PERSPEKTIF
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/perspektif
Keberlanjutan Dana Simpan Pinjam Perempuan Eks
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa
Sustainability Of Women's Saving Fund Eks National
Community Empowerment Independent Rural in Improving
The Economy of Village Communities
Dimas Kurnianto, Badaruddin & Humaizi*
Program Studi Magister Studi Pembangunan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Indonesia
Diterima: 28 November 2020; Direview: 28 November 2020; Disetujui: 10 Mei 2021
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti keberlanjutan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) eks PNPM Mandiri Perdesaan dalam peningkatan ekonomi masyarakat kecamatan Sei Rampah. Secara metodologi, penelitan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara, Focused Group Discussion (FGD), dan observasi terhadap proses dan hasil dari kegiatan SPP di kecamatan Sei Rampah serta melakukan pengumpulan data sekunder berupa studi kepustakaan pada literatur, dokumen, tulisan ilmiah dan studi penelitian sejenis yang berhubungan dengan masalah penelitian. Analisis data dilakukan dengan mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa keberlanjutan dana SPP Eks PNPM MPd masih terus berlanjut dan berkembang dengan sangat baik dengan manfaat yang cukup signifikan bagi peningkatan ekonomi masyarakat miskin. Lembaga pengelola dana SPP Eks PNPM MPd adalah BKAD yang ditata kembali melalui Musyawarah Antar Desa (MAD) yang ditetapkan sebagai keputusan bersama kepala desa. Status kelembagaan BKAD masih bersifat ad hoc dan belum bertransformasi menjadi sebuah badan hukum. Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Eks PNPM MPD belum bergabung menjadi sebuah unit usaha dalam BUMDesa Bersama sehingga pengembangan usaha belum maksimal dan pemanfaatan dan pinjaman belum merata bagi seluruh masyarakat rumah tangga miskin.
Kata Kunci: Lembaga; Simpan Pinjam Perempuan; Keberlanjutan, Peningkatan Ekonomi Abstract
This study aims to examine the sustainability of the ex-PNPM Independent Rural Women's Savings and Loan (SPP) in improving the economy of the Sei Rampah sub-district community. Methodologically, this research uses qualitative methods with a descriptive approach. Data collection techniques are interviews, focused group discussions (FGD), and observation of the processes and results of SPP activities in Sei Rampah sub-district and collect secondary data in the form of literature studies on literature, documents, scientific writings and similar research studies related to the problem research. Data analysis was performed by reducing data, presenting data and drawing conclusions. The result of this research is that the sustainability of SPP Ex PNPM MPd funds is still continuing and developing very well with significant benefits for improving the economy of the poor. The institution that manages the SPP ex PNPM MPd fund is the BKAD which is reorganized through inter-village deliberations which are determined as joint decisions of the village head. The BKAD institutional status is still ad hoc and has not been transformed into a legal entity. The Ex-PNPM MPD Women's Savings and Loans Program (SPP) has not joined into a business unit within the Joint BUMDesa so that business development has not been maximized and utilization and loans have not been evenly distributed to all poor households.
Keywords: Institution; Women's Savings and Loans;Sustainability; Economic Improvement
How to Cite: Dimas Kurnianto, Badaruddin & Humaizi, (2021), Keberlanjutan Dana Simpan Pinjam Perempuan Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa, PERSPEKTIF, 10 (2) 383-390
*Corresponding author:
PENDAHULUAN
Desa suatu kesatuan masyarakat hukum memiliki batas wilayah yang secara otonom memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan serta kepentingan masyarakat setempat ditinjau dari prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional bahwa secara regulasi diakui dan dihormati menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 pasal 1 ayat 1 yang diselaraskan sesuai sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mendukung percepatan pemberdayaan masyarakat desa, pemerintah berupaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. Tepatnya pada tahun 2007, Pemerintah Indonesia telah meluncurkan salah satu mekanisme program pembangunan nasional yang diperuntukkan untuk pemberdayaan dan percepatan penanggulangan kemiskinan masyarakat, yaitu lahirnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Bentuk kebijakan pelaksanaan PNPM Mandiri terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan (PNPM MPd), PNPM Mandiri Perkotaan (PNPM MPk) dan PNPM Mandiri Wilayah Khusus dan Desa Tertinggal (PNPM-Mandiri.org).
PNPM MPd merupakan program naungan pembinaan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kementerian Dalam Negeri. Pembiayan pelaksanaan PNPM MPd berasal dari alokasi anggaran pemerintah pusat yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), lalu alokasi anggaran pemerintah daerah berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Salah satu kegiatan PNPM MPd yang didanai BLM adalah program bergulir Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP). Program SPP merupakan pinjaman tanpa syarat agunan dengan persentase bunga pengembalian pinjaman lebih kecil dibandingkan dengan suku bunga pinjaman di bank.
Dengan adanya program SPP ditengah-tengah masyarakat menunjukkan fakta bahwa ada beberapa perubahan nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai pemanfaat program. Pada pogram ini yang menjadi kekuatan adalah pendampingan yang dilakukan oleh fasilitator pendamping. Masyarakat yang membuka usaha atau lapangan pekerjaan baru diberikan pelatihan sesuai dengan pelatihan yang dibutuhkannnya
dalam menjalankan maupun mengembangkan usahanya masing masing.
Program PNPM MPd yang telah berjalan dalam kurun waktu tertentu telah menghasilkan beberapa kemajuan di tingkat desa, terutama dalam bidang ekonomi. Masyarakat miskin sangat terbantu dengan program SPP dimana pemberdayaan kaum perempuan benar-benar diberdayakan sebagai tombak kemajuan ekonomi di perdesaan. Hal ini telah membuktikan bahwa pengelolaan dana bergulir SPP PNPM Mandiri berjalan dengan baik dan manfaatnya dapat terus dirasakan oleh masyarakat (peminjam) (Adam, 2020; Dewi et al., 2019; Dongoran, 2017).
Terbitnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa membuat secercah harapan baru bagi pemerintahan desa dan masyarakat desa, di karenakan dalam undang-undang desa ini memberikan ruang yang cukup besar kepada otonomi desa. Kewenangan yang cukup besar ini membuat pemerintah pusat memberikan dukungan penyelenggaraan otonomi. Terbitnya undang undang desa ini juga membuat pemerintah tidak lagi memberikan program-program yang langsung kepada masyarakat/ desa tetapi harus diintegrasikan dalam program dana desa. Desa dengan mengeluarkan kebijakan dana transfer langsung ke desa yaitu program Dana Desa. (Lubis, 2014; Masitho, 2014; Pinem, 2016).
Keberadaan program PNPM MPd sejak tanggal 31 Desember 2014 telah dinyatakan resmi berakhir sehingga kelanjutan pengelolaan dan pengembangan program eks PNPM MPd diserahkan dari Kementerian Dalam Negeri kepada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Dampak berakhirnya PNPM MPd meninggalkan permasalahan yang berkaitan dengan kelanjutan program.
Berakhirmya program tersebut membuat warga mulai resah dengan munculnya berbagai issue tentang dana yang sedang bergulir di masyarakat. Berbagai issue yang ada dimasyarakat antara lain dana tersebut harus dikembalikan ke kas negara, asset PNPM MPd yang ada di UPK Kecamatan dibagi saja untuk tiap-tiap desa, atau bahkan kredit tidak perlu dikembalikan karena program telah selesai.
Pada masa transisi pengakhirannya, perguliran dana SPP eks PNPM MPd dikelola oleh Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) dan Unit Pengelola Kegiatan (UPK), yang diatur oleh
peraturan bersama Kepala Desa sebagai lembaga yang menaungi perguliran dana eks PNPM MPd. Pembentukan BKAD tersebut merupakan upaya untuk penyelamatan aset dan dana bergulir eks PNPM MPd akibat penghentian program.
Merujuk pengelolaan dana eks PNPM PPd di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai yakni di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai, bahwa dana program SPP masih terus bergulir dan pemanfaatan pinjaman SPP oleh ibu-ibu dari rumah tangga miskin sesuai dengan tujuan awal dari pengembangan program BLM tersebut.
Sesuai dengan pengamatan awal peneliti, program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Kecamatan Sei Rampah masih tetap berada dalam koordinasi dan pengelolaan BKAD. Berdasarkan beberapa fakta tersebut, dapat diketahui bahwa berakhirnya program PNPM MPd tidak mempengaruhi beberapa program dan kegiatan yang dikelola oleh BKAD dan UPK eks PNPM MPd di beberapa kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai khususnya di Kecamatan Sei Rampah.
Dengan merujuk kondisi tersebut di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pengelolaan dana eks PNPM MPd khususnya pemberdayaan masyarakat bidang ekonomi yakni SPP eks PNPM MPd di Kecamatan Sei Rampah karena tetap ada dan berkembang dengan baik walaupun PNPM MPd sudah berakhir. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui keberlanjutan dana SPP eks PNPM MPd dalam peningkatan ekonomi masyarakat desa di Kecamatan Sei Rampah.
Ditinjau dari uraian latar belakang di atas, maka penulis mengadakan penelitian tentang “Keberlanjutan Dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai”
METODE PENELITIAN
Penelitiam ini melihat keberlanjutan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Eks PNPM MPd dalam peningkatan ekonomi masyarakat desa di Kecamatan Sei Rampah, maka peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Langkah-langkah dalam kegiatan penelitian ini antara lain menentukan jenis penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Untuk mengetahui analisis keberlanjutan dana simpan pinjam perempuan eks PNPM MPd dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat desa adalah data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi maupun studi dokumentasi sumber data adalah subjek dari mana data itu diperoleh yaitu berupa informan penelitian. Sedangkan untuk teknik pengumpulan data sekunder, peneliti melakukan studi kepustakaan pada literatur, dokumen, tulisan ilmiah lainnya dan studi penelitian sejenis yang berhubungan dengan masalah penelitian yang peneliti teliti
Tiga tahapan analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan Analisis data dalam penelitian ini, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengakhiran Program PNPM Mandiri Dengan diberlakukannya Undang-Undang Desa No 6 tahun 2014 tentang dana Desa maka program PNPM MPd harus dihentikan. Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai mengeluarkan Surat Edaran No. 18.28/414.2/311/2015 tentang pengendalian penyelesaian kegiatan PNPM MPd Tahun Anggaran 2014. Surat Edaran tersebut memuat tentang percepatan kegiatan penyelesaian kegiatan yang berkaitan dengan akuntabilitas penyelesaian kegiatan PNPM MPd.
Dalam petunjuk teknis penyelesaian kegiatan PNPM MPd termuat dengan jelas langkah-langkah untuk penyelesaian kegiatan PNPM MPd. Mekanisme Penggantian Specimen dan Administrasi Badan kerjasama Antar Desa (BKAD) melaksanakan Musyawarah Antar Desa (MAD) khusus untuk penyelesaian kegiatan PNPM MPd Tahun Anggaran 2014. BKAD Sei rampah segera menindaklanjuti penyiapan kegiatan tersebut tepat pada waktunya hal
tersebut sesuai dengan keterangan yang disampaikan Ketua BKAD Abdul Karim pada FGD yang dilakukan tanggal 22 September 2020.
Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Eks PNPM MPd
Program Simpan Pinjam perempuan (SPP) merupakan bantuan nonfisik dari PMPM MPd untuk masyarakat perempuan yang berasal dari Rumah Tangga Miskin (RTM). Pada saat program PNPM MPd dihentikan akibat adanya implementasi Undang-undang Desa No 6 Tahun 2014 tentang Desa, dana bergulir yang merupakan peninggalan PNPM MPd masih ada dan tetap berkembang di Kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai, khususnya program Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Menurut informasi yang peneliti dapat ada beberapa kecamatan yang kegiatan program SPP nya masih berjalan dan berkembang cukup baik yang dikelola oleh UPK di bawah naungan BKAD.
Di kecamatan Sei Rampah, program SPP eks PNPM MPd masih terus berjalan hingga sekarang. Manfaat dari keberlanjutan program eks PNPM ini masih tetap dapat dirasakan oleh anggota kelompok penerima manfaat. Sesuai dengan penuturan ketua kelompok Seroja, Ariani bahwa kelompok yang diketuainya masih terus ikut andil dalam program SPP walaupun PNPM sudah tidak ada lagi. Anggota kelompok Seroja setiap tahun masih melakukan peminjaman yang digunakan untuk modal usaha dan dari pinjaman tersebut kegiatan usaha anggota kelompok menjadi meningkat sehingga pendapatan juga ikut meningkat (wawancara, 2020)
Mekanisme Pengelolaan SPP Eks PNPM MPd Kebijakan pemerintah dalam mengimplementasikan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) harus memenuhi standar prosedur dalam pelaksanaan program tersebut. Dalam standar operasional kebijakan ini, selain memuat tentang mekanisme pelaksanaan juga harus terdapat tujuan dari kebijakan itu sendiri. SPP eks PNPM MPd di Kecamatan Sei Rampah yang dikelola oleh UPK, masih tetap ada hingga sekarang walaupun tidak lagi mengikut aturan dan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) tahun 2008.
Sumber: Dokumen BKAD 2019
Setelah memahami mengenai SOP dari program Simpan Pinjam Perempuan maka selanjutnya adalah penting bagi kita untuk mengetahui tujuan dari program tersebut. Dalam FGD yang peneliti lakukan pada tanggal 12 Oktober 2020, Nurhayati (Ketua Unit Pengelola Kegiatan) mengemukakan tujuan dari program ini, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan serta membantu agar masyarakat kita bisa mandiri dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.
Dalam kesempatan yang sama Camat Sei Rampah yaitu Nassaruddin Nasution menambahkan bahwa tujuan dari program SPP adalah mensejahterakan masyarakat bawah dan membantu memfasilitisasi mereka untuk memperbaiki kehidupannya baik dari segi ekonomi dan sosialnya (data FGD 2020). Selaku Camat yang aktif terlibat dan mengawasi jalannya program ini, beliau memperjelas bahwa dampak positif sangat terasa di kecamatannya mulai dari banyaknya ibu-ibu yang mulai terbuka pikirannya untuk bekerja dibidang usaha-usaha potensial sampai pada kelancaran program dan keuntungan yang menjanjikan.
Kelompok Sasaran Program SPP Eks PNPM MPd
Sasaran program SPP ini adalah rumah tangga miskin yang produktif yang memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kebutuhan sosial dasar melalui kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang sudah ada di masyarakat (Petunjuk teknis PNPM Perdesaan: 2008).
Sumber: Data BKAD Kecamatan Sei Rampah Ngatemin selaku Ketua Tim Verifikasi Kec. Sei Rampah menambahkan bahwa sasaran dari program kegiatan SPP ini adalah perempuan. Dari data yang ada terlihat bahwa kelompok SPP di Kecamatan Sei Rampah mendapatkan surplus hingga ratusan juta rupiah, jadi dapat disimpulkan bahwa Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) sudah tepat sasaran.
Nurhayati yang merupakan Ketua UPK Kec. Sei Rampah. Beliau menjelaskan bahwa program SPP ini memang dibuat untuk masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan manfaatnya langsung dirasakan juga oleh masyarakat. Beliau menambahkan bahwa sejak 2015-2019 terdapat 12 desa yang menerima manfaat program tersebut dengan total 45 kelompok SPP tersebar di 12 desa tersebut. Lebih rinci lagi jika dihitung secara individual maka total sekitar 525 orang anggota tetap yang mendapatkan manfaat dari adanya program SPP tersebut. Narasumber mengemukakan usulan kepada BKAD tentang penguatan ataupun penambahan modal agar dapat melayani lebih banyak lagi kelompok peminjam. Menanggapi hal tersebut, Lukman mengemukakan bahwa untuk penambahan modal SPP peluang ada di Dana Desa oleh karena itu sebagai pemecahan masalah hendaknya BKAD berintegrasi dengan BUMDesa Bersama yang pembiayaannya dari Dana Desa.
Camat Sei Rampah yaitu Nassaruddin Nasution mengemukakan bahwa bisa saja BKAD dan BUMDes bersama bergabung menjadi satu lembaga sehingga lebih solid lagi dalam pencapaian target dan program yang dijalankan. Hanya saja hal tersebut sampai sekarang belum bisa terwujud dikarenakan untuk mengintegrasikan BKAD dan BUMDesa Bersama menjadi satu masih ada beberapa kendala teknis antara lain belum semua desa di kecamatan Sei rampah yang sepakat ikut bergabung dalam BUMDesa bersama.
Analisis Kelembagaan BKAD
Dengan adanya UU No 6 Tahun 2014, tata kelola lembaga BKAD yang disesuaikan dengan UU Desa sehingga diharapkan bisa memberi kepastian hukum dalam kelahiran kembali Desa dan BKAD dari perspektif yang memihak pada masyarakat. Evolusi PNPM MPd dipandang sebagai peluang atau kesempatan bagi Pemerintahan Desa menjadi salah satu sumber pembiayaan Pembangunan Desa dan sebagai salah satu Pilar Pembangunan Desa (data wawancara: 2020).
Dalam proses transformasinya, BKAD tetap mengalami polemik karena tidak adanya jaminan secara pasti dari aspek legalitas hukum sejak PNPM Mpd selesai.
Skema Kelembagaan BKAD
Sumber: Data BKAD Kecamatan Sei Rampah Undang-undang tentang Desa, memberikan ruang untuk penataan aset dana bergulir hasil PMPN-MPd, melalui ketentuan yang diatur dalam Pasal 92 ayat 3 UU Desa, yang memberikan ruang kepada Desa untuk melakukan Kerjasama Antar Desa yang dilaksanakan oleh Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) yang tertuang dalam Peraturan Bersama Kepala Desa. Di Kecamatan Sei Rampah, pengaturan dana bergulir dan aset eks PNPM MPd mengacu pada Pedoman Penataan dan Perlindungan Kegiatan Permodalan PNPM
MPd, Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, tanggal 27 Maret 2015 mengatur bahwa (dokumen BKAD Kecamatan Sei Rampah: 2020).
Bentuk badan hukum BKAD Kecamatan Sei Rampah yang sesuai adalah Perkumpulan Berbadan Hukum. Perkumpulan berbadan hukum berdasarkan pada Staatblad 1870 Nomor 64 juncto Pasal 1653 sampai dengan Pasal 1665 Kitab Undang-undang Hukum Perdata juncto Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2014 tentang Pengesahan Badan Hukum Perkumpulan diakui sebagai Badan Hukum (Dokumen BKAD Kecamatan Sei Rampah: 2020).
Faktor Penentu Keberlanjutan Program SPP Eks PNPM MPd
Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan adalah lingkungan ekonomi, lingkungan politik, lingkungan sosial dan budaya (Smith dalam Tachjan, 2008).
Untuk melihat ada atau tidak pengaruh lingkungan yang mendukung kesuksesan program SPP di Kecamatan Sei Rampah maka peneliti mewawancarai Abdul Karim sebagai Ketua Pengurus BKAD Sei Rampah. Faktor lingkungan juga berdampak pada kesuksesan program SPP di kecamatan Sei Rampah, namun tidak semua faktor lingkungan mempengaruhi salah satunya adalah faktor politik. Sedangkan faktor sosial dan budaya serta ekonomi adalah yang paling mempengaruhi. Dari sisi ekonomi, Abdul Karim mengatakan bahwa dorongan ekonomi adalah motivasi utama masyarakat untuk bergabung dalam program ini. Target dari sasaran program adalah masyarakat miskin yang memang mengalami permasalahan dengan perekonomian sehingga program tersebut merupakan peluang bagi masyarakat untuk memperbaiki taraf hidup dan pendapatan. Selain itu, program ini membuka pikiran para perempuan di Kecamatan Sei Rampah bahwa sebagai perempuan juga bisa membantu meningkatkan pendapatan keluarga.
Wawancara pada Nurhayati menekankan dilihat dari sisi lingkungan sosial budaya peminjam perempuan lebih telaten atau mendetail baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Selain itu, beliau menambahkan bahwa ikatan yang kuat
diantara para perempuan dapat meningkatkan motivasi sesama mereka untuk lebih solid sebagai kelompok peminjam yang menjalankan usaha.
Peningkatan Ekonomi Masyarakat RTM Pengguna Manfaat SPP Eks PNPM MPd
Pelaksanaan SPP eks PNPM MPd di Kecamatan Sei Rampah dapat dikatakan membantu dalam mensejahterakan masyarakat pengguna manfaat SPP. Salah satu warga desa Firdaus, Aisiyah merupakan peminjam dana perguliran 2019 mengatakan bahwa terdapat banyak sekali peningkatan dalam hidupnya secara material dan non material. Aisiyah menambahkan bahwa dengan adanya program ini beliau bisa menabung dan membantu meningkatkan pendapatan rumah tangga.
Data Perkembangan Keuangan Kec. Sei Rampah periode 2015-2020
Sumber: Data BKAD Kecamatan Sei Rampah Seperti data yang sudah dipaparkan bahwa program ini baik saat masih dikenal sebagai PNPM maupun setelah berubah menjadi SPP tidak hanya sekedar memberi keuntungan bagi kelompok dan para anggotanya namun juga meningkatkan kesejahteraan secara finansial dengan membantu meningkatkan pendapatan rumah tangga dari setiap anggotanya dan juga meningkatkan kesejahteraan non materi seperti pendidikan dan pengembangan kemampuan dari para anggotanya. Maka pelaksanaan program SPP di Kecamatan Sei rampah sudah sesuai dengan tujuan dan sasaran dari program SPP ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan dana atas usaha ataupun sosial dasar (Fauziah, 2015; Gowasa, & Syafruddin R., 2015; Kurniaty, 2020).
Setelah adanya program SPP di Kecamatan Sei Rampah maka dampak positifnya terhadap perbaikan ekonomi adalah
peningkatan kegiatan usaha, meluaskan kesempatan dan peluang kerja, peningkatan pendapatan atau ekonomi rumah tangga yang berdampak juga pada meningkatnya ekonomi desa, mengembangkan wawasan para anggota, dan memberi modal dengan cicilan yang bagus sehingga terjangkau serta bisa berkelanjutan Prasetya, M.N. (2018). Sinaga, M. Tarigan, U. Dewi, R. (2018).
Dari yang awalnya kebanyakan hanya menjadi buruh tani dan ibu rumah tangga maka beralih menjadi pengusaha kecil-kecilan yang menjadi kesempatan serta peluang baru bagi perempuan di Kecamatan Sei Rampah untuk meningkatkan ekonomi rumah tangga dan mengembangkan wawasannya. Untuk sektor pertanian, pemanfaaatan pinjaman SPP dapat digunakan untuk pembelian pupuk dan pestisida. Pemanfaatan pinjaman SPP juga dirasakan di bidang peternakan, contohnya di Desa Pergulaan dimana para peternak sapi dan kambing memanfaatkan dana tersebut untuk menambah hewan ternaknya.
Dengan berbagai mekanisme yang ditawarkan oleh program SPP ini, para masyarakat merasa program ini sangatlah baik terjangkau secara modal, cicilan peminjaman dan layak untuk terus dilanjutkan karena tiap kelompok juga ditawarkan penambahan modal yang tentunya sesuai dengan mekanisme program yang sudah ditentukan. Dengan terus berlanjutnya Kegiatan SPP Eks PNPM MPd yang membantu permodalan dan juga pendampingan kepada masyarakat yang mempunyai usaha kecil dengan tujuan pemberdayaan kepada RTM maka program ini sangat tepat guna untuk terus dikembangkan SIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keberlanjutan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) eks PNPM MPd dalam peningkatan ekonomi masyarakat desa di Kecamatan Sei Rampah mempunyai kebermanfaatan yang cukup signifikan bagi pengguna manfaat yakni bagi peningkatan ekonomi masyarakat peminjam dari Rumah Tangga Miskin (RTM). Pemanfaatan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Eks PNPM MPd cukup beragam dalam usaha peningkatan ekonomi masyarakat miskin. Status kelembagaan pengelola dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) eks PNPM MPd dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa masih tetap berada dalam pengelolaan dan tanggung jawab badan kerjasama antar desa (BKAD). Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Eks PNPM MPD belum bergabung menjadi sebuah unit usaha dalam BUMDesa Bersama sehingga pengembangan usaha belum maksimal dan pemanfaatan dan pinjaman belum merata bagi seluruh masyarakat rumah tangga miskin. DAFTAR PUSTAKA
Adam (2020). Implementasi Model Penyaluran Program Bantuan Sosial Pemberdayaan Ekonomi Untuk Petani Serai Wangi. PERSPEKTIF, 9 (1): 66-78.
Dewi, T.K. Agustar, A. Mahdi (2019). Pelaksanaan Program Gerakan Pensejahteraan Ekonomi Masyarakat Pesisir dan Dampaknya di Kelurahan Pasie Nan Tigo, Kota Padang. JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA, (Journal of Governance and Political Social UMA), 7 (1): 40-50
Dongoran, F.R., (2017). Analisis Korelasi
Pertumbuhan Ekonomi Dengan Angka Kemiskinan Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006-2015, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 9 (2): 161-165.
Fauziah. (2015). Peran Serta Pengawas Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean di Kota Lhokseumawe, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 7 (2) (2015): 145-154.
Gowasa, I., & Syafruddin R., (2015). Implementasi Program Raskin Untuk Membantu
Perekonomian Masyarakat Miskin Di
Kecamatan Tanah Masa Kabupaten Nias
Selatan, Jurnal Administrasi Publik
Universitas Medan Area, 3 (2): 97-111 Kurniaty, E. (2020). Kebijakan Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara Untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam Masyarakat Ekonomi Asean. Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 3(1), 227-234. doi:https://doi.org/10.34007/jehss.v3i1.280 Ritonga, R., (2013). Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan bagi Peningkatan Perekonomian Masyarakat, JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political UMA), 1 (2): 123-137.
Lubis, Y.A., (2014). Studi Tentang Aktivitas Ekonomi Masyarakat Pesisir Pantai di Pelabuhan, JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political UMA), 2 (2): 148-155
Masitho, B., (2014), Studi Gender dan Ekonomi (Isu Kemiskinan), Jurnal Ilmu Administrasi Publik 2 (1) 22-30
Pinem, M (2016). Pengaruh Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi Kepala Keluarga bagi Kesehatan Lingkungan Masyarakat, JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political UMA), 4 (1): 97-105.
Prasetya, M.N. (2018). Membangun Ekonomi Kota Medan Mulai dari Peningkatan Sumber Daya
Manusia di Daerah Pesisir. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10 (1): 104-111.
Sinaga, M. Tarigan, U. Dewi, R. (2018). Peranan Unit Pengelola Kegiatan PNPM Mandiri dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, PERSPEKTIF, 7 (2): 46-49.
Tachjan. H. (2008). Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: AIPI.