• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan yang ketat merupakan hal yang tak dapat dihindari dari berbagai aspek terutama dalam dunia bisnis atau perusahaan. pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat ditentukan oleh kondisi perindustriannya. pertumbuhan industri yang meningkat secara cepat dan dinamis menetapkan perusahaan agar terus mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaannya. Masyarakat indonesia yang konsumtif terhadap teknologi otomotif dan daya beli yang tinggi terhadap otomotif menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi pada industri otomotif (Yagub, et al 2021:92). Sebagai perusahaan go public sub sektor otomotif dan suku cadangnya yang tertulis dalam Indonesia Stock Exchange (IDX). Sektor otomotif merupakan industri yang sangat penting dalam industri manufaktur karena seiring dengan perkembangan teknologi industri otomotif dan suku cadangnya semakin bertambah dengan cepat (Safitri, 2021:2).

Peneliti memilih Perusahaan Otomotif karena industri otomotif sekarang ini semakin membaik dilihat dan semakin banyaknya permintaan konsumen yang ditandai dengan munculnya kendaraan baru dengan berbagai jenis dan merk. Pangsa pasar pertumbuhan otomotif tanah air mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Ini berarti masih besar peluang pasar untuk melakukan investasi terbuka lebar. Indonesia sendiri telah menjadi industri otomotif terbesar di asia tenggara setelah Thailand yang menguasai sekitar 50 % dari produksi kendaraan di wilayah ASEAN (communication.binus.ac.id). Perkembangan ini memungkinkan para investor tertarik untuk berinvestasi, dengan begitu investor akan mendapatkan keuntungan berupa dividen dari investasinya di perusahaan tersebut. Dividen merupakan pendapatan yang didapat investor yang menanamkan modalnya di perusahaan dalam bentuk saham. Keuntungan lain bagi investor adalah dalam

(2)

bentuk capital gain, yaitu keuntungan yang berasal dari pembelian dan penjualan saham (Rosyida, 2016:3).

Sebelum melakukan investasi di bursa saham, investor harus melakukan analisa pasar untuk menilai harga suatu saham karena melakukan investasi dalam saham bersifat spekulatif, yaitu banyak mengandung risiko, investasi dalam saham tergantung pada fluktuasi harga saham di bursa, kestabilan tingkat bunga, ketidakstabilan pasar dan juga kinerja keuangan perusahaan tersebut (Pasaribu, 2021:92).

Di Indonesia terdapat Perusahan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memperjualbelikan sahamya di pasar modal. Berikut adalah grafik Harga Saham Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019 untuk melihat perkembangan harga Saham pada perusahaan otomotif yang dapat dilihat ditabel berikut ini:

Gambar 1.1 Nilai Saham Industri Otomotif Periode 2015-2019 Sumber: www.idx.co.id

Berdasarkan data grafik harga saham peruahaan sub industri otomotif dan

suku cadangnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2015 hingga 2019. Nilainya 3.100 di tahun 2015, harga saham dengan nilai 4.083 di tahun 2016, kemudian naik 4.441 di tahun 2017, turun dengan nilai 4.258 di tahun 2018, dan di tahun 2019 mengalami kenaikan kembali dengan nilai 4.850. 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 2015 2016 2017 2018 2019 HARGA SAHAM

(3)

Seperti yang terlihat dari uraian di atas, harga saham perusahaan sub industri otomotif dan suku cadang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami fluktuasi setiap tahun. harga saham menggambarkan harga pengakhiran pasar saham sampel, dan trennya selau diamati oleh investor. Salah satu konsep dasar dari manajemen keuangan adalah bahwa tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan (Kurnia, 2019:178).

mengoptimalkan nilai perusahaan memang berarti pada sebuah perusahaan, sebab melalui pengoptimalan nilai perusahaan menumbuhkan kesuksesan investor yang sudah menjadi intensi utama perusahaan. Nilai perusahaan sama dengan nilai pasar pada sebuah equity perusahaan dengan nilai pasar hutang, nilai perusahaan dapat terlihat menurut harga saham perusahaan yang telah tercatat. Nilai perusahaan yang berkembang baik merupakan impian setiap pemegang perusahaan. Nilai perusahaan juga dapat memberikan risiko bagi perusahaan, efek yang semakin meningkat berkecenderungan menimbulkan turunnya harga saham, namun tingginya tingkatan pengembalian yang diinginkan bisa meningkatkan harga saham tersebut. (Amin et al, 2019:5).

Nilai perusahaan biasanya mewakili nilai buku (PBV). PBV adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan dengan membandingkan harga suatu saham dengan nilai bukunya. Jika rasio PBV tinggi, valuasi investor terhadap perusahaan akan lebih tinggi dibandingkan dana investasi perusahaan. perusahaan yang berjalan dengan baik umumnya memiliki rasio PBV lebih dari 1 atau dapat dikatakan overvalued dan mengalami peningkatan yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. (Kurnia, 2019:178). Rasio yang kurang dari satu bisa dikatakan sebagai undervalued yang dapat diartikan bahwa nilai pasar saham lebih rendah dari nilai bukunya. Rasio yang sama dengan satu bisa dikatakan nilai pasar saham sama dengan nilai bukunya (Febriana et al, 2016:164). Berikut adalah tabel data PBV perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 sampai 2019:

(4)

Table 1.1 Nilai Perusahaan diukur dengan PBV Pada Perusahaan Otomotif yang Tercatat di BEI tahun 2015-2019

No Nama perusahaan Kode perusahaan Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 1 PT Astra International Tbk ASII 2.54 2.15 1.98 2.04 7.61

2 PT Astra Otopart Tbk AUTO 0.96 0.92 0.65 2.05 2.20

3 PT Indomobil Sukses international Tbk IMAS 0.59 0.39 0.62 0.94 2.98 4 PT Multistrada Arah Sarana Tbk MASA 0.56 0.57 1.32 1.39 4.76 5 PT Garuda Metalindo Tbk BOLT 2.39 3.32 3.22 3.12 4.81

6 PT Indo Kordsa Tbk BRAM 0.01 1.16 0.83 0.83 5.54 7 PT Gajah Tunggal Tbk GJTL 0.65 0.43 0.41 0.50 2.74 8 PT Selamat Sempurna Tbk SMSM 3.62 4.10 3.91 4.21 9.08 Rata-Rata 1.41 1.63 1.54 1.88 4,96 Sumber : www.idx.ac.id

Dari data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai perusahaan berdasarkan PBV industri otomotif yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2015 hingga 2019 mengalami fluktuasi (naik turun). Dimana nilai PBV tertinggi diperoleh pada tahun 2019 sebesar 4,96, PBV terendah dialami kembali pada tahun 2015 sebesar 1.41. Hal ini membuktikan nilai perusahaan yang diukur menggunakan PBV pada perusahaan otomotif mengalami fluktuasi, Semakin tinggi nilai rasio PBV semakin tinggi penilaian investor dibandingkan dengan dana yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut sehingga semakin besar pula peluang para investor untuk membeli saham perusahaan (Elia Febriana et al, 2016:164).

(5)

Selain faktor pendukung lainnya, kebutuhan modal sangat penting untuk membangun dan menjamin kelangsungan perusahaan. setiap perusahaan membutuhkan modal, terutama jika perusahaan ingin melakukan ekspansi. Oleh karena itu, perusahaan harus mengetahui berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan atau mendanai usahanya. Permintaan dana dapat berasal dari berbagai sumber dan jenisnya berbeda-beda. Modal meliputi ekuitas (modal sendiri) dan hutang (debt). Rasio hutang terhadap ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan disebut struktur modal (Tandi et al, 2018:630).

Teori struktur modal adalah teori tentang pembiayaan perusahaan dalam

bentuk hutang dan ekuitas untuk memaksimalkan nilai perusahaan, teori trade-off menjelaskan bahwa semakin tinggi struktur modal maka nilai perusahan akan meningkat selama hutang tidak pada batas maksimum. Nilai perusahaan adalah persepsi investor tentang ekuitas perusahaan secara keseluruhan dalam kaitannya dengan harga sham. Harga saham yang digunakan umumnya mengacu pada harga penutupan, yaitu harga yang muncul pada saat saham tersebut diperdagangkan di pasar. Nilai perusahaan yang lebih tinggi dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap kinerja dan prospek perusahaan di masa mendatang (Oktaviani et al, 2019:103).

Diketahui sejumlah metode untuk mengukur kuantitas struktur modal terhadap perusahaan salah satunya yaitu DER . Struktur modal yang dikukur dengan DER merupakan ukuran rasio total hutang terhadap ekuitas. DER dapat menunjukkan tingkat risiko perusahaan, karena dana perusahaan yang bersumber dari hutang lebih besar dari dana pemiliknya (Suweta dan Dewi, 2016:5174). Pemaikaian hutang dapat menumbuhkan nilai perusahaan namun sekadar sampai batas tertentu. Sesudah itu, pemakaian hutang justru menurunkan nilai perusahaan. Pemakaian hutang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, semakin tinggi beban maka semakin besar resiko yang ditanggung perusahaan, begitupun sebaliknya. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kepercayaan investor dan nilai perusahaan. Perusahaan yang bisa meningkatkan utang diharapkan perusahaan mampu menangkap sinyal positif dari perusahaan tersebut sehingga memiliki prospek yang baik dimasa

(6)

mendatang (Dewi dan Badjra, 2017:2167). Oleh karena itu, nilai perusahaan pun menjadi lebih besar. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Manoppo dan Arie (2016:496) yang menyatakan maka struktur modal mempunyai pengaruh signifikan atas nilai perusahaan pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 hingga 2014. Sedangkan, hasil penelitian yang dilakukan Oktaviani, et al (2019:110) Struktur Modal tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

Ukuran terhadap sebuah perusahaan turut serta memastikan nilai perusahaan. Ukuran perusahaan (SIZE) menggambarkan suatu indeks dari intensitas financial suatu perusahaan (Oktaviani et al, 2019:103). Ukuran perusahaan ditinjau dengan nilai total aset perusahaan. Perusahaan berkembang dengan total aset yang lebih benyak mengarah lebih stabil dibandingkan dengan perusahaan yang asetnya lebih sedikit. Para penanam modal pun lebih tertarik atas perusahaan dengan ukuran perusahaan yang lebih berkembang. Ukuran perusahaan yang besar mencerminkan bahwa perusahaan tersebut akan melakukan perkembangan dan pertumbuhan besar yang akan meningkatkan nilai dari suatu perusahaan, nilai perusahaan yang meningkat juga ditandai dari total aset yang dimiliki perusahaan yang mengalami kenaikan dan lebih besar dibandingkan dengan jumlah liabilitas perusahaan (Reni Dahar et al, 2019:123). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wiryawan dan Cahyono (2020:13) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap perusahaan sedangkan, hasil penelitian yang dilakukan Manoppo dan Arie (2016:496) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 hingga 2014.

Umur perusahaan menunjukkan bahwa seberapa lama perusahaan tersebut sanggup bertahan dan bersaing dalam perekonomian. Oleh karena itu, umur perusahaan ialah sebagai salah satu yang perlukan diperhatikan oleh pemodal dengan melakukan penilaian terhadap perusahaan sebelum berinvestasi (Fajari, 2019:111). Perusahaan yang sudah berdiri lama pasti akan mendapat perhatian

(7)

dan seiring bertambahnya umur, akan meyakinkan publik dan investor. Hal ini akan memberikan citra perusahaan yang baik di masyarakat karena sudak memiliki lebih banyak pengalaman dan informasi. Untuk meningkatkan citra perusahaan, perusahaan harus menjaga stabilitas dan nilai perusahaannya. Semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan pasti semakin baik nilai perusahaannya (Dewi dan Badjra, 2017:2165). Profitabilitas menjadi salah satu aspek yang menurut teoritis mendefinisikan nilai suatu perusahaan. Perusahaan yang berupaya menciptakan laba besar dan stabil dapat menarik para penanam modal, karena secara otomatis akan menguntungkan para penanam modal. Kapasitas perusahaan yang besar untuk menciptakan laba turut menunjukkan manajemen perusahaan yang baik, kemudian menumbuhkan kepercayaan para penanam modal. Kepercayaan para menanam modal ini pada akhirnya mampu menjadi instrumen yang paling efektif untuk menjunjung harga saham perusahaan. Kenaikan harga saham sama dengan meningkatkan nilai perusahaan, sehingga lebih lanjut dapat menjamin kemakmuran pemegang saham. Sebaliknya, jika perusahaan tidak mempunyai kapasitas yang baik dalam menghasilkan laba, maka para penanam modal akan ragu atau tidak percaya untuk menanamkan modalnya. Ketidakpercayaan ini menjadi pemicu yang serius penurunan harga saham perusahaan, sehingga nilai perusahaan juga akan menjadi jatuh (Lubis et al, 2017:459).

Penelitian ini mengukur profitabilitas dengan menggunakan rasio Return On Equity (ROE)adalah ukuran seberapa besar laba bersih berdasarkan ekuitas perusahaan. Manoppo dan Arie (2016:496) dalam penelitiannya menunjukan bahwa penggunaan Return On Equity (ROE) untuk mengukur profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 hingga 2014.

(8)

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis berminat untuk mengambil judul penelitian “PENGARUH STRUKTUR MODAL,

UKURAN PERUSAHAAN, UMUR PERUSAHAAN, DAN

PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019).

1.2 Rumusan masalah

Menurut Yunarsi (2020:215) Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini, namun juga pada prospek perusahaan dimasa depan. Peneliti berupaya mencari tahu dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yaitu Struktur Modal yang diproksikan oleh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, dan profitabilitas yang diproksikan oleh Return on Equity, maka dapat dirumuskan yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah:

1. Apakah Struktur modal yang diproksikan oleh Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2015-2019.

2. Apakah Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2015-2019.

3. Apakah Umur perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2015-2019.

4. Apakah Profitabilitas yang diproksikan oleh Return on Equity berpengaruh terhadapa nilai perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2015-2019.

1.3 Tujuan

Sehubungan dengan permasalah yang telah disebutkan didalam rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

(9)

1. Untuk menguji apakah struktur modal yang diproksikan oleh Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2015-2019.

2. Untuk menguji apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2015-2019.

3. Untuk menguji apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2015-2019.

4. Untuk menguji apakah profitabilitas yang diproksikan oleh Return on Equity berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2015-2019.

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian karya ilmiah ini diharapkan akan memberikan manfaat kegunaan secara teoritis dan praktis untuk berbagai pihak yang membaca: 1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan representasi dan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak struktur modal, ukuran perusahaan, usia perusahaan, dan profitabilitas perusahaan, serta dapat menjadi referensi bagi penelitian serupa dimasa yang akan datang.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi manajer dan pembaca untuk memaksimalkan nilai perusahaan sebagai tujuan pokok perusahaan. Dapat pula dijadikan sebagai tolak ukur dan bahan pertimbangan bagi para investor dan konsumen dalam proses pengambilan keputusan dimasa yang akan datang untuk meningkatkan kinerja atau nilai perusahaan yang akan datang.

(10)

1.5 Sistematika penulisan

Untuk memahami lebih jelas dari penelitian ini, maka materi-materi yang tertera pada penelitian ini dikelompokan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penilitian, serta sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi landasan teori, penelitian dahulu secara relevan, hipotesa, dan model penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang objek penelitian, jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, kerangka konseptual penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, definisi operasional populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, metode pengumpulan data dan metode analisa data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pambahasan , dimana pada bab ini menjelaskan tentang hasil analisis dan meliputi , dijelaskan pula hasil interprestasi data atau pembahasan.

BAB V PENUTUP

Gambar

Gambar 1.1 Nilai Saham Industri Otomotif Periode 2015-2019  Sumber: www.idx.co.id
Table 1.1 Nilai Perusahaan diukur dengan PBV Pada Perusahaan Otomotif yang  Tercatat di BEI tahun 2015-2019

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa autisme adalah gangguan perkembangan pada anak-anak yang ditandai dengan gangguan interaksi sosial seperti pengasingan diri

Pernyataan yang tidak tepat dengan organ tersebut adalah A.. menghasilkan zat untuk mengemulsikan lemak

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk

Pada siklus I dan siklus II terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan (tindakan), observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

Analisis laporan keuangan merupakan suatu metode yang digunakan karena dalam analisis ini terdiri dari faktor modal, kredit, aktiva yang digunakan serta laba yang diperoleh bank

karena menyelenggar akan pendidikan dan latihan sumberdaya manusia aparat pertanian teknis fun gsional ketrampilan dan diklat kejuruan tingkat

Kemudian untuk variabel Suku Bunga Bank Indonesia (X 4 ) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Jakarta Islamic Index yang dibuktikan dengan nilai signifikansi

This chapter attempts to discuss the values of Selapanan tradition based on Petungan and the reasons why the Javanese people in Kinibalu RW 02 Semarang.. still manage