• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PASAR PRODUK BARU MENGGUNAKAN METODE LOGIT BINER (KASUS: WiMAX)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI PASAR PRODUK BARU MENGGUNAKAN METODE LOGIT BINER (KASUS: WiMAX)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 STUDI PASAR PRODUK BARU MENGGUNAKAN METODE LOGIT BINER (KASUS: WiMAX)

Dianasanti Salati

Program Studi Teknik dan Manajemen Industri, STMI Jakarta dianasanti@kemenperin.go.id

ABSTRAK

Teknologi Informasi dan komunikasi berupa suara, data, gambar, maupun video secara konvergen sudah semakin diperlukan. Kebutuhan pasar akan teknologi pita lebar (broadband) pun akan terus meningkat. Dengan produk (teknologi) baru WiMAX, kebutuhan akan pemenuhan informasi dan komunikasi dengan berbasis pada protokol internet akan relatif bisa terpenuhi dari manapun kapanpun, dan sambil beraktivitas apapun. Penelitian tentang preferensi produk baru WiMAX menggunakan metode logit biner dengan pendekatan What-If digunakan untuk memprediksi penilaian WiMAX. Data 128 responden diolah menggunakan metode successive interval, kemudian ditranslasi oleh variabel What-If, untuk memprediksi nilai variabel WiMAX. Nilai translasi dikurangi nilai variabel interval awal, penilaian terhadap WiFi, menjadi input untuk analisis logit biner. Kurva logit biner menghasilkan kecenderungan preferensi WiMAX relatif terhadap WiFi. Hasil variabel yang paling diperhitungkan adalah (1) biaya dengan tingkat elastisitas -60%, dan (2) kestabilan sinyal sebesar +20%. Kombinasi kedua variabel ini perlu diperhatikan untuk meningkatkan preferensi konsumen terhadap WiMAX.

Kata kunci: WiFi, WiMAX, Logit Biner.

1. PENDAHULUAN

Dua fenomena penting yang mempengaruhi dunia telekomunikasi beberapa dekade terakhir ini telah bekembang secara pesat pada bidang internet dan jasa telepon seluler. Internet membawa keuntungan pada komunikasi data seperti e-mail, situs, dan bisnis melalui dunia maya. Sementara jasa telepon selular mempunyai keunggulan komunikasi suara dapat tersambung dimana saja dan kapan saja. Namun, internet juga dapat membantu mempercepat perubahan kebiasaan dari dasar suara menjadi jaringan berbasis data. Data telah muncul dalam lalu lintas suara, dan data dapat juga terbagi secara berkelanjutan untuk terus berkembang. Kedua media ini bersinergi memberikan keuntungan pada jasa baru yang bersifat multimedia interaktif dengan keunggulan fleksibilitas dan mobilitas secara nirkabel.

Untuk merealisasikan potensi penuh pada gabungan konvergen ini, bagaimanapun juga, kita memerlukan pita lebar untuk mensinergikan koneksi tersebut. Pita lebar merupakan komponen dalam teknologi internet yang terus berkembang, sehingga dapat mendukung kecepatan data dalam ratusan kilobit per detik. Pada suatu saat nanti mungkin saja semua itu bisa dilakukan ketika sedang dalam perjalanan, di mobil, kereta api. Untuk itu, diperlukan suatu perangkat yang

memungkinkan sinyal internet tersebut sampai pada gadget kita dimanapun kita berada.

Teknologi yang mendukung berlangsungnya internet nirkabel di Indonesia saat ini adalah WiFi dan juga perangkat dari jaringan selular melalui GPRS (General Packet Radio Service). Di beberapa Negara sudah ada teknologi yang berusaha menjembatani semua kebutuhan tersebut, yaitu dengan WiMAX, dengan jangkauan area yang lebih luas, kecepatan transfer data yang lebih cepat, dan gangguan dari sinyal lain yang sejenis relatif nol.

Keberadaan WiMAX di Indonesia masih menunggu regulasi pemerintah yang akan menetapkan pada frekuensi berapa WiMAX dapat digelar. Pada kesempatan ini akan diteliti sebenarnya seberapa besar preferensi pasar terhadap WiMAX.

2. LANDASAN TEORI

2.1. Pengembangan Produk (Teknologi) Baru Secara umum proses pengembangan produk baru terdiri dari beberapa tahap, yaitu identifikasi keinginan konsumen, alternatif konsep desain produk, pemilihan alternatif yang paling baik, memberikan prototipe, pengujian pasar, dan peluncuran produk. Di dalam setiap tahap, selalu ada evaluasi untuk melakukan keputusan, apakah projek itu akan diteruskan (go), atau ditunda (not

(2)

2 go / kill), atau diulang ke tahap berikutnya

(recycle). Dalam situasi ini, masalah keputusan investasi dalam projek pengembangan produk baru dicerminkan pada evaluasi di setiap tahapnya dan kemungkinan iterasi di antara tahapnya. Tahap pengembangan produk baru merupakan suatu hal yang sangat berisiko dan membutuhkan biaya yang sangat besar serta tahap ini merupakan tahap kritis yang menentukan kesuksesan perusahaan di masa depan. Jika tahap ini berhasil, kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan sangatlah besar. Untuk mencapai keuntungan tersebut, produk harus dikembangkan dengan mempertimbangkan atau menyesuaikan daur hidupnya.

Daur hidup suatu produk memiliki empat tahap, yaitu tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan kemunduran. Strategi dalam tahap pengenalan adalah strategi penetrasi. Strategi pada tahap pertumbuhan adalah strategi membangun, dan menumbuhkan penjualan. Dalam tahap kedewasaan, dibutuhkan kehati-hatian dalam mempertahankannya, serta strategi inovasi yang terus-menerus. Sedangkan jika tahap penurunan sampai terjadi, strategi yang dilakuan yaitu memerah produk untuk memaksimalkan nilai sisa (salvage value).

Penelitian yang telah dilakukan oleh Vesey, J. (1991) memperlihatkan bahwa produk dengan teknologi tinggi, yang baru muncul enam bulan kemudian di pasar, akan kehilangan keuntungan sebesar 30% apabila dibandingkan dengan produk yang muncul tepat waktunya.

Secara umum, gambaran proses pengembangan produk baru, baik itu berupa barang maupun jasa, adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Proses Pengembangan Produk Baru Posisi penelitian ini terhadap gambaran proses di atas adalah pada tahap desain yaitu menentukan kebutuhan konsumen (customer needs) terhadap produk baru.

2.2. Metoda What-If

Secara lebih rinci, Urban menjelaskan tahap desain untuk penilaian kebutuhan konsumen adalah sebagai berikut:

(3)

3 Salah satu langkah untuk mengetahui kebutuhan

konsumen adalah dengan mengukur persepsi, preferensi, dan pilihan konsumen terhadap produk. Penilaian secara kualitatif diubah ke bentuk kuantitatif agar dapat diolah secara statistic. Data-data diolah menggunakan What-If forecast.

What-If forecast adalah suatu metode translasi dari pemilihan penilaian konsumen pada produk baru yang menjadi prediksi kesungguhan konsumen terhadap penggunaan produk baru tersebut. Translasi nilai dibutuhkan untuk melihat probabilitas kepenggunaan tersebut. Asumsi yang digunakan adalah 90% pada definite, 40% pada probable, 10% pada might.

2.3. Logit Biner

Metoda Model Logit yaitu model formal untuk menentukan kemungkinan konsumen mau menggunakan (membeli) produk baru pada evaluasi akhir tahap desain produk. Analisis logit adalah teknis analitik menggunakan informasi yang terkandung di dalam nilai preferensi untuk menghasilkan estimasi kemungkinan membeli produk baru yang lebih akurat.

Model logit termasuk pada model Regresi Logistik, atau model Probabilitas Linear. Model ini merupakan teknik multivariae dengan kondisi ketergantungan, ada variabel yang mempengaruhi dan ada yang dipengaruhi (dependen). Dengan ketentuan satu variabel dependen dengan skala non metrik.

Keunggulan analisis logit adalah berdasarkan pada model perilaku konsumen sebenarnya yang juga memperhatikan faktor eror dan berusaha untuk menjelaskan sebanyak mungkin perilaku yang tampak. Metoda ini relatif mudah digunakan, menghasilkan estimasi permintaan yang relatif baik, dan menghasilkan perhitungan statistik yang dapat digunakan sebagai dasar yang akurat, berguna, dan signifikan. Kekurangan model ini adalah mengasumsikan bahwa setiap konsumen memiliki kesamaan dalam sikap proses memilih, yang sebenarnya beragam, dan keberagaman itu tidak terlalu diperhitungkan ketika memilih produk yang berbeda.

Logit Biner pada dasarnya adalah pemilihan antara 0 (nol) dan 1 (satu). Hal ini digunakan dalam penelitian preferensi karena dalam memprediksi kebutuhan konsuman, probabilitas yang digunakan juga antara 0 (nol) dan 1 (satu). Persamaan yang digunakan dalam Logit Biner adalah sebagai berikut:

Dimana:

Px : Probabilitas memilih (>0,5 lebih memilih WiMAX, <0,5 lebih memilih WiFi)

Akx: atribut tingkat pelayanan ke-k pada WiMAX

Akf: atribut tingkat pelayanan ke-k pada WiFi

βk: parameter ke-k

β0: konstanta

3. METODOLOGI

Penelitian dilakukan menggunakan metode berikut:

(4)

4 Penelitian dibatasi sampai pada tahap preferensi

saja, belum sampai segmentasi pasar. Namun pada dasarnya konsumen, berdasarkan input dari produsen terhadap akan adanya produk baru, akan menentukan posisi produk baru tersebut yang kemudian menjadi input lagi bagi produsen kelak. Sebuah produk baru ditentukan oleh technology push dan market pull yang cukup besar. Permasalahan yang muncul adalah seberapa besar preferensi pasar terhadap produk baru dan variabel apa saja yang mempengaruhi pasar dalam pemilihan produk baru tersebut.

Kuisioner disebar di tempat-tempat hotspot umum, kepada mereka yang terlihat sedang menggunakan laptop untuk mengakses internet. Setelah kuisioner disebar, kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk memastikan apakah hasil variabel layak untuk diuji pada 30 responden pertama. Variabel-variabel pada kuisioner masih belum bisa dinilai secara langsung di pasar, sehingga dilakukan proses translasi mengikuti perumusan What-If sebagai berikut:

Tabel 1. Translasi What-If

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil kuisioner yang didapat dengan preferensi terhadap produk WiFi adalah sebagai berikut: Tabel 2. Preferensi WiFi

Dengan keterangan:

oppr: kebutuhan akan teknologi internet nirkabel secara umum

cepat: kecepatan akses internet nirkabel

luas: jangkauan sinyal yang bisa diterima oleh internet nirkabel

invest: biaya yang akan dikeluarkan dalam menggunakan internet nirkabel

all: kebutuhan akan kemampuan internet nirkabel dalam mengakses berbagai fitur sekaligus, misalnya browsing sambil chatting sambil streaming.

where: kemampuan internet nirkabel untuk dapat diakses dari manapun

when: kemampuan internet nirkabel untuk dapat diakses kapanpun

what: kemampuan internet nirkabel untuk dapat diakses sambil beraktivitas apapum, misalnya sedang dalam perjalanan di kereta api.

Hasil kuisioner yang didapat dengan preferensi terhadap kemungkinan produk WiMAX adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Preferensi WiMAX

% need adalah prediksi penilaian kebutuhan masyarakat atas produk baru (WiMAX). Misalnya untuk variabel oppr adalah 81,6%, hal ini berarti secara umum fitur internet nirkabel masih dibutuhkan. Pada variabel cost 48,1% menunjukkan kemungkinan pengguna mau membayar untuk produk baru.

Sedangkan hasil dari Logit Biner SPSS adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Logit Biner

Hasil dari logit biner menunjukkan variabel-variabel yang berpengaruh cukup signifikan di dalam persamaan, dan didapat variabel cost dan stabil yang kemudian diplot persamaannya ke dalam grafik sebagai berikut:

(5)

5 Gambar 5. Logit Biner cost

Grafik ini berarti apabila selisih biaya yang dikeluarkan untuk WiMAX cukup besar, maka kecenderungan konsumen akan tetap lebih memilih WiFi.

Gambar 6. Logit Biner stabil

Penggambaran grafik terhadap variabel stabil di atas berarti apabila kestabilan untuk WiMAX memuaskan, maka kecenderungan konsumen akan lebih memilih WiMAX.

5. KESIMPULAN

Variabel biaya berpengaruh negative terhadap preferensi menggunakan WiMAX, sedangkan variabel kestabilan sinyal berpengaruh positif terhadap preferensi menggunakan WiMAX. Dari kedua variabel ini, biaya jasa memiliki sensitivitas yang lebih tinggi, dengan nilai elastisitas negatif 0,6, artinya penurunan biaya WiMAX akan

meningkatkan probabilitas preferensi terhadap WiMAX sebesar 60%, Sedangkan apabila dibandingkan dengan kestabilan sinyal hanya 0,2, artinya bahwa peningkatan kestabilan akan meningkatkan probabilitas preferensi menggunakan WiMAX sebesar 20%.

Hal ini sebanding juga dengan hasil analisis What-If bahwa presentase responden yang menyatakan perlu mengeluarkan investasi untuk WiMAX hanya 48,1% dan presentase ini adalah yang paling rendah daripada variabel-variabel lainnya. Dengan mengacu pada hasil ini, maka diharapkan operator dapat menekan biaya dan meningkatkan performansi kestabilan sinyal untuk menjaring pasar WiMAX kelak.

6. DAFTAR PUSTAKA

Allison, Paul D. (2001), Logistic Regression, Using the SAS System Theory and Application, Wiley, Carolina.

Aribawa, (2001), Analisis Pasar Produk Baru Kasus: Layanan VoIP, Tesis Program Magister, Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung.

Crawford, Merle; Beneditto, Anthony Di (2003), New Products Management, 7th ed., McGraw-Hill

Hantoro, Gunadi Dwi (2007), e-Life Style, Pilih WiMAX atau WiFi?, siaran Metro TV Wibisono, Gunawan; Hantoro, Gunadi Dwi

(2007), Peluang dan Tantangan Bisnis WiMAX di Indonesia, Penerbit Informatika, Bandung

Gambar

Gambar 1. Proses Pengembangan Produk Baru
Gambar 3. Metodologi Penelitian
Tabel 3. Preferensi WiMAX
Grafik  ini  berarti  apabila  selisih  biaya  yang  dikeluarkan  untuk  WiMAX  cukup  besar,  maka  kecenderungan  konsumen  akan  tetap  lebih  memilih WiFi

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatnya kinerja sektor pertanian juga diikuti oleh peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Riau pada triwulan I 2017 tercatat sebesar 103,5 atau lebih

Definisi resmi asuransi konvensional d isebutkan dalam pasal 246 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang): Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dimana

1. Jika pelanggan suka, mereka akan menetap ke suatu produk atau jasa. Jika pelanggan kecewa, dalam waktu dekat mereka akan meninggalkan produk atau jasa tersebut.

Ada 30 variabel yang diajukan oleh peneliti berkaitan dengan manfaat dan kekurangan dalam penerapan SMM, ternyata responden menyatakan bahwa manfaat yang secara signifikan

Empati juga menjadi faktor efektifitas komunikasi antarbudaya (Gudykunst &amp; Kim, 1997 : 254). Open-mindedness, kesediaan berbagi, mengakui, mengapresiasi, dan menerima

Budidaya ikan air tawar yang dilakukan oleh kelompok pembudidaya ikan air tawar tersebut adalah ikan nila dan lele, hasil dari produksi budidaya yang dilaksanakan

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Rank Spearman didapatkan hasil diantara lima variabel hanya persepsi (p-value0,000 &lt;0,05) dengan nilai koefisien 0,619 dengan

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka