BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Permasalahan
Rokok memang menjadi suatu dilema hingga saat ini. Fakta yang ada menunjukkan bahwa rokok dapat berdampak buruk pada kesehatan, baik kesehatan orang yang merokok (perokok aktif) maupun kesehatan orang yang tidak merokok namun menghirup asap rokok tersebut (perokok pasif). Menurut Badan POM RI, terdapat beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh merokok, antara lain: penyakit jantung dan stroke, kanker paru, kanker mulut, impotensi, dan lain-lain (BPOM RI: 2004). Ironisnya, data Survei Sosial-Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2006 menunjukkan peningkatan pengeluaran bulanan rumah tangga untuk konsumsi rokok.
Ayke S. Kiting, peneliti dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Indonesia (FEUI), memaparkan bahwa hasil analisis berdasarkan data Susenas tahun 2006 yang didapatkan dari BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan pengeluaran bulanan rumah tangga untuk rokok pada tahun 2004 sekitar Rp98.000,-. Pada tahun 2005 mengalami kenaikan menjadi Rp113.000,- dan pada tahun 2006 kembali mengalami peningkatan menjadi Rp117.000,- (Warta Kota: 2009). Hal tersebut didukung oleh data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah konsumsi rokok. Berdasarkan data Riskesdas, pada tahun 2007 rata-rata penduduk Indonesia menghabiskan 12 batang rokok per hari, sementara pada tahun sebelumnya rata-rata konsumsi rokok antara 10-11 batang rokok per hari
(Depkes: 2007). Menurut beberapa kalangan, hal itulah yang menyebabkan pemerintah ragu dan pincang terhadap industri rokok karena cukai rokok menjadi salah pendapatan yang cukup besar untuk negara (Inter Media: 2008).
Walaupun kerugian yang ditimbulkan oleh aktivitas merokok cenderung besar dan berbahaya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa pemerintah Indonesia hingga saat ini belum dapat menetapkan kebijakan penghapusan rokok. Menurut Anwar Suprijadi, Direktur Jenderal Bea Cukai, pendapatan cukai rokok sebesar Rp49.600.000.000.000,- (Rp49,6 triliun) bukanlah jumlah yang sedikit dan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pendapatan negara (Kontan: 2009). Selain itu, sumbangan para pengusaha rokok bisa dikatakan tidak sedikit, antara lain: beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa, sponsorship program lingkungan hidup, pemberdayaan masyarakat, pembinaan atlet olahraga, dan lain-lain. Di sisi lain, perusahaan rokok juga banyak menyerap tenaga kerja di Indonesia, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sebuah lembaga yang mewadahi ulama, zu'ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina, dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia atau disebut dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), telah menetapkan fatwa makruh pada rokok sejak tahun 2003. Makruh itu sendiri mempunyai arti ’disarankan untuk dihindari’ atau ’akan mendapatkan pahala apabila ditinggalkan, namun tidak berdosa jika dilakukan’. Namun keberadaan makruh tersebut sepertinya tidak berpengaruh kuat pada keinginan investor untuk berinvestasi di bidang rokok. Apalagi hal tersebut didukung dengan semakin tingginya tingkat konsumsi rokok di Indonesia dan mudahnya
perusahaan rokok memperoleh tenaga kerja yang murah sehingga tentu saja profit yang dihasilkan perusahaan akan mengalami peningkatan, begitu pula dengan dividen yang dijanjikan akan diterima para investor tersebut.
Keberadaan rokok akhirnya menimbulkan kontroversi di berbagai pihak. Salah satunya adalah Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Seto Mulyadi, yang akrab disapa Kak Seto. Beliau mendatangi kantor MUI untuk meminta dukungan agar hak-hak anak dapat terlindungi. Kontroversi yang juga berdatangan dari berbagai pihak pada akhirnya ’menggelitik’ MUI untuk bertindak. Akhirnya, MUI melahirkan fatwa larangan merokok yang menyatakan bahwa rokok diharamkan bagi anak-anak dan wanita hamil. Selain itu, merokok di tempat umum juga diharamkan. Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI, Ali Mustafa Ya’qub, menyatakan bahwa fatwa larangan merokok ini dikeluarkan pada tanggal 25 Januari 2009 sebagai hasil Ijtima’ Ulama Fatwa III MUI bertempat di Kabupaten Padang Panjang, Padang, Sumatra Barat. Dengan dikeluarkannya fatwa tersebut diprediksikan akan berdampak pada volume penjualan perusahaan yang bersangkutan (dalam hal ini tentunya perusahaan rokok) yang pada akhirnya akan berdampak pada profit perusahaan tersebut. Hal tersebut tentunya akan memancing investor untuk bereaksi.
Terkait dengan teori pasar efisien (Fama, 1970), harga saham dalam pasar efisien dipengaruhi oleh informasi-informasi masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Baik itu informasi keuangan maupun non keuangan. Oleh karena itu, dengan argumen bahwa fatwa larangan merokok oleh MUI akan disikapi oleh investor perusahaan-perusahaan produsen rokok di BEI, maka
studi ini akan meneliti mengenai: ”Analisa Reaksi Investor Terhadap Fatwa Larangan Merokok Majelis Ulama Indonesia: Studi Empiris pada Perusahaan Rokok di Bursa Efek Indonesia”.
I.2 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mempunyai ruang lingkup sebagai berikut:
1. reaksi pasar/investor 4 perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu BAT Indonesia Tbk, Bentoel International Investama Tbk, Gudang Garam Tbk, dan HM Sampoerna Tbk terhadap berita berupa fatwa larangan merokok yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI),
2. periode pengamatan terhadap abnormal return/reaksi investor (event window) dilakukan sebelum dan sesudah dikeluarkannya fatwa larangan merokok oleh MUI, yaitu pada tanggal 25 Januari 2009 (diambil 1, 3, 5, dan 7 hari periode pengamatan).
I.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
1. untuk melihat apakah terdapat reaksi pasar atau reaksi investor perusahaan produsen rokok di BEI yang signifikan terhadap fatwa larangan merokok yang dikeluarkan oleh MUI,
2. untuk menguji apakah pasar cukup sensitif terhadap berita yang mempunyai potensi berpengaruh kepada prospek bisnis perusahaan.
I.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain:
1. bagi investor, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi, apakah lebih baik mengurangi (melakukan penjualan) atau menambah (melakukan pembelian) investasi pada saat sebuah berita atau informasi mempengaruhi portofolio investasinya,
2. bagi regulator/Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), dapat digunakan sebagai bahan untuk melihat situasi pasar modal Indonesia.
I.5 Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan riset pengujian hipotesis kuantitatif dan berupa riset reaksi pasar atau investor pada periode jendela (event window) suatu peristiwa, yaitu dikeluarkannya fatwa larangan merokok oleh MUI pada tanggal 25 Januari 2009. Data yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan urutan waktu (time series), yaitu diambil 1, 3, 5, dan 7 hari periode pengamatan. Kedalaman riset dari penelitian ini mendalam tetapi hanya melibatkan beberapa objek saja. Metode pengumpulan data dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui menggunakan data arsip harga saham 4 perusahaan produsen rokok yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan lingkungan penelitiannya merupakan noncontived setting atau lingkungan riil (field setting). Unit analisis penelitian ini melibatkan 4 perusahaan rokok yang terdaftar di BEI.
I.6 Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pembahasan yang akan diuraikan, maka skripsi ini akan disajikan dalam 5 bab, yaitu:
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan secara singkat latar belakang penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan yang menggambarkan garis besar pokok pembahasan skripsi secara menyeluruh.
BAB II: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Dalam bab ini diuraikan teori–teori yang mendasari pembahasan yang berhubungan dengan pasar modal, return, abnormal return, event study, efficient market hypothesis, serta teori lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Teori–teori tersebut diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan yang akan dijadikan dasar untuk menganalisis. Selain itu juga memuat setting penelitian, review penelitian terdahulu, dan pengembangan hipotesis penelitian. BAB III: DESAIN PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai rancangan penelitian, objek penelitian, rancangan pengukuran dari variabel-variabel yang akan digunakan, metode pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan model empirisnya.
BAB IV: HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan mengenai deskripsi hasil penelitian, analisis hasil penelitian, dan analisis pengujian hipotesis, analisis tambahan serta pengungkapan hasil yang diperoleh berkaitan dengan penelitian yang telah
dilakukan berkaitan dengan reaksi investor terhadap fatwa larangan merokok yang dikeluarkan oleh MUI.
BAB V: SIMPULAN DAN SARAN