagai alasan berarti siswa tersebut tidak memenuhi kewajibannya, berarti pula ia tidak bertanggung jawab. Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya, dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab karena manusia hidup bersama dalam masyarakat dan lingkungan alam. Manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesame manusia dan antar manusia dan lingkungan.

Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya menjadi bagian kehidupan manusia, yaitu bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi pihak yang berbuat dan sisi kepentingan pihak lain. Apabila dikaji lebih lanjut, tanggung jawab adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul dan dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain.

(71)

jawab terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri, tanggung jawab terhadap keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, serta tanggung jawab terhadap Tuhan.

Sifat-sifat orang yang bertanggung jawab adalah: 1. Mampu memahami tugas dan kewajibannya. 2. Mampu mendahulukan tugasnya terlebih dahulu.

Gambar

Tabel 1. Rincian Siswa Kelas VIII SMP Joannesss Bosco Yogyakarta Pelajaran 2009/2010.
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan Para Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah
Tabel 4. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur
Tabel 5. Jadwal Penelitian Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bagian Isi terdiri dari beberapa bab yakni: (Bab I) Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran sinektik yang dikembangkan dapat Pembelajaran dengan model sinektik yang dikembangkan ternyata dapat meningkatkan kualitas

Setelah memiliki keterampilan dan keahlian, mahasiswa mendapat pengalaman langsung dengan penempatan mereka pada industri kecil yang menjadi mitra sehingga

Bila dilhat dari ketiga perlakuan ini (D, I dan J) dosis pupuk yang diberikan adalah sama, yang berbeda adalah cara pengairannya, dengan demikian K-total pada

Penelitian ini meliputi rasa cinta tanah air dan prestasi belajar siswa. Rasa cinta tanah air di SD Negeri 1 Karangtengah terlihat masih rendah, hal ini dibuktikan

Pkal lendir desekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan menutup jalan lahir selama

2 jasa secara cepat agar dapat dikenal oleh masyarakat luas mengenai penjelasan lebih terperinci yang dapat membantu konsumen untuk mendapatkan data dan informasi

In 2013, this gap reached 62 million jobs, including 32 million additional jobseekers, 23 million people that became discouraged and no longer look for jobs and 7 million