• Tidak ada hasil yang ditemukan

IRINGAN TARI KREASI BANG NARESWARI SKRIP KARYA SENI (KARAWITAN) OLEH : I WAYAN BUDI UTAMA PUTRA NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IRINGAN TARI KREASI BANG NARESWARI SKRIP KARYA SENI (KARAWITAN) OLEH : I WAYAN BUDI UTAMA PUTRA NIM :"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIP KARYA SENI

(KARAWITAN)

OLEH :

I WAYAN BUDI UTAMA PUTRA NIM : 2006.02.012

PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

INSTITUT SENI INDONESIA

DENPASAR

2010

(2)

i

SKRIP KARYA SENI

(KARAWITAN)

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S-1)

OLEH :

I WAYAN BUDI UTAMA PUTRA NIM : 2006.02.012

PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

INSTITUT SENI INDONESIA

DENPASAR

2010

(3)

ii

SKRIP KARYA SENI

(KARAWITAN)

Disetujui untuk diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S-1)

MENYETUJUI :

Pembimbing I Pembimbing II

I Wayan Suharta, SSKar., M.Si Hendra Santosa, SSKar., M.Hum NIP. 19630730 199002 1 001 NIP. 19671031 199203 1 001

(4)

iii

Skrip Karya Seni ini telah diuji dan dinyatakan sah oleh Panitia Penguji Tugas Akhir Sarjana Seni (S1), Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar, pada :

Hari/Tanggal : Selasa, 1 Juni 2010

Ketua : I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn (……….) NIP. 19681231 199603 1 007

Sekretaris : I Dewa Ketut Wicaksana, SSP.,M.Hum (……….) NIP. 131878137

Dosen Penguji :

1. I Made Kartawan, S.Sn., M.Si. (……….) NIP. 19721010 200312 1 001

2. A.A.A. Mayun Artati, SST., M.Sn (……….) NIP. 19641227 199003 2 001

3. I Ketut Kodi, SSP., M.Si. (……….) NIP. 19631231 198811 1 001

Disahkan pada tanggal : ...

Mengetahui

Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Ketua Jurusan Karawitan ISI Denpasar ISI Denpasar

I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn I Wayan Suharta, SSKar., M.Si NIP. 19681231 199603 1 007 NIP. 19630730199002 1 001

(5)

iv

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi atas

segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya karawitan dan skrip karawitan yang

berjudul Bang Nareswari ini dapat diselesaikan. Tugas ini terwujud sebagai salah satu

persyaratan untuk menempuh ujian Sarjana Seni pada Institut Seni Indonesia (ISI)

Denpasar 2010.

Penyusunan skrip karawitan dan karya seni karawitan ini tidak akan terwujud

tanpa adanya motivasi dan bimbingan dari segala pihak, baik dosen pembimbing

maupun dosen-dosen yang lainnya serta dari semua pihak, akhirnya semua masalah

dapat teratasi. Untuk itulah pada kesempatan ini penata ingin mengucapkan terima

kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. I Wayan Rai S, MA, selaku Rektor Institut Seni Indonesia

Denpasar

2. Bapak I Ketut Garwa, S.Sn., M.sn, selaku Dekan Fakultas Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia Denpasar.

3. Bapak I Wayan Suharta, SSKar., M.Si, selaku pembimbing I karya tulis dan karya

seni yang telah banyak memberikan bimbingan yang bermanfaat bagi penata.

4. Bapak Hendra Santosa, SSKar, selaku pembimbing II karya tulis dan karya seni

yang telah banyak memberikan bimbingan yang bermanfaat bagi penata.

5. I Nengah Kantu selaku informan yang telah banyak memberikan informasi dalam

(6)

v

7. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Karya seni dan skrip karya ini telah dikerjakan secara maksimal sesuai dengan

kemampuan penata namun masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik

dan saran yang sifatnya membangun, sangat diharapkan.

Akhirnya besar harapan penata semoga karya ini ada manfaatnya, khususnya

dalam bidang seni karawitan ini.

Denpasar, Mei 2010

(7)

vi

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Ide Garapan ... 3 1.3. Tujuan Garapan ... 4 1.4. Manfaat Garapan ... 5 1.5. Ruang Lingkup ... 5

BAB II KAJIAN SUMBER ... 7

2.1. Sumber Tertulis... 7

2.2. Sumber Audio Visual ... 8

2.3. Sumber Wawancara ... 8

BAB III PROSES KREATIVITAS ... 10

(8)

vii

BAB IV WUJUD GARAPAN ... 16

4.1. Deskripsi Garapan ... 17

4.2. Analisa Pola Garapan... 23

4.3. Analisis Estetik ... 30 4.4. Analisis Penyajian... 30 4.5. Analisis Simbol ... 31 4.5.1. Sistem Notasi... 31 4.6. Properti... 39 4.7. Tempat Pertunjukan ... 39 4.8. Tata Busana... 41

4.9. Pola Lantai, Lighting,Suasana dan Rangkaian gerak Tari ... 47

BAB V PENUTUP ... 52 5.1. Kesimpulan ... 52 5.2. Saran-saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

viii

Gambar 1 Denah Stage ... 39

Gambar 2 Setting Instrumen ... 40

Gambar 3 Foto Busana Tampak Depan... 43

Gambar 4 Foto Busana Tampak Belakang ... 44

Gambar 5 Foto Dengan Pose ... 45

(10)

ix

Tabel 1 Proses Kreativitas Tahap Eksplorasi ... 11

Tabel 2 Proses Kreativitas Tahap Improvisasi ... 13

Tabel 3 Proses Kreativitas Tahap Forming ... 14

Tabel 4 Rancangan Proses Kreativitas ... 16

Tabel 5 Simbol Notasi Kendang ... 32

(11)

1

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan informasi dari seniman-seniman maupun empu-empu karawitan

Bali, perangkat gamelan Gong Kebyar ini diperkirakan lahir tahun 1915 di desa

Bungkulan, Kabupaten Buleleng. Sampai saat ini pernyataan ini baru bersifat asumsi

atau dugaan sementara, karena belum dilandasi dengan data-data yang pasti. Istilah

kebyar pada kata Gong Kebyar digunakan untuk menyebut nama perangkat gamelan

ini, kemungkinan karena adanya kesan dari hasil tabuhannya yang serentak; bunyinya

yang keras diibaratkan seperti lampu yang dinyalakan dengan terang (byar)1.

Gamelan Gong Kebyar dipergunakan untuk bermacam-macam keperluan atau

kesempatan, yaitu untuk memberikan suasana religius pada berbagai jenis upacara

dan hiburan. Selain itu perangkat gamelan Gong Kebyar bisa juga menggantikan

tugas dan fungsi dari beberapa perangkat gamelan lainnya. Seperti gending-gending

Gong Gede, Semar Pegulingan Saih lima, Bebarongan, Petopengan dapat disajikan

dengan perangkat gamelan Gong Kebyar2.

Sebagai seni pertunjukan Gong Kebyar bisa juga digunakan baik sebagai suatu

sajian karawitan bebas (konser) atau sebagai karawitan iringan tari. Salah satu

karakteristik kebudayaan adalah permainan secara bersama-sama dalam satu kesatuan

dinamika terutama pada instrumen perkusi pada gamelan Gong Kebyar.

1Pande Made Sukerta.Ensiklopedi Karawitan Bali.Bandung: Sastrataya-Masyarakat Seni

Pertunjukan Indonesia (MSPI),1998,hal 76. 2

(12)

Setelah mengetahui beberapa kelompok dari seni karawitan dan fungsi dari

gamelan Gong Kebyar, penata merasa tertarik untuk menggarap sebuah karya seni

karawitan dengan mengiringi tari yakni garapan berpasangan dengan mahasiswi

jurusan seni tari semester akhir. Berdasarkan pengalaman penguasaan, maka penata

memilih instrumen Gong Kebyar untuk mengiringi sebuah garapan tari.

Penata merasa bahwa tabuh kreasi dengan menggunakan barungan Gong

Kebyar memberikan cukup banyak keleluasaan, baik dari segi perubahan nada pada

instrumen suling mampu mengembangkan suatu putaran melodi yang berlaras

selendro, dengan demikian nada dari instrumen yang lain mengikuti melodi suling

yang jatuhnya hanya pada nada-nada pelog serta mengembangkan nada-nada pada

instrumen yang lain agar terasa adanya perubahan patet dalam suatu putaran melodi.

Untuk mewujudkan sebuah garapan karawitan yang berkualitas dan beridentitas

pribadi merupakan harapan sekaligus tantangan dalam mewujudkan sebuah garapan

berpasangan untuk menyelesaikan Tugas Akhir (TA) di kampus Institut Seni

Indonesia (ISI) Denpasar . Selain itu juga muncul keinginan penata membuat sebuah

garapan yang terinspirasi dari kisah nyata dalam masyarkat Bali Utara di desa Suwug,

Buleleng. Dengan alasan menampilkan garapan berpasangan ini juga penata ingin

berinteraksi baik dalam gerak maupun menunjukan kesan melodis, dinamika, dan

(13)

1.2 Ide Garapan

Ide merupakan suatu gambaran pemikiran konsepsi atau pendapat, pandangan

yang bisa dihayati dari lakon, cerita, lukisan, dan sebagainya3. Untuk menemukan

bentuk garapan yang memiliki warna tersendiri, maka dalam kesempatan ini di coba

menggarap sebuah garapan tabuh kreasi iringan tari yang terinspirasi dari perpisahan

antara saudara kembar buncing (laki-laki dan perempuan) yang bernama Ni Kantri

dan I Santru.

Adapun judul dari garapan Tabuh kreasi iringan tari ini ialah Bang Nareswari

yang bertemakan kehidupan sosial. Kata Nareswari dapat dikonotasikan sebagai

kali-laki dan perempuan menjadi satu, kata Nareswari juga dapat dibagi yaitu; Nara yang

berarti satu, iswari yang berarti berbeda. Jadi, Bang Nareswari ialah perbedaan

laki-laki/ perempuan yang sedarah. Garapan ini menokohkan dua tokoh yaitu Ni Kantri

adalah tokoh seorang wanita remaja yang telah dibuang oleh orang tuanya sejak baru

lahir, karena terlahir kembar buncing, dan I Santru adalah seorang laki-laki remaja

yang merupakan saudara kembar dari Ni Kantri yang dipisahkan dari baru lahir.

Struktur garapan tabuh kreasi iringan tari ini akan dibagi menjadi beberapa

bagian, yang terdiri dari flash back, pengawit, pepeson, pengawak, pengecet, pekaad,

yang penonjolan ceritanya akan terdapat pada bagian pengecet. Dalam garapan ini

tidak hanya menonjolkan garapan tarinya saja namun dalam garapan ini penabuh

maupun penari melakukan interaksi pada bagian akhir pengawak sampai pekaad.

Pada garapan ini adapun alasan positif dalam berpasangan yaitu:

3A.AM. Djelantik. Pengantar Dasar Ilmu Estetika Denpasar. Sekolah Tinggi Seni Indonesia

(14)

Alasan positif dalam berpasangan ialah dalam penataan garapan sebuah karya

penata lebih mudah berkomunikasi dengan penata tari. Misalkan dalam hal

menafsirkan suasana pada bagian garapan. Walaupun tidak memberikan kebebasan

seluruhnya kepada komposer.

1.3 Tujuan Garapan

Dalam mengerjakan segala sesuatau tentu mempunyai tujuan untuk memperoleh

hasil yang diinginkan secara maksimal. Tujuan yang dimaksud dalam penggarapan

ini dapat dilihat secara umum dan secara khusus.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam garapan ini adalah:

1. Tujuan Umum

a. Untuk mewujudkan garapan dengan memadukan unsur-unsur tempo,

irama, dinamika untuk memenuhi unsur-unsur estetik dan kebutuhan

karyanya.

b. Mewujudkan karya seni karawitan yang beridentitas pribadi.

c. Mewujudkan sebuah garapan seni karawitan yang inovatif dan layak

disajikan untuk tugas akhir.

d. Untuk memenuhi syarat sebagai sebuah garapan tari yang layak disajikan

untuk menyelesaikan studi Strata 1 (S1) di Institut Seni Indonesia

Denpasar.

2. Tujuan khusus

(15)

b. Mencoba menggarap dan membuat sebuah komposisi dalam garapan baru.

c. Mencoba memerankan tokoh I Santru dalam tokoh cerita.

1.4 Manfaat Garapan

Manfaat yang dapat diperoleh dalam garapan ini ialah:

- Dapat memberikan sumbangan mengenai keberadaan suatu bentuk garapan

iringan atau mengiringi tari dengan menggunakan instrumen Gong Kebyar.

- Mampu menciptakan sebuah karya karawitan yang merupakan kreativitas

sendiri.

1.5 Ruang Lingkup

Garapan iringan Ni Kantri I Santru merupakan kreasi yang terinspirasi dari

fenomena kejadian nyata dalam masyarakat desa Suwug, Buleleng.

Pada tahun kurang lebih 1970 ada keluarga yang membuang bayi perempuannya

karena terlahir kembar buncing sedangkan bayi laki-laki mereka asuh. Bayi

perempuan tersebut dibuang ke desa lain namun masih dekat dengan desa tempat bayi

itu lahir. Nama dari bayi kembar tersebut ialah Ni luh Putu Kantri yang merupakan

bayi perempuan dan I Made Santru merupakan nama dari bayi laki-laki. Pada saat

mereka sudah dewasa mereka bertemu di sebuah desa, disana Kantri nama yang

sering dipanggil oleh teman-temannya sedang bercanda ria melihat Santru yang

sedang duduk-duduk dengan temannya yang berasal dari desa tempat Kantri tinggal.

Akhirnya tumbuh perasaan suka pada mereka berdua. Namun tidak lama setelah salah

(16)

merupakan saudara sepupu dari Santru mengetahui bahwa Kantri merupakan saudara

Santru yang dibuang oleh orang tuannya dulu. Runi dengan cepat memberitahukan

mereka berdua tidak boleh melanjutkan hubungan mereka berdua karena mereka

adalah saudara kembar yang sengaja dipisahkan karena orang tua mereka takut

apabila mereka besar nanti menikah dengan saudara kembar sendiri.Setelah mereka

mendengar penjelasan Runi mereka merasa terkejut dan sedikit marah. Namun

perasaan itu tidaklah lama karena mereka berpikir dengan dewasa, akhirnya mereka

(17)

BAB II

KAJIAN SUMBER

Sebuah karya tulis ilmiah, akan terasa kurang apabila tanpa dilandasi dan

didukung oleh sumber-sumber baik tertulis dan sumber-sumber audio visual yang

dapat dijadikan acuan dan dasar pijakan untuk melangkah dalam perwujudan garapan

ini. Adapun sumber-sumber yang digunakan sebagai bahan acuan, adalah sebagai

berikut :

2.1 Sumber Tertulis

Berdasarkan kajian literatur yang digunakan , buku-buku yang berkaitan

dengan karya garapan Bang Nareswari antara lain :

Buku Prakempa Sebuah Lontar Gamelan Bali yang dikarang oleh I Made

Bandem hasil terbitan Akademi Seni Tari, Denpasar pada tahun 1986. Buku ini

menjelaskan panganggening aksara dalam pengider bhuana agung dalam beberapa

aspek penting di dalam teknik menabuh gamelan Bali seperti: menabuh, struktur lagu

dan teknik permainan atau gegebug seperti adanya pukulan, kekenyongan, gegilakan,

pada bagian-bagian tertentu. (Buku ini dijadikan sumber acuan di dalam mewujudkan

garapan, terutama dalam memahami teknik-teknik pukulan, struktur lagu, dan nilai

estetis sebuah musik/ karawitan).

Buku Ensiklopedi Karawitan Bali yang dikarang oleh Pande Made Sukerta

hasil terbitan Sastrataya- Masyrakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI),

Bandung-Indonesia pada tahun 1998. Buku ini memaparkan tentang istilah-istilah dalam dunia

(18)

seni karawitan Bali serta pengertian-pengertian tentang gamelan Bali. (Buku ini

dijadikan sumber acuan di dalam mewujudkan garapan, untuk memberikan

pengertian tentang gamelan Bali yang digunakan sebagai alat instrumen dalam

garapan ini).

Pedoman Tugas Akhir, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia

Denpasar, 2008. Buku ini menjelaskan cara-cara atau aturan-aturan dalam penulisan

karya ilmiah yang berlaku di Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Buku ini

menjelaskan cara-cara atau aturan-aturan dalam penulisan karya ilmiah yang berlaku

di Perguruan Tinggi bersangkutan. (Buku ini memberikan pembelalajaran tentang

cara-cara dalam penulisan skrip karya).

2.2 Sumber Audio Visual

Berdasarkan bahan-bahan audio visual yang digunakan, yang berkaitan

dengan garapan iringan Ni Kantri I Santru antara lain:

- Dari menonton Festifal Gong Kebyar pada saat Pesta Kesenian Bali ( PKB).

- Hasil dari rekaman video ujian tugas akhir mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI)

Denpasar.

2.3 Sumber Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 9 September 2009 dengan Bapak

I Nengah Kantu selaku sebagai Bendesa Adat di Desa Suwug, Buleleng bahwa

kurang lebih pada tahun 1970 adanya fenomena dipisahkan dua anak kembar buncing

(19)

apabila mereka tidak dipisahkan dari sejak lahir maka akan terjadi suatu masalah

dalam keluarga.Masalah tersebut ialah terjadinya pernikahan sedarah apabila mereka

besar nanti, serta ini juga merupakan peraturan dalam desa.

(20)

BAB III

PROSES KREATIVITAS

Proses penggarapan suatu karya seni, tidak akan pernah lepas dari kreativitas

dan inovasi untuk menghasilkan suatu karya seni yang memiliki unsur originalitas

dan berkualitas. Secara teori , proses penggarapan tari kreasi ini mengacu pada proses

penciptaan karya Alma. M. Hawkins yang terdiri dari exploration, improvisation, dan

forming4.

3.1 Tahap Explorasi (Exploration)

Explorasi atau penjajagan berhubungan dengan proses pencarian, penghayatan,

dan pemikiran, yang dalam hal ini berhubungan dengan proses pencarian terhadap ide

atau gagasan yang akan dituangkan ke dalam sebuah bentuk garapan iringan tari.

Tahap explorasi adalah tahap yang paling awal dalam sebuah proses penciptaan

iringan tari . Pada tahap ini diawali dengan pencarian ide atau gagasan maupun

konsep yang akan digunakan. Pencarian ide atau gagasan yang dilakukan disesuaikan

dengan pengetahuan dan kemampuan yang penata miliki.

Karena adanya tuntutan untuk menggarap sebuah karya seni, penata memilih

untuk menggarap sebuah tabuh kreasi, ini didasarkan atas kemauan dan kemampuan

yang penata miliki, keinginan untuk melestarikan sekaligus mengembangkan tabuh

kreasi yang menjadi dasar pijak penggarapan tabuh Gong Kebyar.

4 Y. Sumandiyo Hadi. Mencipta Lewat Tari ( Terjemahan Buku Creating Through Dance karya Alma. M. Hawkins). Yogyakarta: Institut Seni Indonesia, 1990, p.27-46.

(21)

Setelah proses awal pencarian ide, proses selanjutnya adalah mengadakan

pencarian cerita yang akan digunakan. Penata kemudian melakukan pencarian cerita

pada buku-buku cerita dan melakukan wawancara kepada seorang masyarakat tentang

fenomena yang ada di desa khususnya Bali Utara di desa Suwug, Buleleng.

Tahap selanjutnya setelah mematangkan ide dan penentuan cerita, penata mulai

mulai memilih pendukung karawitan untuk membantu terwujudnya karya seni yang

akan digarap. Penata karawitan melakukan pendekatan kepada teman-teman yang

bergerak dalam bidang seni karawitan dan bersedia membantu atau mendukung

garapan karya seni yang akan dibuat, dalam tahap ini pula penata mulai memikirkan

unsur estetika yang akan menunjang karya seni karawitan yang akan digarap. Unsur

estetika yang dimaksud adalah unsur komposisi yang menyangkut melodi.Selain itu,

penata mencari informasi dan pengetahuan tentang kreasi iringan tari dari beberapa

referensi buku dan beberapa dokumentasi tentang seni pertunjukan karawitan yang

mengiringi tari serta ditampilkan pada saat ujian tugas akhir di Institut Seni Indonesia

(ISI) Denpasar. Pada tahap ini pula ditetapkan instrumen yang akan digunakan ialah

gamelan Gong Kebyar.

Tabel 1

Proses Kreativitas Tahap Eksplorasi

No Tanggal Kegiatan

1 20 Maret 2010 Nuasen di Padmasana Arda Nareswari kampus ISI

Denpasar bersama dengan penari, penabuh dan

(22)

No Tanggal Kegiatan

2 21 Maret 2010 Melakukan latihan pertama mencari bagian pepeson

3 23 Maret 2010 Latihan tabuh mencari bagian pepeson

4 24 Maret 2010 Latihan pemantapan tabuh bagian pepeson

5 26 Maret 2010 Bimbingan karya

6 27 Maret 2010 Perbaikan bagian pepeson dari hasil bimbingan

3.2 Tahap Improvisasi( Improvisation)

Tahap ini adalah tahap kedua setelah tahap penjajagan dan merupakan tahap

dalam percobaan dan pencarian gending baru yang akan menjadi ciri khas dalam

garapan tabuh kreasi.

Pada tahap ini penata mencoba memikirkan dan mencoba mencari gending baru

sebanyak mungkin tanpa menyusunnya terlebih dahulu. Setelah itu dirangkai

sedemikian rupa agar membentuk suatu karya karawitan yang menarik bagi penikmat

seni. Pada proses ini ada kalanya gending-gending yang telah ada tidak bisa

disesuaikan dengan gerakan tari yang telah digarap namun masih tetap bisa diatur dan

dirangkai sehingga mampu menyatu dengan gerakan tari.

Proses percobaan terus dilakukan seiring dengan proses penggarapan tabuh,

selama proses ini berlangsung penata juga merekam dari hasil penuangan kepada

(23)

Tabel 2

Proses Kreativitas Tahap Improvisasi

No Tanggal Kegiatan

1 1 April 2010 Penggarapan bagian Pengawak I

2 3 April 2010 Penggarapan bagian Pengawak II

3 4 April 2010 Latihan penabuh di kampus ISI Denpasar mencari

bagian pengecet

4 6 April 2010 Latihan penggabungan antara Pengawak I dan

Pengawak II

5 8 April 2010 Latihan untuk mengompakkan dengan penari

6 9 April 2010 Bimbingan karya

7 11 April 2010 Penggarapan bagian lanjutan pengecet

8 12 April 2010 Latihan bagian pengecet

9 13 April 2010 Latihan penabuh mencari bagian pekaad

10 15 April 2010 Latihan penabuh mencari bagian flash back

11 17 April 2010 Rekaman musik iringan dari bagian flash back,

pengawit, pepeson, Pengawak, pengecet, pekaad

12 20 April 2010 Latihan bersama dengan penari

13 22 April 2010 Bimbingan karya dari flash back sampai pengecet

(24)

3.3 Tahap Pembentukan (Forming)

Tahap ini adalah tahap yang paling akhir dalam sebuah proses kreativitas. Pada

tahap ini penata sudah memikirkan bentuk dari karya yang akan digarap, kesesuaian

unsur komposisi tabuh seperti gending pada bagian pengecet dan pekaad, waktu

terhadap konsep awal dari garapan iringan tari.

Proses penuangan dilakukan secara bertahap, babak per babak, namun tentunya

ini tidak akan berjalan seperti yang diinginkan karena penentuan waktu latihan tidak

selalu dapat dilakukan secara bersama-sama karena ada beberapa hal yang

mengakibatkan adanya hal-hal kecil dari perorangan begitu juga dengan proses

penuangan gending pada pendukung karawitan.

Setelah itu adalah tahap akhir atau tahap finishing, dalam tahapan ini dilakukan

penghalusan, penghayatan, dan pengendapan terhadap karya yang telah digarap.

Sehingga keindahan pada gending yang telah digarap akan menarik untuk dinikmati

oleh penikmat seni.

Tabel 3

Proses Kreativitas Tahap Forming

No Tanggal Kegiatan

1 27 April 2010 Latihan bersama penari dengan penabuh

2 28 April 2010 Perbaikan-perbaikan penyamaan dengan penari

(25)

No Tanggal Kegiatan

4 6 Mei 2010 Bimbingan karya penari dengan penabuh

5 8 Mei 2010 Perbaikan dari hasil bimbingan

6 17-20 Mei 2010 Gladi kotor dan bersih di Gedung Natya Mandala ISI

Denpasar

7 24-27 Mei 2010 Ujian Karya

Tabel-tabel di atas merupakan penggarapan kegiatan yang penata lakukan

selama proses penjajagan, percobaan dan pembentukan. Dalam setiap proses yang

terjadi, tentunya ada beberapa perbaikan yang dilakukan dengan tujuan

penyempurnaan pada garapan iringan tari kreasi. Perbaikan yang terjadi merupakan

(26)

Tabel 4

Rancangan Proses Kreativitas

Tahap-tahap Kegiatan

Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Tahap Penjajagan

Tahap Percobaan

Tahap Pembentukan X O

KETERANGAN :

: Latihan ringan selama ± 2 jam sehari : Latihan sedikit padat selama ± 2 jam sehari : Latihan padat ± 2-3 jam sehari

X : Gladi Bersih O : Ujian TA

(27)

BAB IV

WUJUD GARAPAN

Wujud dalam hal ini maksudnya adalah semua jenis kesenian baik itu berupa

visual ataupun akustis, baik yang kongkrit ataupun yang abstrak, wujud dari apa yang

ditampilan dan dapat dinikmati oleh kita, mengandung dua unsur mendasar, yaitu

bentuk (Form) dan struktur5.

4.1 Deskripsi Garapan

Gamelan Gong Kebyar ialah salah satu alat musik gamelan yang berlaras pelog

5 nada sesuai untuk mengiringi tari kreasi, karena dalam Gong Kebyar kaya dalam

pemutaran sebuah melodi. Pada iringan ini menggunakan juga instrumen suling

untuk mengubah suasana dan mengubah dari nada pelog menjadi nada selendro.

Garapan ini bertemakan kehidupan sosial, dengan struktur: flash back,

pengawit, pepeson, Pengawak, pengecet. Dengan urutan yang ada maka penata

menciptakan karya seni dengan inspirasi sendiri yang berdasarkan konsep garapan.

Instrumen Yang digunakan pada garapan ini ialah Gong Kebyar, adapun

bagian-bagiannya yakni:

- 1 Tungguh Gong Lanang

- 1 Tungguh Gong wadon

- 1 Tungguh Kempur

- 1 Tungguh Kenong

5

A.AM. Djelantik. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: MSPI, 1999, p.19-20

(28)

- 1 Tungguh Kajar - 1 Tungguh Reong - 2 Tungguh Jegog - 2 Tungguh Jublag - 2 Tungguh Penyacah - 2 Tungguh Ugal - 4 Tungguh Kantil - 4 Tungguh Gangsa

- 1 Pasang Kendang Gupekan

- 1 Pangkon Ceng-ceng Kecek

- 4 Buah Suling

- 1 Buah Rebab

Adapun pengertian dari beberapa instrumen Gong Kebyar yang digunakan pada

garapan ini yaitu :

1. Instrumen Ugal

Instrumen ini merupakan instrumen yang tergolong dalam jenis alat idiofone

yaitu suatu alat musik yang bunyinya bersumber pada alat itu sendiri. Cara

membunyikannya adalah memukul dengan alat (Bali: panggul) dengan jumlah

bilahnya 10 buah yang berlaraskan pelog. Dalam garapan ini, instrumen ugal

memiliki peranan membawa melodi dan sebagai pemimpin dalam mengendalikan

jalannya lagu (gending), serta memberi aksen-aksen atau penekanan pada ruas-ruas

(29)

2. Instrumen Kendang

Instrumen kendang tergolong alat musik membranofone yaitu alat musik

yang bunyinya bersumber dari kulit yang ditekankan pada alat, yang cara

membunyikannya adalah memukul dengan alat atau tanpa alat (telapak tangan).

Dalam garapan ini dipergunakan 1 pasang kendang gupekan (lanang dan wadon)

yang berfungsi sebagai pemurba irama atau mengatur dan mengendalikan jalannya

lagu (gending), serta member aksen-aksen atau penekanan pada ruas-ruas gending.

3. Instrumen Gangsa Pemade

Instrumen ini merupakan instrumen yang tergolong dalam jenis alat idiofone

yaitu suatu alat musik yang bunyinya bersumber pada alat itu sendiri. Cara

membunyikannya adalah memukul dengan alat (Bali : panggul) dengan jumlah

bilahnya 10 buah yang berlaraskan pelog. Dalam garapan ini, instrumen gangsa

pemade Gong Kebyar mempunyai peranan untuk memainkan ubit-ubitan

(interlocking) pada bagian-bagian gending tertentu.

4. Instrumen Gangsa Kantilan

Instrumen ini merupakan instrumen yang tergolong dalam jenis alat idiofone

yaitu suatu alat musik yang bunyinya bersumber pada alat itu sendiri, yang cara

membunyikannya adalah memukul dengan alat (Bali: panggul). Jumlah bilahnya 10

buah dan berlaras pelog.

5. Instrumen Reong

Instrumen reong tergolong instrumen idiofone yaitu alat musik yang

bunyinya bersumber pada alat itu sendiri. Cara membunyikannya adalah memukul

(30)

Kebyar adalh 12 buah dengan tingkatan nada 2 oktaf yang berlaraskan pelog. Fungsi

reong dalam garapan ini yaitu memberikan hiasan-hiasan pada melodi gending atau

lebih banyak berfungsi ritmis yang dijalin dengan melodi-melodi tertentu.

6. Instrumen Jublag

Instrumen ini merupakan instrumen yang tergolong dalam jenis alat idiofone

yaitu suatu alat musik yang bunyinya bersumber pada alat iti sendiri. Cara

membunyikannya adalah memukul dengan alat (Bali: panggul) dengan jumlah

bilahnya 5 buah yang berlaraskan pelog. Sistem suara yang ada pada jublag ini adalah

ngumbang ngisep yaitu bunyi yang berombak akibat adanya selisih frekuensi dalam

jumlah tertentu, jika dipukul secara bersamaan dalam waktu yang sama. Fungsi

jublag dalam garapan ini adalah sebagai pembawa melodi.

7. Instrumen Penyacah

Instrumen ini merupakan instrumen yang tergolong dalam jenis alat idiofone

yaitu suatu alat musik yang bunyinya bersumber pada alat itu sendiri. Cara

membunyikannya adalah memukul dengan alat (Bali: panggul) dengan jumlah

bilahnya 7 buah yang berlaraskan pelog. Sistem suara yang ada pada penyacah ini

adalah ngubang ngisep yaitu bunyi yang berombak akibat adanya selisih frekuensi

dalam jumlah tertentu, jika dipukul secara bersamaan dalam waktu yang sama. Fungsi

penyacah dalam garapan ini adalah sebagai pembawa melodi pokok serta bermain

imbal menjadi sebuah kotekan.

8. Instrumen Jegogan

Instrumen ini merupakan instrumen yang tergolong dalam jenis alat idiofone

(31)

membunyikannya adalah memukul dengan alat (Bali : panggul) dengan jumlah

bilahnya 5 buah yang berlaraskan pelog. Sistem suara yang ada pada jegogan ini

adalah ngumbang ngisep yaitu bunyi yang berombak akibat adanya selisih frekuensi

dalam jumlah tertentu, jika dipukul secara bersamaan dalam waktu yang sama. Fungsi

jegogan dalam garapan ini adalah sebagai pembawa melodi pokok.

9. Kajar

Kajar merupakan instrumen bermoncol yang ukurannya lebih besar dari

reong yang merupakan klasifikasi idiophone. Kajar dalam garapan ini berfungsi

sebagai pemegang tempo gending, pengatur cepat lambat sebuah lagu atau gending,

dan terkadang dalam garapan bermain berimbang atau dikreasikan dari sebuah melodi

pokok.

10. Cengceng Ricik (Kecek)

Cengceng atau kecek adalah instrumen yang berbentuk cymbal dimana

ukurannya lebih kecil dari cengceng kopyak. Dalam garapn ini, cengceng ricik

berperan memberikan nuansa ritmis serta memberikan aksen-aksen yang sama

dengan reong dan kendang.

11. Suling

Suling merupakan alat musik yang diklasifikasikan sebagai alat musik

aerofone yaitu sumber bunyi yang berasal dari utara atau angin. Suling bagian dari

instrumen gamelan Bali yang berasal dari bambu. Cara membunyikannya dengan cara

ditiup atau meniup. Dalam garapan ini suling berfungsi menjalankan melodi,

memperindah lagu serta melembutkan bagian gending, merubah nada pelog menjadi

(32)

12. Kempli

Kempli adalah instrumen bermoncol yang ukurannya sama dengan kajar

yang merupakan klasifikasi idiophone. Kempli dalam garapan ini berfungsi sebagai

pemberi tekanan pada kalimat lagu.

13. Kempur

Kempur adalah instrumen bermoncol yang ukurannya lebih kecil dari gong.

Dalam garapan ini fungsinya adalah sebagai pendorong jatuhnya pukulan gong.

14. Gong

Gong merupakan instrumen bermoncol yang paling besar ukurannya dengan

instrumen bermoncol lainnya. Fungsinya juga tidak jauh dari garapan-garapan secara

umum yaitu mengakhiri lagu atau gending (sebagai finalis).

Pada garapan berpasangan ini mengangkat cerita tentang dipisahkannya dua

orang saudara kembar buncing (laki-laki dan perempuan) dari bayi perempuan yang

sengaja dipisahkan oleh orang tua mereka, bayi perempuan dibuang dan anak yang

laki-laki bersama orang tuanya namun karena mereka tidak tahu bahwa mereka

mempunyai saudara kembar, sehingga pada suatu hari mereka bertemu dan timbul

rasa cinta, namun salah satu teman dari Ni Kantri yang tahu hal ini segera

memberitahu mereka. Perasaan Ni Kantri dan I Santru sangat sedih, namun itu tidak

lama karena ada teman Ni Kantri yang menyadarkan mereka, akhirnya Ni Kantri dan

I Santru mengambil keputusan untuk bersaudara.Pada garapan ini berdurasi kurang

(33)

4.2 Analisis Pola Garapan

Secara struktural garapan ini terdiri dari enam bagian yang disesuaikan dengan

ide cerita dan konsep garapan. Enam bagian terdiri dari flash back, pengawit,

pepeson, pengawak, pengecet, pekaad ini dapat diharapkan mampu dirangkai

sedemikian rupa sehingga mampu menampilkan bagian cerita yang saling

berhubungan. Struktur garapan ini dapat dijelaskan sebagia berikut:

Flash back : Dimulai dengan pukulan kendang, vocal, dilanjutkan dengan

kebyar bersama yakni dengan tempo dan melodi yang

harmoni. Pada bagian ini mengisahkan dibuangnya bayi

perempuan oleh ibunya, dan ditemukan oleh seorang wanita

yang kemudian diasuh. Suasana : Panik, Sedih

Flash back

<−.<−.<−.<−.^°.^° KP ^° KP ha ^° KP ^° KP hi P

Bersama

4 3 1 4 3 (1)

Instrumen suling dengan tempo sedang

173. 17.3.54..531717134...134.5315.1.453.4..5545.173.17

.3.54..5317 17134... 134.5315.1.453.4.. 5545.14(3)...

Pengawit : Merupakan bagian awal dari garapan, dimulai dengan kebyar

bersama, kemudian masuk pukulan reong, suling, jegog,

jublag, kantil dan kembali bersama yang tentunya untuk

(34)

Bersama : 177 (71)3 7 333 1.7.57 13 13 13 1 77.57575.373.33341.5(3)4… 5….3…1…5…3.13 713.44.4(4) Instrumen Suling ...4...5...7...1.713…17.1. Bersama ...444 5 34 1.1.11111.111(1).

Pepeson : Merupakan bagian kedua yang menggunakan tempo, melodi,

dinamika yang susunan nada reong, gangsa, suling, jegog,

jublag, penyacah, bermain mengikuti melodi serta pukulan

reong yang bermotif seperti pengrangrang. Suasana: Gembira

Pepeson: 4441..4445.34.5…13 4 54 54 54 54. 13 45.. 54 31..71(34) 54 54 54. 3 1713 17 13 1 1.3 45 3 444 5. 1 3 4 5. 7 5.7 1 3.4 5 3 1 7.1. 7. 3. 1. 3. 1. 7. 5.7.5.43 1 34 5.3 1 7 1 3 4 5.7 5.71 3.4 5 3 1(7) Reong 7…45 7 457 457 45 7 5(5). 1155 7717 .17 13 71( 34) Bersama 4 4 4 5 3 1 5.3 4..5 7 5 4 7. 4 5..713 13 1 7 5 7 1 3.1. 7 5 7 4 5 7 71 3 1 3 1 3 1 7 1.3 1.75 7. 4 5 7

(35)

Kantil

54 3 45 1(1)

Reong

15 3 1 3 5 1 (1)

Bersama Tempo Sedang

5 5 4 4 3 3 1 1..7 1.7 1 3 .7 1 3 4.1 3 4 5.3 4 34 5 7 4 (5).3.4.5.7.7 1 3 1 3....1.7.5.3 4 54 3 4.1 3 4 3 1.3 4 5 4 3.11 1 1 1 7 1 3 4 5 3 4 1 3 4 5 11 1 3 4 5.4 31 1 1 1 3 4 5 1 1... Jublag 5 4 3 4 5 1.1...(1) Suling 7 1 2.1 7 5.7 1 2.1 2 3 4 3.2 1 7 (1) Kebyar Bersama 1 1 1 3 7 1 5 5 5 7 4 5 3 3 (3)4 3 5 4 4 4 1 3 4 5. 5 3 3 3 5 3 3 3 1. 7 1 7 5 7.1. 3.4 5 4.3.1.4 3 1 7 17

Peralihan Suling ke Pengawak 1

2 1 7 1 7 6 5...7 1 2.1

Pengawak I : Merupakan bagian ketiga dari garapan yang menggunakan

instrumen suling sebagai dasar melodi dengan perubahan nada

(36)

Pengawak 1 Bersama

1112..1112...1212.217..75.757.1.2.12343.217(1)...232123...

57545..7.5.754575727.6763.653235667.6.76567767656532.176.764.75713.13453.1431

7...71757.13...45431 3131...712(1)

Pengawak II : Merupakan bagian keempat dari garapan yang menggunakan

instrmen suling sebagai dasar melodi dengan nada pelog

menjadi nada selendro serta pada saat peralihan menuju

pengecet menggunakan sistem bergantian pada seluruh

instrumen namun tetap menggunakan tempo yang sejajar.

Pengawak II 1 1 1 2..1 11 2...1 2 1 2.2 17 ..75.7 5 7.1 2 3 4 3. 2 1 7 (1).2 1 7..7 5.7 5 7.1 2 3 4 3. 2 1 7 (1 )2 3 2 1 2 3..5 7 5 4 5.. 7.5.7 5 4 5 7 5 7 2 7.6 7 6 3.6 5 3 2 3 5 6 6 7.6.7 6 5 6 7 7 6 7 6 5 6 5 3 2.1 76.7 6 4.7 5 7 1 3.1 3 4 5 3.1 4 3 1 7... 7. 1. 3…4.3. 1...71 2 (1) 3.7.1 7 5.6 7 6.1.2.3 5 3.2.(1).... 3.16...53.6 1 24 21 2 1 6..54 5.61 21 Kendang

(37)

° PKPKP ° // ^^ ° PK ° PK^ ° ^ ° °^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..°

° PKPKP ° // ^^ ° PK ° PK^ ° ^ ° °^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..°

° PKPKP ° // ^^ ° PK ° PK^ ° ^ ° °^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..°

°^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..°

Peralihan Suling ke Pengecet

727272727275.7542..12172176.17657657.1.23.234.3432(1)

Pengecet : Merupakan bagian kelima dari garapan yang menggunakan

instrumen suling sebagai melodi untuk memperkuat nada

selendro dengan adanya olahan vokal serta diikuti oleh

instrumen kendang dan reong untuk memperkuat angsel pada

penari dan menimbulkan kesan manis pada lagu.

Menggambarkan romantika antara Ni Kantri dan I Santru, dan

teman-teman Ni Kantri mengintip Ni Kantri dan I Santru.

Suasana : Gembira, romantis

Pengecet 71...13...34...5.4.5.131.3453431.3453431.57.4575175417.47.47.1.7.1.7.5.4.354311.1 1.1.11571. 71245.2.14217(1) 71245.2.14217(1)27272.72712421.571....1754.75457.3.1753(4)..75457.3.1753(4).13 45345.345.7134.517.134534.715.7 .12.42(1).37.15.7.12.42(1).13413453457.3.73475.1.531351.5.4317.1313.7.1354..453. .354.71517.375157.1.111..11571 71245.2.14217(1)

(38)

71245.2.14217(1)27272.72712421.571....1754.75457.3.1753(4)..75457.3.1753(4).13

45345.345.7134.517.134534.715.7

.12.42(1).37.15.7.12.42(1).13413453457.3.73475.1.531351.5.4317.1313.7.1354..453.

.354.71517.375157.1.111..11571

Peralihan Kebyar Bersama ke Pekaad :

(1).57175457.75457171.713.171313171317.3173.4571753.7547.5475.

Pekaad : Merupakan bagian akhir dari garapan yang menggunakan

instrumen suling, kendang, jublag, penyacah, jegog, yang

sebelumnya diawali dengan kebyar bersama serta

menggunakan vocal dengan tempo sedang. Menggambarkan

sedihnya Ni Kantri dan I Santru yang telah mengetahui bahwa

mereka adalah saudara kembar buncing yang telah dipisahkan

dari baru lahir. Suasana : Sedih, bingung. Namun mereka

mengambil keputusan untuk bersaudara. Suasana : Gembira.

Suling Sedih :

1712.171.351.3531.171242174.1.4.1.412...7.2.(1)

Pengrangrang Suling tunggal ( suasana sedih )

1..1.1.712...716..1.6.1.1712.172...(1)

Kebyar Bersama :

175(4).55(7).457(1).475(4)44(4)

(39)

44444.55555.71757175715711111 4x Jublag : 1.3.4574.34575.35351.3515(1) 1.3.4574.34575.35351.3515(1) 1.3.4574.34575.35351.3515(1) Gangsa : 53135135.53535135351.71757545435431 53135135.53535135351.71757545435431 53135135.53535135351.71757545435431 Kantil: 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 Kebyar Bersama : 711.344.455.7543457543457.175745751.7(1).134.543.717.5.4..543134134134134

Kantil : 134 Reong : 431 Jublag : 431

Bersama :

.345..4571.575457..55(7)

Dalam garapan iringan tari kreasi ini menggunakan instrumen Gong Kebyar.

Pemilihan instrumen ini berdasarkan pertimbangan bahwa gamelan Gong Kebyar

(40)

4.3 Analisis Estetika

Dalam menikmati sebuah karya seni, biasanya seseorang lebih mengutamakan

nilai keindahan yang terkandung dalam karya tersebut, sehingga seniman harus

mampu menampilkan nilai keindahan tersebut. Karya seni juga memiliki unsur-unsur

keindahan. Adapun unsur keindahan dalam karya seni meliputi wujud, bobot dan

penampilan.6

4.4 Analisis Penyajian

Garapan Bang Nareswari ini digarap ke dalam bentuk iringan tari yang

dibawakan oleh satu barungan Gong Kebyar. Bertemakan kehidupan sosial, garapan

iringan tari ini menggambarkan tentang Ni Kantri dan I Santru. Penyajian iringan tari

ini berdurasi kurang lebih 12 menit dengan menggunakan struktur garapan yang

sudah diatur sedemikian rupa sehingga mampu memberikan gambaran tentang apa

yang ingin disampaikan oleh penata dalam garapan ini. Secara structural garapan ini

dibagi menjadi enam bagian yaitu flash back, pengawit, pepeson, Pengawak,

pengecet, pekaad.

4.5 Analisis Simbol

4.5.1 Sistem Notasi

Notasi karawitan sering disebut dengan titi laras adalah catatan cara penulisan

gending-gending atau lagu dengan menggunakan lambang nada yang berupa angka,

6

(41)

huruf maupun gambar. Adapun sistem yang dipergunakan adalah sistem notasi yang

umum dipergunakan adalah penotasian karawitan Bali. Notasi di ambil dari “penganggening Aksara Bali “ yaitu ulu/nding (3), tedong/ ndong (4), taleng / ndeng (5), suku/ ndung (7), carik/ ndang ( 1).

a. Tanda titik di atas symbol contohnya ( . ) nada tersebut dimainkan dengan

nada tinggi, sebaliknya tanda titik di bawah symbol contohnya : ( . ), nada tersebut

dimainkan lebih rendah dari nada normal.

b. Tanda ulang : ………... kalimat lagu yang mendapat pengulangan

c. Garis Nilai : 5 7 1 3 4 5 garis nilai ini merupakan symbol nada yang akan

mendapat jumlah ketukan.

d. Tanda coret pada symbol nada : 3 3 3 1 1nada yang dimainkan dengan cara

memukul sambil menutup bilahnya.

e. Tanda pukulan Kendang adalah tanda yang dipakai dalam pukulan kendang

adalah notasi yang tertulis dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 5

Simbol Notasi Kendang

No Tanda Notasi Tiruan

(42)

1 2 3 4 5 6 O ^ K P < − Cedit Cetut Ka Pak Kom Peng

Muka kanan kendang Wadon Muka kanan kendang Lanang Muka kiri kendang Wadon Muka kiri kendang Lanang Muka kiri atas kendang Wadon Muka kiri atas kendang Lanang

f. ( . ) Tanda kurung ini berarti suatu nada yang terkena pukulan Gong

Flash back

<−.<−.<−.<−.^°.^° KP ^° KP ha ^° KP ^° KP hi P

Bersama

4 3 1 4 3 (1)

Instrumen suling dengan tempo sedang

173. 17.3.54..531717134...134.5315.1.453.4..5545.173.17 .3.54..5317 17134... 134.5315.1.453.4.. 5545.14(3)... Kawitan : Bersama : 177 (71)3 7 333 1.7.57 13 13 13 1 77.57575.373.33341.5(3)4… 5….3…1…5…3.13 713.44.4(4) Instrumen Suling ...4...5...7...1.713…17.1. Bersama

(43)

...444 5 34 1.1.11111.111(1). Pepeson: 4441..4445.34.5…13 4 54 54 54 54. 13 45.. 54 31..71(34) 54 54 54. 3 1713 17 13 1 1.3 45 3 444 5. 1 3 4 5. 7 5.7 1 3.4 5 3 1 7.1. 7. 3. 1. 3. 1. 7. 5.7.5.43 1 34 5.3 1 7 1 3 4 5.7 5.71 3.4 5 3 1(7) Reong 7…45 7 457 457 45 7 5(5). 1155 7717 .17 13 71( 34) Bersama 4 4 4 5 3 1 5.3 4..5 7 5 4 7. 4 5..713 13 1 7 5 7 1 3.1. 7 5 7 4 5 7 71 3 1 3 1 3 1 7 1.3 1.75 7. 4 5 7 Kantil 54 3 45 1(1) Reong 15 3 1 3 5 1 (1)

Bersama Tempo Sedang

5 5 4 4 3 3 1 1..7 1.7 1 3 .7 1 3 4.1 3 4 5.3 4 34 5 7 4 (5).3.4.5.7.7 1 3 1 3....1.7.5.3 4 54 3 4.1 3 4 3 1.3 4 5 4 3.11 1 1 1 7 1 3 4 5 3 4 1 3 4 5 11 1 3 4 5.4 31 1 1 1 3 4 5 1 1... Jublag 5 4 3 4 5 1.1...(1) Suling 7 1 2.1 7 5.7 1 2.1 2 3 4 3.2 1 7 (1) Kebyar Bersama

(44)

1 1 1 3 7 1 5 5 5 7 4 5 3 3 (3)4 3 5 4 4 4 1 3 4 5. 5 3 3 3 5 3 3 3 1. 7 1 7 5 7.1. 3.4 5

4.3.1.4 3 1 7 17

Peralihan Suling ke Pengawak 1

2 1 7 1 7 6 5...7 1 2.1 Pengawak 1 Bersama 1112..1112...1212.217..75.757.1.2.12343.217(1)...232123... 57545..7.5.754575727.6763.653235667.6.76567767656532.176.764.75713.13453.14 317...71757.13...45431 3131...712(1) Pengawak 2 1 1 1 2..1 11 2...1 2 1 2.2 17 ..75.7 5 7.1 2 3 4 3. 2 1 7 (1).2 1 7..7 5.7 5 7.1 2 3 4 3. 2 1 7 (1 )2 3 2 1 2 3..5 7 5 4 5.. 7.5.7 5 4 5 7 5 7 2 7.6 7 6 3.6 5 3 2 3 5 6 6 7.6.7 6 5 6 7 7 6 7 6 5 6 5 3 2.1 76.7 6 4.7 5 7 1 3.1 3 4 5 3.1 4 3 1 7... 7. 1. 3…4.3. 1...71 2 (1) 3.7.1 7 5.6 7 6.1.2.3 5 3.2.(1).... 3.16...53.6 1 24 21 2 1 6..54 5.61 21 Kendang ° PKPKP ° // ^^ ° PK ° PK^ ° ^ ° °^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..° ° PKPKP ° // ^^ ° PK ° PK^ ° ^ ° °^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..° ° PKPKP ° // ^^ ° PK ° PK^ ° ^ ° °^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..° °^PKP ° ° ^PKP°.°°° °°PK ° PK °° PK ° PK..°..°

(45)

Peralihan Suling ke Pengecet 727272727275.7542..12172176.17657657.1.23.234.3432(1) Pengecet 71...13...34...5.4.5.131.3453431.3453431.57.4575175417.47.47.1.7.1.7.5.4.354311.1 1.1.11571. 71245.2.14217(1) 71245.2.14217(1)27272.72712421.571....1754.75457.3.1753(4)..75457.3.1753(4).13 45345.345.7134.517.134534.715.7 .12.42(1).37.15.7.12.42(1).13413453457.3.73475.1.531351.5.4317.1313.7.1354..453. .354.71517.375157.1.111..11571 71245.2.14217(1) 71245.2.14217(1)27272.72712421.571....1754.75457.3.1753(4)..75457.3.1753(4).13 45345.345.7134.517.134534.715.7 .12.42(1).37.15.7.12.42(1).13413453457.3.73475.1.531351.5.4317.1313.7.1354..453. .354.71517.375157.1.111..11571

Peralihan Kebyar Bersama ke Pekaad :

(1).57175457.75457171.713.171313171317.3173.4571753.7547.5475.

Suling Sedih :

1712.171.351.3531.171242174.1.4.1.412...7.2.(1)

Pengrangrang Suling tunggal ( suasana sedih )

1..1.1.712...716..1.6.1.1712.172...(1)

Kebyar Bersama :

(46)

Suling tempo sedang 44444.55555.71757175715711111 4x Jublag : 1.3.4574.34575.35351.3515(1) 1.3.4574.34575.35351.3515(1) 1.3.4574.34575.35351.3515(1) Gangsa : 53135135.53535135351.71757545435431 53135135.53535135351.71757545435431 53135135.53535135351.71757545435431 Kantil: 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 1713.1713.1713.17131.7131.71757545435431 Kebyar Bersama : 711.344.455.7543457543457.175745751.7(1).134.543.717.5.4..543134134134134

Kantil : 134 Reong : 431 Jublag : 431

Bersama :

(47)

SUSUNAN VOKAL

PADA NOTASI BAGIAN PENGECET DAN PEKAAD

PENGECET :

(48)

ASIH RORWANSIH SAT ANA RING WULAN

(bertemu cinta seperti dalam keindahan bulan)

7...1...2..45.2...1..4.2..1 7 1

ASIH RORWANSIH SAT ANA RING WULAN

(bertemu cinta seperti dalam keindahan bulan)

3....7 1 5..7..1..2.4..2.1

TINUT KACA TUR MASA KARTIKA

(Menggambarkan suasana hari keempat (sasih kapat) saat bunga-bunga sedang

bermekaran)

3....7 1 5..7..1..2.4..2.1

TINUT KACA TUR MASA KARTIKA

(Menggambarkan suasana hari keempat (sasih kapat) saat bunga-bunga sedang

bermekaran)

PEKAAD :

1...3...4. 5.4..3 7... 1... 7.5...3...54

SANG AWOR KARASMI WRUH ANTUK RAH TUNGGAL

(orang yang memadu kasih tahu bahwa satu darah)

4.6 Properti

Penggunaan properti yang akan digunakan sebagai property nantinya akan

mendukung penegasan karakter tokoh Santru yang ditarikan. Properti tersebut ialah

tali kendang yang digunakan oleh tokoh Santru pada bagian pengecet dan pekaad.

(49)

Penyajian karya seni untuk Ujian Tugas Akhir ini diadakan di Gedung Natya

Mandala yang bertempat di stage proscenium.Garapan Bang Nareswari ini

dipentaskan pada tanggal 27 Mei 2010.Pada stage proenium ini hanya bisa menonton

pertunjukan dari arah depan saja. Berikut gambar stage proscenium Gedung Natya

Mandala Institut Seni Indonesia Denpasar yang dilengkapi dengan pembagian ruang

lantai.

Gambar 1. Denah Stage

Keterangan :

C = Centre Stage (pusat panggung)

LS = Left Stage (kiri panggung)

RS = Right Stage (kanan panggung)

URS = Up Right Stage (pojok kanan belakang panggung)

UCS = Up Centre Stage (bagian belakang pusat panggung)

Sisi panggung bagian kanan Sisi panggung bagian kiri 13,7 m Pit Tempat Orchestra Pit Tempat Orchestra Auditorium (Penonton) 20,89 m DRS RS URS ULS DLS LS UCS C DCS

(50)

ULS = Up Left Stage (pojok kiri belakang panggung)

DRS = Down Right Stage (pojok kanan depan panggur;)

DCS = Down Centre Stage (bagian depan pusat panggung)

DLS = Down Left Stage (pojok kiri depan panggung)

Gambar 2 Setting Instrumen Keterangan Gambar : 1. Kendang wadon 2. Kendang lanang 3. Gangsa 4. Gangsa 5. Ugal I 6. Kajar 11. Ugal II 12. Kantil 13. Kantil 14. Rebab 15. Suling kecil 16. Suling 21. Penyacah 22. Penyacah 23. Jublag 24. Jublag 25. Jegog 26. Jegong 1 2 9 10 11 12 13 3 4 5 7 8 6 18 17 16 15 14 19 29 28 30 27 20 21 23 25 22 24 26

(51)

7. Gangsa 8. Gangsa 9. Kantil 10. Kantil 17. Suling 18. Suling 19. Reong 20. Ceng-ceng kecek 27. Gong wadon 28. Gong lanang 29. Kempur 30. Kenong 4.8 Tata Busana

Dalam penampilan ini selain dituntut keutuhan dan keharmonisan suatu

garapan, yang penting untuk diperhatikan adalah penampilan ragam baik dari penata

maupun dari pendukung karawitan itu sendiri. Antara penata dan pendukung

menggunakan kostum yang berbeda agar dapat membedakan penata dan pendukung.

Kostum penata :

Hiasan kepala : Udeng kain berwarna biru yang diprada

 Baju : Baju lengan panjang berwarna putih.

 Celana : Terbuat dari kain berwarna biru berukuran sampai lutut

 Kain : Terbuat dari kain berwarna merah muda / pink yang diprada

Rempel : Terbuat dari kain berwana orange dengan pinggiran biru

Lelancingan : Terbuat dari kain dengan 3 warna hijau muda, orange, biru

 Selendang : Terbuat dari kain berwarna merah muda dengan pinggiran berwarna biru

(52)

Simping : Terbuat dari kain

Gambar 3

Foto Busana Tampak Depan

Udeng

Simping

(53)

Gambar 4

Foto Busana Tampak Belakang

Lelancingan

Kain

(54)

Gambar 5

Foto Busana Dengan Pose

(55)

Gambar 6

(56)

4.9 Pola Lantai, Lighting, Suasana dan Rangkaian Gerak Tari

Pola lantai adalah pola yang dilandasi oleh gerak dari komposisi di atas lantai

pada ruang tari. Ruang tari yang dimaksud adalah panggung.7 Dalam garapan tari

Bang Nareswari ini, Pola lantai yang digunakan juga disesuaikan dengan stage

proscenium pada saat penyajian karya tugas akhir.

Tabel 6

7

(57)

Adegan, Pola Lantai Dan Tata Lampu

No Pola Lantai Adegan, Suasana Dan

Tata Lampu Uraian Gerak

1 Menggambarkan

pertemuan Ni Kantri dan I Santru yang dilihat oleh teman-teman Ni Kantri Suasana : gembira Lampu : general

Keempat penari melakukan gerakan rampak. Penari 1 melakukan gerakan

improvisasi dengan penari 7.

2 Menggambarkan

percintaan Ni Kantri dan I Santru, dan teman-teman Ni Kantri mengintip dari kejauhan

Suasana : gembira, romantis

Lampu : General

Keempat penari berada di pojok kanan belakang stage dengan level bebas. Adapun gerak-gerak yang dilakukan adalah : ulap-ulap, seledet, ngegol, kaki tanjek kanan. Penari 1,6 melakukan gerakan mearas-aras. Keempat penari berjalan menuju posisi berikutnya dilanjutkan dengan penari 1 dan 6

3 Menggambarkan

teman-teman Ni Kantri merayu teman-teman I Santru Suasana : romantis, gembira

Lampu : general 100%

Keempat penari melakukan gerakan rampak dengan berbeda arah. Penari 1 dan 7 berada di centre stage dengan level yang berbeda. Adapun gerak yang dilakukan adalah : ngegol, kaki jinjit jalan mundur.

4 Menggambarkan tokoh Penari 5, 2, 3 melakukan

3 2 4 5 1 6 6 1 4 2 3 5 2 5 3 4 2 3 5 4 6 6 1

(58)

No Pola Lantai Adegan, Suasana Dan

Tata Lampu Uraian Gerak

Ni Kantri dan I Santru yang sedang memadu kasih. Tokoh Ni Runi yang kaget melihat selendang yang

digunakan oleh Ni Kantri dan berusaha

memisahkan mereka berdua.

Suasana : panik Lampu : merah, orange

gerakan rampak, yaitu dengan gerakan ngegol,agem kanan. penari 4 melakukan gerakan improvisasi, penari 6 dan 1 melakukan gerakan mearas-aras. Adapun gerak-gerak yang dilakukan adalah agem, seledet, ngejat bahu, tanjek kanan.

5 Menggambarkan Ni Runi

memberikan selendang yang sama untuk memberitahukan bahwa mereka adalah saudara yang kembar buncing. Suasana : tegang Lampu : merah, orange

Penari 5, 2, 3 keluar dari stage. Penari 4 keluar dan masuk kembali ke dalam stage dengan gerakan ngumbang,dan penari1 dan 6 melakukan gerakan,ulap-ulap, ngumbang.

6 Menggambarkan Ni

Kantri dan I Santru yang sedih karena telah mengetahui bahwa mereka adalah saudara kembar yang dulu dipisahkan. Suasana : sedih Lampu : merah, redup.

Penari 1 dan 6 berada di centre stage dengan gerakan duduk metimpuh tetangisan, ulap-ulap.Kemudian

penari1dan 6 menuju posisi berikutnya. 3 5 2 4 1 6 6 1 1

(59)

No Pola Lantai Adegan, Suasana Dan

Tata Lampu Uraian Gerak

7 Menggambarkan Ni

Kantri dan I Santru yang sudah mengambil keputusan untuk bersaudara. Suasana : Tenang Lampu : General 80%

Penari 3 melakukan gerakan mengintip dan memanggil penari 2,4,5.penari 1dan 6 melakukan gerakan improvisasi. 8 Menggambarkan kebahagian teman-teman Ni Kantri yang mengetahui bahwa Ni Kantri mengambil keputusan untuk bersaudara dengan I Santru. Suasana : gembira Lampu : General Penari 2,3,4,5 masuk ke dalam stage secara bersamaan dengan gerakan ngumbang berbaris dan penari1 dan 6 melakukan gerakan improvisasi.

9 Idem Penari 2,3,4,5 melakukan

interaksi dengan penabuh dengan gerakan ngegol. Penari 1 melakukan gerakan agem kanan, memutar di tempat dan penari 6 menabuh kendang. Kemudian penari 1,2,3,4,5 menuju posisi berikutnya. 6 5 2 3 4 1 3 5 4 2 1 6 6 3

(60)

No Pola Lantai Adegan, Suasana Dan

Tata Lampu Uraian Gerak

10 Idem Penari 2,3,4,5 melakukan

gerakan ulap-ulap. Penari 1 melakukan ulap-ulap dengan penari 6.

11 Menggambarkan

teman-teman Ni Kantri yang ingin tahu yang bernama I Santru

Suasana : Tenang Lampu : General

Penari 1 dan 6 berada di centre stage, dan penari 2,3,4,5 melakukan gerakan ulap-ulap.

12 Menggambarkan

teman-teman Ni Kantri yang menemukan saudara dari Ni Kantri.

Suasana : Tenang Lampu : General

Penari 2,3,4,5 menghadap ke arah tengah dengan gerakan menarik selendang pada penari 1 naik ke trap penari 6 berdiri dengan membawa kendang

13 Penari 2, 3, 4, 5 berada di

pojok stage dengan

memegang selendang, penari 1 berada di atas trap dengan pose dan 6 berada di centre stage dengan membawa kendang 5 2 3 4 1 6 6 1 5 4 3 2 1 4 3 5 2 6 4 3 5 2 6 1

(61)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bagi seorang komposer menciptakan sebuah karya seni baru merupakan

kebanggaan tersendiri.Terlebih lagi karya tersebut merupakan karya yang benar-benar

(62)

benar-benar original tidaklah mudah, sehingga sedikit tidaknya karya seni yang baru

merupakan pengembangan dari sebuah karya yang telah ada sebelumnya.

Garapan Tabuh kreasi iringan tari Bang Nareswari ini bertemakan kehidupan

sosial. Struktur garapan tabuh kreasi iringan tari ini dibagi menjadi beberapa bagian,

yang terdiri dari flash back, pengawi, pepeson, Pengawak, pengecet, pekaad, yang

penonjolan ceritanya akan terdapat pada bagian pengecet. Dalam garapan ini tidak

hanya menonjolkan garapan tarinya saja namun dalam garapan ini penabuh maupun

penari melakukan interaksi pada bagian akhir Pengawak sampai pekaad, dengan

durasi waktu 12 menit.

5.2 Saran-Saran

Diharapkan karya-karya seni yang disajikan dalam ujian akhir Institut Seni

Indonesia Denpasar bisa diperluas kepada masyarakat umum agar karya tersebut

dapat dikenal dan berkembang di masyarakat.

Diharapkan calon-calon penata yang akan datang diperlukan persiapan dari segi

mental atau fisik, agar menghasilkan karya seni yang lebih berbobot.

DAFTAR PUSTAKA

Bandem, I Made. Prakempa Sebuah Lontar Gamelan Bali, Akademi Seni Tari Indonesia, Denpasar,1986.

_______. Ubit-ubitan Sebuah Permainan Gamelan Bali. Denpasar : STSI. 1991.

Djelantik, A.AM. Pengantar Dasar Ilmu Estetika Denpasar. Sekolah Tinggi Seni Indonesia, Denpasar, 1990.

(63)

_______. Estetika Sebuah Pengantar. MSPI, Bandung, 1999.

DISPAR Propinsi Daerah Tingkat I Bali, Seni Tari-Karawitan dan Permusiuman, 1987/1988.

Hadi, Y. Sumandiyo. Mencipta Lewat Tari (Terjemahan Buku Creating Through

Dance karya Alma M. Hawkins). Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, 1990.

Pedoman Tugas Akhir, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar. 2008.

Sukerta, Pande Made. Ensiklopedi Karawitan Bali. Sastraya- Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 1998.

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : I Nengah Kantu

Pekerjaan : Bendesa Adat Desa Suwug Buleleng

Alamat : Desa Suwug Buleleng

(64)

Tempat/Tgl. Lahir : Denpasar, 7 September 1968

Umur : 42 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa Pedalangan ISI Denpasar

(65)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

NAMA-NAMA PENDUKUNG KARAWITAN

Kendang Wadon : I Wayan Budi Utama Putra (Penata)

(66)

Gangsa 1 : I Made Dwi Andika Putra

Gangsa 2 : I Nyoman Yuda Pertama Putra

Ugal 1 : I Made Yogi Antara

Gangsa 3 : I Wayan Agun Adi Putra

Gangsa 4 : I Gede Yogi Pramana

Kantil 1 : I Ketut Yuliatra

Kantil 2 : Ika Yona Abnyadnyana

Ugal 2 : I Made Dwija Putra Bawa

Kantil 3 : I Nyoman Putra Janiasa

Kantil 4 : I Gusti Bagus Widiatpuja

Rebab : I Komang Dodik Indrawan

Suling : I Made Gede Wirawan Sudewa

Suling : I Nyoman Tri Juliartha

Suling : I Nyoman Edi Dermawan

Suling : I Putu Eka Agustina

Reong 1 : I Wayan Dedy Purnamantra

Reong 2 : I Wayan Agus Indah Suputra

Reong 3 : Putu Eka Arya Setiawan

Reong 4 : I Gede Yudi Krisnajaya

Ceng-ceng Kecek : I Putu Tirta Yasa

Kajar : I Kadek Adi Suardika

Penyacah : I Made Ery Susila

(67)

Jublag : I Wayan Arik Wirawan

Jublag : I Wayan Andina Suldastyasa

Jegog : I Wayan Partha Wijaya

Jegog : I Wayan Suarjaya

Gong Lanang/Wadon : I Putu Agus Widagda Putra

Kempur/Kenong : I Made Dwita Antara

Pendukung Tari :

1. Ni Nyoman Andra Kristina Susanti

2. Ni Putu Candra Jayanti

3. Ni Putu Apriliani

4. Ni Putu Widhi Yuliasih

Lampiran 2

SINOPSIS KARYA SENI

BANG NARESWARI

(68)

Nama : I Wayan Budi Utama Putra

NIM : 2006.02.012

Progaram Studi : Seni Karawitan

Penata Tari

Nama : Ni Komang murni

NIM : 2006.01.013

Program Studi : Seni Tari

Sinopsis :

Bang Nareswari adalah anak kembar buncing(laki-laki dan perempuan),

dimana keduanya dipisahkan sejak lahir oleh orang tuanya. adanya rasa takut terjadi

pernikahan sedarah.Keputusan di ambil oleh orang tuanya agar Anak perempuan

dibuang dan anak laki-laki bersama dengan orang tua. Setelah tumbuh dewasa

mereka bertemu dan memadu kasih, namun akhirnya mereka mengetahui bahwa

mereka adalah saudara sedarah, dan selanjutnya menjalankan hubungan saudara.

Lampiran 3

SUSUNAN STAF PRODUKSI PELAKSANAAN UJIAN AKHIR FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN ISI DENPASAR

TAHUN AKADEMIK 2009/2010

Penanggung Jawab : I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn (Dekan FSP ISI Denpasar) Ketua Pelaksana : I Dewa Ketut Wicaksana, SSP., M.Hum (Pembantu Dekan I)

(69)

Wakil Ketua : 1. Ni Ketut Suryatini, SSKar., M.Sn (Pembantu Dekan II) 2. I Wayan Beratha, SSKar., M.Sn (Pembantu Dekan III) Sekretaris : I Gusti Ayu Sri Yuntriati, BA

Seksi-seksi

1. Sekretariat : 1. Dewa Ayu Yuni Marhaeni (Koordinator) 2. Putu Sri Wahyuni Emawatiningsih 3. Putu Anita Kristina, A.Md

4. I Gusti Putu Widia 5. I Gusti Ketut Gede

6. I Wayan Teddy Wahyudi Permana, SE 7. I Gusti Ngurah Oka Ariwangsa, SE

2. Keuangan : 1. Ni Ketut Suprapti 2. I Ketut Ardana

3. Gusti Ayu Sri Handayani, SE

3. Tempat & Dekorasi : 1. I Wayan Budiarsa, S.Sn (Koordinator) 2. Ni Wayan Ardini, S.Sn., M.Si

4. Publikasi/Dokumentasi : 1. I Nyoman Lia Susanti, SS (Koordinator) 2. Ida Bagus Candrayana

3. I Made Rai Kariasa, S.Sos 4. Dwi Norwata

5. Ketut Hery Budiyana, A.Md

5. Konsumsi : 1. Ni Made Narmadi, SE (Koordinator) 2. Ni Made Astari, SE

3. Putu Gde Hendrawan

(70)

6. Keamanan : 1. H. Adi Sukirno 2. Staf Satpam 7. Pagelaran

7.1 Operator Ligting, Sound System dan

Rekaman Audiovisual : 1. I Gede Sukraka, SST., M. Hum (Koordinator) 2. I Gst. Ngr. Sudibya, SST

3. I Made Lila Sardana, ST 4. I Nyoman Tri Sutanaya

5. I Ketut Agus Darmawan, A.Md 6. I Ketut Sadia Kariasa

7. I Made Agus WIgama, A.Md

7.2 Protokol : 1. Ni Putu Tisna Andayani, SS (Koordinator) 2. A.A.A. Ngurah Sri Mayun Putri, SST 3. Ni Ketut Dewi Yulianti, SS., M.Hum

7.3 Penanggungjawab Tari : 1. I Nyoman Cerita, SST., M.FA 2. Drs. Rinto Widyarto, M.Si

7.4 Penanggungjawab Karw. : 1. I Wayan Suharta, SSKar., M.Si 2. Wardizal, S.Sen., M.Si

7.5 Penanggungjawab Pedal : 1. Drs. I Wayan Mardana, M.Pd 2. I Nyoman Sukerta, SSP., M.Si

7.6 Stage Manager : Ni Ketut Yuliasih, SST., M.Hum

a. Asst. Stage Manager : Ida Ayu Wimba Ruspawati, SST., M.Sn

b. Stage Crew : 1. Pande Gde Mustika, S.Skar.,M.Si (Koordinator) 2. Ida Bagus Nyoman Mas, SSKar

(71)

3. I Nyoman Sudiana, SSKar., M.Si 4. I Ketut Partha, SSKar., M.Si 5. I Nyoman Pasek, SSKar

6. A.A.A. Mayun Artati, SST., M.Sn 7. Ni Komang Sekar Marhaeni, SSP 8. I Gede Oka Surya Negara, SST., M.Sn 9. I Gede Mawan, S.Sn 10. I Nyoman Kariasa, S.Sn 11. I Ketut Sudiana, S.Sn., M.Sn 12. I Wayan Suena, S.Sn 13. I Ketut Budiana, S.Sn 14. I Ketut Mulyadi, S.Sn 15. I Nyoman Japayasa. S.Sn

8. Seksi Upakara/Banten : 1. A.A. Ketut Oka Adnyana, SST 2. Luh Kartini

3. Ketut Adi Kusuma, S.Sn

Dekan

I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn NIP. 19681231 199603 1 007

Lampiran 4

(72)
(73)
(74)
(75)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian utama dilakukan analisa kimia (air, abu, lemak, protein dan carbohydrat by difference , serat kasar, total pati, aktivitas antioksidan dan kadar kalium), fisik (

Namun jika bersandar pada subyektifitas, dari pendapat kita sendiri, dari insting dan perasaan kita, dari arus dan trend kondisi zaman kita, dan kemudian dijadikan sebagai

47l. Pada praktik di pemerintahan terdapat dana penelitian yang dimiliki oleh suatu instansi tertentu namun dana ini dapat digunakan untuk membiayai penelitian yang

Dengan tingkat pengungkapan corporate social responsibility yang tinggi, para stakeholder akan memberikan dukungan yang baik terhadap perusahaan yaitu salah

menghipotesis yang dibimbing oleh guru hingga mandiri; c) mengumpulkan informasi adalah siswa mencari informasi yang dibutuhkan dari pertanyaan yang diajukan

Sedangkan pada pesisir pantai terdapat hutan mangrove yang tumbuh cukup baik pada bagian utara, barat, hingga ke selatan, namun daerah timur pulau ini sudah banyak mangrove

2) Data tentang dokumentasi pelaksanaan penambahan biaya pada pemesanan panel di UD. Varia Indah Gresik. 3) Data tentang hukum Islam terhadap pemasanan panel dengan cara

“Apakah ada pengaruh self-esteem (perasaan mengenai diri sendiri, perasaan terhadap hidup, hubungan dengan orang lain) dan pola asuh orang tua (otoriter,