• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR UNTUK PROJEK OBSERVATORIUM ASTRONOMI - 10.11.0113 MARIA MARGARETA BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR UNTUK PROJEK OBSERVATORIUM ASTRONOMI - 10.11.0113 MARIA MARGARETA BAB III"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

46

BAB III

ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

UNTUK PROJEK OBSERVATORIUM ASTRONOMI

3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur

3.1.1 Studi Aktivitas

a. Pengelompokan Aktivitas

Tabel 3.1 Pengelompokan Aktivitas

AKTIVITAS PELAKU SIFAT

Pendidikan dan Penelitian

Mengatur dan mengkoordinasi kegiatan / proses penelitian

- Ketua Peneliti

Melakukan pengamatan dan pendataan / pengambilan data

- Astronom

- Asisten astronom - Akademisi

Privat

Melakukan analisa, diskusi - Astronom

- Asisten astronom - Akademisi

- Laboran

Privat

Membuat laporan penelitian Privat

Mengakses data / informasi /

dokumentasi penelitian Privat

Membantu kegiatan penelitian para astronom

- Asisten astronom - Laboran

- Akademisi

Privat

Melakukan kegiatan belajar mengajar / perkuliahan / diskusi

- Astronom

- Asisten astronom - Akademisi

Privat

Melakukan studi khusus

(2)

47 Melakukan perawatan dan

perbaikan instrumen penelitian Staf Maintenance : - Teleskop

- Bengkel

Privat Melakukan pembuatan dan

pengembangan instrumen penelitian

Privat

Pengelolaan

Mengatur, mengkoordinasi, mengendalikan kegiatan di observatorium

Kepala

Observatorium Privat

Membantu Kepala Observatorium pada

bidangnya masing-masing

Kepala bagian : - Administrasi - Pendidikan &

Mengatur kegiatan / keperluan observatorium pada

bidangnya masing-masing

Privat

Mengatur dan mengelola keperluan administrasi

Staf Administrasi : - Sekretariat Mengatur dan mengelola

keperluan kepengawaian Privat

Mengatur dan mengelola

keperluan keuangan Privat

Mengatur dan mengelola keperluan kerja sama dengan instansi lain

Privat

Mengatur dan mengelola

keperluan kompleks Privat

Mengatur dan merencanakan

program pendidikan Staf Pendidikan dan Penelitian :

- Pendidikan - Penelitian - Maintenance

Privat Mengatur dan merencanakan

program penelitian Privat

Memastikan kelengkapan dan

kondisi instrumen penelitian Privat

Mengatur dan mengelola keperluan kepustakaan

Staf Dokumentasi

(3)

48 Menyiapkan dan mengatur

penyusunan data untuk dipublikasikan

- Perpustakaan

- Penerbitan Privat

Mengatur dan mengelola

kunjungan publik Staf Operasional : - Pelayanan Umum - Kunjungan Publik - Pameran

Privat Mengatur dan mengelola

program kunjungan Privat

Menyiapkan materi kunjungan Privat

Melakukan administrasi,

monitoring data server Staf IT Privat Melakukan pengawasan

keamanan Staf Keamanan Privat

Kunjungan

Mencari informasi, membeli tiket

Melihat dan mempelajari materi yang dipamerkan

Pengunjung : Mengakses data / informasi

terkait ilmu astronomi Publik

Mengikuti pengarahan dan

penjelasan yang diberikan Publik

Melakukan observasi Publik

Mengikuti kuliah umum /

diskusi, pelatihan / workshop Semi Privat Memberi pengarahan dan

penjelasan Staf Operasional (Kunjungan Publik)

Publik Mendampingi pengunjung saat

kunjungan Publik

Penunjang

Datang – pulang

- Seluruh pelaku

Publik

Menunggu keperluan Publik

Sholat, wudhu Privat

Beristirahat di sela kegiatan /

(4)

49 & Pendataan

Persiapan

Mengisi waktu luang dengan

berolahraga atau hobi lainnya Semi Privat Servis

Beristirahat di sela kegiatan / jam kerja

Staf

- Kebersihan - Keamanan - Housekeeping - Maintenance

Privat

Melakukan persiapan sebelum

dan sesudah bekerja Privat

Menjaga kebersihan kompleks Staf Kebersihan Publik Menjaga keamanan kompleks Staf Keamanan Publik Mengurus keperluan wisma Housekeeping Publik

Melakukan perawatan dan perbaikan pada bangunan, mekanikal elektrikal, serta sanitasi dan plumbing

Staf Teknik & Maintenance :

(Sumber : Analisa Pribadi) b. Pola Aktivitas

1. Aktivitas Penelitian

(5)

50 2. Aktivitas Pengelolaan

Bagan 3.2 Pola Aktivitas Pengelolaan (Sumber : Analisa Pribadi) 3. Aktivitas Kunjungan

Bagan 3.3 Pola Aktivitas Kunjungan (Sumber : Analisa Pribadi) 3.1.2 Studi Fasilitas

a. Studi Jumlah Pelaku

1. Pendekatan Jumlah Peneliti

Perhitungan jumlah peneliti dilakukan dengan studi empiris terhadap lembaga dengan fungsi sejenis. Pada studi ini, lembaga yang menjadi acuan adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional – LAPAN di bagian Pusat Sains Antariksa, yang struktur organisasinya sebagai berikut.

Datang Informasi

Parkir

Drop Off

Pulang Menonton

Film

Kuliah / Diskusi Tiketing Pengarahan

Istirahat

Observasi Melihat

Pameran Datang

Menginap

Absen Absen

Istirahat Parkir

Drop Off

Pulang Bekerja

(6)

51 Bagan 3.4 Struktur Organisasi Pusat Sains Antariksa, LAPAN

(Sumber : pussainsa.lapan.go.id diakses 13 Agustus 2016)

Bagan 3.5 Statistik Pejabat Struktural, Fungsional, dan Fungsional Umum LAPAN (Sumber : lapan.go.id diakses 13 Agustus 2016)

Menurut data yang dikeluarkan LAPAN November 2014, jumlah peneliti, perekaya, dan litkayasa ada 556 orang yang terbagi dalam sembilan bidang kajian. Jika diasumsikan jumlah terbagi rata dalam tiap bidang kajian, maka jumlah peneliti, perekaya, dan litkayasa di Pusat Sains Antariksa ada sekitar 62 orang. Pusat Sains Antariksa sendiri memiliki empat pelaksana tugas lainnya yang terdiri dari BPD Watukosek, BPD Pontianak, LPD Sumedang, dan LPA Kototabang. Dengan demikian tiap unit memiliki sekitar 12 orang peneliti, perekaya, dan litkayasa.

(7)

52 Pt = Po x (1 + n)t

Pt = 12 x (1 + 0,02)20 Pt = 12 x 1,5 = 18 orang

Dengan demikian, jumlah peneliti ada 18 orang yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu peneliti tetap sejumlah 11 orang (60%) dan peneliti tamu sejumlah 7 orang (40%). Para peneliti ini nantinya akan didampingi oleh asisten peneliti. Jika diasumsikan tiap peneliti didampingi minimal 1 asisten, maka minimal ada 18 orang asisten peneliti. Selain itu, kegiatan penelitian juga melibatkan laboran yang mendampingi para peneliti dan bertanggungjawab pada laboraorium. Fasilitas laboratorium sendiri membutuhkan 6 orang laboran.

2. Pendekatan Jumlah Pengelola

Tabel 3.2 Studi Jumlah Pengelola Observatorium

Pelaku Jumlah Pelaku Jumlah

Pengelolaan

Kepala

Observatorium 1

KaBag Dokumentasi

& Publikasi 1 KaBag Administrasi 1 Staf Dokumentasi &

Publikasi 3

Staf Administrasi - Sekretariat KaBag Pendidikan &

Penelitian 1 KaBag Operasional 1

Staf Pendidikan &

Penelitian 4 Staf Operasional 6

KaBag Teknik &

Maintenance 1

Staf Teknik &

(8)

53 Staf IT (Data Server) 4 Staf Keamanan

(CCTV) 4

Jumlah 58

Kunjungan Penunjang & Servis

Staf Kunjungan

- Teknisi Teleskop - Bangunan - Kebersihan - Keamanan - Juru Masak - Housekeeping

10

(Sumber : Analisa Pribadi) 3. Pendekatan Jumlah Pengunjung

Kunjungan ke Observatorium Bosscha sangat dibatasi. Jumlah pengunjung dalam sehari dibatasi sampai 600 orang yang dibagi menjadi tiga sesi. Observatorium Bosscha juga menerima kunjungan malam tiap dua pekan di bulan April hingga Oktober. Berikut jadwal kunjungan di Observatorium Bosscha.

Tabel 3.3 Jadwal Kunjungan Siang di Observatorium Bosscha

Hari Jam Kapasitas Keterangan

Tidak ada sesi khusus, buka jam 09.00 - 13.00

(9)

54 Tabel 3.4 Jadwal Kunjungan Malam di Observatorium Bosscha

Hari Jam Kapasitas Keterangan

Kamis –

Jumat 17.00 - 20.00 200 orang

Kunjungan

perorangan/ instansi diharuskan mendaftar terlebih dahulu

(Sumber : bosscha.itb.ac.id/kunjungan diakses 13 Agustus 2016) Tabel 3.5 Jumlah Pengunjung Observatorium Bosscha

Tahun Jumlah Per Tahun

2007 56.831 -

2008 63.480 6.649 / 10%

2009 60.172 -3.308 / -5,5%

2010 59.591 -581 / -1%

(Sumber : Annual Report Observatorium Bosscha Periode 2007-2010) Berdasarkan laporan tahunan, mayoritas kunjungan berasal dari kalangan akademisi dengan capaian sekitar 80%. Sedangkan, sisanya 20% adalah pengunjung dari kalangan masyarakat umum. Jumlah tersebut belum termasuk kunjungan pada event tertentu yang dapat mencapai 5.000 orang per hari. Seperti saat Open House Observatorium Bosscha Maret 2007 yang berlangsung selama tiga hari, di mana pengunjung mencapai jumlah 14.666 orang.

(10)

55 Tabel 3.6 Jumlah Pengunjung Observatorium Astronomi

Pelaku Waktu Kunjungan Kapasitas

(orang)

Pengunjung perorangan Sabtu - Minggu 09.00 - 16.00

700 (diasumsikan 100 orang/jam)

Pengunjung instansi

Selasa - Jumat

- Seminar/ workshop

- Kunjungan Malam

Senin - Sabtu (Sumber : Analisa Pribadi)

4. Jam Operasional

Observatorium Astronomi merupakan fasilitas pendidikan dan penelitian yang bersifat publik. Selain itu, observatorium juga ditunjang dengan fasilitas pengelolaan dan hunian agar kegiatan yang ditampung dapat berjalan lancar. Berikut adalah jam operasional pada kompleks observatorium.

Tabel 3.7 Jam Operasional Observatorium Astronomi

Fasilitas Jam Operasional Keterangan

Penelitian

(11)

56 yang telah diizinkan Penunjang

Wisma 24 jam

(Sumber : Analisa Pribadi) b. Kebutuhan Ruang

Tabel 3.8 Kebutuhan Ruang

AKTIVITAS FASILITAS PRASARANA

Penelitian

- Melakukan pengamatan - Mengambil data

keperluan ruang observasi R. Kontrol

- Panel Kontrol - Meja kursi - Melakukan analisa,

pengukuran

(12)

57 Portable

- Mengakses data / informasi / dokumentasi penelitian - Melakukan studi khusus

non-astronomi

mengkoordinasi kegiatan / proses penelitian

- Membuat laporan penelitian - Melakukan kegiatan diskusi

R. Kerja Pribadi

- Meja kursi - Lemari - Komputer R. Rapat /

Diskusi Kecil

- Meja kursi - Komputer - Proyektor - Melakukan perawatan,

perbaikan, atau pembuatan instrumen penelitian

Bengkel

mengkoordinasi kegiatan / keperluan observatorium - Membuat laporan

& Publikasi - Operasional - Teknik &

Maintenance - Melakukan rapat /

pertemuan antar sub divisi - Mengkoordinasi kegiatan

R. Rapat

- Meja kursi - Komputer - Proyektor - Menyimpan berkas

administrasi dll R. Arsip - Lemari - Menunggu keperluan R. Tunggu - Meja

- Kursi / sofa - Melakukan pengawasan

keamanan R. CCTV

(13)

58 - Komputer

- Melakuan administrasi,

monitoring data server R. Server

- Meja kursi informasi kunjungan dll

R. Informasi

Pengunjung - Meja kursi - Membeli / menjual tiket R. Tiket - Meja kursi - Melihat dan mempelajari

materi yang dipameran R. Pameran

- Panel Display - Vitrin - Mengikuti pengarahan dan

penjelasan yang diberikan - Memberi pengarahan dan

penjelasan

R. Audio Visual

- Meja kursi - Komputer - Proyektor

- Melakukan pengamatan R. Observasi Publik

- Teleskop permanen - Kursi - Mengontrol kinerja /

keperluan ruang observasi R. Kontrol

- Panel Kontrol - Meja kursi - Menyimpan peralatan /

teleskop

R. Teleskop Portable

- Meja kursi - Lemari - Mengkoordinasi / briefing

kegiatan kunjungan - Melakukan kegiatan

pelatihan / diskusi

R. Serbaguna - Meja kursi - Proyektor

- Mengakses data / informasi / dokumentasi

- Beristirahat di sela kegiatan

/ jam kerja R. Istirahat

(14)

59 - Makan minum R. Makan - Meja kursi - Beribadah/sholat Mushola

- Menerima pengunjung

- Melakukan observasi publik Lobi & Plaza - Menginap, istirahat, tidur

- Makan, minum - Mandi, BAK/BAB - Mengisi waktu luang

dengan berolahraga atau hobi lainnya - Membuat dan menyiapkan

makanan / minuman

Pantry

Dapur - Kitchen set - Menyimpan peralatan /

perabot yang tidak terpakai Gudang - Rak - Menyimpan peralatan

kebersihan Janitor - Rak

- Beristirahat di sela kegiatan / jam kerja

(15)

60 - Mengontrol, memperbaiki,

merawat mesin genset R. Genset

- Genset - Panel genset - Mengontrol, memperbaiki

terkait jaringan listrik R. Panel

- Panel Listrik - Peralatan

ME - Mengontrol, memperbaiki,

merawat mesin pompa

R. Tandon Air &

(Sumber : Analisa Pribadi) c. Hubungan Ruang Makro

Bagan 3.6 Hubungan Ruang (Sumber : Analisa Pribadi)

PLAZA

Fasilitas Kunjungan Publik

R. Pameran, R. Audio Visual, R. Observasi Publik, R. Serbaguna,

Perpustakaan

Fasilitas Penelitian

R. Observasi Ilmiah, Laboratorium, R. Kerja, R. Diskusi, Perpustakaan

Fasilitas Pengelola

R. Ka Observatorium, R. Ka Bagian, R. Staf,

R. Rapat

Fasilitas Penunjang (Wisma)

R. Tidur, R. Santai, R. Makan, Toilet/KM, Dapur, Taman

Fasilitas Servis

Area Parkir, Pos Keamanan, R. Genset, R. MEE, R.

Tandon Air, R. Pompa

Fasilitas Maintenance

Bengkel Reparasi, Bengkel Pembuatan,

(16)

61 d. Studi Ruang Khusus

1. Ruang Observasi

Ruang observasi adalah fasilitas utama dalam kompleks observatorium ini, di mana teleskop akan diletakkan secara permanen di dalamnya. Ruang observasi ini biasanya hanya menampung satu teleskop di tiap ruangnya dan dilengkapi dengan ruangan pendukung, seperti ruang kontrol dan ruang mesin.

 Persyaratan Ruang

A = Ruang gerak teleskop, B = Ruang gerak pengamat/peneliti, C = Kebutuhan ruang untuk peralatan

Gbr 3.1 Standar Minimum Besaran Ruang Observasi

(Sumber : David Arditti, Setting Up a Small Observatory From Concept to Construction)

(17)

62 4 meter. Sedangkan, untuk ruang berbentuk persegi cukup dengan ukuran 2,4 meter.

Selain itu, peralatan teleskop memiliki sifat yang sangat sensitif terhadap perubahan suhu yang ada. Perubahan suhu yang disarankan tidak lebih dari 8oC dan kelembaban yang disarankan antara 45-60%. Hal ini juga mempengaruhi material yang akan digunakan pada bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Di mana material seperti beton, bata, dan batu alam perlu dihindari untuk mengurangi efek radiasi pada malam hari yang dapat mengganggu kegiatan observasi.

 Kebutuhan Teleskop

Observatorium astronomi ini nantinya akan memiliki beberapa teleskop yang akan digunakan untuk kegiatan penelitian dan kunjungan publik. Berikut rincian jumlah teleskop dengan dudukan permanen yang akan dimiliki observatorium astronomi.

Tabel 3.9 Jumlah Teleskop di Observatorium Astronomi Jenis Teleskop Penelitian Publik Teleskop Reflektor

Ø = 1,5 m 1 -

Teleskop Reflektor

Ø = 1,0 m 2 -

Teleskop Ø = 0,6 m 4 1

Teleskop Ø = 0,3 m 4 2

Jumlah 11 3

(18)

63  Speksifikasi Teleskop

Tabel 3.10 Spesifikasi Teleskop

Teleskop Reflektor Ø = 1,5 m Spesifikasi

- Aperture : 1.500 mm - Berat : 6.500 kg

- Dimensi : 3.107 mm x 5.103 mm

Gbr 3.2 Dimensi Teleskop Ø = 1,5 m

(Sumber : observatorysolutions.com diakses 21 Agustus 2016) Teleskop Reflektor Ø = 1,0 m

Gbr 3.3 Teleskop PW1000 1-Meter Observatory System (Sumber : observatorysolutions.com diakses 21 Agustus 2016) Spesifikasi

- Optikal Desain : Corrected Dall-Kirkham/ Ritchey-Chrétien

- Aperture : 1.000 mm (39,37 inch) - Panjang Fokus : 6.000 mm

(19)

64 - Dimensi : 3.429mm x 1.829mm x 1.143mm

Gbr 3.4 Dimensi Teleskop PW1000 1-Meter Observatory System (Sumber : planewave.com diakses 21 Agustus 2016)

Gbr 3.5 Teleskop PW1000 1-Meter Observatory System (Sumber : observatorysolutions.com diakses 21 Agustus 2016)

Teleskop Reflektor Ø = 0,6 m

Gbr 3.6 Teleskop PlaneWave Ritchey-Chrétien 24" Optical Tube (Sumber : observatorysolutions.com diakses 21 Agustus 2016) Spesifikasi

- Optikal Desain : Ritchey-Chrétien - Aperture : 610 mm

(20)

65 - Berat : 108,9 kg

- Dimensi : 1.422 mm x 787 mm x 889 mm

Gbr 3.7 Dimensi Teleskop PlaneWave Ritchey-Chrétien 24" (Sumber : planewave.com diakses 21 Agustus 2016)

Teleskop Reflektor Ø = 0,3 m

Gbr 3.8 Dimensi Teleskop PlaneWave CDK 12,5" (Sumber : planewave.com diakses 21 Agustus 2016) Spesifikasi

- Optikal Desain : Corrected Dall-Kirkham - Aperture : 320 mm

- Panjang Fokus : 3962 mm - Berat : 20,9 kg

(21)

66

Gbr 3.9 Teleskop PlaneWave CDK 12,5" (Sumber : planewave.com diakses 31 Agustus 2016) (Sumber : planewave.com, observatorysolutions.com)  Speksifikasi Kubah

Tabel 3.11 Spesifikasi Kubah / Dome Ash Domes

Gbr 3.10 Tipe Shutter A (kiri) dan Tipe Shutter B (kanan) (Sumber : ashdomes.com diakses 21 Agustus 2016) Spesifikasi

- Manufaktur : Ash Manufacturing, Inc. - Material

 Rangka : Galvanized Steel

 Penutup Atap : Galvalum (antikarat, Al-Zn) - Ukuran standar

 Model "R"

Diameter (m) Lebar Bukaan

Shutter (m) Berat (kg)

(22)

67 3,2 0,86 / 1,14 567 - 703

3,81 0,86 / 1,14 680 - 794 4,42 1,06 / 1,37 816 - 1.111 5,03 1,06 / 1,37 1.202 - 1.452

 Model "M"

Diameter (m) Lebar Bukaan

Shutter (m) Berat (kg)

5,64 1,57 / 2,08 2.041 - 2.268 6,24 1,8 / 2,28 2.177 - 2.495 6,85 1,8 / 2,28 2.223 - 2.631 7,46 1,8 / 2,28 2.722 - 3.175 8,07 1,8 / 2,28 2.948 - 3.379 8,68 1,8 / 2,28 3.629 - 4.400 9,29 2,28 / 2,74 4.309 - 4.763

Observa Dome

Gbr 3.11 Tipikal Kubah Teleskop

(Sumber : observadome.com diakses 31 Agustus 2016) Ukuran standar Observa Dome.

3,0 m / 3,5 m / 4,0 m / 5,0 m / 5,5 m / 6,0 m / 7,0 m

(Sumber : ashdomes.com, observadome.com)  Studi Ruang

(23)

68 Gbr 3.12 Studi Ruang Gerak Teleskop dengan Dudukan Tipe Fork

(Sumber : dok. pribadi, 2016)

Gbr 3.13 Studi Ruang Gerak Teleskop dengan Dudukan Tipe German Equatorial

(Sumber : dok. pribadi, 2016) Keterangan gambar :

A = diameter / area teleskop – garis merah,

B = diameter / area ruang gerak teleskop – garis biru, C = Tinggi teleskop,

(24)

69 Selain itu, ruang observasi juga dilengkapi dengan lemari atau rak untuk menyimpan peralatan dan perlengkapan tambahan teleskop. Teleskop dengan diameter yang besar umumnya juga dilengkapi tangga yang digunakan untuk memudahkan kegiatan pengamatan.

Gbr 3.14 Studi Kebutuhan Ruang Perabot Pelengkap (Sumber : dok. pribadi, 2016)

Ruang observasi publik juga harus mampu menampung pengunjung yang berjumlah sekitar 60 pengunjung dengan 5 orang petugas.

(25)

70  Besaran Ruang

Tabel 3.12 Besaran Ruang Observasi

Teleskop Reflektor Ø = 1,5 m

Gbr 3.16 Studi Ruang Gerak Teleskop Reflektor Ø = 1,5 m (Sumber : dok. pribadi, 2016)

A = 3,1 m | B = 5,6 m | C = 5,1 m | R = 2,8 m Perabot

Lemari = 2 x (0,6 x 1,6) = 1,92 m2 Tangga = (1 x 1,6) = 1,6 m2

Kebutuhan Ruang Gerak = 3,14 x R2

= 3,14 x (2,8)2 = 24,63 m2 Kebutuhan Ruang

= 24,63 + 1,92 + 1,6 + flow 200% = 28,15 + flow 200% = 84,45 m2 Ukuran Kubah Minimum

r = √83,13 : 3,14 r = √26,88

r = 5,18 m ~ 5,5 m

Jumlah Unit Teleskop = 1 buah

Luas R. Observasi untuk Teleskop Ø = 1,5 m = 3,14 x r2

(26)

71 Teleskop Reflektor Ø = 1,0 m

Gbr 3.17 Studi Ruang Gerak Teleskop Reflektor Ø = 1,0 m (Sumber : dok. pribadi, 2016)

A = 1,84 m | B = 3,5 m | C = 3,37 m | R = 1,75 m Perabot

Lemari = 2 x (0,6 x 1,6) = 1,92 m2 Tangga = (1 x 0,8) = 0,8 m2

Kebutuhan Ruang Gerak = 3,14 x R2

= 3,14 x (1,75)2 = 9,62 m2

Kebutuhan Ruang

= 9,62 + 1,92 + 0,8 + flow 200% = 12,34 + flow 200%

= 37,02 m2

Ukuran Kubah Minimum r = √37,02 : 3,14

r = √11,78

r = 3,42 m ~ 3,5 m

Jumlah Unit Teleskop = 2 buah

Luas R. Observasi untuk Teleskop Ø = 1,0 m = 2 x (3,14 x r2)

= 2 x (3,14 x (3,5)2) = 2 x 38,48

(27)

72 Teleskop Reflektor Ø = 0,6 m

Gbr 3.18 Studi Ruang Gerak Teleskop Reflektor Ø = 0,6 m (Sumber : dok. pribadi, 2016)

A = 3,2 m | B = 3,6 m | C = 3,24 m | R = 1,8 m Perabot

Lemari = 0,6 x 1,6 = 0,96 m2 Kebutuhan Ruang Gerak = 3,14 x R2

= 3,14 x (1,8)2 = 10,18 m2

Kebutuhan Ruang

= 10,18 + 0,96 + 0,8 + flow 200% = 11,94 + flow 200%

= 35,82 m2

Ukuran Kubah Minimum r = √(35,82 : 3,14) r = √11,4

r = 3,37 m ~ 3,5 m

Jumlah Unit Teleskop = 4 buah (penelitian), 1 buah (publik) Luas R. Observasi untuk Teleskop Ø = 0,6 m (penelitian) = 4 x (3,14 x r2)

= 4 x (3,14 x (3,5)2) = 4 x 38,48

= 153,92 m2

(28)

73 = 35,82 + 197,18

= 233,0 m2

Teleskop Reflektor Ø = 0,3 m

Gbr 3.19 Studi Ruang Gerak Teleskop Reflektor Ø = 0,3 m (Sumber : dok. pribadi, 2016)

A = 1,5 m | B = 2,2 m | C = 2,3 m | R = 1,1 m Perabot

Lemari = 0,6 x 1,6 = 0,96 m2 Kebutuhan Ruang Gerak = 3,14 x R2

= 3,14 x (1,1)2 = 3,8 m2

Kebutuhan Ruang

= 3,8 + 0,96 + flow 200% = 4,76 + flow 200% = 9,52 m2

Ukuran Kubah Minimum r = √9,52 : 3,14

r = √3,03

r = 1,74 m ~ 3,0 m

Jumlah Unit Teleskop = 4 buah (penelitian), 2 buah (publik) Luas R. Observasi untuk Teleskop Ø = 0,3 m (penelitian) = 4 x (3,14 x r2)

= 4 x (3,14 x (3,0)2) = 4 x 28,27

(29)

74 Luas 1 unit R. Observasi untuk Teleskop Ø = 0,6 m (publik) = 9,52 + [(60 x 1,13) + (5 x 6,15) + flow 100%]

= 9,52 + [67,8 + 30,79 + flow 100%] = 9,52 + 197,18

=206,7 m2

Luas Total R. Observasi Publik = 2 x 206,7

= 413,4 m2

(Sumber : Analisa Pribadi) 2. Ruang Kontrol

Ruang kontrol digunakan untuk mengatur, mengawasi, dan mengoperasikan teleskop maupun kubah.

 Persyaratan Ruang

- Ruang kontrol diharuskan berada di dekat ruang observasi untuk memudahkan koordinasi dan kinerja kedua ruang tersebut.

- Ruang memiliki sirkulasi udara yang lancar dan suhu udara stabil untuk memberi kenyamanan pengguna, serta menjaga kinerja peralatan yang mayoritas berupa peralatan elektronik.

 Kebutuhan dan Studi Ruang

(30)

75 Gbr 3.21 Studi Preseden R. Kontrol Observatorium Astronomi Australia

(Sumber : amandabauer.blogspot.co.id diakses 23 September 2016) Gambar di atas, Gbr 3.20 dan Gbr 3.21, merupakan contoh preseden dari ruang kontrol yang ada di Observatorium Nasional Kitt Peak dan Observatorium Astronomi Australia. Berdasarkan studi preseden tersebut, perabot dan peralatan yang dibutuhan dalam ruang kontrol di antaranya panel kontrol mesin atau mekanisme kubah dan teleskop, meja kerja dengan komputer, dan lemari atau rak data. Berikut studi besaran ruang tiap perabot dan peralatannya.

Gbr 3.22 Studi Kebutuhan Ruang Panel Kontrol, Lemari Data/Dokumen, Meja Kursi Kerja (dari kiri ke kanan)

(Sumber : dok. pribadi, 2016) Kebutuhan ruang per perabot:

(31)

76  Besaran Ruang

Tabel 3.13 Besaran Ruang Kontrol Tipe 1 Tipe 1 untuk R. Observasi

- Teleskop Reflektor Ø = 1,5 m (1 unit) - Teleskop Reflektor Ø = 1,0 m (2 unit) Kebutuhan per unit

- 3 unit = Panel Kontrol

- 2 unit = Lemari Data/Dokumen - 6 unit = Meja Kerja

- 10 unit = Kursi Kerja Luas per unit

= (3 x 0,72) + (2 x 1,08) + (6 x 1,28) + (10 x 0,46) + flow 50% = 2,16 + 2,16 + 7,68 + 4,6 + flow 50%

= 16,6 + flow 50% = 24,9 m2

Total Kebutuhan R. Kontrol Tipe 1 = 3 x 24,9 m2

= 74,7 m2

Tipe 2 Tipe 2 untuk R. Observasi Penelitian

- Teleskop Ø = 0,6 m (4 unit) - Teleskop Ø = 0,3 m (4 unit) Kebutuhan per unit

- 2 unit = Panel Kontrol

- 1 unit = Lemari Data/Dokumen - 4 unit = Meja Kerja

- 6 unit = Kursi Kerja Luas per unit

= (2 x 0,72) + (1 x 1,08) + (4 x 1,28) + (6 x 0,46) + flow 50% = 1,44 + 1,08 + 5,12 + 2,76 + flow 50%

(32)

77 Total Kebutuhan R. Kontrol Tipe 2

= 8 x 15,6 m2 = 62,4 m2

Tipe 3 Tipe 3 untuk R. Observasi Kunjungan

- Teleskop Ø = 0,6 m (1 unit) - Teleskop Ø = 0,3 m (2 unit) Kebutuhan per unit

- 1 unit = Panel Kontrol

- 1 unit = Lemari Data/Dokumen - 4 unit = Meja Kerja

- 4 unit = Kursi Kerja Luas per unit

= (1 x 0,72) + (1 x 1,08) + (3 x 1,28) + (3 x 0,46) + flow 50% = 0,72 + 1,08 + 3,84 + 1,38 + flow 50%

= 7,02 + flow 50% = 10,53 m2

Total Kebutuhan R. Kontrol Tipe 3 = 3 x 10,53 m2

= 31,6 m2

(Sumber : Analisa Pribadi) 3. Ruang Penyimpanan Teleskop Portable

 Persyaratan Ruang

- Ruang memiliki kelembaban dan suhu udara yang stabil dengan perubahan suhu tidak lebih dari 8oC.

 Kebutuhan dan Speksifikasi Teleskop

Tabel 3.14 Jumlah Teleskop Portable

Jenis Teleskop Penelitian Publik

Teleskop Ø =150 mm 6 4

Teleskop Ø = 70 mm 2 4

Jumlah 8 8

(33)

78 Tabel 3.15 Speksifikasi Teleskop Portable

Teleskop Refraktor Ø = 150 mm

Gbr 3.23 Teleskop Refraktor Advanced Vx 6" (Sumber : celestron.com diakses 31 Agustus 2016) Spesifikasi

 Optikal Desain : Refraktor  Aperture : 150 mm  Panjang Fokus : 1.200 mm  Panjang Teleskop : 1.295 mm

 Tinggi Dudukan : 1.118 - 1.626 mm

 Diameter Tripod : 50,8 mm - stainless steel  Panjang Tripod : 1.280 mm

 Berat Teleskop : 8.62 kg  Berat Tripod : 8,16 kg  Berat Penyeimbang : 2 x 2,47 kg

Teleskop Refraktor Ø = 70 mm Spesifikasi

 Optikal Desain : Refraktor  Aperture : 70 mm  Panjang Fokus : 900 mm  Panjang Teleskop : 914mm

(34)

79 Gbr 3.24 Teleskop Astromaster 70az

(Sumber : celestron.com diakses 31 Agustus 2016) (Sumber : celestron.com)

 Studi Ruang

Kebutuhan ruang penyimpanan teleskop portable terdiri dari lemari atau rak penyimpanan yang dimensinya disesuaikan dengan dimensi teleskop dan tripod. Selain itu, meja dan kursi kerja juga diperlukan untuk kegiatan perawatan teleskop. Berikut studi besaran ruang tiap perabot dan peralatan.

Gbr 3.25 Dimensi Teleskop dan Tripod Refraktor Advanced Vx 6" (Sumber : dok. pribadi, 2016)

(35)

80 1,0 m. Selain itu, teleskop tipe Refraktor Advanced Vx 6" memiliki beberapa aksesoris pelengkap seperti dudukan teleskop (mount) dan eyepiece.

Gbr 3.26 Dimensi Aksesoris Teleskop Refraktor Advanced Vx 6" (Sumber : dok. pribadi, 2016)

Gbr 3.27 Dimensi Aksesoris Teleskop Refraktor Astromaster 70az (Sumber : dok. pribadi, 2016)

Sedangkan untuk teleskop tipe Astromaster 70az dibutuhkan ruang sebesar 0,15 x 0,95 m, 0,1 x 0,8 m untuk tripod, dan 0,15 x 0,2 m untuk dudukan teleskop (mount).

Gbr 3.28 Studi Kebutuhan Meja Kursi dan Lemari/Rak Penyimpanan

(36)

81  Besaran Ruang

Tabel 3.16 Besaran Ruang Penyimpanan Teleskop Portable Tipe 1 (Penelitian)

Jumlah Unit Teleskop

- Teleskop Ø = 150 mm = 6 unit - Teleskop Ø = 070 mm = 2 unit Kebutuhan per unit

- 3 unit = Lemari - 4 unit = Meja Kerja - 4 unit = Kursi Kerja Luas per unit

= (3 x 1,2) + (4 x 1,8) + (4 x 0,46) + flow 50% = 3,6 + 7,2 + 1,84 + flow 50%

= 12,64 + flow 50% = 18,96 m2

Tipe 2 (Publik) Jumlah Unit Teleskop

- Teleskop Ø = 150 mm = 4 unit - Teleskop Ø = 070 mm = 4 unit Kebutuhan per unit

- 3 unit = Lemari - 2 unit = Meja Kerja - 2 unit = Kursi Kerja Luas per unit

= (3 x 1,2) + (2 x 1,8) + (2 x 0,46) + flow 50% = 3,6 + 3,6 + 0,92 + flow 50%

= 8,12 + flow 50% = 12,18 m2

(Sumber : Analisa Pribadi) 4. Ruang Laboratorium Optik

(37)

82  Persyaratan Ruang

- Sistem pencahayaan yang dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan agar penelitian dan percobaan yang memerlukan kondisi noise cahaya yang rendah dapat dilakukan.

- Meminimalisir bukaan khususnya jendela untuk mengurangi radiasi yang dapat mengganggu proses ataupun hasil penelitian dan percobaan.

- Ruang harus memiliki pengaturan terhadap kebersihan, temperatur, kelembaban, dan pencahayaan untuk mendukung kegiatan, instrumen, dan komponen optik dalam kondisi yang optimal.

- Akses masuk ke dalam ruang harus melalui ruang transisi atau persiapan (pre-clean) yang terdiri dari loker, jas laboratorium untuk semua pengguna.

 Kebutuhan dan Studi Ruang

Gbr 3.29 Studi Preseden Laboratorium Optik

(Sumber : astrosystems.nl diakses 23 September 2016)

(38)

83 proyektor analog, laser He-Ne, kabel serat optik, dan komputer sebagai fasilitas komputasi untuk penelitian.

Gbr 3.30 Studi Preseden Laboratorium Optik di IfA Pukalani (Sumber : ifa.hawaii.edu diakses 23 September 2016)

Gbr 3.31 Meja Optik Nexus Table Kit With Active Legs (Sumber : thorlabs.com diakses 25 September 2016)

Gbr 3.32 Dimensi Meja Optik Nexus Table Kit With Active Legs (Sumber : thorlabs.com diakses 25 September 2016)

(39)

84

Gbr 3.34 Free Standing Overhead Shelf PTA280 (Sumber : thorlabs.com diakses 25 September 2016)

Gbr 3.35 Dimensi Free Standing Overhead Shelf PTA280

(Sumber : thorlabs.com diakses 25 September 2016)

Gbr 3.36 Dimensi Free Standing Overhead Shelf PTA280 (Sumber : thorlabs.com diakses 25 September 2016)  Besaran Ruang

Tabel 3.17 Besaran Ruang Laboratorium Optik Laboratorium Optik Kebutuhan Perabot

- 3 unit = Meja optik = 2 m2

(40)

85 - 2 unit = Lemari/ Rak = 1,2 m2

- 4 unit = Kursi kerja = 0,46 m2 Kebutuhan Luas Ruang

= (3 x 2) + (3 x 1,95) + (2 x 1,2) + (4 x 0,46) + flow 50% = 6 + 5,85 + 2,4 + 1,84 + flow 50%

= 16,09 + flow 50% = 24,2 m2

Ruang Penyimpanan Peralatan Kebutuhan Perabot

- 4 unit = Lemari/ Rak = 1,2 m2 - 2 unit = Meja kerja = 1,8 m2 - 4 unit = Kursi kerja = 0,46 m2 Kebutuhan Luas Ruang

= (4 x 1,2) + (2 x 1,8) + (4 x 0,46) + flow 50% = 4,8 + 3,6 + 1,84 + flow 50%

= 10,24 + flow 50% = 15,4 m2

Ruang Persiapan Kebutuhan Perabot

- 4 unit = Lemari/ Loker = 1,2 m2 - 2 unit = Lemari Jas Lab = 1,2 m2 - 2 unit = Lavatori = 5 m2

Kebutuhan Luas Ruang

= (4 x 1,2) + (2 x 1,2) + (2 x 5) + flow 50% = 4,8 + 2,4 + 10 + flow 50%

= 17,2 + flow 50% = 25,8 m2

(Sumber : Analisa Pribadi) 5. Ruang Laboratorium Komputer

(41)

86  Persyaratan Ruang

- Ruang memiliki sirkulasi udara yang lancar dan suhu udara stabil untuk memberi kenyamanan pengguna, serta menjaga kinerja peralatan yang mayoritas berupa peralatan elektronik.

 Kebutuhan dan Studi Ruang

Gbr 3.37 Studi Preseden Ruang Laboratorium Komputer

(Sumber : brown.edu, daytonabeach.erau.edu diakses 25 September 2016)

Gbr 3.38 Studi Preseden Ruang Komputer

(Sumber : eso.org diakses 25 September 2016)

Gbr 3.39 Studi Kebutuhan Ruang Lemari Data/Dokumen, Meja Kursi Kerja (dari kiri ke kanan)

(42)

87  Besaran Ruang

Tabel 3.18 Besaran Ruang Laboratorium Komputer Laboratorium Komputer

Kebutuhan Perabot

- 04 unit = Lemari/ Rak = 1,08 m2 - 20 unit = Meja kerja = 1,28 m2 - 25 unit = Kursi kerja = 0,46 m2 Kebutuhan Luas Ruang

= (4 x 1,08) + (20 x 1,28) + (25 x 0,46) + flow 50% = 4,32 + 25,6 + 11,5 + flow 50%

= 41,42 + flow 50% = 62,2 m2

(Sumber : Analisa Pribadi) 6. Bengkel Teknik

Bengkel teknik digunakan untuk melakukan perawatan, perbaikan, pembuatan, maupun pengembangan instrumen pengamatan/ penelitian.

 Persyaratan Ruang

- Ruang memiliki sirkulasi udara yang lancar dan suhu udara stabil untuk memberi kenyamanan pengguna. - Sirkulasi ruang yang jelas dan cukup untuk menampung

pengguna, aktivitas, dan peralatan bengkel kerja.  Kebutuhan dan Studi Ruang

(43)

88 Gbr 3.40 Studi Ruang Bengkel Metalworking

(Sumber: Ernst & Peter Neufert, Architects Data)  Besaran Ruang

Tabel 3.19 Besaran Ruang Bengkel Teknik Bengkel Teknik Kebutuhan

- Area Pengelasan = 7,5 x 10,0 m - Area Pemotongan = 7,5 x 10,0 m - Area Perakitan = 7,5 x 10,0 m - Area Produk = 5,0 x 10,0 m

- Area Penyimpanan Material = 5,0 x 10,0 m Luas

= (3 x 75) + (2 x 50) = 225 + 100

= 325,0 m2

(44)

89 e. Studi Besaran Ruang

Berikut adalah perhitungan besaran ruang pada perencanaan dan perancangan “Observatorium Astronomi di Kabupaten Batang”, dengan mengacu pada Studi Ruang Khusus (SRK), Data Arsitek – Enrst and Peter Neufert (DA), dan Human Dimension and Interior Space – Julius Panero & Martin Zelnik (HDIS). Sedangkan, standar sirkulasi yang akan diterapkan dalam besaran ruang berdasarkan buku Time Saver Standart for Building Types 2nd Edition, sebagai berikut.

 5% - 10% = sirkulasi minimum

 20 % = kebutuhan akan leluasan sirkulasi

 30 % = kenyamanan fisik  40 % = kenyamanan psikologis

 50% = sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan  70% - 100% = sirkulasi dengan banyak kegiatan

1. Fasilitas Penelitian

Tabel 3.20 Besaran Ruang Fasilitas Penelitian

Ruang Perabot -

Jumlah unit Luas (m

2) Luas +

Sirkulasi Sumber

R. Observasi Ilmiah - Teleskop Ø =1,5 m - Teleskop Ø =1,0 m - Teleskop Ø =0,6 m - Teleskop Ø =0,3 m

1 unit 2 unit 4 unit 4 unit

95,0 m2 76,9 m2 153,9 m2 113,1 m2

(45)

90

Teleskop Portable 18,9 m

2

SRK

Laboratorium Optik - Laboratorium - R. Penyimpanan

Komputer 62,2 m

2

SRK

Perpustakaan Ilmiah - R. Baca

R. Kerja Astronom (20 orang)

(46)

91

Luas Fasilitas Penelitian 1.722,3 m2 (Sumber : Analisa Pribadi)

2. Fasilitas Pengelolaan

Tabel 3.21 Besaran Ruang Kantor Pengelola

Ruang Perabot(Jml) Luas (m2) Luas +

Sirkulasi Sumber

R. Kepala

R. Staf Administrasi - Sekretariat

R. Staf Pendidikan & Penelitian

Meja/kursi kerja(4)

18,36 m2

(47)

92

R. Staf Dokumentasi & Publikasi

(48)

93

Luas Fasilitas Pengelolaan 411,7 m2 (Sumber : Analisa Pribadi)

3. Fasilitas Kunjungan

Tabel 3.22 Besaran Ruang Fasilitas Kunjungan

Ruang Perabot(Jml) Luas (m2) Luas +

Sirkulasi Sumber R. Informasi

R. Observasi Ilmiah - Teleskop Ø =0,6 m

Teleskop Portable 12,18 m

2

(49)

94

R. Kontrol Audio Visual

(50)

95 4. Fasilitas Penunjang

Tabel 3.23 Besaran Ruang Fasilitas Penunjang

Ruang Perabot(Jml) Luas (m2) Luas +

Sirkulasi Sumber

(51)

96

Luas Fasilitas Penunjang 1.525,4 m2 (Sumber : Analisa Pribadi)

5. Fasilitas Servis

Tabel 3.24 Besaran Ruang Fasilitas Servis

Ruang Perabot(Jml) Luas (m2) Luas +

Sirkulasi Sumber

Toilet

(52)

97

R. Staf Kebersihan (15 orang)

R. Staf Keamanan (15 orang)

R. Staf Maintenance Bangunan

(53)

98 Gardu PLN 20 m2/unit = 20 m2

R.Panel 5 m2/unit = 30 m2

R. Pompa 20 m2/unit = 20 m2

Pembuangan

Sampah Sementara 15 m 2

/unit = 15 m2

Luas Fasilitas Servis 536,5 m2 (Sumber : Analisa Pribadi)

f. Studi Kebutuhan Luas Bangunan dan Lahan

Tabel 3.25 Kebutuhan Luas Bangunan

Fasilitas Luas

Penelitian 1.722,3 m2

Pengelolaan 411,7 m2

Kunjungan 1.162,7 m2

Penunjang 1.525,4 m2

Servis 536,5 m2

Sirkulasi 50 % 2.679,2 m2

Luas Keseluruhan 8.037,9 m2

(Sumber : Analisa Pribadi) Tabel 3.26 Studi Kebutuhan Area Parkir

Kendaraan

Persen-tase Jumlah Luas

(54)

99 Diasumsikan,

1 mobil = 3 orang t = 263 : 3

t = 88,67 ~ 89 mobil Pengunjung Instansi = 300 orang

Bis

4,0 x 11,5

Diasumsikan, 1 bus = 50 orang t = 300 : 50 t = 6 bus

276,0 m2

Sirkulasi 100%

Luas 3.754,0 m2

(Sumber : Analisa Pribadi)

Pada perhitungan kebutuhan luas area parkir untuk kompleks observatorium adalah 3.754,0 m2. Namun, kompleks observatorium nantinya hanya akan menyediakan area parkir seluas 1.912,0 m2. Jumlah tersebut didapat dari kebutuhan minimum untuk pengelola dan peneliti yang berjumlah 88 (50%) motor dan 52 (30%) mobil. Pembatasan dilakukan untuk mengantisipasi polusi udara yang dapat berdampak pada kegiatan observasi. Sedanngkan, kebutuhan area parkir sisanya diasumsikan berada di luar kompleks yang berjarak sekitar 500 meter.

(55)

100 L. Plaza = area teleskop + area pengunjung + flow 50%

= {(3,2 m2/unitx 16 unit)+(1,2 m2/orgx 1.000 org)}+flow 50% = {51,2 m2 + 1.200 m2} + flow 50%

= 1.876,8 m2

Luas Keseluruhan = L. Bangunan + L. Area Parkir + L. Plaza = 8.037,9 m2 + 1.912,0 m2 + 1.876,8 m2

= 11.826,7 m2

Berdasarkan peraturan daerah terkait tata ruang, ketentuan untuk koefisien dasar bangunan (KDB) adalah 60% dan koefisien lantai bangunan (KLB) adalah 0,8. Karena observatorium astronomi ini juga memerlukan area terbuka hijau sebagai area penyangga, maka koefisien yang akan digunakan 0,5 untuk KLB dan 30% untuk KDB. Berikut perhitungan luas kebutuhan lahan dan luas lantai dasar.

Luas Lahan = Luas Keseluruhan : KLB = 11.826,7 m2 : 0,5

= 23.653,4 m2

Luas Maksimal Lt. Dasar = Luas Lahan x KDB

= 23.653,4 m2 x 30%

= 7.096,0 m2

3.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan

3.2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosure

a. Sistem Struktur

(56)

101 Pondasi umumnya digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah lembek. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom. Pondasi footplate ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu kali. Pengaplikasiannya dapat langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding.

Kelebihan

 Pondasi ini lebih murah dari sisi biaya

 Galian tanah lebih sedikit

 Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi footplate lebih handal daripada pondasi batu belah.

Gbr 3.41 Pondasi Footplate

(Sumber : belajarsipil.blogspot.co.id diakses 4 September 2016) Kekurangan

 Persiapan dan waktu pengerjaan lebih lama karena harus mempersiapkan bekisting dan menunggu beton kering.

(57)

102  Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 8 meter dengan berdiameter 60 - 80 cm.

Gbr 3.42 Pondasi Sumuran

(Sumber : belajarsipil.blogspot.co.id diakses 4 September 2016) Kelebihan

 Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan tidak dimungkinkan penggunaan tiang pancang.

 Dapat digunakan pada tanah dengan daya dukung yang rendah.

Kekurangan

 Pemakaian bahan boros.

 Bagian dalam hasil pasangan pondasi tidak dapat dikontrol

(58)

103  Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang adalah konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang pancang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi. Pelaksanaan pekerjaan pemancangan dapat menggunakan sistem diesel hammer atau hidraulik hammer. Pekerjaan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah keras jika pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari 2 cm.

Gbr 3.43 Pondasi Tiang Pancang

(Sumber : belajarsipil.blogspot.co.id diakses 4 September 2016) Kelebihan

 Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.

 Harga relatif murah bila dibanding pondasi sumuran.

(59)

104

 Daya dukung tidak hanya pada ujung tiang, tetapi juga pada lekatan di sekeliling tiang.

 Pada penggunaan tiang kelompok (satu beban tiang ditahan oleh dua atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat.

Kekurangan

 Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.

 Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal.

 Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.

2. Struktur Tengah

Struktur tengah yang mungkin digunakan adalah struktur rangka portal (frame structure). Struktur rangka sendiri adalah struktur yang terdiri atas elemen elemen linear, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujungnya oleh titik hubung. Material yang digunakan dapat terbuat dari baja atau beton bertulang.

Rangka Baja

(60)

105 pabrik sesuai spesifikasi desain, hasilnya berupa konstruksi rangka struktural yang relatif cepat dan akurat.

Baja struktural dapat dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang tidak terlindungi, tapi karena baja dapat kehilangan kekuatan secara drastis karena api, pelapis anti api dibutuhkan untuk memenuhi kualifikasi sebagai tahan api. Pada kondisi terekspos, ketahanan terhadap korosi juga dibutuhkan.

Gbr 3.44 Struktur Rangka dengan Material Baja (Sumber : alibaba.com diakses 4 September 2016) Kelebihan

 Kuat tarik tinggi

 Tidak dimakan rayap, bisa di daur ulang

 Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut

 Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan. Kekurangan

 Bisa berkarat, tidak tahan api

 Lemah terhadap gaya tekan

(61)

106 Rangka Beton Bertulang

Gbr 3.45 Struktur Rangka dengan Material Baja

(Sumber : kontraktor-gudang-pabrik.com diakses 4 September 2016) Penggunaan beton bertulang dalam konstruksi gedung sudah umum dilakukan. Beberapa keuntungan menggunakan beton bertulang antara lain kekuatannya menahan beban yang sangat tinggi, mudah dibentuk sesuai kebutuhan, keawetannya dan ketahanan terhadap api yang lebih baik dari struktur baja. Salah satu kekurangannya adalah bervariasinya kuat tekan beton yang sangat dipengaruhi oleh jenis, kualitas, dan komposisi material pembentuknya (aggregat, semen dan air), serta cara pengerjaannya. Proses pembentukan struktur beton bertulang dapat dilakukan di tempat (on site) atau dapat juga menggunakan beton precast. Ditinjau dari sistem penulangannya, dikenal beton bertulang biasa dan beton prategang (prestressed).

Kelebihan

 Mampu menahan gaya tekan serta bersifat tahan terhadap korosi dan pembusukan.

(62)

107 Kekurangan

 Beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu diberikan tulangan baja sebagai penahan gaya tarik.

 Beton mempunyai sifat mengembang dan menyusut jika terjadi perubahan suhu sehingga perlu dibuat dilatasi untuk mencegah terjadinya retakan retakan.

 Beton bersifat getas sehingga harus dihitung dengan teliti agar setelah dikompositkan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

3. Struktur Atas

 Struktur Baja Konvensional

Gbr 3.46 Struktur Baja Konvensional

(Sumber : candraabadisteel.com diakses 4 September 2016)

(63)

108 Sedangkan, kelemahan baja konvensional adalah beban konstruksi pada pondasi dan kolom menjadi berat.

 Struktur Rangka Batang (Space Truss)

Sistem struktur yang menggunakan rangka batang tiga dimensi, di mana batang yang digunakan terbuat dari material yang kuat dan ringan. Space truss biasanya digunakan dalam struktur yang memiliki bentang panjang tanpa penyangga.

Gbr 3.47 Struktur Rangka Batang (Space Truss) (Sumber : worldfortravel.com diakses 4 September 2016) b. Sistem Enclosure

1. Penutup Lantai  Lantai Keramik

Gbr 3.48 Lantai Keramik

(64)

109 tinggal. Kelebihannya adanya banyak desain lantai keramik dan pilihan warna.

 Lantai Kayu

Gbr 3.49 Lantai Kayu

(Sumber : architecchi.com diakses 4 September 2016)

Lantai kayu biasa digunakan pada desain bangunan tradisional, namun saat ini banyak muncul produk pabrikasi dari produk ini. Lantai kayu dari produk pabrikasi umumnya dapat dibedakan menjadi parket kayu solid / hard wood, paket lapis / engineered wood flooring, dan parket laminate. Kelebihannya adalah ringan dan menimbulkan kesan hangat pada ruangan. 2. Penutup Dinding

 Dinding batu bata

(65)

110 mengenai pasangan dinding bata. Sifat pada batu bata antara lain kuat, stabil dan tahan lama, tahan api, peredam suara yang baik, mudah didapat.

Gbr 3.50 Dinding dari Batu Bata

(Sumber : ideaonline.co.id diakses 4 September 2016)  Dinding Bata Ringan / Hebel

Gbr 3.51 Dinding dari Bata Ringan / Hebel (Sumber : architectaria.com diakses 4 September 2016)

(66)

111 kedap air, kuat tekan yang tinggi, dan mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.

3. Penutup Atap

 Atap Genteng Tanah Liat

Gbr 3.52 Atap Genteng Tanah Liat

(Sumber : architectaria.com diakses 4 September 2016)

Bahan untuk atap telah banyak digunakan pada rumah. Genteng ini terbuat dari bahan tanah liat dan bakar serta dipress. Genteng yang terbuat dari tanah liat ini membutuhkan rangka dalam pemasangannya. Genteng dapat dipasang dengan kemiringan tertentu.

 Atap Metal

(67)

112 sebagai konduktor yang baik akan menghantarkan panas matahari masuk ke dalam rumah.

Gbr 3.53 Atap Metal Galvalum

(Sumber : berridge.com diakses 4 September 2016)

3.2.2 Studi Sistem Utilitas

a. Sistem Distribusi Listrik

Bagan 3.7 Distribusi Pasokan Listrik

(Sumber : Jimmy S. Juwana, Panduan Sistem Bangunan Tinggi)

Instalasi jaringan listrik berasal dari PLN maupun pembangkit cadangan listrik, yang disiapkan mana kala pasokan daya listrik dari PLN terganggu. Jika aliran listrik PLN terhenti, pasokan daya listrik diambil dari pembangkit listrik cadangan atau genset, yang

Pasokan Daya Listrik dari PLN

Transformator

Meteran PLN

Genset Panel Lampu Darurat

Panel Kebakaran

(68)

113 digerakkan dengan mesin diesel. Daya listrik akan disalurkan pada panel distribusi yang umumnya dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu daya listrik untuk stop kontak, penerangan, perlengkapan atau peralatan bangunan.

b. Sistem Pencahayaan

Tiap ruang yang ada pada observatorium memiliki standar pencahayaan yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya. Menurut SNI 03-6197-200, berikut standar pencahayaan untuk ruang yang ada pada observatorium.

Tabel 3.27 Standar Pencahayaan Ruang

Ruang

Tingkat Pencahayaan

(Lux)

Ruang

Tingkat Pencahayaan

(Lux)

Perkantoran : Perpustakaan 300

Ruang Kerja 350 Wisma :

Ruang Rapat 300 Ruang Tidur 150 Ruang Arsip 150 Ruang Santai 200

Lobi/Hall 100 Ruang Makan 200

Laboratorium 500 Dapur 200

(Sumber : ciptakarya.pu.go.id diakses 21 Agustus 2016)

(69)

114 Pencahayaan buatan digunakan untuk meengoptimalkan aktivitas pengguna yang membutuhkan intensitas dan sebaran cahaya yang merata dan sesuai dengan kebutuhan. Pada projek observatorium astronomi ini, pencahayaan buatan perlu mendapatkan perhatian khusus. Hal ini dilakukan agar pemakaian pencahayaan buatan dapat lebih efektif dan efisien hingga tidak menimbulkan polusi cahaya yang dapat menghambat kegiatan observasi. Salah satu caranya dengan mengarahkan pencahayaan ke arah bawah, khususnya untuk area luar (outdoor).

Gbr 3.54 Pencahayaan Buatan Terarah (Sumber : slideshare.com diakses 5 September 2016) c. Sistem Penghawaan

Penghawaan adalah aliran udara di dalam ruang yang berupa proses pertukaran udara kotor dan udara bersih. Ada dua jenis sistem penghawaan, yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan. Penghawaan alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan di luar suatu bangunan yang disebabkan karena adanya perbedaan temperatur.

(70)

115 mekanik dan non mekanik. Sistem mekanik umumnya menggunakan kipas angin, exhaust fan, ataupun inhaust fan. Sedangkan, sistem non mekanik biasanya menggunakan AC (Air Conditioner atau pengkondisian udara).

Gbr 3.55 Macam-Macam Penghawaan Buatan

(Sumber : ceruleancanvas.blogspot.com diakses 5 September 2016) d. Sistem Air Bersih dan Air Kotor

Sumber air bersih didapat dari dua sumber antara lain dari PDAM dan air sumur, di mana air akan ditampung dalam ground water tank. Air dari ground water tank nantinya akan didistribusikan ke area yang membutuhkan air bersih dengan menggunakan sistem up feed ataupun down feed.

Bagan 3.8 Distribusi Air Bersih dengan Sistem Up Feed (Sumber : Analisa Pribadi)

Bagan 3.9 Distribusi Air Bersih dengan Sistem Down Feed (Sumber : Analisa Pribadi)

Sumber Air Ground

water tank Pompa Air

Unit Distribusi Roof Tank Sumber Air Ground

water tank Pompa Air

(71)

116 Sistem pembuangan air limbah merupakan sistem instalasi untuk mengalirkan air limbah yang berasal dari peralatan saniter maupun hasil buangan dapur. Pada umumnya, air limbah dapat dibedakan menjadi grey water dan black water. Grey water adalah air buang yang berasal dari aktivitas mencuci maupun mandi. Air limbah jenis ini dapat diolah untuk digunakan lagi. Sedangkan, black water adalah air buang yang berasal dari kloset / wc.

Bagan 3.10 Distribusi Air Limbah (Sumber : Analisa Pribadi) 3.2.3 Studi Pemanfaatan Teknologi

a. Solar Panel

Panel surya atau sering disebut fotovoltaik adalah perangkat yang mampu mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. Panel surya disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya matahari yang sampai ke bumi, walaupun selain dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan energi panasnya melalui sistem solar thermal.

Kamar Mandi Dapur Laundry

Water Treament

Kloset Taman

Septic Tank

Resapan / saluran

(72)

117 Bagan 3.11 Rangkaian Sistem Solar Panel

(Sumber : Analisa Pribadi)

b. Rainwater Harvesting

Bagan 3.12 Rangkaian Sistem Rainwater Harvesting (Sumber : Analisa Pribadi)

Rainwater harvesting merupakan teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, mengalirkan, menyimpan air hujan untuk digunakan kembali. Sistem ini memanfaatkan sumber daya air pada tapak yang mampu mengurangi limpasan air ke saluran kota. Keuntungan rainwater harvesting adalah menambah persediaan air, meningkatkan kelembaban dan air tanah, serta mengurangi kelebihan kapasitas saluran air kota. Sistem ini sangat bergantung

Talang Air Atap

Bak Kontrol Filter

Bak Penampungan

Resapan / Saluran

Kota

Pompa Air Kloset, Taman, dll Panel Surya Charger Solar

Controller

Baterai Penyimpanan

Daya

Peralatan Elektronik

(DC)

Peralatan Elektronik

(73)

118 pada pasokan air hujan hingga sistem ini tidak dapat diandalkan pada musim kemarau.

c. Grey Water Treatment

Bagan 3.13 Rangkaian Sistem Grey Water Treatment (Sumber : Analisa Pribadi)

Pengelolaan air sama halnya dengan pemeliharaan air yang harus dilakukan secara teratur. Pemeliharaan air atau yang biasa disebut water treatment dilakukan untuk menjaga agar siklus aliran air tetap berjalan dengan baik. Pada air limbah domestik yang dibedakan menjadi grey water dan black water.

Pada prinsipnya pengolahan limbah bertujuan agar air dapat digunakan kembali misalnya untuk menyirami tanaman. Maka dari itu, meskipun air limbah telah terolah, nutriennya masih tetap ada yaitu nitrogen dan fosfor.

Kamar Mandi

Dapur Laundry

Bak Kontrol Treament Filter

-Bak Penampungan

Resapan / Saluran Kota

(74)

119 3.3 Analisa Konteks Lingkungan

3.3.1 Analisa Pemilihan Lokasi

a. Deskripsi Alternatif Lokasi

1. Kecamatan Blado

Gbr 3.56 Kecamatan Blado, Batang (Sumber : batangkab.go.id diakses 17 Juni 2016)

(75)

120 Bandar di sebelah barat, dan Kabupaten Banjarnegara di sebelah selatan.

Secara geografi, Kecamatan Blado berada di ketinggian antara 250-2.000 mdpl dengan kemiringan antara 8% sampai lebih dari 40%, dan mayoritas berada di ketinggian 1.000-2.000 mdpl. Keadaan tanah di Kecamatan Blado terdiri dari tanah jenis andosol dan latosol, di mana 4.004 Ha dalam kondisi kritis dan potensial kritis.

2. Kecamatan Bawang

(76)

121 Kecamatan Bawang merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Batang yang terdiri dari 20 desa atau kelurahan. Kecamatan Bawang sendiri memiliki wilayah seluas 7.765,88 Ha. Secara administratif Kecamatan Bawang berbatasan dengan kecamatan Tersono di sebelah utara, Kabupaten Kendal dam Wonosobo di sebelah timur, kecamatan Reban di sebelah barat, dan Kabupaten Banjarnegara di sebelah selatan.

b. Kriteria Pemilihan Lokasi

Lokasi untuk mendirikan sebuah observatorium memang tidak boleh ditentukan secara sembarangan. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebuah lokasi untuk observatorium. Menurut Ken

Hudson dan Tom Simstad dalam “The Share Astronomy Guide To

Observatory Site Selection” ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk sebuah observatorium bagi astronom amatir. Namun, kriteria tersebut bisa dijadikan dasar atau syarat minimal dalam menentukan lokasi sebuah observatorium, diantaranya.

1. Persentase Malam Cerah (Percentage of clear night)

(77)

122 tersebut. Di mana jika melihat kasus di Observatorium Bosscha, Lembang jumlah hari cerah ada di antara 110-146 hari.

2. Tingkat Kegelapan Langit (Darkness of the sky)

Tingkat kegelapan langit suatu daerah dapat ditentukan dengan menggunakan The Bortle Dark-Sky Scale dari John E. Bortle. Bortle mengelompokkan suatu daerah dalam skala satu sampai sembilan, yaitu skala 1 - langit gelap total, skala 2 - langit gelap, skala 3 - langit pedesaan, skala 4 - rural/suburban transisi, skala 5 - langit suburban, skala 6 - langit terang suburban, skala 7 - suburban/urban transisi, skala 8 - langit kota, dan skala 9 - langit tengah kota.

Gbr 3.58 Ilustrasi Skala Bortle

(Sumber : futurism.com/dark-sky-scale diakses 12 September 2016) 3. Faktor Astronomikal (Astronomical seeing)

(78)

123 4. Transparansi Langit (Sky transparency)

Transparansi langit menunjukkan seberapa bersih langit di suatu daerah. Hal ini dipengaruhi oleh kandungan aerosol di udara. Aerosol sendiri adalah partikel kecil yang berupa partikel padat atau cair yang ada dalam udara. Contohnya asap, debu, polusi industry, dan kabut asap.

5. Kondisi Cuaca (Weather conditions)

Kondisi cuaca yang disarankan berada di lokasi dengan selisih temperatur maksimum dan minimum dalam satu hari tidak lebih dari 8oC dan kecepatan angin pada kisaran 50 knot (= 25,7 m/s).

6. Faktor Resiko (Future risk factor)

Terkait dengan kemungkinan yang akan terjadi ke depannya, seperti perubahan cuaca, pola tata ruang, kemungkinan polusi cahaya dan udara, dan lain-lain.

c. Pemilihan Lokasi

Tabel 3.28 Analisa Pemilihan Lokasi

Kriteria Bobot

Nilai Kec. Blado Kec. Bawang

Darkness of the

sky 30 skala 3 2 60 skala 3 2 60

Astronomical seeing

- Ketinggian 20 + 1000 - 2000 2 30 - + 1000 - 2400 3 60

(79)

124

Future Risk Factor - Permukiman

(Sumber : Analisa Pribadi)

3.3.2 Analisa Pemilihan Tapak

a. Deskripsi Alternatif Tapak

1. Dukuh Wonopriyo, Desa Gerlang

Gbr 3.59 Desa Gerlang, Batang

(Sumber : batangkab.go.id diakses 21 Agustus 2016)

(80)

125 terdiri dari 7 dukuh yaitu Sidongkal, Kayuabang, Watulembu, Gerlang, Kradenan, Wonopriyo dan Gunungalang.

Gbr 3.60 Lokasi Tapak Alternatif 1 (Sumber : dok. pribadi, 2016)

Desa Gerlang merupakan desa penghasil kentang terbesar di kabupaten Batan sehingga pembangunan di desa ini cukup berkembang. Namun, potensi tersebut tidak didukung dengan akses jalan yang memadai. Padahal jalan tersebut juga merupakan jalur alternatif penghubung tiga kabupaten yaitu Batang, Banjarnegara dan Wonosobo.

Gbr 3.61 Kondisi Jalan menuju tapak

(Sumber : dok. pribadi, 2016)

(81)

126 basah tanahnya maka jalan beraspal itupun tidak tahan lama. Akhirnya pada tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Batang berinisiatif untuk membangun jalan beton yang tahan air dan bisa bertahan lama.

Gbr 3.62 Kondisi Tapak

(Sumber : dok. pribadi, 2016)

Gbr 3.63 Kondisi Tapak

(Sumber : dok. pribadi, 2016)

(82)

127 2. Desa Keteleng, Kecamatan Blado

Gbr 3.64 Desa Keteleng, Kecamatan Blado (Sumber : batangkab.go.id diakses 21 Agustus 2016)

Daerah ini dikenal dengan perkebunan tehnya, miliki PT. Pagilaran, yang berada di kaki Gunung Kemulan, Batang. Daerah ini memiliki bentang alam dengan ketinggian antara 800 – 1.700 mdpl dan kemiringan 20-40o. Selain itu, daerah ini memiliki udara yang sejuk dengan kebun teh seluas 1.113 ha. Mayoritas perkebunan teh tersebut merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda yang pengelolaan atas hak guna lahan tersebut dipegang Yayasan Fakultas Pertanian UGM Jogjakarta.

Gbr 3.65 Lokasi Tapak Alternatif 2

(83)

128 Kondisi cuaca dan iklim di lokasi tapak cukup sejuk dengan suhu rata-rata 21o– 25o C pada siang hari dan dapat mencapai 15o– 18o celsius pada malam hari. Jenis vegetasi di sekitar tapak didominasi oleh tanaman teh dan beberapa pohon gamal, pinus, maupun cemara.

Gbr 3.66 Kondisi Jalan menuju tapak (Sumber : dok. pribadi, 2016)

Gbr 3.67 Kondisi Sekitar Tapak

(Sumber : dok. pribadi, 2016)

Gbr 3.68 Kondisi Sekitar Tapak

(84)

129 b. Kriteria Pemilihan Tapak

1. Kondisi Tapak

Kondisi tapak harus dapat memenuhi kebutuhan dari projek observatorium ini. Salah satu persyaratan yang harus sipenuhi adalah ketinggian di atas 900 mdpl, cuaca yang cerah, maupun topografi tapak yang tidak terlalu curam atau terjal. Tapak juga perlu berada di lokasi yang jauh dari permukiman hingga masih memungkinkan untuk menyediakan area buffer di sekitar tapak.

2. Aksesbilitas dan Infrastruktur

Lokasi baiknya memiliki infrastruktur seperti akses jalan, utilitas seperti air, listrik, telepon, ataupun internet. Dengan adanya infrastruktur tersebut di lokasi tentunya akan memudahkan kegiatan pengamatan.

3. Kemungkinan Ancaman

Ancaman terberat yang perlu diperhatikan dan diantisipasi adalah polusi cahaya. Polusi cahaya umumnya muncul bersama dengan pertumbuhan permukiman dan kegiatan masyarakat di sekitar lokasi.

c. Pemilihan Tapak

Tabel 3.29 Analisa Pemilihan Tapak

Kriteria Bobot

Nilai Desa Gerlang Desa Keteleng Darkness of the

(85)

130

(Sumber : Analisa Pribadi)

(86)

131 Tabel 3.30 Usulan Pengelompokan Lokasi Menurut Jenis Observasi

dan Pengukuran Astronomi

Kelompok Lokasi Tipe Area Kegiatan/ Fungsi - Sasaran

Region 0 Pusat kota - Tidak ada kegiatan astronomi di dalamnya

- Pandangan ke arah langit terbatas

1b Pinggir kota (pendidikan)

- Observasi bagi astronomi amatir

- Observasi bagi astronomi amatir dan mahasiswa (sarjana)

- Teleskop kelas 50 cm

2b Pinggir kota

- Observasi bagi mahasiswa (pascasarjana) dan astronomi profesional

- Teleskop kelas 1 m - Program observasi

disesuaikan dengan kondisi lokasi

Region 3 Pedalaman

- Observasi bagi mahasiswa (pascasarjana) dan astronomi profesional

- Teleskop kelas 1 m

- Program observasi terbatas pada infrared spectroscopy, infrared imaging, high resolution optical

spectroscopy of bright stars

Region 4 Pedalaman

- Observasi dengan standar profesional skala nasional atau internasional

(87)

132 Region 5 Pedalaman

- Observasi dengan standar internasional

- Program observasi mencakup low resolution spectroscopy, continuum imaging, wide field imaging

Gambar

Tabel 3.1 Pengelompokan Aktivitas
Tabel 3.2 Studi Jumlah Pengelola Observatorium
Tabel 3.3 Jadwal Kunjungan Siang di Observatorium Bosscha
Tabel 3.5 Jumlah Pengunjung Observatorium Bosscha
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena berkat rahmat dan hidayat-Nya, sehingga saya dapat melaksanakan skripsi sampai proses penyusunan skripsi ini dengan baik, Laporan ini saya persembahkan

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.Syukur Alhamdulillah dengan izin Allah SWT, skripsi yang berjudul

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep materi kubus dan balok siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Purwareja Klampok melalui model pembelajaran

Curah hujan efektif untuk padi adalah 70% dari curah hujan tengah bulanan yang terlampaui 80% dari waktu dalam periode tersebut yang dapat dihitung melalui

Alat evaluasi dengan memanfaatkan smartphone untuk menunjang proses belajar siswa dapat digunakan oleh guru dalam menyediakan alat. evaluasi mata pelajaran,

Dari hasil kesimpulan di atas, desain Cathodic Protection yang digunakan pada Eh-well Platform milik PHEONWJ adalah menggunakan sistem ICCP karena instalasinya yang lebih mudah

Pertama, peralatan yang digunakan relatif murah seperti sistem yang berbasis CDC ( Charge Coupled Device ) cameras , yang mana sudah banyak dipasang ditempat

Analisis Perangkat Evaluasi Dilihat dari Aspek Jenjang Ranah Kognitif Taksonomi Bloom Dua Dimensi ... Analisis Perangkat Evaluasi Dilihat dari Aspek Validitas, Reliabilitas,