SKRIP KARYA SENI
(KARAWITAN)
OLEH :
I WAYAN BUDI UTAMA PUTRA NIM : 2006.02.012
PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA
DENPASAR
2010
i
SKRIP KARYA SENI
(KARAWITAN)
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S-1)
OLEH :
I WAYAN BUDI UTAMA PUTRA NIM : 2006.02.012
PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA
DENPASAR
2010
ii
SKRIP KARYA SENI
(KARAWITAN)
Disetujui untuk diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S-1)
MENYETUJUI :
Pembimbing I Pembimbing II
I Wayan Suharta, SSKar., M.Si Hendra Santosa, SSKar., M.Hum NIP. 19630730 199002 1 001 NIP. 19671031 199203 1 001
iii
Skrip Karya Seni ini telah diuji dan dinyatakan sah oleh Panitia Penguji Tugas Akhir Sarjana Seni (S1), Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar, pada :
Hari/Tanggal : Selasa, 1 Juni 2010
Ketua : I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn (……….) NIP. 19681231 199603 1 007
Sekretaris : I Dewa Ketut Wicaksana, SSP.,M.Hum (……….) NIP. 131878137
Dosen Penguji :
1. I Made Kartawan, S.Sn., M.Si. (……….) NIP. 19721010 200312 1 001
2. A.A.A. Mayun Artati, SST., M.Sn (……….) NIP. 19641227 199003 2 001
3. I Ketut Kodi, SSP., M.Si. (……….) NIP. 19631231 198811 1 001
Disahkan pada tanggal : ...
Mengetahui
Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Ketua Jurusan Karawitan ISI Denpasar ISI Denpasar
I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn I Wayan Suharta, SSKar., M.Si NIP. 19681231 199603 1 007 NIP. 19630730199002 1 001
iv
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya karawitan dan skrip karawitan yang
berjudul Bang Nareswari ini dapat diselesaikan. Tugas ini terwujud sebagai salah satu
persyaratan untuk menempuh ujian Sarjana Seni pada Institut Seni Indonesia (ISI)
Denpasar 2010.
Penyusunan skrip karawitan dan karya seni karawitan ini tidak akan terwujud
tanpa adanya motivasi dan bimbingan dari segala pihak, baik dosen pembimbing
maupun dosen-dosen yang lainnya serta dari semua pihak, akhirnya semua masalah
dapat teratasi. Untuk itulah pada kesempatan ini penata ingin mengucapkan terima
kasih yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. I Wayan Rai S, MA, selaku Rektor Institut Seni Indonesia
Denpasar
2. Bapak I Ketut Garwa, S.Sn., M.sn, selaku Dekan Fakultas Seni Pertunjukan
Institut Seni Indonesia Denpasar.
3. Bapak I Wayan Suharta, SSKar., M.Si, selaku pembimbing I karya tulis dan karya
seni yang telah banyak memberikan bimbingan yang bermanfaat bagi penata.
4. Bapak Hendra Santosa, SSKar, selaku pembimbing II karya tulis dan karya seni
yang telah banyak memberikan bimbingan yang bermanfaat bagi penata.
5. I Nengah Kantu selaku informan yang telah banyak memberikan informasi dalam
v
7. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Karya seni dan skrip karya ini telah dikerjakan secara maksimal sesuai dengan
kemampuan penata namun masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik
dan saran yang sifatnya membangun, sangat diharapkan.
Akhirnya besar harapan penata semoga karya ini ada manfaatnya, khususnya
dalam bidang seni karawitan ini.
Denpasar, Mei 2010
vi
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Ide Garapan ... 3 1.3. Tujuan Garapan ... 4 1.4. Manfaat Garapan ... 5 1.5. Ruang Lingkup ... 5
BAB II KAJIAN SUMBER ... 7
2.1. Sumber Tertulis... 7
2.2. Sumber Audio Visual ... 8
2.3. Sumber Wawancara ... 8
BAB III PROSES KREATIVITAS ... 10
vii
BAB IV WUJUD GARAPAN ... 16
4.1. Deskripsi Garapan ... 17
4.2. Analisa Pola Garapan... 23
4.3. Analisis Estetik ... 30 4.4. Analisis Penyajian... 30 4.5. Analisis Simbol ... 31 4.5.1. Sistem Notasi... 31 4.6. Properti... 39 4.7. Tempat Pertunjukan ... 39 4.8. Tata Busana... 41
4.9. Pola Lantai, Lighting,Suasana dan Rangkaian gerak Tari ... 47
BAB V PENUTUP ... 52 5.1. Kesimpulan ... 52 5.2. Saran-saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
Gambar 1 Denah Stage ... 39
Gambar 2 Setting Instrumen ... 40
Gambar 3 Foto Busana Tampak Depan... 43
Gambar 4 Foto Busana Tampak Belakang ... 44
Gambar 5 Foto Dengan Pose ... 45
ix
Tabel 1 Proses Kreativitas Tahap Eksplorasi ... 11
Tabel 2 Proses Kreativitas Tahap Improvisasi ... 13
Tabel 3 Proses Kreativitas Tahap Forming ... 14
Tabel 4 Rancangan Proses Kreativitas ... 16
Tabel 5 Simbol Notasi Kendang ... 32
1
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan informasi dari seniman-seniman maupun empu-empu karawitan
Bali, perangkat gamelan Gong Kebyar ini diperkirakan lahir tahun 1915 di desa
Bungkulan, Kabupaten Buleleng. Sampai saat ini pernyataan ini baru bersifat asumsi
atau dugaan sementara, karena belum dilandasi dengan data-data yang pasti. Istilah
kebyar pada kata Gong Kebyar digunakan untuk menyebut nama perangkat gamelan
ini, kemungkinan karena adanya kesan dari hasil tabuhannya yang serentak; bunyinya
yang keras diibaratkan seperti lampu yang dinyalakan dengan terang (byar)1.
Gamelan Gong Kebyar dipergunakan untuk bermacam-macam keperluan atau
kesempatan, yaitu untuk memberikan suasana religius pada berbagai jenis upacara
dan hiburan. Selain itu perangkat gamelan Gong Kebyar bisa juga menggantikan
tugas dan fungsi dari beberapa perangkat gamelan lainnya. Seperti gending-gending
Gong Gede, Semar Pegulingan Saih lima, Bebarongan, Petopengan dapat disajikan
dengan perangkat gamelan Gong Kebyar2.
Sebagai seni pertunjukan Gong Kebyar bisa juga digunakan baik sebagai suatu
sajian karawitan bebas (konser) atau sebagai karawitan iringan tari. Salah satu
karakteristik kebudayaan adalah permainan secara bersama-sama dalam satu kesatuan
dinamika terutama pada instrumen perkusi pada gamelan Gong Kebyar.
1Pande Made Sukerta.Ensiklopedi Karawitan Bali.Bandung: Sastrataya-Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia (MSPI),1998,hal 76. 2
Setelah mengetahui beberapa kelompok dari seni karawitan dan fungsi dari
gamelan Gong Kebyar, penata merasa tertarik untuk menggarap sebuah karya seni
karawitan dengan mengiringi tari yakni garapan berpasangan dengan mahasiswi
jurusan seni tari semester akhir. Berdasarkan pengalaman penguasaan, maka penata
memilih instrumen Gong Kebyar untuk mengiringi sebuah garapan tari.
Penata merasa bahwa tabuh kreasi dengan menggunakan barungan Gong
Kebyar memberikan cukup banyak keleluasaan, baik dari segi perubahan nada pada
instrumen suling mampu mengembangkan suatu putaran melodi yang berlaras
selendro, dengan demikian nada dari instrumen yang lain mengikuti melodi suling
yang jatuhnya hanya pada nada-nada pelog serta mengembangkan nada-nada pada
instrumen yang lain agar terasa adanya perubahan patet dalam suatu putaran melodi.
Untuk mewujudkan sebuah garapan karawitan yang berkualitas dan beridentitas
pribadi merupakan harapan sekaligus tantangan dalam mewujudkan sebuah garapan
berpasangan untuk menyelesaikan Tugas Akhir (TA) di kampus Institut Seni
Indonesia (ISI) Denpasar . Selain itu juga muncul keinginan penata membuat sebuah
garapan yang terinspirasi dari kisah nyata dalam masyarkat Bali Utara di desa Suwug,
Buleleng. Dengan alasan menampilkan garapan berpasangan ini juga penata ingin
berinteraksi baik dalam gerak maupun menunjukan kesan melodis, dinamika, dan
1.2 Ide Garapan
Ide merupakan suatu gambaran pemikiran konsepsi atau pendapat, pandangan
yang bisa dihayati dari lakon, cerita, lukisan, dan sebagainya3. Untuk menemukan
bentuk garapan yang memiliki warna tersendiri, maka dalam kesempatan ini di coba
menggarap sebuah garapan tabuh kreasi iringan tari yang terinspirasi dari perpisahan
antara saudara kembar buncing (laki-laki dan perempuan) yang bernama Ni Kantri
dan I Santru.
Adapun judul dari garapan Tabuh kreasi iringan tari ini ialah Bang Nareswari
yang bertemakan kehidupan sosial. Kata Nareswari dapat dikonotasikan sebagai
kali-laki dan perempuan menjadi satu, kata Nareswari juga dapat dibagi yaitu; Nara yang
berarti satu, iswari yang berarti berbeda. Jadi, Bang Nareswari ialah perbedaan
laki-laki/ perempuan yang sedarah. Garapan ini menokohkan dua tokoh yaitu Ni Kantri
adalah tokoh seorang wanita remaja yang telah dibuang oleh orang tuanya sejak baru
lahir, karena terlahir kembar buncing, dan I Santru adalah seorang laki-laki remaja
yang merupakan saudara kembar dari Ni Kantri yang dipisahkan dari baru lahir.
Struktur garapan tabuh kreasi iringan tari ini akan dibagi menjadi beberapa
bagian, yang terdiri dari flash back, pengawit, pepeson, pengawak, pengecet, pekaad,
yang penonjolan ceritanya akan terdapat pada bagian pengecet. Dalam garapan ini
tidak hanya menonjolkan garapan tarinya saja namun dalam garapan ini penabuh
maupun penari melakukan interaksi pada bagian akhir pengawak sampai pekaad.
Pada garapan ini adapun alasan positif dalam berpasangan yaitu:
3A.AM. Djelantik. Pengantar Dasar Ilmu Estetika Denpasar. Sekolah Tinggi Seni Indonesia
Alasan positif dalam berpasangan ialah dalam penataan garapan sebuah karya
penata lebih mudah berkomunikasi dengan penata tari. Misalkan dalam hal
menafsirkan suasana pada bagian garapan. Walaupun tidak memberikan kebebasan
seluruhnya kepada komposer.
1.3 Tujuan Garapan
Dalam mengerjakan segala sesuatau tentu mempunyai tujuan untuk memperoleh
hasil yang diinginkan secara maksimal. Tujuan yang dimaksud dalam penggarapan
ini dapat dilihat secara umum dan secara khusus.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam garapan ini adalah:
1. Tujuan Umum
a. Untuk mewujudkan garapan dengan memadukan unsur-unsur tempo,
irama, dinamika untuk memenuhi unsur-unsur estetik dan kebutuhan
karyanya.
b. Mewujudkan karya seni karawitan yang beridentitas pribadi.
c. Mewujudkan sebuah garapan seni karawitan yang inovatif dan layak
disajikan untuk tugas akhir.
d. Untuk memenuhi syarat sebagai sebuah garapan tari yang layak disajikan
untuk menyelesaikan studi Strata 1 (S1) di Institut Seni Indonesia
Denpasar.
2. Tujuan khusus
b. Mencoba menggarap dan membuat sebuah komposisi dalam garapan baru.
c. Mencoba memerankan tokoh I Santru dalam tokoh cerita.
1.4 Manfaat Garapan
Manfaat yang dapat diperoleh dalam garapan ini ialah:
- Dapat memberikan sumbangan mengenai keberadaan suatu bentuk garapan
iringan atau mengiringi tari dengan menggunakan instrumen Gong Kebyar.
- Mampu menciptakan sebuah karya karawitan yang merupakan kreativitas
sendiri.
1.5 Ruang Lingkup
Garapan iringan Ni Kantri I Santru merupakan kreasi yang terinspirasi dari
fenomena kejadian nyata dalam masyarakat desa Suwug, Buleleng.
Pada tahun kurang lebih 1970 ada keluarga yang membuang bayi perempuannya
karena terlahir kembar buncing sedangkan bayi laki-laki mereka asuh. Bayi
perempuan tersebut dibuang ke desa lain namun masih dekat dengan desa tempat bayi
itu lahir. Nama dari bayi kembar tersebut ialah Ni luh Putu Kantri yang merupakan
bayi perempuan dan I Made Santru merupakan nama dari bayi laki-laki. Pada saat
mereka sudah dewasa mereka bertemu di sebuah desa, disana Kantri nama yang
sering dipanggil oleh teman-temannya sedang bercanda ria melihat Santru yang
sedang duduk-duduk dengan temannya yang berasal dari desa tempat Kantri tinggal.
Akhirnya tumbuh perasaan suka pada mereka berdua. Namun tidak lama setelah salah
merupakan saudara sepupu dari Santru mengetahui bahwa Kantri merupakan saudara
Santru yang dibuang oleh orang tuannya dulu. Runi dengan cepat memberitahukan
mereka berdua tidak boleh melanjutkan hubungan mereka berdua karena mereka
adalah saudara kembar yang sengaja dipisahkan karena orang tua mereka takut
apabila mereka besar nanti menikah dengan saudara kembar sendiri.Setelah mereka
mendengar penjelasan Runi mereka merasa terkejut dan sedikit marah. Namun
perasaan itu tidaklah lama karena mereka berpikir dengan dewasa, akhirnya mereka
BAB II
KAJIAN SUMBER
Sebuah karya tulis ilmiah, akan terasa kurang apabila tanpa dilandasi dan
didukung oleh sumber-sumber baik tertulis dan sumber-sumber audio visual yang
dapat dijadikan acuan dan dasar pijakan untuk melangkah dalam perwujudan garapan
ini. Adapun sumber-sumber yang digunakan sebagai bahan acuan, adalah sebagai
berikut :
2.1 Sumber Tertulis
Berdasarkan kajian literatur yang digunakan , buku-buku yang berkaitan
dengan karya garapan Bang Nareswari antara lain :
Buku Prakempa Sebuah Lontar Gamelan Bali yang dikarang oleh I Made
Bandem hasil terbitan Akademi Seni Tari, Denpasar pada tahun 1986. Buku ini
menjelaskan panganggening aksara dalam pengider bhuana agung dalam beberapa
aspek penting di dalam teknik menabuh gamelan Bali seperti: menabuh, struktur lagu
dan teknik permainan atau gegebug seperti adanya pukulan, kekenyongan, gegilakan,
pada bagian-bagian tertentu. (Buku ini dijadikan sumber acuan di dalam mewujudkan
garapan, terutama dalam memahami teknik-teknik pukulan, struktur lagu, dan nilai
estetis sebuah musik/ karawitan).
Buku Ensiklopedi Karawitan Bali yang dikarang oleh Pande Made Sukerta
hasil terbitan Sastrataya- Masyrakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI),
Bandung-Indonesia pada tahun 1998. Buku ini memaparkan tentang istilah-istilah dalam dunia
seni karawitan Bali serta pengertian-pengertian tentang gamelan Bali. (Buku ini
dijadikan sumber acuan di dalam mewujudkan garapan, untuk memberikan
pengertian tentang gamelan Bali yang digunakan sebagai alat instrumen dalam
garapan ini).
Pedoman Tugas Akhir, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia
Denpasar, 2008. Buku ini menjelaskan cara-cara atau aturan-aturan dalam penulisan
karya ilmiah yang berlaku di Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Buku ini
menjelaskan cara-cara atau aturan-aturan dalam penulisan karya ilmiah yang berlaku
di Perguruan Tinggi bersangkutan. (Buku ini memberikan pembelalajaran tentang
cara-cara dalam penulisan skrip karya).
2.2 Sumber Audio Visual
Berdasarkan bahan-bahan audio visual yang digunakan, yang berkaitan
dengan garapan iringan Ni Kantri I Santru antara lain:
- Dari menonton Festifal Gong Kebyar pada saat Pesta Kesenian Bali ( PKB).
- Hasil dari rekaman video ujian tugas akhir mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI)
Denpasar.
2.3 Sumber Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 9 September 2009 dengan Bapak
I Nengah Kantu selaku sebagai Bendesa Adat di Desa Suwug, Buleleng bahwa
kurang lebih pada tahun 1970 adanya fenomena dipisahkan dua anak kembar buncing
apabila mereka tidak dipisahkan dari sejak lahir maka akan terjadi suatu masalah
dalam keluarga.Masalah tersebut ialah terjadinya pernikahan sedarah apabila mereka
besar nanti, serta ini juga merupakan peraturan dalam desa.
BAB III
PROSES KREATIVITAS
Proses penggarapan suatu karya seni, tidak akan pernah lepas dari kreativitas
dan inovasi untuk menghasilkan suatu karya seni yang memiliki unsur originalitas
dan berkualitas. Secara teori , proses penggarapan tari kreasi ini mengacu pada proses
penciptaan karya Alma. M. Hawkins yang terdiri dari exploration, improvisation, dan
forming4.
3.1 Tahap Explorasi (Exploration)
Explorasi atau penjajagan berhubungan dengan proses pencarian, penghayatan,
dan pemikiran, yang dalam hal ini berhubungan dengan proses pencarian terhadap ide
atau gagasan yang akan dituangkan ke dalam sebuah bentuk garapan iringan tari.
Tahap explorasi adalah tahap yang paling awal dalam sebuah proses penciptaan
iringan tari . Pada tahap ini diawali dengan pencarian ide atau gagasan maupun
konsep yang akan digunakan. Pencarian ide atau gagasan yang dilakukan disesuaikan
dengan pengetahuan dan kemampuan yang penata miliki.
Karena adanya tuntutan untuk menggarap sebuah karya seni, penata memilih
untuk menggarap sebuah tabuh kreasi, ini didasarkan atas kemauan dan kemampuan
yang penata miliki, keinginan untuk melestarikan sekaligus mengembangkan tabuh
kreasi yang menjadi dasar pijak penggarapan tabuh Gong Kebyar.
4 Y. Sumandiyo Hadi. Mencipta Lewat Tari ( Terjemahan Buku Creating Through Dance karya Alma. M. Hawkins). Yogyakarta: Institut Seni Indonesia, 1990, p.27-46.
Setelah proses awal pencarian ide, proses selanjutnya adalah mengadakan
pencarian cerita yang akan digunakan. Penata kemudian melakukan pencarian cerita
pada buku-buku cerita dan melakukan wawancara kepada seorang masyarakat tentang
fenomena yang ada di desa khususnya Bali Utara di desa Suwug, Buleleng.
Tahap selanjutnya setelah mematangkan ide dan penentuan cerita, penata mulai
mulai memilih pendukung karawitan untuk membantu terwujudnya karya seni yang
akan digarap. Penata karawitan melakukan pendekatan kepada teman-teman yang
bergerak dalam bidang seni karawitan dan bersedia membantu atau mendukung
garapan karya seni yang akan dibuat, dalam tahap ini pula penata mulai memikirkan
unsur estetika yang akan menunjang karya seni karawitan yang akan digarap. Unsur
estetika yang dimaksud adalah unsur komposisi yang menyangkut melodi.Selain itu,
penata mencari informasi dan pengetahuan tentang kreasi iringan tari dari beberapa
referensi buku dan beberapa dokumentasi tentang seni pertunjukan karawitan yang
mengiringi tari serta ditampilkan pada saat ujian tugas akhir di Institut Seni Indonesia
(ISI) Denpasar. Pada tahap ini pula ditetapkan instrumen yang akan digunakan ialah
gamelan Gong Kebyar.
Tabel 1
Proses Kreativitas Tahap Eksplorasi
No Tanggal Kegiatan
1 20 Maret 2010 Nuasen di Padmasana Arda Nareswari kampus ISI
Denpasar bersama dengan penari, penabuh dan
No Tanggal Kegiatan
2 21 Maret 2010 Melakukan latihan pertama mencari bagian pepeson
3 23 Maret 2010 Latihan tabuh mencari bagian pepeson
4 24 Maret 2010 Latihan pemantapan tabuh bagian pepeson
5 26 Maret 2010 Bimbingan karya
6 27 Maret 2010 Perbaikan bagian pepeson dari hasil bimbingan
3.2 Tahap Improvisasi( Improvisation)
Tahap ini adalah tahap kedua setelah tahap penjajagan dan merupakan tahap
dalam percobaan dan pencarian gending baru yang akan menjadi ciri khas dalam
garapan tabuh kreasi.
Pada tahap ini penata mencoba memikirkan dan mencoba mencari gending baru
sebanyak mungkin tanpa menyusunnya terlebih dahulu. Setelah itu dirangkai
sedemikian rupa agar membentuk suatu karya karawitan yang menarik bagi penikmat
seni. Pada proses ini ada kalanya gending-gending yang telah ada tidak bisa
disesuaikan dengan gerakan tari yang telah digarap namun masih tetap bisa diatur dan
dirangkai sehingga mampu menyatu dengan gerakan tari.
Proses percobaan terus dilakukan seiring dengan proses penggarapan tabuh,
selama proses ini berlangsung penata juga merekam dari hasil penuangan kepada
Tabel 2
Proses Kreativitas Tahap Improvisasi
No Tanggal Kegiatan
1 1 April 2010 Penggarapan bagian Pengawak I
2 3 April 2010 Penggarapan bagian Pengawak II
3 4 April 2010 Latihan penabuh di kampus ISI Denpasar mencari
bagian pengecet
4 6 April 2010 Latihan penggabungan antara Pengawak I dan
Pengawak II
5 8 April 2010 Latihan untuk mengompakkan dengan penari
6 9 April 2010 Bimbingan karya
7 11 April 2010 Penggarapan bagian lanjutan pengecet
8 12 April 2010 Latihan bagian pengecet
9 13 April 2010 Latihan penabuh mencari bagian pekaad
10 15 April 2010 Latihan penabuh mencari bagian flash back
11 17 April 2010 Rekaman musik iringan dari bagian flash back,
pengawit, pepeson, Pengawak, pengecet, pekaad
12 20 April 2010 Latihan bersama dengan penari
13 22 April 2010 Bimbingan karya dari flash back sampai pengecet
3.3 Tahap Pembentukan (Forming)
Tahap ini adalah tahap yang paling akhir dalam sebuah proses kreativitas. Pada
tahap ini penata sudah memikirkan bentuk dari karya yang akan digarap, kesesuaian
unsur komposisi tabuh seperti gending pada bagian pengecet dan pekaad, waktu
terhadap konsep awal dari garapan iringan tari.
Proses penuangan dilakukan secara bertahap, babak per babak, namun tentunya
ini tidak akan berjalan seperti yang diinginkan karena penentuan waktu latihan tidak
selalu dapat dilakukan secara bersama-sama karena ada beberapa hal yang
mengakibatkan adanya hal-hal kecil dari perorangan begitu juga dengan proses
penuangan gending pada pendukung karawitan.
Setelah itu adalah tahap akhir atau tahap finishing, dalam tahapan ini dilakukan
penghalusan, penghayatan, dan pengendapan terhadap karya yang telah digarap.
Sehingga keindahan pada gending yang telah digarap akan menarik untuk dinikmati
oleh penikmat seni.
Tabel 3
Proses Kreativitas Tahap Forming
No Tanggal Kegiatan
1 27 April 2010 Latihan bersama penari dengan penabuh
2 28 April 2010 Perbaikan-perbaikan penyamaan dengan penari
No Tanggal Kegiatan
4 6 Mei 2010 Bimbingan karya penari dengan penabuh
5 8 Mei 2010 Perbaikan dari hasil bimbingan
6 17-20 Mei 2010 Gladi kotor dan bersih di Gedung Natya Mandala ISI
Denpasar
7 24-27 Mei 2010 Ujian Karya
Tabel-tabel di atas merupakan penggarapan kegiatan yang penata lakukan
selama proses penjajagan, percobaan dan pembentukan. Dalam setiap proses yang
terjadi, tentunya ada beberapa perbaikan yang dilakukan dengan tujuan
penyempurnaan pada garapan iringan tari kreasi. Perbaikan yang terjadi merupakan
Tabel 4
Rancangan Proses Kreativitas
Tahap-tahap Kegiatan
Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tahap Penjajagan
Tahap Percobaan
Tahap Pembentukan X O
KETERANGAN :
: Latihan ringan selama ± 2 jam sehari : Latihan sedikit padat selama ± 2 jam sehari : Latihan padat ± 2-3 jam sehari
X : Gladi Bersih O : Ujian TA
BAB IV
WUJUD GARAPAN
Wujud dalam hal ini maksudnya adalah semua jenis kesenian baik itu berupa
visual ataupun akustis, baik yang kongkrit ataupun yang abstrak, wujud dari apa yang
ditampilan dan dapat dinikmati oleh kita, mengandung dua unsur mendasar, yaitu
bentuk (Form) dan struktur5.
4.1 Deskripsi Garapan
Gamelan Gong Kebyar ialah salah satu alat musik gamelan yang berlaras pelog
5 nada sesuai untuk mengiringi tari kreasi, karena dalam Gong Kebyar kaya dalam
pemutaran sebuah melodi. Pada iringan ini menggunakan juga instrumen suling
untuk mengubah suasana dan mengubah dari nada pelog menjadi nada selendro.
Garapan ini bertemakan kehidupan sosial, dengan struktur: flash back,
pengawit, pepeson, Pengawak, pengecet. Dengan urutan yang ada maka penata
menciptakan karya seni dengan inspirasi sendiri yang berdasarkan konsep garapan.
Instrumen Yang digunakan pada garapan ini ialah Gong Kebyar, adapun
bagian-bagiannya yakni:
- 1 Tungguh Gong Lanang
- 1 Tungguh Gong wadon
- 1 Tungguh Kempur
- 1 Tungguh Kenong
5
A.AM. Djelantik. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: MSPI, 1999, p.19-20
- 1 Tungguh Kajar - 1 Tungguh Reong - 2 Tungguh Jegog - 2 Tungguh Jublag - 2 Tungguh Penyacah - 2 Tungguh Ugal - 4 Tungguh Kantil - 4 Tungguh Gangsa
- 1 Pasang Kendang Gupekan
- 1 Pangkon Ceng-ceng Kecek
- 4 Buah Suling
- 1 Buah Rebab
Adapun pengertian dari beberapa instrumen Gong Kebyar yang digunakan pada
garapan ini yaitu :
1. Instrumen Ugal
Instrumen ini merupakan instrumen yang tergolong dalam jenis alat idiofone
yaitu suatu alat musik yang bunyinya bersumber pada alat itu sendiri. Cara
membunyikannya adalah memukul dengan alat (Bali: panggul) dengan jumlah
bilahnya 10 buah yang berlaraskan pelog. Dalam garapan ini, instrumen ugal
memiliki peranan membawa melodi dan sebagai pemimpin dalam mengendalikan
jalannya lagu (gending), serta memberi aksen-aksen atau penekanan pada ruas-ruas
2. Instrumen Kendang
Instrumen kendang tergolong alat musik membranofone yaitu alat musik
yang bunyinya bersumber dari kulit yang ditekankan pada alat, yang cara
membunyikannya adalah memukul dengan alat atau tanpa alat (telapak tangan).
Dalam garapan ini dipergunakan 1 pasang kendang gupekan (lanang dan wadon)
yang berfungsi sebagai pemurba irama atau mengatur dan mengendalikan jalannya
lagu (gending), serta member aksen-aksen atau penekanan pada ruas-ruas gending.
3. Instrumen Gangsa Pemade
Instrumen ini merupakan instrumen yang tergolong dalam jenis alat idiofone
yaitu suatu alat musik yang bunyinya bersumber pada alat itu sendiri. Cara
membunyikannya adalah memukul dengan alat (Bali : panggul) dengan jumlah
bilahnya 10 buah yang berlaraskan pelog. Dalam garapan ini, instrumen gangsa
pemade Gong Kebyar mempunyai peranan untuk memainkan ubit-ubitan
(interlocking) pada bagian-bagian gending tertentu.
4. Instrumen Gangsa Kantilan
Instrumen ini merupakan instrumen yang tergolong dalam jenis alat idiofone
yaitu suatu alat musik yang bunyinya bersumber pada alat itu sendiri, yang cara
membunyikannya adalah memukul dengan alat (Bali: panggul). Jumlah bilahnya 10
buah dan berlaras pelog.
5. Instrumen Reong
Instrumen reong tergolong instrumen idiofone yaitu alat musik yang
bunyinya bersumber pada alat itu sendiri. Cara membunyikannya adalah memukul
Kebyar adalh 12 buah dengan tingkatan nada 2 oktaf yang berlaraskan pelog. Fungsi
reong dalam garapan ini yaitu memberikan hiasan-hiasan pada melodi gending atau
lebih banyak berfungsi ritmis yang dijalin dengan melodi-melodi tertentu.
6. Instrumen Jublag
Instrumen ini merupakan instrumen yang tergolong dalam jenis alat idiofone
yaitu suatu alat musik yang bunyinya bersumber pada alat iti sendiri. Cara
membunyikannya adalah memukul dengan alat (Bali: panggul) dengan jumlah
bilahnya 5 buah yang berlaraskan pelog. Sistem suara yang ada pada jublag ini adalah
ngumbang ngisep yaitu bunyi yang berombak akibat adanya selisih frekuensi dalam
jumlah tertentu, jika dipukul secara bersamaan dalam waktu yang sama. Fungsi
jublag dalam garapan ini adalah sebagai pembawa melodi.
7. Instrumen Penyacah
Instrumen ini merupakan instrumen yang tergolong dalam jenis alat idiofone
yaitu suatu alat musik yang bunyinya bersumber pada alat itu sendiri. Cara
membunyikannya adalah memukul dengan alat (Bali: panggul) dengan jumlah
bilahnya 7 buah yang berlaraskan pelog. Sistem suara yang ada pada penyacah ini
adalah ngubang ngisep yaitu bunyi yang berombak akibat adanya selisih frekuensi
dalam jumlah tertentu, jika dipukul secara bersamaan dalam waktu yang sama. Fungsi
penyacah dalam garapan ini adalah sebagai pembawa melodi pokok serta bermain
imbal menjadi sebuah kotekan.
8. Instrumen Jegogan
Instrumen ini merupakan instrumen yang tergolong dalam jenis alat idiofone
membunyikannya adalah memukul dengan alat (Bali : panggul) dengan jumlah
bilahnya 5 buah yang berlaraskan pelog. Sistem suara yang ada pada jegogan ini
adalah ngumbang ngisep yaitu bunyi yang berombak akibat adanya selisih frekuensi
dalam jumlah tertentu, jika dipukul secara bersamaan dalam waktu yang sama. Fungsi
jegogan dalam garapan ini adalah sebagai pembawa melodi pokok.
9. Kajar
Kajar merupakan instrumen bermoncol yang ukurannya lebih besar dari
reong yang merupakan klasifikasi idiophone. Kajar dalam garapan ini berfungsi
sebagai pemegang tempo gending, pengatur cepat lambat sebuah lagu atau gending,
dan terkadang dalam garapan bermain berimbang atau dikreasikan dari sebuah melodi
pokok.
10. Cengceng Ricik (Kecek)
Cengceng atau kecek adalah instrumen yang berbentuk cymbal dimana
ukurannya lebih kecil dari cengceng kopyak. Dalam garapn ini, cengceng ricik
berperan memberikan nuansa ritmis serta memberikan aksen-aksen yang sama
dengan reong dan kendang.
11. Suling
Suling merupakan alat musik yang diklasifikasikan sebagai alat musik
aerofone yaitu sumber bunyi yang berasal dari utara atau angin. Suling bagian dari
instrumen gamelan Bali yang berasal dari bambu. Cara membunyikannya dengan cara
ditiup atau meniup. Dalam garapan ini suling berfungsi menjalankan melodi,
memperindah lagu serta melembutkan bagian gending, merubah nada pelog menjadi
12. Kempli
Kempli adalah instrumen bermoncol yang ukurannya sama dengan kajar
yang merupakan klasifikasi idiophone. Kempli dalam garapan ini berfungsi sebagai
pemberi tekanan pada kalimat lagu.
13. Kempur
Kempur adalah instrumen bermoncol yang ukurannya lebih kecil dari gong.
Dalam garapan ini fungsinya adalah sebagai pendorong jatuhnya pukulan gong.
14. Gong
Gong merupakan instrumen bermoncol yang paling besar ukurannya dengan
instrumen bermoncol lainnya. Fungsinya juga tidak jauh dari garapan-garapan secara
umum yaitu mengakhiri lagu atau gending (sebagai finalis).
Pada garapan berpasangan ini mengangkat cerita tentang dipisahkannya dua
orang saudara kembar buncing (laki-laki dan perempuan) dari bayi perempuan yang
sengaja dipisahkan oleh orang tua mereka, bayi perempuan dibuang dan anak yang
laki-laki bersama orang tuanya namun karena mereka tidak tahu bahwa mereka
mempunyai saudara kembar, sehingga pada suatu hari mereka bertemu dan timbul
rasa cinta, namun salah satu teman dari Ni Kantri yang tahu hal ini segera
memberitahu mereka. Perasaan Ni Kantri dan I Santru sangat sedih, namun itu tidak
lama karena ada teman Ni Kantri yang menyadarkan mereka, akhirnya Ni Kantri dan
I Santru mengambil keputusan untuk bersaudara.Pada garapan ini berdurasi kurang
4.2 Analisis Pola Garapan
Secara struktural garapan ini terdiri dari enam bagian yang disesuaikan dengan
ide cerita dan konsep garapan. Enam bagian terdiri dari flash back, pengawit,
pepeson, pengawak, pengecet, pekaad ini dapat diharapkan mampu dirangkai
sedemikian rupa sehingga mampu menampilkan bagian cerita yang saling
berhubungan. Struktur garapan ini dapat dijelaskan sebagia berikut:
Flash back : Dimulai dengan pukulan kendang, vocal, dilanjutkan dengan
kebyar bersama yakni dengan tempo dan melodi yang
harmoni. Pada bagian ini mengisahkan dibuangnya bayi
perempuan oleh ibunya, dan ditemukan oleh seorang wanita
yang kemudian diasuh. Suasana : Panik, Sedih
Flash back
<−.<−.<−.<−.^°.^° KP ^° KP ha ^° KP ^° KP hi P
Bersama
4 3 1 4 3 (1)
Instrumen suling dengan tempo sedang
173. 17.3.54..531717134...134.5315.1.453.4..5545.173.17
.3.54..5317 17134... 134.5315.1.453.4.. 5545.14(3)...
Pengawit : Merupakan bagian awal dari garapan, dimulai dengan kebyar
bersama, kemudian masuk pukulan reong, suling, jegog,
jublag, kantil dan kembali bersama yang tentunya untuk
Bersama : 177 (71)3 7 333 1.7.57 13 13 13 1 77.57575.373.33341.5(3)4… 5….3…1…5…3.13 713.44.4(4) Instrumen Suling ...4...5...7...1.713…17.1. Bersama ...444 5 34 1.1.11111.111(1).
Pepeson : Merupakan bagian kedua yang menggunakan tempo, melodi,
dinamika yang susunan nada reong, gangsa, suling, jegog,
jublag, penyacah, bermain mengikuti melodi serta pukulan
reong yang bermotif seperti pengrangrang. Suasana: Gembira
Pepeson: 4441..4445.34.5…13 4 54 54 54 54. 13 45.. 54 31..71(34) 54 54 54. 3 1713 17 13 1 1.3 45 3 444 5. 1 3 4 5. 7 5.7 1 3.4 5 3 1 7.1. 7. 3. 1. 3. 1. 7. 5.7.5.43 1 34 5.3 1 7 1 3 4 5.7 5.71 3.4 5 3 1(7) Reong 7…45 7 457 457 45 7 5(5). 1155 7717 .17 13 71( 34) Bersama 4 4 4 5 3 1 5.3 4..5 7 5 4 7. 4 5..713 13 1 7 5 7 1 3.1. 7 5 7 4 5 7 71 3 1 3 1 3 1 7 1.3 1.75 7. 4 5 7
Kantil
54 3 45 1(1)
Reong
15 3 1 3 5 1 (1)
Bersama Tempo Sedang
5 5 4 4 3 3 1 1..7 1.7 1 3 .7 1 3 4.1 3 4 5.3 4 34 5 7 4 (5).3.4.5.7.7 1 3 1 3....1.7.5.3 4 54 3 4.1 3 4 3 1.3 4 5 4 3.11 1 1 1 7 1 3 4 5 3 4 1 3 4 5 11 1 3 4 5.4 31 1 1 1 3 4 5 1 1... Jublag 5 4 3 4 5 1.1...(1) Suling 7 1 2.1 7 5.7 1 2.1 2 3 4 3.2 1 7 (1) Kebyar Bersama 1 1 1 3 7 1 5 5 5 7 4 5 3 3 (3)4 3 5 4 4 4 1 3 4 5. 5 3 3 3 5 3 3 3 1. 7 1 7 5 7.1. 3.4 5 4.3.1.4 3 1 7 17
Peralihan Suling ke Pengawak 1
2 1 7 1 7 6 5...7 1 2.1
Pengawak I : Merupakan bagian ketiga dari garapan yang menggunakan
instrumen suling sebagai dasar melodi dengan perubahan nada
Pengawak 1 Bersama
1112..1112...1212.217..75.757.1.2.12343.217(1)...232123...
57545..7.5.754575727.6763.653235667.6.76567767656532.176.764.75713.13453.1431
7...71757.13...45431 3131...712(1)
Pengawak II : Merupakan bagian keempat dari garapan yang menggunakan
instrmen suling sebagai dasar melodi dengan nada pelog
menjadi nada selendro serta pada saat peralihan menuju
pengecet menggunakan sistem bergantian pada seluruh
instrumen namun tetap menggunakan tempo yang sejajar.
Pengawak II 1 1 1 2..1 11 2...1 2 1 2.2 17 ..75.7 5 7.1 2 3 4 3. 2 1 7 (1).2 1 7..7 5.7 5 7.1 2 3 4 3. 2 1 7 (1 )2 3 2 1 2 3..5 7 5 4 5.. 7.5.7 5 4 5 7 5 7 2 7.6 7 6 3.6 5 3 2 3 5 6 6 7.6.7 6 5 6 7 7 6 7 6 5 6 5 3 2.1 76.7 6 4.7 5 7 1 3.1 3 4 5 3.1 4 3 1 7... 7. 1. 3…4.3. 1...71 2 (1) 3.7.1 7 5.6 7 6.1.2.3 5 3.2.(1).... 3.16...53.6 1 24 21 2 1 6..54 5.61 21 Kendang
° PKPKP ° // ^^ ° PK ° PK^ ° ^ ° °^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..°
° PKPKP ° // ^^ ° PK ° PK^ ° ^ ° °^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..°
° PKPKP ° // ^^ ° PK ° PK^ ° ^ ° °^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..°
°^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..°
Peralihan Suling ke Pengecet
727272727275.7542..12172176.17657657.1.23.234.3432(1)
Pengecet : Merupakan bagian kelima dari garapan yang menggunakan
instrumen suling sebagai melodi untuk memperkuat nada
selendro dengan adanya olahan vokal serta diikuti oleh
instrumen kendang dan reong untuk memperkuat angsel pada
penari dan menimbulkan kesan manis pada lagu.
Menggambarkan romantika antara Ni Kantri dan I Santru, dan
teman-teman Ni Kantri mengintip Ni Kantri dan I Santru.
Suasana : Gembira, romantis
Pengecet 71...13...34...5.4.5.131.3453431.3453431.57.4575175417.47.47.1.7.1.7.5.4.354311.1 1.1.11571. 71245.2.14217(1) 71245.2.14217(1)27272.72712421.571....1754.75457.3.1753(4)..75457.3.1753(4).13 45345.345.7134.517.134534.715.7 .12.42(1).37.15.7.12.42(1).13413453457.3.73475.1.531351.5.4317.1313.7.1354..453. .354.71517.375157.1.111..11571 71245.2.14217(1)
71245.2.14217(1)27272.72712421.571....1754.75457.3.1753(4)..75457.3.1753(4).13
45345.345.7134.517.134534.715.7
.12.42(1).37.15.7.12.42(1).13413453457.3.73475.1.531351.5.4317.1313.7.1354..453.
.354.71517.375157.1.111..11571
Peralihan Kebyar Bersama ke Pekaad :
(1).57175457.75457171.713.171313171317.3173.4571753.7547.5475.
Pekaad : Merupakan bagian akhir dari garapan yang menggunakan
instrumen suling, kendang, jublag, penyacah, jegog, yang
sebelumnya diawali dengan kebyar bersama serta
menggunakan vocal dengan tempo sedang. Menggambarkan
sedihnya Ni Kantri dan I Santru yang telah mengetahui bahwa
mereka adalah saudara kembar buncing yang telah dipisahkan
dari baru lahir. Suasana : Sedih, bingung. Namun mereka
mengambil keputusan untuk bersaudara. Suasana : Gembira.
Suling Sedih :
1712.171.351.3531.171242174.1.4.1.412...7.2.(1)
Pengrangrang Suling tunggal ( suasana sedih )
1..1.1.712...716..1.6.1.1712.172...(1)
Kebyar Bersama :
175(4).55(7).457(1).475(4)44(4)
44444.55555.71757175715711111 4x Jublag : 1.3.4574.34575.35351.3515(1) 1.3.4574.34575.35351.3515(1) 1.3.4574.34575.35351.3515(1) Gangsa : 53135135.53535135351.71757545435431 53135135.53535135351.71757545435431 53135135.53535135351.71757545435431 Kantil: 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 Kebyar Bersama : 711.344.455.7543457543457.175745751.7(1).134.543.717.5.4..543134134134134
Kantil : 134 Reong : 431 Jublag : 431
Bersama :
.345..4571.575457..55(7)
Dalam garapan iringan tari kreasi ini menggunakan instrumen Gong Kebyar.
Pemilihan instrumen ini berdasarkan pertimbangan bahwa gamelan Gong Kebyar
4.3 Analisis Estetika
Dalam menikmati sebuah karya seni, biasanya seseorang lebih mengutamakan
nilai keindahan yang terkandung dalam karya tersebut, sehingga seniman harus
mampu menampilkan nilai keindahan tersebut. Karya seni juga memiliki unsur-unsur
keindahan. Adapun unsur keindahan dalam karya seni meliputi wujud, bobot dan
penampilan.6
4.4 Analisis Penyajian
Garapan Bang Nareswari ini digarap ke dalam bentuk iringan tari yang
dibawakan oleh satu barungan Gong Kebyar. Bertemakan kehidupan sosial, garapan
iringan tari ini menggambarkan tentang Ni Kantri dan I Santru. Penyajian iringan tari
ini berdurasi kurang lebih 12 menit dengan menggunakan struktur garapan yang
sudah diatur sedemikian rupa sehingga mampu memberikan gambaran tentang apa
yang ingin disampaikan oleh penata dalam garapan ini. Secara structural garapan ini
dibagi menjadi enam bagian yaitu flash back, pengawit, pepeson, Pengawak,
pengecet, pekaad.
4.5 Analisis Simbol
4.5.1 Sistem Notasi
Notasi karawitan sering disebut dengan titi laras adalah catatan cara penulisan
gending-gending atau lagu dengan menggunakan lambang nada yang berupa angka,
6
huruf maupun gambar. Adapun sistem yang dipergunakan adalah sistem notasi yang
umum dipergunakan adalah penotasian karawitan Bali. Notasi di ambil dari “penganggening Aksara Bali “ yaitu ulu/nding (3), tedong/ ndong (4), taleng / ndeng (5), suku/ ndung (7), carik/ ndang ( 1).
a. Tanda titik di atas symbol contohnya ( . ) nada tersebut dimainkan dengan
nada tinggi, sebaliknya tanda titik di bawah symbol contohnya : ( . ), nada tersebut
dimainkan lebih rendah dari nada normal.
b. Tanda ulang : ………... kalimat lagu yang mendapat pengulangan
c. Garis Nilai : 5 7 1 3 4 5 garis nilai ini merupakan symbol nada yang akan
mendapat jumlah ketukan.
d. Tanda coret pada symbol nada : 3 3 3 1 1nada yang dimainkan dengan cara
memukul sambil menutup bilahnya.
e. Tanda pukulan Kendang adalah tanda yang dipakai dalam pukulan kendang
adalah notasi yang tertulis dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 5
Simbol Notasi Kendang
No Tanda Notasi Tiruan
1 2 3 4 5 6 O ^ K P < − Cedit Cetut Ka Pak Kom Peng
Muka kanan kendang Wadon Muka kanan kendang Lanang Muka kiri kendang Wadon Muka kiri kendang Lanang Muka kiri atas kendang Wadon Muka kiri atas kendang Lanang
f. ( . ) Tanda kurung ini berarti suatu nada yang terkena pukulan Gong
Flash back
<−.<−.<−.<−.^°.^° KP ^° KP ha ^° KP ^° KP hi P
Bersama
4 3 1 4 3 (1)
Instrumen suling dengan tempo sedang
173. 17.3.54..531717134...134.5315.1.453.4..5545.173.17 .3.54..5317 17134... 134.5315.1.453.4.. 5545.14(3)... Kawitan : Bersama : 177 (71)3 7 333 1.7.57 13 13 13 1 77.57575.373.33341.5(3)4… 5….3…1…5…3.13 713.44.4(4) Instrumen Suling ...4...5...7...1.713…17.1. Bersama
...444 5 34 1.1.11111.111(1). Pepeson: 4441..4445.34.5…13 4 54 54 54 54. 13 45.. 54 31..71(34) 54 54 54. 3 1713 17 13 1 1.3 45 3 444 5. 1 3 4 5. 7 5.7 1 3.4 5 3 1 7.1. 7. 3. 1. 3. 1. 7. 5.7.5.43 1 34 5.3 1 7 1 3 4 5.7 5.71 3.4 5 3 1(7) Reong 7…45 7 457 457 45 7 5(5). 1155 7717 .17 13 71( 34) Bersama 4 4 4 5 3 1 5.3 4..5 7 5 4 7. 4 5..713 13 1 7 5 7 1 3.1. 7 5 7 4 5 7 71 3 1 3 1 3 1 7 1.3 1.75 7. 4 5 7 Kantil 54 3 45 1(1) Reong 15 3 1 3 5 1 (1)
Bersama Tempo Sedang
5 5 4 4 3 3 1 1..7 1.7 1 3 .7 1 3 4.1 3 4 5.3 4 34 5 7 4 (5).3.4.5.7.7 1 3 1 3....1.7.5.3 4 54 3 4.1 3 4 3 1.3 4 5 4 3.11 1 1 1 7 1 3 4 5 3 4 1 3 4 5 11 1 3 4 5.4 31 1 1 1 3 4 5 1 1... Jublag 5 4 3 4 5 1.1...(1) Suling 7 1 2.1 7 5.7 1 2.1 2 3 4 3.2 1 7 (1) Kebyar Bersama
1 1 1 3 7 1 5 5 5 7 4 5 3 3 (3)4 3 5 4 4 4 1 3 4 5. 5 3 3 3 5 3 3 3 1. 7 1 7 5 7.1. 3.4 5
4.3.1.4 3 1 7 17
Peralihan Suling ke Pengawak 1
2 1 7 1 7 6 5...7 1 2.1 Pengawak 1 Bersama 1112..1112...1212.217..75.757.1.2.12343.217(1)...232123... 57545..7.5.754575727.6763.653235667.6.76567767656532.176.764.75713.13453.14 317...71757.13...45431 3131...712(1) Pengawak 2 1 1 1 2..1 11 2...1 2 1 2.2 17 ..75.7 5 7.1 2 3 4 3. 2 1 7 (1).2 1 7..7 5.7 5 7.1 2 3 4 3. 2 1 7 (1 )2 3 2 1 2 3..5 7 5 4 5.. 7.5.7 5 4 5 7 5 7 2 7.6 7 6 3.6 5 3 2 3 5 6 6 7.6.7 6 5 6 7 7 6 7 6 5 6 5 3 2.1 76.7 6 4.7 5 7 1 3.1 3 4 5 3.1 4 3 1 7... 7. 1. 3…4.3. 1...71 2 (1) 3.7.1 7 5.6 7 6.1.2.3 5 3.2.(1).... 3.16...53.6 1 24 21 2 1 6..54 5.61 21 Kendang ° PKPKP ° // ^^ ° PK ° PK^ ° ^ ° °^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..° ° PKPKP ° // ^^ ° PK ° PK^ ° ^ ° °^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..° ° PKPKP ° // ^^ ° PK ° PK^ ° ^ ° °^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..° °^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..°
Peralihan Suling ke Pengecet 727272727275.7542..12172176.17657657.1.23.234.3432(1) Pengecet 71...13...34...5.4.5.131.3453431.3453431.57.4575175417.47.47.1.7.1.7.5.4.354311.1 1.1.11571. 71245.2.14217(1) 71245.2.14217(1)27272.72712421.571....1754.75457.3.1753(4)..75457.3.1753(4).13 45345.345.7134.517.134534.715.7 .12.42(1).37.15.7.12.42(1).13413453457.3.73475.1.531351.5.4317.1313.7.1354..453. .354.71517.375157.1.111..11571 71245.2.14217(1) 71245.2.14217(1)27272.72712421.571....1754.75457.3.1753(4)..75457.3.1753(4).13 45345.345.7134.517.134534.715.7 .12.42(1).37.15.7.12.42(1).13413453457.3.73475.1.531351.5.4317.1313.7.1354..453. .354.71517.375157.1.111..11571
Peralihan Kebyar Bersama ke Pekaad :
(1).57175457.75457171.713.171313171317.3173.4571753.7547.5475.
Suling Sedih :
1712.171.351.3531.171242174.1.4.1.412...7.2.(1)
Pengrangrang Suling tunggal ( suasana sedih )
1..1.1.712...716..1.6.1.1712.172...(1)
Kebyar Bersama :
Suling tempo sedang 44444.55555.71757175715711111 4x Jublag : 1.3.4574.34575.35351.3515(1) 1.3.4574.34575.35351.3515(1) 1.3.4574.34575.35351.3515(1) Gangsa : 53135135.53535135351.71757545435431 53135135.53535135351.71757545435431 53135135.53535135351.71757545435431 Kantil: 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 Kebyar Bersama : 711.344.455.7543457543457.175745751.7(1).134.543.717.5.4..543134134134134
Kantil : 134 Reong : 431 Jublag : 431
Bersama :
SUSUNAN VOKAL
PADA NOTASI BAGIAN PENGECET DAN PEKAAD
PENGECET :
ASIH RORWANSIH SAT ANA RING WULAN
(bertemu cinta seperti dalam keindahan bulan)
7...1...2..45.2...1..4.2..1 7 1
ASIH RORWANSIH SAT ANA RING WULAN
(bertemu cinta seperti dalam keindahan bulan)
3....7 1 5..7..1..2.4..2.1
TINUT KACA TUR MASA KARTIKA
(Menggambarkan suasana hari keempat (sasih kapat) saat bunga-bunga sedang
bermekaran)
3....7 1 5..7..1..2.4..2.1
TINUT KACA TUR MASA KARTIKA
(Menggambarkan suasana hari keempat (sasih kapat) saat bunga-bunga sedang
bermekaran)
PEKAAD :
1...3...4. 5.4..3 7... 1... 7.5...3...54
SANG AWOR KARASMI WRUH ANTUK RAH TUNGGAL
(orang yang memadu kasih tahu bahwa satu darah)
4.6 Properti
Penggunaan properti yang akan digunakan sebagai property nantinya akan
mendukung penegasan karakter tokoh Santru yang ditarikan. Properti tersebut ialah
tali kendang yang digunakan oleh tokoh Santru pada bagian pengecet dan pekaad.
Penyajian karya seni untuk Ujian Tugas Akhir ini diadakan di Gedung Natya
Mandala yang bertempat di stage proscenium.Garapan Bang Nareswari ini
dipentaskan pada tanggal 27 Mei 2010.Pada stage proenium ini hanya bisa menonton
pertunjukan dari arah depan saja. Berikut gambar stage proscenium Gedung Natya
Mandala Institut Seni Indonesia Denpasar yang dilengkapi dengan pembagian ruang
lantai.
Gambar 1. Denah Stage
Keterangan :
C = Centre Stage (pusat panggung)
LS = Left Stage (kiri panggung)
RS = Right Stage (kanan panggung)
URS = Up Right Stage (pojok kanan belakang panggung)
UCS = Up Centre Stage (bagian belakang pusat panggung)
Sisi panggung bagian kanan Sisi panggung bagian kiri 13,7 m Pit Tempat Orchestra Pit Tempat Orchestra Auditorium (Penonton) 20,89 m DRS RS URS ULS DLS LS UCS C DCS
ULS = Up Left Stage (pojok kiri belakang panggung)
DRS = Down Right Stage (pojok kanan depan panggur;)
DCS = Down Centre Stage (bagian depan pusat panggung)
DLS = Down Left Stage (pojok kiri depan panggung)
Gambar 2 Setting Instrumen Keterangan Gambar : 1. Kendang wadon 2. Kendang lanang 3. Gangsa 4. Gangsa 5. Ugal I 6. Kajar 11. Ugal II 12. Kantil 13. Kantil 14. Rebab 15. Suling kecil 16. Suling 21. Penyacah 22. Penyacah 23. Jublag 24. Jublag 25. Jegog 26. Jegong 1 2 9 10 11 12 13 3 4 5 7 8 6 18 17 16 15 14 19 29 28 30 27 20 21 23 25 22 24 26
7. Gangsa 8. Gangsa 9. Kantil 10. Kantil 17. Suling 18. Suling 19. Reong 20. Ceng-ceng kecek 27. Gong wadon 28. Gong lanang 29. Kempur 30. Kenong 4.8 Tata Busana
Dalam penampilan ini selain dituntut keutuhan dan keharmonisan suatu
garapan, yang penting untuk diperhatikan adalah penampilan ragam baik dari penata
maupun dari pendukung karawitan itu sendiri. Antara penata dan pendukung
menggunakan kostum yang berbeda agar dapat membedakan penata dan pendukung.
Kostum penata :
Hiasan kepala : Udeng kain berwarna biru yang diprada
Baju : Baju lengan panjang berwarna putih.
Celana : Terbuat dari kain berwarna biru berukuran sampai lutut
Kain : Terbuat dari kain berwarna merah muda / pink yang diprada
Rempel : Terbuat dari kain berwana orange dengan pinggiran biru
Lelancingan : Terbuat dari kain dengan 3 warna hijau muda, orange, biru
Selendang : Terbuat dari kain berwarna merah muda dengan pinggiran berwarna biru
Simping : Terbuat dari kain
Gambar 3
Foto Busana Tampak Depan
Udeng
Simping
Gambar 4
Foto Busana Tampak Belakang
Lelancingan
Kain
Gambar 5
Foto Busana Dengan Pose
Gambar 6
4.9 Pola Lantai, Lighting, Suasana dan Rangkaian Gerak Tari
Pola lantai adalah pola yang dilandasi oleh gerak dari komposisi di atas lantai
pada ruang tari. Ruang tari yang dimaksud adalah panggung.7 Dalam garapan tari
Bang Nareswari ini, Pola lantai yang digunakan juga disesuaikan dengan stage
proscenium pada saat penyajian karya tugas akhir.
Tabel 6
7
Adegan, Pola Lantai Dan Tata Lampu
No Pola Lantai Adegan, Suasana Dan
Tata Lampu Uraian Gerak
1 Menggambarkan
pertemuan Ni Kantri dan I Santru yang dilihat oleh teman-teman Ni Kantri Suasana : gembira Lampu : general
Keempat penari melakukan gerakan rampak. Penari 1 melakukan gerakan
improvisasi dengan penari 7.
2 Menggambarkan
percintaan Ni Kantri dan I Santru, dan teman-teman Ni Kantri mengintip dari kejauhan
Suasana : gembira, romantis
Lampu : General
Keempat penari berada di pojok kanan belakang stage dengan level bebas. Adapun gerak-gerak yang dilakukan adalah : ulap-ulap, seledet, ngegol, kaki tanjek kanan. Penari 1,6 melakukan gerakan mearas-aras. Keempat penari berjalan menuju posisi berikutnya dilanjutkan dengan penari 1 dan 6
3 Menggambarkan
teman-teman Ni Kantri merayu teman-teman I Santru Suasana : romantis, gembira
Lampu : general 100%
Keempat penari melakukan gerakan rampak dengan berbeda arah. Penari 1 dan 7 berada di centre stage dengan level yang berbeda. Adapun gerak yang dilakukan adalah : ngegol, kaki jinjit jalan mundur.
4 Menggambarkan tokoh Penari 5, 2, 3 melakukan
3 2 4 5 1 6 6 1 4 2 3 5 2 5 3 4 2 3 5 4 6 6 1
No Pola Lantai Adegan, Suasana Dan
Tata Lampu Uraian Gerak
Ni Kantri dan I Santru yang sedang memadu kasih. Tokoh Ni Runi yang kaget melihat selendang yang
digunakan oleh Ni Kantri dan berusaha
memisahkan mereka berdua.
Suasana : panik Lampu : merah, orange
gerakan rampak, yaitu dengan gerakan ngegol,agem kanan. penari 4 melakukan gerakan improvisasi, penari 6 dan 1 melakukan gerakan mearas-aras. Adapun gerak-gerak yang dilakukan adalah agem, seledet, ngejat bahu, tanjek kanan.
5 Menggambarkan Ni Runi
memberikan selendang yang sama untuk memberitahukan bahwa mereka adalah saudara yang kembar buncing. Suasana : tegang Lampu : merah, orange
Penari 5, 2, 3 keluar dari stage. Penari 4 keluar dan masuk kembali ke dalam stage dengan gerakan ngumbang,dan penari1 dan 6 melakukan gerakan,ulap-ulap, ngumbang.
6 Menggambarkan Ni
Kantri dan I Santru yang sedih karena telah mengetahui bahwa mereka adalah saudara kembar yang dulu dipisahkan. Suasana : sedih Lampu : merah, redup.
Penari 1 dan 6 berada di centre stage dengan gerakan duduk metimpuh tetangisan, ulap-ulap.Kemudian
penari1dan 6 menuju posisi berikutnya. 3 5 2 4 1 6 6 1 1
No Pola Lantai Adegan, Suasana Dan
Tata Lampu Uraian Gerak
7 Menggambarkan Ni
Kantri dan I Santru yang sudah mengambil keputusan untuk bersaudara. Suasana : Tenang Lampu : General 80%
Penari 3 melakukan gerakan mengintip dan memanggil penari 2,4,5.penari 1dan 6 melakukan gerakan improvisasi. 8 Menggambarkan kebahagian teman-teman Ni Kantri yang mengetahui bahwa Ni Kantri mengambil keputusan untuk bersaudara dengan I Santru. Suasana : gembira Lampu : General Penari 2,3,4,5 masuk ke dalam stage secara bersamaan dengan gerakan ngumbang berbaris dan penari1 dan 6 melakukan gerakan improvisasi.
9 Idem Penari 2,3,4,5 melakukan
interaksi dengan penabuh dengan gerakan ngegol. Penari 1 melakukan gerakan agem kanan, memutar di tempat dan penari 6 menabuh kendang. Kemudian penari 1,2,3,4,5 menuju posisi berikutnya. 6 5 2 3 4 1 3 5 4 2 1 6 6 3
No Pola Lantai Adegan, Suasana Dan
Tata Lampu Uraian Gerak
10 Idem Penari 2,3,4,5 melakukan
gerakan ulap-ulap. Penari 1 melakukan ulap-ulap dengan penari 6.
11 Menggambarkan
teman-teman Ni Kantri yang ingin tahu yang bernama I Santru
Suasana : Tenang Lampu : General
Penari 1 dan 6 berada di centre stage, dan penari 2,3,4,5 melakukan gerakan ulap-ulap.
12 Menggambarkan
teman-teman Ni Kantri yang menemukan saudara dari Ni Kantri.
Suasana : Tenang Lampu : General
Penari 2,3,4,5 menghadap ke arah tengah dengan gerakan menarik selendang pada penari 1 naik ke trap penari 6 berdiri dengan membawa kendang
13 Penari 2, 3, 4, 5 berada di
pojok stage dengan
memegang selendang, penari 1 berada di atas trap dengan pose dan 6 berada di centre stage dengan membawa kendang 5 2 3 4 1 6 6 1 5 4 3 2 1 4 3 5 2 6 4 3 5 2 6 1
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bagi seorang komposer menciptakan sebuah karya seni baru merupakan
kebanggaan tersendiri.Terlebih lagi karya tersebut merupakan karya yang benar-benar
benar-benar original tidaklah mudah, sehingga sedikit tidaknya karya seni yang baru
merupakan pengembangan dari sebuah karya yang telah ada sebelumnya.
Garapan Tabuh kreasi iringan tari Bang Nareswari ini bertemakan kehidupan
sosial. Struktur garapan tabuh kreasi iringan tari ini dibagi menjadi beberapa bagian,
yang terdiri dari flash back, pengawi, pepeson, Pengawak, pengecet, pekaad, yang
penonjolan ceritanya akan terdapat pada bagian pengecet. Dalam garapan ini tidak
hanya menonjolkan garapan tarinya saja namun dalam garapan ini penabuh maupun
penari melakukan interaksi pada bagian akhir Pengawak sampai pekaad, dengan
durasi waktu 12 menit.
5.2 Saran-Saran
Diharapkan karya-karya seni yang disajikan dalam ujian akhir Institut Seni
Indonesia Denpasar bisa diperluas kepada masyarakat umum agar karya tersebut
dapat dikenal dan berkembang di masyarakat.
Diharapkan calon-calon penata yang akan datang diperlukan persiapan dari segi
mental atau fisik, agar menghasilkan karya seni yang lebih berbobot.
DAFTAR PUSTAKA
Bandem, I Made. Prakempa Sebuah Lontar Gamelan Bali, Akademi Seni Tari Indonesia, Denpasar,1986.
_______. Ubit-ubitan Sebuah Permainan Gamelan Bali. Denpasar : STSI. 1991.
Djelantik, A.AM. Pengantar Dasar Ilmu Estetika Denpasar. Sekolah Tinggi Seni Indonesia, Denpasar, 1990.
_______. Estetika Sebuah Pengantar. MSPI, Bandung, 1999.
DISPAR Propinsi Daerah Tingkat I Bali, Seni Tari-Karawitan dan Permusiuman, 1987/1988.
Hadi, Y. Sumandiyo. Mencipta Lewat Tari (Terjemahan Buku Creating Through
Dance karya Alma M. Hawkins). Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, 1990.
Pedoman Tugas Akhir, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar. 2008.
Sukerta, Pande Made. Ensiklopedi Karawitan Bali. Sastraya- Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 1998.
DAFTAR INFORMAN
1. Nama : I Nengah Kantu
Pekerjaan : Bendesa Adat Desa Suwug Buleleng
Alamat : Desa Suwug Buleleng
Tempat/Tgl. Lahir : Denpasar, 7 September 1968
Umur : 42 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa Pedalangan ISI Denpasar
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
NAMA-NAMA PENDUKUNG KARAWITAN
Kendang Wadon : I Wayan Budi Utama Putra (Penata)
Gangsa 1 : I Made Dwi Andika Putra
Gangsa 2 : I Nyoman Yuda Pertama Putra
Ugal 1 : I Made Yogi Antara
Gangsa 3 : I Wayan Agun Adi Putra
Gangsa 4 : I Gede Yogi Pramana
Kantil 1 : I Ketut Yuliatra
Kantil 2 : Ika Yona Abnyadnyana
Ugal 2 : I Made Dwija Putra Bawa
Kantil 3 : I Nyoman Putra Janiasa
Kantil 4 : I Gusti Bagus Widiatpuja
Rebab : I Komang Dodik Indrawan
Suling : I Made Gede Wirawan Sudewa
Suling : I Nyoman Tri Juliartha
Suling : I Nyoman Edi Dermawan
Suling : I Putu Eka Agustina
Reong 1 : I Wayan Dedy Purnamantra
Reong 2 : I Wayan Agus Indah Suputra
Reong 3 : Putu Eka Arya Setiawan
Reong 4 : I Gede Yudi Krisnajaya
Ceng-ceng Kecek : I Putu Tirta Yasa
Kajar : I Kadek Adi Suardika
Penyacah : I Made Ery Susila
Jublag : I Wayan Arik Wirawan
Jublag : I Wayan Andina Suldastyasa
Jegog : I Wayan Partha Wijaya
Jegog : I Wayan Suarjaya
Gong Lanang/Wadon : I Putu Agus Widagda Putra
Kempur/Kenong : I Made Dwita Antara
Pendukung Tari :
1. Ni Nyoman Andra Kristina Susanti
2. Ni Putu Candra Jayanti
3. Ni Putu Apriliani
4. Ni Putu Widhi Yuliasih
Lampiran 2
SINOPSIS KARYA SENI
BANG NARESWARI
Nama : I Wayan Budi Utama Putra
NIM : 2006.02.012
Progaram Studi : Seni Karawitan
Penata Tari
Nama : Ni Komang murni
NIM : 2006.01.013
Program Studi : Seni Tari
Sinopsis :
Bang Nareswari adalah anak kembar buncing(laki-laki dan perempuan),
dimana keduanya dipisahkan sejak lahir oleh orang tuanya. adanya rasa takut terjadi
pernikahan sedarah.Keputusan di ambil oleh orang tuanya agar Anak perempuan
dibuang dan anak laki-laki bersama dengan orang tua. Setelah tumbuh dewasa
mereka bertemu dan memadu kasih, namun akhirnya mereka mengetahui bahwa
mereka adalah saudara sedarah, dan selanjutnya menjalankan hubungan saudara.
Lampiran 3
SUSUNAN STAF PRODUKSI PELAKSANAAN UJIAN AKHIR FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN ISI DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2009/2010
Penanggung Jawab : I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn (Dekan FSP ISI Denpasar) Ketua Pelaksana : I Dewa Ketut Wicaksana, SSP., M.Hum (Pembantu Dekan I)
Wakil Ketua : 1. Ni Ketut Suryatini, SSKar., M.Sn (Pembantu Dekan II) 2. I Wayan Beratha, SSKar., M.Sn (Pembantu Dekan III) Sekretaris : I Gusti Ayu Sri Yuntriati, BA
Seksi-seksi
1. Sekretariat : 1. Dewa Ayu Yuni Marhaeni (Koordinator) 2. Putu Sri Wahyuni Emawatiningsih 3. Putu Anita Kristina, A.Md
4. I Gusti Putu Widia 5. I Gusti Ketut Gede
6. I Wayan Teddy Wahyudi Permana, SE 7. I Gusti Ngurah Oka Ariwangsa, SE
2. Keuangan : 1. Ni Ketut Suprapti 2. I Ketut Ardana
3. Gusti Ayu Sri Handayani, SE
3. Tempat & Dekorasi : 1. I Wayan Budiarsa, S.Sn (Koordinator) 2. Ni Wayan Ardini, S.Sn., M.Si
4. Publikasi/Dokumentasi : 1. I Nyoman Lia Susanti, SS (Koordinator) 2. Ida Bagus Candrayana
3. I Made Rai Kariasa, S.Sos 4. Dwi Norwata
5. Ketut Hery Budiyana, A.Md
5. Konsumsi : 1. Ni Made Narmadi, SE (Koordinator) 2. Ni Made Astari, SE
3. Putu Gde Hendrawan
6. Keamanan : 1. H. Adi Sukirno 2. Staf Satpam 7. Pagelaran
7.1 Operator Ligting, Sound System dan
Rekaman Audiovisual : 1. I Gede Sukraka, SST., M. Hum (Koordinator) 2. I Gst. Ngr. Sudibya, SST
3. I Made Lila Sardana, ST 4. I Nyoman Tri Sutanaya
5. I Ketut Agus Darmawan, A.Md 6. I Ketut Sadia Kariasa
7. I Made Agus WIgama, A.Md
7.2 Protokol : 1. Ni Putu Tisna Andayani, SS (Koordinator) 2. A.A.A. Ngurah Sri Mayun Putri, SST 3. Ni Ketut Dewi Yulianti, SS., M.Hum
7.3 Penanggungjawab Tari : 1. I Nyoman Cerita, SST., M.FA 2. Drs. Rinto Widyarto, M.Si
7.4 Penanggungjawab Karw. : 1. I Wayan Suharta, SSKar., M.Si 2. Wardizal, S.Sen., M.Si
7.5 Penanggungjawab Pedal : 1. Drs. I Wayan Mardana, M.Pd 2. I Nyoman Sukerta, SSP., M.Si
7.6 Stage Manager : Ni Ketut Yuliasih, SST., M.Hum
a. Asst. Stage Manager : Ida Ayu Wimba Ruspawati, SST., M.Sn
b. Stage Crew : 1. Pande Gde Mustika, S.Skar.,M.Si (Koordinator) 2. Ida Bagus Nyoman Mas, SSKar
3. I Nyoman Sudiana, SSKar., M.Si 4. I Ketut Partha, SSKar., M.Si 5. I Nyoman Pasek, SSKar
6. A.A.A. Mayun Artati, SST., M.Sn 7. Ni Komang Sekar Marhaeni, SSP 8. I Gede Oka Surya Negara, SST., M.Sn 9. I Gede Mawan, S.Sn 10. I Nyoman Kariasa, S.Sn 11. I Ketut Sudiana, S.Sn., M.Sn 12. I Wayan Suena, S.Sn 13. I Ketut Budiana, S.Sn 14. I Ketut Mulyadi, S.Sn 15. I Nyoman Japayasa. S.Sn
8. Seksi Upakara/Banten : 1. A.A. Ketut Oka Adnyana, SST 2. Luh Kartini
3. Ketut Adi Kusuma, S.Sn
Dekan
I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn NIP. 19681231 199603 1 007
Lampiran 4