• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nurul Haque,2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nurul Haque,2015"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Setiap kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan selalu memiliki tujuan baik yang ingin dicapai. Seperti yang tercamtum dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 bahwa

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

.

Salah satu tujuan pendidikan yang sangat penting dan membutuhkan perhatian yang lebih adalah mengembangkan kemapuan berpikir kreatif siswa yang erat hubungannya dengan kemampuan berpikir kritis. Fakta yang terjadi di lapangan masih banyak ditemukan kegiatan pembelajaran yang hanya dilakukan sesuai kemampuan pendidiknya saja yang terbatas pada model pembelajaran konvensional yang tidak mengajak siswa untuk aktif belajar dan kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh ibu Murtapiah, S.Pd selaku wali kelas V SDN Kamalaka, mengenai kemampuan berpikir kritis siswa SD. Pada suatu kesempatan yang bertepatan dengan hari selasa 10 Maret 2015, penulis melakukan wawancara dengan salah seorang guru SD yang telah disebutkan di atas. Beliau mengemukakan bahwasanya siswa SD masih cenderung pada model pembelajaran konvensional, dimana model belajar dan gaya berpikir mereka masih sebatas pada apa yang diberikan oleh gurunya. Mereka masih pasif menunggu disuapi. Hal ini juga dikarenakan kurang inovatifnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Demikian pula halnya dengan kemampuan berpikir kritis siswa. Seluruh siswa hanya menelan bulat-bulat apa yang diberikan oleh guru tanpa menelaah

(2)

kembali materi yang didapatnya. Siswa hanya mengetahui suatu hal itu dikatakan “benar” tanpa mengetahui apa alasannya begitupun sebaliknya, atau apakah ada jawaban lain selain dari jawaban yang telah ditemukan. Hal ini membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai kemampuan berpikir kritis siswa SD.

Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis ini bisa dikembangkan dengan mendesain model pembelajaran sedemikian rupa untuk memancing daya pikir kritis siswa. Sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat 19 yang berbunyi “Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Oleh karena itu harus diperhatikan segala aspek yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran seperti yang telah disebutkan. Hal yang harus lebih diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran sekarang adalah hubungan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang biasanya hanya berjalan biasa saja tanpa memberikan kebermaknaan yang mendalam kepada siswa.

Hubungan kebermaknaan proses pembelajaran akan berpengaruh pada proses belajar siswa sendiri. Seperti halnya yang dikatakan oleh Gagne (dalam Dahar, 2011, hlm. 2) bahwasanya belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Kebermaknaan dapat dihasilkan dari pembelajaran yang didasari oleh pengalaman. Siswa diharapkan dapat mengalami segala sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Pengalaman berlajar dapat diciptakan dengan mengaitkan kegiatan pembelajaran dengan penggunaan media-media yang terdapat di sekitar siswa. Sebagai salah satau contohnya dengan menggunakan budaya sekitar siswa. Dewasa ini, pembelajaran sangat jauh kaitannya dengan penggunaan budaya sebagai alat yang menjembatani siswa untuk dapat lebih mengerti materi ajar. Jika ditelaah lebih lanjut, proses pembelajaran berbasis budaya ini sangat mirip dengan pendekatan kontektual karena menggunakan hal-hal yang lebih dekat dengan siswa dan dikenali dengan sangat baik dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

(3)

Konsep budaya yang akan diterapkan dalam penelitian ini berupa pengenalan yang lebih mendalam seputar budaya Sunda. Budaya Sunda yang akan dikenalkan adalah seni musik tradisional Sunda berupa alat musik tradisional angklung. Di sini peneliti sendiri tertarik mengupas angklung lebih dalam karena angklung bisa disandingkan dengan pembelajaran matematika SD dalam materi bangun ruang tabung. Hal ini didasari oleh prinsip didaktik yang berkenaan dengan teori belajar Piaget dimana pembelajaran matematika untuk anak yang berada pada tahap operasional konkret memang harus menggunakan media real. Ini dikarenakan kemampuan bernalar siswa SD yang masih relatif rendah sehingga membutuhkan media nyata. Selain penggunaan media real berbasis budaya, keberhasilan belajar pun dipengaruhi oleh kemampuan guru untuk mendesain segala sesuatu yang berubungan dengan kegiatan pembelajaran sedemikian mungkin sehingga siswa dapat menjalani pembelajaran dengan efektif.

Penggunaan model pembelajaran berbasis budaya ini diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih mengenal kebudayaan lokal yang akan menjadi tanggungjawabnya kelak untuk dilestarikan. Bagaimana proses pembuatan angklung dan bagaimana angklung itu dapat menghasilkan suara akan dibahas berbarengan dengan pembelajaran matematika. Kebudayaan terangkat dan materi pembelajaran matematikapun tersampaikan. Siswa akan tetap belajar sekaligus mengenal budaya dan mempertahankannya.

Hamalik (2007, hlm. 126) menjelaskan bahwa penggunaan metodologi untuk merancang sistem pembelajaran yang meliputi prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan penilaian keseluruhan proses pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (konsep, prinsip, keterampilan, sikap dan nilai, kreativitas, dan sebagainya).

Berdasarkan paparan di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan sebuah penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran etnomatematika Sunda dengan tujuan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan mengambil judul “Pengaruh Model Pembelajaran Etnomatematika Sunda Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD” .

(4)

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan sebelumnya yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran etnomatematika, dapat diidentifikasi beberapa masalah di antaranya :

1. Proses pembelajaran yang dianggap masih membosankan bagi para siswa karena pendidik masih banyak menggunakan model pembelajaran tradisional dimana pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) dan masih kurang mengajak siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Pembelajaran tidak mengaitkan bahan ajar dengan kehidupan atau dunia nyata siswa, sehingga kurangnya pemahaman yang didapat oleh siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai dilakukan.

C. Rumusan Masalah Penelitian

1. Apakah kemampuan berpikir kritis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan etnomatematika Sunda DDR lebih baik daripada siswa yang menggunakan etnomatematika Sunda non-DDR?

2. Apakah kemampuan berpikir kritis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan etnomatematika Sunda DDR lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional?

3. Apakah kemampuan berpikir kritis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan etnomatematika Sunda non-DDR lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional?

4. Bagaimana disposisi kemampuan berpikir kritis matematis siswa

melalui model pembelajaran etnomatematika Sunda?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa

yang mendapatkan pembelajaran matematika yang menggunakan etnomatematika Sunda DDR dengan kemampuan siswa yang menggunakan etnomatematika Sunda non-DDR.

(5)

2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika yang menggunakan etnomatematika Sunda DDR dengan kemampuan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa

yang mendapatkan pembelajaran matematika yang menggunakan etnomatematika Sunda non-DDR dengan kemampuan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

4. Untuk mengetahui disposisi kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui model pembelajaran etnomatematika Sunda.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan semata-mata untuk mengethui jawaban atas pertanyaan yang muncul sebagai masalah. Adapun manfaat dari dilaksanakannya penelitian ini diantaranya :

1. Manfaat bagi guru

a. Untuk memberikan gambaran mengenai penggunaan model

pembelajaran etnomatematika yang bisa membantu

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SD.

b. Membantu menambah wawasan guru bahwasanya penggunaan

didactical design research sangat dibutuhkan demi kelancaran proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa baik dalam hubungan didaktis maupun pedagogis.

2. Manfaat bagi peneliti

a. Untuk mendapatkan gambaran yang nyata akan penggunaan

model pembelajaran etnomatematika dalam proses

pembelajaran.

b. Memberikan pengalaman dalam menganalisis dan membuat

bahan ajar sesuai dengan kebutuhan siswanya dengan menggunakan metode didactical design research.

3. Manfaat bagi siswa

Siswa diharapkan dapat lebih memahami materi matematika dengan men proses pembelajaran matematika berbasiskan budaya.

Referensi

Dokumen terkait

Mekanisme pengikatan saponin dan kolesterol telah dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan oleh Francis et al (2002) kemungkinan juga merupakan salah satu mekanisme

Acute Oral Toxicity and Brine Shrimp Lethality of Elaeis guineensis Jacq., (Oil Palm Leaf) Methanol

Serikat pekerja/serikat buruh baik secara sendiri-sendiri maupun gabungannya yang telah tercatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dapat

PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN 1943-1967 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

peneliti memperoleh data hasil dari wawancara, data tersebut akan. disusun secara

Menurut Bank dan lembaga keuangan lain (Julius R.Latumaerissa,2011:242) dengan dikeluarkannya paket kebijaksanaan pemerintah dalam hal ini oleh bank Indonesia dalam

Begitu pula sebaliknya, instrumen yang tidak baik akan menghasilkan data yang tidak benar sehingga kesimpulan tidak sesuai dengan kenyataan (Arikunto, 2010: 211). Uji

Rangkaian konverter tegangan ke arus jenis floating load (beban mengambang), seperti pada gambar.2. mempunyai dua jenis tegangan input, yaitu Vref, tegangan referensi dan