• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produktivitas Galur Harapan Padi di Lahan Pasang Surut dan Rawa Lebak. Bambang Kustianto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Produktivitas Galur Harapan Padi di Lahan Pasang Surut dan Rawa Lebak. Bambang Kustianto"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Produktivitas Galur Harapan Padi di Lahan Pasang Surut dan Rawa Lebak

Bambang Kustianto

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang, Jawa Barat

ABSTRACT. Productivity of Rice Promising Line for Tidal Swamp and Lebak Area. The rice breeding program at Indonesian Center for Rice Research (ICRR) obtained two elite lines B9852E-KA-66 and B10214F-TB-7-2-3. Line B9852E-B9852E-KA-66 derived from cross of Batang Ombilin variety and IR9884-54-3, while B10214F-TB-7-2-3 derived from three parental crosses of local variety Pucuk with Cisanggarung variety and local variety (Sita). Pedigree plant selection from F2 to F5 of B9852E-KA-66 was conducted at Muara, Bogor and the pedigree nursery was planted at Taman Bogo experimental station, Lampung. Observation nursery and preliminary yield trial were conducted at Karangagung and Kayuagung, South Sumatera. The multilocation yield trials were conducted at Karangagung, South of Sumatera; Dadahup, Central Kalimantan (tidal swamp area), and Kayuagung, South Sumatera (lebak area) from 2005 to 2007. Results showed that lines B9852E-KA-66 and B10214F-TB-7-2-3 produced an average yield of 5.65 t/ha and 5.49 t/ha, respectively. The texture of cooked rice of line B9852E-KA-66 is hard, while B10214F-TB-7-2-3 is medium. These two line showed medium tolerant to Fe toxicity. B9852E-KA-66 and B10214F-TB-7-2-3 were released as new variety, named INPARA-1 and INPARA-2, respectively.

Keywords: Promising line, tidal swamp rice, lebak rice, multilocation, yield test

ABSTRAK. Melalui program pemuliaan di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah diperoleh galur harapan B9852E-KA-66 dan B10214F-TB-7-2-3 masing-masing berasal dari persilangan Batang Ombilin dengan IR9884-54-3 serta silang puncak varietas lokal Pucuk, varietas Cisanggarung dengan varietas lokal Sita. Seleksi individu B9852E-KA-66 (F2-F5) dilakukan di Karangagung, Sumatera Selatan, sedangkan B10214F-TB-7-2-3 (F2-F5) di Muara, Bogor dan pertanaman pedigree (F6-F7) dilakukan di Kebun Percobaan Tamanbogo, Lampung. Pertanaman observasi sampai dengan uji daya hasil pendahuluan dilakukan di Karangagung dan Kayuagung. Uji daya hasil lanjutan/uji multilokasi di Karangagung, Sumatera Selatan, Dadahup, Kalimantan Tengah (pasang surut) dan Kayuagung (rawa lebak) dari tahun 2005 sampai 2007. Hasil yang diperoleh di lahan lebak masing-masing galur mencapai 5,65 dan 5,49 t/ha, sedangkan di lahan pasang surut 4,45 dan 4,83 t/ha. Galur B9852E-KA-66 tergolong pera dan galur B10214F-TB-7-2-3 memiliki tekstur nasi pulen dan toleran keracunan besi. Kedua galur ini telah dilepas masing-masing dengan nama INPARA-1 dan INPARA-2.

Kata kunci: Galur harapan, padi rawa, padi lebak, multilokasi

U

paya peningkatan produksi padi semakin sulit

karena tingkat hasil gabah di tingkat petani telah

mendekati hasil di tingkat penelitian. Selain itu

perluasan areal pertanaman pada lahan sawah irigasi

tidak mudah karena adanya alih fungsi lahan sawah

menjadi lahan nonpertanian. Sementara permintaan

terhadap beras terus meningkat karena bertambahnya

jumlah penduduk.

Untuk mendukung upaya penyediaan pangan

nasional dalam jangka panjang maka pengembangan

budi daya padi di lokasi nonirigasi perlu ditingkatkan, di

antaranya di lahan rawa. Indonesia mempunyai 33,4 juta

hektar lahan rawa yang terdiri atas 20,1 juta hektar lahan

pasang surut dan 13,3 juta hektar rawa lebak (Wijaya

Adhi et al. 1998). Pengembangan lahan rawa untuk

pertanian dihadapkan pada berbagai masalah

fisiko-kimia dan beragamnya tingkat kesuburan alami tanah

(Alihamsyah et al. 2003; Noor 1996).

Varietas unggul padi yang adaptif pada lingkungan

rawa menjadi salah satu komponen teknologi penting

untuk mengatasi permasalahan di lahan tersebut. Pada

lahan rawa pasang surut, masalah utamanya di antaranya

adalah keracunan aluminium (Al) dan besi (Fe). Gejala

tanaman yang keracunan Al yaitu warna daun memudar,

pembentukan anakan dan perkembangan akar

terhambat, sehingga tanaman kerdil dan akhirnya mati

(IRRI 1996). Gejala tanaman yang keracunan Fe adalah

pertumbuhan dan perkembangan anakan terhambat,

warna daun memudar, daun tua berbintik-bintik

berwarna coklat kemerahan, ungu atau agak orange

dan akhirnya tanaman mati (Sulaiman 1993; IRRI 1996).

Untuk menambah pilihan petani pada

agro-ekosistem lahan rawa, Balai Besar Penelitian Tanaman

Padi (BB Padi) telah menghasilkan galur harapan padi

rawa yang memiliki potensi hasil tinggi dan sifat unggul

lainnya seperti ketahanan terhadap hama penyakit,

toleransi terhadap keracunan Al dan Fe, serta memiliki

mutu beras yang baik.

Makalah ini membahas proses pembentukan dan

pengujian kedua galur dan keunggulannya. Tujuan

penelitian ini adalah mengidentifikasikan potensi hasil

galur harapan padi pada lahan rawa dan pasang surut.

BAHAN DAN METODE

Sebanyak sembilan galur harapan padi diuji kesesuaian

potensi hasilnya di lahan rawa lebak dan lahan pasang

surut. Varietas IR42, Batanghari, dan varietas lokal

digunakan sebagai pembanding. Di lahan rawa lebak

pengujian dilakukan pada empat lokasi dan di lahan

pasang surut lima lokasi. Pengujian dilakukan pada tahun

(2)

2005 hingga 2007 menggunakan rancangan acak

kelompok dengan empat ulangan, luas petak 4 m x 5 m,

dan jarak tanam 25 cm x 25 cm dengan pemupukan

urea 200 kg, SP36 100 kg, dan KCl 100 kg/ha. Pengamatan

dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan

produktif, umur panen, jumlah gabah isi, jumlah gabah

hampa, bobot 1.000 butir, dan hasil gabah kering giling

(kadar air 14%).

Karakteristik beras dan nasi yang diamati meliputi

rendemen beras pecah kulit, beras giling, beras kepala,

panjang beras, bentuk beras, pengapuran, kadar

amilosa, dan tekstur nasi. Perhitungan rendemen

mengikuti metode evaluasi mutu beras yang telah baku

(Suismono et al. 2003; IRRI 1996; Allidawati dan

Bambang 1989).

Klasifikasi panjang beras, bentuk beras, dan

pengapuran menggunakan metode IRRI (1996),

sedangkan kadar amilosa memakai metode Cruz dan

Khush (2000).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Gabah Kering Giling

Produktivitas sembilan galur padi di empat lokasi lahan

rawa lebak berkisar antara 3,77-5,65 t/ha. Varietas IR42,

Batanghari, dan lokal masing-masing berproduksi 4,99

t, 5,23 t, dan 4,21 t/ha (Tabel 1).

Pengujian galur yang sama pada lima lokasi lahan

pasang surut (Karangagung Sumatera Selatan dan

Dadahup Kalimantan Tengah) menunjukkan bahwa

IR61242-3B-B-2 mampu berproduksi lebih tinggi yaitu

5,16 t/ha. Sebaliknya hasil varietas pembanding IR42 4,43

t/ha dan Batanghari 4,33 t/ha (Tabel 2).

Peningkatan hasil B9852E-KA-66 dan

B10214F-TB-7-2-3 di lahan rawa lebak dan pasang surut

masing-masing 7,2% dan 9,5% terhadap varietas IR42 serta 5,65%

dan 7,85% terhadap varietas Batanghari (Tabel 3). Dari

hasil analisis ragam gabungan dapat dilihat respon

masing-masing galur harapan dengan lokasi berbeda

pada lingkungan yang berbeda (Tabel 4). Galur

B10214F-TB-7-2-3 merupakan hasil persilangan puncak (top

cross) varietas lokal Pucuk, varietas Cisanggarung, dan

varietas lokal Sita. Cisanggarung adalah varietas padi

sawah yang juga cocok untuk lahan lebak (Suwarno

1991). Varietas Pucuk dan Sita menurut hasil penelitian

Suwarno (1996) adalah varietas lokal yang toleran

terhadap keracunan Fe.

Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien regresi

kedua galur harapan yang diuji tidak berbeda dengan

koefisien regresi total (=1), berarti kedua galur memiliki

daya adaptasi yang luas (Tabel 5).

Sifat Agronomis

Galur B9852E-KA-66 memiliki tinggi tanaman 111,2 cm

dengan jumlah anakan produktif 18 batang dan umur

panen131 hari. Galur ini memiliki jumlah gabah isi 124

butir/malai, jumlah gabah hampa 33 butir/malai, dan

bobot 1.000 butir gabah 23,3 g. Galur B10214F-TB-7-2-3

tergolong pendek (103,9 cm), jumlah anakan produktif

Tabel 1. Hasil galur-galur harapan padi rawa dan varietas pembanding pada uji multilokasi di lahan rawa lebak, 2005-2006. Hasil (t/ha)

Galur/varietas Rata-rata

Sidakarsa Kijang Ulu Sidakarsa Kijang Ulu MK 2005 MK 2005 MK 2006 MK 2006 B9833C-KA-14 5,92 a 5,78 ab 4,96 abcd 5,00 a 5,42 B9852E-KA-66 6,47 a 6,17 a 5,02 abc 4,95 a 5,65 B10214F-TB-7-2-3 6,08 a 5,84 ab 5,40 a 4,66 ab 5,49 IR61242-3B-B-2 6,67 a 6,00 ab 5,15 ab 3,75 bc 5,38 B5244G-SM-61-2-1 3,26 b 3,55 d 4,81 abcd 4,15 ab 3,94 B7003D-MR-24-3-1 5,92 a 5,00 bc 4,53 dc 3,86 bc 4,83 B9858D-KA-55 6,08 a 5,51 ab 4,99 abcd 3,08 cd 4,91 KAL9414F-MR-2-KN-0 3,34 b 3,90 cd 2,79 g 3,77 bc 3,45 KAL9418F-MR-2-KN-0 3,13 b 3,91 cd 3,69 f 4,36 ab 3,77 IR42 5,66 a 6,00 ab 4,54 bcd 3,75 bc 4,99 Batanghari 6,13 a 5,92 ab 4,40 de 4,46 ab 5,23 Varietas lokal2) 5,20 a 5,13 ab 3,88 ef 2,64 d 4,21 BNT (5%) 1,57 1,16 0,66 0,93

(3)

-Tabel 3. Rata–rata GKG (t/ha) galur-galur harapan padi rawa dan varietas pembanding di lahan rawa lebak dan pasang surut.

Hasil (t/ha) Peningkatan hasil (%) terhadap Galur/varietas

Lebak Pasang surut Rata-rata IR42 Batanghari

B9833C-KA-14 5,42 4,57 5,00 6,05 4,50 B9852E-KA-66 5,65 4,45 5,05 7,22 5,65 B10214F-TB-7-2-3 5,49 4,82 5,16 9,45 7,85 IR61242-3B-B-2 5,39 5,16 5,28 12,00 10,36 B5244G-SM-61-2-1 3,94 4,43 4,19 -11,15 -12,45 B7003D-MR-24-3-1 4,83 3,91 4,37 -7,22 -8,58 B9858D-KA-55 4,91 4,56 4,74 0,53 -0,94 KAL9414F-MR-2-KN-0 3,45 3,41 3,43 -27,18 -28,24 KAL9418F-MR-2-KN-0 3,77 3,68 3,73 -20,91 -22,07 IR42 4,99 4,43 4,71 0,00 -1,46 Batanghari 5,23 4,33 4,78 1,49 0,00

Tabel 4. Hasil analisis ragam gabungan dari sembilan lokasi.

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah Nilai F P

Galur 11 142,17 12,92 30,48 <.0001 Lokasi 8 115,90 14,48 34,17 <.0001 Blok (lokasi) 27 106,54 3,94 9,31 <.0001 Lokasi x galur 88 122,63 1,39 3,29 <.0001 Galat 294 124,66 0,42 - -Total 428 612,89 - - -R2 = 0,80; Koefisien keragaman = 14,51%

Tabel 2. Hasil galur-galur harapan padi rawa dan varietas pembanding pada uji multilokasi di lahan pasang surut, 2005-2007. Hasil (t/ha)

Galur/varietas Rata-rata

Karangagung Karangagung Dadahup Karangagung Karangagung MK 2005 MH 2005/06 MK 2006 MK 2006 MK 2007 B9833C-KA-14 3,71 bcd 4,05 cd 5,59 a 4,93 abc 4,60 bc 4,57 B9852E-KA-66 4,26 ab 4,18 bc 4,56 bc 4,60 bcde 4,65 bc 4,45 B10214F-TB-7-2-3 4,40 ab 4,60 ab 4,81 ab 5,13 ab 5,15 ab 4,82 IR61242-3B-B-2 2,23 ab 4,85 a 5,67 a 5,63 a 5,45 a 5,16 B5244G-SM-61-2-1 4,66 a 3,68 de 5,24 ab 4,68 bcde 3,90 de 4,43 B7003D-MR-24-3-1 2,88 f 3,48 ef 5,06 ab 3,85 fg 4,28 cd 3,91 B9858D-KA-55 4,05 abc 4,20 bc 5,25 ab 4,80 bcd 4,53 bcd 4,56 KAL9414F-MR-2-KN-0 2,87 ef 3,20 ef 3,78 c 3,98 ef 3,23 e 3,41 KAL9418F-MR-2-KN-0 2,91 def 3,03 f 4,60 bc 4,30 cdef 3,58 e 3,68 IR42 3,68 bcde 4,20 ef 4,70 abc 4,83 bcd 4,73 bc 4,43 Batanghari 3,98 abc 3,60 de 5,16 ab 4,20 def 4,70 bc 4,33 Varietas lokal1) 3,35 cdef 3,45 ef 2,04 d 3,23 g 4,45 cd 3,30

Rata - Rata 3,75 3,88 4,70 4,51 4,44

-BNT (5%) 0,79 0,42 0,97 0,72 0,69

-KK (%) 14,72 7,64 14,35 11,13 10,85

-1) Varietas lokal di Karangagung adalah Lembu Sawah; varietas lokal di Dadahup adalah Siam Unus.

(4)

Tabel 5. Rata-rata hasil galur-galur harapan padi rawa dan varietas pembanding dan nilai regresinya terhadap rata-rata hasil di tiap lokasi. Galur/varietas Rata-rata Slope SE KT-REG KT-DEV R2 (%)

B9833C-KA-14 5,00 1,252 0,080 0,15 0,11 17 B9852E-KA-66 9 5,05 1,275 0,280 0,18 0,19 12 B10214F-TB-7-2-3 5,16 0,963 0,149 0 0,05 1 IR61242-3B-B-2 5,28 1,450 0,281 0,19 0,19 27 B5244G-SM-61-2-1 4,19 -0,173 0,516 3,33 0,64 42 B7003D-MR-24-3-1 4,37 1,571* 0,233 0,79 0,13 46 B9858D-KA-55 4,74 1,412 0,970 0,41 0,21 22 KAL9414F-MR-2-KN-0 3,43 0,164* 0,200 1,69 0,10 71 KAL9418F-MR-2-KN-0 3,73 0,242 0,417 1,39 0,42 32 IR42 4,71 1,343 0,618 0,28 0,07 37 Batanghari 4,78 1,441 0,222 0,47 0,12 36 Varietas lokal2) 3,76 1,155 0,595 0,06 0,86 1

Slope= Koefisien regresi rata-rata galur/varietas terhadap indeks lingkungan; * = slope berbeda nyata dari 1; SE = Standard error; KT-REG = Kontribusi masing-masing galur/varietas terhadap komponen regresi interaksi genotipe x lingkungan; KT-DEV = Nilai simpangan dari komponen regresi interaksi; R2 (%) = kuadrat dari korelasi antara residu model pengaruh utama dan indeks lingkungan.

16 batang, dan umur panen 129 hari, jumlah gabah isi

128 butir/malai, jumlah gabah hampa 29 butir/malai,

dan bobot 1.000 butir gabah 25,7 g. Varietas pembanding

IR42 lebih pendek (97,7 cm), jumlah anakan produktif

relatif sama yaitu 18 batang, umur lebih panjang (140

hari), jumlah gabah isi lebih sedikit (118 butir/malai),

jumlah gabah hampa 30 butir, dan bobot 1.000 butir

gabah lebih ringan (21,9 g) (Tabel 6).

Mutu Beras

Pada Tabel 7 dapat dilihat hasil uji mutu beras dan nasi

di Laboratorium Pemuliaan BB Padi. Rendemen beras

pecah, beras giling dan beras kepala masing-masing 79%

dan 80%, 66% dan 67%, serta 70% dan 80%. Tekstur nasi

tergolong pera dan pulen dengan kadar amilosa 27,9%

dan 22,1%. Dari ukuran beras dapat diketahui kedua

galur termasuk panjang (>6,61 mm) dengan bentuk

sedang (rasio panjang dan lebar 2,0 – 3,0), tetapi memiliki

tingkat pengapuran yang berbeda masing-masing M

(10-20%) dan S (<10%).

Tabel 6. Tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, umur panen, jumlah gabah isi per malai, jumlah gabah per malai, dan bobot 1000 butir galur-galur harapan padi rawa dan varietas pembanding.

Tinggi Jumlah Umur Jumlah Jumlah Bobot Galur/varietas tanaman anakan produktif panen gabah isi gabah hampa 1.000 butir

(cm) (batang/rumpun) (hari) (butir/malai) (butir/malai) (g)

B9833C-KA-14 100,4 15 128 119 30 26,9 B9852E-KA-66 111,2 18 131 124 33 23,3 B10214F-TB-7-2-3 103,9 16 129 128 29 25,7 IR61242-3B-B-2 106,1 17 131 147 33 23,2 B5244G-SM-61-2-1 105,5 18 126 106 27 25,0 B7003D-MR-24-3-1 99,0 15 127 105 35 27,4 B9858D-KA-55 99,7 16 127 119 34 28,0 KAL9414F-MR-2-KN-0 125,9 19 124 112 25 21,3 KAL9418F-MR-2-KN-0 119,1 19 123 109 25 21,5 IR42 97,7 18 140 118 30 21,9 Batanghari 106,1 15 127 116 30 26,7

(5)

KESIMPULAN

1.

Galur harapan B9852E-KA-66 dan

B10214F-TB-7-2-3 memberikan rata-rata hasil lebih tinggi dibanding

galur-galur lainnya, baik di lahan rawa lebak

maupun lahan rawa pasang surut.

2.

Galur B9852E-KA-66 bertekstur nasi pera,

sedang-kan galur B10214F-TB-7-2-3 bertekstur nasi pulen.

3.

Galur B9852E-KA-66 telah dilepas dengan nama

INPARA-1 dan galur B10214F-TB-7-2-3 dilepas

dengan nama INPARA-2

DAFTAR PUSTAKA

Alihamsyah T., M. Sarwani, dan I. Ar Riza. 2003. Lahan pasang surut sebagai sumber pertumbuhan produksi padi masa depan. Dalam B. Suprihatno et al. (eds.). Kebijakan Perberasan dan Inovasi Teknologi Padi. Buku 2. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. p.263-287.

Allidawati dan Bambang K. 1989. Metode uji mutu beras dalam program pemuliaan padi. Dalam: M. Ismunadji, M. Syam, dan Yuswadi (eds.). Padi. Buku 2. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. p.363-375.

International Rice Research Institute (IRRI). 1996. Standard evaluation system for rice. IRRI. Los Banos. Laguna Philipinnes. Syam, M., Supar yono, Hermanto, dan Diah Wur yandari. 2007. Masalah lapang hama, penyakit, hara pada padi. Kerja sama Puslitbangtan, BPTP Sumut, BPTP Riau, BPTP Lampung, BPTP DKI, BPTP DIY, BPTP Sultra, BPTP Kalsel dan IRRI. 78p.

Noor, M. 1996. Lahan marjinal. Penebar Swadaya. Jakarta. 213 p. Sulaiman, S. 1993. Pewarisan toleransi keracunan besi pada tanaman padi (Or yza Sativa L. ). Desertasi Program Pascasarjana UNPAD. Bandung. 45p.

Suismono et al. 2003 Evaluasi mutu beras berbagai varietas padi di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi. p.41.

Suwarno. 1991. Perbaikan varietas padi gogo dan rawa di Indonesia. Topik Diskusi Pertemuan Teknologi Varietas/Dutest. Bogor, 9-13 September 1991.

Suwarno, T. Suhartini, M. Fatchurochim, E. Lubis, Sismijati R., Isdianto, A.R., dan A.Kaher. 1996. Perbaikan varietas padi pasang surut sulfat masam dan gambut serta rawa lebak. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan. Bogor. Widjaya Adhi, I.P.G., K. Nugroho, S. Didi Ardi, dan A.S. Karama.

1998. Sumber daya lahan rawa: potensi, keterbatasan dan pemanfaatan. Dalam Inovasi teknologi pertanian. Buku 1 Badan Litbang Pertanian. Jakarta. p.81-94.

Tabel 7. Hasil evaluasi di laboratorium terhadap karakter beras dan nasi beberapa galur harapan padi rawa.

Galur/varietas Beras pecah Beras giling Beras kepala Tekstur Kadar amilosa Panjang Bentuk Pengapuran kulit (%) (%) (%) nasi (%)

B9833C-KA-14 80 68 79 Pulen 21,84 L M M

B9852E-KA-66 (INPARA 1) 79 66 70 Pera 27,93 L M M B10214F-TB-7-2-3 (INPARA 2) 80 67 80 Pulen 22,05 L M S IR61242-3B-B-2 80 65 78 Pera 28,00 L M S B5244G-SM-61-2-1 80 69 80 Pera 28,00 L M S B7003D-MR-24-3-1 81 69 75 Pera 24,14 L M S B9858D-KA-55 81 69 71 Pera 26,39 L M M KAL9414F-MR-2-KN-0 73 60 87 Pera 27,86 L M S KAL9418F-MR-2-KN-0 76 65 83 Pera 28,00 L M S IR42 77 65 91 Pera 27,65 L M S Batanghari 80 70 79 Sedang 23,03 L M S

Referensi

Dokumen terkait

Dari ketiga penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa ketiganya membahas tentang ibadah haji, lebih khususnya tentang bagaimana keadaan seseorang yang

Setelаh diukur menggunаkаn Return on Investment (ROI) dаn Residuаl Income (RI) menunjukkаn bаhwа keduа аnаlisа tersebut memiliki kelebihаn dаn kekurаngаn

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi Pasal 25 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2010 tentang Pedoman

1 1 10 18 Pendidikan dan pelatihan keterampilan Jumlah peserta pencari kerja yang Tamansari 20 orang 79,078,000 APBD II Prioritas 40 orang 160,000,000. bagi pencari

Perolehan asam lemak tertinggi dicapai pada hidrolisis dengan penambahan volume buffer 5% terhadap air yang ditambahkan, suhu reaksi 50°C dan rasio air dedak 1:5

Untuk itulah menarik untuk melihat bagaimana merancang arsitektur yang tak hanya kontekstual akan iklim lingkungannya namun juga jamannya melalui arsitektur De Driekleur,

Sistem RWH menggunakan rangkaian talang yang dipasang pada sisi atap bangunan tempat air hujan jatuh dan terkumpul kemudian dialirkan melalui pipa PVC ke dalam bak

Dalam penelitian ini penulis focus pada salah satu komunitas yang berada di daerah Salatiga, Provinsi Jawa Tengah, yang menggunakan media sosial facebook yang diberi nama