• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CORE STRENGTHENING EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN STATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN PUBLIKASI ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH CORE STRENGTHENING EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN STATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN PUBLIKASI ILMIAH"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CORE STRENGTHENING EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN STATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN

PUBLIKASI ILMIAH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI

Oleh:

MIFTAHUL NUR AMALIYAH J120120035

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERISTAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI, APRIL 2016 MIFTAHUL NUR AMALIYAH/J120120035

“PENGARUH CORE STRENGTHENING EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN STATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN”

(Dibimbing Oleh Edy Waspada, S. Fis., M. Kes, Agus Widodo, S. Fis., M. Fis) Latar Belakang: Keseimbangan statis mengacu pada kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan pada posisi statis. Keseimbangan yang baik dibutuhkan untuk mengontrol kemampuan gerak dasar terutama bagi anak usia 5-6 tahun untuk memaksimalkan fase perkembangannya agar dapat naik ke fase perkembangan selanjutnya. Salah satu latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan keseimbangan anak usia 5-6 tahun adalah core strengthening exercise.

Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh core strengthening exercise terhadap keseimbangan statis anak usia 5-6 tahun.

Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan pre and post test with group control desaign, yaitu sampel pada kelompok perlakuan diberikan core strengthening exercise selama 4 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu, dengan total sampel 60 anak yang berusia 5-6 tahun. Pengukuran keseimbangan statis menggunakan pediatric reach test. Teknik analisis data menggunakan uji paired sample t-test untuk uji pengaruh dan uji independent sample t-test untuk uji beda pengaruh.

Hasil Penelitian: Ada pengaruh core strengthening exercise terhadap keseimbangan statis setelah dilakukan uji statistik menggunakan paired sample t-test didapatkan p-value posisi sitting dan standing 0,000 pada kelompok perlakuan dan posisi sitting 0,003, standing 0,002 pada kelompok kontrol.

Kesimpulan: Ada pengaruh core strengthening exercise terhadap keseimbangan statis anak usia 5-6 tahun.

Kata Kunci: Core Strengthening Exercise, Keseimbangan Statis, Anak Usia 5-6 Tahun

(6)

ABSTRACT

STUDY PROGRAM S1 PHYSIOTHERAPY FACULTY OF HEALTH SCIENCE UNIVERSITY MUHAMMADIYAH OF SURAKARTA MINITHESIS, APRIL 2016 MIFTAHUL NUR AMALIYAH/J120120035

“THE EFFECT OF CORE STRENGTHENING EXERCISE FOR STATIC BALANCE CHILDREN AGE 5 to 6 YEAR OLDS”

(Guided By Edy Waspada, S. Fis., M. Kes, Agus Widodo, S. Fis., M. Fis) Background: Static balance refers to the ability of the body to maintain equilibrium in a stationary position. Balance is needed to control the basic motor skills of children, especially for children aged 5-6 years to maximize its development phase to move up the next development phase. One of exercise that can be used to improve the balance of children aged 5-6 years is core strengthening exercise.

Objective: To determine the effect of core strengthening exercise to static balance children age 5 to 6 year olds.

Methods: The study was a quasi experiment with pre and post test with control group desaign, sample in the treatment group was given 4 weeks of core strengthening exercise with a frequency of 3 times a week, with a total sample of 60 children aged 5-6 years. Measurements using a pediatric reach static balance test. Data were analyzed using Paired Samples t-test to test the effect and Independent Sample t-test to test different effect.

Results: There is a core strengthening exercise influence on the static balance after the performed statistical tests using paired sample t-test p-value obtained sitting and standing position 0,000 in the treatment group and 0,003 sitting position, standing 0,002 in the control group.

Conclusion: There was effect core strengthening exercise for static balance children age 5-6 year olds.

Keyword: Core Strengthening Exercise, Static Balance, Children Age 5-6 Year Olds.

(7)

PENDAHULUAN

Depkes RI (2006) dalam Kholifah (2014) menyatakan bahwa 16% balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan motorik kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan yang kurang dan keterlambatan bicara. Hildayani (2002) dalam Mawaddah (2011) juga menyatakan kurang lebih 80% dari sejumlah anak yang mengalami gangguan perkembangan, akan mengalami kesulitan pada pengaturan keseimbangan.

Pengaturan keseimbangan yang baik dibutuhkan untuk mengontrol kemampuan gerak dasar (fundamental movement abilities) terutama pada anak usia dini. Pengaturan keseimbangan diperlukan sebagai persiapan untuk naik ke fase perkembangan selanjutnya (Gallahue at el., 2012). Oleh karena itu, usia dini (0-8 tahun) akan sangat menentukan perkembangan kualitas anak (Mutiah, 2015). Keseimbangan sendiri merupakan aspek penting untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang melibatkan sistem muskulosketal dan sistem saraf (Gökdemir et al., 2012). Komponen keseimbangan terdiri dari sistem informasi sensoris, respon otot-otot postural, muscle strength, adaptive system dan joint range of motion (Irfan, 2012). Komponen-komponen keseimbangan akan mempengaruhi setiap gerakan dalam aktifitas sehari-hari (Gallahue at el., 2012).

Pada perkembangan keseimbangan terutama keseimbangan statis, sistem muskoloskeletal dapat mengalami kelemahan dikarenakan kurang optimalnya aktivitas fisik sehingga menyebabkan terjadinya cedera (Yuliana et al., 2014). Oleh karena itu, diperlukan aktivitas yang dapat mengoptimalkan kerja sistem muskolosketal. Harvard Health Publication (2014) menyatakan core

(8)

strengthening merupakan jenis latihan yang bermanfaat meningkatkan keseimbangan dan memperbaiki postur. Core strengthening juga memberikan stabilitas pada lengan dan kaki untuk mengembangkan keterampilan koordinasi gerakan yang merupakan dasar keterampilan keseimbangan (Vaughan, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Rahmat et al., (2012) yang berjudul “The Effect of 6 Weeks Core Stabilization Training Program on The Balance Mental Retarded Students”, mendapatkan hasil bahwa core stabilization training dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak yang mengalami keterbelakangan mental.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul Pengaruh Core Strengthening Exercise Terhadap Keseimbangan Statis Anak Usia 5-6 Tahun.

LANDASAN TEORI

Perkembangan motorik anak memiliki beberapa fase untuk membedakan tiap tahap usia perkembangan anak dibagi menjadi beberapa fase, salah satunya yaitu Fundamental movement phase. Fundamental movement phase adalah fase perkembangan motorik dimana anak terlibat secara langsung untuk mengeksplor dan bereksperimen dengan potensi gerak yang mereka miliki. Anak-anak mengembangkan pola dasar gerakan dengan merespon stimulasi/rangsangan yang datang. Proficient stage atau tahap mahir di tunjukan dengan gerakan yang efisien, terkoordinasi dan terkendali dengan baik. Pada tahap ini anak lebih membutuhkan keseimbangan dan koordinasi sebagai faktor kontrol gerak (Gallahue et al., 2012).

(9)

Core Strengthening Exercise adalah bentuk latihan yang digunakan melatih kekuatan otot inti, baik dengan menggunakan berat tahanan yang diangkat, banyaknya pengulangan yang dapat dilakukan, atau daya tahan otot untuk bertahan pada posisi yang stabil (Howell, 2015). Deep muscle (otot inti) pada regio lumbal terditri dari m. transversus abdominis, m. multifidus, m. quadratus lumborum (deep portion), m. deep rotators (Kisner dan Colby, 2007).

Menurut Vaughan (2010), core strengthening exercise memiliki beberapa gerakan salah satunya seperti gerakan Prone Extention Activities yang dilakukan pada posisi prone lying dengan tangan dan kaki diangkat dan tumpuan pada perut. Gerakan ini bertujuan untuk mengkontraksikan otot bagian perut (m. Transversus Abdominis) yang termasuk dalam bagian otot inti. Dosis latihan core strengthening dilakukan dengan durasi 10-15 menit untuk setiap latihan dengan frekuensi 3 kali seminggu selama 4 minggu.

Thorberg dan Brant (2008) menyatakan deep (core) muscle memainkan peran yang penting hampir pada semua aktifitas kehidupan, seperti aktifitas duduk ke berdiri, berjalan dan menstabilkan tubuh. Stabilisasi yang baik akan membantu untuk memelihara postur.

Keseimbangan didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan postur untuk melakukan kegiatan dan berinteraksi dengan lingkungan (eksternal atau internal) dan dari segi biomekanik menjaga body mass center terhadap base of support. Keseimbangan manusia tergantung pada koordinasi integrasi sensorik dari informasi sistem vestibular dan visual yang diterima (Bakhtiari, 2012). Keseimbangan Statis adalah kemampuan tubuh untuk menjaga posisi tubuh dalam

(10)

keadaan diam, seperti menyeimbangkan posisi berdiri dengan satu kaki, berdiri di atas papan keseimbangan dan melatih keseimbangan dengan tongkat.

Untuk mengukur keseimbangan statis anak dapat menggunakan Pediatric Reach Test (PRT) merupakan hasil modifikasi dari Funtional Reach Test yang biasa digunakan pada kasus lansia ataupun dewasa. Pengukuran menggunakan PRT melibatkan gerakan ke kanan, ke kiri dan ke depan untuk meraih jarak terjauh yang dapat di capai pada posisi duduk dan berdiri. Tes ini dilakukan dengan cara, pertama anak diposisikan duduk (tanpa support) selama 15 detik, kemudian diinstruksikan meraih ke depan, ke kanan dan kiri dengan mengangkat lengan setinggi 90 derajat. Kedua anak diposisikan berdiri selama 15 detik, kemudian diinstruksiakan meraih ke depan, ke kanan dan kiri dengan mengangkat lengan setinggi 90 derajat posisi berdiri (Kaya et al., 2015).

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan desaign pre and post test with group control yang dilakulan di TK Aisyiyah Gonilan sebagai kelompok perlakuan dengan total sampel 36 anak dan RA Taqiyya Kartasura sebagai kelompok kontrol dengan total sampel 24 anak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2016. Teknik analisis data yang digunakan yaitu kolmogorov-smirnov untuk uji normalitas data, levens test untuk uji homogenitas data, paired sampel t-test untuk uji pengaruh dan independent sampel t-test untuk uji beda pengaruh.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah core strengthening exercise dan variable terikat adalah keseimbangan statis anak.

(11)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil uji statistik dengan uji paired-sample t test didapatkan bahwa ada pengaruh core strengthening exercise terhadap keseimbangan statis anak usia 5-6 tahun yaitu dengan p-value untuk posisi sitting dan standing yaitu 0,000 pada kelompok perlakuan dan p-value untuk posisi sitting 0,003 dan standing 0,002 pada kelompok kontrol. Perbedaan tersebut disebabkan karena pada kelompok perlakuan diberikan core strengthening exercise dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sedangkan pada kelompok kontrol hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Pada core strengthening exercise, dengan melakukan latihan core strengthening akan mengaktifkan 3 sistem sensoris yaitu sistem visual, sistem somatosensoris dan sistem vestibular yang beradaptasi dengan posisi tubuh dan lingkungan. Stimulasi yang di berikan dari 3 sistem sensoris tadi, akan diterima otak kecil (cerebellum) sendiri dikenal sebagai pusat koordinasi untuk keseimbangan dan tonus otot melalui mekanisme kompleks yang memungkinkan sistem somatik tubuh untuk bergerak secara terampil. Tepatnya pada lobus fluccolonodularis yang merupakan bagian tertua dari otak kecil serta merupakan archicerebellum yang berhubungan dengan susunan vestibular (nervus dan nukleus vertibular).

Keluaran (output) dari nukleus verstibular menuju ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan

(12)

tubuh dengan mengontrol otot-otot postural. Dengan melakukan latihan yang teratur akan mengaktifasi otot-otot inti akibatnya semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan otot yang dihasilkan sehingga diharapkan dapat meningkatkan keseimbangan (Irfan, 2012).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan terdapat pengaruh core strengthening exercise terhadap keseimbangan statis anak usia 5-6 tahun.

Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan core strengthening exercise dapat dijadikan salah satu metode pembelajaran yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak khususnya keseimbangan statis pada anak usai 5-6 tahun.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat memaksimalkan latihan core strengthening dengan metode yang lebih menarik.

b. Untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan manfaat yang didapat dari core strengthening exercise selain terhadap keseimbangan, seperti terhadap koordinasi, kelincahan ataupun kekuatan.

c. Untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan MMT (Manual Muscle Testing) untuk mengukur peningkatan nilai otot setelah diberikan core strengthening exercise.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rahmat, Daneshmandi Hasan & Barati Amir Hosin. 2012. The Effect of 6 Weeks Core Stabilization Training Program on the Balance in Mental Retarded Students. International Journal of Sport Studies. Volume 2. Nomor 10. 496-501.

Bakhtiari, Reza Abbasi. 2012. Evaluation of Static and Dynamic Balance and Knee Proprioception in Young Professional Soccer Players. Annals of Biological Research. Volume 3 (6): 2867-2873.

Gallahue, David L, Ozmun John C., & Jacqueline D. Goodway. 2012. Understand Motor Development: Infant, Children, Adolencent, Adults, Seventh Edition. New York: McGraw-Hill.

Gökdemir, Cigerci, Suveren & Sever. 2012. The Comparison of Dynamic and Static Balance Performance and Different Branches Athletes. World Applied Sciences Journal . Volume 17. Nomor 9. 1079-1082.

Harvard Health Publication. Harvard Health Letter. 2014. Improve Your Balance by Strengthening Your Core. Boston: Belvoir Media Group.

Howell, Damien. 2015. Core Strength – Core Stability: Controversary regarding definition – does it ensure enchanced athletic performance?.

http://www.damienhowellpt.com/pdf/core%20strength.pdf. Diakses

tanggal 3 November 2015.

Irfan M. 2012. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kaya, Panta, Ipek Alemdaroglu, Oznur Yilmaz, Ayse Karaduman & Haluk Topalogu. 2015. Effect of Muscle Weakness Distribution on Balance in Neuromuscular Disease. Official Journal of the Japan Pediatric Society. Pediatric International. Nomor 57. 92-97.

Kholifah, Siti Nur, Nikmatul Fadillah, Hasyim As’ari & Taufik Hidayat. 2014. Perkembangan Motorik Kasar Bayi Melalui Stimulasi Ibu di Kelurahan Kemayoran Surabaya. Jurnal Sumber Daya Manusia Kesehatan. Volume 1. Nomor 1.

Kisner, Carolyn & Lynn Allen Colby. 2007. Therapeutic Exercise : foundation and techniques – 5th ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.

Mawaddah. 2011. “Perbedaan Braingym dan Cone Exercise Terhadap Keseimbangan pada Anak Usia Dini 4 – 6 Tahun”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.

(14)

Mutiah, Dian. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Group.

Thorberg, Linda & Brant Lutska. 2010. Core Strength Activities For Preschool and Beginners. USA Gymnastic Congress. Minnesota.

Vaughan, Amy. 2010. Core Strengthening: Building a Learing Foundation. Springfield: Burrell Behavioral Health.

Yuliana, Sri , I Putu Gede Adiatmika, Muhammad Irfan & Dhofirul Fadhil Dzil Ikrom Al Hazmi. 2014. Pelatihan Kombinasi Core Stability dan Ankle Strategy Exercise Tidak Lebih Meningkatkan Keseimbangan Statis pada Mahasiswa S1 Fisioterapi Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Sport and Fitness Journal. Volume 2. No. 2: 63 – 73.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melaksanakan Sistem Pemerintahan Desa, Pemerintah Kabupaten Wonogiri telah mengeluarkan produk hukum berupa Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2001 yang berkaitan dengan

Sebanyak 40 sampel susu bubuk skim impor diambil dari 5 negara yang sering dilalulintaskan melalui Balai Karantina Hewan Kelas I Tanjung Priok Jakarta untuk dilakukan pengujian

Based on the background above, the writer proposes to conduct a research in title “ LIU XING’S AMBITION TO BE A SCIENTIST IN CHEN SHI-ZHENG’S DARK MATTER (2008), MOVIE: A

perilaku agresi pada remaja yang berasal dari dalam diri adalah konsep diri.. Konsep diri adalah suatu penilaian individu tentang diri sendiri dan konsep

Hasil yang diperoleh pada penghitungan sebanyak 100 neuron piramidal pada area 4 ( primary motor cortex ) dan somatosensory cortex pada kelompok yang diberi vitamin E 80

Setelah buah pepaya dibersihkan dan disterilisasi dengan thibendazol selanjutnya dilakukan penyimpanan pada beberapa suhu yaitu 15 o C selama 18 hari (data digunakan untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keeratan hubungan antara penerimaan provinsi dengan PDRB perkapita dari tahun 2000 sampai dengan 2004 tidak ada kecenderungn meningkat

pula produksi kayu bakar mengalami penurunan. Ini dikarenakan potensi kertersediaan kayu bakar juga menurun, misalnya akibat semakin meningkatnya lahan yang di ubah untuk