• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU TERHADAP PENCAPAIAN LABA KOTOR (Studi kasus pada Perusahaan Macaroni Macamaca Tasikmalaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU TERHADAP PENCAPAIAN LABA KOTOR (Studi kasus pada Perusahaan Macaroni Macamaca Tasikmalaya)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU TERHADAP PENCAPAIAN LABA KOTOR

(Studi kasus pada Perusahaan Macaroni Macamaca Tasikmalaya) Oleh :

IRVAN MAULANA RAHMAT NPM.093403185

Pembimbing :

Iman Pirman Hidayat, SE., M.Si., Ak., CA. Iwan Hermansyah, SE., M.Si., Ak., CA.

ABSTRACT

The objectived this research (1) efficiency in raw material costs in the company Macaroni Macamaca, (2) how the achievement of gross profit in the company Macaroni Macamaca, (3) how to influence efficiency in raw material costs to profitability to the Company Macaroni Macamaca. The method used in this study is a descriptive analysis of the case study approach. Data was collected through primary data is data obtained directly from the data source where the research was conducted at the Company Macaroni Macamaca and secondary data is data obtained from the literature and the books that have to do with the matter to be investigated. The analysis tools are simple regression with measurement scale ratio. Testing the hypothesis by using t test. The results showed that the testing of the influence efficiency in raw material costs to achievement of gross profit is the efficiency in raw material costs significantly influence to achievement of gross profit.

Keyword : efficiency in raw material costs; achievement of gross profit

ABSTRAK

Penilitian bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana Efisiensi Biaya Bahan Baku di perusahaan Macaroni Macamaca Tasikmalaya, (2) bagaimana Pencapaian Laba Kotor di perusahaan Macaroni Macamaca Tasikmalaya, (3) bagaimana pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku terhadap Pencapaian Laba Kotor pada Perusahaan Macaroni Macamaca Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data dimana penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Macaroni Macamaca Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ada hubungannya dengan maslah yang akan diteliti. Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi sederhana dengan skala pengukuran rasio. Pengujian hipotesis dengan menggunkan uji t. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengujian mengenai pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku terhadap Pencapaian Laba Kotor yaitu Efisiensi Biaya Bahan Baku berpengaruh signifikan terhadap Pencapaian Laba Kotor.

(2)

2 1. Latar Belakang

Perkembangan perusahaan makanan di era globaliasasi ini telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang. Melihat kondisi tersebut menyebabkan pebisnis perusahaan makanan semakin dituntut untuk mempunyai strategi yang tepat dalam memenuhi target penjualan. Mengingat perkembangan teknologi yang makin dinamis, manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing.

Dalam meningkatkan persaingan masing-masing perusahaan makanan harus dapat memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik yang berbeda dengan perusahaan makanan lainnya dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah,. Untuk mewujudkan semua tuntutan tersebut, diperlukan suatu pengelolaan yang efektif, efisien, serta produktif terhadap semua kegiatan yang ada dalam perusahaan, selain itu perusahaan harus melakukan suatu tindakan pengendalian yang efektif untuk mencegah timbulnya penyimpangan yang bersifat negatif yang dapat mengakibatkan terganggunya kesinambungan hidup perusahaan.

Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam menjaga kesinambungan usaha adalah mengatur keuangan dalam anggaran biaya. Dalam perusahaan yang mempunyai kegiatan produksi, biaya bahan baku memiliki peranan yang sangat penting terhadap perolehan laba, karena perusahaan dapat berfungsi dengan melakukan produksi jika biaya bahan baku yang dimiliki memadai.

Pengelolaan biaya secara efektif bukan berarti efisien, karena pengelolaan tersebut hanya mengacu pada pencapaian target yang telah ditetapkan sebelumnya, meskipun terjadi pemborosan-pemborosan pada penggunaan biaya tersebut. Sedangkan efisiensi mengacu pada hubungan atau perbandingan antara input dan output dalam suatu unit kerja. Input disini biasanya adalah biaya, sedangkan outputnya adalah hasil yang diperoleh dari adanya input tersebut.

Laba merupakan salah satu tujuan organisasi perusahaan yang bias dijadikan sebagai ukuran keberhasilan atau kemajuan suatu perusahaan. Maka dari itu perusahaan akan berusaha untuk menghasilkan laba agar bias mempertahankan kelanggsungan usahanya demi keberhasilan perusahaan. Laba Kotor meupakan salah satu jenis dari berbagai macam laba yang ada pada perusahaan manufaktur. Adapun yang dimaksud laba kotor menurut Dwi Prasetyo dan Rifka Julianty, (2002:171) dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan, mendefinisikan laba kotor (gross profit) adalah: “Selisih antara harga pokok penjualan dengan penjualan.”

Laba kotor yang besar sangat diharapkan oleh setiap perusahaan yang tujuan utamanya mencapai laba, karena laba kotor akan mempengaruhi laba bersih suatu perusahaan yang nantinya akan berpengaruh pula terhadapa kelangsungan usahanya. Apabila laba kotor kecil, kemungkinan laba bersihnyapun kecil, sehingga dikhawatirkan perusahaan tersebut tidak dapat meneruskan usahanya.

Pencapaian laba kotor dapat dilihat dari besarnya anggaran laba kotor yang telah ditetapkan dengan besarnya realisasi laba kotor. Diharapkan realisasi laba pada suatu perusahaan lebih besar besar dari pada anggaran laba yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Perusahaan Macaroni Macamaca Tasikmalaya dapat dikatakan bahwa pencapaian laba kotor kurang maksimal dikarenakan jumlah realisasi laba kotor dari

(3)

3

tahun 2010-2013 persemester lebih kecil dari anggaran laba kotor. Artinya laba kotor kotor tidak tercapai sesuai anggaran laba kotor yang telah ditetapkan perusahaan.

Pada realisasi atau penggunaan biaya bahan baku perusahaan Macaroni Macamaca Tasikmalaya melebihi anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya, hal ini disebabkan, karena harga bahan baku seperti tepung terigu mengalami kenaikan, sedangkan pihak perusahaan mengalami kesulitan untuk mencari bahan baku alternatif, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku melebihi anggaran, dan hal tersebut menyebabkan keadaan inefisien pada biaya bahan baku. Kurang efisiennya penggunaan biaya bahan baku berdampak pula terhadap pencapaian laba kotor, pada realisasi atau perolehan laba kotor kurang dari anggaran yang telah ditetapkan, hal ini dikarenakan selain tidak efisien pada penggunaan biaya bahan baku, juga dikarenakan tidak adanya kenaikan pada harga jual produk, sehingga laba kotor yang dihasilkan menurun.

Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan harus bisa mengefisienkan biaya bahan baku, agar harga pokok produksinya tidak semakin besar. Salah satu cara yang harus dilakukan pimpinan perusahaan yaitu dengan mengefisienkan biaya bahan baku. Dengan melakukan efisiensi biaya bahan baku, perusahaan akan menggunakan biaya bahan baku dengan tepat guna, sehingga tidak akan terjadi pemborosan.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana efisiensi biaya bahan baku pada Perusahaan Macaroni Macamaca Tasikmalaya.

2. Bagaimana pencapaian laba kotor pada perusahaan Perusahaan Macaroni Macamaca Tasikmalaya.

3. Bagaimana pengaruh efisiensi biaya bahan baku terhadap pencapaian laba kotor pada Perusahaan Macaroni Macamaca Tasikmalaya.

3. Tinjauan Pustaka

A. Efisiensi Biaya Bahan Baku

Menurut Supriyono (2000:327) dalam bukunya Sistem Pengendalian Manajemen mengungkapkan bahwa,

“Suatu perbandingan bisa dikatakan menguntungkan apabila output lebih besar dari inputnya, hal tersebut dikatakan efisien.”

B. Pencapaian Laba Kotor

Menurut Supriyono (2000:330) dalam bukunya Sistem Pengendalian Manajemen, menyatakan bahwa:

“Pencapaian laba kotor adalah tercapainya target laba kotor yang maksimal dengan menunjukan adanya realisasi laba kotor yang lebih tinggi daripada anggarannya.

4. Kerangka Pemikiran

Sebagai dampak dari adanya era globalisasi ekonomi adalah terjadinya peningkatan persaingan yang semakin tajam dalam dunia bisnis, kondisi ini menuntut setiap badan usaha untuk menjalankan kegiatannya seefektif mungkin agar kegiatan usaha tersebut dapat bertahan dan bersaing dengan badan usaha lainnya.

(4)

4

Kegiatan produksi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Kegiatan produksi ini melibatkan bagian terbesar dari bahan baku dan mencakup jumlah terbesar dari asset perusahaan.

Perusahaan Macaroni Macamaca dalam melakukan kegiatan usahanya, harus menyediakan biaya yang digunakan untuk membeli bahan baku, karena pada bagian macaroni yang kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi bahan jadi bahan baku merupakan elemen yang memiliki peranan penting. Biaya bahan baku digunakan untuk membiayai aktivitas utama yaitu proses produksi.

Menurut Mulyadi, (2001:8) dalam bukunya Akuntansi Biaya, mendefinisikan bahwa:

“Biaya bahan baku merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan baku yang akan diubah menjadi produk jadi.”

Dalam kegiatannya Perusahaan Macaroni Macamaca mempunyai kegiatan usaha yaitu makaroni yang mempunyai kegiatan pokok yaitu pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Sebelum melakukan pembelian biaya bahan baku, pihak perusahaan menganggarkan terlebih dahulu biaya yang akan digunakan, supaya tidak terjadi pemborosan biaya, setelah terjadi proses produksi akan diketahui seberapa besar realisasi biaya yang dihasilkan dari anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari anggaran dan realisasi biaya tersebut dapat diketahui, apakah penggunaan biaya bahan baku telah efisien. Semakin efisien biaya tersebut, maka pengeluaran Perusahaan Macaroni Macamaca semakin kecil, demikian pula sebaliknya semakin tidak efisien biaya tersebut maka pengeluaran perusahaan semakin besar.

Besar kecilnya pengeluaran Perusahaan Makaroni Macamaca tersebut akan menentukan besar kecilnya tingkat perolehan laba Perusahaan Makaroni Macamaca. Menurut Irma Zuriyanna Maghfirah, (2004:1) dalam jurnalnya Pengaruh Biaya Bahan Baku Terhadap Pengukuran Laba Kotor, mengungkapkan bahwa:

“…Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengefisiensikan biaya bahan baku, karena biaya bahan baku sangat penting untuk perusahaan agar dapat terus bertahan. Jika perusahaan bisa menggunakan biaya bahan baku secara efisien, maka akan berpengaruh terhadap pencapaian laba kotor.”

Dimana untuk mengetahui efisiensi atau tidaknya biaya bahan baku dapat diukur dengan cara membandingkan antara biaya standar atau anggaran bahan baku dengan biaya bahan baku yang sesungguhnya terjadi dalam perusahaan. Anggaran sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan atau unit usaha. Dengan anggaran suatu unit usaha akan mempunyai gambaran tertulis mengenai rencana kegiatan-kegiatan yang akan membutuhkan uang dalam periode tertentu.

Menurut Mulyadi, (2007:395) yang digunakan untuk mengukur efisiensi biaya bahan baku secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

SH = (HSt - HS) KS Keterangan :

SH = Selisih Harga

HS = Harga Sesungguhnya HSt = Harga Bahan Baku Standar KS = Kuantitas Sesungguhnya

Menurut Mulyadi, (2001:488) dalam bukunya Anggaran Biaya, mendefinisikan anggaran sebagai berikut:

(5)

5

“Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standard dan satuan ukuran lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun.”

Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam menjaga kesinambungan usaha adalah mengatur keuangan dalam anggaran biaya, karena selain berkaitan dengan perolehan laba atau keuntungan yang akan diperoleh Perusahaan Macaroni Macamaca demi kelancaran kegiatan usaha sehari-hari juga berhubungan dengan tingkat efisiensi. Tujuan utama setiap perusahaan adalah mencapai kemakmuran. Dalam konteks akuntansi kemakmuran dapat diukur dengan perolehan laba (profit), oleh sebab itu laba biasanya dijadikan sebagai salah satu tolak ukur kinerja suatu perusahaan. Seperti yang diungkapkan oleh Mulyadi, (2001:255) dalam bukunya Akuntansi Biaya, mengungkapkan bahwa:

“Ukuran yang seringkali dipakai untuk menilai keberhasilan kinerja suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan.”

Dalam perusahaan industri, bagian produksi merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan perusahaan. Besaran biaya produksi tersebut merupakan gabungan dari tiga komponen pembentukannya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap penentuan harga jual yang tujuan utamanya untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan tersebut.

Menurut Zaki Baridwan, (200:31) dalam bukunya Intermediate Accounting, bahwa laba diartikan sebagai:

“Laba (Gain) adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.”

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin kecil biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh Perusahaan Macaroni Macamaca, maka semakin kecil pula harga pokok produksi, dan jika harga pokok produksinya kecil maka harga pokok penjualan akan kecil. Dengan demikian selisih penjualan dengan harga pokok penjualan akan besar, selisih inilah yang merupakan laba kotor.

Menurut Dwi Prasetyo dan Rifka Julianty, (2002:171) dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan, mendefinisikan laba kotor (gross profit) adalah:

“Selisih antara harga pokok penjualan dengan penjualan.”

Menurut Kuswadi, (2007:68) Rasio yang digunakan untuk mengukur pencapaian laba kotor secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dalam penelitian Indrawati (2004) Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku Terhadap Pencapaian Laba Kotor Pada Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU) Unit Makanan Ternak Kab. Bandung. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Efisiensi Biaya Bahan Baku berpengaruh signifikan terhadap Pencapaian Laba Kotor.

.

Realisasi Laba Kotor

Rasio pencapaian laba kotor = X 100% Anggaran Laba Kotor

(6)

6 5. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penulis mengajukan suatu

hipotesis bahwa : “Efisiensi Biaya Bahan Baku Berpengaruh terhadap Pencapaian Laba Kotor”.

6. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian yaitu Perusahaan Macaroni Maca-Maca di Jalan Nagarawangi Kelurahan Nagarawangi Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini yaitu efisiensi biaya bahan baku dan pencapaian laba kotor.

7. Metode Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian di Perusahaan Macaroni Maca-Maca Tasikmalaya, penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus, yang bertujuan untuk melukiskan, mencatat, menganalisa dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang ada pada saat ini.

8. Operasionalisasi Variabel

Tabel 1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Operasi Indikator Ukuran Skala Efisiensi

Biaya Bahan

Baku (X)

Efisiensi berorientasi kepada masukan daripada keluaran. Dengan efisiensi dimaksud, pemakaian yang lebih sedikit untuk mencapai hasil yang sama. Efisiensi dikatakan sebagai suatu ukuran yang membandingkan rencana masukan dengan realisasi penggunaannya. Makin besar masukan (input) dapat dihemat, maka semakin tinggi efisiensinya. (J. Ravianto:2000:39) Standar Biaya Bahan Baku Aktual Biaya Bahan Baku Kuantitas Sesungguhnya Persen Rasio Pencapaian Laba Kotor (Y)

Tercapainya target laba kotor yang maksimal dengan menunjukan adanya realisasi laba kotor yang lebih tinggi daripada anggarannya. (Supriyono:2000) Realisasi Laba Kotor Anggaran Laba Kotor Persen Rasio

9. Model atau Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus menghubungkan jenis dan jumlah rumusan yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Dalam hal ini, sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku Terhadap Pencapaian Laba Kotor . Maka model atau paradigma penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

(7)

7 Gambar 1

Model atau Paradigma Penelitian 10. Hasil Penelitian Dan Pembahasaan

a. Efisiensi Biaya Bahan Baku Pada Perusahaan Macaroni Macamaca

Peningkatan Efisiensi Biaya bahan baku terbesar terjadi pada tahun 2013 semester I sebesar Rp 346.250. Hal ini disebabkan karena naiknya biaya standar sehingga kenaikan berimbas pula kenaikan Efisiensi Biaya bahan baku.

b. Pencapaian Laba Kotor Pada Perusahaan Macaroni Macamaca

Penurunan Pencapaian Laba Kotor terbesar terjadi pada tahun 2011 semester I sebesar 0,28. Hal ini disebabkan karena naiknya biaya tenaga kerja langsung dan bertambah pula biaya overhead pabrik meningkat sehingga Pencapaian Laba Kotor pun ikut menurun.

c. Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku Terhadap Pencapaian Laba Kotor Pada Perusahaan Macaroni Macamaca

Untuk menguji hipotesis Efisiensi Biaya bahan baku terhadap Pencapaian Laba Kotor dilakukan uji t. dari hasil analisis diperoleh (hasil perhitungan terlampir, tabel

coefficient,) t hitung sebesar 2,641 dan dari t tabel dengan dk = 6 pada tingkat keyakinan

95% α = 0.05 diperoleh t tabel sebesar 2.447. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

t hitung (2,641) > t tabel (2,447), atau dengan melihat tingkat signifikan pada kolom sig

diperoleh 0,038, nilai tersebut kurang dari nilai α (0.05). Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) ditolak atau Ha (hipotesis alternatif) diterima. Dengan diterimanya Ha bahwa Efisiensi Biaya bahan baku berpengaruh signifikan terhadap Pencapaian Laba Kotor. 11. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Efisiensi Biaya bahan baku yang di keluarkan oleh perusahaan Makaroni Macamaca tiap semesternya cenderung naik, Peningkatan Efisiensi Biaya bahan baku terbesar terjadi pada tahun 2013 semester I. Hal ini disebabkan karena naiknya biaya standar sehingga kenaikan berimbas pula kenaikan Efisiensi Biaya bahan baku.

2. Pencapaian laba kotor yang diperoleh oleh perusahaan Makaroni Macamaca tiap semesternya cenderung turun. Penurunan Pencapaian Laba Kotor terbesar terjadi pada tahun 2011 semester I. Hal ini disebabkan karena naiknya biaya tenaga kerja langsung dan bertambah pula biaya overhead pabrik meningkat sehingga Pencapaian Laba Kotor pun ikut menurun.

3. Efisiensi Biaya bahan baku berpengaruh signifikan terhadap pencapaian laba kotor pada perusahaan Makaroni Macamaca.

X Y

(8)

8 12. Saran

Berkaitan dengan kesimpulan yang penulis buat, maka penulis mengajukan beberpa masukan yang mungkin bisa bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, diantaranya sebagai berikut :

1. Perusahaan Macaroni Macamaca baiknya dapat meningkatkan efisiensi biaya bahan baku dengan cara mencari bahan baku alternatif untuk tepung terigu dengan kualitas baik dan harga yang dapat terjangkau, sehingga laba kotor yang diperoleh koperasi akan semakin optimal.

2. Perusahaan Macaroni Macamaca diharapkan dapat meningkatkan pencapaian laba kotor, dengan mengefisiensikan penggunaan biaya bahan baku dan biaya-biaya yang lain

3. Bagi peneliti lain yang akan meneliti masalah yang sama disarankan untuk menambahkan variabel-variabel lain misalnya seperti biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik dan lain-lain, sehingga dapat mengetahui kendala-kendala atau kemungkinan lain yang menyebabkan terhadap pencapaian laba kotor.

13. DAFTAR PUSTAKA

Andi Supangat. 2007. Statistika:Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Non

Parametrik. Jakarta: Kencana.

Anis Chairi dan Imam Ghozali. 2003. Teori Akuntansi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Arifin Sitio dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.

Bambang Hariadi. 2002. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Burhan Bungin. 2001. Metodologi Penelitian Sosial, Format-format kuantitatif dan

kualitatif. Surabaya: Penerbit Airlangga university Press.

Carter dan Usry Diterjemahkan oleh Krista. 2004. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.

Dian Widianingsih. 2005. Pengukuran Kualitas, Produktivitas, dan Efisiensi Biaya

Bahan Baku Untuk Pencapaian Laba Kotor Perusahaan.

http://www.adln.lib.unair.ac.id.

Dominick Salvatore Diterjemahkan oleh Arifin Sitio. 2001. Koperasi: Teori dan

Praktik. Jakarta: Erlangga.

Dwi Prasetyo. Rifka Julianty. 2002 Analisis Laporan Keuangan Edisi Revisi. Yogyakarta : AMP YKPN.

Husein Umar. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Henry Simamora. 2001. Akuntansi Manajemen. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hongren, Datar, Foster Diterjemahkan oleh Desi Adhariani. 2005. Akuntansi Biaya

Penekanan Manajerial. Jakarta: PT Index Kelompok Gramedia.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat.

Indah Purnamasari. 2005. Pengaruh Efisiensi Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan

(9)

9

Irma Zuriyanna Maghfirah. 2004. Pengaruh Biaya Bahan Baku Terhadap Pengukuran

Laba Kotor

.http://dspace.fe.unibraw.ac.id/dspace/bitstream/123456789/110/1/Irma+Zuriyan

na+Maghfirah+Akuntansi.pdf

John R. Schermerhorn Diterjemahkan oleh Sri Wiludjeng. 2002. Management

Accounting Seven Edition. Jakarta: Erlangga.

Jonathan Sarwono. 2005. SPSS Teori dan Latihan, Edisi II. Bandung:PT. Danamartha Sejahtera Utama.

Jonathan Sarwono 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Komarudin Sastradipoera. 2005. Mencari Makna Dibalik Penulisan Skripsi, Tesis,dan

Disertasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Kusnadi. 2001. Akuntansi Biaya (Tradisional dan Modern). Yogyakarta. BPFE

Kuswadi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Manajemen dan

Akuntansi Biaya. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.

Mohammad Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Mulyadi. 2000. Budgeting. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.

Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Nafarin, M.. 2004. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Panji Anoraga dan Ninik Widiyanti. 2002. Manajemen Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Pustaka Jaya.

Ravianto Putra, J. 2000. Dasar-dasar Produktivitas. Jakarta: Karunika Universitas Terbuka.

Sofyan Assauri. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: FEUI.

Sofyan Syafri Harahap. 2001. Budgetting Penganggaran Perencanaan. Jakarta: Salemba Empat.

Sofyan Syafri Harahap. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Sujadi Prawirosentono. 2000. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: FEUI. Sunarto. 2003. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: AMUS.

Supriyono. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta. BPFE. Zaki Baridwan. 2000. Intermediate Accounting. Jakarta: Salemba Empat. .

Referensi

Dokumen terkait

Ketua Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dilingkungan Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah, Sumber Dana.

Keluaran Jumlah Parpol yang mendapat bantuan keuangan 11 Parpol Hasil Persentase Partai Politik Yang Mendapatkan.

Left: Edge image computed by ACO using Canny magnitude and edge matrixes as initial pheromone and distribution matrixes.. Right: Edge image computed using

Pelayanan kefarmasian merupkan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit jiwa yang utuh, memberikan pelayanan langsung dan bertanggung jawab

Guna menjalankan amanat UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, apad pasal 51 ayat 2 tentang prinsip pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan

Wawancara ini bisa dilakukan jika peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh?. Peneliti biasanya telah

Apabila sebelum Tahun 2009 secara nasional tenaga honorer yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah telah selesai

(1) Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e merupakan unsur pelaksana akademik yang melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekolah Tinggi di bidang