• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN DENGAN KALA 1 LAMA, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, KB SUNTIK 3 BULAN PADA NY.N USIA 23 TAHUN DI PUSKESMAS II SOKARAJA - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN DENGAN KALA 1 LAMA, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, KB SUNTIK 3 BULAN PADA NY.N USIA 23 TAHUN DI PUSKESMAS II SOKARAJA - repository perpustakaan"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Tinjauan Medis

A. KEHAMILAN

1. Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9

bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3

trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan

trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)

(Prawirohardjo, 2010: 213).

Menurut Wiknjosastro (1991) kehamilan adalah urutan kejadian

yang terdiri atas pembuahan, implantasi, pertumbuhan embrio,

pertumbuhan janin dan berakhir pada kehamilan bayi. Ketika

spermatozoa bertemu dengan ovum maka dimulailah awal

kehamilan, setiap kehamilan selalu diawali dengan konsepsi yaitu

(2)

Menurut Saifuddin (2009) kehamilan didefinisikan sebagai

fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan

dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

sampai lahirnya bayi kehamilan normal akan berlangsung dalam

waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender

internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester

kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu

(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu

(minggu ke-28 hingga ke-40) (Walyani, 2015: 69).

Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa

embrio atau fetus didalam tubuhnya. Masa kehamilan dimulai dari

konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan mulai dari

ovulasi sampai partus kira – kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih

dari 300 hari (43 minggu) (kuswanti, 2014: 99).

Jadi, kehamilan adalah fertilisasi dari spermatozoa dan ovum

yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan

berlangsung selama 40 minggu yang terbagi atas tiga trimester.

Trimester I (0-12 minggu), trimester II (minggu ke-13 sampai ke-27),

dan trimester III (minggu ke-28 sampai ke-40).

2. Proses Kehamilan

Proses kehamilan diawali dengan proses pembuahan

(konsepsi). Pembuahan atau konsepsi sering disebut fertilisasi.

Fertilisasi adalah penyatuan sperma laki-laki dengan ovum

(3)

ekor yang panjang sehingga memungkinkan untuk bergerak dalam

media cair dan dapat mempertahankan fertilisasiya selama 2 sampai

4 hari. Sel telur (ovum) akan hidup maksimal 48 jam setelah ovulasi.

Oleh karena itu agar fertilisasi berhasil, senggama harus dilakukan

dalam waktu 5 hari di sekitar ovulasi (Hutahaean, 2013: 27).

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung

dan terdiri dari: ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan

pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan

plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm

(Manuaba, 2013: 75).

Berikut adalah penjelasan proses kehamilan menurut Manuaba:

a. Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi

oleh sistem hormonal yang kompleks.Selama masa subur yang

berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang

dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.

b. Spermatozoa

Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang

kompleks. Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus,

menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi

spermatid, akhirnya spermatozoa.

c. Konsepsi

Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut

(4)

d. Nidasi atau Implantasi

Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma,

“vitelus” membangkitkan kembali pembuahan dalam inti ovum

yang dalam keadaan “metafase”.

e. Pembentukan Plasenta

Terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula

mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan

eksoselom membentuk entoderm dan yolk sac (kantong kuning

telur) sedangkan sel lain membentuk ectoderm dan ruangan

amnion. Plat embrio terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang

amnion dan kantung yolk sac. Plat embrio terdiri dari unsur

ectoderm, entoderm, dan mesoderm. Ruangan amnion dengan

cepat mendekati korion sehingga jaringannya yang terdapat

diantara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali

pusat (Manuaba, 2013: 75).

3. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan

a. Uterus

Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau

beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia,

sehingga menjadi berat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot

rahim mengalami hipertrofi dan hyperplasia menjadi lebih besar,

lunak, dan dapat mengikuti pembesaran Rahim karena

pertumbuhan janin (Manuaba, 2013: 83). Menurut Varney (2007:

(5)

progresif janin dan merupakan cara penapisan mendasar untuk

mendeteksi masalah yang terkait dengan tinggi fundus yang terlalu

besar atau terlalu kecil untuk perkiraan umur kehamilan sesuai

tanggal.

Tabel 2.1 Ukuran tinggi fundus uteri menurut spiegelberg.

Umur kehamilan

Sumber: Rustam Mochtar, 2012: 41

Tabel 2.2 Hubungan tua kehamilan, besar uterus dan tinggi fundus uteri.

Akhir bulan Besar uterus Tinggi fundus uteri 1 Lebih besar dari biasa Belum teraba (palpasi) 2 Telur bebek Di belakang simfisis 3 Telur angsa 1 – 2 jari di atas simfisis 4 Kepala bayi Pertengahan simfisis – pusat 5 Kepala dewasa 2 – 3 jari di bawah pusat 6 Kepala dewasa Kira – kira setinggi pusat 7 Kepala dewasa 2 – 3 jari di atas pusat

8 Kepala dewasa Pertengahan pusat – prosesus xiphoideus 9 Kepala dewasa 3 jari dibawah Px atau sampai setinggi Px 10 Kepala dewasa

Sama dengan kehamilan 8 bulan, tetapi melebar ke samping

Sumber: Rustam Mochtar, 2012: 42.

b. Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah

karena pengaruh estrogen sehigga tampak makin berwarna merah

(6)

c. Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang

mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan

fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada

usia 16 minggu (Manuaba, 2013: 92).

d. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan

sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi (Manuaba,

2013: 92).

e. Sirkulasi Darah Ibu

Menurut (Manuaba, 2013 : 92) perubahan peredaran darah

ibu hamil dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat

memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumuuhan janin

dalam rahim.

2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada

sirkulasi retroplasenter.

3) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin

meningkat.

Menurut (Manuaba, 2013: 93) akibat dari faktor-faktor yang

mempengaruhi peredaran darah dijumpai beberapa perubahan,

sebagai berikut:

(7)

sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi), dengan

puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu.

2) Sel darah. Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertmbuhan janin dalam rahim, tetapi

pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan

volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai

anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga

mencapai 10.000/ml.

3) Sistem Respirasi. Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen.

Disamping itu terjadi desakan diafragma Karena dorongan

rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu.

Menurut Sukarni (2013: 67) kebutuhan oksigen saat hamil

meningkat sampai 20 %, respirasi normal yaitu (20–24

x/menit).

4) Sistem Pencernaan. Oleh karena pengaruh estrogen,

pengeluaran asam lambung meningkat dan dapat

menyebabkan: pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi),

daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit/pusing

kepala terutama pagi hari yang disebut morning sickness,

muntah yang terjadi disebut emesis gravidarum, muntah

berlebihan sehingga menggangu kehidupan sehari-hari

(8)

gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan

obstipasi.

5) Traktus urinarius. Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi

dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut

menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.

6) Perubahan pada kulit. Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae

gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae,

linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah persalinan

hiper pigmentasi ini akan menghilang.

7) Metabolisme. Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana

kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan

persiapan memberikan ASI.

f. Sistem Musculoskeletal

Menurut Hutahaean (2013) pada sistem musculoskeletal

terjadi juga perubahan, seperti sebagai berikut:

1) Pembesaran payudara dan rotasi anterior panggul

(9)

2) Ibu sering mengalami nyeri dibagian punggung dan pinggang

karena mempertahankan posisi stabil, beban meningkat pada

otot punggung dan kolumna vertebrae.

3) Adaptasi musculoskeletal

a) Pengaruh hormonal

(1) Relaksasi persendian karena pengaruh hormone

relaksin.

(2) Mobilitas dan pliabilitas (pelunakan) meningkat

pada sendi sakroiliaka.

b) Pengaruh mekanik

(1) Peningkatan berat badan karena pembesaran

uterus.

(2) Perubahan postur.

(3) Diastasis rekti.

(4) Sindroma carpal tunnel.

c) Relaksasi dan hipermobilitas sendi pada masa hamil

kembali stabil dan ukuran sama dengan sebelum hamil,

kecuali pada kaki (Hutahaean, 2013: 45).

g. Sistem Endrokin

Menurut Hutahaean pada sistem endokrin terjadi juga

perubahan, seperti sebagai berikut:

1) Kelenjar tiroid

a) Pembesaran kelenjar tiroid merupakan akibat hiperplasia

(10)

b) Konsumsi oksigen (O2) dan peningkatan basal metabolic

rate (BMR) merupakan akibat aktivitas janin. 2) Kelenjar paratiroid

a) Kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder

ringan, suatu refleks peningkatan kebutuhan kalsium (Ca)

dan vitamin D.

b) Saat kebutuhan raangka janin mencapai puncak

(pertengahan kedua kehamilan), kadar parathormon

plasma meningkat, kadar meningkat antara minggu ke-15

dan ke-35 gestasi.

3) Pankreas

a) Janin butuh glukosa sebagai bahan bakar pertumbuhan,

tidak hanya menghasilkan simpanan glukosa ibu tetapi

juga menurunkan kemampuan ibu menyintesis glukosa

dengan menyedot habis asam amino ibu.

b) Kadar glukosa ibu menurun, insulin ibu tidak dapat

menembus plasenta untuk sampai ke janin. Akibatnya,

pada awal kehamilan pankreas meningkatkan produksi

insulinnya.

c) Seiring peningkatan usia kehamilan, plasenta bertumbuh

dan secara progresif memproduksi hormon dalam jumlah

yang lebih besar (misalnya: human placental lactogen

(HPL), estrogen, dan progesteron). Peningkatan produksi

(11)

d) Estrogen, progesteron, dan kortisol secara kolektif

menurunkan kemampuan ibu untuk menggunakan insulin.

Hal ini merupakan mekanisme protektif yang menjamin

suplai glukosa untuk mencukupi kebutuhan unit

feto-plaental. Akibatnya, tubuh ibu hamil membutuhkan lebih

banyak insulin.

4) Prolaktin hipofisis

a) Pada kehamilan, prolaktin serum mulai meningkat secara

progresif pada trimester I sampai aterm.

b) Secara umum diyakini bahwa walaupun semua unsur

hormonal (estrogen, progesteron, tiroid, insulin, dan

kortisol bebas) yang diperlukan untuk pertumbuhan

payudara dan produksi susu terdapat dalam kadar yang

meningkat selama kehamilan, kadar estrogen yang tinggi

menghambat sekresi alveolar aktif dengan menghambat

peningkatan prolaktin pada jaringan payudara, sehingga

menghambat efek prolaktin pada epitel target.

c) Progesteron meyebabkan lemak disimpan dalam jaringan

subkutan di abdomen, punggung, dan paha atas. Lemak

berfungsi sebagai cadangan energi, baik pada masa

hamil maupun menyusi.

d) Beberapa hormon lain yang memengaruhi nutrisi adalah

sebagai berikut:

(12)

(2) Tiroksin mengatur metabolism.

(3) Paratiroid mengatur metabolisme kalsium (Ca) dan

magnesium (Mg).

(4) Human placental lactogen (HPL) berperan sebagai hormon pertumbuhan kelenjar susu di dalam

payudara dan berbagai perubahan metabolik yang

mengiringinya.

(5) Human chorionic gonadotropin (HCG) menginduksi mual dan muntah pada beberapa wanita selama awal

kehamilan (Hutahaean, 2013: 46).

h. Sistem Integumen

Menurut Hutahaean, sistem integument mengalami

perubahan selama hamil disebabkan oleh perubahan

keseimbangan hormon dan peregangan mekanis yang ditandai

dengan beberapa kondisi berikut:

1) Peningkatan aktivitas melanophore stimulating hormon mengakibatkan hiperpigmentsi wajah (kloasma gravidarum),

payudara, linea alba, dan striae gravidarum. Jaringan elastis

kulit mudah pecah, menyebabkan striae gravidarum, atau

tanda regangan.

2) Perubahan umum lainnya yang timbul adalah peningkatan

ketebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi,

(13)

keringat dan sebasea, serta peningkatan sirkulasi dan

aktivitas vasomotor (Hutahaean, 2013: 47).

i. Sistem Gastrointestinal

Menurut (Hutahaean, 2013: 48) selama masa hamil, nafsu

makan meningkat, sekresi usus berkurang, fungsi hati berubah,

dan absorbs nutrien meningkat. Aktivitas peristaltik (motilitas)

menurun, akibatnya bising usus menghilang, sehingga

menyebabkan konstipasi, mual serta muntah. Aliran darah ke

panggul dan tekanan vena meningkat, sehingga menyebabkan

hemoroid terbentuk pada akhir kehamilan.

j. Sistem Kardiovaskuler

Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan

oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Oleh karena

diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas lalu

berotasi ke depan dan ke kiri. Peningkatan ini juga menimbulkan

perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi selama masa hamil.

Perubahan pada auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan

posisi jantung (Hutahaean, 2013: 50).

Menurut (Hutahaean, 2013: 50) perubahan sistem

kardiovaskuler dapat mempengaruhi perubahan-perubahan lain,

seperti sebagai berikut: tekanan darah, volume dan komposisi

(14)

k. Sistem Neurologi

Menurut Hutahaean pada sistem neurologi terjadi juga

perubahan, seperti sebagai berikut:

1) Kompresi saraf panggul atau stasis vaskuler akibat

pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di

tungkai bawah.

2) Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan

pada saraf atau kompresi akar saraf.

3) Akroestesia (rasa baal dan gatal di tangan) timbul akibat

posisi bahu yang membungkuk, terkait dengan tarikan pada

segmen pleksus brakialis.

4) Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu cemas,

atau juga gangguan penglihatan seperti kesalahan reflaksi,

sinusitis, atau migraine (Hutahaean, 2013: 51).

l. Plasenta

Plasenta merupakan akar janin untuk mengisap nutrisi dari

ibu dalam bentuk O2, asam amino, vitamin, mineral, dan zat

lainnya ke janin dan membuang sisa metabolisme janin dan CO2.

Plasenta berbentuk bundar dengan ukuran 15 cm x 20 cm dengan

tebal 2,5 sampai 3 cm dan berat plasenta 500 g. Tali pusat yang

menghubungkan plasenta panjangnya 25 sampai 60 cm. Plasenta

terbentuk sempurna pada minggu ke-16 dimana desidua parietalis

dan desidua kapsulari telah menjadi satu. Sebelum plasenta

(15)

fungsinya dilakukan oleh korpus luteum gravidarum. Saat nidasi

vili korialis mengeluarkan hormon korionik gonadotropin sehingga

korpus luteum dapat bertahan (Manuaba, 2013: 96).

Menurut Manuaba beberapa hormon yang dihasilkan

plasenta: korionik gonadotropin, korionik somatomamotrofin,

estrogen plasenta, dan progestron.

Menurut Manuaba fungsi plasenta adalah sebagai berikut:

1) Sebagai alat nutritive.

2) Sebagai alat pernapasan dimana janin mengambil O2 dan

membuang CO2.

3) Menghasilkan hormon pertumbuhan dan persiapan pemberian

ASI. Hormon yang dihasilkan oleh plasenta adalah: korionik

gonadotropin, korionik somatomamotrofin (plasenta laktogen),

estrogen dan progesteron, eorionik tirotropin, relaksin.

4) Sebagai alat penyalur antibodi ketubuh janin.

5) Sebagai barrier atau filter. Sel trofoblas cukup kuat untuk

bertindak sebagai barrier terhadap beberapa bakteri atau virus

(Manuaba, 2013: 97).

m. Likuor amnii

Jumlah likuor amni (air ketuban) sekitar 1000 ml sampai

1500 ml pada kehamilan aterm. Berat jenisnya antara 1,007

sampai 1,008. Likuor amnii terdiri dari 2,3% bahan organik

(protein, vernik kaseosa, rambut lanugo, zat lemak, lesitin, dan

(16)

yang larut dalam air). Menurut (Manuaba, 2013: 98) fungsi air

ketuban ada beberapa macam, sebagai berikut:

1) Saat kehamilan berlangsung, fungsinya sebagai berikut:

a) Memberikan kesempatan berkembangnya janin dengan

bebas ke segala arah.

b) Menyebarkan tekanan bila terjadi trauma langsung.

c) Sebagai penyangga terhadap panasdan dingin.

d) Menghindari trauma langsung terhadap janin.

2) Saat in partu, fungsinya sebagai berikut:

a) Menyebarkan kekutan HIS sehingga serviks dapat

membuka.

b) Membersihkan jalan lahir karena mempunyai kemampuan

sebagai desinfektan.

c) Sebagai pelicin saat persalinan.

4. Perubahan Fisiologi Janin pada Kehamilan

a. Perkembangan Konseptus

Konseptus adalah semua jaringan yang membagi diri

menjadi berbagai jaringan embrio, korion, amnion, dan plasenta.

Sejak konsepsi perkembangan konseptus terjadi sangat cepat

yaitu zigot mengalami pembelahan menjadi morula (terdiri atas 16

sel blastomer), kemudian menjadi blastokisis (terdapat cairan di

tengah) yang mencapai uterus, dan kemudian sel-sel

(17)

ke-7). Setelah minggu ke-10 hasil konsepsi disebut janin

besar dan tonjolan jari (Prawirohardjo, 2009: 157).

Tabel 2.3 Perkembangan Fungsi Organ Janin

Usia gestasi Organ

6 Pembentukan hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari telah terbentuk, namun masih tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh.

7 Tampak mata pada muka. Pembentukan alis dan lidah.

8 Mirip bentuk manusia, mulai pembentukan genetalia eksterna. Sirkulasi melalui tali pusat dimulai. Tulang mulai terbentuk.

9 Kepala meliputi separuh besar janin, terbentuk namun tak akan membuka sampai 28 minggu.

13-16 Janin berukuran 15 cm. ini merupakan awal dari trimester ke-. Kulit janin masih transparan, telah mulai tumbuh lanugo. Janin bergerak aktif yaitu menghisap dan menelan air ketuban. Telah terbentuk mekonium dalam usus. Jantung berdenyut 120-150x/menit.

17-24 Komponen mata terbentuk penuh, juga sidik jari. Seluruh tubuh diliputi oleh verniks kaseosa (lemak). Janin mempunyai refleks.

25-28 Ini permulan trimester ke-3 dimana terdapat perkembanan otak yang cepat. Sistem saraf mengendalikan gerakan dan fungsi tubuh, mata sudah membuka. Kelangsungan hidup pada periode ini sangat sulit bila lahir.

29-32 Bila bayi dilahirkan, ada kemungkinan untuk hidup. Tulang telah terbentuk sempurna, gerakan napas telah regular, suhu relative stabil.

33-36 Berat janin 1500-2500 gram. Lanugo mulai berkurang, pada saat 35 minggu paru telah matur. Janin akan dapat hidup tanpa kesulitan.

(18)

c. Sistem Kardiovaskuler

Semua kebutuhan janin disalurkan melalui vena umbilikal,

maka sirkulasi menjadi khusus. Tali pusat berisi 1 vena dan 2

arteri. Vena menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke

janin. Sebaliknya kedua arteri menjadi pembuluh balik yang

menyalurkan darah ke arah plasenta untuk dibersihkan dari sisa

metabolisme. Setelah bayi lahir semua pembuluh umbilikal, duktus

venosus, dan duktus arteriosus akan mengerut. Pada saat lahir

akan terjadi perubahan sirkulasi, dimana terjadi pengembangan

paru dan vena pulmonalis, duktus arteriosus akan menutup dalam

3 hari dan total pada minggu ke-2 (Prawirohardjo, 2009: 159)

d. Darah Janin

Proses pembentukan darah janin yaitu bermula diproduksi

yolk sac kemudian di hati dan akhirnya di sum-sum tulang. Eritrosit janin relatif besar dan berinti. Hemoglobin mengalami peningkatan

dari 12g/dl pada pertengahan kehamilan menjadi 18 g/dl pada

aterm (Prawirohardjo, 2009: 160).

e. Sistem Respirasi

Gerakan napas janin telah dapat dilihat sejak kehamilan 12

minggu dan pada 34 minggu secara reguler gerak napas ialah

40-60x/menit dan diantara jeda adalah periode apnea (Prawirohardjo,

(19)

f. Sistem Gastrointestinal

Pada 26 minggu enzim sudah terbentuk meskipun amilase

baru nyata pada periode neonatal janin meminum air ketuban dan

akan tampak gerakan peristaltik usus. Protein dan cairan amnion

yang ditelan akan menghasilkan mekonium di dalam usus

(Prawirohardjo, 2009: 161).

g. Sistem Ginjal

Pada 22 minggu akan tampak pembentukan korpuskel ginjal

di zona jukstaglomerularis yang berfungsi filtrasi. Ginjal terbentuk

sempurna pada minggu ke-36. Pada janin hanya 2% dari curah

jantung mengalir ke ginjal, mengingat sebagian besar sisa

metabolisme dialirkan ke plasma. Sementara itu, tubuli juga

mampu filtrasi sebelum glomerulus berfungsi penuh. Urin janin

menyumbang cukup banyak pada volume cairan amnion. Bila

terdapat kondisi oligohidramnion itu merupakan pertanda

penurunan fungsi ginjal atau kelainan sirkulasi (Prawirohardjo,

2009: 162).

h. Sistem Saraf

Mielinisasi saraf spinal terbentuk pada pertengahan

kehamilan dan berlanjut sampai usia bayi 1 tahun. Fungsi saraf

sudah tampak pada usia 10 minggu yaitu janin bergerak, fleksi

kaki, sedangkan genggaman tangan lengkap dapat dilihat pada 4

bulan. Janin sudah dapat menelan pada 10 minggu, sedangkan

(20)

mendengar sejak 16 minggu. Kemampuan untuk melihat cahaya

baru jelas pada akhir kehamilan. Janin mampu membuat hormon

sendiri misalnya tiroid, ACTH. Korteks adrenal dirangsang oleh

ACTH (Prawirohardjo, 2009: 162).

i. Kelenjar Endokrin

Sistem endokrin janin telah bekerja sebelum sistem saraf

mencapai maturitas. Kelenjar hipofisis anterior mempunyai 5 jenis

sel yang mengeluarkan 6 hormon yaitu laktotrop menghasilkan

prolaktin, somatotrop menghasilkan hormon pertumbuhan,

kortikotrop menghasilkan kortikotropin (ACTH), tirotrop

menghasilkan TSH, dan gonadotrop menghasilkan LH, FSH.

Nerohipofisis juga sudah berkembang pada usia 10-12 minggu

sehingga oksitosin dan AVP (arginine vasopressin) sudah

dihasilkan (Prawirohardjo, 2009: 162).

j. Pembentukan Kelamin

Sel benih primordial yang berasal dari yolk sac bermigrasi

ke lekukan bakal gonad. Perkembangan testis diatur oleh gen

testis determining factor (TDF) atau disebut sex determining region (SRY). Sel sertoli pada testis mengeluarkan zat mullerian-inhibiting substance yang berfungsi represi duktus Muller. Testosteron diproduksi oleh testis akibat rangsang HCG dan LH.

Sebaliknya apabila tidak terdapat testis, akan terbentuk gonad dan

(21)

terpapar androgen berlebihan, akan timbul genitalia ambiguitas

(Prawirohardjo, 2009: 163).

5. Tanda dan Gejala Kehamilan

Menurut (Manuaba, 2013: 107) tanda dan gejala kehamilan

dibagi 3, sebagai berikut:

a. Tanda Dugaan Kehamilan, dijabarkan sebagai berikut: amenorea

(terlambat datang bulan), mual dan muntah (emesis), ngidam,

sinkope atau pingsan, payudara tegang, sering miksi, konstipasi

atau obstipasi, pigmentasi kulit, epulis, varises atau penampakan

pembuluh darah vena.

b. Tanda tidak Pasti Kehamilan, dijabarkan sebagai berikut: rahim

membesar, pada pemeriksaan dalam dijumpai (tanda hegar,

tanda chadwicks, tanda piscaseck, kontraksi Braxton hicks,

teraba ballottement), pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.

c. Tanda Pasti Kehamilan, dijabarkan sebagai berikut: gerakan

janin dalam rahim, terlihat/teraba gerakan janin dan teraba

bagian-bagian janin, denyut jantung janin terdengar.

6. Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dan Cara Mengatasinya

Menurut (Varney, 2007: 536) ketidaknyamanan pada kehamilan

dibagi berdasarkan usia kehamilan, yaitu sebagai berikut:

a. Trimester 1

1) Nausea

Nausea disertai muntah-muntah ditafsirkan keliru

(22)

atau sore hari atau bahkan sepanjang hari. Cara mengatasi

Nausea diantaranya yaitu: makan porsi kecil tetapi sering,

jangan menyikat gigi anda segera setelah makan untuk

menghindari stimulasi reflek gak, minum lah minuman yang

mengandung karbohidra, hindari makanan beraroma kuat

atau menyengat, batasi lemak dalam diet anda, istirahat,

gunakan obat–obatan anti mual.

2) Ptialisme (Salivasi Berlebihan)

Ptialisme merupakan kondisi yang tidak lazim, yang

dapat disebabkan oleh peningkatan keasaman didalam mulut

atau peningkatan asupan zat pati yang menstimulasi kelenjar

saliva pada wanita yang rentan mengalami sekresi yang

berlebihan.

3) Keletihan

Keletihan diakibatkan oleh penurunan drastis laju

metabolisme dasar pada awal kehamilan, tetapi alasan hal ini

terjadi masih belum jelas. Dugaan lain adalah bahwa

peningkatan progesteron memiliki efek menyebabkan tidur.

4) Nyeri punggung bagian atas (non patologis)

Nyeri punggung akibat peningkatan ukuran payudara,

yang membuat payudara menjadi berat. Metode untuk

mengurangi nyeri ini adalah menggunakan bra yang

berukuran sesuai ukuran payudara dengan mengurangi

(23)

juga untuk menguraingi ketidaknyamanan akibat nyeri

tekanan pada payudara yang timbul karena pembesaran

payudara.

5) Leukorea

Sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan

konsentrasi kental atau cair, sekresi ini bersifat asam akibat

pengubahan sejumlah besar glikogen pada sel epitel vagina

menjadi asam laktak oleh basil doderlain untuk mengatasi

leukorea adalah dengan memperhatikan kebersihan tubuh

pada area tersebut dan mengganti pakaian dalam berbahan

katun dengan sering, wanita sebaiknya tidak melakukan

douch atau menggunakan semprot untuk menjaga kebersihan

area genetalia.

6) Peningkatan frekuensi berkemih (non patologis)

Terjadi akibat peningkatan berat pada fundus uterus.

Peningkatan berat pada fundus uterus ini membuat istimus

menjadi lunak (tanda hegar), menyebabkan antefleksi pada

uterus yang membesar, hal ini menimbulkan tekanan

langsung pada kandung kemih. Cara mengatasinya:

mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam sehingga

tidak perlu bolak balik kekamar mandi pada saat mencoba

(24)

7) Nokturia

Aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat

wanita sedang berbaring pada posisi lateral rekumben karena

uterus tidak lagi menekan pembuluh darah panggul dan vena

kafa inferior. Satu–satunya cara untuk mengatasi nokturia

adalah menjelaskan mangapa hal ini terjadi lalu membiarkan

memilih cara yang nyaman baginya dan menganjurkan

mengurangi cairan setelah makan sore sehingga asupannya

selama sisa hari tersebut tidak akan memperberat masalah.

b. Trimester II

1) Konstipasi

Konstipasi dapat diduga terjadi akibat penurunan

parites yang disebabkan relaksasi otot polos pada uterus

besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesteron

pergeseran dan tekanan pada usus akibat pembesaran

uterus atau bagian presentasi juga dapat menurunkan

motilitas dan saluran gastroinstetinal sehingga

menyebabkan konstipasi. Cara penanganan konstipasi

yang paling efektif menurut yaitu: asupan cairan yang

adekuat, yakni minuman air mineral 8 gelas sehari

(ukuran gelas minum), mengkonsumsi buah-buahan,

berjalan setiap hari, pertahankan postur yang baik,

mekanisme tubuh yang baik, latihan kontraksi otot

(25)

memfasilitasi sirkulasi vena sehingga mencegah kongesti

pada usus besar, makan makanan (berserat, dan

mengandung serat alami (misalnya): slada, daun sledri,

kulit padi).

2) Hemoroid

Progesteron menyebabkan relaksasi dinding vena

dan usus besar. Pembesaran uterus mengakibatkan

peningkatan tekanan, secara spesifik juga secara umum

pada vena hemoroid. Tekanan ini akan mengganggu

sirkulasi vena dan mengakibatkan kongesti pada vena

panggul. Cara penanganan hemoroid antara lain: hindari

konstipasi, hindari mengejan saat defekasi, mandi

berendam air hangat, tirah baring dengan cara

mengelevasi panggul dan ekstermitas bagian bawah.

3) Kesemutan dan baal pada jari

Perubahan pada pusat gravitalis akibat uterus yang

membesar dan bertambah berat dapat menyebabkan

wanita mengambil prostur dengan posisi bahu terlalu jauh

kebelakang dan kepala antefleksi sebagai upaya

menyeimbangkan berat bagian depanya dan lengkung

punggungnya. Postur ini diduga menyebabkan

penekanan pada syaraf median dan ulnar lengan, yang

(26)

c. Trimester III

1) Nokturia

Aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat

wanita sedang berbaring pada posisi lateral rekumben

karena uterus tidak lagi menekan pembuluh darah panggul

dan vena kava inferior. Cara untuk mengatasi nokturia

adalah cairan setelah makan sore sehingga asupan selama

sisa hari tersebut tidak akan memberatkan masalah.

2) Nyeri ulu hati

Penyebab nyeri ulu hati adalah sebagai berikut:

a) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat

pengaruh yang ditimbulkan peningkatan jumlah

progesteron.

b) Penurunan mortilitas gastrointestinal yang terjadi

akibat relaksasi otot halus yang kemungkinan

disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan

tekanan uterus.

c) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat

perubahan tempat dan penekanan oleh uterus.

Saran yang dapat diberikan untuk nyeri ulu hati

antara lain: makan dengan porsi kecil, tetapi sering, untuk

menghindari lambung menjadi terlalu penuh, regangkan

lengan anda melampaui kepala untuk memberi ruang bagi

(27)

menghindari makanan dingin, menghindari makanan pedas

atau makanan lain yang dapat menyebabkan gangguan

pencernaan, menghindari makanan berserat atau makanan

lengkap saat sebelum tidur.

3) Dispareunia

Nyeri pada saat berhubungan seksual dapat berasal

dari sejumlah penyebab selama kehamilan. Cara

menangani dispareunia antara lain: perubahan posisi

dapat mengurangi masalah yang disebabkan oleh

pembesaran abdomen atau nyeri akibat penetrasi yang

terlalu dalam, kompres es dapat mengurangi kongesti yang

dapat ditangani juga menimbulkan ketidaknyamanan

tersendiri.

4) Hiperventilasi dan sesak nafas

Peningkatan jumlah progesterone selama kehamilan

diduga mempengaruhi langsung pusat pernafasan untuk

menurunkan kadar karbon dioksida dan meningkatkan

kadar oksigen. Hiperventilasi akan menurunkan kadar

karbon dioksida. Cara–cara penanganannya antara lain:

melakukan berdiri dan meregangkan lengannya diatas

kepalanya secara berkala dan mengambil nafas dalam,

mempertahankan postur yang baik, jangan menjatuhkan

(28)

peregangan yang sama ditempat tidur seperti saat sedang

berdiri.

5) Varises

Perubahan ini diakibatkan penekanan uterus yang

membesar pada vena panggul saat wanita tersebut duduk

atau berdiri dan penekanan pada vena kava inferior saat ia

berbaring. Penanganan untuk mengatasi varises vulva

sebagai berikut: menghindari menggunakan pakaian ketat,

menghindari berdiri lama, menyediakan waktu istirahat,

dengan kaki dielevasi secara periodik sepanjang hari,

mempertahankan tungkai anda tidak menyilang saat

duduk, melakukan latihan kegel untuk mengurangi varises

vulva atau hemoroid untuk meningkatkan sirkulasi.

7. Komplikasi selama kehamilan

Menurut Prawirohardjo & Mochtar komplikasi selama kehamilan

antara lain:

a. Perdarahan

Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan

dibawah 20 minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Pada

umumnya disebabkan oleh molahidatidosa. Perdarahan pada

kehamilan muda dengan uji kehamilan yang tidak jelas,

pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia

kehamilan, dan adanya massa di adneksa biasanya disebabkan

(29)

atau diatas 20 minggu pada umumnya disebabkan oleh plasenta

previa (Prawirohardjo, 2010: 282)

b. Preeklamsi

Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20

minggu disertai dengan peningkatan tekanan darah diatas normal

sering diasosiasikan dengan preeklamsia. Menurut

(Prawirohardjo, 2010: 283) gejala dan tanda yang lain dari

preeklamsi adalah sebagai berikut:

1. Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital) yang tidak

membaik dengan pengobatan umum.

2. Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, skotomata,

silau, atau berkunang–kunang.

3. Nyeri epigastrik.

4. Oliguria (iuaran kurang dari 500 ml/24 jam).

5. Tekanan darah sistolik 20–30 mmhg dan diastolik 10-20

mmhg diatas normal.

6. Protein uria (diatas positif 3).

7. Oedem menyeluruh

c. Hiperemesis Gravidarum

Adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil

sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan

umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 2012:

(30)

d. Abortus (keguguran) dan Kelain dalam Kehamilan Tua

Menurut (Mochtar, 2012: 150) keguguran adalah

pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar

kandungan. Abortus dibagi menjadi:

1) Abortus imminens. Keguguran mengancam keguguran belum

terjadi kehamilan dapat dipertahankan.

2) Abortus insipien, adalah proses keguguran yang sedang

berlangsung. Ditandai dengan adanya rasa sakit karena telah

terjadi kontraksi rahim untuk mengelurakan hasil konsepsi.

Ostium bisa ditemukan sudah terbuka dan kehamilan tidak

dapat dipertahankan lagi.

3) Abortus inkompletus (keguguran bersisa): hanya sebagian

dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah

desidua atau plasenta.

4) Abortus komplektus (keguguran lengkap). Artinya seluruh

hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga

rongga rahim kosong.

5) Missed abortion. Adalah keadaan dimana janin yang telah

mati masih berada di dalam rahim.

e. Dismaturitas

Dismaturitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan

ketidak sesuaian tuanya kehamilan dengan berat janin lahir

(31)

f. Postmatur

Kehamilan postmatur adalah kehamilan yang berlangsung

lebih lama dari 42 minggu, dihitung bedasarkan rumus Neagele

dengan siklus haid rata-rata 28 hari. Partusnya disebut partus

postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut post-maturitas

(serotinus) (Mochtar, 2012: 156).

g. Kematian Janin dalam Kandungan

Hal ini adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan

janin dalam kandungan. Kematian Janin Dalam Kandungan

(KJDK) atau intra uterine fetal death (IUFD) sering dijumpai, baik pada kehamilan di bawah 20 minggu maupun sesudah kehamilan

20 minggu (Mochtar, 2012: 157).

h. Kelainan Letak Kehamilan (Kehamilan Ektopik)

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi

berimplantasi di luar endometrium Rahim (Mochtar, 2012: 159).

i. Penyakit Trofoblas

Menurut (Mochtar, 2012: 167), penyakit trofoblas dalam

komplikasi kehamilan dapat menyebabkan seperti:

1) Molahidatidosa, adalah jontot-jontot korion yang tumbuh

berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang

mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah

anggur, atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur

atau mata ikan. Kelainan ini merupakan neoplasma trofoblas

(32)

2) Mola ivasif, muncul dari invasif myometrium melalui

penyebaran langsung maupun aliran darah vena. Dianogsia

ditegakkan secara klinis bedasarkan peningkatan atau

pendataran kadar B HCG yang tidak kunjung normal sesudah

evakuasi mola hidatidosa.

3) Choriokarsinorma, adalah penyakit keganasan dengan karakteristik hiperplasia dan anaplasia trofoblas abnormal.

4) Placental site throphoblastic tumor. Berasal dari tempat implantasi plasenta yang mirip dengan syncytial endomyometritis. Secara patologi sel tumor menginfiltrasi miometrium dan tumbuh diantara sel-sel otot polos dan

menginvasi pembuluh darah.

j. Penyakit dan Kelainan Plasenta dan Tali Pusat

Plasenta normal beratnya kira-kira 500 gr atau 1/6 dari berat

badan janin, diameternya rata-rata 15-20 cm dengan tebal 2,5 cm.

kelainan yang dapat dialami plasenta yaitu kelainan ukuran dan

bobot dan kelainan bentuk dan variasi bentuk (Mochtar, 2012:

171).

k. Air Ketuban

Menurut (Mochtar, 2012: 175), terdapat komplikasi

kehamilan pada air ketuban, seperti:

1) Oligohidramnion, adalah suatu keadaan dimana air ketuban

(33)

2) Hidramnion, adalah suatu keadaan di mana jumlah air

ketuban jauh lebih banyak dari normal, biasanya kalau lebih

dari 2 liter.

3) Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum ini

perlu.

l. Perdarahan Antepartum (Hamil Tua)

Menurut (Mochtar, 2012: 187), perdarahan antepartum

adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu.

Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan

kehamilan sebelum 28 minggu. Perdarahan sebelum, sewaktu,

dan sesudah bersalin adalah kelainan yang tetap berbahaya dan

mengancam jiwa ibu, perdarahan dalam kehamilan terjadi bisa

saja karena: plasenta previa dan solusio plasenta.

8. Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Menurut Kusmiyati (2009) perubahan psikologis ibu hamil setiap

trimesternya sebagai berikut:

a. Trimester I

Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa

penentuan. Penentuan untuk membuktikan bahwa wanita dalam

keadaan hamil. Pada saat inilah tugas psikologis pertama

sebagai calon ibu untuk dapat menerima kenyataan akan

kehamilannya. Akibat dari peningkatan hormon estrogen dan

progesteron pada tubuh ibu hamil, banyak ibu hamil yang

(34)

Akan timbul kebingungan tentang kehamilannya terkait

pengalaman buruk sebelum kehamilan, efek kehamilan yang

akan terjadi pada hidupnya, tanggung jawab baru atau tambahan

yang akan dipikul, kecemasannya tentang kemampuan dirinya

untuk menjadi seorang ibu, dan penerimaan kehamilannya oleh

orang lain. Kebingungan ini biasanya akan berakhir spontan

pada saat dia menerima kehamilannya, dan penerimaan terjadi

pada akhir trimester pertama. Pada trimester pertama ini juga

timbul kekhawatiran dalam menunggu kehamilan menjadi aman.

Pada trimester ini seorang ibu akan selalu mencari

tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.

Perubahan pada hasrat untuk melakukan hubungan seksual

kebanyakan mengalami penurunan libido, ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti fisik, emosi, maslah disfungsi seksual,

dan perubahan fisik pada wanita. Maka ibu hamil perlu diberi

kasih sayang dan perhatian yang lebih dari biasanya.

b. Trimester II

Pada trimester ini ibu hamil sudah bisa menerima

kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energy dan

pikirannya secara lebih konstruktif. Mulai merasakan kehadiran

bayinya dari gerakan yang ditimbulkan sang bayi.

Trimester kedua dibagi menjadi 2 fase yaitu prequickening

dan postquickening. Akhir dari trimester pertama dan selama

(35)

mengevaluasi segala aspek yang menghubungkannya dengan

ibunya sendiri. Sebagai pembelajaran menjadi seorang ibu.

Hubungan sosial wanita akan meningkat dengan wanita hamil

lainnya atau yang baru menjadi ibu. Ketertarikan dan aktivitasnya

terfokus pada kehamilan, kelahiran dan persiapan untuk peran

yang baru.

Quickening mungkin menyerang wanita untuk memikirkan

bayinya sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.

Kesadaran yang baru ini memulai perubahan dalam memusatkan

dirinya ke bayi. Perhatian ditujukan pada kesehatan bayi dan

kehadiran didalam keluarga.

c. Trimester III

Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian.

Pada periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai

bagian dari dirinya dan tidak sabar ingin cepat melihat bayinya.

Kegelisahan terjadi jika bayinya tidak lahir tepat pada waktunya.

Perhatiannya terpusat pada kelahiran bayi, maka wanita

mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua.

Wanita mungkin khawatir terhadap hidupnya dan bayinya,

dia tidak akan tahu kapan dia melahirkan. Ibu mulai merasa takut

akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu

melahirkan. Rasa tidak nyaman timbul kembali karena

perubahan body image yaitu merasa dirinya aneh dan jelek. Ibu

(36)

juga mengalami proses berduka seperti kehilangan perhatian

dan hak istimewa yang dimiliki selama kehamilan, terpisahnya

bayi dari bagian tubuhnya, dan merasa kehilangan kandungan

dan menjadi kosong. Perasaan mudah terluka juga terjadi karena

merasa canggung, jelek, tidak rapi, dia membutuhkan perhatian

yang lebih besar dari pasangannya.

9. Pemeriksaan Leopold

Pada saat melakukan pemeriksaan ANC, pada ibu hamil

trimester II perlu dilakukan pemeriksaan leopold. Menurut Manuaba

tahapan pemeriksaan Leopold sebagai berikut:

1) Leopold I, dilakukan dengan cara sebagai berikut

a) Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menetukan

tinggi fundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat

dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.

b) Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur

sungsang, kepala bulat keras dan melintang pada goyangan;

pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus: tidak

keras tak melenting, dan tidak bulat; pada letak lintang, fundus

uteri tidak diisi oleh bagian-bagian janin.

2) Leopold II, dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus

untuk menentukan bagian apa yang terletak disamping.

b) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang

(37)

c) Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana letak kepala janin.

3) Leopold III, dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Menetapkan bagian apa yang terdapat diatas simfisis pubis.

b) Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba

tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisis pubis

akan kosong.

4) Leopold IV, dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa menghadap kea

rah kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang

masuk ke pintu atas panggul.

b) Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran

terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan

divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk

PAP maka tangan pemeriksa konvergen (Manuaba, 2013:

117).

10. Pengawasan Antenatal

Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan

ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara

dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan

langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Ibu hamil dianjurkan untuk

melakukan pengawasan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada setiap

trimester, sedangkan trimester terakhir sebanyak dua kali (Manuaba,

(38)

Menurut (Manuaba, 2013: 110) WHO Expert Commite on the Midwife in Maternity Care mengemukakan tujuan maternity care (pelayanan kebidanan) yaitu:

a. Pengawasan serta penanganan wanita hamil dan saat persalinan.

b. Perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan.

c. Perawatan neonatus bayi.

d. Pemeliharaan dan pemberian laktasi.

(Manuaba, 2013: 111) mengemukakan, dengan memerhatikan

batasan dan tujuan pengawasan antenatal, maka jadwal pemeriksaan

adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan pertama : pemeriksaan pertama dilakukan segera

setelah diketahui terlambat haid

b. Pemeriksaa ulang :

1) Setiap bulan sampai usia kehamilan 6 sampai 7 bulan.

2) Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan.

3) Setiap minggu sejak usia kehamilan 8 bulan sampai terjadi

persalinan

c. Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan tertentu

Menurut (Manuaba, 2013: 114) jadwal pemeriksaan

antenatal care:

Trimester I dan II

a. Setiap bulan sekali.

b. Diambil data tentang laboratorium.

(39)

d. Nasehat tentang diet empat sehat lima sempurna, tambahan

protein 0,5g/kg BB (satu telur/hari).

e. Observasi adanya penyakit yang dapat memengaruhi

kehamilan, komplikasi kehamilan.

f. Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari

terjadinya komplikasi kehamilan, dan imunisasi tetanus 1.

Trimester III

a. Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran.

b. Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan.

c. Diet empat sehat lima sempurna.

d. Pemeriksaan ultrasonografi.

e. Imunisasi tetanus II.

f. Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan,

komplikasi hamil trimester ketiga.

g. Rencana pengobatan.

h. Nasihat tentang tanda inpartu, kemana harus datang untuk

melahirkan.

B. PERSALINAN

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan

(40)

Persalinan atau kelahiran normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi karena cukup bulan (36-42 minggu) dan bersifat

spontan kurang dari 18 jam tanpa ada faktor penyulit dan komplikasi

baik bagi ibu maupun janin (Yongki, Judha, Rodiyah, Sudarti, 2012:

47).

Menurut (Johariyah dan Ningrum, 2012: 1) persalinan adalah

proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus

ibu. Persalinan diebut normal apabila prosesnya terjadi pada usia

cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai danya penyulit atau

tanpa bantuan (kekuatan sendiri)

Dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah pengeluaran hasil

konsepsi yang telah cukup bulan melalui jalan lahir dengan bantuan

maupun tanpa bantuan (persalinan spontan).

Bentuk persalinan berdasarkan definisi menurut (Manuaba,

2013: 164) dan (Johariyah dan Ningrum, 2012: 1) adalah sebagai

berikut:

a. Persalinan spontan. Bila persalinan seluruhnya berlangsung

dengan kekuatan ibu sendiri.

b. Persalinan buatan. Bila proses perssalinan dengan bantuan

tenaga dari luar.

c. Persalinan anjuran (partus presipitatus).bila kekuatan yang

diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan

(41)

Beberapa istilah yang berkaitan dengan usia kehamilan dan

berat janin yang dilahirkan menurut (Manuaba, 2013: 166) dan

(Johariyah dan Ningrum, 2012: 1) adalah sebagai berikut:

a. Abortus, terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum

mampu hidup di luar kandungan; usia kehamilan 28 minggu;

berat janin kurang dari 1000 g.

b. Persalinan prematuritas. Persalinan sebelum usia kehamilan 28

sampai 36 minggu; berat janin kurang dari 2499 g.

c. Persalinan aterm. Persalinan antara usia kehamilan 37 dan 42

minggu; berat janin diatas 2500 g.

d. Persalinan serotinus. Persalinan melampaui usia kehamilan 42

minggu. Pada janin terdapaat tanda postmaturitas.

e. Persalinan presipitatus. Persalinan berlangsung cepat kurang

dari 3 jam.

2. Proses Terjadi Persalinan

Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti,

sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai

terjadinya kekuatan His (Manuaba, 2013: 166).

Perlu diketahui bahwa ada dua hormon yang dominan saat

hamil menurut Manuaba dan Johariyah & Ningrum, yaitu:

a. Estrogen yang meningkatkan sensitivitas otot rahim,

memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti

rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan

(42)

b. Progesteron yang menurunkan sensitivitas otot rahim,

menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti

rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan

mekanis, dan menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi

(Johariyah dan Ningrum, 2012: 2).

Oksitosin diduga bekerja bersama prostaglandin yang makin

meningkat mulai dari usia kehamilan minggu ke-15. Di samping itu,

faktor gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim. Berdasarkan uraian

terseut dapat dikemukakan beberapa teori yang menyatakan

kemungkinan proses persalinan (Manuaba, 2013: 167).

3. Mekanisme Persalinan

Menurut (Varney, 2008: 754) mekanisme persalinan adalah:

a. Enggagement: terjadi ketika diameter biparental kepala janin telah

melalui pintu atas panggul.

b. Penurunan: terjadi selama persalinan. Penurunan merupakan hasil

dari sejumlah kekuatan yang meliputi kontraksi dan pada kala dua,

dorongan yang dilakukan ibu disebabkan karena kontraksi otot –

otot abdomennya

c. Fleksi: melalui mekanisme ini, diameter suboksipitobregmatik yang

lebih kecil digantikana dengan diameter kepala janin yang lebih

besar. Fleksi terjadi ketika kepala janin bertemu dengan tekanan,

tahapan ini meningkat ketika terjadi penurunan dan yang kali

pertama ditemui adalah dari serviks, lalu dari sisi–sisi dinding

(43)

d. Rotasi internal: mekanisme ini menyebabkan diametir

anteroposterior kepala janin menjadi sejajar dengan diametir

anteroposterior pelvis ibu. Oksiput berotasi kebagian anterior

pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.

e. Pelahiran kepala: berlangsung melalui ekstensi kepalan untuk

mengeluarkan oksiput-anterior-ektensi harus terjadi ketika oksiput

berada dibagian anterior karena kekuatan tahanan pada dasar

pelvis yang membentuk sumbu carus yang mengarahkan kepala

menuju pintu bawah vulva dengan demikian, kepala dilahirkan

dengan ekstensi meliputi oksiput, sutura sagital,fontanela anterior,

alis, orbit, hidung, mulut, dan dagu secara berurutan muncul dari

perinium.

f. Rotasi eksternal: terjadi pada saat bahu berotasi 45 derajat

menyebabkan diameter bisakromial sejajar dengan diameter

anteroposterior pada pintu bawah panggul.

g. Pelahiran bahu: bahu anterior terlihat pada orifisum vulvovagina

yang menyentuh dibawah simfisis pubis, bahu posterior kemudian

menggembungkan perinium dan lahir dengan fleksi lateral. Setelah

bahu lahir, bagian badan yang tersisa mengikuti sumbu carus dan

segera lahir. Sumbu carus adalah ujung keluar paling bawah pada

lengkung pelvis.

4. Faktor-faktor dalam Persalinan

(44)

Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta.

Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai janin adalah ukuran

kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin; sedangkan

yang perlu diperhatikan pada plasenta adalah letak, besar, dan

luasnya.

b. Jalan lahir (passage).

Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan

lahir lunak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari jalan lahir keras

adalah ukuran dan bentuk tulang pangggul; sedangkan yang

perlu diperhatikan pada jalan lahir lunak adalah segmen bawah

uterus yang dapat meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina

dan introitus vagina.

c. Kekuatan (power).

Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua, yaitu:

1) Kekuatan primer (kontraksi involuter)

2) kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal

dan hihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang.

3) Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)

4) Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks,

tetapi setelah dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup

penting dalam usaha untuk mendorong keluar dari uterus

(45)

d. Posisi ibu (positioning).

Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk

menghilangkan rasa letih, memberi rasa nyaman, dan

memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak (contoh: posisi berdiri,

berjalan, duduk, dan jongkok) memberi sejumlah keuntungan,

salah satunya adalah memungkinkan gaya gravitasi membantu

penurunan janin (Sondakh, 2013. Hal: 5).

e. Respons psikologis (psychology response).

Respon psikologi ibu dapat dipengaruhi oleh:

1) Dukungan ayah bayi/pasangan selama proses persalinan.

2) Dukungan kakek-nenek (saudara dekat) selama persalinan.

3) Saudara kandung bayi selama persalinan.

5. Tanda Persalinan

Menurut Manuaba tanda-tanda persalinan dijabarkan sebagai

berikut:

a. Kekuatan His, makin sering terjadi dan teratur dengan jarak

kontraksi yang semakin pendek.

b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lender,

lender bercampur darah).

c. Dapat disertai ketuban pecah.

d. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks

(perlunakan serviks, pendataran serviks, terjadi pembukaan

(46)

e. Kekuatan yang Mendorong Janin dalam Persalinan (Manuaba,

2013: 169).

6. Tanda-tanda Vital saat Persalinan

Selama kontraksi persalinan tekanan darah meningkat sistolik

15 mmHg dan diastolik 5-10 mmHg, peningkatan tersebut

dikarenakan rasa cemas, takut dalam menghadapi persalinan.

Peningkatan suhu dianggap normal tidak lebih 0,5 sampai 1°C yang

disebabkan peningkatan metabolisme. Saat menjelang persalinan

pernapasan akan sedikit terjadi peningkatan dikarenakan adanya

peningkatan metabolisme. Frekuensi denyut nadi akan mengalami

sedikit kenaikan saat ada kontraksi, dan akan kembali rendah saat

penurunan HIS (Varney, 2008: 686-687).

7. Gambaran Perjalanan Persalinan secara Klinis

a. Tanda persalinan sudah dekat

Terjadi lightening. Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena bayi sudah

masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh kontraksi

Braxton Hicks, ketegangan dinding perut, ketegangan

ligamentum rotundum, gaya berat janin dimana kepala ke arah

bawah (Manuaba, 2013: 172).

Terjadi His Permulaan. Kontraksi Braxton Hicks terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesteron, dan

memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin

(47)

makin berkurang, sehingga oksitosin dapat menimbulkan

kontraksi yang lebih sering, sebagai His palsu. Saat His

permulaan (palsu) adalah rasa nyeri ringan dibagian bawah,

datangnya tidak teratur, tidak ada perubahan pada serviks atau

pembawa tanda, durasinya pendek, dan tidak bertambah bila

beraktivitas (Manuaba, 2013: 172).

b. Tanda persalinan

Terjadinya His persalinan. His persalinan mempunyai ciri khas pinggang terasa nyeri yang menjalar ke depan, sifatnya

teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar,

mempunyai pegaruh terhadap perubahan serviks, makin

beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah (Manuaba,

2013).

Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda). Dengan His persalinan terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan pendataran dan pembukaan. Pembukaan

menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis

lepas. Terjadi perdarahan karena apiler pembuluh darah pecah

(Manuaba, 2013 173).

c. Tahap persalinan

Kala I. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada

permulaan His, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat

(48)

untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan untuk

multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva Friedman,

diperhitungkan pembukaan primigravida 1cm/jam dan

pembukaan multigravida 2cm/jam (Manuaba, 2013: 173).

Menurut (Johariyah dan Ningrum, 2012: 4) kala I dibagi

menjadi dua fase, yaitu:

1) Fase laten, ciri-ciri fase laten: dimulai sejak awal kontraksi

yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks

secara bertahap, berlangsung hingga serviks membuka

kurang dari 4 cm, pada umumnya, fase laten berlangsung

hampir atau hingga 8 jam, kontraksi mulai teratur tetapi

lamanya masih antara 20-30 detik.

2) Fase aktif, ciri-ciri fase aktif: frekuensi dan lama kontraksi

uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi

dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih

dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik

atau lebih), dari pembukaan 4 cm sampai dengan 10 cm,

akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm/jam

(nullipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2

cm pada multipara, terjadi penurunan bagian terbawah

janin. Fase aktif dibagi kedalam 3 fase, yaitu:

a) Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm

(49)

b) Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam

pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm

menjadi 9 cm.

c) Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat. Dalam

waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

Menurut Maryunani (2016: 275) persiapan asuhan

persalinan pada kala 1 yaitu : menyiapkan kelahiran (ruangan

dan perlengkapan persalinan), menyiapkan perlengkapan,

bahan-bahan dan obat-obatan yang dibutuhkan, memberikan

asuhan sayang ibu kala 1 persalinan, kaji prinsip-prinsip umum

asuhan sayang ibu, mengatur posisi, pencatatan pada partograf

(DJJ, HIS, nadi setiap ½ jam, pembukaan, penurunan bagian

terbawah janin, TD, dan suhu setiap 4 jam, pengosongan urin

setiap 2-4 jam (APN, 2008: 58)).

Kala II dimulai dengan pembukaan lengkap (10 cm)

sampai janin lahir. Lama kala II 1-2 jam (Yongky, Judha,

Rodiyah, Sudarti, 2012: 48).

Kala II atau kala pengusiran. Menurut (Yongky, Judha, Rodiyah, Sudarti, 2012: 48) gejala utama kala II (pengusiran)

adalah:

a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit,

dengan durasi 50 sampai 100 detik.

b. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai dengan

(50)

c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti

keinginan mengejan, karena tertekannya pleksus

Frankenhauser.

d. Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan

multigravida 30 menit.

Kala III dimulai dari setelah janin lahir sampai

pengeluaran plasenta, lamanya proses ini harus kurang dari 30

menit, menurut (Yongky, Judha, Rodiyah, Sudarti, 2012: 48).

Kala III (pelepasan uri). Setelah kala II, kontraksi uterus berheni sekitar 5 sampai 10 menit. Dengan lahrnya bayi, mulai

berlangsung pelepasan plasenta pada lapisan Nitabusch,

karena sifat retraksi otot rahim dan terasa mules. Lepasnya

plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memerhatikan

tanda-tanda: uterus menjadi bundar, uterus terdorong kearah

atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali

pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan. Melahirkan

plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara Crede pada

fundus uteri (Manuaba, 2013, 174). Uterus setelah kelahiran

plasenta dapat ditemukan di tengah-tengah abdomen kurang

lebih dua pertiga sampai tiga perempat antara simfisis pubis

dan umbilikus atau 2–3 jari dibawah pusat. Uterus yang

berkontraksi normal harus keras ketika disentuh (Varney, 2008:

(51)

Kala IV (obserasi). Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi

pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan meliputi tingkat

kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan

darah, nadi dan pernapasan, kontraksi uterus, terjadinya

perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya

tidak melebihi 400 sampai 500 cc (Manuaba, 2013: 174).

d. Langkah-langkah persalinan normal

Menurut (APN, 2008: 18) langkah-langkah persalinan

normal ada 58 langkah, sebagai berikut:

1) Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala

dua, seperti sebagai berikut: adanya keinginan untuk

meneran, tekanan pada rektum dan vagina, perineum

menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani membuka.

2) Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan

obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan

menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk

sfiksia: tempat datar dank keras, 2 kain dan 1 handuk

bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm

dari tubuh bayi.

a) menggelar kain diatas perut ibu, tempat resusitasi

dan ganjal bahu bayi.

b) Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril

(52)

3) Memakai celemek plastik.

4) Melepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai,

cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir

kemudian keringkan tangan dengan tisu atau handuk

pribadi yang bersih dan kering.

5) Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa

dalam.

6) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik memakai

sarung tangan DTT dan steril.

7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan

hai-hati dari depan ke belakang, dengan menggunakan

kapas atau kasa yang sudah dibasahi air DTT.

a) Jika introitus vagina, perineum atau anus

terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama.

Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi.

b) Membuang kapas atau kasa pembersih

(terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia.

c) Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi

(dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan

klorin 0,5%)

8) Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan

lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah dan

(53)

9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara

mencelupkan tangan ke dalam larutan klorin 0,5%

kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua

tangan setelah sarung tangan dilepaskan.

10) Memeriksa denyut jantung janin untuk memastikan DJJ

setelah kontrasksi dalam batas normal (120-160 x/menit).

a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam,

DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan

lainnya pada partograf

11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik. Membantu ibu memposisikan diri dengan

nyaman dan sesuai dengan keinginannya.

a) Menunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan

pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin

(ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan

dokumentasikan semua temuan yang ada.

b) Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana

peran mereka untuk mendukung dan memberi

semangat pada ibu untuk meneran secara benar

12) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran.

(54)

kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain

yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).

13) Melaksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ada

dorongan kuat untuk meneran:

a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai

keinginan untuk meneran.

b) Medkung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk

meneran.

c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman.

d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

e) Mengajurkan keluarga untuk mendukung dan memberi

semangat pada ibu.

f) Menganjurkan makan minum.

g) Menilai DJJ tiap kontraksi uterus selesai.

h) Segera merujuk jika bayi belum atau tidak akan segera

lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida)

atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida).

14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau

mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada

dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

15) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di

perut ibu, jika kepala bayi telah membka vulva dengan

Gambar

Tabel 2.2 Hubungan tua kehamilan, besar uterus dan tinggi fundus uteri.
Tabel 2.3 Perkembangan Fungsi Organ Janin
Tabel 2.3 Refleks Pada bayi Baru Lahir
Tabel 2.4 Penilaian Keadaan Umum Bayi Berdasarkan Nilai APGAR
+3

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN PERENCANAAN

Kala IV adalah kala pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum. Darah yang keluar

Memperkirakan pengeluaran darah Dengan memperkirakan darah yang menyerap pada kain atau dengan menentukan berapa banyak kantong darah yang dapat terisi. Lokhia Periksa

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.. Y UMUR 33 TAHUN DI

Karya Tulis ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA MASA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA (KONTRASEPSI 3 BULAN) PADA NY..

atau lainnya. g) Dilakukan sondage untuk menentukan dalam-paniang rahim dan arah posisi rahim. b) Jenis Copper atau Seven Copper. c) Jenis Multiload atau Medusa. 5)

ilmiah ini yang berjudul “ ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN PERSALINAN NIFAS BAYI BARU LAHIR DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.O UMUR 21 TAHUN DI

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. Dalam penyusunan Karya Tulis