• Tidak ada hasil yang ditemukan

Departemen Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Departemen Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER RINGKASAN MEDIS ELEKTRONIK PERSEORANGAN DALAM PENERAPAN PROGRAM TEKNOLOGI REPRODUKSI BERBANTU(TRB) DI KLINIK MORULA IVF JAKARTA TAHUN 2014

Ary Dwiaji1 danMartya Rahmaniati 2

Departemen Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Email : arydwiaji@gmail.com Abstrak

Infertilitas adalah masalah kesehatan reproduksi yang selama ini sering terlantarkan. Masalah infertilitas ini pun tidak jarang menyebabkan masalah lain seperti stres, depresi dan juga diskriminasi. Salah satu solusi penyelesaian masalah infertilitas tersebut adalah melalui Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB). Jumlah klinik atau rumah sakit yang sedikit dan jumlah siklus program TRB yang terus meningkat membuat persaingan antar klinik atau rumah sakit menjadi lebih ketat. Selain itu, program TRB memerlukan tahapan-tahapan medis dan prosedur tes yang kompleks sehingga sudah menjadi hak pasien untuk mendapatkan ringkasan medis yang sudah dilalui oleh pasien. Pengambilan data secara otomatis, kemudahan dan ketersediaan data oleh Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan diharapkan akan mengatasi keterbatasan biaya, waktu, dan ketidakpraktisan yang ada. Aplikasi dikembangkan menggunakan pendekatan Sequential atau Waterfall. Aplikasi tersebut memiliki kelebihan antara lain bisa menjadi inovasi baru yang bisa menjadi daya saing, memungkinkan akses data dan informasi langsung oleh pasien, mengurangi sedikit beban kerja admission dan dokter, dan memungkinkan peluang pengembangan yang luas. Untuk memaksimalkan hasil dan kinerja dari aplikasi perlu dilakukan penambahan programmer, standardisasi pemasukan catatan medis, pelatihan untuk staff dan perawatan secara berkala pada aplikasi.

Kata Kunci: sistem informasi, teknologi reproduksi berbantu, bayi tabung, aplikasi seluler, Ringkasan medis elektronik perseorangan

Prototype Development of Mobile Personal Electronic Medical Resumes Application for Assisted Reproductive Technology (ART) Program in Morula IVF Jakarta Clinic in 2014

Abstract

Infertility is a reproductive health issues which often are abandoned. The problem of infertility is also not uncommon cause other problems such as stress, depression and discrimination. One of the solution is solving the infertility through assisted reproductive technology (ART). The number of clinics or hospitals are few and the number of cycles of ART programs continues to rise makes competition among clinics or hospitals are becoming more rigorous.In addition, the ART program requires stages of medical tests and procedures are so complex that has become the right of patients to obtain medical summary that has been passed by the patient. Automatic data capture, the ease and availability of data by Mobile Electronic Personal Medical Record Applications are expected to overcome the limitations of cost, time, and existing impracticability. Applications developed using Sequential or Waterfall approach. These applications have advantages such as a new innovation that could be could be a competitive advantage, enabling access to data and information directly by the patient, reducing the workload slightly admission and doctors, and allow extensive development opportunities. To maximize the results and performance of the

application programmer needs to do the addition, the standardization of medical records of income, training for staff and regular maintenance of the application.

Keywords:information systems, assisted reproductive technology, InVitro Fertilization, mobile applications, personal electronic medical record

(2)

Pendahuluan

Selama 10 tahun masalah kesehatan reproduksi yang sering terlantarkan adalah masalah infertilitas. Masalah infertilitas ini pun tidak jarang menyebabkan masalah lain seperti stres, depresi dan juga diskriminasi. Menurut estimasi WHO pada tahun 2010 sekitar 48,5 juta pasangan di dunia merupakan pasangan infertil, dan 1,9% dari wanita dengan umur 20-44 tahun yang menginginkan anak tidak dapat memiliki kelahiran pertamanya. Sedangkan di Indonesia, menurut dr. Ivan Sini, Sp.OG., CEO Morula IVF Jakarta, sekitar 12% atau 4 juta pasangan suami-istri di Indonesia mengalami kesulitan memperoleh keturunan (Anna, 2012).

Salah satu solusi penyelesaian masalah infertilitas tersebut adalah melalui Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB). Teknologi reproduksi berbantu (TRB) atau Assisted Reproduction Technology adalah bentuk baru perawatan kesuburan yang menggabungkan banyak metode pengambilan dan persiapan sperma. Sekitar 1,5 juta Siklus TRB terlaksana setiap tahunnya di seluruh dunia dengan estimasi 350.000 bayi lahir. Di Belgia, Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, Slovenia, dan Swedia lebih dari 3% dari bayi yang terlahir merupakan hasil program TRB, sedangkan di USA diestimasikan lebih dari 1%. kelahiran adalah hasil program TRB (European Society of Human Reproduction and Embryology, 2013)

Di Indonesia, sudah ada 23 klinik atau rumah sakit yang menawarkan jasa program Teknologi Reproduksi Berbantu dengan jumlah siklus TRB sebanyak 2626 siklus pada tahun 2010 (Rae Bennett, Wiweko, Hinting, & Pangestu, 2012) dan 3581 siklus pada tahun 2012 (Perfitri, 2013). Berdasarkan data tersebut dapat dilihat jika ada peningkatan setiap tahunnya. Jumlah klinik atau rumah sakit yang sedikit dan jumlah siklus yang meningkat setiap tahunnya membuat persaingan antar klinik atau rumah sakit menjadi lebih ketat. Salah satu yang menjadi penentu persaingan kualitas klinik atau rumah sakit adalah kualitas data dan sistem informasi.

Klinik Morula IVF Jakarta merupakan salah satu klinik fertilitas yang menjalankan program TRB yang mengunakan sistem informasi untuk setiap proses bisnis yang berlangsung. Program TRB terutama IVF atau yang biasa disebut bayi tabung memerlukan tahapan-tahapan medis dan prosedur tes yang kompleks (Verhaak, et al., 2005). Sedangkan pasien sulit untuk mendapatkan akses akan catatan medisnya dikarenakan keterbatasan biaya, waktu, dan ketidakpraktisan dalam menggandakannya dalam bentuk kertas yang berlembar-lembar (Burke,

(3)

269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis Pasal 12 ayat (2), Isi Rekam Medis merupakan milik pasien, dan pada ayat (3) dijelaskan isi rekam medis sebagaimana yang dimaksud ayat (2) dalam bentuk ringkasan rekam medis. Jadi sudah menjadi hak pasien untuk mendapatkan ringkasan medis yang sudah dilalui oleh pasien tersebut.

Tinjauan Teoritis

Menurut Performance of Routine Information System Management (PRISM) Framework, kinerja sebuah sistem informasi yang ingin dikembang akan dipengaruhi oleh tiga kategori penentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu: teknis, perilaku dan lingkungan / organisasi. Kinerja sebuah sistem informasi pasti berjalan dalam suatu lingkungan atau pengaturan organisasi. Di sisi lain, anggota organisasi perlu motivasi, pengetahuan dan keterampilan, dimana itu merupakan faktor perilaku. Selain itu pun, untuk melakukan tugas-tugas dalam sebuah sistem, dibutuhkan pengetahuan khusus tentang teknologi untuk analisis yang akurat dan tepat waktu, dan itulah yang merupakan faktor teknis (Aqil, Lippeveld, & Hozumi, 2009).

Metodologi Penelitian

Tahapan pengembangan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan yang dipakai berdasarkan tahapan pengembangan dengan pendekatan Sequential atau Waterfall. Pendekatan ini terdiri dari inisiasi atau permulaan, analisis, perancangan, dan implementasi sistem (Whitten, Bentley, & Dittman, 2004).

Dalam tahap permulaan, akan dilakukan penelitan dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini dilakukan dengan observasi atau pengamatan langsung, wawancara mendalam, dan telaah dokumen. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui gambaran proses bisnis Teknologi Reproduksi Berbentu (TRB) dan menjadi bahan untuk tahapan selanjutnya yaitu analisis sistem persiapan pengembangan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan di Morula IVF Jakarta.

Pada tahap analisis sistem, akan dilakukan analisis sumber daya dan kebutuhan sistem. Untuk analisis sumber daya, akan dianalisis komponen manajemen dan organisasi (management), dana (money), sumber daya manusia (man), material (material), dan metode (method). Sedangkan untuk analisis kebutuhan sistem menggunakan komponen-komponen PIECES (Performance,

(4)

Information, Economy, Control, Efficiency, dan Service) Framework berikut (Whitten, Bentley, & Dittman, 2004).

Tahapan selanjutnya adalah Perancangan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan menggunakan pendekatan prototyping. Beberapa komponen yang dirancang, antara lain:

1. Perancangan atau desain teknologi, memperhatikan perangkat keras, perangkat lunak, dan teknisi.

2. Perancangan atau desain model, merupakan rancangan fisik yang digambarkan dengan diagram alir sistem dan rancangan logis yang digambarkan dengan diagram alir data. 3. Perancangan atau desain basis data, mengintegrasikan kumpulan data yang saling

berhubungan satu sama lain.

4. Perancangan atau desain masukan, didesain sesuai dengan data yang digunakan atau di butuhkan.

5. Perancangan atau desain keluaran, berupa tampilan pada layar atau on screen output. Pada tahap uji coba, akan digunakan pendekatan static testing, dengan menguji komponen-komponen sebagai berikut.

1. Komponen persyaratan dokumen, meliputi diagram alir data, kamus data, dan diagram alir sistem.

2. Komponen rancangan masukan, meliputi pengujian pengendalian masukan dan kemudahan dalam penggunaan.

Hasil Penelitian

Analisis sistem yang pertama adalah analisis bisnis proses, menghasilkan skema bisnis proses yang berjalan di Morula IVF Jakarta seperti pada Gambar 1.

(5)
(6)

Analisis sumber daya pada penelitian ini digunakan untuk melihat potensi dari Morula IVF Jakarta yang dapat digunakan dalam pengembangan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik perseorangan. (Lihat Tabel 2)

Tabel 1 Kondisi Sumber Daya di Morula IVF Jakarta

Sumber daya Ketersediaan

Man

Staff Rekam Medis 4 orang, staff admission 6 orang, dan staff EDP 2 orang. Namun pada hari-hari tertentu saat jumlah pasien melebihi kapasitas beban kerja cukup tinggi.

Material

Ruang kerja Rekam medis dan

admission kurang luas, komputer yang digunakan belum pernah dilakukan pembaharuan dan sering terjadi masalah.

Money

Untuk dana pengembangan sistem informasi ada tapi sesuai dengan keputusan direksi dan sesuai dengan kebutuhan, tidak dianggarkan setiap bulan.

Management

Rekam medis, admission berjalan sesuai dengan SOP yang berlaku, tidak ada SOP secara langsung untuk peran kerja EDP dalam pelayanan pasien.

Method

Magic sebagai sistem informasi yang berjalan sangat membantu dalam proses pelayanan pasien. Namun masih sering terhambat oleh beberapa masalah

(7)

Analisis kebutuhan sistem adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui dan menjelaskan apa yang harus dilakukan atau kualitas seperti apa yang harus dimiliki oleh aplikasi atau sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi

Tabel 2 Analisis Kebutuhan Sistem Menggunakan PIECES Framework

PIECES

Framework Kebutuhan

Performance Aplikasi yang dapat berjalan dengan cepat.

Information Informasi yang ditampilkan aplikasi ini harus mudah dipahami

Economy -

Control Kerahasiaan data milik pasien harus terjaga

Efficiency

Aplikasi yang akan berjalan harus dapat mengurangi beban kerja petugas, dan meminimalisir upaya yang harus dikerluarkan pasien.

Service

Aplikasi yang mudah digunakan, dan tidak memerlukan waktu banyak untuk mempelajarinya.

Pembahasan

Setelah mendapatkan data dan informas dari hasil penelitian, penulis melanjutkan penelitian pada tahap perancangan. Dimulai dengan rancangan perangkat keras dan perangkat lunak pada smartphone diberikan spesifikasi minimal sebagai berikut:

 Sistem operasi : Android 3.0 (Honeycomb)

 Prosessor : Tidak ada spesifikasi minimal

Memory : Tidak ada spesifikasi minimal

Storage : 5 MB free

(8)

Android dipilih oleh penulis sebagai sistem operasi dikarenakan jumlah pengguna Android sedang meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 pengguna smartphone Android di Indonesia meningkat 23 persen, dari 37 persen pada tahun 2012 menjadi 60 persen (Deliusno, 2013). Selain itu, sistem operasi android dapat berjalan pada beberapa jenis produsen smartphone tidak seperti iOS yang hanya dapat berjalan pada iPhone, smartphone dari produsen Apple (Monalisa, 2013).

Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan ditujukan untuk pasien, pasien lama ataupun pasien baru, yang sudah terdaftar di Klinik Morula IVF Jakarta. Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan dapat pasien pasang pada smartphone-nya melalui admission di Klinik Morula IVF Jakarta. Petugas admission akan memasangkan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan pada smartphone pasien dan memasukan nomor rekam medis pasien. Pemasukan nomor rekam medis pasien hanya dilakukan sekali saat Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan pertama kali dipasang. Selanjutnya pasien dapat mengakses Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan tanpa harus melalui proses log-in, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pasien dengan mengurangi keberulangan proses log-in serta memastikan kerahasiaan data pasien di mana satu aplikasi atau smartphone hanya akan dapat membuka ringkasan medis berdasarkan nomor rekam medis yang telah dimasukkan oleh petugas admission. Setelah pasien melakukan reservasi atau kunjungan ke dokter di Klinik Morula IVF Jakarta, data yang dihasilkan tersebut akan tersimpan pada database Magic. Selanjutnya Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan akan mengambil data dari database Magic dan menyimpannya dalam database milik Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan sehingga pasien akan dapat mengaksesnya melalui smartphone pasien yang bersangkutan.

Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan akan secara otomatis melakukan pembaharuan basis datanya setiap 6 jam sekali, sehingga bila dokter ingin melakukan reschedule, maksimal 1 x 24 jam sebelumnya. Namun, bila pasien ingin mengganti reservasi yang dibuat sebelumnya, pasien harus menghubungi kembali admission dan melakukan reservasi ulang. Admission akan menghapus reservasi yang lama dan membuat reservasi baru sesuai dengan keinginan pasien, dan Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan akan memperbaharui basis datanya secara otomatis setelah 6 jam.

(9)

Selanjutnya adalah perancangan algoritma yang akan dijalankan oleh Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan di Morula IVF Jakarta. Algortima adalah sederetan instruksi yang akan dijalankan oleh aplikasi atau program yang akan dirancang. Algortima sering digunakan untuk mengatur urutan instruksi atau logika yang nantinya akan dijalankan oleh sebuah program atau aplikasi. Algoritma akan mengatur setiap proses yang harus dijalankan untuk mendapatkan suatu hasil/keluaran yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk skema algortima aplikasi penulis mencoba menjelaskan pada gambar berikut (Lihat Gambar 2)

Gambar 2 Algoritma Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan

Rancangan diagram konteks merupakan diagram aliran data secara umum digunakan untuk melihat apa saja data yang masuk ke dalam sistem dan data yang dihasilkan dari sistem. Konteks diagram dari Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan di Klinik Morula IVF Jakarta dapat dilihat pada gambar berikut:

(10)

Gambar 3 Konteks Diagram Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan

Konteks diagram pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan di Klinik Morula IVF Jakarta akan menerima masukan data dari entitas Admission dan dari dokter berupa data pasien, data reservasi, dan data ringkasan medis. Data masukan dari kedua entitas tersebut akan diproses oleh Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan dan akan memberikan luaran untuk pasien berupa agenda reservasi dan ringkasan medis. Admission akan memasukkan data pasien dan data reservasi milik pasien kedalam Aplikasi melalui Magic, begitu juga dokter akan memasukkan data ringkasan medis melalui Magic. Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan akan mengambil data tersebut dan memberikan luaran kepada pasien berupa agenda reservasi dan ringkasan medis.

Setelah merancang konteks diagram, dilanjutkan pada Data Flow Diagram (DFD), penulis mencoba menjelaskan proses yang dilakukan oleh Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik perseorangan pada konteks diagram dengan memecah proses tersebut menjadi beberapa proses yang lebih kecil seperti berikut:

(11)

Gambar 4 DFD level 2 Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan Dari DFD pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa proses memasukkan data yang dilakukan admission dimulai dengan memasukkan data pasien pada awal kunjungan pasien, selanjutnya admission akan memasukkan data reservasi bila pasien ingin melakukan kunjungan. Bila sudah melakukan reservasi, pasien akan datang sesuai dengan tanggal pada reservasi dan diberikan treatment oleh dokter. Dokter akan menulis ringkasan medis hasil dari kunjungan tersebut dan memasukkannya ke dalam database ringkasan medis. Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan yang secara berkala mengambil data, akan hanya mengambil data milik pasien yang bersangkutan dengan melihat dari No. RM milik pasien yang bersangkutan. Data yang sudah dipindahkan ke aplikasi akan disimpan pada database milik aplikasi dan diintepretasikan sesuai kebutuhan pasien yaitu agenda reservasi dan ringkasan medis sesuai dengan pasien yang bersangkutan.

Ranacangan selanjutnya adalah Table Relationship Diagram menggambarkan relasi antar tabel pada basis data Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan.

(12)

Gambar 5 TRD Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan

Terdapat 4 tabel data yaitu Tabel dataPasien, dataReservasi, dataMedicalNote dan dataLaboratorium. Tabel dataPasien dan tabel dataReservasi memiliki hubungan one-to-many, dimana satu dataPasien bisa memiliki beberapa dataReservasi. Sedangkan tabel dataReservasi dan tabel dataMedicalNote memiliki hubungan one-to-one sehingga satu dataReservasi hanya memiliki satu dataMedicalNote. Begitu juga dengan tabel dataReservasi dan tabel dataLaboratorium memiliki hubungan one-to-one sehingga satu dataReservasi hanya memiliki satu dataLaboratorium.

Selanjutnya masuk pada perancangan desain antar muka. Dimulai dari desain masukan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan. Pada Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan di Morula IVF Jakarta akan ada 2 jenis desain masukan yaitu, data capture dan data entry.

Untuk data capture terjadi pada saat aplikasi melakukan pengambilan data reservasi dan ringkasan medis milik pasien dari database milik klinik. Data pasien akan dipilih melalui nomor rekam medis pasien yang bersangkutan sehingga hanya data milih pasien yang bersangkutan saja yang akan terambil oleh aplikasi. Nomor rekam medis pasien hanya diinput sekali saat aplikasi pertama kali dipasang pada smartphone, hal ini dilakukan untuk mencegah pengisian berkali-kali

(13)

dan memudahkan akses pasien. Data capture pada Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan digunakan untuk menandai tanggal dan memunculkan nama pasien pada tampilan kalendar. Data capture akan data reservasi dan data ringkasan medis dilakukan setiap 6 jam sekali untuk mengurangi beban kerja yang dilakukan oleh Aplikasi Rekam Medis Perseorangan, atau bisa secara manual dengan menekan tombol refresh( ) seperti yang terlihat pada gambar 6.

Gambar 6 Desain tampilan masukan

Untuk data entry terjadi saat pasien menekan salah satu tanggal untuk melihat detail reservasi atau detail ringkasan medisnya. Metode yang digunakan adalah layar sentuh pada smartphone pasien. Desain input dibentuk seperti kalender untuk memudahkan pasien dalam melakukan pemilihan tanggal yang ingin pasien lihat detail keterangannya. Tanggal yang memiliki detail reservasi atau ringkasan medis akan ditandai sehingga memudahkan pasien untuk mengaksesnya. Tanggal dengan warna merah berarti pada tanggal tersebut, pasien telah membuat reservasi, bila tanggal tersebut ditekan makan akan muncul tampilan detail reservasi seperti pada gambar 7 dan tanggal dengan warna biru berarti pasien telah melakukan kunjungan dan telah mendapatkan ringkasan medis dari dokter, bila pada tanggal tersebut ditekan maka akan muncul tampilan catatan medis seperti pada gambar 8.

Hasil data capture

(14)

Untuk desain luaran Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan di Morula IVF Jakarta merupakan external output, dimana luaran dari aplikasi akan digunakan oleh pihak diluar klinik, yaitu pasien. Desain luaran aplikasi dirancang menggunakan metode screen output atau layar dari smartphone milik pasien.

Gambar 7 Desain tampilan detail reservasi

Untuk agenda reservasi dan kunjungan, luaran dibentuk seperti kalender dimana sekaligus menjadi masukan untuk melihat detail reservasi atau detail catatan medis. Graphic output berupa kalender dipilih penulis agar mudah dimengerti dan diinterpretasikan oleh pasien. Tanggal dengan warna merah berarti pada tanggal tersebut, pasien telah membuat reservasi, dan tanggal dengan warna biru berarti pasien telah melakukan kunjungan dan telah mendapatkan ringkasan medis dari dokter (lihat gambar 6). Bila tanggal dengan warna merah dipilih maka akan muncul detail reservasi berupa nama dokter, waktu reservasi dan tanggal reservasi seperti pada gambar 7.

(15)

Gambar 8 Desain tampilan catatan medis

Sedangkan untuk ringkasan medis akan menampilkan catatan medis singkat dan hasil laboratorium yang menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis Pasal 12 ayat (3) sudah menjadi hak milik pasien dalam bentuk ringkasan rekam medis. Ringkasan medis yang disediakan Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan berupa Catatan medis singkat (Medical Note) yang terdiri dari variabel deskripsi, diagnosis, dan rencana treatment. Deskripsi pada catatan medis singkat akan berisi kondisi pasien yaitu jumlah folikel dan ketebalan dinding endometrium, untuk diagnosis hanya diisi bila ditemukan penyakit, dan untuk rencana atau plan akan berisi jadwal tindakan selanjutnya. Sedangkan Laboratorium (Laboratory) yang terdiri dari variabel hormon estradiol, progesteron, LH, dan FSH. Masing-masing variabel akan menunjukan kadar masing-masing hormon pada tubuh pasien. 4 hormon tersebut dipilih oleh penulis dikarenakan hormon tersebutkanlah yang paling sering mengalami perubahan selama program TRB. Ringkasan medis disusun rapi dan diberikan label sesuai detailnya, informasi deskripsi, diagnosis, atau rencana kedepan seperti pada gambar 8 dan gambar 9.

(16)

Gambar 9 Desain tampilan hasil laboratorium

Untuk mengakses ringkasan medis, user dapat menekan tanggal dengan warna biru seperti pada gambar 6.8. Setelah tanggal tersebut ditekan, Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan akan menampilkan catatan medis singkat terlebih dahulu seperti pada gambar 8. Sedangkan untuk menampilkan hasil laboratorium bisa dilakukan dengan cara menekan label Laboratory atau dengan cara menggeser layar sentuh sehingga akan muncul tampilan seperti gambar 9.

Pengembangan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan di Morula IVF Jakarta memiliki kelebihan dan kekurangan seperti yang disajikan dalam berikut ini. (Lihat Tabel 3)

Tabel 3 Kelebihan dan Kekurangan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Persorangan

Kelebihan Kekurangan

1) Inovasi baru yang bisa menjadi daya saing dibandingkan klinik fertilitas lain.

2) Memungkinkan akses data dan

1) Dibutuhkan pelatihan bagi Admission, EDP, dan Perawat untuk mengantisipasi jika pasien menanyakan perihal aplikasi

(17)

Kelebihan Kekurangan

informasi langsung oleh pasien sehingga akses menjadi lebih mudah dan cepat.

3) Mengurangi sedikit beban kerja

admission dengan mengurangi kemungkinan telepon masuk hanya untuk menanyakan kembali jadwal reservasi

4) Dokter cukup menulis catatan medis sekali pada Magic, tidak perlu di buku rekam medis milik pasien, sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan penulisan catatan medis dan pasien tetap mendapatkan catatan medisnya melalui aplikasi ini.

5) Android sebagai OS Open Source memungkinkan peluang pengembangan yang luas.

yang digunakan.

2) Membutuhkan pengalokasian dana untuk pengembangan dan pemeliharaan sistem.

3) Aplikasi hanya terbatas untuk

smartphone dengan OS

Android, smartphone dengan OS lain seperti iOS, Blackberry dan Windows Phone belum tersedia 4) Sulitnya penanganan masalah

pada aplikasi, bila pasien sedang di luar dari lingkungan klinik.

Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan dikembangkan untuk sistem operasi Android yang berjalan pada smartphone milik pasien. Melihat banyaknya pengguna smartphone Android, membuat peluang pengembangan bisa menjadi lebih luas. Dengan pengembangan lebih lanjut, Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan dapat digunakan untuk keperluan lain seperti,

1. Pengunaan format aplikasi seluler untuk pelayanan pasien dapat digunakan untuk mengembangkan pelayanan pasien lainnya yang menggunakan aplikasi seluler misalnya seperti Reservasi Online atau konsultasi singkat online mengunakan smartphone.

2. Pengunaan data hasil laboratorium milik pasien dapat digunakan untuk pengembangan aplikasi yang dapat digunakan dokter untuk penelitian missal untuk melihat hubungan perkembangan hormon dengan tingkat keberhasilan program.

(18)

3. Pengunaan format agenda pada hasil reservasi pasien dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi seluler yang ditujukan untuk keperluan dokter misalnya untuk keperluan agenda jadwal prakter, hingga melihat jumlah pasien perhari tiap dokter.

4. Pengunaan data rencana tindakan pasien dapat digunakan untuk pengembangan aplikasi di bidang lain seperti keperawatan atau farmasi sebagaim alarm sistem untuk persiapan tindakan.

5. Pengunaan format aplikasi seluler untuk pelayanan pasien dapat digunakan untuk mengembangkan pelayanan pasien lainnya untuk produk jasa lain selain Morula IVF Jakarta yang berada dibawah PT. Bundamedik, seperti aplikasi pendampingan ibu hamil dan balita.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang dapat ditarik dari pengembangan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan di Morula IVF Jakarta adalah:

1. Menurut hasil analisis kondisi sumber daya sistem ditemukan bahwa setiap bidang admission, rekam medis, dan EDP sudah ada Standar Prosedur Operasional yang berjalan di bidang masing-masing, ada alokasi khusus dana pengembangan sesuai dengan tingkat kebutuhan akan pengembangan yang akan dijalankan, dan untuk kondisi sarana dan prasarana yang ada, di admission dan rekam medis membutuhkan penambahan ruangan dan EDP sedang melakukan pengembangan akan jaringan yang ada.

2. Dari hasil analisis kebutuhan sistem ditemukan bahwa aplikasi yang akan dikembangkan seharusnya memenuhi beberapa kebutuhan seperti harus memiliki response time dan throughput time yang cepat, informasi yang ditampilkan harus dapat dimengerti oleh pasien, kerahasiaan serta keamanan informasi rekam medis milik pasien harus terjaga, dapat mengurangi beban kerja petugas serta meminimalisir upaya yang dikeluarkan pasien, dan mudah untuk dipelajari

3. Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan yang dikembangkan untuk Klinik Morula IVF Jakarta memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem yang digunakan sebelumnya. Kelebihan tersebut antara lain bisa menjadi inovasi baru yang bisa menjadi daya saing, memungkinkan akses data dan informasi langsung oleh pasien,

(19)

hanya untuk menanyakan kembali jadwal reservasi, dokter cukup menulis ringkasan medis sekali pada Magic tetapi pasien tetap mendapatkan ringkasan medisnya melalui aplikasi ini, dan memungkinkan peluang pengembangan yang luas.

Saran

Untuk memaksimalkan hasil dan kinerja dari Aplikasi Seluler Rekam Medis Elektronik Perseorangan maka perlu dilakukan beberapa hal berikut ini

1. Penambahan programmer dan tenaga di bagian EDP untuk pemeliharaan sistem dan jaringan komputer dengan kualifikasi sesuai standar.

2. Perlu adanya standardisasi untuk pemasukan data ringkasan medis milik pasien, supaya informasi yang didapat oleh pasien dapat mudah dipahami.

3. Pelatihan penggunaan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan bagi dokter, perawat dan EDP untuk mengantisipasi pasien bertanya perihal aplikasi tersebut 4. Perawatan dan pengembangan secara berkala pada Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan

Medis Elektronik Perseorangan.

Daftar Referensi

Anna, L. K. (2012, Oktober 31). Jutaan Pasangan Kesulitan Punya Anak. Retrieved from Kompas.com:

http://female.kompas.com/read/2012/10/31/16095849/Jutaan.Pasangan.Kesulitan.Punya. Anak

Aqil, A., Lippeveld, T., & Hozumi, D. (2009). PRISM framework: a paradigm shift for designing, strengthening and evaluating routine health information systems. Health Policy and Planning Advance Access.

Burke RP, Michielon G, Wernovsky G. 1994. Video-assisted cardioscopy in congenital heart operations. Ann Thorac Surg; 58:864–868.

Deliusno. (2013, Desember 3). Orang Indonesia Beli 14 Juta Smartphone. Retrieved from tekno.kompas.com:

http://tekno.kompas.com/read/2013/12/03/0753280/Orang.Indonesia.Beli.14.Juta.Smartph one

(20)

European Society of Human Reproduction and Embryology. (2013). ART fact sheet. Retrieved from eshre.eu: http://www.eshre.eu/Guidelines-and-Legal/ART-fact-sheet.aspx

Monalisa, A. (2013, Januari 26). Advantages and Disadvantages Android. Retrieved from Ahtechno: http://handphoneseluler.blogspot.com/2013/01/advantages-and-disadvantages-android.html

Rae Bennett, L., Wiweko, B., Hinting, A., & Pangestu, M. (2012). Indonesian infertility patients’ health seeking behaviour and patterns of access to biomedical infertility care: an

interviewer administered survey conducted in three clinics. Reproductive Health. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis. (n.d.).

Verhaak, C., Smeenk, J., Vingerhoets, A., Sweep, C., Merkus, J., Willemsen, S., . . . Braat, D. (2005). Stress and outcome success in IVF: the role of self-reports. Human Reproduction Vol.20, 991–996.

Whitten, J., Bentley, L., & Dittman, K. (2004). Systems Analysis and Design Methods. New York: McGraw-Hill.

Gambar

Gambar 1 Bisnis proses pelayanan pasien di Morula IVF Jakarta
Tabel 1 Kondisi Sumber Daya di Morula IVF Jakarta
Tabel 2 Analisis Kebutuhan Sistem Menggunakan PIECES Framework
Gambar 2 Algoritma Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rendahnya mutu pendidikan madrasah secara umum ditandai dengan ketidakmampuanlulusan pendidikan tersebut untuk berkompetensi dengan para lulusan lembaga pendidikan lain

Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Audio Visual Bertema Nasionalisme untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi

Dalam pengertian peluang usaha, analisa komprehensif sangat perlu. Analisa ini dilakukan secara menyeluruh. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :.. Kalau kita ingin

37.1 Honorarium tenaga ahli/instruktur/narasumber 240 kali APBD Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Sleman honorarium narasumber kunjungan kerja Pengadaan Langsung 24.000.000

“ PENGARUH RISIKO KREDIT, PROFITABILITAS, LOAN TO DEPOSIT RATIO , BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL DAN UKURAN BANK TERHADAP KECUKUPAN MODAL BANK KONVENSIONAL

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan model pembelajaran time token dan menjelaskan keterampilan guru, aktivitas siswa dan peningkatan hasil belajar siswa pada

Skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn melalui Model Make A Match Berbantuan Media Kartu Bergambar pada Siswa Kelas V SD 5 Puyoh Kudus”

gagasan Hak Asasi Manusia (selanjutnya akan di singkat dengan HAM), karena proses modernisasi yang terjadi di dunia Islam, beberapa di antaranya, bermula dari