63
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
III.1 Anallisa Pendekatan Arsitektur III.1.1.1 Studi Aktivitas
Untuk mendapatkan ruang-ruang yang akan diterapkan pada bangunan perpustakaan dengan tepat dan efektif perlunya dilakukan studi aktivitas. Dalam studi aktivitas tersebut akan dibagi menjadi 4 golongan utama, berikut perencanaan studi aktivitas tersebut :
Tabel III 1 Studi Aktvitas
Klasifikasi Fungsi Jenis Aktivitas Sifat Aktivitas
Ruangan Yang Dibutuhkan
Primer
Penyimpanan Buku Menyimpan buku dan arsip
Rutin,
Public Ruang Arsip
Informasi Meminjam dan mengembalikan buku Rutin, Public Ruang Peminjaman Melayani Administratif Rutin, Public Ruang Administrasi Pendidikan
Membaca buku Rutin, Public
Ruang Referensi
Seminar Rutin,
Public
Ruang Seminar Re-kreasi Melihat Pertunjukan Rutin,
Public Auditorium
Penelitian
Meminjam Buku Rutin, Public
Ruang Peminjaman Membaca Buku Rutin,
Public
Ruang Koleksi
Kultur Kesenian Rutin,
Public
Ruang Latihan dan Pertunjukan Sekunder Interaksi Sosial Berdiskusi Rutin,
Public
64 Menjaga Tidak Rutin, Privat Ruang Jaga Penunjang
Servis Membersihkan Ruang
Rutin,
Privat Janitor
Beribadah
Wudhu Rutin,
Public
Ruang Wudhu
Sholat Rutin,
Public
Ruang Sholat
Area Hijau Bersantai Rutin,
Public Area santai
Membaca dan Diskusi Rutin,
Public Area Baca
Melihat Pertunjukan Rutin,
Public Panggung
Keamanan Menjaga Area Rutin,
Public
Ruang keamanan Food Court Makan dan Minum Rutin,
Public Area Makan
Pengelola
Menerima Tamu Rutin, Public Ruang Penerima Tamu Mengatur Kesekretariatan Rutin, Public Ruang Karyawan Meninjau Kegiatan Perpustakaan Rutin, Public -
Rapat Rutin,
65
Pola kegiatan berfungsi untuk memetakan alur kegiatan yang berfungsi untuk mengetahui alur sirkulasi yang akan diterapkan pada bangunan. Berikut merupakan pola kegiatan pelaku perpustakaan di kota Magelang :
Pelajar/Dewasa
66
Pengunjung Khusus
Bagan III.3 Pola kegiatan Pengunjung Khusus
Pimpinan Staff
Bagan III 3 Pola Kegiatan Pengunjung Khusus
Bagan III.5 Staff Administrasi
Staff Bahan Pustaka
Bagan III 5 Pola Kegiatan Staff Administrasi
Staff bibliografi
Staff bahan pustaka dan informasi
Bagan III 7 Pola Kegiatan Staff Bibliografi
III.1.1.3 Waktu Operasional Bangunan
Waktu operasional bangunan pada perpustakaan ini akan mengambil jam-jam dimana orang bisa leluasa untuk datang ke perpustakaan tanpa menganggu kegiatan utama personal masing-masing seperti kegiatan kantor dan untuk pemilihan hari libur dimaksudkan hari dimana merupakan waktu paling tidak efektif untuk pergi ke perpustakaan. Berikut table waktu operasional perpustakaan di kota Magelang :
Tabel III 2 Tabel Waktu Operasional
Pengelola Pengunjung
Sabtu-Kamis Sabtu-Kamis
Jam Kerja (Umum) 08.00-16.00
09.00-21.00 Jam Kerja (Shift Piket) 17.00-21.00
Jumat Jumat
Jam Kerja Umum
Pada jam kerja ini semua bagian pengelola diharapkan hadir. Jam Kerja Shift Piket
Pada jam kerja ini bagian pengelola yang hadir sesuai jadwal yang akan diatur dimana akan dilakukan pergantian.
Jam Kerja Shift Khusus
Pada jam kerja ini diperuntukan untuk operasional internal seperti perawatan, pengadaan bahan pustaka rapat besar, dll. Staff yang berkenaan hadir pada jam operasional ini hanya staff yang
mempunyai kepentingan saja.
III.1.2 Studi Fasilitas
III.1.2.1 Analisa Jumlah Pelaku Perhitungan Jumlah Pengunjung
Melalui perhitungan jumlah pengunjung dari data yang di dapatkan dari perpustakaan umum kota magelang selama 5 tahun terakhir yaitu :
Tabel III 3 Jumlah Pengunjung Pertahun
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah
Tabel III 5 Rata-Rata Pengunjung Pertahun
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah
Kunjungan 100 111 128 164 217
Tabel III 6 Jumlah Kenaikan Kunjungan Pertahun
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah
Kunjungan - 8% 7% 8% 19%
Jumlah rata-rata kenaikan per tahun (%)
Perpustakaan Kota Magelang memiliki rata-rata jumlah kenaikan pengunjung sekitar 10,5% pertahun dari jumlah tersebut diasumsikan bahwa tahun depan jumlah pengunjung akan mengalami kenaikan 10,5%
Asumsi tahun depan yaitu
(10,5 % x 78057) + 78057 = 86253 Pengunjung
= 48 %
Dalam setiap 5 tahun terjadi peningkatan jumlah pengunjung 48% maka dalam 10 tahun kedepan akan diasumsikan sebagai berikut :
= ( 48% x 217 ) + 217
= 320 Pengunjung ( Perkiraan tahun 2022) = (48% x 320 ) + 320
= 474 Pengunjung ( Perkiraan tahun 2027 )
Jadi berdasarkan perhitungan diatas dalam waktu 10 tahun pengunjung Perpustakaan kota Magelang adalah 474 pengunjung perhari.
Tabel III 7 Jumlah Pelaku PENGUNJUNG
NO Jenis Pelaku Jumlah
1 Pengunjung 474
PENGELOLA
1 Resepsionis 4
2 Pendaftaran 6
3 Penjaga Buku 28
4 Multimedia 4
5 Theater 5
6 Seminar 4
7 Ebook 4
8 Pameran 4
9 Pimpinan 1
10 Tata Usaha 8
11 Bahan Pustaka 6
12 Pembinaan 3
2 Tukang Kebun 4
3 Tukang Parkir 1
4 Petugas Service 6
5 Petugas Keamanan 12 PENUNJANG
1 Pegawai Kantin 24
III.1.2.2 Pengelompokan Ruang dan Sifat
Dalam perancanaan untuk memudahkan pengelompokan dan penataan ruang dibutuhkan pengelompokan agar memiliki hubungan antar ruang yang baik, berikut pengelompokan ruang dan sifat :
Tabel III 8 Kelompok Ruang dan Sifat Area pengunjung
No Ruang Sifat Indoor /
Outdoor
1 Lobby Public
Indoor 2 Ruang Pendaftaran Public
3 Receptionist Public
4 Ruang loker Public
5 Ruang baca umum Public 6 Ruang Koleksi Anak Public 7 Ruang Koleksi
remaja/fiksi Public
10 Ruang Koleksi Majalah
dan Surat Kabar Public 11 Ruang/ Area Pertunjukan Semi
Public Indoor & Outdoor 12 Ruang Multimedia Public
Indoor 14 Ruang Seminar Public
15 Ruang Baca Elektronik Public
16 Auditorium Semi
Public
17 Ruang Display/Pameran Public Indoor & Outdoor Area Pengelola
1 RuangPimpinan Privat
Indoor 2 Ruang tata usaha Public
3 Ruang Pengolahan
Bahan pustaka Public
4 Ruang Pembinaan Semi Public
5 Ruang Rapat Semi
Public
6 Ruang Arsip Privat
7 Ruang Tamu Semi
Public Ruang Penunjang
1 Pantry Servis
Indoor
2 Ruang Genset Privat
3 Ruang Trafo Privat
4 Ruang Keamanan Privat
5 Ruang Pompa Privat
6 Ruang Panel Servis
7 Toilet Servis
8 Janitor Servis
9 Gudang Servis
10 Food Court Public Semi
Indoor
11 Musholla Public
Indoor
12 Tempat Wudhu Public
masing ruang tersebut. Berikut table persyaratan ruang untuk perpustakaan di kota Magelang :
Tabel III 9 Persyaratan Ruang
Ruang Penghawaan Pencahayaan Akustik View Keluar
Sifat Ruang Alami Buatan Alami Buatan
Lobby Terbuka
Ruang Pendaftaran Terbuka
Receptionist Terbuka
Ruang loker Terbuka
Ruang baca umum Terbuka
Ruang Koleksi Anak Terbuka
Ruang Koleksi
remaja/fiksi Terbuka
Ruang Koleksi Dewasa Terbuka
Ruang Koleksi
Referensi Terbuka
Ruang Koleksi Majalah dan Surat
Kabar Terbuka
Ruang/ Area
Pertunjukan Tertutup
Ruang Multimedia Terbuka
Ruang Seminar Tertutup
Ruang Baca Braile Terbuka
Ruang Baca Elektronik Terbuka
Auditorium Tertutup
Ruang
Display/Pameran Tertutup
Ruang Pimpinan Tertutup
Ruang Pengolahan
Bahan pustaka Semi
Ruang Pembinaan Semi
Ruang Rapat Tertutup
Ruang Arsip Tertutup
Ruang Tamu Terbuka
Pantry Terbuka
Ruang Genset Tertutup
Ruang Trafo Tertutup
Ruang Keamanan Tertutup
Ruang Pompa Tertutup
Ruang Panel Tertutup
Toilet Tertutup
Janitor Tertutup
Gudang Tertutup
Food Court Terbuka
Musholla Terbuka
Tempat Wudhu Terbuka
Ruang Servis Terbuka
III.1.2.4 Performance Data
Material Activity Critical Factor Dinding menggunakan dinding bata yang
dilapisi wall panel, Penggunaan plafond dekoratif, Menggunakan Lantai Tegel
Bermotif dan dipadu dengan granit
Duduk, Mencari Informasi, Menunggu
Menggunakan Material Pelapis dinding tambahan, Plafond Dekoratif dengan ketinggian Ceiling 6 m
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Pendaftaran
Tempat untuk pendaftaran dan memperpanjang member perpustakaan
Memiliki luas area 45 m2 dengan jumlah pelaku 10 orang
Petugas Pendaftaran, Pengunjung, Petugas Service
Komputer
Dinding menggunakan finishing cat, Penggunaan Plafond Standart
Duduk, Foto, Komputasi
Perlunya Stop Kontak untuk masing-masing komputer minimal 2, Terang Lampu buatan untuk berfoto, memiliki akses dekat dengan lobby
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Recepsionis
Berfungsi untuk menerima tamu dan melakukan perjanjian
singkat serta untuk memberikan informasi
Memiliki luas ukuran 30 m2 dengan jumlah pelaku 4 orang
Petugas Resepsionis, Pengunjung umum maupun
khusus
Material Activity Critical Factor
Menggunakan elemen meja dekoratif yang menarik serta dinding pelapis tambahan wall panel untuk memberikan
penekanan Duduk, Komputasi, Telefon, Memberi informasi, Membuat Janji
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Loker
Berfungsi untuk menyimpan barang bawaan pengunjung perpustakaan dalam jangka waktu tertentu
Memiliki jumlah kapasitas untuk menampung 200
lemari loker dengan luas ruang 78 m2
Pengunjung
Material Activity Critical Factor
Menggunakan loker yang terbuat dari partikel board
Menyimpan Barang, Mengambil Barang
Perlunya CCTV untuk keamanan, Loker yang memiliki kunci
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Baca umum
Merupakan ruang baca yang dapet diakses oleh semua golongan usia
Memiliki jumlah kapasitas 50 orang dengan jumlah luas ruang
252 m2
Pengunjung, Petugas Penjaga Buku
Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL
Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku
Perlunya CCTV untuk keamanan, Kebutuhan Stop kontak 2 buah per komputer untuk komputer baca ebook
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Koleksi anak
Merupakan ruang baca yang dikhususkan untuk
anak dibawah remaja yang dilengkapi dengan
arena bermain Memiliki Jumlah kapasitas 25 orang pengunjung dengan luas ruang 224 m2
Pengunjung (anak-anak), Pengunjung
(Dewasa/Penjaga), Petugas Penjagaan
Material Activity Critical Factor
Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL, Menggunakan material karpet sebagai
penutup lantai
Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku, Bermain
Perlunya Rak bermain anak, Pembatas Antara Ruang Bermain dan Area Baca
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Koleksi Remaja/Fiksi
Merupakan ruang baca yang dikhususkan untuk
remaja yang dilengkapi jumlah buku fiksi yang
cukup banyak Memiliki kapasitas ruang untuk pengunjung 40 orang dan memiliki luas ruang 410 m2
Pengunjung Remaja, Petugas Penjaga
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Koleksi Dewasa
Merupakan ruang baca yang dikhususkan untuk
remaja yang dilengkapi jumlah buku fiksi yang
cukup banyak
Memiliki kapasitas ruang
untuk pengunjung 40
orang dan memiliki luas ruang 410 m2
Pengunjung Remaja, Petugas Penjaga
Material Activity Critical Factor
Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL
Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku
Perlunya CCTV untuk keamanan, Kebutuhan Stop kontak 2 buah per komputer untuk komputer baca ebook
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Koleksi Referensi
Merupakan ruang baca khusus buku referensi yang tidak bisa dibawa
pulang.
Memiliki kapasitas jumlah
pengunjung 40 orang dengan kebutuhan ruang
410 m2
Pengunjung, Petugas Penjaga
Material Activity Critical Factor
Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL
Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku
Perlunya CCTV untuk keamanan, Kebutuhan Stop kontak 2 buah per komputer untuk komputer baca ebook
Relationship Potensial design
Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL
Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku
Perlunya CCTV untuk keamanan, Kebutuhan Stop kontak 2 buah per komputer untuk komputer baca ebook, Rak Buku khusus untuk koran
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Multimedia
Merupakan ruang berfungsi untuk melakukan kegiatan penampil multimedia
seperti film dan sebagainya
Memiliki kapasitas jumlah
20 orang pengunjung
dengan kebutuhan luas
ruang 102 m2
Pengunjung, Petugas Penjaga
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Seminar
Merupakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan
sistem seminar
Memiliki jumlah kapasitas pengunjung 20
orang dengan luas kebutuhan
ruang 99 m2
Pengunjung, Petugas Penjaga
Material Activity Critical Factor
Menggunakan peredam pada dinding dan penggunakan lantai karpet untuk meredam suara yang dihasilkan dari
ruang multimedia
Menonton, Memutar film dan sebagainya
Perlunya lampu dengan sistem peredupan, Perlunya audio speaker, LCD projector serta Screen Projector
Relationship Potensial design
Material Activity Critical Factor Menggunakan peredam pada dinding
dan penggunakan lantai karpet untuk meredam suara yang dihasilkan dari ruang multimedia, Pemilihan material
dinding kayu solid untuk kebutuhan akustik.
Menonton, Memutar film dan sebagainya
Sistem Lampu dan audio yang terkoneksi dengan ruang audio.
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Baca Ebook
Merupakan sebuah ruang yang berisi perangkat komputer yang difungsikan untuk
membaca koleksi perpustakaan secara elektronik Memiliki kapasitas jumlah ruang 20 pengunjung dengan total kebutuhan ruang 102 m2
Pengunjung, Petugas Penjaga
Menggunakan material dinding pada umumnya dengan lampu yang menggunakan tipe downlight standart
Membaca, Menonton, Komputasi, Berselancar internet
Koneksi Internet, Stop Kontak 2 buah per komputer,
Komputer dekstop, Kamera CCTV untuk keamanan.
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Display/ Pameran
Merupakan ruang yang berfungsi untuk menampilkan barang pameran baik secara temporary maupun tetap
Memiliki jumlah kapasitas kebutuhan pengunjung 40 orang dengan kebutuhan luas
ruang 216 m2
Pengunjung, Petugas Penjaga Tetap Maupun Sementara.
Relationship Potensial design
khusus kebutuhan luas ruang 19,64 m2
Material Activity Critical Factor
Dinding menggunakan pelapis wall panel, Plafond dekoratif, Lantai Granit 1 x 1 m
Berdiskusi, Komputasi, Rapat Khusus
Penghawaan Buatan, Saluran Telefon, Saluran Internet.
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Tata Usaha
Ruang yang digunakan untuk pelaksanaan
fungsi tata usaha perpustakaan
memiliki jumlah kapasitas 8 orang
dengan total kebutuhan ruang
yaitu 74,35 m2
Pegawai Bagian Tata Usaha
Menggunakan dinding finishing cat, Menggunakan Lampu TL, Menggunakan
lantai keramik Komputasi, Kegiatan Menghitung, Duduk dan Membaca
Penghawaan Buatan, Saluran Telefon, Saluran Internet.
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang pengolahan
bahan pustaka
Ruang yang digunakan untuk pelaksanaan fungsi pengolahan buku
yang baru masuk kedalam perpustakaan
Memiliki jumlah kapasitas orang 3
orang dengan total kebutuhan
ruang yaitu 30 m2
Pegawai Pengolahan Bahan Pustaka
Material Activity Critical Factor
Menggunakan dinding finishing cat, Menggunakan Lampu TL, Menggunakan
Lantai Keramik
Mensortir Buku, Mengecek Buku, Komputasi, Pelabelan
Penghawaan Buatan, Saluran Telefon, Saluran Internet, Kelembapan Udara
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Pembinaan
Ruang yang digunakan untuk melaksanakan
fungsi pembinaan
Memiliki jumlah kapasitas 3 orang
dengan kebutuhan luas
ruang 35 m2
Pegawai Pembinaan
Material Activity Critical Factor
Menggunakan dinding finishing cat, Menggunakan Lampu TL, Menggunakan
Lantai Keramik
Komputasi, Berdiskusi, Duduk dan Membaca
Penghawaan Buatan, Saluran Telefon, Saluran Internet.
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Rapat
Ruang yang digunakan untuk rapat pegawai
pengelola
Memiliki jumlah kapasitas 20 orang dengan kebutuhan luas
ruang 35 m2
Material Activity Critical Factor Menggunakan peredam pada dinding,
Dinding Wall Panel, Menggunakan lantai karpet Berdiskusi, Duduk, Membaca, Presentasi, Mendengarakan Presentasi
Penghawaan Buatan, Audio Terkoneksi, Projector, Screen Projector, 3 stop kontak
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Tamu
Ruang yang digunakan untuk menerima tamu
yang memiliki kepentingan terhadap
pengelola
Memiliki jumlah kapasitas 8 orang
dengan kebutuhan ruang
12 m2
Pengunjung, Pengelola
Material Activity Critical Factor
Menggunakan Dinding Wallpanel, Plafond Dekoratif, Lighting Decoratif
Menunggu, Berdiskusi, Duduk
Penghawaan Buatan.
Space Function Nett Area Occupancy
Pantry
Ruang yang digunakan untuk kegiatan aktivitas
memasak ringan untuk kebutuhan pengelola
Memiliki kapasita 2 orang dengan kebutuhan ruang
12 m2
Pengunjung, Pegawai Servis
Material Activity Critical Factor
Menggunakan Dinding Keramik sekitar Kitchen Set.
Menunggu, Berdiskusi, Duduk
Penghawaan Buatan dan alami, Pencahayaan Buatan dan Alami, Stop kontak minimal 3
Relationship Potensial design
Ruang Genset
Ruang yang berisi genset untuk memenuhi kebutuhan listrik yang
Memiliki luas kebutuhan ruang
48 m2
Pegawai Servis
Material Activity Critical Factor
Menggunakan Jendela berbentuk sirap, Menggunakan Lantai Beton
Menservice Genset, Mengisi Tangki
Penghawaan Alami, Dekat Dengan Hydrant dan Alat Pemadam Kebakaran.
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Trafo Ruang yang berisi trafo untuk listrik dari pln
Memiliki luas kebutuhan ruang
22.5 m2
Pegawai Servis, Pegawai PLN
Material Activity Critical Factor
Menggunakan Jendela berbentuk sirap, Menggunakan Lantai Beton
Pengecekan Berkala
Penghawaan Alami, Dekat Dengan Hydrant dan Alat Pemadam Kebakaran.
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Panel Utama
Ruang yang berisi panel-panel mekanikal elektrikal gedung
perpustakaan
Memiliki luas kebutuhan ruang
40 m2
Pegawai Servis
Material Activity Critical Factor
Menggunakan Jendela berbentuk sirap, Menggunakan Lantai Beton
Pengecekan Berkala
Penghawaan Alami, Dekat Dengan Hydrant dan Alat Pemadam Kebakaran.
Relationship Potensial design
Ruang Toilet
Ruang yang digunakan untuk aktivitas buang air besar dan buang air kecil
serta untuk mencuci tangan
Memiliki kapasitas total 20
orang dengan total kebutuhan
ruang yaitu 195 m2
Semua Pelaku
Material Activity Critical Factor
Dinding Trasram dan Keramik hingga ketinggian 1,5m, Keramik lantai
Menggunakan motif timbul
Pengecekan Berkala
Penghawaan Buatan Dan Alami, Saluran Air Tersembunyi di dalam dinding, dinding tahan air, Harus Berada dekat dengan Septic Tank
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Gudang
Ruang yang digunakan untuk menyimpan barang yang sedang
tidak digunakan
Memiliki kebutuhan luas
ruaang 36 m2
Pegawai Servis
Material Activity Critical Factor
Lantai Menggunakan Epoxy Menunggu, Berdiskusi, Duduk
Penghawaan Buatan dan alami, Pencahayaan Buatan dan Alami
Space Function Nett Area Occupancy
Food Court
Ruang yang berfungsi untuk membuat dan mendisplay dan menjual makanan serta kegiatan
transaksi
Memiliki Kebutuhan luas
ruang 12 m2
Pegawai Foodcourt
Material Activity Critical Factor
Menggunakan Dinding Keramik sekitar Kitchen Set.
Menunggu, Berdiskusi, Duduk
Penghawaan Buatan dan alami, Pencahayaan Buatan dan Alami, Stop kontak minimal 3
Relationship Potensial design
Area Makan Foodcourt
Ruang yang digunakan untuk aktivitas makan
dan minum Memiliki Kapasitas 40 orang dengan jumlah kebutuhan luas ruang yaitu 145
m2
Semua Pelaku
Material Activity Critical Factor
Dinding Motif Wallpanel, Menggunakan Plafond PVC, Menggunakan Lantai
Parquet
Makan, Minum Mengobrol Menikmati Pertunjukan
Penghawaan Buatan dan alami, Pencahayaan Buatan dan Alami, Stop kontak I buah permeja
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Musholla
Ruang yang digunakan untuk beribadah umat
muslim Memiliki Kapasitas 20 orang dengan jumlah kebutuhan luas
ruang yaitu 28 m2
Semua Pelaku
Material Activity Critical Factor
Lantai Karpet Bermotif, Dinding Bermotif Kaligrafi, Pembatas Area laki-laki dan
perempuan
Sholat, Mengaji Penghawaan Buatan dan alami, Pencahayaan Buatan dan Alami, Stop kontak 2 buah
Space Function Nett Area Occupancy
Tempat Wudhu
Ruang yang digunakan untuk mensucikan diri sebelum melakukan kegiatan ibadah umat
muslim
Memiliki Kapasitas 10 orang dengan
jumlah kebutuhan luas ruang yaitu 19,2
m2
Semua Pelaku
Material Activity Critical Factor
Lantai Menggunakan Keramik kasar, Dinding Keseluruhan menggunakan Keramik, Pembatas Dinding Antara Area
Wanita dan Pria
Berwudhu Lantai Harus Kasar, Area Wanita dan Pria harus benar-benar terpisah
Relationship Potensial design
Ruang Servis
Ruang yang digunakan sebagai tempat berkumpul para pegawai
servis serta tempat peralatan servis
Memiliki Kapasitas 6 orang
dengan jumlah kebutuhan luas ruang yaitu 58,3
m2
Pegawai Servis
Material Activity Critical Factor
Lantai Menggunakan Beton, Menggunakan Lampu TL
Workshop, Service peralatan,
Lantai tidak mudah pecah dan mampu menahan beban, Penghawaan alami,
Pencahayaan yang cukup
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Koleksi Braile Ruang yang digunakan untuk membaca buku braile
Memiliki Kapasitas 20 orang dengan kebutuhan luas ruang
400 m2
Pengunjung, Petugas Jaga
Relationship Potensial design
Space Function Nett Area Occupancy
Ruang Audio & Control
Ruang yang digunakan untuk
mengontrol kebutuhan ruang
theater
Memiliki Kapasitas 2 orang dengan kebutuhan luas ruang 10
m2
Petugas Audio & Control
Material Activity Critical Factor
Lantai Karpet Untuk Faktor Peredaman Suara,
Workshop, Service peralatan,
Ruang Harus Memiliki penglihatan yang baik ke arah panggung, Tinggi Plafond Rendah 2,8 m
III.1.2.3 Studi Ruang Khusus Studi Ruang Baca
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang design sebuah Ruang Baca ialah :
1. Jarak Minimum Antar Meja
Untuk mendapatkan keluasaan ruang yang baik agar tidak saling mengganggu antara pengunjung satu dengan yang lain maka perlu diketahui jarak antar meja yang baik.
Gambar III. 2. Tinggi Rak
Gambar III. 3. Potongan Ruang Baca
Studi Ruang Baca Anak
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang design sebuah ruang baca anak ialah :
1. Safety Design
Bagaimana membuat desain yang aman dan sesuai bagi anak usia dibawah 6 tahun yang memiliki aktivitas berlebih
Permasalahan yang diangkat :
- Tata ruang yang nyaman dan aman sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang cenderung aktif
- Elemen ruang fisik yang mengantisipasi kegiatan anak yang aktif.
Desain area bermain anak
Aplikasi material
tidak menggunakan pembatas hanya menggunakan penutup lantai yang berbeda\
Desain area baca dan ruang koleksi buku anak :
Aplikasi material
- Lantai : Keramik ukuran 60 x 60 dengan area baca lesehan menggunakan karpet warna gelap
- Dinding : Dinding bata dengan finishing cat
- Parabot : Material dari plastic pvc, lebih amat dengan bentuk-bentuk tanpa sudut untuk upaya kemanan, ukuran meja sesuai dengan kebutuhan. Terdapat pula kursi orang tua untuk mengasi anaknya dari kejauhan.
- Meja dan rak buku : jarak antar meja min 150cm, rak buku memiliki ketinggian hingga 150 cm.
Gambar III. 7. Potongan Ruang Baca Anak
Ukuran ruang penonton adalah jumlah penonton menentukan luas area yang diperlukan. Untuk penonton yang duduk diperlukan lebih dengan 0,5 m2/penonton. Angka ini diperoleh dari :
- Luas tempat duduk dalam satu baris.
≥ 0,45m2/ tempat duduk Tambahan ≥ 0,5 ≥ 0,9 = 0,05 m2/ tempat duduk
≥ 0,50 m2
- Panjang baris setiap 16 tempat duduk, jika di samping setiap 3 atau 4 baris tersedia sebuah pintu keluar dengan luas 1m.
- Pintu keluar, pintu darurat 1m setiap 150 orang (namun sekurang-kurang nya 0,80 m)
- Untuk volume ruang dihasikan berdasarakan tuntutan akustik ( gema ) seperti berikut :
Sandiwara 4 - 5 m3/penonton
Opera 6- 8 m3/penonton.
Volume udara tidak boleh dari dasar teknik ventilasi, untuk mengindari pergantian udara terlalu besar.
Proporsi ruang penonton dihasilkan dari sudut persepsi psikologi dan sudut pandang penonton atau dari tuntutan pandangan yang baik dari semua tempat duduk.
(Sumber: Data Arsitek, 2000)
Pandangan yang baik, tanpa gerakan kepala tetapi mudah
mengerakan kira-kira 30”
Pandangan yang baik, dengan sedikit gerakan kepala dan
mudah menggerakan mata 60”.
Maksimal sudut persepsi (paningan) tanpa gerakan kepala
kira-kira 110”, ini berarti pada bidang ini orang dapat menangkap hampir semua jalanya peristiwa “pada sudut
(pandangan) mata”. Melalui bidang dibuktikan keraguan,
karena mengabaikan “suatu” bidang pandang.
Putaran kepala dan putaran bahu secara penuh pada
sebuah bidang persepsi mungkin 360°.
Luas ruang penonton dapat dihasilkan ,bahwa penonton yang duduk disamping panggung arus melihat dari tempat yang tinggi secara cukup.
Tinggi tempat duduk (bertingkat) di ruang penonton, tinggi tempat duduk terletak pada garis pandangan. Konstruksi garis pandangan berlaku untuk semua tempat duduk du ruang penonton.
III.1.2.4 Besaran dan Persyaratan Ruang
Dalam menentukan besaran ruang yang digunakan dalam perencanaan maupun perancangan Perpustakaan di Kota Magelang ini digunakan beberapa standart literatur, tetapi ukuran standart tersebut
Gambar III. 12. Potongan Teater
3. AN : Analisa Pribadi
Dalam penentuan jumlah pembagian kapasitas ruang yang ada akan berdasarkan beberapa factor pembagian untuk ruang-ruang umum seperti lobby akan dilihat dari preseden tertentu sedangkan untuk ruang koleksi baca akan berdasarkan pada pembagian persentase sebagai berikut :
Tabel III 11 Besaran Ruang
NO Nama Kapasitas Kebutuhan & Luas Perabot Sirkulasi Total Luas
1 Lobby 20 Kebutuhan luas ruang gerak per
orang = 1,3 m2/ orang = 1,3 x 20 = 26 m2 Meja, Kursi Tunggu, Televisi, Komputer Absensi
200% 78 m2
2 Ruang Pendaftaran 15 Kebutuhan luas ruang gerak per orang = 1,3 m2/ orang = 1,3 x 5 = 6,5 m2 Meja, Kursi Tunggu, Televisi, Komputer, Lemari Arsip
200% 44,25 m2
Meja Data 1 unit 2 m2 Area pas foto 6,25 m2
3 Receptionist 4 Kebutuhan luas ruang gerak per orang = 1,3 m2/ orang = 1,3 x 5 = 6,5 m2 Meja, Kursi Tunggu, Televisi, Komputer, Lemari Arsip
200% 29,1 m2
Meja Data 1 unit 2 m2
Lemari Kabinet 1 unit 1,2 m2 4 Ruang loker 200 Rak Loker = 3 m x 1,6 m x 0,4 m =
1,92 m2
Rak Loker 300% 76,8 m2 1 rak loker = 20 locker
1,92 x 10 rak = 19,2 m2
5 Ruang baca umum 60 Kebutuhan luas meja dan kursi baca = 1 x 1,4 =1,4 m2
Meja baca, Kursi
Meja 10 unit
0,4 x 0,8 x 10 = 3,2 m2 Kursi 20 Unit
0,3 x 0,25 x 20 = 1,5 m2 Rak Mainan - 5 unit 0,4 x 1,5 x 5 = 3 m2 Seluncuran Spiral 4 x 3 x 2 m = 24 m2 7 Ruang Koleksi
Remaja/ Fiksi
40 Kebutuhan luas ruang per orang 1,3m2
Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga
300% 410m2 Luas = 1,3 x 40 = 52 m2
1 rak buku = 3 x 0,3 x 1,8 40 unit rak buku
Luas 40 x 3 x 0,3 m = 36 m2 Komputer 7 unit
8 Ruang Koleksi Dewasa
60 Kebutuhan luas ruang per orang 1,3m2
Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga
300% 514m2 Luas = 1,3 x 60 = 78 m2
1 rak buku = 3 x 0,3 x 1,8 50 unit rak buku
Luas 40 x 3 x 0,3 m = 36 m2 Komputer 7 unit
7 x 1,5 m2 = 10,5 m2 Meja Penjaga 1 unit 2 x 2 = 4m2
9 Ruang Koleksi Referensi
40 Kebutuhan luas ruang per orang 1,3m2
Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga
300% 410m2 Luas = 1,3 x 40 = 52 m2
1 rak buku = 3 x 0,3 x 1,8 40 unit rak buku
Luas 40 x 3 x 0,3 m = 36 m2 Komputer 7 unit
7 x 1,5 m2 = 10,5 m2 Meja Penjaga 1 unit 2 x 2 = 4m2
10 Ruang Koleksi Majalah dan Surat Kabar
40 Kebutuhan luas ruang per orang 1,3m2
Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga
300% 410m2 Luas = 1,3 x 40 = 52 m2
Meja penjaga 1 x 1,5 = 1,5 m2
Luas 1,5 x 20 = 30 m2 Meja Penjaga 1 unit 2 x 2 = 4m2
12 Ruang Theater 250 Kebutuhan luas ruang duduk per orang
Kursi 200% 555 m2
0,54 m2 / orang
Luas = 0,45 x 250 = 135 m2 Panggung Teater = 50 m2
13 Ruang Audio 2 Panel 1 x 2 = 2 m2 Panel Audio,
Kursi
100% 9.6 m2 Ruang Gerak Manusia = 2,6 m2
14 Ruang Seminar 20 Kebutuhan luas meja dan kursi Komputer
Meja, Kursi 200% 99m2 1 x 1,5 = 1,5 m2
Luas 1,5 x 21 = 31,5 m2 15 Ruang Baca
Elektronik (Ebook)
20 Kebutuhan luas meja dan kursi Komputer
Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga
Luas 1,5 x 20 = 30 m2 Meja Penjaga 1 unit 2 x 2 = 4m2
16 Ruang
Display/Pameran
40 Kebutuhan luas ruang gerak per orang = 1,3 m2/ orang = 1,3 x 40 = 52 m2
Barang Display/ Pameran
300% 216 m2
Kebutuhan Luas display 1 m2 24 barang display
Luas 20 x 1 m = 24 m2
17 Ruang Pimpinan 1 Meja Kerja 1 unit Meja, Kursi,
Televisi, Lemari Arsip, Set Sofa
300% 19.64 m2 1,45 x 1,56 x 1 = 2,262 m2
Sofa untuk tamu 2,4 m2 Lemari Arsip 1 unit 0,4 x 0,62 x 1 = 0,248
18 Ruang Tata Usaha 8 Meja Kerja 8 unit Televisi, Meja
Kerja, Lemari Arsip, Kursi,
200% 74,35 m2 1,45 x 1,56 x 8 = 18,096 m2
Lemari Arsip 4 unit
0,4 x 0,62 x 4 = 0,992 m2 19 Ruang Pengolahan
Bahan Pustaka
3 Meja Kerja 2 unit Televisi, Meja
Kerja, Lemari Arsip, Kursi,
300% 29,13 m2 1,45 x 1,56 x 3 = 6,786 m2
Lemari Arsip 2 unit
0,4 x 0,62 x 2 = 0,496 m2
20 Ruang Pembinaan 3 Meja Kerja 3 unit Televisi, Meja
Kerja, Lemari
Kursi, Meja Diskusi 0,4 x 0,62 x 1 = 0,248
Meja Presentasi 1 unit 1,45 x 1,56 x 1 = 2,262 m2 1,45 x 1,56 x 2 = 4,524 Lemari Arsip 10 unit 0,4 x 0,62 x 2 = 2,48 m2
22 Ruang Tamu 5 Sofa set isi (5) 1 unit = 2,4 m2 Televisi, Sofa
Set, Meja
300% 10,32 m2
23 Pantry 2 Pantry Set 1 unit Televisi, Pantry
Set, Lemari Pendingin, Dispenser, Meja Makan
300% 10,17 m2 0,6 x 2,2 x 1 = 1,32 m2
Lemari pendingin 1 unit
0,55 m x 0,55 x 1 = 0,3025 m2 Dispenser 1 unit
0,3 x 0,4 x 1 =0,12 m2
Meja Makan 2 orang 1 unit 1 x 0,8 x 1 unit = 0,8 m2
AN Lemari Perkakas
25 Ruang Trafo - Mesin trafo 1 unit Lemari
Perkakas
200% 22,5 m2
AN
26 Ruang Keamanan 4 Meja Kursi Kerja 1 unit Meja, Kursi, Set Komputer, Lemari Arsip
200% 7,4 m2
1 x 1,5 m x 1 unit = 1,5 m2
Lemari Arsip
0,4 x 0,62 x 1 = 0,248 m2
Meja Komputer CCTV 0,6 x 1,2 x 1 m = 0,72 m2
27 Ruang Pompa - Mesin Pompa 2 set Lemari
Perkakas
200% 22,5 m2
28 Ruang Panel Utama - Panel Set Lemari
Perkakas
200% 22,5 m2
AN
29 Toilet Pria 2 Ruang 10 Urinoir 5 unit Wastafel,
Kloset, Urinoir, Pengering Tangan, Kaca cermin
300% 97,6 m2 0,75 x 0,75 x 5 = 3,75
Kloset 5 unit 1,5 x 1 x 5 = 7,5 m Wastafel 3 unit
0,5 x 0,8 x 3 = 1,2 m2
30 Toilet Pria 2 Ruang 10 Kloset 5 unit Wastafel,
Kloset, Urinoir, Pengering
300% 98,4 m2
1,5 x 1 x 7 = 10,5 m Wastafel 3 unit
Lantai
33 Food Court 6 Stand 2 Pantry Set 1 unit Lemari
pendingin, Pantry, Meja, Kursi,
Dispenser, Pantry set.
300% 12 m2
0,6 x 2,2 x 1 = 1,32 m2 Lemari pendingin 1 unit
0,55 m x 0,55 x 1 = 0,3025 m2 Dispenser 1 unit
0,3 x 0,4 x 1 =0,12 m2 Meja Bayar 1 unit 0,6 x 1,5 = 0,9 m2 34 Area Makan Food
Court
40 Meja Makan 4 orang 10 unit Meja, Kursi 300% 240 m2
1 x 0,8 x 10 unit = 8 m2
Kebutuhan Luas Ruang Gerak per Orang
1,3 m2/orang = 1,3 m x 40 = 52
35 Musholla 20 Kebutuhan Ruang Sholat per orang Sajadah/Karpet, Lemari Mukena, Lemari Al
Quran
200% 33,48 m2 0,6 x 1,5 = 0,9 m2
Lemari Mukena 0,6 x 0,4 = 0,24 m2 Lemari Al quran 0,6 x 1 = 0,6 m2 Area Imam 1,5 x 2m = 3 m2 36 Tempat Wudhu Pria
dan Wanita
10 Tempat Wudhu 10 unit 200% 19,2 m2
1,2 x 0,8 x 10 = 9,6 m2
37 Ruang Koleksi Braile 20 Kebutuhan luas ruang per orang 1,3 m2
Meja, Kursi , Meja Penjaga, Rak Buku
300% 400 m2
1 rak buku = 3 x 0,3 x 1,8 ( 20 unit rak buku
Luas 20 x 3 x 0,3 = 18 m2
Meja Penjaga 1 unit = 4 m2
38 Ruang Servis 6 Meja Kerja 6 unit Meja Kerja,
lemari Arsip, Lemari
Perkakas,Kursi
300% 58,256 m2 1,45 x 1,56 x 6 = 13,572 m2
Lemari arsip 2 unit
0,4 x 0,62 x 2 = 0,496 m2 Lemari Perkakas 2 unit 0,4 x 0,62 x 2 = 0,496 m2
193 Pengelola (termasuk servis & penunjang)
Pengelola di bagi menjadi 2 shift jadi hanya terhitung setengah menjadi 97 orang
Asumsi Jumlah Kendaraan pelaku perpustakaan. • Mobil 20 %
• Motor 50 % • Bus 5 % • Sepeda 5%
• Kendaraan umum, pejalan kaki dan diantar 20 %
Perhitungan jumlah kendaraan Mobil (1 unit = 4 orang)
Pengguna mobil = 20% x 571 = 115 orang Jumlah mobil yang digunakan 115 : 4 = 29 unit
Motor (1 unit = 2 orang (type 1) dan 1 unit = 1 orang (type 2) perbandinga 50 :50)
Pengguna Motor = 50% x 571 = 267 orang
Jumlah motor type 1 yang dgunakan 136 : 2 = 143 unit Jumlah motor type 2 yang digunakan 136 unit
Bus (bus sedang berkapasitas 30 orang)
Pengguna bus = 5% x 571 = 28.85 orang dibulatakan 30 1 unit bus
Pengguna Sepeda 5% dari 533 yaitu 28.85 dibulatkan 29 unit
Perhitungan Kebutuhan luas lahan parkir Mobil
Parkir mobil per unit = 5 x 3m = 15 m2 Luas Parkir = 27 x 29 = 783 m2
Sirkulasi = 100 %
Luas total lahan parker mobil = 783 m2 + (783 x 100%) = 1566 m2
Dibagi dalam 3 shift karena tidak mungkin berbarengan menjadi 522 m2
Motor
Parkir motor per unit = 1 x 2m = 2 m2 Luas Parkir = 134 x 2 = 268 m2
Sirkulasi = 200 %
Luas total lahan parker motor = 268 m2 + (268 x 200%) = 804 m2
Dibagi dalam 3 shift karena tidak mungkin berbarengan menjadi 268 m2
Bus
Parkir bus per unit = 3,5 x 8m = 28 m2 Luas Parkir = 28 x 1 = 28 m2
Sirkulasi = 100 %
Luas total lahan parker bus = 28 m2 + (28 x 100%) = 56 m2
Total Kebutuhan Luas Parkir = 552 + 268 + 56 +116
= 992 m2
III.1.2.5 Perhitungan Luas Tapak
Total Luas bangunan = 4866,52 m2 Total Luas Area Parkir = 992 m2 KDB = 60%
RTH = 30% KLB = 1,2 GSB = 12,5 m
1. Luas lantai dasar = 3244,34 m2 (2/3 Luas Bangunan) 2. Luas lahan terbuka
= lahan parkir + Taman terbuka dan ruangan outdoor (1/3 Luas bangunan)
= 992 m2 + 1622 m2 = 2614 m2
3. Luas kebutuhan lahan
= 5858,34 m2
4. Luas Ruang Terbuka Hijau = 30% x luas lahan = 30% x 5858,34 m2 = 1757 m2
Ketentuan luas RTH berdasarkan RTRW (Rencana Tata Ruang Wiayah) Kota Magelang Tahun 2011 – 2031.
5. Luas kebutuhan lahan keseluruhan
= L. Lt dasar + L. Ruang Terbuka + RTH = 3244.34 m2 + 2614 m2 + 1757 m2 = 7615.34 m2
III.1.2.6 Pola Hubungan Ruang
Pola Hubungan Ruang Area Primer
Bagan III 4. Pola Hubungan Ruang Pokok
Pola Hubungan Ruang Area Sekunder
Pola Hubungan Ruang Area Pengelola
Bagan III 6 Pola Hubungan Ruang Area Sekunder
Tabel III 12 Pola Hubungan Ruang
Ruang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Lobby
2 Ruang Pendaftaran `
3 Receptionist
4 Ruang loker
5 Ruang baca umum
6 Ruang Koleksi Anak 7 Ruang Koleksi remaja/fiksi 8 Ruang Koleksi Dewasa 9 Ruang Koleksi Referensi 10 Ruang Koleksi Majalah dan Surat Kabar 11 Ruang/ Area Pertunjukan
12 Ruang Multimedia
13 Ruang Seminar
14 Ruang Baca Elektronik
15 Auditorium
16 Ruang Display/Pameran
17 Ruang Pimpinan
18 Ruang tata usaha
19 Ruang Pengolahan Bahan pustaka
20 Ruang Pembinaan
21 Ruang Rapat
22 Ruang Arsip
23 Ruang Tamu
24 Pantry
25 Ruang Genset
26 Ruang Trafo
27 Ruang Keamanan
28 Ruang Pompa
29 Ruang Panel
30 Toilet
31 Janitor
32 Gudang
33 Food Court
34 Musholla
35 Tempat Wudhu
meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan yang dimana ini akan meningkatkan citra pendidikan dikota ini. Citra bangunan haruslah mampu mempresentasikan citra kota Magelang yang merupakan tujuan rujukan pendidikan masyarakat provinsi jawa tengah. Penekanan pada tema desain arsitektur post modern adalah dengan menggunakan bentuk-bentuk yang menarik dengan prinsip anything goes sehingga diharapkan dapat bentuk-bentuk baru yang menarik untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke perpustakaan.
III.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan III.2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosure III.2.1.1 Studi Sistem Struktur
Bangunan Perpustakaan di kota Magelang merupakan bangunan yang direncanakan dapat menampung 474 pengunjung perharinya. Sebagai bangunan perpustakaan yang terus berkembang bangunan ini membutuhkan struktur yang bias digunakan jika ada pertumbuhan terhadap kebutuhan ruang nantinya.. Sistem struktur yang digunakan pada bangunan ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
3. Struktur Atas
Pemilihan struktur bangunan berdasarkan pertimbangan beberapa faktor yaitu beban bangunan, kondisi tanah (daya dukung tanah dan kestabilan tanah), kondisi iklim, dan kualitas bahan (kekuatan, ketahanan, dan maintenance), Kebutuhan ruang kedepan nya, serta juga mempertimbangkan perilaku dari pengguna bangunan.
1. Struktur Bawah
Struktur bahwa berfungsi untuk menyalurkan beban dari atas menuju ke tanah dengan baik. Di dalam penentuan struktur bawah dibawah memiliki 3 pertimbangan yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Beban hidup + beban struktur itu sendiri 2. Daya dukung tanah
3. Kondisi geografis wilayah, misal daerah yang sering terjadi gempa
PONDASI BATU KALI
berupa campuran adukan beton, jenis pondasi ini merupakan pondasi dangkal yang digunakan pada bangunan dengan beban tidak terlalu besar seperti rumah tinggal.
Pondasi jenis ini sangat baik karena jika batu kali tersebut ditanam di dalam tanah maka kualitasnya tidak berubah. Pondasi batu kali biasanya berbentuk trapesium dengan lebar bagian atasnya minimal 25 cm. Ukuran ini sengaja tidak disamakan dengan ukuran lebarnya dinding karena dikhawatirkan bisa mempengaruhi ketepatan dalam pemasangan pondasi. Ketidaktepatan dalam pemasangan pondasi akan merubah fungsi pondasi itu sendiri. Adapun ukuran lebar bagian bawah biasanya disesuaikan dengan berat beban di atasnya. Tetapi standar umum yang dipakai biasanya berkisar antara 70-80 cm.
Kelebihan 1. Pelaksanaan pondasi mudah 2. Waktu pengerjaan pondasi cepat
4. Pembuatan relative murah
(sumber: proyeksipil.com)
PONDASI FOOTPLATE
Pondasi ini dipilih karena selain bangunan perpustakaan tidak hanya memiliki ketinggian 1 lantai namun beberapa bangunan 2 lantai sehingga pondasi footplate setempat sangat cocok dan efektif untuk menanggung beban 2 lantai ini.
Pondasi ini berfungsi untuk menahan beban 2-4 lantai dimana memiliki 4 tahapan dalam proses pembuatan nya yaitu meliputi penggalian tanah, penulangan pondasi dan perkerjaan pengecoran. Pondasi ini juga sering disebut pula pondasi pelat setempat.
Pondasi ini diletakan pada kedalaman tanah tertentu dengan cara membuat lubang menggunakan alat bor tanah khusus. Setelah mencapai kedalaman tanah yang diinginkan kemudian dilakukan pemasangan
Kelebihan
1. Terhitung cukup murah dari segi biaya
2. Menggali tanah hanya baguian tertentu jadi lebih sedikit.
3. Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi footplate lebih handal daripada pondasi batu belah
2. Struktur Tengah
Struktur tengah merupakan struktur yang berada diantari struktur atas dan struktur bawah bangunan. Struktur ini memiliki fungsi sebagai penyalur beban dari struktur atas ke struktur bawah.
STRUKTUR RANGKA
Struktur rangka dipilih berdasarkan untuk kemudahan dalam penambahan ruang kedepanya karena struktur rangka memiliki kelebihan yang mudah untuk di fabrikasi sehingga sangat cocok untuk perkembangan ruang kedepanya
Struktur rangkat merupakan struktur yang sangat baik digunakan dalam system moduler untuk suatu bangunan tumbuh dikarenakan pengerjaan nya yang bias dilakukan dengan proses fabrikasi sehingga dapat dibuat secara cepat dan moduler serta baik untuk penambahan dikemudian hari.
2. Kekuatan dan kualitas dapat disesuakan melalui komposisi cor beton, diameter tulangan, dll
3. Sudah dikenal baik oleh pekerja konstruksi, sehingga mudah dikerjakan.
4. Resistensi terhadap api yang tinggi.
(sumber: doc.google)
3. Struktur Atas
Stuktur atas memiliki sebutan lain sebagai struktur penutup bangunan yang berfungsi untuk menghindari bangunan dari pengaruh perubahan cuaca dan iklim. Struktur ini harus mampu menahan beban nya sendiri serta mampu menahan beban angin hujan. Proses pemilihan
struktur bagian ini berdasarkan kebutuhan perencanaan perpustakaan kedepanya serta disesuaikan dengan tema desain yang akan dibuat
KUDA-KUDA BAJA KONVENSIONAL
Kuda-kuda baja ini dipilih berdasar kebutuhan ruang-ruang pada perpustakaan dengan bentang yang lebar seperti ruang theatre yang membutuhkan bentangan bebas yang lebar.
Kuda-kuda ini banyak dipergunakan pada bangunan dengan bentang atap yang lebar, misalnya gedung pertemuan, aula, atau pabrik. Berbeda dengan kuda-kuda baja ringan yang mempergunakan profil tipis, kuda-kuda baja konvensional ini mempergunakan baja profil yang cukup tebal. Cukup banyak jenis profil yang tersedia di pasaran, misal profil C, profil I, profil H, profil siku, atau bentuk lain seperti pipa dan persegi. Jarak di antara kuda-kuda bisa cukup jauh, yaitu antara 4-5m. Di atas kuda-kuda ini barulah dipasang usuk yang biasanya menggunakan kanal C yang mirip dengan profil baja ringan. di atas usuk biasanya langsung dipasang atap metal (spandeck) atau asbes. Bila ingin mempergunakan genteng bisa saja. Kanal C tersebut berfungsi sebagai gording, dan ditambahi lagi usuk dan reng dari kayu di atasnya.
Kelebihan 1. Waktu pengerjaan sangat cepat 2. Kekuatan Lebih terjamin.
(sumber : http://bowoprihatno.blogspot.co.id)
KUDA-KUDA KAYU
Kuda-kuda kayu dipilih berdasarkan untuk menambahkan kesan citra visual yang menarik karena kuda-kuda kayu tersebut akan diekspos kemudian akan diberikan sorotan lampu sehingga akan menimbulkan kesan estetis pada ruang-ruang yang membutuhkan ke estisan.
Kuda-kuda kayu merupakan jenis struktur atap yang termasuk kedalam system konstruksi tradisional yang memiliki fungsi khusus dalam nilai estetis yang tinggi. Selain itu pula memiliki system konstuksi yang baik untuk penyelasaian bangunan di daerah rawan gempa.
Kelebihan 1. Nilai estetis yang tinggi.
2. Kemampuan adapatasi terhadap kondisi di daerah tropis yang baik.
3. Mudah untuk dibongkar pasang.
Gambar III. 14 Kuda-Kuda Kayu
(sumber: http://galvalumponorogo.blogspot.co.id) III.2.1.2 Studi Sistem Enclosure
Pemilihan material guna mengedapankan jangka panjang agar mampu bertahan dalam kondisi yang ada serta sebisa mungkin memiliki biaya perawatan yang rendah. Beberapa alternatif material dapat digunakan yaitu :
Tabel III 13 Studi Sistem Enclousure
PENUTUP LANTAI 1. Lantai Keramik
Alternatif Penjelasan Material
Gambar III. 17 Keramik
(sumber:
desainrumahminimalis.com)
Keramik dipilih berdasarkan kebutuhan ruang-ruang yang tidak memerlukan estetis serta perawatan yang mudah dan bahan yang tergolong tidak mahal.
Material yang terbuat dari tanah liat yang dibakar kemudian dilapisi glazur. Keramik memiliki sifat konduktor terhadap panas dan dingin.
Kelebihan
1. Tahan Lama
2. Perawatan Mudah
3. Banyak pilihan bentuk
4. Barang mudah didapat Gambar III. 5 Kuda-Kuda Kayu
Gambar III. 18 Granit
(sumber:rumahminimalist-id.blogspot.co.id)
tahan terhadap tekanan beban hingga 500kg. Granit ini memiliki kepadatana 2,70 gram per cm³.
Kelebihan
1. Kuat menahan beban berat.
2. Tahan gores.
3. Daya serap air kecil.
3. Karpet
Alternatif Penjelasan Material
Gambar III.19 Karpet
(sumber:tukangkarpet.blogspot.co.id)
Karpet dipilih karena selain memberikan kesan yang lebih nyaman juga dapat beralih fungsi sebagai area duduk lesehan yang juga dapat meningkatkan jumlah daya tampung perpustakaan. Pelapis lantai berbahan dasar karpet memiliki sifat karet dan lentur. Dimana memiliki sifat yang baik dalam peredaman suara dan panas.
Kelebihan
1. Estetis
2. Mudah dibetuk
3. Memiliki kesan nyaman. 4. Tidak memiliki nat/celah Gambar III. 7 Granit
4. Lantai Kayu
Alternatif Penjelasan Material
Gambar III. 9 Lantai Kayu
(sumber:lenterahidup.net)
Lantai kayu parquet ini dipilih berdasarkan nilai estetis yang mampu memberikan kesan menarik pada pengunjung.
Kelebihan
Memiliki nilai estetis tinggi Memiliki kesan hangat dan
ramah
5. Tegel Klasik Motif
Alternatif Penjelasan Material
Gambar III. 10 Lantai Tegel Motif
(sumber: inaicta.web.id)
Tegel ini akan diletakkan pada pintu masuk utama perpustakaan sebagai penanda pintu masuk karena memiliki bentuk unik sehingga mampu memberikan penekanan secara estetis pada pintu masuk.Tegel terbuat dari campuran bahan semen dan pasir beton, dan diatasnya disiram aci supaya halus. Memiliki ketebalan higga 2,5 cm
Kelebihan
Bentuk yang estetis
Tidak memerlukan bahan khusus untuk pemasangan Memberikan kesan sejuk
terhadap ruangan
Memiliki pori-pori sehingga tidak mudah pecah jika panas.
Kekurangan
Mudah kusam, sehingga memerlukan perawatan khusus. Sifat permukaanya yang tidak
3. Kalsiboard
Alternatif Penjelasan Material
Gambar III.24 Kalsiboard
(sumber:
bahanbangunan2014.wordpress.com)
Penggunaan pada dinding pada ruang yang dimungkinkan untuk fungsi fleksibilitas karena mudah untuk dibongkar dan dipasang.Pentutup dinding non permanen yang terbuat dari pahan organik, semen, bahan peguat dan lem alami yang kemudian diproses secara autoclave atau juga disebut pengeringan dengan suhu yang tinggi.
Kelebihan
Mudah untuk dibongkar Harga cenderung murah
Lebih fleksibel.
Biaya pemasangan cenderung rendah.
Tahan terhadap suhu tinggi.
(sumber: sementigaroda.com)
dalam pemasangan serta bahan yang melimpah.Bata merah terbuat dari material tanah yang kemudian dicetak dan kemudian dibakar dengan suhu tinggi hingga kering dan berwarna kemerahan.
Kelebihan
Bahan banyak tersedia di pasaran
Tidak menyerap panas Harga murah
Semua orang bisa memasangnya
Gambar III. 11 Bata Merah
4. Dinding Kaca
Alternatif Penjelasan Material
Gambar III.26 Dinding Kaca
(sumber: inaicta.web.id)
Penggunaan pada dinding pada ruang yang dimungkinkan untuk fungsi fleksibilitas karena mudah untuk dibongkar dan dipasang serta untuk digunakan pada ruang-ruang yang memiliki luas ruang yang sempit sehigga terkesan lebih luasDinding pembatas yang digunakan untuk partisi baik pada interior maupun eksterior.
Kelebihan
Mudah perawatan. Memberi kesan luas Kesan yang modern.
Sebagai pencahayaan alami.
PENUTUP PLAFOND 1. Gypsumboard
Alternatif Penjelasan Material
Gambar III.27 Plafon Gypsumboard
(sumber: gypsummandiri.com)
Pemilihan plafond ini yang akan diterapkan pada hampir kesuluruhan ruang karna selain harga lebih murah ketimbang plafond lainya juga mudah untuk di dekoratif dan mudah untuk di dapatkan di pasaran.Plafond dengan jenis gypsum dan memiliki dimensi standart 1,22 m x 2,44 m
Kelebihan
Lebih murah. Lebih rapi.
Pengerjaan Cepat Perawatan yang mudah. Gambar III. 13 Dinding Kaca
Gambar III.28 Plafon PVC
(sumber: atapplafonpvc-plafonatappvc.blogspot.co.id)
mengkilat dan memiliki banyak macam variasi motif.
Kelebihan
Tahan rayap.
Pemasangan mudah. Kedap suara.
Tahan Air
3. Membran
Alternatif Penjelasan Material
Gambar III.30 Plafon Membran
(sumber:
plafonmembran.wixsite.com)
Plafond ini akan diletakkan pada area semi terbuka dan area entrance seperti lobby karena memiliki bentuk yang menarik sehingga memberikan kesan yang unik dan berbeda.Teknologi Plafon Membran (Stretch Ceiling) yang ditemukan pertama kali di Eropa 40 Tahun lalu. yang pada awalnya material ini sebagai tambahan perangkat interior dan penggunaan perbaikan plafon yang rusak.
Kelebihan
Ringan
Ramah lingkungan Tahan air
Hemat energi
Tidak mudah terbakar Mudah pemeliharaan Gambar III. 15 Plafond PVC
1. Membran
Alternatif Penjelasan Material
Gambar III.32 Membran
(sumber: trndamembran.co.id)
Digunakan untuk area panggung untuk memperlihatkan/ menekan kan perbedaan antara area sekitar agar memiliki sesuatu yang menonjol.Struktur Membran adalah stuktur yang menggunakan material membran, yang memikul beban dengan menggunakan tegangan tarik/tensile structure (Schodek, 1998)
Kelebihan
Pemeliharaan rendah
Bahan dapat ditembus sinar matahari
Daya tahan yang sangat baik Desain fleksibel dan berestetika
2. Genteng bitumen selulose
Alternatif Penjelasan Material
Gambar III.33 Bitumen Selulosa
(sumber: Indotrading.com)
Penutup ini dipilih untuk diaplikasikan pada ruang yang menghasilkan tingkat kebisingan yang tinggi saat fungsi berlangsung seperti ruang genset karena dapat meredam kebisingan Penutup atap yang terbuat dari bahan fiber selulosa, resin dan bitumen.
Kelebihan
Dapat meredam kebisingan dan mengurangi radiasi panas. Fleksibel dan mudah dibentuk. Ringan.
Gambar III. 17 Membran
Gambar III.34 Atap Skylight
(sumber: veluxusa.com)
Kelebihan
Sebagai masuknya cahaya alami.
Elemen estetis.
4. Genteng glazur
Alternatif Penjelasan Material
Gambar III.35 Genteng glazur
(sumber:
jualgentengbetonflatjakarta.blogspot.co.id)
Genteng ini akan diaplikasikan hampir di keseluruhan bidang atap karena memiliki kekuatan dan perawatan yang mudah.Genteng yang berbahan dasar tanah liat kemudian dibakar dengan suhu tinggi dan diberi lapisan glazur.
Kelebihan
Perawatan mudah. Warna tahan lama Kekuatan Superior Tahan segala cuaca Gambar III. 19 Atap Skylight
III.2.2 Studi Sistem Utilitas
III.2.2.1 Sistem Distribusi Air Bersih
Penyuplaian air bersih pada bangunan perpustakaan ini akan menggandalkan dari PDAM dan Air sumur artetis karena PDAM tidak selalu dapat diandalkan khususnya saat keadaan hujan.
Sumber air bersih dalam pemenuhan akan menggunakan sistem downfeed karena lebih hemat daya karena menggunakan gaya gravitasi dalam penyaluran air.Berikut Penjelasan Down-Feed sistem :
1. Down-Feed sistem
Sistem ini pertama-tama mengambil air dari PDAM maupun sumur bor kemudian ditampung kedalam ground tank. Setelah itu barulah dipompa menuju ke tangki yang berada diatas atau tempat yang tinggi. Setelah itu barulah disalurkan menuju ke tempat-tempat yang membutuhkan menggunakan gaya grafitasi
.
lingkungan dikarenakan tingkat pencemaran lingkungan semakin tinggi. Kota Magelang juga terkenal dengan kebersihan tentu ini juga menjadi salah satu upaya untuk menjaga konsistensi. Sistem pengaliran limbah cari pada bangunan ini akan menggunakan yaitu:
Sistem two pipe
Pada penggunaan sistem ini digunakan dua pipa pemisah dimana satu pipa digunakan untuk limbah dari kamar mandi, dapur, pantry, dll. Dan dikelompokan berdasar jenisnya. Seperti contoh air tinja dialirkan menggunakan soil pipe sedangkan air limbah mandi dsb menggunakan water pipe. Sedangkan limbah yang dapat diolah kembali diolah kembali menggunakan cara yang berbeda-beda diantaranya adalah :
Jaringan Limbah Cair (Grey Water)
Jaringan Air Hujan
Pada sistem ini limbah air hujan yang jatuh ke atap bangunan kemduian dikumpulkan melalui talang yang berujung pada ground tank khusus air hujan. Tanpa mengalami pengolahan air hujan ini dapat digunakan sebagai flush toilet. Sistem ini dipilih karena cocok diterapkan karena kondisi di indonesia terletak pada area dengan curah hujan yang tinggi.
Bagan III.28 Bagan pengolahan air hujan Grey
water
Bak Kontrol
Bak Pengumpul
Bio Filtration
Menyiram Tanaman
Saluran kota
Air hujan Talang Bak kontrol Ground tank
Flush Toilet
bio filtration dan sebelum kemudian dapat digunakan untuk menyiram tanaman yang ada pada kompleks bangunan. Sedangkan sisa air hasil pengolahan yang mengendap pada bio filtration langsung dibuang menuju saluran kota. Sistem ini akan sangat cocok jika diterapkan pada area food court bangunan yang diperkirakan akan menghasilkan limbah cair yang cukup banyak.
1. Bagan III.30 Bagan pengolahan black water Jaringan Air Hujan
Limbah air hujan yang jatuh ke atap bangunan dikumpulkan melalui talang yang berujung pada ground tank khusus air hujan. Kemudian akan dimanfaatkan, tanpa mengalami pengolahan air hujan ini dapat digunakan sebagai flush. Sistem ini dipilih karena cocok diterapkan karena kondisi di indonesia terletak pada area dengan curah hujan yang tinggi. Serta dalam upaya penghematan sumber daya.
III.2.2.3 Manajemen Sampah
Manajemen limbah sampah berguna untuk mengefektifkan sistem pembuangan sampah dimana dalam manajemen ini memiliki beberapa metode dalam pembuangan yaitu :
1. Pemisahan antara sampah organik dan anorganik
dan menanggulangi suatu kebakaran dimana sistem tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Penanggulangan pasif 1.1 Pintu Darurat
Layanan sirkulasi diluar bangunan harus lah dapat dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran berfungsi untuk jika terjadi keadaan darurat kendaraan penyelamat mampu mendekat untuk sedekat mungkin dengan tempat kebakaran tersebut sehingga akan memudahkan pengamanan pada bangunan yang ada. Merupakan pengamanan standart yang harus selalu ada di setiap gedung publik.
1.2 Sprinkler dan Smoke detector
Gambar III. 21
Sprinkle ini memiliki fungsi sebagai pemadam api sementara sebelum bantuan datang dengan cara memancarkan air atau busa didaerah sekitar diletakkan nya alat ini. Biasanya diletakaan di langit-langit dan memiliki koneksi dengan smoke detector. Pada bangunan ini dibutuhkan dan akan ditempatkan pada ruang-ruang tanpa buku untuk upaya pengamanan pertama
Gambar III. 22 Smoke Detector (sumber: archiexpo.com)
Smoke detector sebuah alat pencegahan dini kebakaran dengan cara mendeteksi asap yang ada diruangan yang kemudian akan mengkoneksikan dengan dengan sprinkle jika terjadi bahaya yang kemudian akan memedamkan api. Sedangkan sprinkle ini merupakan pengamanan wajib yang untuk upaya pencegahan dan penanganan pertama.
2. Penanggulangan aktif
Gambar III. 23 APAR (sumber: alatpemadamapi.xyz)
APAR merupakan alat pemadam api yang bersifat portable dan harus difungsikan secara manual oleh personal dengan mengarahkan alat tersebut kea rah api untuk memadamkanya. Alat ini memiliki bermacam tipe dari isian dimana biasanya diletakkan di area yang rawan akan potensi kebakaran yang tinggi seperti ruang servis. APAR ini digunakan untuk penanganan pertama pada kejadian kebakaran yang wajib ada pada setiap bangunan publik.
2.2 Hydrant
Hydrant merupakan alat support pemadam kebakaran yang berfungsi untuk menyalurkan bertekanan tinggi untuk kebutuhan pemadaman, pada bangunan publik diklasifikasikan menjadi 2 jenis berdasarkan pada perletakannya, yaitu:
Gambar III. 24 Hydrant Box (sumber: en.indotrading.com)
Hydrant box memiliki lokasi biasanya pada bangunan public dimana memiliki jarak antar hydrant adalah 35 meter. Persyaratan bangunan haurs memiliki luas ± 800 m2 untuk menghemat jumlah hydrant. Hydrant ini
dibutuhkan perpustakaan jika kebakaran tidak dapat ditangani secara skala kecil.
Hydrant pilar
III.2.2.5 Sistem Telekomununikasi
Sistem komunikasi pada bangunan perpustakaan merupakan hal wajib terutama karena perpustakaan ini menggunakan system hybrid sehingga kebutuhan koneksi terhadap dunia luar merupakan hal yang penting. Sistem telekomunikasi antar ruang dalam maupun luar bangunan di menggunakan fiber optik yang ditanam didalam tanah dengan menggunakan pipa. Pada penggunaan jaringan telekomunikasi akan dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
Sistem telekomunikasi internal
Sistem komunikasi internal berfungsi untuk alat komunikasi antar ruang agar memudahkan komunikasi baik pengunjung maupun pengelola dalam melakukan pelayanan seperti penggunaan internet, Server e-book, maupun komunikasi telefon.
Private Branch eXchange). Sedangkan untuk server computer menggunakan jaringan LAN agar terhubung antar masing-masing computer ruang kerja. Sistem kerja ini akan diterapkan untuk menghubungkan komputer-komputer pada perpustakaan untuk melayani masyarakat yang ingin membaca dengan sistem elektronik di dalam perpustakaan.
Sistem telekomunikasi eksternal
Sistem telekomunikasi eksternal digunakan untuk berselancar di dunia internet sehingga menggabungkan dunia luar info dari luar dengan sistem komunikasi pada perpustakaan. Perpustakaan juga akan menyediakan sistem online pembacaan guna memudahkan pembaca yang akan membaca dari rumah. Perpustakaan akan menjadi server untuk membaca buku secara online. Sistem ini akan dihubungkan dengan sistem fiber optic dan jaringan telefon.
III.2.2.6 Kelistrikan
Sistem penyediaan energy listrik haruslah dipertimbangkan dengan baik dimana jika terjadi gagal fungsi dalam pemenuhan kebutuhan maka fungsi utama dari bangunan dan pelayan terhadap pengunjung tidak dapat berfungsi secara maksimal dan baik. Sehingga selain perlunya system kelistrikan yang bersumber PLN juga umumnya disediakan genset cadangan yang berfungsi jika terjadi gagal fungsi dari pemenuhan yang bersumber dari PLN.
Tangga adalah alat penghubung bisa disebut juga untuk transportasi vertical manual. Tangga merupakan alat transporatasi yang wajib dimiliki karena fungsinya yang tidak menggantung hal lain untuk dapat digunakan. Tangga dipilih karena merupakan sistem sirkulasi paling umum yang tidak membutuhkan cara kerja khusus sehingga dapat digunakan untuk semua kalangan pengunjung.
Ramp
Ramp umumnya digunakan untuk mempermudah pengunjung difable maupun dalam pengangkutan barang dari level rendah ke level yang lebih tinggi. Adapun ketentuan standar kemiringan ramp untuk manusia yakni tidak boleh melebihi 1:12. Ramp dipilih untuk memfasilitasi pengguna difable sehingga memudahkan pengunjung perpustakaan, selain itu pula untuk memudahkan pemindahan barang serta pengunjung lanjut usia.
Elevator / lift
membutuhkan konsumsi daya listrik yang besar. Beradasarkan fungsi elevator/lift dibedakan menjadi 2, yaitu lift penumpang yang digunakan untuk mengangkut pengunjung dan pengelola, kemudian lift barang yang dipergunakan untuk loading/mengangkut barang pada area servis. Penggunaan lift juga salah satu respon untuk para difabel. Elevator ini digunakan untuk barang dan difable untuk memudahkan akses ke lantai atas.
III.2.2.8 Sistem Keamanan
Siste