STRATEGI KOMUNIKASI PT. JASA RAHARJA BANTEN DALAM
MEMBANGUN PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG JAMINAN KESELAMATAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh :
Novi Sri Purnamasari 6662112294
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
iv ABSTRAK
Novi Sri Purnamasari. 6662112294. Strategi Komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam Membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan. Pembimbing I : Imam Mukhroman S.Sos., M. Si. Pembimbing II : Darwis Sagita S. Ikom., M.Si.
Jaminan keselamatan merupakan suatu bentuk tanggungan yang diberikan karena suatu keadaan, namun masih ada masyarakat Banten yang tidak paham tentang jaminan keselamatan yang diberikan PT. Jasa Raharja, untuk itu kegiatan sosialisasi dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten untuk membangun Pemahaman masyarakat Banten tentang jaminan keselamatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten. Fokus penelitian ini mengetahui strategi komunikasi yang dikemukakan Anwar Arifin adalah bagaimana Pengenalan khalayak, strategi menyusun pesan, strategi penggunaan metode komunikasi, dan strategi seleksi dan penggunaan media yang digunakan PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan. metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti mengumpulkan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah (1) PT. Jasa Raharja Banten melakukan pengenalan khalayak berdasarkan kharakteristik dan tipe khalayak sasaran. (2) PT. Jasa Raharja Banten menyusun pesan dengan memperhatikan bahasa dalam penyampaian pesan dan memperhatikan unsur-unsur lain, supaya lebih menarik seperti dari segi warna dan gambar – gambar yang menarik. (3) PT. Jasa Raharja Banten menyampaikan pesan komunikasi dengan metode informatif dan edukasi. (4) PT. Jasa Raharja Banten melakukan seleksi dan penggunaan media melihat media tersebut adalah media resmi seperti media cetak, elektronik dan media internet.
v ABSTRACT
Novi Sri Purnamasari. 6662112294. PT. Jasa Raharja Banten communication strategy on build the understandness of the society about safety assurance. First adviser : Imam Mukhroman S.Sos., M. Si. The second Adviser : Darwis Sagita S. Ikom., M.Si.
Safety assurance is one of an action of responsibility that given cause a condition. And infact, many people especially in Banten doesn't understand about safety assurance from PT. Jasa Raharja Banten. Therefore, this actions are for building the knowledge of Banten's society about safety assurance. The purpose of this research is to know how the strategy of PT. Jasa Raharja Banten. And focus of this research to know of the communicaton strategy from Anwar Arifin is, such as how the public recognizing, the strategy to compose the message, strategy of using communication methods and strategy selection and the use of media of PT. Jasa Raharja Banten on build the understandness of the society safety assurance. The method of the research is descriptive method with qualitative approach. Researcher collect the data by interview, observation and documentations. The result of this research is. (1). PT. Jasa Raharja Banten make the public recognizing based on their characteristic and type of a udience, such as; student, employee, university student, company/factory and public society. (2). PT. Jasa Raharja Banten compose the message and focus on the languange about the explanation and focus on the other, for more interesting, like the colour and the visual. (3). PT. Jasa Raharja Banten give the message by informative and education method. (4). PT. Jasa Raharja Banten do some selection and use of media which the medias are the official media like print media, electronic and internet like website
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan KEPADA Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan kegiatan Job Training dengan baik“. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Job Training.
Dalam pelaksanaan penyusunan laporan ini, penulis mendapat banyak
bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya Kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat kesehatan sehingga
tugas akhir ini terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultas Ageng Tirtayasa
3. Dr. Rahmi Winangsih.,M.Si Selaku ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
4. Bpk. Iman Mukhroman., S.Sos., M.Si. selaku dosen Pembimbing I yang
telah membimbing dan mengarahkan, memberikan masukan, kritikan dan
saran-saran dalam penyusunan Skripsi ini.
5. Bapak Darwis Sagita S.Ikom., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang
telah membimbing dan mengarahkan, memberikan masukan, kritikan dan
saran-saran dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Terima kasih kepada Bapak Husnan Nurjuman S.Ag., M.Si selaku dosen
pembimbing akademik yang selalu sabar, dan selalu
7. Bapak Aditya selaku Kasubag Humas dan Hukum, dan Bapak Angga
Dewatantra selaku staff Humas PT. Jasa Raharja (Persero) Banten yang
menjadi narasumber dalam penelitian ini, peneliti semakin tahu tantang
vii
8. Bapak/Ibu dosen Ilmu Komunikasi Universitas sultan ageng tirtayasa.
Peneliti ucapkan terima kasih atas ilmu yang telah dibagikan selama masa
perkuliahan
9. Terimakasi kepada PT. Jasa Raharja (Persero) Banten yang telah
memberikan izin sebagai objek penelitian dalam skripsi ini
10.Keluarga tercinta Bapa, Mama yang sabar menanti hingga aku
mendapatkan gelar sarjana, kedua kakak perempuan dan adik ku yang
telah membantu penulis dengan Do’a, dukungan dan perhatian dalam berbagai hal
11.Sahabat kecil ku Sartika dan Nova yang senantiasa mau mendengarkan
keluh kesah dan memberi ku semangat dalam menyusun skripsi
12.Keluarga kecil PR9. Diah, Ibos, Lena, Okta, Sabrina, Fajri, Beni, Rian,
teman-teman KKM 02, Teh Putri Febrianti dan teman-teman lainnya yang
tidak dapat di sebutkan satu persatu. atas semangat, doa, bantuan dan
motivasi yang selalu diberikan selama penyusunan skripsi ini.
Semoga semangat, motivasi, bantuan, dan doa yang telah diberikan
menjadi amal ibadah bagi keluarga, dan rekan-rekan, sehingga memperoleh
balasan yang lebih baik dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan laporan atau tulisan penulis berikutnya. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan sebagai literature Ilmiah dalam
studi Ilmu Komunikasi.
Serang, Maret 2016
Novi Sri Purnamasari
viii DAFTAR ISI
LEMBAR ORISINALITAS ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
ABSTRA ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Identifikasi Masalah ... 8
1.4 Tujuan Penelitian ... 9
1.5 Manfaat penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1Komunikasi ... 11
2.1.1 Fungsi Komunikasi ... 13
2.1.2 Tujuan Komunikasi ... 14
2.2 Strategi Komunikasi ... 15
2.3 Membangun Pemahaman ... 25
2.4 Jaminan keselamatan ... 26
2.5.1 Kerangka Berfikir ... 27
2.5.2 Kerangka Penelitian ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33
3.1 Metode Penelitian ... 33
3.2 Key Informan ... 34
3.3 Paradigma Penelitian ... 35
3.4 Sumber Data ... 36
3.5 Teknik Pengolahan Data ... 36
3.5.1 Observasi ... 37
3.5.2 Wawancara ... 37
3.5.3 Dokumentasi ... 38
ix
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40
3.8 Tempat Penelitian ... 41
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 43
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 43
4.1.1 Visi dan Misi Jasa Raharja ... 46
4.2 Deskripsi Data ... 47
4.3 Analisa Hasil Penelitian ... 48
4.3.1 Analisis Khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten ... 51
4.3.2 Strategi Menyusun Pesan yang dilakukan PT. Jasa Raharja Banten ... 60
4.3.3 Penggunaan Metode yang Dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten ... 67
4.3.4 trategi Seleksi dan Penggunaan Media yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banten ... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88
5.1 Kesimpulan ... 90
5.2 Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 91
LAMPIRAN ... 96
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Kegiatan sosialisasi di kampus UNTIRTA Serang ... 5
Gambar 4.2 Kegiatan Sosialisasi bersama pelajar dari kota Cilegon di Gedung Sukofindo... 65
Gambar 4.3 Contoh pesan yang menggunakan unsur gambar ... 59
Gambar 4.4 Suasana Konferensi Pers PT. Jasa Raharja Banten ... 66
Gambar 4.5 sosialisasi di Kec. Pangarangan ... 70
Gambar 4.6 sosialisasi di Kec Pandeglang ... 70
Gambar 4.7 Majalah Jasa Raharja edisi November 2014 ... 81
Gambar 4.8 Tampak depan brosur ... 81
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rekapitulasi Pembayaran Klaim Tahun 2014 ... 2
Tabel 1.2 Rekapitulasi Pembayaran Klaim Tahun 2015 ... 3
Tabel 1.3 Besaran Dana Santunan ... 7
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kartu Bimbingan
Lampiran 2 : Pedoman Observasi
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara
Lampiran 4 : Hasil Wawancara dengan Kasubag Humas dan Hukum Jasa
Raharja Banten
Lampiran 5 : Hasil Wawancara dengan staff Humas Jasa Raharja Banten
Lampiran 6 : Hasil Wawancara denganpelaksana unit pelayanan PT. Jasa
Raharja Banten
Lampiran 7 : Surat Keterangan telah meminta Data
Lampiran 8 : Dokumentasi
1.1 LATAR BELAKANG
Provinsi Banten adalah bagian dari wilayah Indonesia yang berada di
Ujung Pulau Jawa. Provinsi Banten dikenal sebagai pusat kerajaan Islam serta
pusat perdagangan nusantara. Banten merupakan salah satu kawasan andalan
nasional di Indonesia dengan sektor andalan industri dan pariwisata. Provinsi
Banten terdiri atas 4 Kabupaten yakni: Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang,
Kabupaten Serang, dan Kabupaten Tanggerang dan 4 Kota yakni: Kota Cilegon,
Kota Serang, Kota Tanggerang, dan Kota Tanggerang Selatan. Berdasarkan data
sensus penduduk 2010 Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk di Provinsi
Banten sebanyak 10.632.166 jiwa. Dengan prosentase 67,01% penduduk
perkotaan dan 32,99% penduduk pedesaan.1
Provinsi Banten yang berada di wilayah ujung barat Pulau Jawa memiliki
posisi yang sangat strategis dan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar baik
skala lokal, regional, nasional, bahkan skala internasional. Fasilitasi terhadap
pergerakan barang dan penumpang yang dari dan ke pusat-pusat kegiatan
nasional, wilayah, maupun lokal yang ada di Provinsi Banten menjadi sangat
penting dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi di wilayah Provinsi
Banten.
1
http://humasprotokol.bantenprov.go.id/read/page-detail/profil-provinsi-bant/9/profil-provinsi-banten.html
Dalam kehidupan, manusia menggunakan transportasi dalam beraktivitas.
Secara umum, sektor perhubungan dapat dikategorikan ke dalam tiga bagian yaitu
perhubungan darat, perhubungan laut, dan perhubungan udara. Transportasi yang
sering digunakan adalah kendaraan pribadi seperti mobil dan motor, atau
kendaraan umum seperti kapal laut, pesawat, kereta api, dan angkutan umum
lainnya. Tranportasi yang digunakan tidak hanya memberikan manfaat dan
pengaruh positif pada kehidupan masyarakat, akan tetapi terdapat dampak negatif
diantaranya di bidang lalu lintas seperti kecelakaan. Korban kecelakaan lalu lintas
baik luka ringan maupun luka berat.
Kecelakaan lalu lintas di jalan raya mengakibatkan kerugian. Keadaan
seperti ini diakibatkan dari faktor manusia (karena pengendara, faktor mekanik)
dan alam (cuaca, jalan yang rusak) yang dapat terjadi kapan saja, dimana saja,
sehingga menimbulkan rasa tidak aman yang sering disebut sebagai risiko.
Berikut ini data Rekapitulasi pembayaran pada korban kecelakaan lalu lintas
yang di dapat PT. Jasa Raharja Cabang Banten tahun 2014 dan 2015:
Tabel 1.1
Rekapitulasi Pembayaran Klaim
Menurut Kelompok Usia dan Sifat Cedera
Periode Penyelesaian Tahun 2014
No Usia Meninggal
Dunia
Luka Berat
Luka Ringan
Cacat Tetap
Penguburan
1 00 – 04 Tahun 14 14 4 0 0
3 10 – 14 Tahun 51 41 17 0 0
4 15 – 19 Tahun 188 117 36 0 2
5 20 – 24 Tahun 150 134 25 1 1
6 25 – 29 Tahun 113 103 17 0 1
7 30 – 34 Tahun 98 78 21 1 3
8 35 – 39 Tahun 87 76 14 0 2
9 40 – 44 Tahun 100 70 11 0 3
10 45 – 49 Tahun 70 56 9 0 1
11 50 – 54 Tahun 73 46 6 0 1
12 55 – 59 Tahun 58 34 5 0 2
13 60 – 64 Tahun 41 19 3 0 0
14 65 – 69 Tahun 18 8 1 0 1
15 70 – 74 Tahun 25 3 2 0 1
16 75 – 79 Tahun 11 1 0 1 0
17 80 – 84 Tahun 9 1 1 0 0
18 85 – 89 Tahun 2 0 0 0 0
Jumlah 1.132 825 179 3 20
Total 2.159
(Sumber Data : PT. Jasa Raharja (Persero)Banten tahun 2014)
Tabel 1.2
Rekapitulasi Pembayaran Klaim
Menurut Kelompok Usia dan Sifat Cedera
Periode Penyelesaian Tahun 2015
No Usia Meninggal
Dunia
Luka Berat
Luka Ringan
Cacat Tetap
Penguburan
2 05 – 09 Tahun 18 39 1 0 0
3 10 – 14 Tahun 57 62 0 0 0
4 15 – 19 Tahun 177 200 2 0 0
5 20 – 24 Tahun 149 202 1 1 1
6 25 – 29 Tahun 86 108 1 0 1
7 30 – 34 Tahun 87 107 0 0 2
8 35 – 39 Tahun 83 79 1 0 1
9 40 – 44 Tahun 71 89 0 1 1
10 45 – 49 Tahun 93 66 0 0 1
11 50 – 54 Tahun 60 62 1 0 0
12 55 – 59 Tahun 55 29 0 0 0
13 60 – 64 Tahun 48 24 0 0 0
14 65 – 69 Tahun 19 14 0 0 1
15 70 – 74 Tahun 13 10 0 0 1
16 75 – 79 Tahun 7 4 0 0 0
17 80 – 84 Tahun 8 2 0 0 0
18 85 – 89 Tahun 1 0 0 0 0
19 90 – 94 Tahun 1 0 0 0 0
Jumlah 1.043 1.113 7 2 11
Total 2.176
(Sumber Data : PT. Jasa Raharja (Persero)Banten tahun 2015)
Jaminan atau perlindungan dalam berkendara sangatlah diperlukan. Karena
transportasi adalah suatu kebutuhan dimana setiap orang pasti mengawali
aktifitasnya dengan transportasi. Sehingga menyebabkan setiap orang pasti
melalui tahapan transportasi sebelum menjalankan aktifitas lainnya. Terlepas dari
berbagai resikonya, mau tidak mau mereka tetap menjalaninya. Baik itu resiko
Peristiwa kecelakaan setiap tahun selalu saja terjadi dan perlu
meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, dari segi kemanusiaan para
penumpang atau korban dari kecelakaan tersebut perlu di bantu biaya
pengobatannya (luka-luka cacat) dan pemberian santunan kepada korban yang
meninggal. Atas dasar tanggung jawab moral Pemerintah terhadap korban maka
dibentuklah suatu pertanggungan satu-satunya jalan untuk mengalihkan sebagian
atau seluruh resiko yang menimpah manusia, dasar ini juga tertuang dalam UU
NO. 33 Tahun 1964 yang berbunyi: “Bagi setiap penumpang yang sah dari alat
angkutan umum baik darat, laut, sungai, penyebrangan, maupun pesawat udara
selama dalam perjalan yaitu saat berangkat sampai dengan tiba di tempat
tujuan.” Dan UU NO. 34 Tahun 1964 yang berbunyi: “Bagi setiap korban yang
tertabrak kendaraan bermotor dan kereta api. Termasuk mereka yang menjadi
korban tabrak lari.”
Dalam pelaksanaan pertanggungan tersebut, pemerintah memberi
kepercayaan kepada PT. Jasa Raharja (Persero) mengelola dana pertanggungan
wajib kecelakaan penumpang sekaligus sebagai penyelenggara. PT. Jasa Raharja
merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak dalam bidang asuransi. Pembinaanya dibawah Departemen Keuangan.
PT Jasa Raharja (Persero) bergerak dibidang asuransi berdasarkan undang-undang
dan peraturan pemerintah, PT. Jasa Raharja (Persero) terdiri dari 28 kantor cabang
dan 61 kantor perwakilan.
Fungsi utama PT. Jasa Raharja adalah pemupukan dana-dana yang cara
tersebut, sedang hasil pemupukannya akan dilimpahkan juga kepada perlindungan
jaminan rakyat banyak. Tugas Pokok PT. Jasa Raharja (Persero) menyalurkan
iuran dan dana yang dihimpun dan memupuk dana masyarakat kembali kepada
masyarakat yang berwujud santunan Jasa Raharja, terhadap korban kecelakaan
lalu lintas. Pelaksanaan asuransi kecelakaan penumpang bus pada dasarnya setiap
penumpang yang mengalami kecelakaan lalu lintas dalam keadaan korban
meninggal, luka-luka, atau cacat, berhak mendapatkan dana santunan kecelakaan
penumpang ataupun ganti kerugian. Oleh karena itu Negara melalui PT Jasa
Raharja (Persero) memberikan jaminan perlindungan berupa santunan asuransi
jasa raharja yang besarnya antara lain :
Tabel 1.3
Besar Dana Santunan Jasa Raharja
Jenis Santunan
Jenis Alat Angkutan
Darat dan Laut Udara
Meninggal Dunia Rp 25.000.000 Rp 50.000.000
Cacat Tetap Rp 25.000.000 Rp 50.000.000
Perawatan (Maksimal) Rp 10.000.000 Rp 25.000.000
Penggantian Biaya
Penguburan
(Tidak Memiliki Ahli Waris )
Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
Akan tetapi banyak diantara masyarakat yang tidak paham tentang
kurangnya pengetahuan hukum atau kurangnya informasi tentang begitu
pentingnya peranan asuransi kecelakaan diri bagi penumpang angkutan umum
atau kendaraan pribadi. Dalam pemberian santunan terhadap korban kecelakaan
masih ditemui masyarakat yang hanya mengetahui bahwa santunan asuransi
hanya bisa mereka dapat apabila mereka ikut atau mendaftar pada perusahaan
asuransi swasta seperti yang dikatakan oleh Pak Simeon Pasaribu selaku Humas
PT. Jasa Raharja Pusat. Banyak dari masyarakat juga enggan mengajukan klaim
ke Jasa Raharja karena kurangnya pemahaman dalam prosedur pengajuan
santunan.
Setiap warga negara diberikan jaminan dan perlindungan untuk
mendapatkan kesejahteraan sesuai dengan Undang-Undang Dasar NKRI Tahun
1945, sehingga setiap risiko yang terjadi di dalam masyarakat menjadi tanggung
jawab pemerintah, hal ini merupakan pemikiran sosial. Inilah yang tidak diketahui
oleh sebagian masyarakat, dan sebagian masyarakat juga minim pengetahuan
dalam mengklaim asuransi jika terjadi kecelakaan lalu lintas. Sebagian
masyarakat tidak tahu jika mereka yang mengalami kecelakaan lalu lintas berhak
mendapatkan santunan yang dimana dananya berasal dari masyarakat yang
pengumpulannya dengan mengadakan iuran wajib. Untuk memungut iuran wajib
dari para penumpang untuk setiap kali perjalanan ditugaskan kepada pengelola
alat pengangkutan umum yang bersangkutan dan biasanya di satukan dengan
harga tiket, kemudian iuran wajib yang dipungut itu disetorkan oleh pengangkut
kepada PT Jasa Raharja. Supaya penumpang mengetahui bahwa di dalam harga
(dicap) perkataan “termasuk iuran wajib Jasa Raharja” atau cara lain untuk
menunjukkan bahwa penumpang yang bersangkutan telah membayar iuran wajib
untuk satu kali perjalanan itu.2
Melihat masih adanya masyarakat yang belum memahami tentang jaminan
keselamatan yang diberikan pemerintah melalui PT. Jasa Raharja (Persero). Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk memilih judul “STRATEGI KOMUNIKASI
PT. JASA RAHARJA BANTEN DALAM MEMBANGUN PEMAHAMAN
MASYARAKAT TENTANG JAMINAN KESELAMATAN”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi Komunikasi
PT. Jasa Raharja (Persero) Banten dalam Membangun Pemahaman Masyarakat
Tentang Jaminan Keselamatan?”
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan
diatas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana pengenalan audience/khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa
Raharja Banten dalam membangun Pemahaman Masyarakat Tentang
Jaminan Keselamatan?
2
2. Bagaimana strategi pesan yang dibuat oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam
membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan?
3. Bagaimana strategi penggunaan metode komunikasi yang dipilih PT. Jasa
Raharja Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang
Jaminan Keselamatan?
4. Bagaimana strategi seleksi dan penggunaan media yang dipilih oleh PT.
Jasa Raharja Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang
Jaminan Keselamatan?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengenalan audience/khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa
Raharja Banten dalam membangun Pemahaman Masyarakat Tentang
Jaminan Keselamatan.
2. Mengetahui strategi pesan yang dibuat oleh PT. Jasa Raharja Banten dalam
membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan
3. Mengetahui strategi penggunaan metode komunikasi yang dipilih PT. Jasa
Raharja Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang
4. strategi seleksi dan penggunaan media yang dipilih oleh PT. Jasa Raharja
Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan
Keselamatan
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharpkan dapat memberi manfat untuk
perkembangan, kemajuan pengetahuan dan sebagai referensi bagi
peneliti lain dalam rangka pengembangan bidang ilmu komunikasi
untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
1.5.2 Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ni semoga dapat menjadi bahan acuan bagi
organisasi sejenis dalam membangun pemahaman masyarakat seerta
dapat berguna bagi lembaga yang bersangkutan dalam
mengembangkan komunikasi yang efektif dalam upaya membangun
pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan, peneliti juga
berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, communis yang berarti “ sama”
atau dalam bahasa inggris : common. Komunikasi dapat dianggap sebagai proses
menciptakan suatu kesamaan pemikiran antara pengirim dengan penerima.3
Menurut Hovland komunikasi adalah “suatu proses di mana seseorang
(komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya
lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain
(komunikan/komunikati)”.4 Baginya komunikasi bukan hanya menyampaikan
pesan atau informasi agar orang lain mengerti, tetapi agar berubah tingkah
lakunya
Komunikasi menurut Everet M. Rogers adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur, yaitu:5
1. Komunikator : atau sering disebut sumber, pengirim, pembicara atau
originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu,
kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara.
3
Onong Uchjana Effendy. Radio Siaran Teori dan Praktek. 1991:1
4
Ibid 1991:2
5
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi. 2000. Hal 19
2. Pesan : apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan
merupakan seperangkat simbol verbal dan/atau nonverbal yang mewakili
perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga
komponen : makna, symbol yang digunakan untuk menyampaikan makna,
dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata
(bahasa) yang dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan
perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan
sebagainya) ataupun tulisan. Kata-kata memungkinkan kita berbagi pikiran
dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti
melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan
kepala, senyuman, tatapam mata, dan sebagainya), juga melalui musik,
lukisan, patung , tarian, dan sebagainya.
3. Komunikan : orang yang menerima atau menterjemahkan pesan. Sering
juga disebut sasaran/tujuan, penyandi balik, khalayak, pendengar, penafsir.
4. Media : atau saluran, yakni alat atau sarana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk
pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran
verbal atau saluran nonverbal. Meskipun kita bias juga mengggunakan
kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang lain. Saluran juga
merujuk pada cara penyajian pesan, apakah langsung atau lewat media
cetak atau media elektronik.
perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan,
perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan
menjadi sedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik
tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu, dan sebagainya.
Dari definisi diatas membuktikan bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian lambang-lambang yang mengandung makna yang sama oleh
seseorang kepada orang lain, baik dalam maksud mengerti maupun, maupun agar
berubah tingkah laku. Situasi komunikastif dapat terjadi apabila ada pemilihan
kata-kata atau susunan kalimat yang cocok dapat di mengeti oleh yang
berkomunikasi dengan apa yang dinamakan Wilbur Schramm.6
2.1.1 Fungsi Komunikasi
Menurut Harold D. Lasswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi
antara lain: Manusia dapat mengontrol lingkungannya, beradaptasi dengan
lingkungan tempat mereka berada, serta melakukan transformasi warisan sosial
kepada generasi berikutnya.7
Komunikasi tidak hanya sebagai penyebaran luas informasi atau pesan,
tetapi sebagai kegiatan individu atau kelompok yang tukar menukar ide, fakta
atau data maka fungsi dalam setiap sosial adalah sebagai berikut:8 Informasi,
pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar,
fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan
6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. 2003:30
7
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. 2008:59
8
beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat
mengambil keputusan yang tepat.
2.1.2 Tujuan komunikasi
Menurut Riant Nugroho tujuan komunikasi adalah menciptakan
pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku.9 Sedangkan
menurut Katz an Robert Kahn yang merupakan hal utama dari komunikasi
adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna suatu system social atau
organisasi. Akan tetapi komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau
pesan saja, tetapi komunikasi dilakukan seorang dengan pihak lainnya dalam
upaya membentuk suatu makna serta mengemban harapan-harapannya.10
Dengan demikian komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting
dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan
mengkoordinasikan usaha-usaha untuk mencapai tujuan. Pada umumnya tujuan
komunikasi tujuan anatara lain, yaitu:
1. Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita
harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya
dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengakui apa yang kita
maksud.
2. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar
aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan kemauannya.
9
Riant Nugroho. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. 2004:72
10
3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan
kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasive bukan
memaksakan kehendak.
4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan
sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan
dimaksud di sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun
yang penting harus diingat adalah bagaimana cara baik untuk
melakukan.11
Penelitian Strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Cabang Banten dalam
membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan sangat relevan
dengan unsur – unsur serta fungsi dan tujuan komunikasi. Dalam penelitian ini,
peneliti berusaha mengupas bagaimana strategi komunikasi dalam membangun
pemahaman kepada masyarakat khususnya masyarakat Banten tentang jaminan
keselamatan. Sehingga mayarakat semakin paham bahwa keselamatan mereka
dalam berkendara di jamin oleh pemerintah dan masyarakat lebih tahu bagaimana
prosedur dalam pengajuan santunan jika terjadi kecelakaan.
2.2 Strategi Komunikasi
Strategi pada dasarnya adalah perencanaan (Planning) dan manajement
(Management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun untuk mencapai tujuan
11
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah
saja, tetapi menunjukkan bagaimana taktik oprasionalnya.12
Strategi Komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi yang
merupakan perencanaan komunikasi (communication Planning) dengan
manajemen komunikasi (Communication Management) untuk mencapai tujuan
yang telah di tetapkan. Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan
bagaimana oprasionalnya secara praktis harus di lakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan (Approach) bisa berbeda sewaktu – waktu bergantung pada situasi dan
kondisi.13
Menurut Arifin terdapat empat faktor strategi komunikasi yang harus di
perhatikan, yaitu:14
1. Pengenalan Khalayak
khalayak adalah orang yang akan menerima, memahami dan
menerjemahkan pesan yang disampaikan dalam komunikasi. Mengenal
khalayak menjadi langkah pertama yang dilakukan oleh komunikator
dalam komunikasi yang efektif. Dalam komunikasi khalayak sama
sekali tidak pasif, melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan
komunikan dapat saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Untuk
mencapai hasil yang positif dalam proses komunikasi, maka
12
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. 1990. Hal 32
13SKRIPSI “Strategi Komunikasi Ruang Rupa dalam Membangun
Jaringan Komunitas Seni Di
Luar Negri” 2012. Hal 35.
14
komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan
khalayak terutama dalam pesan metode dan media. Untuk menciptakan
persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator harus mengerti dan
memahami, pola pikir (frame of reference) dan lapangan pengalaman
(field of experince ) khalayak secara tepat dan seksama meliputi :
a. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak.
b. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai – nilai dan norma –
norma dalam kelompok dan masyarakat yang ada.
c. Situasi dimana kelompok itu berada
Menurut Hiebert karakteristik audiens/khalayak diantaranya15 :
1. Audiens cenderung berisi individu-individu yang condong untuk
berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara
mereka. Pemilihan media berdasarkan kesadaran audiens sendiri.
2. Audiens cenderung besar. Besar berarti audiens tidak hanya berada
pada suatu wilayah sasaran komunikasi massa, yang berarti berada
dalam jangkauan yang luas dan tak teratur.
3. Audiens cenderung heterogen. Heterogen berarti audiens terdiri
dari ragam lapisan dan kategori sosial. Meskipun media massa
membuat kategori khusus dalam mempetakan audiens, akan tetapi
audiens akan tetap heterogen walaupun mempetakannya melalui
komunitas hobi khusus tertentu.
15
4. Audiens cenderung anonim, yaitu tidak mengenal satu sama lain.
Keseluruhan audiens yaitu tidak mengenal satu sama lain secara
keseluruhan, dalam pengertian yang menekankan pada semua
audiens sebuah media yang jumlahnya bisa mencapai tujuan.
Konsep penting yang pertama – tama harus dipahami dalam
pengenalan khalayak yaitu konsep demografi. Demografi adalah cara
memisahkan populasi kedalam kelompok- kelompok. Orang – orang
yang memiliki banyak kesamaan karakteristik demografisnya
kemungkinan akan memiliki perilaku yang sama.16 Karakteristik
demografis yang paling dasar adalah usia (dewasa, remaja, anak –
anak), gender (Laki – laki, perempuan), pendidikan (tinggi, menengah,
rendah) dan status perkawinan (menikah, belum menikah, dan
seterusnya).17
Pengenalan khalayak juga dapat dilihat berdasarkan Tipologi formasi
audiens yang dibagi menjadi 4, yakni18 :
a. Kelompok atau publik. Istilah ini muncul sejalan dengan
pengelompokan sosial yang ada (misalnya komunitas,
keanggotaan minoritas politis, religius atau etnis). Terdapat
beberapa ikatan normtif diantara audiens dan sumber, dan
didalam didalam audiens mungkin terjadi interaksi dan
kesadaran identitas serta tujuan tertentu. Audiens ini mungkin
16
Idi Subandy Ibrahim. Kecerdasan Komunikasi, Seni Berkomunikasi Kepada Publik. Cetakan pertama Thn 2007. Hal 136.
17
Ibid
18
lebih stabil sepanjang waktu daripada tipe audiens lain. Para
anggotanya bertahan lama, tanggap terhadap dan memiliki
partisipasi tertentu pada apa yang ditawarkan.
b. Kelompok kepuasan. Tipe audiens ini didasarkan pada
kebutuhan atau tujuan tertentu, juga mungkin agak homogen
dilihat dari sisi komposisiya, aktif dalam mengungkapkan
permintaan yang membentuk penawaran dan juga selektif, akan
tetapi tipe audiens ini bukanlah kelompok sosial, melainkan
kumpulan individu – individu yang terwujud dalam perilaku
konsumen.
c. Kelompok penggemar atau budaya cita rasa. Terbentuk atas
dasar minat pada jenis isi (atau gaya) atau daya tarik tertentu
akan kepribadian tertentu atau cita rasa budaya/intelektual
tertentu. Tipe audiens ini terdiri dari kelompok penggemar atau
pengikut pengarang, kepribadian, gaya tetapi tidak memiliki
suatu definisi atau kategori sosial jelas. Komposisinya akan
berubah sepanjang waktu, meskipun beberapa audiens seperti
itu mungkin juga stabil. Eksistensinya seluruhnya tergantung
pada isi yang ditawarkan dan bila isi ini berubah, audiens pasti
bubar atau memperbarui diri.
d. Audiens/khayak medium. Berasal dari dan dipertahankan oleh
kebiasaan atau loyalitas pada sumber media tertentu, misalnya :
2. Menyusun pesan
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh
komunikator.19 Penyusunan pesan harus dilakukan dengan cermat agar
bisa efektif sampai kepada komunikan. Dalam penyusunan pesan ini hal
utama yang akan dilakukan adalah bagaimana menarik perhatian,
mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat. Menurut Schram, syarat-
syarat berhasilnya suatu pesan sebagai berikut:20
1. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa
sehingga pesan itu dapat menarik perhatian yang ditujukan.
2. Pesan haruslah menggunakan tanda–tanda yang dirasakan pada
pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga
kedua pengertian bertemu.
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pada sasaran dan
menyarankan cara – cara mencapai kebutuhan itu.
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh suatu
kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana sasaran pada
saat digerakkan untuk memberi jawaban yang dikehendaki.
3. Menetapan metode
Menurut Arifin, dalam mencapai efektifitas dari suatu komunikasi,
selain isi pesan yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan
sebagainya, maka metode komunikasi akan turut mempengaruhi
19
Prof. Drs. H.AW . Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengatar studi. Edisi revisi thn 2000. Hal 32
20
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Penetapan
metode dapat dilihat dari dua aspek yaitu menurut pelaksanaan dan
menurut bentuk isisnya.
Hal tersebut diatas, dapat diuraikan lebih lanjut, bahwa yang
pertama semata-mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaannya
dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. Oleh karena itu, yang
pertama (menurut cara pelaksanaannya) dapat diwujudkan dalam dua
bentuk yaitu metode redundancy (repetition) dan canalizing. Sedangkan
yang kedua (menurut bentuk isinya), dikenal dengan metode
informative, persuasive, edukatifdan cursive. Pada dasarnya metode
dalam komunikasi dapat dibedakan berdasarkan dua aspek:21
a. Menurut cara pelaksanaannya
1. Redudancy (repetition), merupakan cara mempengaruhi
khalayak dengan cara mengulang-ulang pesan. Metode ini
memungkinkan peluang mendapat perhatian khalayak semakin
besar, pesan penting mudah diingat oleh khalayak dan memberi
kesempatan bagi komunikator untuk memperbaiki kesalahan
yang dilakukan sebelumnya. Dengan penggunaan metode ini,
banyak manfaat yang dapat diambil darinya. Manfaat itu antara
lain bahwa khalayak akan lebih memperhatikan pesan yang
disampaikan komunikator. Hal ini justru kontras dengan pesan
21
yang tidak diulang-ulang, sehingga ia akan banyak mengikat
perhatian.
2. Canalizing, merupakan metode penyampaian pesan dengan cara
meneliti pengaruh kelompok terhadap individu atau khalayak.
Pada awalnya penyampaian pesan dilakukan sesuai dengan
nilai-nilai kelompok yang dianut baru menuju ke arah khalayak
sasaran. Bila hal ini gagal, maka diusahakan dengan memecah
hubungan khalayak dengan kelompok sehingga pengaruh
kelompok akan menipis dan hilang dengan sendirinya. Jadi
dalam proses komunikasi, komunikator terlebih dahulu
memenuhi nilai-nilai dan standar komunikasi dan berangsur
merubahnya kearah yang dikehendaki komunikator. Namun bila
hal ini kemudian tidak memungkinkan (mengikuti standar
kelompok dan masyarakat), maka cara memecah perlahan
komunikan dengan anggota kelompoknya sehingga mereka
tidak memiliki hubungan yang erat dan kemudian komunikator
menarik komunikan tersebut dalam pengaruhnya menjadi
bagian dalam strategi metode komunikasi canalizing ini
b. Menurut bentuk isinya
1. Informative, merupakan suatu bentuk penyampaian pesan yang
bertujuan mempengaruhi khalyak dengan cara memberikan
penerangan. Yakni memberikan sesuatu apa adanya sesuai
2. Persuasive, merupakan bentuk penyampain pesan untuk
mempengaruhi khalayak dengan cara membujuk. Dalam hal ini
khalayak tidak diberi kesempatan untuk berpikir kritis dan bila
mungkin bisa terpengaruh tanpa disadari.
3. Educative, merupakan bentuk penyampaian pesan yang
mendidik, yakni memberikan sesuatu ide kepada khalayak
berdasarkan fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya secara sengaja, teratur
dan terencana dengan tujuan mempengaruhi dan mengubah
tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan.
4. Coersive, merupakan bentuk penyampaian pesan yang
mempengaruhi khalayak dengan cara memaksa. Pesan ini selain
berisi pendapat juga ancaman. Metode ini biasanya diwujudkan
dalam bentuk peraturan-peraturan dan intimidasi.
4. Seleksi dan penggunaan Media
Sebelum suatu pesan atau informasi disampaikan kepada
masyarakat perlu dipertimbangkan terlebih dahulu penggunaan media
atau saluran yang paling efektif. Untuk mencapai sasaran komunkasi
kita dapat berkomunikasi langsung (face to face) atau menggunakan
media massa, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang
akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. Pemilihan
diharapakan dari program yang dijalankan dan diisi pesan yang akan
dikomunikasikan. Media tidak hanya berupa alat namun juga
penciptaan kondisi atau situasi.
Dalam menyusun pesan dari satu komuikasi yang hendak dicapai,
kita harus selektif, maksudnya adalah menyesuaikan keadaan dan
kondisi khalayak, maka dalam penggunaan media konvensional seperti
televis, radio, majalah, koran, atau media baru haruslah disesuaikan
karena setiap media yang digunakan mempunyai kemampuan dan
kelemahan tersendiri sebagai alat. Media baru atau new media
merupakan penyederhanaan istilah (Siplifikasi) terhadap bentuk media
si luar media konvensional. Sifat new media adalah cair (fluids),
konektivitas individual, dan menjadi sarana untuk membagi peran
kontrol dan kebebasan (Chun, 2006).22
Dalam menyusun pesan dari komunikasi yang ingin dituju, kita
harus selektif, maksudnya adalah menyesuaikan yang menjadi khalayak
sasaran, maka penggunaan media harus demikian pula. Menyesuaikan
kapan harus menggunakan media konvensional dan kapan harus
menggunakan media baru atau media internet. Seleksi dan penggunaan
media dapat dilihat dari karakteristik dan keunggulan media yang
digunakan karena setiap media memiliki kemampuan dan kelemahan
tersendiri sebagai alat.
22
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya dan sesuai dengan tujuan dari
penelitian ini, peneliti ingin mengetahui secara seksama bagaimana strategi
komunikasi yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Cabang Banten untuk
membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan, dengan
mencari jawaban melalui pendekatan berdasarkan konsep yang di kemukakan oleh
Arifin Anwar.
2.3 Membangun Pemahaman
Dari segi bahasa membangun pemahaman terdiri dari dua kata yaitu
membangun dan pemahaman. Adapun artinya "Membangun" bersifat
memperbaiki, membina, mendirikan, mengadakan sesuatu. Sedangkan
pemahaman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara perbuatan
memahami atau memahamkan.23
Jadi membangun pemahaman yang dimaksud adalah suatu proses kegiatan
atau perbuatan memahami atau memahamkan yang dilakukan oleh seseorang,
sekelompok orang atau organisasi dalam memberikan informasi atau pesan.
Seringkali penerapan komunikasi untuk membangun pemahaman dihadapkan
dengan berbagai hambatan dan kendala. Untuk mengatasi hal tersebut, di
butuhkan aspek perencanaan komunikasi. Perencanaan komunikasi yang
dimaksud berkaitan dengan strategi yang terpilih, sumber, pembuatan pesan,
penyebaran, penerimaan, umpan balik terhadap pesan-pesan, ataupun penerimaan
pesan.
23
2.4 Jaminan Keselamatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jaminan adalah tanggungan yang
diterima sedangkan keselamatan perihal keadaan. Berdasarkan arti kata tersebut
dapat kita dipahami jaminan keselamatan adalah suatu tanggungan yang diberikan
karna keadaan. Dalam penelitian ini keadaan yang di maksud adalah akibat
terjadinya kecelakaan berlalu lintas, dimana keadaan yang terjadi diantaranya
meninggal, luka berat, luka ringan, cacat tetap, dan penguburan. Tanggungan
diberikan oleh PT. Jasa Raharja yang bergerak dalam bidang asuransi dan sebagai
Badan Usaha Milik negara yang ditunjuk untuk melaksanakan pemberian
santunan kepada korban lalu lintas.
Sesuai dengan penjelasan diatas, dalam penelitian ini, membangun
pemahaman tentang jaminan keselamatan yang dimaksud oleh peneliti adalah
suatu kegiatan yang dimana PT. Jasa Raharja Cabang Banten memberikan
informasi yang dapat membangun pengetahuan dan pemahaman masyarakat
tentang jaminan keselamatan yang diberikan pemerintah melalui Jasa Raharja
sebagai hak masyarakat apabila terjadi kecelakaan atau menjadi korban
kecelakaan lalu lintas. Jaminan keselamatan adalah suatu tanggungan yang
diberikan karna keadaan. Dalam penelitian ini keadaan yang di maksud adalah
akibat terjadinya kecelakaan berlalu lintas, dimana keadaan yang terjadi
diantaranya meninggal, luka berat, luka ringan, cacat tetap, dan penguburan.
asuransi dan sebagai Badan Usaha Milik negara yang ditunjuk untuk
melaksanakan pemberian santunan kepada korban lalu lintas.
2.5 Kerangka Berfikir
Jasa Raharja dalam perkembangnya sebagai badan usaha yang bergerak
dalam bidang asuransi ini berbeda dengan perusahaan asuransi lainnya, dimana
Jasa Raharja merupakan suatu badan usaha yang dimana diperuntukkan untuk
rakyat indonesia.
Salah satu faktor utama Jasa Raharja tetap menjadi kepercayaan untuk
mengelola dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang sekaligus sebagai
penyelenggara yakni adanya strategi komunikasi di lakukan oleh PT. Jasa Raharja
(Persero). Menurut Arifin Anwar, pendekatan strategi komunikasi terdiri dari
analisis khalayak, strategi pesan, strategi penentuan metode komunikasi, strategi
seleksi dan penggunaan media, serta peranan komunikator, dengan tujuan untuk
mencari jawaban dari bagaimana analisis khalayak yang dilakukan oleh PT. Jasa
Raharja (Persero) Banten dalam membangun pemahaman tentang jaminan
keselamatan, bagaimana bentuk pesan yang dikemas oleh PT. Jasa Raharja
(Persero) Banten, metode komunikasi apa yang dipilih agar pesan dan tujuan
komunikasi mereka dapat tercapai, media komunikasi apa yang di gunakan dalam
membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan. Untuk
menggambarkarkan kerangka berfikir terhadap masalah yang diangkat peneliti,
2.5.1 Kerangka Penelitian
Kerangka strategi komunikasi Arifin Anwar
Pemahaman Tentang Jaminan Keselamatan
PT. Jasa Raharja (Persero ) Banten
Strategi Komunikasi
Bagaimana PT. Jasa Raharja Banten
mengenal siapa saja yang akan menjadi
khalayak PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan
Bagaimana pesan komunikasi yang dikemas PT. Jasa Raharja Banten untuk membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan Bagaimana Komunikasi yang
digunakan PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan
TABEL 2.1
PENELITIAN TERDAHULU
No ITEM Fitri Fazriah Asty Respita Novi Sri
Purnamasari
1 Judul Strategi
Komunikasi “Ruang Rupa “ Dalam
Membangun
Jaringan
Komunikasi Seni
di Luar Negeri
Strategi
Komunikasi Dinas Sosial Makasar Dalam
Menyosialisasikan Program Keluarga Harapan Terhadap
Rumah Tangga
Sangat Miskin
Di Kecamatan
Tamalate
Strategi
Komunikasi PT.
Jasa Raharja
Cabang Banten Dalam
Membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan
2 Tahun 2012 2011 2015
3 Tujuan
Penelitian
Untuk
mengetahui :
-Analisis
khalayak yang dilakukan oleh Ruang Rupa -Strategi
menyusun pesan yang diuat oleh Ruang rupa -Strategi
penggunaan metode
komunikasi yang di pilih Ruang Rupa
-Strategi seleksi dan penggunaan media yang
- Untuk mengetahui stategi komunikasi yang digunakan oleh Dinas Sosial Makassar dalam menyosialisasikan Program Keluarga Harapan bagi Rumah Tangga sangat miskin.
-Untuk mengetahui hambatan-
hambatan yang dihadapi dalam menyosialisasikan program tersebut.
Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui analisis
audience/khalay
ak yang
dipilih oleh Ruang Rupa
yang dibuat oleh PT. Jasa Raharja Cabang Banten dalam membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan 3. Mengetahui strategi penggunaan metode komunikasi yang dipilih PT. Jasa Raharja Cabang Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan.
4. strategi seleksi dan penggunaan
media yang
dipilih oleh PT. Jasa Raharja Cabang Banten untuk membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan
5 Metode /
Paradigma
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Peneliti mengumpulkan
data dengan
wawancara, observasi dan dokumentas.
penelitian studi kasus ini adalah deskriptif kualitatif dengan
menggunakan data
primer yang
bersumber dari data penelitian lapangan ,dan data sekunder
melalui studi
kepustakaan.
Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan
kualitatif Peneliti mengumpulkan
data dengan
wawancara, observasi dan dokumentasi. 6 Hipotesis
7 Hasil
Penelitian
Penelitian yang meneliti tentang strategi
komunikasi yang diterapkan dalam sosialisasi yang dilakukan oleh Komunitas “Ruang
Rupa” untuk
membangun
jariang seni rupa di Luar Negri
-Analisis
Khalayak :
termasuk dalam
inovator dan
mayority
- strategi pesan : deduktif,
induktif,
kronologis dm tropical
-Strategi penggunaan
metode :
informatif,
Dinas sosial telah melaksanakan beberapa tahap sesuai strategi komunikasi seperti
menentukan khalayak, bagaimana
menyusun pesan, menetapkan metode yang digunakan serta menyeleksi penggunaan media cetak maupun elektronik
Dalam sosialisasi ini ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung dan penghambat
Faktor pendukung tidak lain berasal dari dukungan beberapa tokoh masyarakat
setempat, dinas terkait yang bekerja sama dengan dinas
Berdasarkan penelitian yang dilakkan peneliti di kantor PT. Jasa Raharja Banten
yang ada di
serang mengenai strategi PT. Jasa Raharja Banten dalam
membangun pemahaman masyarakat
tentang jaminan keselamatan menggunakan strategi
komunikasi Arifin
Anwar yakni
menganalisi khalayak, strategi menyusun pesan, strategi
penggunaan metode
pengulangan,
edukasi dan
persuasif.
- strategi seleksi dan penggunaan
media :
elektronik, cetak dan online
sosial, serta dukungan dari pemerintah pusat
penghambatnya yaitu banyaknya rumah tangga sangat miskin yang cenderung tidak menyadari bahwa pentingnya program ini untuk perubahan sosial ekonominya kedepan.
media.
8 Persamaan -Sama – sama menggunakan
strategi
komunkasi yang
digunakan oleh
anwar arifin.
Menggunakan
strategi komunikasi
yang digunakan
oleh Arifin Anwar
Menggunakan
strategi
komunikasi Arifin
Anwar dalam
penelitian
9 Perbedaan -Lebih
memfokuskan
pada bagaimana
Ruang rupa
membangun
sebuah jaringan
di luar negeri.
Penelitian ini
meneliti juga apa
yang menjadi
penghambat dan
pendukung dalam
mensosialisasikan
program keluarga
harapan
Lebih
memfokuskan bagaimana PT.
Jasa Raharja
Banten membangun pemahaman masyarakat
melalui sosialisasi tentang jaminan keselamatan
10 Kritik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif,
yaitu penelitian yang memberi gambaran secara cermat mengenai individu atau
kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi.24 Pendekatan
deskriptif di maksudkan untuk mengetahui keadaan dan status tertentu .
Menurut Sugiyono metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antara variable satu dengan
yang lain25. Penelitian deskriptif ditujukan untuk: (1) mengumpulkan informasi
actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasikan
masalah atau memeriksa kondisi praktek – praktek yang berlaku, (3) membuat
perbandinganj atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam
menghadapi masalah yang sama dan berlajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan rencana dan keputusa pada waktu mendatang.26
Moleong menjelaskan, bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian secara holistik (utuh) dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah, serta dengan memanfaatkan
24
Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. 1993. Hal 89
25
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. 2012. Hal 35
26
Rakhmat Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. 2005. Hal 24
berbagai metode alamiah yang salah satunya bermanfaat untuk keperluan meneliti
dari segi prosesnya.27 Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untu meneliti kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.28
Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai
suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif
berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti
dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka.
3.2 Key Informan
Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan utama
dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Yang menjadi informan
adalah mereka yang mengetahui jelas tentang apa yang akan peneliti teliti.
Peneliti memilih informan karena hal ini bertujuan untuk menunjang hasil data
primer yang nantinya peneliti akan didapatkan dari informan. Informan adalah
seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek.
Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah
1. Bapak Aditya Angga Dewa selaku Kasubag Humas dan Hukum PT.
Jasa Raharja (Persero) Banten
27
Lexy. J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Thn 2007. Hal 6
28
2. Bapak Angga Dewatama selaku staff Humas PT. Jasa Raharja
(Persero) Banten
3. Bapak Arif Budiman selaku Pelaksana Unit Pelayanan PT. Jasa
Raharja (Persero) Banten
Yang mana informan tersebut merupakan pihak internal PT. Jasa Raharja
(Persero) cabang Banten dan di anggap memiliki informasi terkait bagaimana Jasa
Raharja membangun pemahaman tentang jaminan keselamatan pada masyarakat
Banten. Dalam penelitian ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan
permasalahan penelitian.
3.3 Paradigma Penelitian
Untuk mengamati strategi komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam
membangun pemahaman mayarakat tentang jaminan keselamatan, peneliti
menggunakan paradigma post-positivisme, dimana paradigma ini merupakan
pemikiran untuk mencari realitas dibalik data kegiatan sosialisasi PT. Jasa
Raharja Banten. Dalam paradigma post-positivisme realitas itu memang nyata ada
sesuai hukum alam. Tetapi pada sisi lain Postpositivisme berpendapat manusia
tidak mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat
jarak dengan realitas atau tidak terlibat secara langsung dengan realitas. Hubungan
antara peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif, untuk itu perlu
menggunakan prinsip trianggulasi yaitu penggunaan bermacam-macam metode,
paradigma post-positivisme bertujuan untuk memahami makna perilaku, simbol –
simbol dan realitas yang ada dalam seuah strategi komunikasi.
3.4 Sumber Data
Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono bahwa
“sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.29 Data primer pada penelitian ini diperoleh langsung oleh
peneliti dari hasil wawancara dengan Bapak Aditya dan Bapak Angga yang
berhubungan dengan strategi PT. Jasa Raharja Cabang Banten dalam membangun
pemahaman tentang jaminan keselamatan, dan sumber sekunder adalah sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
dokumen atau orang lain, kepustakaan dan sumber-sumber tertulis lainnya.
3.5 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk
mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini peneliti memilih
jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan
spesifik. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara.
29
3.5.1 Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses
terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam
konteksnya. Peneliti dalam penelitian ini melakukan pengamatan partisipasi
pasif (passive partisipation), artinya pada penelitian ini peneliti datang ke
tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut.30
3.5.2 Wawancara
Menurut Estrberg dalam Sugiyono mendefinisikan wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukan informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu.31 Adapun seiring dengan pendapat Estberg, menurut Sugiyono
wawancara sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam.32 Berdasarkan defenisi di atas, maka
wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
komunikasi langsung antara informan dan peneliti untuk mengetahui hal-hal
awal mengenai masalah maupun hal-hal yang lebih mendalam.
30
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. 2008. Hal 226
31
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. 2012. Hal 316
32
3.5.3 Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu teknik dimana data yang
diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada pada benda-benda tertulis seperti
buku-buku, makalah-makalah dan sebagainya yang menyangkut komunikasi
guna membangun pemahaman masyarakat tentang jaminan keselamatan.
Dokumentasi berupa foto-foto yang di ambil dalam kegiatan penelitian yang
di ikuti oleh peneliti. Dimana peneliti terjun langsung atau ikut langsung
dalam kegiatan yang diselenggarakan yang sesuai dengan bidang penelitian.
3.6 Analisis Data
Sugiyono berpendapat bahwa analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.33
Menurut Patton dalam meleong, analisis data adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian
dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti signifikan
33
terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara
dimensi-dimensi uraian.34
Adapun prosedur dalam menganalisis data kualitatif, menurut Miles dan
Huberman adalah sebagai berikut: 35
a. Reduksi Data, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b. Penyajian Data, setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya dengan menggunakan teks yang bersifat naratif.
c. Kesimpulan atau Verifikasi, langkah ketiga dalam analisis data
kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali kembali ke lapangan mengumpulkan data,
34
Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2001. Hal 103
35
maka keseimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian ini peneliti diharuskan untuk melakukan uji keabsahan
dengan menggunakan uji validitas dan relibilitas terhadap data yang didapat dari
hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi
merupakan pengeccekan data dari berbagai dumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. 36 triangulasi adalah teknik pemerinksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan wawancara terhadap
objek penelitian. 37
Triangulasi yang digunakan peneliti dianggap tepat untuk meguji
keabsahan data yang diperoleh peneliti. Dalam pengumpulan data, peneliti
melakukan wawancara dengan dua informan, yaitu Pak Aditya Angga Dewa, Pak
Angga Dewatama dan Pak Ahmad Arif Budiman dengan sumber tentang strategi
komunikasi PT. Jasa Raharja Banten dalam membangun pemahaman masyarakat
tentang jaminan keselamatan, data yang telah didapat kemudian dicocokkan
kembali dengan obsevasi dan dokumentasi apabila data yg diperoleh kemudian
hasilnya berbeda karena sudut pandang yang berbeda – beda, maka peneliti
selanjutnya melakukan diskusu dengan sumber untuk mencari tahu data yang
dianggap benar atau semua benar.
36
Sugiyono. Metode penelitian kualitatif, kuantitatif dan R & D. 2008. Hal 273
37
3.8 Tempat Penelitian
Penelitian mengenai Komunikasi PT. Jasa Raharja (Persero) Banten dalam
Membangun Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan Keselamatan. Lokasi
penelitian berada di Jl. Jend. Sudirman No.32 Serang Telp.: (0254) 200369.
Alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut, yaitu karena Jasa Raharja
bergerak dalam bidang asuransi milik Negara yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Salah satu pelayanan yang diberikan yaitu berupa informasi dengan
melihat dan mempelajari bagaimana PT. Jasa Raharja dalam melaksanakan
komunikasi tersebut yang bertujuan masyarakat lebih paham dan tahu tentang
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Feb Mar Apr Mei Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb 1 -Observasi
awal
2 -Penyusuna n bab 1-3
3 Sidang outline