• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALUR, LATAR, DAN SUDUT PANDANG DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SD KANISIUS KENTENG, KEMBANG, NANGGULAN, KULON PROGO, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ALUR, LATAR, DAN SUDUT PANDANG DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SD KANISIUS KENTENG, KEMBANG, NANGGULAN, KULON PROGO, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi P"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

ALUR, LATAR, DAN SUDUT PANDANG DALAM

KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SD KANISIUS KENTENG,

KEMBANG, NANGGULAN, KULON PROGO, YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2006/2007

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Oleh:

Aggata Eka Prihastuti

031224051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN

Karya kecilku ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Bapak dan Ibuku Tercinta atas segala cinta, kasih sayang, doa

restu yang tak pernah putus, dukungan serta batuan materiil.

Adik-adikku Dwi dan Krisna yang

telah memberikan dorongan bagi

penulis.

Saudara- saudaraku yang telah

memberi motivasi.

Seseorang yang selalu ada di hatiku, my lovely Mas W-one

(Kelik

).

(5)

MOTO

Pengalaman Mengajarkan Kita Belajar Dari Kesalahan Kita

Tidak ada Dusta Dalam Cinta Bila Atas Nama Cinta

Kita Masih Berbohong Dan Tidak Jujur, Maka Sebenarnya

Cinta Kita Masih Berada Di Anak Tangga.

(Khalil Gibran: Risahlah Cinta)

Janganlah Kamu Takut Akan Hari Esok Karena Hari Esok

Mempunyai Kesalahan Sendiri. Kesalahan Sehari Cukuplah Untuk

Sehari.

(Matius 6: 34)

(6)
(7)

ABSTRAK

Prihastuti, Aggata Eka. 2007. Alur, Latar, dan Sudut Pandang dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi S-1. FKIP PBSID.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan narasi siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007. Tujuan Penelitian ini adalah mendeskripsikan alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan narasi siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Seluruh karangan siswa yang digunakan sebagai data dikumpulkan, di klasifikasi dan selanjutnya dianalisis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes mengarang. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengumpulkan data antara lain (1) membaca karangan narasi siswa, (2) meneliti karangan siswa sesuai dengan kriteria-kriteria yang ada dalam kajian teori, (3) menganalisis alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan narasi siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) alur yang banyak digunakan oleh siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 adalah alur maju, alur tertutup, dan alur erat, (2) latar yang banyak digunakan adalah latar tempat dan latar waktu, (3) sudut pandang yang banyak digunakan adalah sudut pandang persona pertama “aku” tokoh utama.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: (1) guru diharapkan lebih banyak memberikan siswa latihan menulis terutama dalam mengarang narasi yang dapat memunculkan model alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan mereka, selain itu guru dapat mengajarkan siswa mengenai unsur-unsur intrinsik dalam karangan narasi, (2) peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sejenis diharapkan dapat mengembangkan dan menambah hal-hal yang belum sempat diteliti. Hal-hal tersebut adalah penokohan atau tokoh dan tema dalam karangan narasi siswa, unsur-unsur intrinsik dalam karangan narasi siswa, dan sebagainya.

(8)

ABSTRACT

Prihastuti, AggataEka. 2007. Plots, Settings, and Point of views in Students Narrative Composition of Grade V SD Kanisius Kenteng, Kembang,

Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta of 2006/2007. S- 1Thesis. FKIP PBSID.

Yogyakarta: Sanata Dharma University.

This study attempted to find out the plots, settings, and point of views in students narrative compositions of grade V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta of 2006/2007. The research objective were describing the plots, the settings, and the point of views in students narrative compositions of grade V SD Kanisius.

The method implemented in the study was a qualitative descriptive research. The data gathering technique employed in this study was composing test. The entire students compositions employed as data were compiled, classified, and then analysed. The steps conducted in gathering the data were: firstly reading the students narrative compositions, secondly examining carefully the compositions in accordance with the existing criteria in the theoretical study, and finally analysing the plots, settings, and point of views in students narrative compositions.

Findings of this study could be formulated as follows, firstly most of the students employed chronological plot. Second, the students mostly employed place and time settings. Finally, the students mostly employed the first person central point of views.

Based on the findings of this study, the researcher proposed some recommendations. First, the students need more exercises to write, particularly in composing narrative that make use of various plots, settings, and point of views. More over, the students need to have more exercises related to intrinsic elements of narrative compositions. Second, other researchers that will conduct similar kind of study may develop and add items that are not investigated yet. Those items are character, themes, and intrinsic elements and so on.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas Rahmat Tuhan yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Model Alur, Latar, dan

Sudut Pandang dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Kanisius Kenteng,

Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. J. Karmin, M.Pd. ,selaku dosen pembimbing pertama yang dengan sabar dan rela membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas bimbingan, dukungan, saran, dan nasehatnya.

2. Bapak Dr. B Widharyanto, M.Pd. ,selaku dosen pembimbing kedua yang dengan sabar dan rela membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas bimbingan, dukungan, saran, dan nasehatnya.

3. Romo Drs. J. Prapta Diharja S.J, M. Hum, selaku Kaprodi PBSID.

4. Fx. Sudadi, selaku staf sekretariat PBSID yang penuh kesabaran dan memberikan kemudahan dalam administrasi.

5. Seluruh dosen PBSID yang telah mendidik dan membimbing penulis selama penulis menuntut ilmu di PBSID Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Bapak Ig. Kasiyo, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta.

(10)

7. Ibu Fm. Endang Siti Suwartiningsih selaku Guru Bahasa Indonesia SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam pelaksanaan pengumpulan data.

8. Siswa-siswi kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta yang telah bersedia membantu dalam penelitian.

9. Bapak dan ibuku yang tak pernah lelah mendoakan dan selalu memberi semangat.

10. Adikku tersayang, Heribertus Ari Dwi Setiawan dan Andrianus Krisna Tri Prasetya, atas doa dan dukungannya.

11. Buat Mas Kurniawan Setyadi, atas kasih sayang dan dorongan, serta nasehatnya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

12. Seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2003, khususnya kelas B Dian, Ratna, Marta, Dion, Didim, Dewi S, Nur, Heni, Hari, Theo, Gati, Dewi Y, Aryanto, Arin, Oncy, Yeni, Hana, Murni, Bany, Antok, Koten, Yulius, Haryanto, Agung, Suster Ignas, Eva, Hendri, Leli, Padmi, Avi, Ike, yang telah memberikan kenangan indah dan pengalaman berharga.

13. Buat teman- teman KKN Rondang, Tika, Daud, Ari, Olivia, Sisca, Dewi, Suster Marta, dan suster Chris, Shinta atas persahabatan kita.

14. Teman-teman PPL di SMA Bina Harapan Sinduharjo Sleman Tami, Sri, Nur, Hari, Bintang, Rere, Lusi, Leli, Datu, Candra, Kiki, Triana, Boni, Eka, Anton, Dwi, Irawan, Windi, Widi, Yose atas kebersamaannya.

15. Semua pihak yang telah mendukung, mendoakan, dan menemaniku dalam menyelesaikan skripsi ini.

(11)

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 7 September 2007

Penulis

Aggata Eka Prihastuti

(12)

DAFTAR ISI

BAB II LANDASAN TEORI... 8

2.1 Tinjauan Terhadap Penelitian Terdahulu ... 8

2.2 Kerangka Teori ... 9

2.2.1 Keterampilan Menulis ... 9

2.2.2 Karangan Narasi ... 12

1. Alur ... 15

2. Latar ... 20

3. Sudut Pandang ... 22

2.3 Pembelajaran Narasi Berdasarkan KTSP ... 23

(13)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 26

3.1 Jenis Penelitian... 26

3.2 Data dan Sumber Data ... 26

3.2.1 Data …... .... ...26

3.2.2 Sumber Data ... 27

3.3 Instrumen Penelitian ... 27

3.4 Prosedur Penelitian ... 28

3.5 Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 30

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 31

BAB V PENUTUP ... 41

5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Implikasi ... 41

5.3 Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA... 44 BIOGRAFI

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 47

2. Surat Keterangan Penelitian ... 48

3. Daftar Siswa Kelas V SD Kanisius Kenteng ... 49

4. Lembar Soal ... 50

5. Hasil Karangan Narasi Siswa ... 51

6. Hasil Analisis Alur, Latar, dan Sudut Pandang ... 61

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Kemampuan Menulis Dalam KTSP Kelas V Semester 1... 22

2 Kemampuan Menulis Dalam KTSP Kelas V Semester 2 ... 23

3 Analisis Alur dalam Karangan Narasi ... 30

4 Analisis Latar dan Sudut Pandang dalam Karangan Narasi Siswa ... 31

5 Hasil Analisis Alur dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Kanisius ... 32

6 Hasil Analisis Latar dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Kanisius ... 34

7 Hasil Analisis Sudut Pandang dalam Karangan Narasi Siswa ... 39

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, ide, semangat, keyakinan suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan perasaan dengan alat bahasa (Sumardjo, 1986: 3).

Untuk memahami karya sastra dapat dilakukan dengan memahami unsur- unsur yang terdapat dalam karya sastra tersebut. Adapun untuk mengerti itu semua, hendaknya mengerti unsur-unsur yang ada dalam karya sastra, baik unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang ada dalam karya sastra, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur di luar karya sastra yang dapat membantu dalam memahami karya sastra.

Persoalan yang diteliti dalam hal ini adalah unsur-unsur intrinsik dalam karangan narasi siswa kelas V SD. Unsur-unsur itu adalah alur, latar, dan sudut pandang. Karena ketiga komponen tersebut mempunyai peranan penting. Tema tidak diteliti karena sudah ditentukan oleh peneliti. Kemudian tokoh juga tidak karena tokoh biasanya menceritakan dirinya sendiri.

(17)

sekolah-sekolah keterampilan menulis perlu diberikan secara maksimal oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, mengingat pelajaran menulis bukan satu-satunya pokok bahasan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Keterampilan menulis sudah dimulai sejak pendidikan sekolah dasar. Keterampilan menulis harus sudah dikuasai dalam berbagai bentuk karangan Bentuk karangan atau tulisan yang harus sudah dikuasai antara lain karangan deskripsi, eksposisi, narasi, dan argumentasi.

Menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, siswa harus secara teratur memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktek yang teratur (Tarigan, 1984: 224). Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kemampuan menyimak, berbicara dan membaca.

Penelitian ini memilih siswa kelas V SD dengan alasan (1) siswa kelas V sudah mulai diperkenalkan dengan menulis narasi meskipun dalam taraf yang masih sederhana, juga sudah memperoleh pelajaran, mengarang, yaitu narasi, deskripsi, argumentasi, eksposisi, dan persuasi, (2) dalam KTSP yang mengatakan bahwa ada kompetensi dasar mengenai pelajaran menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.

(18)

penelitian tempatnya dekat dengan peneliti, peneliti juga pernah sekolah di sekolah itu, (3) belum ada penelitian mengenai alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan narasi siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang, dapat disusun rumusan masalah utama sebagai berikut.

1. Alur apa yang digunakan oleh siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 dalam karangan narasi?

2. Latar apa yang digunakan oleh siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 dalam karangan narasi?

(19)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan alur dalam karangan narasi siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

2. Mendeskripsikan latar dalam karangan narasi siswa kelas V Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

3. Mendeskripsikan sudut pandang dalam karangan narasi siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak, antara lain sekolah, guru mata pelajaran, dan peneliti yang lain.

1. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan narasi siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007. Selain itu dapat membantu memberikan gambaran nyata mengenai model alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan narasi.

2. Bagi guru mata pelajaran

(20)

dalam mengarang narasi. Selain itu dapat memberikan informasi mengenai alur, latar, dan sudut pandang tentang unsur-unsur karya sastra.

3. Bagi peneliti yang lain

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan kepada peneliti lain atau menambah informasi dan referensi penelitian selanjutnya dan dapat dikembangkan peneliti lain yang berkaitan dengan alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan narasi. Penelitian ini diharapkan juga dapat untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai model alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan narasi siswa.

1.5 Variabel Penelitian

Variabel adalah permasalahan pokok yang akan diteliti (Arikunto, 1986: 91). Variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan narasi siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

1.6 Batasan Istilah

Istilah-istilah yang perlu diberi batasan pengertiannya adalah keterampilan menulis, karangan narasi, alur, latar, dan sudut pandang. Secara terpisah dapat diartikan sebagai berikut.

1. Keterampilan Menulis

(21)

dalam menulis karangan adalah adanya logika berpikir dan banyak membaca (Widyamartaya, 1970: 8).

2. Karangan Narasi

Karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 1989: 36). Karangan narasi merupakan bentuk pengungkapan yang menyampaikan sesuatu peristiwa atau pengalaman dalam rangka urutan waktu kepada pembaca dengan maksud untuk meninggalkan kesan tentang pembahasan atau gerak sesuatu dari pangkal awal sampai titik akhir (Gie, 1992: 4).

3. Alur

Alur adalah rangkaian pola tindak-tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi tersebut, yang memulihkan situasi ke dalam situasi yang seimbang dan harmonis (Keraf, 1989:148). Alur atau plot mengandung unsur jalan cerita atau peristiwa demi peristiwa yang susul menyusul (Nurgiyantoro, 2005: 111).

4. Latar

(22)

5. Sudut padang

Sudut pandang adalah bagaimana fungsi pengisah dalam sebuah narasi (Keraf, 1989: 191). Sudut pandang disebut juga strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya (Nurgiyantoro, 2005: 248).

1.7 Sistematika Penyajian

Proposal penelitian ini terdiri dari tiga bab. Bab I berisi pendahuluan yang menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian variabel penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian.

Bab II berisi landasan teori. Landasan teori ini menguraikan tentang penelitian-penelitian sejenis atau gagasan-gagasan terdahulu dan teori yang relevan, kerangka teori yang meliputi keterampilan menulis, karangan narasi, dan pembelajaran narasi dalam KTSP. Sedangkan bab III berisi metodologi penelitian yang menguraikan jenis penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Terhadap Penelitian Terdahulu

Terdapat dua penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian yang satu oleh Wijiastuti (2004) dan yang lain oleh Dewi (2004). Keduanya akan diuraikan satu persatu sebagai berikut.

Wijiastuti (2004) meneliti struktur cerpen dan implementasinya sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA. Dari penelitian ini diketahui bahwa cerpen tersebut tokohnya terdiri dari tokoh protagonis dan tokoh bawahan. Alur dalamcerpen “Dua Tengkorak Kepala” diawali dengan paparan, rangsangan, gawatan, di tengah, yaitu tikaian, rumitan, klimaks, dan yang terakhir leraian dan selesaian. Berdasrkan kriteria urutan waktu terjadinya peristiwa termasuk dalam jenis alur cerita sorot balik dan maju. Tema yang digunakan adalah kekuasaan penguasa kepada rakyat kecil dari dua masa yang berbeda tanpa melakukan perlawanan dan menuntut keadilan. Latar yang digunakan adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

(24)

analisis tema diperoleh kesimpulan penolakan seorang wanita terhadap laki-laki. Dalam hal ini wanita tidak menerima perbedaan antara kaum wanita dengan kaum laki-laki.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu tentang tema, tokoh, alur,dan latar. Penelitian terdahulu yang diteliti adalah karya sastra, yaitu cerpen. Sedangkan dalam penelitian ini yang dianalisis adalah karangan narasi siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007. Penelitian tentang alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan narasi siswa kelas V SD belum pernah dilakukan. Maka penelitian ini masih relevan untuk diteliti. Mengingat hal itu, penulis ingin mengetahui alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan narasi, khususnya siswa kelas V di SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

2.2 Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini meliputi keterampilan menulis, karangan narasi, alur, latar, dan sudut pandang. Berikut diuraikan satu per satu di bawah ini.

2.2.1 Keterampilan Menulis

(25)

karangan yang dipilih, ketepatan ejaan dan tanda baca. Hal itu dapat dikuasai melalui latihan yang banyak.

Keterampilan menulis bukan merupakan keterampilan yang mudah untuk dilaksanakan bagi setiap orang. Keterampilan tersebut membutuhkan daya kreatif seorang penulis. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menulis suatu karangan, antara lain adalah logika berpikir dan banyak membaca (Widyamartaya, 1970: 8).

Kegiatan menulis adalah suatu kegiatan yang sadar dan terarah, mempunyai mekanisme yang perlu diperhatikan agar karangan atau tulisan kita berhasil baik. Mekanisme ini meliputi kegiatan-kegiatan pada tahap penegasan ide dan kegiatan-kegiatan pada tahap penulisan karangan, mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca.

2.2.2 Karangan Narasi

(26)

A. Macam-macam Narasi

Berdasarkan tujuannya narasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris bertujuan untuk mengungkapkan pikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sedangkan narasi sugestif bertujuan untuk memberikan makna atas peristiwa atau kejadian itu sebagai suatu pengalaman (Keraf, 1989: 135-136).

Kedua macam narasi tersebut memiliki perbedaan pokok yang sangat penting, yaitu sebagai berikut.

Narasi Ekspositoris Narasi Sugestif

1. Memperluas pengetahuan.

2. Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian.

1. Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat.

2. Menimbulkan daya khayal.

3. Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dilanggar.

4. Bahasanya lebih condong ke bahasa figurative dengan menitikberatkan penggunaan kata-kata konotatif (Keraf, 1989: 138 – 139)

Penelitian yang akan dibahas ini merupakan bentuk narasi yang bersifat ekspositoris, yang berupa cerita yang mengisahkan suatu kejadian. Hasil penelitian berupa karangan narasi siswa. Siswa menceritakan pengalamannya sendiri, sesuai dengan apa yang dialaminya.. Bahasa yang digunakan bersifat informatif.

B. Perbedaan Karangan Narasi dengan Bentuk Karangan yang Lain

(27)

penulis bertujuan untuk meyakinkan pembaca dan mengubah pendapat orang lain. Karangan eksposisi, penulis memberitahukan, sedangkan karangan deskripsi tujuannya hampir sama dengan narasi. Bahkan keduanya itu digolongkan dalam satu kelompok, yaitu bertujuan menyajikan pengalaman. Perbedaan kedua karangan itu adalah dalam karangan deskripsi lebih bersifat informatif, pembaca diajak menikmati apa yang telah dinikmati (meniru kesan) penulis, susunan peristiwa tidak menjadi pertimbangan utama, yang penting pesan yang disampaikan kepada pembaca. Sedangkan karangan narasi biasanya disampaikan secara berdasarkan urutan waktu dan terdapat plot atau rangkaian cerita.

C. Struktur Narasi

Unsur-unsur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang membentuknya tema, penokohan, latar dan sudut pandang, akan tetapi dapat juga dianalisis berdasarkan alur (plot) narasi (Keraf, 1989: 145). Setiap narasi memiliki plot atau alur yang didasarkan pada kesambung-sinambungan peristiwa-peristiwa dalam narasi itu dalam hubungan sebab akibat.

(28)

D. Unsur-unsur Karangan Narasi

1. Alur

Alur atau plot merupakan unsur fiksi yang penting. Di dalam sebuah cerita rekaan berbagai peristiwa disajikan dengan urutan tertentu. Peristiwa yang diurutkan itu membangun tulang punggung cerita, yaitu alur. Alur adalah rangkaian pola tindak tanduk yang berusaha memecahkan masalah yang terdapat dalam narasi tersebut, yang berusaha memulihkan situasi narasi ke dalam suatu situasi yang seimbang dan harmonis. Dengan demikian alur mengatur tindakan-tindakan yang harus bertalian satu sama lain, bagaimana suatu insiden mempunyai hubungan dengan insiden lain, bagaimana tokoh-toko harus digambarkan dan berperan dalam tindakan-tindakan itu, dan bagaimana situasi dan peran karakter (Keraf, 1989: 148).

Struktur narasi dapat dianalisis berdasarkan alur (plot) narasi setiap narasi memiliki sebuah plot yang didasarkan pada kesinambungan peristiwa-peristiwa dalam narasi, ada hubungan sebab akibat, ada yang mengawali narasi, ada yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari situasi awal, dan yang mengakhiri narasi tersebut. Alurlah yang menandai kapan sebuah cerita itu mulai dan kapan berakhir (Keraf, 1989: 145).

(29)

Bagian dari alur adalah (1) pendahuluan, (2) perkembangan, dan (3) penutup. Bagian pendahuluan menyajikan situasi dasar yang memungkinkan pembaca memahami adegan-adegan selanjutnya. Oleh karena itu, penulis harus menulis pendahuluan dengan sungguh-sungguh. Bagian pendahuluan tidak perlu terdiri dari materi-materi penjelas atau yang bersifat deskriptif atau bentuk ikhtisar yang tidak menarik mengenai situasi awal dari sebuah cerita. Bagian pendahuluan dapat berupa suatu kejadian yang aktual terjadi. Bagian perkembangan mencakup adegan-adegan yang berusaha meningkatkan ketegangan atau menggawatkan dari situasi asli. Bagian penutup merupakan titik di mana perbuatan dan tindak-tanduk dalam seluruh narasi memperoleh makna yang lebih bulat dan penuh. Bagian penutup merupakan titik di mana para pembaca tertarik untuk melihat seluruh kisah (Keraf, 1989: 150 – 155).

Sebuah plot haruslah terdiri dari (1) tahap awal (beginning), (2) tahap tengah (middle),

dan (3) tahap akhir (end). Tahap awal sebuah cerita biasanya berisi sejumlah informasi penting

berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan tahap-tahap berikutnya. Ia misalnya, berupa penunjukan dan pengenalan latar, seperti nama tempat, suasana alam, waktu kejadian (misalnya ada kaitannya dengan waktu sejarah, dan lain-lain, yang ada pada garis besar berupa deskripsi setting). Tahap awal juga digunakan untuk pengenalan tokoh-tokoh cerita, mungkin

berujud deskripsi fisik, bahkan mungkin juga telah disinggung (walau secara implisit) perwatakannya. Fungsi pokok tahap awal sebuah cerita adalah untuk memberikan informasi dan penjelasan seperlunya khususnya berkaitan dengan pelataran dan penokohan (Nurgiyantoro, 2005:142 – 143).

(30)

telah mencapai titik intensitas tertinggi. Pada tahap tengah cerita disajikan, tokoh-tokoh memainkan peran, peristiwa penting fungsional dikisahkan, konflik berkembang semakin meruncing, menegangkan dan mencapai klimaks, pada umumnya tema pokok, makna pokok cerita diungkapkan.

Tahap akhir sebuah cerita disebut juga tahap peleraian, menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks. Jadi, bagian ini antara lain berisi bagaimana kesudahan cerita, menyarankan pada hal bagaimanakah akhir cerita. Hal ini berkaitan dengan “nasib” tokoh-tokoh (Nurgiyantoro, 2005: 145 – 146).

Menurut Keraf (1989: 148), alur merupakan rangkaian pola tindak-tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi tersebut, yang berusaha memulihkan situasi narasi yang seimbang dan harmonis. Dengan demikian, alur mengatur tindakan-tindakan itu, dan bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan berperan dalam tindakan-tindakan itu, dan bagaimana situasi dan perasaan karakter (tokoh yang terlibat dalam suatu kesatuan waktu).

Dari semua pendapat mengenai batasan alur tersebut mempunyai kemiripan yang mengacu pada suatu pengertian bahwa alur adalah susunan peristiwa dalam suatu cerita atau karya sastra sehingga peristiwa-peristiwa tersebut terjalin dalam hubungan sebab akibat. Alur sangat berperan penting dalam suatu cerita, karena alur memberikan kemudahan bagi pembaca untuk mengikuti jalannya suatu peristiwa dalam cerita. Jadi fungsi alur sangatlah penting karena alur pengungkapan buah pikiran seseorang dalam menghasilkan karya sastra, sehingga alur cerita akan tercipta.

(31)

Alur mundur, tak kronologis, sorot balik, regresif atau flash back menampilkan peristiwa dari

tahap akhir atau tengah kemudian awal. Alur progresif digambarkan secara gars besar sebagai berikut.

A B C D E

Simbol A melambangkan tahap awal cerita, B-C-D melambangkan kejadian-kejadian berikutnya, tahap tengah, merupakan inti cerita, dan E merupakan tahap penyelesaian cerita. Oleh karena itu, kejadian-kejadian yang secara istilah sesuai dengan urutan waktu, plot yang demikian disebut plot maju, progresif. Plot progresif biasanya menunjukkan kesederhanaan cara penceritaan, tidak berbelit-belit, dan tidak mudah diikuti (Nurgiyantoro, 2005: 154).

Berdasarkan pengakhirannya alur dapat dibagi dua, yaitu alur tertutup dan alur terbuka. Alur tertutup menyajikan cerita yang berakhir dengan kepastian jelas. Alur terbuka kisahnya diakhiri dengan ketidakpastian, tidak jelas, serba mungkin, dan pengakhirannya ditujukan kepada penonton (Hariyanto, 2000: 39).

Berdasarkan hubungan antarperistiwa terdapat alur erat dan alur longgar. Alur erat disebut juga alur ketat atau alur padat. Dalam alur tersebut setiap bagian terasa penting dan sangat menentukan. Dalam alur longgar hubungan antar peristiwanya longgar, tersaji secara lambat, diselingi oleh berbagai peristiwa tambahan (Hariyanto, 2000: 39).

Alur biasanya terdiri dari tahap awal, tengah, dan akhir. Tahap awal terdiri dari

(1) paparan (exposition), (2) rangsangan (inciting moment), dan (3) gawatan (rising action).

Tahap tengah terdiri dari tikaian (conflict) dan rumitan (complication). Tahap akhir terdiri dari

(32)

Berikut akan digambarkan struktur umum alur tersebut.

Awal 1. paparan (exposition)

2. rangsangan (inciting moment)

3. gawatan (rising action)

Tengah 4. tikaian (conflict)

5. rumitan (complication)

6. klimaks (climaxs)

Akhir 7. leraian (falling action)

8. selesaikan (denoument)

Untuk lebih jelasnya mengenai struktur alur di atas, akan diuraikan sebagai berikut. Paparan adalah penyampaian informasi awal kepada pembaca. Paparan merupakan fungsi utama awal suatu cerita. Di sini pengarang memberikan keterangan sekedarnya untuk memudahkan pembaca mengikuti cerita selanjutnya. Situasi yang digambarkan pada awal cerita harus membuka kemungkinan cerita untuk berkembang (Sudjiman, 1988: 32).

Rangsangan sering ditimbulkan oleh masuknya seorang tokoh baru yang berperan sebagai katalisator (Sudjiman, 1988: 39). Tidak ada patokan yang jelas seberapa panjang paparan, kapan harus disusul oleh rangsangan, dan berapa lama sampai pada gawatan (Sudjiman, 1988: 35).

(33)

Bagian struktur alur setelah klimaks meliputi, leraian perkembangan peristiwa ke arah selesaian. Selesaian yang dimaksud di sini bukanlah penyelesaian masalah yang dihadapi tokoh cerita, tetapi bagian akhir atau penutup (Sudjiman, 1988: 32-39).

Terdapat empat fungsi alur. Keempat alur itu akan diuraikan satu per satu sebagai berikut.

a. Mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain. b. Bagaimana suatu insiden mempunyai hubungan dengan insiden lain.

c. Bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan berperan dalam tindakan-tindakan itu. d. Bagaimana situasi dan perasaan tokoh yang terlibat dalam tindakan itu terkait dalam suatu

kesatuan waktu (Keraf, 1989: 147 – 148).

2. Latar

Latar atau setting menjelaskan tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Nurgiyantoro, 2005: 215). Menurut Waluyo (1994: 198) setting adalah keseluruhan lingkungan cerita yang meliputi adat istiadat,

pandangan hidup tokoh. Setting memiliki fungsi memperkuat pematutan dan faktor penentu bagi kekuatan plot.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latar sangat penting dalam suatu cerita, di dalam suatu cerita harus ada latarnya untuk mengetahui tempat, waktu ataupun lingkungan terjadinya suatu peristiwa. Jadi latar merupakan suatu tumpuan yang mengarah pada tempat, hubungan waktu, dan keadaan sosial terjadinya suatu peristiwa.

(34)

1. Latar Tempat

Latar tempat menyarankan lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Tempat-tempat bernama adalah tempat yang dijumpai dalam dunia nyata. Sedangkan tempat berinisial berupa huruf awal (kapital) nama suatu tempat (Nurgiyantoro, 2005: 227).

Latar tempat dapat memberikan gambaran bagi pembaca tentang sifat letak suatu tempat, keadaan geografis setempat yang mencirikannya, yang menunjukkan adanya perbedaan dengan tempat-tempat lain. Oleh karena itu, sebuah cerita menjadi kuat kalau latarnya tidak gegabah dipilih oleh pengarangnya (Sumardjo, 1986: 60). Suatu cerita yang mengangkat unsur sejarah menyebabkan waktu yang diceritakan menjadi bersifat khas, tidak dapat diganti dengan waktu yang lain. Adanya persamaan kesejalanan waktu menyebabkan seolah-olah cerita itu sungguh-sungguh terjadi.

2. Latar Waktu

Latar waktu selalu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah kapan tersebut biasanya berhubungan dengan waktu dan faktual serta ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah (Nurgiyantoro, 2005: 230). Latar waktu adalah faktor yang sangat menentukan, karena pembaca berusaha memahami dan menikmati suatu cerita berdasarkan acuan waktu yang diketahui dari karya tersebut.

3. Latar Sosial

(35)

dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain yang tergolong latar spiritual (Nurgiyantoro, 2005: 233).

3. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah bagaimana fungsi seorang pengisah (narrator) dalam sebuah

narasi, apakah ia mengambil bagian secara langsung dalam seluruh rangkaian kejadian

(participant) atau sebagai pengamat (observer) terhadap objek dari seluruh aksi atau tindak

tanduk dalam narasi (Keraf, 1989: 191).

(36)

menggunakan lebih dari satu teknik untuk sebuah cerita yang dituliskannya (Nurgiyantoro, 2005: 256 – 266).

2.3 Pembelajaran Narasi Berdasarkan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh tiap-tiap satuan pendidikan. Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diharapkan (1) peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri, (2) guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar, (3) guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya, (4) orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah, (5) sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia, (6) daerah dapat menentukan bahan dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional (Depdiknas, 2006 : 317).

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

(37)

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

3. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

4. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

5. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (Depdiknas, 2006: 317 – 318).

Berikut adalah tabel mengenai kemampuan menulis siswa kelas V semester 1 dan semester 2.

Tabel 1

Kemampuan Menulis dalam KTSP Kelas V Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Menulis

1. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis.

1.1. Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.

1.2. Menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan.

(38)

Tabel 2

Kemampuan Menulis dalam KTSP Kelas V Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Menulis

2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.

2.1. Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan. 2.2. Menulis laporan pengamatan atau

kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan penggunaan ejaan.

2.3. Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.

Tabel 1 dan 2 di atas menunjukkan bahwa pembelajaran menulis karangan (narasi) sudah diajarkan di kelas V Sekolah Dasar. Pembelajaran menulis karangan merupakan materi pokok yang harus diajarkan, yaitu melalui kompetensi dasar mengarang (narasi, deskripsi, argumentasi, eksposisi, dan persuasi) berdasarkan pengalaman siswa. Dalam mengarang siswa diharapkan dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan. Karangan narasi merupakan karangan yang dapat membuat siswa mampu menceritakan kejadian, pengalaman, maupun imajinasinya dalam suatu rangkaian waktu.

(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang hanya berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta antar fenomena yang diselidiki; tidak ada maksud untuk mencari atau menjelaskan hubungan-hubungan, membuat ramalan, menguji hipotesis, atau menentukan makna dan implikasi (Nazir, 1983 : 63). Melalui metode deskriptif kualitatif ini peneliti hanya melakukan analisis terhadap karangan narasi siswa. Peneliti akan memanfaatkan data apa adanya.

3.2 Data dan Sumbernya

3.2.1 Data

(40)

3.1.2 Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 1986: 107). Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan narasi siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tugas membuat karangan narasi. Untuk mendapatkan data yang berupa karangan narasi, siswa diminta untuk membuat sebuah karangan narasi dengan tema “Liburan Sekolah” dengan alasan karena pada waktu itu siswa sedang liburan sekolah. Biasanya siswa senang bercerita kepada temannya setelah liburan sekolah, tentang pengalamannya. Siswa diminta mengerjakan tugasnya dalam lembar kerja yang telah dibagikan bersama soalnya. Data yang akan diperoleh berupa hasil karangan narasi siswa kelas V SD. Tujuannya adalah untuk mengetahui alur, latar, dan sudut pandang yang ada dalam karangan narasi siswa. Siswa disuruh menceritakan pengalamannya saat liburan sekolah. Sebelum mengerjakan siswa disuruh mencermati soal yang sudah dibagikan, kemudian siswa diminta mengerjakan tugasnya selama 60 menit.

Instrumen penelitian ini sebagai berikut. Petunjuk Penulisan Karangan

1. Tulislah nama, kelas, dan nomor presensi di sudut kanan atas pada lembar kerja Anda! 2. Buatlah karangan narasi dengan tema “Liburan Sekolah”!

(41)

5. Waktu 60 menit.

6. Gunakan bahasa yang baik dan benar!

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan pada hari Selasa tanggal 20 Maret 2007. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tugas mengarang narasi yang dilakukan oleh siswa kelas V SD Kanisius Kenteng. Dalam tugas mengarang siswa diminta membuat karangan narasi dengan tema “Liburan Sekolah.”

Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut.

1. Siswa diberi tugas membuat karangan narasi sesuai dengan tema yang telah ditentukan, yaitu “Liburan Sekolah.”

2. Lembar soal atau petunjuk penulisan karangan dan lembar folio dibagikan kepada tiap-tiap siswa.

3. Waktu mengarang dua jam pelajaran.

(42)

3.5 Teknik Analisis Data

Moleong (1989: 112), mengemukakan bahwa analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian sehingga dapat ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Membaca karangan narasi siswa.

2. Meneliti karangan siswa yang merupakan karangan narasi, sesuai dengan kriteria-kriteria yang ada pada kajian teori.

(43)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan langkah-langkah penelitian pada bab III, peneliti menyajikan data yang telah dikumpulkan mengenai alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan narasi siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007. Tes mengarang yang ditujukan kepada siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, diadakan pada hari Selasa tanggal 20 Maret 2007. Jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 21 orang. Waktu mengarang ditentukan oleh peneliti, yaitu pukul 07.00 WIB sampai dengan 09.00 WIB, tetapi waktu mengarang belum habis para siswa sudah selesai mengerjakan. Karangan narasi yang dibuat oleh siswa dengan bertema “Liburan Sekolah”. Setelah selesai mengarang, peneliti mengoreksi karangan narasi siswa, dari karangan narasi ditemukan model alur, latar, dan sudut pandang.

(44)

menggunakan longgar. Dapat disimpulkan bahwa dari 21 karangan narasi siswa sebagian besar siswa menggunakan alur maju, siswa menceritakan karangannya secara berurutan atau kronologis. Alur tertutup dan alur erat.

.Dilihat dari segi latar dari 21 karangan narasi siswa yang menggunakan latar tempat dan latar waktu ada 17 orang, sedangkan untuk siswa yang menggunakan latar tempat, latar waktu dan latar sosial ada 4 orang. Dapat disimpulkan bahwa dari 21 karangan narasi siswa tersebut sebagian besar menggunakan latar tempat dan latar waktu, karena siswa lebih cenderung menceritakan tempat dan waktu saat mereka liburan sekolah. Hal itu terlihat pada tema yang diberikan, yaitu “Liburan Sekolah”.

(45)

Tabel 3

Analisis Alur Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang,

Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007

Karangan Alur

maju mundur tertutup terbuka erat longgar

(46)

Tabel 4

Analisis Latar dan Sudut Pandang Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Kanisius

Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007

(47)

4. 2 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari analisis data yang telah dilakukan terhadap 21 karangan narasi siswa dari segi alur dapat dilihat bahwa dari 21 siswa ada 19 orang yang menggunakan alur maju, 2 orang menggunakan alur mundur. Alur campuran sama sekali tidak terlihat dalam karangan narasi siswa. Dapat disimpulkan bahwa dari 21 siswa sebagian besar menggunakan alur maju. Karena siswa menceritakan karangan narasinya yang peristiwanya terjadi secara berurutan atau kronologis.

Tabel 5

Hasil Analisis Alur Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Kanisius Kenteng,

Kembang, Nanggulan, Kulon Progo Tahun, Yogyakarta Ajaran 2006/2007.

Karangan Alur Keterangan

1. maju Alur yang digunakan oleh siswa ini dimulai dari tahap rangsangan, kemudian tahap tikaian, tahap klimaks, dan diakhiri dengan tahap selesaian.

2. maju Alur yang digunakan oleh siswa ini dimulai dari tahap paparan, tahap rangsangan, tahap gawatan, klimaks, kemudian tahap tikaian, dan diakhiri dengan tahap selesaian.

3. maju Alur yang digunakan oleh siswa ini dimulai dari tahap paparan, kemudian tahap rangsangan, dilanjutkan tahap klimaks, dan diakhiri dengan tahap selesaian

4. mundur Alur yang digunakan oleh siswa ini dimulai dari tahap selesaian, kemudian tahap paparan, tahap klimaks, dan diakhiri dengan tahap rangsangan.

5. maju Alur yang digunakan oleh siswa ini dimulai dari tahap paparan, kemudian tahap rangsangan, dilanjutkan dengan tahap klimaks, dan diakhiri dengan tahap selesaian.

6. maju Alur yang digunakan oleh siswa ini dimulai dari tahap paparan, kemidian tahap rangsangan, dan diakhiri dengan tahap selesaian.

(48)

8. maju Alur yang digunakan oleh siswa ini dimulai dari tahap paparan, kemudian tahap rangsangan, tahap klimaks, dan diakhiri dengan tahap selesaian.

9. mundur Alur yang digunakan oleh siswa ini dimulai dari tahap selesaian, kemudian tahap rangsangan, tahap paparan, dan diakhiri dengan tahap klimaks.

10. maju Alur yang digunakan oleh siswa ini dimulai dari tahap paparan, kemudian tahap klimaks, dan diakhiri dengan tahap selesaian.

11. maju Alur yang digunakan oleh siswa ini dimulai dari tahap paparan, kemudian tahap rangsang, kemudian tahap gawatan, tahap klimaks, dan diakhiri dengan tahap selesaian.

12. maju Alur yang digunakan oleh siswa ini dimulai dari tahap selesaian, kemudian tahap rangsangan, dan diakhiri dengan tahap klimaks.

13. maju Alur yang digunakan oleh siswa ini dimulai dari tahap paparan, kemudian tahap rangsangan, kemudian tahap gawatan, tahap klimaks, dan diakhiri dengan tahap selesaian. 14. maju Alur yang dihasilkan oleh siswa ini dimulai dari tahap paparan,

kemudian tahap klimaks, dilanjutkan tahap rangsangan, kemudian tahap gawatan, dan diakhiri tahap selesaian.

15. mundur Alur yang digunakan oleh siswa ini terdiri dari tahap selesaian, tahap rangsangan, tahap gawatan, dan tahap klimaks.

16. maju Alur yang digunakan oleh siswa ini dimulai dari, tahap gawatan, kemudian tahap gawatan, dan diakhiri tahap klimaks. 19. maju Alur yang digunakan oleh siswa ini dimulaii dari tahap rangsangan, kemudian tahap klimaks, dan diakhiri tahap selesaian.

(49)

gawatan, dilanjutkan tahap klimaks, dan diakhiri tahap selesaian.

21. maju Alur yang digunakan oleh siswa ini dimulai dari tahap rangsangan, kemudian tahap paparan, dilanjutkan tahap klimaks, kemudian tahap tikaian, dan diakhiri tahap selesaian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar yang digunakan oleh siswa ada 17 orang yang menggunakan latar tempat dan latar waktu, sedangkan 4 orang menggunkan latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Dapat disimpulkan bahwa dari 21 karangan narasi sebagian besar siswa menggunakan latar tempat dan latar waktu.

Tabel 6

Hasil Analisis Latar Dalam Karangan Narasi Siswa Siswa Kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo Tahun, Yogyakarta Ajaran

2006/2007

Karangan Latar Keterangan

1. tempat dan waktu  Latar tempat

desa bibi Lili (p. 1).

 Latar waktu

keesokan harinya Diana bangun pagi sekali… (p. 1). sekarang sudah jam empat sore… (p. 2).

2. tempat dan waktu  Latar tempat

bertamasya ke Taman Kyai Langgeng (p. 1).

 Latar waktu

hari Minggu saat liburan sekolah…(p. 1). pukul 07.00 WIB (p. 1).

(50)

3.

tempat dan waktu  Latar tempat

pergi ke Semarang (p. 1).

 Latar waktu

kira-kira tiga sampai empat jam (p. 1).

dua malam dan hanya dua hari. Senin dan hari Minggu (p.1). makan malam, pagi hari (p.2).

pukul setengah dua belas siang (p.2). 4. tempat dan waktu  Latar tempat

pergi berlibur di rumah Eyang di Yogya (p.1). ke Mol Malioboro (p.4).

di rumah nenek yang ada di Wijilan (p.1).

 Latar waktu

dua hari, yaitu hari Sabtu dan Minggu (p.2). hari Sabtu sore. Pukul 18.00 kami (p.3). waktu lima menit untuk sampai di sana (p.3). pada pukul 18.10 (p.4).

 Latar sosial

berpamitan pada kakek dan nenek. 6. tempat dan waktu  Latar tempat

ke tempat Ziarah Sendangsono (p.2). Di pasar Ndekso (p.5).

 Latar waktu

Dari Sanden aku berjalan kira-kira satu jam (p.6). jam 06.00 pagi (p.2).

pada suatu hari Minggu (p.3).

7. tempat dan waktu  Latar tempat

Pantai Teluk Penyu yang berada di Cilacap (p.1).

 Latar waktu

(51)

8. tempat dan waktu  Latar tempat

rumah nenek (p.1).

nama sungai itu adalah Wogo (p.3). di ladang

hari pertama aku diajak Tanteku melihat lomba (p.1). hari sudah hampir sore (p.1).

pukul 19.00 p. Keesokaan harinya ( p.2).

 Latar sosial

memperingati ulang tahun desa kakekku (p.1). 11. tempat, waktu, dan 12. tempat dan waktu  Latar tempat

SD Melati Kusuma Bandung (p.1). terminal (p.2).

 Latar waktu

hari Senin (p.1). dua hari (p.2). 13. tempat dan waktu  Latar tempat

Lampung berlibur ke Jogja. (p.1). Candi Borobudur. (p.3).

 Latar waktu

(52)

Keesokan harinya (p.3). 14. tempat dan waktu  Latar tempat

pergi ke pantai (p. 1).

Pantai Tanah Lot, ke toko penjual cinderamata (p. 1). Pantai Sanur

prosesi pernikahan, memotong kue perkawinan (p.13). 16. tempat dan waktu  Latar tempat

rumah kakek (p.1).

 Latar waktu

hari sudah agak sore (p. 1). bangun pagi (p.3). 17. tempat dan waktu  Latar waktu

Bandung (p.1). Bogor (p.3).

Bogor ke Ciamis ( p.4).

 Latar waktu

Perjalanan di tempuh malam hari (p.1).

Kami sampai di Bandung kira-kira pukul lima pagi (p.2).

Malam harinya Ibuku pulang. Aku di Bandung selama satu minggu (p. 2).

Tidak terasa lima hari berlalu (p.4).

(53)

18. tempat dan waktu  Latar tempat 19. tempat dan waktu  Latar tempat

Bekasi (p. 1).

 Latar waktu

lima belas jam (p.2). lima belas menit (p.2).

Keesokan harinya, pukul setengah tujuh pagi (p.3).

20. tempat dan waktu  Latar tempat

Rumah nenek Ani berada di pedesaan (p. 1).

 Latar waktu

pada hari Minggu nanti. (p. 1).

pagi-pagi sekali Ani dan keluarganya (p. 3). waktu selama lima jam (p. 4).

21. tempat dan waktu  Latar tempat Ketep (p. 1).

di bawah pohon dekat taman. ke sebuah ruang, di ruang itu terdapat gambar (p.3).

ke sekolah

 Latar waktu

malam (p.5).

(54)

Tabel 7

Hasil Analisis Sudut Pandang Dalam Karangan Narasi Siswa Siswa Kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo Tahun, Yogyakarta Ajaran

(55)

18. Persona pertama“aku” tokoh utama

Saya

19. Persona pertama

“aku” tokoh utama

Aku

20. Persona ketiga

“dia” mahatahu

Ani

21 Persona pertama

“aku” tokoh utama

Kamis

(56)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 21 buah karangan narasi siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007, dapat diketahui bahwa alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan narasi mereka sebagai berikut.

1. Alur yang banyak digunakan oleh siswa kelas V SD Kanisius Kenteng adalah alur maju, yaitu berdasarkan kriteria waktu, tetapi ada beberapa siswa yang menggunakan alur mundur atau flash back. Mereka menggunakan alur maju yang urutan peristiwanya terjadi

secara kronologis.Alur tertutup berdasarkan kriteria pengakhirannya. Kemudian alur erat berdasarkan hubungan antarperistiwa

2. Latar yang banyak digunakan oleh siswa kelas V SD Kanisius Kenteng adalah latar tempat dan latar waktu. Hal itu terlihat dalam karangan narasi mereka yang kebanyakan menggunakan latar tempat di mana mereka berlibur atau berkunjung. Misalnya di Pulau Dewata, Pantai Parangtritis, rumah nenek, dan sebagainya. Kemudian untuk latar waktu, terlihat pada karangan narasi mereka yang kebanyakan menggunakan hari, jam atau pukul, bulan.. Latar sosial berupa kebiasaan yang ada di suatu tempat, misalnya prosesi pernikahan dan pemotongan kue, berpamitan pada orang tua, ulang tahun desa.

(57)

5.2 Implikasi

Alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan narasi siswa kelas V SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 sudah digambarkan secara jelas dalam karangan narasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari beberapa siswa yang aktif dan kritis dalam menulis karangan narasi, sehingga muncul model-model alur, latar, dan sudut pandang dalam karangan narasi mereka.

Namun, ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan alur, latar, dan sudut pandangnya. Mereka masih senang bermain dan ramai sendiri di kelas. Oleh sebab itu guru diharapkan lebih banyak memberikan latihan menulis kepada siswa, khususnya dalam mengarang narasi yang nantinya dapat memunculkan alur, latar, dan sudut pandang, karena dengan banyak latihan siswa dapat lebih kreatif dan dapat berpikir kritis. Hal yang mendapat tekanan dalam penelitian ini adalah alur, latar, dan sudut pandang. Hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa kurang begitu memahami apa itu alur, latar, dan sudut pandang.

Pada alur terlihat bahwa sebagian besar siswa menggunakan alur maju, karena peristiwanya terjadi secara kronologis. Hal ini dapat dilihat dalam karangan narasi siswa yang sebagian besar menggunakan kata hubung di awal kalimat. Kata hubung yang sering digunakan adalah lalu, dan, kemudian, setelah itu. Melihat hal ini guru diharapkan lebih memberikan gambaran yang secara jelas bagaimana bentuk alur dapat diperlihatkan tanpa menggunakan kata hubung yang berlebihan. Hal ini bukan berarti bahwa kata hubung yang digunakan siswa itu salah, melainkan hanya kurang tepat dan terlalu sering penggunaannya dalam karangan.

(58)

Pada sudut pandang terlihat bahwa siswa banyak menggunakan sudut pandang pesona pertama, yaitu aku atau saya. Siswa terlalu sering mengisahkan dirinya sendiri sebagai pelaku atau pemerannya. Melihat hal itu guru lebih banyak mengajarkan siswa mengenai sudut pandang. Sudut pandang ada sudut pandang persona pertama “aku” tokoh utama, sudut pandang persona pertama “aku” tokoh tambahan, sudut pandang persona ketiga “dia” mahatahu, sudut pandang persona ketiga “dia” terbatas, dan sudut pandang campuran.

5.3 Saran

1. Bagi Guru SD Kanisius Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta

Guru dapat diharapkan lebih banyak memberikan kepada siswa untuk mengajarkan tentang alur campuran dan alur longgar yang belum dikuasai oleh siswa. Karena dalam karangan narasi mereka belum terlihat kedua alur tersebut. Selain itu guru dapat lebih banyak mengajarkan siswa mengenai unsur-unsur intrinsik dalam karya sastra yang dikaitkan dengan karangan narasi.

2. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang sejenis, diharapkan dapat mengembangkan dan menambah hal-hal yang belum sempat diteliti. Hal-hal itu adalah tokoh atau penokohan dan tema dalam karangan narasi siswa, unsur-unsur intrinsik dalam karangan narasi siswa, dan masih banyak lagi.

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Muchsin. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Arikunto, Suharsimi. 1986. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Parktik Jakarta: PT Bina

Aksara.

Caraka, Cipta Loka. 2002. Teknik Mengarang. Yogyakarta: Kanisius.

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Pembentukan Istilah. Bandung : Yrama Widya.

Depdikbud. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat

Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Dewi, Elisabet Ambar Sari. 2004. Tokoh, Alur, dan Tema Cerpen “Wanita yang Menolak Lelaki” karya Sartono Kusumaningrat serta Implementasinya Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMU. Skripsi PBSID Yogyakarta: USD .

Gie, The Liang. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty.

Hariyanto, P. 2000. Pengantar Belajar Drama. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia.

Waluyo, Herman. J. 1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: Sebelas Maret University

Press.

Keraf, Gorys. 1989. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Moleong, Lexy. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya.

Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas

Press

Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sumardjo, Jakob dan Saini K. M. 1986. Apresiasi Kesastraan. Jakarta: Gramedia.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :

Aksara.

(60)

Wijiastuti, Ninik Nurmaningsih. 2004. “Dua Tengkorak Kepala” Karya Montiggo Busye dan Implementasinya Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra Di SMA. Skripsi PBSID

(61)
(62)
(63)
(64)

DAFTAR SISWA KELAS V SD KANISIUS KENTENG, KEMBANG, NANGGULAN, KULON PROGO TAHUN AJARAN 2006/2007

NO NAMA SISWA

1. SUSIANA

2. AGUS RIYANTO

3. ANDREAS DAVIN KURNIANTO

4. F. TIKA RIMANANTI PUTRI

5. ANGELA YENI KARTIKA SARI

6. ANGELA AGI NARIVITA

7. FRANSISKA YENI RIANINGTYAS

8. SCHOLASTICA FEBRIANA ADI ALFITA

9. MONICA CANDRA DEWI

10. KRISENTIA RIAN KINASIH 11. T. YUNITA TRI ASTUTI

12. BONDAN PRASETYO BAYU AJI 13. AL. BAYU ADE KRISTIANTO 14. HERLIUN ARYO PINUJI AGUNG 15. MARIA PAULINA GRATIA

16. CHRISTIAN IPUNK PUTUT PRAYITNO 17. BRUNO FANDI ADI PRATAMA

(65)

LEMBAR SOAL

1. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen di sudut kanan atas pada lembar kerja Anda!

2. Buatlah karangan narasi dengan tema “Liburan Sekolah”! 3. Panjang karangan minimal satu lembar folio.

4. Waktunya 60 menit.

5. Gunakan bahasa yang baik dan benar! 6. Jangan lupa diberi judul!

7. Jagalah kebersihan dan kerapian tulisan!

(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)

LAMPIRAN HASIL ANALISIS MODEL ALUR, LATAR, DAN SUDUT

PANDANG DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SD KANISIUS

KENTENG, KEMBANG, NANGGULAN, KULON PROGO, YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2006/2007

Hasil penelitian akan di bahas satu per satu sebagai berikut. 1. Hasil karangan narasi Susiana adalah sebagai berikut.

a. alur

Karangan narasi siswa ini menggunakan alur maju. Karangan itu menceritakan bahwa Diana dan orang tuanya akan berlibur ke rumah bibi Lili. Liburan semester akhirnya tiba mereka menuju ke desa bibi Lili. Mereka pun sampai di rumah bibi Lili. Setelah itu Diana bermain dengan sahabatnya, yaitu Lala dan Mona. Setelah bermain mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Karena nenek Diana sakit, Diana dan orang tuanya harus segera pulang. Akhirnya mereka pun harus kembali lagi ke rumah.

b. latar

Latar yang digunakan oleh siswa tersebut dalam karangan narasi adalah latar tempat dan latar waktu. Latar tempat dalam karangan narasi siswa tersebut di desa bibi Lili. Sedangkan latar waktu terjadi selama dua hari.

c. sudut pandang

(77)

2. Hasil karangan narasi Agus Riyanto adalah sebagai berikut. a. alur

Alur yang digunakan oleh siswa tersebut adalah alur maju. Dalam karangan narasi siswa tersebut diceritakan mulai dari berangkat ke sekolahan, kemudian dalam perjalanan mereka melihat pemandang yang indah. Setelah itu mereka sampai di tempat wisata, kemudian mereka bermain. Karena waktu sudah sore mereka pun naik bus dan pulang. Sampai di sekolahan lagi sudah malam.

b. Latar

Latar dalam karangan narsi siswa tersebut adalah latar tempat dan latar waktu. Latar tempat terjadi di tempat wisata, yaitu di Kyai Langgeng. Latar waktu terjadi selama satu hari. c. Sudut pandang

Sudut pandang dalam karangan narasi siswa tersebut menggunakan sudut pandang persona pertama “aku” tokoh utama, aku mengisahkan berbagai peristiwa yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah dalam dirinya maupun fisik.

3. Hasil karangan Andreas Davin Kristianto adalah sebagai berikut. a. Alur

(78)

mereka mendapat juara. Setelah itu mereka pulang, karena Si aku dan orang tuanya akan kembali ke rumahnya.

b. Latar

Latar yang digunakan dalam karangan narasi siswa tersebut adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat diterjadi di Semarang. Latar waktu menunjukan pada hari. Sedangkan latar sosial digambarkan saat mereka di perjalanan mereka bernyanyi dan bersendau gurau bersama teman-temannya.

c. sudut pandang

Sudut pandang yang digunakan oleh siswa tersebut dalam karangan narasi adalah sudut pandang persona pertama “aku” tokoh utama.

4.Hasil karangan narasi F. Tika Rimananti Putri sebagai berikut. a. Alur

Alur yang digunakan oleh siswa tersebut adalah alur maju. Dalam karangan narai tersebut diceritakan bahwa Si aku pada liburan semester diajak oleh orang tuanya berlibur di rumah Eyangnya di Jogja. Setelah sampai di rumah Eyang ia disambut dengan penuh kasih. Kemudian mereka pun diajak makan siang oleh Eyangnya. Ia juga diajak jalan-jalan oleh Eyangnya. Setelah selesai mereka pun pulang. Karena Si aku sudah dijemput orang tuanya untuk pulang ke rumah.

b. Latar

(79)

c. Sudut pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam karangan narasi siswa terebut adalah sudut pandang persona pertama “aku” tokoh utama.

5. Hasil karangan narasi Angela Yeni Kartika Sari adalah sebagai berikut a. Alur

Alur yang digunakan dalam karangan narasi siswa tersebut adalah alur maju. Dalam karangan narasi siswa tersebut diceritakan bahwa saat liburan sekolah aku menginap di rumah neneknya di Wijilan. Si aku menginap bersama adiknya. Ia pergi ke rumah neneknya setelah mengikuti misa di Gereja. Sesampainya di sana ia langsung menaruh tasnya di tempat tidur. Mereka pun membantu nenek menyapu dan memasak di dapur. Setelah itu mereka pun bermain bersama. Setelah merasa lelah mereka pun pulang dan berpamitan dengan nenek untuk pulang ke rumah.

b. Latar

Latar yang digunakan dalam karangan narasi siswa tersebut adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat terjadi di rumah nenek, yaitu di Wijilan. Latar waktu terjadi dua hari. Sedangkan latar sosial di gambarkan pada saat mereka berpamitan dengan neneknya.

c. Sudut pandang

(80)

6. Hasil karangan narasi Angela Agi Narivita adalah sebagai berikut. a. Alur

Alur yang digunakan dalam karangan narasi siswa tersebut adalah alur maju. Dalam karangan narasi tersebut diceritakan bahwa orang tua dan kakak Si aku merencanakan ziarah ke Sendangsono. Si aku dan keluarganya hanya jalan kaki. Karena semua sudah siap mereka pun segera berangkat. Setelah sampai pasar mereka pun masuk untuk membeli makanan. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan lagi. Setelah sampai gereja Promasan mereka berjalan dengan jalan salib.

b. Latar

Latar yang digunakan dalam karangan narasi siswa tersebut adalah latar tempat dan latar waktu. Latar tempat terjadi di tempat ziarah, yaitu Sendangsono. Latar waktu terjadi selama satu hari.

c. Sudut pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam karangan narasi siswa tersebut adalah sudut pandang persona pertama “aku” tokoh utama.

7. Hasil karangan narasi Fransiska Yeni Rianingtyas adalah sebagai berikut. a. Alur

(81)

b. Latar

Latar yang digunakan dalam karangan narasi siswa tersebut adalah latar tempat dan latar waktu. Latar tempat terjadi di tempat wisata Pantai Teluk Penyu di Cilacap. Latar waktu terjadi selama satu hari.

c. Sudut pandang

Sudut pandang dalam karangan narasi siswa tersebut adalah sudut pandang persona pertama “aku” tokoh utama.

8. Hasil karangan narasi Scholastika Febriana adalah sebagai berikut. a. Alur

Alur yang digunakan dalam karangan narasi siswa tersebut adalah alur maju. Dalam karangan narasi siswa tersebut diceitakan bahwa Si aku pergi ke rumah nenek bersama ayah dan ibunya. Setelah sampai di rumah nenek ia mengeluarkan barang-barang dan memasukannya ke rumah. Ia bermain bersama teman-temannya. Setelah hari mulai sore ia mandi di sungai sambil mencari ikan. Hari berikutnya ia diajak neneknya untuk menanam jagung di ladang. Setelah selesai menanam jagung ia pun pamit pada nenek dan pulang. b. Latar

(82)

c. Sudut pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam karangan narasi siswa tersebut adalah sudut pandang persona pertama “aku” tokoh utama.

9. Hasil karangan narasi Monica Candra Dewi adalah sebagai berikut. a. Alur

Alur yang digunakan dalam karangan narasi siswa tersebut adalah alur maju. Dalam karangan narasi siswa tersebut diceritakan bahwa mereka pergi ke rumah nenek dan kakek. Mereka ingin mengunjungi nenek dan kakeknya. Kakek mengajari mereka menanam sayur-sayuran dan tanaman hias. Mereka sangat merasakan kehidupan di kampung. Waktu liburan pun sudah selesai mereka pulang dan pamit pada nenek dan kakek. Mereka mohon doa restu pada kakek dan nenek agar mereka bias sekolah menuntut ilmu dengan lancar.

b. Latar

latar yang digunakan dalam karangan narasi siswa terebut adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat terjadi di rumah nenek dan kakek yang berada di kampung. Latar waktu terjadi selama satu minggu, saat mereka berada di rumah nenek dan kakeknya. Sedangkan latar sosial digambarkan pada saat mereka berpamitan dengan nenek dan kakeknya untuk mohon doa restu.

c. Sudut pandang

Gambar

Tabel 1 Kemampuan Menulis dalam KTSP Kelas V Semester 1
Tabel 2Kemampuan Menulis dalam KTSP Kelas V Semester 2
Tabel 3
Tabel 4
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 650 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT (2,047)c. TOTAL LABA

Culture-vid merupakan sebuah sistem yang mengadopsi kelebihan dari video share dengan menggunakan teknik responsive web desain untuk memudahkan pengguna mengakses

Untuk membuat data table dengan dua variabel yang dapat dipergunakan dalam analisis what-if dalam Excel 2010, maka Anda dapat memasukkan dua range nilai input untuk rumus (formula):

disoroti untuk dipakai sebagai landasan mencari disoroti untuk dipakai sebagai landasan mencari permasalahannya /diagnosanya yang kemudian permasalahannya /diagnosanya yang kemudian

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja karyawan pada PT PLN (Persero) Area Malang sudah sangat baik yang berdampak pada motivasi kerja,

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG ANALISIS JABATAN DAI\ ANALISIS BEBAN KERJA PADA DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA DAN KEHUMASAN.. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus

Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden setuju mengenai tema khusus yang dipakai dalam men-display di brand toko P.S.. dapat

Bentuk pergerakan robot dengan posisi wajah di tengah window, robot bergerak lurus dengan dengan kecepatan Roda motor A dan roda motor B sama, sedangkan posisi