• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Brebes terkenal dengan makanan khasnya yakni telur asin. Telur asin ini kerap diburu sebagai oleh-oleh ketika orang berkunjung atau sekadar melewati wilayah Brebes. Telur asin adalah panganan berbahan telur yang diawetkan dengan cara diasinkan. Telur yang digunakan adalah telur bebek yang berwarna hijau-kebiruan. Panganan ini bersifat praktis dan dapat disajikan sebagai lauk atau dapat dimakan tanpa nasi.

Industri telur asin di Brebes semakin berkembang hingga dewasa ini. Toko-toko yang menjual telur asin banyak dijumpai di sepanjang jalur Pantura sampai jalur altenatif Selatan di wilayah Brebes. Produsen telur asin saling bersaing mengembangkan varian produknya, mulai dari telur asin rebus, telur asin bakar, telur asin asap, dan telur asin panggang. Secara umum, pembeli lebih menyukai telur asin dengan ciri-ciri bagian kuning telur berwarna jingga terang hingga kemerahan, bertekstur masir, tidak menimbulkan bau amis, dan rasa asin yang pas di lidah.

Di tengah persaingan industri telur asin di Brebes, ada satu toko penjual telur asin yang cukup dikenal oleh masyarakat sekitar, yaitu Telur Asin “Cah Angon” milik Slamet Rohadi dan Tri Puroh, yang bertempat di Jalan Sunan Gunung Jati, Limbangan Wetan – Brebes. Karena jarak lokasi tokonya yang cukup jauh dari jalan raya utama Brebes dan promosi yang dilakukan kurang, membuat pembeli yang bukan berasal dari wilayah Brebes dan sekitarnya kesulitan mencari keberadaan toko tersebut.

(2)

commit to user

Para produsen telur asin melakukan berbagai kegiatan promosi untuk dapat menarik minat konsumen terhadap produknya. Salah satunya adalah dengan membuat kemasan. Dahulu, kemasan telur asin terbuat dari wadah besek yang diikat dengan tali rafia dan dilabeli dengan kertas tanpa sentuhan grafis. Namun di masa kini, desain kemasan mengalami perkembangan, produsen telur asin sadar bahwa kemasan merupakan salah satu media promosi untuk menarik calon pembeli. Namun beberapa hal penting terkait elemen-elemen dalam kemasan dan kualitas sebuah kemasan masih kurang diperhatikan oleh produsen telur asin. Begitu pula dengan kemasan telur asin “Cah Angon”. Kondisi kemasan Telur Asin “Cah Angon” saat ini berupa dus kotak dari bahan karton dengan berlabelkan Telor Asin Pangon “Cah Angon” sebagai identitas merk. Ilustrasi pada kemasan juga terlihat sama dengan kemasan telur asin di toko lainnya, tidak ada ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan produk telur asin lainnya. Beberapa informasi penting seperti jumlah, cara penyimpanan, tanggal kadaluarsa belum tercantumkan.

Dari uraian singkat di atas menunjukkan kemasan produk Telur Asin “Cah Angon” belum dapat mempromosikan produk. Untuk itu penulis mengambil judul

“Perancangan Kemasan Telur Asin “Cah Angon” Di Brebes”, dengan harapan

dapat membuat desain kemasan yang mampu menarik minat pembeli dan menunjukkan ciri khas merk Cah Angon. Serta promosinya juga diharapkan dapat lebih mengenalkan telur asin Cah Angon kepada masyarakat luas.

(3)

commit to user

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang kemasan telur asin “Cah Angon” yang dapat melindungi produknya serta menarik?

2. Bagaimana memilih media yang tepat untuk mempromosikan telur asin “Cah Angon”?

C. Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, maka tujuan perancangan adalah sebagai berikut :

1. Merancang kemasan telur asin “Cah Angon” yang dapat melindungi produknya serta menarik.

2. Memilih media yang tepat untuk mempromosikan telur asin “Cah Angon”.

D. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian Kualitatif Deskriptif

Konsep perancangan kemasan telur asin “Cah Angon” di Brebes ini disusun berdasarkan atas kaidah penulisan dengan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah bentuk dan strategi penelitian terarah pada penelitian kualitatif yang bersikap deskriptif yang mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam baik kondisi maupun proses, dan juga hubungan atau saling keterkaitannya mengenai hal-hal pokok yang ditemukan pada sasaran penelitiannya (H.B Sutopo, 2006: 179). Dimana melalui penelitian

(4)

commit to user

dengan pendekatan ini, memungkinkan untuk divisualisasikannya rekomendasi desain berupa perancangan kemasan, sebagai outputnya.

2. Kerangka Pikir Perancangan

Berikut merupakan bagan yang memudahkan pemahaman terhadap alur kerangka pikir dalam menyusun visualisasi perancangan ini:

Bagan 1. Kerangka Pikir Konsep

Penulis sebagai kontributor DKV melakukan riset dengan observasi atau pengamatan langsung terhadap lokasi produsen/perusahaan Telur Asin “Cah Angon” di Brebes. Selanjutnya, penulis melakukan wawancara dengan pemilik Telur Asin “Cah Angon” dan karyawannya untuk mendapatkan data-data yang

Kontributor DKV Telur Asin

“Cah Angon” Konsumen

Strategi Komunikasi Visual +

Strategi Merancang Kemasan

Visualisasi Karya Melakukan Riset Menentukan & Melakukan Riset

Konsumen Telur Asin di wilayah Brebes dan sekitarnya, serta seluruh wilayah Indonesia

Mampu membuat kemasan yang menarik

dan dapat melindungi produknya

Diharapkan visualisasinya diapresiasi/ terkomunikasi kan pada

Target Audience Mendapat

Consumer Insight Mendapat kan Data/

Insight tentang Telur Asin Cah Angon

(5)

commit to user

diperlukan mengenai subjek yang bersangkutan dan hal-hal yang bersangkutan dengan Telur Asin “Cah Angon”. Riset selanjutnya kepada target audience untuk mendapatkan data-data yang akan digunakan sebagai rekomendasi perancangan kemasan Telur Asin “Cah Angon” di Brebes.

Setelah mendapatkan input dari berbagai sumber, maka dilakukan analisa dan penyusunan strategi komunikasi visual dengan menyesuaikan data yang diperoleh. Pengumpulan dan pengolahan data merupakan pedoman untuk membuat strategi komunikasi visual yang baik yang dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh Telur Asin “Cah Angon”, dengan membuat kemasan yang menarik dan dapat melindungi produknya.

Dalam strategi perancangan komunikasi visual, ada tiga strategi perancangan yaitu : strategi visual, strategi media, dan strategi kreatif. Maka dapat ditentukan perancangan kemasan dan media promosi yang tepat. Sehingga visualisasi karya dapat terapresiasikan dan terkomunikasikan kepada target audience.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya adalah :

a. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada observasi langsung dapat dilakukan oleh pengumpul data dengan mengambil peran atau tak berperan. (H.B Sutopo, 2006: 75)

(6)

commit to user

b. Wawancara

Teknik wawancara yang akan digunakan adalah wawancara tidak terstruktur sebagai teknik wawancara mendalam, karena peneliti merasa tidak tahu mengenai apa yang terjadi sebenarnya dan ingin menggali informasinya secara mendalam dan lengkap dari narasumbernya. Dengan demikian wawancara ini dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat terbuka (open-ended), dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal terstruktur, guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara lebih jauh, lengkap, dan mendalam. (H.B Sutopo, 2006: 69)

c. Kajian Pustaka

Studi Pustaka (literature review) adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

d. Dokumentasi atau Perekaman

Merupakan teknik pendukung pengumpulan data untuk menjamin kelengkapan catatan lapangan. Alat kamera, foto, film, dan video digunakan di dalam penelitian karena bisa sangat membantu di dalam

(7)

commit to user

pengumpulan data, terutama untuk memperjelas deskripsi sebagai situasi dan perilaku subjek yang diteliti.

4. Analisa Data

Analisa yang akan digunakan untuk dapat memecahkan permasalahan sebagai bentuk kontribusi dalam merancang kemasan Telur Asin “Cah Angon” ini adalah analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Analisa SWOT dipergunakan untuk menilai dan mengevaluasi suatu hal yang telah ada dan telah diputuskan sebelumnya dengan tujuan meminimumkan resiko yang timbul. Langkahnya adalah dengan mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan segi negatif yang berpotensi menghambat pelaksanaan keputusan perancangan yang telah diambil. (Jonathan Sarwono, Hary Lubis, 2007: 18).

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga tesis di atas secara substantif memang meneliti tentang pemasaran pendidikan di sebuah lembaga, baik pada sekolah tingkat menengah maupun sekolah tinggi. Akan

Cara untuk mendapatkan padi jenis unggul tersebut antara lain yaitu dengan mengadakan perkawinan-perkawinan silang antara jenis padi yang mempunyai sifat-sifat baik dengan jenis

Santosa, “Kesiapan Infrastruktur TIK Dan Sumber Daya Manusia Dalam Penerapan Blueprint E-Government (Studi Kasus: Pemerintah Kota Balikpapan),” Universitas Gadjah Mada,

20 Tahun 2001 Tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing yakni dalam rangka lebih mempercepat peningkatan dan perluasan kegiatan

Sasaran yang hendak dicapai adalah menyusun dan merumuskan suatu landasan konseptual berupa pokok-pokok pikiran sebagai suatu gagasan dalam perencanaan dan perancangan Book

sistem drainase, yaitu Bidang Pematusan pada DPUBM dan Pematusan Kota Surabaya, dalam kaitannya dengan potensi penerapan sistem ecodrainage....

Tidak dapat dipungkiri bahwa cyberloafing menjadi salah satu fokus perhatian pihak perusahaan karena dampaknya terhadap produktivitas karyawan dalam dunia kerja.Jika

ISO 9000 dapat membantu manajemen perusahaan dalam menguatkan mutu kinerja karyawan agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas sehingga dapat memperbaiki