• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan salah satu bentuk media untuk melaporkan keberhasilan atau kegagalan suatu instansi pemerintah atas pelaksanaan tujuan dan sasaran organisasi. Akuntabilitas kinerja didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah melakukan akuntabilitas kinerja masing-masing sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam pencapaian tujuan organisasi sesuai tugas pokok dan fungsinya dalam bentuk Laporan Kinerja.

Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dicapai berdasarkan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan setiap tahun.

Laporan Kinerja sebagaimana tersebut diatas berfungsi sebagai :

1. Instrumen untuk melaksanakan reformasi dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat.

2. Cara dan sarana yang efektif untuk mendorong seluruh aparatur pemerintah meningkatkan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dan fungsi-fungsi manajemen kinerja yang taat asas.

3. Cara dan sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja instansi pemerintah/unit kerja berdasarkan rencana kerja yang jelas dan sistematis dengan sasaran kinerja yang terukur dan berkelanjutan.

4. Alat untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dari setiap pimpinan instansi/unit kerja dalam menjalankan misi dan tugasnya sehingga dapat dijadikan faktor utama dalam evaluasi kebijakan, program kerja, struktur organisasi dan penetapan alokasi anggaran setiap tahun bagi setiap instansi/unit kerja.

(2)

5. Cara dan sarana untuk mendorong usaha penyempurnaan struktur organsiasi, kebijakan publik, ketatalaksanaan, mekanisme pelaporan, metode kerja dan prosedur pelayanan masyarakat berdasarkan permasalahan nyata yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemerintahan secara berkelanjutan.

Dalam kaitan tersebut, Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet menyusun Laporan Kinerja tahun 2014 sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam pencapaian tujuan organisasi. B. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012, yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet, Asisten Deputi Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan rakyat, mempunyai tugas membantu Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam rangka melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kesejahteraan rakyat.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Asisten Deputi Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang kesejahteraan rakyat;

2. penyiapan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kesejahteraan rakyat;

(3)

3. penyusunan pendapat hukum sebagai hasil analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kesejahteraan rakyat;

4. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kesejahteraan rakyat;

5. pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kesejahteraan rakyat; 6. fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Kesejahteraan rakyat.

Adapun susunan organisasi Asisten Deputi Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat sebagai berikut:

1. Bidang Pemberdayaan Masyarakat;

2. Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan;

3. Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga; 4. Kelompok Jabatan Fungsional.

Masing-masing bidang tersebut memiliki tugas, fungsi dan struktur organisasi sebagai berikut:

1. Bidang Pemberdayaan Masyarakat;

Bidang Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan bahan dan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang penguatan dan perlindungan masyarakat, peningkatan kualitas dan perlindungan perempuan dan anak, serta perumahan dan pemukiman.

Fungsinya adalah:

a. penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang penguatan dan perlindungan masyarakat, peningkatan

(4)

kualitas dan perlindungan perempuan dan anak, serta perumahan dan pemukiman;

b. penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang penguatan dan perlindungan masyarakat, peningkatan kualitas dan perlindungan perempuan dan anak, serta perumahan dan pemukiman;

c. penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang penguatan dan perlindungan masyarakat, peningkatan kualitas dan perlindungan perempuan dan anak, serta perumahan dan pemukiman;

d. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang penguatan dan perlindungan masyarakat, peningkatan kualitas dan perlindungan perempuan dan anak, serta perumahan dan pemukiman; dan

e. pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang penguatan dan perlindungan masyarakat, peningkatan kualitas dan perlindungan perempuan dan anak, serta perumahan dan pemukiman. Bidang Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari:

a. Subbidang Penguatan dan Perlindungan Masyarakat;

Subbidang Penguatan dan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang penguatan dan perlindungan masyarakat, peningkatan kualitas dan perlindungan perempuan dan anak, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang penguatan dan perlindungan masyarakat, peningkatan kualitas dan perlindungan perempuan dan anak, penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang penguatan dan perlindungan

(5)

masyarakat, peningkatan kualitas dan perlindungan perempuan dan anak, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang penguatan dan perlindungan masyarakat, peningkatan kualitas dan perlindungan perempuan dan anak, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang penguatan dan perlindungan masyarakat, peningkatan kualitas dan perlindungan perempuan dan anak.

b. Subbidang Perumahan dan Permukiman

Subbidang Perumahan dan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perumahan dan permukiman, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perumahan dan permukiman, penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perumahan dan permukiman, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perumahan dan permukiman, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perumahan dan permukiman. 2. Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan dan Kependudukan

Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan

(6)

penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana.

Fungsinya adalah:

a. penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana;

b. penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana;

c. penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana;

d. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana; dan

e. pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana. Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan dan Kependudukan terdiri dari: a. Subbidang Pendidikan, Agama dan Kesehatan

Subbidang Pendidikan, Agama, dan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan, agama dan kesehatan, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pendidikan, agama dan kesehatan, penyiapan

(7)

bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pendidikan, agama dan kesehatan, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pendidikan, agama dan kesehatan, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pendidikan, agama dan kesehatan.

b. Subbidang Kependudukan dan Keluarga Berencana

Subbidang Kependudukan dan Keluarga Berencana mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang kependudukan dan keluarga berencana, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kependudukan dan keluarga berencana, penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kependudukan dan keluarga berencana, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kependudukan dan keluarga berencana, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kependudukan dan keluarga berencana.

3. Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga Bidang Lingkungan Hidup, Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas

(8)

Fungsinya adalah:

a. penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup, budaya, pariwisata, pemuda dan olahraga;

b. penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang lingkungan hidup, budaya, pariwisata, pemuda dan olahraga;

c. penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang lingkungan hidup, budaya, pariwisata, pemuda dan olahraga;

d. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang lingkungan hidup, budaya, pariwisata, pemuda dan olahraga; dan

e. pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang lingkungan hidup, budaya, pariwisata, pemuda dan olahraga.

Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga terdiri dari:

a. Subbidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya

Subbidang Lingkungan Hidup, Budaya dan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup, budaya dan pariwisata, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang lingkungan hidup, budaya dan pariwisata, penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang lingkungan hidup, budaya dan

(9)

pariwisata, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang lingkungan hidup, budaya dan pariwisata, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang lingkungan hidup, budaya dan pariwisata.

b. Subbidang Pemuda dan Olahraga

Subbidang Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang pemuda dan olahraga, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pemuda dan olahraga, penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pemuda dan olahraga, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pemuda dan olahraga, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pemuda dan olahraga.

C. Aspek Strategis

1. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Kesejahteraan Rakyat, Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Kesra Sekretariat Kabinet, dalam bentuk bagan atau skema adalah sebagai berikut :

(10)

Struktur Organisasi Asisten Deputi Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat

Berdasarkan Peraturan SESKAB No.1 Tahun 2011

2. Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesra per Desember 2014 seluruhnya sebanyak 12 (dua belas) orang yang terdiri dari 6 (enam) orang wanita dan 6 (enam) orang pria. Adapun data pegawai dapat dilihat pada tabel berikut:

Asisten Deputi

-

Bidang Pemberdayaan Masyarakat Asri Ernawati, S.H., M.H.

Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan

Teguh Supriyadi, S.H.,LL.M..

Bidang LH, Budaya, Pariwisata dan Olahraga

Eko SA Cahyanto, S.H.,LL.M.

Sub Bidang Penguatan dan Perlindungan Masyarakat E. Listyaningsih, S.H., M.H.

Sub Bidang Perumahan dan Permukiman

Endang Sugiati S.H.

Sub Bidang Pendidikan, Agama, dan Kesehatan

-

Sub Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana

-

Sub Bidang LH, Budaya, dan Pariwisata

Dwiyanto, S.H., M.H.

Sub Bidang Pemudan dan Olahraga

(11)

DAFTAR NAMA PEGAWAI

ASDEP BIDANG PUU BIDANG KESRATAHUN 2013

NO. N A M A TGL. LAHIR Pendd. GOL/ J A B A T A N

RUANG

1. - - -

-

Asisten Bidang

Perancangan PUU bidang Kesejahteraan Rakyat 2. Teguh Supriyadi, S.H., L.LM 29 Agustus 1967 S2 IV/b Kepala Bidang Pendidikan, Agama,Kesehatan dan Kependudukan 3. Eko S.A

Cahyanto,S.H.,L.LM 7 November 1973 S2 IV/a

Kepala Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata,Budaya dan Pemuda dan Olah raga 4. Asri Ernawati,S.H., MH 28 Februari 1973 S2 IV/a

Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat 5.

Endang Sugiati, S.H. 05 Mei 1960 S1 III/d

Kepala Sub Bidang Perumahan dan Pemukiman 6. Endang

Listyaningsih,S.H., MH. 6 Agustus 1971 S2 III/d

Kepala Sub Bidang Penguatan dan

Perlindungan Masyarakat 7.

- - - -

Kepala Sub Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana

8. - - - - Kepala Sub Bidang

Pendidikan, Agama dan kesehatan

9. Titin Sri Haryanti,S.H. 26 Desember 1971

S1 III/c Kepala Sub Bidang Pemuda dan Olahraga 10. Wulan Nugraheni, S.H. 18 Januari 1987 S1 III/a

Analis Hukum Bidang Penguatan dan

Perlindungan Masyarakat 11. Dessy Dwi Astuty, S.H. 18 Desember 1979 S1 III/a

Analis Hukum Bidang Perumahan dan Pemukiman

(12)

12. Dedy Achmad Setiady, S.H. 29 Juni 1968 S1 III/a

Analis Hukum Bidang Pendidikan, Agama dan Kesehatan

13. Ibnu Firdaus Bakhri,

S.H. 30 Desember 1990 S1 III/a

Analis Hukum Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana 14. Andi Anugrah Pawi,

S.H. 4 Juni 1988 S1 III/a

Analis Hukum Bidang Lingkungan Hidup, Budaya, dan Pariwisata 15. R. Bambang Suratno 14 Juli 1960 SMA III/b Pengadministrasi Umum

Memperhatikan komposisi pegawai tersebut dibandingkan dengan tugas dan fungsi yang diemban Asdep Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat, SDM yang dimiliki secara kuantitas masih minim, namun dari sisi kualitas sudah memadai karena SDM didukung dengan pendidikan formal yang sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Di samping itu, pegawai juga telah mengikuti pendidikan dan pelatihan manajerial sesuai dengan tingkat jabatannya, dan dibekali dengan pelatihan keterampilan guna mendukung kemampuan pegawai.

3. Visi dan Misi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, Kementerian/Lembaga (K/L) dalam menyelenggarakan kegiatannya, berkewajiban menyusun Rencana Strategis (Renstra). Sekretariat Kabinet sebagai salah satu lembaga pemerintahan setingkat kementerian, berkewajiban pula untuk menyusun Renstra 2010-2014.

Saat ini telah tersusun Renstra Sekretariat Kabinet 2010-2014. Renstra Sekretariat Kabinet 2010-2014 merupakan penyempurnaan Renstra Sekretariat Kabinet 2005-2009. Hal tersebut, sebagai wujud komitmen organisasi untuk selalu melakukan upaya perbaikan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja guna mengantisipasi tuntutan akan perubahan dan kebutuhan organisasi ke arah yang lebih baik.

(13)

Visi dan Misi Sekretariat Kabinet yang tercantum dalam Renstra Sekretariat Kabinet adalah:

Visi

Sekretariat Kabinet yang handal dalam memberikan dukungan saran kebijakan dan administrasi secara tepat dan tepat kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.

Misi

Meningkatkan kualitas dukungan teknis, analisis, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah serta dukungan administrasi kepada Presiden dan Wakil Presiden.

Berdasarkan pada Renstra tersebut, Asisten Deputi Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat menetapkan visi dan misinya yaitu :

Menjadi unit organisasi yang kompeten dan berkomitmen dalam mendukung Sekretaris Kabinet menjalankan tugas dan fungsinya di bidang kesejahteraan rakyat.

VISI

1. Memberikan dukungan saran kebijakan pemerintah yang aman, tepat, aman dan akurat.

2. Memberikan dukungan penyiapan penyelesaian perancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden secara cepat, tepat, aman dan akurat

(14)

4. Permasalahan Utama

Sejalan dengan hal tersebut, selama ini yang menjadi permasalahan utama (strategic issued) Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat terkait upaya peningkatan kinerja diantaranya adalah:

a. Materi Rencana Kebijakan dan Program Pemerintah

Secara umum, kondisi yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat, baik yang bersifat substanstif maupun perancangan perundang-undangan adalah usulan rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat yang diajukan oleh instansi pemrakarsa/ terkait.

Dari sudut pandang substansi kebijakan, usulan tersebut memerlukan kajian dan analisis yang hasilnya dapat berupa saran dan rekomendasi kepada para pemangku kepentingan (stake holders), apakah usulan kebijakan maupun program pemerintah tersebut perlu ditindaklanjuti dalam bentuk produk peraturan perundang-undangan.

Sedangkan dari sudut pandang perancangan perundang-undangan, sejauh mana urgensi kebijakan dan program pemerintah yang diusulkan tersebut perlu diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan. Sehingga yang menjadi inti dari kedua hal tersebut adalah apakah hasil kajian dan analisis yang hasilnya berupa saran (rekomendasi) kebijakan dapat dijadikan sebagai bahan/sumber pengambilan keputusan oleh pemerintah (Presiden), yang lazimnya dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan.

b. Kompetensi Sumber Daya Manusia

Terdapat 2 (dua) hal mendasar dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat terkait dengan bidang substansi yakni output/outcome yang dihasilkan dalam bentuk analisis dan saran/rekomendasi kebijakan. Untuk bidang substansi, sumber daya manusia/aparatur memerlukan keahlian khususnya pemahaman mengenai

(15)

kebijakan publik (public policy) maupun teknik menganalisis permasalahan kebijakan publik (public policy analist).

Kemudian untuk bidang penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan yang memerlukan keahlian khusus berupa teknik penyusunan peraturan perundang-undangan (keahlian sebagai legal drafter).

5. Langkah Strategis

Berangkat dari identifikasi permasalahan utama (strategic issued) tersebut di atas, ke depannya diperlukan langkah-langkah strategis sebagai upaya meningkatkan kinerja Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat diantaranya meliputi:

a. Peningkatan kemampuan (competence) pejabat/pegawai dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi

Tantangan ini disinyalir menjadi tantangan utama yang ikut mempengaruhi upaya pencapaian kinerja Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat yang dapat diatasi diantaranya melalui keikutsertaan pejabat/pegawai dalam setiap pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana maupun oleh instansi terkait, untuk bidang-bidang yang sesuai dengan tugas dan fungsi Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat.

b. Peningkatan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi

Dalam upaya mewujudkan kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat, tentunya diperlukan keterlibatan dan peran aktif setiap instansi pemerintah, pemangku kepentingan dan lembaga swadaya masyarakat, dengan tetap mengacu pada tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

Terkait hal tersebut, peningkatan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi tentunya menjadi tantangan utama, yang patut menjadi perhatian dari setiap aparatur pemerintah.

(16)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Setiap unit organisasi perlu membuat perencanaan agar tidak menimbulkan ketimpangan manajemen sekaligus untuk melaksanakan seluruh aktivitas organisasi. Dengan adanya perencanaan yang jelas maka suatu organisasi akan dapat mengelola potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan kinerja organisasi.

Rencana Kinerja minimal menggambarkan tujuan, sasaran, kebijakan, program, kegiatan dan indikator kinerja yang diperlukan untuk operasionalisasi kinerja organisasi secara optimal sesuai tugas pokok dan fungsinya sekaligus menjadi pedoman bagi seluruh pejabat dan pegawai.

A. Tujuan Strategis

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan, maka Sekretariat Kabinet dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan organisasi dalam mencapai misinya.

Tujuan tersebut dimaksudkan untuk mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi yang telah ditetapkan. Keberhasilan Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dapat diukur melalui keberhasilan mewujudkan tujuan :

1. Meningkatnya kualitas hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang kesejahteraan rakyat.

2. Meningkatnya kualitas penyelesaian penyusunan rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden.

Tujuan tersebut dijabarkan menjadi beberapa sasaran dan program yang memuat kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat pada tahun 2014.

(17)

B. Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan yang ingin dicapai pada setiap tahun selama 5 (lima) tahun. Penetapan sasaran diperlukan untuk memberikan fokus dalam penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya yang dimiliki. Penetapan sasaran diperlukan untuk memberikan fokus dalam penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya yang dimiliki.

Dalam sasaran dimuat indikator sasaran yang merupakan ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun yang bersangkutan beserta rencana tingkat capaian (target) masing-masing.

Setiap sasaran diidentifikasi melalui indikator kinerja masing-masing yang akan dijadikan tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran. Sasaran beserta indikator kinerjanya dirumuskan berdasarkan tingkatan indikator.

Pada tahun 2014, Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat merencanakan pencapaian 2 (dua) sasaran sebagai berikut :

1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat.

2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang Kesejahteraan Rakyat.

C. Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Cara pencapaian tujuan dan sasaran merupakan rencana menyeluruh mengenai upaya organisasi berupa penetapan kebijakan, program, dan kegiatan dengan memperhatikan sumber daya yang dimiliki. Dalam mencapai tujuan dan sasaran di atas, perlu dilakukan pemilihan strategi pencapaiannya yang dijabarkan ke dalam bentuk kebijakan, program, dan kegiatan. Program disusun untuk mengoperasionalkan kebijakan dengan orientasi pada pencapaian tujuan dan sasaran. Adapun kegiatan disusun untuk mengoperasionalkan program guna memberi kontribusi terhadap pencapaian tujuan dan sasaran.

(18)

Pencapaian tujuan dan sasaran diwujudkan dengan terlebih dahulu memilih strategi pencapaiannya. Adapun strategi pencapaian tersebut dijabarkan melalui program dan kegiatan. Pada tahun 2014, Asdep Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat mempunyai satu program dan menetapkan 2 (dua) kegiatan sebagai berikut:

Program

Penyelenggaraan Pelayanan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden di Bidang Kesejahteraan Rakyat

Kegiatan

1. Perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang kesejahteraan rakyat.

2. Penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang kesejahteraan rakyat. Gambaran selengkapnya mengenai sasaran, program, dan kegiatan Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat ada tahun 2014 sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2

Sasaran, Program, dan Kegiatan

Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat Tahun 2014

Sasaran Strategis Program

Operasional

Kegiatan

1. Terwujudnya peningkatan kualitas perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat Penyelenggaraan Pelayanan Dukungan Kebijakan kepada Presiden di bidang kesejahteraan rakyat

Perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat

2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang

Kesejahteraan Rakyat

Penyiapan, penyusunan dan penyampaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres bidang Kesejahteraan Rakyat

(19)

D. Penetapan Kinerja

Penetapan Kinerja Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat merupakan ikhtisar kesepakatan rencana kinerja yang akan dicapai pada tahun 2013 oleh seluruh unit kerja di lingkungan Keasdepan Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan rakyat.

Uraian mengenai Penetapan Kinerja Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat tersebut adalah sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3 Penetapan Kinerja

Asdep Bidang Perancangan PUU Kesejahteraan Rakyat Tahun 2014

No. Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target Target Anggaran

1. Terwujudnya peningkatan kualitas perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat. 1. Penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program

pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat yang tepat waktu

2. Penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat yang ditindaklanjuti % % 97 97 Rp. 518.206.260,00 2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang Kesejahteraan Rakyat. 1. Penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres bidang Kesejahteraan Rakyat secara tepat waktu 2. RPerpres, RKeppres,

dan RInpres bidang Kesejahteraan Rakyat % % 97 97 Rp.155.925.000,00

(20)

E. Indikator Kinerja Utama

Uraian mengenai Indikator Kinerja Utama Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat adalah:

1. Indikator Kinerja Utama 1

a) Penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat yang tepat waktu

Indikator kecepatan penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah digunakan untuk mengukur kecepatan penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah yang diajukan oleh instansi atau publik kepada Presiden. Penyelesaian rencana kebijakan dan program pemerintah dikatakan cepat apabila waktu penyelesaiannya sesuai dengan waktu yang dialokasikan dalam SP, yaitu 9 hari.

Kecepatan penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah diukur berdasarkan hari dimulainya kegiatan penyiapan penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah sampai dengan selesai.

Metode penghitungan capaian indikator program di atas adalah sebagai berikut:

b) Penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat yang ditindaklanjuti

Indikator ketepatan penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah digunakan untuk mengukur “akurasi” penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program

(hari penyelesaian RKPP1 + hari penyelesaian RKPP2 + … )

n n = Jumlah penyelesaian RKPP

RKPP = Rencana Kerja dan Program Pemerintah

∑ + +

(21)

pemerintah yang diajukan oleh instansi atau publik kepada Presiden. Saran yang disampaikan oleh Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat kepada Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dikatakan tepat apabila saran tersebut ditindaklanjuti atau disetujui oleh Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dan atau diteruskan kepada Instansi terkait. Dengan demikian maka semakin banyak saran yang diterima oleh Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dan atau diteruskan kepada Instansi terkait berarti kinerja Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat semakin tinggi.

Metode penghitungan target ketepatan adalah sebagai berikut:

2. Indikator Kinerja Utama 2

Pengukuran kecepatan dan ketepatan penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres dilakukan terhadap RPerpres, RKeppres, dan RInpres ditindaklanjuti.

Berdasarkan kriteria tindak lanjut tersebut, status suatu RPerpres, RKeppres, dan RInpres menjadi jelas, terutama bagi instansi pemrakarsa untuk menyempurnakan, menunda, atau bahkan menghentikan proses penyusunan RPerpres, RKeppres, dan RInpres dimaksud.

a) Persentase penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres bidang Kesejahteraan Rakyat secara tepat waktu.

Indikator penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres secara tepat waktu digunakan untuk mengukur kecepatan penyiapan RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang diajukan oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga Non Kementerian kepada Presiden. Pengertian penyiapan

Laporan Hasil Perumusan dan Analisis yang ditindaklanjuti

(22)

teknis, administratif, dan analisis Sekretariat Kabinet dalam penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres.

Kecepatan mencerminkan waktu (rata-rata hari) yang dibutuhkan dalam penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres, yang diukur berdasarkan waktu sebagaimana dialokasikan dalam SP, yaitu 9 hari.

Waktu penyelesaian 9 hari tersebut, bukan merupakan waktu penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres sampai ditetapkan oleh Presiden, namun merupakan waktu untuk tiap-tiap tahap penyiapan penyelesaian sampai dengan suatu RPerpres, RKeppres, dan RInpres dilingkungan unit kerja (Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat). Hal tersebut berdasarkan pertimbangan, proses penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, RInpres sampai ditetapkan oleh Presiden tidak dapat dibatasi waktunya, mengingat setiap Rancangan yang telah diajukan kepada pimpinan (Eselon I) tidak dapat dibatasi dengan waktu.

Metode penghitungan target kecepatan di atas adalah sebagai berikut:

b) Persentase penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres bidang Kesejahteraan Rakyat yang ditindaklanjuti

Indikator penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres bidang Kesejahteraan Rakyat yang ditindaklanjuti digunakan untuk mengukur “kualitas” atau “mutu” dari penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang diajukan oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga Non Kementerian kepada Presiden. Penyelesaian penyiapan Rperpres,

(hahari penyelesaian rancangan1 + hari penyelesaian rancangan2 + … )

n

n = jumlah penyelesaian rancangan Perpres, Keppres dan Inpres

(23)

RKeppres, dan RInpres oleh Aisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat kepada Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dikatakan tepat apabila penyelesaian penyiapan Rperpres, RKeppres, dan RInpres tersebut tepat dari sisi substansi dan teknis perundang-undangannya.

Tepat dari sisi substansi antara lain adalah apabila hasil analisis atau penelitian terhadap suatu rancangan dapat ditindaklanjuti atau disetujui oleh Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat untuk diproses lebih lanjut kepada pimpinan setingkat lebih tinggi.

Pengertian suatu RPerpres, RKeppres, dan RInpres ditindaklanjuti apabila:

a. Sekretariat Kabinet menyampaikan persetujuan Presiden mengenai prakarsa/usul penyusunan RPerpres, RKeppres, dan RInpres kepada Instansi Pemrakarsa;

b. Sekretariat Kabinet telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada instansi pemrakarsa agar rancangan disempurnakan atau dikaji kembali oleh instansi pemrakarsa atau surat pemberitahuan hasil kesepakatan dalam rapat koordinasi yang diprakarsai Sekretariat Kabinet;

c. Sekretariat Kabinet telah mengirimkan surat kepada instansi yang berwenang untuk mengkoordinasikan rancangan dimaksud terlebih dahulu;

d. Sekretariat Kabinet telah mengirimkan surat kepada instansi terkait untuk meminta pertimbangan terhadap rancangan yang diajukan;

e. Sekretariat Kabinet telah melaporkan kepada Presiden sehubungan dengan adanya persoalan susbtansial yang tidak dapat diputuskan oleh instansi pemrakarsa dan instansi terkait lainnya;

f. Sekretariat Kabinet telah meminta paraf persetujuan pada naskah asli Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres kepada instansi pemrakarsa dan instansi terkait lainnya;

(24)

Demikian halnya, apabila rancangan tersebut telah ditetapkan menjadi peraturan perundang-undangan oleh Presiden tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lain atau menimbulkan polemik di masyarakat atau bahkan di-judicial review karena adanya rasa ketidakpuasan masyarakat. Selain itu dari sisi teknis perundang-undangan sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan praktek legal drafting pada umumnya.

Selain itu, dari sisi teknis perundang-undangan sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan praktek legal drafting pada umumnya. Misalnya, terhadap Perpres, Keppres, dan Inpres yang telah ditetapkan oleh Presiden dan disebarluaskan secara cetak dan elektronik kepada masyarakat tidak dilakukan penarikan, dan selanjutnya disebarluaskan kembali dalam bentuk ”Distribusi II” karena terdapat kesalahan ketik/redaksi penulisan.

Metode penghitungan target ketepatan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Indikator Kinerja Utama Tahun 2014

No Indikator Kinerja Utama

1. a. Penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat yang tepat waktu.

b. Penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat yang ditindaklanjuti

2. a. Persentase penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres bidang Kesejahteraan Rakyat secara tepat waktu.

b. Persentase penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres bidang Kesejahteraan Rakyat yang ditindaklanjuti.

Rancangan Perpres, Keppres, dan Inpres yang ditindaklanjuti x 100% Rancangan Perpres, Keppres, dan Inpres yang disampaikan

(25)
(26)

25 BAB III

CAPAIAN KINERJA

Hasil pencapaian kinerja diukur dengan mengacu pada hasil capaian indikator kinerja setiap kegiatan yang terdiri dari input, output, dan outcome. Indikator kinerja beserta target masing-masing sasaran dan kegiatan yang tertuang dalam rencana kinerja tahunan dimaksudkan sebagai sebagai alat ukur untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.

Hasil capaian kinerja tersebut dituangkan dalam bentuk Laporan Kinerja (LKj) yang berisi gambaran perwujudan akuntabiliotas kinerja instansi pemerintah yang disusun secara sistematis guna mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi. Untuk melakukan pengukuran kinerja, dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode, yaitu metode Evaluasi Kinerja dan metode Pembandingan Capaian Sasaran. Metode evaluasi kinerja menggunakan formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dimana pengukuran kinerja dilakukan dengan pembandingan antara rencana dan realisasi untuk masing-masing indikator kinerja kegiatan. Metode ini bermanfaat untuk melakukan evaluasi internal atas kelemahan-kelemahan yang terjadi pada organisasi dalam pelaksanaan suatu kegiatan.

Adapun metode pembandingan capaian sasaran menggunakan formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dimana pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target sasaran dengan realisasinya. Dengan pembandingan ini akan diketahui ada/tidaknya perbedaan capaian sasaran dengan target yang diharapkan. Apabila terjadi perbedaan, maka perbedaan tersebut dianalisis guna mengetahui penyebab ketidakberhasilan capaian kinerja yang kemudian digunakan untuk menetapkan strategi peningkatan kinerja yang bersangkutan dimasa mendatang. Metode ini bermanfaat untuk memberi gambaran sejauh mana pelaksanaan misi organisasi.

(27)

Pengukuran, evaluasi dan analisis capaian kinerja dalam laporan ini berbasis pada penilaian sendiri (self assessment) dengan menggunakan kategori capaian kinerja sebagaimana tabel berikut:

Tabel 5

Kategori Capaian Kinerja

No Rentang Capaian Kinerja Kategori Capaian Kinerja 1. 2. 3. 4. 5. > 100% 85 % - 100 % 70 % - <85 % 55 % - < 70 % < 55% Memuaskan Sangat Baik Baik Sedang Kurang Baik

Indikator kinerja merupakan media untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam pencapaian kinerja, terdiri atas masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) yang dapat menggambarkan tingkat capaian suatu sasaran atau kegiatan telah tercapai atau sebaliknya.

Indikator kinerja input memberikan gambaran mengenai segala sesuatu yang diperlukan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output dan outcome. Indikator kinerja output adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan input yang digunakan. Adapun indikator kinerja outcome memberikan gambaran mengenai berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah dan merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Mengenai indikator sasaran dalam pelaksanaan tujuan yang akan dicapai Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat tahun 2013, sebagai berikut :

(28)

27 Sasaran 1:

1. Persentase penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang kesejahteraan rakyat yang tepat waktu.

2. Persentase penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat yang ditindaklanjuti.

Sasaran 2

1. Persentse penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang kesejahteraan rakyat secara tepat waktu.

2. Persentase penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden yang ditindaklanjuti. A. Capaian Kinerja Tahun 2014

Dalam Penetapan Kinerja Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat Tahun 2014, telah ditetapkan 2 (dua) sasaran yang akan dicapai, yaitu :

1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat.

2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang Kesejahteraan Rakyat.

Analisis hasil capaian untuk masing-masing indikator sasaran sebagai berikut :

Sasaran 1

Terwujudnya peningkatan kualitas hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat

(29)

Tabel 6

Indikator Sasaran, Target, Realisasi, dan Capaian Sasaran 1 Tahun 2014

No. Indikator Sasaran Target Realisasi % Capaian

1. Persentase penyelesaian perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang

Kesejahteraan Rakyat yang tepat waktu

97% 100% 103,09%

2. Persentase penyelesaian perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang

Kesejahteraan Rakyat yang ditindaklanjuti

97% 100% 103,09%

Peningkatan kualitas hasil perumusan dan analisis kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan dapat diukur dari ketetapan waktu pelaporan kepada pimpinan dan ketepatan dari sisi substansi.

1. Persentase penyelesaian perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat yang tepat waktu.

Berdasarkan Tabel tersebut terkait dengan kecepatan penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat, realisasi adalah 6 hari dengan capaian sebesar 100%.

Pencapaian indikator kecepatan penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat sebesar 9

(30)

29 perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat dalam rentang waktu Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Rata-rata waktu penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk PUU bidang Kesejahteraan Rakyat, adalah sebagaimana rincian berikut:

Tabel 7

Waktu Penyelesaian Hasil Perumusan dan Analisis atas Rencana Kebijakan Dan Program Pemerintah Dalam Bentuk PUU

bidang Kesejahteraan Rakyat Tahun 2014

Rata-rata Waktu Penyelesaian (Hari) Perpres Keppres Inpres

1 - 3 hari 24 10 1 4 - 7 hari 27 6 1 8 - 9 hari 14 0 1 9 hari 9 0 0 Jumlah 74 16 3 Jumlah Total 93 Rata-rata 3,41 hari

Tahun 2014 merupakan tahun ketiga pelaksanaan pencapaian indikator sasaran tersebut dan SP, pejabat dan pegawai terkait di lingkungan Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya telah dapat cukup beradaptasi dengan SP yang telah ditetapkan.

Selain itu, di lingkungan Asisten Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat mendapat tambahan 4 (empat) staf analis hukum sehingga beban penyelesaian pekerjaan dapat lebih proporsional dan penyelesaiannya lebih cepat.

Meskipun demikian, realisasi pemberian saran hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk PUU bidang Kesejahteraan Rakyat tersebut per rancangan kebijakan bervariasi antara 1-9 hari dengan rata-rata pencapaian 3,41 hari guna penyelesaian per

(31)

rancangan perundang-undangan. Penghitungan waktu rata-rata berdasarkan jumlah dari rentang waktu penyelesaian dibagi jumlah PUU. Realisasi tersebut kecepatannya sesuai target bahkan lebih cepat dari target hari penyelesaian sebagaimana diatur dalam SP (9 hari).

Alur penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat adalah sebagai berikut:

a. Berkas rencana kebijakan dan program pemerintah diterima oleh Sekretariat Kabinet dan diinventarisasi sesuai dengan substansi permasalahan.

b. Berkas rencana kebijakan dan program pemerintah dianalisis (setelah diperiksa tingkat urgensi, kelengkapan data dan informasi pokok yang dibutuhkan) guna menghasilkan saran dan pendapat hukum (output).

c. Berkas rencana kebijakan dan program pemerintah ditindaklanjuti

(outcome) melalui penyampaian laporan hasil perumusan dan analisis

kepada Deputi dan/atau diteruskan kepada instansi terkait guna penanganan lebih lanjut.

Terkait dengan kecepatan penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Kesejahteraan Rakyat dibandingkan tingkat kecepatan tahun sebelumnya yang rata-rata perancangan kebijakan diselesaikan dalam waktu 6,09 hari, pada tahun 2014 perancangan kebijakan dapat diselesaikan dalam waktu 3,41 hari.

2. Persentase penyelesaian perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang kesejahteraan rakyat yang ditindaklanjuti.

Realisasi ketepatan rencana kebijakan dan program pemerintah, sebesar 100% dari 99 berkas yang masuk 93 rancangan kebijakan yang ditetapkan menjadi kebijakan dalam bentuk peraturan perundang-undangan, sedangkan sisanya di berupa laporan kepada pimpinan atau disampaikan kebali kepada

(32)

31 tingkat capaian terhadap target 97% sebesar 103,09% (menggunakan rumus 1, karena semakin cepat penyelesaian perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan semakin baik).

Berdasarkan kategori pencapaian kinerja, dapat dinyatakan bahwa pencapaian untuk sasaran ini dikategorikan memuaskan.

Selanjutnya, mengingat indikator ketepatan rencana kebijakan dan program pemerintah masih dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya, berikut disajikan perbandingan Sasaran 1 Tahun 2014 dengan Tahun 2013 dan 2012 terkait ketepatan pemberian saran penyelesaian permasalahan hukum.

Gambar 1

Perbandingan Capaian Sasaran 1 terkait Ketepatan Tahun 2014 dengan Tahun 2013 dan 2012

Figure 1

Berdasarkan kategori pencapaian kinerja dapat dinyatakan bahwa pencapaian untuk sasaran ini dikategorikan memuaskan. Hal ini menggambarkan bahwa IKU Pertama Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat telah berhasil dicapai melalui pencapaian sasaran tersebut. Kegiatan yang dilakukan guna mencapai Sasaran Pertama adalah “Perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan”.

95% 100% 105.,97% 96% 100% 97% 100%

187,50 103,09%

Target Realisasi Capaian 2012 2013 2014

(33)

Sasaran 2

Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden dibidang kesejahteraan rakyat bidang Kesejahteraan Rakyat

Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan Sasaran 2 adalah, sebagaimana tabel berikut:

Indikator Sasaran Kedua

Indikator Sasaran Target

1. Persentase penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden dibidang kesejahteraan rakyat secara tepat waktu.

2. Persentase penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden dibidang kesejahteraan rakyat yang ditindaklanjuti menjadi Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden

97%

97%

Pengukuran penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres dilakukan terhadap RPerpres, RKeppres, dan RInpres dibidang kesejahteraan rakyat secara tepat waktu dan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres dilakukan terhadap RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang ditindaklanjuti.

Pengertian suatu RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang ditindaklanjuti, adalah apabila:

a. Sekretariat Kabinet telah mengajukan rancangan kepada Presiden untuk ditetapkan menjadi RPerpres, RKeppres, dan RInpres.

b. Sekretariat Kabinet menyampaikan persetujuan Presiden mengenai prakarsa/usul penyusunan RPerpres, RKeppres, dan RInpres kepada Menteri Pemrakarsa;

(34)

33 instansi pemrakarsa atau surat pemberitahuan hasil kesepakatan dalam rapat koordinasi yang diprakarsai Sekretariat Kabinet;

d. Sekretariat Kabinet telah mengirimkan surat kepada instansi yang kompeten untuk terlebih dahulu mengkoordinasikan rancangan dimaksud; e. Sekretariat Kabinet telah mengirimkan surat kepada instansi terkait untuk

meminta pertimbangan terhadap rancangan yang diajukan;

f. Sekretariat Kabinet telah melaporkan kepada Presiden sehubungan dengan adanya persoalan susbtansial yang tidak dapat diputuskan oleh instansi pemrakarsa dan instansi terkait lainnya;

g. Sekretariat Kabinet telah meminta paraf persetujuan pada naskah asli Rancangan PUU kepada instansi pemrakarsa dan instansi terkait lainnya; h. RPerpres, RKeppres, dan RInpres telah ditetapkan oleh Presiden menjadi

Perpres, Keppres, Inpres.

Berdasarkan kriteria tindak lanjut tersebut, status suatu RPerpres, RKeppres, dan RInpres menjadi jelas, terutama bagi instansi pemrakarsa untuk menyempurnakan, menunda, atau bahkan menghentikan proses penyusunan RPerpres, RKeppres, dan RInpres dimaksud.

Indikator penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan Rinpres secara tepat waktu diukur dari kecepatan penyiapan, penyusunan dan penyampaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang merupakan indikator Sasaran 1 dan digunakan untuk mengukur kecepatan penyiapan, penyusunan dan penyampaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang diajukan oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga Non Kementerian/LPNK kepada Presiden. Pengertian penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres adalah meliputi dukungan teknis, administratif, dan analisis Sekretariat Kabinet dalam penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres.

Semakin cepat penyiapan, penyusunan dan penyampaian RPerpres, RKeppres, RInpres, maka semakin banyak jumlah penyelesaian RPerpres, RKeppres, RInpres yang dihasilkan. Kecepatan mencerminkan waktu (rata-rata hari) yang dibutuhkan dalam penyiapan, penyusunan dan penyampaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres, yang diukur berdasarkan waktu sebagaimana dialokasikan dalam SP, yaitu 9 hari.

(35)

Waktu penyelesaian 9 hari tersebut, bukan merupakan waktu penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres sampai ditetapkan oleh Presiden, namun merupakan waktu untuk tiap-tiap tahap penyiapan penyelesaian sampai dengan suatu RPerpres, RKeppres, dan RInpres dikategorikan ditindaklanjuti. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan, proses penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, RInpres sampai ditetapkan oleh Presiden tidak dapat dibatasi waktunya, mengingat waktu yang bisa diukur adalah waktu pada saat penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, maupun RInpres yaitu dilingkungjkan Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan (Eselon II). Tepat waktu sebagai indikator penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres tentunya tidak dengan mengabaikan dari sisi ketepatan substansi dan teknis perundang-undangannya. Tepat dari sisi substansi, antara lain, apabila hasil analisis atau penelitian terhadap suatu rancangan ditindaklanjuti atau disetujui oleh Presiden.

Selain itu, dari sisi teknis perundang-undangan sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan praktek legal drafting pada umumnya. Misalnya, terhadap Perpres, Keppres, dan Inpres yang telah ditetapkan oleh Presiden dan disebarluaskan secara cetak dan elektronik kepada masyarakat tidak dilakukan penarikan, dan selanjutnya disebarluaskan kembali dalam bentuk ”Distribusi II” karena terdapat kesalahan ketik/redaksi penulisan.

Saat ini, baik penghitungan kecepatan maupun ketepatan penyiapan, penyusunan dan penyampaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres masih dilakukan secara manual, yaitu melalui collecting data dari setiap Bidang yang menangani, selanjutnya dilakukan rekapitulasi setiap bulan serta dilakukan pelaporan kepada Pimpinan.

Uraian mengenai indikator sasaran, target, realisasi dan persentase tingkat capaian Sasaran 2 Tahun 2014, sebagai berikut:

(36)

35 Tabel 9

Indikator Sasaran, Target, Realisasi, dan Capaian Sasaran 2 Tahun 2014

Indikator Sasaran Target Realisasi % Capaian

1. Persentase penyelesaian

Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden dibidang kesejahteraan rakyat secara tepat waktu 2. Persentase

penyelesaian

Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden dibidang kesejahteraan rakyat yang ditindaklanjuti. 97 % 97% 100% 100% 103,09%. 103,09%.

Pada Tahun 2014, Asdep Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat menerima 99 berkas masuk RPerpres, RKeppres, dan RInpres dari instansi pemrakarsa, yang terdiri atas 77 RPerpres, 18 RKeppres dan 4 RInpres. Terhadap ke-99 RPUU tersebut seluruhnya telah ditindaklanjuti sebagaimana kriteria di atas (tidak ada yang masih dalam proses penelitian/analisis di Sekretariat Kabinet).

Berdasarkan kriteria RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang ditindaklanjuti, terhadap ke-99 rancangan yang masuk tersebut, dapat dikategorikan sebagai berikut:

(37)

Tabel 10

Penyiapan Penyelesaian

RPerpres, RKeppres, dan RInpres Tahun 2014

No Kriteria Ditindaklanjuti RPerpres RKeppres RInpres Jumlah

Berkas Masuk 77 18 4 99

Dalam penelitian Sekretariat Kabinet (belum

ditindaklanjuti)

- - - -

1 Diajukan ke Presiden guna penetapan (a)

2 - - 2

2 Dimintakan ijin prakarsa ke Presiden (b)

- - - -

3 Dimintakan penyempurnaan atau dikaji Menteri terkait (c)

- - - -

4 Dimintakan dikoordinasikan Menteri terkait (d)

- 1 1 2

5 Diminta pertimbangan kepada Menteri terkait (e)

- - - -

6 Dilaporkan kepada Presiden terkait adanya persoalan substansial (f)

- - - -

7 Dimintakan paraf persetujuan Menteri terkait (g)

1 1 - 2

8 Ditetapkan menjadi Perpres, Keppres dan Inpres

74 16 3 93

9 Tidak ditetapkan oleh Presiden

- - - -

Jumlah 77 18 4 99

Selain guna pengukuran kinerja penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres, Sekretariat Kabinet selalu menyiapkan data dan meng-up date posisi RPerpres, RKeppres, dan RInpres setiap bulan dan/atau sewaktu-waktu apabila dibutuhkan sebagaimana tabel di atas, terutama guna bahan Sidang Kabinet dan dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

Selanjutnya, berdasarkan metode penghitungan kecepatan penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres, terhadap ke-99 RPerpres, RKeppres, dan RInpres tersebut dilakukan penghitungan kecepatan dan

(38)

37 1. Persentase penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan

Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden dibidang kesejahteraan rakyat secara tepat waktu

Pada Tahun 2014 realisasi kecepatan penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres adalah 3,41 hari. Hal tersebut berdasarkan penghitungan kecepatan penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres, dengan rekapitulasi sebagaimana tabel berikut:

Tabel 11

Waktu Penyiapan, Penyusunan dan PenyampaianRPerpres, RKeppres, dan RInpres Tahun 2014

Rata-rata Waktu Penyelesaian (Hari)

Perpres Keppres Inpres

1 - 3 hari 24 10 1

4 - 7 hari 27 6 1

8 – 9 hari 14 0 1

9 hari 9 0 0

Jumlah 93

Rata-rata penyelesaian per rancangan

3,41 hari

Berdasarkan tabel di atas, realisasi kecepatan penyiapan, penyusunan dan penyampaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres per rancangan selama kurun waktu Tahun 2014 berkisar antara 3,41 hari kerja per rancangan. Penghitungan waktu rata-rata berdasarkan jumlah dari rentang waktu penyelesaian dibagi jumlah PUU.

Adapun hasil penghitungan capaian kecepatan penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres berdasarkan rumus 1 adalah 103,09%, karena rata-rata hari penyelesaian lebih cepat dari target waktu penyelesaian yang ditetapkan yakni 9 hari.

Perbandingan capaian sasaran tahun 2013 dan 2014 terkait kecepatan penyiapan, penyusunan dan penyampaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres.

(39)

Gambar 4

Perbandingan Capaian Sasaran Kecepatan Tahun 2014 dengan Tahun 2013

2. Persentase penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang kesejahteraan rakyat yang ditindaklanjuti

Dalam rangka penghitungan penyelesaian (penyiapan, penyusunan dan penyampaian) RPerpres, RKeppres, dan RInpres, terhadap RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang telah ditindaklanjuti berdasarkan kriteria di atas, selanjutnya dilakukan pengukuran kualitasnya, yaitu apakah RPerpres, RKeppres, dan RInpres disetujui oleh Presiden dan dari sisi teknis perundang-undangan terhadap Perpres, Keppres dan Inpres yang telah ditetapkan oleh Presiden telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan praktek legal drafting serta tidak dilakukan penarikan kembali dari masyarakat dan disebarluaskan kembali dalam bentuk ”Distribusi II” karena terdapat kesalahan ketik/redaksi penulisan.

Pada Tahun 2014, terhadap ke-93 RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang diajukan kepada Presiden seluruhnya sudah tepat karena tidak ada distribusi II dan tidak dilakukan perubahan. Realisasi ketepatan penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres dan RInpres sebesar 100%.

0 2 4 6 8 10

9hari 6,09 hari 9 hari 3,41 hari

100,00% 100,00

Target Realisasi Capaian

(40)

39 Mengacu pada target dan realisasi tersebut, maka capaian ketepatan waktu penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres berdasarkan rumus 1 adalah 103,09%.

Selanjutnya, mengingat indikator ketepatan penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya, berikut disajikan perbandingan Tahun 2014 dengan Capaian Tahun 2013 dan 2012 terkait ketepatan penyiapan, penyusunan dan penyampaianRPerpres, RKeppres, dan RInpres.

Gambar 5 Perbandingan

Capaian Sasaran Ketepatan Tahun 2013 dan 2012

n

Selanjutnya, berdasarkan kategori pencapaian kinerja, dapat dinyatakan bahwa pencapaian untuk sasaran ini dikategorikan memuaskan. Hal ini menggambarkan bahwa IKU Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Kesejahteraan Rakyat telah berhasil dicapai melalui pencapaian sasaran tersebut.

Penyelesaian penyiapan RPerpres, RKeppres dan RInpres mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2004 tentang Tata Cara Mempersiapkan RPerpres, RKeppres dan RInpres.

Disamping ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut, juga memperhatikan pula Surat Menteri Sekretaris Negara Nomor B.257/M.Sesneg/D-4.03.2010 tanggal 3 Maret 2010, kepada para Menteri

0% 50% 100% 150% 95% 100% 96% 100% 97% 100% 105,97% 187,50% 103,09%

Target Realisasi Capaian

2012 2013 2014

(41)

Kabinet Indonesia Bersatu II, dan para pimpinan LPNK hal Penyusunan Rancangan Undang-Undang, Perpu, RPP, RPerpres, RKeppres, RInpres yang intinya mengatur bahwa setiap rancangan yang akan dibahas dengan panitia antar kementerian/lembaga harus terlebih dahulu mendapat izin prakarsa Presiden.

Adapun, langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam kegiatan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, secara singkat dapat disampaikan sebagai berikut:

1) RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang diajukan oleh pimpinan Kementerian/LPNK, oleh pimpinan (Presiden, Sekretaris Kabinet/ Wakil Sekretaris Kabinet, Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Kesra) secara hierarkis diteruskan kepada staf dengan disertai petunjuk penyelesaiannya. 2) Staf melakukan penelitian dan analisis terhadap prakarsa penyusunan

rancangan peraturan perundang-undangan dan hasilnya disampaikan/dilaporkan secara hierarkis kepada pimpinan, baik mengenai bentuk hukum, urgensi pengaturan, dampak yang mungkin timbul, perumusan maupun teknis perundang-undangan dengan disertai berkas. 3) Dalam hal laporan/hasil penelitian/analisis menyatakan terdapat

permasalahan, maka dapat dilakukan:

a) koordinasi dengan instansi terkait, baik melalui rapat (bilateral/ trilateral maupun permintaan pertimbangan/persetujuan;

b) melaporkan lebih lanjut pokok-pokok masalah kepada pimpinan.

4) RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang tidak lagi mengandung permasalahan disiapkan dalam bentuk naskah rancangan untuk diteruskan kepada pimpinan guna mendapatkan persetujuan/ penetapan Presiden. 5) Naskah RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang telah mendapat

persetujuan/penetapan Presiden dibuatkan salinannya untuk kemudian digandakan dan didistribusikan kepada lembaga-lembaga tinggi negara, Kementerian/LPNK, Gubernur, dan Bupati/Walikota, serta lembaga terkait lainnya, antara lain, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Antara dan Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Gambar

Tabel 3  Penetapan Kinerja
Gambar 5  Perbandingan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan dapat mempengaruhi keputusan pembelian, kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan

Analisis struktur kristal dan fasa pada serbuk NdFeB Flakes, MQP-B + dan MQA dengan efek variasi waktu milling dengan menggunakan XRD ( X-Ray Diffraction )

Jadi beta sambayang sang Allah Bapa, deng Yesus Kristus yang kasi salamat sang kotong, ko Dong kasi tunju Dong pung hati bae sang lu, ko lu idop aman, dame, deng tanáng.✡.. Sarat

dari peserta didik. Kurikulum 2013 yang diterapkan relevan dengan ilmu pengetahuan alam salah satunya pada pembelajaran Fisika. Fisika merupakan ilmu alam yang kaitannya

Pembinaan SMA dengan menempatkan TIK sebagai salah satu ikon utama pembinaan SMA yang salah satunya diwujudkan dalam program pengelolaan bahan ajar berbasis TIK melalui Pusat

Penggunaan yang tercantum dalam Lembaran Data Keselamatan Bahan ini tidak mewakili kesepakatan pada kualitas bahan / campuran atau penggunaan yang tercantum sesuai

Adapun kelebihan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif learning cycle 5E (engange, explore, explain, elaborate, and evaluate) dengan bantuan media

Data kerusakan tanaman oleh penyakit karat daun juga diamati karena penyakit karat daun secara nyata menurunkan hasil panen kopi bila tidak dilaksanakan pengendalian,