• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Perencanaan Produk

Sebelum masuk pada tahap pengumpulan data Identifikasi Kebutuhan pelanggan, maka perlu dilakukan proses perencanaan produk yang output utama dari fase perencanaan ini adalah berupa pernyataan misi proyek yang nantinya akan digunakan sebagai input yang dibutuhkan untuk memulai tahapan pengembangan konsep dan merupakan suatu petunjuk untuk meneruskan tahapan pengembangan selanjutnya.

Pernyataan misi yang dimaksud berisi perencanaan dari pemilik ide, rencananya produk wiper tersebut akan dibuat seperti apa, tetapi masih dalam gambaran kasar, untuk selanjutnya nanti disesuaikan dengan keinginan pelanggan yang akan diidentifikasi pada tahap selanjutnya. Selanjutnya menentukan pasar utama dan pasar sekunder dari produk wiper ini juga dapat dimasukan dalam pernyataan misi, disamping juga sasaran bisnis kunci yaitu target proporsi pasar yang akan diraih.

(2)

Adapun pernyataan misi untuk mengembangkan komponen tambahan pada helm full-face yang ada selama ini dapat dilihat pada tabel pernyataan misi di bawah ini

Tabel 4.1 Tabel Pernyataan misi

Pernyataan misi : Penyapu kaca (wiper) pada helm full-face

Deskripsi produk : * Menggunakan Baterai *Bentuk kecil dan ringkas *Tidak permanen

Sasaran bisnis Kunci : *Diluncurkan pada pertengahan tahun 2005

*Margin of error 7 %

*Memperoleh proporsi pasar 40%

Pasar Utama : *Pengguna Helm full-face

Pasar Sekunder : *Pengguna helm biasa yang diharapkan Beralih menggunakan helm full-face Asumsi-asumsi : *Menggunakan baterai

*Luas penyapuan sesuai lebar kaca helm *Mekanisme penggerak sederhana

Pihak yang terkait : *Pengguna

*Bagian produksi

*Penjual toko variasi dan helm

4.1.2 Pengumpulan data Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Pengumpulan data yang dilakukan pada tahap Identifikasi kebutuhan pelanggan dilakukan dengan teknik face to face interview yaitu dengan

(3)

mendatangi langsung para responden yang merupakan para pengendara sepeda motor dan menggunakan helm full-face.

Sebelum melakukan wawancara maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah memilih Pelanggan potensial yang akan diwawancara, yaitu para pengendara motor yang menggunakan helm full-face dengan asumsi bahwa mereka lebih tahu kelebihan dan kekurangan dari helm yang telah mereka gunakan selama ini. Jumlah responden yang akan diwawancara dapat dilihat pada matriks seleksi pelanggan berikut ini :

Tabel 4.2 Tabel Matriks Seleksi Pelanggan

Pengguna utama Pengguna Pemasok atau penjual Pusat perbelanjaan Jarang menggunakan 10 10 5 Sering menggunakan 10 10 10 Sangat sering menggunakan 15 15 15 50

Wawancara dilakukan terhadap 150 responden yang berasal dari 5 wilayah Kotamadya di Jakarta (Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Selatan) dan ditambah 1 wilayah kota Tangerang. Dengan pembagian

(4)

untuk masing-masing wilayah menjadi 25 responden. Tujuannya adalah agar data mentah yang didapatkan cukup mewakili dari 6 wilayah besar kota Jakarta dan sekitarnya yaitu Tangerang yang dilihat memiliki pasar para pengguna helm full-face yang cukup besar jumlahnya.

Kebutuhan yang diidentifikasi adalah bagaimana keluhan para pengguna helm full-face selama menggunakan helm mereka terutama saat cuaca sedang hujan. Dan bagaimana solusi mereka selama ini dalam mengatasi masalah mereka terhadap keluhan selama ini dan apakah solusi tersebut dirasakan sudah cukup maksimal. Tujuan utama dari tahapan Identifikasi ini adalah mengetahui apakah pasar memiliki kebutuhan terhadap produk wiper yang akan dikembangkan ini, yang masih tergolong produk baru.

Proses wawancara dilakukan dengan menghampiri para responden pengguna helm full-face pada keenam wilayah yang sudah disebutkan di atas, yaitu dengan mendatangi tempat parkir motor yang ada di pusat-pusat perbelanjaan, toko buku ataupun kampus-kampus besar yang ada di sana. Mereka semua terdiri sebagian besar adalah kalangan mahasiswa, pelajar, karyawan dan salesman yang seluruhnya adalah merupakan para pengendara sepeda motor yang menggunakan helm full-face.

Berikut ini adalah contoh pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara dan salah satu hasil jawaban pada saat wawancara dari salah satu responden yang

(5)

berasal dari wilayah Jakarta Pusat. Dan untuk hasil wawancara lainnya, beberapa dapat dilihat pada bagian lampiran.

Tabel 4.3 Contoh tabel pernyataan asli dari pelanggan

Nama Responden : Roni Pekerjaan : Siswa SMU

Alamat wilayah : Petojo Utara, Jakarta Pusat

Sekarang Menggunakan Helm merk : Index

Pertanyaan Pernyataan Pelanggan Interpretasi Kebutuhan Apakah anda pemilik helm full-face ? Ya -

Apabila anda sedang berkendaraan, dan tiba-tiba hujan apakah anda lebih memilih berteduh atau jalan terus ?

Kalau lagi buru-buru ya jalan terus Helm yang bisa dipakai di segala cuaca, demi mengimbangi kecepatan dan ketepatan waktu.

Helm full-face yang anda kenakan

nyaman dipakai atau tidak ? Cukup nyaman Helm yang nyaman dikenakan. Apakah helm ini terasa berat pada saat

digunakan ?

Tidak terlalu berat, pas sekali Tidak menambah berat yang terlalu berlebih pada Helm.

Anda lebih senang kaca helm yang bening atau yang gelap ?

Kaca film, lebih adem kalau dipakai Anda lebih sering keluar siang hari

atau malam hari ? Malam hari, saya suka jalan-jalan

Keterangan kaca yang tidak terlalu gelap ataupun terlalu bening, agar dapat dipakai pada siang hari ataupun malam hari.

Apakah anda sering membersihkan atau memoles kaca helm anda ?

Waktu baru beli sering sekali, sekarang mulai jarang Bagian mana dari helm yang paling

sulit anda bersihkan ?

Bagian celah-celah yang sempit

Tidak mempersulit proses pembersihan helm.

Menurut anda lecet pada helm menjadi masalah besar atau tidak ?

Bisa jadi, bisa enggak Tidak membuat permukaan helm menjadi lecet atau rusak. Apakah anda sering membuka tutup

kaca helm anda ?

Sangat sering Kemudahan dalam membuka tutup kaca helm

Apakah permukaan kaca helm sudah cukup lebar ?

Cukup lebar Bila helm anda tersembur oleh air

kotor dari kendaraan di depan anda pada saat hujan lebat, apakah pandangan mata anda akan terganggu?

Jelas, sangat terganggu

Apa tindakan yang anda lakukan

kemudian ? Saya akan usap-usap kaca helm saya

Kebutuhan akan pandangan mata yang sama sekali tidak boleh terhalang apapun demi keselamatan pengendara motor.

Apakah menurut anda tindakan anda tersebut tidak menyulitkan anda ? bila ada, dalam hal apa ?

Tentunya tangan saya jadi kotor Alat yang bisa menjaga kebeningan kaca dari semburan air kotor. Tapi juga hasilnya lebih efektif daripada tindakan yang sudah pernah dilakukan.

Helm anda lebih sering anda tinggalkan di motor atau lebih sering anda bawa kemanapun anda pergi ?

Titip di tempat penitipan helm Tidak mudah diambil oleh orang lain.

Menurut anda apalagi kelemahan helm

full-face yang anda kenakan sekarang ini terutama bila dikenakan saat cuaca sedang hujan ?

Masih bisa masuk air dari sela-sela kaca.

Kaca helm selalu tertutup rapat saat hujan

(6)

Dari 16 pertanyaan yang diajukan kepada para responden pada saat wawancara berlangsung, maka dapat diinterpretasikan menjadi beberapa kebutuhan yang merupakan hasil terjemahan dari data mentah pelanggan. Untuk pertanyaan yang dilihat berhubungan dapat digabungkan menjadi satu jenis kebutuhan.

Hasil sementara dari Interpretasi kebutuhan yang didapatkan dari wawancara dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Tabel Interpretasi Kebutuhan Pelanggan

No. Kebutuhan 1 Helm yang bisa dipakai di segala cuaca, demi mengimbangi kecepatan dan

ketepatan waktu.

2 Helm yang nyaman dikenakan.

3 Tidak menambah berat yang terlalu berlebih pada Helm.

4 Keterangan kaca yang tidak terlalu gelap ataupun terlalu bening, agar dapat dipakai pada siang hari ataupun malam hari.

5 Tidak mempersulit proses pembersihan helm.

6 Tidak membuat permukaan helm menjadi lecet atau rusak. 7 Kemudahan dalam membuka tutup kaca helm

8 Kebutuhan akan pandangan mata yang sama sekali tidak boleh terhalang apapun demi keselamatan pengendara motor.

9 Alat yang bisa menjaga kebeningan kaca dari semburan air kotor. Tapi juga hasilnya lebih efektif daripada tindakan yang sudah pernah dilakukan. 10 Tidak mudah diambil oleh orang lain.

11 Kaca helm yang selalu bening di segala waktu 12 Kegelapan kaca yang bisa disesuaikan 13 Ventilasi udara yang kedap air

14 Menjaga tingkat kelembaban udara di dalam helm

15 Menjaga aliran air hujan di kaca tidak terlalu deras yang menyebabkan pandangan mata sedikit terganggu

16 Pembersih kaca yang otomatis, sehingga tidak perlu melepas helm dari kepala 17 Tahan goncangan

18 Tidak membuat kaca helm menjadi lecet 19 Penyapu kaca seperti di kaca mobil 20 Pembersih kaca yang bisa dibawa-bawa

(7)

4.1.2.2 Menetapkan Kepentingan relatif setiap kebutuhan

Dari 20 kebutuhan yang sudah diterjemahkan, maka tahap selanjutnya yaitu menentukan bobot kepentingan dari setiap kebutuhan dengan jalan melakukan survey ke-2.

Karena variabel kebutuhan yang berjumlah 20 terlalu banyak, maka variabel-variabel tersebut perlu dipersempit terlebih dahulu dengan cara mengelompokkan variabel-variabel yang sejenis (mengelompokkan hirarki) menjadi 1 kebutuhan, atau membuang variabel yang dianggap tidak berhubungan langsung dengan spesifikasi produk nantinya.

Setelah dikelompokkan maka variabel yang tersisa adalah hanya 11 variabel kebutuhan. Jumlah ini dirasa cukup ideal sehingga tidak membuat responden bingung dengan variabel yang terlalu banyak.

Survei ke-2 dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang berisi ke-11 variabel di atas, dan memberikan kolom bobot kepentingan dengan skala 1 s/d 5 untuk diisi oleh setiap responden dengan cara memberikan check list pada kolom yang disediakan. Survei ke-2 ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :

1. Penentuan jumlah sampel.

Dengan asumsi-asumsi di bawah ini, akan dilakukan penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus untuk mencari nilai n atau jumlah responden yang besarnya juga sama dengan kuisioner yang akan diedarkan.

(8)

- Proporsi pasar (p) = 40 %, jumlah ini dianggap cukup karena selain produk ini tergolong produk baru, kemungkinan besar bisa memasuki 40% dari pasar pengguna helm Full-face.

- Tingkat kepercayaan = 95% karena tingkat kepercayaan pada level ini dianggap tidak terlalu besar ataupun tidak terlalu kecil.

- Dari tingkat Kepercayaan 95% didapatkan nilai Z = 1,96 dari tabel Z.

- Margin of error (e) = 7 %, nilai error yang diijinkan hanya 7% sehingga data yang didapatkan nantinya tidak menyimpang terlalu jauh dari nilai tengah rata-ratanya.

Dengan asumsi dan nilai-nilai di atas, maka dapat ditentukan jumlah sampel untuk survey ke-2 dengan rumus :

2

(

)

2 1 e p p n= Ζ × × −

(

)

2 2 07 , 0 4 , 0 1 4 , 0 96 , 1 × × − = n n=188,16≈ 190

Didapatkan bahwa jumlah responden untuk menentukan bobot kepentingan relatif setiap kebutuhan adalah dengan 190 responden.

2. Melakukan survei

Survei dilakukan dengan menyebar 190 kuisioner kepada 190 responden yang seluruhnya merupakan pengguna helm full-face dengan

(9)

hal yang ditanyakan adalah variabel kebutuhan yang sudah dipersempit menjadi 11 variabel. Contoh kuisioner untuk survey ke-2 ini adalah :

Nama Produk : Penyapu kaca (wiper) pada helm full-face

Berikan Tanda check ( ) pada hanya satu kolom tingkat kepentingan yang

menurut anda paling benar untuk tiap kebutuhan !

Gambar 4.1 Contoh kuisioner survei bobot kepentingan kebutuhan pelanggan

Tingkat Kepentingan No. Kebutuhan Tidak

penting

Tidak begitu

penting Biasa saja

Cukup

penting Penting 1 Menyapu kotoran dan

air yang hinggap di kaca helm

2 Tidak terlalu

menambah berat helm

3 Tidak mengganggu kemudahan membuka tutup kaca helm

4 Tidak membuat kaca helm menjadi lecet

5 Tidak mudah diambil / dicuri oleh orang lain

6 Cara kerja yang otomatis (pakai baterai)

7 Pemasangan tidak perlu merombak helm

8 Bisa dilepas (tidak permanent)

9 Tahan goncangan

10 Posisi alat di atas helm

11 Posisi alat di samping kiri helm

(10)

3. Pengolahan dan pengujian data

Setelah dilakukan survei maka data dapat diinput ke dalam tabel untuk dihitung jumlah rata-rata bobot yang diberikan untuk setiap variabel. Hasil perhitungan rata-rata bobot untuk ke-11 variabel disimpulkan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.5 Tabel Kebutuhan pelanggan disertai bobot derajat kepentingan

No. Pernyataan Kebutuhan

Bobot Kepentingan

1 Menyapu Kotoran dan air yang hinggap di kaca helm 5

2 Tidak terlalu menambah berat helm (ringan) 4

3 Tidak mengganggu kemudahan membuka tutup kaca helm 5

4 Tidak Membuat Kaca helm menjadi lecet 4

5 Tidak mudah diambil/dicuri oleh orang lain 4

6 Cara kerja otomatis (pakai baterai) 4

7 Pemasangan tidak perlu merombak helm 4

8 Bisa dilepas (tidak permanent) 4

9 Tahan Goncangan 5

10 Posisi Alat di atas helm 4

11 Posisi alat di samping kiri helm 3

Hasil di atas perlu diuji terlebih dahulu validitas datanya dengan menggunakan uji signifikansi antara satu variabel dengan total bobot keseluruhan variabel. Uji ini dilakukan dengan uji Pearson Correlation. Dengan rumus sebagai berikut :

(

)(

)

(

N

)

SxSy y y x x r 1 − − − =

(11)

Dimana : r = Koefisien Korelasi Pearson y = jumlah bobot total tiap kolom X= Jumlah bobot total tiap baris N= banyaknya responden SxSy = Deviasi standar untuk x dan y

Pengujian dilakukan per variabel dengan memasukkan variabel-variabel tersebut ke dalam Microsoft Excel, maka didapatkan hasil perhitungan koefisien korelasi (r) untuk tiap variabel :

r 1= 0.991 r 7= 0.988 r 2= 0.991 r 8= 0.987 r 3= 0.99 r 9= 0.989 r 4= 0.99 r 10= 0.986 r 5= 0.989 r 11= 0.982 r 6= 0.985

Karena nilai r untuk tiap variabel berada pada interval 0,3< r < 1, maka data yang didapatkan dianggap valid untuk semua variabel. Kemudian dari hasil Uji Reliabilitas dengan SPSS didapatkan Nilai α

(alfa) = 0.651. Ini berarti nilai reliable di atas 0.5 dan semua variabel disetujui responden dan dapat dipakai untuk diteruskan ke tahap selanjutnya yaitu spesifikasi produk.

Tabel hasil pengolahan dan pengujian data survei bobot kepentingan di atas menggunakan Microsoft Excel dan SPSS (untuk uji Reliabilitas) yang dapat dilihat pada lampiran 2.

(12)

4.2 Analisis Data

4.2.1 Spesifikasi Produk

Dengan menggunakan input dari tabel 4.5 di atas, tahapan spesifikasi produk dapat dilakukan dengan tujuan mengetahui apa yang harus dilakukan produk wiper ini untuk menjawab dari kebutuhan pelanggan yang telah teridentifikasi. Tahapan spesifikasi produk secara keseluruhan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment) yang dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : 1. Menyiapkan daftar metrik.

2. Mengumpulkan informasi tentang pesaing. 3. Menetapkan spesifikasi target.

4.2.1.1 Menyiapkan Daftar Metrik kebutuhan

Dalam tahapan ini yang perlu dilakukan adalah mencari hubungan antara metrik produk dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi, yang merupakan inti dari tahapan spesifikasi produk. Seperti terlihat pada daftar metrik kebutuhan dibawah ini.

Tabel 4.6 Daftar Metrik Kebutuhan

No Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan

1 1 Menggunakan karet yang tahan air 5 Subj 2 1,4 Menggunakan karet yang lembut dan lentur 4 N 3 1 Panjang lengan sesuai lebar kaca helm 4 mm 4 2 Bahan yang ringan tetapi kuat 5 gram 5 6 Memakai saklar yang praktis 4 Buah 6 6 Menggunakan dinamo kecil 4 volt 7 3 Menggunakan baterai dengan tegangan rendah 3 volt 8 6,3 Menggunakan baterai A3 (kecil) 3 buah 9 5,7,8 Memakai pengait untuk pemasangan 4 buah 10 9 Pengait menggunakan plester bantalan yang kuat 5 N

(13)

Pada daftar metrik kebutuhan terlihat bahwa kebutuhan mana saja yang berhubungan dengan kebutuhan yang ada. Seperti contoh : metrik kebutuhan no. 2 yaitu Menggunakan karet yang lembut dan lentur adalah menjawab kebutuhan nomor 1 dan 4 yaitu mampu menyapu kotoran dan air yang ada pada kaca helm, dan tidak membuat kaca menjadi lecet. Jadi jelas terlihat adanya hubungan antara metrik dengan kebutuhan, yang lebih jelasnya hubungan tersebut dapat terlihat pada matriks-metrik kebutuhan berikut.

Gambar 4.2Matriks-Metrik Kebutuhan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 M enggunakan kar e t yang r tahan ai r M e nggunakan kar e t yang l e m b ut dan l e ntur Panj ang l engan sesuai lebar kaca hel m Bahan yang r ingan tetapi kuat

Memakai saklar yang praktis M

enggunakan di nam o keci l M enggunakan bater a i dengan tegangan r e ndah M enggunakan bater a i A3 ( keci l) M e m a kai pengai t untuk pem asangan Pengai t m enggunakan pl ester bantal a n yang kuat Uku ra n ra mp in g

1 Menyapu Kotoran dan air yang hinggap di kaca helm ● ● ● 2 Tidak terlalu menambah berat helm (ringan) ● 3 Tidak mengganggu kemudahan membuka tutup kaca helm ● ● 4 Tidak Membuat Kaca helm menjadi lecet ● 5 Tidak mudah diambil/dicuri oleh orang lain ● 6 Cara kerja otomatis (pakai baterai) ● ● ● 7 Pemasangan tidak perlu merombak helm ● 8 Bisa dilepas (tidak permanent) ● 9 Tahan Goncangan ● 10 Posisi Alat di atas helm ● 11 Posisi alat di samping kiri helm ●

(14)

4.2.1.2 Mengumpulkan Informasi tentang pesaing

Dari daftar metrik yang ada, maka dapat dikumpulkan data-data dari produk-produk pesaing yang ada selama ini untuk jenis metrik yang sama. Tujuannya adalah untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan produk yang sedang dikembangkan dengan produk yang sudah ada.

Namun perlu diketahui untuk produk wiper helm ini adalah tergolong produk baru yang dirasa belum ada selama ini. Sehingga akan dirasa sangat sulit untuk mencari data-data pesaing dari produk ini, karena memang belum ada. Maka pada bagan analisis pesaing berikut kolom untuk pesaing belum dapat diisi dikarenakan belum memiliki pesaing.

Tabel 4.7 Bagan Analisis Pesaing

No Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan

Pesaing 1

Pesaing 2

1 1 Menggunakan karet yang tahan air 5 Subj 2 1,4 Menggunakan karet yang lembut dan lentur 4 N 3 1 Panjang lengan sesuai lebar kaca helm 4 mm 4 2 Bahan yang ringan tetapi kuat 5 gram 5 6 Memakai saklar yang praktis 4 Buah 6 6 Menggunakan dinamo kecil 4 volt 7 3 Menggunakan baterai dengan tegangan rendah 3 volt 8 6,3 Menggunakan baterai A3 (kecil) 3 buah 9 5,7,8 Memakai pengait untuk pemasangan 4 buah 10 9 Pengait menggunakan plester bantalan yang kuat 5 N

11 10,11 Ukuran ramping 4 mm

4.2.1.3 Menetapkan Spesifikasi Target

Nilai-nilai marginal dapat ditetapkan dalam suatu batasan-batasan minimum dan maksimum yang merupakan hasil analisis nilai yang dimiliki oleh pesaing supaya produk tersebut dapat bersaing. Akan tetapi dikarenakan

(15)

produk ini masih baru dan belum memiliki pesaing, maka nilai marginal dan nilai ideal dapat ditentukan secara subjektif atau berdasarkan informasi dari penjual bahan baku untuk membuat komponen wiper tersebut. Berikut akan disajikan daftar spesifikasi target dan spesifikasi akhir yang merupakan nilai ideal yang didapatkan dari analisis spesifikasi target.

Tabel 4.8 Tabel Spesifikasi Target

No Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan Marginal Nilai Ideal Nilai

1 1 Menggunakan karet yang tahan air 5 Subj - - 2 1,4 Menggunakan karet yang lembut dan lentur 4 N 480-500 480 3 1 Panjang lengan sesuai lebar kaca helm 4 mm 120-140 125 4 2 Bahan yang ringan tetapi kuat 5 gram 40-70 60 5 6 Memakai saklar yang praktis 4 Buah 1 1 6 6 Menggunakan dinamo kecil 4 volt <6 9 7 3 Menggunakan baterai dengan tegangan rendah 3 volt <6 9 8 6,3 Menggunakan baterai kotak 3 buah <4 1 9 5,7,8 Memakai pengait untuk pemasangan 4 buah <2 1 10 9 Pengait menggunakan plester bantalan yang kuat 5 N <300 300

11 10,11 Ukuran ramping 4 mm 40-60 50

Nilai ideal didapatkan dengan cara mengambil nilai yang masih ada pada batasan marginal maksimum dan minimum. Sehingga nilai ideal tersebut dapat digunakan sebagai spesifikasi akhir untuk penyusunan konsep

Tabel 4.9 Tabel Spesifikasi Akhir

No Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan Ideal Nilai

1 1 Menggunakan karet yang tahan air 5 Subj - 2 1,4 Menggunakan karet yang lembut dan lentur 4 N 480 3 1 Panjang lengan sesuai lebar kaca helm 4 mm 125 4 2 Bahan yang ringan tetapi kuat 5 gram 60 5 6 Memakai saklar yang praktis 4 Buah 1 6 6 Menggunakan dinamo kecil 4 volt 9 7 3 Menggunakan baterai dengan tegangan rendah 3 volt 9 8 6,3 Menggunakan baterai kotak 3 buah 1 9 5,7,8 Memakai pengait untuk pemasangan 4 buah 1 10 9 Pengait menggunakan plester bantalan yang kuat 5 N 300

(16)

4.3 Hasil Perancangan Konsep 4.3.1 Penyusunan Konsep

Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Proses penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target, dan diakhiri dengan terciptanya beberapa konsep produk sebagai sebuah pilihan akhir.

Dalam merancang konsep produk wiper helm ini, dapat digunakan tabel kombinasi konsep yang mempertimbangkan kombinasi solusi secara sistematis. Kolom pada tabel diisi dengan penggalan solusi untuk tiap submasalah yang diperoleh. Dalam beberapa hal, tabel kombinasi merupakan cara yang sederhana dalam membuat kombinasi antara penggalan-penggalan solusi untuk mendorong pemikiran kreatif yang lebih jauh.

Dalam mengkombinasikan konsep wiper ini digunakan kombinasi 3 kategori yaitu peletakan posisi wiper pada helm yang terbagi menjadi 2 pilihan yakni di atas atau di samping helm. Kategori yang berikutnya yaitu arah gerak lengan yang terbagi menjadi 3 pilihan yakni ke kanan dan ke kiri, ke atas dan ke bawah, serta berputar searah jarum jam. Dan kategori yang terakhir yaitu berdasarkan ukuran produk tersebut nantinya yang terbagi menjadi 3 pilihan ukuran yakni besar, sedang dan kecil. Kombinasi konsep tersebut dapat dilihat pada tabel kombinasi konsep di bawah ini yang akan membentuk 3 kombinasi konsep produk wiper berdasar kategori-kategori di atas.

(17)

Tabel 4.10 Tabel kombinasi Konsep 1

Peletakan posisi mesin Arah gerak lengan Ukuran

Pada atas helm Kanan-kiri Besar

Pada Samping kiri helm Atas-bawah sedang Berputar searah jarum jam kecil

Konsep yang pertama ini merupakan kombinasi antara peletakan posisi yang ada pada bagian atas helm, lengan ayun yang akan bergerak bolak-balik ke kanan dan ke kiri, namun ukurannya akan menjadi agak besar karena memerlukan komponen penggerak yang banyak dengan mekanisme yang agak rumit agar lengan wiper dapat bergerak bolak-balik.

Tabel 4.11 Tabel kombinasi Konsep 2

Peletakan posisi mesin Arah gerak lengan Ukuran Pada atas helm Kanan-kiri Besar

Pada Samping kiri

helm Atas-bawah sedang

Berputar searah jarum jam kecil

Konsep selanjutnya yaitu konsep yang ke-2, konsep yang ke-2 ini agak berbeda dengan konsep yang pertama yaitu peletakan posisi wiper di samping helm, agar lengan ayun dapat bergerak bolak-balik ke atas dan ke bawah. Ukurannya sedang, karena lebar kaca helm ke bawah lebih sempit daripada lebar ke samping. Komponen untuk penggerak sama dengan konsep ke-1.

(18)

Tabel 4.12 Tabel kombinasi Konsep 3

Peletakan posisi mesin Arah gerak lengan Ukuran

Pada atas helm Kanan-kiri Besar

Pada Samping kiri helm Atas-bawah sedang

Berputar searah jarum jam kecil

Konsep yang ke-3 merupakan konsep yang paling sederhana, peletakan posisinya berada di atas helm seperti pada konsep yang pertama, hanya saja lengan ayun akan bergerak berputar searah jarum jam dan luas penyapuan kaca tidak kalah dengan konsep yang lainnya. Ukurannya akan lebih kecil, karena hanya memerlukan komponen penggerak sebuah dynamo kecil untuk memutar lengan wiper.

Ketiga konsep di atas merupakan tiga konsep yang akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu seleksi konsep yang akan mempersempit jumlah konsep yang akan dikembangkan menjadi hanya 1 atau 2 konsep.

Agar lebih jelas, disamping penjelasan diatas dapat juga dilihat gambar dari masing-masing konsep tersebut dalam bentuk tiga dimensi. Maka akan tampak jelas perbedaan dari ketiga konsep yang telah tersusun dengan tabel kombinasi tadi. Sehingga pada tahap selanjutnya yaitu seleksi konsep, responden yang diwawancara akan memiliki gambaran yang jelas tentang konsep yang akan dipilih.

(19)
(20)

4.3.2 Seleksi Konsep

Seleksi konsep merupakan proses membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif dari setiap konsep, dan memilih satu atau dua konsep untuk penyelidikan, pengujian, dan pengembangan selanjutnya.

Dalam tahapan ini perlu diadakan kembali survei untuk membiarkan para pelanggan menilai kelebihan dan kekurangan dari ketiga konsep yang sudah disusun. Survei ini lebih sederhana daripada survey sebelumnya, yaitu dengan cara face-to-face interview, wawancara dilakukan dengan membawa tiga buah sketsa gambar yang sudah digambar ditambah dengan sedikit penjelasan dari pewawancara untuk masing-masing konsep, lalu para responden akan menilai kelebihan dan kekurangan masing-masing konsep berdasarkan kriteria : penempatan posisi, kemudahan penggunaan, besarnya ukuran, kemudahan dibuat, luas daerah penyapuan, kemudahan dipasang, dan kemudahan untuk disimpan.

Cara seleksi konsep yang digunakan adalah dengan dua cara yaitu penyaringan konsep dengan metode seleksi konsep Pugh (Pugh,1990), dimana responden hanya memberikan bobot dengan simbol yang menyatakan “lebih kurang”, “sama dengan” dan “lebih baik”. Dan yang satunya lagi adalah metode penilaian konsep, dimana responden akan memberikan nilai bobot dengan skala interval tertentu agar peningkatan jumlah alternatif dapat dibedakan lebih baik dari konsep yang bersaing.

(21)

4.3.2.1 Penyaringan Konsep

Dengan metode ini responden menilai dengan cara kode yang sederhana yaitu tanda plus (+) untuk “lebih baik”, tanda nol (0) untuk “sama dengan”, dan tanda minus (-) untuk “kurang baik”. Artinya untuk setiap kriteria seleksi yang ditanyakan, responden memberi tanda (+) bila konsep tersebut dinilai lebih baik dari konsep yang lainnya, tanda (0) bila konsep tersebut tidak berbeda dengan konsep yang lainnya dan tanda (-) jika konsep tersebut kurang dari konsep yang lainnya dalam hal kriteria tersebut.

Hasil survei untuk penyaringan konsep yang telah dilakukan terhadap 60 responden dapat disimpulkan dengan statistic descriptive biasa, artinya hanya dengan melihat hal yang sederhana yaitu hasil penjumlahan dari ketiga bobot di atas, yang kesimpulannya disajikan dalam bentuk matriks seleksi penyaringan konsep seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.13 Matrik Seleksi Penyaringan Konsep

Konsep Kriteria seleksi 1 2 3 Penempatan posisi 0 0 - Kemudahan penggunaan 0 + 0 Besarnya ukuran - 0 + Kemudahan dibuat - - +

Luas daerah penyapuan + + 0

Mudah dipasang - - + Mudah disimpan - 0 + Jumlah + 1 2 4 Jumlah 0 2 3 2 Jumlah - 4 2 1 Nilai akhir -3 0 3 Peringkat 3 2 1 lanjutkan ? Tidak Ya Ya

(22)

Dari hasil penyaringan Konsep didapatkan bahwa konsep ke-3 mendapat peringkat pertama, disusul dengan konsep yang ke-2 dan terakhir konsep yang ke-1. karena nilai bobot yang diberikan lebih banyak bernilai negatif, maka diputuskan untuk tidak meneruskan pengembangan dan pengujian konsep ke-1 ke tahap selanjutnya. Berarti yang diteruskan ke seleksi penilaian konsep hanya konsep yang ke-2 dan ke-3.

4.3.2.2 Penilaian Konsep

Dalam menilai konsep, maka tiap kriteria seleksi diberi beban terlebih dahulu secara subjektif dengan persentase tertentu untuk tiap kriteria. Selanjutnya responden hanya memberikan bobot dengan skala interval 1 s/d 4 yang berarti bobot 1 untuk “ sangat kurang”, bobot 2 untuk “kurang baik”, bobot 3 untuk “cukup baik”, dan bobot 4 untuk “sangat baik”.

Selanjutnya bobot yang diberikan akan dijumlahkan dan dirata-ratakan sesuai dengan jumlah responden yaitu 60 responden. Nilai yang dimasukkan di matriks seleksi penilaian konsep akan dikalikan dengan beban persentase yang sudah diberikan menjadi nilai beban. Nilai beban ini yang akan dijumlahkan untuk masing-masing konsep dan menentukan peringkat kedua konsep yang diseleksi tersebut. Hasil penilaian akan disajikan dalam matriks seleksi penilaian konsep di bawah ini.

(23)

Tabel 4.14 Matriks Seleksi Penilaian Konsep

Konsep

2 3

Kriteria seleksi Beban Rating Nilai Beban Rating Nilai Beban Penempatan posisi 5% 3 0.15 3 0.15 Kemudahan penggunaan 15% 3 0.45 3 0.45 Besarnya ukuran 25% 3 0.75 4 1

Kemudahan dibuat 20% 4 0.8 4 0.8 Luas daerah penyapuan 10% 4 0.4 3 0.3 Mudah dipasang 15% 2 0.3 3 0.45

Mudah disimpan 10% 1 0.1 3 0.3 Total Nilai 2.95 3.45

Peringkat 2 1

Lanjutkan ? Kembangkan Ya

Hasil dari penilaian konsep menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu signifikan antara peringkat 1 dan peringkat 2, yaitu hanya selisih 0,5. Sehingga meskipun konsep yang ke-2 memiliki kekurangan-kekurangan dan dianggap masih dapat dikembangkan, maka diputuskan agar kedua konsep tersebut dilanjutkan ke tahapan selanjutnya tahapan pengujian konsep.

4.4 Hasil Pengujian dan Evaluasi

Bagian terakhir merupakan tahap pengujian dan evaluasi, tahap ini akan menjalankan pengujian konsep, untuk mendapat satu konsep yang keluar sebagai konsep yang paling diminati konsumen. Setelah muncul satu konsep, maka pembuatan arsitektur produk dapat dijalankan, proses manufakturnya dapat dirancang dengan DFM untuk minimasi biaya. Dan terakhir untuk

(24)

menentukan apakah produk ini memiliki prospek yang baik atau tidak adalah ditentukan dengan melakukan analisis ekonomi.

4.4.1 Pengujian Konsep

Melakukan pengujian konsep merupakan tahap terakhir yang memerlukan survei terhadap pelanggan, pengujian konsep bertujuan untuk mengetahui seberapa besar minat para pelanggan untuk membeli produk wiper ini bila nantinya beredar di pasaran.

Survei dilakukan kembali dengan metode menyebarkan kuisioner sejumlah 60, jumlah ini dianggap sudah cukup mengingat sudah banyaknya survei yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Konsep yang diuji memang sudah mewakili kebutuhan yang sudah teridentifikasi, tetapi perlu diuji untuk mengetahui minat pelanggan untuk membeli serta masukan sebagai usulan perbaikan nantinya jika memang ada.

Kuisioner yang dibagikan terdiri dari tiga bagian, bagian pertama yaitu deskripsi cara kerja kedua konsep yang diuji, serta gambar. Bagian kedua yaitu pertanyaan untuk meyakinkan bahwa responden tersebut memang benar-benar adalah pelanggan potensial yaitu para pemilik helm full-face. Dan bagian terakhir yaitu bagian yang paling penting untuk mengetahui penilaian mereka dari segi Desain, Ukuran, Cara kerja serta perkiraan harga yang nantinya akan dikaitkan dengan minat mereka untuk membeli.

(25)

Responden ( …..)

Survei Pengujian Konsep

Produk : Penyapu Kaca (

wiper

) pada Helm

full-face

Para responden yang terhormat,

Saya adalah seorang Mahasiswa Teknik Industri Universitas Bina Nusantara yang sedang menyusun Skripsi tentang pengembangan produk penyapu kaca (Wiper) pada helm full-face. Berikut ini adalah gambar konsep yang sudah terpilih dari hasil analisa proses survey sebelumnya, dan juga akan dijelaskan sedikit cara kerjanya

Cara kerja Konsep 1 :

Bila saklar dinyalakan maka lengan wiper akan bergerak ke atas dan ke bawah, luas daerah penyapuan lebih luas dari konsep yang satunya lagi, hanya saja ukurannya akan lebih besar dan butuh banyak komponen unttuk membuat mekanisme penggeraknya sehingga akan menambah biaya.

Cara kerja Konsep 2 :

Bila saklar dinyalakan, maka lengan wiper tersebut akan berputar searah dengan gerakan jarum jam, dan segera menyapu atau membersihkan kotoran dan air yang berada tepat di depan pandangan mata anda pada kaca helm yang anda kenakan. bentuknya ringkas dan dapat dengan mudah dilepas / dipasang kembali pada

Helm anda.

Karena produk ini tergolong baru, maka saya selaku pihak pengembang produk tersebut ingin meminta bantuan saudara untuk memberikan masukan mengenai kekurangan dari wiper yang sedang saya kembangkan saat ini. Semua saran dan masukan akan sangat berguna untuk pengembangan produk ini selanjutnya.

Atas perhatian dan kerjasama saudara, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

(26)

Berikanlah tanda silang (X) pada satu pilihan yang anda anggap paling benar ! 1. Apakah anda seorang pengguna Helm full-face ?

a. Ya b. Tidak

( Jika jawabannya “tidak”, maka saya ucapkan terima kasih dan survey berakhir sampai di sini).

2. Apakah anda sering terganggu oleh kotoran dan debu yang menempel atau tersembur ke kaca helm anda pada saat hujan deras ?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah Penggunaan wiper tersebut dapat menjawab kesulitan anda pada saat kejadian di atas terjadi pada anda di musim hujan ?

a. Ya b. Tidak

( Jika jawabannya “tidak” untuk dua pertanyaan di atas, maka saya ucapkan terima kasih dan survey berakhir sampai di sini).

4. Apabila Produk ini nantinya akan tersedia di toko-toko variasi motor dan helm langganan anda, dengan harga sekitar Rp 20.000 - Rp 35.000 apakah anda akan membelinya ?

a. Ya b. Tidak

Untuk pertanyaan No. 5 anda boleh memilih lebih dari satu pilihan. 5. Menurut anda dalam hal apa saja produk ini masih memiliki kekurangan ? a. Desain e. Lain-lain ………. b. Ukuran c. Cara Kerja d. Harga Penjelasan:………... ………... ………...

(27)

Tabel 4.15 Hasil uji Konsep

Design Cara kerja Ukuran Kepastian membeli No.

Resp Konsep 2 Konsep 3 Konsep 2 Konsep 3 Konsep 2 Konsep 3 Konsep 2 Konsep 3

1 2 3 3 3 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 4 3 4 4 4 2 3 3 3 5 2 2 2 3 3 3 2 2 6 3 3 3 4 3 3 2 3 7 2 3 2 4 2 3 3 4 8 1 3 2 2 3 3 2 3 9 3 4 3 3 3 4 1 3 10 2 3 2 2 2 3 2 3 11 1 3 2 2 3 3 2 3 12 2 3 2 3 3 3 2 3 13 2 3 3 3 3 3 2 3 14 2 2 3 3 3 3 2 3 15 2 3 2 3 2 3 2 3 16 0 0 0 0 0 0 0 0 17 2 4 3 4 3 3 2 3 18 2 2 2 2 3 3 2 3 19 2 2 2 2 3 3 2 3 20 3 3 3 3 3 4 2 3 21 3 3 4 4 4 4 3 4 22 2 3 3 3 2 3 1 3 23 3 4 2 3 3 4 3 4 24 2 2 3 4 3 3 2 3 25 1 2 3 3 3 3 1 3 26 0 0 0 0 0 0 0 0 27 0 0 0 0 0 0 0 0 28 3 3 3 4 3 4 2 4 29 3 3 2 3 3 3 2 3 30 2 2 3 3 2 3 1 2 31 3 3 2 3 3 4 2 3 32 3 3 3 4 3 4 2 3 33 0 0 0 0 0 0 0 0 34 0 0 0 0 0 0 0 0 35 3 4 3 3 2 3 2 3 36 3 3 2 3 3 4 2 3 37 2 3 3 3 2 3 3 4 38 0 0 0 0 0 0 0 0 39 2 3 3 4 3 4 1 3 40 2 2 3 3 2 2 2 2 41 3 3 3 3 3 2 3 1 42 0 0 0 0 0 0 0 0 43 3 3 2 3 2 3 3 3 44 2 2 2 2 2 2 1 3 45 3 3 2 3 2 2 2 3 46 3 2 3 2 3 2 4 2 47 2 3 3 3 4 4 1 3 48 3 3 2 2 3 3 2 2 49 4 4 3 3 3 4 3 4 50 0 0 0 0 0 0 0 0 51 3 4 3 3 3 3 2 3 52 2 3 3 2 3 3 3 4 53 3 3 3 3 3 3 3 3 54 2 2 3 3 3 3 2 2 55 3 4 3 3 3 3 3 2 56 3 3 3 2 3 3 3 2 57 0 0 0 0 0 0 0 0 58 3 3 3 4 3 4 2 4 59 3 3 3 3 3 3 2 4 60 2 3 3 3 3 4 2 3 ∑ K2 124 136 141 109 ∑ K3 148 152 160 150 Rata2 2.43 2.90 2.67 2.98 2.76 3.14 2.14 2.94

(28)

Dari tabel hasil pengujian konsep di atas dapat dilihat secara statistik deskriptif biasa bahwa konsep yang ke-3 yang memiliki bobot lebih besar untuk setiap kriteria, baik dari segi desain yang praktis, ukuran lebih kecil, cara kerja yang sederhana, dan harga yang kompetitif memberikan minat untuk membeli yang lebih besar dari para responden.

Untuk itu konsep yang ke-3 merupakan konsep tunggal yang akan diteruskan ke tahap selanjutnya untuk dievaluasi serta dikembangkan lebih baik lagi hingga tahap akhir yaitu penentuan layak atau tidaknya untuk diluncurkan ke pasar.

4.1.1 Membuat Arsitektur Produk

Dalam menetapkan arsitektur produk Konsep yang ke-3 ini sangat diperlukan pemahaman mengenai kondisi dan fungsi produk. Fungsi-fungsi komponen secara garis besar dapat digambarkan dengan skema produk seperti di bawah ini.

Tombol ON/OFF

Dynamo Sumber arusDC Baterai Lengan wiper

Karet wiper Pengait Badan wiper

Aliran Sinyal / informasi Aliran tenaga / Energi

(29)

Skema wiper helm tersebut hanya menunjukkan komponen-komponen utama dari produk tersebut. Setelah skema disusun, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan komponen tersebut kedalam kelompok chunk. Tiap chunk

memiliki fungsi yang berbeda, komponen yang memiliki fungsi yang sama dapat dikelompokkan dalam satu chunk.

Lengan wiper Karet wiper Badan wiper Baterai Sumber arus DC Dynamo Tombol ON/OFF Pengait Bagian yang bergerak menyapu kaca helm Menyalakan / mematikan wiper Mesin untuk

pengayun lengan bantalan tenagaKabel dan

Sumber tenaga

Pelindung Penunjang

struktural

Aliran Sinyal / informasi Aliran tenaga / Energi

Gambar 4.7 Diagram fungsi dari Wiper Helm

Berdasarkan gambar 4.7 dapat diketahui bahwa produk wiper ini memiliki 7 kelompok chunk yang berbeda, yang masing-masing memiliki fungsi sebagai sumber tenaga, kabel dan bantalan tenaga, mesin penggerak lengan ayun, saklar untuk menghidupkan atau mematikan dynamo, Badan untuk pelindung (casing), lengan sebagai penyapu kaca, dan terakhir pengait yang berfungsi sebagai penunjang struktural.

(30)
(31)

Gambar di atas merupakan gambar susunan dari geometris wiper yang direncanakan akan dibuat, gambar tersebut disusun berdasarkan skema produk dan diagram fungsi untuk memastikan susunan komponen tidak saling bertentangan dalam hal fungsinya.

4.1.1 Design For Manufacturing (DFM)

Pada tahapan DFM ini akan dibuat perhitungan biaya komponen dengan bersumber dari data-data yang ada pada Bill of Material (BOM) dan Operation Process Chart (OPC). Yang berguna dalam hal memberikan informasi mengenai jumlah komponen yang dibutuhkan, tahapan proses yang perlu dilaksanakan dalam pembuatan maupun perakitan, serta waktu perakitan untuk mencari biaya perakitan yang nantinya dikalikan dengan jam kerja dan Upah tenaga kerja.

Bill of Material yang dibuat terdiri dari 2 bentuk yaitu bentuk tabel biasa maupun bentuk berstruktur (biasa disebut struktur produk). Berikut ini akan digambarkan struktur produk wiper yang terdiri dari 3 level atau tingkatan. Output dari struktur produk ini yang nantinya akan disajikan dalam bentuk tabel yang juga dapat dilihat pada tabel 4.16.

Fungsi dari BOM ini adalah untuk melihat jumlah komponen dan material yang dibutuhkan untuk membuat 1 unit wiper sesuai yang sudah dirancang pada tahap sebelumnya.

(32)
(33)

Tabel 4.16 Bill of Material (BOM)

No

komp Level Description Kode Quantity Keterangan

1 1 Badan Wiper BW 1 Rakit

2 *2 Dynamo D 1 Beli

3 *2 Saklar S 1 Beli

4 *2 Kabel K 1 Beli

5 *2 Kancing Baterai KB 1 Beli

6 *2 Casing Cs 1 Buat

7 **3 Casing Badan CB 1 Buat

8 **3 Tutup Baterai TB 1 Beli

9 **3 Sekrup SK 4 Beli

10 1 Lengan Wiper LW 1 Rakit

11 *2 Lengan Lengkung LL 1 Buat

12 *2 Jepit Karet JK 1 Beli

13 *2 Karet Kr 1 Beli

14 1 Pengait P 1 Rakit

15 *2 Pelat Pengait PP 1 Beli

16 *2 Doubletip Dt 1 Beli

Alat bantu yang juga digunakan dalam analisis DFM adalah Operation Process Chart (Peta Proses Operasi / OPC). OPC berisi tentang langkah-langkah proses operasi seperti pencetakan, pemotongan, dan perakitan. Proses inspeksi atau pemeriksaan juga dapat dimasukkan dalam OPC untuk menjaga kualitas dari produk.

Peran OPC dalam DFM ini nantinya adalah untuk merancang proses yang paling sistematis dan waktu yang paling efektif untuk membuat setiap 1 unit

wiper.

Berikut adalah gambar dari OPC untuk pembuatan wiper yang dilakukan pada pembuatan prototype awal sebelum DFM.

(34)

0-1 A -1 A -2 A -3 A -4 A -5 A -6 A -7 A -12 A -13 I-4 I-1 S O-2 O-3 A -8 A -9 A -10 O-4 O-5 O-6 A -11 I-2 I-3

P elat lembaran P elat B esi B atang P lastik

Memfrais badan casing Mesin frais

Inspeksi T. inspeksi Rakit dynamo

M. rakit

Rakit kancing baterai M.rakit Rakit kabel M. Rakit + S older Rakit saklar M. Rakit + solder P asang baterai M. Rakit

Rakit tutup baterai M. Rakit

menyekrup M. Rakit + obeng Mencetak lengan lengkung

Mesin press

Membuat lubang Mesin bor Rakit penjepit karet

M. Rakit P asang karet M. Rakit Menyekrup M.rakit + obeng Inspeksi T. Inspeksi Memotong pelat Gunting pelat Gerinda M. gerinda Melipat pelat P alu karet Memasang doubletip gunting Inspeksi T. Inspeksi Doubletip P enjepit karet K aret S ekrup Dynamo K ancing baterai K abel S aklar B aterai Tutup B aterai S ekrup

Rakit Lengan wiper M. Rakit Rakit pengait M.Rakit Inspeksi T. Inspeksi 10"” 5' 10' 10' 20' 10' 5' 5' 10' 10' 10' 5' 10' 15' 10' 10' 10' 10' 30' 20' 20' 15' 10'

PETA PROSES OPERASI

Dipetakan oleh : Her Fin Tgl pemetaan : 22 November 2004

Nama P roduk : Wiper helm X sekarang

usulan

S ymbol K eterangan Waktu

Total waktu RINGKASAN O A I Operasi A ssembly Inspeksi 695 detik 30 detik 135 detik 860 detik

Gambar 4.10 Peta Proses Operasi (OPC)

OPC diatas menampilkan urutan dari pembuatan prototype yang telah dilaksanakan sebelum tahapan ini.

(35)

Memperkirakan biaya produksi :

Dari BOM dan OPC maka dapat dilakukan penghitungan biaya komponen dan biaya produksi / unit pada awal tahap DFM. Untuk memperkirakan biaya produksi digunakan asumsi-asumsi dan data-data di bawah ini :

• Harga bahan Baku biji plastik + Rp 9000/Kg

• Harga besi pelat siku adalah Rp 10.000/m

• Upah Minimum Propinsi DKI Jakarta adalah Rp 711.843/bulan berdasarkan kebijakan dewan pengupahan DKI No 2515/2004 tentang penetapan UMP 2005.

• Hari kerja adalah 25 hari dalam sebulan dengan jam kerja adalah 8 jam setiap harinya.

• Mesin yang digunakan untuk Injection adalah merk ChenHsong dengan type SM90(853902) kapasitas 90 ton dengan daya 15 PK

• Harga mesin baru $ Aus 46.200 atau dikonversikan ke rupiah menjadi + Rp 323.400.000,-

• Berdasarkan OPC waktu siklus 1 unit adalah 860 detik

• Biaya overhead diambil 10% dari harga material dan 80% dari biaya perakitan dan proses.

Dari data-data dan asumsi-asumsi diatas maka dapat diperkirakan biaya produksi dari 1 unit wiper bila dijalankan sesuai proses yang tertera pada OPC.

(36)

Tabel 4.17 Perkiraan biaya produksi/unit

Pemrosesan Total Biaya

Peralatan &

Umur

pakai Total Biaya Komponen Material (mesin + Perakitan Variabel Biaya tidak peralatan biaya tetap Total

Yang

dibeli T. kerja) (T.Kerja) per unit

berulang

lain per unit

Badan wiper Plastik casing 900 73.8 9.44 983.24 323400000 3240000 99.81 1083.06 Dynamo 3000 9.44 3009.44 3009.44 Bantalan baterai 500 9.44 509.44 509.44 Saklar ON / OFF 800 9.44 809.44 809.44 Baterai 5000 4.72 5004.72 5004.72 Tutup Baterai 500 73.8 4.72 578.52 578.52 Sekrup 200 9.44 209.44 209.44 Lengan Wiper Lengan lengkung 2500 73.8 4.72 2578.52 2578.52 Penjepit karet 1500 73.8 4.72 1578.52 1578.52 Karet 300 9.44 309.44 309.44 Pengait Pelat pengait 500 18.89 518.89 518.89 Bantalan doubletip 200 18.89 218.89 218.89 Total Biaya Langsung 15900 295.2 113.33 16308.53 231000000 16408.35 Beban Overhead 1590 236.16 90.67 1916.83 Biaya Total 18325.17

Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan biaya produksi untuk membuat 1 wiper bila disesuaikan dengan proses yang tertera pada OPC adalah sekitar Rp 18.325,17.

Pada tahap DFM ini maka akan dicoba untuk mengurangi biaya produksi tersebut dengan memperkirakan ulang biaya komponen dan waktu perakitan dengan cara mengganti bahan dari pelat besi dan plastik batangan menjadi biji plastik High Density Polyethylene (HDPE). Karena lebih ringan dan cukup kuat, harganya juga lebih murah daripada besi pelat. Bila Lengan diganti dengan bahan plastik, maka tegangan baterai bisa dikurangi karena bahan lebih ringan untuk digerakkan.

(37)

Setelah mengalami penyesuaian di atas, maka urutan proses pada OPC mengalami perubahan pada tahap awalnya, dengan waktu siklus yang jauh lebih singkat yaitu hanya 270 detik.

0-1 A -1 A -2 A -3 A -4 A -5 A -6 A -7 A -12 A -13 I-4 I-1 S O-2 O-3 A -8 A -9 A -10 O-4 O-5 O-6 A -11 I-2 I-3

P elat lembaran B iji P lastik B iji P lastik

Mencetak badan casing Inj. moulding

Inspeksi T. inspeksi Rakit dynamo

M. rakit

Rakit kancing baterai M.rakit Rakit kabel M. Rakit + S older Rakit saklar M. Rakit + solder P asang baterai M. Rakit

Rakit tutup baterai M. Rakit

menyekrup M. Rakit + obeng Mencetak lengan lengkung

Inj. Moulding

Membuat lubang Mesin bor Rakit penjepit karet

M. Rakit P asang karet M. Rakit Menyekrup M.rakit + obeng Inspeksi T. Inspeksi Memotong pelat Gunting pelat Gerinda M. gerinda Melipat pelat P alu karet Memasang doubletip gunting Inspeksi T. Inspeksi Doubletip P enjepit karet K aret S ekrup Dynamo K ancing baterai K abel S aklar B aterai Tutup B aterai S ekrup

Rakit Lengan wiper M. Rakit Rakit pengait M.Rakit Inspeksi T. Inspeksi 10' 5' 10' 10' 20' 10' 5' 5' 10' 10' 10' 5' 10' 15' 10' 10' 10' 10' 30' 20' 20' 15' 10'

PETA PROSES OPERASI

Dipetakan oleh : Her Fin Tgl pemetaan : 22 November 2004

Nama P roduk : Wiper helm X sekarang

usulan

S ymbol K eterangan Waktu

Total waktu RINGKASAN O A I Operasi A ssembly Inspeksi 105 detik 30 detik 135 detik 270 detik

(38)

Dengan mengganti bahan menjadi plastik HDPE, maka biaya produksi/unit dapat dihitung ulang dengan mengalami pengurangan biaya pada beberapa bagian komponen, yaitu bahan badan wiper, lengan, dan baterai dari 9 volt menjadi 3 volt.

Tabel 4.18 Perkiraan Biaya Komponen

Perincian Biaya

Biaya Variabel

Material 1 0.33 Kg HDPE dengan Rp9000/Kg 3000 Perakitan 270 detik dengan Rp3400/jam 255 Pemrosesan(machining) 40 detik dengan Rp7,38 detik 295.2

Biaya Tetap

Peralatan dan alat bantu

mesin Harga dibagi dengan unit yang dihasilkan 99.81

Total biaya langsung 3621.50

Beban overhead 2897.20

Biaya Total per Unit 6570.03

Tabel 4.19 Perkiraan Biaya Perakitan

Komponen Kuantitas Penanganan Waktu Penyisipan Waktu Waktu total

Badan wiper 1 85 85

Lengan wiper 1 65 10 75

Pengait 1 95 15 110

Total waktu (detik) 270

Biaya rakitan dengan Rp3400/jam Rp 255

Dengan menggabungkan perkiraan ulang dari biaya komponen dan biaya perakitan maka didapatkan hasil perhitungan biaya produksi/unit wiper yang sudah dirancang ulang dengan mengganti jenis bahannya menjadi yang lebih ringan dengan tidak mengurangi kualitas dari produk tersebut.

(39)

Tabel 4.20 Perkiraan Biaya Produksi/unit yang dirancang ulang.

Pemrosesan Total Biaya Peralatan & Umur

pakai Total Biaya Komponen Material (mesin + Perakitan Variabel Biaya tidak peralatan biaya tetap Total

Yang

dibeli T. kerja) (T.Kerja) per unit

berulang

lain per unit

Badan wiper Plastik casing 900 73.8 9.44 983.24 323400000 3240000 99.81 1083.06 Dynamo 3000 9.44 3009.44 3009.44 Bantalan baterai 500 9.44 509.44 509.44 Saklar ON / OFF 800 9.44 809.44 809.44 Baterai 2500 4.72 2504.72 2504.72 Tutup Baterai 500 73.8 4.72 578.52 578.52 Sekrup 200 9.44 209.44 209.44 Lengan Wiper Lengan lengkung 1000 73.8 9.44 1083.24 1083.24 Penjepit karet 600 73.8 9.44 683.24 683.24 Karet 300 9.44 309.44 309.44 Pengait Pelat pengait 500 18.89 518.89 518.89 Bantalan doubletip 200 18.89 218.89 218.89 Total Biaya Langsung 11000 295.2 122.78 11417.98 231000000 11517.79 Beban Overhead 1100 236.16 98.22 1434.38222 Biaya Total 12952.17

Hasil akhir dari analisis DFM ini adalah pengurangan biaya produksi/unit dari Rp 18.325,17 menjadi hanya RP 12.952,17. Pengurangan biaya yang cukup besar menunjukkan bahwa peran DFM sangat berarti dalam pengembangan suatu produk.

4.4.4 Analisis Ekonomi

Tahapan terakhir dalam suatu proses pengembangan produk adalah analisis ekonomi untuk memperkirakan gambaran prospek dari penjualan produk ini beberapa periode ke depan. Hasil dari analisis ini akan menentukan keputusan untuk terus menjalankan pengembangan produk ini (bila

(40)

menguntungkan) atau tidak (bila tidak menguntungkan, bahkan mengalami kerugian).

Analisis ekonomi yang dilakukan menggunakan 2 metode yaitu kuantitatif dan kualitatif, dimana metode kualitatif merupakan penyesuaian hasil dari metode kuantitatif dengan keadaan pasar, lingkungan dan keadaan ekonomi.

4.4.4.1 Metode Kuantitatif

Dengan metode ini dilakukan perkiraan dalam menghitung biaya yang dibutuhkan dari mulai pengembangan, perakitan, pemasaran, sampai ke biaya produksi untuk nantinya dikomulatifkan dengan pendapatan penjualan menjadi aliran kas per periode (Cashflow). Untuk melihat apakah investasi ini menguntungkan atau tidak maka semua nilai cashflow tersebut dihitung dengan metode NPV (Net Present Value) dibawa ke periode awal tahun pertama.

Berikut adalah data-data yang diperlukan dalam menghitung cashflow dengan metode NPV :

- Perhitungan dilakukan dengan periode 4 tahun, yang merupakan waktu perkiraan siklus hidup produk mencapai tahap pertumbuhan dewasa, setelah disesuaikan dengan pola permintaan yang akan bersifat musiman, dan juga dengan kemampuan produksi yang dihitung dari waktu siklus pembuatan produk ini.

(41)

- Biaya Pengembangan berasal dari biaya desain cetakan (Rp 2.500.000,-), biaya tes prototype ( Rp 1.000.000,-) dan biaya survey (Rp 500.000,-) dengan total + Rp 4.000.000,-

- Diasumsikan proyek ini masih bersifat industri kecil, biaya perakitan untuk 1 mesin cetak dan beberapa peralatan potong memerlukan biaya + Rp 356.000.000,-

- Biaya pemasaran dan penunjang untuk daerah luar Jakarta diperkirakan Rp10.000.000,- dengan acuan jasa pengiriman truk-truk besar.

- Volume produksi dihitung dari waktu siklus 1 produk = 270 detik, bila diasumsikan jam kerja = 8 jam dan hari kerja dalam sebulan = 25 hari, maka dalam 1 quartil akan menghasilkan + 8000 produk. - Biaya produksi / unit = Rp 12.952,17 diambil dari perkiraan biaya

produksi pada tahap DFM.

- Harga Penjualan diusahakan tidak terlalu mahal, sesuai dengan yang ditanyakan pada pengujian konsep, maka harga yang wajar untuk produk ini adalah sekitar Rp 25.000,-

- Tingkat suku bunga pengembalian kredit (r) yang digunakan adalah 18%, dengan melihat tingkat suku bunga kredit bank yang tertinggi yaitu dari Bank Mandiri.

(42)
(43)

Analisa tabel 4.21 :

Dari tabel 4.21 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan data-data di atas, nilai kumulatif dari NPV pada periode awal bernilai positif mulai dari periode tahun ke-2, lebih tepatnya pada periode quartil ke-4. Artinya bahwa Break Event Point ( Titik impas / Pengembalian modal ) ada pada periode tersebut. Modal akan kembali dalam waktu 2 tahun dan merupakan waktu yang tidak terlalu lama, mengingat siklus produk ini akan bertahan terus seiring dengan peningkatan jumlah pemilik sepeda motor yang menggunakan helm full-face.

Nilai bersih periode saat ini adalah Rp 428.695.000,- jumlah yang cukup besar untuk menjalankan industri kecil. Karena NPV bernilai positif, maka berdasarkan analisis kuantitatif proyek layak dijalankan.

4.4.4.2 Metode Kualitatif

Hasil dari analisis kuantitatif di atas belum disesuaikan dengan keadaan pasar, lingkungan dan keadaan ekonomi Indonesia. Disinilah peran analisis kualitatif untuk lebih meyakinkan bahwa produk ini layak dijalankan atau tidak, maka dicoba dilakukan penyesuaian hasil perhitungan di atas dengan 3 skenario berbeda yang saling berhubungan.

Skenario 1 : Menaikkan tingkat suku bunga, karena risiko dalam bisnis selalu ada, maka ada baiknya agar lebih aman, risiko itu dipertimbangkan di awal periode dengan menaikkan tingkat suku bunga menjadi 20%

(44)
(45)

Analisa tabel 4.23 :

Dari tabel 4.23 dapat dilihat bahwa dengan mempertimbangkan fluktuasi permintaan pasar, proyek ini masih bisa berjalan hanya saja mungkin periode pengembalian modal (BEP) akan menjadi sedikit lebih lama menjadi tahun ke-3 quartil ke-1.

Nilai NPV dari proyek ini berkurang sebesar Rp 81.360.000,- menjadi hanya Rp 319.761.000,- tetapi karena nilainya masih cukup besar dan bernilai positif, maka proyek masih layak untuk dijalankan.

Skenario 3 : Menaikkan Harga Penjualan, Cara ini bertujuan untuk menjawab kekurangan dari skenario 2 dimana nilai NPV berkurang sebesar Rp 81.360.000,- .

Kenaikan harga dilakukan pada tingkat yang masih masuk akal, mengingat pada tahap pengujian konsep skala harga yang diajukan ke responden adalah berkisar antara Rp 20.000 – 35.000. Maka pada skenario ke-3 ini harga penjualan / unit dinaikkan lagi 20% dari harga awal menjadi Rp 30.000,-

Dengan menaikkan harga penjualan diharapkan waktu pengembalian modal menjadi lebih cepat dan nilai aliran kas bersih saat ini (NPV) menjadi lebih meningkat dan membuat proyek ini semakin layak untuk dijalankan. Hasil perhitungan skenario 3 dapat dilihat pada tabel 4.24 di bawah ini :

(46)
(47)

Analisa tabel 4.24 :

Dari tabel 4.24 dapat dilihat bahwa dengan menaikkan harga penjualan sebesar 20% menjadi Rp 30.000,- / Unit, memberikan dampak yang cukup besar dalam hal mempersingkat kembali periode pengembalian modal menjadi quartil terakhir pada tahun ke-2.

Tujuan lain yang dapat dicapai adalah meningkatkan nilai aliran kas bersih periode ini sebesar Rp 324.538.000,- menjadi Rp 644.299.000,-. Kenaikan yang sangat signifikan ini membuat proyek ini semakin layak untuk dijalankan, karena semua penyesuaian ada di skenario ini yaitu dari mulai meningkatkan suku bunga untuk mempertimbangkan risiko, menyesuaikan dengan fluktuasi penjualan serta menaikkan harga penjualan. Maka skenario 3 ini merupakan solusi terbaik yang dapat dipakai dalam menjalankan proyek ini nantinya.

Analisis Ekonomi yang dilakukan dengan 3 skenario di atas masih dapat dilakukan dengan mencoba mencari alternatif-alternatif solusi lain untuk dipertimbangkan dalam penentuan menjalankan suatu proyek, karena memang analisis kualitatif ini sifatnya fleksible dapat disesuaikan dengan keadaan pasar,lingkungan dan ekonomi global yang setiap saat dapat berubah-ubah sejalan dengan dinamika kehidupan masyarakat.

Gambar

Tabel 4.1  Tabel Pernyataan misi
Tabel 4.2 Tabel Matriks Seleksi Pelanggan  Pengguna  utama  Pengguna  Pemasok atau penjual  Pusat  perbelanjaan  Jarang  menggunakan  10 10  5  Sering  menggunakan  10 10 10  Sangat sering  menggunakan  15 15 15  50
Tabel 4.3 Contoh tabel pernyataan asli dari pelanggan  Nama Responden : Roni
Tabel 4.6  Daftar Metrik Kebutuhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terkait kondisi hidrologi, Kabupaten Banyuasin terbagi kedalam 5 wilayah daerah aliran sungai yang masing-masing Das Bangke meliputi Kawasan Taman Nasional Sembilang,

Tapi kenyataannya, beberapa makanan yang memiliki IG yang rendah atau kandungan karbohidrat yang sangat kecil ternyata dapat menyebabkan suatu respons insulin yang tinggi

Perencanaan agregat biasa digunakan oleh seseorang untuk menentukan keputusan yang akan di ambil dalam meningkatkan kapasitas dan memenuhi permintaan yang diperoleh dari

Perairan Muara Badak memiliki 24 jenis plankton, dari hasil analisis indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi menunjukkan bahwa perairan ini

Oleh karena itu, yang akan dilakukan judul penelitiannya adalah “Pengelolaan Evaluasi Pembelajaran oleh Kepala Madrasah dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di

Gambar 1.b yang juga menampilkan pola massa dari tiga variasi waktu ekstraksi, diperoleh massa xerogel tertinggi terletak pada waktu ekstraksi 150 menit karena terjadi

Mari kita kembali kepada Tuhan, biarlah diri kita berada dalam kuasa Yesus untuk mengalahkan iblis.. Jangan pernah menyerah terhadap iblis karena Yesuslah yang lebih

penghancur. Walaupun begitu beberapa kelemahan mesin yang harus diperbaiki yaitu: 1) kurang kosentrisnya poros unit pisau atas dan poros unit pisau bawah,