1
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI
DI SMP N 1 PASAMAN
Wahyu Sahara1 , Fifi Yasmi2 ,Citra Imelda Usman2
1
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2
Dosen Program Studi Bimbingan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRACT
This research is motivated by the presence of BK teachers who are not skilled in providing information services. This study aims to describe the low factor of the skill of BK teachers in providing information services, in the low skill of BK teachers can be seen from: 1) the factors causing the low skill of BK teacher in giving information service seen from internal factor. 2) factors causing low skill of BK teacher in giving information service can be seen from external factor. The type of this research is qualitative which is descriptive that reveal the factor causing low skill of BK teacher in giving information service. The key informants from this research are 2 BK teachers, then additional informants are 1 principal, 1 vice principal, and 1 student. The instruments used are interviews, and documentation studies. For date processing through date reduction, date presentation, and conclusion. The result of the research revealed that the effort is seen from: 1) the factors causing the low skill of BK teacher in providing information service seen from internal factors and external factors, this research is recommended to the teacher of BK in order to improve the skill in providing information service to the students.
Keywords: Keterampilan Guru BK Layanan Informasi
PENDAHULUAN
Permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan masih banyak yang harus segera diatasi. Salah satunya masalah yang tidak boleh
dianggap kecil adalah proses
pembelajaran yang bermuara kepada
hasil. Banyaknya ketidaktuntasan
peserta didik dalam proses belajar akan
menjadi bahan perbincangan dan
terkesan saling menyalahkan.
Saat sekarang ini, dunia
pendidikan tidak hanya mementingkan kuantitas, namun lebih mementingkan kualitas, kualitas yang bangus akan mengantarkan pendidikan yang jauh lebih baik lagi. Hal tersebut harus dimiliki oleh semua orang. Setiap elemen pendidikan harus memiliki keterampilan dan kecakapan. Karena dengan adanya keterampilan dalam diri setiap orang akan menjadikan kualitas
2
sumber daya manusia semakin baik. Keterampilan tersebut tidak hanya dimiliki oleh peserta didik. Namun, keterampilan sangat dituntut juga
kepada guru dalam pemberian
pembelajaran dan pelayanan.
Pentinggnya pengembangan
keterampilan dalam sistem pendidikan ditekankan oleh para wakil rakyat
melalui ketetapan MPR-RI No.
11/MPR/1983 tentang GBHN ( Munandar, 2002:46) yang menyatakan “Sistem pendidikan perlu disesuaikan
dengan kebutuhan pembangunan
disegala bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan keterampilan serta dapat sekaligus meningkatkan produktivitas, kreativitas, mutu, dan efisiensi kerja”.
Sehubungan dengan hal ini Waligito (2010:41) menjelaskan “Guru BK yaitu orang yang berprofesi sebagai guru sekaligus pembimbing. Guru BK merupakan suatu profesi dalam artian
suatu jabatan yang memerlukan
keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan sembarangan orang yang di
luar pendidikan bimbingan dan
konseling”. Senada dengan hal tersebut dalam SKB Mendikbud dan kepala
BAKN No. 0433/p/1993 dan No tahun 1993 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya: pasal 1 ayat 4, guru pembimbing adalah guru yang bertugas dan bertanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling terhadap sejumlah peserta didik.
Menurut Srinalia (2015:199) adapun faktor penyebab rendahnya keterampilan guru adalah sebagai berikut.
a. Faktor internal 1) Kecerdasan
Kecerdasan memegang peranan
penting dalam keberhasilan
pelaksanaan tugas. Semakin
rumit dan makmur tugas yang
diemban semakin tinggi
kecerdasan yang diperlukan. Seseorang yang cerdas jika diberi dan monoton mungkin akan terasa jenuh dan akan berakibat pada penurunan kerja.
2) Bakat
Penyesuaian antara bakat dan
pilihan pekerjaan dapat
menjadikan seseorang bekerja dengan pilihan dan keahliannya.
3
3) Kemampuan dan Minat
Syarat untuk mendapatkan
keberhasilan bagi seseorang
adalah tugas dan jabatan yang sesuai dengan kemampuannya.
Kemampuan itu disertakan
dengan minat yang tinggi dapat menunjang pekerjaan yang telah ditekuni.
4) Motif
Motif yang dimiliki dapat
mendorong meningkatkannya
kerja seseorang 5) Kesehatan
Kesehatan dapat membantu
proses bekerja seseorang sampai selesai. Jika kesehatan terganggu maka pekerjaan terganggu pula. 6) Kepribadian
Seseorang yang mempunyai
kepribadian kuat dan integral tinggi kemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulian dan
menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja. Interaksi
dengan rekan kerja yang akan meningkatkan kerjanya
7) Cita-cita dan tujuan dalam
bekerja
Jika pekerjaan yang diemban
seseorang adalah cita-citanya
maka tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksanakan karena ia
bekerja dengan
sungguh-sungguh, rajin dan bekerja
sepenuh hati. b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan Kerja
Situasi kerja yang menyenangkan
dapat mendorong seseorang
bekerja secara optimal. Tidak
jarang kekecewaan dan
kegagalan dialami seseorang
ditempat ia bekerja. Lingkngan
kerja yang dimaksud disini
adalah situasi kerja, rasa aman, gaji memadai, kesempatan untuk mengembangkan karir dan rekan kerja yang kologial.
2) Lingkungan Keluarga
Keadaan lingkungan keluarga
dapat mempengaruhi kinerja
seseorang. Ketegangan dalam
kehidupan keluarga dapat
menurunkan gairah kerja.
3) Komunikasi dengan Kepala
Sekolah
Komunikasi yang baik disekolah adalah komunikasi yang efektif. Tidak ada komunikasi yang
efektif dapat mengakibatkan
4
4) Sarana dan Prasarana
Adanya sarana dan prasarana yang memadai membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya dalam proses belajar megajar.
Salah satu pelayanan yang diberikan guru BK adalah dengan
memberikannya layanan inormasi,
yang merupakan salah satu layanan didalam bimbingan dan konseling yang memiliki manfaat agar peserta didik menerima informasi dan menambah
wawasannya terhadap suatu hal.
Keberhasilan peserta didik bukan hanya terletak pada tingkat kecerdasan saja, tapi dapat dilihat dari proses guru mengajar dalam kelas. Untuk mencapai
keberhasilan tersebut diperlukan
keterampilan guru dalam memberikan layanan BK, khususnya layanan informasi pada peserta didik.
Menurut Winkel (Tohirin,
2007:147) “Layanan informasi adalah suatu layanan yang berupa memenuhi kekurangan individu akan informasi
yang diperlukan”. Kenyataan di
lapangan, pemberian layanan informasi masih belum mencapai target yang diinginkan karena adanya guru BK
yang tidak terampil dalam memberikan layanan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti selama praktek pengalaman lapangan Bimbingan dan Konseling (PLBK) sekolah di SMP N 1 Pasaman pada bulan Agustus hingga Desember 2016, ditemukan di lapangan adanya guru BK yang kurang mampu dalam mengelola kelas, adanya guru BK yang kurang memanfaatkan media
BK dalam memberikan layanan,
adanya guru BK yang tidak memahami materi yang diberikan, adanya guru BK
yang kurang mampu dalam
merencanakan program BK.
Sejalan dengan itu, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal l8 September 2016 dengan salah satu guru BK, bahwa kenyataan di lapangan adanya guru BK yang kurang mampu dalam menyampaikan materi, adanya guru
BK yang kurang memanfaatkan
teknologi pembelajaran dan rancangan pembelajaran, adanya guru BK yang kurang mampu melaksanakan penilaian dari hasil layanan yang diberikan, adanya guru BK yang kurang mampu
5
tersebut menandakan bahwa
keterampilan guru BK masih rendah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan
menggunakan metode deskriptif.
Menurut Bungin (2011:76) “Penelitian kualitatif adalah tahapan berpikir kritis-ilmiah, yaitu menangkap berbagai fakta-fakta atau fenomena-fenomena sosial dengan melalui pengamatan
langsung di lapangan, kemudian
dianalisis berdasarakan apa yang
diamati”. Penelitian ini telah
dilaksanakan pada bulan Juli 2017. Adapun tempat atau lokasi untuk melaksanakan penelitian ini adalah di SMP N 1 Pasaman. Alasan peneliti memilih tempat ini adalah karena fokus masalah yang akan diteliti ditemukan pada guru BK di SMP N 1 Pasaman.
Definisi operasional dalam
penelitian bertujuan agar tidak
terjadinya kesalahan dalam penafsiran antara makna yang diinginkan oleh peneliti dengan makna yang ditangkap oleh pembaca. Untuk mengantisipasi kesalah pahaman dalam penelitian ini,
maka peneliti mengemukakan
penjelasan variabel yang terdapat
dalam judul penelitian yaitu faktor penyebab rendahnya keterampilan guru
BK dalam memberikan layanan
informasi di SMP N 1 Pasaman.
Menurut Yusuf (2005:132) bahwa “Informan adalah orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian”. Informan penelitian menurut Suyanto (2005:172) terbagi beberapa macam, seperti: 1. Informan kunci (key informan),
yaitu yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
2. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
Jadi informan kunci adalah orang yang terlibat langsung dengan
objek penelitian yang sangat
mengetahui tentang seluk beluk hal
yang akan diteliti, yang dapat
memberikan informasi dengan jelas dan terpercaya terkait dengan informasi yang ingin ditetapkan.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai faktor penyeban rendahnya keterampilan guru BK dalam memberikan layanan informasi
6
di SMP N 1 Pasaman, maka peneliti juga akan melaksanakan wawancara, observasi dengan informan tambahan. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun
tidak langsung terlibat dalam
keterampilan guru BK.
Agar memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa alat pengumpulan data berupa wawancara, dan studi dokumentasi.
Menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang
peneliti peroleh dapat dilakukan
dengan cara sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2011:302-311), yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan
(transferability), dapat dipercaya
(depenability).
Data yang telah dikumpulkan
seterusnya dianalisis, Miles dan
Huberman (Sugiyono, 2011:277-283) menjelaskan dalam penelitian kualitatif ada 3 tahapan analisis, yaitu: reduksi data (data reduction), penyajian data (
display data), penarikan kesimpulan
(verifikasi).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data didapatkan melalui hasil wawancara dengan dua orang guru BK yang rendah keterampilannya dalam memberikan layanan informasi di sekolah dikarenakan adanya faktor dari internal dan eksternal didalam diri guru BK. Berdasarkan hasil temuan yang peneliti dapatkan dari wawancara mengenai faktor penyebab rendahnya
keterampilan guru BK dalam
memberikan layanan informasi di SMP N 1 Pasaman dari tanggal 7 Juli 2017
sampai 22 Juli 2017, hasil penyajian
data dari temuan penelitian ditujukan
untuk melihat faktor penyebab
rendahnya keterampilan guru BK dalam memberikan layanan informasi di SMP N 1 Pasaman .
a. Faktor internal merupakan
faktor yang terdapat dari dalam diri individu yang mempengaruhi tinggi rendahnya keterampilan guru BK. Faktor internal yaitu kecerdasan, bakat,
kemampuan dan minat, motif,
kesehatan, kepribadian, cita-cita dan tujuan dalam bekerja, tetapi yang paling mempengaruhi faktor penyebab rendahnya keterampilan guru BK yaitu pada kemampuan dan minat seorang guru BK dalam menjadi guru BK.
7
Memiliki minat yang rendah untuk
menjadi seorang guru karena
kemampuan yang kurang dalam
berkomunikasi, kemampuan yang
kurang dalam teknologi sehingga dalam pemberian layanan informasi menjadi kurang terampil dan menarik bagi peserta didik.
Hal tersebut sependapat menurut Srinalia (2015:199) syarat untuk
mendapatkan keberhasilan bagi
seorang adalah tugas dan jabatan yang
sesuai dengan kemampuannya.
Kemampuan itu disertakan dengan minat yang tinggi dapat menunjang pekerjaan yang telah ditekuni.
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa kebehasilan
seseorang terdapat pada minat yang
dimiliki didalam diri individu.
Kemampuan seseorang disertakan
minat yang tinggi maka akan
menunjang pekerjaan yang telah
ditekuninya secara optimal.
b. Faktor penyebab rendahnya
keterampilan guru BK dalam
memberikan layanan informasi dilihat dari faktor eksternal.
Faktor eksternal merupakan
faktor yang terdapat dari luar diri individu yang mempengaruhi tinggi rendahnya keterampilan guru BK melalui layanan informasi maka dari hasil penelitian tersebut dapat faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga,
sarana dan prasarana. Keluarga
merupakan elemen pertama yang
sangat berpengaruh dalam
meningkatkan kinerja seseorang. Yang paling mempengaruhi keterampilan guru BK adalah bagian sarana dan prasarana di sekolah, sarana dan prasarana merupakan salah satu aspek yang penting dalam meningkatkan keterampilan guru BK. Sarana dan prasarana merupakan penunjang untuk meningkatkan keterampilan guru BK. Prasarana seperti: gedung, meja, kursi dan listrik. Serta prasarana seperti: spidol, AUM, sosiometri dan angket merupakan salah satu aspek yang
penting dalam meningkatkan
keterampilan guru BK. Sarana dan prasarana merupakan penunjang untuk meningkatkan keterampilan guru BK. Kenyataan di lapangan guru BK memberikan layanan informasi kepada peserta didik masih menggunakan spidol dan papan tulis di dalam kelas,
8
di sekolah memiliki infokus tetapi infokus hanya dua, yang sering menggunakan infokus adalah jabatan yang tinggi di sekolah.
Hal tersebut sependapat
dengan Srinalia (2015:199). Bahwa “Sarana dan prasarana yang memadai
dapat membantu guru dalam
meningkatkan kinerja dalam proses mengajar, dan segala fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran yang dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan tercapai”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana sangat menunjang sekali dalam mengembangkan keterampilan guru dalam proses pembelajaran, selain itu sarana dan prasarana juga harus dilengkapi oleh pihak sekolah demi terampilnya guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
KESIMPULAN
1. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat dari dalam diri individu yang mempengaruhi tinggi rendahnya keterampilan guru BK. Faktor internal yaitu kecerdasan, bakat, kemampuan dan minat, motif,
kesehatan, kepribadian, cita-cita dan tujuan dalam bekerja, tetapi yang
paling mempengaruhi faktor
penyebab rendahnya keterampilan guru BK yaitu pada kemampuan dan minat seorang guru BK dalam
menjadi guru BK. Guru BK
memiliki minat yang rendah untuk
menjadi seorang guru karena
kemampuan yang kurang dalam berkomunikasi, kemampuan yang kurang dalam teknologi sehingga dalam pemberian layanan informasi
menjadi kurang terampil dan
menarik bagi peserta didik.
2. Faktor eksternal merupakan faktor yang terdapat dari luar diri individu
yang mempengaruhi tinggi
rendahnya keterampilan guru BK melalui layanan informasi. faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga, sarana dan prasarana Keluarga merupakan elemen pertama yang
sangat berpengaruh dalam
meningkatkan kinerja seseorang.
Yang paling mempengaruhi
keterampilan guru BK adalah bagian sarana dan prasarana di sekolah, sarana dan prasarana merupakan salah satu aspek yang penting dalam meningkatkan keterampilan guru
9
BK. Sarana dan prasarana
merupakan penunjang untuk
meningkatkan keterampilan guru BK. Prasarana seperti: gedung, meja, kursi dan listrik. Serta prasarana seperti: spidol, AUM, sosiometri dan angket merupakan salah satu aspek yang penting dalam meningkatkan keterampilan guru BK. Kenyataan di lapangan guru BK memberikan layanan informasi
kepada peserta didik masih
menggunakan spidol dan papan tulis di dalam kelas, di sekolah memiliki infokus tetapi infokus hanya dua, yang sering menggunakan infokus adalah jabatan yang tinggi di sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Prenada
Media Group
Munandar, Utami, 2002. Kreatifitas &
Berbakat. Jawa Timur:
Gramedia Pustaka Utama.
Srinalia.2015. Faktor Penyebab
Rendahnya Kinerja Guru dan Kolerasi Terhadap Pembinaan
Siswa. Jurnal ilmiah
DIDAKTIKA. No. 2. Vol. 15. Hlm. 193-207.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Suyanto, Bagong. 2005. Metode
Penelitian Sosial. Jakarta:
Prenada Media.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan
Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali
Pers.
Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi
Penelitian. Padang UNP
Press.
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan
Konseling.
Yogyakarta: Andi