• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Media Pembelajaran Video dalam Mata Pelajaran IPA di Kelas V MI Negeri Jambu. Artikel Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Media Pembelajaran Video dalam Mata Pelajaran IPA di Kelas V MI Negeri Jambu. Artikel Ilmiah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Media Pembelajaran Video dalam Mata Pelajaran

IPA

di Kelas V MI Negeri Jambu

Artikel Ilmiah

Diajukan guna Memenuhi Tugas Akhir

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :

Ana Zuhrotush Sholikhah NIM : 702011144

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

2015

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

viii

Penerapan Media Pembelajaran Video dalam Mata Pelajaran IPAdi Kelas V MI Negeri Jambu

1)Ana Zuhrotush Sholikhah, 2)Elizabeth Sri Lestari, S.Pd., MLIS

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)702011144@student.uksw.edu, 2)Elizabeth@staff.uksw.edu

Abstract

Based on observations and interviews with students and teachers of science subjects has been done in the MI Negeri Jambu turns out problems encountered in school are too many students in the class. Given these problems, the researchers want to approach by implementing instructional video media. This study uses a classroom action research, the learning outcomes of value. The study was conducted in two cycles, each cycle consists of four stages, namely planning, implementation, observation and reflection. Each cycle is done one meetings. In the first cycle of the 38 students who took the tests, there were 7 students who did not complete. Because there are still some students who have not completed, the researchers move on to the second cycle. In cycle 2 of the 38 students who took the test are 5 students who did not complete. Although there are still some students who still have not been thoroughly studied, but it can be concluded that the application of video instructional media can improve student learning outcomes in grade V MI Negeri Jambu.

Keywords: Learning Media video, Learning science

Abstrak

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap siswa dan guru mata pelajaran IPA yang telah dilakukan di MI Negeri Jambu ternyata permasalahan yang ditemui di sekolah adalah terlalu banyak siswa di kelas. Dengan adanya masalah tersebut maka peneliti ingin melakukan pendekatan dengan menerapkan media pembelajaran video. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, hasil belajar tersebut berupa nilai. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Setiap siklus dilakukan 1 kali pertemuan. Pada siklus I dari 38 siswa yang mengikuti tes terdapat 7 siswa yang tidak tuntas. Karena masih ada beberapa siswa yang belum tuntas maka peneliti melanjutkan ke siklus II. Pada siklus 2 dari 38 siswa yang mengikuti tes terdapat 5 siswa yang tidak tuntas. Meskipun masih ada beberapa siswa yang masih belum tuntas belajar, tetapi dapat disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran video dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Negeri Jambu.

Kata Kunci: Media Pembelajaran video, Pembelajaran IPA

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan TIK, Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga

(9)

1 1. Pendahuluan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di MI Negeri Jambu Kelas V pada mata pelajaran IPA masih terdapat kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran di kelas terdapat kendala yaitu terlalu banyaknya siswa di kelas yang mengakibatkan siswa tidak memperhatikan pembelajaran dan hasil belajar beberapa siswa pada mata pelajaran IPA tergolong rendah. Solusi untuk menjawab permasalahan yang ditemui yaitu dengan menggunakan media pembelajaran video. Dengan adanya media pembelajaran video maka proses pembelajaran di kelas akan lebih bervariatif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan diharapkan siswa jauh lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka penelitian ini diperlukan suatu proses pembelajaran baru yang dapat membuat siswa lebih tertarik pada mata pelajaran IPA, Oleh karena itu pada penelitian ini diterapkan media pembelajaran video.

2. Kajian Teori

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pahala Alalam Kayana dengan judul “Pengaruh Metode Demonstrasi Berbantuan Media Audio Visual (Cd Interaktif) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD N Cabak Kecamatan Jiken Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012”. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi berbantuan dengan audio visual (CD interaktif) berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Cabak. Hasil belajar siswa meningkat dikarenakan guru saat menjelaskan materi pelajaran menggunakan peragaan atau demonstrasi yang dibantu dengan media sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru [1].

Penelitian oleh Usada & Arih Susanto dengan judul “Penggunaan Media Pembelajaran Video untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas II SD Negeri 3 Nampu Karangrayung Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011”. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran video berpengaruh positif pada siswa. Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah nilai hasil berbicara siswa kelas II. Nilai tersebut terdiri atas nilai berbicara sebelum tindakan, siklus I dan silus II sebagai kondisi akhir, dan ternyata dari hasil nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai berbicara siswa mengalami peningkatan [2].

Dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan membuktikan bahwa dengan penerapan media pembelajaran video dapat memberikan dampak positif ke siswa. Dalam penelitian ini bermaksud untuk melihat manfaat terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran video pada mata pelajaran IPA kelas V MI Negeri Jambu.

Hasil belajar adalah apabila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu

(10)

2

menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti [3]. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar [4]. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantatif maupun kualitatif [5]. Dari beberapa pengertian di atas, yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini yaitu perubahan perilaku yang dimiliki oleh siswa sehingga pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan

Video adalah salah satu media pembelajaran jenis audio visual. Video adalah alat bantu/perantara yang digunakan guru dalam menyampaikan pesan/isi materi pembelajaran yang dapat dilihat dan didengar oleh penerima pesan (siswa). Selain itu penggunaan video melibatkan indra paling banyak dibandingkan dengan alat peraga lainnya, yaitu dapat dilihat dan didengar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa video merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/isi materi pembelajaran kepada penerima (siswa) [6].

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga mendorong terjadinya proses belajar [7]. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran sehingga efektif [7]. Menurut beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah proses segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran guna untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Langkah-langkah pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran; 2) guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran; 3) sesudah program video dipertunjukkan, perlu diadakan diskusi, yang juga perlu dipersiapkan sebelumnya. Di sini siswa melatih diri untuk mencari pemecahan masalah, membuat dan menjawab pertanyaan; 4) adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau lebih untuk memperlihatkan aspek-aspek tertentu; 5) agar siswa tidak memandang program video sebagai hiburan belaka, sebelumnya perlu ditugaskan untuk melihat bagian-bagian tertentu; 6) sesudah itu dapat dites berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari program video itu [8].

(11)

3 3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classrooom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama [9]. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 pada kelas V MI Negeri Jambu dengan melibatkan siswa yang berjumlah 38 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan karena pemahaman siswa tentang mata pelajaran IPA di kelas V MI Negeri Jambu tergolong kurang sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa.

Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi [10]. Variabel terikat adalah kondisi atau karakteristik yang berubah, yang muncul atau yang tidak muncul ketika peneliti mengintroduksi, mengubah, dan mengganti vaiabel bebas [10]. Variabel bebas dilambangkan dengan variabel X yaitu media pembelajaran video dan variabel terikat dilambangkan dengan varibel Y yaitu hasil belajar. Untuk mengukur variabel terikat akan menggunakan instrumen tes.

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan strategi menggunakan siklus. Adapun tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

(12)

4 Rencana Tindakan

a. Siklus I

Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Konsep pokok penelitian tindakan terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (refleksi) [11], Rincian prosedur tindakan adalah segala berikut:

1. Perencanaan

a. Membuat RPP dengan menerapkan media pembelajaran video

b. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis serta lembar kerja siswa

c. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan

siswa

2. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta mempersiapkan perangkatnya dengan baik. Dalam penelitian tindakan ini yang diterapkan adalah media pembelajaran video pada mata pelajaran IPA kelas V

3. Pengamatan/Observasi

Melakukan observasi mengenai suasana dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar pengamatan, kemudian menganalisa data siklus I dari hasil observasi yang dilakukan. Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat tindakan dilaksanakan dalam kelas, sehingga antara pelaksanaan tindakan dan observasi berlangsung dalam waktu yang sama.

4. Refleksi

a. Melaksanakan evaluasi yang terkait dengan proses pembelajaran pada siklus I

b. Menganalisa kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan media pembelajaran video kemudian mempertimbangakan langkah selanjutnya

c. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I b. Siklus II

Rancangan kegiatan pada siklus II ini akan sama seperti kegiatan pada siklus I yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tindakan yang akan dilakukan pada siklus II ini merupakan tindakan perbaikan pada siklus I. Kegiatan pada siklus II akan disesuaikan dengan materi dan hasil pada siklus I.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Kondisi Awal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas V MI Negeri Jambu pada mata

pelajaran IPA. Sebelum melaksanakan tindakan penelitian,

pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat konvensional, yaitu guru memberikan materi pelajaran dengan metode ceramah. Hal ini juga menyebabkan siswa menjadi malas untuk berfikir dan kegiatan siswa di kelas hanya sekedar mendengarkan dan menulis saja.

(13)

5

Berdasarkan hasil observasi pada mata pelajaran IPA di MI Negeri Jambu peneliti mendapatkan data hasil belajar siswa kelas V masih ada beberapa yang rendah dan bahkan di bawah KKM 70. Dengan kondisi seperti ini maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar manfaat media pembelajaran video pada mata pelajaran IPA di kelas V MI Negeri Jambu. Pada data hasil belajar siswa kelas V MI Negeri Jambu, hasil ulangan siswa sebagian masih di bawah KKM 70. Siswa dinyatakan tuntas jika nilai KKM pada Kompetensi Dasar pelajaran IPA adalah 70. Sehingga yang belum mendapatkan nilai 70 dikategorikan belum tuntas belajarnya. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil ulangan siswa yaitu 44,7% atau 17 siswa belum tuntas belajar dan siswa yang tuntas sesuai dengan KKM adalah 55,30% atau 21 siswa.

2. Kondisi Siklus I

Penelitian tindakan kelas siklus 1 melalui media pembelajaran video pada materi alat pecernaan manusia. Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan siklus 1 adalah membuat RPP, mempersiapkan lembar evaluasi, alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Siklus pertama dilaksanakan 1 kali pertemuan yaitu pada tanggal 5 September 2015 bertempat di MI Negeri Jambu. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Urutan kegiatan yang dilaksanakan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Pada pelaksanakan proses pembelajaran di kelas dilaksanakan secara bertahap yang diawali dengan apersepsi dan pada kegiatan inti guru memberikan materi kepada siswa melalui media pembelajaran video, setelah materi selesai guru melakukan proses tanya jawab seputar materi yang telah dijelaskan dan dilanjutkan dengan tugas kelompok. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang masing-masing kelompoknya terdiri dari 3-4 siswa. Tiap kelompok saling bekerja sama untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan setelah semua sudah menjawab pertanyaan, guru langsung menjelaskan jawabanya. Kelompok yang menjawab benar memberi tanda centang pada jawabannya lalu kelompok yang menjawab salah memberikan tanda silang pada jawabannya dan kelompok yang menjawab pertanyaan dengan benar akan berteriak horay atau yel-yel lainnya yang menandakan bahwa jawaban kelompok mereka benar, setelah tugas kelompok selesai dikerjakan maka masing-masing kelompok mengumpulkan hasil kerjanya. Dan di akhir pertemuan masing-masing kelompok diberikan tugas individu oleh guru, hasil dari tugas individu yang dikerjakan oleh siswa akan di analisa hasilnya untuk menentukan apakah perbaikan pembelajaran yang dilakukan di kelas berhasil atau tidak.

Hasil belajar siswa pada siklus I dengan materi alat pencernaan makanan manusia siswa yang tuntas mencapai 31 siswa dengan

(14)

6

presentase 81,60% dan siswa yang tidak tuntas mencapai 7 siswa dengan presentase 18,40%. Siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM 70 ada 7 siswa, sedangkan 31 siswa lainnya memperoleh nilai >70 KKM. Analisis hasil belajar pada siklus I masih ada beberapa siswa yang belum tuntas belajar, tetapi hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan hasil belajar siswa yang pada kondisi awal mencapai nilai rata-rata kelas hanya 61 maka pada siklus I telah mencapai 72 terjadi peningkatan yang cukup banyak. Sedangkan ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal hanya 55,30% dan pada siklus I mencapai 81,60% terjadi peningkatan. Namun karena masih ada beberapa siswa yang tidak tuntas dalam belajar maka penulis melanjutkan ke siklus II dengan menerapkan media pembelajaran video

3. Kondisi Siklus II

Pada siklus II ini peneliti menyusun RPP dan menyiapkan media yang akan dilakukan pada siklus II. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi aktifitas guru beserta siswa yang akan digunakan ketika pembelajaran dilaksanakan. Setelah proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran video pada siklus II, diperoleh hasil belajar pada akhir siklus II.

Siklus kedua dilaksanakan 1 kali pertemuan yaitu pada tanggal 12 September 2015 bertempat di MI Negeri Jambu. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Urutan kegiatan yang dilaksanakan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Pada pelaksanakan proses pembelajaran di kelas dilaksanakan secara bertahap yang diawali dengan apersepsi dan pada kegiatan inti guru memberikan materi kepada siswa melalui media pembelajaran video, setelah materi selesai guru melakukan proses tanya jawab seputar materi yang telah dijelaskan dan dilanjutkan dengan tugas kelompok. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang masing-masing kelompoknya terdiri dari 3-4 siswa. Tiap kelompok saling bekerja sama untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan setelah semua sudah menjawab pertanyaan, guru langsung menjelaskan jawabanya. Kelompok yang menjawab benar memberi tanda centang pada jawabannya lalu kelompok yang menjawab salah memberikan tanda silang pada jawabannya dan kelompok yang menjawab pertanyaan dengan benar akan berteriak horay atau yel-yel lainnya yang menandakan bahwa jawaban kelompok mereka benar, setelah tugas kelompok selesai dikerjakan maka masing-masing kelompok mengumpulkan hasil kerjanya. Dan di akhir pertemuan masing-masing kelompok diberikan tugas individu oleh guru, hasil dari tugas individu yang dikerjakan oleh siswa akan di analisa hasilnya untuk menentukan apakah perbaikan pembelajaran yang dilakukan di kelas berhasil atau tidak.

Hasil belajar siswa pada siklus II dengan materi menjaga kesehatan alat pencernaan siswa yang tuntas mencapai 33 siswa dengan

(15)

7

presentase 86,80% dan siswa yang tidak tuntas mencapai 5 siswa dengan presentase 13,20%. Analisis hasil belajar pada siklus II masih ada beberapa siswa yang belum tuntas belajar. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus II diketahui bahwa terdapat peningkatan pembelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat pada ketuntasan siswa yang sudah mencapai KKM.

Tabel. 1 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No. Nilai Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 <70 Tidak Tuntas 17 44,7 7 18,4 5 13,2 2 >70 Tuntas 21 55,3 31 81,6 33 86,8 Jumlah 38 100 38 100 38 100 Nilai Tertinggi 80 90 100 Nilai Terendah 40 30 50

Berdasarkan tabel 1 perbandingan hasil pembelajaran IPA dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal ada 17 siswa (44,70%) yang belum tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM (70), sedangkan 21 siswa (55,30%) telah tuntas belajar. Nilai tertinggi yang dicapai pada kondisi awal hanya 80 dan nilai terendahnya 40. Karena terdapat 44,70% siswa yang belum tuntas, maka peneliti mengadakan perbaikan pada sistem belajar dengan menggunakan media pembelajaran video.

Pada siklus I terlihat ada peningkatan hasil belajar dibandingkan pada kondisi awal, siswa kelas V MI Negeri Jambu telah mencapai hasil belajar 81,60% karena dari 38 siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM 70 sebanyak 31 siswa dan 7 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM. Nilai tertingi pada siklus I ini 90 dan nilai terendah 30, karena masih ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu, 7 siswa (18,40%) yang belum tuntas belajar maka peneliti melanjutkan ke siklus II

Kemudian tindakan dilanjutkan ke siklus II agar pembelajaran IPA bisa lebih meningkat lagi dari sebelumnya bahkan seluruh siswa bisa mencapai KKM. Dalam siklus II ini nilai terendah yang diperoleh siswa 50 dan nilai tertinggi 100, ada 33 siswa yang telah tuntas belajar (86,80%) dan 5 siswa (13,20%) belum tuntas belajar. Hasil belajar pada mata pelajaran IPA secara umum sudah berhasil walaupun tidak mencapai 100% dari jumlah siswa keseluruhan, namun siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM yang ditentukan meningkat dari sebelumnya. Dapat digambarkan pada diagram berikut ini:

(16)

8

Gambar 4.4 Diagram hasil belajar pada pra siklus

4. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan melalui 2 siklus dan masing-masing siklus terdapat 4 tahap maka proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran video dan model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA pada kelas V MI Negeri Jambu. Peningkatan hasil belajar tersebut terjadi setelah menggunakan media pembelajaran video. Dalam hasil penelitian yang telah dilakukan siswa menjadi lebih aktif, siswa menjadi lebih meperhatikan pelajaran dan berani menanyakan materi yang belum mereka ketahui.

Dengan menerapkan media pembelajaran video ke dalam proses pembelajaran, maka rasa percaya diri, keberanian dan keaktifan siswa meningkat, yang ditunjukkan dari pelaksanaan pembelajaran selama siklus I dan siklus II.

5. Kesimpulan

Secara umum media pembelajaran video berpengaruh kuat pada hasil belajar siswa, sehingga dapat memberi pengaruh positif pada siswa untuk belajar dapat belajar lebih giat lagi. Dari hasil pengembangan melalui beberapa tahapan PTK yang sudah dilaksanakan di MI Negeri Jambu dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran video layak dan efektif untuk digunakan pada pembelajaran IPA dengan materi alat pencernaan manusia. Media pembelajaran video yang diterapkan guna dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI negeri Jambu, peningkatan hasil belajar yang cukup tinggi dari 55,3% siswa yang tuntas belajar menjadi 81,6% siswa yang tuntas belajar.

6. Saran

Berdasarkan hasil penelitian bahwa siswa kelas V MI Negeri Jambu mempunyai sikap positif terhadap video pembelajaran yang diterapkan, maka berikut beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat antara lain: (1) guru dapat menggunakan media pembelajaran video sebagai alternatif dalam proses pembelajaran di kelas.

44,7% 18,4% 13,2% 55,3% 81,6% 86,8% 0,0% 20,0% 40,0% 60,0% 80,0% 100,0%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

(17)

9

(2) Sekolah hendaknya mengupayakan untuk memberikan fasilitas yang lebih baik dan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman demi menunjang proses belajar dan prestasi belajar siswa. (3) Peneliti selanjutnya dapat membuat media pembelajaran video sendiri dan juga di validasi oleh validator sehingga video bisa menjadi lebih layak untuk dipergunakan dalam proses pembelajaran.

7. Daftar Pustaka

[1] Kayana, Pahala Alalam. 2012. Pengaruh Metode Demonstrasi Berbantuan Media Audio Visual (Cd Interaktif) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD N Cabak Kecamatan Jiken Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012. http://repository.uksw.edu/handle/123456789/838. Diakses pada tanggal 1 agustus 2015

[2] Usada & Susanto, Arih. Penggunaan Media Pembelajaran Video untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas II SD Negeri 3 Nampu Karangrayung Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011. http://repository.uksw.edu/handle/123456789/4347. Diakses pada tanggal 1 Agustus 2015

[3] Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

[4] Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.

[5] Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial: kuantitatif dan kualitatif. Jakarta : Gaung Persada Press.

[6] Kurniawati, Nuning Widi. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Video Dalam Strategi Pembelajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII

Di SMP Negeri 1 Tuntang.

http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5125/3/T1_70201 0030_Full%20text.pdf. Diakses pada tanggal 1 Agustus 2015 [7] Sukiman, 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta:

PT Pustaka Insan Madani

[8] Munandi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press

[9] Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

[10] Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Grup

[11] Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Gambar

Gambar 1 Alur PTK oleh Suhardjono

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan budidaya kutu lak tentu saja melibatkan serangga hama walaupun dinilai secara ekonomi berguna karena menghasilkan hasil hutan bukan kayu berupa lak. Akan

Apabila diasumsikan bahwa biaya produksi dan pendapatan usaha peternakan itik rakyat dengan skala yang sama dari satu daerah kedaerah lain di pulau Jawa tidak jauh bervariasi,

Pada gambar 3.1 terdapat sketsa halaman menu utama media pembelajaran yang teridiri dari judul media pembelajaran, tombol profile, tombpl standar, tombol materi, tombol evaluasi

Dari perspektif khiyar syarat} praktik jual beli yang dilakukan Pak Muhlis bermasalah dalam dua hal: Pertama, terkait batas waktu khiyar syarat} Pak Muhlis dan pembeli

Identitas social FN dalam pemilu kali ini adalah hasil pemilu, yang menyatakan bahwa FN merupakan partai l’extrême droite yang memiliki dukungan terbanyak dari kelompok

Di suatu akhir periode akuntansi perusahaan ada dua hasil yang sering terjadi, yaitu laba atau rugi. Laporan Laba-Rugi adalah suatu bentuk laporan.. keuangan

Tahap awal penelitian ini dilakukan dengan cara menonton film Rudy Habibie secara keseluruhan dengan durasi 120 menit. Setiap scene terdiri dari beberapa adegan

mengakibatkan unculnya banyaknya kesalahn atau kondisi atau kesalahan seseorang. 2) Jadwal Kerja Atau Jam Kerja. Jumlah waktu untuk melakukan kerja berkontribusi terhadap