46
BAB III
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
UNTUK PROJEK OBSERVATORIUM ASTRONOMI
3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur
3.1.1 Studi Aktivitas
a. Pengelompokan Aktivitas
Tabel 3.1 Pengelompokan Aktivitas
AKTIVITAS PELAKU SIFAT
Pendidikan dan Penelitian
Mengatur dan mengkoordinasi kegiatan / proses penelitian
- Ketua Peneliti
Melakukan pengamatan dan pendataan / pengambilan data
- Astronom
- Asisten astronom - Akademisi
Privat
Melakukan analisa, diskusi - Astronom
- Asisten astronom - Akademisi
- Laboran
Privat
Membuat laporan penelitian Privat
Mengakses data / informasi /
dokumentasi penelitian Privat
Membantu kegiatan penelitian para astronom
- Asisten astronom - Laboran
- Akademisi
Privat
Melakukan kegiatan belajar mengajar / perkuliahan / diskusi
- Astronom
- Asisten astronom - Akademisi
Privat
Melakukan studi khusus
47 Melakukan perawatan dan
perbaikan instrumen penelitian Staf Maintenance : - Teleskop
- Bengkel
Privat Melakukan pembuatan dan
pengembangan instrumen penelitian
Privat
Pengelolaan
Mengatur, mengkoordinasi, mengendalikan kegiatan di observatorium
Kepala
Observatorium Privat
Membantu Kepala Observatorium pada
bidangnya masing-masing
Kepala bagian : - Administrasi - Pendidikan &
Mengatur kegiatan / keperluan observatorium pada
bidangnya masing-masing
Privat
Mengatur dan mengelola keperluan administrasi
Staf Administrasi : - Sekretariat Mengatur dan mengelola
keperluan kepengawaian Privat
Mengatur dan mengelola
keperluan keuangan Privat
Mengatur dan mengelola keperluan kerja sama dengan instansi lain
Privat
Mengatur dan mengelola
keperluan kompleks Privat
Mengatur dan merencanakan
program pendidikan Staf Pendidikan dan Penelitian :
- Pendidikan - Penelitian - Maintenance
Privat Mengatur dan merencanakan
program penelitian Privat
Memastikan kelengkapan dan
kondisi instrumen penelitian Privat
Mengatur dan mengelola keperluan kepustakaan
Staf Dokumentasi
48 Menyiapkan dan mengatur
penyusunan data untuk dipublikasikan
- Perpustakaan
- Penerbitan Privat
Mengatur dan mengelola
kunjungan publik Staf Operasional : - Pelayanan Umum - Kunjungan Publik - Pameran
Privat Mengatur dan mengelola
program kunjungan Privat
Menyiapkan materi kunjungan Privat
Melakukan administrasi,
monitoring data server Staf IT Privat Melakukan pengawasan
keamanan Staf Keamanan Privat
Kunjungan
Mencari informasi, membeli tiket
Melihat dan mempelajari materi yang dipamerkan
Pengunjung : Mengakses data / informasi
terkait ilmu astronomi Publik
Mengikuti pengarahan dan
penjelasan yang diberikan Publik
Melakukan observasi Publik
Mengikuti kuliah umum /
diskusi, pelatihan / workshop Semi Privat Memberi pengarahan dan
penjelasan Staf Operasional (Kunjungan Publik)
Publik Mendampingi pengunjung saat
kunjungan Publik
Penunjang
Datang – pulang
- Seluruh pelaku
Publik
Menunggu keperluan Publik
Sholat, wudhu Privat
Beristirahat di sela kegiatan /
49 & Pendataan
Persiapan
Mengisi waktu luang dengan
berolahraga atau hobi lainnya Semi Privat Servis
Beristirahat di sela kegiatan / jam kerja
Staf
- Kebersihan - Keamanan - Housekeeping - Maintenance
Privat
Melakukan persiapan sebelum
dan sesudah bekerja Privat
Menjaga kebersihan kompleks Staf Kebersihan Publik Menjaga keamanan kompleks Staf Keamanan Publik Mengurus keperluan wisma Housekeeping Publik
Melakukan perawatan dan perbaikan pada bangunan, mekanikal elektrikal, serta sanitasi dan plumbing
Staf Teknik & Maintenance :
(Sumber : Analisa Pribadi) b. Pola Aktivitas
1. Aktivitas Penelitian
50 2. Aktivitas Pengelolaan
Bagan 3.2 Pola Aktivitas Pengelolaan (Sumber : Analisa Pribadi) 3. Aktivitas Kunjungan
Bagan 3.3 Pola Aktivitas Kunjungan (Sumber : Analisa Pribadi) 3.1.2 Studi Fasilitas
a. Studi Jumlah Pelaku
1. Pendekatan Jumlah Peneliti
Perhitungan jumlah peneliti dilakukan dengan studi empiris terhadap lembaga dengan fungsi sejenis. Pada studi ini, lembaga yang menjadi acuan adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional – LAPAN di bagian Pusat Sains Antariksa, yang struktur organisasinya sebagai berikut.
Datang Informasi
Parkir
Drop Off
Pulang Menonton
Film
Kuliah / Diskusi Tiketing Pengarahan
Istirahat
Observasi Melihat
Pameran Datang
Menginap
Absen Absen
Istirahat Parkir
Drop Off
Pulang Bekerja
51 Bagan 3.4 Struktur Organisasi Pusat Sains Antariksa, LAPAN
(Sumber : pussainsa.lapan.go.id diakses 13 Agustus 2016)
Bagan 3.5 Statistik Pejabat Struktural, Fungsional, dan Fungsional Umum LAPAN (Sumber : lapan.go.id diakses 13 Agustus 2016)
Menurut data yang dikeluarkan LAPAN November 2014, jumlah peneliti, perekaya, dan litkayasa ada 556 orang yang terbagi dalam sembilan bidang kajian. Jika diasumsikan jumlah terbagi rata dalam tiap bidang kajian, maka jumlah peneliti, perekaya, dan litkayasa di Pusat Sains Antariksa ada sekitar 62 orang. Pusat Sains Antariksa sendiri memiliki empat pelaksana tugas lainnya yang terdiri dari BPD Watukosek, BPD Pontianak, LPD Sumedang, dan LPA Kototabang. Dengan demikian tiap unit memiliki sekitar 12 orang peneliti, perekaya, dan litkayasa.
52 Pt = Po x (1 + n)t
Pt = 12 x (1 + 0,02)20 Pt = 12 x 1,5 = 18 orang
Dengan demikian, jumlah peneliti ada 18 orang yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu peneliti tetap sejumlah 11 orang (60%) dan peneliti tamu sejumlah 7 orang (40%). Para peneliti ini nantinya akan didampingi oleh asisten peneliti. Jika diasumsikan tiap peneliti didampingi minimal 1 asisten, maka minimal ada 18 orang asisten peneliti. Selain itu, kegiatan penelitian juga melibatkan laboran yang mendampingi para peneliti dan bertanggungjawab pada laboraorium. Fasilitas laboratorium sendiri membutuhkan 6 orang laboran.
2. Pendekatan Jumlah Pengelola
Tabel 3.2 Studi Jumlah Pengelola Observatorium
Pelaku Jumlah Pelaku Jumlah
Pengelolaan
Kepala
Observatorium 1
KaBag Dokumentasi
& Publikasi 1 KaBag Administrasi 1 Staf Dokumentasi &
Publikasi 3
Staf Administrasi - Sekretariat KaBag Pendidikan &
Penelitian 1 KaBag Operasional 1
Staf Pendidikan &
Penelitian 4 Staf Operasional 6
KaBag Teknik &
Maintenance 1
Staf Teknik &
53 Staf IT (Data Server) 4 Staf Keamanan
(CCTV) 4
Jumlah 58
Kunjungan Penunjang & Servis
Staf Kunjungan
- Teknisi Teleskop - Bangunan - Kebersihan - Keamanan - Juru Masak - Housekeeping
10
(Sumber : Analisa Pribadi) 3. Pendekatan Jumlah Pengunjung
Kunjungan ke Observatorium Bosscha sangat dibatasi. Jumlah pengunjung dalam sehari dibatasi sampai 600 orang yang dibagi menjadi tiga sesi. Observatorium Bosscha juga menerima kunjungan malam tiap dua pekan di bulan April hingga Oktober. Berikut jadwal kunjungan di Observatorium Bosscha.
Tabel 3.3 Jadwal Kunjungan Siang di Observatorium Bosscha
Hari Jam Kapasitas Keterangan
Tidak ada sesi khusus, buka jam 09.00 - 13.00
54 Tabel 3.4 Jadwal Kunjungan Malam di Observatorium Bosscha
Hari Jam Kapasitas Keterangan
Kamis –
Jumat 17.00 - 20.00 200 orang
Kunjungan
perorangan/ instansi diharuskan mendaftar terlebih dahulu
(Sumber : bosscha.itb.ac.id/kunjungan diakses 13 Agustus 2016) Tabel 3.5 Jumlah Pengunjung Observatorium Bosscha
Tahun Jumlah Per Tahun
2007 56.831 -
2008 63.480 6.649 / 10%
2009 60.172 -3.308 / -5,5%
2010 59.591 -581 / -1%
(Sumber : Annual Report Observatorium Bosscha Periode 2007-2010) Berdasarkan laporan tahunan, mayoritas kunjungan berasal dari kalangan akademisi dengan capaian sekitar 80%. Sedangkan, sisanya 20% adalah pengunjung dari kalangan masyarakat umum. Jumlah tersebut belum termasuk kunjungan pada event tertentu yang dapat mencapai 5.000 orang per hari. Seperti saat Open House Observatorium Bosscha Maret 2007 yang berlangsung selama tiga hari, di mana pengunjung mencapai jumlah 14.666 orang.
55 Tabel 3.6 Jumlah Pengunjung Observatorium Astronomi
Pelaku Waktu Kunjungan Kapasitas
(orang)
Pengunjung perorangan Sabtu - Minggu 09.00 - 16.00
700 (diasumsikan 100 orang/jam)
Pengunjung instansi
Selasa - Jumat
- Seminar/ workshop
- Kunjungan Malam
Senin - Sabtu (Sumber : Analisa Pribadi)
4. Jam Operasional
Observatorium Astronomi merupakan fasilitas pendidikan dan penelitian yang bersifat publik. Selain itu, observatorium juga ditunjang dengan fasilitas pengelolaan dan hunian agar kegiatan yang ditampung dapat berjalan lancar. Berikut adalah jam operasional pada kompleks observatorium.
Tabel 3.7 Jam Operasional Observatorium Astronomi
Fasilitas Jam Operasional Keterangan
Penelitian
56 yang telah diizinkan Penunjang
Wisma 24 jam
(Sumber : Analisa Pribadi) b. Kebutuhan Ruang
Tabel 3.8 Kebutuhan Ruang
AKTIVITAS FASILITAS PRASARANA
Penelitian
- Melakukan pengamatan - Mengambil data
keperluan ruang observasi R. Kontrol
- Panel Kontrol - Meja kursi - Melakukan analisa,
pengukuran
57 Portable
- Mengakses data / informasi / dokumentasi penelitian - Melakukan studi khusus
non-astronomi
mengkoordinasi kegiatan / proses penelitian
- Membuat laporan penelitian - Melakukan kegiatan diskusi
R. Kerja Pribadi
- Meja kursi - Lemari - Komputer R. Rapat /
Diskusi Kecil
- Meja kursi - Komputer - Proyektor - Melakukan perawatan,
perbaikan, atau pembuatan instrumen penelitian
Bengkel
mengkoordinasi kegiatan / keperluan observatorium - Membuat laporan
& Publikasi - Operasional - Teknik &
Maintenance - Melakukan rapat /
pertemuan antar sub divisi - Mengkoordinasi kegiatan
R. Rapat
- Meja kursi - Komputer - Proyektor - Menyimpan berkas
administrasi dll R. Arsip - Lemari - Menunggu keperluan R. Tunggu - Meja
- Kursi / sofa - Melakukan pengawasan
keamanan R. CCTV
58 - Komputer
- Melakuan administrasi,
monitoring data server R. Server
- Meja kursi informasi kunjungan dll
R. Informasi
Pengunjung - Meja kursi - Membeli / menjual tiket R. Tiket - Meja kursi - Melihat dan mempelajari
materi yang dipameran R. Pameran
- Panel Display - Vitrin - Mengikuti pengarahan dan
penjelasan yang diberikan - Memberi pengarahan dan
penjelasan
R. Audio Visual
- Meja kursi - Komputer - Proyektor
- Melakukan pengamatan R. Observasi Publik
- Teleskop permanen - Kursi - Mengontrol kinerja /
keperluan ruang observasi R. Kontrol
- Panel Kontrol - Meja kursi - Menyimpan peralatan /
teleskop
R. Teleskop Portable
- Meja kursi - Lemari - Mengkoordinasi / briefing
kegiatan kunjungan - Melakukan kegiatan
pelatihan / diskusi
R. Serbaguna - Meja kursi - Proyektor
- Mengakses data / informasi / dokumentasi
- Beristirahat di sela kegiatan
/ jam kerja R. Istirahat
59 - Makan minum R. Makan - Meja kursi - Beribadah/sholat Mushola
- Menerima pengunjung
- Melakukan observasi publik Lobi & Plaza - Menginap, istirahat, tidur
- Makan, minum - Mandi, BAK/BAB - Mengisi waktu luang
dengan berolahraga atau hobi lainnya - Membuat dan menyiapkan
makanan / minuman
Pantry
Dapur - Kitchen set - Menyimpan peralatan /
perabot yang tidak terpakai Gudang - Rak - Menyimpan peralatan
kebersihan Janitor - Rak
- Beristirahat di sela kegiatan / jam kerja
60 - Mengontrol, memperbaiki,
merawat mesin genset R. Genset
- Genset - Panel genset - Mengontrol, memperbaiki
terkait jaringan listrik R. Panel
- Panel Listrik - Peralatan
ME - Mengontrol, memperbaiki,
merawat mesin pompa
R. Tandon Air &
(Sumber : Analisa Pribadi) c. Hubungan Ruang Makro
Bagan 3.6 Hubungan Ruang (Sumber : Analisa Pribadi)
PLAZA
Fasilitas Kunjungan Publik
R. Pameran, R. Audio Visual, R. Observasi Publik, R. Serbaguna,
Perpustakaan
Fasilitas Penelitian
R. Observasi Ilmiah, Laboratorium, R. Kerja, R. Diskusi, Perpustakaan
Fasilitas Pengelola
R. Ka Observatorium, R. Ka Bagian, R. Staf,
R. Rapat
Fasilitas Penunjang (Wisma)
R. Tidur, R. Santai, R. Makan, Toilet/KM, Dapur, Taman
Fasilitas Servis
Area Parkir, Pos Keamanan, R. Genset, R. MEE, R.
Tandon Air, R. Pompa
Fasilitas Maintenance
Bengkel Reparasi, Bengkel Pembuatan,
61 d. Studi Ruang Khusus
1. Ruang Observasi
Ruang observasi adalah fasilitas utama dalam kompleks observatorium ini, di mana teleskop akan diletakkan secara permanen di dalamnya. Ruang observasi ini biasanya hanya menampung satu teleskop di tiap ruangnya dan dilengkapi dengan ruangan pendukung, seperti ruang kontrol dan ruang mesin.
Persyaratan Ruang
A = Ruang gerak teleskop, B = Ruang gerak pengamat/peneliti, C = Kebutuhan ruang untuk peralatan
Gbr 3.1 Standar Minimum Besaran Ruang Observasi
(Sumber : David Arditti, Setting Up a Small Observatory From Concept to Construction)
62 4 meter. Sedangkan, untuk ruang berbentuk persegi cukup dengan ukuran 2,4 meter.
Selain itu, peralatan teleskop memiliki sifat yang sangat sensitif terhadap perubahan suhu yang ada. Perubahan suhu yang disarankan tidak lebih dari 8oC dan kelembaban yang disarankan antara 45-60%. Hal ini juga mempengaruhi material yang akan digunakan pada bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Di mana material seperti beton, bata, dan batu alam perlu dihindari untuk mengurangi efek radiasi pada malam hari yang dapat mengganggu kegiatan observasi.
Kebutuhan Teleskop
Observatorium astronomi ini nantinya akan memiliki beberapa teleskop yang akan digunakan untuk kegiatan penelitian dan kunjungan publik. Berikut rincian jumlah teleskop dengan dudukan permanen yang akan dimiliki observatorium astronomi.
Tabel 3.9 Jumlah Teleskop di Observatorium Astronomi Jenis Teleskop Penelitian Publik Teleskop Reflektor
Ø = 1,5 m 1 -
Teleskop Reflektor
Ø = 1,0 m 2 -
Teleskop Ø = 0,6 m 4 1
Teleskop Ø = 0,3 m 4 2
Jumlah 11 3
63 Speksifikasi Teleskop
Tabel 3.10 Spesifikasi Teleskop
Teleskop Reflektor Ø = 1,5 m Spesifikasi
- Aperture : 1.500 mm - Berat : 6.500 kg
- Dimensi : 3.107 mm x 5.103 mm
Gbr 3.2 Dimensi Teleskop Ø = 1,5 m
(Sumber : observatorysolutions.com diakses 21 Agustus 2016) Teleskop Reflektor Ø = 1,0 m
Gbr 3.3 Teleskop PW1000 1-Meter Observatory System (Sumber : observatorysolutions.com diakses 21 Agustus 2016) Spesifikasi
- Optikal Desain : Corrected Dall-Kirkham/ Ritchey-Chrétien
- Aperture : 1.000 mm (39,37 inch) - Panjang Fokus : 6.000 mm
64 - Dimensi : 3.429mm x 1.829mm x 1.143mm
Gbr 3.4 Dimensi Teleskop PW1000 1-Meter Observatory System (Sumber : planewave.com diakses 21 Agustus 2016)
Gbr 3.5 Teleskop PW1000 1-Meter Observatory System (Sumber : observatorysolutions.com diakses 21 Agustus 2016)
Teleskop Reflektor Ø = 0,6 m
Gbr 3.6 Teleskop PlaneWave Ritchey-Chrétien 24" Optical Tube (Sumber : observatorysolutions.com diakses 21 Agustus 2016) Spesifikasi
- Optikal Desain : Ritchey-Chrétien - Aperture : 610 mm
65 - Berat : 108,9 kg
- Dimensi : 1.422 mm x 787 mm x 889 mm
Gbr 3.7 Dimensi Teleskop PlaneWave Ritchey-Chrétien 24" (Sumber : planewave.com diakses 21 Agustus 2016)
Teleskop Reflektor Ø = 0,3 m
Gbr 3.8 Dimensi Teleskop PlaneWave CDK 12,5" (Sumber : planewave.com diakses 21 Agustus 2016) Spesifikasi
- Optikal Desain : Corrected Dall-Kirkham - Aperture : 320 mm
- Panjang Fokus : 3962 mm - Berat : 20,9 kg
66
Gbr 3.9 Teleskop PlaneWave CDK 12,5" (Sumber : planewave.com diakses 31 Agustus 2016) (Sumber : planewave.com, observatorysolutions.com) Speksifikasi Kubah
Tabel 3.11 Spesifikasi Kubah / Dome Ash Domes
Gbr 3.10 Tipe Shutter A (kiri) dan Tipe Shutter B (kanan) (Sumber : ashdomes.com diakses 21 Agustus 2016) Spesifikasi
- Manufaktur : Ash Manufacturing, Inc. - Material
Rangka : Galvanized Steel
Penutup Atap : Galvalum (antikarat, Al-Zn) - Ukuran standar
Model "R"
Diameter (m) Lebar Bukaan
Shutter (m) Berat (kg)
67 3,2 0,86 / 1,14 567 - 703
3,81 0,86 / 1,14 680 - 794 4,42 1,06 / 1,37 816 - 1.111 5,03 1,06 / 1,37 1.202 - 1.452
Model "M"
Diameter (m) Lebar Bukaan
Shutter (m) Berat (kg)
5,64 1,57 / 2,08 2.041 - 2.268 6,24 1,8 / 2,28 2.177 - 2.495 6,85 1,8 / 2,28 2.223 - 2.631 7,46 1,8 / 2,28 2.722 - 3.175 8,07 1,8 / 2,28 2.948 - 3.379 8,68 1,8 / 2,28 3.629 - 4.400 9,29 2,28 / 2,74 4.309 - 4.763
Observa Dome
Gbr 3.11 Tipikal Kubah Teleskop
(Sumber : observadome.com diakses 31 Agustus 2016) Ukuran standar Observa Dome.
3,0 m / 3,5 m / 4,0 m / 5,0 m / 5,5 m / 6,0 m / 7,0 m
(Sumber : ashdomes.com, observadome.com) Studi Ruang
68 Gbr 3.12 Studi Ruang Gerak Teleskop dengan Dudukan Tipe Fork
(Sumber : dok. pribadi, 2016)
Gbr 3.13 Studi Ruang Gerak Teleskop dengan Dudukan Tipe German Equatorial
(Sumber : dok. pribadi, 2016) Keterangan gambar :
A = diameter / area teleskop – garis merah,
B = diameter / area ruang gerak teleskop – garis biru, C = Tinggi teleskop,
69 Selain itu, ruang observasi juga dilengkapi dengan lemari atau rak untuk menyimpan peralatan dan perlengkapan tambahan teleskop. Teleskop dengan diameter yang besar umumnya juga dilengkapi tangga yang digunakan untuk memudahkan kegiatan pengamatan.
Gbr 3.14 Studi Kebutuhan Ruang Perabot Pelengkap (Sumber : dok. pribadi, 2016)
Ruang observasi publik juga harus mampu menampung pengunjung yang berjumlah sekitar 60 pengunjung dengan 5 orang petugas.
70 Besaran Ruang
Tabel 3.12 Besaran Ruang Observasi
Teleskop Reflektor Ø = 1,5 m
Gbr 3.16 Studi Ruang Gerak Teleskop Reflektor Ø = 1,5 m (Sumber : dok. pribadi, 2016)
A = 3,1 m | B = 5,6 m | C = 5,1 m | R = 2,8 m Perabot
Lemari = 2 x (0,6 x 1,6) = 1,92 m2 Tangga = (1 x 1,6) = 1,6 m2
Kebutuhan Ruang Gerak = 3,14 x R2
= 3,14 x (2,8)2 = 24,63 m2 Kebutuhan Ruang
= 24,63 + 1,92 + 1,6 + flow 200% = 28,15 + flow 200% = 84,45 m2 Ukuran Kubah Minimum
r = √83,13 : 3,14 r = √26,88
r = 5,18 m ~ 5,5 m
Jumlah Unit Teleskop = 1 buah
Luas R. Observasi untuk Teleskop Ø = 1,5 m = 3,14 x r2
71 Teleskop Reflektor Ø = 1,0 m
Gbr 3.17 Studi Ruang Gerak Teleskop Reflektor Ø = 1,0 m (Sumber : dok. pribadi, 2016)
A = 1,84 m | B = 3,5 m | C = 3,37 m | R = 1,75 m Perabot
Lemari = 2 x (0,6 x 1,6) = 1,92 m2 Tangga = (1 x 0,8) = 0,8 m2
Kebutuhan Ruang Gerak = 3,14 x R2
= 3,14 x (1,75)2 = 9,62 m2
Kebutuhan Ruang
= 9,62 + 1,92 + 0,8 + flow 200% = 12,34 + flow 200%
= 37,02 m2
Ukuran Kubah Minimum r = √37,02 : 3,14
r = √11,78
r = 3,42 m ~ 3,5 m
Jumlah Unit Teleskop = 2 buah
Luas R. Observasi untuk Teleskop Ø = 1,0 m = 2 x (3,14 x r2)
= 2 x (3,14 x (3,5)2) = 2 x 38,48
72 Teleskop Reflektor Ø = 0,6 m
Gbr 3.18 Studi Ruang Gerak Teleskop Reflektor Ø = 0,6 m (Sumber : dok. pribadi, 2016)
A = 3,2 m | B = 3,6 m | C = 3,24 m | R = 1,8 m Perabot
Lemari = 0,6 x 1,6 = 0,96 m2 Kebutuhan Ruang Gerak = 3,14 x R2
= 3,14 x (1,8)2 = 10,18 m2
Kebutuhan Ruang
= 10,18 + 0,96 + 0,8 + flow 200% = 11,94 + flow 200%
= 35,82 m2
Ukuran Kubah Minimum r = √(35,82 : 3,14) r = √11,4
r = 3,37 m ~ 3,5 m
Jumlah Unit Teleskop = 4 buah (penelitian), 1 buah (publik) Luas R. Observasi untuk Teleskop Ø = 0,6 m (penelitian) = 4 x (3,14 x r2)
= 4 x (3,14 x (3,5)2) = 4 x 38,48
= 153,92 m2
73 = 35,82 + 197,18
= 233,0 m2
Teleskop Reflektor Ø = 0,3 m
Gbr 3.19 Studi Ruang Gerak Teleskop Reflektor Ø = 0,3 m (Sumber : dok. pribadi, 2016)
A = 1,5 m | B = 2,2 m | C = 2,3 m | R = 1,1 m Perabot
Lemari = 0,6 x 1,6 = 0,96 m2 Kebutuhan Ruang Gerak = 3,14 x R2
= 3,14 x (1,1)2 = 3,8 m2
Kebutuhan Ruang
= 3,8 + 0,96 + flow 200% = 4,76 + flow 200% = 9,52 m2
Ukuran Kubah Minimum r = √9,52 : 3,14
r = √3,03
r = 1,74 m ~ 3,0 m
Jumlah Unit Teleskop = 4 buah (penelitian), 2 buah (publik) Luas R. Observasi untuk Teleskop Ø = 0,3 m (penelitian) = 4 x (3,14 x r2)
= 4 x (3,14 x (3,0)2) = 4 x 28,27
74 Luas 1 unit R. Observasi untuk Teleskop Ø = 0,6 m (publik) = 9,52 + [(60 x 1,13) + (5 x 6,15) + flow 100%]
= 9,52 + [67,8 + 30,79 + flow 100%] = 9,52 + 197,18
=206,7 m2
Luas Total R. Observasi Publik = 2 x 206,7
= 413,4 m2
(Sumber : Analisa Pribadi) 2. Ruang Kontrol
Ruang kontrol digunakan untuk mengatur, mengawasi, dan mengoperasikan teleskop maupun kubah.
Persyaratan Ruang
- Ruang kontrol diharuskan berada di dekat ruang observasi untuk memudahkan koordinasi dan kinerja kedua ruang tersebut.
- Ruang memiliki sirkulasi udara yang lancar dan suhu udara stabil untuk memberi kenyamanan pengguna, serta menjaga kinerja peralatan yang mayoritas berupa peralatan elektronik.
Kebutuhan dan Studi Ruang
75 Gbr 3.21 Studi Preseden R. Kontrol Observatorium Astronomi Australia
(Sumber : amandabauer.blogspot.co.id diakses 23 September 2016) Gambar di atas, Gbr 3.20 dan Gbr 3.21, merupakan contoh preseden dari ruang kontrol yang ada di Observatorium Nasional Kitt Peak dan Observatorium Astronomi Australia. Berdasarkan studi preseden tersebut, perabot dan peralatan yang dibutuhan dalam ruang kontrol di antaranya panel kontrol mesin atau mekanisme kubah dan teleskop, meja kerja dengan komputer, dan lemari atau rak data. Berikut studi besaran ruang tiap perabot dan peralatannya.
Gbr 3.22 Studi Kebutuhan Ruang Panel Kontrol, Lemari Data/Dokumen, Meja Kursi Kerja (dari kiri ke kanan)
(Sumber : dok. pribadi, 2016) Kebutuhan ruang per perabot:
76 Besaran Ruang
Tabel 3.13 Besaran Ruang Kontrol Tipe 1 Tipe 1 untuk R. Observasi
- Teleskop Reflektor Ø = 1,5 m (1 unit) - Teleskop Reflektor Ø = 1,0 m (2 unit) Kebutuhan per unit
- 3 unit = Panel Kontrol
- 2 unit = Lemari Data/Dokumen - 6 unit = Meja Kerja
- 10 unit = Kursi Kerja Luas per unit
= (3 x 0,72) + (2 x 1,08) + (6 x 1,28) + (10 x 0,46) + flow 50% = 2,16 + 2,16 + 7,68 + 4,6 + flow 50%
= 16,6 + flow 50% = 24,9 m2
Total Kebutuhan R. Kontrol Tipe 1 = 3 x 24,9 m2
= 74,7 m2
Tipe 2 Tipe 2 untuk R. Observasi Penelitian
- Teleskop Ø = 0,6 m (4 unit) - Teleskop Ø = 0,3 m (4 unit) Kebutuhan per unit
- 2 unit = Panel Kontrol
- 1 unit = Lemari Data/Dokumen - 4 unit = Meja Kerja
- 6 unit = Kursi Kerja Luas per unit
= (2 x 0,72) + (1 x 1,08) + (4 x 1,28) + (6 x 0,46) + flow 50% = 1,44 + 1,08 + 5,12 + 2,76 + flow 50%
77 Total Kebutuhan R. Kontrol Tipe 2
= 8 x 15,6 m2 = 62,4 m2
Tipe 3 Tipe 3 untuk R. Observasi Kunjungan
- Teleskop Ø = 0,6 m (1 unit) - Teleskop Ø = 0,3 m (2 unit) Kebutuhan per unit
- 1 unit = Panel Kontrol
- 1 unit = Lemari Data/Dokumen - 4 unit = Meja Kerja
- 4 unit = Kursi Kerja Luas per unit
= (1 x 0,72) + (1 x 1,08) + (3 x 1,28) + (3 x 0,46) + flow 50% = 0,72 + 1,08 + 3,84 + 1,38 + flow 50%
= 7,02 + flow 50% = 10,53 m2
Total Kebutuhan R. Kontrol Tipe 3 = 3 x 10,53 m2
= 31,6 m2
(Sumber : Analisa Pribadi) 3. Ruang Penyimpanan Teleskop Portable
Persyaratan Ruang
- Ruang memiliki kelembaban dan suhu udara yang stabil dengan perubahan suhu tidak lebih dari 8oC.
Kebutuhan dan Speksifikasi Teleskop
Tabel 3.14 Jumlah Teleskop Portable
Jenis Teleskop Penelitian Publik
Teleskop Ø =150 mm 6 4
Teleskop Ø = 70 mm 2 4
Jumlah 8 8
78 Tabel 3.15 Speksifikasi Teleskop Portable
Teleskop Refraktor Ø = 150 mm
Gbr 3.23 Teleskop Refraktor Advanced Vx 6" (Sumber : celestron.com diakses 31 Agustus 2016) Spesifikasi
Optikal Desain : Refraktor Aperture : 150 mm Panjang Fokus : 1.200 mm Panjang Teleskop : 1.295 mm
Tinggi Dudukan : 1.118 - 1.626 mm
Diameter Tripod : 50,8 mm - stainless steel Panjang Tripod : 1.280 mm
Berat Teleskop : 8.62 kg Berat Tripod : 8,16 kg Berat Penyeimbang : 2 x 2,47 kg
Teleskop Refraktor Ø = 70 mm Spesifikasi
Optikal Desain : Refraktor Aperture : 70 mm Panjang Fokus : 900 mm Panjang Teleskop : 914mm
79 Gbr 3.24 Teleskop Astromaster 70az
(Sumber : celestron.com diakses 31 Agustus 2016) (Sumber : celestron.com)
Studi Ruang
Kebutuhan ruang penyimpanan teleskop portable terdiri dari lemari atau rak penyimpanan yang dimensinya disesuaikan dengan dimensi teleskop dan tripod. Selain itu, meja dan kursi kerja juga diperlukan untuk kegiatan perawatan teleskop. Berikut studi besaran ruang tiap perabot dan peralatan.
Gbr 3.25 Dimensi Teleskop dan Tripod Refraktor Advanced Vx 6" (Sumber : dok. pribadi, 2016)
80 1,0 m. Selain itu, teleskop tipe Refraktor Advanced Vx 6" memiliki beberapa aksesoris pelengkap seperti dudukan teleskop (mount) dan eyepiece.
Gbr 3.26 Dimensi Aksesoris Teleskop Refraktor Advanced Vx 6" (Sumber : dok. pribadi, 2016)
Gbr 3.27 Dimensi Aksesoris Teleskop Refraktor Astromaster 70az (Sumber : dok. pribadi, 2016)
Sedangkan untuk teleskop tipe Astromaster 70az dibutuhkan ruang sebesar 0,15 x 0,95 m, 0,1 x 0,8 m untuk tripod, dan 0,15 x 0,2 m untuk dudukan teleskop (mount).
Gbr 3.28 Studi Kebutuhan Meja Kursi dan Lemari/Rak Penyimpanan
81 Besaran Ruang
Tabel 3.16 Besaran Ruang Penyimpanan Teleskop Portable Tipe 1 (Penelitian)
Jumlah Unit Teleskop
- Teleskop Ø = 150 mm = 6 unit - Teleskop Ø = 070 mm = 2 unit Kebutuhan per unit
- 3 unit = Lemari - 4 unit = Meja Kerja - 4 unit = Kursi Kerja Luas per unit
= (3 x 1,2) + (4 x 1,8) + (4 x 0,46) + flow 50% = 3,6 + 7,2 + 1,84 + flow 50%
= 12,64 + flow 50% = 18,96 m2
Tipe 2 (Publik) Jumlah Unit Teleskop
- Teleskop Ø = 150 mm = 4 unit - Teleskop Ø = 070 mm = 4 unit Kebutuhan per unit
- 3 unit = Lemari - 2 unit = Meja Kerja - 2 unit = Kursi Kerja Luas per unit
= (3 x 1,2) + (2 x 1,8) + (2 x 0,46) + flow 50% = 3,6 + 3,6 + 0,92 + flow 50%
= 8,12 + flow 50% = 12,18 m2
(Sumber : Analisa Pribadi) 4. Ruang Laboratorium Optik
82 Persyaratan Ruang
- Sistem pencahayaan yang dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan agar penelitian dan percobaan yang memerlukan kondisi noise cahaya yang rendah dapat dilakukan.
- Meminimalisir bukaan khususnya jendela untuk mengurangi radiasi yang dapat mengganggu proses ataupun hasil penelitian dan percobaan.
- Ruang harus memiliki pengaturan terhadap kebersihan, temperatur, kelembaban, dan pencahayaan untuk mendukung kegiatan, instrumen, dan komponen optik dalam kondisi yang optimal.
- Akses masuk ke dalam ruang harus melalui ruang transisi atau persiapan (pre-clean) yang terdiri dari loker, jas laboratorium untuk semua pengguna.
Kebutuhan dan Studi Ruang
Gbr 3.29 Studi Preseden Laboratorium Optik
(Sumber : astrosystems.nl diakses 23 September 2016)
83 proyektor analog, laser He-Ne, kabel serat optik, dan komputer sebagai fasilitas komputasi untuk penelitian.
Gbr 3.30 Studi Preseden Laboratorium Optik di IfA Pukalani (Sumber : ifa.hawaii.edu diakses 23 September 2016)
Gbr 3.31 Meja Optik Nexus Table Kit With Active Legs (Sumber : thorlabs.com diakses 25 September 2016)
Gbr 3.32 Dimensi Meja Optik Nexus Table Kit With Active Legs (Sumber : thorlabs.com diakses 25 September 2016)
84
Gbr 3.34 Free Standing Overhead Shelf PTA280 (Sumber : thorlabs.com diakses 25 September 2016)
Gbr 3.35 Dimensi Free Standing Overhead Shelf PTA280
(Sumber : thorlabs.com diakses 25 September 2016)
Gbr 3.36 Dimensi Free Standing Overhead Shelf PTA280 (Sumber : thorlabs.com diakses 25 September 2016) Besaran Ruang
Tabel 3.17 Besaran Ruang Laboratorium Optik Laboratorium Optik Kebutuhan Perabot
- 3 unit = Meja optik = 2 m2
85 - 2 unit = Lemari/ Rak = 1,2 m2
- 4 unit = Kursi kerja = 0,46 m2 Kebutuhan Luas Ruang
= (3 x 2) + (3 x 1,95) + (2 x 1,2) + (4 x 0,46) + flow 50% = 6 + 5,85 + 2,4 + 1,84 + flow 50%
= 16,09 + flow 50% = 24,2 m2
Ruang Penyimpanan Peralatan Kebutuhan Perabot
- 4 unit = Lemari/ Rak = 1,2 m2 - 2 unit = Meja kerja = 1,8 m2 - 4 unit = Kursi kerja = 0,46 m2 Kebutuhan Luas Ruang
= (4 x 1,2) + (2 x 1,8) + (4 x 0,46) + flow 50% = 4,8 + 3,6 + 1,84 + flow 50%
= 10,24 + flow 50% = 15,4 m2
Ruang Persiapan Kebutuhan Perabot
- 4 unit = Lemari/ Loker = 1,2 m2 - 2 unit = Lemari Jas Lab = 1,2 m2 - 2 unit = Lavatori = 5 m2
Kebutuhan Luas Ruang
= (4 x 1,2) + (2 x 1,2) + (2 x 5) + flow 50% = 4,8 + 2,4 + 10 + flow 50%
= 17,2 + flow 50% = 25,8 m2
(Sumber : Analisa Pribadi) 5. Ruang Laboratorium Komputer
86 Persyaratan Ruang
- Ruang memiliki sirkulasi udara yang lancar dan suhu udara stabil untuk memberi kenyamanan pengguna, serta menjaga kinerja peralatan yang mayoritas berupa peralatan elektronik.
Kebutuhan dan Studi Ruang
Gbr 3.37 Studi Preseden Ruang Laboratorium Komputer
(Sumber : brown.edu, daytonabeach.erau.edu diakses 25 September 2016)
Gbr 3.38 Studi Preseden Ruang Komputer
(Sumber : eso.org diakses 25 September 2016)
Gbr 3.39 Studi Kebutuhan Ruang Lemari Data/Dokumen, Meja Kursi Kerja (dari kiri ke kanan)
87 Besaran Ruang
Tabel 3.18 Besaran Ruang Laboratorium Komputer Laboratorium Komputer
Kebutuhan Perabot
- 04 unit = Lemari/ Rak = 1,08 m2 - 20 unit = Meja kerja = 1,28 m2 - 25 unit = Kursi kerja = 0,46 m2 Kebutuhan Luas Ruang
= (4 x 1,08) + (20 x 1,28) + (25 x 0,46) + flow 50% = 4,32 + 25,6 + 11,5 + flow 50%
= 41,42 + flow 50% = 62,2 m2
(Sumber : Analisa Pribadi) 6. Bengkel Teknik
Bengkel teknik digunakan untuk melakukan perawatan, perbaikan, pembuatan, maupun pengembangan instrumen pengamatan/ penelitian.
Persyaratan Ruang
- Ruang memiliki sirkulasi udara yang lancar dan suhu udara stabil untuk memberi kenyamanan pengguna. - Sirkulasi ruang yang jelas dan cukup untuk menampung
pengguna, aktivitas, dan peralatan bengkel kerja. Kebutuhan dan Studi Ruang
88 Gbr 3.40 Studi Ruang Bengkel Metalworking
(Sumber: Ernst & Peter Neufert, Architects Data) Besaran Ruang
Tabel 3.19 Besaran Ruang Bengkel Teknik Bengkel Teknik Kebutuhan
- Area Pengelasan = 7,5 x 10,0 m - Area Pemotongan = 7,5 x 10,0 m - Area Perakitan = 7,5 x 10,0 m - Area Produk = 5,0 x 10,0 m
- Area Penyimpanan Material = 5,0 x 10,0 m Luas
= (3 x 75) + (2 x 50) = 225 + 100
= 325,0 m2
89 e. Studi Besaran Ruang
Berikut adalah perhitungan besaran ruang pada perencanaan dan perancangan “Observatorium Astronomi di Kabupaten Batang”, dengan mengacu pada Studi Ruang Khusus (SRK), Data Arsitek – Enrst and Peter Neufert (DA), dan Human Dimension and Interior Space – Julius Panero & Martin Zelnik (HDIS). Sedangkan, standar sirkulasi yang akan diterapkan dalam besaran ruang berdasarkan buku Time Saver Standart for Building Types 2nd Edition, sebagai berikut.
5% - 10% = sirkulasi minimum
20 % = kebutuhan akan leluasan sirkulasi
30 % = kenyamanan fisik 40 % = kenyamanan psikologis
50% = sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan 70% - 100% = sirkulasi dengan banyak kegiatan
1. Fasilitas Penelitian
Tabel 3.20 Besaran Ruang Fasilitas Penelitian
Ruang Perabot -
Jumlah unit Luas (m
2) Luas +
Sirkulasi Sumber
R. Observasi Ilmiah - Teleskop Ø =1,5 m - Teleskop Ø =1,0 m - Teleskop Ø =0,6 m - Teleskop Ø =0,3 m
1 unit 2 unit 4 unit 4 unit
95,0 m2 76,9 m2 153,9 m2 113,1 m2
90
Teleskop Portable 18,9 m
2
SRK
Laboratorium Optik - Laboratorium - R. Penyimpanan
Komputer 62,2 m
2
SRK
Perpustakaan Ilmiah - R. Baca
R. Kerja Astronom (20 orang)
91
Luas Fasilitas Penelitian 1.722,3 m2 (Sumber : Analisa Pribadi)
2. Fasilitas Pengelolaan
Tabel 3.21 Besaran Ruang Kantor Pengelola
Ruang Perabot(Jml) Luas (m2) Luas +
Sirkulasi Sumber
R. Kepala
R. Staf Administrasi - Sekretariat
R. Staf Pendidikan & Penelitian
Meja/kursi kerja(4)
18,36 m2
92
R. Staf Dokumentasi & Publikasi
93
Luas Fasilitas Pengelolaan 411,7 m2 (Sumber : Analisa Pribadi)
3. Fasilitas Kunjungan
Tabel 3.22 Besaran Ruang Fasilitas Kunjungan
Ruang Perabot(Jml) Luas (m2) Luas +
Sirkulasi Sumber R. Informasi
R. Observasi Ilmiah - Teleskop Ø =0,6 m
Teleskop Portable 12,18 m
2
94
R. Kontrol Audio Visual
95 4. Fasilitas Penunjang
Tabel 3.23 Besaran Ruang Fasilitas Penunjang
Ruang Perabot(Jml) Luas (m2) Luas +
Sirkulasi Sumber
96
Luas Fasilitas Penunjang 1.525,4 m2 (Sumber : Analisa Pribadi)
5. Fasilitas Servis
Tabel 3.24 Besaran Ruang Fasilitas Servis
Ruang Perabot(Jml) Luas (m2) Luas +
Sirkulasi Sumber
Toilet
97
R. Staf Kebersihan (15 orang)
R. Staf Keamanan (15 orang)
R. Staf Maintenance Bangunan
98 Gardu PLN 20 m2/unit = 20 m2
R.Panel 5 m2/unit = 30 m2
R. Pompa 20 m2/unit = 20 m2
Pembuangan
Sampah Sementara 15 m 2
/unit = 15 m2
Luas Fasilitas Servis 536,5 m2 (Sumber : Analisa Pribadi)
f. Studi Kebutuhan Luas Bangunan dan Lahan
Tabel 3.25 Kebutuhan Luas Bangunan
Fasilitas Luas
Penelitian 1.722,3 m2
Pengelolaan 411,7 m2
Kunjungan 1.162,7 m2
Penunjang 1.525,4 m2
Servis 536,5 m2
Sirkulasi 50 % 2.679,2 m2
Luas Keseluruhan 8.037,9 m2
(Sumber : Analisa Pribadi) Tabel 3.26 Studi Kebutuhan Area Parkir
Kendaraan
Persen-tase Jumlah Luas
99 Diasumsikan,
1 mobil = 3 orang t = 263 : 3
t = 88,67 ~ 89 mobil Pengunjung Instansi = 300 orang
Bis
4,0 x 11,5
Diasumsikan, 1 bus = 50 orang t = 300 : 50 t = 6 bus
276,0 m2
Sirkulasi 100%
Luas 3.754,0 m2
(Sumber : Analisa Pribadi)
Pada perhitungan kebutuhan luas area parkir untuk kompleks observatorium adalah 3.754,0 m2. Namun, kompleks observatorium nantinya hanya akan menyediakan area parkir seluas 1.912,0 m2. Jumlah tersebut didapat dari kebutuhan minimum untuk pengelola dan peneliti yang berjumlah 88 (50%) motor dan 52 (30%) mobil. Pembatasan dilakukan untuk mengantisipasi polusi udara yang dapat berdampak pada kegiatan observasi. Sedanngkan, kebutuhan area parkir sisanya diasumsikan berada di luar kompleks yang berjarak sekitar 500 meter.
100 L. Plaza = area teleskop + area pengunjung + flow 50%
= {(3,2 m2/unitx 16 unit)+(1,2 m2/orgx 1.000 org)}+flow 50% = {51,2 m2 + 1.200 m2} + flow 50%
= 1.876,8 m2
Luas Keseluruhan = L. Bangunan + L. Area Parkir + L. Plaza = 8.037,9 m2 + 1.912,0 m2 + 1.876,8 m2
= 11.826,7 m2
Berdasarkan peraturan daerah terkait tata ruang, ketentuan untuk koefisien dasar bangunan (KDB) adalah 60% dan koefisien lantai bangunan (KLB) adalah 0,8. Karena observatorium astronomi ini juga memerlukan area terbuka hijau sebagai area penyangga, maka koefisien yang akan digunakan 0,5 untuk KLB dan 30% untuk KDB. Berikut perhitungan luas kebutuhan lahan dan luas lantai dasar.
Luas Lahan = Luas Keseluruhan : KLB = 11.826,7 m2 : 0,5
= 23.653,4 m2
Luas Maksimal Lt. Dasar = Luas Lahan x KDB
= 23.653,4 m2 x 30%
= 7.096,0 m2
3.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan
3.2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosure
a. Sistem Struktur
101 Pondasi umumnya digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah lembek. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom. Pondasi footplate ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu kali. Pengaplikasiannya dapat langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding.
Kelebihan
Pondasi ini lebih murah dari sisi biaya
Galian tanah lebih sedikit
Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi footplate lebih handal daripada pondasi batu belah.
Gbr 3.41 Pondasi Footplate
(Sumber : belajarsipil.blogspot.co.id diakses 4 September 2016) Kekurangan
Persiapan dan waktu pengerjaan lebih lama karena harus mempersiapkan bekisting dan menunggu beton kering.
102 Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 8 meter dengan berdiameter 60 - 80 cm.
Gbr 3.42 Pondasi Sumuran
(Sumber : belajarsipil.blogspot.co.id diakses 4 September 2016) Kelebihan
Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan tidak dimungkinkan penggunaan tiang pancang.
Dapat digunakan pada tanah dengan daya dukung yang rendah.
Kekurangan
Pemakaian bahan boros.
Bagian dalam hasil pasangan pondasi tidak dapat dikontrol
103 Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang adalah konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang pancang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi. Pelaksanaan pekerjaan pemancangan dapat menggunakan sistem diesel hammer atau hidraulik hammer. Pekerjaan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah keras jika pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari 2 cm.
Gbr 3.43 Pondasi Tiang Pancang
(Sumber : belajarsipil.blogspot.co.id diakses 4 September 2016) Kelebihan
Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.
Harga relatif murah bila dibanding pondasi sumuran.
104
Daya dukung tidak hanya pada ujung tiang, tetapi juga pada lekatan di sekeliling tiang.
Pada penggunaan tiang kelompok (satu beban tiang ditahan oleh dua atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat.
Kekurangan
Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.
Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal.
Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.
2. Struktur Tengah
Struktur tengah yang mungkin digunakan adalah struktur rangka portal (frame structure). Struktur rangka sendiri adalah struktur yang terdiri atas elemen elemen linear, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujungnya oleh titik hubung. Material yang digunakan dapat terbuat dari baja atau beton bertulang.
Rangka Baja
105 pabrik sesuai spesifikasi desain, hasilnya berupa konstruksi rangka struktural yang relatif cepat dan akurat.
Baja struktural dapat dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang tidak terlindungi, tapi karena baja dapat kehilangan kekuatan secara drastis karena api, pelapis anti api dibutuhkan untuk memenuhi kualifikasi sebagai tahan api. Pada kondisi terekspos, ketahanan terhadap korosi juga dibutuhkan.
Gbr 3.44 Struktur Rangka dengan Material Baja (Sumber : alibaba.com diakses 4 September 2016) Kelebihan
Kuat tarik tinggi
Tidak dimakan rayap, bisa di daur ulang
Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut
Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan. Kekurangan
Bisa berkarat, tidak tahan api
Lemah terhadap gaya tekan
106 Rangka Beton Bertulang
Gbr 3.45 Struktur Rangka dengan Material Baja
(Sumber : kontraktor-gudang-pabrik.com diakses 4 September 2016) Penggunaan beton bertulang dalam konstruksi gedung sudah umum dilakukan. Beberapa keuntungan menggunakan beton bertulang antara lain kekuatannya menahan beban yang sangat tinggi, mudah dibentuk sesuai kebutuhan, keawetannya dan ketahanan terhadap api yang lebih baik dari struktur baja. Salah satu kekurangannya adalah bervariasinya kuat tekan beton yang sangat dipengaruhi oleh jenis, kualitas, dan komposisi material pembentuknya (aggregat, semen dan air), serta cara pengerjaannya. Proses pembentukan struktur beton bertulang dapat dilakukan di tempat (on site) atau dapat juga menggunakan beton precast. Ditinjau dari sistem penulangannya, dikenal beton bertulang biasa dan beton prategang (prestressed).
Kelebihan
Mampu menahan gaya tekan serta bersifat tahan terhadap korosi dan pembusukan.
107 Kekurangan
Beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu diberikan tulangan baja sebagai penahan gaya tarik.
Beton mempunyai sifat mengembang dan menyusut jika terjadi perubahan suhu sehingga perlu dibuat dilatasi untuk mencegah terjadinya retakan retakan.
Beton bersifat getas sehingga harus dihitung dengan teliti agar setelah dikompositkan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.
3. Struktur Atas
Struktur Baja Konvensional
Gbr 3.46 Struktur Baja Konvensional
(Sumber : candraabadisteel.com diakses 4 September 2016)
108 Sedangkan, kelemahan baja konvensional adalah beban konstruksi pada pondasi dan kolom menjadi berat.
Struktur Rangka Batang (Space Truss)
Sistem struktur yang menggunakan rangka batang tiga dimensi, di mana batang yang digunakan terbuat dari material yang kuat dan ringan. Space truss biasanya digunakan dalam struktur yang memiliki bentang panjang tanpa penyangga.
Gbr 3.47 Struktur Rangka Batang (Space Truss) (Sumber : worldfortravel.com diakses 4 September 2016) b. Sistem Enclosure
1. Penutup Lantai Lantai Keramik
Gbr 3.48 Lantai Keramik
109 tinggal. Kelebihannya adanya banyak desain lantai keramik dan pilihan warna.
Lantai Kayu
Gbr 3.49 Lantai Kayu
(Sumber : architecchi.com diakses 4 September 2016)
Lantai kayu biasa digunakan pada desain bangunan tradisional, namun saat ini banyak muncul produk pabrikasi dari produk ini. Lantai kayu dari produk pabrikasi umumnya dapat dibedakan menjadi parket kayu solid / hard wood, paket lapis / engineered wood flooring, dan parket laminate. Kelebihannya adalah ringan dan menimbulkan kesan hangat pada ruangan. 2. Penutup Dinding
Dinding batu bata
110 mengenai pasangan dinding bata. Sifat pada batu bata antara lain kuat, stabil dan tahan lama, tahan api, peredam suara yang baik, mudah didapat.
Gbr 3.50 Dinding dari Batu Bata
(Sumber : ideaonline.co.id diakses 4 September 2016) Dinding Bata Ringan / Hebel
Gbr 3.51 Dinding dari Bata Ringan / Hebel (Sumber : architectaria.com diakses 4 September 2016)
111 kedap air, kuat tekan yang tinggi, dan mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.
3. Penutup Atap
Atap Genteng Tanah Liat
Gbr 3.52 Atap Genteng Tanah Liat
(Sumber : architectaria.com diakses 4 September 2016)
Bahan untuk atap telah banyak digunakan pada rumah. Genteng ini terbuat dari bahan tanah liat dan bakar serta dipress. Genteng yang terbuat dari tanah liat ini membutuhkan rangka dalam pemasangannya. Genteng dapat dipasang dengan kemiringan tertentu.
Atap Metal
112 sebagai konduktor yang baik akan menghantarkan panas matahari masuk ke dalam rumah.
Gbr 3.53 Atap Metal Galvalum
(Sumber : berridge.com diakses 4 September 2016)
3.2.2 Studi Sistem Utilitas
a. Sistem Distribusi Listrik
Bagan 3.7 Distribusi Pasokan Listrik
(Sumber : Jimmy S. Juwana, Panduan Sistem Bangunan Tinggi)
Instalasi jaringan listrik berasal dari PLN maupun pembangkit cadangan listrik, yang disiapkan mana kala pasokan daya listrik dari PLN terganggu. Jika aliran listrik PLN terhenti, pasokan daya listrik diambil dari pembangkit listrik cadangan atau genset, yang
Pasokan Daya Listrik dari PLN
Transformator
Meteran PLN
Genset Panel Lampu Darurat
Panel Kebakaran
113 digerakkan dengan mesin diesel. Daya listrik akan disalurkan pada panel distribusi yang umumnya dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu daya listrik untuk stop kontak, penerangan, perlengkapan atau peralatan bangunan.
b. Sistem Pencahayaan
Tiap ruang yang ada pada observatorium memiliki standar pencahayaan yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya. Menurut SNI 03-6197-200, berikut standar pencahayaan untuk ruang yang ada pada observatorium.
Tabel 3.27 Standar Pencahayaan Ruang
Ruang
Tingkat Pencahayaan
(Lux)
Ruang
Tingkat Pencahayaan
(Lux)
Perkantoran : Perpustakaan 300
Ruang Kerja 350 Wisma :
Ruang Rapat 300 Ruang Tidur 150 Ruang Arsip 150 Ruang Santai 200
Lobi/Hall 100 Ruang Makan 200
Laboratorium 500 Dapur 200
(Sumber : ciptakarya.pu.go.id diakses 21 Agustus 2016)
114 Pencahayaan buatan digunakan untuk meengoptimalkan aktivitas pengguna yang membutuhkan intensitas dan sebaran cahaya yang merata dan sesuai dengan kebutuhan. Pada projek observatorium astronomi ini, pencahayaan buatan perlu mendapatkan perhatian khusus. Hal ini dilakukan agar pemakaian pencahayaan buatan dapat lebih efektif dan efisien hingga tidak menimbulkan polusi cahaya yang dapat menghambat kegiatan observasi. Salah satu caranya dengan mengarahkan pencahayaan ke arah bawah, khususnya untuk area luar (outdoor).
Gbr 3.54 Pencahayaan Buatan Terarah (Sumber : slideshare.com diakses 5 September 2016) c. Sistem Penghawaan
Penghawaan adalah aliran udara di dalam ruang yang berupa proses pertukaran udara kotor dan udara bersih. Ada dua jenis sistem penghawaan, yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan. Penghawaan alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan di luar suatu bangunan yang disebabkan karena adanya perbedaan temperatur.
115 mekanik dan non mekanik. Sistem mekanik umumnya menggunakan kipas angin, exhaust fan, ataupun inhaust fan. Sedangkan, sistem non mekanik biasanya menggunakan AC (Air Conditioner atau pengkondisian udara).
Gbr 3.55 Macam-Macam Penghawaan Buatan
(Sumber : ceruleancanvas.blogspot.com diakses 5 September 2016) d. Sistem Air Bersih dan Air Kotor
Sumber air bersih didapat dari dua sumber antara lain dari PDAM dan air sumur, di mana air akan ditampung dalam ground water tank. Air dari ground water tank nantinya akan didistribusikan ke area yang membutuhkan air bersih dengan menggunakan sistem up feed ataupun down feed.
Bagan 3.8 Distribusi Air Bersih dengan Sistem Up Feed (Sumber : Analisa Pribadi)
Bagan 3.9 Distribusi Air Bersih dengan Sistem Down Feed (Sumber : Analisa Pribadi)
Sumber Air Ground
water tank Pompa Air
Unit Distribusi Roof Tank Sumber Air Ground
water tank Pompa Air
116 Sistem pembuangan air limbah merupakan sistem instalasi untuk mengalirkan air limbah yang berasal dari peralatan saniter maupun hasil buangan dapur. Pada umumnya, air limbah dapat dibedakan menjadi grey water dan black water. Grey water adalah air buang yang berasal dari aktivitas mencuci maupun mandi. Air limbah jenis ini dapat diolah untuk digunakan lagi. Sedangkan, black water adalah air buang yang berasal dari kloset / wc.
Bagan 3.10 Distribusi Air Limbah (Sumber : Analisa Pribadi) 3.2.3 Studi Pemanfaatan Teknologi
a. Solar Panel
Panel surya atau sering disebut fotovoltaik adalah perangkat yang mampu mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. Panel surya disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya matahari yang sampai ke bumi, walaupun selain dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan energi panasnya melalui sistem solar thermal.
Kamar Mandi Dapur Laundry
Water Treament
Kloset Taman
Septic Tank
Resapan / saluran
117 Bagan 3.11 Rangkaian Sistem Solar Panel
(Sumber : Analisa Pribadi)
b. Rainwater Harvesting
Bagan 3.12 Rangkaian Sistem Rainwater Harvesting (Sumber : Analisa Pribadi)
Rainwater harvesting merupakan teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, mengalirkan, menyimpan air hujan untuk digunakan kembali. Sistem ini memanfaatkan sumber daya air pada tapak yang mampu mengurangi limpasan air ke saluran kota. Keuntungan rainwater harvesting adalah menambah persediaan air, meningkatkan kelembaban dan air tanah, serta mengurangi kelebihan kapasitas saluran air kota. Sistem ini sangat bergantung
Talang Air Atap
Bak Kontrol Filter
Bak Penampungan
Resapan / Saluran
Kota
Pompa Air Kloset, Taman, dll Panel Surya Charger Solar
Controller
Baterai Penyimpanan
Daya
Peralatan Elektronik
(DC)
Peralatan Elektronik
118 pada pasokan air hujan hingga sistem ini tidak dapat diandalkan pada musim kemarau.
c. Grey Water Treatment
Bagan 3.13 Rangkaian Sistem Grey Water Treatment (Sumber : Analisa Pribadi)
Pengelolaan air sama halnya dengan pemeliharaan air yang harus dilakukan secara teratur. Pemeliharaan air atau yang biasa disebut water treatment dilakukan untuk menjaga agar siklus aliran air tetap berjalan dengan baik. Pada air limbah domestik yang dibedakan menjadi grey water dan black water.
Pada prinsipnya pengolahan limbah bertujuan agar air dapat digunakan kembali misalnya untuk menyirami tanaman. Maka dari itu, meskipun air limbah telah terolah, nutriennya masih tetap ada yaitu nitrogen dan fosfor.
Kamar Mandi
Dapur Laundry
Bak Kontrol Treament Filter
-Bak Penampungan
Resapan / Saluran Kota
119 3.3 Analisa Konteks Lingkungan
3.3.1 Analisa Pemilihan Lokasi
a. Deskripsi Alternatif Lokasi
1. Kecamatan Blado
Gbr 3.56 Kecamatan Blado, Batang (Sumber : batangkab.go.id diakses 17 Juni 2016)
120 Bandar di sebelah barat, dan Kabupaten Banjarnegara di sebelah selatan.
Secara geografi, Kecamatan Blado berada di ketinggian antara 250-2.000 mdpl dengan kemiringan antara 8% sampai lebih dari 40%, dan mayoritas berada di ketinggian 1.000-2.000 mdpl. Keadaan tanah di Kecamatan Blado terdiri dari tanah jenis andosol dan latosol, di mana 4.004 Ha dalam kondisi kritis dan potensial kritis.
2. Kecamatan Bawang
121 Kecamatan Bawang merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Batang yang terdiri dari 20 desa atau kelurahan. Kecamatan Bawang sendiri memiliki wilayah seluas 7.765,88 Ha. Secara administratif Kecamatan Bawang berbatasan dengan kecamatan Tersono di sebelah utara, Kabupaten Kendal dam Wonosobo di sebelah timur, kecamatan Reban di sebelah barat, dan Kabupaten Banjarnegara di sebelah selatan.
b. Kriteria Pemilihan Lokasi
Lokasi untuk mendirikan sebuah observatorium memang tidak boleh ditentukan secara sembarangan. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebuah lokasi untuk observatorium. Menurut Ken
Hudson dan Tom Simstad dalam “The Share Astronomy Guide To
Observatory Site Selection” ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk sebuah observatorium bagi astronom amatir. Namun, kriteria tersebut bisa dijadikan dasar atau syarat minimal dalam menentukan lokasi sebuah observatorium, diantaranya.
1. Persentase Malam Cerah (Percentage of clear night)
122 tersebut. Di mana jika melihat kasus di Observatorium Bosscha, Lembang jumlah hari cerah ada di antara 110-146 hari.
2. Tingkat Kegelapan Langit (Darkness of the sky)
Tingkat kegelapan langit suatu daerah dapat ditentukan dengan menggunakan The Bortle Dark-Sky Scale dari John E. Bortle. Bortle mengelompokkan suatu daerah dalam skala satu sampai sembilan, yaitu skala 1 - langit gelap total, skala 2 - langit gelap, skala 3 - langit pedesaan, skala 4 - rural/suburban transisi, skala 5 - langit suburban, skala 6 - langit terang suburban, skala 7 - suburban/urban transisi, skala 8 - langit kota, dan skala 9 - langit tengah kota.
Gbr 3.58 Ilustrasi Skala Bortle
(Sumber : futurism.com/dark-sky-scale diakses 12 September 2016) 3. Faktor Astronomikal (Astronomical seeing)
123 4. Transparansi Langit (Sky transparency)
Transparansi langit menunjukkan seberapa bersih langit di suatu daerah. Hal ini dipengaruhi oleh kandungan aerosol di udara. Aerosol sendiri adalah partikel kecil yang berupa partikel padat atau cair yang ada dalam udara. Contohnya asap, debu, polusi industry, dan kabut asap.
5. Kondisi Cuaca (Weather conditions)
Kondisi cuaca yang disarankan berada di lokasi dengan selisih temperatur maksimum dan minimum dalam satu hari tidak lebih dari 8oC dan kecepatan angin pada kisaran 50 knot (= 25,7 m/s).
6. Faktor Resiko (Future risk factor)
Terkait dengan kemungkinan yang akan terjadi ke depannya, seperti perubahan cuaca, pola tata ruang, kemungkinan polusi cahaya dan udara, dan lain-lain.
c. Pemilihan Lokasi
Tabel 3.28 Analisa Pemilihan Lokasi
Kriteria Bobot
Nilai Kec. Blado Kec. Bawang
Darkness of the
sky 30 skala 3 2 60 skala 3 2 60
Astronomical seeing
- Ketinggian 20 + 1000 - 2000 2 30 - + 1000 - 2400 3 60
124
Future Risk Factor - Permukiman
(Sumber : Analisa Pribadi)
3.3.2 Analisa Pemilihan Tapak
a. Deskripsi Alternatif Tapak
1. Dukuh Wonopriyo, Desa Gerlang
Gbr 3.59 Desa Gerlang, Batang
(Sumber : batangkab.go.id diakses 21 Agustus 2016)
125 terdiri dari 7 dukuh yaitu Sidongkal, Kayuabang, Watulembu, Gerlang, Kradenan, Wonopriyo dan Gunungalang.
Gbr 3.60 Lokasi Tapak Alternatif 1 (Sumber : dok. pribadi, 2016)
Desa Gerlang merupakan desa penghasil kentang terbesar di kabupaten Batan sehingga pembangunan di desa ini cukup berkembang. Namun, potensi tersebut tidak didukung dengan akses jalan yang memadai. Padahal jalan tersebut juga merupakan jalur alternatif penghubung tiga kabupaten yaitu Batang, Banjarnegara dan Wonosobo.
Gbr 3.61 Kondisi Jalan menuju tapak
(Sumber : dok. pribadi, 2016)
126 basah tanahnya maka jalan beraspal itupun tidak tahan lama. Akhirnya pada tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Batang berinisiatif untuk membangun jalan beton yang tahan air dan bisa bertahan lama.
Gbr 3.62 Kondisi Tapak
(Sumber : dok. pribadi, 2016)
Gbr 3.63 Kondisi Tapak
(Sumber : dok. pribadi, 2016)
127 2. Desa Keteleng, Kecamatan Blado
Gbr 3.64 Desa Keteleng, Kecamatan Blado (Sumber : batangkab.go.id diakses 21 Agustus 2016)
Daerah ini dikenal dengan perkebunan tehnya, miliki PT. Pagilaran, yang berada di kaki Gunung Kemulan, Batang. Daerah ini memiliki bentang alam dengan ketinggian antara 800 – 1.700 mdpl dan kemiringan 20-40o. Selain itu, daerah ini memiliki udara yang sejuk dengan kebun teh seluas 1.113 ha. Mayoritas perkebunan teh tersebut merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda yang pengelolaan atas hak guna lahan tersebut dipegang Yayasan Fakultas Pertanian UGM Jogjakarta.
Gbr 3.65 Lokasi Tapak Alternatif 2
128 Kondisi cuaca dan iklim di lokasi tapak cukup sejuk dengan suhu rata-rata 21o– 25o C pada siang hari dan dapat mencapai 15o– 18o celsius pada malam hari. Jenis vegetasi di sekitar tapak didominasi oleh tanaman teh dan beberapa pohon gamal, pinus, maupun cemara.
Gbr 3.66 Kondisi Jalan menuju tapak (Sumber : dok. pribadi, 2016)
Gbr 3.67 Kondisi Sekitar Tapak
(Sumber : dok. pribadi, 2016)
Gbr 3.68 Kondisi Sekitar Tapak
129 b. Kriteria Pemilihan Tapak
1. Kondisi Tapak
Kondisi tapak harus dapat memenuhi kebutuhan dari projek observatorium ini. Salah satu persyaratan yang harus sipenuhi adalah ketinggian di atas 900 mdpl, cuaca yang cerah, maupun topografi tapak yang tidak terlalu curam atau terjal. Tapak juga perlu berada di lokasi yang jauh dari permukiman hingga masih memungkinkan untuk menyediakan area buffer di sekitar tapak.
2. Aksesbilitas dan Infrastruktur
Lokasi baiknya memiliki infrastruktur seperti akses jalan, utilitas seperti air, listrik, telepon, ataupun internet. Dengan adanya infrastruktur tersebut di lokasi tentunya akan memudahkan kegiatan pengamatan.
3. Kemungkinan Ancaman
Ancaman terberat yang perlu diperhatikan dan diantisipasi adalah polusi cahaya. Polusi cahaya umumnya muncul bersama dengan pertumbuhan permukiman dan kegiatan masyarakat di sekitar lokasi.
c. Pemilihan Tapak
Tabel 3.29 Analisa Pemilihan Tapak
Kriteria Bobot
Nilai Desa Gerlang Desa Keteleng Darkness of the
130
(Sumber : Analisa Pribadi)
131 Tabel 3.30 Usulan Pengelompokan Lokasi Menurut Jenis Observasi
dan Pengukuran Astronomi
Kelompok Lokasi Tipe Area Kegiatan/ Fungsi - Sasaran
Region 0 Pusat kota - Tidak ada kegiatan astronomi di dalamnya
- Pandangan ke arah langit terbatas
1b Pinggir kota (pendidikan)
- Observasi bagi astronomi amatir
- Observasi bagi astronomi amatir dan mahasiswa (sarjana)
- Teleskop kelas 50 cm
2b Pinggir kota
- Observasi bagi mahasiswa (pascasarjana) dan astronomi profesional
- Teleskop kelas 1 m - Program observasi
disesuaikan dengan kondisi lokasi
Region 3 Pedalaman
- Observasi bagi mahasiswa (pascasarjana) dan astronomi profesional
- Teleskop kelas 1 m
- Program observasi terbatas pada infrared spectroscopy, infrared imaging, high resolution optical
spectroscopy of bright stars
Region 4 Pedalaman
- Observasi dengan standar profesional skala nasional atau internasional
132 Region 5 Pedalaman
- Observasi dengan standar internasional
- Program observasi mencakup low resolution spectroscopy, continuum imaging, wide field imaging