• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membedakan Bandwidth, Speed dan Throughput 12 OKTOBER 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Membedakan Bandwidth, Speed dan Throughput 12 OKTOBER 2011"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Dari Wikipedia:

"Dalam komunikasi jaringan, throughput adalah jumlah data digital per waktu unit yang

dikirimkan ke terminal tertentu dalam suatu jaringan, dari node jaringan, atau dari satu node ke yang lain, misalnya melalui link komunikasi. T ia throughput biasanya diukur dalam bit per detik (bit / s atau bps).Sistem throughput atau agregat throughput adalah jumlah dari

kecepatan data yang dikirim ke semua terminal dalam sebuah jaringan.Sering kali throughput maksimum yang tersirat dalam istilah throughput.

Throughput maksimum sebuah node atau link komunikasi sinonim dengan

kapasitasnya.Throughput maksimum didefinisikan sebagai throughput asimtotik ketika beban (jumlah data masuk) sangat besar.Packet switched dalam sistem dimana beban dan throughput adalah sama (di mana tidak ada paket tetes), throughput maksimum yang dapat didefinisikan sebagai beban dalam bit / s ketika waktu pengiriman (latency) asimtotik mencapai tak

terhingga.Saluran pemanfaatan dalam persentase adalah throughput dicapai berkaitan dengan tingkat data fisik dalam bit / s dari saluran komunikasi digital (juga dikenal sebagai kecepatan koneksi akses jaringan, bandwidth digital atau kapasitas saluran)."

Jadi pemanfaatan saluran dinyatakan dalam persentase.Misalnya: jika throughput adalah 70 Mbit / s dalam 100 Mbit / s (yang merupakan tingkat data fisik) koneksi Ethernet, pemanfaatan saluran adalah 70%.

Dalam istilah yang lebih umum, dalam teknologi komputer, throughput adalah jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan komputer dalam jangka waktu tertentu.Misalnya: throughput teoritis memberitahu Anda berapa banyak pekerjaan yang berguna MIPS yang menghasilkan. Sumit

Membedakan Bandwidth, Speed

dan Throughput

12 OKTOBER 2011

Posting ini didapat karena ada komplain pelanggan astinet 1 mbps, tapi ketika diujicoba hanya mendapatkan max 512kbps untuk

Internasional dan 1 mbps untuk domestik / lokal. Dan saya pun pernah posting awalan tentang perbedaan antara KiloBytes dan kilobits.

Terjadi metode penghitungan dan pengertian tentang Bandwidth yang didapat antara pihak pelanggan dan Multimedia Telkom, akhirnya keluarlah artikel seperti berikut ini yang beredar di milis internal Telkom.

(2)

“Apakah yang dimaksud bandwidth, speed dan throughput? Apakah ketiganya merupakan hal yang sama? Bagaimana mengukurnya? Pertama-tama, kita perlu melihat definisi bandwidth dan

throughput menurut versi Wikipedia:

“Bandwidth is a data rate measured in bits per second”

“Throughput is average rate of successful message delivery over a communication channel. These data may be delivered over a

physical or logical link, or pass through a certain network node” Throughput inilah yang selama ini oleh pandangan awam dikenal sebagai SPEED, karena indikator di layar komputer memang besaran inilah yang paling jamak ditampilkan.

Secara umum keduanya diukur dalam „bit per second‟ (bps) — ingat, b kecil yang berarti bit, dibanding B besar yang berarti Byte (1 Byte = 8 bit). Jika kita mendownload suatu file dari internet biasanya akan ditampilkan throughput dalam KByte/s, sehingga untuk

mengetahui berapa throughput dalam Kbps mesti dikalikan dengan „8‟, sehingga relevan dengan „janji‟ ISP (Internet Service Provider) yang banyak memberikan ukuran service internet mereka ke

pelangan dengan besaran Kbps atau Mbps.

Sebenarnya apakah yang dijanjikan oleh ISP tersebut? Bandwidth ataukah throughput? Dalam penjelasan berikutnya akan kita kupas hal ini lebih mendalam. Bandwidth tidak terlalu sukar untuk

dimengerti, karena diukur dari sisi ISP yang berupa

device-edge ROUTER dengan customer-device-edge CPE (Customer Premises Equipment) bisa berupa modem, router atau switch.

Jadi ISP akan memberikan koneksi physical berupa „pipa‟ yang mempunyai kemampuan untuk dilewati trafik usage sebesar yang diminta oleh customer. Koneksi physical ini bisa wired maupun wireless. Misalnya pelanggan akan cukup diberikan koneksi dengan

(3)

akses copper-wire untuk nx64Kbps dengan modem xDSL, atau mungkin dengan fiber optik untuk permintaan di atas 2Mbps, atau dengan akses lastmile dan besaran lainnya dalam T1/E1, T3/E3, DS3 atau mungkin bahkan STM1 dan seterusnya.

Jadi ISP hanya menyediakan „bandwidth‟ berupa pipa dengan „diameter tertentu‟ yang siap diisi apa saja oleh customer sesuai dengan jumlah rupiah yang dibayarkan, istilah kerennya dalam bidang IT telekomunikasi adalah dumb-pipe.

Oo, ternyata demikian, lalu bagaimana customer bisa diyakinkan bahwa memang mereka memperoleh bandwidth sesuai dengan apa yang mereka bayar? Mungkin akan ada yang berkata pilihlah ISP yang kredibel, pasti mereka tidak akan berlaku tidak fair dengan cara mencurangi customer.

Opini tersebut sah-sah saja, mengingat banyaknya ISP baik yang legal maupun ilegal di Indonesia ini yang beroperasi. Namun kita akan mencoba menjawabnya secara lebih elegan sebagai berikut. Sudah menjadi salah kaprah selama ini customer mengukur

bandwidth dengan cara pengukuran throughput/speed, karena cara inilah yang nampaknya paling mudah dilakukan. Banyak situs web yang dengan gampang bisa di-browse customer untuk melakukan „test speed‟ semisalwww.speedtest.net, www.speakeasy.net, dan masih banyak lagi. Hasilnya tentu akan serupa tapi tak sama. Serupa karena memang baik bandwidth maupun throughput seperti telah dijelaskan sebelumnya diukur dalam satuan „bps‟ yang sama. Tidak sama karena tentu hasil akhirnya bisa mendekati atau malah jauh berbeda. Mengapa bisa begitu? Throughput atau biasa disebut secara awam sebagai SPEED, akan membutuhkan sedikit

perhitungan teknis dalam penjelasannya. Kondisi yang

mempengaruhi pengukuran adalah adanya TCP window size sebesar 64Kbytes di tiap perangkat yang dilalui, dan RTT (Round

(4)

Trip Time) antara 2 node yang akan diukur throughputnya. Rumus yang dipakai adalah:

Max. Throughput = TCP Window Size / Round-trip time

*)Catatan: diasumsikan tidak terjadi kongesti dan paket loss antara node

Saya tidak akan berpanjang lebar menjelaskan apa itu TCP Window size dan Round-trip time. Cukup diketahui bahwa TCP Window size atau RWIN (TCP Receive Window) adalah buffer data yang dapat diterima komputer tanpa memberikan „acknowledge‟ ke sender, besarnya adalah 64Kbyte/s.

Sedangkan Round-trip time atau RTD (Round-trip Delay Time) adalah waktu tempuh antar dua node (bolak-balik) yang dibutuhkan sinyal atau paket data.

Dua ilustrasi di bawah akan menceritakan dan menjelaskan tentang throughput secara lebih mudah:

Sebuah Server X di Jakarta dengan bandwidth tersedia DS3 (45Mbps) akan diakses oleh sebuah Komputer A di Denpasar

dengan bandwidth tersedia 2Mbps. Hasil ping diperoleh RTT 30ms. Berapa maksimum speed atau throughput yang bisa diperoleh

Komputer A tersebut?

Perhitungan menjadi sebagai berikut:

TCP throughput Denpasar <-> Jakarta = (64000 * 8) / 0,03 = 17Mbps

Jadi kesimpulannya pelanggan Komputer A di Denpasar bisa „merasakan‟ secara maksimal full speed/throughput di 2Mbps

(5)

Bagaimana bila ilustrasinya diubah, Server X di Jakarta tersebut akan diakses dari Komputer B di Jayapura yang berlanganan bandwidth 2Mbps. Hasil ping diperoleh RTT 600ms (backbone satelit).

Perhitungan menjadi:

TCP Throughput Jayapura <-> Jakarta = (64000 * 8) / 0,6 = 853Kbps

Woo, artinya customer 2Mbps (Komputer B) di Jayapura tidak akan pernah memperoleh hasil „test speed‟ 2Mbps ke server X di Jakarta, karena maksimal TCP throughput yang bisa didapat hanya 800-anKbps.

Apakah ini artinya customer di Jayapura tidak bisa merasakan bandwidth 2Mbps? Tentu tidak demikian, Komputer B di Jayapura tetap bisa membebani bandwidth 2Mbps miliknya dengan cara membuat konkuren koneksi ke Server X. Karena perhitungan maksimum TCP throughput 853Kbps adalah untuk satu koneksi. Atau gampangnya 2Mbps/853Kbps = 2,4 koneksi atau user atau host, sehingga optimalnya mesti ada lebih dari 2 koneksi atau user atau host konkuren di Jayapura yang bisa digunakan untuk

menghasilkan pembebanan/usage yang maksimal pada bandwidth 2Mbps.

Itulah sebabnya dalam pengukuran bandwidth yang riil, lebih digunakan UDP (User Datagram Protocol) daripada TCP

(Transmission Control Protocol). Pengukuran bandwidth dengan mode UDP lebih valid dan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Aplikasi yang bisa digunakan untuk kepentingan tersebut adalah IPERF (http://sourceforge.net/projects/iperf/), bahkan jitter, packet loss, latency/delay pun bisa diukur dengan aplikasi gratis ini.

(6)

Kesimpulan dari beberapa faktor yang mempengaruhi dalam metode pengukuran bandwidth atau throughput (speed) adalah: 1. Komputer yang dipakai untuk melakukan pengetesan, spesifikasi hardware dan software termasuk Operating System dan

aplikasi/browser.

2. Lebar bandwidth antara komputer dan situs/server yang dituju. 3. Round-trip time (latency/delay) antara komputer dan

situs/server tujuan

4. Waktu respons dari situs/server yang dilihat.

Demikian info yang diberikan dari milis, tapi sebagai penjual kita tidak bisa mengasumsikan secara teknis seperti itu ke pelanggan, karena pelanggan tetap harus dihadapi oleh bahasa “manusia”.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut UU tentang HAM, pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja

Karena itu, menurut saya, mekanisme ‘impeachment’ dalam sistem pemerintahan presidential murni seperti Indonesia dan Amerika Serikat, bukan lah ancaman bagi Presiden/Wakil

Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk yang difokuskan pada perilaku

Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over dan Net Profit Margin memiliki pengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan Pertambangan

Variabel Independen: Budaya Perusahaan dan Motivasi Kerja Variabel Dependen: Kinerja Karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan budaya perusaahaan

The thesis entitled in: “THE INFLUENCE OF USING RECOUNT TEXT ON THE STUDENTS’ WRITING SKILLS AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF MTs SYARIF HIDAYATULLAH CIREBON is presented

Mengacu pada Lemma 1.8, Lemma 1.9 dan Lemma 1.10 pada bagian selanjutnya dibuktikan interval kekontraktifan pemetaan dengan kondisi tipe kontraktif pada [3] untuk

Kerja praktek hari ini, dikarenakan instalan sudah selesai pembimbing meminta penulis untuk mencari artikel tentang WPF. Untuk projek berbasis desktop biasanya tidak lagi