• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fatima Rahma Rangkuti. Dosen Tetap PIAUD STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fatima Rahma Rangkuti. Dosen Tetap PIAUD STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI PESANTREN MODERN TAHFIZH ALQURAN YAYASAN ISLAMIC CENTRE SUMATERA UTARA

Fatima Rahma Rangkuti

Dosen Tetap PIAUD STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi e-mail: fatimahrahma24@yahoo.co.id

Abstract: The Rovolution 4.0 has claimed humans to continuously improve each other's professionalism in various activities, whether in work or another. As well as working on an institution, effectiveness is one of the most important things in achieving a predetermined purpose. In this study found a good coordination from the leadership of pesantren in improving the effectiveness of counseling service assignments at Pesantren Modern Tahfizh Qur'an Foundation Islamic Centre Sumatera Utara, one of them by utilizing Various technological sophistication, such as transparent coordination in WhatsApp Group application.

Keyword: Coordination of Boarding Schools, Effectiveness of Counseling Service Assignments.

PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk sosial yang terus mengalami perkembangan dan kemajuan, dari masa ke masa manusia terus berusaha untuk hidup yang lebih baik. Dan pada saat ini manusia sudah sampai pada masa yang sering disebut dengan revolusi 4.0. Revolusi 4.0 ini merupakan suatu revolusi yang menuntut manusia untuk lebih siap lagi dalam menghadapi tantangan zaman dan siap untuk bersaing dengan akal sehat. Oleh sebab itu, manusia harus terus berlomba-lomba dalam meningkatkan ke profesi-onalan dan efektivitas serta produktivitas dalam bekerja.

Bekerja dalam suatu lembaga juga memiliki tuntutan tersendiri agar mampu bersaing dengan lembaga-lembaga lain-nya, karena dalam suatu lembaga tentu memiliki organisasi-organisasi tersendiri, sehingga mampu umtuk bersatu padu dalam memajukan lembaganya. Hal yang paling mendasar dalam bekerja sama pada suatu organisasi lembaga adalah sebuah koordinasi yang bagus, dengan koordinasi yang bagus, maka suatu tujuan organisasi dalam lembaga tersebut akan mudah

untuk dicapai. Koordinasi ini adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk di-lakukan dalam mengkomunikasukan ber-bagai hal yang telah di rencanakan ter-lebih dahulu, rencana yang telah dilak-sanakan atau bahkan rencana yang telah dievaluasi, karena aspek yang paling penting untuk mencapai suatu tujuan adalah adanya koordinasi yang efektif tersebut.

Koordinasi sangat berpengaruh pada pencapaian hasil dari suatu pekerjaan atau tugas yang dikerjakan, karena pokok dasardari koordinasi itu sendiri adalah untuk mengefektifkan berbagai spek-aspek yang telah ditetapkan menjadi sasaran dalam suatu organisasi lembaga tersebut. Keefektifam organisasi menjadi-kan segala pekerjaan menjadi lebih ter-organisir, sebab adanya pembagian-pembagian tugas, pekerjaan atau yang lainnya, yang tentunya sesuai dengan porsi dan kemampuan masing-masing. Perlu diketahui bahwa koordinasi tersebut juga tidak bisa bergerak sendiri, tanpa digerakkan oleh seseorang. Dengan kata lain, koordinasi yang baik tersebut juga sangat dipengaruhi oleh orang yang

(2)

ber-tugas melakukan koordinasi tersebut. Seperti koordinasi seorang pimpinan dengan bawahannya.

Koordinasi yang baik dari seorang pimpinan akan menciptakan sebuah satuan dalam berbagai hal, seperti ke-satuan keke-satuan langkah, keke-satuan tin-dakan dan kesatuan sikap sesama personil dan kesatuan yang lainnya dalam sebuah organisasi, sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan dengan semaksimal mungkin dan dengan sangat efektif. Salah satu contohnya adalah keefetifan dalam menjalankan tugas layanan konseling di sebuh pesantren.

Bimbingan konseling pesantren sendiri dapat dilihat pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dimasukkan sebagai kategori pendidik. Hal ini sebagai-mana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 6 yang berbunyi: Pendidik adalah tenaga kepen-didikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyai-swara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan ke-khususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.1 Maka dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan bimbingan konseling khususnya dalam pesantren mempunyai tanggung jawab yang cukup besar yaitu sebagai tenaga pendidik yang berpartisipasi dalam pendidikan, sesuai dengan bidangnya yaitu memberikan pelayanan bimbingan konseling kepada peserta didik.

Bimbingan konseling merupkan hal yang tidak bisa dipisahkan dari yang namanya lembaga pendidikan karena me-rupakan salah satu unsur terpadu dalam keseluruhan program pendidikan khusus-nya dalam sebuah lingkungan pesantren, karena bimbingan konseling dalam pesantren salah satu tugas yang dilakukan oleh setiap tenaga pendidik yang bertugas

1Depdiknas, Undang-undang RI No.20 Tahun

2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Depdiknas, 2003), h. 3.

di pesantren tersebut. Bimbingan di pesantren ini dapat diartikan sebagai proses bantuan yang diberikan pada setiap individu dalam rangka membantu-nya mencapai suatu pemahaman dalam dirinya, serta pengarahan yang diberikan terhadap individu untuk dapat dia melakukan penyesuaian diri dengan mak-simal baik dalam lingkungan pesantren, keluarga, serta masyarakat. Perlu di-ketahui bahwa bimbingan konseling ini tidak hanya diberikan kepada peserta didik yang bermasalah saja, akan tetapi untuk setiap peserta didik di lembaga pesantren tersebut, karena setiap individu mempunyai hak masing-masing untuk mendapatkan bimbingan dari guru bim-bingan konseling tersebut.

Sebagian orang, sering salah paham dengan tugas dari bimbingan konseling tersebut, dengan ber-opini bahwa bim-bingan konseling merupakan layanan yang diberikan kepada orang-orang yang ber-masalah, sehingga masalah tersebut dapat doselesaikan. Namun, padahakikatnya tidak seperti demikian, karena bimbingan konseling juga diberikan kepada semua kalangan yang ada. Dalam pelaksanaan pekerjaan bimbingan konseling di pesan-tren, guru bimbingan konseling juga sangat dipengaruhi oleh yang namanya sebuah persepsi dari seorang pimpinan atau rekan-rekan sejawat dalam sebuah organisasi atau lembaga tersebut.

Beberapa tugas guru bimbingan kon-seling dalam pengembangan santri sesuai dengan kebutuhan, potensi bakat, minat dan kepribadian peserta didik di-pesantren, antara lain:

1. Mengamati situasi atau keadaan di pesantren, baik mengenai peralatan, tenaga, penyelengara maupun aktivitas-aktivitas lainya

2. Penyusunan program dalam bidang bimbingan pribadi sosial, bimbingan belajar, bimbingan karirserta semua jenis layanan termasuk kegian pen-dukung.

(3)

Fatima Rahma Rangkuti |57 3. Evalusai pelaksanaan layanan dalam

bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung

4. Menyelengarakan bimbingan terhadap peserta didik, baik yang bersifat preventif, perservatif maupun yang bersisifat korektif atau kuratif.2

Adapun efektivitas bimbingan kon-seling secara umum memiliki tujuan dalam memberikan bantuan pelayanan bimbingan konseling pada peserta didik dalam berbagai hal seperti yang terdapat dilapangan adalah untuk mengenal akan kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri setiap individu, mampu menerima diri sendiri secara positif dan dinamis dalam pengembangan diri yang lebih lanjut. Bimbingan konseling juga sangat mem-bantu peserta didik dalam hal mengenal berbagai lingkungannya secara objektif, baik dalam lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya, begitu juga dalam hal norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang harus dipahaminya. Tujuan lain bim-bingan konseling menurut Prayitno dan Erman Amti, sejalan dengan perkem-bangan konsep bimbingan konselingpun mengalami perubahan dari yang seder-hana sampai yang lebih komprehensif. Perkembangan dari waktu ke waktu khususnya di pesantren dapat dilihat pada kutipan berikut: 1). Untuk membantu indi-vidu membuat pilihan-pilihan, penye-suaian-penyesuaian dan interpretasi-interpretasi dalam hubungan dengan situasi-situasi tertentu. 2). Untuk mem-perkuat fungsi-fungsi pendidikan. 3). Untuk membantu orang-orang menjadi insan yang berguna, tidak hanya sekedar mengikuti kegiatan-kegiatan yang berguna saja.3

2Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling

(Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), h. 206.

3 Prayitno dan Erman Amti. Dasar-Dasar

Bimbingan Dan Konseling. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 112.

Dari paparan di atas, maka dapat di-pahami bahwa peranan guru bimbingan konseling sangat urgensi, kususnya dalam membantu berlangsungnya proses belejar mengajar serta penyesuaian diri peserta didik dengan berbagai hal, seperti penyesuaian diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, dalam melaksanakan bim-bingan konseling tersebut tentu diperlu-kan adanya sikap profesionalisme. Adapun tugas dari seorang guru bimbingan kon-seling, khususnya terkait dengan pengem-bangan diri peserta didik di pesantren, yang sesuai dengan kebutuhan, potensi bakat, minat dan kepribadian peserta didik dipesantren, tentu tidak akan ter-laksana tanpa adanya koordinasi yang baik dari seorang pimpinan pesantren. 4

Setiap pimpinan khususnya dalam sebuah organisasi atau lembaga perlu untuk mengadakan koordinasi terhadap berbagai kegiatan kepada semua anggota organisasi yang ada, serta anggota yang telah diberikan tugas masing-masing, seperti adanya penyampaian informasi yang betul-betul jelas dan palid, peng-komunikasian yang benar, dan pem-bagian-pembagian tugas atau pekerjaan pada para anggota. Maka setiap ianggota dapat mengerjakan tugasnya masing-masing sesuai dengan wewenang yang telah diterima dari atasan.

Menurut Yohanes Yahya, koordinasi dalam pengintegrasian tujuan dan ke-giatan pada satuan yang terpisah pada suatu organisasi sangat perlu untuk men-capai tujuan organisasi secara efisien.5

Sedangkan menurut Handoko, koordinasi penting karena, proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah

4 Fitri Hayati, “Peran Guru Bimbingan Dan

Konseling Dalam Mengatasi Kecenderungan Perilaku Agresif Peserta Didik Di MA,” Jurnal Manajer Pendidikan, Vol. 10, No. 6, 2016.

5 Masrayani dkk, Pengaruh Koordinasi Pimpinan Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Camat Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Mahapeserta didik Prodi Manajemen UPPL.

(4)

departemen atau bidang-bidang fungsi-onal) pada suatu organisasi untuk men-capai tujuan secara efesien dan efektif.6

Dan menurut G.R Terry, berpendapat bahwa koordinasi yang merupakan suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan ber-guna untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis serta cukup efektif pada pencapaian sasaran yang telah ditentukan.7 Efektivitas berarti

ketepatan guna, hasil guna, atau menun-jang keadaan.8 Karena efektivitas adalah

keberhasilan guna dalam pelaksanaan tugas dan fungsi rencana atau program ketentuan atau aturan dan tujuan kondisi ideal.9

Pesantren Modern Tahfizh Alquran YIC merupakan salah satu pesantren yang sudah memiliki program konseling. Adapun koordinasi pimpinan pesantren dalam upaya meningkatkan efektivitas tugas layanan konseling di pesantren memiliki gaya atau model yang sangat unik, yang menurut penelutu sangat efektif diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan lainnya yaitu dengan meng-gunakan media sosia yang bernama grup

whatsapp. Dalam grup ini semua terihan

transparan, baik yang bersifat positif bahkan negtif, semuanya terlihat trans-paran, sehingga dapat ditindak lanjut dengan baik dan benar, tanpa ada istilah KKN lagi. Koordinasi pimpinan pesantren yang dibantu dengan aplikasi media soaial tersebut, memberikan kontribusi besar kepada personil – personil yang ada di dalamnya. Sehingga apapun pekerjaan dapat dilakukan dengan baik dan penuh dengan kesadaran dan pada akhirnya

6 T.Hani Handoko, Manajemen, Cet. ke-18

(Yogyakarta: penerbit BPFE UGM, 2004), h. 195.

7 Masrayani dkk, Pengaruh…h. 76.

8 Pius A. Purtanto dan M. Dahlan Al Baryy,

Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arlaka, 1994), h. 128.

9Aswarni Sujud, Matra Fungsional

Adminis-trasi Pendidikan (Yogyakarta: Purbasari 1989), h. 154.

tujuan dapat tercapai sebagaimana semestinya, seperti efektivitas tugas layanan bimbingan konseling.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut berkaitan

Koordinasi Pimpinan Pesantren Dalam Meningkatkan Efektivitas Tugas Layanan Bimbingan Konseling Di Pesantren Modern Tahfizh Alquran Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara.

HASIL PENELITIAN

Sejarah Singkat Dinamika Perkem-bangan Pesantren Modern Tahfizhil Quran Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara

Sejarah berdirinya Pesantren Modern Tahfizhil Quran Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara tepat pada tahun 1982 yang diawali oleh anjuran Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat kepada pimpinan Majelis Ulama Indonesia daerah tingkat I dan tingkat II di seluruh Indo-nesia agar mengadakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan usaha pembangunan yang bersifat monumental.

Pada mulanya Yayasan Islamic Centre membuka Program pengkaderan Ulama di Sumateara Utara yang diperun-tukkan bagi para alumni pondok Pesan-tren “Madrasah Aliyah/sederajat” dengan masa belajar selama tiga tahun per-angkatan.

Pada tahun 1989, yaitu sebelum Kaderan Ulama dipindahkan ke komplek Majelis Ulama Indonesia Sumatera Utara, Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara membuka Program Tahfizhil Quran dengan nama Madrasah Hifzil Quran yaitu pada bulan Januari 1989. Lembaga formal yang pertama didirikan di Pesantren Modern Tahfizhil Quran Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara adalah Madrasah Tsanawiyah Hifzhil Quran (MTsHQ). Lembaga pendidikan ini berdiri pada bulan mei tahun 2009. Pada tahun 2011 Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara membuka Program pendidikan tingkat

(5)

Fatima Rahma Rangkuti |59 SMA dengan nama Madrasah Aliyah

Tahfizhil Quran.

Ma’had Tahfizhil Quran ini berdiri

pada tahun 2015, secara struktural lem-baga ini adalah koordinator bagi seluruh lembaga pendidikan yang ada di Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara. Inisiator berdirnya Ma’had ini adalah Sutan Syahrir Dalimunthe S.Ag dan Dr. Syarbaini Tanjung.

Sarana Prasrana

Pada dasarnya fasilitas yang ter-dapat pada Pesantren ini antara lain: Lokasi asri, terjangkau, dekat ke pusat kota dan jauh dari kebisingan, Masjid, Ruang belajar yang refresentatif, Perpus-takaan, Kantor Administrasi, Kantor Bimbingan Konseling, Laboratirium kom-puter, Laboratirium IPA/Fisika, Usaha Kesehatan Pesantren (UKS), Islamic Centre Mini Bank, Sarana prasarana olah-raga (Lapangan bola kaki, lapangan bola volly, tenis meja dan lain-lain), Asrama putra-putri permanen, Ruang makan, Kamar mandi, Kantin, Koperasi, Rumah laundry, Security 24 jam.

Bentuk Koordinasi Pimpinan Pesan-tren Dalam Meningkatkan Efektivitas Tugas Layanan Bimbingan Konseling Di Pesantren Modern Tahfizh Alquran Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara

Bimbingan konseling bertugas mem-perhatikan perkembangan sikap dan peri-laku peserta didik serta mengetahui per-bedaan individu pada diri peserta didik. Guru bimbingan konseling di pesantren biasanya merangkap sebagai guru bim-bingan konseling di asrama, namun ber-beda dengan guru bimbingan konseling di Pesantren Modern Tahfizh Al Quran Yayasan Islamic Center Sumatera Utara, guru bimbingan konseling hanya bertugas di jam pelajaran formal saja, dan ketika peserta didik sudah kembali ke asrama, maka segala kegiatan, permasalahan atau yang lainnya menjadi tanggung jawab dari

pengasuhan asrama masing-masing.

Meskipun demikian guru bimbingan kon-seling di pesantren ini sangat aktif dalam menjalankan tugas-tugasnya karena ada-nya koordinasi yang sangat baik dengan pimpinan pesantren. Guru bimbingan kon-seling merasa sangat nyaman dan ter-motivasi untuk menjalankan tugas-tugas-nya sebagai guru bimbingan konseling berkat adanya koordinasi dengan pim-pinan tersebut. Pimpim-pinan pesantren ini adalah seorang pimpinan yang sangat bijaksana, disiplin, dan bertanggung jawab, sehingga memotivasi personil-personil yang lain untuk berlomba-lomba dalam memberikan yang terbaik untuk kemajuan pesantren, Begitu juga dengan guru bimbingan konseling.

Adapun keunikan yang diperoleh dalam koordinasi pimpinan dengan guru BK adalah dengan menggunakan sosial media seperti Group WhatsApp. Tidak hanya khusus guru BK, Namun semua permasalahan diselesaikan melalui grup WhatsApp tersebut. Pimpinan mengkoor-dinasi berbagai aktivitas pesantren me-lalui WhatsApp tersebut. Semua perma-salahan diselesaikan melalui media sosial tersebut, karena pimpinan Pesantren me-miliki prinsip yang sangat tegas dan bijaksana, seperti pemikiran beliau dalam mengefektifkan waktu. Pimpinan percaya bahwa setiap orang memiliki tugas yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, tidak me-mungkinkan dilakukan pertemuan-per-temuan setiap ada masalah atau Ada yang ingin disosialisasikan.

Efektivitas Koordinasi Pimpinan Pesan-tren Dalam Meningkatkan Tugas Layanan Bimbingan Konseling Di Pesantren Modern Tahfizh Alquran Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara

Dalam penelitian ini, peneliti mene-mukan beberapa tugas layanan konseling

menjadi lebih meningkat dengan adanya

Koordinasi Pimpinan Pesantren yang efektif, antara lain yaitu:

(6)

1. Motivator

Guru bimbingan konseling sebagai motivator tugasnya memberikan dorong-an serta motivasi pada peserta didik ddorong-an menumbuhkan kreativitas dari peserta didik. Peranan guru bimbingan konseling dalam memberikan motivasi untuk peserta didik ini diharapkan dapat men-jadikan peserta didik lebih semangat dan bergairah dalam mengembangkan poten-sinya dan dapat menjadi insane yang sesuai dengan harapan dan cita-cita yang diniatkan. Dalam hal ini guru bimbingan konseling akan memberikan berbagai motivasi yang berkaitan dengan penyesuaian-penyesuaian diribaik dalam kelas atau diluar kelas, dan tentunya dengan memberikan berbagai macam materi-materi yang diperlukan.

Koordinasi pimpinan dengan guru bimbingan konseling dalam hal ini dilaku-kan lewat media sosial yaitu WhatsApp, seperti yang dijelaskan di atas bahwa segala permasalahan ataupun segala ke-unikan dan kegiatan dan lain sebagainya, semuanya dibicarakan dalam WhatsApp tersebut. Guru bimbingan konseling akan memantau segala aktivitas peserta didik di dalam grup tersebut, kemudian memang-gil beberapa siswa yang memang sekira-nya diperlukan bimbingan. Sedangkan pimpinan, akan terus memantau segala perkembangan-perkembangan yang ada.

2. Fasilitator

Bimbingan konseling sebagai fasilita-tor memberikan kemudahan khususnya pada peserta didik dalam berkonsultasi,

dan memberikan berbagai fasilitas serta suasana yang menyenangkan pada saat peserta didik tersebut sedang dalam kegiatan bimbingan dan peserta didik tentunya diberikan berbagai kemudahan ketikasedang berkonsultasi dengan guru bimbingan konseling dengan tujuan agar kegiatan bimbingan dapat berlangsung secara efektif.

Pada awalnya, bimbingan konseling

sangat sulit diterapkan di pesantren ini, karena tidak adanya ruangan khusus

untuk bimbingan konseling, namun pada perkembangan selanjutnya, berkat adanya koordinasi yang baik antara guru bim-bingan konseling dengan pimpinan pesan-tren, akhirnya ruangan bimbingan kon-seling disediakan khusus dan difasilitasi dengan berbagai fasilitas seperti adanya AC dan lain sebagainya. Yang uniknya guru bimbingan konseling juga persiapkan berbagai fasilitas yang akan menunjang kenyamanan peserta didik ketika sedang mendapat bimbingan konseling, seperti disediakannya kaca, parfum, cincin dan lain sebagainya. Hal ini dimaksud agar peserta didik nyaman dan terbuka dengan berbagai yang dialaminya, sehingga me-mudahkan Guru bimbingan konseling membantu peserta didik tersebut.

3. Mediator

Mediator merupakan penengah di-antara peserta didik yang berselisih, oleh sebab itu, posisi guru bimbingan konseling sangat urgensi, karena peserta didik ter-sebut sangat membutuhkan penengah dalam menyelesaikan perselisihan di-antara peserta didik, seperti perselisishan yang terjadi antara peserta didik di kelas atau antara peserta didik dengan guru yang mengajar dikelas atau bahkan per-selisihan peserta didik dengan orang tua nya sendiri.

Dalam hal ini, guru bimbingan kon-seling di pesantren memiliki karakter yang cukup disenangi oleh peserta didik, Sehingga dalam data yang ditemukan oleh peneliti, banyak santri yang datang sendiri untuk konsultasi dengan berbagai hal yang dialaminya. Begitu juga dengan peserta didik yang mengalami per-selisihan antara sesama kawan, Guru bimbingan konseling dengan leluasa mengaplikasikan ilmunya untuk menjadi solusi bagi para peserta didik. Hal ini dikarenakan adanya 1 konsep pemikiran pimpinan yang mengatakan bahwa Ibu buatlah bagaimana konsep bimbingan konseling yang Ibu nyaman sehingga ter-capai tujuan dari adanya bimbingan konseling di pesantren kita.

(7)

Fatima Rahma Rangkuti |61 4. Evaluator

Memberikan penilaian kepada peser-ta didik terhadap dalam perkembangan kepribadian perilaku peserta didik, baik dalam hal proses pembelajaran, kesehari-an peserta, dkesehari-an dalam lingkungkesehari-an peskesehari-an- pesan-tren merupakan salah satu tugas guru bimbingan konseling dalam hal evaluator. Oleh sebab itu, guru bimbingan konseling terlibat dalam menentukan keberhasilan seorang peserta didik. Guru bimbingan konseling sebagai evaluator ini bertujuan untuk menilai peserta didik, karena setiap peserta didik tentu mempunyai kepribadi-an ykepribadi-ang berbeda-beda dkepribadi-an ykepribadi-ang paling

memahami tentang ini salah satunya adalah guru bimbingan konseling.

Banyak hal-hal unik yang diper dapati dalam bimbingan konseling di pesantren ini, salah satunya adalah adanya hak guru bimbingan konseling yang di-berikan oleh pimpinan pesantren dalam merekomendasikan santri-santri yang berprestasi dan bermasalah untuk diberi-kan reward dan punishment. Apabila ada anak-anak yang bermasalah pimpinan akan bertanya kepada guru bimbingan konseling terhadap langkah yang akan diambil selanjutnya.

DAFTAR BACAAN

Al Baryy, Pius A. Purtanto dan M. Dahlan. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arlaka, 1994.

Amti, Prayitno dan Erman. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Depdiknas, Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas, 2003.

Handoko, T. Hani, Manajemen. Yogyakarta: BPFE UGM, 2004.

Hayati, Fitri. “Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengatasi Kecenderungan Perilaku Agresif Peserta Didik di MA,” Jurnal Manajer Pendidikan,Vol. 10, No. 6, 2016. Masrayani dkk., “Pengaruh Koordinasi Pimpinan Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Camat Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu.” Jurnal Mahapeserta didik Prodi

Manajemen UPPL.

Salahudin, Anas. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.

Referensi

Dokumen terkait

sesuai tujuan evaluasi. Data yang diperoleh dengan teknik angket, observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, mungkin sebagian besar berupa angka-angka tetapi

Wreck Removal Cover dalam bahasa Indonesia adalah suatu jaminan yang memberikan penggantian biaya penyingkiran kerangka kapal dan/atau muatannya, sejak saat mulainya pencarian

Kondisi tersebut terjadi ketika ketenggelaman roda maksimal yaitu sama dengan besarnya ground clearance traktor yang digunakan sebesar 35.5 cm.Ketika nilai panjang

Sebelum ditemui bukti sejarah berupa tulisan pada batu bersurat tentulah bahasa Melayu telah digunakan untuk masa yang panjang kerana didapati bahasa yang ada pada

Bibit yang dilakukan dengan p€nggunaan ruas sulur tua pada umur 3 minggu' trarryak bibir yang tidak tumbuh dengan baik dengan indikasi batang kering' Bibit yang

Dari hal tersebut muncul pemikiran penulis untuk mebuat suatu Design untuk Simulasi Lowpass yang mampu meloloskan yang masuk kedalam spektrum frekuensi L-Band

Berdasarkan tahapan proses penyusunan peraturan daerah yang terdapat dalam Undang-Undang No 10 tahun dan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung

Peningkatan Kemampuan Berhitung Materi Pecahan melalui Penerapan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dengan Media Papan Flanel .....