• Tidak ada hasil yang ditemukan

63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 Anallisa Pendekatan Arsitektur III.1.1.1 Studi Aktivitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 Anallisa Pendekatan Arsitektur III.1.1.1 Studi Aktivitas"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

63

ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

III.1 Anallisa Pendekatan Arsitektur III.1.1.1 Studi Aktivitas

Untuk mendapatkan ruang-ruang yang akan diterapkan pada bangunan perpustakaan dengan tepat dan efektif perlunya dilakukan studi aktivitas. Dalam studi aktivitas tersebut akan dibagi menjadi 4 golongan utama, berikut perencanaan studi aktivitas tersebut :

Tabel III 1 Studi Aktvitas

Klasifikasi Fungsi Jenis Aktivitas Sifat Aktivitas

Ruangan Yang Dibutuhkan

Primer

Penyimpanan Buku Menyimpan buku dan arsip

Rutin,

Public Ruang Arsip

Informasi Meminjam dan mengembalikan buku Rutin, Public Ruang Peminjaman Melayani Administratif Rutin, Public Ruang Administrasi Pendidikan

Membaca buku Rutin, Public

Ruang Referensi

Seminar Rutin,

Public

Ruang Seminar Re-kreasi Melihat Pertunjukan Rutin,

Public Auditorium

Penelitian

Meminjam Buku Rutin, Public

Ruang Peminjaman Membaca Buku Rutin,

Public

Ruang Koleksi

Kultur Kesenian Rutin,

Public

Ruang Latihan dan Pertunjukan Sekunder Interaksi Sosial Berdiskusi Rutin,

Public

(2)

64 Menjaga Tidak Rutin, Privat Ruang Jaga Penunjang

Servis Membersihkan Ruang

Rutin,

Privat Janitor

Beribadah

Wudhu Rutin,

Public

Ruang Wudhu

Sholat Rutin,

Public

Ruang Sholat

Area Hijau Bersantai Rutin,

Public Area santai

Membaca dan Diskusi Rutin,

Public Area Baca

Melihat Pertunjukan Rutin,

Public Panggung

Keamanan Menjaga Area Rutin,

Public

Ruang keamanan Food Court Makan dan Minum Rutin,

Public Area Makan

Pengelola

Menerima Tamu Rutin, Public Ruang Penerima Tamu Mengatur Kesekretariatan Rutin, Public Ruang Karyawan Meninjau Kegiatan Perpustakaan Rutin, Public -

Rapat Rutin,

(3)

65

Pola kegiatan berfungsi untuk memetakan alur kegiatan yang berfungsi untuk mengetahui alur sirkulasi yang akan diterapkan pada bangunan. Berikut merupakan pola kegiatan pelaku perpustakaan di kota Magelang :

 Pelajar/Dewasa

(4)

66

(5)

 Pengunjung Khusus

Bagan III.3 Pola kegiatan Pengunjung Khusus

 Pimpinan Staff

Bagan III 3 Pola Kegiatan Pengunjung Khusus

(6)

Bagan III.5 Staff Administrasi

 Staff Bahan Pustaka

Bagan III 5 Pola Kegiatan Staff Administrasi

(7)

 Staff bibliografi

 Staff bahan pustaka dan informasi

Bagan III 7 Pola Kegiatan Staff Bibliografi

(8)

III.1.1.3 Waktu Operasional Bangunan

Waktu operasional bangunan pada perpustakaan ini akan mengambil jam-jam dimana orang bisa leluasa untuk datang ke perpustakaan tanpa menganggu kegiatan utama personal masing-masing seperti kegiatan kantor dan untuk pemilihan hari libur dimaksudkan hari dimana merupakan waktu paling tidak efektif untuk pergi ke perpustakaan. Berikut table waktu operasional perpustakaan di kota Magelang :

Tabel III 2 Tabel Waktu Operasional

Pengelola Pengunjung

Sabtu-Kamis Sabtu-Kamis

Jam Kerja (Umum) 08.00-16.00

09.00-21.00 Jam Kerja (Shift Piket) 17.00-21.00

Jumat Jumat

(9)

 Jam Kerja Umum

Pada jam kerja ini semua bagian pengelola diharapkan hadir.  Jam Kerja Shift Piket

Pada jam kerja ini bagian pengelola yang hadir sesuai jadwal yang akan diatur dimana akan dilakukan pergantian.

 Jam Kerja Shift Khusus

Pada jam kerja ini diperuntukan untuk operasional internal seperti perawatan, pengadaan bahan pustaka rapat besar, dll. Staff yang berkenaan hadir pada jam operasional ini hanya staff yang

mempunyai kepentingan saja.

III.1.2 Studi Fasilitas

III.1.2.1 Analisa Jumlah Pelaku  Perhitungan Jumlah Pengunjung

Melalui perhitungan jumlah pengunjung dari data yang di dapatkan dari perpustakaan umum kota magelang selama 5 tahun terakhir yaitu :

Tabel III 3 Jumlah Pengunjung Pertahun

Tahun 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah

(10)

Tabel III 5 Rata-Rata Pengunjung Pertahun

Tahun 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah

Kunjungan 100 111 128 164 217

Tabel III 6 Jumlah Kenaikan Kunjungan Pertahun

Tahun 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah

Kunjungan - 8% 7% 8% 19%

 Jumlah rata-rata kenaikan per tahun (%)

Perpustakaan Kota Magelang memiliki rata-rata jumlah kenaikan pengunjung sekitar 10,5% pertahun dari jumlah tersebut diasumsikan bahwa tahun depan jumlah pengunjung akan mengalami kenaikan 10,5%

Asumsi tahun depan yaitu

(10,5 % x 78057) + 78057 = 86253 Pengunjung

(11)

= 48 %

Dalam setiap 5 tahun terjadi peningkatan jumlah pengunjung 48% maka dalam 10 tahun kedepan akan diasumsikan sebagai berikut :

= ( 48% x 217 ) + 217

= 320 Pengunjung ( Perkiraan tahun 2022) = (48% x 320 ) + 320

= 474 Pengunjung ( Perkiraan tahun 2027 )

Jadi berdasarkan perhitungan diatas dalam waktu 10 tahun pengunjung Perpustakaan kota Magelang adalah 474 pengunjung perhari.

Tabel III 7 Jumlah Pelaku PENGUNJUNG

NO Jenis Pelaku Jumlah

1 Pengunjung 474

PENGELOLA

1 Resepsionis 4

2 Pendaftaran 6

3 Penjaga Buku 28

4 Multimedia 4

5 Theater 5

6 Seminar 4

7 Ebook 4

8 Pameran 4

9 Pimpinan 1

10 Tata Usaha 8

11 Bahan Pustaka 6

12 Pembinaan 3

(12)

2 Tukang Kebun 4

3 Tukang Parkir 1

4 Petugas Service 6

5 Petugas Keamanan 12 PENUNJANG

1 Pegawai Kantin 24

III.1.2.2 Pengelompokan Ruang dan Sifat

Dalam perancanaan untuk memudahkan pengelompokan dan penataan ruang dibutuhkan pengelompokan agar memiliki hubungan antar ruang yang baik, berikut pengelompokan ruang dan sifat :

Tabel III 8 Kelompok Ruang dan Sifat Area pengunjung

No Ruang Sifat Indoor /

Outdoor

1 Lobby Public

Indoor 2 Ruang Pendaftaran Public

3 Receptionist Public

4 Ruang loker Public

5 Ruang baca umum Public 6 Ruang Koleksi Anak Public 7 Ruang Koleksi

remaja/fiksi Public

(13)

10 Ruang Koleksi Majalah

dan Surat Kabar Public 11 Ruang/ Area Pertunjukan Semi

Public Indoor & Outdoor 12 Ruang Multimedia Public

Indoor 14 Ruang Seminar Public

15 Ruang Baca Elektronik Public

16 Auditorium Semi

Public

17 Ruang Display/Pameran Public Indoor & Outdoor Area Pengelola

1 RuangPimpinan Privat

Indoor 2 Ruang tata usaha Public

3 Ruang Pengolahan

Bahan pustaka Public

4 Ruang Pembinaan Semi Public

5 Ruang Rapat Semi

Public

6 Ruang Arsip Privat

7 Ruang Tamu Semi

Public Ruang Penunjang

1 Pantry Servis

Indoor

2 Ruang Genset Privat

3 Ruang Trafo Privat

4 Ruang Keamanan Privat

5 Ruang Pompa Privat

6 Ruang Panel Servis

7 Toilet Servis

8 Janitor Servis

9 Gudang Servis

10 Food Court Public Semi

Indoor

11 Musholla Public

Indoor

12 Tempat Wudhu Public

(14)

masing ruang tersebut. Berikut table persyaratan ruang untuk perpustakaan di kota Magelang :

Tabel III 9 Persyaratan Ruang

Ruang Penghawaan Pencahayaan Akustik View Keluar

Sifat Ruang Alami Buatan Alami Buatan

Lobby Terbuka

Ruang Pendaftaran Terbuka

Receptionist Terbuka

Ruang loker Terbuka

Ruang baca umum Terbuka

Ruang Koleksi Anak Terbuka

Ruang Koleksi

remaja/fiksi Terbuka

Ruang Koleksi Dewasa Terbuka

Ruang Koleksi

Referensi Terbuka

Ruang Koleksi Majalah dan Surat

Kabar Terbuka

Ruang/ Area

Pertunjukan Tertutup

Ruang Multimedia Terbuka

Ruang Seminar Tertutup

Ruang Baca Braile Terbuka

Ruang Baca Elektronik Terbuka

Auditorium Tertutup

Ruang

Display/Pameran Tertutup

Ruang Pimpinan Tertutup

(15)

Ruang Pengolahan

Bahan pustaka Semi

Ruang Pembinaan Semi

Ruang Rapat Tertutup

Ruang Arsip Tertutup

Ruang Tamu Terbuka

Pantry Terbuka

Ruang Genset Tertutup

Ruang Trafo Tertutup

Ruang Keamanan Tertutup

Ruang Pompa Tertutup

Ruang Panel Tertutup

Toilet Tertutup

Janitor Tertutup

Gudang Tertutup

Food Court Terbuka

Musholla Terbuka

Tempat Wudhu Terbuka

Ruang Servis Terbuka

III.1.2.4 Performance Data

(16)

Material Activity Critical Factor Dinding menggunakan dinding bata yang

dilapisi wall panel, Penggunaan plafond dekoratif, Menggunakan Lantai Tegel

Bermotif dan dipadu dengan granit

Duduk, Mencari Informasi, Menunggu

Menggunakan Material Pelapis dinding tambahan, Plafond Dekoratif dengan ketinggian Ceiling 6 m

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Pendaftaran

Tempat untuk pendaftaran dan memperpanjang member perpustakaan

Memiliki luas area 45 m2 dengan jumlah pelaku 10 orang

Petugas Pendaftaran, Pengunjung, Petugas Service

Komputer

(17)

Dinding menggunakan finishing cat, Penggunaan Plafond Standart

Duduk, Foto, Komputasi

Perlunya Stop Kontak untuk masing-masing komputer minimal 2, Terang Lampu buatan untuk berfoto, memiliki akses dekat dengan lobby

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Recepsionis

Berfungsi untuk menerima tamu dan melakukan perjanjian

singkat serta untuk memberikan informasi

Memiliki luas ukuran 30 m2 dengan jumlah pelaku 4 orang

Petugas Resepsionis, Pengunjung umum maupun

khusus

Material Activity Critical Factor

Menggunakan elemen meja dekoratif yang menarik serta dinding pelapis tambahan wall panel untuk memberikan

penekanan Duduk, Komputasi, Telefon, Memberi informasi, Membuat Janji

(18)

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Loker

Berfungsi untuk menyimpan barang bawaan pengunjung perpustakaan dalam jangka waktu tertentu

Memiliki jumlah kapasitas untuk menampung 200

lemari loker dengan luas ruang 78 m2

Pengunjung

Material Activity Critical Factor

Menggunakan loker yang terbuat dari partikel board

Menyimpan Barang, Mengambil Barang

Perlunya CCTV untuk keamanan, Loker yang memiliki kunci

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Baca umum

Merupakan ruang baca yang dapet diakses oleh semua golongan usia

Memiliki jumlah kapasitas 50 orang dengan jumlah luas ruang

252 m2

Pengunjung, Petugas Penjaga Buku

(19)

Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL

Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku

Perlunya CCTV untuk keamanan, Kebutuhan Stop kontak 2 buah per komputer untuk komputer baca ebook

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Koleksi anak

Merupakan ruang baca yang dikhususkan untuk

anak dibawah remaja yang dilengkapi dengan

arena bermain Memiliki Jumlah kapasitas 25 orang pengunjung dengan luas ruang 224 m2

Pengunjung (anak-anak), Pengunjung

(Dewasa/Penjaga), Petugas Penjagaan

Material Activity Critical Factor

Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL, Menggunakan material karpet sebagai

penutup lantai

Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku, Bermain

Perlunya Rak bermain anak, Pembatas Antara Ruang Bermain dan Area Baca

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Koleksi Remaja/Fiksi

Merupakan ruang baca yang dikhususkan untuk

remaja yang dilengkapi jumlah buku fiksi yang

cukup banyak Memiliki kapasitas ruang untuk pengunjung 40 orang dan memiliki luas ruang 410 m2

Pengunjung Remaja, Petugas Penjaga

(20)

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Koleksi Dewasa

Merupakan ruang baca yang dikhususkan untuk

remaja yang dilengkapi jumlah buku fiksi yang

cukup banyak

Memiliki kapasitas ruang

untuk pengunjung 40

orang dan memiliki luas ruang 410 m2

Pengunjung Remaja, Petugas Penjaga

Material Activity Critical Factor

Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL

Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku

Perlunya CCTV untuk keamanan, Kebutuhan Stop kontak 2 buah per komputer untuk komputer baca ebook

(21)

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Koleksi Referensi

Merupakan ruang baca khusus buku referensi yang tidak bisa dibawa

pulang.

Memiliki kapasitas jumlah

pengunjung 40 orang dengan kebutuhan ruang

410 m2

Pengunjung, Petugas Penjaga

Material Activity Critical Factor

Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL

Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku

Perlunya CCTV untuk keamanan, Kebutuhan Stop kontak 2 buah per komputer untuk komputer baca ebook

Relationship Potensial design

(22)

Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL

Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku

Perlunya CCTV untuk keamanan, Kebutuhan Stop kontak 2 buah per komputer untuk komputer baca ebook, Rak Buku khusus untuk koran

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Multimedia

Merupakan ruang berfungsi untuk melakukan kegiatan penampil multimedia

seperti film dan sebagainya

Memiliki kapasitas jumlah

20 orang pengunjung

dengan kebutuhan luas

ruang 102 m2

Pengunjung, Petugas Penjaga

(23)

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Seminar

Merupakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan

sistem seminar

Memiliki jumlah kapasitas pengunjung 20

orang dengan luas kebutuhan

ruang 99 m2

Pengunjung, Petugas Penjaga

Material Activity Critical Factor

Menggunakan peredam pada dinding dan penggunakan lantai karpet untuk meredam suara yang dihasilkan dari

ruang multimedia

Menonton, Memutar film dan sebagainya

Perlunya lampu dengan sistem peredupan, Perlunya audio speaker, LCD projector serta Screen Projector

Relationship Potensial design

(24)

Material Activity Critical Factor Menggunakan peredam pada dinding

dan penggunakan lantai karpet untuk meredam suara yang dihasilkan dari ruang multimedia, Pemilihan material

dinding kayu solid untuk kebutuhan akustik.

Menonton, Memutar film dan sebagainya

Sistem Lampu dan audio yang terkoneksi dengan ruang audio.

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Baca Ebook

Merupakan sebuah ruang yang berisi perangkat komputer yang difungsikan untuk

membaca koleksi perpustakaan secara elektronik Memiliki kapasitas jumlah ruang 20 pengunjung dengan total kebutuhan ruang 102 m2

Pengunjung, Petugas Penjaga

(25)

Menggunakan material dinding pada umumnya dengan lampu yang menggunakan tipe downlight standart

Membaca, Menonton, Komputasi, Berselancar internet

Koneksi Internet, Stop Kontak 2 buah per komputer,

Komputer dekstop, Kamera CCTV untuk keamanan.

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Display/ Pameran

Merupakan ruang yang berfungsi untuk menampilkan barang pameran baik secara temporary maupun tetap

Memiliki jumlah kapasitas kebutuhan pengunjung 40 orang dengan kebutuhan luas

ruang 216 m2

Pengunjung, Petugas Penjaga Tetap Maupun Sementara.

Relationship Potensial design

(26)

khusus kebutuhan luas ruang 19,64 m2

Material Activity Critical Factor

Dinding menggunakan pelapis wall panel, Plafond dekoratif, Lantai Granit 1 x 1 m

Berdiskusi, Komputasi, Rapat Khusus

Penghawaan Buatan, Saluran Telefon, Saluran Internet.

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Tata Usaha

Ruang yang digunakan untuk pelaksanaan

fungsi tata usaha perpustakaan

memiliki jumlah kapasitas 8 orang

dengan total kebutuhan ruang

yaitu 74,35 m2

Pegawai Bagian Tata Usaha

(27)

Menggunakan dinding finishing cat, Menggunakan Lampu TL, Menggunakan

lantai keramik Komputasi, Kegiatan Menghitung, Duduk dan Membaca

Penghawaan Buatan, Saluran Telefon, Saluran Internet.

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang pengolahan

bahan pustaka

Ruang yang digunakan untuk pelaksanaan fungsi pengolahan buku

yang baru masuk kedalam perpustakaan

Memiliki jumlah kapasitas orang 3

orang dengan total kebutuhan

ruang yaitu 30 m2

Pegawai Pengolahan Bahan Pustaka

Material Activity Critical Factor

Menggunakan dinding finishing cat, Menggunakan Lampu TL, Menggunakan

Lantai Keramik

Mensortir Buku, Mengecek Buku, Komputasi, Pelabelan

Penghawaan Buatan, Saluran Telefon, Saluran Internet, Kelembapan Udara

(28)

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Pembinaan

Ruang yang digunakan untuk melaksanakan

fungsi pembinaan

Memiliki jumlah kapasitas 3 orang

dengan kebutuhan luas

ruang 35 m2

Pegawai Pembinaan

Material Activity Critical Factor

Menggunakan dinding finishing cat, Menggunakan Lampu TL, Menggunakan

Lantai Keramik

Komputasi, Berdiskusi, Duduk dan Membaca

Penghawaan Buatan, Saluran Telefon, Saluran Internet.

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Rapat

Ruang yang digunakan untuk rapat pegawai

pengelola

Memiliki jumlah kapasitas 20 orang dengan kebutuhan luas

ruang 35 m2

(29)

Material Activity Critical Factor Menggunakan peredam pada dinding,

Dinding Wall Panel, Menggunakan lantai karpet Berdiskusi, Duduk, Membaca, Presentasi, Mendengarakan Presentasi

Penghawaan Buatan, Audio Terkoneksi, Projector, Screen Projector, 3 stop kontak

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Tamu

Ruang yang digunakan untuk menerima tamu

yang memiliki kepentingan terhadap

pengelola

Memiliki jumlah kapasitas 8 orang

dengan kebutuhan ruang

12 m2

Pengunjung, Pengelola

Material Activity Critical Factor

Menggunakan Dinding Wallpanel, Plafond Dekoratif, Lighting Decoratif

Menunggu, Berdiskusi, Duduk

Penghawaan Buatan.

(30)

Space Function Nett Area Occupancy

Pantry

Ruang yang digunakan untuk kegiatan aktivitas

memasak ringan untuk kebutuhan pengelola

Memiliki kapasita 2 orang dengan kebutuhan ruang

12 m2

Pengunjung, Pegawai Servis

Material Activity Critical Factor

Menggunakan Dinding Keramik sekitar Kitchen Set.

Menunggu, Berdiskusi, Duduk

Penghawaan Buatan dan alami, Pencahayaan Buatan dan Alami, Stop kontak minimal 3

Relationship Potensial design

(31)

Ruang Genset

Ruang yang berisi genset untuk memenuhi kebutuhan listrik yang

Memiliki luas kebutuhan ruang

48 m2

Pegawai Servis

Material Activity Critical Factor

Menggunakan Jendela berbentuk sirap, Menggunakan Lantai Beton

Menservice Genset, Mengisi Tangki

Penghawaan Alami, Dekat Dengan Hydrant dan Alat Pemadam Kebakaran.

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Trafo Ruang yang berisi trafo untuk listrik dari pln

Memiliki luas kebutuhan ruang

22.5 m2

Pegawai Servis, Pegawai PLN

Material Activity Critical Factor

Menggunakan Jendela berbentuk sirap, Menggunakan Lantai Beton

Pengecekan Berkala

Penghawaan Alami, Dekat Dengan Hydrant dan Alat Pemadam Kebakaran.

(32)

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Panel Utama

Ruang yang berisi panel-panel mekanikal elektrikal gedung

perpustakaan

Memiliki luas kebutuhan ruang

40 m2

Pegawai Servis

Material Activity Critical Factor

Menggunakan Jendela berbentuk sirap, Menggunakan Lantai Beton

Pengecekan Berkala

Penghawaan Alami, Dekat Dengan Hydrant dan Alat Pemadam Kebakaran.

Relationship Potensial design

(33)

Ruang Toilet

Ruang yang digunakan untuk aktivitas buang air besar dan buang air kecil

serta untuk mencuci tangan

Memiliki kapasitas total 20

orang dengan total kebutuhan

ruang yaitu 195 m2

Semua Pelaku

Material Activity Critical Factor

Dinding Trasram dan Keramik hingga ketinggian 1,5m, Keramik lantai

Menggunakan motif timbul

Pengecekan Berkala

Penghawaan Buatan Dan Alami, Saluran Air Tersembunyi di dalam dinding, dinding tahan air, Harus Berada dekat dengan Septic Tank

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Gudang

Ruang yang digunakan untuk menyimpan barang yang sedang

tidak digunakan

Memiliki kebutuhan luas

ruaang 36 m2

Pegawai Servis

Material Activity Critical Factor

Lantai Menggunakan Epoxy Menunggu, Berdiskusi, Duduk

Penghawaan Buatan dan alami, Pencahayaan Buatan dan Alami

(34)

Space Function Nett Area Occupancy

Food Court

Ruang yang berfungsi untuk membuat dan mendisplay dan menjual makanan serta kegiatan

transaksi

Memiliki Kebutuhan luas

ruang 12 m2

Pegawai Foodcourt

Material Activity Critical Factor

Menggunakan Dinding Keramik sekitar Kitchen Set.

Menunggu, Berdiskusi, Duduk

Penghawaan Buatan dan alami, Pencahayaan Buatan dan Alami, Stop kontak minimal 3

Relationship Potensial design

(35)

Area Makan Foodcourt

Ruang yang digunakan untuk aktivitas makan

dan minum Memiliki Kapasitas 40 orang dengan jumlah kebutuhan luas ruang yaitu 145

m2

Semua Pelaku

Material Activity Critical Factor

Dinding Motif Wallpanel, Menggunakan Plafond PVC, Menggunakan Lantai

Parquet

Makan, Minum Mengobrol Menikmati Pertunjukan

Penghawaan Buatan dan alami, Pencahayaan Buatan dan Alami, Stop kontak I buah permeja

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Musholla

Ruang yang digunakan untuk beribadah umat

muslim Memiliki Kapasitas 20 orang dengan jumlah kebutuhan luas

ruang yaitu 28 m2

Semua Pelaku

Material Activity Critical Factor

Lantai Karpet Bermotif, Dinding Bermotif Kaligrafi, Pembatas Area laki-laki dan

perempuan

Sholat, Mengaji Penghawaan Buatan dan alami, Pencahayaan Buatan dan Alami, Stop kontak 2 buah

(36)

Space Function Nett Area Occupancy

Tempat Wudhu

Ruang yang digunakan untuk mensucikan diri sebelum melakukan kegiatan ibadah umat

muslim

Memiliki Kapasitas 10 orang dengan

jumlah kebutuhan luas ruang yaitu 19,2

m2

Semua Pelaku

Material Activity Critical Factor

Lantai Menggunakan Keramik kasar, Dinding Keseluruhan menggunakan Keramik, Pembatas Dinding Antara Area

Wanita dan Pria

Berwudhu Lantai Harus Kasar, Area Wanita dan Pria harus benar-benar terpisah

Relationship Potensial design

(37)

Ruang Servis

Ruang yang digunakan sebagai tempat berkumpul para pegawai

servis serta tempat peralatan servis

Memiliki Kapasitas 6 orang

dengan jumlah kebutuhan luas ruang yaitu 58,3

m2

Pegawai Servis

Material Activity Critical Factor

Lantai Menggunakan Beton, Menggunakan Lampu TL

Workshop, Service peralatan,

Lantai tidak mudah pecah dan mampu menahan beban, Penghawaan alami,

Pencahayaan yang cukup

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Koleksi Braile Ruang yang digunakan untuk membaca buku braile

Memiliki Kapasitas 20 orang dengan kebutuhan luas ruang

400 m2

Pengunjung, Petugas Jaga

(38)

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Audio & Control

Ruang yang digunakan untuk

mengontrol kebutuhan ruang

theater

Memiliki Kapasitas 2 orang dengan kebutuhan luas ruang 10

m2

Petugas Audio & Control

Material Activity Critical Factor

Lantai Karpet Untuk Faktor Peredaman Suara,

Workshop, Service peralatan,

Ruang Harus Memiliki penglihatan yang baik ke arah panggung, Tinggi Plafond Rendah 2,8 m

(39)

III.1.2.3 Studi Ruang Khusus  Studi Ruang Baca

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang design sebuah Ruang Baca ialah :

1. Jarak Minimum Antar Meja

Untuk mendapatkan keluasaan ruang yang baik agar tidak saling mengganggu antara pengunjung satu dengan yang lain maka perlu diketahui jarak antar meja yang baik.

(40)

Gambar III. 2. Tinggi Rak

Gambar III. 3. Potongan Ruang Baca

(41)

 Studi Ruang Baca Anak

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang design sebuah ruang baca anak ialah :

1. Safety Design

Bagaimana membuat desain yang aman dan sesuai bagi anak usia dibawah 6 tahun yang memiliki aktivitas berlebih

Permasalahan yang diangkat :

- Tata ruang yang nyaman dan aman sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang cenderung aktif

- Elemen ruang fisik yang mengantisipasi kegiatan anak yang aktif.

Desain area bermain anak

Aplikasi material

(42)

tidak menggunakan pembatas hanya menggunakan penutup lantai yang berbeda\

Desain area baca dan ruang koleksi buku anak :

Aplikasi material

- Lantai : Keramik ukuran 60 x 60 dengan area baca lesehan menggunakan karpet warna gelap

- Dinding : Dinding bata dengan finishing cat

(43)

- Parabot : Material dari plastic pvc, lebih amat dengan bentuk-bentuk tanpa sudut untuk upaya kemanan, ukuran meja sesuai dengan kebutuhan. Terdapat pula kursi orang tua untuk mengasi anaknya dari kejauhan.

- Meja dan rak buku : jarak antar meja min 150cm, rak buku memiliki ketinggian hingga 150 cm.

Gambar III. 7. Potongan Ruang Baca Anak

(44)

Ukuran ruang penonton adalah jumlah penonton menentukan luas area yang diperlukan. Untuk penonton yang duduk diperlukan lebih dengan 0,5 m2/penonton. Angka ini diperoleh dari :

- Luas tempat duduk dalam satu baris.

≥ 0,45m2/ tempat duduk Tambahan ≥ 0,5 ≥ 0,9 = 0,05 m2/ tempat duduk

≥ 0,50 m2

- Panjang baris setiap 16 tempat duduk, jika di samping setiap 3 atau 4 baris tersedia sebuah pintu keluar dengan luas 1m.

(45)

- Pintu keluar, pintu darurat 1m setiap 150 orang (namun sekurang-kurang nya 0,80 m)

- Untuk volume ruang dihasikan berdasarakan tuntutan akustik ( gema ) seperti berikut :

 Sandiwara 4 - 5 m3/penonton

 Opera 6- 8 m3/penonton.

Volume udara tidak boleh dari dasar teknik ventilasi, untuk mengindari pergantian udara terlalu besar.

Proporsi ruang penonton dihasilkan dari sudut persepsi psikologi dan sudut pandang penonton atau dari tuntutan pandangan yang baik dari semua tempat duduk.

(Sumber: Data Arsitek, 2000)

(46)

 Pandangan yang baik, tanpa gerakan kepala tetapi mudah

mengerakan kira-kira 30”

 Pandangan yang baik, dengan sedikit gerakan kepala dan

mudah menggerakan mata 60”.

 Maksimal sudut persepsi (paningan) tanpa gerakan kepala

kira-kira 110”, ini berarti pada bidang ini orang dapat menangkap hampir semua jalanya peristiwa “pada sudut

(pandangan) mata”. Melalui bidang dibuktikan keraguan,

karena mengabaikan “suatu” bidang pandang.

 Putaran kepala dan putaran bahu secara penuh pada

sebuah bidang persepsi mungkin 360°.

Luas ruang penonton dapat dihasilkan ,bahwa penonton yang duduk disamping panggung arus melihat dari tempat yang tinggi secara cukup.

(47)

Tinggi tempat duduk (bertingkat) di ruang penonton, tinggi tempat duduk terletak pada garis pandangan. Konstruksi garis pandangan berlaku untuk semua tempat duduk du ruang penonton.

III.1.2.4 Besaran dan Persyaratan Ruang

Dalam menentukan besaran ruang yang digunakan dalam perencanaan maupun perancangan Perpustakaan di Kota Magelang ini digunakan beberapa standart literatur, tetapi ukuran standart tersebut

Gambar III. 12. Potongan Teater

(48)

3. AN : Analisa Pribadi

Dalam penentuan jumlah pembagian kapasitas ruang yang ada akan berdasarkan beberapa factor pembagian untuk ruang-ruang umum seperti lobby akan dilihat dari preseden tertentu sedangkan untuk ruang koleksi baca akan berdasarkan pada pembagian persentase sebagai berikut :

(49)

Tabel III 11 Besaran Ruang

NO Nama Kapasitas Kebutuhan & Luas Perabot Sirkulasi Total Luas

1 Lobby 20 Kebutuhan luas ruang gerak per

orang = 1,3 m2/ orang = 1,3 x 20 = 26 m2 Meja, Kursi Tunggu, Televisi, Komputer Absensi

200% 78 m2

2 Ruang Pendaftaran 15 Kebutuhan luas ruang gerak per orang = 1,3 m2/ orang = 1,3 x 5 = 6,5 m2 Meja, Kursi Tunggu, Televisi, Komputer, Lemari Arsip

200% 44,25 m2

Meja Data 1 unit 2 m2 Area pas foto 6,25 m2

3 Receptionist 4 Kebutuhan luas ruang gerak per orang = 1,3 m2/ orang = 1,3 x 5 = 6,5 m2 Meja, Kursi Tunggu, Televisi, Komputer, Lemari Arsip

200% 29,1 m2

Meja Data 1 unit 2 m2

Lemari Kabinet 1 unit 1,2 m2 4 Ruang loker 200 Rak Loker = 3 m x 1,6 m x 0,4 m =

1,92 m2

Rak Loker 300% 76,8 m2 1 rak loker = 20 locker

1,92 x 10 rak = 19,2 m2

5 Ruang baca umum 60 Kebutuhan luas meja dan kursi baca = 1 x 1,4 =1,4 m2

Meja baca, Kursi

(50)

Meja 10 unit

0,4 x 0,8 x 10 = 3,2 m2 Kursi 20 Unit

0,3 x 0,25 x 20 = 1,5 m2 Rak Mainan - 5 unit 0,4 x 1,5 x 5 = 3 m2 Seluncuran Spiral 4 x 3 x 2 m = 24 m2 7 Ruang Koleksi

Remaja/ Fiksi

40 Kebutuhan luas ruang per orang 1,3m2

Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga

300% 410m2 Luas = 1,3 x 40 = 52 m2

1 rak buku = 3 x 0,3 x 1,8 40 unit rak buku

Luas 40 x 3 x 0,3 m = 36 m2 Komputer 7 unit

(51)

8 Ruang Koleksi Dewasa

60 Kebutuhan luas ruang per orang 1,3m2

Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga

300% 514m2 Luas = 1,3 x 60 = 78 m2

1 rak buku = 3 x 0,3 x 1,8 50 unit rak buku

Luas 40 x 3 x 0,3 m = 36 m2 Komputer 7 unit

7 x 1,5 m2 = 10,5 m2 Meja Penjaga 1 unit 2 x 2 = 4m2

9 Ruang Koleksi Referensi

40 Kebutuhan luas ruang per orang 1,3m2

Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga

300% 410m2 Luas = 1,3 x 40 = 52 m2

1 rak buku = 3 x 0,3 x 1,8 40 unit rak buku

Luas 40 x 3 x 0,3 m = 36 m2 Komputer 7 unit

7 x 1,5 m2 = 10,5 m2 Meja Penjaga 1 unit 2 x 2 = 4m2

10 Ruang Koleksi Majalah dan Surat Kabar

40 Kebutuhan luas ruang per orang 1,3m2

Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga

300% 410m2 Luas = 1,3 x 40 = 52 m2

(52)

Meja penjaga 1 x 1,5 = 1,5 m2

Luas 1,5 x 20 = 30 m2 Meja Penjaga 1 unit 2 x 2 = 4m2

12 Ruang Theater 250 Kebutuhan luas ruang duduk per orang

Kursi 200% 555 m2

0,54 m2 / orang

Luas = 0,45 x 250 = 135 m2 Panggung Teater = 50 m2

13 Ruang Audio 2 Panel 1 x 2 = 2 m2 Panel Audio,

Kursi

100% 9.6 m2 Ruang Gerak Manusia = 2,6 m2

14 Ruang Seminar 20 Kebutuhan luas meja dan kursi Komputer

Meja, Kursi 200% 99m2 1 x 1,5 = 1,5 m2

Luas 1,5 x 21 = 31,5 m2 15 Ruang Baca

Elektronik (Ebook)

20 Kebutuhan luas meja dan kursi Komputer

Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga

(53)

Luas 1,5 x 20 = 30 m2 Meja Penjaga 1 unit 2 x 2 = 4m2

16 Ruang

Display/Pameran

40 Kebutuhan luas ruang gerak per orang = 1,3 m2/ orang = 1,3 x 40 = 52 m2

Barang Display/ Pameran

300% 216 m2

Kebutuhan Luas display 1 m2 24 barang display

Luas 20 x 1 m = 24 m2

17 Ruang Pimpinan 1 Meja Kerja 1 unit Meja, Kursi,

Televisi, Lemari Arsip, Set Sofa

300% 19.64 m2 1,45 x 1,56 x 1 = 2,262 m2

Sofa untuk tamu 2,4 m2 Lemari Arsip 1 unit 0,4 x 0,62 x 1 = 0,248

18 Ruang Tata Usaha 8 Meja Kerja 8 unit Televisi, Meja

Kerja, Lemari Arsip, Kursi,

200% 74,35 m2 1,45 x 1,56 x 8 = 18,096 m2

Lemari Arsip 4 unit

0,4 x 0,62 x 4 = 0,992 m2 19 Ruang Pengolahan

Bahan Pustaka

3 Meja Kerja 2 unit Televisi, Meja

Kerja, Lemari Arsip, Kursi,

300% 29,13 m2 1,45 x 1,56 x 3 = 6,786 m2

Lemari Arsip 2 unit

0,4 x 0,62 x 2 = 0,496 m2

20 Ruang Pembinaan 3 Meja Kerja 3 unit Televisi, Meja

Kerja, Lemari

(54)

Kursi, Meja Diskusi 0,4 x 0,62 x 1 = 0,248

Meja Presentasi 1 unit 1,45 x 1,56 x 1 = 2,262 m2 1,45 x 1,56 x 2 = 4,524 Lemari Arsip 10 unit 0,4 x 0,62 x 2 = 2,48 m2

22 Ruang Tamu 5 Sofa set isi (5) 1 unit = 2,4 m2 Televisi, Sofa

Set, Meja

300% 10,32 m2

23 Pantry 2 Pantry Set 1 unit Televisi, Pantry

Set, Lemari Pendingin, Dispenser, Meja Makan

300% 10,17 m2 0,6 x 2,2 x 1 = 1,32 m2

Lemari pendingin 1 unit

0,55 m x 0,55 x 1 = 0,3025 m2 Dispenser 1 unit

0,3 x 0,4 x 1 =0,12 m2

Meja Makan 2 orang 1 unit 1 x 0,8 x 1 unit = 0,8 m2

(55)

AN Lemari Perkakas

25 Ruang Trafo - Mesin trafo 1 unit Lemari

Perkakas

200% 22,5 m2

AN

26 Ruang Keamanan 4 Meja Kursi Kerja 1 unit Meja, Kursi, Set Komputer, Lemari Arsip

200% 7,4 m2

1 x 1,5 m x 1 unit = 1,5 m2

Lemari Arsip

0,4 x 0,62 x 1 = 0,248 m2

Meja Komputer CCTV 0,6 x 1,2 x 1 m = 0,72 m2

27 Ruang Pompa - Mesin Pompa 2 set Lemari

Perkakas

200% 22,5 m2

28 Ruang Panel Utama - Panel Set Lemari

Perkakas

200% 22,5 m2

AN

29 Toilet Pria 2 Ruang 10 Urinoir 5 unit Wastafel,

Kloset, Urinoir, Pengering Tangan, Kaca cermin

300% 97,6 m2 0,75 x 0,75 x 5 = 3,75

Kloset 5 unit 1,5 x 1 x 5 = 7,5 m Wastafel 3 unit

0,5 x 0,8 x 3 = 1,2 m2

30 Toilet Pria 2 Ruang 10 Kloset 5 unit Wastafel,

Kloset, Urinoir, Pengering

300% 98,4 m2

1,5 x 1 x 7 = 10,5 m Wastafel 3 unit

(56)

Lantai

33 Food Court 6 Stand 2 Pantry Set 1 unit Lemari

pendingin, Pantry, Meja, Kursi,

Dispenser, Pantry set.

300% 12 m2

0,6 x 2,2 x 1 = 1,32 m2 Lemari pendingin 1 unit

0,55 m x 0,55 x 1 = 0,3025 m2 Dispenser 1 unit

0,3 x 0,4 x 1 =0,12 m2 Meja Bayar 1 unit 0,6 x 1,5 = 0,9 m2 34 Area Makan Food

Court

40 Meja Makan 4 orang 10 unit Meja, Kursi 300% 240 m2

1 x 0,8 x 10 unit = 8 m2

Kebutuhan Luas Ruang Gerak per Orang

1,3 m2/orang = 1,3 m x 40 = 52

35 Musholla 20 Kebutuhan Ruang Sholat per orang Sajadah/Karpet, Lemari Mukena, Lemari Al

Quran

200% 33,48 m2 0,6 x 1,5 = 0,9 m2

(57)

Lemari Mukena 0,6 x 0,4 = 0,24 m2 Lemari Al quran 0,6 x 1 = 0,6 m2 Area Imam 1,5 x 2m = 3 m2 36 Tempat Wudhu Pria

dan Wanita

10 Tempat Wudhu 10 unit 200% 19,2 m2

1,2 x 0,8 x 10 = 9,6 m2

37 Ruang Koleksi Braile 20 Kebutuhan luas ruang per orang 1,3 m2

Meja, Kursi , Meja Penjaga, Rak Buku

300% 400 m2

1 rak buku = 3 x 0,3 x 1,8 ( 20 unit rak buku

Luas 20 x 3 x 0,3 = 18 m2

Meja Penjaga 1 unit = 4 m2

38 Ruang Servis 6 Meja Kerja 6 unit Meja Kerja,

lemari Arsip, Lemari

Perkakas,Kursi

300% 58,256 m2 1,45 x 1,56 x 6 = 13,572 m2

Lemari arsip 2 unit

0,4 x 0,62 x 2 = 0,496 m2 Lemari Perkakas 2 unit 0,4 x 0,62 x 2 = 0,496 m2

(58)

193 Pengelola (termasuk servis & penunjang)

Pengelola di bagi menjadi 2 shift jadi hanya terhitung setengah menjadi 97 orang

Asumsi Jumlah Kendaraan pelaku perpustakaan. • Mobil 20 %

• Motor 50 % • Bus 5 % • Sepeda 5%

• Kendaraan umum, pejalan kaki dan diantar 20 %

Perhitungan jumlah kendaraan Mobil (1 unit = 4 orang)

Pengguna mobil = 20% x 571 = 115 orang Jumlah mobil yang digunakan 115 : 4 = 29 unit

Motor (1 unit = 2 orang (type 1) dan 1 unit = 1 orang (type 2) perbandinga 50 :50)

Pengguna Motor = 50% x 571 = 267 orang

Jumlah motor type 1 yang dgunakan 136 : 2 = 143 unit Jumlah motor type 2 yang digunakan 136 unit

Bus (bus sedang berkapasitas 30 orang)

Pengguna bus = 5% x 571 = 28.85 orang dibulatakan 30 1 unit bus

(59)

Pengguna Sepeda 5% dari 533 yaitu 28.85 dibulatkan 29 unit

Perhitungan Kebutuhan luas lahan parkir Mobil

Parkir mobil per unit = 5 x 3m = 15 m2 Luas Parkir = 27 x 29 = 783 m2

Sirkulasi = 100 %

Luas total lahan parker mobil = 783 m2 + (783 x 100%) = 1566 m2

Dibagi dalam 3 shift karena tidak mungkin berbarengan menjadi 522 m2

Motor

Parkir motor per unit = 1 x 2m = 2 m2 Luas Parkir = 134 x 2 = 268 m2

Sirkulasi = 200 %

Luas total lahan parker motor = 268 m2 + (268 x 200%) = 804 m2

Dibagi dalam 3 shift karena tidak mungkin berbarengan menjadi 268 m2

Bus

Parkir bus per unit = 3,5 x 8m = 28 m2 Luas Parkir = 28 x 1 = 28 m2

Sirkulasi = 100 %

Luas total lahan parker bus = 28 m2 + (28 x 100%) = 56 m2

(60)

Total Kebutuhan Luas Parkir = 552 + 268 + 56 +116

= 992 m2

III.1.2.5 Perhitungan Luas Tapak

Total Luas bangunan = 4866,52 m2 Total Luas Area Parkir = 992 m2 KDB = 60%

RTH = 30% KLB = 1,2 GSB = 12,5 m

1. Luas lantai dasar = 3244,34 m2 (2/3 Luas Bangunan) 2. Luas lahan terbuka

= lahan parkir + Taman terbuka dan ruangan outdoor (1/3 Luas bangunan)

= 992 m2 + 1622 m2 = 2614 m2

3. Luas kebutuhan lahan

(61)

= 5858,34 m2

4. Luas Ruang Terbuka Hijau = 30% x luas lahan = 30% x 5858,34 m2 = 1757 m2

Ketentuan luas RTH berdasarkan RTRW (Rencana Tata Ruang Wiayah) Kota Magelang Tahun 2011 – 2031.

5. Luas kebutuhan lahan keseluruhan

= L. Lt dasar + L. Ruang Terbuka + RTH = 3244.34 m2 + 2614 m2 + 1757 m2 = 7615.34 m2

III.1.2.6 Pola Hubungan Ruang

(62)

 Pola Hubungan Ruang Area Primer

Bagan III 4. Pola Hubungan Ruang Pokok

(63)

 Pola Hubungan Ruang Area Sekunder

 Pola Hubungan Ruang Area Pengelola

Bagan III 6 Pola Hubungan Ruang Area Sekunder

(64)
(65)

Tabel III 12 Pola Hubungan Ruang

Ruang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

1 Lobby

2 Ruang Pendaftaran `

3 Receptionist

4 Ruang loker

5 Ruang baca umum

6 Ruang Koleksi Anak 7 Ruang Koleksi remaja/fiksi 8 Ruang Koleksi Dewasa 9 Ruang Koleksi Referensi 10 Ruang Koleksi Majalah dan Surat Kabar 11 Ruang/ Area Pertunjukan

12 Ruang Multimedia

13 Ruang Seminar

14 Ruang Baca Elektronik

15 Auditorium

16 Ruang Display/Pameran

17 Ruang Pimpinan

18 Ruang tata usaha

19 Ruang Pengolahan Bahan pustaka

20 Ruang Pembinaan

21 Ruang Rapat

22 Ruang Arsip

23 Ruang Tamu

24 Pantry

25 Ruang Genset

26 Ruang Trafo

27 Ruang Keamanan

28 Ruang Pompa

29 Ruang Panel

30 Toilet

31 Janitor

32 Gudang

33 Food Court

34 Musholla

35 Tempat Wudhu

(66)

meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan yang dimana ini akan meningkatkan citra pendidikan dikota ini. Citra bangunan haruslah mampu mempresentasikan citra kota Magelang yang merupakan tujuan rujukan pendidikan masyarakat provinsi jawa tengah. Penekanan pada tema desain arsitektur post modern adalah dengan menggunakan bentuk-bentuk yang menarik dengan prinsip anything goes sehingga diharapkan dapat bentuk-bentuk baru yang menarik untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke perpustakaan.

III.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan III.2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosure III.2.1.1 Studi Sistem Struktur

Bangunan Perpustakaan di kota Magelang merupakan bangunan yang direncanakan dapat menampung 474 pengunjung perharinya. Sebagai bangunan perpustakaan yang terus berkembang bangunan ini membutuhkan struktur yang bias digunakan jika ada pertumbuhan terhadap kebutuhan ruang nantinya.. Sistem struktur yang digunakan pada bangunan ini dibagi menjadi tiga, yaitu:

(67)

3. Struktur Atas

Pemilihan struktur bangunan berdasarkan pertimbangan beberapa faktor yaitu beban bangunan, kondisi tanah (daya dukung tanah dan kestabilan tanah), kondisi iklim, dan kualitas bahan (kekuatan, ketahanan, dan maintenance), Kebutuhan ruang kedepan nya, serta juga mempertimbangkan perilaku dari pengguna bangunan.

1. Struktur Bawah

Struktur bahwa berfungsi untuk menyalurkan beban dari atas menuju ke tanah dengan baik. Di dalam penentuan struktur bawah dibawah memiliki 3 pertimbangan yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Beban hidup + beban struktur itu sendiri 2. Daya dukung tanah

3. Kondisi geografis wilayah, misal daerah yang sering terjadi gempa

PONDASI BATU KALI

(68)

berupa campuran adukan beton, jenis pondasi ini merupakan pondasi dangkal yang digunakan pada bangunan dengan beban tidak terlalu besar seperti rumah tinggal.

Pondasi jenis ini sangat baik karena jika batu kali tersebut ditanam di dalam tanah maka kualitasnya tidak berubah. Pondasi batu kali biasanya berbentuk trapesium dengan lebar bagian atasnya minimal 25 cm. Ukuran ini sengaja tidak disamakan dengan ukuran lebarnya dinding karena dikhawatirkan bisa mempengaruhi ketepatan dalam pemasangan pondasi. Ketidaktepatan dalam pemasangan pondasi akan merubah fungsi pondasi itu sendiri. Adapun ukuran lebar bagian bawah biasanya disesuaikan dengan berat beban di atasnya. Tetapi standar umum yang dipakai biasanya berkisar antara 70-80 cm.

Kelebihan 1. Pelaksanaan pondasi mudah 2. Waktu pengerjaan pondasi cepat

(69)

4. Pembuatan relative murah

(sumber: proyeksipil.com)

PONDASI FOOTPLATE

Pondasi ini dipilih karena selain bangunan perpustakaan tidak hanya memiliki ketinggian 1 lantai namun beberapa bangunan 2 lantai sehingga pondasi footplate setempat sangat cocok dan efektif untuk menanggung beban 2 lantai ini.

Pondasi ini berfungsi untuk menahan beban 2-4 lantai dimana memiliki 4 tahapan dalam proses pembuatan nya yaitu meliputi penggalian tanah, penulangan pondasi dan perkerjaan pengecoran. Pondasi ini juga sering disebut pula pondasi pelat setempat.

Pondasi ini diletakan pada kedalaman tanah tertentu dengan cara membuat lubang menggunakan alat bor tanah khusus. Setelah mencapai kedalaman tanah yang diinginkan kemudian dilakukan pemasangan

(70)

Kelebihan

1. Terhitung cukup murah dari segi biaya

2. Menggali tanah hanya baguian tertentu jadi lebih sedikit.

3. Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi footplate lebih handal daripada pondasi batu belah

(71)

2. Struktur Tengah

Struktur tengah merupakan struktur yang berada diantari struktur atas dan struktur bawah bangunan. Struktur ini memiliki fungsi sebagai penyalur beban dari struktur atas ke struktur bawah.

STRUKTUR RANGKA

Struktur rangka dipilih berdasarkan untuk kemudahan dalam penambahan ruang kedepanya karena struktur rangka memiliki kelebihan yang mudah untuk di fabrikasi sehingga sangat cocok untuk perkembangan ruang kedepanya

Struktur rangkat merupakan struktur yang sangat baik digunakan dalam system moduler untuk suatu bangunan tumbuh dikarenakan pengerjaan nya yang bias dilakukan dengan proses fabrikasi sehingga dapat dibuat secara cepat dan moduler serta baik untuk penambahan dikemudian hari.

(72)

2. Kekuatan dan kualitas dapat disesuakan melalui komposisi cor beton, diameter tulangan, dll

3. Sudah dikenal baik oleh pekerja konstruksi, sehingga mudah dikerjakan.

4. Resistensi terhadap api yang tinggi.

(sumber: doc.google)

3. Struktur Atas

Stuktur atas memiliki sebutan lain sebagai struktur penutup bangunan yang berfungsi untuk menghindari bangunan dari pengaruh perubahan cuaca dan iklim. Struktur ini harus mampu menahan beban nya sendiri serta mampu menahan beban angin hujan. Proses pemilihan

(73)

struktur bagian ini berdasarkan kebutuhan perencanaan perpustakaan kedepanya serta disesuaikan dengan tema desain yang akan dibuat

 KUDA-KUDA BAJA KONVENSIONAL

Kuda-kuda baja ini dipilih berdasar kebutuhan ruang-ruang pada perpustakaan dengan bentang yang lebar seperti ruang theatre yang membutuhkan bentangan bebas yang lebar.

Kuda-kuda ini banyak dipergunakan pada bangunan dengan bentang atap yang lebar, misalnya gedung pertemuan, aula, atau pabrik. Berbeda dengan kuda-kuda baja ringan yang mempergunakan profil tipis, kuda-kuda baja konvensional ini mempergunakan baja profil yang cukup tebal. Cukup banyak jenis profil yang tersedia di pasaran, misal profil C, profil I, profil H, profil siku, atau bentuk lain seperti pipa dan persegi. Jarak di antara kuda-kuda bisa cukup jauh, yaitu antara 4-5m. Di atas kuda-kuda ini barulah dipasang usuk yang biasanya menggunakan kanal C yang mirip dengan profil baja ringan. di atas usuk biasanya langsung dipasang atap metal (spandeck) atau asbes. Bila ingin mempergunakan genteng bisa saja. Kanal C tersebut berfungsi sebagai gording, dan ditambahi lagi usuk dan reng dari kayu di atasnya.

Kelebihan 1. Waktu pengerjaan sangat cepat 2. Kekuatan Lebih terjamin.

(74)

(sumber : http://bowoprihatno.blogspot.co.id)

 KUDA-KUDA KAYU

Kuda-kuda kayu dipilih berdasarkan untuk menambahkan kesan citra visual yang menarik karena kuda-kuda kayu tersebut akan diekspos kemudian akan diberikan sorotan lampu sehingga akan menimbulkan kesan estetis pada ruang-ruang yang membutuhkan ke estisan.

Kuda-kuda kayu merupakan jenis struktur atap yang termasuk kedalam system konstruksi tradisional yang memiliki fungsi khusus dalam nilai estetis yang tinggi. Selain itu pula memiliki system konstuksi yang baik untuk penyelasaian bangunan di daerah rawan gempa.

Kelebihan 1. Nilai estetis yang tinggi.

2. Kemampuan adapatasi terhadap kondisi di daerah tropis yang baik.

3. Mudah untuk dibongkar pasang.

(75)

Gambar III. 14 Kuda-Kuda Kayu

(sumber: http://galvalumponorogo.blogspot.co.id) III.2.1.2 Studi Sistem Enclosure

Pemilihan material guna mengedapankan jangka panjang agar mampu bertahan dalam kondisi yang ada serta sebisa mungkin memiliki biaya perawatan yang rendah. Beberapa alternatif material dapat digunakan yaitu :

Tabel III 13 Studi Sistem Enclousure

PENUTUP LANTAI 1. Lantai Keramik

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III. 17 Keramik

(sumber:

desainrumahminimalis.com)

Keramik dipilih berdasarkan kebutuhan ruang-ruang yang tidak memerlukan estetis serta perawatan yang mudah dan bahan yang tergolong tidak mahal.

Material yang terbuat dari tanah liat yang dibakar kemudian dilapisi glazur. Keramik memiliki sifat konduktor terhadap panas dan dingin.

Kelebihan

1. Tahan Lama

2. Perawatan Mudah

3. Banyak pilihan bentuk

4. Barang mudah didapat Gambar III. 5 Kuda-Kuda Kayu

(76)

Gambar III. 18 Granit

(sumber:rumahminimalist-id.blogspot.co.id)

tahan terhadap tekanan beban hingga 500kg. Granit ini memiliki kepadatana 2,70 gram per cm³.

Kelebihan

1. Kuat menahan beban berat.

2. Tahan gores.

3. Daya serap air kecil.

3. Karpet

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.19 Karpet

(sumber:tukangkarpet.blogspot.co.id)

Karpet dipilih karena selain memberikan kesan yang lebih nyaman juga dapat beralih fungsi sebagai area duduk lesehan yang juga dapat meningkatkan jumlah daya tampung perpustakaan. Pelapis lantai berbahan dasar karpet memiliki sifat karet dan lentur. Dimana memiliki sifat yang baik dalam peredaman suara dan panas.

Kelebihan

1. Estetis

2. Mudah dibetuk

3. Memiliki kesan nyaman. 4. Tidak memiliki nat/celah Gambar III. 7 Granit

(77)

4. Lantai Kayu

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III. 9 Lantai Kayu

(sumber:lenterahidup.net)

Lantai kayu parquet ini dipilih berdasarkan nilai estetis yang mampu memberikan kesan menarik pada pengunjung.

Kelebihan

 Memiliki nilai estetis tinggi  Memiliki kesan hangat dan

ramah

5. Tegel Klasik Motif

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III. 10 Lantai Tegel Motif

(sumber: inaicta.web.id)

Tegel ini akan diletakkan pada pintu masuk utama perpustakaan sebagai penanda pintu masuk karena memiliki bentuk unik sehingga mampu memberikan penekanan secara estetis pada pintu masuk.Tegel terbuat dari campuran bahan semen dan pasir beton, dan diatasnya disiram aci supaya halus. Memiliki ketebalan higga 2,5 cm

Kelebihan

 Bentuk yang estetis

 Tidak memerlukan bahan khusus untuk pemasangan  Memberikan kesan sejuk

terhadap ruangan

 Memiliki pori-pori sehingga tidak mudah pecah jika panas.

Kekurangan

 Mudah kusam, sehingga memerlukan perawatan khusus.  Sifat permukaanya yang tidak

(78)

3. Kalsiboard

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.24 Kalsiboard

(sumber:

bahanbangunan2014.wordpress.com)

Penggunaan pada dinding pada ruang yang dimungkinkan untuk fungsi fleksibilitas karena mudah untuk dibongkar dan dipasang.Pentutup dinding non permanen yang terbuat dari pahan organik, semen, bahan peguat dan lem alami yang kemudian diproses secara autoclave atau juga disebut pengeringan dengan suhu yang tinggi.

Kelebihan

 Mudah untuk dibongkar  Harga cenderung murah

Lebih fleksibel.

 Biaya pemasangan cenderung rendah.

 Tahan terhadap suhu tinggi.

(sumber: sementigaroda.com)

dalam pemasangan serta bahan yang melimpah.Bata merah terbuat dari material tanah yang kemudian dicetak dan kemudian dibakar dengan suhu tinggi hingga kering dan berwarna kemerahan.

Kelebihan

 Bahan banyak tersedia di pasaran

 Tidak menyerap panas  Harga murah

 Semua orang bisa memasangnya

Gambar III. 11 Bata Merah

(79)

4. Dinding Kaca

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.26 Dinding Kaca

(sumber: inaicta.web.id)

Penggunaan pada dinding pada ruang yang dimungkinkan untuk fungsi fleksibilitas karena mudah untuk dibongkar dan dipasang serta untuk digunakan pada ruang-ruang yang memiliki luas ruang yang sempit sehigga terkesan lebih luasDinding pembatas yang digunakan untuk partisi baik pada interior maupun eksterior.

Kelebihan

 Mudah perawatan.  Memberi kesan luas  Kesan yang modern.

 Sebagai pencahayaan alami.

PENUTUP PLAFOND 1. Gypsumboard

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.27 Plafon Gypsumboard

(sumber: gypsummandiri.com)

Pemilihan plafond ini yang akan diterapkan pada hampir kesuluruhan ruang karna selain harga lebih murah ketimbang plafond lainya juga mudah untuk di dekoratif dan mudah untuk di dapatkan di pasaran.Plafond dengan jenis gypsum dan memiliki dimensi standart 1,22 m x 2,44 m

Kelebihan

 Lebih murah.  Lebih rapi.

 Pengerjaan Cepat  Perawatan yang mudah. Gambar III. 13 Dinding Kaca

(80)

Gambar III.28 Plafon PVC

(sumber: atapplafonpvc-plafonatappvc.blogspot.co.id)

mengkilat dan memiliki banyak macam variasi motif.

Kelebihan

 Tahan rayap.

 Pemasangan mudah.  Kedap suara.

 Tahan Air

3. Membran

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.30 Plafon Membran

(sumber:

plafonmembran.wixsite.com)

Plafond ini akan diletakkan pada area semi terbuka dan area entrance seperti lobby karena memiliki bentuk yang menarik sehingga memberikan kesan yang unik dan berbeda.Teknologi Plafon Membran (Stretch Ceiling) yang ditemukan pertama kali di Eropa 40 Tahun lalu. yang pada awalnya material ini sebagai tambahan perangkat interior dan penggunaan perbaikan plafon yang rusak.

Kelebihan

 Ringan

 Ramah lingkungan  Tahan air

 Hemat energi

 Tidak mudah terbakar  Mudah pemeliharaan Gambar III. 15 Plafond PVC

(81)

1. Membran

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.32 Membran

(sumber: trndamembran.co.id)

Digunakan untuk area panggung untuk memperlihatkan/ menekan kan perbedaan antara area sekitar agar memiliki sesuatu yang menonjol.Struktur Membran adalah stuktur yang menggunakan material membran, yang memikul beban dengan menggunakan tegangan tarik/tensile structure (Schodek, 1998)

Kelebihan

 Pemeliharaan rendah

 Bahan dapat ditembus sinar matahari

 Daya tahan yang sangat baik  Desain fleksibel dan berestetika

2. Genteng bitumen selulose

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.33 Bitumen Selulosa

(sumber: Indotrading.com)

Penutup ini dipilih untuk diaplikasikan pada ruang yang menghasilkan tingkat kebisingan yang tinggi saat fungsi berlangsung seperti ruang genset karena dapat meredam kebisingan Penutup atap yang terbuat dari bahan fiber selulosa, resin dan bitumen.

Kelebihan

 Dapat meredam kebisingan dan mengurangi radiasi panas.  Fleksibel dan mudah dibentuk.  Ringan.

Gambar III. 17 Membran

(82)

Gambar III.34 Atap Skylight

(sumber: veluxusa.com)

Kelebihan

 Sebagai masuknya cahaya alami.

 Elemen estetis.

4. Genteng glazur

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.35 Genteng glazur

(sumber:

jualgentengbetonflatjakarta.blogspot.co.id)

Genteng ini akan diaplikasikan hampir di keseluruhan bidang atap karena memiliki kekuatan dan perawatan yang mudah.Genteng yang berbahan dasar tanah liat kemudian dibakar dengan suhu tinggi dan diberi lapisan glazur.

Kelebihan

 Perawatan mudah.  Warna tahan lama  Kekuatan Superior  Tahan segala cuaca Gambar III. 19 Atap Skylight

(83)

III.2.2 Studi Sistem Utilitas

III.2.2.1 Sistem Distribusi Air Bersih

Penyuplaian air bersih pada bangunan perpustakaan ini akan menggandalkan dari PDAM dan Air sumur artetis karena PDAM tidak selalu dapat diandalkan khususnya saat keadaan hujan.

Sumber air bersih dalam pemenuhan akan menggunakan sistem downfeed karena lebih hemat daya karena menggunakan gaya gravitasi dalam penyaluran air.Berikut Penjelasan Down-Feed sistem :

1. Down-Feed sistem

Sistem ini pertama-tama mengambil air dari PDAM maupun sumur bor kemudian ditampung kedalam ground tank. Setelah itu barulah dipompa menuju ke tangki yang berada diatas atau tempat yang tinggi. Setelah itu barulah disalurkan menuju ke tempat-tempat yang membutuhkan menggunakan gaya grafitasi

.

(84)

lingkungan dikarenakan tingkat pencemaran lingkungan semakin tinggi. Kota Magelang juga terkenal dengan kebersihan tentu ini juga menjadi salah satu upaya untuk menjaga konsistensi. Sistem pengaliran limbah cari pada bangunan ini akan menggunakan yaitu:

 Sistem two pipe

Pada penggunaan sistem ini digunakan dua pipa pemisah dimana satu pipa digunakan untuk limbah dari kamar mandi, dapur, pantry, dll. Dan dikelompokan berdasar jenisnya. Seperti contoh air tinja dialirkan menggunakan soil pipe sedangkan air limbah mandi dsb menggunakan water pipe. Sedangkan limbah yang dapat diolah kembali diolah kembali menggunakan cara yang berbeda-beda diantaranya adalah :

 Jaringan Limbah Cair (Grey Water)

(85)

 Jaringan Air Hujan

Pada sistem ini limbah air hujan yang jatuh ke atap bangunan kemduian dikumpulkan melalui talang yang berujung pada ground tank khusus air hujan. Tanpa mengalami pengolahan air hujan ini dapat digunakan sebagai flush toilet. Sistem ini dipilih karena cocok diterapkan karena kondisi di indonesia terletak pada area dengan curah hujan yang tinggi.

Bagan III.28 Bagan pengolahan air hujan Grey

water

Bak Kontrol

Bak Pengumpul

Bio Filtration

Menyiram Tanaman

Saluran kota

Air hujan Talang Bak kontrol Ground tank

Flush Toilet

(86)

bio filtration dan sebelum kemudian dapat digunakan untuk menyiram tanaman yang ada pada kompleks bangunan. Sedangkan sisa air hasil pengolahan yang mengendap pada bio filtration langsung dibuang menuju saluran kota. Sistem ini akan sangat cocok jika diterapkan pada area food court bangunan yang diperkirakan akan menghasilkan limbah cair yang cukup banyak.

1. Bagan III.30 Bagan pengolahan black water  Jaringan Air Hujan

Limbah air hujan yang jatuh ke atap bangunan dikumpulkan melalui talang yang berujung pada ground tank khusus air hujan. Kemudian akan dimanfaatkan, tanpa mengalami pengolahan air hujan ini dapat digunakan sebagai flush. Sistem ini dipilih karena cocok diterapkan karena kondisi di indonesia terletak pada area dengan curah hujan yang tinggi. Serta dalam upaya penghematan sumber daya.

(87)

III.2.2.3 Manajemen Sampah

Manajemen limbah sampah berguna untuk mengefektifkan sistem pembuangan sampah dimana dalam manajemen ini memiliki beberapa metode dalam pembuangan yaitu :

1. Pemisahan antara sampah organik dan anorganik

(88)

dan menanggulangi suatu kebakaran dimana sistem tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Penanggulangan pasif 1.1 Pintu Darurat

Layanan sirkulasi diluar bangunan harus lah dapat dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran berfungsi untuk jika terjadi keadaan darurat kendaraan penyelamat mampu mendekat untuk sedekat mungkin dengan tempat kebakaran tersebut sehingga akan memudahkan pengamanan pada bangunan yang ada. Merupakan pengamanan standart yang harus selalu ada di setiap gedung publik.

1.2 Sprinkler dan Smoke detector

Gambar III. 21

(89)

Sprinkle ini memiliki fungsi sebagai pemadam api sementara sebelum bantuan datang dengan cara memancarkan air atau busa didaerah sekitar diletakkan nya alat ini. Biasanya diletakaan di langit-langit dan memiliki koneksi dengan smoke detector. Pada bangunan ini dibutuhkan dan akan ditempatkan pada ruang-ruang tanpa buku untuk upaya pengamanan pertama

Gambar III. 22 Smoke Detector (sumber: archiexpo.com)

Smoke detector sebuah alat pencegahan dini kebakaran dengan cara mendeteksi asap yang ada diruangan yang kemudian akan mengkoneksikan dengan dengan sprinkle jika terjadi bahaya yang kemudian akan memedamkan api. Sedangkan sprinkle ini merupakan pengamanan wajib yang untuk upaya pencegahan dan penanganan pertama.

2. Penanggulangan aktif

(90)

Gambar III. 23 APAR (sumber: alatpemadamapi.xyz)

APAR merupakan alat pemadam api yang bersifat portable dan harus difungsikan secara manual oleh personal dengan mengarahkan alat tersebut kea rah api untuk memadamkanya. Alat ini memiliki bermacam tipe dari isian dimana biasanya diletakkan di area yang rawan akan potensi kebakaran yang tinggi seperti ruang servis. APAR ini digunakan untuk penanganan pertama pada kejadian kebakaran yang wajib ada pada setiap bangunan publik.

2.2 Hydrant

Hydrant merupakan alat support pemadam kebakaran yang berfungsi untuk menyalurkan bertekanan tinggi untuk kebutuhan pemadaman, pada bangunan publik diklasifikasikan menjadi 2 jenis berdasarkan pada perletakannya, yaitu:

(91)

Gambar III. 24 Hydrant Box (sumber: en.indotrading.com)

Hydrant box memiliki lokasi biasanya pada bangunan public dimana memiliki jarak antar hydrant adalah 35 meter. Persyaratan bangunan haurs memiliki luas ± 800 m2 untuk menghemat jumlah hydrant. Hydrant ini

dibutuhkan perpustakaan jika kebakaran tidak dapat ditangani secara skala kecil.

Hydrant pilar

(92)

III.2.2.5 Sistem Telekomununikasi

Sistem komunikasi pada bangunan perpustakaan merupakan hal wajib terutama karena perpustakaan ini menggunakan system hybrid sehingga kebutuhan koneksi terhadap dunia luar merupakan hal yang penting. Sistem telekomunikasi antar ruang dalam maupun luar bangunan di menggunakan fiber optik yang ditanam didalam tanah dengan menggunakan pipa. Pada penggunaan jaringan telekomunikasi akan dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

 Sistem telekomunikasi internal

Sistem komunikasi internal berfungsi untuk alat komunikasi antar ruang agar memudahkan komunikasi baik pengunjung maupun pengelola dalam melakukan pelayanan seperti penggunaan internet, Server e-book, maupun komunikasi telefon.

(93)

Private Branch eXchange). Sedangkan untuk server computer menggunakan jaringan LAN agar terhubung antar masing-masing computer ruang kerja. Sistem kerja ini akan diterapkan untuk menghubungkan komputer-komputer pada perpustakaan untuk melayani masyarakat yang ingin membaca dengan sistem elektronik di dalam perpustakaan.

 Sistem telekomunikasi eksternal

Sistem telekomunikasi eksternal digunakan untuk berselancar di dunia internet sehingga menggabungkan dunia luar info dari luar dengan sistem komunikasi pada perpustakaan. Perpustakaan juga akan menyediakan sistem online pembacaan guna memudahkan pembaca yang akan membaca dari rumah. Perpustakaan akan menjadi server untuk membaca buku secara online. Sistem ini akan dihubungkan dengan sistem fiber optic dan jaringan telefon.

III.2.2.6 Kelistrikan

Sistem penyediaan energy listrik haruslah dipertimbangkan dengan baik dimana jika terjadi gagal fungsi dalam pemenuhan kebutuhan maka fungsi utama dari bangunan dan pelayan terhadap pengunjung tidak dapat berfungsi secara maksimal dan baik. Sehingga selain perlunya system kelistrikan yang bersumber PLN juga umumnya disediakan genset cadangan yang berfungsi jika terjadi gagal fungsi dari pemenuhan yang bersumber dari PLN.

(94)

Tangga adalah alat penghubung bisa disebut juga untuk transportasi vertical manual. Tangga merupakan alat transporatasi yang wajib dimiliki karena fungsinya yang tidak menggantung hal lain untuk dapat digunakan. Tangga dipilih karena merupakan sistem sirkulasi paling umum yang tidak membutuhkan cara kerja khusus sehingga dapat digunakan untuk semua kalangan pengunjung.

Ramp

Ramp umumnya digunakan untuk mempermudah pengunjung difable maupun dalam pengangkutan barang dari level rendah ke level yang lebih tinggi. Adapun ketentuan standar kemiringan ramp untuk manusia yakni tidak boleh melebihi 1:12. Ramp dipilih untuk memfasilitasi pengguna difable sehingga memudahkan pengunjung perpustakaan, selain itu pula untuk memudahkan pemindahan barang serta pengunjung lanjut usia.

Elevator / lift

(95)

membutuhkan konsumsi daya listrik yang besar. Beradasarkan fungsi elevator/lift dibedakan menjadi 2, yaitu lift penumpang yang digunakan untuk mengangkut pengunjung dan pengelola, kemudian lift barang yang dipergunakan untuk loading/mengangkut barang pada area servis. Penggunaan lift juga salah satu respon untuk para difabel. Elevator ini digunakan untuk barang dan difable untuk memudahkan akses ke lantai atas.

III.2.2.8 Sistem Keamanan

Siste

Gambar

Tabel III 7 Jumlah Pelaku
Tabel III 8 Kelompok Ruang dan Sifat
Tabel III 9 Persyaratan Ruang
Tabel III 10 Performance Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena berkat rahmat dan hidayat-Nya, sehingga saya dapat melaksanakan skripsi sampai proses penyusunan skripsi ini dengan baik, Laporan ini saya persembahkan

Sistem pengereman antilock ini bertujuan agar roda dari mobil tidak terkunci ketika pengereman dilakukan yang umumnya terjadi apabila kendaraan mendapatkan gaya pengereman

meningkatkan hasil belajar siswa aspek kognitif pada mata pelajaran. Matematika materi bangun ruang di kelas IV SD Negeri

Derajat desentralisasi fiskal Kota Tangerang Selatan dalam kurun waktu tahun 2013-2017 menunjukkan bahwa kemandirian pemerintah Kota Tangerang Selatan cukup baik.,

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.Syukur Alhamdulillah dengan izin Allah SWT, skripsi yang berjudul

Stabilitas kapal adalah kemampuan kapal untuk kembali pada posisi semula dari suatu keolengan atau kemiringan disebabkan gangguan atau gaya dari luar. Sistem

Pada tahap ini dilakukan perhitungan kecepatan air yang bisa dipompa oleh piston untuk masing-masing variasi ukuran tabung karena untuk. setiap ukuran tabung

Curah hujan efektif untuk padi adalah 70% dari curah hujan tengah bulanan yang terlampaui 80% dari waktu dalam periode tersebut yang dapat dihitung melalui