• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PRAKTIKUM PEMESINAN DI SMKN 1 SINGOSARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PRAKTIKUM PEMESINAN DI SMKN 1 SINGOSARI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN DAN

MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR

PRAKTIKUM PEMESINAN DI SMKN 1 SINGOSARI

Oleh:

Irma Susanti, Yoto, dan Widiyanti

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang E-mail: iermasusant@gmail.com; yoto.1718@yahoo.com;

Widiyanti.ft@um.ic.id

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelayakan fasilitas bengkel

pemesinan terhadap hasil belajar praktikum pemesinan di SMKN 1 Singosari, pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar praktikum pemesinan di SMKN 1 Singosari dan pengaruh kelayakan fasilitas bengkel pemesinan dan minat belajar terhadap hasil belajar praktikum pemesinan di SMKN 1 Singosari. Jenis Penelitian Kuantitatif. Subjek penelitian yaitu siswa kelas XII kom-petensi keahlian teknik pemesinan dan komkom-petensi keahlian teknik mekanik industri di SMKN 1 Singosari. Hasil Penelitian: (1) terdapat pengaruh yang signifikan kelayakan fasilitas bengkel pemesinan terhadap hasil belajar praktikum pemesinan di SMKN 1 Singosari, dengan besarnya nilai kontribusi sebesar 6,3%; (2) terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar siswa terhadap hasil belajar praktikum pemesinan di SMKN 1 Singosari, dengan besarnya nilai kontribusi sebesar 9,8%; (3) terdapat pengaruh yang signifikan kelayakan fasilitas bengkel pemesinan dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar praktikum pemesinan di SMKN 1 Singosari, dengan besarnya nilai kontribusi sebesar 16,7 %.

Kata kunci: kelayakan fasilitas, minat belajar, hasil belajar praktikum pemesinan dan bengkel

pemesinan.

Sarana yang harus ada dalam suatu sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah ruang praktik/bengkel. Bengkel pada SMK meru-pakan sarana yang sangat penting, karena bengkel merupakan sarana yang memberi-kan ciri khusus pada sekolah kejuruan. Be-ngkel merupakan tempat siswa melakukan praktikum. Menurut Bambang Prawiro da-lam Tikomah (2010:21) mengemukakan bahwa bengkel/shop adalah suatu tempat berlangsungnya aktivitas pekerjaan (teknik/ keterampilan). Dengan adanya bengkel sis-wa dapat mengaplikasikan ilmu yang dida-patnya dalam bentuk praktek, sehingga tidak hanya mendapatkan teori siswa juga dapat mengaplikasikan teori yang didapatnya

dalam bentuk produk sehingga siswa mem-punyai keterampilan untuk dapat memasuki dunia kerja.

Dalam suatu bengkel pemesinan ter-dapat berbagai macam fasilitas yang ada di dalamnya. Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan suatu pekerjaan. Berdasarkan peraturan pe-merintah No. 19 tahun 2005 pada bab VII pasal 42 ayat 2 (Peraturan Pemerintah, 2005: 19) setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sebuah sekolah terutama SMK harus mempunyai fasilitas yang me-madai untuk menyelenggarakan pendidikan

(2)

ketrampilan dan tekhnologi. Fasilitas yang digunakan untuk menunjang kegiatan be-lajar mengajar harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu berdasarkan Pe-raturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana Dan Prasaran Sekolah Menengah Kejuruan/ Ma-drasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK). De-ngan adanya fasilitas yang lengkap dan layak maka siswa bisa menjalankan pem-belajaran dengan mudah. Siswa bisa mem-praktikkan langsung materi yang telah di-dapatkan dari guru dan pembelajaran bisa berjalan dengan lancar dan kondusif.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indo-nesia (KBBI, 2002) layak diartikan sebagai wajar, pantas, patut, sehingga kelayakan da-pat diartikan sebagai hal yang pantas. Dari definisi di atas maka dapat diketahui bahwa kelayakan fasilitas adalah tingkat kepantas-an fasilitas ykepantas-ang digunakkepantas-an untuk mendu-kung kegiatan praktik dan dapat difungsikan sebagaimana mestinya tanpa adanya ham-batan/ halangan. Suatu alat atau fasilitas be-ngkel sekolah dikatakan layak atau pantas semestinya harus memiliki fasilitas yang ti-dak menghambat proses belajar mengajar sehingga merugikan pihak sekolah. Dikata-kan layak tidak hanya dilihat dari segi jum-lah peralatan, akan tetapi dilihat juga dari segi perawatan dan pengoperasian hasil pengerjaan yang tepat. kelayakan fasilitas memiliki peran yang penting untuk kelan-caran proses belajar mengajar di sekolah menengah kejuruan. Menurut Earthman (2002) “The condition of school facilities

has an important impact on student per-formance and teacher effectiveness”. Hal ini

menunjukkan bahwa kondisi fasilitas me-miliki peranan yang penting untuk kinerja siswa dan efektifitas guru, oleh karena itu kondisi dari fasilitas sekolah harus lebih

diperhatikan untuk terciptanya mutu pendi-dikan yang berkualitas. Dengan adanya fa-silitas yang lengkap siswa akan merasa nya-man dan proses belajar mengajar menjadi lancar sehingga prestasi belajar siswa juga meningkat.

Berdasarkan kondisi di lapangan ma-sih ditemukan beberapa fasilitas dari beng-kel yang kurang memuaskan dimana dilihat dari jumlah mesin yang masih bisa digu-nakan terdiri dari mesin bubut 5 buah dan mesin frais 4 buah selebihnya tidak bisa di-gunakan. Dengan sedikitnya mesin yang da-pat digunakan para siswa harus bergiliran untuk bisa melakukan praktikum. Hal ini kurang efektif karena siswa akan lebih sulit menerima materi karena jumlah siswa lebih banyak daripada jumlah mesin yang di-gunakan hal ini dapat berdampak pada hasil belajar siswa. Dengan fasilitas yang lengkap siswa akan mudah menerima dan meng-aplikasikan materi yang didapatnya dan sis-wa akan lebih giat belajar sehingga hasil belajarnya juga bagus dan memuaskan.

Minat mempunyai peranan yang sa-ngat penting dalam perkembangan belajar peserta didik. Minat belajar akan cenderung mengarahkan siswa terhadap bidang-bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari siapapun untuk mening-katkan kualitasnya dalam hal pengetahuan, ketrampilan, nilai, sikap dan kreativitas. Mi-nat belajar yang tinggi akan menghasilkan prestasi yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Sangat penting bagi seorang siswa untuk memiliki minat belajar yang tinggi untuk mencapai tujuan belajarnya yaitu mencapai prestasi belajar yang tinggi. Hal ini di-perjelas oleh Dalyono (2009:57), “minat be-lajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat

(3)

bela-jar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah”.

Menurut Hamalik (2003:155) “hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan”. Sebagai seorang siswa dituntut untuk selalu belajar agar bisa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Dengan belajar dengan rajin dan giat maka siswa akan memperoleh prestasi belajar yang baik pula.Hasil belajar merupakan fak-tor yang perlu diperhatikan oleh seorang guru, karena dengan adanya hasil belajar dapat diketahui sejauh mana penguasaan bahan pelajaran yang sudah di dapat oleh siswa.

Berdasarkan survai yang dilakukan peneliti di SMKN 1 Singosari, masih ter-dapat permasalahan pada prestasi belajar. Secara umum prestasi belajar peserta didik sudah cukup baik tetapi belum optimal hal ini karena masih terdapat siswa yang masih kebingungan ketika melakukan praktik se-hingga hasil yang didapatkan belum mak-simal. Selain itu ada beberapa permasalahan yang menyangkut diri peserta didik di-antaranya ketika belajar anak harus didu-kung dengan adanya minat. Dalam hal ini minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat tidak hanya dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, akan tetapi juga dapat mendorong seseorang untuk dapat mela-kukan dan memperoleh sesuatu.

SMKN 1 Singosari merupakan seko-lah menengah kejuruan yang di dalamnya terdapat bidang keahlian teknik mesin yang terdiri dari kompetensi keahlian teknik pe-mesinan dan kompetensi keahlian teknik mekanik industri yang tentunya

membu-tuhkan adanya fasilitas bengkel pemesinan dan peningkatan minat belajar siswa. SMKN 1 Singosari merupakan sekolah yang ber-sertifikat sistem manajemen mutu pendi-dikan. Sekolah ini menghasilkan lulusan yang siap berkompetisi dalam dunia usaha maupun dunia industri. Terbukti dengan prestasi yang mampu diraih oleh sekolah tersebut dalam kompetisi bidang tekhnologi maupun bidang pengetahuan. Tidak heran jika sekolah ini banyak diminati oleh ber-bagai kalangan baik anak maupun orang tua untuk menimba ilmu dalam bidang keju-ruan. SMKN 1 Singosari telah mendapatkan sertifikat SMM ISO 9001 yang diraih pada tahun 2007 serta menerapkan SMM ISO 9001:2008. Dalam meningkatkan mutu pen-didikan serta kepercayaan masyarakat terha-dap sekolah ini dan untuk mencapai faktor dari prestasi yang sudah ada selayaknya fasilitas bengkel disesuaikan dengan yang ada di industri.

Manfaat dari penelitian ini yaitu: (1) SMK Negeri 1 Singosari, sebagai evaluasi dalam upaya untuk lebih meningkatkan lagi kelayakan fasilitas bengkel pemesinan dan juga minat belajar siswa pada saat pem-belajaran agar hasil belajar siswa juga sema-kin lebih baik lagi; dan (2) sebagai rujukan peneliti selanjutnya, untuk dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan pene-litian dengan variabel yang berbeda yang belum ada dalam penelitian ini.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekat-an kupendekat-antitatif dengpendekat-an metode ex post facto dengan subjek penelitian siswa di SMKN 1 Singosari kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan dan Kompetensi Keahli-an Teknik MekKeahli-anik Industri yKeahli-ang berjumlah 86 siswa. Uji coba instrumen dilaksanakan

(4)

di SMKN 6 Malang dengan jumlah siswa 32 orang. Teknik pengumpulan data meng-gunakan observasi, angket dan dokumentasi. Uji coba instrumen menggunakan uji validi-tas dan reabilivalidi-tas. Teknik analisis data menggunakan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. kemudian untuk menguji hipotesis meng-gunakan analisis analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskriptif Data

Setelah diperoleh data dari penyebaran angket dari siswa yang berjumlah 86 tentang variabel kelayakan fasilitas dengan jumlah butir soal 32, minat belajar siswa dengan jumlah item 19 butir soal, dan hasil belajar praktikum pemesinan kemudian diolah di program SPSS 21 for windows diperoleh data seperti pada Tabel 1.

Setelah didapatkan hasil distribusi statistik pada Tabel 1 kemudian dibuat

rentangan interval kelas. Setelah diketahui rentangan nilai kemudian ditentukan jumlah frekuensi selanjutnya dihitung presentase dan dilakukan pengkategorian, diperoleh data seperti pada Tabel 2.

Tabel 1 Statistik Distribusi Variabel

Hasil

Statistik Nilai Kelayakan Fasilitas

Nilai Minat Belajar Nilai Hasil Belajar Mean 85.4070 53.3023 87.7442 Median 85.0000 53.5000 87.0000 Mode 84.00 54.00 87.00 Std. Deviasi 9.30196 4.04699 3.93532 Range 43.00 24.00 16.00 Minimum 64.00 41.00 80.00 Maksimum 107.00 65.00 96.00

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Variabel Kelayakan Fasilitas

Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori

97-107 9 10,46 Sangat Baik 86-96 31 36,05 Baik 75-85 35 40,70 Sedang 64-74 11 12,79 Kurang Baik

Jumlah 86 100 %

Berdasarkan Tabel 2 dapat digambar-kan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut.

Gambar 1 Diagram Batang Kelayakan Fasilitas Bengkel Pemesinan.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Sangat Baik Baik Sedang Kurang Baik

10,46

36,05

40,7

12,79

(5)

Gambar 2 Diagram Batang Minat belajar siswa

Berdasarkan Tabel 2 dapat dijabarkan bahwa dari 86 siswa yang telah menjadi su-byek penelitian terdapat 9 siswa (10,46%) menjawab bahwa kondisi kelayakan fasilitas bengkel sangat baik, 31 siswa (36,05%) me-njawab baik, 35 siswa (40,70%) meme-njawab sedang, dan 11 siswa (12,79%) menjawab kurang baik. Dari penjelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa kelayakan fasilitas bengkel pemesinan di SMKN 1 Singosari dalam kondisi sedang.

Berikut adalah tabel distribusi fre-kuensi variabel minat belajar siswa.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Variabel Minat Belajar Siswa

Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori

59-65 8 9,30 Sangat Tinggi 53-58 40 46,51 Tinggi 47-52 35 40,69 Sedang 41-46 3 3,49 Rendah

Jumlah 86 100 %

Dari Tabel 3 dapat digambarkan da-lam bentuk diagram batang pada Gambar 2.

Berdasarkan Tabel 3 dapat dijabarkan dari 86 siswa yang menjadi subyek

penelitian terdapat 8 siswa (9,30%) yang menjawab bahwa minat belajar siswa sangat tinggi, 40 siswa (46,51%) menjawab tinggi, 35 siswa (40,69%) menjawab sedang, dan 3 siswa (3,49%) menjawab rendah. Dari penjelaskan di atas dapat disimpulkan bah-wa minat belajar sisbah-wa di SMKN 1 Singo-sari dalam kondisi tinggi.

Berikut adalah tabel distribusi fre-kuensi variabel hasil belajar siswa.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori

88-100 41 47,67 Sangat Baik 63-87 45 52,33 Baik

38-62 0 0 Cukup

25-37 0 0 Kurang

Berdasarkan Tabel 4 dapat digam-barkan dalam bentuk diagram batang pada Gambar 3.

Dari Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa dari 86 siswa terdapat 41 siswa (47,67%) yang mendapatkan nilai praktikum sangat baik, 45 siswa (52,33%) mendapatkan nilai praktikum baik. 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah

9,3

46,51

40,69

3,49

(6)

Gambar 3 Diagram Batang Variabel Hasil Belajar Uji Prasyarat Analisis

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z dengan melihat nilai signifikansi. Data di-katakan normal apabila probabilitas lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai signifikansi untuk kelayak-an sebesar 0,766 > 0,05, minat belajar sebesar 0,443 > 0,05 dan hasil belajar sebe-sar 0,378 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal. Hasil analisis normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kelayakan minat hasil Asymp. Sig. (2-tailed) .766 .443 .378

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas ini bertujuan un-tuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable

bebas (independen). Nilai multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance > 0,1 dan

VIF < 10. Hasil analisis dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 6 Hasil Uji Multikolonearitas

No Variabel Tolerance VIF

1 Kelayakan Fasilitas 0,999 > 0,1 1,001 < 10 2 Minat Belajar 0,999 > 0,1 1,001 < 10 Berdasarkan analisis dapat dilihat nilai VIF lebih kecil dari 10 untuk semua variabel bebas. Demikian pula nilai toleransi kedua variabel bebas lebih besar dari pada 0,1 sehingga dalam regresi antara variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas

Cara untuk mendeteksi ada atau ti-daknya heteroskedastisitas dengan melihat grafik scatterplot. Berdasarkan data

Scat-terplot dapat dilihat bahwa titik-titik

menye-bar dengan pola yang tidak jelas di atas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. 0 10 20 30 40 50 60

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

47,67 52,33

0 0

(7)

Gambar 4 Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji Autokorelasi

Pada uji autokorelasi cara yang digu-nakan untuk melihat terjadinya autokorelasi adalah dengan melihat Durbin Watson (uji DW), jika 1,65<DW<2,35 maka tidak ter-jadi autokorelasi, jika 1,21<DW<1,65 ber-arti tidak dapat disimpulkan dan jika DW <1,21 maka terjadi autokorelasi. Hasil dari pengujian autokorelasi bisa dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R

Square R Square Adjusted Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson 1 .409a .167 .147 3.63487 1.791

a. Predictors: (Constant), minat, kelayakan b. Dependent Variable: hasil

Berdasarkan Tabel 7 dapat disimpul-kan bahwa nilai Durbin Watson adalah 1.841 ini berarti bahwa DW berada pada 1,65< 1,791 <2,35 yang berarti bahwa tidak terjadi autokorelasi, ini berarti bahwa model

regresi baik karena model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.

Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengolahan Uji hipotesis pertama dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 8 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Variabel Kelayakan Fasilitas Bengkel Pemesinan terhadap Hasil Belajar Praktikum Pemesinan

Hubungan Signifikansi Nilai Signifikansi Taraf Kesimpulan

Kelayakan Fasilitas Bengkel dengan Hasil Belajar 0,020 < 0,05 Signifikan

Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,020<0,05, maka dapat disimpulkan hipotesis yang menyata-kan pengaruh kelayamenyata-kan fasilitas bengkel pemesinan terhadap hasil belajar praktikum dapat diterima.

(8)

Hasil uji hipotesis kedua dengan menggunakan analisis regresi linier seder-hana didapatkan data sebagai berikut.

Tabel 9 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Variabel Minat terhadap Hasil Belajar

Hubungan Signifikansi Nilai Signifikansi Taraf Kesimpulan

Minat Belajar Siswa dengan Hasil Belajar 0,003 < 0,05 Signifikan

Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,003<0,05, maka dapat disimpulkan hipotesis yang menya-takan pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar praktikum dapat diterima.

Hasil uji hipotesis ketiga dengan me-nggunakan analisis regresi berganda dida-patkan data sebagai berikut.

Tabel 10 Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel Kelayakan dan Minat terhadap Hasil Belajar

Hubungan Signifikansi Nilai Signifikansi Taraf Kesimpulan

Kelayakan dan Minat Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar 0,001 < 0,05 Signifikan

Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001<0,05, maka dapat disimpulkan hipotesis yang menya-takan pengaruh kelayakan fasilitas dan minat belajar terhadap hasil belajar prak-tikum dapat diterima.

Besarnya Sumbangan Variabel Indepen-den terhadap Variabel DepenIndepen-den

Hasil ringkasan sumbangan variabel dilihat dari nilai R Square pada Tabel 11 di bawah.

Tabel 11 Hasil Sumbangan Variabel Independen terhadap Variabel Dependen

No Variabel Square Nilai R

1 Kelayakan Fasilitas Bengkel terhadap Hasil Belajar 0,063 2 Minat Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar 0,098 3 Kelayakan dan Minat Belajar Siswa

terhadap Hasil Belajar 0,167

Berdasarkan Tabel 11 sumbangan kontribusi kelayakan fasilitas bengkel ter-hadap hasil belajar sebesar 6,3%, minat be-lajar siswa terhadap hasil bebe-lajar 9,8% dan kelayakan dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar 16,7%.

Pengaruh Kelayakan Fasilitas Bengkel Pemesinan terhadap Hasil Belajar Praktikum Pemesinan

Dari hasil analisis yang telah dilaku-kan didapatdilaku-kan hipotesis pertama diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kelayakan fasilitas bengkel peme-sinan terhadap hasil belajar praktikum pe-mesinan di SMKN 1 Singosari. Nilai kon-tribusi pengaruh dilihat dari nilai R Square sebesar 6,3%.

Hasil penelitian sesuai dengan pene-litian terdahulu yang dilakukan Dwijoseno (2016) dengan hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifi-kan kreatifitas dan fasilitas praktik terhadap prestasi belajar siwa kelas X SMK N 1 Puworejo dan Narwoto tahun 2013 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pemanfaatan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar teori kejuruan dengan besarnya pengaruh secara parsial adalah 9 persen.

Dengan adanya fasilitas yang lengkap maka siswa akan belajar dengan optimal, siswa akan lebih mudah mengerjakan

(9)

prak-tik karena alat yang digunakan lengkap serta apabila guru mengajar ilmu yang diterapkan akan lebih mudah terserap karena apa yang di ajarkan dapat langsung dipraktikkan se-hingga situasi belajar akan berjalan dengan lancar tanpa kendala apapun. Hal ini sesuai dengan pendapat Dalyono (2001:241) “ke-lengkapan fasilitas belajar akan membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau fasilitas belajar akan menghambat kemajuan belajarnya”. Didukung juga oleh Earthman (2002) “The condition of school

facilities has an important impact on student performance and teacher effectiveness”.

Fasilitas memegang peranan penting dalam kegiatan praktek untuk mencapai keberhasil-an proses pembelajarkeberhasil-an. Apabila fasilitas untuk belajar siswa dalam kondisi yang la-yak maka siswa akan lebih semangat bela-jar, begitupun sebaliknya jika fasilitas tidak sesuai dengan standart maka siswa akan malas belajar sehingga dapat berpengaruh pada hasil belajar peserta didik.

Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Praktikum Pemesinan

Dari hasil analisis yang telah dilaku-kan didapatdilaku-kan hipotesis kedua diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar siswa terhadap hasil belajar praktikum pemesinan di SMKN 1 Singosari. Nilai kontribusi pengaruh dilihat dari nilai R Square sebesar 9,8%.

Hasil penelitian di atas didukung oleh Siagian (2015) dengan hasil terdapat penga-ruh positif minat dan kebiasaan belajar sis-wa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika dan Sardini (2013) hasil penelitian terdapat pengaruh signifikan mi-nat belajar terhadap hasil belajar ditunjuk-kan nilai t hitung sebesar -2,859 > t tabel

sebesar -1,975, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

Minat belajar dalam diri individu bisa berubah-ubah sesuai dengan perasaan indi-vidu itu sendiri. Timbulnya minat dalam diri individu bisa disebabkan oleh berbagai hal, antara lain keinginan untuk mendapatkan sesuatu, keinginan untuk memperoleh pe-kerjaan serta hidup senang dan bahagia. Menurut Supardi (2012) yang mengatakan “siswa yang memiliki minat yang tinggi akan cenderung tekun, ulet, semangat dalam belajar, pantang menyerah dan senang da-lam menghadapi tantangan”. Minat meru-pakan sumber siswa untuk belajar dan men-jadi penyebab partisipasi dan keaktifan sis-wa pada saat kegiatan pembelajaran. Tanpa adanya minat belajar dalam diri siswa, maka akan kurang optimalnya kegiatan pembe-lajaran di sekolah. Minat belajar yang tinggi akan menghasilkan hasil belajar yang tinggi sebaliknya minat belajar yang rendah akan menghasilkan hasil belajar yang rendah.

Pengaruh Kelayakan Fasilitas Bengkel Pemesinan dan Minat Belajar Siswa ter-hadap Hasil Belajar Praktikum Pemesin-an

Dari hasil analisis regresi berganda dapatkan nilai sig 0,01<0,05 maka Ho di-tolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kelayakan fasilitas bengkel dan minat belajar siswa ter-hadap hasil belajar praktikum pemesinan di SMKN 1 Singosari. Nilai kontribusi penga-ruh dilihat dari nilai R Square sebesar 16,7% sedangnya sisanya 83,3 dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang tidak diteliti. Hasil penelitian di atas sesuai dengan pendapat Robert (2009:378) “Given the

apparent importance of Facility conditions to learning environments and educational

(10)

outcomes, perhaps boards should have zero-tolerance policies about school facilities that hinder educational effectiveness” dan

Sardini (2013:12) yang menyatakan “minat belajar merupakan salah satu diantara faktor internal yang mempengaruhi pencapaian ha-sil belajar”

Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar harus didukung de-ngan fasilitas yang lengkap untuk memu-dahkan siswa dalam belajar, selain itu minat dalam diri individu juga harus ditingkatkan. Menurut Muhibbin (2007:136) mendefinisi-kan pengertian minat adalah “kecenderung-an d“kecenderung-an kegairah“kecenderung-an y“kecenderung-ang tinggi/keingin“kecenderung-an yang besar terhadap sesuatu”. Apabila da-lam proses pembelajaran terdapat fasilitas yang lengkap ditambah dengan minat belajar yang tinggi maka proses belajar me-ngajar akan berjalan dengan lancar dan hasil belajar siswa juga akan meningkat.

PENUTUP Kesimpulan

Simpulan sebagai berikut: (1) terdapat pengaruh yang signifikan kelayakan Fasi-litas bengkel pemesinan terhadap hasil bela-jar praktikum pemesinan di SMKN 1 Singo-sari, dengan besarnya nilai kontribusi pe-ngaruh sebesar 6,3%, (2) terdapat pepe-ngaruh yang signifikan minat belajar siswa terhadap hasil belajar praktikum pemesinan di SMKN 1 Singosari, dengan besarnya nilai

kontribu-si pengaruh sebesar 9,8%, dan (3) terdapat pengaruh yang signifikan kelayakan fasilitas bengkel pemesinan dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar praktikum pemesinan di SMKN 1 Singosari, dengan besarnya nilai kontribusi pengaruh sebesar 16,7 %.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka saran yang diberikan sebagai berikut: (1) kepada SMK, diharapkan untuk lebih meningkatkan lagi kelayakan fasilitas beng-kel pemesinan, dengan cara memperbaiki, merawat mesin, menyediakan APD dan harus mengusahakan penambahan fasilitas bengkel sesuai dengan tekhnologi terkini dan perkembangan industri, (2) kepada guru, bisa dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan minat belajar siswa, dengan cara menggunakan metode, media dan strategi yang bagus agar siswa lebih rajin dan bersemangat untuk belajar, (3) kepada siswa, diharapkan lebih menjaga peralatan bengkel yang sudah disediakan dan mem-pergunakan sebagaimana mestinya serta meningkatkan minat belajarnya agar ber-semangat saat mengikuti pelajaran, dan (4) kepada peneliti selanjutnya, diharapkan da-pat dijadikan sebagai acuan untuk me-ngembangkan penelitian dengan variabel yang berbeda yang belum ada dalam pene-litian ini, seperti, sikap kerja siswa, peran guru yang mengajar, penggunaan k3, dan perawatan mesin di bengkel.

DAFTAR RUJUKAN

Anonim. 2016. Kamus Besar Bahasa

Indo-nesia. (Online),

(http://kbbi.web.id/la-yak), diakses 06 September 2016. Dalyono M. 2009. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dalyono. 2001. Psikologi Pendidikan. Ja-karta: Rineka Cipta.

Dwijoseno, Angestu. 2016. Pengaruh Kre-atifitas Dan Fasilitas Praktik Pengu-kuran Teknik Di Bengkel Otomotif Terhadap Prestasi Belajar Praktik

(11)

Siswa Kelas X Smk N 1 Purworejo.

Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif,

7(1): 38-41.

Earthman, Glen. 2002. School Facility

Con-ditions and student academic achieve-ment, (Online),

(https://escholarship.o-rg/uc/item/5sw56439), diakses 05 Oktober 2016.

Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Muhibbin, Syah. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Narwoto. 2013. Faktor-faktro yang

ber-pengaruh terhadap prestasi belajar te-ori kejuruan siswa SMK. Jurnal

Pen-didikan Vokasi, 3(2): 222-233.

Peraturan Menteri. 2008. Lampiran

Pera-turan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madra-sah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

Peraturan Pemerintah. 2005. Peraturan

Pe-merintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasi-onal Pendidikan.

Robert, Lance. 2009. Measuring school

fa-cility conditions: an illustration of the importance of purpose, 47(3).

(On-line). (http://dx.doi.org/10.1108/095-78230910955791), diakses 05 Oktober 2016.

Sardini. 2013. Pengaruh Minat Belajar

ter-hadap Hasil Belajar Pelajaran Eko-nomi Siswa Kelas XI IPS MAN Potianak. (Online).

(http://jurnal.un-tan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/ 2777), diakses 20 Maret 2017.

Siagian, Roida E.F. 2015. Pengaruh Minat Dan Kebiasaan Belajar Siswa Terha-dap Prestasi Belajar Matematika.

Jur-nal Formatif. 2(2): 122-131.

Supardi, 2012. Aplikasi Statistika Dalam

Penelitian. Jakarta: Ufuk Press

Tikomah, Faris. 2010. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kompetensi Praktek Mesin Bubut pada Siswa Kelas XI SMK N 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010, (Online),

(http://eprints.-uns.ac.id/id/eprint/7936), diakses 25 Agustus 2016.

Gambar

Gambar 1 Diagram Batang Kelayakan Fasilitas Bengkel Pemesinan.
Gambar 2 Diagram Batang Minat belajar siswa
Gambar 3 Diagram Batang Variabel Hasil Belajar
Gambar 4 Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

dari daun teh paling pucuk menunjukkan bahwa jika isi pesan iklan Teh Pucuk Harum tersebut disajikan secara berulang dan berkelanjutan dengan isi pesan yang sama maka

Pada aktivitas primer tersebut dapat dilihat dari bagaimana perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan pada pengadaan logistik dalam perusahaan dalam pengadaan stock

“…dari beberapa kriteria splitsing yang ada, yang menjadikan kriteria suatu perkara tersebut dipisah sebenarnya tetap ada pada penuntut umum yang memeriksa

Pengujian dilakukan untuk menganalisa pengaruh panas terhadap kekasaran permukaan benda kerja hasil pemesinan (proses pembubutan), dengan parameter pemesinan yang ditentukan,

Disini peran pemerintah juga sangat penting dalam mewujudkan itu semua, maka dengan program Palembang EMAS 2018 ini yang digali dari kebudayaan Melayu diharapkan

Evaluasi kondisi eksisting dilakukan dengan membandingan hasil perhitungan debit eksisting dan debit limpasan air hujan. Kedua nilai tersebut dibandingkan untuk

Hasil dari pengamatan struktur permukaan pada spesimen komposit yang berbabahan utama abu terbang, serbuk besi, dan resin polyester pada spesimen 3 dengan

Kegiatan dan program yang dapat dilakukan di dalam Ponpes berkaitan dengan konservasi air bersih dan penyediannya dapat dilakukan dengan: (1) Pemasangan pelampung