• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI ALGORITMA ARITHMETIC CODING PADA KOMPRESI FILE AUDIO VIA FTP (FILE TRANSFER PROTOCOL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI ALGORITMA ARITHMETIC CODING PADA KOMPRESI FILE AUDIO VIA FTP (FILE TRANSFER PROTOCOL)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: 2502-8928 (Online)  79

Received June 1st,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012

IMPLEMENTASI ALGORITMA ARITHMETIC

CODING PADA KOMPRESI FILE AUDIO VIA FTP

(FILE TRANSFER PROTOCOL)

Uswatun Hasanah*1, Sutardi2, Rahmat Ramadhan3 *1,2,3

Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, Kendari e-mail : *1huswatun589@yahoo.com,2sutardi_hapal@yahoo.com,

3

rahmat.ramadhan@innov-center.org

Abstrak

Teknik kompresi digunakan untuk proses transmisi data (data transmission) dan data penyimpangan data (storage) Bila ditinjau dari sisi penggunaannya, kompresi data bersifat umum untuk segala keperluan atau bersifat khusus untuk keperluan tertentu. Dalam penelitian ini, dibangun sebuah aplikasi kompresi file audio dengan menggunakan algoritma lossless compression, yaitu

Arithmetic Coding

Pengujian dilakukan untuk mengetahui besar rasio kompresi, waktu kompresi, dan waktu dekompresi. Ada 2 file yang diujikan, yaitu file audio berekstensi *.wav dan *.mp3 . Pengujian aplikasi kompresi ini dilakukan dengan menguji file yang mempunyai ukuran berbeda-beda dengan nilai sample rate dan bitrate yang sama dan via FTP (File Transfer Protokol) .

Hasil pengujian diperoleh, rata-rata rasio kompresi terbaik terdapat pada pengujian file wav yaitu dengan rasio sebesar 11 % dan rasio terkecil pada pengujian file mp3 dengan rasio 2,4 %. file dengan pengujian waktu tercepat terjadi pada file mp3 dimana waktu terbaik pengujian dengan rata-rata 2.276 second. Sedangkan waktu terlama saat pengujian terjadi pada pengujian file wav dengan waktu kompresi rata-rata 12.6861 second. File audio dengan ukuran yang besar membutuhkan waktu lebih lama dalam melakukan proses kompresi.

Kata kunci— Arithmetic Coding, File Audio, Kompresi, Dekompresi Abstract

Compression technique used for data transmission process (data transmission) and data deviation data (storage) When viewed from the side of its use, data compression is general for all purposes or is specific for a particular purpose. In this research, built an audio file compression application using lossless compression algorithm, that is Arithmetic Coding.

The test was performed to find out the compression ratio, compression time, and decompression time. There are 2 files tested, the audio file extension * .wav and * .mp3. Testing this compression application is done by testing the files that have different sizes with the same sample rate and bitrate and via FTP (File Transfer Protocol).

Test results obtained, the average best compression ratio found in the test file wav is the ratio of 11% and the smallest ratio in the test of mp3 files with a ratio of 2.4%. Files with the fastest time testing occurs on mp3 files where the best time of testing with an average of 2,276 second. While the longest time during the test occurred in the test file wav with compression time average 12.6861 second. Audio files of a large size take longer in the compression process.une 1st,2012; Revised June KeywordsArithmetic Coding, File Audio, Compression, Decompression

(2)

1. PENDAHULUAN

ada dasarnya teknik kompresi digunakan untuk proses transmisi data (data transmission) dan data penyimpanan data( storage ). Bila ditinjau dari sisi penggunaanya, kompresi data bisa bersifat umum untuk segala keperluan atau bersifat khusus untuk keperluan tertentu. Keuntungan data yang terkompresi antara lain; mengurangi

bottleneck pada proses I/O dan transmisi data, penyimpanan data lebih hemat ruang, dan mempersulit pembacaan data oleh pihak yang tidak berkepentingan.

Arithmetic Coding adalah salah satu algoritma lossless data compression, yang terkenal mempunyai kemungkinan rasio kompresi terbaik daripada algoritma lossless

data compression lainnya. Hal ini dikarenakan

Arithmetic Coding mempunyai efisiensi yang tinggi dan dapat dengan mudah diimplementasikan pada hardware. Decoder

pada Arithmetic Coding menggunakan kode sumber yang hampir sama dengan encoder

yang juga membuat implementasinya mudah [1].

File audio adalah salah satu file yang paling sering digunakan untuk transmisi data maupun penyimpanan. File ini mempunyai ukuran yang termasuk besar. Dengan ukurannya ini, akan membuat kesulitan dalam transmisi maupun penyimpanan data.

Sehingga dalam penelitian ini akan diimplemetasikan algoritma kompresi, yaitu algoritma Arithmetic Coding yang diujikan untuk mengkompresi berkas file audio via FTP ( File Transfer Protocol ).

Penelitian yang dilakukan oleh [2], mengenai perbandingan hasil kompresi berkas dengan menggunakan metode Lempel- Ziv- Welch (LZW), Arithmetic Coding dan

Dynamic Marcov Compression (DMC) dengan judul Implementasi Kompresi Data Menggunakan Algoritma Lempel- Ziv- Welch (LZW), Arithmetic Coding dan Dynamic Marcov Compression (DMC) menghasilkan kesimpulan Arithmetic Coding memberikan hasil kompresi yang terbaik untuk berkas audio.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh [3], mengenai kompresi data dengan judul Perancangan Aplikasi Kompresi File

Audio Dengan Algoritma Arithmetic Coding

menyimpulkan pada sistem terdapat tahap

kompresi dan dekompresi. Tahap kompresi bertujuan untuk memampatkan ukuran file

audio, sedangkan tahap dekompresi bertujuan untuk mengemblikan ukuran file audio ke ukuran semula.

Serta penilitian oleh [4], mengenai Analisis Perbandingan Kompresi Data dengan Teknik Arithmetic Coding dan Run Length Encoding menyimpulkan teknik kompresi dan dekompresi file dokumen menggunakan teknik

Arithmetic Coding memiliki kelebihan dalam hal rrasio kompresi tetapi membutuhkan waktu lebih lama. Sedangkan dengan menggunakan teknik run length encoding

membutuhkan waktu yang lebih cepat untuk proses kompresi dan dekompresi dibandingkan teknik arithmetic coding.

Penelitian selanjutnya [5], mengenai Analisis dan Implementasi Kompresi File

Audio Dengan Menggunakan Algoritma Run Length Encoding (RLE) menyimpulkan dalam proses pemampatan data terdiri dari 2 tahap yaitu tahap kompresi dan dekompresi. Tahap kompresi bertujuan untuk memampatkan ukuran file audio, sedangkan tahap dekompresi bertujuan untuk mengembalikan ukuran file audio ke ukuran semula.

2. METODE PENELITIAN 2.1 Kompresi

Kompresi data adalah proses mengubah sebuah inputstream data (sumber stream atau data mentah asli) ke aliran data lain (output,

bitstream, atau aliran terkompresi) yang memiliki ukuran lebih kecil. Sebuah stream

dapat berupa file, buffer di memori, atau bit

individun yang dikirim pada sebuah saluran komunikasi [6].

Ada banyak metode yang dikenal untuk kompresi data. Semuanya didasarkan pada ide yang berbeda, yang cocok untuk berbagai jenis data, dan menghasilkan hasil yang berbeda, tapi semuanya didasarkan pada prinsip yang sama, yaitu mengkompresi data dengan menghilangkan redundansi dari data asli dalam file [7].

Metode pemampatan data atau kompresi data dapat dikelompokan dalam dua kelompok besar yaitu :

1. Lossless Compression

Lossless compression disebut juga dengan

reversible compression karena data asli bisa dikembalikan dengan sempurna. Akan tetapi

P

(3)

rasio kompresinya sangat rendah, misalnya pada data teks, gambar seperti GIF dan PNG. Contoh metode ini adalah Shannon-Fano Coding, Huffman Coding, Arithmetic Coding

dan lain sebagainya. Kebanyakan program kompresi lossless menggunakan dua jenis algoritma yang berbeda: yang satu menghasilkan model statistik untuk input data, dan yang lainnya memetakan data input ke rangkaian bit menggunakan model ini dengan cara bahwa “probable” data akan menghasilkan output yang lebih pendek dari “improbable” data.

2. Lossy Compression

Pada teknik ini akan terjadi kehilangan sebagian informasi. Data yang telah dimampatkan dengan teknik ini secara umum tidak bisa direkonstruksi sama persis dari data aslinya. Lossy compression disebut juga

irreversible compression karena data asli mustahil untuk dikembalikan seperti semula. Kelebihan teknik ini adalah rasio kompresi yang tinggi dibanding metode lossless.

2.2 Audio

Audio adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu terhadap waktu yang disebut frekuensi. Selama bergetar, perbedaan tekanan terjadi di udara sekitarnya. Pola osilasi yang terjadi dinamakan sebagai gelombang. Gelombang mempunyai pola sama yang berulang pada interval tertentu, yang disebut sebagai periode.

a. WAVeform audio (*.wav)

WAV adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris WAVeform audio format merupakan standar format file audio yang dikembangkan oleh Microsoft dan IBM. WAV merupakan standar format container file yang digunakan oleh windows. WAV umumnya digunakan untuk menyimpan audio tak termampatkan (terkompresi), file suara berkualitas CD, yang berukuran besar (sekitar 10 MB per menit). File WAV juga dapat berisi data terkodekan dengan beraneka ragam codec

untuk mengurangi ukuran file.

File WAV menggunakan struktur standar RIFF dengan mengelompokan isi file ke dalam bagian-bagian seperti format WAV dan data digital audio. Setiap bagian memiliki

header-nya sendiri-sendiri beserta dengan ukuranheader-nya. Struktur RIFF (Resource Interchange File Format) ini merupakan struktur yang biasa digunakan untuk data

multimedia dalam Windows.

Struktur ini mengatur data dalam file ke dalam bagianbagian yang masing-masing memiliki header dan ukurannya sendiri dan disebut sebagai chunk. Struktur ini memungkinkan bagi program bila tidak mengenali bagian tertentu untuk melompati bagian tersebut dan terus memproses bagian yang dikenal. Data dari suatu bagian bisa memiliki sub-bagian dan seluruh data dalam

file berstruktur RIFF selalu merupakan sub bagian dari suatu bagian yang memiliki

header “RIFF”. Gambar 1 menunjukan struktur file audio wav [5].

Gambar 1 Strukur file *.wav [5]

The “RIFF” Chunk descriptor

menunjukan file format wav yang terdiri dari 2

subChunk yaitu “fmt” dan “data”. ChunkID

menunjukan terdiri dari kata “RIFF” dalam bentuk ASCII, Chunk size menunjukan besarnya ukuran file dalam byte dikurangi 8

byte untuk 2 field yang tidAk termasuK dalam hitungan, yaitu ChunkID dan Chunksize, serta format terdiri dari kata “wav” dalam bentuk ASCII.

The “fmt” sub-Chunk menggambarkan format informasi suara di dalam subChunk.

SubCunk1ID terdiri dari kata “fmt”,

subChunk1size ukuranya sebesar data format wav “16 byte” ditambah dengan ekstra format byte yang diperlukan untuk format wav khusus, Audio Format bernilai pcm = 1(linear quantitation) jika nilai lebih dari 1 mengindikasikan file wav kompresi,

(4)

NumChanel menunjukan jumlah chanel yang digunakan dalam file, Sampel rate

menunjukan jumlah sampel dalam file per detik. Bit rate mengindikasikan berapa besar

bit data wav harus di-stream ke converter digital audio tiap detik sewaktu file dimainkan,

Block align menunjukan jumlah byte tiap potong sampel dan Bit per sampel menunjukan jumlah bit yang digunakan untuk mendefinisikan tiap sampel.

The “data” SubChunk2ID berisi ukuran dari informasi suara dan terdiri dari data suara mentah. SubChunk2ID terdiri dari kata “data”,

SubChunk2Size menunjukan besar ukuran data dan data berisi data audio sebenarnya [5]. b. MPEG-1 Audio Layer 3 (*.mp3)

MPEG-1 Audio Layer 3 atau lebih dikenal sebagai MP3 adalah salah satu format berkas pengodean suara yang memiliki kompresi yang baik (meskipun bersifat lossy) sehingga ukuran berkas bisa memungkinkan menjadi lebih kecil. Berkas ini dikembangkan oleh seorang insinyur Jerman Karlheinz Brandenburg. MP3 memakai pengodean Pulse Code Modulation (PCM). MP3 mengurangi jumlah bit yang diperlukan dengan menggunakan model psychoacoustic untuk menghilangkan komponen-komponen suara yang tidak terdengar oleh manusia. Kelebihan Mp3 ;

1. Merupakan format audio yang sering digunakan yang biasa digunakan sebagai

output file audio.

2. Mp3 memiliki kapasitas yang lumayan kecil.

2.4 Algoritma Arithmetic Coding

Pada dasarnya algoritma kompresi data melakukan penggantian satu atau lebih simbol input dengan kode tertentu. Berbeda dengan cara tersebut, Arithmetic Coding mengantikan satu deretan simbol input dengan sebuah bilangan Floating Point. Semakin panjang dan kompleks pesan yang dikodekan, semakin banyak bit yang diperlukan untuk keperluan tersebut.

Output dari Arithmetic Coding ini adalah satu angka yang lebih kecil dari 1 dan lebih besar atau sama dengan 0. Angka ini secara unik dapat di-decode sehingga menghasilkan deretan simbol yang dipakai untuk menghasilkan angka tersebut.

Untuk menghasilkan angka output tersebut, tiap simbol yang akan di-encode diberi satu set nilai probalitas.

a. Kompresi

Struktur data pada file audio berbeda-beda tergantung format audionya, pada contoh berikut akan dikompresi file audio dengan ukuran 12 byte untuk nilai sampel 1 (01001010 00010000 01001010 00000000 00000111 00111101 00000000 01001010 00000000 00000111 00000111 01001010 00111101 00000000) dengan sampel rate

22050 dan bit rate 88200 yang kemudian diubah menjadi bilangan hexadecimal 4a, 10, 4a, 0, 07, 3d, 0, 4a, 0, 07, 07, 4a, 4a, 3d dan 0. Dari sample audio asumsikan nilai chunk audio dari nilai sampel 1 audio (#1) di atas yang datanya akan diencoding Gambar 2 menunjukkan Coding Algortima Arithmetic Coding.

Gambar 2 Coding Algortima Arithmetic Coding

Langkah awal dari proses tersebut yaitu mencari probabilitas masing-masing data dengan cara membagi jumlah nilai 4a dengan jumlah keselurahan data yang ada yaitu 15. Maka akan dapat dibuat sebuah tabel probabilitas ditunjukan pada Tabel 1 dan persamaan probabilitas oleh Persamaan (1) [2].

Tabel 1 Probabilitas Frekuensi

No Nilai Frekuensi Probabilitas

1 4a 5 5/15 = 0,33

2 10 1 1/15 = 0,06

3 07 3 3/15 = 0,20

4 3d 2 2/15 = 0,13

(5)

5 0 4 4/15 = 0,26

Selanjutnya akan diperoleh tabel Range Probabilitas dengan menjumlahkan nilai range

terendah (low) yang ditunjukkan oleh Persamaan (2) yaitu 0 ditambah 0,33 dilanjutan dengan 0,33 ditambah 0,06. Tabel 2 menunjukkan tabel Range Probabilitas [2].

l ( ) = Low ( ) + P ( ; i = 1,2,...n (2) Diketahui l ( ) adalah range probabilitas data Low ( ) adalah range terendah data

dan P ( adalah probabilitas data . Tabel 2 Range Probabilitas Data Sampel

No Nilai Frekuensi Probabilitas Range

1 -1 5 5/15 = 0,33 0,0 < 0,33 ≤ −1 2 10 1 1/15 = 0,06 0,33 < 0,39 ≤ 10 3 07 3 3/15 = 0,20 0,39 < 0,59 ≤ 07 4 3d 2 2/15 = 0,13 0,59 < 0,72 ≤ 3 5 0 4 4/15 = 0,26 0,72 ≤ 0 < 0,98

Ilustrasi proses partisi pada garis peluang untuk nilai sampel audio 1 (#1) yaitu diawali dengan mencari nilai cr ( ) atau nilai jarak interval karakter kemudian menghitung nilai

high ( ) dan low ( ). Data yang diproses adalah data yang range awalnya adalah 0. Data yang pertama diolah adalah -1 dengan nilai low ( ) = 0,0 dan ℎigh ( ) = 0,33. Setelah menentukan Cr ( ) = ℎigh ( ) – low

( ) = 0,33 kemudian menentukan nilai high

( ) dan low ( ), yaitu

low ( ) = low ( ) + Cr ( ) * low ( ) = 0.0 + 0.33 * 0.33 = 0.1089

high ( ) = low ( ) + Cr ( ) * high ( ) = 0.0 + 0.33 * 0.39 = 0.1287

Secara umum misalkan i = 1,2,… , n maka Persamaan (3), (4) dan (5) berturut-turut menunjukkan penentuan cr ( ) low ( ), dan

high ( ). cr ( ) = high ( ) - low ( ) (3) low ( ) = low ( ) + cr ( ) * low ( ) (4) high ( ) = low ( ) + cr ( ) * high ( ) (5)

Tabel 3 menunjukkan hasil encoding

untuk data sampel.

Tabel 3 Hasil Encoding DataSampel No Awal Nilai Low High Cr 0 1 1 1 -1 0 0,33 1 2 10 0,1089 0,1287 0,33 3 07 0,1166 22 0,120582 0,0198 4 3d 0,1189 584 0,119473 2 0,00396 5 0 0,1193 29060 0,119470 319 0,0005 148 1 -1 0 0,33 1

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai low

untuk data terakhir adalah nilai batas bawah =0,119329060 dengan nilai biner 0,000111101 yang akan digunakan untuk menggantikan sampel audio yang telah diencoding yaitu nilai sampel audio 4a, 10, 4a, 0, 07, 3d, 0, 4a, 0,07, 07, 4a, 4a, 3d dan 0. Selanjutnya sampel 1 adalah #1 4a 10 4a 0 07 3d 04a 0 07 07 4a 4a 3d 0 berubah menjadi #1 0,119329056 yang ketika dikonversi ke biner maka menjadi 0,000111101. Untuk sampel 2 gantikan dengan nilai batas bawah menjadi #2 0,xxxxxxxxx dan selanjutnya.

Pada proses kompresi terdapat perhitungan rasio kompresi. Rasio kompresi menunjukan presentase besarnya kompresi yang dilakukan terhadap file asli. Misalkan = selisih ukuran file kompresi dan file asli dan = ukuran file asli, maka rasio kompresi ditunjukkan oleh Persamaan (6).

R = (6)

b. Dekompresi

Proses kompresi file audio tidak bisa terlepas dari proses dekompresi, dimana file

audio yang telah terkompresiharus dapat direkonstruksi kembali agar dapat dijalankan. Pada algoritma Arithmetic Coding file audio yang dikompresi harus dapat dikembalikan seperti file audio aslinya tanpa kehilangan informasi.

(6)

Proses dekompresi file audio pada algoritma Arithmetic Coding akan dilakukan proses decoding dengan cara :

1. Baca nilai coding terakhir.

2. Ambil Encoded-Symbol.

3. Cari range dari symbol yang melingkupi

ES.

4. Cetak symbol hingga selesai.

5. Simpan file hasil dekompresi.

Proses dekompresi diawali dengan mengolah nilai ES = 0,119329060 yang dikurangi nilai low yaitu 0 kemudian dibagi dengan nilai 0,33 menghasilkan 0,3616032. Untuk melakukan decoding digunakan Persamaan (7).

Tabel 4 menunjukan hasil decoding

sampelaudio.

Tabel 4 Hasil Decoding Sampel Audio

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang digunakan sebagai bahan dalam penelitian ini merupakan 20 file audio yang berekstensi *.wav dan *.mp3 berklasifikasi stereo dengan nilai sampling rate dan bit rate 48.000 Hz – 1536 Kbps, yang untuk setiap pengujian yang digambarkan dalam bentuk grafik dengan membandingkan ukuran file asli dan kecepatan kompresi serta antara ukuran file asli dan rasio kompresi.

3.1 Perbandingan Ukuran File Asli dan Hasil kompresi .

a. Sampling Rate 48.000 Hz dan Bit Rate 1536 Kbps

Gambar 3 menunjukan perbandingan antara ukuran file dan hasil kompresi. Tampak waktu yang dibutuhkan untuk proses kompresi semakin meningkat sesuai dengan semakin

meningkatnya ukuran file yang di kompresi. Serta ukuran file setelah kompresi lebih kecil dari pada ukuran asli file.

Gambar 3 Perbandingan ukuran file dan Hasil kompresi untuk sampling rate 48.000 Hz dan

bit rate 1536 Kbps berekstensi *.wav.

b. Sampling Rate 48.000 Hz dan Bit Rate 1536 Kbps

Gambar 4 menunjukan perbandingan antara ukuran file dan hasil kompresi. Sama seperti Gambar 2, proses kompresi semakin meningkat sesuai dengan semakin meningkatnya ukuran file yang dikompresi. Serta ukuran file setelah kompresi lebih kecil daripada ukuran asli file.

Gambar 4 Perbandingan ukuran file dan kecepatan kompresi untuk sampling rate

48.000 Hz dan bit rate 1536 Kbps berekstensi *.mp3.

3.2 Perbandingan Rasio kompresi file

*.wav dan *.mp3.

Gambar 5 menunjukan perbandingan antara rasio kompresi file wav dan mp3. Dari hasil pengujian file wav dan mp3 dapat dilihat dari grafik diatas bahwa hasil rasio kompresi data 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 file wav lebih tinggi daripada data 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 file mp3.

Hal tersebut terjadi karena file wav lebih banyak didapati kesamaan bit/karakter didalam datanya dibandingkan dengan file

mp3, itu dibuktikan dengan tingginya rasio = i = 1,2 . . (7) No Encode Symbol (ES) Nilai Batas bawah (Low) Batas atas (High) Jarak interval karakter (cr) 1. 0,3616032 -1 0 0,33 0,33 2. 0,5672 10 0,33 0,39 0,06 3. 0,6836 07 0,39 0,59 0,2 4. 0,72 3d 0,59 0,72 0,13 5. 0 (Finish) 0 - - -

(7)

kompresi pada data-data file wav tersebut yang dimana hampir semua kompresi tipe lossless bila semakin banyak didapati kesamaan bit/karakter dalam data sebuah file yang akan dikompres maka rasio kompresi akan semakin baik.

Gambar 5 Perbandingan rasio kompresi file

*.wav dan *.mp3.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan pengujian dan hasil penelitian yang dilakukan terhadap aplikasi kompresi file audio dengan algoritma

Arithmetic Coding, maka dapat disimpulkan; 1. Algoritma Arithmetic Coding dapat

diimplementasikan pada proses kompresi dan dekompresi file audio berekstensi .wav berklarifikasi stereo.

2. Hasil dari pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa :

a. Rata-rata rasio kompresi berturut-turut yaitu 11 % untuk rata-rata rasio kompresi file *.wav dan 2.4 % untuk rata-rata rasio kompresi file *.mp3. b. Besarnya waktu kompresi dan

dekompresi naik secara linier sesuai dengan ukuran file.

c. Kualitas struktur data antara file

sebelum dilakukan proses kompresi dan file setelah didekompresi adalah sama persis.

3. Aplikasi kompresi ini menghasilkan file audio dengan format *.arth yang dapat dijalankan setelah didekompresi terlebih dahulu. Hal tersebut dikarenakan terjadi perubahan struktur pada file setelah melewati proses kompresi.

5. SARAN

Saran yang dapat penulis berikan untuk pengembangan terhadap penelitian ini yaitu :

1. Dilakukan penelitian lebih lanjut membandingkan antara kompresi

Arithmetic Coding dengan metode kompresi yang lain sehingga akan diperoleh sebuah metode kompresi yang benar-benar memiliki kinerja optimal dalam melakukan kompresi.

2. Agar algoritma Arithmetic Coding dapat diimplementasikan untuk proses kompresi

file audio berekstensi lainya seperti *.m4a, dan pada file lainnya seperti file citra dan

file teks maupun video. DAFTAR PUSTAKA

[1] Rahandi. K., Rachmawati. D dan Sembiring. S., 2013, Analisis dan Implementasi Kompresi File Audio dengan Menggunakan Algoritma Run Length Encoding, Ilmu Komputer, Universitas Sumatra Utara, Medan.

[2] Nuraisyah, 2013, Perancangan Aplikasi Kompresi File Audio Dengan Algoritma Aritmetic Coding, Informatika, Medan.

[3] Bukhari,F, Nurhudayani,S dan Silalahi, B.P., 2003, Pengkodean aritmatika untuk kompresi data teks,

http://download.portalgaruda.org/ar ticle.php?article=85675&val=235&title =, diakses: 26 September 2014.

[4] Gozali.F dan Mervyn, 2004, Analisa Perbandingan Kompresi Data dengan Teknik Arithmetic Coding dan Run Length Encoding, JETri, Nomor 1, Volume 4, Halaman 37-38.

[5] Gunawan,I dan Gunadi, K., 2005, Pembuatan Perangkat Lunak Wave Manipulator untuk Memanipulasi File .

(8)

Gambar

Gambar 1 Strukur file *.wav [5]
Tabel 3 Hasil Encoding Data Sampel  No  Awal   Nilai    Low   High   Cr   0   1   1   1   -1   0   0,33   1   2   10   0,1089   0,1287   0,33   3   07   0,1166  22   0,120582   0,0198   4   3d   0,1189  584   0,119473 2   0,00396   5   0   0,1193  29060
Gambar  5  Perbandingan  rasio  kompresi  file  *.wav dan *.mp3.

Referensi

Dokumen terkait

Biaya pendidikan adalah keseluruhan pengeluaran baik yang bersifat uang maupun bukan uang, sebagai ungkapan rasa tanggung jawab semua pihak (masyarakat, orang tua, dan

I ndofood Sukses Makm ur ( I NDF) akan m engerek har ga t epung t erigu karena sej ak Mei 2018 harga t epung t elah naik 10% sebagai dam pak kenaikan harga gandum di pasar global

Kesimpulan dari penelitian penerapan algoritma particle swarm optimization pada segmentasi citra aksara Bugis yaitu spesifikasi perangkat berpengaruh terhadap waktu

pastoris untuk ekspresi heterologous protein diantaranya adalah ekspresi yang efisien dengan menggunakan metanol inducible alcohol oxidase gene (AOX1) promoter dan tingkat

Inspektur Muda Pegasum &amp; Kepbang (Inspektur V) Inspektui Muda Pidum &amp; Datun (Inspektur V) Inspektur Muda Intel &amp; Pidsus (Inspektur V) Inspektur Muda Pegasum &amp;

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti ingin membatasi hanya dengan memahami bagaimana kasus chat mesum Habib Rizieq dan Firda Husein disebarkan

a) Alat-alat elektrik adalah penyebab utama kebakaran di rumah tangga. b) Belilah alat pemadam kebakaran yang praktis, jika mungkin, dan letakkan dekat kompor atau di

Bekasi di Kementerian Perhubungan yang terdiri dari Tim Pengarah, Tim Kerja, dan Sekretariat dengan susunan keanggotaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang