SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Oleh :
Ardanti Dwiputranti NIM : 042214012
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Tidak ada sesuatu yang mudah dikerjakan, untuk memperolehnya diperlukan Doa,
Usaha Keras, dan Semangat yang Tinggi
Wanita cantik melukis kekuatan lewat masalahnya, tersenyum saat tertekan dan
bertambah kuat dalam doa dan pengharapan. Semua ini ditujukan buat kamu,
wanita kepunyaan Allah
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Bunda Ma r i a da n Tuha n Ye s us Kr i s t us
Kubersyukur padaMu karena Engkau telah memberiku talenta berupa kepintaran,
perlindungan, dan kasih sayang selama hidupku. Berkatilah anakMu ini ya Bapa,
ya Bunda Maria supaya menjadi berkat bagi sesama dalam hidup seturut
kehendakMu.
Ba pa k da n I buku
Salam hormat dan cintaku pada Bapak dan Ibu yang telah melahirkan,
membesarkan, dan mendidikku dengan kasih sayang yang tak terhingga. Terima
kasih atas semuanya, aku akan berjuang agar selalu menjadi kebanggaanmu dan
tetap menjadi diriku sendiri yang pantang menyerah dalam hidup.
Ke l uar ga Be s ar ku
Eyang Kakung dan Eyang Putriku, Pakdhe dan Budhe serta keluarga besarku baik
vii
menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen,
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih tak terhingga pada :
a. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang memberikan Rahmat, Berkat,
Perlindungan dan Kasih sayangNya yang tidak pernah putus dalam hidup
penulis.
b. Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada
penulis.
c. Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
d. V. Mardi Widyadmono, S.E., MBA selaku Kepala Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
e. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S selaku pembimbing I yang telah membantu
dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
f. Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si selaku pembimbing II yang telah sabar
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
g. Ayahanda Thomas Sutarja, Ibunda Lusia Widanti Turwibakti yang peduli
pada pendidikan anaknya serta banyak mendorong dan mendoakan
anaknya hingga skripsi ini selesai.
h. Dosen-Dosen Manajemen yang telah memberikan ilmunya selama ini
kepada penulis sehingga sampai saat ini dapat menyelesaikan skrip si ini.
i. Seluruh karyawan di Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
viii
j. Karyawan Pojok BEI fakultas Ekonomi Sanata Dharma yaitu Bu Tutik dan
karyawan BEI UKDW yang telah membantu penulis dalam memperoleh
data bagi penyelesaian skripsi ini.
k. Kakak penulis yaitu Widyanto Purwantara yang selalu menyemangati
penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
l. Keluarga Besar kami yaitu Eyang Kakung dan Eyang Putri Diposuro,
Eyang Kakung dan Eyang Putri Atmosumarto, saudara sepup u penulis
Rani, Sari, Anin, Retno, Diva, Sarah, Wawan, mas Adri, Mas Yohan, Mas
Yogi, Budhe dan Pakdhe Yudi, Budhe dan Pakdhe Nuranto, Bu Lik Linda,
Bu Lik yuli, Om Sumadi, Om Bambang, Om Wiwin, Om Sres, Tante Rini,
Bu Nanik, Tante Vita, Tante Wahyu, yang selalu memberi semangat dan
doa kepada penulis.
m. Guru-Guru SMA Stella Duce 2, Pak Sutrisna, Pak Markus, Bu Ima, Bu
Ana, Bu Tutik, Pak Jarot, Pak Banu, Pak Slamet, Pak Edi, Bu Woro dan
semua karyawannya yang telah memberi dorongan dan semangat kepada
penulis.
n. Teman-teman SMA Stela Duce 2 angkatan 2001 dan sahabat-sahabatku,
Cahya, Arum, Ima, Ketrin, Vina, Ratna, Amel, Lia, Rini, Paskal, Agustin,
dll yang telah mendorong dan saling menghibur dan memberikan
semangat pada penulis.
o. Teman- Teman Manajemen angkatan 2004 yaitu Foni, Icha, Evan, Intan,
Meta, Laras, Murti, Pandu, Titi, Rocky, Erna, Suster Hilaria, Suster Yulia,
Neno, Agnes, Sisil, Enggar, Angga, Dian, Ari, Reo, Wisnu, Beti, dan
lain-lain yang saling memberikan dorongan dan berjuang bersama penulis
sampai selesainya skripsi ini.
p. Teman-teman MPT ku yaitu Erna, Evan, Yulia, Suster Hilaria, Enggar,
Guntur, Agnes, Icha, untuk semangat, dukungan serta kerjasama yang
kompak dalam menyelesaikan skripsi ini.
q. Pelatih-Pelatih di Sanggar Tari Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa
x
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...vi
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...8
A. Laporan Keuangan ...8
B. Analisis Laporan Keuangan...13
C. Rasio Keuangan...16
D. Laba...28
E. Hubungan Rasio Keuangan dengan Laba ...29
F. Kerangka Pemikiran Teoritis ...29
G. Review Penelitian Terdahulu ...31
H. Hipotesis ...34
BAB III METODE PENELITIAN ...35
A. Jenis Penelitian...35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...35
xi
H. Definisi Operasional...38
I. Metode Analisis Data...41
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...51
A. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ...51
B. Profil Perusahaan Sampel...54
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...72
A. Deskripsi Data ...72
B. Analisis Data...73
C. Pembahasan...93
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN...96
A. Kesimpulan...96
B. Saran...96
C. Keterbatasan ...97
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
III.1 Tabel Pengukuran Autokorelasi...45
V.1 Tabel Variable Entered/ removed...76
V.2 Tabel Excluded Variables ...77
V.3 Tabel koefisien determinasi per model ...79
V.4 Tabel Uji Multikolonieritas...80
V.5 Uji Autokorelasi ...81
V.6 Tabel Uji Park ...83
V.7 Tabel Uji kolmogorov Smirnov ...84
V.8 Uji Regresi Simultan...85
V.9 Uji t ...87
xiii
III.2 Daerah Distribusi t dengan a = 0,05/2 ...50
V.1 Uji heteroskedastisitas ...82
V.2 Uji Normalitas ...84
V.3 Daerah distribusi F dengan a = 0,05 ...86
V.4 Daerah Penentuan Ho variabel CR...88
V.5 Daerah Penentuan Ho variabel OPM ...89
xiv
ABSTRAK
ANALISIS PERUBAHAN RASIO KEUANGAN DALAM
MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA
Studi Kasus Pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2006
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perubahan rasio keuangan dapat memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang. Latar belakang penelitian ini adalah bahwa analisis laporan keuangan bermanfaat dalam pengambilan keputusan investasi dan prediktor laba di masa depan.
Jenis penelitian ni adalah studi kasus. Data diperoleh melalui dokumentasi dari Indonesian Capital Market Directory tahun 2007. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode regresi stepwise. Metode regresi stepwise digunakan karena dapat memilih perubahan rasio keuangan yang mana yang memberikan informasi terbaik dalam memprediksi perubahan laba. Untuk menguji hipotesis perubahan rasio manakah yang signifikan memprediksi laba, digunakan uji koefisien determinasi (R2), uji asumsi klasik, uji F, dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan Current Ratio (CR), perubahan Operating Profit Margin (OPM) dan perubahan Gross Profit Margin
xv
A Case Study in Manufacturing Industry listed in Indonesia Stock Exchange from 2004 to 2006
The aim of this study was to examine whether changes of financial ratios were the predictor of earning changes for the following year in Manufacturing Industry. The background of this study was that the financial statement analysis would use for investment decision maker and earning predictor in the future.
This study was a case study. The data of this study were obtained from documentation of Indonesian Capital Market Directory 2007. The data analysis technique in this study was stepwise regression. Stepwise regression was used to choose which changes ratios could offer the best information for predicting earning changes in the future. Then, coefficient determinant test, F-test and t-test were used to test the changes of financial ratio that significant to predicting earning changes.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, perusahaan dituntut
untuk dapat hidup dan berkembang dalam bidang usaha yang dijalaninya.
Bidang usaha tersebut antara lain manufaktur, atau industri, perdagangan, dan
jasa. Oleh karena itu perusahaan juga harus mampu bersaing dengan
perusahaan lain agar dapat bertahan hidup. Kemampuan perusahaan
menghadapi persaingan dalam menjaga kelangsungan hidup usahanya,
dipengaruhi oleh kondisi keuangan perusahaan. Kondisi keuangan yang baik
dalam suatu perusahaan akan membawa dampak yang baik pula bagi
perusahaan tersebut. Dampak baik tersebut adalah perusahaan dapat mencapai
laba yang diinginkan dan dapat memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan
dalam usaha tersebut terutama investor.
Investor pada dasarnya menginginkan hasil yang sebesar-besarnya
pada bidang bisnis yang potensial. Oleh karena itulah perusahaan-perusahaan
saling bersaing dalam menarik banyak investor untuk menanamkan saham
dalam bidang usaha masing- masing. Pada umumnya hal tersebut terjadi pada
perusahaan yang telah memasuki pasar modal (go public). Perusahaan yang
sudah go public dan masuk dalam perdagangan di pasar modal harus memiliki
fondasi kuat terutama pada kondisi keuangannya. Kondisi keuangan
keuangan tersebut, investor dapat mengetahui sejauhmana kinerja perusahaan
dan keadaan finansialnya. Selanjutnya investor dapat memutuskan apakah
ingin menanamkan saham dalam usaha tersebut atau beralih ke bidang usaha
lain yang lebih potensial.
Laporan keuangan akan memberikan manfaat bagi pengguna
apabila laporan keuangan dianalisis lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai
alat bantu dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu laporan keuangan
perusahaan digunakan manajer untuk mengetahui aliran kas, kinerja keuangan
perusahaan, dan sebagainya. Manajer dalam pengambilan keputusan
menyangkut bidang manajerial dan operasional baik jangka pendek maupun
jangka panjang memerlukan bantuan dari berbagai instrumen keuangan seperti
laporan keuangan. Keputusan-keputusan yang diambil mencangkup keputusan
investasi yaitu keputusan tentang penanaman dana ke dalam bentuk aktiva
tertentu misalnya aktiva lancar atau tetap, keputusan pendanaan yaitu
keputusan tentang penentuan sumber pembiayaan aktifitas perusahaan dan
investasi, kebijakan deviden yaitu keputusan tentang berapa jumlah dana yang
dibagikan kepada pemilik modal baik dalam bentuk cash dividend atau stock
dividend. Hasil keputusan-keputusan tersebut akan terdeskripsi dalam laporan
keuangan perusahaan seperti laporan neraca, laporan laba-rugi, arus kas, dan
perubahan laba.
Metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan atau
kinerja keuangan suatu perusahaan adalah analisis rasio keuangan. Oleh
3
pelaku bisnis untuk memprediksi tingkat pendapatan (return), laba dan
prospek usaha masa yang akan datang. Analisis rasio keuangan dalam
penelitian ini merupakan analisis empat kategori rasio keuangan yang terdiri
atas rasio likuiditas, rasio aktifitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas.
Rasio tersebut dihitung berdasar angka-angka yang tertera dalam neraca, laba
rugi atau neraca dan laporan laba rugi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, rasio
keuangan banyak digunakan untuk menghitung pertumbuhan laba di Indonesia
(Machfoez:1994 dan Zainudin:1998). Informasi keuangan melalui analisis
rasio keuangan memberikan penilaian kinerja keuangan perusahaan yang lebih
baik daripada hanya terhadap data saja. Bahkan lebih dari itu, analisis rasio
keuangan banyak digunakan untuk memprediksi laba perusahaan. Penelitian
Machfoez tersebut dilakukan untuk menguji kemampuan rasio keuangan
dalam memprediksi perubahan laba 68 perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Jakarta. Hasil uji stepwise regression meenyatakan bahwa 13 dari 47 rasio
keuangan adalah signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio
keuangan dapat memprediksi laba. Machfoez juga menemukan bukti empiris
bahwa kekuatan prediksi rasio keuangan satu tahun yang akan datang lebih
tinggi daripada kekuatan prediksi dua tahun yang akan datang. Penelitian yang
sejenis adalah penelitian Nur Fadjrih Asyik dan Soelistyo (2000) yang
menguji kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi laba di masa yang
akan datang. Dari 21 rasio keuangan industri manufaktur terdapat 5 rasio yang
Sulardi (2003) menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi laba yang
akan datang pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta tahun
1998-2000. Rasio keuangan yang digunakan adalah 10 rasio dan hasil selanjutnya
terdapat 2 rasio yang signifikan. Kesimpulan yang dapat diambil dalam
penelitian tersebut adalah rasio keuangan dapat memprediksi dan berpengaruh
terhadap perubahan laba Berdasarkan pada penelitian-penelitian tersebut dan
hasil penelitiannya yang berbeda-beda, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Perubahan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba”. Studi Kasus pada Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah perubahan rasio keuangan dapat memprediksi perubahan laba satu
tahun yang akan datang ?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah rasio yang digunakan terbatas
pada rasio kategori Rasio Likuiditas (Current Ratio dan Quick Ratio), Rasio
Aktifitas (Total Asset Turnover, Inventory Turnover dan Fixed Asset
Turnover), Rasio Solvabilitas (Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio) dan rasio
5
Margin, Return on Investment dan Return on Equity). Laba yang digunakan
adalah laba sebelum pajak.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai peneliti adalah untuk mengetahui
apakah perubahan rasio keuangan dapat memprediksi perubahan laba satu
tahun yang akan datang.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi Emiten
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi emiten dalam
berinteraksi di pasar modal.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan
referensi untuk perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan untuk mempraktekkan teori yang
telah diperoleh di bangku kuliah dan menambah wawasan ilmu
F. Sistematika Penulisan BAB I: Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II: Kajian Pustaka
Pada bab ini dijelaskan menge nai teori-teori atau kajian pustaka
yang mendasari, memperkuat dan membantu sehubungan dengan
masalah yang diteliti oleh penulis. Bab ini juga menguraikan
review penelitian terdahulu.
BAB III: Metodologi Penelitian
Dalam bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian
dan pengukurannya, populasi dan sampel penelitian, metode
pengumpulan data, definisi operasional serta metode analisis data.
BAB IV: Gambaran Umum Perusahaan
Dalam bab ini diuraikan secara singkat sejarah Bursa Efek
Indonesia dan data perusahaan yang diteliti seperti bidang bisnis,
susunan pemegang saham serta alamat perusahaan sampel.
BAB V: Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab ini dijelaskan deskripsi data, teknik analisis data, hasil
7
BAB VI: Penutup
Bab ini berisi penjelasan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
8
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Proses kegiatan perusahaan baik perusahaan yang berorientasi laba (profit
oriented) atau yang tidak berorientasi laba (non-profit oriented) tidak lepas
dari kegiatan transaksi keuangan. Oleh karena itu perlu adanya proses
pencatatan atas kegiatan tersebut, dimana fungsi perencanaan dalam
penyelenggaraan proses pencatatan itu berhubungan dengan sistem
akuntansi. Akuntansi dapat difungsikan sebagai proses pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang
dapat dipakai untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan
oleh pemakai informasi (Hanafi dan Halim, 2003: 27). Hasil akhir dari
proses akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan keuangan disusun
dengan tujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca
(menggambarkan informasi posisi keuangan), laporan laba rugi
(menggambarkan informasi kinerja), laporan perubahan posisi keuangan
(yang dapat disajikan dalam berbagai cara), catatan dan laporan lain serta
9
(Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, 2005:6) Definisi lain dari laporan
keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang merupakan
suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku
yang bersangk utan (Baridwan dan Hernanto,1995:17).
2. Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan
Berikut ini merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan yaitu (Munawir, 2002:2) :
a. Pemilik Perusahaan
Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaannya terutama untuk perusahaan-perusahaan yang
pimpinannya diserahkan pada orang lain seperti perseroan. Melalui
laporan keuangan, pemilik perusahaan dapat menilai sukses tidaknya
manajer dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan manajer
biasanya dinilai dengan laba yang diperoleh perusahaan. Oleh karena
itu laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk
menilai hasil- hasil yang akan dicapai di masa yang akan datang
sehingga bisa menaksir bagian keuntunan yang akan diterima dan
perkembangan harga saham yang dimilikinya.
b. Manajer/ Pimpinan Perusahaan
Laporan keuangan digunakan para manajer untuk menyusun rencana
yang lebih baik, me mperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan
kebijakan-kebijakan yang lebih tepat. Bagi manajemen, laporan
para pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan
kepadanya.
c. Para Investor
Para Investor (penanam modal jangka panjang), bankers maupun para
kreditur lainnya sangat memerlukan laporan keuangan perusahaan di
mana mereka menanamkan modalnya. Mereka berkepentingan
terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan
perusahaan, untuk mengetahui jaminan inve stasinya dan untuk
mengetahui kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut.
d. Pemerintah
Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk
menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung perusahaan. Selain
itu laporan keuangan juga digunakan oleh instansi- instansi pemerintah
seperti Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Ketenagakerjaan untuk dasar perencanaan pemerintah.
e. Buruh
Laporan keuangan berguna bagi buruh untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk memberikan upah dan jaminan sosial yang lebih
baik. Selain itu dengan melihat perkembangan keuangan dan
hasil-hasil operasinya, para buruh akan dapat menentukan langkah- langkah
yang harus dilakukan sehubungan dengan kelangsungan kerjanya.
Laporan keuangan lebih penting lagi bagi buruh terutama untuk
11
3. Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan terdiri dari empat macam sebagai berikut :
a. Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta
modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu (Munawir, 2002:13).
Neraca terdiri dari dua bagian yaitu bagian aktiva/ harta yang terletak
di sisi kiri dan bagian pasiva/ kewajiban yang terletak di sisi kanan.
Aktiva diurut berdasarkan tingkat “likuiditas” atau lamanya waktu
yang diperlukan untuk mengkonversinya menjadi kas. Pada dasarnya
aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva
lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar adalah uang kas dan
aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan
menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer pada periode berikutnya
(Munawir, 2002:14). Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah kas
atau uang tunai, investasi jangka pendek seperti surat-surat berharga,
piutang wesel, piutang dagang, persediaan, piutang penghasilan dan
biaya dibayar di muka. Sedangkan yang termasuk aktiva tidak lancar
adalah investasi jangka panjang, aktiva tetap berwujud seperti gedung,
aktiva tetap tidak berwujud seperti hak cipta, merk dagang, biaya
pendirian, lisensi, goodwill, dan aktiva lain- lain. Bagian berikutnya
dalam neraca adalah pasiva/ kewajiban atau dengan kata lain hutang.
Kewajiban diurut mulai saat pembayaran tercepat sampai terlama.
kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini
merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari
kreditor. Hutang dibedakan menjadi dua yaitu hutang lancar atau
hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang mengikhtisarkan pendapatan
dan beban perusahaan selama periode akuntansi tertentu yang
umumnya setiap kuartal atau satu tahun. Laporan ini dapat
memprediksi pertumbuhan penjualan (pertumbuhan perusahaan), besar
biaya yang dikeluarkan untuk mencapai pertumbuhan itu (efisiensi),
dan berapa besar laba usaha dan laba bersih. Laporan laba rugi
memberikan informasi tentang keberhasilan manajemen dalam
mengelola perusahaan. Keberhasilan tersebut diukur dengan
kemampuan menghasilkan laba yaitu selisih antara semua penghasilan
(pendapatan dan untung) dan semua biaya yang diperkirakan telah
mendatangkan penghasilan tersebut (Suwardjono, 2003:81). Menurut
Munawir (2002:26) laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang
sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi- laba yang diperoleh oleh
suatu perusahaan dalam periode tertentu.
c. Laporan Arus Kas
Laporan ini memberikan informasi tentang arus kas masuk maupun
13
d. Laporan Perubahan Modal
Laporan ini memungkinkan investor memeriksa seberapa besar
dividen yang diperoleh oleh pemegang saham pada periode-periode
sebelumnya. Selain itu melalui laporan perubahan modal dapat
mengetahui apabila perusahaan melakukan kebijakan yang membuat
kepemilikan saham lama bisa berkurang seperti penerbitan saham
baru.
B. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap
laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi
kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan
ekonomi sehingga kualitas keputusan yang diambil menjadi lebih baik
(Dwi Prastowo dan Rifka Yuliaty, 2005: 27).
2. Tujuan dan Faktor Utama dalam Analisis Laporan Keuangan
Tujuan analisis laporan keuangan dari sudut pandang investor adalah
untuk memprediksi masa depan. Bagi manajemen analisis laporan
keuangan digunakan untuk mengantisipasi kondisi di masa depan dan
sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi
peristiwa di masa depan (Brigham and Houston, 2001:78). Faktor paling
utama dalam menganalisis posisi keuangan dan potensi atau kemajuan
a. Likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang
mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya
berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid”. Perusahaan
tersebut dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat waktu
apabila perus ahaan tersebut mempunyai alat pembayaran atau aktiva
lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya.
b. Solvabilitas
Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan
baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua
hutang-hutangnya. Sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau
lebih kecil daripada jumlah hutangnya berarti perusahaan tersebut
dalam keadaan insovabel.
c. Rentabilitas atau Profitabilitas
Rentabilitas/ profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu
perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan
15
faktor yang terpenting bagi para kreditur karena rentabilitas merupakan
jaminan utama bagi para kreditur dengan tanpa mengabaikan
faktor-faktor lainnya. Betapapun besarnya likuiditas atau solvabilitas suatu
perusahaan, apabila perusahaan tidak mampu menggunakan modalnya
sendiri secara efisien atau tidak mampu memperoleh laba yang besar,
maka perusahaan tersebut pada akhirnya akan mengalami kesulitan
dalam mengembalikan hutangnya.
d. Stabilitas Usaha
Stabilitas usaha menunjukkan kemampuan perusahaan melakukan
usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan
kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas
hutang-hutangnya dan membayar kembali hutang tersebut tepat waktu serta
kemampuan perusahaan membayar deviden secara teratur pada
pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
3. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Secara umum metode analisis laporan keuangan diklasifikasikan
sebagai berikut (Munawir, 2002: 35):
a. Analisis Horisontal (Perbandingan Laporan Keuangan)
Analisis horizontal adalah analisis laporan keuangan denga n cara
membandingkan neraca dan laporan laba rugi beberapa tahun akhir
secara berurutan sehingga memperoleh gambaran mengenai
perubahan-perubahan yang terjadi baik dalam neraca maupun laporan
atau penurunan. Teknik yang termasuk dalam metode ini adalah teknik
analisis perbandingan, analisis tren, analisis sumber dan penggunaan
dana serta analisis perubahan laba kotor.
b. Analisis Vertikal (Common size)
Analisis vertikal adalah analisis yang dilakukan dengan cara
menghitung proporsi pos-pos dalam neraca dengan suatu jumlah
tertentu dari neraca atau proporsi dari unsur-unsur tertentu dalam
laporan laba rugi dengan jumlah tertentu dari laporan laba rugi. Teknik
yang termasuk dalam metode ini adalah teknik analisis persentase per
komponen (common size), analisis rasio dan analisis titik impas.
C. Rasio Keuangan
1. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Mulyono (1994:114), rasio keuangan adalah suatu alat analisa
yang digunakan sebagai indikator dalam mengungkapkan posisi dan
kondisi suatu perusahaan maupun performance yang telah dicapai
perusahaan untuk suatu periode tertentu. Rasio mengungkapkan hubungan
matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan
antara suatu pos dengan pos lainnya (Prastowo dan Yulianti, 2002:76).
2. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah metode analisa untuk mengetahui
17
individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir, 2002:37).
Rasio keuangan terdiri dari(Munawir, 2002:71):
a. Rasio Likuiditas atau Rasio Modal Kerja
1) Current Ratio
2) Acid Test Ratio
3) Perputaran Piutang
4) Perputaran Persediaan
5) Perputaran Modal kerja
b. Rasio Solvabilitas/ Leverage
1) Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva
2) Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap
3) Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Tetap
4) Nilai Buku Saham
c. Rasio Pengukur Rentabilitas/ Profitabilitas
1) Rasio Operating Income dengan Operating Asset
2) Turnover dari Operating Assets
3) Return on Investment
4) Keuntungan dan Beban Tetap
5) Keuntungan per lembar Saham Biasa
d. Rasio Lain- lain
1) Gross Margin Ratio
2) Operating Ratio
Sedangkan jenis-jenis rasio keuangan dan penggolongannya menurut Dwi
Prastowo dan Rifka Yulianti (2002:78) adalah :
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek. Rasio ini
meliputi :
1) Modal Kerja
2) Current Ratio
3) Acid-test/ Quick Ratio
4) Account Receivable Turnover (Perputaran Piutang)
5) Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)
b. Rasio Solvabilitas
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini terdiri dari :
1) Debt to Equity Ratio
2) Time Interested Earned
c. Rasio Return on Investment
Rasio ini digunakan untuk mengukur hubungan antara laba yang
diperoleh dan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba
tersebut. Rasio ini terdiri dari :
1) Return on Assets (ROA)
19
d. Rasio Pemanfaatan Aktiva (Asset Utilization Ratio)
1) Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Aktiva Turnover)
2) Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
3) Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)
4) Rasio Perputaran Lain-Lain (Other Asset Turnover)
e. Rasio Kinerja Operasi (Operating Performance Ratio)
1) Rasio Laba Kotor terhadap Penjualan (Gross Profit Margin)
2) Rasio laba bersih terhadap penjualan (Net Profit Margin)
3) Rasio laba usaha terhadap penjualan (Operating Income Ratio)
4) Rasio harga pokok penjualan terhadap penjualan dan biaya usaha
terhadap penjualan
f. Rasio Investor
1) Earning Per Common Share (EPS)
2) Price Earning Ratio (PER)
3) Percentage of Earning Retained
4) Dividen Payout dan Dividen Yield Ratio
Berikut ini akan dijelaskan mengenai rasio keuangan yang digunakan
dalam penelitian yaitu :
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan likuiditas
jangka pendek dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif
terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini adalah kewajiban
adalah Rasio Lancar (Current Ratio) dan Rasio Cepat (Quick Ratio)
yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1) Current Ratio (CR)/ Rasio Lancar
Current ratio adalah rasio yang paling umum digunakan untuk
menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan. Rasio ini
dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban jangka
panjangnya. Rasio ini menunjukkan nilai kekayaan lancar
(kekayaan yang dapat segera dijadikan uang) ada dalam sekian
kalinya hutang jangka pendek (Munawir, 2002:72). Current Ratio
menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka
pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya.
Tetapi perusahaan dengan Current Ratio tinggi belum tentu
menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang jatuh
tempo. Hal tersebut dapat terjadi karena distribusi aktiva lancar
yang kurang menguntungkan. Pengaruh current ratio terhadap laba
adalah semakin tinggi nilai current ratio maka laba bersih yang
dihasilkan perusahaan semakin sedikit. Hal tersebut disebabkan
rasio lancar yang tinggi menunjukkkan adanya kelebihan aktiva
lancar yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan karena
aktiva lancar menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan
dengan aktiva tetap (Hanafi dan Halim, 2003:30). Rumus Current
Ratio (CR) adalah:
lancar kewajiban
lancar aktiva
21
2) Quick Ratio (QR)/ Rasio Cepat
Rasio cepat/ Quick ratio merupakan ukuran kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan
tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan
waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas. Rasio
ini juga menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir sebagai
uang kas walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid
daripada piutang (Munawir, 2002:74). Rasio ini lebih baik dari
rasio lancar karena hanya membandingkan aktiva yang sangat
likuid (mudah dicairkan) dengan hutang lancar. Jika rasio cepat
(current ratio) tinggi namun Quick ratio nya rendah menunjukkan
adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan (Munawir,
2002:74). Rasio ini dihitung dengan membandingkan aktiva lancar
dikurangi persediaan dengan hutang lancar.
lancar
Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur sejauhmana
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya
(Hanafi dan Halim, 2005:83). Perusahaan yang tidak solvabel adalah
perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total
aktivanya. Atau dengan kata lain semakin rendah rasio ini
menunjukkan semakin rendah resiko yang harus ditanggung
tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Rasio yang termasuk
ke dalam rasio ini adalah :
1) Rasio Utang ( Leverage Ratio)
Rasio ini biasanya disebut rasio total hutang terhadap total asset.
Rasio ini menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh
kreditor. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan
leverage keuangan yang tinggi (Hanafi dan Halim, 2005:84).
Penggunaan leverage keuangan yang tinggi akan meningkatkan
rentabilitas modal saham (Return on Equity/ ROE) dengan cepat,
tetapi sebaliknya apabila penjualan menurun rentabilitas modal
saham (ROE) akan menurun cepat pula. Selanjutnya risiko
perusahaan dengan financial leverage yang tinggi akan semakin
tinggi pula.
aktiva total
g hu total
LR= tan
2) Debt to Equity Ratio (DER).
Rasio ini mengukur keseimbangan proporsi antara aktiva yang
didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan
(Prastowo dan Yulianty, 2002:84). Dengan kata lain, rasio ini
memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh
perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya
suatu hutang. Kreditor jangka panjang umumnya lebih menyukai
23
semakin besar jumlah aktiva yang didanai ole pemilik perusahaan
dan makin besar penyangga resiko kreditor.
ekuitas
Rasio aktifitas adalah rasio yang mengukur sejauhmana akfitas
menggunakan aset dengan melihat tingkat efektifitas aset. Semakin
tinggi rasio dalam mengidentifikasikan maka semakin efektif
penggunaan aktiva tersebut. Rasio yang termasuk dalam rasio ini
adalah sebagai berikut :
1) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
Rasio perputaran persediaan digunakan untuk menunjukkan berapa
kali jumlah persediaan barang dagangan diganti/ dijual dalam satu
tahun (Munawir, 2002:78). Semakin cepat persedia an tersebut
terjual maka semakin cepat perusahaan menciptakan piutang
dagang dan menagih kasnya. Persediaan merupakan salah satu
unsure modal kerja (working capital). Perputaran persediaan yang
semakin cepat akan mengakibatkan kenaikan pendapatan dan dapat
meningkatkan laba bersih di masa yang akan datang (A. E.
Suwarno, 2004:145). Rasio ini dihitung dengan rumus :
2) Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover Ratio)
Rasio perputaran aktiva tetap mengukur kemampuan perusahaan
untuk membuat aktiva tetap produktif dengan menghasilkan
penjualan (Prastowo dan Yulianty, 2002:89). Rasio ini
dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap.
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva
tetap tersebut (Hanafi dan Halim, 2005:83). Pada beberapa industri
yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang tinggi misalnya
manufaktur, rasio ini cukup diperhatikan.
bersih tetap aktiva
penjualan
FAT =
3) Rasio perputaran total aktiva (Total Asset Turnover Ratio)
Rasio perputaran total aktiva mengukur aktivitas aktiva dan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui
penggunaan aktiva tersebut (Prastowo dan Yulianti, 2002:89).
Rasio ini juga mengukur seberapa efisien aktiva tersebut telah
dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan sehingga rasio ini
dapat digunakan untuk me mprediksi laba yang akan datang.
Semakin cepat perputaran aktivanya maka laba bersih yang
dihasilkan akan meningkat karena perusahaan sudah dapat
memanfaatkan aktiva tersebut untuk meningkatan penjualan yang
berpengaruh terhadap pendapatan. Kenaikan pendapatan dapat
25
Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) pada tingkat
penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu (Hanafi dan Halim,
2005:85). Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio yang termasuk dalam
rasio ini adalah
1) Marjin Laba Kotor atas Penjualan (Gross Profit Margin)
adalah rasio antara laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan
tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama. Rasio
GPM ini mengukur efisiensi produksi dan penentuan harga jual.
Bagi perusahaan dagang dan manufaktur, angka rasio GPM yang
rendah me nandakan bahwa perusahaan tersebut rawan terhadap
perubahan harga, baik harga jual maupun harga pokok (Prastowo
dan Yulianty, 2002:91). Ini berarti apabila terjadi perubahan harga
jual atau harga pokok, perubahan ini akan sangat berpengaruh
terhadap laba perusahaan.
penjualan kotor laba
GPM =
2) Marjin Laba Bersih atas Penjualan (Net Profit Margin)
Rasio NPM mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu
memberi gambaran tentang laba untuk para pemegang saham
sebagai prosentase dari penjualan. NPM yang tinggi menandakan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada
tingkat penjualan tertentu, sebaliknya NPM yang rendah
menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya
tertentu atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan
tertentu (Hanafi dan Halim, 2005:86). Perusahaan yang sehat
seharusnya memiliki NPM positif yang menandakan bahwa
perusahaan tersebut menghasilkan laba bersih (Jopie Jusuf, 2000).
Kemampuan NPM dalam memprediksi laba sangat dimungkinkan
karena rasio ini berhubungan dengan efisiensi perusahaan dalam
memproduksi, administrasi, pemasaran, pendanaan dan penentuan
harga.
penjualan bersih laba
NPM =
3) Operating Profit Margin (OPM)
Rasio OPM ini memberi gambaran tentang efisiensi perusahaan
pada kegiatan utama perusahaan (Prastowo dan Yulianti, 2002:92).
Dengan kata lain rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba operasi pada tingkat penjualan tertentu. OPM
mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio yang
tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena hal tersebut
berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya
27
2002:100). Oleh karena itu nilai rasio OPM yang rendah akan
mempunyai pengaruh yang baik terhadap efisiensi perusahaan.
Rasio ini memiliki pengaruh yang baik terhadap laba bersih apabila
nilai rasio ini rendah, jadi semakin rendah nilai Operating Profit
Margin maka semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan.
penjualan operasi laba
OPM =
4) Return on Equity (ROE)
ROE mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan modal saham/ ekuitas tertentu (Hanafi dan Halim,
2005:87). Rasio ini menunjukkan seberapa banyak rupiah yang
diperoleh dari laba bersih untuk setiap rupiah yang diinvestasikan
oleh pemegang saham (pemilik perusahaan). Pengaruh rasio ini
terhadap laba adalah semakin tinggi nilai ROE ini maka semakin
tinggi tingkat laba yang dihasilkan. Hal ini disebabkan
penambahan modal kerja dapat digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan yang akhirnya dapat menghasilkan laba (Agus
E Suwarno, 2004:144).
ekiutas bersih laba
ROE =
5) Return on Investment (ROI)
ROI mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan
oleh perusahaan baik dengan menggunakan total aktiva yang
yang berasal dari pemilik modal (Prastowo dan Yulianti, 2002:85).
Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua aktiva yaitu perputaran dari
operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk
operasi) dan Profit margin (yaitu besarnya keuntungan operasi
yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan bersih).
Profit margin tersebut mengukur tingkat keuntungan yang dapat
dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya. Return
on Investment (ROI) sering juga disebut Return on Asset (ROA),
dan nilai ROI yang tinggi me nunjukkan efisiensi manajemen aset
yang berarti efisiensi manajemen (Hanafi dan Halim, 2005:86).
Rasio ini dihitung sebaga i berikut :
investasi bersih laba
ROI =
D. Laba
Beberapa pengertian laba dalam laporan laba rugi adalah (Simangunsong,
1995: 80) :
1. Laba kotor yaitu laba sebelum dikurangi dengan biaya-biaya usaha
(penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan).
2. Laba bersih hasil usaha yaitu laba kotor setelah dikurangi semua
biaya-biaya usaha (biaya-biaya penjualan ditambah biaya-biaya administrasi umum).
3. Laba sebelum pajak yaitu laba bersih hasil usaha setelah ditambah/
dikurangi rugi/laba dari luar usaha pokok.
29
E. Hubungan Rasio Keuangan dengan Perubahan Laba
Hubungan rasio keuangan terhadap laba dijelaskan dalam tulisan Asyik
dan Soelistyo (2000:317) yaitu dividen yang diterima investor tergantung pada
jumlah laba yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu prediksi perubahan
laba menggunakan informasi laporan keuangan menjadi sangat penting
dilakukan. Informasi akuntansi yang ditunjukkan dalam laporan keuanga n
dapat digunakan investor untuk memprediksi laba masa depan dan salah satu
cara untuk memprediksinya adalah menggunakan rasio keuangan (Asyik dan
Soelistyo, 2000: 317). Dalam penelitian ini rasio keuangan yang digunakan
adalah Current Ratio, Quick Ratio, Leverage Ratio, Debt to Equity Ratio,
Inventory Turnover, Fixed Asset Turnover, Total Asset Turnover, Gross Profit
Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Equity dan
Return on Investment. Penjelasan mengenai perubahan rasio keuangan dan
pengaruhnya terhadap perubahan laba dapat dilihat dalam penjelasan analisis
rasio keuangan sebelumnya.
F. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan sebagai masalah penting (Uma Sekaran dalam Murti
Sumarni dan Wahyuni Salamah, 2006: 27). Suatu kerangka berfikir akan
menghubungkan secara teoritis antar variabel penelitian yaitu antar variabel
variabel lain yang menyertai, maka peran variabel juga harus dijelaskan. Oleh
karena itu penelitian ini yaitu analisis perubahan rasio keuangan dalam
memprediksi perubahan laba perusahaan digambarkan dalam suatu model
kerangka pemikiran sebagai berikut :
Kerangka Pemikiran Teoritis
Penjelasan mengenai kerangka pemikiran di atas adalah : variabel
independen yaitu perubahan rasio keuangan yang meliputi rasio kategori
likuiditas yaitu Current Ratio dan Quick Ratio, rasio kategori solvabilitas
yaitu Leverage Ratio dan Debt to Equity Ratio, rasio kategori aktivitas yaitu
Inventory Turnover, Fixed Asset Turnover, dan Total Asset Turnover, dan
rasio kategori profitabilitas seperti Gross Profit Margin, Net Profit Margin,
Operating Profit Margin, Return on Equity dan Return on Investment.
Perubahan rasio keuangan tersebut diduga dapat membedakan variabel
dependen perubahan laba. Perubahan rasio keuangan dapat berhubungan
dengan perubahan laba dengan mengidentifikasikan perubahan rasio keuangan
tersebut secara tepat guna memprediksi perubahan laba di masa akan datang.
Pendugaaan tersebut didasarkan karena rasio keuangan berusaha menghitung
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Keuntungan tersebut dihitung setelah dikurangi dengan biaya-biaya sehingga
PERUBAHAN RASIO KEUANGAN
31
dapat dilihat apakah laba yang diperoleh meningkat atau menurun. Hubungan
rasio keuangan dengan perubahan laba ditemukan dalam tulisan (Asyik dan
Soelistyo, 2000: 329) yang menunjukkan bahwa hubungan tersebut masih
dalam usaha di mana hasil penelitian memberikan potensial kontribusi. Hasil
penelitian tersebut akan memberikan input bagi pemakai laporan keuangan
khususnya mengenai kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi laba di
masa depan dan menambah literatur mengenai aspek yang berkaitan dengan
kegunaan laporan keuangan.
G. Review Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian mengenai pengujian laporan keuangan dalam bentuk
analisis rasio keuangan yang digunakan untuk memprediksi laba, akan
dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
1. Penelitian Machfoed (1994) menunjukkan bahwa perubahan rasio
keuangan dapat memprediksi perubahan laba yang akan datang pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 1990-1994 dengan 47
rasio. Hasil penelitiannya menunjukkkan bahwa perubahan rasio keuangan
tersebut tidak ada hubungannya dengan perubahan laba lebih dari satu
tahun yang akan datang. Rasio-rasio keuangan yang dapat memprediksi
perubahan laba satu tahun mendatang adalah cash flow to current
liabilities, quick ratio turnover, operating profit to sales, net income to
sales, gross profit to sales, net worth to sales, current liabilities to
2. Penelitian Asyik (2000) dalam Supardi (2001) menunjukkan kemampuan
rasio keuangan untuk memprediksi laba dengan 50 perusahaaan
manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 1995-1996. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa perubahan rasio keuangan dapat
memprediksi perubahan laba, dimana rasio-rasio itu adalah Dividen Yield,
Total Asset Turnover, Leverage Ratio, Net Profit Margin, dan Return on
Investment.
3. Agus Endro Suwarno (2004) dalam penelitiannya terhadap tiga puluh lima
rasio keuangan yang diduga dapat memprediksi laba pada tahun
1999-2002 menyimpulkan bahwa terdapat beberapa rasio yang terbukti dapat
memprediksi perubahan laba satu tahun mendatang. Dalam penelitiannya,
Agus menggunakan metode stepwise regression untuk menyeleksi ke tiga
puluh lima rasio tersebut. Rasio keuangan tahun 1999 yang dapat
memprediksi perubahan laba tahun 2000 yaitu long term liabilities to
shareholders equity (LTLSE), operating profit to profit before taxes
(OPPBT), dan net income sales (NIS). Kemudian rasio keuangan tahun
2000 yang dapat memprediksi perubahan laba tahun 2001 adalah cost of
goods sold to net sales (CGSNS), inventory to working capital (IWC), net
income to net worth(NINW) dan operating profit to profit before
taxes(OPPBT). Selanjutnya rasio keuangan tahun 2001 yang dapat
memeprediksi perubahan laba tahun 2002 adalah operating profit to profit
33
4. Sinta Sudarini (2005) menggunakan perubahan dari 19 rasio keuangan
perbankan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan perbankan
tahun 2000 sampai 2003 dan menguji pengaruh rasio keuangan tersebut
terhadap laba dengan metode stepwise regression. Hasilnya terdapat dua
dari sebelas rasio yang telah lolos uji asumsi klasik yang dapat menjadi
prediktor laba yang akan datang yaitu perubahan relatif Net Interest
Margin (NIM) dan perubahan relatif biaya operasional dibanding
pendapatan nasional (BOPO). Kemudian dilakukan pengujian pengaruh
perubahan relatif rasio NIM dan perubahn relatif rasio BOPO terhadap
perubahan relatif laba, dan disimpulkan bahwa perubahan relatif rasio
keuangan berpengaruh terhadap perubahan relatif laba tahun 2000-2003.
5. Tony Wijaya (2007) melakukan analisis pengaruh rasio keuangan
perbankan terhadap perubahan laba tahun 2002-2004 pada perusahaan
perbankan di Bursa Efek Surabaya. Namun dalam penelitiannya tidak
menggunakan metode stepwise regression karena rasio yang digunakan
adalah rasio keuangan perbankan yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia. Hasilnya rasio tersebut berpengaruh secara serentak terhadap
perubahan laba yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit
Ratio (LDR), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Beban
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loans
(NPL), Penghapusan dan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP),
Selanjutnya rasio keuangan juga berpengaruh secara parsial yaitu rasio
CAR, LDR dan ROA.
6. Roma Uly Juliana dan Sulardi (2003) menguji manfaat rasio keuangan
dalam memprediksi perubahan laba perusahaan manufaktur dengan
periode penelitian tahun 1998-2000. Rasio yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi 10 rasio yaitu current ratio (CR), Gross Profit
Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin
(NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Inventory Turnover (IT), Total Asset
Turnover (TAT), Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE)
dan Leverage Ratio (LR). Selain variabel rasio keuangan di atas, peneliti
juga menggunakan variabel ukuran perusahaan. Hasil penelitiannya adalah
rasio keuangan dapat digunakan dalam memprediksi laba yaitu rasio GPM
dan OPM yang ditunjukkan dari signifikannya kedua variabel tersebut.
H. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1 = Perubahan rasio keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian
yang memusatkan pada obyek tertentu yang akan diteliti. Kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini hanya berlaku bagi perusahaan yang diteliti
saja dan tidak berlaku bagi perusahaan lain. Data yang digunakan adalah data
sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data
dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Mudrajad kuncoro,
2003: 127).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di pojok Bursa Efek Indonesia Universitas
Sanata Dharma dan Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Kristen Duta
Wacana. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April sampai Mei 2008.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang terlibat sebagai pemberi
informasi dalam penelitian yang dalam hal ini adalah Perusahaan-Perusahaan
dalam Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek
merupakan pihak yang akan diteliti yaitu rasio keuangan Industri Manufaktur
yaitu Current Ratio, Quick Ratio, Rasio kategori Aktifitas seperti Inventory
Turnover, Fixed Asset Turnover, dan Total Asset Turnover, Rasio kategori
Solvabilitas yaitu Leverage Ratio dan Debt to Equty Ratio dan rasio kategori
profitabilitas yaitu Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Operating Profit
Margin, Return on Investment dan Return on Equity serta informasi perubaha n
laba perusahaan selama kurun waktu 2005-2006.
D. Variabel Penelitian
Variabel Penelitian adalah suatu hal yang membentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2001: 3). Variabel
penelitian ada dua yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel
terikat (dependent variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
perubahan rasio keuangan perusahaan terbatas pada rasio kategori Rasio
Likuiditas (Current Ratio, Quick Ratio), Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio
dan Debt to Equty Ratio), Rasio Aktifitas (Inventory Turnover, Fixed Asset
Turnover, dan Total Asset Turnover), dan rasio Profitabilitas (Gross Profit
Margin, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Return on Investment
dan Return on Equity) sedangkan variabel terikatnya adalah perubahan laba
37
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa
orang, obyek, transaksi atau kejadian di mana kita tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadi obyek penelitian (Kuncoro, 2003: 103).
Populasi dalam penelitian ini adalah Industri Manufaktur. Sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,
2000: 56). Oleh karena itu sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan dalam industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia yang mengalami perubahan laba dan memenuhi kriteria
pengambilan sampel.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik mengambil sampel dengan
menyesuaikan diri berdasar kriteria atau tujuan tertentu/ disengaja (Murti
Sumarni dan Salamah Wahyuni, 77: 2006). Oleh karena itu sampel harus
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan-Perusahaan dalam Industri Manufaktur yang telah go public
dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia minimal tahun 2003.
2. Perusahaan-perusahaan dalam Industri Manufaktur yang belum pernah di
3. Perusahaan-Perusahaan dalam Industri Manufaktur yang telah
menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada 31 desember untuk
periode tahun 2004, 2005 dan 2006.
4. Perusahaan-Perusahaan dalam Industri Manufaktur yang hasil perhitungan
setiap rasionya minimal nol. Hal ini dilakukan agar hasil dari setiap
perhitungan rasionya dapat diinterpretasikan secara logis.
G. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mendokumentasikan catatan
kuantitatif perusahaan yang berupa laporan keuangan.
H. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah bagaimana menemukan dan mengukur
variabel- variabel (kasus) dalam dunia nyata atau di lapangan dengan
merumuskan secara pendek dan jelas serta tidak menimbulkan berbagai
tafsiran (Soehardi Sigit dalam Widayat Amirullah, 2002: 23). Definisi
operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Rasio keuangan adalah suatu alat analisis yang digunakan sebagai
indikator dalam mengungkapkan posisi dan kondisi suatu perusahaan.
Rasio keuangan tersebut terbagi dalam empat kategori sebagai berikut :
a. Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan likuiditas
39
terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini adalah kewajiban
perusahaan). Rasio ini meliputi Current Ratio (CR) dan Quick Ratio
(QR). Current Ratio adalah rasio yang menunjukkan tingkat keamanan
(margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan
perusahaan untuk membayar hutangnya. Sedangkan Quick Ratio
adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan,
karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir
menjadi uang kas.
b. Rasio Solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini
meliputi Leverage Ratio (LR) dan Debt Equity Ratio (DER). Leverage
Ratio adalah rasio yang menghitung seberapa jauh dana yang
disediakan oleh kreditor. Sedangkan Debt Equity Ratio (DER) adalah
rasio yang mengukur keseimbangan proporsi antara aktiva yang
didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan.
c. Rasio aktifitas adalah rasio yang mengukur efisiensi dan efektifitas
pemanfaatan setiap aktiva perusahaan. Rasio ini meliputi Inventory
Turnover (IT), Fixed Asset Turnover (FAT) dan Total asset Turnover
(TAT). Inventory Turnover (IT) adalah rasio yang digunakan untuk
menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti
dalam satu tahun (dijual atau diganti). Sedangkan Fixed Asset
perusahaan untuk membuat aktiva tetap produktif dengan
menghasilkan penjualan. TAT (Total Asset Turnover) adalah rasio
yang mengukur aktivitas aktiva dan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan penjualan melalui penggunaan aktiva tersebut.
d. Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini meliputi Gross Profit
Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin
(OPM), Return on Equity (ROE), dan Return on Investment (ROI).
Gross Profit Margin (GPM) merup akan rasio antara laba kotor yang
diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada
periode yang sama, Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang
mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah
penjualan. Selanjutnya Operating Profit Margin (OPM) adalah rasio
yang memberikan gambaran tentang efisiensi perusahaan pada
kegiatan utama perusahaan. Return on Equity (ROE) merupakan rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan modal saham/ ekuitas tertentu. Terakhir, Return on
Investment (ROI) adalah rasio mengukur tingkat kembalian investasi
yang telah dilakukan oleh perusahaan baik dengan menggunakan total
aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut maupun dengan
menggunakan dana yang berasal dari pemilik modal.
2. Laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi semua biaya-biaya usaha
41
I. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan metode stepwise regression yang
dijelaskan melalui persamaan sebagai berik ut:
Y= a + b 1X1 +b X2 + b3 X3 + b4 X4 +ei
Y = variabel dependen yaitu perubahan laba sebelum pajak
a = konstanta
b1, b2, b3, b4 = koefisien regresi untuk variabel independen
X1, X2, X3, X4 = variabel independen (likuiditas, solvabilitas, aktifitas
dan profitabilitas)
Analisis stepwise regression dilakukan untuk memilih variabel independen
(perubahan rasio keuangan) yang sesuai dan menguji pengaruh variabel rasio
keuangan yang terpilih terhadap perubahan laba pada industri manufaktur di
Bursa Efek Indonesia.
Langkah- langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan regresi linear
berganda dijelaskan sebagai berikut :
lancar
b. Rasio Leverage ( Rasio Utang)
43
Perubahan rasio keuangan dirumuskan sebagai berikut:
i
? Fr i,t = perubahan relatif rasio keuangan
Fr i,t = rasio keuangan pada periode yang dihitung perubahannya
Fr i,t-1 = rasio keuangan pada periode satu tahun sebelumnya
i = data observasi ke i
2. Menganalisis Variabel dependen yaitu perubahan laba
Perubahan laba dalam penelitian ini adalah perubahan relatif laba sebelum
pajak yang dihitung sebagai berikut :
n
3. Analisis regresi berganda dengan metode stepwise regression
Analisis ini menunjukkan langkah- langkah yang dilakukan untuk
memasukkan variabel yang akan menjadi prediktor dalam memprediksi
perubahan laba. Hasilnya ditunjukkan dari nilai t dan signifikansinya serta
4. Uji Asumsi Klasik
Melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolonieritas, uji
autokorelasi, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas yang dijelaskan
sebagai berikut :
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (Ghozali, 2007:91).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model
regresi adalah sebagai berikut :
1) Nilai R yang dihasilkan suatu estimasi model regresi sangat tinggi
namun secara individual variabel- variabel independen banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2) Menganalisis matriks korelasi variabel- variabel independen. Jika
diantara variabel independent terdapat korelasi yang cukup tinggi
(umumnya diatas 0,90) maka hal ini mengindikasikan adanya
multikolonieritas.
3) Multikolonieritas juga dapat dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Jadi tolerance yang rendah sama
dengan VIF yang tinggi karena VIF = 1/ tolerance. Umumnya nilai
tolerance yang dipakai untuk menunjukkan adanya
45
b. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Cara mendeteksinya adalah
menggunakan uji Durbin Watson dengan melihat DW test. Menurut
Algifari (2003: 221) untuk mengetahui terjadinya autokorelasi
digunakan tabel sebagai berikut :
Tabel III.1
Tabel Pengukuran Autokorelasi
Durbin Watson kesimpulan
Kurang dari 1.10 Ada autokorelasi
1.10 sampai 1.54 Tanpa kesimpulan
1.55 sampai 2.46 Tidak ada autokorelasi
2.47 sampai 2.90 Tanpa kesimpulan
Lebih dari 2.90 Ada autokorelasi
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu ketidaksamaan varian dari
residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Priyatno, 2008:
41-42). Ada beberapa metode pengujian yang dapat digunakan ya itu
uji Park, uji Glesjer, Uji koefisien korelasi Spearman dan melihat pola
grafik regresi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji Park dan
nilai residual (Lnei2 ) dengan masing- masing variabel dependen (LnX1
dan LnX2). Uji park ini dilakukan dengan bantuan program SPSS dan
Exel. Cara berikut setelah uji Park adalah menganalisis pola grafik
regresi, di mana grafik tersebut diperoleh dengan bantuan SPSS. Dasar
analisis yang digunakan sebagai berikut (Ghozali, 2006: 105) :
1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit) maka diindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2006:110). Ada dua cara yang dilakukan untuk mendeteksi
apakah residual berdistridusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis
grafik dan analisis statistik. Dalam penelitian ini menggunakan analisis
statistik yaitu dengan uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji ini dilakukan dengan bantuan SPSS dan dengan
melihat tabel hasil uji tersebut. Jika nilai kolmogorov adalah signifikan
maka residual atau variabel pengganggu berdistribusi normal.
5. Uji Simultan (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
47
terhadap pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap
perubahan nilai variabel dependen dilakukan melalui pengujian terhadap
besarnya perubahan nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
perubahan nilai semua variabel independen. Langkah- langkah untuk
melakukan uji F dijelaskan sebagai berikut (Priyatno, 2008:81) :
a. Perumusan hipotesis
Ho = Tidak ada pengaruh signifikan antara perubahan rasio Likuiditas,
Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas
secara bersama-sama terhadap perubahan laba Industri
Manufaktur.
Ha = Ada pengaruh signifikan antara perubahan rasio Likuiditas, Rasio
Solvabilitas, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas secara
bersama-sama terhadap perubahan laba Industri Manufaktur.
b. Menentukan Tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5 % atau 0,05
c. Menentukan F hitung
R2 = koefisien determinasi
n = jumlah data atau kasus
k = jumlah variabel independen
d. Menentukan F tabel
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95 %, maka a = 5 %, degree