• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem

Sistem adalah suatu himpunan komponen atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu. Data adalah fakta tentang sesuatu di dunia nyata yang dapat direkam dan disimpan pada media tertentu.

Informasi merupakan data yang telah diolah sedemikian rupa sehingga memiliki makna tertentu bagi pengguna.

Dalam kehidupan sehari-hari, informasi adalah satu hal yang telah dianggap penting saat ini untuk dapat mengambil suatu keputusan. Oleh karenanya, diperlukan suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi untuk saat ini dan di masa mendatang.

2.1.1 Definisi Sistem

Ada beberapa definisi sistem, antara lain sebagai berikut:

1. Menurut Irwanto (2006), sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemen yang digunakan, didefinisikan sebagai berikut:

“Sistem adalah sekumpulan komponen yang mengimplementasikan model dan fungsionalitas yang dibutuhkan. Komponen-komponen tersebut saling

berinteraksi di dalam sistem untuk mentransformasikan input yang diberikan pada sistem tersebut menjadi output yang berguna bagi aktornya.”

(2)

2. Murdick dan Ross (1993) mendefinisikan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya sebagai berikut:

“Sistem merupakan seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama.”

3. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama untuk melakukan suatu kegiatan dan mencapai suatu sasaran tertentu.

4. Schronderberg (dalam Suridinata, 1996) secara ringkas menjelaskan bahwa sistem adalah:

a. Komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain b. Suatu keseluruhan tanpa memisahkan komponen pembentuknya c. Bersama-sama dalam mencapai tujuan

d. Memiliki input dan output yang dibutuhkan oleh sistem lainnya e. Terdapat proses yang mengubah input menjadi output

f. Menunjukkan adanya entropi g. Memiliki aturan

h. Memiliki subsistem yang lebih kecil i. Memiliki diferensiasi antar subsiste.

j. Memiliki tujuan yang sama meskipun mulainya berbeda

Berdasarkan definisi sistem di atas, maka dapat disimpulkan Konsep dasar sistem mempunyai dua pendekatan, yaitu penekanan pada prosedurnya dan penekanan pada komponennya.

1. Sistem yang lebih menekankan pada prosedur.

Definisi sistem yang lebih menekankan pada prosedur adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Suatu prosedur adalah suatu urutan operasi klerikal (tulis-menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan

(3)

untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. Definisi lain dari prosedur adalah urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

2. Sistem yang lebih menekankan pada komponen/elemen.

Definisi sistem yg lebih menekankan pada komponen/elemen adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dan berinteraksi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem yang membentuknya. Berikut adalah karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem lainnya:

1. Batasan (boundary): merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

2. Lingkungan luar sistem (environment): Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

3. Penghubung (interface) sistem: Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi

(4)

masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

4. Masukan (input) sistem: Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

5. Keluaran (output) sistem: Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supersistem. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

6. Pengolah (process) sistem: Suatu sistem dapat mempunyai satu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akutansi akan mengolah data transaksi menjadi laporan keuangan dan laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.

7. Penyimpanan (storage): Area yang dikuasai dan digunakan untuk penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, energi, bahan baku, dan sebagainya.

(5)

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Klasifikasi sistem dari beberapa sudut pandang adalah sebagai berikut: 1. Sistem sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia

2. Sistem sebagai sistem abstrak dan sistem fisik

3. Sistem sebagai sistem tertentu (deterministic) dan sistem tak tentu (probabilistic) 4. Sistem sebagai sistem tertutup dan sistem terbuka.

2.2 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems) adalah bagian dari organisasi at mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.

2.2.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Moore and Chang, Sistem Pendukung Keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis adhoc data dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.

Sistem Pendukung Keputusan dapat didefinisikan sebagai suatu program komputer yang menyediakan informasi dalam domain aplikasi yang diberikan oleh suatu model analisis keputusan dan akses database. Hal ini ditujukan untuk mendukung pembuatan keputusan (decision maker) dalam mengambil keputusan secara efektif baik dalam kondisi kompleks dan tidak teratur. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Micheal M. Scott Morton pada awal tahun 1970-an dengan istilah

(6)

interaktif berbasis komputer yang membantu mengambil keputusan memanfaatkan data dan model keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur.

SPK merupakan bagian tak terpisahkan dari totalitas sistem organisasi secara keseluruhan. Pada Gambar 2.1 diperlihatkan bahwa sistem organisasi paling tidak mencakup sistem fisik (sistem operasional), sistem manajemen (sistem keputusan) dan sistem informasi. (Kadarsah, 2000, hal: 3).

Gambar 2.1 Posisi SPK dalam Organisasi

Sistem fisik mencerminkan proses transformasi dari input (masukan) menjadi

output (keluaran) melalui serangkaian proses yang melibatkan sumber daya manusia dan non-manusia (mesin, bahan baku, uang, informasi, energi, dan sebagainya). Semakin besar aktivitas sistem fisik, maka semakin kompleks pula permasalahan yang dihadapi. Rangkaian pengaturan sistem fisik tersebut distrukturkan dalam suatu sistem manajemen yang menghasilkan keputusan-keputusan yang berguna menjamin kelancaran sistem fisik. Sistem manajemen ini akan menghasilkan sejumlah keputusan yang disebut dengan sistem keputusan.

(7)

2.2.2 Tujuan SPK

Perintis SPK di MIT yaitu Peter G.W.Keen bekerjasama dengan Scott Morton untuk mendefinisikan tiga tujuan yang harus dicapai SPK sebagai berikut:

1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi-terstruktur.

2. Mendukung penilaian manajer, tetapi bukan untuk menggantikannya.

3. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiennya.

2.2.3 Ciri-Ciri dan Karakteristik SPK

Sudirman dan Widjajani (1996) mengemukakan cirri-ciri SPK yang dirumuskan oleh Alters Keen sebagai berikut:

1. SPK ditujukan untuk membantu keputusan-keputusan yang kurang terstruktur dan umumnya dihadapi oleh para manajer yang berada di tingkat puncak.

2. SPK merupakan kumpulan model kualitatif dan kumpulan data.

3. SPK memiliki fasilitas interaktif yang dapat mempermudah hubungan antara manusia dan komputer.

4. SPK bersifat luwes dan dapat melakukan penyesuaian dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

Levin et. al. (1995) menyatakan meskipun definisi baku belum disepakati, keunikannya terletak padadimungkinkannya intuisi dan penilaian pribadi pengambilan keputusan untuk turut dijadikan dasar pengambilan keputusan. SPK dirancang khusus untuk mendukung seseorang yang harus mengambil keputusan-keputusan tertentu. Berikut ini adalah uraian atas beberap karakteristik SPK, yaitu: 1. Kapabilitas interaktif

SPK memberi pengambil keputusan akses cepat ke data dan informasi yang dibutuhkan.

(8)

2. Fleksibilitas

SPK dapat menunjang para manajer pembuat keputusan di berbagai bidang fungsional (keuangan, pemasaran, produk, dan lain-lain).

3. Kemampuan menginteraksikan model

SPK memungkinkan para pembuat keputusan berinteraksi dengan model-model, termasuk memanipulasi model-model tersebut sesuai dengan kebutuhan.

4. Fleksibilitas output

SPK mendukung para pembuat keputusan dengan menyediakan berbagai output, termasuk kemampuan grafik menyeluruh atas pertanyaan-pertanyaan pengandaian.

Ilustrasi konfigurasi SPK dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Konfigurasi SPK Sumber-sumber data eksternal bagi perusahaan Basis Data bagi SPK

Model dasar Ilmu Manajemen/ Operations Research

untuk menunjang keputusan Pembaharuan, sintesis dan revisi Ilmu Manajemen (IM) atau Operation Research (OR) Sumber-sumber data internal: - Akuntansi - Personalia - Keuangan - Pemasaran - Operasi - produksi Penggambaran dukungan keputusan dan kontrolnya Analisis data

Pembuat keputusan

(9)

2.2.4 Tahapan SPK

SPK mempunyai tahapan sebagai berikut: 1. Pendefinisian masalah

2. Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan

3. Pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan

4. Penentuan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase)

2.3 Model Profile Matching

Profile Matching adalah membandingkan profil dari model (karyawan) dengan profil pada posisi (jabatan) yang diperlukan. (Yunita, 2003: 4).

Profile Matching merupakan suatu proses yang sangat penting dalam manajemen SDM, dimana kompetensi yang diperlukan oleh suatu jabatan harus dapat dipenuhi oleh pemegang atau calon pemegang jabatan. Dalam proses ini pada dasarnya adalah dengan membandingkan profil individu ke dalam kompetensi jabatan sehingga dapat diketahui perbedaannya (gap). Semakin kecil gap yang dimilikinya, maka bobot nilainya semakin besar (peluangnya lebih besar). (Kadarsah, 2000: 2).

GAP = profil karyawan – profil jabatan

Adapun program yang akan dibuat adalah software profile matching

merupakan alat bantu untuk mempercepat proses matching antara profil jabatan (soft

kompetensi jabatan) dengan profil karyawan (soft kompetensi karyawan) sehingga dapat memperoleh informasi lebih cepat, baik untuk mengetahui gap kompetensi antara jabatan dengan pemegang jabatan maupun dalam pemilihan kandidat yang paling sesuai dengan jabatan tersebut (ranking kandidat). (Yunita, 2003: 4).

(10)

Adapun urutan/konsep dari profile matching diperlihatkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Tahapan Profile Matching

Adapun konsep sistem yang akan dibangun diperlihatkan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Konsep Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Menggunakan Model Profile Matching

Profil Pegawai Profil Jabatan

Proses Profile Matching

(11)

2.4 Aturan-Aturan Umum Penentuan Ranking Kandidat

Menurut Kusrini (2008), untuk penentuan ranking kandidat dalam profile matching

diperlukan input berupa data sebagai berikut:

2.4.1 Data Pribadi

Data pribadi pada sebuah perusahaan biasanya meliputi data penting seseorang, diantaranya: nama, jenis kelamin, tempat lahir, tanggal lahir, kewarganegaraan, status perkawinan, alamat, dan tahun masuk jabatan.

2.4.2 Data Akademis

Data akademis merupakan riwayat singkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja yang dimiliki seorang karyawan, diantaranya:

1. Pendidikan: SD, SMP, SMA, S1, S2, S3, pendidikan terakhir, prestasi pendidikan, dan riwayat keorganisasian

2. Pengalaman kerja

3. Pelatihan yang pernah diikuti 4. Kemampuan khusus

2.4.3 Data Tambahan

Data tambahan merupakan data yang menjadi persyaratan penilaian (aspek-aspek yang dinilai). Pada beberapa departemen Sumber Daya Manusia umumnya menggunakan aspek-aspek penilaian yang menitikberatkan pada potensi aspek-aspek psikologis yang meliputi tiga aspek, yaitu:

1. Aspek Kapasitas Intelektual/Kecerdasan (menggunakan tes IST (Intelligenz Strukturen Teztie))

(12)

Tes IST digunakan untuk mengungkap kecerdasan sebagai kepandaian atau kemampuan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Inteligensi terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara bermakna. Struktur inteligensi tertentu menggambarkan pola bekerja yang tertentu yang akan cocok dengan tuntutan pekerjaan atau profesi tertentu.

2. Aspek Sikap Kerja (menggunakan Tes Pauli)

Tes Pauli bertujuan untuk melihat daya tahan, ketekunan dan ketelitian. (Gladwell, 2004: 36).

Hasil kerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan. Motivasi merupakan hasil dari niat dan kemauan. Kemampuan merupakan kekuatan tindakan yang responsif berupa gerakan motorik, kegiatan intelektual, pengendalian diri secara umum, dan kemampuan untuk membedakan hal yang penting.

3. Aspek Perilaku (menggunakan Tes Pauli)

Hal-hal yang diukur dalam aspek perilaku adalah perilaku manusia yang muncul sebagai reaksi terhadap suatu lingkungan yang bersifat antagonistic, sehingga menyenangkan dalam mengantisipasi kedua lingkungan tersebut.

2.5 Analisis, Perancangan dan Implementasi Sistem Terstruktur

Analisis, perancangan dan implementasi sistem secara terstruktur akan dijelaskan untuk mempermudah dalam merancang sistem.

2.5.1 Analisis Sistem

Analisis adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi, dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat disimpulkan

(13)

perbaikan-perbaikannya. Analisis sistem adalah proses untuk melakukan identifikasi komponen-komponen sistem dan hubungan diantaranya yang digunakan untuk menentukan tujuan, kebutuhan, dan prioritas pengembangan sistem.

Analisis sistem merupakan suatu proses pembelajaran terhadap sistem dan komponen-komponennya sebagai prasyarat perancangan sistem. Jadi dapat dikatakan bahwa analisis sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi bagian-bagian komponen dengan tujuan mempelajari seberapa baik bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk meraih tujuan mereka. Analisis sistem difokuskan pada masalah dan persyaratan-persyaratan bisnis, terpisah dari teknologi apapun yang dapat atau akan digunakan untuk mengimplementasikan solusi pada masalah tersebut.

Analisis merupakan tahapan yang sangat kritis dari proses pengembangan perangkat lunak, karena kesalahan pada tahap ini pada akhirnya akan menimbulkan masalah lain pada perancangan dan implementasi sistem. Terdapat tiga fase ataupun tugas utama pada proses analisis sistem, yaitu:

1. Fase definisi lingkup

Pada fase ini akan didefinisikan lingkup proyek beserta masalah-masalah, kesempatan-kesempatan dan perintah-perintah yang dapat memicu proyek tersebut.

2. Fase analisis masalah

Fase ini menyediakan analis sistem dengan pemahaman, kesempatan ataupun perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Tujuan analisis permasalahan adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan, perintah dan batasannya. Tahapan ini melibatkan analis sistem, pemilik sistem dan pengguna sistem internal.

3. Fase analisis persyaratan

Fase ini akan menentukan persyaratan bisnis bagi sistem baru yang dikumpulkan pada kegiatan analisis sebelumnya kedalam dokumen yang mendefinisikan

(14)

spesifikasi persyaratan yang dikenal dengan istilah Spesifikasi Persyaratan Perangkat Lunak (Software Requirements Spesification). Terdapat dua jenis persyaratan pada spesifikasi ini, yaitu:

1. Persyaratan fungsional

Persyaratan fungsional mendeskripsikan fungsionalitas atau layanan yang diharapkan akan diberikan oleh sistem.

2. Persyaratan non fungsional

Persyaratan non fungsional merupakan persyaratan yang tidak langsung berhubungan dengan fungsi spesifik yang disediakan oleh sistem.

Tentu saja kegiatan pada proses analisis sistem tidak dilakukan dengan urutan yang tetap begitu saja. Analisis sistem terus berlangsung selama tahapan pengembangan sistem dan persyaratan baru akan muncul sepanjang proses tersebut. Dengan demikian kegiatan analisis, spesifikasi dan perancangan akan saling tumpang tindih.

2.5.2 Perancangan Sistem

Tahap perancangan sistem merupakan tahap lanjutan dari analisis sistem. Perancangan sistem yang baik akan menghasilkan sistem yang baik dan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pada sistem yang lama. Perancangan sistem merupakan proses transformasi dari usulan analisis yang terbaik kedalam bentuk spesifikasi fungsi dan struktur data agar sistem dapat diinformasikan. Perancangan sistem harus berguna, mudah dipahami, efisien, efektif, dan mudah digunakan.

(15)

2.5.2.1 Pemodelan Proses Menggunakan Data Flow Diagram

Pemodelan proses merupakan teknik untuk mengelola dan mendokumentasikan struktur, aliran data, dan proses yang terjadi di dalam sistem. Data Flow Diagram

(DFD) adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut. Berikut adalah simbol-simbol yang digunakan didalam memodelkan DFD menggunakan notasi Gane dan Sarson:

1. Pelaku eksternal (external agent)

Pelaku eksternal mendefinisikan kesatuan dilingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, unit, organisasi, waktu ataupun sistem lain yang dapat berinteraksi dengan sistem seperti memberikan input atau menerima output dari sistem. Pelaku eksternal disimbolkan dengan persegi empat seperti Gambar 2.5.

Pelaku Eksternal

Gambar 2.5 Simbol Pelaku Eksternal

2. Proses

Proses menggambarkan bagian dari sistem yang mentransformasikan masukan menjadi keluaran. Proses menggambarkan satu atau lebih masukan diubah menjadi keluaran. Proses disimbolkan dengan persegi panjang bersudut tumpul seperti yang terlihat pada Gambar 2.6.

No. Proses

(16)

3. Simpanan data (data store)

Simpanan data digunakan untuk menggambarkan sekumpulan data yang diam (data at rest) didalam suatu wadah penampung data (umumnya berkas atau

database). Simpanan data berhubungan dengan semua contoh entitas tunggal didalam model data. Simpanan data disimbolkan dengan persegi panjang dengan ujung terbuka seperti Gambar 2.7.

No. Simpanan Data

Gambar 2.7 Simbol Simpanan Data

4. Aliran data (data flow)

Aliran data digunakan untuk menggambarkan paket informasi dari suatu bagian sistem ke bagian sistem yang lainnya. Oleh karena itu aliran data menggambarkan data yang bergerak (data in motion). Aliran data disimbolkan dengan panah yang menuju atau keluar dari suatu proses seperti diperlihatkan pada Gambar 2.8.

Aliran Data

Gambar 2.8 Simbol Aliran Data

2.5.2.2 Pemodelan Data

Pemodelan data merupakan teknik untuk mendefinisikan persyaratan bisnis untuk sebuah database. Pemodelan data menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) untuk menjelaskan data dalam konteks entitas dan hubungan yang digambarkan oleh data tersebut. ERD memungkinkan perekayasa perangkat lunak mengidentifikasi objek data dan hubungannya dengan menggunakan notasi grafis. Pada konteks

(17)

analisis terstruktur, ERD menetapkan semua data yang dimasukkan, ditransformasi, dan diproduksi pada suatu aplikasi.

2.5.2.2.1 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan gambaran sistematis model data yang berisi himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta. Berikut adalah notasi-notasi yang digunakan dalam ERD:

1. Entitas

Entitas merupakan sesuatu yang diperlukan bisnis untuk menyimpan data. Entitas merupakan sesuatu atau objek di dunia nyata yang dapat dibedakan dari sesuatu atau objek lainnya. Entitas dapat berupa orang, tempat, objek, peristiwa, dan konsep. Entitas disimbolkan dengan persegi panjang seperti diperlihatkan pada Gambar 2.9.

Entitas

Gambar 2.9 Simbol Entitas

2. Atribut

Atribut merupakan sifat atau karakteristik deskriptif suatu entitas. Simbol untuk menyatakan suatu atribut biasa diperlihatkan pada Gambar 2.10.

(18)

Atribut dapat dibagi secara logis menjadi tiga jenis, yaitu: a. Atribut komposit

Atribut komposit merupakan atribut yang dapat dipecah menjadi atribut-atribut lainnya. Simbol atribut-atribut komposit diperlihatkan pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Simbol Atribut Komposit

b. Atribut bernilai banyak

Atribut berniali banyak merupakan atribut yang memiliki nilai lebih dari satu untuk suatu entitas tertentu. Simbol atribut bernilai banyak diperlihatkan pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Simbol Atribut Bernilai Banyak

c. Atribut turunan

Atribut turunan merupakan atribut yang nilainya bisa didapatkan dari atribut yang lainnya. Simbol atribut turunan diperlihatkan pada Gambar 2.13.

(19)

3. Hubungan (relation)

Hubungan merupakan asosiasi bisnis alami antara satu entitas atau lebih. Hubungan dapat menyatakan kejadian yang menghubungkan entitas atau hanya persamaan logika yang ada di antara entitas. Hubungan selalu dibaca dari entitas induk (yang memiliki kardinalitas minimum) ke entitas anak (yang memiliki kardinalitas maksimum). Simbol hubungan diperlihatkan pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Simbol Hubungan

Di dalam ERD terdapat tingkatan hubungan antar entitas dilihat dari segi banyak atau tidaknya hubungan antar entitas tersebut. Hal ini disebut konsep kardinalitas. Kardinalitas merupakan spesifikasi dari sejumlah peristiwa dari satu objek yang dapat dihubungkan ke sejumlah peristiwa dari objek yang lain. Kardinalitas mendefinisikan jumlah maksimum dari hubungan objek yang ikut serta didalam sebuah hubungan. Tetapi tidak memberikan sebuah indikasi apakah objek data tertentu harus berpartisipasi didalam hubungan atau tidak. Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas dapat berupa:

1. Satu ke satu (1:1)

Suatu kejadian dari entitas ‘A’ dapat berhubungan dengan satu dan hanya satu kejadian pada entitas ‘B’ dan sebuah kejadian dari entitas ‘B’ hanya dapat berhubungan dengan satu kejadian pada entitas ‘A’.

2. Satu ke banyak (1:N)

Suatu kejadian dari entitas ‘A’ dapat berhubungan dengan satu atau lebih kejadian dari entitas ‘B’, tetapi sebuah kejadian dari entitas ‘B’ hanya dapat berhubungan dengan satu kejadian dari entitas ‘A’.

(20)

3. Banyak ke banyak (M:N)

Suatu kejadian dari entitas ‘A’ dapat berhubungan dengan satu atau lebih kejadian dari entitas ‘B’, sementara sebuah kejadian dari entitas ‘B’ dapat berhubungan dengan satu atau lebih kejadian dari entitas ‘A’.

Modalitas mendefinisikan jumlah minimum dari hubungan objek yang ikut serta dalam sebuah hubungan. Modalitas dari suatu hubungan adalah 0 (nol) jika tidak ada kebutuhan eksplisit untuk hubungan yang terjadi atau hubungan tersebut bersifat opsional. Modalitas bernilai satu jika suatu kejadian dari hubungan merupakan perintah.

Karena semua hubungan bersifat dua arah, maka kardinalitas dan modalitas harus didefinisikan untuk setiap hubungan. Notasi grafis yang digunakan untuk menggambarkan kardinalitas dan modalitas diperlihatkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Notasi Kardinalitas dan Modalitas

Interpretasi Modalitas Kardinalitas Notasi Grafis

Tepat satu 1 1

Nol atau satu 0 1

Satu atau lebih 1 > 1

Nol, satu atau lebih 0 > 1

Lebih dari satu > 1 > 1

2.5.2.2.2 Normalisasi

Elemen-elemen data dipelajari untuk membuat struktur database menjadi lebih efisien. Proses ini disebut normalisasi yang tugasnya adalah menyesuaikan data sehingga memenuhi serangkaian bentuk-bentuk normal.

(21)

Normalisasi dapat dipahami sebagai tahapan-tahapan yang masing-masing berhubungan dengan bentuk normal. Bentuk normal adalah keadaan relasi yang dihasilkan dengan menerapkan aturan sederhana berkaitan dengan konsep kebergantungan fungsional (functional dependency) pada relasi yang bersangkutan. Secara garis besar, tahapan normalisasi adalah sebagai berikut:

1. Bentuk Normal Pertama (1NF/First Normal Form)

Bentuk normal pertama adalah suatu bentuk relasi dimana atribut bernilai banyak (multivalues attribute) telah dihilangkan sehingga akan dijumpai nilai tunggal pada perpotongan setiap baris dan kolom pada tabel.

2. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form)

Semua kebergantungan fungsional yang bersifat sebagian (partial functional dependency) telah dihilangkan dengan cara membuat field bukan kunci (non key field) bergantung sepenuhnya pada field kunci (primary key).

3. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form)

Semua kebergantungan transitif (transitive dependency) telah dihilangkan dengan cara membuat field yang masih bergantung pada field lain hanya bergantung pada

primary key.

4. Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF/Boyce Codd Normal Form)

Semua anomali yang tersisa dari hasil penyempurnaan kebergantungan fungsional telah dihilangkan.

5. Bentuk Normal Keempat (4NF/Fourth Normal Form)

Semua kebergantungan bernilai banyak (multivalued dependencies) telah dihilangkan.

6. Bentuk Normal Kelima (5NF/Fifth Normal Form)

(22)

Langkah-langkah normalisasi terus dilakukan dalam tahapan analisis model data sehingga tidak ditemukan anomali-anomali lagi (baik anomali penyisipan, penghapusan, maupun pembaharuan). Pada praktiknya, normalisasi hingga 3NF seringkali sudah cukup memadai untuk menghilangkan anomali-anomali tersebut, namun bentuk BCNF, 4NF dan 5NF juga dilakukan untuk lebih mengefisienkan perancangan database. Tetapi tidak ada standar baku sampai sejauh mana perlu melaksanakan langkah-langkah normalisasi.

2.5.2.3 Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka pengguna (user interface) harus memperhitungkan kemampuan fisik dan mental orang-orang yang memakai perangkat lunak. Manusia normal (rata-rata) memiliki memori jangka pendek yang terbatas dan mereka melakukan kesalahan, terutama ketika harus menangani terlalu banyak informasi atau berada dibawah tekanan. Selain itu, manusia juga memiliki kemampuan fisik yang beraga, oleh karena itu analis sistem harus memperhitungkan hal tersebut ketika merancang antarmuka pengguna.

Kemampuan pengguna merupakan dasar dari prinsip-prinsip perancangan antarmuka. Berikut adalah prinsip-prinsip umum yang dapat diterapkan ke semua perancangan antarmuka dan seharusnya diinstansiasi sebagai panduan perancangan yang lebih rinci untuk organisasi atau tipe sistem tertentu, yaitu:

1. Kebiasaan pengguna

Antarmuka harus menggunakan istilah dan konsep yang diambil dari pengalaman orang-orang yang akan paling sering menggunakan sistem tersebut.

2. Konsistensi

Jika memungkinkan, antarmuka harus konsisten dalam berbagai hal. Operasi-operasi yang hampir sama harus diaktifkan dengan cara yang sama pula.

3. Meminimalisasi kejutan

Pengguna harus tidak dikejutkan oleh perilaku sistem. 4. Kemampuan pemulihan

Antarmuka harus mencakup mekanisme untuk memungkinkan sistem pulih dari kesalahan-kesalahan (errors).

(23)

5. Panduan pengguna

Antarmuka harus menyediakan umpan balik yang berarti ketika terjadi kesalahan dan menyediakan fasilitas bantuan yang bebas konteks (context-sensitive).

6. Keragaman pengguna

Antarmuka harus menyediakan fasilitas interaksi yang sesuai untuk berbagai tipe pengguna sistem.

2.5.3 Implementasi Sistem

Pada tahapan ini akan dilakukan konstruksi atau pembangunan fisik sistem berdasarkan hasil perancangan. Tujuan konstruksi sistem adalah untuk membangun dan menguji sebuah sistem fungsional yang memenuhi persyaratan bisnis dan desain serta untuk mengimplementasikan antarmuka antara sistem baru dan sistem produksi yang telah ada. Pemrograman biasanya dikenal sebagai aspek utama dari tahapan konstruksi. Berikut adalah beberapa tugas yang terdapat dalam tahapan konstruksi sistem:

1. Membangun struktur fisik database

Membangun fisik database dilakukan sebelum perancangan program. Masukan utama pada tugas ini adalah skema database yang telah ditentukan selama perancangan sistem. Produk jadi dari tugas ini adalah struktur database yang belum dipopulasikan (unpopulated) untuk database yang baru yang dapat digunakan dalam sistem yang dibangun.

2. Menulis dan menguji program baru

Masukan utama dari tugas ini adalah pernyataan desain teknis, rencana untuk pemrograman dan data pengujian yang dikembangkan selama desain sistem. Hasil utama aktivitas ini adalah suatu perangkat lunak yang baru serta dokumentasi programnya.

Sistem fungsional dari fase konstruksi adalah masukan kunci bagi tahapan implementasi. Hasil dari fase implementasi adalah sistem operasional yang akan masuk ke tahap operasi dan dukungan (support) dari siklus hidupnya. Berikut adalah beberapa tugas yang terlibat dalam fase implementasi:

(24)

1. Pengujian sistem

Masukan utama dari tugas ini meliputi perangkat lunak yang sudah dibangun dan semua program yang membentuk sistem baru. Pengujian sistem mungkin menghasilkan modifikasi yang diperlukan oleh program, sehingga tugas ini akan mendorong untuk kembali ke tugas fase konstruksi. Iterasi ini akan dilanjutkan sampai pengujian sistem dianggap berhasil.

2. Melatih para pengguna

Pembuatan sistem yang baru membuat pengguna sistem harus dilatih dan dilengkapi dengan dokumentasi (manual pengguna) yang akan memandu mereka untuk menggunakan sistem baru tersebut.

3. Beralih ke sistem baru

Kepemilikan sistem secara resmi berpindah dari analis sistem dan programmer

(pihak pengembang perangkat lunak) kepada pengguna akhir.

2.6 Pangkalan Data (Database)

Pangkalan data (database) dapat diartikan sebagai kumpulan data tentang suatu benda atau kejadian yang saling berhubungan satu sama lain. Pangkalan data terdiri atas dua kata, yaitu pangkalan dan data. Pangkalan dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, barang, peristiwa, konsep, keadaan yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya.

Secara sederhana pangkalan data dapat diungkapkan sebagai suatu pengorganisasian data dengan bantuan komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan cepat. Dalam hal ini, pengertian akses dapat mencakup perolehan data maupun pemanipulasian data seperti menambah dan menghapus data.

Dengan pangkalan data kita dapat dengan mudah mengolah data yang kita miliki. Disamping itu, pemanfaatan pangkalan data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif), diantaranya:

(25)

1. Mencegah terjadinya redudansi dan inkonsistensi data 2. Menjaga integritas (integrity) dari data

3. Menjaga kemanan (security) dari data

4. Menjaga kebebasan data (independent of data) 5. Untuk efisiensi ruang penyimpanan (space) 6. Mengontrol pemakaian data secara bersama-sama

Program yang digunakan untuk manajemen dan melakukan pertanyaan ke

database dikenal dengan istilah Database Management System (DBMS). Relational Database Management System (RDBMS) merupakan DBMS yang berdasarkan model relasional (seperti yang dipopulerkan oleh E. F. Codd), dimana data tersimpan dalam bentuk tabel-tabel beserta hubungan (relasi) yang terjadi diantaranya. RDBMS merupakan jenis program pengolahan database yang paling umum digunakan pada saat ini, karena RDBMS menawarkan keunggulan-keunggulan dibandingkan sistem pemrosesan berkas tradisional. Adapun keunggulan-keunggulan itu, yaitu:

1. Kemandirian program dan data

2. Mengurangi pengulangan data (redudansi) yang tidak perlu 3. Memperbaiki kualitas dan konsistensi data

4. Memperbaiki kesempatan berbagi data (data sharing) 5. Menambah produktifitas pengembangan program aplikasi 6. Mempercepat pengaksesan data

7. Mengurangi biaya pemeliharaan program

2.7 MySQL

MySQL merupakan software manajemen database (Database Management System -DBMS) yang sangat populer, karena MySQL adalah sebuah sistem manajemen relasi basis data (relational database management system-RDBMS) yang bersifat ”terbuka” (open source). Terbuka maksudnya adalah MySQL bisa digunakan oleh siapa saja, baik versi kode program aslinya (source code program) maupun versi binernya (executable program). MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam basis data sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language).

(26)

SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basis data, terutama untuk pemilihan/seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah dan secara otomatis.

Keandalan suatu sistem basis data (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja

optimizer-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh pengguna maupun program-program aplikasinya.

Kelebihan-kelebihan MySQL bila dibandingkan dengan server database

lainnya dapat dilihat sebagai berikut:

1. MySQL terbukti lebih cepat dari server database lainnya melalui hasil pengujian. Dengan adanya fitur tambahan query caching pada MySQL rilis 4.0, kinerja

query secara umum akan naik rata-rata 200% dari kinerja biasanya.

2. MySQL memiliki perintah-perintah dan aturan-aturan yang relatif lebih mudah digunakan dibandingkan server database lainnya.

3. MySQL bersifat open source.

4. MySQL memiliki kapabilitas yang tinggi karena dapat digunakan untuk mengelola database dengan jumlah lebih dari 50 juta record.

5. MySQL memiliki fasilitas replikasi data yang dapat berguna sebagai database bayangan pada beberapa server ’anak’ lainnya yang berasal dari satu database

induk sehingga akan meningkatkan kinerja dan kecepatan MySQL. 6. MySQL relatif gratis sehingga tidak perlu memikirkan biaya lisensi.

7. MySQL mendukung dan menerapkan sistem keamanan dan izin akses tingkat lanjut (advanced permissions and security system), termasuk dukungan pengamanan dengan cara pengacakan data lapisan data (SSL transport layer encryption).

8. MySQL mendukung perintah-perintah ANSI SQL 99 dan beberapa perintah

database alternatif lainnya sehingga memudahkan untuk beralih dari dan ke MySQL.

9. MySQL dapat dijalankan lintas platform sistem operasi seperti Windows, Linux, Unix, FreeBSD, Sun Solaris, IBM’s AIX, MAC OS X, HP-UX, Novell NetWare, SCO Open Unix, dan sistem operasi lainnya.

(27)

2.8 Borland Delphi 7

Borland Delphi atau yang biasa disebut Delphi merupakan perangkat lunak pengembangan aplikasi yang sangat populer di lingkunngan Windows. Perangkat lunak ini dapat digunakan untuk pembuatan apa saja, mulai dari games hingga ke eplikasi basis data.(Kadir, 2004, hal: 68).

Semenjak versi 6, Delphi telah dilengkapi dengan sejumlah komponen yang tergolong sebagai dbExpress, yang memungkinkan koneksi ke MySQL ataupun Oracledilakukan dengan mudah, sehingga Delphi dapat digunakan sebagai aplikasi

front-end yang berhubungan dengan database server. Kelebihan delphi sebagai bahasa pemrograman, diantaranya:

1. Delphi memiliki IDE atau lingkungan pengembangan yang lengkap. 2. Delphi memiliki kecepatan kompilasi yang cepat.

3. Delphi menggunakan bahasa Object Pascal yang telah mendunia sehingga mudah untuk digunakan.

4. Delphi bersifat multi-purpose maksudnya dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengembangan aplikasi.

Dalam sistem yang akan dibangun, Delphi menggunakan MySQL sebagai database yang dihubungkan dengan menggunakan tool bernama Microsoft ODBC.

Gambar

Gambar 2.1 Posisi SPK dalam Organisasi
Ilustrasi konfigurasi SPK dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.4 Konsep Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan  Menggunakan Model Profile Matching
Tabel 2.1 Notasi Kardinalitas dan Modalitas

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis dari tabulasi silang antara tingkat pengetahuan tentang vaksin HPV dengan perilaku pencegahan, diketahui bahwa pada res- ponden yang memiliki pengetahuan yang kurang

dengan melakukan pengukuran tingkat kecemasan khususnya pasangan infertil yang sedang menjalani pengobatan infertilitas, dan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi

Perhitungan mengenai energi yang hilang atau W Loss yang tertunda akibat gangguan hilangnya medan penguat pada generator unit 4 mengakibatkan kondisi unit tidak beroperasi

Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan

Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang

--- Menimbang, bahwa terhadap putusan tersebut, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permintaan banding dihadapan Panitera Pengadilan Negeri Depok pada tanggal 02 Oktober

Hasil uji statistik didapatkan nilai P value = 0,000 (0,000< 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan yang paling efektif dalam meningkatkan kepatuhan

Migren, Benign Paroksismal Vertigo, Benign Paroksismal Tortikolis, Serangan Menahan Napas, Tourette Sindrom, Nightmare, Night Terror, Somnabulisme, Narkolepsi dan Head