• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMODELAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI PDAM KOTA BANDUNG DENGAN EPANET 2.0 (Kajian Penambahan Intake Dago Bengkok)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMODELAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI PDAM KOTA BANDUNG DENGAN EPANET 2.0 (Kajian Penambahan Intake Dago Bengkok)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

No. 12232/0708/P/2008

PEMODELAN PENGEMBANGAN JARINGAN

DISTRIBUSI PDAM KOTA BANDUNG DENGAN

EPANET 2.0

(Kajian Penambahan Intake Dago Bengkok)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Oleh:

Putri Setiani

NIM : 15304038

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2008

(2)

Lembar Pengesahan

Tugas Akhir Sarjana

PEMODELAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI PDAM KOTA BANDUNG DENGAN EPANET 2.0

(Kajian Penambahan Intake Dago Bengkok)

Adalah benar dibuat oleh saya sendiri dan belum pernah dibuat dan diserahkan sebelumnya baik sebagian ataupun seluruhnya, baik oleh saya maupun orang lain,

baik di ITB maupun institusi pendidikan lainnya.

Bandung, 24 Juni 2008 Penulis, Putri Setiani NIM 15304038 Bandung, 24 Juni 2008 Pembimbing

Dr. Eng. Rofiq Iqbal NIP 132320057

Mengetahui:

Program Studi Teknik Lingkungan Ketua,

Dr.Ir.Agus Jatnika Effendi NIP 132061764

(3)

i

ABSTRAK

PDAM Badaksinga merupakan pemasok utama air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Bandung. Dalam pengoperasiannya, pelayanan air bersih masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. Salah satu upaya yang ditempuh oleh PDAM Badaksinga untuk meningkatkan mutu pelayanannya adalah dengan menambah sumber air baku dari Dago Bengkok, dengan debit 300 l/detik yang ditransmisikan langsung ke IPA Badaksinga. Pada penelitian ini, dilakukan pemodelan mengenai peningkatan kualitas pelayanan di jaringan distribusi eksisting dan kemungkinan perluasan wilayah pelayanan dengan adanya peningkatan kapasitas produksi PDAM Badaksinga. Perluasan dilakukan ke daerah tekanan di pipa primer distribusinya masih relatif tinggi. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa dengan sisa tekan yang masih tinggi, suplai air masih dapat disalurkan ke wilayah yang lebih luas. Dengan menggunakan EPANET 2.0, simulasi dibuat dengan 4 alternatif skenario berdasarkan perbedaan persentase alokasi untuk peningkatan pelayanan di jaringan eksisting dan untuk perluasan. Dari hasil simulasi dengan kondisi hidrolis yang paling optimal, dikembangkan desain untuk penerapan sistem pelayanan secara intermittent.

(4)

ii

ABSTRACT

PDAM Badaksinga is the main clean water supplier to fulfill the need of clean water in Bandung. Operationally, clean water service that PDAM Badaksinga provide has not yet complete the need of the society altogether. In terms of increasing its service quality, PDAM Badaksinga add a new source of water intake that is derived from Dago Bengkok. As much as 300 lps water will be directly transmitted to Badaksinga water treatment plant, which then will increase the production capacity of PDAM Badaksinga. This research is done to model the quality improvement on existing water distribution system and to model the possible extension of the system. Extension is made to the service areas with relatively high pressure residue; this is considering that service area with high pressure residue makes it possible to supply water to further area. Simulation made in this model is done with extension to East Bandung service zone. Using EPANET 2.0, simulations of hydraulic condition are made in several scenarios. These scenarios are differed based on the varying allocation provided for the existing distribution network and for the extension. From the scenario with most optimum result, intermittent water supply system then developed.

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Segala syukur, puji dan puja penulis panjatkan pada Allah SWT atas segala curahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pemodelan Pengembangan Jaringan Distribusi PDAM Kota Bandung dengan EPANET 2.0 (Kajian Penambahan Intake Dago Bengkok)” ini. Hanya atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai salah satu persyaratan kelulusan sarjana di Program Studi Teknik Lingkungan ITB.

Dalam proses pengerjaan dan penulisan tugas akhir ini, penulis mendapat bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menghaturkan terima kasih pada:

1. Apa dan Ibu, untuk segala dukungan dan doanya yang tidak henti untuk penulis, untuk limpahan kasih sayangnya, untuk segala pengertiannya. Semua kerja keras ini penulis persembahakan untuk beliau berdua, yang semua jasanya tidak akan pernah mampu terbalaskan sepanjang masa. Untuk Teteh, Teh Ayu dan Owi, terima kasih untuk semua dukungannya.

2. Dr. Eng. Rofiq Iqbal selaku dosen pembimbing selama pengerjaan tugas akhir ini, untuk semua bimbingannya, untuk kepercayaannya bahwa penulis bisa menyelsaikan tugas akhir ini tepat waktu. Juga untuk segala bantuan, nasihat dan pengetahuan yang diberikan pada penulis selama proses pengerjaan. Terima kasih banyak, Pak.

3. Semua dosen pengajar di Teknik Lingkungan ITB, terima kasih untuk semua ilmu yang telah diberikan.

4. Semua staf Tata Usaha dan Perpustakaan TL ITB, terutama untuk Mba Titi dan Ibu Sri. Mohon maaf penulis haturkan karena sudah banyak merepotkan, terima kasih atas segala bantuannya.

5. Astrid Ayuningtyas, Suci Wulandari, Miranti Mayangsari, Dilla Satya Ekaputri, dan Lulus Wisudantara Muhammad, terima kasih sebanyak-banyaknya untuk segala bentuk bantuan, kerja sama, kepercayaan dan dukungannya selama pengerjaan tugas akhir ini. Terima kasih untuk kesediaannya direpotkan, untuk kesediaannya mendengarkan, untuk

(6)

iv kehadirannya saat penulis sedang patah semangat. Tanpa kalian, mungkin tugas akhir ini baru selesai tahun depan, sekali lagi terima kasih banyak. 6. Pak Agung di Litbang PDAM Badak Singa, terima kasih untuk segala

kemudahan dan bantuan, juga dukungan yang diberikan. Maaf, Pak, banyak merepotkan..

7. Rahmat Satria Dewangga, terima kasih atas kesediaannya berdiskusi dan mengajarkan ilmu-ilmu yang sudah lebih dahulu didapatkan. Hatur nuhun.. 8. Vita, Cink, Icha, Anggi, Imma, Rahot, Iin, Hendrik, Bos, Tegar, Iqbal, Sapi,

Cinta, Christy dan semua rekan-rekan Sequel’04, terima kasih untuk kebersamaan 4 tahun yang tak terlupakan. Ayo segera menyusul!

9. Ida, Puput, Galih, Oboy, Budi, Putew, Nope, Sanchi, Aski, Gian, Bayu, Jali dan semua teman seperjuangan kepengurusan XXXVII LSS ITB. Maaf untuk ketidakhadiran setahun terakhir ini, terimakasih untuk kerelaannya mengijinkan saya tidak banyak berkontribusi sebagai swasta, terima kasih untuk saat-saat penuh pembelajaran yang dijalani bersama.

10. Kang Heri, Kang Iqbal, Kang Aji dan Kang Oonx untuk segala nasihat dan masukannya yang menginspirasi, yang terabadikan dalam catatan perjalanan tugas akhir penulis, semoga tidak dituntut royalti. Juga untuk Kang Revi dan Kang Wildan, untuk keyakinannya di awal semester 8 bahwa penulis tidak bisa menyelesaikan studinya pada periode Juli 2008. Hayo, sekarang mau bilang apa?

11. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini, masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Namun demikian, penulis berharap bahwa tugas ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kebaikan umat manusia.

Bandung, 24 Juni 2008

(7)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

NOMENKLATUR xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

I.1. Latar Belakang 1

I.2. Maksud Dan Tujuan 2

I.3. Ruang Lingkup 3

I.3.1 Ruang Lingkup Wilayah 3

I.3.2 Ruang Lingkup Pembahasan 3

I.4. Sistematika Pembahasan 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

II.1. Gambaran Umum Sistem Distribusi Air Bersih 5

II.2. Hidrolika Aliran Dalam Pipa 7

II.2.1 Viskositas 8

II.2.2 Kehilangan Tekanan 10

II.2.2.1 Headloss mayor 10

II.2.2.2 Headloss minor 11

(8)

vi

II.2.4 Persamaan Momentum 12

II.2.5 Persamaan Energi 13

II.3 Hidrolika Jaringan Perpipaan 14

II.3.1 Karakteristik Hidrolis Node 15

II.3.2 Karakteristik Hidrolis Pipa dalam Jaringan 15

II.3.3 Jaringan Distribusi Air Bersih 16

II.4 Komponen Distribusi 16

II.4.1 Jaringan perpipaan 18

II.4.1.1 Cara pengaliran 18

II.4.1.2 Pola Jaringan Pipa 19

II.4.1.3 Kelangsungan Suplai Air 21

II.5 Pemodelan Jaringan Distribusi Air Bersih 21

II.5.1 Peta dan Dokumen Pendukung 22

II.5.2 Representasi Model 23

II.5.3 Pemilihan Software untuk Pengembangan Model 26 II.6 II.6 Aplikasi EPANET 2.0 dalam Pemodelan Jaringan Distribusi Air Bersih 28

II.6.1 Kemampuan model hidrolis 28

II.6.2 Model jaringan 29

II.6.2.1 Sambungan (junction) 30

II.6.2.2 Reservoir 30 II.6.2.3 Tangki 31 II.6.2.4 Emitter 31 II.6.2.5 Pipa 32 II.6.2.6 Pompa 32 II.6.2.7 Valve 33

II.6.3 Model simulasi hidrolis 34

II.7 Sistem Distribusi Air Secara Intermittent 36

BAB III METODOLOGI PENGERJAAN 38

III.1 Pendefinisian Masalah Dan Pengkajian Model Jaringan Eksisting 39 III.2 Studi Literatur Dan Pengumpulan Data Sekunder 40

(9)

vii

III.3 1 Penentuan Node Loading 42

III.3.2 Perhitungan Nilai Kebutuhan Air per Subzona untuk Desain

Intermittent System 43

III.4 Penentuan Nilai C (Koefisien Kekasaran Pipa) 43

III.5 Perhitungan Headloss 44

III.6 Pembuatan Skenario, Sistem dan Jaringan Distribusi 44

III.7 Pembuatan Simulasi Jaringan Distribusi Baru 44

III.8 Analisis Output Model 45

BAB IV KONDISI EKSISTING JARINGAN DISTRIBUSI PDAM

KOTA BANDUNG 46

IV.1 Sumber Air Baku 46

IV. 2 Kondisi Pelayanan dan Sistem Distribusi 46

IV.2.1. Kondisi Pelayanan 46

IV.2.2. Sistem Distribusi 49

IV. 3 Jaringan Perpipaan Primer Distribusi Pdam Kota Bandung 53

IV.3.1 Zona Pelayanan 53

IV.3.2 Suplai dan Zona Tekanan 54

IV.3.3 Faktor Aliran Puncak dan Faktor Aliran Malam 56 IV.3.4 Gambaran Sistem Jaringan Distribusi Primer untuk Zona

Utara 57

IV.3.4.1 Batas Zona Utara 58

IV.3.4.2 Produksi Air 58

IV.3.4.3 Tekanan dan Zona Tekanan 58

IV.3.4.4 Kebutuhan Air 59

IV.3.4.5 Reservoir dan Tanki 59

IV.3.5 Gambaran Sistem Jaringan Distribusi Primer untuk Zona

Selatan 59

IV.3.5.1 Batas Zona Selatan 60

IV.3.5.2 Tekanan dan Zona Tekanan 60

IV.3.5.3 Kebutuhan Air 61

(10)

viii BAB V ANALISIS HASIL SIMULASI HIDROLIS JARINGAN

DISTRIBUSI PDAM BADAKSINGA 63

V.1 Analisis Skenario 67

V.1.1 Analisis Skenario 1 68

V.1.2 Analisis Skenario 2 66

V.1.3 Analisis Skenario 3 71

V.1.4 Analisis Skenario 4 73

V.2 Desain Intermittent Water System 75

V.2.1 Desain Intermittent Water System untuk Sub-zona Selatan-Barat 79 V.2.2 Desain Intermittent Water System untuk Subzona Selatan-

Tengah 83

V.2.3 Desain Intermittent Water System untuk Subzona Selatan-Timur 85 V.2.4 Pengoperasian Intermittent Water System 88

BAB VI KESIMPULAN 92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran-1 Peta Lokasi Node

Lampiran-2 Sisa Tekan dan Flow dari Hasil Simulasi Kondisi Eksisting Jaringan Distribusi PDAM Kota Bandung

L-2

Lampiran-3 Sisa Tekan dan Flow dari Hasil Simulasi Skenario 1 L-3

Lampiran-4 Sisa Tekan dan Flow dari Hasil Simulasi Skenario 2 L-4

Lampiran-5 Sisa Tekan dan Flow dari Hasil Simulasi Skenario 3 L-5

Lampiran-6 Sisa Tekan dan Flow dari Hasil Simulasi Skenario 4 L-6

Lampiran-7 Sisa Tekan dan Flow dari Simulasi Intermittent System Subzona Selatan-Barat untuk Kondisi Eksisting

L-7

Lampiran-8 Sisa Tekan dan Flow dari Simulasi Intermittent System Subzona Selatan-Barat (proposed piping)

L-8

(11)

ix Subzona Selatan-Tengah

Lampiran-10 Sisa Tekan dan Flow dari Simulasi Intermittent System Subzona Selatan-Tengah dengan posisi gate valve

L-10

Lampiran-11 Sisa Tekan dan Flow dari Simulasi Intermittent System

Subzona Selatan-Timur untuk Kondisi Eksisting L-11 Lampiran-12 Sisa Tekan dan Flow dari Simulasi Intermittent System

Subzona Selatan-Timur (proposed piping)dengan posisi gate valve

L-12

Lampiran-13 Karakteristik Pipa di Jaringan Distribusi L-13

Lampiran-14 Node demand dan elevasinya L-21

Lampiran-15 Penambahan Pipa untuk Intermittent System untuk Subzona Selatan-Timur

(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Klasifikasi pelanggan tahun 2006 49 Tabel IV.2 Klasifikasi Jenis Pipa Berdasarkan Diameter 54 Tabel IV.3 Suplai Utama Masing-Masing Zona Suplai Sebelum BWSAI Phase 2 54 Tabel IV.4 Suplai Utama Masing-Masing Zona Suplai Setelah BWSAI Phase 2 55 Tabel IV.5 Sumber Air untuk Masing-Masing Reservoir 56 Tabel IV.6 Perencanaan Faktor Aliran Puncak dan Faktor Aliran Malam 57 Tabel IV.7 Kapasitas Produksi dan Daya Tampung Reservoir Zona Utara 59 Tabel IV.8 Kapasitas Produksi dan Daya Tampung Reservoir Zona Selatan 61 Tabel V.1 Persentase kehilangan air PDAM Badak Singa 65 Tabel V.2 Data karakteristik node tambahan dalam perluasan jaringan 69 Tabel V.3 Data karakteristik penambahan pipa dalam perluasan jaringan 69 Tabel V.4 Data node tambahan dalam perluasan jaringan 74 Tabel V.5 Data pipa tambahan dalam perluasan jaringan 74 Tabel V.6 Jumlah penduduk di Wilayah Pelayanan Reservoir Badak Singa 76 Tabel V.7 Persentase distribusi air bersih 77 Tabel V.8 Kebutuhan air di zona selatan 78 Tabel V.9 Wilayah pelayanan dan perhitungan kebutuhan air subzona

selatan-barat

79

Tabel V.10 Data pipa paralel di subzona selatan-barat 82 Tabel V.11 Wilayah pelayanan dan perhitungan kebutuhan air subzona

selatan-tengah

83

Tabel V.12 Wilayah pelayanan dan perhitungan kebutuhan air subzona selatan-timur

85

(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Energi dalam Aliran Fluida 13

Gambar II.2 Komponen fisik pada sistem distribusi air 29 Gambar III.1 Bagan alir metodologi pengerjaan tugas akhir 39 Gambar III.2 Penentuan node demand berdasarkan data PMA 41 Gambar III.3 Penentuan node loading berdasarkan kebutuhan air per

kapita

42

Gambar IV.1 Peta daerah pelayanan PDAM Kota Bandung 47 Gambar IV.2 Peta penyebaran pelanggan PDAM Kota Bandung 48 Gambar IV.3 Peta jaringan pipa induk PDAM Kota Bandung 51 Gambar IV.4 Pola distribusi air bersih PDAM Kota Bandung 52

Gambar V.1 Time pattern penggunaan air 64

Gambar V.2 Peta perluasan jaringan distribusi PDAM Badak Singa 67 Gambar V.3 Distribusi tekanan untuk skenario pelayanan 1 68 Gambar V.4 Distribusi tekanan untuk skenario pelayanan 2 70 Gambar V.5 Distribusi tekanan untuk skenario pelayanan 2- modifikasi 71 Gambar V.6 Fluktuasi flow terhadap waktu di daerah Mengger 73

Gambar V.7 Batas wilayah per subzona 78

Gambar V.8 Profil elevasi sub-zona selatan-barat 80 Gambar V.9 Profil tekanan di sub-zona selatan-barat pada kondisi aliran

puncak

80

Gambar V.10 Nilai angka kehilangan tekanan pada kondisi aliran puncak

81

Gambar V.11 Profil tekanan setelah modifikasi perpipaan 82 Gambar V.12 Profil sisa tekan dari reservoir Badak Singa-67 B 84 Gambar V.13 Distribusi tekanan di subzona selatan-tengah 84 Gambar V.14 Kehilangan air di subzona selatan-timur 86 Gambar V.15 Profil kehilangan tekanan di subzona selatan-timur 86 Gambar V.16 Distribusi sisa tekan di subzona selatan-timur 87

(14)

xii Gambar V.17 Kehilangan air di subzona selatan-timur setelah

modifikasi jaringan distribusi

(15)

xiii

NOMENKLATUR

Viskositas (kg/ms) Tegangan geser (N.m2) Viskositas kinematis (m2/s) Massa jenis (kg/m3) Debit aliran (m3/s)

Faktor kekasaran dinding pipa Diameter pipa (m)

Kemiringan hidrolis

Kehilangan tekan (m/m atau m/km) Panjang pipa (m atau km)

K Koefisien kehilangan minor f Faktor friksi pipa lurus m Massa (kg) a Percepatan (m2/s) t Waktu (s) V Kecepatan (m/s) z Elevasi (m) P Tekanan (mka) F Gaya (kg.m2/s) E Energi W Energi luar g Percepatan gravitasi (m/s2)

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini menggunakan katalis zeolit beta dengan hasil yang terbaik untuk reaksi asetilasi patchouli alkohol pada kondisi yang sama kemudian katalis zeolit beta dengan

Penelitian ini bertujuan untuk, (1) Menganalisis problematika sumber daya manusia nazhir dalam manajemen lembaga wakaf di Kabupaten Tulungagung dan Kota Blitar (2)

Strukturalisme memasukkan gejala kegiatan atau hasil kehidupan (termasuk sastra) ke dalam suatu kemasyarakatan atau sistem makna yang terdiri dari struktur yang mandiri dan tertentu

Hasil penelitian ini adalah, (1) profil masyarakat dusun Duren, Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, sebagai masyarakat pemilik cerita rakyat Onggoloco (2)

Biaya dan pengeluaran yang dikeluarkan oleh masing-masing Pihak , jika ada , yang timbul karena atau berhubungan dengan lingkup atau kegiatan kerja sama dimaksud

Lokasi kegiatan difokuskan ke SMA/SMK pada 2 kabupaten di DIY (Sleman dan Kulonprogo) serta Jawa Tengah (Kabupaten Sragen). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa secara umum,

Sejauh pengamatan peneliti, penelitian mengenai perbedaan adversity quotient pada mahasiswa yang mengikuti Objective Structured Clinical Skills (OSCE) berdasarkan motivasi

Alat ukur baku meliputi, penggaris, neraca timbangan (kg), gelas ukur, meteran dan sebagainya. Sedangkan, alat ukur tidak baku meliputi, stick eskrim, timbangan buatan,