• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dan profitabilitas perusahaan. Bisnis berbasis pengetahuan dapat meciptakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dan profitabilitas perusahaan. Bisnis berbasis pengetahuan dapat meciptakan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia berbasis pengetahuan memiliki kontribusi terhadap produktivitas

dan profitabilitas perusahaan. Bisnis berbasis pengetahuan dapat meciptakan

keunggulan bagi perusahaan. Dunia berbasis pengetahuan terdiri dari perubahan

dinamis yang universal dalam bidang informasi. Perubahan besar telah terjadi

terhadap prilaku sosial masyarakat sebagai akibat dari perkembangan teknologi,

khususnya teknologi informasi (TI). Dampak TI terhadap manusia tidak dibatasi

oleh batas-batas regional, negara bahkan jauh menembus batas secara global.

Penemuan-penemuan baru di bidang TI membawa dampak yang sangat besar

pada dunia bisnis sebagai akibat dari pemanfaatan TI.

TI dan sumber daya manusia (SDM) menjadi isu yang menarik dikalangan

akademisi maupun praktisi. Perusahaan berbasis pengetahuan menciptakan

keunggulan kompetitif dalam upaya untuk meraih keuntungan

sebanyak-banyaknya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan tenaga-tenaga

terampil.

TI dan orang-orang terlatih dibutuhkan dalam menciptakan keunggulan

bisnis yang kompetitif dan menjadi roda penggerak yang bersinergis dan

berinteraksi dalam mesin bisnis. Hubungan TI dan SDM dibahas oleh Doms et al.

(1997) yang menyimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki modal

(2)

mengadopsi teknologi baru, serta menjadi perusahaan yang memiliki

produktivitas tinggi.

Produktivitas tinggi yang menguntungkan menjadi sasaran utama suatu

bisnis, pada umumnya bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan

meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah

bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, ataupun kapital yang

mereka berikan.

Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

macam risiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

investor. Fuller (2001) mengatakan bahwa inti dari investasi adalah menempatkan

dana pada risiko dengan harapan menerima laba yang lebih besar maka investasi

tersebut telah menciptakan nilai (value creation). Sesuai tujuannya semua

aktivitas bisnis adalah mencari laba (Boone dan Kurtz, 2002). Besarnya investasi

belum tentu mencerminkan besarnya penerimaan pengembalian. Terkadang yang

terjadi adalah ketidak seimbangan antara investasi yang besar dengan penerimaan

pengembalian yang kecil. Manfaat investasi sulit diukur. Investasi TI dan SDM

tidak dapat diukur langsung secara finansial.

Dalam upaya untuk menghasilkan profit, perusahaan harus mampu

mengelola semua sumber daya secara sinergis yang dimilikinya secara efektif.

Banyak tantangan dalam mendapatkan profit, salah satunya adalah persaingan.

Strategi harus ditetapkan dalam memasuki dunia persaingan yang semakin ketat

agar tetap dapat bertahan (survive). Perusahaan harus mampu mendapatkan

keunggulan dalam persaingan (competitive advantage). Peningkatan invesatasi

(3)

Walaupun investasi ini besar dan berisiko tetapi investasi ini tetap harus dilakukan

dan dibutuhkan. Isu penting di era globalisasi saat ini di dunia bisnis perbankan

adalah investasi dibidang TI dan SDM. Kedua investasi ini menjadi bagian

terpenting dalam pasar dunia yang global dan bersaing ketat dewasa ini.

Investasi dalam bidang TI dan SDM adalah dua mata rantai yang tidak

dapat terpisahkan. Investasi TI dan SDM saling melengkapi (Gunnarsson et al,

2001, 2004 dan Hagsten, 2009).

Aset TI menjadi komponen kunci dari sistem perusahaan dalam

memfasilitasi penciptaan, asimilasi, dan penerapan pengetahuan (Alavi dan

Leidner, 2001). Dalam memenangkan persaingan perusahaan kontemporer terus

melakukan investasi dalam memperoleh sumber daya TI yang unggul dan

menyusun tim yang mampu dari pekerja berbasis pengetahuan (Aral dan Weill,

2007). Pemanfaatan TI telah meningkat secara cepat, berevolusi dalam industri

jasa, khususnya industri perbankan. Pemanfaatan TI oleh bank berarti bank telah

dapat memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi kepada nasabah dengan

sedikit usaha yang berdampak pada pengembalian aset (Dandago, 2012).

Tabel 1. Data investasi TI beberapa bank di Indonesia

Nama Bank Tahun

Investasi Nilai Investasi TI

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2012 Rp. 1 triliun

PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk 2012 US$ 30 juta

PT. Bank QNB Kesawan 2012 Rp. 30 miliar

PT. Bank Central Asia Tbk 2011 US$ 60 jt – 80 juta

PT. Bank Muamalat 2011 US$ 8 juta

PT. Bank Syariah Mandiri 2011 Rp. 60 miliar

PT. Bank Central Asia Tbk 2010 US$ 50 juta

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2010 US$ 50 juta

(4)

Sebagaimana pendapat Porter dan Millar (1985) bahwa investasi TI

memainkan peran penting dalam mendapatkan keunggulan kompetitif yang harus

tercermin dalam kenaikan laba bersih. Besarnya investasi dibidang TI pada bisnis

perbankan dapat dilihat pada Tabel 1.

Terlepas dari pentingnya investasi di bidang TI dalam dunia bisnis,

kegagalan menjadi suatu risiko yang harus dipertimbangkan. Salah satu bukti

kegagalan TI dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perusahaan yang gagal dalam ber-investasi TI

No. Nama

Perusahaan Proyek Tahun

Nilai Investasi Hasil Investasi 1 AMR Corp., Budget Rent A Car Corp., Hilton Hotels Corp., Marriott International Inc.

"Confirm" reservasi sistem untuk hotel dan sistem untuk hotel dan pemesanan penyewaan mobil

1992 $ 125 juta Gagal

2 Snap-On Inc.

Konversi ke sistem order-entry baru dari The Baan Co

1997 $ 50 juta Gagal

3 FoxMeyer Corp. SAP sistem ERP 1996 $ 1 miliar Gagal

4 W. W. Grainger

Inc. SAP sistem ERP 1998 $ 9 juta Gagal

5 Greyhound Lines Inc.

Reservasi "Perjalanan" dan sistem pengiriman-bus. Tahun 1994 rugi $ 61.400.000 1993/1994 $ 6 juta Gagal 6 Hershey Foods Corp.

IBM instalasi dan integrasi yang dipimpin SAP, Manugistics Group Inc. dan Siebel Systems Inc

software

$ 112 juta Gagal

7 Norfolk Southern Corp.

Sistem integrasi dengan sasaran merger Konsolidasi Rail Corp. Menambah kerugian $80 juta

1998/1999 $ 113 juta Gagal

8 Oxford Health Plans Inc.

Penagihan baru dan sistem pemrosesan klaim berdasarkan Unix

International dan Oracle Corp database

(5)

Tabel 2. Perusahaan yang gagal dalam ber-investasi TI - lanjutan

No. Nama

Perusahaan Proyek Tahun

Nilai Investasi Hasil Investasi 9 Tri Valley Growers

Oracle Corp aplikasi ERP

dan integrasi 1996 $ 6 juta Gagal

10 Universal Oil Products LLC

Software untuk

memperkirakan biaya proyek dan mencari spesifikasi teknik, yang akan dibangun dan dipasang oleh Andersen Consulting

1991 $100 juta Gagal

11 IEEE Perangkat lunak “hall of

shame” 2005 $5 miliar Gagal

Sumber : Data diolah dari http://www.computerworld.com dan sumber lain.

SDM yang terampil dan kompeten menjadi isu yang signifikan khususnya

di dunia perbankan. Kebutuhan akan SDM yang berkualitas terus dibicarakan

dalam dunia perbankan. Berdasarkan survey yang dilakukan Price Waterhouse

Coopers (PwC) Indonesia (http://bisnis.liputan6.com/2013) sebanyak 82 bank yang beroperasi di Indonesia baik dari lokal maupun asing ternyata mengaku

masih kekurangan SDM yang berkualitas. Sebanyak 80% responden merasa

ketersediaan pegawai yang berkualifikasi dan berpengalaman langka atau sangat

langka, dan masalah ini menjadi penghambat dalam perluasan jaringan kantor

yang efektif. Tabel 3. menunjukkan peringkat Human Development Index (HDI)

dan produktifitas SDM perbankan Indonesia yang cukup rendah dibandingkan

negara lain di ASEAN.

Gambar 1. menunjukkan produktifitas SDM perbankan diukur dengan

parameter laba bersih untuk satu orang pegawai. SDM Indonesia masuk pada

urutan ke empat terendah yang mengindikasikan rendahnya kualitas SDM

(6)

Tabel 3. Human Development Index Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara di ASEAN

Human Development Index

ASEAN Country Trend Global Rank

2008 2009 2010 2009 2010 1 Singapore 0.84 0.84 0.85 23 27 2 Brunei 0.80 0.80 0.80 30 37 3 Malaysia 0.74 0.74 0.74 66 57 4 Thailand 0.65 0.65 0.65 87 92 5 Philippines 0.63 0.63 0.64 105 97 6 Indonesia 0.59 0.59 0.60 111 108 7 Vietnam 0.56 0.57 0.57 116 113 8 Laos 0.48 0.49 0.50 133 122 9 Cambodia 0.49 0.49 0.49 137 124 10 Myanmar 0.44 0.44 0.45 138 132

Note: HDI adalah salah satu indeks komposit untuk mengukur keberhasilan pembangunan dengan mengkombinasikan indikator usia harapan hidup, tingkat pendidikan, dan pendapatan. Sumber: Presentasi Ikatan Bankir Indonesia pada Focus Group Discussion API, 19 September 2013

Gambar 1. Perbandingan Produktifitas SDM Perbankan ASEAN

Sumber : Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia, November 2013

SDM harus dipandang sebagai modal atau aset bagi perusahaan yang

(7)

Perspektif SDM sebagai investasi harus lebih diprioritaskan, diidentifikasi, dan

dipelihara, yang mencakup setiap kegiatan yang memperluas produktivitas tenaga

kerja.

SDM merupakan salah satu komponen penting yang mendorong

pertumbuhan ekonomi dan kinerja bisnis (Huang dan Liu, 2005). Dengan kualitas

SDM yang tinggi, perusahaan dapat memaksimalkan SDM yang sedikit,

keuntungan yang diperoleh tentu lebih besar dan menjadi pendorong pertumbuhan

ekonomi dan kinerja bisnis. Berpindahnya SDM terampil dan terlatih ke

perusahaan pesaing akan menjadi tantangan dan tidak lagi menciptakan nilai.

Dekade terakhir pengunduran diri ini sangat cepat, studi terdahulu menunjukkan

bahwa rata-rata karyawan beralih ke perusahaan lain setiap enam tahun

(Kransdorff, 1996). Kondisi ini menjadi perhatian yang serius bagi perusahaan.

Dalam kaitannya dengan Intellectual Capital (IC) dapat dilihat dari

kontribusi TI dan SDM sebagai intangible assets dalam penciptaan nilai. Untuk

dapat menciptakan nilai (value creation) dan keunggulan kompetitif (competitive

advantage) yang berkelanjutan, dibutuhkan IC sebagai pendorong utama (principal driver). Prahalad dan Hamel (1990) berpendapat bahwa IC dapat

dipandang sebagai pendorong utama (principal driver) kinerja organisasi dari

penciptaan nilai (value creation) dan sumber keunggulan kompetitif yang

berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bukti bahwa ada hubungan empiris antara IC

dan value creation perusahaan (Marr dan Roos, 2005). IC hampir menjadi

satu-satunya keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam ekonomi baru (Grant,

1991; Hysom, 2001; Wade & Hulland, 2004), sementara itu, konsep keuntungan

(8)

keunggulan kompetitif dari suatu perusahaan yang memberikan penciptaan nilai

tambah (Shakina dan Barajas, 2013). IC dalam bentuk organization knowledge

mempunyai hubungan langsung dengan kinerja (performance) organisasi. IC juga

dapat menjadi mediator hubungan antara proses pembelajaran organisasi dengan

kinerja (Snyder dan Cummings, 1998).

Pengukuran menjadi sesuatu yang sangat penting untuk mengetahui

persentase kontribusi IC terhadap profitabilitas. Pulic (1998) mengukur IC

perusahaan sebagai penciptaan nilai (value creation). VAICTM digunakan sebagai

proksi terhadap kinerja bisnis perusahaan yang diproksikan oleh Return on

Investment (ROI).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, permasalahan pokok dapat

diteliti dengan dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh variabel investasi TI dan investasi SDM terhadap

ROI?

2. Bagaimana pengaruh variabel investasi TI dan investasi SDM terhadap IC

sebagai penciptaan nilai (value creation)?

3. Bagaimana pengaruh variabel investasi TI dan investasi SDM terhadap

ROI melalui IC sebagai penciptaan nilai?

1.3. Tujuan Penelitian

(9)

1. Menguji dan menganalisis pengaruh variabel investasi TI dan investasi

SDM terhadap ROI.

2. Menguji dan menganalisis pengaruh variabel investasi TI dan investasi

SDM terhadap IC sebagai penciptaan nilai (value creation).

3. Menguji dan menganalisis pengaruh variabel investasi TI dan investasi

SDM terhadap ROI melalui IC sebagai penciptaan nilai (value creation).

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan penambah

wawasan, pengetahuan dan referensi penulisan karya ilmiah mengenai

investasi dibidang TI dan SDM dengan sasaran keuangan yang diarahkan

pada profitabilitas khususnya tingkat pengembalian atas investasi yang

dilakukan melalui IC sebagai penciptaan nilai yang masih mencari model

serta format yang tepat.

2. Bagi Investor dan Calon Investor

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan

investasi dibidang TI dan SDM yang harus melalui IC sebagai penciptaan

nilai untuk meraih keunggulan bersaing perusahaan sehubungan dengan

keputusan investasi mereka dengan sasaran profitabilitas.

3. Bagi Regulator

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai bahan

(10)

terkait dengan investasi TI dan SDM dalam penciptaan nilai dengan

sasaran keuangan yang diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas

investasi yang dilakukan dengan pertimbangan biaya yang dikeluarkan

perusahaan tidak sedikit.

4. Bagi Analis Keuangan Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi sebagai bahan

masukan untuk mengestimasi besarnya anggaran untuk investasi TI dan

SDM dalam penciptaan nilai sesuai dengan profitabilitas yang diharapkan.

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan kombinasi dari penelitian Dandago (2012) untuk

investasi TI, Bassey dan Tapang (2012) dan Samad (2013) untuk investasi SDM,

Kamal et al. (2012) untuk mengukur pengaruh IC sebagai value creation yang

diproksikan dengan VAICTM terhadap kinerja keuangan. Perbedaan antara

penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :

a. Variabel eksogen investasi TI.

Peneliti I terdahulu : investasi software, hardware dan jumlah ATM.

Dalam penelitian ini : investasi software dan hardware dan pengembangan

TI lainnya.

Variabel eksogen investasi SDM.

Peneliti IIa terdahulu : biaya perolehan sumber daya manusia (HRAC),

biaya pengembangan (pelatihan) sumber daya manusia (HRDC) dan IIb :

pelatihan dan pendidikan, pengetahuan, keterampilan, kompetensi dan

(11)

Dalam penelitian ini : biaya pendidikan dan pelatihan/pengembangan.

b. Variabel intervening.

Peneliti terdahulu : tidak ada variabel intervening.

Dalam penelitian ini menggunakan IC sebagai value creation. Penelitian

ini mengadopsi variabel independen dari penelitian terdahulu menjadi

variabel intervening (IC yang diproksikan dengan VAICTM).

c. Variabel endogen.

Peneliti I terdahulu (investasi TI) : Return on Assets (ROA), Return on

Equity (ROE).

Peneliti IIa terdahulu (investasi SDM) : produktivitas perusahaan - ROI.

Peneliti IIb terdahulu (investasi SDM) : profitabilitas (ROA/ROI, ROE,

ROS), produktivitas, evaluasi pasar.

Peneliti III : kinerja keuangan (ROA, ROE).

Dalam penelitian ini : ROI.

d. Tahun pengamatan yang dilakukan penelitian terdahulu:

Peneliti I terdahulu (investasi TI) : 2000-2010

Peneliti IIa terdahulu (investasi SDM) : tidak tersedia.

Peneliti IIb terdahulu (investasi SDM) : tidak tersedia

Peneliti III : IC yang diproksikan dengan VAICTM : 2004-2008.

Dalam penelitian ini : 2008-2012.

e. Lokasi penelitian :

Peneliti I terdahulu (investasi TI) : Nigeria

Peneliti IIa terdahulu (investasi SDM) : Nigeria

(12)

Peneliti III : Malaysia

Gambar

Tabel 3.   Human Development Index Indonesia masih rendah  dibandingkan negara-negara di ASEAN

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian dan Ringkasan Laporan Keuangan Konsolidasian Negara Kanada dilakukan oleh Office of Auditor General (AG) of

Chapter 6, Installing Siebel Client Software guides you through the installation of the Siebel Mobile or Developer Web Client, the Siebel Sample Database, and Siebel Tools..

Apabila dirinci tiap tahun selama periode yang sama, yaitu tahun anggaran 2006, 2007 dan 2008 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pati selalu mengalami peningkatan, yaitu dengan

Kelainan yang dijumpai pada bagian-bagian tubuh dan atau organ tubuh (terutama kelainan mayor) harus diwaspadai kemungkinannya disertai sindrom yang berkaitan

Sebelum Pijat Bali Suci Anda, kami dengan lembut membersihkan kulit Anda dengan garam laut dan minyak hangat.. Membuat kulit Anda terasa

Berikut ini adalah pokok-pokok kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan Laporan Keuangan BLU Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, yang sesuai dengan Pernyataan

memberikan dukungan kepada Pemerintah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat dalam membangun sistem jaringan dan pelayanan transportasi secara terpadu (darat, laut, dan

Penerapan Perangkat pembelajaran Sains berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap materi pokok untuk siswa kelas IV dan V, yang telah