• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI

PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG

Umbu Rangga Landu Awang1, Marmi Sudarmi1, Diane Noviandini1

1

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email:tobigooner@gmail.com

Abstrak

Umpan balik merupakan hal yang terpenting di dalam pembelajaran karena bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam suatu proses pembelajaran. Namun seringkali waktu pengoreksian yang memakan waktu cukup lama membuat umpan balik yang didapatkan menjadi terlambat dan tidak ada waktu untuk memperbaiki kesalahan siswa. Untuk mengatasi masalah koreksi yang memakan waktu cukup lama telam ditemukan metode koreksi cepat yaitu metode fast feedback. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan metode fast feedback model “pengakuan kesalahan” tentang terapung, tenggelam, melayang ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dan menguji keberhasilan metode fast feedback model “pengakuan kesalahan” pada materi terapung, tenggelam dan melayang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas dan guru bertindak sebagai peneliti. Syarat satu siklus feedback dikatakan berhasil apabila jumlah siswa yang menjawab benar ≥70% dan waktu yang dibutuhkan maksimal 10 menit. Jika belum berhasil , maka diberi pembelajaran. Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif kualitatif. Dari hasil analisa bisa disimpulkan bahwa penerapan metode fast feedback ke dalam RPP cukup efektif dan penggunaan metode fast feedback cukup berhasil untuk mengetahui kesalahan siswa secara cepat dan bisa kesalahan siswa bisa langsung diperbaiki.

Kata kunci: fast feedback, pengakuan kesalahan

1. PENDAHULUAN

Salah satu tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mendapatkan umpan balik atau feedback yang bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat keberhasilan siswa yang telah dicapai dalam suatu proses pembelajaran[1]. Umpan balik selalu didapatkan oleh guru setelah selesai koreksi, tapi permasalahannya waktu koreksi perlu waktu berhari-hari, bahkan berbulan-bulan padahal pembelajaran terus berjalan sehingga feedback menjadi tidak berfungsi sesuai dengan tujuannya, akibatnya tidak ada waktu untuk memperbaiki kesalahan siswa.

Untuk mengatasi permasalahan tentang koreksi yang memakan waktu cukup lama, telah dikembangkan metode koreksi cepat yaitu metode fast feedback. Keunggulan dari metode fast feedback adalah pengoreksiaanya dapat dilakukan pada saat itu juga dan dapat langsung

(2)

2

diketahui hasilnya sehingga guru bisa langsung mengetahui kesalahan siswa dan langsung dikoreksi pada saat itu juga. Setelah selesai dikoreksi bisa diteruskan dengan materi selanjutnya[2].

Penelitian ini telah dilakukan oleh Ed van den Berg yaitu Teaching, Learning, and Quick Feedback Methods in Classical and Modern Physics, kemudian mulai dikembangkan oleh Debora Natalia Sudjito dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback model “Klasikal” Pada materi pembelejaran fisika tentang pembentukan bayangan pada cermin datar. Singgih Adi Sri Utami dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback model “Peer to Peer Support Group” pada Materi Pembelajaran Fisika tentang Gaya-gaya yang Bekerja pada Benda Jatuh Bebas dan Benda Diam. Siti Noor Fauziah dalam skripsinya yang berjudul berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback model “Indikasi Warna” pada Materi Pembelajaran Fisika tentang Pembentukan Bayangan pada Lensa, Morita Dewi Yuliana dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback Model “Voting” pada Materi Pembelajaran Fisika tentang Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung.

Pada penelitian kali ini akan dikembangkan metode fast feedback model pengakuan kesalahan dimana guru menyediakan soal dan pilihan jawaban kemudian siswa menjawabnya. Jika jawaban siswa tidak sesuai dengan kunci jawaban maka siswa harus mengaku kalau jawaban yang dipilih pada opsi jawaban merupakan jawaban yang salah. Jadi dibutuhkan kejujuran oleh siswa agar guru bisa lebih mudah mengetahui kesalahan siswa dan langsung dikoreksi pada saat itu juga.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan metode fast feedback model “pengakuan kesalahan” pada materi pembelajaran fisika tentang terapung, tenggelam dan melayang ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dengan metode pembelajaran discovery serta menguji keberhasilan metode fast feedback model “pengakuan kesalahan” pada materi terapung, tenggelam dan melayang.

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu (i) membantu guru dalam mengembangkan metode fast feedback yang lain ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, (ii) tidak hanya sebatas dalam penulisan sebuah tugas akhir tetapi juga bisa diterapkan ke dalam pembelajaran, terutama masalah koreksi yang memakan waktu cukup lama, (iii) menjadi referensi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan model-model fast feedback.

2. DASAR TEORI

2.1 Umpan Balik Cepat (Fast Feedback)

Umpan balik merupakan pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian atau hasil belajar siswa[4]. Sedangkan umpan balik cepat atau fast feedback adalah suatu metode koreksi cepat dimana kesalahan siswa bisa langsung diketahui kemudian kesalahan siswa bisa diperbaiki oleh guru dan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung[2]. Metode fast feedback dilakukan sesering mungkin sehingga dalam waktu yang singkat sehingga kesalahan siswa bisa diketahui pada saat itu juga tanpa waktu koreksi yang lama[3]. Namun yang menjadi catatan penting bahwa penggunaan metode fast feedback tidak digunakan untuk pemberian nilai akhir

(3)

3

kepada siswa, tetapi digunakan oleh guru untuk mengetahui kesalahan siswa dalam pembelajaran, agar bisa langsung dikoreksi oleh guru sehingga dapat memudahkan guru untuk meneruskan materi selanjutnya[2].

2.2 Konsep Terapung, Tenggelam, dan Melayang Prinsip Archimedes

Sebuah benda yang tercelup dalam zat cair akan terasa lebih ringan karena mengalami gaya ke atas yang diberikan oleh zat cair dirumuskan dalam hukum Archimedes sebagai berikut: “Sebuah benda yang seluruhnya atau sebagian tercelup dalam suatu fluida akan mengalami gaya apung yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.”[7,8]

Persamaan hukum Archimedes:

Keterangan:

: gaya apung

: massa jenis fluida ( ) : volume benda tercelup ( ) : percepatan gravitasi ( Terapung, Tenggelam dan Melayang

Terapung

Suatu benda dikatakan terapung apabila ada bagian benda yang muncul di permukaan air. Karena benda dalam keadaan diam, maka:

∑ ( ) ...(1) karena , maka  Melayang

Suatu benda dikatakan melayang apabila semua bagian benda masuk ke dalam air tetapi tidak menyentuh dasar wadah.

Persamaan untuk gaya-gaya yang bekerja pada benda melayang: A

𝑤 𝐹𝐴

Gambar 1. gaya-gaya pada benda yang terapung

(4)

4

Karena benda dalam keadaan diam, maka: ∑ ( ) ...(2) Karena , maka  Tenggelam

Suatu benda dikatakan tenggelam apabila semua bagian benda masuk ke dalam air dan ada bagian benda yang menyentuh dasar wadah.

Persamaan untuk gaya-gaya yang bekerja pada benda tenggelam:

Karena benda dalam keadaan diam, maka: ∑ ( ) Maka ...(3) Karena , maka

2.3 Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penilaian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya[6].

Tahapan dalam melakukan penelitian tindakan kelas yaitu:

Rencana

Pada tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana serta tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, dan sikap sebagai solusi. B w Fa C 𝑤 𝐹𝐴 𝑁

Gambar 3. Gaya-gaya pada benda yang tenggelam.

Gambar 2. Gaya-gaya pada benda yang melayang.

(5)

5  Tindakan

Dalam tahap ini merupakan pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenai tindakan yang dilakukan di kelas.  Observasi

Dalam tahap ini tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan tindakan karena observasi dilakukan saat tindakan sedang berlangsung dalam waktu yang sama.

Refleksi

Dalam tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak tindakan dari berbagai kriteria[5].

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas 3.2 Sampel

Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Pabelan kelas XI IA sebanyak 20 siswa.

3.3 Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang digunakan berupa :  RPP : sebagai pedoman guru mengajar

 Kartu Tugas : untuk memberi tugas kepada siswa

 Lembar observasi : untuk mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan metode fast feedback.

3.4 Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas: a. Persiapan

Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Kartu Tugas, dan lembar observasi KBM yang diisi oleh observer

b. Pelaksanaan

Pada saat pelaksanaan, guru melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Mulai dari siswa diberi kartu tugas, mengerjakan kartu tugas, hingga guru menghitung jumlah siswa yang menjawab benar dalam 1 siklus feedback. Syarat 1 siklus feedback dikatakan berhasil apabila:

1. Waktu yang dibutuhkan maksimal 10 menit 2. Jumlah siswa yang menjawab benar ≥ 70%

Prosedur penggunaan metode fast feedback model pengakuan kesalahan :

 Kartu tugas diberikan kepada siswa lalu dikerjakan. Kartu tugas berupa soal dan opsi jawaban

 Setelah dikerjakan, diberi tahu opsi jawaban yang benar

 Siswa yang memilih opsi jawaban yang salah harus mengaku kalau opsi jawaban yang dipilih adalah salah lalu kartu tugas diletakkan di meja guru, dan siswa memilih opsi jawaban yang benar diserahkan kepada observer.

(6)

6

 Kemudian dihitung berapa jumlah siswa yang menjawab benar, untuk mengetahui apakah bisa diberi kartu tugas lagi atau diberi pembelajaran terlebih dahulu. Setelah itu diulangi lagi pada tahap-tahap pembelajaran selanjutnya.

Penggunaan metode fast feedback:

Prosentase siswa yang menjawab benar dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

Keterangan:

PK : presentase keberhasilan

a : jumlah siswa yang menjawab benar n : jumlah siswa ≥70% siswa menjawab benar Kartu tugas dari Guru Siswa mengerjakan tugas Cek oleh Guru Kartu tugas Baru

Pembelajaran Oleh Guru

70% siswa menjawab benar Gambar 4. Penggunaan fast feedback dalam satu siklus

Pembelajaran n Koreksi Tugas Feedback Pembelajaran Koreksi Tugas Feedback Waktu Jalannya Pembelajaran

Gambar 5. Penggunaan metode fast feedback pada setiap tahap pembelajaran

(7)

7 c. Observasi

Pada saat observasi, peneliti bertindak sebagai guru dan meminta seorang rekan peneliti untuk menjadi pengamat dan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Tujuannya yaitu untuk mencatat berapa waktu yang dibutuhkan dalam satu siklus pembelajaran serta berapa jumlah siswa yang menjawab benar untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam satu siklus feedback.

d. Refleksi

Pada tahap ini jawaban siswa dan lembar hasil pengamatan dikaji, kemudian dianalisa berapa jumlah siswa yang menjawab benar dan waktu yang dibutuhkan dalam satu siklus fast feedback.

4. HASIL DAN ANALISA DATA Tabel 1. Hasil Pengamatan

Tahap Kartu Tugas ke Waktu yang dibutuhkan Jumlah siswa yang menjawab benar Prosentase 1 1 2 2.23' 1.03' 10 19 50% 95% 3 1.07' 20 100% 2 1 1.28' 20 100% 2 54' 18 90% 3 tidak perlu 3 1 48' 17 85% 4 1 1.49' 9 45% 5 1 2.38' 12 60% 2 41' 20 100% 3 tidak perlu 4 tidak perlu 6 1 58' 19 95% 2 tidak perlu 3 tidak perlu 7 1 57' 20 100% 2 tidak perlu

(8)

8 8 1 1.20' 13 65% 2 1.00' 14 70% 9 1 33' 20 100% 2 tidak perlu Analisa Data Kegiatan Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak 9 tahap pembelajaran. Untuk setiap tahap pembelajaran diberikan maksimal 4 kartu tugas.

Tahap 1 (Penyamaan persepsi siswa tentang terapung, tenggelam dan melayang) 1. Kartu tugas 1

Bagaimana posisi benda A, B, dan C pada gambar di atas? a. A: terapung, B: melayang, C: tenggelam

b. A: lebih terapung, B: terapung, C: lebih tenggelam c. A: terapung, B: terapung, C: terapung

Analisa jawaban kartu tugas 1 :

Sebanyak 10 siswa (50%) memilih opsi jawaban yang benar (opsi c). Alasan siswa memilih opsi jawaban c karena siswa sudah paham tentang definisi benda terapung yaitu masih ada bagian benda yang muncul ke permukaan air dan tidak peduli seberapa banyak volume benda yang tercelup ke dalam air.

Sebanyak 10 siswa (50%) memilih opsi jawaban yang salah yaitu opsi jawaban a dan b. Sebanyak 3 siswa (15%) memilih opsi jawaban a beranggapan bahwa benda A dikatakan terapung apabila banyak bagian benda yang muncul ke permukaan air, benda B dikatakan melayang apabila bagian benda yang muncul ke permukaan air kira-kira setengah volume benda B dan benda C dikatakan tenggelam apabila hanya lebih sedikit bagian benda yang muncul ke permukaan air. Sebanyak 7 siswa (35%) memilih opsi jawaban b beranggapan bahwa benda A dikatakan lebih terapung karena lebih banyak bagian benda yang muncul ke permukaan air, benda B dikatakan terapung

C B

(9)

9

karena bagian benda yang muncul ke permukaan air kira-kira setengah volume benda dan benda C dikatakan lebih tenggelam karena hanya sedikit bagian benda yang muncul ke permukaan air. Karena jumlah siswa yang menjawab benar belum mencapai 70%, maka harus diberi pembelajaran sesuai dengan RPP. Pembelajaran dilakukan dengan melaksanakan demonstrasi yaitu dengan memasukkan sebuah kayu ke dalam bejana yang berisi air dan kayu terapung. Setelah itu akan terlihat berapa banyak bagian kayu yang muncul ke permukaan untuk menunjukkan bahwa benda dikatakan terapung apabila masih ada bagian benda yang muncul ke permukaan, tidak peduli seberapa banyak bagian benda yang tercelup ke dalam air.

Waktu yang dibutuhkan pada siklus ini adalah 2 menit 23 detik. Setelah pembelajaran selesai bisa diberi kartu tugas berikutnya.

2. Kartu tugas 2

Bagaimana posisi benda K, L, dan M pada gambar di atas? a. K: terapung, L: melayang, M: tenggelam

b. K: lebih terapung, L: melayang, M: lebih tenggelam c. K: melayang, L: melayang, M: melayang

Analisa jawaban kartu tugas 2 :

Sebanyak 19 siswa (95%) memilih opsi jawaban yang benar (opsi c). Alasan siswa memilih opsi jawaban c karena siswa sudah paham bagaimana definisi suatu benda dikatakan melayang yaitu semua benda masuk ke dalam air tetapi tidak ada bagian benda yang menyentuh dasar wadah. Sebanyak 1 siswa (5%) memilih opsi jawaban yang salah (opsi b). Siswa beranggapan kalau untuk benda melayang ada istilah lebih terapung dan lebih tenggelam karena posisi benda K yang mendekati permukaan, Benda L melayang karena kira-kira berada di tengah wadah dan benda M yang mendekati dasar wadah. Padahal dimanapun posisi suatu benda di dalam air asal tidak menyentuh dasar wadah, maka benda itu dikatakan melayang.

Pada siklus ini waktu yang dibutuhkan 1 menit 3 detik dan jumlah siswa yang menjawab benar sebanyak 19 siswa (95%). Pada siklus ini terjadi peningkatan jumlah siswa yang menjawab benar sebanyak 45% dari kartu tugas 1. Artinya pembelajaran yang diberikan pada kartu tugas 1 berhasil dipahami oleh siswa.

Karena jumlah siswa yang menjawab benar lebih dari 70% dan waktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit, maka tidak ada pembelajaran yang dilakukan sehingga bisa diberi kartu tugas berikutnya.

M L

(10)

10 3. Kartu tugas 3

Bagaimana posisi benda X, Y pada gambar di atas? a. X: terapung, Y: melayang

b. X: lebih terapung, Y: melayang c. X: tenggelam, Y: tenggelam Analisa jawaban pada kartu tugas 3:

Sebanyak 20 siswa (100%) memilih jawaban yang benar (opsi c). Alasan siswa memilih opsi jawaban c karena siswa sudah paham tentang definisi benda tenggelam yaitu semua bagian benda masuk ke dalam air dan ada bagian benda yang menyentuh dasar.

Pada siklus ini waktu yang dibutuhkan 1 menit 7 detik dan jumlah siswa yang menjawab benar sebesar 100%. Artinya terjadi peningkatan jumlah siswa yang menjawab benar sebesar 5% dari kartu tugas sebelumnya. Karena jumlah siswa yang menjawab benar lebih dari 70% dan waktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit, maka tidak ada pembelajaran yang dilakukan dan bisa diberikan kartu tugas baru pada tahap berikutnya.

Tahap 2 (Pengaruh ukuran benda terhadap terapung dan tenggelamnya suatu benda)

Gambar di atas merupakan balok A dan balok B, kedua balok memiliki volume yang sama. Jika dimasukkan ke dalam air, maka balok A terapung dan balok B tenggelam.

1. Kartu Tugas 1

Jika balok B dipotong menjadi dua bagian yang sama kemudian salah satu potongan balok B dimasukkan ke dalam air, bagaimana posisinya?

a. b. c.

A

B

B1 B1 Y X B1

(11)

11 Analisa jawaban kartu tugas 1:

Sebanyak 20 siswa(100%) memilih opsi jawaban c dan merupakan jawaban yang benar. Alasan siswa menjawab atau memilih opsi jawaban c karena siswa sudah paham bahwa balok b tetap tenggelam walaupun massa dan ukuran balok b berkurang.

Pada siklus ini waktu yang dibutuhkan adalah 1 menit 28 detik dan jumlah siswa yang menjawab benar 20 siswa (100%). Karena jumlah siswa yang menjawab benar lebih dari 70% dan waktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit, maka tidak ada pembelajaran yang dilakukan dan bisa diberi kartu tugas berikutnya.

2. Kartu tugas 2

Jika ada balok yang volumenya lebih besar dari balok A tetapi jenisnya sama, bagaimana posisinya ketika dimasukkan ke dalam air?

a. b. c.

Analisa jawaban kartu tugas 2:

Sebanyak 18 siswa (90%) memilih opsi jawaban yang benar (opsi a). Alasan siswa menjawab atau memilih opsi jawaban a adalah karena siswa sudah paham bahwa balok A tetap terapung walaupun ada balok yang sejenis dengan balok A volumenya lebih besar.

Sebanyak 2 siswa (10%) memilih opsi jawaban yang salah yaitu opsi jawaban b. Siswa yang memilih atau menjawab opsi jawaban b beranggapan bahwa bertambahnya volume benda bisa mengakibatkan benda melayang.

Pada siklus ini waktu yang dibutuhkan adalah 54 detik dan jumlah siswa yang menjawab benar sebanyak 18 siswa (90%). Terjadi penurunan jumlah siswa yang menjawab benar sebesar 10%, namun karena jumlah siswa yang menjawab benar lebih dari 70% dan waktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit sehingga tidak ada pembelajaran yang dilakukan dan bisa diberi kartu tugas baru pada tahap berikutnya.

Tahap 3 (Pengaruh bentuk terhadap terapung dan tenggelamnya suatu benda)

Gambar di atas merupakan dua buah plastisin yang berukuran kecil dan besar, jika dimasukkan ke dalam air plastisin kecil dan besar tenggelam.

(12)

12 1. Kartu Tugas 1

Bagaimana cara agar plastisin tersebut dapat terapung?

a. b. c.

Analisa jawaban kartu tugas 1:

Sebanyak 17 siswa (85%) memilih opsi jawaban yang benar yaitu opsi a. Siswa sudah paham bahwa benda yang semula tenggelam bisa terapung dengan cara mengubah bentuk benda seperti kapal atau mangkok.

Sebanyak 15 siswa (15%) memilih opsi jawaban yang salah yaitu opsi b dan c. Sebanyak 1 siswa (5%) memilih opsi jawaban b. siswa yang memilih opsi jawaban b beranggapan bahwa benda yang semula tenggelam bisa terapung dengan cara mengubah bentuknya seperti balok. Sebanyak 2 siswa (10%) memilih memilih opsi jawaban c. Siswa yang memilih opsi jawaban c beranggapan bahwa benda yang semula tenggelam bisa terapung dengan cara mengubah bentuk benda seperti oval (lonjong).

Pada siklus ini, waktu yang dibutuhkan 48 detik dan jumlah siswa yang menjawab benar sebanyak 17 siswa (85%). Walaupun jumlah siswa yang menjawab benar lebih dari 70% dan waktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit, tetap diberikan pembelajaran untuk meyakinkan jawaban pada opsi jawaban a dengan cara melakukan demonstrasi dengan meminta salah satu siswa untuk maju ke depan kemudian membuat plastisin berbentuk seperti mangkok kemudian dimasukkan ke wadah berisi air dan plastisin yang berbentuk mangkok terapung. Setelah pembelajaran selesai, dilanjutkan pada tahap berikutnya untuk diberi kartu tugas baru.

Tahap 4 (pengaruh ukuran pengapung dan penenggelam terhadap terapung dan tenggelamnya suatu benda)

Pipet yang semula kosong terapung jika dimasukkan ke dalam air. 1. Kartu tugas 1

Jika pipet yang berisi penuh air dimasukkan ke dalam air, bagaimana posisinya?

(13)

13 Analisa jawaban kartu tugas 1:

Sebanyak 8 siswa (40%) memilih opsi jawaban c karena siswa sudah paham bahwa pipet dapat tenggelam karena pipet diisi dengan air sampai penuh. (kemudian diinformasikan bahwa secara tidak langsung terjadi penambahan ukuran penenggelam yang mengakibatkan pipet yang semula terapung bisa tenggelam)

Sebanyak 12 siswa memilih opsi jawaban yang salah yaitu opsi jawaban a dan opsi jawaban b. Sebanyak 5 siswa (25%) memilih opsi jawaban a. Siswa yang memilih atau menjawab opsi jawaban a beranggapan bahwa benda tetap terapung walaupun air terisi penuh pada pipet atau dengan kata lain walaupun ukuran penenggelam lebih besar daripada ukuran pengapung, benda tetap terapaung. Sebanyak 7 siswa (35%) memilih opsi jawaban b. Siswa memilih atau menjawab opsi jawaban b beranggapan bahwa pipet bisa melayang apabila pipet diisi penuh dengan air atau dengan kata lain walaupun ukuran penenggelam lebih besar daripada ukuran pengapung benda akan melayang.

Karena jumlah siswa yang menjawab belum mencapai 70%, harus diberi pembelajaran dengan melakukan demonstrasi yaitu memasukkan air ke dalam pipet secara bertahap sampai pipet terisi penuh dan yang terjadi pipet yang terisi air penuh tenggelam. Setelah itu sengaja tidak diberi kartu tugas lagi karena adanya kesulitan dalam pembuatan kartu tugas dengan alasan bahwa jika dibuat kartu tugas lagi, maka akan menimbulkan jawaban yang bervariasi dan kebenaran jawaban tidak bisa dipastikan.

Pada siklus ini waktu yang dibutuhkan adalah 1 menit 49 detik. Setelah pembelajaran selesai bisa diberi kartu tugas baru pada tahap selanjutnya.

Tahap 5 (pengaruh volume air terhadap perbandingan volume benda yang tercelup dan volume benda yang muncul ke permukaan pada peristiwa benda terapung)

Benda x terapung jika dimasukkan dalam sebuah bejana yang berisi air, dan volume benda yang tercelup adalah setengah volume benda x.

(14)

14 1. Kartu tugas 1

Bagaimana posisi benda x saat dimasukkan dalam bejana yang berisi air lebih banyak?

a. b. c.

Analisa jawaban kartu tugas 1:

Sebanyak 12 siswa (60%) memilih opsi jawaban b dan merupakan jawaban yang benar. Alasan siswa memilih atau menjawab opsi jawaban b karena bertambahnya volume air tidak mempengaruhi banyaknya volume benda yang muncul ke permukaan pada benda terapung. Sebanyak 8 siswa memilih opsi jawaban yang salah yaitu opsi jawaban a dan opsi jawaban c. Sebanyak 5 siswa (25%) memilih opsi jawaban a. Siswa yang memilih atau menjawab opsi jawaban a beranggapan bahwa volume benda yang tercelup menjadi lebih sedikit apabila volume air bertambah. Sebanyak 3 siswa (15%) memilih opsi jawaban c. Siswa yang memilih opsi jawaban c beranggapan bahwa volume benda yang tercelup menjadi lebih banyak apabila volume air bertambah. Padahal bertambahnya volume air tidak mempengaruhi berapa banyaknya volume benda yang tercelup pada benda yang terapung.

Karena jumlah siswa yang menjawab benar belum mencapai 70%, maka diberikan pembelajaran yaitu dengan melakukan demonstrasi sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Demonstrasi yang dilakukan yaitu dengan menunjukkan sebuah benda yang terapung dan ada bagian benda yang tercelup, kemudian ditambahkan air ke wadah dan banyaknya volume benda yang tercelup selalu tetap pada benda yang terapung.

Pada siklus ini waktu yang dibutuhkan adalah 2 menit 38 detik. Setelah pembelajaran selesai bisa diberi kartu tugas yang baru pada siklus berikutnya.

2. Kartu tugas 2

Bagaimana posisi benda x saat dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air lebih sedikit?

a. b. c. X X X X X X

(15)

15 Analisa jawaban Kartu Tugas 2:

Sebanyak 20 siswa (100%) memilih opsi jawaban yang benar (opsi b). Siswa yang memilih atau menjawab opsi jawaban b sudah paham bahwa volume benda yang tercelup selalu tetap walaupun volume air berkurang.

Pada siklus ini waktu yang dibutuhkan 41 detik dan jumlah siswa yang menjawab benar sebanyak 20 siswa (100%). Terjadi kenaikan jumlah siswa yang menjawab benar sebanyak 40%, ini artinya setelah diberi pembelajaran pada kartu tugas 1 siswa sudah mulai paham bahwa banyaknya volume benda yang tercelup pada benda terapung tidak dipengaruhi oleh banyaknya volume air. Karena jumlah siswa yang menjawab benar lebih dari 70%, maka tidak ada pembelajaran yang dilakukan dan bisa diberikan kartu tugas baru pada tahap berikutnya.

Tahap 6 (Pengaruh volume air terhadap posisi melayangnya suatu benda)

Benda Y melayang apabila dimasukkan dalam bejana yang berisi air 1. Kartu Tugas 1

Bagaimana posisi benda Y saat melayang jika dimasukkan dalam bejana yang berisi air lebih banyak?

Analisa jawaban kartu tugas 1:

Sebanyak 19 siswa (95%) siswa memilih opsi jawaban yang benar (opsi c).siswa yang memilih opsi jawaban sudah paham bahwa posisi melayang suatu benda selalu berpatokan terhadap jarak ke permukaan air.

Sebanyak 1 (5%) memilih opsi jawaban memilih opsi jawaban yang salah yaitu opsi jawaban a. Siswa yang memilih opsi jawaban a beranggapan bahwa kenaikan benda sejauh 22 cm karena bertambahnya volume air.

(16)

16

Pada siklus ini waktu yang dibutuhkan adalah 58 detik dan jumlah siswa yang menjawab benar 19 siswa. Karena jumlah siswa yang menjawab benar lebih dari 70% dan waktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit sehingga tidak ada pembelajaran yang dilakukan dan bisa diberi kartu tugas baru pada tahap selanjutnya.

Sebenarnya masih ada kartu tugas 2, tetapi peneliti sengaja tidak memberikan karena dengan alasan siswa sudah paham bahwa posisi melayangnya suatu benda tidak dipengaruhi oleh banyaknya volume air.

Tahap 7 (Pengaruh volume air terhadap tenggelamnya suatu benda)

Benda Z tenggelam jika dimasukkan dalam bejana yang berisi air 1. Kartu Tugas 1

Bagaimana posisi benda Z jika dimasukkan dalam bejana yang berisi air lebih banyak?

a. b. c.

Analisa jawaban kartu tugas 1:

Sebanyak 20 siswa (100%) siswa memilih opsi jawaban c dan merupakan jawaban yang benar. Alasan siswa memilih atau menjawab opsi jawaban c karena siswa sudah paham bahwa bertambahnya volume air tidak mempengaruhi benda yang semula tenggelam.

Pada siklus ini, waktu yang dibutuhkan 57 detik dan jumlah siswa yang menjawab benar sebanyak 20 siswa (100%). Karena jumlah siswa yang menjawab benar lebih dari 70% dan waktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit sehingga tidak ada pembelajaran yang dilakukan dan bisa diberi kartu tugas baru pada tahap berikutnya.

Sebenarnya masih ada kartu tugas 2, namun sengaja tidak diberikan karena siswa sudah paham bahwa banyaknya volume air tidak mempengaruhi benda yang semula tenggelam.

Z

Z

Z Z

(17)

17

Tahap 8 (Pengaruh perbandingan gaya apung dan gaya berat pada benda yang terapung)

Perbandingan besar gaya apung dan gaya berat pada benda yang terapung adalah sama. 1. Kartu Tugas 1

Bagaimana perbandingan besar gaya apung dan gaya berat jika posisi benda B terapung seperti pada gambar di bawah ini?

a. b. c.

Analisa jawaban kartu tugas 1:

Sebanyak 13 siswa (65%) memlih opsi jawaban yang benar yaitu opsi jawaban a. Siswa memilih atau menjawab opsi jawaban a sudah paham bahwa perbandingan besar gaya apung dan gaya berat adalah sama karena resultan gaya sama dengan nol.

Sebanyak 7 siswa (35%) memilih opsi jawaban yang salah yaitu opsi jawaban b. siswa yang memilih opsi jawaban b beranggapan bahwa banyaknya volume benda yang tercelup mengakibatkan gaya berat lebih besar daripada gaya apung.

Karena jumlah siswa yang menjawab benar belum mencapai 70%, maka diberikan pembelajaran sesuai dengan RPP. Pembelajaran dilakukan dengan menjelaskan kemudian ditampilkan pada slide powerpoint bahwa perbandingan besar gaya apung dan gaya berat adalah sama karena benda dalam keadaan diam atau dengan kata lain bahwa resultan gaya yang bekerja pada benda B adalah nol.

Setelah pembelajaran selesai bisa diberikan kartu tugas berikutnya. Pada siklus ini waktu yang dibutuhkan adalah 1 menit 20 detik.

B w Fa B w Fa B w Fa A w Fa

(18)

18 2. Kartu Tugas 2

Bagaimana perbandingan besar gaya apung dan gaya berat jika posisi benda C terapung seperti pada gambar di bawah ini

a. b. c.

Analisa jawaban kartu tugas 2:

Sebanyak 14 siswa (70%) memilih opsi jawaban yang benar yaitu opsi jawaban a. Siswa yang memilih opsi jawaban a adalah siswa sudah paham bahwa perbandingan besar gaya apung dan gaya berat adalah sama pada benda terapung karena benda dalam keadaan atau dengan kata lain bahwa resultan gaya yang bekerja pada benda C adalah nol.

Sebanyak 6 siswa memilih opsi jawaban yang salah yaitu opsi jawaban c. Siswa yang memilih opsi jawaban c beranggapan bahwa volume benda c yang tercelup lebih sedikit, gaya apungnya lebih besar dari pada gaya beratnya, padahal jika resultan gayanya sama dengan nol karena benda dalam keadaan diam.

Pada siklus ini waktu yang dibutuhkan adalah 1 menit dan jumlah siswa yang menjawab benar sebanyak 14 siswa (70%). Artinya terjadi peningkatan jumlah siswa yang menjawab benar dari siklus sebelumnya sebanyak 10% dan bisa dikatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan pada tahap sebelumnya membuat siswa menjadi lebih paham untuk mengerjakan soal pada kartu tugas berikutnya.

Tahap 9 (pengaruh perbandingan besar gaya apung dan gaya berat pada benda yang melayang)

Perbandingan besar gaya apung dan gaya berat pada benda P adalah sama. C w Fa Fa C w Fa P w Fa C w Fa

(19)

19 1. Kartu Tugas 1

Bagaimana perbandingan besarnya gaya apung dan gaya berat pada benda Q yang melayang pada posisi seperti pada gambar di bawah ini?

a. b. c.

Analisa jawaban kartu tugas 1:

Sebanyak 20 siswa (100%) memilih opsi jawaban yang benar yaitu opsi jawaban a. Siswa memilih atau menjawab opsi jawaban a sudah paham bahwa perbandingan besar gaya apung dan gaya berat adalah sama pada benda yang melayang walaupun posisi melayangnya mendekati permukaan air atau dengan kata lain bahwa resultan gaya yang bekerja pada benda Q sama dengan nol karena benda dalam keadaan diam.

Pada siklus ini waktu yang dibutuhkan adalah 33 detik dan jumlah siswa yang menjawab benar sebanyak 20 siswa (100%). Karena jumlah siswa yang menjawab benar lebih dari 70% dan waktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit sehingga tidak ada pembelajaran yang dilakukan.

Sebenarnya masih ada kartu tugas 2, namun sengaja tidak diberikan karena siswa sudah paham bahwa perbandingan besar gaya apung dan gaya berat adalah sama pada benda yang melayang, tetapi besar masing-masing gaya apung dan gaya berat dipengaruhi oleh berapa banyak volume zat cair yang dipindahkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Penggunaan metode fast feedback model pengakuan kesalahan cukup berhasil digunakan untuk mengetahui kesalahan siswa secara cepat sehingga kesalahan siswa bisa segera diperbaiki pada saat itu juga selama pembelajaran berlangsung.

Saran bagi peneliti lain: (i) Persiapkan secara matang pembuatan RPP dan kartu tugas, (ii) soal-soal kartu tugas harus dibuat sejelas mungkin sehingga bisa dipahami oleh siswa, (iii) jika dalam pembuatan kartu tugas ditemukan kesulitan dalam memvariasi soal pada kartu tugas, usahakan untuk mencari jenis soal lain tetapi sesuai dengan materi yang ingin diberikan. (iv) koreksi harus dilakukan secara cermat dan teliti karena akan mempengaruhi penekanan materi yang diberikan kepada siswa.

Daftar Pustaka

[1] Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. [2] Berg, Ed van den. 2008.Teaching, Learning, and Quick Feedback Methods in Classical and

Modern Physics. Amsterdam: Vrije Universiteit. Q w Fa Q w Fa Q w Fa

(20)

20

[3] Sudjito, Debora Natalia. 2010. Penggunaan Metode Fast Feedback model “Klasikal” Pada materi pembelejaran fisika tentang pembentukan bayangan pada cermin datar. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

[4] Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo. [5] Suroso. 2007. Classroom Action Research. Jogjakarta :Pararaton Publising.

[6] Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :Bumi Aksara. [7] Halliday, David dan Robert Resnick. 1978. Fisika Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. [8] Munson, Bruce R dkk. 2003. Mekanika Fluida. Jakarta: Erlangga.

Gambar

Gambar 1. gaya-gaya pada  benda yang terapung
Gambar 3. Gaya-gaya pada  benda yang tenggelam.
Gambar 5. Penggunaan metode fast feedback pada setiap tahap  pembelajaran
Gambar di atas merupakan  balok A  dan balok B, kedua balok memiliki volume  yang  sama
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada jalur B (Tangerang-Jakarta) kecepatan maksimumnya terjadi pada hari rabu dengan nilai 8.81 m/dtk (2.45 Km/jam), sedangkan kecepatan minimumnya sebesar 5.16 m/dtk (1.43

1 Berdasarkan maklumat yang diberikan dalam petikan di bawah, sediakan carta yang sesuai untuk menunjukkan nilai jaminan kredit yang diberikan oleh Credit Guarantee

Kepala Subbagian Tata Usaha UPT Pendataan dan Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Wilayah I (Cibitung, Tambun Selatan, Tambun Utara, Babelan, Tarumajaya, Sukawangi,

(1) Sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) huruf a ditetapkan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan pergerakan orang dan

Dari beberapa uraian di atas, maka yang menjadi kajian utama dalam menganalisis beberapa permasalahan yang terkait dengan rendahnya budaya akademis Fakultas Ilmu

Definisi lain, dikemukakan oleh Arni Muhammad bahwa komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang

Pada kenyataanya rumah-rumah panggung air di tepian sungai Kampung Kuin tidak memiliki pembatas yang jelas terhadap ruang air (sungai) sehingga teritori yang ada pada

Dalam kondisi kedwibahasaan atau bilingualisme sering kali seseorang mengganti bahasa atau ragam bahasa tergantung pada keadaan atau keperluan berbahasa itu