• Tidak ada hasil yang ditemukan

dr. Agustina Tri P. Sp.KK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "dr. Agustina Tri P. Sp.KK"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Daftar Pustaka

• Fitzpatrick's Dermatology, Ninth Edition

• Panduan Praktik Klinik PERDOSKI thn 2017

• Kepmenkes Th 2019 Nomor 308 tentang PNPK Kusta

(3)

1. Salah satu kandungan pelembab yang bersifat humectan adalah ...

a. Hyaluronic Acid b. Petrolatum

c. Ceramid

d. Propylenen glycol e. Squallene

(4)
(5)

2. Yang bukan termasuk adneksa kulit adalah: a. Melanosit b. Kelenjar apokrin c. Kelenjar ekrin d. Kelenjar pilosebasea e. Folikel rambut

(6)
(7)

3. Yang merupakan

morfologi lesi kulit primer kecuali a. Papul b. Pustul c. Erosi d. Makula e. Fisura

(8)

4. Penimbunan cairan diantara sel sel epidermis sehingga celah diantara sel bertambah

renggang disebut dengan a. Akantosis

b. Spongiosis

c. Hipergranulosis d. Hiperplasia

(9)
(10)
(11)

5. Fase pertumbuhan dari rambut disebut dengan: a. Katagen b. Telogen c. Anagen d. Exogen e. Endogen

(12)
(13)

6. Berikut yang termasuk steroid topikal kelas superpoten adalah:

a. Clobetasol propionate 0.05% cream b. Flucinonide 0.05% ointment

c. Triamcinolone acetonide 0.1% ointment d. Desonide 0.05% cream

(14)
(15)

7. Campuran dua fase berlainan, tidak larut

terdispersi dalam cairan, sehingga memerlukan

pengocokan sebelum dipakai, mudah dioleskan dan terasa dingin setelah diaplikasikan karena adanya penguapan komponen air disebut:

a. Solusio b. Losio c. Busa d. Emulsi e. Ointment

(16)
(17)
(18)

8. Antihistamin yang relatif lipofilik, yang

meningkatkan penetrasi blood-brain barrier dan menyebabkan sedasi adalah:

a. Cetirizin b. Loratadin

c. Desloratadin d. Hydroxyzin e. Acrivastin

(19)
(20)
(21)
(22)

9. Luka bakar grade 1 ditandai dengan a. sangat nyeri

b. luka bakar kering c. terbentuk eschar d. terbentuk blister e. nonblanching

(23)
(24)

10. Komplikasi yang dapat terjadi akibat tersengat listrik adalah KECUALI?

a. luka bakar

b. Ventrikulat fibrilasi

c. Sindrom Kompartemen d. Stroke

(25)
(26)

11. Berikut mengenai Frostbite yang benar adalah: a. Terapi debridement harus segera

b. Blood clotting penyebab tissue injury

c. Slow warming lebih berbahaya dari rapid warming

d. Injury yg dihasilkan berbeda dengan cryotherapy e. Pink skin setelah rewarming merupakan tanda prognostic yang buruk

(27)
(28)
(29)

12. Penyebab tersering dari Paronikia adalah: a. S. aureus b. Pseudomonas c. Kandida d. Streptokokus e. Dermatofita

(30)
(31)
(32)

13. Wrist drop terjadi karena adanya kerusakan pada saraf: a. N. Medianus b. N. Radialis c. N. Ulnaris d. N. Peroneous Komunis e. N. Tibialis posterior

(33)

KUSTA

• Penyakit kusta adalah penyakit infeksi

granulomatosa kronis yang disebabkan oleh basil

Mycobacterium leprae yang bersifat obligat

intraselular

• Saraf perifer sebagai afinitas pertama, kemudian selanjutnya dapat menyerang kulit, lalu menyebar ke organ lain (mukosa mulut, traktus respiratorius bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang, dan testis), kecuali susunan saraf pusat

(34)

• Klasifikasi untuk kepentingan riset menggunakan klasifikasi Ridley-Jopling (1962) 1. Tuberculoid (TT) 2. Borderline Tuberculoid (BT) 3. Borderline-borderline Mid-borderline (BB) 4. Borderline-lepromatous (BL) 5. Lepromatosa (LL) • Klasifikasi untuk

kepentingan program kusta berkaitan dengan

pengobatan (WHO 1988) 1. Pausibasilar (PB)

Kusta tipe TT, dan BT sesuai klasifikasi Ridley dan Jopling dan tipe I dengan BTA negatif. 2. Multibasilar (MB)

Kusta tipe BB, BL, LL

menurut klasifikasi Ridley dan Jopling dan semua tipe kusta dengan BTA positif

(35)

• Diagnosis didasarkan pada temuan tanda kardinal (tanda utama) menurut WHO, yaitu

1. Bercak kulit yang mati rasa

Bercak hipopigmentasi atau eritematosa, mendatar (makula) atau meninggi (plak). Mati rasa pada bercak bersifat total atau sebagian saja terhadap rasa raba, suhu, dan nyeri

2. Penebalan saraf tepi

Dapat/tanpa disertai rasa nyeri dan gangguan fungsi saraf yang terkena, yaitu: • Gangguan fungsi sensoris: mati rasa

• Gangguan fungsi motoris: paresis atau paralisis

• Gangguan fungsi otonom: kulit kering, retak, edema, pertumbuhan rambut yang terganggu

3. Ditemukan kuman tahan asam

• Bahan pemeriksaan berasal dari apusan kulit cuping telinga dan lesi kulit pada bagian yang aktif

• Kadang-kadang bahan diperoleh dari biopsi saraf

• Diagnosis kusta ditegakkan bila ditemukan paling sedikit satu tanda kardinal. Bila tidak atau belum dapat ditemukan, disebut tersangka/suspek kusta, dan pasien perlu diamati dan diperiksa ulang 3 sampai 6 bulan sampai diagnosis kusta dapat ditegakkan atau disingkirkan

(36)
(37)
(38)
(39)
(40)

Pemeriksaan fisik meliputi: 1. Inspeksi

• Dengan pencahayaan yang cukup (sebaiknya dengan sinar oblik), lesi kulit (lokasi dan morfologi) harus

diperhatikan 2. Palpasi

• Kelainan kulit: nodus, infiltrat, jaringan parut, ulkus, khususnya pada tangan dan kaki

• Kelainan saraf: pemeriksaan saraf tepi (pembesaran, konsistensi, nyeri tekan, dan nyeri spontan)

3. Tes fungsi saraf

• Tes sensoris: rasa raba, nyeri, dan suhu • Tes otonom

(41)
(42)

Pemeriksaan Penunjang

1. Bakterioskopik: sediaan slit skin smear atau kerokan jaringan kulit dengan pewarnaan Ziehl Neelsen

2. Bila diagnosis meragukan, dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biopsi dan histopatologi, serta pemeriksaan serologi (PGL-1) atau PCR

(43)
(44)
(45)
(46)

14. Foot drop terjadi karena adanya kerusakan pada saraf: a. N. Medianus b. N. Radialis c. N. Ulnaris d. N. Peroneous Komunis e. N. Tibialis posterior

(47)

15. Pernyataan berikut yang benar mengenai kusta tuberculoid adalah:

a. Sistem imun sistemik yang tinggi b. Tidak adanya imunitas

c. Basil dengan mudah ditemukan

d. Adanya perubahan sistem imunitas seluler yang cepat

e. Adanya kompleks antigen dan antibodi yang mengaktivasi komplemen

(48)

16. Obat alternatif yang dapat digunakan baik pada reaksi kusta tipe 1 maupun tipe 2

ialah: a. Pentoksifilin b. Metotreksat c. Thalidomid d. Takrolimus e. Klofazimin

(49)

REAKSI KUSTA

• Reaksi kusta adalah interupsi dengan episode akut pada perjalanan penyakit yang

sebenarnya sangat kronik

• Reaksi kusta terdiri atas reaksi tipe 1 (reaksi reversal) dan tipe 2 (eritema nodosum

(50)
(51)
(52)

Prinsip tatalaksana reaksi tipe 1 adalah

sebagai berikut:

MDT harus segera dimulai (bila pasien belum

mendapat terapi kusta) atau tetap dilanjutkan (bila pasien sedang dalam terapi kusta)

• Terapi reaksi tipe 1 sesuai dengan tingkat keparahan

• Terapi reaksi reversal ringan dapat diterapi dengan aspirin atau parasetamol selama beberapa minggu

• Terapi reaksi reversal berat dan neuritis akut : Kortikosteroid (prednisolon) masih merupakan terapi utama dan terapi pilihan pada RR

(53)
(54)

Prinsip tatalaksana reaksi tipe 2 adalah

sebagai berikut:

• Identifikasi tingkat keparahan reaksi tipe 2

o Reaksi ringan (hanya ada beberapa lesi ENL, tanpa keterlibatan

organ lain, tetapi pasien merasa tidak nyaman)

- Dapat diterapi dengan obat

analgetik dan obat antiinflamasi, misalnya aspirin dan OAINS

lainnya

o Reaksi sedang (demam ringan <100o F dan lesi ENL dalam jumlah sedikit-sedang,

ditemukan leukositosis dan

keterlibatan beberapa organ lain kecuali saraf, mata dan testis) - Dapat diterapi dengan antimalaria

(klorokuin),

antimonial(stibophen) dan kolkisin

o Reaksi berat (demam tinggi, lesi ENL luas dengan atau lesi

pustular/nekrotik, neuritis,

gangguan fungsi saraf, iridosiklitis, orkitis, dan/atau nyeri tulang

hebat, dan lain-lain), harus dirawat inap untuk diobservasi dan ditatalaksana lebih lanjut. • Mencari dan mengatasi faktor

presipitasi

(55)

Reaksi tipe 2 berat terdiri atas reaksi tipe 2 episode pertama ENL berat dan reaksi tipe 2 episode ulangan atau ENL kronik

• Terapi reaksi tipe 2 episode pertama ENL berat

o Pilihan pertama: prednison

Pemberian prednisolon jangka pendek, tetapi dengan dosis awal tinggi, 40-60 mg sampai ada

perbaikan klinis kemudian taper

5-10 mg setiap minggu selama

6-8 minggu atau lebih

o Pilihan kedua: kombinasi prednisolon dan klofazimin.

Kombinasi prednisolon (dosis seperti di atas) dan klofazimin diberikan

dengan dosis sebagai berikut: - 300 mg/hari selama 1 bulan - 200 mg/hari selama 3-6 bulan

- 100 mg/hari selama gejala masih ada o Pilihan ketiga: talidomid

Talidomid diberikan sebagai pilihan terakhir, dengan dosis awal 400 mg atau 4x100 mg selama 3-7 hari atau sampai reaksi terkontrol, diikuti penurunan dosis dalam 3-4 minggu atau diturunkan perlahan-lahan

(56)

Pengobatan alternatif/second-line treatment

• Reaksi tipe 1: beberapa obat dipakai untuk RR, antara lain azatioprin, siklosporin metotreksat • Reaksi tipe 2: Beberapa terapi alternatif yang

pernah dilaporkan adalah pentoksifilin,

(57)

17. Cara kerja rifampisin pada kusta adalah: a. Menghambat sintesis protein bakterial b. Menghambat DNA-gyrase

c. Menghambat RNA polymerase

d. Menghambat enzim dihydropteroate synthetase

e. Menghambat komponen dinding sel mikobakterial

(58)
(59)

18. Seorang laki-laki usia 25 tahun datang ke poliklinik

kulit dengan keluhan bercak kemerahan terasa gatal pada tungkai bawah, lipat siku dan lipat lutut sejak 1 bulan

yang lalu. Sejak seminggu lalu bercak dirasakan bertambah luas disertai luka bernanah. Status

dermatologis didapatkan plak eritem dengan beberapa tempat tampak ekskoriasi disertai pustule multipel.

Pemeriksaan kultur dari lesi kulit didapatkan kuman S.

aureus. Apakah penatalaksanaan yang sesuai untuk kasus di atas?

a.Pemberian antibiotik topical neomisin b.Pemberian antibiotik topikal basitrasin

c.Pemberian antibiotik topical kloramfenikol d.Pemberian antibiotik topikal eritromisin e.Pemberian antibiotik topical mupirosin

(60)
(61)

19. Yang merupakan predileksi furunkel adalah: a. Pantat b. Lengan atas c. Paha d. Abdomen e. Glan penis

(62)
(63)

20. Seorang laki laki, 35 tahun, datang dengan

keluhan adanya benjolan tanpa rasa sakit di leher sudah 2 bulan. Benjolan mulanya kecil dan makin membesar dan ada bagian yang melunak. Pada

pemeriksaan tampak tumor dengan diameter 2 cm dengan konsistensi kenyal dan perlunakan

ditengahnya. Hasil kultur dijumpai

Mycobacaterium. Penyakit ini disebabkan karena

penularan Mycobactaerium dengan cara:

a. Inokulasi langsung

b. Penularan dari droplet c. Penjalaran hematogen

d. Penjalaran dari kelenjar getah bening

(64)

Tuberkulosis Kutis

• Infeksi kronis pada kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (jenis human)

(65)

Skrofuloderma

• Merupakan infeksi mikobakterium (M. Tuberculosis atau M. Bovis atau M.

Atypic) pada kulit akibat penjalaran langsung organ di bawah kulit yang telah

terkena tuberkulosis, tersering berasal dari KGB, tulang atau sendi

• Predileksi adalah tempat yang banyak kelenjar getah bening: leher, ketiak, paling jarang lipat paha, kadang ketiganya diserang sekaligus

• Mulai sebagai limfadenitis, mula-mula beberapa kelenjar, kemudian makin banyak dan berkonfluensi

• Terdapat periadenitis, menyebabkan perlekatan dengan jaringan sekitarnya • Kelenjar mengalami perlunakan tidak serentak hingga konsistensi

bermacam-macam: keras, kenyal, dan lunak (abses dingin)

• Abses akan memecah membentuk fistel yang kemudian menjadi ulkus khas: bentuk memanjang dan tidak teratur, sekitarnya livid, dinding bergaung, jaringan granulasi tertutup pus seropurulen atau kaseosa yang mengandung

M. tuberculosis.

• Ulkus dapat sembuh spontan menjadi sikatriks/parut memanjang dan tidak teratur (cord like cicatrices), dapat ditemukan jembatan kulit (skin bridge) di atas sikatrik

(66)

• Porte d’entreé

skorfuloderma di leher adalah tonsil atau paru

• Jika di ketiak kemungkinan porte d’entreé pada apeks pelura, bila di lipat paha pada ekstremitas bawah • Kadang-kadang ketiga

tempat predileksi tersebut diserang sekaligus, yakni pada leher, ketiak, dan lipat paha, kemungkinan besar terjadi penyebaran

(67)

21. Fase inisial pada pengobatan Tuberkulosis kulit diberikan selama?

a. 1 bulan b. 2 bulan c. 3 bulan d. 4 bulan e. 6 bulan

(68)
(69)

22. Bentuk klinis vitiligo ditandai dengan eritem, skuama, dan gatal di perbatasan, lesi

hipopigmentasi atau depigmentasi yang hanya

sementara berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan, namun meluas disebut

a. confetti depigmentasi b. sparing phenomenon c. inflammatory vitiligo d. bichroma vitiligo

(70)

Vitiligo

• Vitiligo merupakan penyakit depigmentasi didapat pada kulit, membran mukosa, dan rambut yang memiliki karakteristik lesi khas berupa makula berwarna putih susu

(depigmentasi) dengan batas jelas dan bertambah besar secara progresif akibat hilangnya melanosit fungsional

(71)

Klinis

1. Anamnesis

• Timbul bercak putih seperti susu/kapur onset tidak sejak lahir

• Tidak ada gejala subjektif, kadang sedikit terasa gatal

• Progresivitas lesi: dapat bertambah

luas/menyebar, atau lambat/menetap, kadang timbul bercak sewarna putih pada lesi tanpa diberikan pengobatan (repigmentasi spontan) • Bisa didapatkan riwayat vitiligo pada keluarga

(10-20%)

• Bisa didapatkan riwayat penyakit autoimun lain pada pasien atau keluarga (10-25%)

(72)

Pemeriksaan Fisik

Terdapat makula depigmentasi berbatas tegas dengan distribusi sesuai klasifikasi sebagai berikut: • Vitiligo nonsegmental

(VNS)/generalisata/vulgaris

- Merupakan bentuk vitiligo paling umum

- Lesi karakteristik berupa makula berwarna putih susu yang berbatas jelas, asimtomatik, melibatkan

beberapa regio tubuh, biasanya simetris

- VNS terdiri dari vitiligo akrofasial, vitiligo mukosal, vitiligo universalis, dan vitiligo tipe campuran yang

berhubungan dengan vitiligo segmental

(73)

• Vitiligo segmental (VS)

- Pada tipe ini lesi biasanya muncul pada anak-anak, berkembang

dengan cepat (dalam waktu beberapa minggu atau bulan), kemudian menjadi stabil dan

biasanya lebih resisten terhadap terapi

- Vitiligo tipe ini sering

dihubungkan dengan hipotesis neurokimia.

(74)

• Undetermined/unclassified o Vitiligo fokal

- Merupakan lesi patch yang tidak memenuhi kriteria ditribusi

segmental, dan tidak

meluas/berkembang dalam waktu 2 tahun

- Vitiligo tipe ini dapat berkembang menjadi tipe VS maupun VNS.

o Mukosal: hanya lesi di mukosa tanpa lesi di kulit

(75)
(76)
(77)
(78)

23. Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, dengan

bercak-bercak putih berbatas tegas di paha kanan bagian atas. Bercak dirasakan bertambah dan meluas sejak

sekitar 6 bulan terakhir. Bulu rambut menjadi putih pada beberapa area bercak-bercak putih tersebut (poliosis).

Diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut di atas adalah: a. Focal vitiligo

b. Mixed vitiligo c. Mucosal vitiligo d. Acrofacial vitiligo e. Segmental vitiligo

(79)

24. Kebotakan nonscaring yang progresif dengan pemendekan fase anagen dari folikel rambut pria dan wanita yang memiliki kecenderungan genetik dan biasanya dalam distribusi pola tertentu dan biasanya dimulai sejak pubertas disebut dengan ? a. Alopesia Areata

b. Alopesia Androgenik c. Alopesia Sikatrikal d. Telogen Efluvium

(80)

Alopesia Androgenik

• Alopesia terpola akibat faktor hormon androgen dan genetik. Sifat fisik yang diwariskan secara

herediter, tergantung androgen, menyebabkan konversi rambut terminal menjadi rambut velus dalam pola karakteristik

• Kebotakan rambut kepala terpola:

- Pada pria penipisan rambut di temporal, frontal/parietal, verteks, oksipital

- Pada wanita penipisan rambut difus terutama di daerah frontal/parietal

(81)

Derajat Keparahan

Norwood-Hamilton

• Tipe I muncul pada skalp prepubertas dengan rambut terminal tumbuh pada dahi dan pada seluruh scalp

• Tipe II dan III menunjukkan kemunduran garis rambut frontal kebanyakan bentuk M • Tipe IV V, VI menunjukkan

semakin menipis pada vertex • Tipe VII dan VIII tampak

kebotakan bergabung dan

rambut yang tinggal hanya pada belakang dan samping kepala

Ludwig

• Kerontokan difus pada puncak kepala dan

menetapnya garis frontal, namun pada wanita

terdapat juga kerontokan yang meningkat pada

bagian depan, disebut dengan Christmast tree

(82)
(83)
(84)
(85)

25. Seorang perempuan usia 18 tahun datang dengan keluhan rambut mudah rontok sejak sembuh dari

menderita demam tifoid. Pada waktu dilakukan hair pull test dinyatakan hasil positif (+), tidak dijumpai adanya kelainan hasil pemeriksaan laboratorium, dan tidak

tampak kelainan pada skalp. Apa diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini?

a. Alopecia areata

b. Alopecia androgenetic c. Alopecia totalis

d. Telogen effluvium akut e. Telogen effluvium kronis

(86)
(87)
(88)

Referensi

Dokumen terkait

- Mengenai kulit berambut halus, keluhan gatal terutama bila berkeringat, dan secara klinis tampak lesi berbatas tegas, polisiklik, tepi aktif karena tanda radang lebih jelas,

Pada pemeriksaan histopatologi ditemukan gambaran klinis tak khas, mirip dengan dermatitis kronik Diagnosis yang paling mendekati untuk pasien ini

Model pemilihan supplier yang akan digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan integrasi antara metode MCDM-PROMETHEE untuk mendapatkan urutan prioritas

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan lingkungan belajar dengan konsentrasi belajar mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

(2) Bangunan gedung atau bagian bangunan gedung tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi dengan proteksi kebakaran, akses pemadam kebakaran dan

Penguasaan Belanda atas Indonesia dimulai sejak Juni 1596. Pada tahun 1830, kondisi keuangan Hindia Belanda maupun di negeri Belanda sendiri sama buruknya. Hutang

Dengan Penyuluh pertanian yang handal dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran dalam mencerdaskan kehidupan petani sehingga mampu meningkatkan daya saing partanian

Merupakan kegiatan yang terkait secara langsung ataupun tidak langsung yang dilakukan oleh Apoteker dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam upaya untuk