• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPETHE POWER OF TWOTERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 1 PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPETHE POWER OF TWOTERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 1 PADANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPETHE POWER OF TWOTERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA

KELAS VII SMP PERTIWI 1 PADANG

Rini Wahyuni1, Nurhadi2, Ade Dewi Maharani2

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2

Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

riniini05@gmail.com

ABSTRACT

Lower him result of learning class student biology of VII SMP Pertiwi 1 Padang in course of study, lack of student motivation to learn, student less active participating in course of learning, process study which still centrally at teacher. So that this research aim to know influence of applying of active study strategy type of The Power Of Two to result learn IPA class student of VII semester of II SMP Nation 1 Field school year 2016 / 2017. This Research type is research of experiment with class student population of VII SMP Pertiwi 1 Padang School Year 2016/2017. Experiment class of VII.1 and class control taken VII.2 by using Total technique of Sampling. This device research is Randomized Control Only Design. Used instrument research at assessment of attitude in the form of sheet assessment of x'self and between student friend during study process. Assessment of knowledge use given problem pass tes written is final of research with objective form counted 34 problem item. Pursuant to result of research got by mean result of assessment of attitude (assessment of x'self) experiment class 78,60 and class control 83,67. Result of hypothesis test show tcount 0,97 and ttabel1,67 hypothesis tcount<ttable refused. Result of average value assessment of x'self between experiment class student friend and class control that is 79,12 and 70,00. Result of hypothesis test show and tcount1,66 of ttable1,67 hypothesis tcount<ttable refused. With result of hypothesis test refused. Assessment of attitude (between friend) experiment class 79,12 and class control 70,00 with result of hypothesis test refused. At cognate domain of experiment class student average value that is 66,34 and class control 58,28. Result of hypothesis test got by and tcount1,90 of ttable 1,67 then tcount>ttable hypothesis accepted. It can be concluded that there is influence of active study strategy type of The Power Of Two better than. It can be concluded that the implementation of the active learning strategy of The Power Of Two type is better than the lecture, method, discussion and answer on the learning result of the student of grade VII SMP Pertiwi 1 Padang in the cognitive domain and not better to the students’ learning out comes in the affective domain.

Keywords: The Power Of Two, Result Of Learning PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaktif

yang bernilai edukatif. Interaksi edukatif terjadi antara guru dengan anak didik dan antara anak didik

(2)

2 sesamanya serta antara anak didik dengan lingkungannya. Untuk terjadinya interaksi edukatif yang baik dalam pembelajaran perlu diketahui berbagai persyaratan yang diperlukan seperti: pendekatan, strategi, kondisi, sarana dan prasarana dan mengenali perkembangan intelektual, psikologi dan biologis anak didik.

Dalam proses pembelajaran biologi, peserta didik harus diperkenalkan kepada alam nyata atau dimulai dari kehidupannya. Materi pelajaran harus dirancang menarik dan mudah dipahami peserta didik atau dikombinasikan dengan bahasa yang sederhana.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru IPA di SMP Pertiwi 1 Padang, pada bulan Desember 2016 didapatkan data bahwa rendahnya hasil belajar biologi siswa pada materi kepadatan populasi manusia hubungannya dengan lingkungan. Dalam proses pembelajaran guru telah menggunakan strategi pembelajaran, seperti strategi ceramah, tanya jawab dan diskusi. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh kurangnya

motivasi siswa dalam belajar, kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut terlihat pada saat diskusi, dimana anggota kelompok diskusi terdiri dari 4-5 orang tetapi tidak semua anggota kelompok yang ikut berpartisipasi pada saat berdiskusi, siswa yang terlibat aktif dalam proses diskusi hanya 2-3 orang anggota kelompok, sedangkan anggota yang lainnya kurang aktif, dan kurang memperhatikan jalannya diskusi tanpa ikut berpartisipasi. Selain itu, guru lebih banyak menjelaskan materi sehingga proses pembelajaran menjadi teacher centered learning. Hal ini mempengaruhi kualitas pembelajaran dan suasana pembelajaran menjadi membosankan dan berdampak buruk terhadap hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa pada materi kepadatan populasi manusia hubungannya dengan lingkungan masih dibawah KKM, Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas VII SMP Pertiwi 1 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016 Kelas VII157, VII255. Dengan presentase nilai siswa yang tidak

(3)

3 tuntas 90,51% pada materi kepadatan populasi manusia hubungannya dengan lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan belajar biologi siswa masih rendah dan belum mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk pelajaran biologi yaitu 75.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan beberapa siswa SMP Pertiwi 1 Padang kelas VII tahun ajaran 2016/2017 pada bulan Desember 2016, materi ini dikatakan sulit karena materi kepadatan populasi manusia hubungannya dengan lingkungan bersifat konseptual, siswa sulit memahami penyebab perubahan kepadatan populasi manusia, akibat perubahan kepadatan populasi manusia dan usaha untuk mengatasi pertumbuhan populasi manusia.

Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di atas, maka penulis menerapkan suatu strategi pembelajaran pada saat proses pembelajaran yaitu strategi pembelajaran aktif. Pembelajaran

aktif adalah strategi pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang dapat dilakukannya selama pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two. Strategi pembelajaran aktif tipeThe Power Of Two ini terdiri dari dua orang siswa yang saling bertukar pikiran. Kelebihan dari strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two adalah dapat mengaktifkan siswa karena proses pembelajaran berpusat pada siswa, meningkatkan

tanggung jawab siswa dalam

melaksanakan tugasnya, dapat

memberikan rangsangan pada siswa untuk berfikir dalam hal yang

dipelajari, mengembangkan

kemampuan siswa untuk

mengungkapkan ide atau gagasan sendiri maupun gagasan orang lain, dapat membantu siswa untuk belajar bekerjasama dengan orang lain dan

mau menerima kekurangannya

(4)

4 Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Charisma (2013: 4) pada materi suhu dan kalor

didapatkan bahwahasil belajar siswa

lebih baik dari sebelumnya dan mengalami peningkatan dengan menggunakan strategi pembelajaran The Power Of Two. Penelitian Sudjianto (2012: 227) pada materi sistem pencernaan didapatkan hasil bahwa meningkatnya prestasi belajar dan hasil belajar siswa pada ranah kognitif dan afektif dengan

menggunakan strategi The Power Of

Two. Selain itu pada penelitian Noni

(2016: 4) pada materi pencemaran

dan kerusakan lingkungan

didapatkan hasil bahwa

meningkatnya hasil belajar siswa pada ranah kognitif dan afektif

dengan menggunakan model

pembelajaran The Power Of Two.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis telah melakukan penelitian dengan judul Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe The Power Of Two Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP Pertiwi 1 Padang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2017 di kelas VII SMP Pertiwi 1 Padang tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized Control Group Posttest Only Design.

Populasi dalam penelitian ini siswa kelas VII yang terdaftar pada tahun pelajaran 2016/2017 di SMPPertiwi 1 Padang yang terdiri dari 2 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Kelas sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelas eksperimen VII.1 dan kelas kontrol VII.2. Instrumen yang digunakan pada ranah afektif penilaian diri dan penilaian antar teman danranah kognitif tertulis pilihan ganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap dua kelas sampel meliputi dua ranah yaitu ranah afektif terdiri atas dua penilaian yaitu penilaian diri dan penilaian antar teman dan ranah

(5)

5 kognitif (penilain tes hasil belajar). Ketuntasan hasil belajar pada kedua ranah tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar dan Persentase Ketuntasan Param

eter

Afektif Kognitif

Eks Predikat Kont Predikat Eks Predikat Kont Predikat Nilai Rata 78,60* B (Baik) 83,67* B (Baik) 66,34 C (Cukup) 58,28 C (Cukup) 79,12** B (Baik) 70,00* * C (Cukup) Ketunt asan 62,96 %* 80%* 37,04 % 14,82 % 66,67 %** 52%** Uji Hipote sis

thitung<ttabel thitung>ttabel

Ketera ngan H0 (Diterima) H1 (Diterima) Dimana * : Penilaian Diri **

: Penilaian Antar Teman Eks : Kelas Eksperimen Kont : Kelas kontrol 1. Ranah Afektif

Penilaian afektif siswa kelas eksperimen terdiriempatindikator yaitu kerjasama, tanggung jawab, disiplin dan jujur dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2.Diagram Nilai Rata-Rata Ranah Afektif (Penilaian Diri dan Penilaian Antar Teman Kelas Eksperimen Penilaian afektif siswa kelas eksperimen terdiri empat indikator yaitu kerjasama, tanggung jawab, disiplin dan jujur dapat dilihat pada Gambar 3. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 80,25 83,54 68,72 82,72 81,79 83,95 69,55 81,48 P. Diri P. Antar Teman Indikator N i l a i R a t a - R a t a

(6)

6 Gambar 3.Diagram Nilai Rata-Rata

Ranah Afektif (Penilaian Diri dan Penilaian Antar Teman) kelas kontrol Penilaian ranah afektif mencakup 2 kriteria yaitu penilain diri yang dinilai oleh siswa itu sendiri dan penilaian antar teman yang dinilai oleh teman siswa itu sendiri, yang terdiri dari 4 indikator pencapaian yaitu kerjasama, tanggung jawab, disiplin dan jujur. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terlihat bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two pada materi kepadatan populasi manusia hubungannya dengan lingkungan pada ranah afektif (penilain diri dan antar teman siswa) tidak lebih baik dari metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, dimana H0 diterima. Karena kurangnya keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran, dan juga karena tidak cocoknya antara

anggota kelompok yang satu dengan yang lainnya. Terlihat pada saat diskusi ada anggota kelompok yang tidak senang dengan anggota kelompoknya sendiri. Menurut Majid (2008: 117) kekurangan kesatuan, ditandai dengan konflik-konflik antara individu dan kelompok. Misalnya konflik antara jenis, permusuhan, ketegangan. dimana pada strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two siswa dituntut untuk lebih aktif dan dapat bekerjasama dalam proses diskusi.

Dalam strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two kerjasama sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, agar terciptanya kekompakkan dan saling bertukar pikiran dalam mengerjakan hasil diskusi. Nilai siswa pada indikator kerjasama kelas eksperimen pada penilaian diri 80,25 sedangkan kelas kontrol 88,33 dapat dikatakan kedua kelas sampel sudah mencapai kriteria baik dan sangat baik. Ini tidak terlepas dari kerjasama peserta didik yang mau mendengarkan temannya pada saat diskusi dan mau membagi pengetahuannya dalam mengerjakan 0 50 100 88,33 81,78 78,22 85,33 71,33 76,44 64 66,67 P. Diri P. Antar Teman Indikator N i l a i R a t a - r a t a

(7)

7 hasil diskusi. Menurut Rohani(2010: 29) relasi dan kerjasama dalam kelompok yang demokratis yakni setiap individu berperan serta secara aktif dan ikut bekerjasama. Peran kelompok memiliki 2 ciri utama, peran serta individu dalam segala kegiatan, dan kerjasama antara individu dalam kelompok. Nilai kerjasama kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah termasuk kriteria baik sekali.

Pada indikator tanggung jawab kelas eksperimen 83,54 dan kelas kontrol 81,78 kedua kelas sampel dapat dikatakan dalam kriteria baik, hal ini juga tidak terlepas dari rasa tanggung jawab siswa dalam diskusi, nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol hal ini terjadi karena pada kelas eksperimen dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two siswa lebih bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan karena pada strategi ini siswa awalnya mengerjakan tugas secara sendiri/mandiri dan hal tersebut dapat membuat siswa lebih bertanggung jawab dalam

mengerjakannya. Menurut Asma(2012:10) setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk menguasai materi pelajaran karena keberhasilan kelompok dinilai dari seberapa besar sumbangan hasil perorangan.

Pada indikator disiplin kelas eksperimen 68,72 dan kelas kontrol 78,22. Dengan kriteria kelas eksperimen cukup dan kelas kontrol baik. Pada kelas eksperimen siswanya kurang disiplin pada saat proses diskusi berlansung dan juga pada saat proses belajar mengajar. Banyak diantara siswa yang berjalan, menganggu temannya yang sedang mengerjakan hasil diskusi dan juga tidak menyelesaikan tugas tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Menurut Latisma(2011: 192) ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasi yang tinggi untuk tahu lebih banyak materi pelajaran, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap pendidik dan sebagainya.

(8)

8 Pada indikator jujur kelas eksperimen 82,72 dan kelas kontrol 85,33, dimana pada indikator jujur kelas eksperimen dengan kriteria baik sedangkan kelas kontrol dengan kriteria sangat baik. Rendahnya nilai indikator jujur pada kelas eksperimen karena kelas eksperimen masih ada beberapa siswa yang mencontek tugas temannya dan tidak mau mengakui kesalahan yang diperbuatnya.

Hasil penilaian diri kelas eksperimen 78,60 dengan presentase ketuntasan 62,96% dengan taraf keberhasilan baik dan kelas kontrol 83,67 dengan presentase ketuntasan 80% dengan taraf keberhasilan optimal. Hal ini karena siswa kelas eksperimen dan kontrol sama-sama sudah mengikuti arahan dari guru dengan baik sehingga mendorong siswa secara aktif bertanggung jawab, mampu bekerjasama, disiplin dan juga jujur dalam kelompoknya. Menurut Djamarah dan Zain(2014: 107) bahwa tingkatan keberhasilan dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%-75% dikuasai oleh siswa, dan dikatakan kurang apabila bahan

pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

Pada penilaian antar teman siswa, terlihat bahwa lebih tingginya nilai per indikator siswa kelas eksperimen dibandingkan nilai kelas kontrol, dimana dapat dilihat bahwa kurang jujurnya siswa dalam mengisi lembaran penilaian diri siswa pada kelas kontrol. Sedangkan pada kelas eksperimen siswa mampu bekerjasama, bertanggung jawab, disiplin dan juga jujur dalam mengerjakan diskusi. Karena penilaian antar teman yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan penilaian diri. Sesuai dengan strategi The Power Of Two yang digunakan, dimana pada strategi ini siswa dituntut untuk mampu bekerjasama, mempertanggung jawabkan diskusi perorangannya, dan jujur dalam mengerjakan diskusi. Menurut Anonimus(2015: 13) penilaian antar teman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Selaian itu penilaian antar teman juga dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang rasa dan saling menghargai.

(9)

9 Pada penilaian antar teman kelas eksperimen 79,12 dengan presentase ketuntasan 66,67% dan kelas kontrol 70,00 dengan presentase ketuntasan 52%. Menurut Djamarah dan Zain(2014: 107) bahwa tingkatan keberhasilan dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%-75% dikuasai oleh siswa, dan dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa. Menurut Kunandar(2013: 100) sikap menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal.

Hasil penilaian diri siswa yang dilakukan di kedua kelas sampel diisi secara jujur oleh siswa hal ini didukung dengan hasil lembar penilaian antar teman siswa dimana hasil yang didapat tidak jauh berbeda dengan hasil penilaian diri yang diisi siswa. Menurut Anonimus (2015:11) hasil penilaian diri siswa dapat digunakan sebagai data konfirmasi perkembangan sikap siswa. Selain itu penilaian diri siswa juga dapat

digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan meningkatkan kemampuan refleksi. Menurut Kunandar(2013: 130) menyatakan bahwa penggunaan teknik penilaian diri dapat memberi perkembangan positif terhadap dampak perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain : (1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri, (2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, (3) dapat mendorong dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

2. Penilaian Ranah Kognitif

Berdasarkan uji hipotesis pada ranah kognitif yang telah dilakukan didapatkan bahwa thitung>ttabel, sehingga penerapan strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two lebih baik dari metode ceramah, diskusi dan tanya jawab pada materi kepadatan populasi manusia hubungannya dengan lingkungan pada ranah kognitif

(10)

10 terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP Pertiwi 1 Padang. Peningkatan hasil belajar IPA biologi siswa dengan strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two karena diterapkannya suatu diskusi yang melibatkan siswa melalui tahap-tahap The power Of Twomulai dari menjawab pertanyaan secara individu hingga evaluasi. Dengan penggunaan strategi The Power Of Two ini guru lebih banyak sebagai fasilitator sehingga kegiatan guru dalam menjelaskan dikelas lebih berkurang. Selain itu dengan strategi ini siswa mengalami dua fase dimana pertama siswa harus bisa berfikir sendiri memecahkan soal yang diberikan oleh guru. Hal tersebut akan menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran, mereka sebisa mungkin memahami sendiri, setelah siswa belajar sendiri fase kedua guru memberi pasangan pada siswa untuk memadukan jawaban dari masing-masing siswa.

Pembelajaran yang dilakukan secara berpasangan dapat menimbulkan sifat bekerjasama, saat siswa mengerjakan lembar diskusi berpasangan mereka saling

membantu untuk menjawab pertanyaan yang ada pada lembar diskusi berpasangan, sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan aktif dalam proses

pembelajaran. Menurut

Silberman(2013: 173-174) pembelajaran aktif digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan menegaskan manfaat dari sinergi yakni, bahwa dua kepala adalah lebih baik daripada satu. Menurut Sanjaya(2008: 194) setiap individu akan membantu mereka memiliki motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan untuk berkontribusi demi keberhasilan kelompoknya.

Dalam proses pembelajaran siswa juga mempunyai tanggung jawab dalam mengerjakan tugas berdasarkan subtopik masing-masing dalam lembar diskusi, sehingga siswa dilatih untuk menemukan hal-hal yang baru pada saat diskusi berlansung dan siswa mampu mengeluarkan idedan gagasan masing-masing dalam kelompok untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi kelompok. Menurut

(11)

11 Lufri(2007: 1) untuk mencapai hasil belajar yang optimal harus adanya interaksi edukatif, artinya interaksi ini terjadi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan temannya serta siswa dengan lingkungannya. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 66,34. Persentase siswa yang tuntas adalah 37,04% atau sebanyak 10 orang siswa dari 27 siswa yang mengikuti tes. Hal ini berarti masih kurang sehingga banyak nilai siswa yang yang masih berada dibawah KKM yang telah ditetapkan. Pada kelas kontrol dengan rata-rata 58,28 persentase siswa yang tuntas adalah 14,82% atau sebanyak 4 orang siswa dari 27 siswa yang mengikuti tes. Menurut Djamarah dan Zain(2014: 107) seorang peserta didik dipandang tuntas jika mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi dan karakter atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 60% dari seluruh tujuan pembelajaran.

Pada kelas kontrol nilai hasil belajar siswa di bawah rata-rata kelas eksperimen. Kelas kontrol menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi dimana pada

proses pembelajaran guru menjelaskan materi kemudian siswa diminta untuk bediskusi. Dalam proses pembelajaran guru juga melakukan tanya jawab tentang materi yang diajarkan, tetapi hanya sedikit siswa yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh oleh guru. Pada pembelajaran ini siswa cendrung pasif dan hanya menerima apa yang diberikan oleh guru. Hal ini terbukti pada saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan, siswa bingung dengan apa yang harus dijawab sehingga hasil belajar dibawah KKM. Menurut Lufri(2007: 34)metode ceramah memiliki beberapa kelemahan, yaitu kegiatan pengajaran jadi verbal, tidak dapat mencakup berbagai tipe belajar, membosankan bagi anak didik bila terlalu lama, sukar mengontrol atau mendeteksi sejauh mana pemahaman peserta didik, dan menyebabkan anak didik pasif.

Metode tanya jawab juga memiliki beberapa kelemahan yaitu punya peluang yang menyimpang dari pokok persoalan, kurang menarik bagi anak yang kurang aktif

(12)

12 berfikir, dan dapat memojokkan kekurangan anak didik bila mereka tidak bisa menjawab. Menurut Saifullah(2012: 295) bahwa motivasi sangat erat hubungannya dengan minat, siswa terdorong untuk belajar apabila mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh sebab itu mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hasil belajar IPA biologi siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar IPA biologi siswa pada kelas kontrol. Dimana pada kelas eksperimen dalam proses pembelajaran berlansung siswanya cenderung aktif, serta siswa tidak hanya menerima pembelajaran dari guru saja tetapi siswa tersebut mau berusaha untuk belajar mandiri dan mampu bekerjasama dengan pasangannya dalam proses pembelajaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif tipe The Power Of Two pada

materi kepadatan populasi manusia hubungannya dengan lingkungan tidak lebih baik dari metode ceramah, diskusi dan tanya jawab terhadap hasil belajar biologi pada ranah afektif siswa kelas VII SMP Pertiwi 1 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017.

Pembelajaran aktif tipe The Power Of Two pada materi kepadatan populasi manusia hubungannya dengan lingkungan lebih baik dari metode ceramah, diskusi dan tanya jawabterhadap hasil belajar biologi pada ranah kognitif siswa kelas VII SMP Pertiwi 1 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2015. Panduan Penilaian Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Asma, N. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press.

Ayuningtyas, C.D, Ngurah, Ayu N.M dan Affandi FK. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Dengan Strategi The Power Of Two dan Make AndMatch Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA

(13)

13 Negeri 1 Sale. Lontar Physics Forum, 3.

Djamarah, S B., dan Zain, A. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Press.

Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP Press.

Lufri.2007.Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press.

Mardia, N. 2016. Penerapan Model Pembelajaran The Powe Of Two Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Kinali Kabupaten Pasaman Barat. STKIP PGRI SUMBAR. Rohani,A. 2010. Pengelolaan

Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: kencana

Silberman, M. L. 2013. Active Learning 101 Cara Belajar Aktif. Bandung: Nusa Media Dan Nuansa Cendekia.

Saefullah. 2012. Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: Rinelka Cipta.

Sudjianto. 2012. Penerapan StrategiThe Power of Two Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Kolaborasi. Cakrawala Pendidikan, 221-227.

Gambar

Tabel  9.  Nilai  Rata-Rata  Hasil  Belajar dan Persentase Ketuntasan  Param

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada saat sebelum penyinaran (0 menit) nilai absorbansi terandah ditunjukkan oleh barium hesaferit, hal ini mengindikasikan bahwa barium heksaferit

“Pengaruh Good Corporate Governance, profitabilitas, ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab social pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di bursa efek

Efektivitas Penggunaan Teknik Clustering Terhadap Keterampilan Menulis. Karangan Deskripsi Bahasa

Berdasarkan pembahasan terjadi perbedaan dalam perhitungan harga pokok produksi Usaha Tahu Ilham Jaya yang tidak memperhitungkan biaya depresiasi sehingga perhitungannya kurang

BAB II KAJIAN KONSEPTUAL INTEGRASI PENDIDIKAN NILAI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN UMUM A.. Konsep

Raden Munding Laya Mantri/ putra Raja Pakuan Pajajaran, bermimpi bertemu dengan seorang putri cantik adik Demung Kalagan dari Negara Parakan Wayang Karena mimpi itu, ia

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji komposisi kimia proksimat, yang meliputi analisis kadar air, analisis kadar abu, analisis kadar protein, analisis

Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pemilik usaha, karyawan, dan pengunjung Agrowisata Petik jambu Kristal Bumiaji Sejahtera, sedangkan data sekunder