• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EFISIENSI PERENCANAAN PROSES PRODUKSI DENGAN METODE JARINGAN KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS EFISIENSI PERENCANAAN PROSES PRODUKSI DENGAN METODE JARINGAN KERJA"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

PTPN IX KEBUN MERBUH/GETAS KECIL/ REJOWINANGUN/BOJA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

LUCIA WARA SUSANTI NIM : 93 2214 066

NIRM : 930051121302120063

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

PTPN IX KEBUN MERBUH/GETAS KECIL/ REJOWINANGUN/BOJA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

LUCIA WARA SUSANTI NIM : 93 2214 066

NIRM : 930051121302120063

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2 0 0 0

(3)

DENGAN METODE JARINGAN KERJA

STUDI KASUS PADA OBYEK WISATA PENDIDIKAN PTPN IX KEBUN MERBUH/GETAS KECIL/

REJOWINANGUN/BOJA 1999

Oleh:

LUCIA WARA SUSANTI

NIM : 93 2214 066

NIRM : 930051121302120063

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Drs. Th. Gieles, S.J. Tanggal: 14 April 2000

Pembimbing II

(4)

REJOWINANGUN/BOJA

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

LUCIA WARA SUSANTI

NIM : 93 2214 066

NIRM : 930051121302120063

Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji pada tanggal 29 April 2000 dan

dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama lengkap Tanda tangan

Ketua

Sekretaris

Anggota

Anggota

Anggota

Drs. H. Herry Maridjo, M.Si.

Drs. E. Sumardjono, MBA.

Drs. Th. Gieles, S.J.

Dra. BR. Diah Utari, M.Si.

Drs. H. Herry Maridjo, M.Si.

………

(5)

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

 Eyang, Bapak dan Ibu.

 Kakak-kakak dan Adikku.

 Mas Yosaphat Aji.

(6)

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 April 2000

Penulis,

(7)
(8)

Studi Kasus pada Obyek Wisata Pendidikan PTPN IX Kebun Merbuh/Getas Kecil

Rejowinangun/Boja

Lucia Wara Susanti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Penelitian ini dilaksanakan di PTPN IX Kebun Merbuh/Getas Kecil/ Rejowinangun/Boja Kendal Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses produksi yang dijalankan perusahaan efisien atau tidak, dan mengidentifikasi kemungkinan percepatan jalur kritis dan dampaknya terhadap daya tarik wisata studi.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Variabel dalam penelitian ini adalah efisiensi proses produksi, percepatan proses produksi dan daya tarik wisata. Masalah pertama dianalisis dengan metode jalur kritis dan masalah kedua dianalisis dengan percepatan dan tanya jawab.

Untuk masalah pertama hasil penelitian menunjukkan bahwa proses produksi perusahaan efisien. Hasil selisih waktu dan biaya jaringan kerja perusahaan dengan jalur kritis sebesar 6 menit dari 8833,5 menit jalur kritis atau sebesar 0,068%, dan Rp 862,714 dari Rp 1.906.221,303 dari jalur kritis atau sebesar 0,045%. Dengan tingkat toleransi 5%, maka selisih sebesar 0,068% dan 0,045% berada dalam batas normal. Untuk masalah kedua, adanya percepatan tidak menurunkan daya tarik bagi wisatawan karena tetap dapat tercipta suasana nyaman, tidak menurunkan efektivitas pemahaman materi, dan keamanan tetap terjamin.

(9)

Case Study at The Educational Tourism Object of PTPN IX Kebun Merbuh/Getas Kecil

Rejowinangun/Boja

Lucia Wara Susanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2000

This study is conducted as a case study at PTPN IX Kebun Merbuh/Getas Kecil/Rejowinangun/Boja, Kendal, Central Java. The purpose of this study was to know whether or not the production process run by the company is efficient, and to identify the possibility to accelerate the critical path and its impact on the attractiveness of the company as a study tour object.

Data are collected using interviews, observation, and documentation. The variables in this study are the production efficiency acceleration of the production process and the attractiveness as a tourism object. The first probles is analyzed using the critical path method and the second is analyzed using acceleration and debriefing.

For the first problem the study results show that the company’s production process was efficien. The time and cost differences of the company’s network and the critical path were 6 minutes from the 8833.5 minutes of the critical path or 0.068%, and Rp 862.714 from Rp 1,906,221.303 of the critical path or 0.045%, respectively. Using the tolerance level of 5%, the differences of 0.068% and 0.045% are within the normal ranges. For the second problem, acceleration is judged not to lower the attractiveness for the tourists because the convenient atmosphere still can be created, the effectivity of the learning process will not decrease, and security still guaranteed.

(10)

Tak akan pernah lupa, penulis sampaikan rasa syukur yang terdalam

kepada Bapa di surga atas terselesainya skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan

dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

yang setulus-tulusnya kepada:

1. Romo Drs. Th. Gieles, SJ., selaku Dosen Pembimbing I yang banyak

memberikan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dra. BR. Diah Utari, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang banyak

memberikan masukan dan arahan bagi penulis selama penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. A. Triwanggono, MS., yang banyak memberikan masukan dan

saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Direktur PTPN IX Semarang yang telah berkenan memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian di Kebun Merbuh/Getas Kecil/

Rejowinangun.

5. Bapak Soeprapto, selaku Administratur Kebun Merbuh/Getas Kecil/

Rejowinangun yang banyak memberikan kemudahan-kemudahan selama

penelitian berlangsung.

(11)

yang banyak membantu memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan

penulis.

6. Rekan-rekan Farming Semarang: Sisca, Rosy, Santi, Valentin dan Umi atas

kerjasama selama penelitian.

7. Eyang, Bapak, Ibu, yang selalu mendukung baik dalam doa, pikiran, perhatian

dan dana bagi penulis.

8. Mas Aji, atas perhatian, penghiburan dan dorongan semangat bagi penulis

yang hampir patah.

9. Dik Anton yang membantu penulis dalam proses pengetikan dari awal hingga

akhir.

10. Sahabat-sahabatku: Wahyu, Retno, dan Sr. Marieta, yang telah memberikan

dorongan dan semangat yang berguna bagi penyusunan skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis

miliki, maka segala saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, April 2000

Penulis,

(Lucia Wara Susanti)

(12)

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN... v

ABSTRAK……… ... vi

ABSTRACT………... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI………. ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan Masalah... 3

C. Perumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

(13)

A. Pariwisata... 6

B. Pengertian Produksi ... 11

C. Pengertian Manajemen Produksi ... 11

D. Perencanaan Produksi ... 11

E. Proses Produksi... 11

F. Urutan dan Skedul Proses ... 12

G. Jaringan Kerja (Network)... 12

BAB III. METODE PENELITIAN ... 17

A. Jenis Penelitian ... 17

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 17

C. Obyek Penelitian ... 17

D. Subyek Penelitian... 17

E. Variabel Penelitian... 17

F. Data yang Akan Diteliti ... 18

G. Teknik Pengumpulan Data... 18

H. Definisi Operasional ... 19

I. Teknik Analisis Data ... 19

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 24

A. Sejarah Perusahaan ... 24

B. Lokasi Perkebunan dan Perusahaan... 25

C. Struktur Organisasi ... 26

D. Sumber Daya Manusia Tahun 1999... 43

E. Produksi ... 46

(14)

G. Layout Fasilitas Produksi... 52

H. Pemasaran ... 58

I. Kunjungan Wisata Studi ... 58

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Analisis Data... 59

B. Pembahasan ... 82

BAB VI. PENUTUP ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

C. Keterbatasan Penelitian... 87

DAFTAR PUSTAKA

(15)

Halaman

Tabel IV.1. Areal Konsesi Tahun 1999... 25

Tabel IV.2. Penggolongan Tenaga Kerja Berdasarkan Status ... 43

Tabel IV.3. Penggolongan Tenaga Kerja Berdasarkan Umur ... 44

Tabel IV.4. Penggolongan Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan 44

Tabel V.1. Inventarisasi Kegiatan Proses Produksi Sheet ... 60

Tabel V.2. Perhitungan Waktu Normal Proses Produksi Sheet... 62

Tabel V.3. Daftar Urut-urutan Kegiatan Proses Produksi Sheet... 63

Tabel V.4. Rekapitulasi Seluruh Kegiatan, Urut-urutan Kegiatan dan

Waktu Masing-masing Kegiatan dalam Proses Produksi Sheet 64

Tabel V.5. Jumlah Tenaga Kerja pada Tahap-tahal Pengerjaan ... 71

Tabel V.6. Tarif Upah Tenaga Kerja ... 72

Tabel V.7. Jam Kerja Tahap Pengerjaan ... 72

Tabel V.8. Rekapitulasi Waktu Penyelesaian, Jumlah Tenaga Kerja, dan

Upah Tenaga Kerja ... 75

Tabel V.9. Waktu Percepatan pada Kegiatan Jalur Kritis ... 78

Tabel V.10. Jumlah Tenaga Kerja pada Tahap-tahal Pengerjaan dengan

Adanya Percepatan... 82

(16)

Halaman

Gambar IV.1. Struktur Organisasi PTPN IX Kebun Merbuh/Getas

Kecil/Rejowinangun... 27

Gambar IV.2. Denah Tempat Produksi Sheet ... 54

Gambar IV.3. Tempat Pengolahan Sheet ... 55

Gambar IV.4. Tempat Pengasapan Sheet... 56

Gambar IV.5. Tempat Sortasi Sheet... 57

Gambar V.1. Diagram Jaringan Kerja Proses Produksi Sheet ... 66

Gambar V.2. Jalur Kritis Diagram Jaringan Kerja Proses Produksi Sheet 70 Gambar V.3. Diagram Jaringan Kerja dengan Percepatan ... 79

(17)

A. Latar Belakang Masalah

Pada awal dasawarsa ini pemerintah Indonesia mengembangkan sektor

pariwisata secara serius sebagai sektor yang diunggulkan dalam meningkatkan

pendapatan negara. Sasaran utama dari usaha kepariwisataan ini sebenarnya adalah

menarik wisatawan sebanyak mungkin untuk datang berkunjung.

Seiring dengan kemajuan jaman, dunia pariwisata juga berkembang menjadi

sangat beragam dan spesifik. Dalam kenyataannya keragaman juga terjadi di suatu

daerah. Berwisata saat ini bukan hanya menikmati pemandangan indah, melihat

atraksi seni budaya ataupun menghirup udara segar tetapi telah merambah ke unsur

olahraga, petualangan dan pendidikan yang kesemuanya bersifat aktif bagi

wisatawannya. Upaya penciptaan dan pengembangan keragaman jenis wisata yang

baru terus dibutuhkan untuk memenuhi minat wisatawan.

Kembali pada wisata yang bersifat aktif, wisata pendidikan merupakan salah

satu wisata yang banyak peminatnya. Wisata pendidikan itu sendiri merupakan

kegiatan wisata dimana wisatawan/orang yang melakukan wisata datang berkunjung

dengan maksud untuk belajar ataupun mengadakan peninjauan atau penelitian.

Kunjungan yang dimaksud adalah kunjungan yang bersifat sementara, tidak menetap

ataupun bekerja di tempat yang dikunjunginya. Sekarang ini juga banyak perusahaan

yang digunakan sebagai obyek bagi wisata pendidikan, khususnya perusahaan yang

(18)

sudah maju. Beberapa bidang yang dapat ditinjau atau diteliti adalah: bidang

keuangan, bidang pemasaran, bidang produksi dan lain-lain.

Pada bidang produksi, proses produksilah yang biasanya dijadikan obyek

penelitian. Hal ini karena proses produksi merupakan kegiatan terpenting dalam

menghasilkan produk. Proses produksi, terdiri dari banyak kegiatan yang merupakan

rangkaian penyelesaian pekerjaan. Maka setiap kegiatan haruslah direncanakan

dengan sebaik-baiknya. Sedapat mungkin semua kegiatan dapat diselesaikan dengan

efisien. Agar proses produksi dapat berjalan sesuai yang diharapkan maka semua

kegiatan yang ada memerlukan perencanaan yang tepat. Mengingat pentingnya

perencanaan, maka dalam menyusun perencanaan perlu didasarkan atas pemikiran

yang realistis dan obyektif agar nantinya perencanaan dapat dilaksanakan sesuai

kebutuhan. Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan maka perencanaan harus

dilengkapi dengan penjadwalan/scheduling. Dalam hal ini scheduling diartikan

sebagai pembagian waktu penyelesaian kegiatan. Diharapkan dengan adanya

scheduling akan dapat diperoleh gambaran umum waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan secara keseluruhan.

Untuk menyusun perencanaan dan sekaligus pengawasan dalam suatu

pekerjaan maka dikembangkan analisis network. Analisis ini dapat membantu

menyusun perencanaan penyelesaian pekerjaan dengan waktu dan biaya yang paling

efisien. Bahkan dengan analisis networkdapat diperhitungkan waktu dan biaya yang

minimal jika diadakan kerja lembur, sehingga penyelesaian pekerjaan dapat

(19)

Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan analisisnetworkialah:

1. Adanya inventarisasi semua kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan.

2. Penentuan urutan kegiatan.

3. Dapat menentukan kegiatan-kegiatan yang harus diselesaikan tepat waktu.

4. Dapat menentukan kegiatan-kegiatan yang dapat ditunda.

5. Dapat menentukan kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan lembur.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa analisa network selain memberi

beberapa keuntungan seperti tersebut di atas juga dapat digunakan sebagai alat bantu

bagi perencanaan dan pengawasan proses produksi.

Network itu dapat menjadi daya tarik wisatawan sebagai metode yang sangat

membantu pada proses produksi. Jadi wisatawan yang bermaksud mempelajari

ataupun sekedar ingin tahu tentang proses produksi yang efisien dapat datang

berkunjung. Hal itulah yang telah mendasari penulis untuk mengadakan penelitian

dengan judul: “Analisis Efisiensi Perencanaan Proses Produksi Dengan Metode Jaringan Kerja, Studi Kasus Pada Obyek Wisata Pendidikan PTPN IX Kebun Merbuh/Getas Kecil/Rejowinangun Boja”.

B. Pembatasan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka

masalah yang akan diteliti akan dibatasi pada analisis jaringan kerja pada

(20)

C. Perumusan Masalah

1. Apakah proses produksi yang dijalankan perusahaan efisien?

2. Apakah percepatan pada proses produksi menurunkan daya tarik bagi

pengunjung?

D. Tujuan Penelitian

1. Dapat mengetahui proses produksi yang dijalankan perusahaan efisien atau tidak.

2. Dapat mengetahui pengaruh percepatan pada kegiatan produksi bagi pengunjung.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam perencanaan

proses produksi pada PT Perkebunan Karet.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan

informasi bagi peneliti lain.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan yang sangat bermanfaat untuk menambah

pengetahuan dan pengalaman yang berharga dalam menerapkan teori yang

(21)

F. Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan

Meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II. Landasan Teori

Bab ini berisi teori tentang pariwisata, produksi, manajemen produksi,

perencanaan produksi, proses produksi, urutan dan skedul proses, jaringan

kerja, serta hal lain yang relevan dan dapat mendukung penelitian ini.

Bab III. Metode Penelitian

Bab ini berisi uraian mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat

penelitian, obyek penelitian, subyek penelitian, variabel penelitian, data

yang dibutuhkan, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan teknik

analisis data.

Bab IV. Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi hasil penelitian mengenai gambaran umum perusahaan

yaitu: sejarah perusahaan, lokasi perkebunan dan perusahaan, produksi,

pemasaran dan keuangan.

Bab V. Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini memuat data yang telah diolah berdasarkan teori-teori yang

diambil dari sumber pustaka. Pada akhir bab ini dilakukan pembahasan

berdasarkan analisis yang telah dilakukan.

Bab VI. Penutup

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari penelitian, saran bagi

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pariwisata

Oka Yoeti mengatakan pariwisata yaitu keseluruhan dari gejala-gejala yang

ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing dan penyediaan

tempat tinggal sementara asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak

memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu.

Jadi pariwisata dapat disimpulkan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan

sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan

maksud bukan untuk mencari nafkah, tetapi hanya untuk menikmati perjalanan itu

untuk rekreasi maupun memenuhi keinginan yang beraneka macam.

B. Jenis dan Macam Pariwisata

Sesuai potensi yang dimiliki oleh suatu daerah atau suatu negara, maka

timbullah berbagai jenis dan macam pariwisata. Menurut Oka Yoeti, jenis dan

macam pariwisata diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Menurut letak goegrafis, dimana kegiatan pariwisata berkembang:

a. Pariwisata Lokal (Local Tourism)

Yaitu pariwisata yang mempunyai ruang lingkup relatif sempit dan terbatas

dalam tempat-tempat tertentu saja. Misal kepariwisataan kota Bandung atau

kepariwisataan di daerah DKI Jaya saja.

(23)

b. Pariwisata Regional (Regional Tourism)

Yaitu kepariwisataan yang berkembang di suatu tempat yang ruang

lingkupnya lebih luas bila dibandingkan dengan kepariwisataan nasional.

Misal kepariwisataan Bali.

c. Kepariwisataan Nasional(National Tourism)

- Kepariwisataan dalam arti sempit

Yaitu kepariwisataan yang berkembang dalam wilayah suatu negara

dimana titik beratnya orang yang melakukan perjalanan wisata adalah

warga negara sendiri dan orang-orang asing yang berdomisili di negara

tersebut.

- Kepariwisataan dalam arti luas

Yaitu kepariwisataan yang berkembang dalam suatu negara dimana

terjadi lalu lintas wisatawan di dalam negeri sendiri, juga ada lalu lintas

wisatawan dari luar negeri, maupun dari dalam negeri ke luar negeri.

d. Regional-International Tourism

Yaitu kepariwisataan yang berkembang di suatu wilayah internasional yang

terbatas tetapi melewati batas-batas lebih dari dua atau tiga negara dalam

wilayah tersebut. Misal kepariwisataan ASEAN.

e. International Tourism

Yaitu kepariwisataan yang berkembang di seluruh negara di dunia. Disebut

juga sebagai kepariwisataan dunia. Termasuk di dalamnya, selain regional

(24)

2. Menurut pengaruhnya terhadap neraca pembayaran:

a. Pariwisata aktif(in tourism)

Yaitu kegiatan kepariwisataan yang ditandai dengan gejala masuknya

wisatawan asing ke suatu negara tertentu. Disebut sebagai pariwisata aktif,

karena dengan masuknya wisatawan asing tersebut berarti dapat memasukkan

devisa bagi negara yang dikunjunginya.

b. Pariwisata pasif (out-going tourism)

Yaitu kegiatan kepariwisataan yang ditandai dengan gejala keluarnya warga

negara sendiri bepergian ke luar negeri sebagai wisatawan. Disebut sebagai

pariwisata pasif karena ditinjau dari segi pemasukan devisa bagi negara

kegiatan ini merugikan negara asal wisatawan.

3. Menurut alasan/tujuan perjalanan:

a. Wisata bisnis(business tourism)

Yaitu jenis pariwisata dimana pengunjungnya datang untuk tujuan dinas,

usaha dagang atau yang berhubungan dengan pekerjaannya, kongres,

seminar,convention, simposium, musyawarah kerja.

b. Wisata vakansi(vacational tourism)

Yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan wisata

terdiri dari orang-orang yang sedang berlibur, cuti, atau vakansi.

c. Wisata pendidikan(educational tourism)

Yaitu jenis pariwisata dimana pengunjung atau orang melakukan perjalanan

untuk tujuan studi atau mempelajari suatu bidang ilmu pengetahuan.

(25)

istilah polly glotisch yaitu untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing

seseorang memerlukan tinggal untuk sementara waktu di negara yang

bahasanya sedang dipelajari.

4. Menurut saat atau waktu berkunjung:

a. Seasonal tourism

Yaitu jenis pariwisata yang kegiatannya berlangsung pada musim-musim

tertentu. termasuk ke dalam kelompok ini adalah Summer Tourism atau

Winter Tourism.

b. Occasional tourism

Yaitu jenis pariwisata dimana perjalanan wisatanya dihubungkan dengan

kejadian maupun suatu events, seperti Galungan di Bali, Sekaten di

Yogyakarta.

5. Pembagian menurut obyeknya:

a. Cultural Tourism

Yaitu jenis pariwisata dimana motivasi orang-orang untuk melakukan

perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni budaya suatu

daerah.

b. Recuperational Tourism

Biasanya disebut sebagai pariwisata kesehatan. Tujuan orang-orang

melakukan perjalanan adalah untuk menyembuhkan suatu penyakit, seperti

(26)

c. Commercial Tourism

Disebut sebagai pariwisata perdagangan karena perjalanan wisata ini

dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional atau internasional. Misal

kegiatan Expo, Fair.

d. Sport Tourism

Biasanya disebut dengan istilah pariwisata olah raga. Jenis pariwisata ini

dilakukan dengan tujuan untuk menyaksikan suatu pesta olah raga di suatu

tempat tertentu seperti Olympiade atau sepak bola. Atau ikut berpartisipasi

dalam kegiatan itu sendiri.

e. Political Tourism

Yaitu suatu perjalanan yang tujuannya untuk menyaksikan suatu peristiwa

yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara seperti Hari Angkatan

Perang di Indonesia.

f. Social Tourism

Pariwisata sosial hendaknya jangan diasosiasikan sebagai suatu pariwisata

yang berdiri sendiri. Pengertian ini hanya dilihat dari segi

penyelenggaraannya saja yang tidak menekankan untuk mencari keuntungan

sepertistudy tour.

g. Religion Tourism

Yaitu jenis pariwisata yang dilakukan untuk melihat upacara keagamaan,

seperti kunjungan ke Lourdes bagi orang beragama Katolik, atau ikut haji

(27)

B. Pengertian Produksi

Produksi merupakan pengubahan bentuk atau transformasi sumber daya

menjadi barang atau jasa (Sukanto 1995; hal 13). Konsep produksi bukan sekedar

sebagai aktivitas mengubah input menjadi output, tetapi memandang konsep

produksi sebagai aktivitas menghindari pemborosan.

Pemborosan adalah segala aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah

tetapi hanya mengeluarkan biaya. (Agus 1998; hal 87)

C. Pengertian Manajemen Produksi

Manajemen produksi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal

penggunaan sumberdaya-sumberdaya (atau sering disebut faktor-faktor produksi)

tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses

transformasi bahan mentah menjadi berbagai produk atau jasa (Hani 1997; hal 3).

D. Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi merupakan suatu rencana dari apa dan berapa yang

akan diproduksi oleh perusahaan. Arah kegunaan perencanaan produksi dalam

penyusunan schedul produksi adalah kebutuhan bahan baku, tenaga kerja, fasilitas

produksi yang diperlukan dan lain sebagainya.

E. Proses Produksi

Proses adalah cara, metode, maupun teknik dari suatu hal tertentu. Proses

(28)

atau menambah faedah baik barang maupun jasa dengan menggunakan faktor-faktor

produksi atau sumber-sumber yang ada. (Agus 1983; hal 4)

F. Urutan dan Skedul Proses

Dalam penyelenggaraan suatu pekerjaan diperlukan penentuan urutan proses

dan skedul pelaksanaan proses. Urutan kerja disusun dengan maksud agar tidak

terjadi penumpukan kerja atau kelonggaran kerja dalam proses penyelenggaraan

pekerjaan.

Di dalam penyusunan urutan dan skedul proses terdapat beberapa metode

yang dapat digunakan sebagai alat bantu, antara lain: model penugasan, model

prioritas pekerjaan dan diagram jaringan kerja (network).

G. Jaringan Kerja (Network) Jaringan kerja adalah:

 Salah satu model yang dipakai dalam menyelenggarakan proyek.

 Produk dari model ini adalah informasi-informasi kegiatan yang ada dalam model

tersebut.

 Informasi yang dihasilkan mengenai sumber daya yang dibutuhkan oleh

kegiatan-kegiatan beserta jadwalnya. (Tubagus 1988; hal 4 -5)

1. Diagram Jaringan Kerja

Diagram jaringan kerja adalah kerangka penyelesaian suatu proyek atau

(29)

penyelesaian suatu produk secara keseluruhan ataupun untuk masing-masing

pekerjaan yang menjadi bagian daripada penyelesaian secara keseluruhan (Agus

1992; hal 2).

Intinya diagram jaringan kerja merupakan gambaran proses pengerjaan

proyek secara visual. Data yang diperlukan untuk penyusunan diagram network:

1. Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk menyelesaikan proyek

tersebut secara keseluruhan.

2. Taksiran waktu yang diperlukan untuk setiap pekerjaan.

Waktu tersebut tidak dapat ditentukan dengan mutlak, oleh karena itu harus

ditaksir dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini sering pula dipergunakan waktu

rata-rata yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut pada

waktu-waktu yang lalu.

3. Urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pekerjaan-pekerjaan apa yang harus diselesaikan sebelum suatu pekerjaan

dimulai, serta pekerjaan-pekerjaan apa yang dapat dikerjakan sesudah pekerjaan

tersebut selesai.

4. Ongkos untuk mempercepat setiap pekerjaan.

Dimaksudkan disini adalah tambahan biaya untuk kerja lembur. Pada prinsipnya

ongkos untuk mempercepat pekerjaan ini adalah tambahan ongkos yang

diperlukan karena dipercepatnya suatu pekerjaan dari taksiran waktu normal dan

(30)

Simbol-simbol dalam jaringan kerja:

: Anak panah, sebagai simbol kegiatan/aktivitas.

: Lingkaran, sebagai simbol kejadian.

: Anak panah terputus-putus, sebagai simbol aktivitas semu.

Diagram jaringan kerja adalah visualisasi penyelesaian pekerjaan yang

berupa jaringan kerja yang terdiri dari simbol kegiatan, simbol peristiwa (event) dan

bila diperlukan simbol hubungan antar peristiwa (dummy).

Produksi merupakan kombinasi dari kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan

dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu. Kegiatan-kegiatan

tersebut saling berkaitan sehingga ada kemungkinan suatu kegiatan tidak dapat

dimulai sebelum kegiatan lainnya terselesaikan.

Dalam diagram jaringan kerja dapat dilihat kaitan suatu kegiatan dengan

kegiatan-kegiatan lainnya, bahkan dapat diketahui kegiatan-kegiatan mana saja dan

lintasan-lintasan yang dapat menentukan jalur penyelesaian pekerjaan yang paling

efisien.

2. Jalur Kritis (Critical Path)

Jalur kritis adalah jalur terpanjang pada jaringan kerja dan waktunya menjadi

(31)

3. MetodeAlgorithma

Bila kegiatan-kegiatan suatu pekerjaan tidak banyak dan diagram jaringan

kerjanya sederhana, jalur kritisnya dapat dihitung dengan mudah, tetapi bila jaringan

kerjanya sangat kompleks, maka akan sulit menghitung jalur kritis dengan cara

sederhana seperti di atas. Maka diperlukan metode yang lain yang lebih efektif yaitu

metodeAlgorithma.

Metode algorithma adalah metode untuk mempermudah analisa jaringan

kerja di dalam mencari jalur kritis.

Beberapa notasi dalam metodealgoritma:

1. ES :earliest start time

yaitu waktu paling awal untuk memulai kegiatan

2. LS :latest start time

yaitu waktu paling lambat untuk memulai kegiatan.

3. EF :earliest finish time

yaitu waktu paling awal suatu kegiatan dapat diselesaikan.

4. LF :latest finish time

yaitu waktu paling lambat suatu kegiatan dapat diselesaikan.

4. Analisis Waktu

Waktu adalah hal yang sangat penting dalam penerapan jaringan kerja.

Dengan menggunakan analisis waktu diharapkan dapat ditetapkan prioritas suatu

kegiatan dalam penyelesaian pekerjaan. Hal ini untuk memungkinkan disesuaikannya

(32)

tujuan dari analisis waktu adalah menekan tingkat ketidakpastian dalam waktu

pelaksanaan selama penyelenggaraan pekerjaan. Manfaat dari analisis waktu adalah

cara kerja yang efisien sehingga waktu penyelenggaraan menjadi efisien pula.

5. Analisis Biaya dan Sumberdaya

Biaya dan sumberdaya merupakan masukan/input dalam penyelenggaraan

suatu pekerjaan. Analisis biaya dan sumberdaya bertujuan untuk mempelajari

kebutuhan akan biaya dan tenaga kerja yang diperlukan pada proses penyelenggaraan

pekerjaan. Nantinya analisis ini akan sangat membantu manajemen dalam

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat studi kasus.

Penelitian studi kasus merupakan penelitian terinci mengenai suatu obyek tertentu

dan kesimpulan/hasil penelitian hanya berlaku terhadap obyek yang diteliti.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 13 September sampai dengan 13

Oktober 1999 dan mengambil lokasi pada PTPN IX Kebun Merbuh/Getas Kecil/

Rejowinangun, Desa Merbuh, Kecamatan Singorojo, Kawedanan Boja, Kabupaten

Kendal, Jawa Tengah.

C. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah jaringan kerja proses produksi sheet.

D. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah bagian produksi.

E. Variabel Penelitian

Variabel masalah 1 adalah:

- Efisiensi proses produksi, artinya melakukan proses produksi dengan benar.

(34)

Variabel masalah 2 adalah:

- Percepatan proses produksi, artinya penyelesaian lebih cepat daripada

penyelesaian normal (penyelesaian dengan jalur kritis mula-mula).

- Daya tarik wisata, artinya segala sesuatu yang mendorong orang untuk

berkunjung dan singgah di obyek yang bersangkutan.

F. Data yang Akan Diteliti 1. Data Umum

a. Gambaran umum perusahaan.

b. Struktur organisasi perusahaan.

c. Personalia.

2. Data Khusus

a. Jenis barang yang dihasilkan.

b. Urut-urutan kegiatan dalam penyelesaian produk.

c. Waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan.

d. Biaya yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan.

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menyalin atau mengkopi

dokumen dari perusahaan untuk memperoleh informasi tentang data umum yang

meliputi gambaran umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan, personalia,

(35)

2. Teknik Wawancara

Yaitu pengumpulan data dengan tanya jawab, khususnya dengan bagian produksi

untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap berkaitan dengan jenis barang

yang dihasilkan, waktu yang dibutuhkan setiap kegiatan, dan biaya yang

dibutuhkan setiap kegiatan.

3. Teknik Observasi

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengamati obyek secara langsung untuk

memperoleh gambaran nyata tentang urut-urutan kegiatan dan pencatatan waktu

selama proses produksi.

H. Definisi Operasional

Untuk mempermudah di dalam memahami penelitian ini, maka penulis

mendefinisikan istilah-istilah yang ada:

1. Efisiensi proses produksi, artinya melakukan proses produksi dengan benar.

2. Percepatan proses produksi, artinya penyelesaian lebih cepat daripada

penyelesaian normal (penyelesaian dengan jalur kritis mula-mula).

3. Daya tarik wisata, artinya segala sesuatu yang mendorong orang untuk

berkunjung dan singgah di obyek yang bersangkutan.

I. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab masalah 1, yaitu mengetahui jaringan kerja yang dijalankan

perusahaan sudah efisien atau belum dilakukan analisis dengan membandingkan

(36)

yang ada sekarang dengan waktu dan biaya apabila perusahaan menggunakan

jaringan kerja dengan jalur kritis. Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai

berikut:

1. Menghitung waktu dari jaringan kerja yang ada di perusahaan sekarang.

Caranya:

a. Mengidentifikasi jalur proses produksi yang dilakukan perusahaan, meliputi:

1) Kegiatan/aktivitas

Yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan yang harus dilaksanakan.

2) Peristiwa

Yaitu menandai mulai dan berakhirnya suatu kegiatan, biasanya peristiwa

digambarkan dengan suatu lingkaran. Dua peristiwa dihubungkan dengan

suatu kegiatan.

b. Menghitung waktu masing-masing kegiatan

Penentuan waktu pada setiap kegiatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan

pekerjaan secara keseluruhan. Analisis waktu perlu untuk memperkirakan

waktu penyelesaian pekerjaan ataupun untuk merencanakan waktu

penyelesaian pekerjaan.

Analisis waktu dilakukan untuk memperoleh waktu normal. Rumus yang

digunakan untuk menentukan waktu normal adalah:

NT = AT x RF ST = NT X AF

AT =

n Xi

(37)

NT (Normal Time) : Waktu yang diperlukan oleh karyawan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan dengan tingkat

kecakapan normal.

AT (Average Time) : Waktu rata-rata yang diperlukan untuk menyelesaikan

suatu unit kegiatan dalam proses produksi.

RF (Rating Factor) : Prosentase yang menunjukkan tingkat kecakapan

seorang karyawan dibandingkan rata-rata.

Xi : Jumlah waktu pengamatan

AF : Alowance faktor / waktu cadangan

n : Jumlah yang diobservasi..

Ada 3 pembagian Rating Factor yaitu:

 Rating Factor tinggi = 60 % - 80 %  Rating Factor normal = 100 %

 Rating Factor rendah = 110 % - 120%

c. Menghitungkan biaya masing-masing kegiatan.

2. Menghitung waktu dan biaya dari jaringan kerja dengan menggunakan jalur

kritis.

Caranya:

a. Mengidentifikasi kegiatan dari proses produksi, meliputi merinci semua

kegiatan secara keseluruhan.

b. Menyusun urutan ketergantungan dari kegiatan-kegiatan yang harus

dikerjakan, dimana kegiatan ada yang harus dilakukan terlebih dahulu,

dilakukan bersamaan, sendiri ataupun bergabung.

(38)

d. Menentukan biaya masing-masing kegiatan.

e. Menggambar diagram jaringan kerja beserta identifikasi jalur kritis, caranya:

1) Dari diagram jaringan kerja kemudian dicari jalur kritisnya yaitu dengan

cara menghitung waktu penyelesaian total.

2) Waktu penyelesaian total yang terbesar merupakan jalur kritis.

3) Bila ternyata diagram jaringan kerjanya kompleks, maka perlu melakukan

perhitungan dengan bantuan metodeAlgorithma.

4) Dengan metode ini dicari ES, EF, LS dan LF.

5) Mencari/menghitung jalur kritis, yang merupakan jalur kritis adalah bila

kegiatan ES = LS ataupun EF = LF.

3. Membandingkan hasil perhitungan antara jumlah waktu dan biaya yang

digunakan perusahaan sekarang dengan jumlah waktu dan biaya seandainya

digunakan jalur kritis.

Dikatakan efisien apabila jumlah waktu dan biaya perusahaan saat ini lebih kecil atau

sama bila dibandingkan dengan jumlah waktu dan biaya yang harus dikeluarkan

seandainya perusahaan menggunakan jalur kritis.

Untuk menganalisis masalah nomor 2, yaitu untuk mengetahui apakah

dengan adanya percepatan pada proses produksi menurunkan daya tarik bagi

pengunjung, dilakukan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang dapat dipercepat.

Syaratnya:

(39)

b. Apabila kegiatan itu dipercepat, maka jalur kritis masih tetap melalui

kegiatan itu, walaupun ada kemungkinan akan timbul jalur kritis baru (lebih

dari satu jalur kritis).

c. Apabila sesudah dipercepatnya suatu kegiatan kritis, kemudian kegiatan

tersebut tidak lagi dilalui jalur kritis/tidak menjadi kegiatan kritis, maka

pemilihan percepatan kegiatan tersebut tidak akan mendapatkan hasil yang

diharapkan. Dengan demikian pemilihan percepatan kegiatan pada pekerjaan

tersebut perlu ditinjau kembali.

2. Menghitung biaya tambahan sebagai percepatan waktu.

Apabila percepatan untuk masing-masing kegiatan mempunyai ongkos

percepatan yang berbeda, maka pemilihan percepatan kegiatan adalah dengan

jalan memilih kegiatan pada jalur kritis yang mempunyai ongkos percepatan

yang paling kecil.

3. Menilai akibat penghematan waktu terhadap kemungkinan menurunkan daya

tarik wisatawan pada kegiatan-kegiatan yang dipercepat. Meliputi:

a. Kenyamanan

b. Pemahaman materi

c. Keamanan

Percepatan secara potensial tidak menurunkan daya tarik bagi pengunjung

apabila percepatan yang diperkirakan merubah jaringan kerja tetap tidak

mempengaruhi dari segi kenyamanan, pemahaman materi dan keamanan bagi

(40)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Kebun Merbuh/Getas Kecil/Rejowinangun semula terdiri atas beberapa

kebun yaitu kebun Merbuh, kebun Getas Kecil dan kebun Rejowinangun. Kebun

Merbuh sendiri terdiri dari kebun Merbuh dan kebun Kaliwringin. Pada tahun 1903 –

1912 kedua kebun ini menjadi kebun bibit karet, dan tahun 1912 resmi menjadi

perusahaan karet dengan nama “Govermen Ordernemeng Rubber” (GOR). Tahun

1942 dikuasai oleh Jepang dan tahun 1947 kebun dikuasai oleh Belanda kemudian

tahun 1957 kebun diambil alih oleh pemerintah RI yang bergabung pada BPU

(Badan Pengelola Usaha), PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) lama yang berpusat

di Jakarta. Tahun 1962 kebun Merbuh diserahkan kepada PPN Karet XIV yang

berpusat di Semarang, selanjutnya pada tahun 1968 PPN Karet bergabung menjadi

satu pada PNP (Perusahaan Negara Perkebunan) XVIII dan status PNP diubah

menjadi PTP (Perseroan Terbatas Perkebunan) (Persero) pada tahun 1972. Tahun

1994 PTP XVIII masuk dalam kelompok Jawa Tengah.

Kebun Getas Kecil dulu dikelola maskapai “Decultur Bank”, sedangkan

kebun-kebun Rejowinangun diusahakan oleh “Smad May”. Pada tahun 1957 kebun

Getas Kecil dan Rejowinangun diambil alih pemerintah RI yang tergabung pada PPN

unit Semarang. Pada tahun 1962 kebun Getas Kecil tergabung pada PPN Karet XIV

sedangkan kebun Rejowinangun masuk dalam PPN Antan XI. Akhirnya tahun 1982

(41)

dengan naman kebun Merbuh/Getas Kecil/Rejowinangun yang dikepalai oleh

seorang administratur yang berkedudukan di Desa Merbuh, dan mulai tanggal 11

Maret 1996 bergabung dalam PTPN IX.

B. Lokasi Perkebunan dan Perusahaan

Perkebunan terhampar di antara 2 gunung yaitu Gunung Ungaran dan

Gunung Sindoro yang terbelah oleh sungai Kaliputih, Kaliwringin, Kalilaut, Kali

Glagah dan sebagainya. Perkebunan terletak di wilayah Kecamatan Singorojo,

Kawedanan Boja, Kabupaten Kendal, Propinsi Jawa Tengah. Kebun di ujung selatan

masuk desa Sukodadi yang berbatasan langsung dengan wilayah Temanggung, ke

arah utara lewat Kaliwungu sampai Kendal, ke arah barat daya lewat Patehan sampai

Temanggung, ke arah selatan lewat Bandungan sampai Ambarawa. Pabrik tempat

penelitian terletak di Merbuh/Getas Kecil/Rejowinangun pos Boja yang merupakan

kantor pusat.

Tabel IV.1.

Areal Konsesi tahun 1999

Uraian Ha

Jumlah 2 339 47

(42)

Keterangan:

TM : tanaman menghasilkan

TBM : tanaman belum menghasilkan

TTI : tahun tanaman ini

TTAD : tanaman tahun yang akan datang

Lain-lain : pabrik, rumah karyawan, jurang, tebing, lapangan, areal

cadangan

C. Struktur Organisasi

Pada PTPN IX Kebun Merbuh/Getas Kecil/Rewi ini menggunakan struktur

organisasi garis (line organization) dimana semua unit dihubungkan dari atas ke

bawah oleh suatu garis komando yang jelas.

Pimpinan tertinggi pada PTPN IX ini disebut administratur, yang membawahi

2 sinder kepala. Sebagai catatan, penulis memberikan keterangan mengenai job

description staff Kebun Merbuh beserta staff kantor, yang meliputi administratur,

sinder kepala, sinder kantor dan sinder teknik/pengolahan. Secara lengkap struktur

(43)
(44)

Membantu Direksi PT Perkebunan Nusantara IX dengan memimpin Unit

Pelaksana Perusahaan Kebun Budidaya dalam melaksanakan tugas-tugas

operasional perusahaan.

b. Tugas dan kewajiban

1) Menyusun rencana kerja dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Unit

Pelaksana Perusahaan untuk satu tahun periode anggaran dalam rangka

penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan tahunan PT Perkebunan

Nusantara IX atas dasar ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Direksi.

2) Melaksanakan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Unit Pelaksana

Perusahaan yang telah disahkan oleh Direksi sesuai dengan jenis

pekerjaan/kegiatan yaitu dalam bidang tanaman, teknik/pengolahan dan

ketatausahaan.

3) Melaksanakan sistim jaminan mutu (ISO 9000) bebas kontaminan

terhadap produk budidaya mulai dari bahan baku sampai penyerahannya

di veem yang memenuhi standar spesifikasi teknis dan permintaan

konsumen dalam pola manajemen PMT/GKM.

4) Melaksanakan pengendalian terhadap pengeluaran-pengeluaran untuk

membiayai kegiatan kerja sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja

Anggaran Perusahaan, dan melaporkan serta membicarakan dengan

Direksi apabila harus dilakukan penyimpangan yang merugikan, demi

(45)

5) Melaksanakan, melakukan pengawasan dan mengamankan pelaksanaan

Organisasi Unit Pelaksana Perusahaan yang telah ditetapkan oleh Direksi

dan menggunakannya agar supaya menjadi alat manajemen yang efektif

dan efisien bagi Administratur.

6) Melaksanakan, melakukan pengawasan dan mengamankan pelaksanaan

sistim pembukuan berdasarkan prinsip akuntansi yang telah ditetapkan

terhadap penerimaan dan penggunaan dana/uang kerja, prosedur

pembelian barang dan bahan serta pergudangan.

7) Mengadakan hubungan dan kerjasama yang sebaik-baiknya dengan

wakil-wakil karyawan, masyarakat desa di sekitar kebun, pemerintah

daerah setempat, instansi-instansi sipil dan ABRI untuk mencapai

kelancaran tugas Unit Pelaksana Perusahaan baik dalam bidang kultur

teknis maupun non kultur teknis.

8) Melakukan verifikasi terhadap semua dokumen/bukti-bukti yang

diperlukan untuk mengajukan permintaan barang dan uang ke Kantor

Direksi PT Perkebunan Nusantara IX.

9) Melakukan verifikasi terhadap semua dokumen/bukti-bukti yang

dipergunakan oleh Sinder Kantor, Sinder Afdeling dan Sinder Teknik

untuk mengajukan permintaan uang yang akan dibayarkan kepada pihak

ketiga untuk kepentingan tugasnya.

10) Melakukan pengawasan dan bimbingan terhadap kegiatan kerja yang

meliputi kegiatan dalam bidang tanaman, produksi, pengolahan, teknik,

(46)

supaya pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah

ditetapkan.

11) Menyelenggarakan pertemuan secara berkala maupun insidentil menurut

keperluan dengan Kepala Bagian (Kantor, Teknik dan Kebun) atau

petugas lainnya yang dipandang perlu, untuk membicarakan pelaksanaan

tugas dan kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Kerja

Anggaran Perusahaan.

12) Mengkoordinir dan melakukan pengawasan terhadap kegiatan kerja para

Sinder dan petugas bawahannya agar supaya dapat bekerja secara baik,

efektif dan efisien, termasuk cara-cara penggunaan uang, barang-barang

inventaris, alat-alat dan perkakas lainnya.

13) Selain berusaha meningkatkan efisiensi dengan menciptakan metode kerja

yang lebih praktis, dan mencegah terjadinya pemborosan dalam bentuk

uang, barang, waktu, tenaga, tempat dan ruang.

14) Memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap kegiatan kerja petugas

bawahannya agar supaya mereka lebih mampu dalam menunaikan tugas

dan kewajibannya sesuai dengan jabatan yang dipangkunya, atau dengan

tugas yang harus dilaksanakannya.

15) Mencatat konduite termasuk prestasi kerja para Kepala Bagian dan

petugas bawahannya, untuk keperluan kebijaksanaan di dalam bidang

(47)

16) Selalu berusaha memelihara kerjasama yang sebaik-baiknya, kegembiraan

dan ketenangan kerja, serta memperhatikan hak-hak para Kepala Bagian

dan petugas bawahannya di dalam Unit Pelaksana Perusahaan.

17) Menjaga nama baik PT Perkebunan Nusantara IX di dalam melaksanakan

tugas dan kewajibannya, dan merahasiakan angka, data atau informasi

lainnya yang lazim disebut rahasia Perusahaan atau rahasia jabatan

terhadap siapapun juga, kecuali terhadap petugas yang berwenang karena

fungsinya.

18) Memberikan data, informasi atau bahan pertimbangan lainnya, baik

diminta maupun tidak diminta kepada Direksi, yang bagi Direksi

diperlukan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan atau untuk

menentukan kebijaksanaan.

19) Membuat laporan secara periodik menurut ketentuan dan insidentil

menurut keperluan kepada Direksi, tentang pelaksanaan tugas dan

kewajiban yang menjadi tanggung jawabannya.

20) Menyelenggarakan catatan dan melakukan pengawasan terhadap

barang-barang inventaris/peralatan milik PT Perkebunan Nusantara IX yang

berada dan dipergunakan di dalam Unit Pelaksana Perusahaan, termasuk

penyusunan arsip/dokumentasi surat-menyurat agar supaya terawat, awet

dan terjaga keamanannya.

21) Mengambil alih tugas dan kewajiban para Sinder yang absen /tidak

berada di tempat kerjanya atau karena sesuatu hal tidak dapat

melaksanakan tugas dan kewajibannya, dengan mengerjakan sendiri dan

(48)

22) Memberitahukan dan atau minta ijin kepada Direksi, apabila karena

sesuatu hal tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya atau

absen/tidak berada di tempat kerjanya.

23) Menyelesaikan masalah yang diajukan oleh para Sinder, atau memberikan

saran dan petunjuk tentang cara penyelesaiannya.

24) Menyelesaikan tugas dan kewajiban tertentu lainnya yang didelegasikan

oleh Direksi, yang belum termuat di dalam uraian tugas dan kewajiban di

atas.

3. Sinder Kepala

a. Fungsi Pokok

Membantu Administratur Kebun dengan melakukan bimbingan, pengawasan

dan koordinasi kepada para Sinder untuk mengelola budidaya, teknik/

teknologi dan ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang

berlaku.

b. Tugas dan Kewajiban

1) Memberikan bimbingan dan koordinasi terhadap penyusunan rencana

kerja dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan untuk satu tahun periode

anggaran dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan

Tahunan PT Perkebunan Nusantara IX.

2) Memberikan petunjuk-petunjuk tentang teknik budidaya di lapangan dan

teknik/teknologi dan melakukan pengawasan terhadap tercapainya .target

pekerjaan lapangan pada waktu tertentu sesuai dengan vo1ume pekerjaan

(49)

3) Memberikan petunjuk-petunjuk tentang pelaksanaan sistim jaminan mutu

(ISO-9000) bebas kontaminan terhadap produk budidaya mulai dan bahan

baku ke pabrik, proses pengolahan dan angkutan produksi sampai ke

veem dalam pola manajemen PMT/GKM.

4) Menghimpun dan menyusun laporan kegiatan kerja di lapangan yang

meliputi bidang pekerjaan lapangan pertanaman seperti produksi harian,

pemupukan, pemberantasan hama/penyakit, pengupahan karyawan dan

pekerjaan teknik budidaya lainnya, pemeliharaan bangunan, mesin dan

instalasi, menilai laporan-laporan tersebut dan melaporkannya kepada

Administratur.

5) Menerima dan melaksanakan penugasan Administratur untuk

mewakilinya terhadap tamu-tamu atau pihak ketiga/Instansi luar yang

berkunjung ke Kebun dan untuk menghubungi Instansi di luar guna

melaksanakan tugas Unit Pelaksana Perusahaan.

6) Mengkoordinir dan melakukan pengawasan terhadap kegiatan kerja para

Sinder dan petugas bawahannya agar supaya mereka dapat bekerja secara

baik, efektif dan efisien, termasuk cara-cara penggunaan uang,

barang-barang inventaris, alat-alat dan perkakas lainnya.

7) Selalu berusaha meningkatkan efisiensi dengan menciptakan metode kerja

yang lebih praktis, dan mencegah terjadinya pemborosan dalam bentuk

uang, barang, waktu, tenaga, tempat dan ruang.

8) Memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap kegiatan kerja para

(50)

melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan jabatan yang

dipangkunya atau dengan tugas yang harus dilaksanakannya.

9) Selalu berusaha memelihara kerjasama yang sebaiknya kegembiraan dan

ketenangan kerja, serta memperhatikan hak-hak para Sinder dan petugas

bawahannya di dalam unit Pelaksana Perusahaan.

10) Menjaga nama baik PT Perkebunan Nusantara IX di dalam melaksanakan

tugas dan kewajibannya, dan merahasiakan angka, data, atau informasi

lainnya yang lazim disebut rahasia Perusahaan atau rahasia jabatan

terhadap siapapun juga, kecuali terhadap petugas yang berwenang karena

fungsinya.

11) Memberikan data, informasi atau bahan pertimbangan lainnya, baik

diminta maupun tidak diminta kepada Administratur, yang bagi

Administratur diperlukan untuk mengambil keputusan atau, untuk

menentukan kebijaksanaan.

12) Membuat laporan secara periodik menurut ketentuan dan insidentil

menurut keperluan, tentang pelaksanaan tugas dan kewajiban yang

menjadi tanggung jawabnya.

13) Mengambil alih tugas dan kewajiban para Sinder yang absen /tidak

berada di tempat kerjanya atau karena sesuatu hal tidak dapat

melaksanakan tugas dan kewajibannya, dengan mengerjakan sendiri atau

(51)

14) Memberitahukan dan atau meminta ijin kepada Administratur, apabila

karena sesuatu hal tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya atau

absen/tidak berada di tempat kerjanya.

15) Menyelesaikan masalah yang diajukan oleh para Sinder atau memberikan

saran dan petunjuk tentang cara menyelesaikannya.

16) Melaksanakan tugas dan kewajiban tertentu lainnya yang didelegasikan

oleh Administratur, yang belum termasuk di dalam uraian tugas dan

kewajiban di atas.

4. Sinder Kantor

a. Fungsi Pokok

Membantu Administratur dengan memimpin Bagian Kantor Induk mengelola

penerimaan dan penggunaan dana/uang kerja dan melaksanakan

kegiatan-kegiatan ketatausahaan.

b. Tugas dan Kewajiban

1) Menyusun rencana kerja dan Rencana kerja Anggaran Perusahaan tingkat

Unit Pelaksana Perusahaan untuk satu tahun periode anggaran dalam

rangka penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Tahunan PT

Perkebunan Nusantara IX.

2) Menyusun pedoman yang diperlukan bagi penyusunan rencana anggaran

Bagian Kebun dan Bagian Teknik serta memberikan petunjuk-petunjuk

(52)

3) Membuat kompilasi data rencana kerja anggaran perusahaan dan Bagian

Kebun, Bagian Teknik dan Bagian Kantor, dan menyusunnya sebagai

Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Unit Pelaksana Perusahaan.

4) Mengalokasikan biaya untuk kegiatan kerja dan Bagian Kebun, Kantor

dan Teknik sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan yang

telah disahkan oleh Direksi.

5) Membuat laporan hasil analisa dan pengawasan terhadap pelaksanaan

Rencana Kerja Anggaran Perusahaan secara berkala dan insidentil

menurut keperluan kepada Administratur.

6) Melakukan verifikasi tingkat pertama atas kebenaran bukti-bukti

permintaan uang dan bukti-bukti lainnya untuk dibayarkan, sebelum

bukti-bukti tersebut diajukan kepada administratur.

7) Menjaga keselamatan dan keamanan uang kontan, surat-surat berharga

yang bernilai uang dan dokumen-dokumen keuangan lainnya.

8) Membuat rencana pembayaran /arus kas terhadap kegiatan kerja secara

bulanan untuk tiap-tiap kwartal berdasarkan Rencana kerja Anggaran

Perusahaan yang telah disahkan oleh Direksi sesuai dengan

petunjuk-petunjuk Administratur.

9) Menyelenggarakan penerimaan dan pembayaran uang kas dan atau per

bank dari dan kepada pihak yang berhak sesuai dengan bukti-bukti yang

sah menurut prosedur yang berlaku.

10) Melakukan pemeriksaan saldo kas setiap hari dan melaporkan saldo kas

(53)

11) Menjaga minimum dan maksimum kas yang telah ditentukan oleh

Administratur, dan menyimpan di Bank untuk tiap kelebihan dari

maksimumnya.

12) Melakukan penagihan terhadap debitur-debitur dan menempatkan di Kas

dan Bank segera setelah diterima hasil penagihannya dan membuat

catatan tentang penerimaan dan pengeluaran Kas/Bank dan mutasinya

dengan debitur-debitur.

13) Menyelesaikan masalah keuangan yang bersangkutan dengan perpajakan

dan asuransi, baik yang berhubungan dengan pembayarannya maupun

dengan penagihan klaimnya, kecuali asuransi dan klaim yang dilakukan

oleh Direksi.

14) Menyusun, mengisi dan menghimpun laporan-laporan Managemen,

laporan-laporan Pengawasan Biaya dan Laporan-Laporan lainnya yang

diperlukan bagi Administratur untuk melaksanakan tugas pengawasan

fisik dan biaya.

15) Menerima dan melaksanakan penugasan Administratur bilamana

diperlukan mewakili menerima tamu-tamu atau Instansi yang berkunjung

ke Kebun atau menghubungi Instansi di luar untuk melaksanakan/

mengurus kepentingan Kebun.

16) Mengurus kesehatan Karyawan Unit Pelaksana Perusahaan, baik

Karyawan Staf, Bu1anan, Harian Tetap maupun kesehatan lingkungan

(54)

17) Menghimpun dan menyimpan/ menyusun surat-surat dan Instruksi dari

Direksi maupun dari Instansi lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan

di Unit Pelaksana Perusahaan, mengusahakan kelancaran arus

surat-menyurat termasuk pekerjaan pengetikan dan pekerjaan sekretariat

lainnya.

18) Mengurus dan mengadakan pencatatan tentang masuk dan keluarnya

barang dan bahan dari gudang, membuat dan menyusun kartu gudang,

menyusun barang-barang gudang dengan pemberian kode dan klasifikasi

tertentu sehingga dengan mudah dapat diketahui dan diambil bilamana

diperlukan yang meliputi jumlah barang, kwalitas dan spesifikasinya, dan

kegiatan-kegiatan administrasi pergudangan lainnya.

19) Melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap pekerjaan administrasi

persediaan kantor (APK), pembukuan dan hubungan rekening koran dan

aktiva.

20) Melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap penyusunan daftar gaji

dan upah serta pengurusan sumber daya manusia lainnya dan

pengembangan koperasi karyawan.

21) Selalu berusaha meningkatkan efisiensi dengan menciptakan metode,

kerja yang lebih praktis, dan mencegah terjadinya pemborosan dalam

bentuk uang, barang, waktu, tenaga, tempat dan ruang.

22) Memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap para petugas

(55)

dan kewajibannya scsuai dengan jabatan yang dipangkunya, atau dengan

tugas yang harus dilaksanakannya.

23) Selalu berusaha memelihara kerjasama yang sebaik-baiknya kegembiraan

dan ketenangan kerja serta memperhatikan hak-hak para petugas

bawahannya di dalam me1aksanakan tugasnya.

24) Menjaga nama baik PT Perkebunan Nusantara IX dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya, dan merahasiakan

angka, data, atau informasi 1ainnya yang lazim disebut rahasia

perusahaan atau rahasia jabatan terhadap siapapun juga, kecuali terhadap

petugas yang berwenang karena fungsinya.

25) Memberikan data, informasi atau lahan pertimbangan lainnya, baik

diminta maupun tidak diminta kepada Administratur, yang bagi

Administratur diperlukan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan

dan atau untuk menentukan kebijaksanaan.

26) Membuat laporan secara periodik menurut ketentuan dan insidentil untuk

keperluan, tentang pelaksanaan tugas dan kewajiban yang menjadi

tanggung jawabnya.

27) Mengambil alih tugas dan kewajiban petugas bawahannya yang absen/

tidak berada di tempat kerjanya atau karena sesuatu hal tidak dapat

melaksanakan tugas dan kewajibannya, dengan mengerjakan sendiri atau

(56)

28) Memberitahukan dan atau minta ijin kepada Administratur apabila karena

sesuatu hal tidak dapat, melaksanakan tugas dan kewajibannya atau

absen/tidak berada di tempat kerjanya.

29) Menyelesaikan masalah yang diajukan oleh para petugas bawahannya,

atau memberikan saran dan petunjuk tentang cara penyelesaiannya.

30) Melaksanakan tugas dan kewajiban tertentu lainnya yang didelegasikan

oleh Administratur, yang belum termuat didalam uraian tugas dan

kewajiban diatas.

5. Sinder Teknik/Pengolahan

a. Fungsi Pokok

Membantu Administratur dengan memimpin Bagian Teknik untuk kegiatan

kerja bidang teknik, pengolahan, mesin, listrik, teknik sipil dan traksi.

b. Tugas dan Kewajiban

1) Menyusun rencana kerja dan rencana Kerja Anggaran Perusahaan Bagian

Teknik untuk satu tahun periode anggaran dalam rangka penyusunan

Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Unit Pelaksana Perusahaan.

2) Melaksanakan dan mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan

Rencana Kerja Anggaran Perusahaan yang telah disahkan oleh Direksi PT

Perkebunan Nusantara IX dalam bidang pekerjaan pemeliharaan,

rehabilitasi dan pembangunan gedung/bangunan perusahaan, alat

pengangkutan, jalan, jembatan, mesin dan instalasi listrik, pengolahan,

sortasi dan pengiriman produksi berdasarkan volume pekerjaan biaya dan

(57)

3) Melaksanakan sistim jaminan mutu (ISO-9000) bebas kontaminan mulai

dari pengangkutan bahan baku/panen dan TPH ke pabrik, proses

pengolahan di pabrik dan pengiriman produksi ke veem da1am pola

manajemen PMT/GKM.

4) Membuat gambar dan bestek untuk pekerjaan-pekerjaan teknik sipil,

mesin, listrik dan pengolahan, termasuk menghitung biayanya.

5) Memelihara dan mengatur kegiatan-kegiatan angkutan kendaraan

bermotor untuk kepentingan produksi diluar dan di dalam kebun,

kendaraan penumpang, mobil beban dan alat pertanian (traktor dan

lain-lain) agar supaya setiap waktu dapat dipergunakan dengan baik.

6) Menghimpun dan menyusun administrasi tentang kegiatan kerja dalam

bidang teknik seperti sortasi produksi, eksploitasi alat pengangkutan dan

lain-lain kegiatan administrasi teknik berdasarkan ketentuan-ketentuan

yang berlaku.

7) Mengkoordinir dan melakukan pengawasan terhadap kegiatan kerja para

pembantu Sinder Teknik, Mandor dan petugas bawahan lainnya agar

supaya mereka dapat bekerja secara baik, efektif dan efisien, termasuk

cara-cara penggunaan uang, barang-barang inventaris, alat-alat dan

perkakaslainnya.

8) Selalu berusaha meningkatkan efisiensi dengan menciptakan metode kerja

yang lebih praktis, dan mencegah terjadinya pemborosan dalam bentuk

(58)

9) Memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap para pembantu Sinder

Teknik, Mandor dan petugas bawahan lainnya agar supaya mereka lebih

mampu dalam menunaikan tugas dan kewajibannya sesuai dengan jabatan

yang dipangkunya, atau dengan tugas yang harus dilaksanakannya.

10) Selalu berusaha memelihara kerja sama yang sebaik-baiknya,

kegembiraan dan ketenangan kerja, serta memperhatikan hak-hak para

petugas bawahannya.

11) Menjaga nama baik PT Perkebunan Nusantara IX dalam melaksanakan

tugas dan kewajibannya, dan merahasiakan angka, data atau informasi

lainnya yang lazim disebut rahasia Perusahaan atau rahasia jabatan

terhadap siapapun juga, kecuali terhadap petugas yang berwenang karena

fungsinya.

12) Memberikan data, informasi atau bahan pertimbangan lainnya, baik

diminta maupun tidak diminta kepada Administratur, yang bagi

Administratur diperlukan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan

dan atau untuk menentukan kebijaksanaan.

13) Membuat laporan rencana periodik menurut ketentuan dan insidentil

menurut keperluan kepada Administratur, tentang pelaksanaan tugas dan

kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya.

14) Mengambil alih tugas dan kewajiban petugas bawahannya yang absen/

tidak berada di tempat kerjanya atau karena sesuatu hal tidak dapat

melaksanakan tugas dan kewajibannya, dengan mengerjakan sendiri dan

(59)

15) Memberitahukan dan atau meminta ijin kepada Administratur, apabila

karena sesuatu hal tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya atau

absen/tidak berada di tempat kerjanya.

16) Memutuskan masalah yang diajukan oleh petugas bawahannya, atau

memberikan petunjuk tentang cara penyelesaiannya.

17) Melaksanakan tugas dan kewajiban tertentu lainnya yang didelegasikan

oleh Administratur, yang belum termasuk di dalam uraian tugas dan

kewajiban tersebut di atas.

D. Sumber Daya Manusia tahun 1999

Tenaga kerja di perkebunan Merbuh ada beberapa status yang pembagiannya

sebagai berikut:

Tabel IV.2.

Penggolongan Tenaga Kerja Berdasarkan Status

Status Jabatan

Administratur, sinder kepala, sinder

Mandor, juru tulis

Dokter, pakam (kepala keamanan)

Pengawas/pembantu mandor

Pelaksana

Pelaksana

(60)

Tabel IV.3.

Penggolongan Tenaga Kerja Berdasarkan Umur

Karyawan

Umur

Pegawai

Staff Bulanan Hr. Tetap Hr. Lepas Honor Jumlah

> 55 th 1 1 - - - 2

Sumber data: PTPN IX Merbuh/Getas Kecil/Rewi

Tabel IV.4.

Penggolongan tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan

Karyawan

(61)

Di dalam memperoleh tenaga kerja, upaya yang dilakukan perusahaan adalah:

 mencari sendiri calon tenaga kerja  menyeleksi para pelamar

Sebagai perusahaan yang besar, PTPN IX memberikan beberapa jaminan sosial

yaitu:

1. Upah

Berdasarkan Surat Direksi No : PTPN IX 0/SE/24,25/1999 SM tanggal 16 April

1999 Skill Rp. 6275/hari, un skill Rp. 5980/hari.

2. Jamsostek – PT Astek (persero)/Taspen.

Bagi Staff, bulanan, harian tetap , harian lepas/musiman.

3. Dana pensiun-YDPP (Yayasan Dana Pengelola Pensiun)

Bagi staff, bulanan, harian tetap.

4. Pakaian kerja

Bagi staff, bulanan, harian tetap, diberikan 2 kali dalam 1 tahun.

5. THR/Jasa produksi

Dibayar menjelang Hari Raya Idul Fitri bagi karyawan bulanan, harian tetap,

harian lepas.

6. Bonus

Dibayar sesuai dengan keuntungan perusahaan, bagi karyawan bulanan, harian

(62)

7. Fasilitas sosial

- Masjid, gereja

- Sarana olah raga (lapangan sepakbola, tenis, bola volley)

- Sarana kesenian (gedung, gamelan, kulintang)

- TK, SD, SMP

- Balai pengobatan

E. Produksi

Perusahaan ini menghasilkan 2 buah produk dari hasil olahan getah karet

yaitu:

1. Sheet, dengan beberapa kualitas yaitu:

RSS 1, RSS 2, RSS 3, RSS 4

2. Brown Crepe, dengan beberapa kualitas yaitu:

BrCr 1x, BrCr 2x, BrCr 3x

Pada penelitian ini hanya meneliti proses produksi sheet saja.

Di dalam pembuatan produk sheet tersebut digunakan:

 Bahan utama pengolahan sheet: lateks (getah karet).  Bahan tambahan pengolahan sheet: air, asam semut.  Bahan tambahan untuk pengepresan: talk.

(63)

Sedangkan mesin-mesin yang digunakan:

 Pengolahan sheet:

a. Mesin monster, yaitu mesin penggiling sampel.

b. Mesin sheeter, yaitu mesin penggiling sheet.

 Pengepresan

Mesin pres, yaitu mesin untuk mengepres sheet yang sudah di pak.

Alat-alat yang digunakan:

 Pengolahan sheet : saringan kasar, sedang, halus, talang, alat pengaduk, alat

pembuang busa, selang, timbangan.

 Pengasapan : lori, termometer

 Sortasi : gunting

 Penimbangan : timbangan

 Pengepakan : kotak pengepakan  Pembungkusan : penusuk

 Pelaburan : kuas

 Pelabelan : mal, kuas

F. Proses Produksi

Secara umum proses produksi pada pabrik Merbuh adalah sebagai berikut:

Seluruh kegiatan di dalam pabrik merupakan rangkaian di dalam proses produksi.

Pada pengolahan sheet dari awal hingga siap untuk dipasarkan melalui berbagai

kegiatan. Di dalam pengolahan sheet ini meliputi beberapa kegiatan yang harus

(64)

1. Pengukuran Kadar Karet Kering (KKK)

Lateks cair diambil; contoh untuk mengetahui kadar karet keringnya. Dengan

mengetahui KKK maka dapat diperkirakan:

 Jumlah karet kering dari jumlah lateks tersebut.

 Jumlah air yang harus ditambahkan untuk mengencerkan lateks sampai kadar

yang dikehendaki.

 Jumlah obat pembeku/zat kimia yang diperlukan

Cara pengukuran KKK:

Ambil lateks 100 gram, kemudian diberi zat pembeku secukupnya sambil diaduk

terus sampai bisa membeku. Kemudian digiling sampai setipis 1-2 mm,

kemudian ditimbang. Hasil timbangan ini disebut timbangan basah dan setelah

dikeringkan/diasap beratnya akan susut.

2. Pengukuran Jumlah Lateks

Setelah lateks bersih baru kemudian diadakan pengukuran volume yang diterima

di pabrik secara keseluruhan dengan satuan liter.

Tujuan dari pengukuran jumlah lateks adalah memperhitungkan jumlah bak

pembekuan yang akan dipakai.

3. Penyaringan

Penyaringan dilakukan sebanyak 3 kali

 Penyaringan I

Dilakukan pada waktu penerimaan lateks dari tangki ke bak penampungan

(65)

Penyaringan ini dilakukan dengan alat penyaring kasar yang terbuat dari

aluminium.

 Penyaringan II

Dilakukan pada saat lateks dialirkan dari bak penampungan ke bak

pembekuan.

 Penyaringan III

Dilakukan sebelum lateks dimasukkan dalam bak pembekuan. Tujuannya

agar kotoran yang tadinya belum tersaring pada penyaringan I dapat tersaring

bersih. Penyaringan dilakukan dengan alat penyaring dengan ukuran lubang

0,6 mm.

Meskipun soal penyaringan lateks ini tampaknya tidak begitu penting,

namun sebenarnya penyaringan merupakan sumber kesalahan-kesalahan

besar pada pengolahan sheet.

4. Pengenceran Lateks

Langkah kerja pengenceran:

 Siapkan air bersih sebanyak yang diperlukan dalam bak pembeku.

 Masukkan lateks yang sudah melewati proses penyaringan 3 kali.  Kemudian busa yang timbul dikeluarkan dengan alat pembuang busa.  Obat pembeku/asam semut dimasukkan dalam lateks.

 Kemudian dilakukan pengadukan lagi agar semua bahan tercampur dengan

menggunakan pengaduk dari aluminium.

(66)

 Sesudah itu sekat-sekat pemisah pada bak pembeku dipasang sewaktu

memasang sekat-sekat, mula-mula dipasang sebuah sekat di tengah-tengah

bak pembeku dan kedua petak yang terbentuk dibagi dua lagi dan seterusnya

sehingga semua sekat terpasang dalam bak.

5. Pembekuan

Hasil bekuan diperoleh dalam waktu minimal 2 jam. Beberapa waktu sesudah itu

jika bekuan sudah mulai menjadi keras, maka ke dalam bak pembekuan diberi

air. Hal ini mempercepat proses pengerutan, sehingga bekuan pada waktu dilepas

dari sekat-sekat pemisah tidak melekat satu dengan yang lain dan timbulnya

bintik-bintik oksidasi pada bekuan dapat dicegah. Hasil bekuan yang berupa

lembaran siap digiling.

6. Penggilingan

Pemrosesan bekuan menjadi sheet dilakukan dengan mesin sheeter yang terdiri

dari 6 silinder, dimana silinder ke-6/terakhir merupakan mesin pemberi motif

garis-garis, sehingga hasil sheet nampak motif garis-garis penggilingan harus

dilakukan dengan teliti terutama pada ujung dan tepi-tepi lembaran agar nantinya

waktu mengering bersamaan seperti bagian-bagian sheet lainnya.

7. Mencuci sheet

Setelah keluar dari mesin sheeter, sheet langsung dicuci sebuah bak cuci

dipasang dekat di belakang mesin dan harus dijaga agar air senantiasa

diperbaharui. Pencucian dilakukan secara menyeluruh dari bagian atas sampai

Gambar

Tabel IV.1.
Tabel IV.2.
Tabel IV.4.
Gambar IV.2. Daerah tempat Produksi Sheet
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengoperasian Teknologi Peternakan Tepat Guna Persiapan Kegiatan 100 % 100 % 100 Bintek Peningkatan SDM Penyuluh Peternakan 3 Hari 3 Hari 100 VI

FPB dari dua atau tiga bilangan di dapat dari perkalian faktor prima yang sama dengan pangkat

PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP GUDANG PERALATAN ELEKTRONIK DAN PERALATAN.. RUMAH TANGGA PT.JDCL

Setelah penjelasan dan arahan Ketua DPRD NTT selaku Panitia Pengarah, dilanjutkan dengan penjelasan Panitia Sayembara dan Dewan Juri. Adapun hal-hal yang di

Oleh karena itu, kami undang S audara untuk dapat hadir dalam rangka kegiatan dimaksud, yang akan dilaksanakan pada :..

*) Harga bahan pabrikan dalam penawaran yang lebih rendah dari harga pasar wajib melampirkan dukungan toko/agen yang melayani. Harga tersebut berlaku untuk umum dan dalam

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan metode Promethee , dapat dilihat pada tabel diatas bahwa yang mempunyai nilai Net Flow terbesar adalah A3 dan

Pancasila memiliki peranan sebagai ideologi dan dasar negara, yang berarti bahwa Pancasila digunakan sebagai sumber hukum nasional, sebagaimana yang telah ditentukan di Ketetapan