19
BAB III
DESAIN DAN IMPLEMENTASI
3.1 Pendahuluan
Pada bab ini dibahas tentang bagaimana implementasi yang dilakukan untuk membentuk inverter 9-tingkat. Berikut adalah gambar diagram blok perancangan inverter.
Mikrokontroler Atmega 8535
Rangkaian Driver
Inverter 99-tingkat Tegangan DC
Beban
Catu Daya
Gambar 3.1 Diagram blok perancangan inverter
Berdasarkan gambar diatas sistem yang digunakan untuk pengendalian multilevel inverter adalah menggunkan sistem open loop. Untuk catu daya yang digunakan merupakan tegangan DC untuk menyuplai tegangan pada mikrokontroller dan rangkaian driver. Rangkaian driver disini berfungsi untuk penghubung dan mengatur pensaklaran MOSFET pada rangkaian daya.
3.2 Implementasi Inverter 9-Tingkat Tipe Diode Clamp
20
Gambar 3.2 Rangkaian daya inverter 9 tingkat
Berdasarkan rangkaian daya pada Gambar 3.2 dapat dibuat mode operasi seperti Tabel 3.1
Tabel 3.1 Mode Operasi Inverter 9 tingkat
21
Pada mode operasi 1, arus mengalir dari sumber menuju ke saklar S1, S2, S3, dan S4 kemudian menuju kebeban dan kembali lagi ke sumber melewati saklar S10 seperti terlihat pada Gambar 3.3.
S1
S2
S3
S4
S8
S7
S6
S5
S5
V/4
V/4
V/4
V/4
Gambar 3.3 Mode Operasi 1
Dari Gambar 3.3 memiliki tegangan keluaran sebesar:
V0 = V 3.1
22
V/4
V/4
V/4
V/4
Gambar 3.4 Mode Operasi 2
Dari Gambar 3.4 memiliki tegangan keluaran sebesar:
V0 = ¾ V 3.2
23
V/4
V/4
V/4
V/4
Gambar 3.5 Mode Operasi 3
Dari Gambar 3.5 memiliki tegangan keluaran sebesar:
V0 = ½ V 3.3
24
V/4
V/4
V/4
V/4
Gambar 3.6 Mode Operasi 4
Dari Gambar 3.6 memiliki tegangan keluaran sebesar:
V0 = ¼ V 3.4
25
V/4
V/4
V/4
V/4
Gambar 3.7 Mode Operasi 5
Dari Gambar 3.7 memiliki tegangan keluaran sebesar:
V0 = 0 3.5
26
V/4
V/4
V/4
V/4
Gambar 3.8 Mode Operasi 6
Dari Gambar 3.8 memiliki tegangan keluaran sebesar:
V0 = 0 3.6
27
V/4
V/4
V/4
V/4
Gambar 3.9 Mode Operasi 7
Dari gambar 3.9 memiliki tegangan keluaran sebesar:
V0 = - ¼ V 3.7
28
V/4
V/4
V/4
V/4
Gambar 3.10 Mode Operasi 8
Dari Gambar 3.10 memiliki tegangan keluaran sebesar:
V0 = - ½ V 3.8
29
V/4
V/4
V/4
V/4
Gambar 3.11 Mode Operasi 9
Dari Gambar 3.11 memiliki tegangan keluaran sebesar:
V0 = - ¾ V 3.9
30
V/4
V/4
V/4
V/4
Gambar 3.12 Mode Operasi 10
Dari Gambar 3.12 memiliki tegangan keluaran sebesar:
V0 = - V 3.10
3.3 Strategi Kendali Inverter 9-Tingkat Diode Clamp
31 V sinusoidal
V carrier V carrier V carrier V carrier ``
Gambar 3.13 Rangkaian Kontrol
32
komparasi kedua sinyal tersebut akan menghasilkan pola pensaklaran yang terlihat pada Gambar 3.14.
Sinyal carrier 1 Sinyal carrier 2 Sinyal carrier 3
Sinyal carrier 4
Sinyal referensi 1 Sinyal referensi 2
S1 & S5
S2 & S6
S3 & S7
S4 & S8
S9
S10
Gambar 3.14 Pola Pensaklaran
33
carrier, sinyal hasil komparasi inilah yang mengaktifkan saklar S5,S6,S7, dan S8 melalui driver. Saklar S9 dan S10 digunakan untuk deteksi fasa pada saat perpindahan antara sumbu positif dan negatif. Berdasarkan pola pensaklaran yang ada maka dihasilkan sinyal keluaran 9 tingkat seperti Gambar 3.15.
Output
Gambar 3.15 Sinyal Keluaran Inverter 9 Tingkat
3.4 Rangkaian Catu Daya
Pada implementasi inverter 9-tingkat diode clamp menggunakan rangkaian catu daya dengan sumber tegangan battery (13 Volt) yang berfungsi untuk memberikan suplai tegangan pada rangkaian driver dan mikrokontroller. Rangkaian catu daya ini menggunakan rangkaian power supply switching yaitu rangkaian power supply push pull dan rangkaian voltage regulator.
34
Gambar 3.16 Skema rangkaian catu daya
3.5 Rangkaian Driver
35
tegangan dan arus yang rendah sedangkan rangkaian daya bekerja pada rating tegangan dan arus tinggi. Pada rangkaian driver memiliki komponen utama yaitu optocoupler TLP250 yang membutuhkan suplai tegangan 12V. Dimana sinyal output dari rangkaian driver digunakan untuk memicu gate dari IRFZ44N.
Skema rangkaian driver dignakan untuk pensaklaran S1 sampai dengan S10 pada IRFZ44N, masing-masing MOSFET dikontrol oleh satu buah komponen optocoupler TLP250, sinyal dari mikrokontroller yang berupa sinyal MLPDS digunakan sebagai sinyal input pada optocoupler, setelah itu sinyal output dari TLP250 akan menghasilkan sinyal MLPDS yang sama seperti dihasilkan oleh ATmega 8535 tetapi tegangannya +12V. Berikut ini pada Gambar 3.17 adalah skema rangkaian driver yang digunakan.
TLP
Gambar 3.17 Skema rangkaian driver
3.6 Pemrograman Mikrokontroller ATmega 8535
36
Pada simulasi akan didapatkan hasil berupa format file.txt yang kemudian di konversi melalui software Microsoft excel agar mendapatkan data digital dalam bilangan biner. Data biner yang sudah diperoleh kemudian diisikan kedalam memori look up table pada mikrokontroller ATmega 8535 agar mendapatkan sinyal modulasi lebar pulsa sinusoidal dari mikrokontroller. Blok diagram untuk mendapatkan look up table dapat dilihat pada Gambar 3.18..
Simulasi Power Simulator
File.cct
File.txt
File.sch
Ms. Excel
(File.xls) Data Biner CVAVR
Gambar 3.18 Blok Diagram Pengolahan Data
Untuk pemrograman mikrokontrol ATmega 8535 digunakan Bahasa C dengan software Code Vision AVR. Program code vision AVR yang digunkan yaitu:
/***************************************************** This program was produced by the
CodeWizardAVR V2.05.0 Professional Automatic Program Generator
© Copyright 1998-2010 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l. http://www.hpinfotech.com
Chip type : ATmega8535
Program type : Application AVR Core Clock frequency : 11.059200 MHz Memory model : Small
External RAM size : 0 Data Stack size : 128
*****************************************************/ #include <mega8535.h>
unsigned int a; //data 1
37
flash unsigned char data2[]= {
flash unsigned char data3[]= {
flash unsigned char data4[]= {
38
flash unsigned char data6[]= {
flash unsigned char data7[]= {
flash unsigned char data8[]= {
39
flash unsigned char data10[]= {
void main(void) {
// Input/Output Ports initialization
// Port A initialization PORTA=0x00; DDRA=0xFF;
// Port B initialization PORTB=0x00; DDRB=0xFF;
// Port C initialization PORTC=0x00; DDRC=0xFF;
40 {
PORTA.0 = data1[a]; PORTA.1 = data2[a]; PORTA.2 = data3[a]; PORTA.3 = data4[a]; PORTA.5 = data5[a]; PORTA.6 = data6[a]; PORTC.7 = data7[a]; PORTC.6 = data8[a]; PORTC.5 = data9[a]; PORTC.4 = data10[a]; delay_us(21);