x
e-Journal PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan
PGSD
Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
ANALISIS KEMAMPUAN SISWA KELAS IV DI SDN 6 PANJER
DALAM KEGIATAN MENGKOMUNIKASIKAN PEMBELAJARAN
TEMA CITA-CITAKU DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
Md Ayu Mas Yunitasari1, DB. Kt.Ngr. Semara Putra2, Ida Bagus Gede Surya Abadi3 1,2,3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: yunitasari777@ymail.com1, dewabaladika@yahoo.com2, suryabadi31@yahoo.co.id3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) kemampuan siswa kelas IV di SDN 6 Panjer dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013, dan (2) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV di SDN 6 Panjer dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IVA dan IVB SDN 6 Panjer. Objek penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan (1) kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan sudah ditemukan kompetensi sikap jujur sebesar 91,5%, sikap teliti sebesar 40,05%, sikap toleransi sebesar 86,4%. mengembangkan kemampuan berpikir sistematis sebesar 55,05%, kemampuan mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas sebesar 40,05%, dan kemampuan berbahasa yang baik dan benar sebesar 47,3%. (2) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan adalah faktor internal (inteligensi, kebiasaan belajar, kecemasan, dan motif) dan eksternal (pribadi dan sikap guru, dan lingkungan sosial siswa di sekolah).
Dengan demikian dapat disimpulkan kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan sudah mendekati kompetensi sikap jujur, toleransi, dan mengembangkan kemampuan berpikir sistematis. Namun belum mendekati kompetensi sikap teliti, mengembangkan kemampuan mengungkapkan pendapat singkat dan jelas dan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan adalah faktor internal dan eksternal.
Kata kunci: kemampuan, siswa, kegiatan mengkomunikasikan, pendekatan saintifik, dan kurikulum 2013.
Abstract
This study aimed to described (1) students’s ability of class IV SDN 6 Panjer in communication activities learning theme cita-citaku with scientific approach on curriculum 2013 and (2) factors that influenced students’s ability of class IV SDN 6 Panjer in communication activities learning theme cita-citaku with scientific approach on curriculum 2013. This study was a descriptive. The subject of this study were student of class IVA and IVB SDN 6 Panjer. This study focused on students's ability in communication activities learning theme cita-citaku with scientific approach on curriculum 2013. Data collection technique used were observation, documentation, and interview. The analysis technique used in this study was descriptive qualitative.
The results of this study showed (1) student's ability in communication activities learning had been found competence honest attitude by 91.5%, conscientious attitude by 40.05%, tolerance attitude by 86.4%. Develop the ability to think systematically by 55.05%, the ability to express briefly and clearly opinions by 40.05%, and language ability were good and right by
47.3%. Factors that influenced of students’ ability in communication activities were internal (intelligence, study habits, anxiety, and motif) and external (personality and attitudes of teachers and social environment of students in the school).
Thus it could be concluded students’ ability of class IV SDN 6 Panjer in communication activities had approached competence honest attitude, tolerance, and develop the ability to think systematically. But it had not approached competence conscientious attitude, develop the ability to express briefly and clearly opinions and language ability were good and right. Factors that influenced students's ability in communication activities were internal factors and external factors.
Keywords: students’ ability, communication activities, scientific approach, and on
curriculum 2013.
PENDAHULUAN
Kemajuan suatu bangsa dapat dinilai dari kualitas Sumber Daya Manusia. Mengingat hal tersebut, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan dipandang sebagai salah satu acuan untuk mengukur kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu dalam pengelolaan pendidikan harus dapat menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik.
Adapun upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum 2013. Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran, yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana siswa mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar. Dalam pembelajaran langsung tersebut, siswa melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan atau menganalisis, dan mengkomunikasikan yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Sedangkan pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung, tapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai
moral dan sikap. Pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap dan moral (Hosnan, 2014). Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun ajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 telah dirancang untuk menghadapi tantangan masa depan dan fenomena negatif yang terjadi di masyarakat. Tantangan masa depan dimaksudkan bahwa siswa harus dipersiapkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta keterampilan yang mumpuni sebagai bekal menggapai kesuksesan di masa depan. Sementara berbagai fenomena negatif di masyarakat dimaknai sebagai perilaku yang ditunjukkan siswa yang jauh dari akhlak mulia, seperti perkelahian antar pelajar, narkoba, kecurangan ujian, dan gejolak masyarakat lainnya (Fadlillah, 2014: 16).
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran yaitu menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach). Dalam pendekatan saintifik, siswa dilatih untuk melakukan kegiatan layaknya sebagai ilmuan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Oleh karena itu, ada juga yang menyatakan bahwa pendekatan saintifik diartikan sebagai pembelajaran keterampilan
x
e-Journal PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan
PGSD
Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
proses sains yang dapat mengembangkan sikap ilmiah dan membina keterampilan belajar yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk keterampilan individu dalam mengembangkan dirinya secara mandiri (Yani, 2014: 122). Pendekatan saintifik meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasikan/ menalar/ mengolah informasi, serta menyajikan/ mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2014: 63). Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Selain itu penerapan pendekatan saintifik juga dapat melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide (Daryanto, 2014: 54). Oleh karena itu, peran guru sangat penting agar memberi kesempatan kepada siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan. Hal tersebut disampaikan oleh siswa di depan kelas dan dinilai oleh guru sebagai kemampuan dari siswa atau kelompok siswa tersebut. Oleh sebab itu, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran.
Kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan dapat diartikan kesangupan siswa dalam menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Hasil tersebut disampaikan di kelas sehingga rasa berani dan percaya diri siswa lebih terasah dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
.
Kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran sangat kompleks. Karena kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan merupakan tindak lanjut dari penguasaan kemampuan dalam kegiatan sebelumnya (mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan infomasi, dan menalar/ mengasosiasi). Ketika siswa mampu menunjukkan kemampuan yang baik dalam kegiatan mengamati, menanya, mencoba dan menalar, namuntidak mampu dalam kegiatan mengkomunikasikan, tentu mempengaruhi penilaian guru terhadap siswa tersebut. Sedangkan, ketika siswa mampu kegiatan mengkomunikasikan, maka akan terlihat penguasaan dari kegiatan mengamati, menanya, mencoba, dan menalar yang telah dicapai siswa pada pembelajaran.
Mengingat pentingnya kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran, maka siswa sangat perlu menguasai kemampuan tersebut. Masalah yang terjadi adalah meskipun siswa sudah sering dilatih kemampuan dalam kegiatan mengkomunikasikan tugas, namun masih banyak siswa yang merasakan kesulitan dalam hal tersebut, karena guru belum mampu mengembangkan kompetensi siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan tugas. Dalam satu kelas biasanya hanya beberapa siswa yang sudah mampu dalam kegiatan mengkomunikasikan tugas sedangkan yang lain belum mampu. Siswa yang belum mampu menunjukkan kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan mengkomunikasikan tugas, jika diberikan kesempatan oleh guru, maka siswa sangat gugup dalam kegiatan mengkomunikasikan tugas. Siswa seperti ini harus selalu dimotivasi oleh guru agar mampu dalam kegiatan mengkomunikasikan tugas sehingga keberanian dan kepercayaan diri serta semangat belajar dari siswapun bangkit.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, dilakukan penelitian tentang menganalisis kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran. Maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas IV di SDN 6 Panjer dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV di SDN 6 Panjer dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 6 Panjer. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini pada Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini adalah deskriptif. Sukmadinata (2009: 72) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 6 Panjer yang terdiri dari dua kelas yaitu IVA dan IVB. Objek pada penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara. Observasi yang digunakan adalah teknik observasi non partisipatif. Observasi dilakukan dengan bantuan lembar observasi dan alat bantu observasi berupa kamera untuk memperoleh data mengenai kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan secara lisan. Dalam observasi digunakan skala guttman. Skala guttman adalah skala yang digunakan untuk mendapatkan jawaban yang tegas dan konsisten. Misal: sudah-belum. Penilaian hasil observasi, jawaban sudah diberi skor 1 sedangkan jawaban belum diberi skor 0 (Riduwan, 2013: 16). Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data mengenai: identitas siswa, dan kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan secara tertulis. Dalam dokumentasi digunakan skala guttman. Skala guttman adalah skala yang digunakan untuk mendapatkan pernyataan yang tegas dan konsisten. Misal: sudah-belum. Penilaian hasil dokumentasi, pernyataan sudah diberi skor 1 sedangkan jawaban belum diberi skor 0 (Riduwan, 2013: 16). Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin tentang hal-hal yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema
cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka, sebelum melakukan wawancara tersebut disiapkan pedoman wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan pada proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Pertanyaan yang diberikan untuk setiap responden adalah sama, dan jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden tidak dibatasi. Dalam hal ini responden utama adalah siswa, sedangkan guru hanya melengkapi data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013
.
Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Arikunto (2009) menganalisis dengan deskriptif kualitatif adalah memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi sebenarnya. Predikat yang diberikan tersebut dalam bentuk peringkat yang sebanding dengan atau atas dasar kondisi yang diinginkan. Dari uraian tersebut, peneliti dapat menggunakan teori-teori relevan yang telah dipaparkan dalam landasan teori sebagai acuan bagi peneliti untuk mendalami fokus penelitian
.
Analisis data deskriptif kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa langkah yaitu, menjadi reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Dalam penelitian ini, reduksi data dilaksanakan melalui kegiatan yang berupa identifikasi dan klasifikasi data. Dalam penyajian data, data yang didapat dihubungkan dengan teori-teori yang relevan yang nantinya dapat menjawab permasalahan yang ingin diteliti. Pada tahap ini, data mengenai kemampuan siswa kelas IV di SDN 6 Panjer dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV di SDN 6 Panjer dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifikx
e-Journal PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan
PGSD
Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
pada kurikulum 2013 disajikan dengan jenis wacana deskripsi yang sesuai dengan rancangan penelitian. Penarikan simpulan yang dilakukan harus dapat menjawab semua masalah yang diangkat dalam penelitian tersebut, sehingga hasil akhirnya diperoleh informasi mengenai kemampuan siswa kelas IV di SDN 6 Panjer dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV di SDN 6 Panjer dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian diperoleh data hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara. Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung kegiatan belajar siswa sehingga diperoleh data mengenai kemampuan siswa kelas IV di SDN 6 Panjer dalam kegiatan mengkomunikasikan hasil pengamatan secara lisan. Dokumentasi dilakukan dengan menganalisis data mengenai kemampuan siswa IV di SDN 6 Panjer
dalam kegiatan mengkomunikasikan secara tertulis pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Dan wawancara dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa IV di SDN 6 Panjer dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.
Kemampuan siswa kelas IV di SDN 6 Panjer dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 dapat dilihat dari 6 kompetensi yang dikembangkan yaitu: sikap jujur, teliti, toleransi, mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, kemampuan mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Berikut ini disajikan tabel data hasil observasi dan dokumentasi mengenai kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.
Tabel 1. Kompetensi Siswa dalam Kegiatan Mengkomunikasikan No Kompetensi yang
Dikembangkan
Persentase Kategori Lisan Tertulis
x
1 Sikap jujur 95,3 87,7 91,5 Sudah mendekati
kompetensi sikap jujur
2 Sikap Teliti 33,4 46,7 40,05 Belum mendekati kompetensi sikap teliti
3 Sikap Toleransi 86,4 - 86,4 Sudah mendekati kompetensi sikap toleransi 4 Mengembangkan Kemampuan Berpikir Sistematis 52,2 57,9 55,05 Sudah mendekati kompetensi mengembangkan kemampuan berpikir
Tabel 1. menunjukkan kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Rata-rata persentase kompetensi sikap jujur dalam kegiatan mengkomunikasikan sebesar 91,5%, termasuk kategori sudah mendekati kompetensi sikap jujur. Rata-rata persentase kompetensi sikap teliti dalam kegiatan mengkomunikasikan sebesar 40,05%, termasuk kategori belum mendekati kompetensi sikap teliti. Rata-rata persentase kompetensi sikap toleransi dalam kegiatan mengkomunikasikan sebesar 86,4%, termasuk kategori sudah mendekati kompetensi sikap toleransi. Rata-rata persentase kompetensi mengembangkan kemampuan berpikir sistematis sebesar 55,05%, termasuk kategori sudah mendekati kompetensi mengembangkan
kemampuan berpikir sistematis. Rata-rata persentase kompetensi mengembangkan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas sebesar 40,05%, termasuk kategori belum mendekati kompetensi mengembangkan kemampuan pendapat dengan singkat dan jelas. Rata-rata persentase mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar sebesar 47,3%, termasuk kategori belum mendekati kompetensi kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV di SDN 6 Panjer dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 dapat dilihat dari hasil wawancara siswa, dan guru kelas IV SDN 6 Panjer. Data hasil wawancara disajikan dalam tabel sebagai berikut.
sistematis 5 Mengembangkan
Kemampuan
Mengungkapkan Pendapat Singkat dan Jelas
33,4 46,7 40,05 Belum mendekati kompetensi mengembangkan kemampuan mengungkapkan pendapat singkat dan jelas 6 Mengembangkan Kemampuan Berbahasa yang Baik dan Benar
43,4 51,2 47,3 Belum mendekati kompetensi mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar
Tabel 2. Hasil Wawancara Siswa dan Guru Kelas IV SDN 6 Panjer No Kompetensi yang Dikembangkan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Informan Siswa IVA
Siswa IVB Guru IVA GuruIVB 1 Sikap jujur 1.1 Kebiasaan
belajar
1.2 Pribadi dan sikap guru
2 Sikap teliti 2.1 Inteligensi
2.2 Motif
3 Sikap toleransi 3.1 Kebiasaan belajar 3.2 Pribadi dan sikap Guru 3.3 Lingkungan sosial siswa di sekolah 4 Mengembangkan kemampuan berpikir sistematis 4.1 Inteligensi 5 Mengembangkan kemampuan mengungkapkan pendapat singkat dan jelas 5.1 Inteligensi 5.2 Kecemasan 6 Mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar
6.1 Inteligensi 6.2 Kecemasan
Tabel 4.2 menunjukkan hasil wawancara siswa dan guru kelas IV SDN 6 Panjer mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari pengaruh faktor-faktor terhadap kompetensi yang dikembangkan
dalam kegiatan
mengkomunikasikan. Kompetensi sikap jujur dipengaruhi faktor
kebiasaan belajar dan pribadi dan sikap guru. Sikap teliti dipengaruhi faktor inteligensi dan motif, sikap toleransi dipengaruhi faktor kebiasaan belajar, pribadi dan sikap guru, dan lingkungan sosial siswa di sekolah. Kemudian kompetensi mengembangkan kemampuan
berpikir sistematis dipengaruhi faktor inteligensi, kemampuan mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas dipengaruhi inteligensi dan pribadi dan sikap guru, dan kemampuan berbahasa yangbaik dan benar dipengaruhi faktor inteligensi dan kecemasan.
Dari data hasil observasi, dan dokumentasi dapat dideskripsikan kemampuan siswa kelas IV di SDN 6 Panjer pada 6 kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan mengkomunikasikan sebagai berikut. kompetensi sikap jujur dalam kegiatan mengkomunikasikan sebesar 91,5%, termasuk kategori sudah mendekati kompetensi sikap jujur. Siswa kelas IV yang sudah menunjukkan indikator dalam kompetensi sikap jujur mampu mengkomunikasikan hasil pengamatan sesuai dengan
kemampuan sendiri. Kompetensi sikap teliti sebesar 40,05%, termasuk kategori belum mendekati sikap teliti. Siswa
x
e-Journal PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan
PGSD
Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
yang sudah menunjukkan indikator dalam sikap teliti mampu mengkomunikasikan hasil pengamatan secara lengkap sesuai dengan yang ditugaskan. Siswa kelas IV dalam kegiatan mengkomunikasikan secara lisan sudah menunjukkan sikap toleransi sebesar 86,4%, termasuk kategori sudah mendekati kompetensi sikap toleransi. Siswa kelas IV yang sudah menunjukkan sikap toleransi mau memerhatikan dan tidak mengganggu siswa yang sedang mengkomunikasikan hasil pengamatan di depan kelas. Siswa kelas IV sudah mengembangkan kemampuan berpikir sistematis sebesar 55,05%, termasuk kategori sudah mendekati kompetensi mengembangkan kemampuan berpikir sistematis. Hasil pengamatan dari siswa kelas IV yang sudah mengembangkan kemampuan berpikir sistematis dikomunikasikan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan. Siswa kelas IV sudah menunjukkan kompetensi mengembangkan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas sebesar 40,05%, termasuk kategori belum mendekati kompetensi mengembangkan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas. Hasil pengamatan dari siswa yang sudah mengembangkan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas berisikan alasan-alasan yang mendukung. Dan siswa kelas IV dalam kegiatan mengkomunikasikan sudah menunjukkan kompetensi mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar sebesar 47,3%, termasuk kategori belum mendekati kompetensi mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Siswa yang sudah menunjukkan kejelasan pengucapan tata bunyi huruf, menunjukkan kesesuaian dari isi penjelasan dengan tugas yang diberikan, ketepatan tulisan sesuai dengan penggunaan huruf kapital, ketepatan tulisan sesuai dengan penggunaan tanda baca, dan kesesuaian isi tulisan sesuai dengan tugas yang diberikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV di SDN 6 Panjer dalam kegiatan
mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 dapat dibedakan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor internal terdiri dari inteligensi, kebiasaan belajar, kecemasan, dan motif. Intelegensi mempengaruhi kompetensi sikap teliti, mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, kemampuan mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. M. Dalyono (1997) dalam Djamarah (2008: 194) menyatakan secara tegas, seseorang yang memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya, orang yang inteligensinya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Kebiasaan belajar mempengaruhi kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan mengkomunikasikan yaitu sikap jujur, dan toleransi. Aunurrahman (2010: 185) “kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktifitas belajar yang dilakukannya”. Kecemasan belajar dapat dilihat dari kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan mengkomunikasikan yaitu mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Motif mempengaruhi kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan mengkomunikasikan yaitu sikap teliti. motif siswa yang besar terhadap aktivitas belajar khususnya dalam kegiatan mengkomunikasikan dilakukan dengan tekun demi mencapai prestasi. Sehingga hasil pengamatan yang dikomunikasikan secara lengkap (Fathurrohman, 2007). Sedangkan faktor-faktor eksternal terdiri dari pribadi dan sikap guru, dan lingkungan sosial siswa di sekolah. Pribadi dan sikap guru dapat dilihat dari kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan mengkomunikasikan yaitu sikap jujur dan toleransi. Susanto (2013: 17) Pribadi dan sikap guru yang baik tercermin dari sikap yang ramah, lemah lembut, penuh kasih sayang, penuh perhatian, tidak cepat
marah, tanggap keluhan atau kesulitan siswa, antusias dan semangat dalam bekerja dan mengajar, memberikan penilaian yang objektif, rajin, dan disiplin, maka siswa akan meniru sikap positif dari guru. Lingkungan sosial siswa di sekolah dapat dilihat dari kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan mengkomunikasikan yaitu sikap toleransi. Dimyati dan Mudjiono (2013: 252) siswa-siswa di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan, yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Dalam kehidupan kesiswaan terjadilah hubungan antarsiswa. Tiap siswa berada dalam lingkungan sosial siswa di sekolah. Pengaruh lingkungan sosial tersebut berupa hal-hal berikut: (i) pengaruh kejiwaan yang bersifat menerima atau menolak siswa, yang akan berakibat memperkuat atau memperlemah konsentrasi belajar, dan (ii) lingkungan sosial mewujud dalam suasana akrab, rukun, toleransi dan damai.
SIMPULAN DAN SARAN
Kemampuan siswa kelas IV di SDN 6 Panjer dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 yaitu dapat dilihat dari 6 kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan mengkomunikasikan yaitu: sikap jujur, teliti, toleransi, mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, kemampuan mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Rata-rata persentase kompetensi sikap jujur sebesar 91,5%, termasuk kategori sudah mendekati kompetensi sikap jujur. Rata-rata persentase kompetensi sikap teliti sebesar 40,05%, termasuk kategori belum mendekati kompetensi sikap teliti. Rata-rata persentase kompetensi sikap toleransi sebesar 86,4%, termasuk kategori sudah mendekati kompetensi sikap toleransi. Rata-rata persentase kompetensi mengembangkan kemampuan berpikir sistematis sebesar 55,05%, termasuk kategori sudah mendekati kompetensi mengembangkan kemampuan berpikir sistematis. Rata-rata persentase
kompetensi mengembangkan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas sebesar 40,05%, termasuk kategori belum mendekati kompetensi mengembangkan kemampuan pendapat dengan singkat dan jelas. Rata-rata persentase mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar sebesar 47,3%, termasuk kategori belum mendekati kompetensi kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV di SDN 6 Panjer dalam kegiatan mengkomunikasikan pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 adalah faktor internal (inteligensi, kebiasaan belajar, kecemasan dan motif) dan eksternal (pribadi dan sikap guru dan lingkungan sosial siswa di sekolah). Inteligensi mempengaruhi kompetensi sikap teliti, mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, kemampuan mengungkapkan pendapat dengan singkat dan kemampuan jelas, dan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Kebiasaan belajar mempengaruhi kompetensi sikap jujur dan toleransi. Kecemasan mempengaruhi kompetensi mengembangkan kemampuan mengungkapkan pendapat singkat dan jelas. Motif mempengaruhi kompetensi sikap teliti. Pribadi dan sikap guru mempengaruhi sikap jujur dan toleransi. Lingkungan sosial siswa di sekolah mempengaruhi sikap jujur dan toleransi.
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut
.
Disarankan kepada guru, agar lebih melatih siswa dalam kegiatan mengkomunikasikan tugas baik secara lisan maupun tertulis dengan menggunakan pendekatan saintifik di setiap pembelajaran. Disarankan kepada kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan pendekatan saintifik, sehingga dapat memperbaiki kualitas dari kegiatan pembelajaran, khususnya pada kegiatan mengkomunikasikan. Disarankan kepada peneliti lain, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengadakan penelitian kembalix
e-Journal PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan
PGSD
Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
tentang kegiatan mengkomunikasikan di sekolah dasar dengan menggunakan metode dan sasaran yang berbeda, misalnya, penelitian tindakan dan eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Aunurrahman. 2010. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Daryanto, 2014. Pendekatan
Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi
Belajar Edisi II. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati, Mudjiono, 2013. Belajar &
Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik
dan Kontekstual dalam
Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs, & SMA/MA.
Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik
dan Kontekstual dalam
Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan
Guru Implementasi Kurikulum
2013.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009.
Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya