• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. pengalaman yang bermanfaat, dan bermakna atau Meaningfull learning,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. dalam Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. pengalaman yang bermanfaat, dan bermakna atau Meaningfull learning,"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara terencana untuk mencapai proses pembelajaran dengan suasana yang dapat mengembangkan potensi dari individu dalam segala aspek untuk masyarakat, dan bangsa, dalam Undang – Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum berkali kali untuk memajukan pendidikan negara. Saat ini Negara Indonesia dalam kurikulum Tahun 2013, yang mana kurikulum tersebut menekankan pada pendidikan karakter dan mata pelajaran yang sebelumnya berdiri sendiri, ada yang digabung menjadi satu.

Kurikulum 2013 yang saat ini diterapkan merupakan tematik. Pembelajaran tematik dikemas menjadi beberapa tema. Setiap tema terdiri atas beberapa sub tema. Setiap sub tema terdiri atas beberapa pembelajaran. Sedangan setiap pembelajaran dilakukan dengan mengintegrsikan beberapa mata pelajaran. Pembelajaran tematik merupakan proses pembelajaran dimana selama pembelajaran tersebut peserta didik mendapatkan pengalaman yang bermanfaat, dan bermakna atau Meaningfull learning, Menurut Akbar dalam (Suwandayani, 2018). Namun dalam masa darurat saat ini pembelajaran yang seharusnya dilakukan offline / tatap muka di kelas, sekarang berubah menjadi online. Pembelajaran polysychonous saat ini dilakukan karena menanggulangi penyebaran virus COVID – 19.

(2)

Beberapa bulan terakhir ini Negara Indonesia mengalami serangan wabah penyakit yang disebut COVID-19, yang menjadikan pemerintah menerapakan sistem lockdown, dan kemudian menjadi sistem jaga jarak atau social distancing. Sebelum adanya wabah pandemi ini, sistem pendidikan pembelajaran di Indonesia dilakukan secara luring, yaitu peserta didik pergi ke sekolah. Dalam pembelajaran luring ini, pembelaran dilakukan dengan bertatap muka, dalam 1 kelas yang terdiri dari 20 hingga 30 peserta didik untuk belajar bersama. Model, strategi, dan metode yang digunakan sangat bervariasi karena menyesuaikan dengan lingkungan dan kemampuan peserta didik, sehingga guru dapat mengetahui apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi peserta didiknya, karena hal tersebut dapat dilakukan dengan bertemu dengan peserta didik secara langsung.

Sistem pembelajaran luring diubah sementara dengan sistem pembelajaran online. Sistem pembelajaran online sering disebut dengan pembelajaran daring. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini, guru dan peserta didik dapat melanjutkan proses pembelajaran. pembelajaran daring dilakukan dengan menggunakan platform yang dikhusukan untuk pembelajaran, atau diskusi kelompok seperti platform yang tersedia dalam laptop dan android yaitu whatsapp, google classroom,

edmodo, zoom, google meet, dan masih banyak lagi. Untuk model

pembeljaran yang diterapkan tentunya model pembelajran Daring, dengan memanfaatkan zoom untuk menjelaskan materi atau google form untuk

(3)

memberikan tugas soal-soal, meskipunn masih banyak platform yang bisa digunakan selain 2 platform tersebut.

Selama beberapa bulan ini sistem pembelajaran online atau daring dilakukan demi memajukan pendidikan generasi penerus, sehingga pembelajaran tetap dapat dilakukan. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran daring dilakukan, ditemukan beberapa masalah yang cukup menonjol, dari segi fasilitas, dan juga kelancaran dalam menerima informasi.masalah yang dihadapi pada fasilitas terlihat pada tidak tersedianya android atau telepon genggam, sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada permasalahan lain yaitu mengenai kesulitan dalam memahami terkait materi yang disampaikan oleh guru ketika melakukan pembelajaran daring, namun permasalahan tersebut dapat teratasi dengan menggunakan paltform yang menyediakan telepon dengan tampilan wajah. Permasalahan lain juga terlihat namun tidak megenai platform nya, melainkan dari waktu belajar peserta didik itu sendiri. Adanya pemberian tugas dari guru, yang tidak disertakan dengan penjelasan terkait materi, sehingga peserta didik hanya diberi arahan untuk membaca, dan kemudian menyelesaikan tugas dengan batas waktu. Karena permasalahan tesebut tidak menutup kemukinan juga orang tua atau keluarga membantu menyelesaikan PR dari peserta didik, dan tidak menutup kemungkinan juga PR diselesaikan oleh orang tua atau keluarga tanpa menjelaskan bagaimana cara penyelesaiannya atau mengapa jawabannya adalah ini. Permasalahan ini menyangkut dengan kemandirian peserta didik itu sendiri.

(4)

Penelitian dilakukan di SDN Beji 1 Kota Batu dan SDN Pendem 1 Kota Batu, karena dalam pelaksanaan pembelajaran SDN Beji Kota Batu telah memanfaatkan pembelajaran daring, dan juga memanfaatkan pembelajaran luring dalam masa pandemi ini, sehingga terdapat kesempatan dimana guru bertemu dengan peserta didik. Penelitian dilakukan pada kelas 5, karena selama masa pendidikan 6 tahun sekolah dasar, di kelas 5 banyak mempelajari hal hal baru yang lebih kompleks dari sebelumnya.

Berdasarakan hasil observasi awal, pada tanggal 20 Oktober 2020 di SD Negeri Beji 1 Kota Batu dan SD Negeri Pendem 1 Kota Batu, bahwa pembelajaran hanya fokus dalam pembelajaran daring. Tidak adanya kegiatan lain yang secara luring selama beberapa bulan ini. Kegiatan pembelajaran selama ini menggunakan sistem pembelajaran online atau daring dan juga luring, sehingga kegiatan pembelajaran tetap dapat dilakukan meski pada situasi social distancing, dengan memanfaatkan teknologi yang ada saat ini. Dari penjelasan wawancara oleh kepala sekolah, bahwa selama ini guru dalam mengarahkan, membimbing, dan mengajar dengan menggunakan daring dan luring. Pembelajaran daring dilakukan dengan menggunakan platform Whatsapp dan pembelajaran luring yang dimanfaatkan untuk penugasan eksternal seperti portofolio.

Dari deskripsi tersebut, dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran, guru dan peserta didik tidak bertemu atau tatap muka, melainkan menggunakan beberapa platform seperti whatsapp, zoom, dan google form. Bentuk dari model, pendekatan, strategi, dan metodepun berubah. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru mengarahkan peserta didik. Guru dapat

(5)

membimbing peserta didik dengan cara yang berbeda dengan yang biasanya, sehingga memerlukan penyesuaian dalam usaha tersebut dengan model pembelajaran yang baru, sehingga dapat digunakan dalam mengarahkan dan mendampingi peserta didik.

Terdapat penelitian yang relevan dari (Syarifudin, 2020) mengenai “Implementasi Pembelajaran Daring untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkanya Social Distancing). Dalam penelitian terdahulu memiliki kesamaan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang pelaksanaannya dilakukan dengan pembelajaran daring selama social

distancing. Sedangkan untuk perbedaan, penelitian terdahulu melakukan

penelitian mengenai pelaksanaan atau implementasi dari pembelajaran daring tersebut, untuk penelitian ini meneliti mengenai pola pendampingan dari guru kepada peserta didik selama melakukan pembelajaran daring.

Penelitian lain yang juga relevan dari (Abtokhi, 2009) mengenai “Peran Ibu dalam Kegiatan Pendampingan Belajar Anak Melalui Prinsip Individual Learning-Centered”. Pada penelitian terdahulu ini terdapat kesamaan yang juga meneliti terkait pendampingan belajar terhadap anak atau peserta didik dalam kegiatan belajar. Dan untuk perbedaan pada penelitian terdahulu berfokus pada peran dari seorang Ibu dalam kegiatan pendampingan belajar anak atau peserta didik, sedangkan penelitian ini meneliti pola pendampingan dari guru kepada peserta didik.

Pada penelitian ini menggunakan teori dari Timothy Gallwey dalam (Helma, 2019) yang menyebutkan 5 langkah yang baik untuk dilakukan oleh pendamping yaitu, 1. Memberi penghargaan, 2. Mengupayakan terdamping

(6)

untuk melakukan refleksi kritis sendiri, 3. Mengupayakan terdamping untuk dapat merencanakan perbaikan sendiri, 4. Memberikan pendapat, masukan, dan mendiskusikan segala sesuatu yang dapat menunjang dalam meningkatkan potensi terdamping, 5. Pendamping melakukan rencana tindak lanjut kepada terdamping.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola pendampingan yang dilakukan atau digunakan oleh guru pada peserta didik selama melaksanakan pembelajaran jarak jauh atau Daring. Hal ini diperlukan juga dikarenakan kondisi saat ini yang tidak memungkinkan dilaksanakannya pembelajaran langsung atau tatap muka. Bentuk pendampingan yang sesuai sangat dibutuhkan selama melakukan pembelajaran daring, berbeda dengan pola pendampingan yang dilakukan pada saat melakukan proses pembelajaran tatap muka.

Penelitian ini diperlukan, karena dalam situasi pandemi saat ini, proses pembelajaran dilakukan secara daring. Dalam proses pembelajaran dilakukan secara daring, pola pendampingan dan mengarahkan peserta didikpun jadi tidak bisa dilakukan secara langsung. Jadi akan ada perbedaan dari bagaimana guru mengarahkan dan membimbing peserta didik, karena hal tersebut sangatlah penting bagi perkembangan dan kemajuan potensi dari peserta didik kedepannya.

(7)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pola pendampingan belajar peserta didik dalam masa pandemi di SD Negeri Beji 1 Kota Batu dan SD Negeri Pendem 1 Kota Batu?

2. Apa saja faktor pendukung pola pendampingan belajar peserta didik dalam masa pandemi di SD Negeri Beji 1 Kota Batu dan SD Negeri Pendem 1 Kota Batu?

3. Apa saja faktor penghambat pola pendampingan belajar peserta didik dalam masa pandemi di SD Negeri Beji 1 Kota Batu dan SD Negeri Pendem 1 Kota Batu?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan pola pendampingan belajar peserta didik dalam masa pandemi di sekolah dasar.

2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung pola pendampingan belajar peserta didik dalam masa pandemi di sekolah dasar.

3. Untuk mendeskripsikan faktor penghambat pola pendampingan belajar peserta didik dalam masa pandemi di sekolah dasar.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki manfaat yaitu:

1. Bagi peneliti dan guru dapat memudahkan dalam melakukan pola pendampingan saat melakukan pembelajaran daring sebagai guru. 2. Bagi peneliti dan guru dapat mengetahui pola pendampingan yang

(8)

3. Bagi peneliti dan guru dapat memanfaatkan faktor-faktor yang mendukung dalam melakukan pendampingan kepada peserta didik. 4. Bagi peneliti dan dapat mengantisipasi atau mengatasi faktor-faktor

penghambat saat melakukan pendampingan kepada peserta didik. 5. Bagi peneliti dan guru memudahkan dalam membimbing dan

mengarahkan peserta didik selama pembelajaran atau pendampingan. 6. Bagi peserta didik, dapat memudahkan dalam memahami dan mengikuti

pembelajaran dengan baik.

7. Bagi peserta didik, dapat memberi kemudahan peserta didik untuk meningkatkan potensi yang dimiliki melalui bimbingan dan arahan selama masa pendidikan.

E. Batasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan sesuai pada 2 sekolah dasar yaitu SDN Beji 01 Kota Batu, dan juga SDN Pendem 1 Kota Batu yang dilakukan pada kelas 5 sekolah dasar. Subyek dalam penelitian ini yaitu guru wali kelas dan peserta didik. Pembahasan hanya dalam lingkup bagaimana proses pembelajaran dilakukan, bagaimana dalam penyampaian materi, dan bagaimana pemberian tugas dilakukan, hingga fasilitas atau platform apa saja yang digunakan selama pembelajaran agar tujuan dapat tercapai. F. Definisi Istilah

1. Pola pendampingan merupakan bentuk atau model yang dapat digunakan dalam mendampingi atau mengarahkan peserta didik atau yang terdamping selama dalam masa pendidikan, menurut Wikipedia Bahasa Indonesia dalam (Rohmah, dkk, 2016).

(9)

2. Pendampingan merupakan proses dalam membimbing dan menemani, yang dilakukan dalam suasana yang bersahabat, saling membantu dalam suka dan duka demi terwujudnya tujuan yang diinginkan oleh pendamping dan terdamping, menurut Purwadarminta dalam (Purwasasmita, 2010)

3. Belajar merupakan suatu proses dimana terjadinya perubahan dari perilaku individu yang dikarenakan oleh pengalaman yang dimilikinya, menurut Gage dan Berliner dalam (Abtokhi, 2009)

4. Karakteristik Peserta didik sekolah dasar merupakan suatu ciri atau hal yang dimiliki oleh peserta didik sekolah dasar yang pada umumnya tertuju dalam hal-hal yang menonjol, fantastis, cerita rakyat, dan berbagai jenis dongeng lainnya, yang selalu dapat membuat peserta didik berekspolarasi lebih dalam, menurut (Sanjaya, 2016)

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulannya adalah penambahan tepung daun Indigofera hingga 9% dalam ransum komersial tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap performa ayam broiler meliputi

Struktur dari legenda Ju’ Enjang dan Mbah Mudennah di Desa Jakan Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan meliputi: a) tataran geografis pada legenda Ju’ Enjang muncul ketika penggambaran

Monitoring temperatur batubara di stockpile secara reguler dimaksudkan agar setiap temperatur batubara di stockpile cepat terdeteksi agar dapat dilakukan preventif action

Materi AKS-1 By Afif FE UNISMA 12.. Implikasinya …..?? Akuntansi Keuangan Pengantar Akuntansi Akuntansi Keuangan Lanjutan Lainnya ?? 14. Materi AKS-1 By Afif FE

Sasaran KUPS meliputi : (i) tersedianya 1 juta ekor induk dalam kurun waktu 5 tahun (200 ribu ekor/tahun), (ii) untuk pembibitan sapi potong (80%) dan sapi perah (20%), serta

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di. Bursa

WHO:n Koululaistutkimuksen (2016) mukaan keskeisintä lasten ja nuorten tapaturmien ehkäisyssä ovat lainsäädännön sekä tuote- ja ympäristöturvallisuuden kehittäminen, tervey-

Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, (yaitu) dirumah-rumah, Allah memerintahkan untuk memuliakan dan