• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI PT. JASA RAHARJA BANTEN DALAM MEMBANGUN PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG JAMINAN KESELAMATAN - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI PT. JASA RAHARJA BANTEN DALAM MEMBANGUN PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG JAMINAN KESELAMATAN - FISIP Untirta Repository"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI PT. JASA RAHARJA BANTEN DALAM

MEMBANGUN PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG JAMINAN KESELAMATAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh :

Novi Sri Purnamasari 6662112294

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)
(3)
(4)
(5)

iv ABSTRAK

Novi Sri Purnamasari. 6662112294. Strategi Komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam Membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan. Pembimbing I : Imam Mukhroman S.Sos., M. Si. Pembimbing II : Darwis Sagita S. Ikom., M.Si.

Jaminan keselamatan merupakan suatu bentuk tanggungan yang diberikan karena suatu keadaan, namun masih ada masyarakat Banten yang tidak paham tentang jaminan keselamatan yang diberikan PT. Jasa Raharja, untuk itu kegiatan sosialisasi dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten untuk membangun Pemahaman masyarakat Banten tentang jaminan keselamatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten. Fokus penelitian ini mengetahui strategi komunikasi yang dikemukakan Anwar Arifin adalah bagaimana Pengenalan khalayak, strategi menyusun pesan, strategi penggunaan metode komunikasi, dan strategi seleksi dan penggunaan media yang digunakan PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti mengumpulkan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah (1) PT. Jasa Raharja Banten melakukan pengenalan khalayak berdasarkan kharakteristik dan tipe khalayak sasaran. (2) PT. Jasa Raharja Banten menyusun pesan dengan memperhatikan bahasa dalam penyampaian pesan dan memperhatikan unsur-unsur lain, supaya lebih menarik seperti dari segi warna dan gambar – gambar yang menarik. (3) PT. Jasa Raharja Banten menyampaikan pesan komunikasi dengan metode informatif dan edukasi. (4) PT. Jasa Raharja Banten melakukan seleksi dan penggunaan media melihat media tersebut adalah media resmi seperti media cetak, elektronik dan media internet.

(6)

v ABSTRACT

Novi Sri Purnamasari. 6662112294. PT. Jasa Raharja Banten communication strategy on build the understandness of the society about safety assurance. First adviser : Imam Mukhroman S.Sos., M. Si. The second Adviser : Darwis Sagita S. Ikom., M.Si.

Safety assurance is one of an action of responsibility that given cause a condition. And infact, many people especially in Banten doesn't understand about safety assurance from PT. Jasa Raharja Banten. Therefore, this actions are for building the knowledge of Banten's society about safety assurance. The purpose of this research is to know how the strategy of PT. Jasa Raharja Banten. And focus of this research to know of the communicaton strategy from Anwar Arifin is, such as how the public recognizing, the strategy to compose the message, strategy of using communication methods and strategy selection and the use of media of PT. Jasa Raharja Banten on build the understandness of the society safety assurance. The method of the research is descriptive method with qualitative approach. Researcher collect the data by interview, observation and documentations. The result of this research is. (1). PT. Jasa Raharja Banten make the public recognizing based on their characteristic and type of a udience, such as; student, employee, university student, company/factory and public society. (2). PT. Jasa Raharja Banten compose the message and focus on the languange about the explanation and focus on the other, for more interesting, like the colour and the visual. (3). PT. Jasa Raharja Banten give the message by informative and education method. (4). PT. Jasa Raharja Banten do some selection and use of media which the medias are the official media like print media, electronic and internet like website

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan KEPADA Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan kegiatan Job Training dengan baik“. Laporan ini disusun untuk

memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Job Training.

Dalam pelaksanaan penyusunan laporan ini, penulis mendapat banyak

bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya Kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat kesehatan sehingga

tugas akhir ini terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultas Ageng Tirtayasa

3. Dr. Rahmi Winangsih.,M.Si Selaku ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

4. Bpk. Iman Mukhroman., S.Sos., M.Si. selaku dosen Pembimbing I yang

telah membimbing dan mengarahkan, memberikan masukan, kritikan dan

saran-saran dalam penyusunan Skripsi ini.

5. Bapak Darwis Sagita S.Ikom., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang

telah membimbing dan mengarahkan, memberikan masukan, kritikan dan

saran-saran dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Terima kasih kepada Bapak Husnan Nurjuman S.Ag., M.Si selaku dosen

pembimbing akademik yang selalu sabar, dan selalu

7. Bapak Aditya selaku Kasubag Humas dan Hukum, dan Bapak Angga

Dewatantra selaku staff Humas PT. Jasa Raharja (Persero) Banten yang

menjadi narasumber dalam penelitian ini, peneliti semakin tahu tantang

(8)

vii

8. Bapak/Ibu dosen Ilmu Komunikasi Universitas sultan ageng tirtayasa.

Peneliti ucapkan terima kasih atas ilmu yang telah dibagikan selama masa

perkuliahan

9. Terimakasi kepada PT. Jasa Raharja (Persero) Banten yang telah

memberikan izin sebagai objek penelitian dalam skripsi ini

10.Keluarga tercinta Bapa, Mama yang sabar menanti hingga aku

mendapatkan gelar sarjana, kedua kakak perempuan dan adik ku yang

telah membantu penulis dengan Do’a, dukungan dan perhatian dalam berbagai hal

11.Sahabat kecil ku Sartika dan Nova yang senantiasa mau mendengarkan

keluh kesah dan memberi ku semangat dalam menyusun skripsi

12.Keluarga kecil PR9. Diah, Ibos, Lena, Okta, Sabrina, Fajri, Beni, Rian,

teman-teman KKM 02, Teh Putri Febrianti dan teman-teman lainnya yang

tidak dapat di sebutkan satu persatu. atas semangat, doa, bantuan dan

motivasi yang selalu diberikan selama penyusunan skripsi ini.

Semoga semangat, motivasi, bantuan, dan doa yang telah diberikan

menjadi amal ibadah bagi keluarga, dan rekan-rekan, sehingga memperoleh

balasan yang lebih baik dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa

laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan laporan atau tulisan penulis berikutnya. Semoga laporan ini

bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan sebagai literature Ilmiah dalam

studi Ilmu Komunikasi.

Serang, Maret 2016

Novi Sri Purnamasari

(9)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR ORISINALITAS ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

ABSTRA ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Identifikasi Masalah ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Manfaat penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1Komunikasi ... 11

2.1.1 Fungsi Komunikasi ... 13

2.1.2 Tujuan Komunikasi ... 14

2.2 Strategi Komunikasi ... 15

2.3 Membangun Pemahaman ... 25

2.4 Jaminan keselamatan ... 26

2.5.1 Kerangka Berfikir ... 27

2.5.2 Kerangka Penelitian ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

3.1 Metode Penelitian ... 33

3.2 Key Informan ... 34

3.3 Paradigma Penelitian ... 35

3.4 Sumber Data ... 36

3.5 Teknik Pengolahan Data ... 36

3.5.1 Observasi ... 37

3.5.2 Wawancara ... 37

3.5.3 Dokumentasi ... 38

(10)

ix

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40

3.8 Tempat Penelitian ... 41

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 43

4.1.1 Visi dan Misi Jasa Raharja ... 46

4.2 Deskripsi Data ... 47

4.3 Analisa Hasil Penelitian ... 48

4.3.1 Analisis Khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten ... 51

4.3.2 Strategi Menyusun Pesan yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten ... 60

4.3.3 Penggunaan Metode yang Dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten ... 67

4.3.4 trategi Seleksi dan Penggunaan Media yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 91

LAMPIRAN ... 96

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Kegiatan sosialisasi di kampus UNTIRTA Serang ... 5

Gambar 4.2 Kegiatan Sosialisasi bersama pelajar dari kota Cilegon di Gedung Sukofindo... 65

Gambar 4.3 Contoh pesan yang menggunakan unsur gambar ... 59

Gambar 4.4 Suasana Konferensi Pers PT. Jasa Raharja Banten ... 66

Gambar 4.5 sosialisasi di Kec. Pangarangan ... 70

Gambar 4.6 sosialisasi di Kec Pandeglang ... 70

Gambar 4.7 Majalah Jasa Raharja edisi November 2014 ... 81

Gambar 4.8 Tampak depan brosur ... 81

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekapitulasi Pembayaran Klaim Tahun 2014 ... 2

Tabel 1.2 Rekapitulasi Pembayaran Klaim Tahun 2015 ... 3

Tabel 1.3 Besaran Dana Santunan ... 7

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kartu Bimbingan

Lampiran 2 : Pedoman Observasi

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara

Lampiran 4 : Hasil Wawancara dengan Kasubag Humas dan Hukum Jasa

Raharja Banten

Lampiran 5 : Hasil Wawancara dengan staff Humas Jasa Raharja Banten

Lampiran 6 : Hasil Wawancara denganpelaksana unit pelayanan PT. Jasa

Raharja Banten

Lampiran 7 : Surat Keterangan telah meminta Data

Lampiran 8 : Dokumentasi

(14)

1.1 LATAR BELAKANG

Provinsi Banten adalah bagian dari wilayah Indonesia yang berada di

Ujung Pulau Jawa. Provinsi Banten dikenal sebagai pusat kerajaan Islam serta

pusat perdagangan nusantara. Banten merupakan salah satu kawasan andalan

nasional di Indonesia dengan sektor andalan industri dan pariwisata. Provinsi

Banten terdiri atas 4 Kabupaten yakni: Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang,

Kabupaten Serang, dan Kabupaten Tanggerang dan 4 Kota yakni: Kota Cilegon,

Kota Serang, Kota Tanggerang, dan Kota Tanggerang Selatan. Berdasarkan data

sensus penduduk 2010 Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk di Provinsi

Banten sebanyak 10.632.166 jiwa. Dengan prosentase 67,01% penduduk

perkotaan dan 32,99% penduduk pedesaan.1

Provinsi Banten yang berada di wilayah ujung barat Pulau Jawa memiliki

posisi yang sangat strategis dan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar baik

skala lokal, regional, nasional, bahkan skala internasional. Fasilitasi terhadap

pergerakan barang dan penumpang yang dari dan ke pusat-pusat kegiatan

nasional, wilayah, maupun lokal yang ada di Provinsi Banten menjadi sangat

penting dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi di wilayah Provinsi

Banten.

1

http://humasprotokol.bantenprov.go.id/read/page-detail/profil-provinsi-bant/9/profil-provinsi-banten.html

(15)

Dalam kehidupan, manusia menggunakan transportasi dalam beraktivitas.

Secara umum, sektor perhubungan dapat dikategorikan ke dalam tiga bagian yaitu

perhubungan darat, perhubungan laut, dan perhubungan udara. Transportasi yang

sering digunakan adalah kendaraan pribadi seperti mobil dan motor, atau

kendaraan umum seperti kapal laut, pesawat, kereta api, dan angkutan umum

lainnya. Tranportasi yang digunakan tidak hanya memberikan manfaat dan

pengaruh positif pada kehidupan masyarakat, akan tetapi terdapat dampak negatif

diantaranya di bidang lalu lintas seperti kecelakaan. Korban kecelakaan lalu lintas

baik luka ringan maupun luka berat.

Kecelakaan lalu lintas di jalan raya mengakibatkan kerugian. Keadaan

seperti ini diakibatkan dari faktor manusia (karena pengendara, faktor mekanik)

dan alam (cuaca, jalan yang rusak) yang dapat terjadi kapan saja, dimana saja,

sehingga menimbulkan rasa tidak aman yang sering disebut sebagai risiko.

Berikut ini data Rekapitulasi pembayaran pada korban kecelakaan lalu lintas

yang di dapat PT. Jasa Raharja Cabang Banten tahun 2014 dan 2015:

Tabel 1.1

Rekapitulasi Pembayaran Klaim

Menurut Kelompok Usia dan Sifat Cedera

Periode Penyelesaian Tahun 2014

No Usia Meninggal

Dunia

Luka Berat

Luka Ringan

Cacat Tetap

Penguburan

1 00 – 04 Tahun 14 14 4 0 0

(16)

3 10 – 14 Tahun 51 41 17 0 0

4 15 – 19 Tahun 188 117 36 0 2

5 20 – 24 Tahun 150 134 25 1 1

6 25 – 29 Tahun 113 103 17 0 1

7 30 – 34 Tahun 98 78 21 1 3

8 35 – 39 Tahun 87 76 14 0 2

9 40 – 44 Tahun 100 70 11 0 3

10 45 – 49 Tahun 70 56 9 0 1

11 50 – 54 Tahun 73 46 6 0 1

12 55 – 59 Tahun 58 34 5 0 2

13 60 – 64 Tahun 41 19 3 0 0

14 65 – 69 Tahun 18 8 1 0 1

15 70 – 74 Tahun 25 3 2 0 1

16 75 – 79 Tahun 11 1 0 1 0

17 80 – 84 Tahun 9 1 1 0 0

18 85 – 89 Tahun 2 0 0 0 0

Jumlah 1.132 825 179 3 20

Total 2.159

(Sumber Data : PT. Jasa Raharja (Persero)Banten tahun 2014)

Tabel 1.2

Rekapitulasi Pembayaran Klaim

Menurut Kelompok Usia dan Sifat Cedera

Periode Penyelesaian Tahun 2015

No Usia Meninggal

Dunia

Luka Berat

Luka Ringan

Cacat Tetap

Penguburan

(17)

2 05 – 09 Tahun 18 39 1 0 0

3 10 – 14 Tahun 57 62 0 0 0

4 15 – 19 Tahun 177 200 2 0 0

5 20 – 24 Tahun 149 202 1 1 1

6 25 – 29 Tahun 86 108 1 0 1

7 30 – 34 Tahun 87 107 0 0 2

8 35 – 39 Tahun 83 79 1 0 1

9 40 – 44 Tahun 71 89 0 1 1

10 45 – 49 Tahun 93 66 0 0 1

11 50 – 54 Tahun 60 62 1 0 0

12 55 – 59 Tahun 55 29 0 0 0

13 60 – 64 Tahun 48 24 0 0 0

14 65 – 69 Tahun 19 14 0 0 1

15 70 – 74 Tahun 13 10 0 0 1

16 75 – 79 Tahun 7 4 0 0 0

17 80 – 84 Tahun 8 2 0 0 0

18 85 – 89 Tahun 1 0 0 0 0

19 90 – 94 Tahun 1 0 0 0 0

Jumlah 1.043 1.113 7 2 11

Total 2.176

(Sumber Data : PT. Jasa Raharja (Persero)Banten tahun 2015)

Jaminan atau perlindungan dalam berkendara sangatlah diperlukan. Karena

transportasi adalah suatu kebutuhan dimana setiap orang pasti mengawali

aktifitasnya dengan transportasi. Sehingga menyebabkan setiap orang pasti

melalui tahapan transportasi sebelum menjalankan aktifitas lainnya. Terlepas dari

berbagai resikonya, mau tidak mau mereka tetap menjalaninya. Baik itu resiko

(18)

Peristiwa kecelakaan setiap tahun selalu saja terjadi dan perlu

meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, dari segi kemanusiaan para

penumpang atau korban dari kecelakaan tersebut perlu di bantu biaya

pengobatannya (luka-luka cacat) dan pemberian santunan kepada korban yang

meninggal. Atas dasar tanggung jawab moral Pemerintah terhadap korban maka

dibentuklah suatu pertanggungan satu-satunya jalan untuk mengalihkan sebagian

atau seluruh resiko yang menimpah manusia, dasar ini juga tertuang dalam UU

NO. 33 Tahun 1964 yang berbunyi: “Bagi setiap penumpang yang sah dari alat

angkutan umum baik darat, laut, sungai, penyebrangan, maupun pesawat udara

selama dalam perjalan yaitu saat berangkat sampai dengan tiba di tempat

tujuan.” Dan UU NO. 34 Tahun 1964 yang berbunyi: “Bagi setiap korban yang

tertabrak kendaraan bermotor dan kereta api. Termasuk mereka yang menjadi

korban tabrak lari.

Dalam pelaksanaan pertanggungan tersebut, pemerintah memberi

kepercayaan kepada PT. Jasa Raharja (Persero) mengelola dana pertanggungan

wajib kecelakaan penumpang sekaligus sebagai penyelenggara. PT. Jasa Raharja

merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

bergerak dalam bidang asuransi. Pembinaanya dibawah Departemen Keuangan.

PT Jasa Raharja (Persero) bergerak dibidang asuransi berdasarkan undang-undang

dan peraturan pemerintah, PT. Jasa Raharja (Persero) terdiri dari 28 kantor cabang

dan 61 kantor perwakilan.

Fungsi utama PT. Jasa Raharja adalah pemupukan dana-dana yang cara

(19)

tersebut, sedang hasil pemupukannya akan dilimpahkan juga kepada perlindungan

jaminan rakyat banyak. Tugas Pokok PT. Jasa Raharja (Persero) menyalurkan

iuran dan dana yang dihimpun dan memupuk dana masyarakat kembali kepada

masyarakat yang berwujud santunan Jasa Raharja, terhadap korban kecelakaan

lalu lintas. Pelaksanaan asuransi kecelakaan penumpang bus pada dasarnya setiap

penumpang yang mengalami kecelakaan lalu lintas dalam keadaan korban

meninggal, luka-luka, atau cacat, berhak mendapatkan dana santunan kecelakaan

penumpang ataupun ganti kerugian. Oleh karena itu Negara melalui PT Jasa

Raharja (Persero) memberikan jaminan perlindungan berupa santunan asuransi

jasa raharja yang besarnya antara lain :

Tabel 1.3

Besar Dana Santunan Jasa Raharja

Jenis Santunan

Jenis Alat Angkutan

Darat dan Laut Udara

Meninggal Dunia Rp 25.000.000 Rp 50.000.000

Cacat Tetap Rp 25.000.000 Rp 50.000.000

Perawatan (Maksimal) Rp 10.000.000 Rp 25.000.000

Penggantian Biaya

Penguburan

(Tidak Memiliki Ahli Waris )

Rp 2.000.000 Rp 2.000.000

Akan tetapi banyak diantara masyarakat yang tidak paham tentang

(20)

kurangnya pengetahuan hukum atau kurangnya informasi tentang begitu

pentingnya peranan asuransi kecelakaan diri bagi penumpang angkutan umum

atau kendaraan pribadi. Dalam pemberian santunan terhadap korban kecelakaan

masih ditemui masyarakat yang hanya mengetahui bahwa santunan asuransi

hanya bisa mereka dapat apabila mereka ikut atau mendaftar pada perusahaan

asuransi swasta seperti yang dikatakan oleh Pak Simeon Pasaribu selaku Humas

PT. Jasa Raharja Pusat. Banyak dari masyarakat juga enggan mengajukan klaim

ke Jasa Raharja karena kurangnya pemahaman dalam prosedur pengajuan

santunan.

Setiap warga negara diberikan jaminan dan perlindungan untuk

mendapatkan kesejahteraan sesuai dengan Undang-Undang Dasar NKRI Tahun

1945, sehingga setiap risiko yang terjadi di dalam masyarakat menjadi tanggung

jawab pemerintah, hal ini merupakan pemikiran sosial. Inilah yang tidak diketahui

oleh sebagian masyarakat, dan sebagian masyarakat juga minim pengetahuan

dalam mengklaim asuransi jika terjadi kecelakaan lalu lintas. Sebagian

masyarakat tidak tahu jika mereka yang mengalami kecelakaan lalu lintas berhak

mendapatkan santunan yang dimana dananya berasal dari masyarakat yang

pengumpulannya dengan mengadakan iuran wajib. Untuk memungut iuran wajib

dari para penumpang untuk setiap kali perjalanan ditugaskan kepada pengelola

alat pengangkutan umum yang bersangkutan dan biasanya di satukan dengan

harga tiket, kemudian iuran wajib yang dipungut itu disetorkan oleh pengangkut

kepada PT Jasa Raharja. Supaya penumpang mengetahui bahwa di dalam harga

(21)

(dicap) perkataan “termasuk iuran wajib Jasa Raharja” atau cara lain untuk

menunjukkan bahwa penumpang yang bersangkutan telah membayar iuran wajib

untuk satu kali perjalanan itu.2

Melihat masih adanya masyarakat yang belum memahami tentang jaminan

keselamatan yang diberikan pemerintah melalui PT. Jasa Raharja (Persero). Oleh

karena itu peneliti tertarik untuk memilih judul “STRATEGI KOMUNIKASI

PT. JASA RAHARJA BANTEN DALAM MEMBANGUN PEMAHAMAN

MASYARAKAT TENTANG JAMINAN KESELAMATAN”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi Komunikasi

PT. Jasa Raharja (Persero) Banten dalam Membangun Pemahaman Masyarakat

Tentang Jaminan Keselamatan?”

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan

diatas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana pengenalan audience/khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa

Raharja Banten dalam membangun Pemahaman Masyarakat Tentang

Jaminan Keselamatan?

2

(22)

2. Bagaimana strategi pesan yang dibuat oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam

membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan?

3. Bagaimana strategi penggunaan metode komunikasi yang dipilih PT. Jasa

Raharja Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang

Jaminan Keselamatan?

4. Bagaimana strategi seleksi dan penggunaan media yang dipilih oleh PT.

Jasa Raharja Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang

Jaminan Keselamatan?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengenalan audience/khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa

Raharja Banten dalam membangun Pemahaman Masyarakat Tentang

Jaminan Keselamatan.

2. Mengetahui strategi pesan yang dibuat oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam

membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan

3. Mengetahui strategi penggunaan metode komunikasi yang dipilih PT. Jasa

Raharja Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang

(23)

4. strategi seleksi dan penggunaan media yang dipilih oleh PT. Jasa Raharja

Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan

Keselamatan

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharpkan dapat memberi manfat untuk

perkembangan, kemajuan pengetahuan dan sebagai referensi bagi

peneliti lain dalam rangka pengembangan bidang ilmu komunikasi

untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

1.5.2 Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ni semoga dapat menjadi bahan acuan bagi

organisasi sejenis dalam membangun pemahaman masyarakat seerta

dapat berguna bagi lembaga yang bersangkutan dalam

mengembangkan komunikasi yang efektif dalam upaya membangun

pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan, peneliti juga

berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas pada

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, communis yang berarti “ sama”

atau dalam bahasa inggris : common. Komunikasi dapat dianggap sebagai proses

menciptakan suatu kesamaan pemikiran antara pengirim dengan penerima.3

Menurut Hovland komunikasi adalah “suatu proses di mana seseorang

(komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya

lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain

(komunikan/komunikati)”.4 Baginya komunikasi bukan hanya menyampaikan

pesan atau informasi agar orang lain mengerti, tetapi agar berubah tingkah

lakunya

Komunikasi menurut Everet M. Rogers adalah proses dimana suatu ide

dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk

mengubah tingkah laku mereka. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur, yaitu:5

1. Komunikator : atau sering disebut sumber, pengirim, pembicara atau

originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai

kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu,

kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara.

3

Onong Uchjana Effendy. Radio Siaran Teori dan Praktek. 1991:1

4

Ibid 1991:2

5

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi. 2000. Hal 19

(25)

2. Pesan : apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan

merupakan seperangkat simbol verbal dan/atau nonverbal yang mewakili

perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga

komponen : makna, symbol yang digunakan untuk menyampaikan makna,

dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata

(bahasa) yang dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan

perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan

sebagainya) ataupun tulisan. Kata-kata memungkinkan kita berbagi pikiran

dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti

melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan

kepala, senyuman, tatapam mata, dan sebagainya), juga melalui musik,

lukisan, patung , tarian, dan sebagainya.

3. Komunikan : orang yang menerima atau menterjemahkan pesan. Sering

juga disebut sasaran/tujuan, penyandi balik, khalayak, pendengar, penafsir.

4. Media : atau saluran, yakni alat atau sarana yang digunakan sumber untuk

menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk

pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran

verbal atau saluran nonverbal. Meskipun kita bias juga mengggunakan

kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang lain. Saluran juga

merujuk pada cara penyajian pesan, apakah langsung atau lewat media

cetak atau media elektronik.

(26)

perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan,

perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan

menjadi sedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik

tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu, dan sebagainya.

Dari definisi diatas membuktikan bahwa komunikasi adalah proses

penyampaian lambang-lambang yang mengandung makna yang sama oleh

seseorang kepada orang lain, baik dalam maksud mengerti maupun, maupun agar

berubah tingkah laku. Situasi komunikastif dapat terjadi apabila ada pemilihan

kata-kata atau susunan kalimat yang cocok dapat di mengeti oleh yang

berkomunikasi dengan apa yang dinamakan Wilbur Schramm.6

2.1.1 Fungsi Komunikasi

Menurut Harold D. Lasswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi

antara lain: Manusia dapat mengontrol lingkungannya, beradaptasi dengan

lingkungan tempat mereka berada, serta melakukan transformasi warisan sosial

kepada generasi berikutnya.7

Komunikasi tidak hanya sebagai penyebaran luas informasi atau pesan,

tetapi sebagai kegiatan individu atau kelompok yang tukar menukar ide, fakta

atau data maka fungsi dalam setiap sosial adalah sebagai berikut:8 Informasi,

pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar,

fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan

6

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. 2003:30

7

Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. 2008:59

8

(27)

beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat

mengambil keputusan yang tepat.

2.1.2 Tujuan komunikasi

Menurut Riant Nugroho tujuan komunikasi adalah menciptakan

pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku.9 Sedangkan

menurut Katz an Robert Kahn yang merupakan hal utama dari komunikasi

adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna suatu system social atau

organisasi. Akan tetapi komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau

pesan saja, tetapi komunikasi dilakukan seorang dengan pihak lainnya dalam

upaya membentuk suatu makna serta mengemban harapan-harapannya.10

Dengan demikian komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting

dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan

mengkoordinasikan usaha-usaha untuk mencapai tujuan. Pada umumnya tujuan

komunikasi tujuan anatara lain, yaitu:

1. Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita

harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya

dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengakui apa yang kita

maksud.

2. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar

aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan kemauannya.

9

Riant Nugroho. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. 2004:72

10

(28)

3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan

kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasive bukan

memaksakan kehendak.

4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan

sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan

dimaksud di sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun

yang penting harus diingat adalah bagaimana cara baik untuk

melakukan.11

Penelitian Strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Cabang Banten dalam

membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan sangat relevan

dengan unsur – unsur serta fungsi dan tujuan komunikasi. Dalam penelitian ini,

peneliti berusaha mengupas bagaimana strategi komunikasi dalam membangun

pemahaman kepada masyarakat khususnya masyarakat Banten tentang jaminan

keselamatan. Sehingga mayarakat semakin paham bahwa keselamatan mereka

dalam berkendara di jamin oleh pemerintah dan masyarakat lebih tahu bagaimana

prosedur dalam pengajuan santunan jika terjadi kecelakaan.

2.2 Strategi Komunikasi

Strategi pada dasarnya adalah perencanaan (Planning) dan manajement

(Management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun untuk mencapai tujuan

11

(29)

tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah

saja, tetapi menunjukkan bagaimana taktik oprasionalnya.12

Strategi Komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi yang

merupakan perencanaan komunikasi (communication Planning) dengan

manajemen komunikasi (Communication Management) untuk mencapai tujuan

yang telah di tetapkan. Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan

bagaimana oprasionalnya secara praktis harus di lakukan, dalam arti kata bahwa

pendekatan (Approach) bisa berbeda sewaktu – waktu bergantung pada situasi dan

kondisi.13

Menurut Arifin terdapat empat faktor strategi komunikasi yang harus di

perhatikan, yaitu:14

1. Pengenalan Khalayak

khalayak adalah orang yang akan menerima, memahami dan

menerjemahkan pesan yang disampaikan dalam komunikasi. Mengenal

khalayak menjadi langkah pertama yang dilakukan oleh komunikator

dalam komunikasi yang efektif. Dalam komunikasi khalayak sama

sekali tidak pasif, melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan

komunikan dapat saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Untuk

mencapai hasil yang positif dalam proses komunikasi, maka

12

Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. 1990. Hal 32

13SKRIPSI “Strategi Komunikasi Ruang Rupa dalam Membangun

Jaringan Komunitas Seni Di

Luar Negri” 2012. Hal 35.

14

(30)

komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan

khalayak terutama dalam pesan metode dan media. Untuk menciptakan

persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator harus mengerti dan

memahami, pola pikir (frame of reference) dan lapangan pengalaman

(field of experince ) khalayak secara tepat dan seksama meliputi :

a. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak.

b. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai – nilai dan norma –

norma dalam kelompok dan masyarakat yang ada.

c. Situasi dimana kelompok itu berada

Menurut Hiebert karakteristik audiens/khalayak diantaranya15 :

1. Audiens cenderung berisi individu-individu yang condong untuk

berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara

mereka. Pemilihan media berdasarkan kesadaran audiens sendiri.

2. Audiens cenderung besar. Besar berarti audiens tidak hanya berada

pada suatu wilayah sasaran komunikasi massa, yang berarti berada

dalam jangkauan yang luas dan tak teratur.

3. Audiens cenderung heterogen. Heterogen berarti audiens terdiri

dari ragam lapisan dan kategori sosial. Meskipun media massa

membuat kategori khusus dalam mempetakan audiens, akan tetapi

audiens akan tetap heterogen walaupun mempetakannya melalui

komunitas hobi khusus tertentu.

15

(31)

4. Audiens cenderung anonim, yaitu tidak mengenal satu sama lain.

Keseluruhan audiens yaitu tidak mengenal satu sama lain secara

keseluruhan, dalam pengertian yang menekankan pada semua

audiens sebuah media yang jumlahnya bisa mencapai tujuan.

Konsep penting yang pertama – tama harus dipahami dalam

pengenalan khalayak yaitu konsep demografi. Demografi adalah cara

memisahkan populasi kedalam kelompok- kelompok. Orang – orang

yang memiliki banyak kesamaan karakteristik demografisnya

kemungkinan akan memiliki perilaku yang sama.16 Karakteristik

demografis yang paling dasar adalah usia (dewasa, remaja, anak –

anak), gender (Laki – laki, perempuan), pendidikan (tinggi, menengah,

rendah) dan status perkawinan (menikah, belum menikah, dan

seterusnya).17

Pengenalan khalayak juga dapat dilihat berdasarkan Tipologi formasi

audiens yang dibagi menjadi 4, yakni18 :

a. Kelompok atau publik. Istilah ini muncul sejalan dengan

pengelompokan sosial yang ada (misalnya komunitas,

keanggotaan minoritas politis, religius atau etnis). Terdapat

beberapa ikatan normtif diantara audiens dan sumber, dan

didalam didalam audiens mungkin terjadi interaksi dan

kesadaran identitas serta tujuan tertentu. Audiens ini mungkin

16

Idi Subandy Ibrahim. Kecerdasan Komunikasi, Seni Berkomunikasi Kepada Publik. Cetakan pertama Thn 2007. Hal 136.

17

Ibid

18

(32)

lebih stabil sepanjang waktu daripada tipe audiens lain. Para

anggotanya bertahan lama, tanggap terhadap dan memiliki

partisipasi tertentu pada apa yang ditawarkan.

b. Kelompok kepuasan. Tipe audiens ini didasarkan pada

kebutuhan atau tujuan tertentu, juga mungkin agak homogen

dilihat dari sisi komposisiya, aktif dalam mengungkapkan

permintaan yang membentuk penawaran dan juga selektif, akan

tetapi tipe audiens ini bukanlah kelompok sosial, melainkan

kumpulan individu – individu yang terwujud dalam perilaku

konsumen.

c. Kelompok penggemar atau budaya cita rasa. Terbentuk atas

dasar minat pada jenis isi (atau gaya) atau daya tarik tertentu

akan kepribadian tertentu atau cita rasa budaya/intelektual

tertentu. Tipe audiens ini terdiri dari kelompok penggemar atau

pengikut pengarang, kepribadian, gaya tetapi tidak memiliki

suatu definisi atau kategori sosial jelas. Komposisinya akan

berubah sepanjang waktu, meskipun beberapa audiens seperti

itu mungkin juga stabil. Eksistensinya seluruhnya tergantung

pada isi yang ditawarkan dan bila isi ini berubah, audiens pasti

bubar atau memperbarui diri.

d. Audiens/khayak medium. Berasal dari dan dipertahankan oleh

kebiasaan atau loyalitas pada sumber media tertentu, misalnya :

(33)

2. Menyusun pesan

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh

komunikator.19 Penyusunan pesan harus dilakukan dengan cermat agar

bisa efektif sampai kepada komunikan. Dalam penyusunan pesan ini hal

utama yang akan dilakukan adalah bagaimana menarik perhatian,

mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat. Menurut Schram, syarat-

syarat berhasilnya suatu pesan sebagai berikut:20

1. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa

sehingga pesan itu dapat menarik perhatian yang ditujukan.

2. Pesan haruslah menggunakan tanda–tanda yang dirasakan pada

pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga

kedua pengertian bertemu.

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pada sasaran dan

menyarankan cara – cara mencapai kebutuhan itu.

4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh suatu

kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana sasaran pada

saat digerakkan untuk memberi jawaban yang dikehendaki.

3. Menetapan metode

Menurut Arifin, dalam mencapai efektifitas dari suatu komunikasi,

selain isi pesan yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan

sebagainya, maka metode komunikasi akan turut mempengaruhi

19

Prof. Drs. H.AW . Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengatar studi. Edisi revisi thn 2000. Hal 32

20

(34)

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Penetapan

metode dapat dilihat dari dua aspek yaitu menurut pelaksanaan dan

menurut bentuk isisnya.

Hal tersebut diatas, dapat diuraikan lebih lanjut, bahwa yang

pertama semata-mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaannya

dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. Oleh karena itu, yang

pertama (menurut cara pelaksanaannya) dapat diwujudkan dalam dua

bentuk yaitu metode redundancy (repetition) dan canalizing. Sedangkan

yang kedua (menurut bentuk isinya), dikenal dengan metode

informative, persuasive, edukatifdan cursive. Pada dasarnya metode

dalam komunikasi dapat dibedakan berdasarkan dua aspek:21

a. Menurut cara pelaksanaannya

1. Redudancy (repetition), merupakan cara mempengaruhi

khalayak dengan cara mengulang-ulang pesan. Metode ini

memungkinkan peluang mendapat perhatian khalayak semakin

besar, pesan penting mudah diingat oleh khalayak dan memberi

kesempatan bagi komunikator untuk memperbaiki kesalahan

yang dilakukan sebelumnya. Dengan penggunaan metode ini,

banyak manfaat yang dapat diambil darinya. Manfaat itu antara

lain bahwa khalayak akan lebih memperhatikan pesan yang

disampaikan komunikator. Hal ini justru kontras dengan pesan

21

(35)

yang tidak diulang-ulang, sehingga ia akan banyak mengikat

perhatian.

2. Canalizing, merupakan metode penyampaian pesan dengan cara

meneliti pengaruh kelompok terhadap individu atau khalayak.

Pada awalnya penyampaian pesan dilakukan sesuai dengan

nilai-nilai kelompok yang dianut baru menuju ke arah khalayak

sasaran. Bila hal ini gagal, maka diusahakan dengan memecah

hubungan khalayak dengan kelompok sehingga pengaruh

kelompok akan menipis dan hilang dengan sendirinya. Jadi

dalam proses komunikasi, komunikator terlebih dahulu

memenuhi nilai-nilai dan standar komunikasi dan berangsur

merubahnya kearah yang dikehendaki komunikator. Namun bila

hal ini kemudian tidak memungkinkan (mengikuti standar

kelompok dan masyarakat), maka cara memecah perlahan

komunikan dengan anggota kelompoknya sehingga mereka

tidak memiliki hubungan yang erat dan kemudian komunikator

menarik komunikan tersebut dalam pengaruhnya menjadi

bagian dalam strategi metode komunikasi canalizing ini

b. Menurut bentuk isinya

1. Informative, merupakan suatu bentuk penyampaian pesan yang

bertujuan mempengaruhi khalyak dengan cara memberikan

penerangan. Yakni memberikan sesuatu apa adanya sesuai

(36)

2. Persuasive, merupakan bentuk penyampain pesan untuk

mempengaruhi khalayak dengan cara membujuk. Dalam hal ini

khalayak tidak diberi kesempatan untuk berpikir kritis dan bila

mungkin bisa terpengaruh tanpa disadari.

3. Educative, merupakan bentuk penyampaian pesan yang

mendidik, yakni memberikan sesuatu ide kepada khalayak

berdasarkan fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya secara sengaja, teratur

dan terencana dengan tujuan mempengaruhi dan mengubah

tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan.

4. Coersive, merupakan bentuk penyampaian pesan yang

mempengaruhi khalayak dengan cara memaksa. Pesan ini selain

berisi pendapat juga ancaman. Metode ini biasanya diwujudkan

dalam bentuk peraturan-peraturan dan intimidasi.

4. Seleksi dan penggunaan Media

Sebelum suatu pesan atau informasi disampaikan kepada

masyarakat perlu dipertimbangkan terlebih dahulu penggunaan media

atau saluran yang paling efektif. Untuk mencapai sasaran komunkasi

kita dapat berkomunikasi langsung (face to face) atau menggunakan

media massa, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang

akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. Pemilihan

(37)

diharapakan dari program yang dijalankan dan diisi pesan yang akan

dikomunikasikan. Media tidak hanya berupa alat namun juga

penciptaan kondisi atau situasi.

Dalam menyusun pesan dari satu komuikasi yang hendak dicapai,

kita harus selektif, maksudnya adalah menyesuaikan keadaan dan

kondisi khalayak, maka dalam penggunaan media konvensional seperti

televis, radio, majalah, koran, atau media baru haruslah disesuaikan

karena setiap media yang digunakan mempunyai kemampuan dan

kelemahan tersendiri sebagai alat. Media baru atau new media

merupakan penyederhanaan istilah (Siplifikasi) terhadap bentuk media

si luar media konvensional. Sifat new media adalah cair (fluids),

konektivitas individual, dan menjadi sarana untuk membagi peran

kontrol dan kebebasan (Chun, 2006).22

Dalam menyusun pesan dari komunikasi yang ingin dituju, kita

harus selektif, maksudnya adalah menyesuaikan yang menjadi khalayak

sasaran, maka penggunaan media harus demikian pula. Menyesuaikan

kapan harus menggunakan media konvensional dan kapan harus

menggunakan media baru atau media internet. Seleksi dan penggunaan

media dapat dilihat dari karakteristik dan keunggulan media yang

digunakan karena setiap media memiliki kemampuan dan kelemahan

tersendiri sebagai alat.

22

(38)

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya dan sesuai dengan tujuan dari

penelitian ini, peneliti ingin mengetahui secara seksama bagaimana strategi

komunikasi yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Cabang Banten untuk

membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan, dengan

mencari jawaban melalui pendekatan berdasarkan konsep yang di kemukakan oleh

Arifin Anwar.

2.3 Membangun Pemahaman

Dari segi bahasa membangun pemahaman terdiri dari dua kata yaitu

membangun dan pemahaman. Adapun artinya "Membangun" bersifat

memperbaiki, membina, mendirikan, mengadakan sesuatu. Sedangkan

pemahaman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara perbuatan

memahami atau memahamkan.23

Jadi membangun pemahaman yang dimaksud adalah suatu proses kegiatan

atau perbuatan memahami atau memahamkan yang dilakukan oleh seseorang,

sekelompok orang atau organisasi dalam memberikan informasi atau pesan.

Seringkali penerapan komunikasi untuk membangun pemahaman dihadapkan

dengan berbagai hambatan dan kendala. Untuk mengatasi hal tersebut, di

butuhkan aspek perencanaan komunikasi. Perencanaan komunikasi yang

dimaksud berkaitan dengan strategi yang terpilih, sumber, pembuatan pesan,

penyebaran, penerimaan, umpan balik terhadap pesan-pesan, ataupun penerimaan

pesan.

23

(39)

2.4 Jaminan Keselamatan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jaminan adalah tanggungan yang

diterima sedangkan keselamatan perihal keadaan. Berdasarkan arti kata tersebut

dapat kita dipahami jaminan keselamatan adalah suatu tanggungan yang diberikan

karna keadaan. Dalam penelitian ini keadaan yang di maksud adalah akibat

terjadinya kecelakaan berlalu lintas, dimana keadaan yang terjadi diantaranya

meninggal, luka berat, luka ringan, cacat tetap, dan penguburan. Tanggungan

diberikan oleh PT. Jasa Raharja yang bergerak dalam bidang asuransi dan sebagai

Badan Usaha Milik negara yang ditunjuk untuk melaksanakan pemberian

santunan kepada korban lalu lintas.

Sesuai dengan penjelasan diatas, dalam penelitian ini, membangun

pemahaman tentang jaminan keselamatan yang dimaksud oleh peneliti adalah

suatu kegiatan yang dimana PT. Jasa Raharja Cabang Banten memberikan

informasi yang dapat membangun pengetahuan dan pemahaman masyarakat

tentang jaminan keselamatan yang diberikan pemerintah melalui Jasa Raharja

sebagai hak masyarakat apabila terjadi kecelakaan atau menjadi korban

kecelakaan lalu lintas. Jaminan keselamatan adalah suatu tanggungan yang

diberikan karna keadaan. Dalam penelitian ini keadaan yang di maksud adalah

akibat terjadinya kecelakaan berlalu lintas, dimana keadaan yang terjadi

diantaranya meninggal, luka berat, luka ringan, cacat tetap, dan penguburan.

(40)

asuransi dan sebagai Badan Usaha Milik negara yang ditunjuk untuk

melaksanakan pemberian santunan kepada korban lalu lintas.

2.5 Kerangka Berfikir

Jasa Raharja dalam perkembangnya sebagai badan usaha yang bergerak

dalam bidang asuransi ini berbeda dengan perusahaan asuransi lainnya, dimana

Jasa Raharja merupakan suatu badan usaha yang dimana diperuntukkan untuk

rakyat indonesia.

Salah satu faktor utama Jasa Raharja tetap menjadi kepercayaan untuk

mengelola dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang sekaligus sebagai

penyelenggara yakni adanya strategi komunikasi di lakukan oleh PT. Jasa Raharja

(Persero). Menurut Arifin Anwar, pendekatan strategi komunikasi terdiri dari

analisis khalayak, strategi pesan, strategi penentuan metode komunikasi, strategi

seleksi dan penggunaan media, serta peranan komunikator, dengan tujuan untuk

mencari jawaban dari bagaimana analisis khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa

Raharja (Persero) Banten dalam membangun pemahaman tentang jaminan

keselamatan, bagaimana bentuk pesan yang dikemas oleh PT. Jasa Raharja

(Persero) Banten, metode komunikasi apa yang dipilih agar pesan dan tujuan

komunikasi mereka dapat tercapai, media komunikasi apa yang di gunakan dalam

membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan. Untuk

menggambarkarkan kerangka berfikir terhadap masalah yang diangkat peneliti,

(41)

2.5.1 Kerangka Penelitian

Kerangka strategi komunikasi Arifin Anwar

Pemahaman Tentang Jaminan Keselamatan

PT. Jasa Raharja (Persero ) Banten

Strategi Komunikasi

Bagaimana PT. Jasa Raharja Banten

mengenal siapa saja yang akan menjadi

khalayak PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan

Bagaimana pesan komunikasi yang dikemas PT. Jasa Raharja Banten untuk membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan Bagaimana Komunikasi yang

digunakan PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan

(42)

TABEL 2.1

PENELITIAN TERDAHULU

No ITEM Fitri Fazriah Asty Respita Novi Sri

Purnamasari

1 Judul Strategi

Komunikasi “Ruang Rupa “ Dalam

Membangun

Jaringan

Komunikasi Seni

di Luar Negeri

Strategi

Komunikasi Dinas Sosial Makasar Dalam

Menyosialisasikan Program Keluarga Harapan Terhadap

Rumah Tangga

Sangat Miskin

Di Kecamatan

Tamalate

Strategi

Komunikasi PT.

Jasa Raharja

Cabang Banten Dalam

Membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan

2 Tahun 2012 2011 2015

3 Tujuan

Penelitian

Untuk

mengetahui :

-Analisis

khalayak yang dilakukan oleh Ruang Rupa -Strategi

menyusun pesan yang diuat oleh Ruang rupa -Strategi

penggunaan metode

komunikasi yang di pilih Ruang Rupa

-Strategi seleksi dan penggunaan media yang

- Untuk mengetahui stategi komunikasi yang digunakan oleh Dinas Sosial Makassar dalam menyosialisasikan Program Keluarga Harapan bagi Rumah Tangga sangat miskin.

-Untuk mengetahui hambatan-

hambatan yang dihadapi dalam menyosialisasikan program tersebut.

Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui analisis

audience/khalay

ak yang

(43)

dipilih oleh Ruang Rupa

yang dibuat oleh PT. Jasa Raharja Cabang Banten dalam membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan 3. Mengetahui strategi penggunaan metode komunikasi yang dipilih PT. Jasa Raharja Cabang Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan.

4. strategi seleksi dan penggunaan

media yang

dipilih oleh PT. Jasa Raharja Cabang Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan

(44)

5 Metode /

Paradigma

Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif. Peneliti mengumpulkan

data dengan

wawancara, observasi dan dokumentas.

penelitian studi kasus ini adalah deskriptif kualitatif dengan

menggunakan data

primer yang

bersumber dari data penelitian lapangan ,dan data sekunder

melalui studi

kepustakaan.

Metode yang

digunakan adalah metode deskriptif dengan

pendekatan

kualitatif Peneliti mengumpulkan

data dengan

wawancara, observasi dan dokumentasi. 6 Hipotesis

7 Hasil

Penelitian

Penelitian yang meneliti tentang strategi

komunikasi yang diterapkan dalam sosialisasi yang dilakukan oleh Komunitas “Ruang

Rupa” untuk

membangun

jariang seni rupa di Luar Negri

-Analisis

Khalayak :

termasuk dalam

inovator dan

mayority

- strategi pesan : deduktif,

induktif,

kronologis dm tropical

-Strategi penggunaan

metode :

informatif,

Dinas sosial telah melaksanakan beberapa tahap sesuai strategi komunikasi seperti

menentukan khalayak, bagaimana

menyusun pesan, menetapkan metode yang digunakan serta menyeleksi penggunaan media cetak maupun elektronik

Dalam sosialisasi ini ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung dan penghambat

Faktor pendukung tidak lain berasal dari dukungan beberapa tokoh masyarakat

setempat, dinas terkait yang bekerja sama dengan dinas

Berdasarkan penelitian yang dilakkan peneliti di kantor PT. Jasa Raharja Banten

yang ada di

serang mengenai strategi PT. Jasa Raharja Banten dalam

membangun pemahaman masyarakat

tentang jaminan keselamatan menggunakan strategi

komunikasi Arifin

Anwar yakni

menganalisi khalayak, strategi menyusun pesan, strategi

penggunaan metode

(45)

pengulangan,

edukasi dan

persuasif.

- strategi seleksi dan penggunaan

media :

elektronik, cetak dan online

sosial, serta dukungan dari pemerintah pusat

penghambatnya yaitu banyaknya rumah tangga sangat miskin yang cenderung tidak menyadari bahwa pentingnya program ini untuk perubahan sosial ekonominya kedepan.

media.

8 Persamaan -Sama – sama menggunakan

strategi

komunkasi yang

digunakan oleh

anwar arifin.

Menggunakan

strategi komunikasi

yang digunakan

oleh Arifin Anwar

Menggunakan

strategi

komunikasi Arifin

Anwar dalam

penelitian

9 Perbedaan -Lebih

memfokuskan

pada bagaimana

Ruang rupa

membangun

sebuah jaringan

di luar negeri.

Penelitian ini

meneliti juga apa

yang menjadi

penghambat dan

pendukung dalam

mensosialisasikan

program keluarga

harapan

Lebih

memfokuskan bagaimana PT.

Jasa Raharja

Banten membangun pemahaman masyarakat

melalui sosialisasi tentang jaminan keselamatan

10 Kritik

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif,

yaitu penelitian yang memberi gambaran secara cermat mengenai individu atau

kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi.24 Pendekatan

deskriptif di maksudkan untuk mengetahui keadaan dan status tertentu .

Menurut Sugiyono metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri atau lebih (independen)

tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antara variable satu dengan

yang lain25. Penelitian deskriptif ditujukan untuk: (1) mengumpulkan informasi

actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasikan

masalah atau memeriksa kondisi praktek – praktek yang berlaku, (3) membuat

perbandinganj atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam

menghadapi masalah yang sama dan berlajar dari pengalaman mereka untuk

menetapkan rencana dan keputusa pada waktu mendatang.26

Moleong menjelaskan, bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian secara holistik (utuh) dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah, serta dengan memanfaatkan

24

Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. 1993. Hal 89

25

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. 2012. Hal 35

26

Rakhmat Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. 2005. Hal 24

(47)

berbagai metode alamiah yang salah satunya bermanfaat untuk keperluan meneliti

dari segi prosesnya.27 Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untu meneliti kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generalisasi.28

Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai

suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif

berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti

dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka.

3.2 Key Informan

Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan utama

dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Yang menjadi informan

adalah mereka yang mengetahui jelas tentang apa yang akan peneliti teliti.

Peneliti memilih informan karena hal ini bertujuan untuk menunjang hasil data

primer yang nantinya peneliti akan didapatkan dari informan. Informan adalah

seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek.

Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah

1. Bapak Aditya Angga Dewa selaku Kasubag Humas dan Hukum PT.

Jasa Raharja (Persero) Banten

27

Lexy. J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Thn 2007. Hal 6

28

(48)

2. Bapak Angga Dewatama selaku staff Humas PT. Jasa Raharja

(Persero) Banten

3. Bapak Arif Budiman selaku Pelaksana Unit Pelayanan PT. Jasa

Raharja (Persero) Banten

Yang mana informan tersebut merupakan pihak internal PT. Jasa Raharja

(Persero) cabang Banten dan di anggap memiliki informasi terkait bagaimana Jasa

Raharja membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan pada masyarakat

Banten. Dalam penelitian ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan

permasalahan penelitian.

3.3 Paradigma Penelitian

Untuk mengamati strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam

membangun pemahaman mayarakat tentang jaminan keselamatan, peneliti

menggunakan paradigma post-positivisme, dimana paradigma ini merupakan

pemikiran untuk mencari realitas dibalik data kegiatan sosialisasi PT. Jasa

Raharja Banten. Dalam paradigma post-positivisme realitas itu memang nyata ada

sesuai hukum alam. Tetapi pada sisi lain Postpositivisme berpendapat manusia

tidak mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat

jarak dengan realitas atau tidak terlibat secara langsung dengan realitas. Hubungan

antara peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif, untuk itu perlu

menggunakan prinsip trianggulasi yaitu penggunaan bermacam-macam metode,

(49)

paradigma post-positivisme bertujuan untuk memahami makna perilaku, simbol –

simbol dan realitas yang ada dalam seuah strategi komunikasi.

3.4 Sumber Data

Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat

menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono bahwa

“sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data.29 Data primer pada penelitian ini diperoleh langsung oleh

peneliti dari hasil wawancara dengan Bapak Aditya dan Bapak Angga yang

berhubungan dengan strategi PT. Jasa Raharja Cabang Banten dalam membangun

pemahaman tentang jaminan keselamatan, dan sumber sekunder adalah sumber

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat

dokumen atau orang lain, kepustakaan dan sumber-sumber tertulis lainnya.

3.5 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini peneliti memilih

jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan

spesifik. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara.

29

(50)

3.5.1 Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala-gejala dalam objek penelitian.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses

terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam

konteksnya. Peneliti dalam penelitian ini melakukan pengamatan partisipasi

pasif (passive partisipation), artinya pada penelitian ini peneliti datang ke

tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan

tersebut.30

3.5.2 Wawancara

Menurut Estrberg dalam Sugiyono mendefinisikan wawancara

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukan informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu.31 Adapun seiring dengan pendapat Estberg, menurut Sugiyono

wawancara sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam.32 Berdasarkan defenisi di atas, maka

wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

komunikasi langsung antara informan dan peneliti untuk mengetahui hal-hal

awal mengenai masalah maupun hal-hal yang lebih mendalam.

30

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. 2008. Hal 226

31

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. 2012. Hal 316

32

(51)

3.5.3 Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah salah satu teknik dimana data yang

diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada pada benda-benda tertulis seperti

buku-buku, makalah-makalah dan sebagainya yang menyangkut komunikasi

guna membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan.

Dokumentasi berupa foto-foto yang di ambil dalam kegiatan penelitian yang

di ikuti oleh peneliti. Dimana peneliti terjun langsung atau ikut langsung

dalam kegiatan yang diselenggarakan yang sesuai dengan bidang penelitian.

3.6 Analisis Data

Sugiyono berpendapat bahwa analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam

kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.33

Menurut Patton dalam meleong, analisis data adalah proses mengatur

urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian

dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti signifikan

33

(52)

terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara

dimensi-dimensi uraian.34

Adapun prosedur dalam menganalisis data kualitatif, menurut Miles dan

Huberman adalah sebagai berikut: 35

a. Reduksi Data, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian Data, setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya dengan menggunakan teks yang bersifat naratif.

c. Kesimpulan atau Verifikasi, langkah ketiga dalam analisis data

kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila

tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali kembali ke lapangan mengumpulkan data,

34

Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2001. Hal 103

35

(53)

maka keseimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian ini peneliti diharuskan untuk melakukan uji keabsahan

dengan menggunakan uji validitas dan relibilitas terhadap data yang didapat dari

hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi

merupakan pengeccekan data dari berbagai dumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu. 36 triangulasi adalah teknik pemerinksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan wawancara terhadap

objek penelitian. 37

Triangulasi yang digunakan peneliti dianggap tepat untuk meguji

keabsahan data yang diperoleh peneliti. Dalam pengumpulan data, peneliti

melakukan wawancara dengan dua informan, yaitu Pak Aditya Angga Dewa, Pak

Angga Dewatama dan Pak Ahmad Arif Budiman dengan sumber tentang strategi

komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat

tentang jaminan keselamatan, data yang telah didapat kemudian dicocokkan

kembali dengan obsevasi dan dokumentasi apabila data yg diperoleh kemudian

hasilnya berbeda karena sudut pandang yang berbeda – beda, maka peneliti

selanjutnya melakukan diskusu dengan sumber untuk mencari tahu data yang

dianggap benar atau semua benar.

36

Sugiyono. Metode penelitian kualitatif, kuantitatif dan R & D. 2008. Hal 273

37

(54)

3.8 Tempat Penelitian

Penelitian mengenai Komunikasi PT. Jasa Raharja (Persero) Banten dalam

Membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan. Lokasi

penelitian berada di Jl. Jend. Sudirman No.32 Serang Telp.: (0254) 200369.

Alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut, yaitu karena Jasa Raharja

bergerak dalam bidang asuransi milik Negara yang memberikan pelayanan kepada

masyarakat. Salah satu pelayanan yang diberikan yaitu berupa informasi dengan

melihat dan mempelajari bagaimana PT. Jasa Raharja dalam melaksanakan

komunikasi tersebut yang bertujuan masyarakat lebih paham dan tahu tentang

(55)

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Feb Mar Apr Mei Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb 1 -Observasi

awal

2 -Penyusuna n bab 1-3

3 Sidang outline

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
TABEL 2.1 PENELITIAN TERDAHULU
+7

Referensi

Dokumen terkait

Isi dari SMS Reminder ini adalah selain mengingatkan responden untuk mengkonsumsi tablet Fesetiap hari, peneliti juga mengingatkan kembali isi pendidikan kesehatan

Besar sampel dihitung dengan cara membandingkan antara besar populasi dengan presisi pada populasi (0,1) sehingga diperoleh sampel sebesar 91 anak. Jadi jumlah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terbaik dari komposisi tepung karagenan rumput laut spesies Eucheuma cottonii yang ditambahkan ke dalam diet

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Moyo Utara Kabupaten Sumbawa sebagai tempat pengambilan data koleksi sampel pakan hijauan dan Laboratorium Ilmu Nutrisi

Konsentrasi ekstrak wortel paling optimal dalam mempertahankan motilitas, viabilitas, abnormalitas dan integritas membran plasma spermatozoa kambing kacang yang terbaik adalah

teruslah Saudara-saudara mengembangkan bisnis dengan mencari dan menciptakan peluang yang tersedia; pemerintah akan terus bekerja untuk membikin baik lagi iklim investasi dan

Handoyo (2000) dalam penelitiannya yang menguji konfigurasi pipa kolektor pemanas air model serpentine dan paralel secara terpisah menunjukkan bahwa pada pemanasan

Berdasarkan hasil penelitian didapat 2 zona konservasi airtanah pada akuifer beas yang terbagi atas zona perlindungan airtanah meliputi daerah imbuhan airtanah dan