• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRI SEPTIANI BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRI SEPTIANI BAB II"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Modul

1. Pengertian

Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi,

metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara

sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan

sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Selain itu modul juga merupakan

sarana pembelajaran dalam bentu tertulis / cetak yang disusun secara

sistematis, memuat materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran

berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaian kompetensi,

petunjuk kegiatan belajar mandiri, dan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan

dalam modul tersebut.

2. Karakteristik Modul

Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat

karakteristik sebagai berikut:

1) Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta

belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada

pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka dalam

modul harus;

(2)

b) Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/

spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas.

c) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan

pemaparan materi pembelajaran.

d) Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang

memungkinkan pengguna memberikan respon dan mengukur

tingkat penguasaannya.

e) Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan

suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya

f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif

g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran

h) Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur

atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi.

i) Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya

mengetahui tingkat penguasaan materi. Misalkan soal nomor 1

skornya 5, nomor 2 skornya 10 dan nomor 3 skornya 15. Untuk

mengetahui nilai siswa dengan menggunakan rumus rata-rata yaitu

jumlah skor dibagi dengan jumlah soal.

j) Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang

mendukung materi pembelajaran dimaksud. Misalnya: Terdapat

daftar pustaka atau referensi dari internet.

2) Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit

(3)

modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan

kesempatan siswa mempelajari materi pembelajaran yang tuntas,

karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus

dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi

harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan

kompetensi yang harus dikuasai.

3) Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak

tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama

dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul, siswa

tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk

mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika

masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul

yang digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai

media yang berdiri sendiri.

4) Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi

terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika

modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta fleksibel digunakan. Modul yang adaptif adalah jika isi

materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu

tertentu.

5) User Friendly (bersahabat/akrab); modul hendaknya bersahabat

dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi bersifat

(4)

pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan.

Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta

menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu

bentukuser friendly(Depdiknas, 2008:3-4)

3. Tujuan dan manfaat penyusunan modul

Tujuan penyusunan modul salah satunya adalah untuk menyediakan

bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai

dengan karakteristik materi ajar dan karakteristik peserta didik sertasetting

atau latar belakang lingkungan sosialnya. Modul memiliki berbagai

manfaat baik ditinjau dari kepentingan peserta didik maupun dari

kepentingan guru. Bagi peserta didik modul bermanfaat antara lain;

a) Peserta didik memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri.

b) Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari diluar kelas dan

diluar jam pembelajaran.

c) Berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan

kemampuan dan minatnya.

d) Berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan

latihan yang disajikan dalam modul.

e) Mampu membelajarkan diri sendiri.

f) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi

(5)

Bagi guru, penyusunan modul bermanfaat karena :

a) Mengurangi ketergantuan terhadap ketersediaan buku teks.

b) Memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai

referensi.

c) Menanbah khasanah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis

bahan ajar.

d) Membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dengan peserta

didik karena pembelajaran tidak harus berjalan secara tatap muka.

e) Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan

diterbitkan.

4. Alur Penyusunan modul

Modul pada dasarnya adalah sarana pembelajaran yang memuat materi

dan cara-cara pembelajarannya. Oleh karena itu penyusunannya

hendaknya mengikuti cara-cara penyusunan modul pada umumnya.

Sebelum menyusun modul kita harus lebih dahulu melakukan identifikasi

terhadap kompetensi dasar yang akan dibelajarkan. Selain itu kita juga

melakukan identifikasi terhadap indikator-indikator pencapaian

kompetensi yang terdapat dalam silabus yang telah disusun. Alur

penyusunan modul dapat digambarkan sebagaimana bagan yang disajikan

(6)

Berdasarkan gambar bagan tersebut dapat disimpulkan bahwa

penyusunan sebuah modul pembelajaran diawali dengan urutan kegiatan

sebagai berikut:

a) Menetapkan judul modul yang akan disusun.

b) Menyiapkan buku-buku sumber dan buku referensi lainnya.

c) Melakukan identifikasi terhadap kompetensi dasar, melakukan

kajian terhadap materi pembelajarannya, serta merancang bentuk

(7)

d) Mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi dan merancang

bentuk dan jenis penilaian yang akan disajikan.

e) Merancang format penulisan modul.

f) Penyusunan draft modul.

Setelah draft modul tersusun, kegiatan berikutnya yang tidak kalah

penting adalah melakukan validasi dan finalisasi terhadap draft modul

tersebut. Kegiatan ini sangat penting supaya modul yang disajikan

(dibelajarkan) kepada peserta didik benar-benar valid dari segi isi dan

efektifitas modul dalam mencapai kompetensi yang ditetapkan.

Kegiatan validasi ini antara lain dengan menguji apakah hubungan

antara tujuan mata pelajaran, standar kompetensi dan kompetensi

dasar dengan indikator telah sesuai. Kecuali itu kita juga harus

menguji tingkat efektifitas kegiatan belajar yang kita pilih mampu

membantu siswa dalam mencapai kompetensi minimal yang

ditetapkan, serta mempertimbangkan keterjangkauan tersedianya alat

dan bahan kegiatan pembelajaran.

Dalam kegiatan finalisasi hal penting yang perlu diperhatikan

adalah yang berhubungan dengan bahasa (penulisan kalimat) dan tata

letak (layout). Penulisan kalimat dalam modul hendaknya

menggunakan kalimat yang sederhana dan mudah difahami. Kecuali

itu kalimat harus dipola sedemikian rupa sehingga menjadi

komunikatif dan akrab bagi peserta didik. Penulisan kalimat yang

(8)

Tata letak yang baik akan menimbulkan daya tarik tersendiri

terhadap minat belajar peserta didik. Tata letak (layout) berhubungan

dengan ilustrasi, ukuran huruf, spasi, serta hal-hal lain yang

berhubungan dengan penampilan modul secara fisik. Ilustrasi sangat

penting terutama yang dapat memperjelas pemahaman siswa atas

konsep materi yang dibelajarkan sehingga mengurangi verbalisme.

Konsistensi terhadap ukuran huruf dan jenis huruf juga akan

berpengaruh terhadap kenyamanan dalam membaca. Demikian pula

halnya dengan spasi (ruang kosong) antar baris atau kata perlu dijaga

konsistensinya sehingga perbedaan antar bab, sub bab, serta

bagian-bagian lain dalam modul tidak membingungkan.

B. Model Pembelajaran Discovery

1. Pengertian

Menurut Russefendi ( 1980 : 45 ) ” pendekatan penemuan

terbimbing adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian

rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum

diketahui , tidak melalui pemberitahuan dan sebagian ditemukan sendiri ”

Pembelajaran discovery sering juga disebut pendekatan penemuan

terbimbing masih membutuhkan peran guru, karena pada umumnya tidak

semua siswa dapat menemukan sendiri suatu konsep dalam matematika

dan peran guru dalam pembelajaran ini bukan hanya perancang proses

(9)

motivator kepada siswa. Sebagai pembimbing guru akan memberikan

bimbingan jika siswa mengalami kesulitan dalam proses penemuannya.

2. Langkahlangkah Pembelajaran Discovery

a) Pemberian soal / masalah oleh guru, siswa diminta memahami masalah

tersebut

b) Pengembangan data, siswa diminta mencari / menunjuk kemungkinan

–kemungkinan lain.

c) Penyusunan data, setelah diperoleh data yang berhubungan dengan

masalah tersebut, kemudian siswa menyusun data tersebut agar

masalah mempunyai solusi.

d) Penambahan data, jika data yang diperoleh belum bisa menyelesaikan

masalah, sisiwa diminta mencari kemungkinan–kemungkinan atau

data–data lain supaya masalah terselesaikan.

e) Pemeriksaan hasil.

3. Keunggulan dan kelemahan:

1) Keunggulan pembeajarandiscoverysebagai berikut :

a) Siswa ikut berpartisipasi aktif didalam kegiatan belajarnya, sebab

ia tidak sekedar mendengarkan informasi atau menelan segudang

(10)

b) Siswa benar – benar dapat memahami suatu konsep dan rumus,

sebab siswa mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep

atau rumus tersebut

c) Dengan merasa menemukan sendiri, siswa merasa puas dan dengan

demikian keputusan mental siswa sebagai nilai instingtif terpenuhi,

hal ini mengakibatkan siswa ingin menemukan lebih lanjut

d) Dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terimbing

guru tetap mempunyai kontak pribadi dengan murid

e) Terdapat bukti bahwa para siswa memperoleh pengetahuan melalui

model pembelajaran discovery adalah lebih mampu mentransfer

pengetahuannya keberbagai konteks

2) Kelemahan pembelajarandiscoverysebagai berikut :

a) Model ini merupakan model yang banyak memakan waktu, jadi

lambat. Selain itu juga belum ada kepastian apakah siswa akan

tetap bersemangat menemukan

b) Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini.

Dilapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti

dengan model ceramah

c) Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini.

( Markaban, 2006 )

(11)

Modul pembelajaran yang disusun dalam penelitian pengembangan

bahan ajar ini adalah modul dengan model pembelajaran discovery.

Sebelum menyusun modul, terlebih dahulu harus melakukan identifikasi

terhadap standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian

kompetensi yang terdapat dalam silabus pembelajaran.

Adapun profil modul tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Format Modul:

1) Halaman Muka

Memuat judul materi yang dibuat dengan singkat, padat dan jelas,

membuat penasaran dan menggambarkan isi materi.

2) Kata Pengantar

Memuat rasa syukur dan ucapan terimakasih terhadap pihak yang

terkait.

3) Daftar Isi

Memuat kerangka isi modul disertai dengan nomor halaman.

4) Petunjuk Penggunaan Modul

Merupakan penjelasan bagi siswa tentang tata cara belajar dengan

modul. Disusun secara jelas dan mudah dipahami siswa.

5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Urutan dan isi sesuai dengan KTSP SMP

6) Tujuan Pembelajaran

- Mengandung hasil belajar

(12)

7) Peta Konsep

- Digunakan untuk mengetahui alur pembelajaran yang akan

dipelajari, dan dapat menentukan posisi pengetahuan yang telah

dimiliki pembaca dalam pemahaman materi.

- Disusun secara jelas dan sistermatis.

8) Kegiatan Belajar

a) Materi dan contoh

- Materi dalam modul sesuai dengan kurikulum KTSP

- Sajian materinya sudah menunjukkan urutan yang sesuai

dan sistematis

- Materi yang dikemas secara singkat, jelas dan tepat

- Menggunakan kata dan istilah yang tepat

- Menggunakan simbol matematika yang tepat

- Materi yang disajikan sesuai dengan perkembangan

intelektual siswa

- Isi materi yang disajikan dapat digunakan berulang kali

sesuai dengan kebutuhan

- Konsep-konsep dalam materi tepat

- Contoh soal dan pembahasan jelas dan mudah dipahami

- Contoh soal sesuai dengan materi yang dibahas

b) Latihan

Soal-soal latihan mendukung konsep

(13)

Rangkuman sesuai dengan isi materi dan disajikan secara jelas dan

tepat.

10) Soal Evaluasi

Soal-soal evaluasi mendukung konsep.

11) Kunci Jawaban

Kunci jawaban jelas dan mudah dipahami

12) Daftar Pustaka

Mencantumkan nama pengarang buku, tahun penerbitan buku,

judul buku, kota penerbitan buku dan nama penerbitan buku yang

menjadi sumber referensi dalam penyusunan modul.

b. Daya Tarik

- Menggunakan sampul dan gambar yang menarik dan edukatif

- Menggunakan ilustrasi yang tepat dan sesuai dengan kehidupan

nyata (kontekstual)

c. Bahasa

- Penggunaan bahasa dilihat dari kaidah Bahasa Indonesia yang baku

(sesuai EYD)

- Bahasa yang digunakan bersifat komunikatif

- Kalimat yang digunakan tidak mengandung arti ganda

- Gaya bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat pemahaman

siswa

- Penggunaan tanda baca dengan benar dan tepat

(14)

- Huruf (font) yang digunakan jelas dan tepat

d. ModelDiscovery

- Dimulai dengan memberikan suatu permasalahan terhadap materi

yang akan dibahas

- Siswa memahami permasalahan yang ada

- Siswa mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada

- Siswa mulai menyusun data agar masalah mempunyai solusi

- Menarik kesimpulan dari hasil penemuannya

D. Model Pengembangan Modul

Model pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh

Thiagarajan, Semmel dan Semmel adalah model 4-D. Model ini terdiri dari

4 tahap pengembangan yaitu: Define, Design, Develop dan Disseminate

atau diadaptasikan menjadi model 4-P yaitu Pendefinisian, Perancangan,

(15)

1. Tahap Pendefinisian (Define).

Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan

syarat pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syarat-Pemilihan Media

Model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D

(16)

syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan dari batasan

materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5

langkah pokok, yaitu:

a) Analisis Ujung Depan

Analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan

menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran

sehingga dibutuhkan pengembangan bahan ajar.

b) Analisis Siswa

Analisis siswa merupakan telaah karakteristik siswa yang

meliputi kemampuan, latar belakang pengetahuan dan tingkat

perkembangan kognitif siswa. Dari hasil analisis ini nantinya akan

dijadikan kerangka acuan dalam menyusun materi pembelajaran.

c) Analisis Konsep

Analisis konsep bertujuan untuk mengidentifikasi, merinci

dan menyusun secara sistematis konsep-konsep yang relevan

yang akan diajarkan berdasarkan analisis ujung depan

d) Analisis Tugas

Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menetukan

isi dalam satuan pembelajaran. Analisis tugas dilakukan untuk

merinci isi materi ajar dalam bentuk garis besar.

e) Perumusan Tujuan Pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran ditujukan untuk

(17)

menjadi tujuan pembelajaran khusus, yang dinyatakan dengan

tingkah laku.

2. Tahap Perancangan (Design).

Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan prototipe perangkat

pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah, yaitu :

a) Penyusunan tes acuan patokan

b) Pemilihan media

c) Pemilihan format

d) Desain awal (Rancangan awal)

3. Tahap Pengembangan (Develop).

Tujuan tahap ini adalah adalah untuk menghasilkan perangkat

pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukkan para pakar

dan data yang diperoleh dari uji coba. Pada tahap pengembangan ini

terdapat dua langkah kegiatan, yaitu penilaian para ahli dan uji coba.

4. Tahap Penyebaran (Disseminate).

Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah

dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya di kelas lain, di

sekolah lain, oleh guru lain. Tujuan ini adalah untuk menguji

efektivitas penggunaan perangkat pembelajaran didalam KBM.

(Trianto, 2010)

E. Materi Modul

(18)

a. Sifat-sifat segi empat ( persegi, persegi panjang, jajaran genjang, belah

ketupat, layang–layang, trapesium)

b. Keliling segi empat (persegi, persegi panjang, jajaran genjang, belah

ketupat, layang–layang, trapesium)

c. Luas segi empat (persegi, persegi panjang, jajaran genjang, belah ketupat,

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kepuasan peserta diklat ( reaction ) terhadap aspek edukatif, aspek fasilitas, aspek pelayanan dan hasil belajar peserta diklat ( learning

Bila individu mempersepsikan bahwa mitra relasi berjanji dengan sungguh-sungguh untuk berperilaku yang positif atau lebih positif terhadap individu di masa-masa yang akan

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunianya sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Status Gizi dengan

Ukurlah tinggi kolom udara botol kosong kemudian Tiuplah botol kosong sampai terdengar bunyi, catat/ centang ( √ ) apakah bunyinya tinggi, sedang atau rendah pada tabel 1..

Dengan demikian, tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Sabu Liae lewat ritual sabung ayam, dengan menjadikan ayam sebagai korban yang menyalurkan kemarahan dari manusia

“ Memanfaatkan jenis branchless banking untuk meningkatkan faktor efisien dan efektifitas lokasi (W3, O2) ” , hal ini menandakan bahwa strategi tersebut muncul karena adanya

Sedangkan sub bab kedua pemaparan pendapat Yusuf Qardhawi tentang media cetak sebagai mustahik zakat dari kelompok fi sabilillah dalam kitab Fiqh al-Zakat yang

93 Dari hasil estimasi kedua metode didapatkan model estimasi dengan metode kuadrat terkecil terboboti merupakan metode terbaik digunakan dalam mengatasi