• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP. bahwa secara umum penerapan pendekatan kontekstual materi pokok cahaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PENUTUP. bahwa secara umum penerapan pendekatan kontekstual materi pokok cahaya"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa secara umum penerapan pendekatan kontekstual materi pokok cahaya pada peserta didik kelas VIII B SMP Komunitas Kristen Tunas Gloria Kupang tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 16 peserta didik adalah optimal.

Secara terperinci dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut:

1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual materi pokok cahaya pada peserta didik kelas VIII B SMP Komunitas Kristen Tunas Gloria Kupang yang mencakup: perencanaan perangkat pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran termasuk dalam kategori baik dengan total skor rata-rata perencanaan 4,00, total skor pelaksanaan 3,75 dan total skor evaluasi 4,00.

2. Indikator hasil belajar dalam proses pembelajaran IPA (Fisika) pada materi pokok cahaya dengan menerapkan pendekatan kontekstual semuanya tuntas dengan total rata proporsi indikator hasil belajar produk 0,85, total rata-raa proporsi hasil belajar afektif 0,90, dan total rata-rata proporsi hasil belajar psikomotor 0,88.

3. Hasil belajar peserta didik kelas VIII B SMP Komunitas Kristen Tunas Gloria Kupang dalam proses pembelajaran IPA (Fisika) pada materi pokok cahaya dengan menerapkan pendekatan kontekstual semuanya tuntas

(2)

dengan total rata-rata proporsi hasil belajar produk 0,85, total rata-rata hasil belajar afektif 0,90 dan total rata-rata hasil belajar psikomotor 0,88.

4. Respon peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual adalah sangat baik dengan total skor rata-rata yang diperoleh 93,63%.

B. Saran

Guna mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, maka beberapa saran yang dapat diberikan antara lain sebagai berikut:

1. Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual, pendidik semestinya melakukan perencanaan yang matang sehingga dalam proses pelaksanaannya dapat berlangsung dengan optimal. 2. Pendidik semestinya lebih efektif dalam mengelola waktu pada saat

kegiatan pembelajaran.

3. Pendidik semestinya lebih bersemangat dalam melatih dan membimbing peserta didik untuk aktif dan semangat selama proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pesrta didik baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

4. Pendidik sebaiknya jujur dalam mengevaluasi peserta didik sehingga hasil belajar peserta didik dapat menggambarkan kemampuan peserta didik tersebut dengan baik.

(3)

Hal penting yang harus dan selalu diingat bahwa tidak ada satu model atau pun pendekatan pembelajaran yang paling ampuh untuk segala situasi.

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Pedoman Akademik, Tata Krama dan Kemahasiswaan. Kupang: UNWIRA, 2009.

Andronikus, Daok. Penerapan Pendekatan Kontekstual pada Materi Pokok

Pesawat Sederhana Peserta Didik kelas VIII B SMP Komunitas Kristen Tunas Gloria Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Kupang:UNWIRA, 2013.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar evaluasi pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

.. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

BSNP. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 Tahun

2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Tingkat Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud, 2008.

Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2003.

Darmadi, Hamid. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta, 2009. Gorgonia, Kapitan. Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran Fisika Materi Pokok Cahaya Peserta Didik kelas VIII SMPS Plus Mentari Kupang. Skripsi. Kupang: UNWIRA, 2007.

Komalasari, Kokom. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Kencana, 2010.

. …. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Kencana, 2013.

Nanang, Hanafiah & Cucu Suhana. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika ADITAMA, 2012.

Padan, Markus. Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran Fisika Pada Materi Pokok Pesawat Sederhana Pada Siswa Kelas VIII SMPS Plus Mentari Kupang Tahun Ajaran

(5)

Pratiwie P. Rini, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 4 Untuk SMP dan MTs Kelas

VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Purwanto, Budi. Fisika untuk Kelas VIII SMP dan MTs. Solo: Platinum, 2012. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2008.

Puspita, Diana & Rohima, Iip. IPA TERPADU untuk SMP/MTs kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.

Sanjaya, Wina. Srategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana 2006.

. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:

Kencana, 2008

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta, 2007

Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitik. Surabaya: Pustaka, 2007.

. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kencana, 2009.

Wasis dan Irianto, Sugeng Yuli. Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 2 Untuk SMP dan

MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional, 2008.

Young & Freedman. Fisika Universitas Edisi Ke Sepuluh Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2003.

(6)
(7)

S I L A B U S

Nama Sekolah : SMP Komunitas Kristen Tunas Gloria Kupang Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/ Semester : VIII/ II

Standar Kompetensi: 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Materi Pokok Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrumen Instrumen 6.3. Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa 1. Menjelaskan konsep cahaya dalam kehidupan sehari-hari dan sifat-sifatnya 2. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukan sifat-sifat perambatan cahaya.  Menemukan informasi yang berkaitan dengan cahaya dan sifat-sifatnya  Menemukan informasi yang berkaitan dengan perambatan cahaya  Melakukan percobaan dengan menggunakan alat dan bahan yang disediakan  Mendiskusikan untuk mengetahui  Berpikir, kritis, bernalar  Ketelitian, bernalar, jujur, kerja sama, demokratis, tanggung jawab, displin, komunikatif, percaya diri Cahaya Tes tertulis Non tes Uji Petik kerja PG THB Produk Kuis Tugas Rumah THB Psikomotor dan THB Afektif Unjuk Kerja Terlampir 3x40 menit 1. Bahan Ajar Peserta Didik (BAPD) 2. Buku referensi yang relevan 3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

4. Alat dan bahan praktikum Lampiran 01

(8)

3. Melakukan percobaan untuk menjelaskan peristiwa pemantulan cahaya 4. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembunng. peristiwa perambatan cahaya  Menyimpulkan berdasarkan data hasil percobaan  Mempresentasikan hasil diskusi  Menemukan konsep pemantulan cahaya dalam kehidupan sehari-hari  Menemukan informasi yang berhubungan dengan pemantulan teratur dan pemantulan baur  Menjelakan konsep pemantulan cahaya pada cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung  Melakukan percobaan dengan menggunakan alat  Berpikir kritis, bernalar, tanggung jawab, disiplin.  Bernalar, berpikir kritis, ketelitian, jujur, tanggung jawab, kerja sama, demokratis, dan komunikatif, percaya diri

(9)

5. Mendeskripsikan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan perbesaran bayangan pada cermin cekung dan cermin cembung

dan bahan yang disediakan

 Mendiskusikan untuk mengetahui peristiwa

pemantulan cahaya pada cermin datar, dan cermin cekung

 Menyimpulkan berdasarkan data hasil percobaan  Mempresentasikan hasil diskusi  Menemukan informasi yang berkaitan dengan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan perbesaran bayangan pada cermin cekung, dan cermin cembung

 Melukiskan

jalannya sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cermin cembung  Melukiskan  Bernalar, ketelitian tanggung ,jawab, kerja sama, demokratis, dan komunikatif, percaya diri

(10)

6. Menerapakan persamaan dan pembentukan bayangan pada cermin cekung, dan cembung dengan menggunakan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cermin cembung.

 Melakukan percobaan dengan alat dan bahan yang disediakan

 Mendiskusikan untuk mengetahui hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus pada cermin cekung  Menyimpulkan berdasarkan hasil percobaan  Mempresentasikan hasil diskusi  Menyelesaikan soal dengan menggunakan  Bernalar, ketelitian, rasa ingin tahu

(11)

dalam menyelesaikan soal 7. Menyebutkan manfaat cermin cekung dan cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari 8. Mendeskripsikan konsep pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari 9. Melakukan percobaan untuk menjelaskan peristiwa pembiasan cahaya persamaan dan  Merumuskan informasi-informasi yang berkaitan dengan manfaat cermin cekung dan cembung dalam kehiduapan sehari-hari.  Menemukan informasi yang berkaitan dengan pristiwa-pristiwa pembiasan cahaya  Melakukan percobaan dengan alat dan bahan yang disediakan

 Mendiskusikan untuk mengetahui pembiasan pada kaca plan paralel

 Bernalar, rasa ingin tahu  Bernalar, rasa ingin tahu  Bernalar, berpikir kritis, ketelitian, jujur, tanggung jawab, kerja sama, demokratis, dan komunikatif,

(12)

10. Menjelaskan konsep

pembiasan pada prisma, indeks bias cahaya, dan pemantulan sempurna 11. Menerapkan persamaan Dalam menyelesaikan soal 12. Menerapkan persamaan dalam menyelsaikan soal  Menyimpulkan berdasarkan data hasil percobaan  Mempresentasikan hasil diskusi  Menemukan informasi yang berhubungan dengan pembiasan pada prisma indeks bias cahaya dan pemantulan sempurna  Menyelesaikan soal dengan menggunakan persamaan  Menyelesaikan soal dengan menggunakan persamaan  Menggunakan percaya diri  Bernalar, rasa ingin tahu  Bernalar, teliti  Bernalar, teliti

(13)

13. Menerapkan persamaan dalam menyelesaikan soal 14. Menerapkan persamaan

m 2i dalam menyelesaikan soal persamaan dalam menyelesaikan soal Ss  Menggunakan persamaan

m 2i dalam menyelesaikan soal  Bernalar, teliti  Bernalar, teliti

Mengetahui , Kepala SMP Komunitas Kristen Tunas Gloria Kupang

Kupang, 2014 Peneliti

Aplonia S. Benufinit, S.Th. M.PdK Anderias Henukh

(14)

190

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

Nama Sekolah : SMP Komunitas Kristen Tunas Gloria Kupang Mata Pelajaran : IPA-Fisika

Kelas/ Semester : VIII/ II Materi Pokok : Cahaya

Sub Materi Pokok: Perambatan Cahaya dan Pemantulan Cahaya Alokasi Waktu : 3x40 menit

A. Standar Kompetensi

6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

6.3. Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa

C. Indikator

1. Indikator Produk

a. Menjelaskan konsep cahaya dalam kehidupan sehari-hari dan sifat-sifatnya

b. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat-sifat perambatan cahaya

c. Melakukan percobaan untuk menjelaskan peristiwa pemantulan cahaya. 2. Indikator Afektif

a. Bertanggung jawab

b. Aktif mengikuti kegiatan pembelajaran c. Bersikap hormat terhadap guru

d. Bersikap hormat terhadap teman e. Kerja sama dalam kelompok

(15)

191 f. Disiplin dalam bekerja

g. Mengemukakan idea atau pendapat h. Memiliki sikap ingin tahu

i. Jujur, dan teliti. 3. Indikator Psikomotor

a. Terampil dalam memilih alat dan bahan secara benar b. Terampil dalam merangkai alat dan bahan secara benar

D. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Produk

Setelah proses pembelajaran ini, diharapkan peserta didik mampu: a. Menjelaskan pengertian cahaya

b. Menyebutkan sifat-sifat cahaya

c. Menjelaskan pristiwa perambatan cahaya d. Menjelaskan pristiwa pemantulan cahaya

e. Menjelaskan hukum Snellius tentang pemantulan cahaya

f. Menjelaskan perbedaan pemantulan teratur dan pemantulan baur 2. Tujuan Afektif

Setelah proses pembelajaran ini, diharapkan peserta didik mampu: a. Bertanggung jawab

b. Aktif mengikuti kegiatan pembelajaran c. Bersikap hormat terhadap guru

d. Bersikap hormat terhadap teman e. Kerja sama dalam kelompok f. Disiplin dalam bekerja

g. Mengemukakan ide atau pendapat h. Memiliki sikap ingin tahu

3. Tujuan Psikomotor

(16)

192

a. Terampil dalam memilih alat dan bahan secara benar (lilin, layar, benar, pemantik, kotak cahaya, cermin datar, busur derajat, dan penggaris)

b. Terampil dalam merangkai alat dan bahan secara benar. c. Terampil dalam menggunakan busur derajat.

E. Sumber Belajar

5. Bahan Ajar Peserta Didik (BAPD) 6. Buku referensi yang relevan

7. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD 01) 8. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD 02) 9. Alat dan bahan praktikum

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual

2. Metode : Ceramah, Diskusi, demonstrasi, Tanya jawab dan eksperimen

G. Kegiatan Pembelajaran

No. Fase Kegiatan Pembelajaran

Nilai dan Karakteristik Bangsa Metode 1. I: Memotivasi peserta didik dan menyampaikan tujuan pembelajaran

a. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)

1. Apersepsi

 Guru memberikan salam pembuka

2. Motivasi

 Asas konstruktivisme,

bertanya

 Guru memotivasi peserta didik dengan cara

menyalakan sebuah sebuah senter dan kemudian peserta didik diminta mendeskripsikan hal-hal yang terjadi?

 Guru menyampaikan Menghargai Demokratis, jujur, dan bernalar Disiplin Ceramah Tanya jawab Ceramah

(17)

193 tujuan pembelajaran 2. II: Men- demonstrasi-kan pengetahuan atau keterampilan

b. Kegiatan Inti (100 menit) Eksplorasi

 Asas pemodelan, bertanya, dan

inkuiri

 Guru menyalakan kembali senter, kemudian menjelaskan peristiwa yang terjadi

 Guru menyajikan informasi kepada peserta didik tentang konsep cahaya dalam

kehidupan sehari-hari dengan melihat kembali demontrasi sederhana yang telah dilakukan

 Guru mengorganisir peserta didik dalam bentuk kelompok

 Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merumuskan masalah (apakah cahaya merambat lurus dan apakah cahaya dapat dipantulkan )

 Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merumuskan tujuan percobaan

 Guru membimbing peserta didik untuk membuat

hipotesis (jawaban sementara)

 Guru membimbing peserta didik untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang terdapat dalam percobaan.

 Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan

digunakan dalam eksperimen kepada peserta didik

Bernalar, disiplin, dan tanggung jawab Bernalar, berpikir kritis Displin Bernalar, berpikir kritis Bernalar, berpikir kritis Bernalar, berpikir kritis Bernalar, berpikir kritis Ketelitian Demonst -rasi Ceramah Ceramah Diskusi Diskusi Diskusi Diskusi Ceramah

(18)

194

 Guru memodelkan kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik tentang perambatan cahaya dan pemantulan cahaya Disiplin Ceramah III: Memberikan latihan terbimbing dan memancing kinerja peserta didik Elaborasi

 Asas masyarakat belajar,

bertanya, penilaian nyata  Guru membimbing peserta

didik untuk merancang dan melakukan eksperimen tentang perambatan dan pemantulan

cahaya sesuai dengan petunjuk yang ada di dalam LKPD

 Peserta didik dibimbing oleh guru untuk menghubung-hubungkan hasil pengamatan

 Peserta didik dibimbing oleh guru untuk

menganalisis data hasil

percobaan/eksperimen tentang perambatan dan pemantulan cahaya

 Peserta didik dibimbing guru untuk membuat laporan praktikum tentang perambatan dan pemantulan cahaya

 Guru mengarahkan dan meminta peserta didik untuk mempresentasekan hasil kerja kelompok

Bernalar, kerja sama, dan ketelitian Bernalar, kerja sama, dan ketelitian Bernalar, kerja sama, jujur dan

ketelitian Bernalar, kerja sama, dan tanggung jawab Tanggung jawab, demokratis, dan percaya. Diskusi dan eksperim -en Diskusi Diskusi Diskusi Diskusi

(19)

195

kepada kelompok lain. Diri

IV: Mengecek pemahaman dan umpan balik Konfirmasi  Asas masyarakat

belajar, bertanya, refleksi, penilaian nyata

 Guru memotivasi Peserta didik agar aktif, berani, bertanya serta

mengemukakan pendapat berkaitan dengan hasil presentase kelompok tentang perambatan dan pemantulan cahaya.

 Guru memberikan tanggapan terhadap hasil presentase kelompok secara keseluruhan

 Guru membimbing peserta didik dalam membuat kesimpulan akhir dari pembelajaran tentang perambatan dan pemantulan cahaya. Berpikir kritis, komunikatif, dan bernalar Demokratis, jujur Kerja sama, bernalar, demokratis ketelitian ,dan jujur Tanya jawab, diskusi Tanya jawab, diskusi Diskusi, dan ceramah 3. V: Tindak lanjut

c. Kegiatan Penutup (15 menit)

 Asas refleksi, penilaian

nyata dan bertanya

 Guru memberikan kuis atau tugas rumah untuk

memperdalam materi yang telah dipelajari peserta didik

Tanggung jawab, bernalar, mandiri Ceramah H. Penilaian 1. Teknik Penilaian a. Tes Tertulis b. Uji petik kerja

(20)

196 c. Non tes 2. Bentuk Instrumen a. Pilihan Ganda b. Unjuk kerja c. THB Produk d. Kuis e. Tugas Rumah f. THB Psikomotor g. THB Afektif 3. Contoh Instrumen Pilihan Ganda

Perhatikanlah tabel dibawah ini!

No Sifat-sifat cahaya

1 Merambat lurus 2 Dapat dipantulkan 3 Dapat dibiaskan

4 Memerlukan medium untuk merambat

Berdasarkan tabel di atas, yang merupakan sifat-sifat cahaya adalah…. A. 1, 2, dan 3 B. 1, 2, dan 4 C. 1, 3, dan 4 D. 2, 3, dan 4 Kunci: A Kupang, 2014 Peneliti (Anderias Henukh)

(21)

197

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 02)

Nama Sekolah :SMP Komunitas Kristen Tunas Gloria Kupang Mata Pelajaran : IPA-Fisika

Kelas/ Semester : VIII/ II Materi Pokok : Cahaya

Sub Materi Pokok: Pemantulan Pada Cermin Cekung dan Cermin Cembung

Alokasi Waktu : 3x40 menit A. Standar Kompetensi

6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

B. Kompetensi Dasar

6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa

C. Indikator

1. Indikator Produk

a. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung

b. Mendeskripsikan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan perbesaran bayangan pada cermin cekung dan cermin cembung c. Menerapakan persamaan

dan

dalam menyelesaikan soal

d. Menyebutkan manfaat cermin cekung dan cembung dalam kehidupan sehari-hari

2. Indikator Afektif a. Bertanggung jawab

b. Aktif mengikuti kegiatan pembelajaran c. Bersikap hormat terhadap guru

d. Bersikap hormat terhadap teman e. Kerja sama dalam kelompok f. Disiplin dalam bekerja

(22)

198 g. Mengemukakan ide atau pendapat h. Memiliki sikap ingin tahu

i. Jujur, dan teliti. 3. Indikator Psikomotor

a. Terampil dalam memilih alat dan bahan b. Terampil dalam menggunakan alat dan bahan

D. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Produk

Setelah proses pembelajaran ini, peserta didik mampu: a. Menyebutkan sifat-sifat bayangan pada cermin datar b. Menyebutkan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung c. Menyebutkan sinar-sinar istimewa pada cermin cembung d. Melukiskan pembentukan bayangan pada cermin cekung e. Melukiskan pembentukan bayangan pada cermin cekung

f. Menjelaskan hubungan jarak benda, jarak bayaangan, jarak titik fokus, dan perbesaran bayangan pada cermin cekung

g. Menjelaskan hubungan jarak benda, jarak bayaangan, jarak titik fokus, dan perbesaran bayangan pada cermin cekung

h. Menyelesaikan soal dengan menggunakan persamaan

i. Menyelesaikan soal dengan menggunakan persamaan j. Menyebutkan manfaat cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari. k. Menyebutkan manfaat cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan Afektif

Setelah proses pembelajaran ini, peserta didik mampu: a. Bertanggung jawab

b. Aktif mengikuti kegiatan praktikum c. Bersikap hormat terhadap guru d. Bersikap hormat terhadap teman e. Kerja sama dalam kelompok f. Disiplin dalam bekerja

g. Mengemukakan ide atau pendapat h. Memiliki sikap ingin tahu

i. Jujur, dan teliti 3. Tujuan Psikomotor

(23)

199

a. Terampil dalam memilih alat dan bahan (cermin cekung, penggaris, layar, lilin, dan pemantik)

b. Terampil dalam merangkai alat dan bahan c. Terampil dalam menggunakan mistar

E. Sumber Belajar

1. Bahan Ajar Peserta Didik (BAPD) 2. Buku referensi yang relevan

3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD 03) 4. Alatdan bahan praktikum

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual

2. Metode : Ceramah, Diskusi, demonstrasi, Tanya jawab dan eksperimen

G. Kegiatan Pembelajaran

No. Fase Kegiatan Pembelajaran

Nilai dan Karakteristik Bangsa Metode 1. I: Memotivasi peserta didik dan menyampaikan tujuan pembelajaran

a. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)

1. Apersepsi

 Guru memberikan salam pembuka

2. Motivasi

 Asas konstruktivisme,

dan bertanya

 Guru memotivasi peserta didik dengan cara

memberikan sebuah cermin datar kepada salah seorang peserta didik untuk bercermin. Kemudian peserta didik tersebut diminta untuk menceritakan bayangan yang dibentuk oleh cermin tersebut.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Menghargai Bernalar, jujur, komunikatif Disiplin Ceramah Demonst -rasi tanya jawab Ceramah

(24)

200 2. II: Men- demonstrasi-kan pengetahuan atau keterampilan

b. Kegiatan Inti (100 menit) Eksplorasi

 Asas pemodelan, bertanya, dan

inkuiri

 Guru menyampaikan materi tentang cermin datar

berdasarkan demonstrasi yang dilakukan.

 Guru menyampaikan materi tentang konsep cermin cekung dan cermin cembung

 Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok

 Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merumuskan masalah (bagaimana

hubungan antara jarak benda, jarak bayangan pada cermin cekung?)

 Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merumuskan tujuan percobaan.

 Guru membimbing peserta didik untuk membuat

hipotesis (jawaban sementara)

 Guru membimbing peserta didik untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang terdapat dalam percobaan.

 Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan

digunakan dalam eksperimen kepada peserta didik.

 Guru memodelkan kegiatan

Bernalar, disiplin Bernalar, displin Demokratis Bernalar, berpikir kritis Bernalar, berpikir kritis Bernalar, berpikir kritis Bernalar, berpikir kritis Disiplin, ketelitian Ketelitian, Ceramah Ceramah Ceramah Diskusi Diskusi Diskusi Diskusi Ceramah Ceramah

(25)

201

yang akan dilakukan oleh peserta didik tentang

hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan pada cermin cekung. Disiplin III: Memberikan latihan terbimbing dan memancing kinerja peserta didik Elaborasi

 Asas masyarakat belajar,

bertanya, penilaian nyata  Guru membimbing peserta

didik untuk merancang dan melakukan eksperimen tentang hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan pada cermin

cekung sesuai dengan petunjuk yang ada di dalam LKPD.

 Peserta didik dibimbing oleh guru untuk menghubung-hubungkan hasil pengamatan

 Peserta didik dibimbing oleh guru untuk

menganalisis data hasil eksperimen

 Guru membimbing peserta didik membuat laporan praktikum tentang hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan pada cermin cekung

 Guru mengarahkan dan meminta peserta didik untuk mempresentasekan hasil kerja kelompok kepada kelompok lain.

Bernalar, kerja sama, dan ketelitian Bernalar, kerja sama, dan ketelitian Bernalar, kerja sama, dan ketelitian Bernalar, kerja sama, dan tanggung jawab Tanggung jawab, demokratis, dan percaya. Diri Diskusi, eksperim -en Diskusi Diskusi Diskusi Diskusi

(26)

202 IV: Mengecek pemahaman dan umpan balik Konfirmasi  Asas masyarakat

belajar, bertanya, refleksi, penilaian nyata

 Guru memotivasi Peserta didik agar aktif, berani, bertanya serta

mengemukakan pendapat berkaitan dengan hasil presentase kelompok.

 Guru memberikan tanggapan terhadap hasil presentase

 Guru membimbing peserta didik dalam membuat kesimpulan akhir dari pembelajaran tentang pemantulan cahaya pada cermin cekung dan pemantulan cahaya pada cermin cembung. Berpikir kritis, komunikatif, dan bernalar Demokratis, jujur Tanggung jawab, demokratis, dan percaya diri Tanya jawab, diskusi Ceramah Tanya jawab, diskusi 3. V: Tindak lanjut

c. Kegiatan Penutup (15 menit)

 Asas refleksi, penilaian

nyata dan bertanya

 Guru memberikan kuis atau tugas rumah kepada

peserta didik Tanggung jawab, bernalar, mandiri Ceramah , tanya jawab. H. Penilaian 1. Teknik Penilaian a. Tes Tertulis b. Uji petik kerja c. Non tes

2. Bentuk Instrumen a. Pilihan Ganda

(27)

203 b. Unjuk kerja c. THB Produk d. Kuis e. Tugas Rumah f. THB Psikomotor g. THB Afektif 3. Contoh Instrumen Pilihan Ganda

Sebuah benda diletakkan 20 cm di depan cermin cekung yang mempunyai jari-jari kelengkungan 30 cm. Jarak bayangan benda dari cermin adalah…. A. 60 cm B. 50 cm C. 15 cm D. 10 cm Kunci: A Kupang, 2014 Peneliti (Anderias Henukh)

(28)

204

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 03)

Nama Sekolah : SMP Komunitas Kristen Tunas Gloria Kupang Mata Pelajaran : IPA-Fisika

Kelas/ Semester : VIII/ II Materi Pokok : Cahaya

Sub Materi Pokok: Pembiasan Cahaya Alokasi Waktu : 3x40 menit

A. Standar Kompetensi

6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

6.3. Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa

C. Indikator

1. Indikator Produk

a) Mendeskripsikan konsep pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari b) Melakukan percobaan untuk menjelaskan peristiwa pembiasan cahaya c) Menjelaskan konsep pembiasan pada prisma, indeks bias cahaya, dan

pemantulan sempurna.

d) Menerapkan persamaan

, dan

dalam menyelesaikan soal 2. Indikator Afektif

a. Bertanggung jawab

b. Aktif mengikuti kegiatan pembelajaran c. Bersikap hormat terhadap guru

d. Bersikap hormat terhadap teman e. Kerja sama dalam kelompok f. Disiplin dalam bekerja

g. Mengemukakan idea atau pendapat h. Memiliki sikap ingin tahu

i. Jujur, dan teliti.

(29)

205 3. Indikator Psikomotor

a. Terampil dalam memilih alat dan bahan secara benar b. Terampil menggunakan alat dan bahan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Produk

Setelah proses pembelajaran ini, diharapkan peserta didik mampu: a. Menjelaskan konsep pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari b. Menjelaskan hukum pembiasan cahaya berdasarkan percobaan c. Menjelaskan konsep pembiasan pada prisma

d. Menjelaskan konsep indeks bias cahaya e. Menjelaskan konsep pemantulan sempurna

f. Menyebutkan nilai indeks bias pada beberapa medium

g. Menyelesaikan soal dengan menggunakan persamaan ,

dan dalam menyelesaikan soal 2. Tujuan Afektif

Setelah proses pembelajaran ini, diharapkan peserta didik mampu: a. Bertanggung jawab

b. Aktif mengikuti kegiatan pembelajaran c. Bersikap hormat terhadap guru

d. Bersikap hormat terhadap teman e. Kerja sama dalam kelompok f. Disiplin dalam bekerja

g. Mengemukakan idea atau pendapat h. Memiliki sikap ingin tahu

i. Jujur, dan teliti 3. Tujuan Psikomotor

Setelah proses pembelajaran ini, diharapkan peserta didik mampu:

a. Terampil dalam memilih alat dan bahan secara benar (kaca plan paralel, jarum pentul, kawat, penggaris, busur derajat, dan kertas HVS).

b. Terampil merangkai alat dan bahan.

c. Terampil dalam menggunakan mistar dan busur derajat.

E. Sumber Belajar

1. Bahan Ajar Peserta Didik (BAPD) 2. Buku reverensi yang relevan

3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD 04) 4. Alat dan Bahan Praktikum

(30)

206

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual

2. Metode : Ceramah, Diskusi, demonstrasi, Tanya jawab dan eksperimen

G. Kegiatan Pembelajaran

No. Fase Kegiatan Pembelajaran

Nilai dan Karakteristik Bangsa Metode 1. I: Memotivasi peserta didik dan menyampaikan tujuan pembelajaran

a. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)

1. Apersepsi

 Guru memberikan salam pembuka

2. Motivasi

 Asas konstruktivisme,

inkuiri dan bertanya  Guru memotivasi peserta

didik dengan meminta salah satu peserta didik untuk memasukkan sebuah pensil yang diletakkan ke dalam sebuah gelas bening berisi air bersih. Kemudian peserta didik tersebut diminta untuk

menjelaskan peristiwa tersebut dengan

memperhatikan keadaan atau bentuk pensil

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Menghargai Bernalar, jujur, komunikatif Disiplin Ceramah Tanya jawab, diskusi Ceramah 2. II: Men- demonstrasi-kan pengetahuan atau keterampilan

b. Kegiatan Inti (100 menit) Eksplorasi

 Asas pemodelan dan bertanya

 Guru menyajikan materi tentang pembiasan cahaya berdasarkan demonstrasi yang

Bernalar, disiplin

(31)

207

telah dilakukan.

 Guru membagi peserta didik dalam bentuk kelompok

 Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merumuskan masalah (Bagaimanakah hubungan antara sinar datang, sinar bias, sudut datang, sudut bias,dan garis normal)

 Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merumuskan tujuan percobaan

 Guru membimbing peserta didik untuk membuat

hipotesis (jawaban sementara)

 Guru membimbing peserta didik untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang terdapat dalam percobaan.

 Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan

digunakan dalam eksperimen.

 Guru memodelkan kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik tentang

pembiasan cahaya pada kaca plan paralel. Demokratis Bernalar, berpikir kritis Bernalar, berpikir kritis Bernalar, berpikir kritis Bernalar, berpikir kritis Ketelitan, disiplin Ketelitian, disiplin Ceramah Diskusi Diskusi Diskusi Diskusi Ceramah Ceramah III: Memberikan latihan terbimbing dan memancing kinerja peserta didik Elaborasi

 Asas masyarakat belajar,

bertanya, penilaian nyata  Guru membimbing peserta

didik untuk merancang dan melakukan

eksperimen tentang

pembiasan cahaya pada kaca plan paralel sesuai dengan

Bernalar, kerja sama, dan ketelitian Diskusi, eksperim -en

(32)

208

petunjuk yang ada di dalam LKPD.

 Peserta didik dibimbing oleh guru untuk

menghubung-hubungkan hasil pengamatan  Peserta didik dibimbing

oleh guru untuk

menganalisis data eksperimen

 Guru membimbing peserta

didik membuat laporan praktikum tentang pembiasan cahaya pada kaca plan paralel

 Guru mengarahkan dan

meminta peserta didik untuk mempresentasekan hasil kerja kelompok kepada kelompok lain.

Bernalar, kerja sama, dan ketelitian Bernalar, kerja sama, dan ketelitian Bernalar, kerja sama, dan tanggung jawab Tanggung jawab, demokratis, dan percaya. Diri Diskusi Diskusi Diskusi Diskusi IV: Mengecek pemahaman dan umpan balik Konfirmasi  Asas masyarakat

belajar, bertanya, refleksi, penilaian nyata

 Guru memotivasi Peserta

didik agar aktif, berani, bertanya serta

mengemukakan pendapat berkaitan dengan hasil presentase kelompok.

 Guru memberikan

tanggapan terhadap hasil presentase

 Guru membimbing peserta

didik dalam membuat kesimpulan akhir dari pembelajaran tentang Berpikir kritis, komunikatif, dan bernalar Demokratis, jujur Tanggung jawab, demokratis, dan percaya Tanya jawab, diskusi Ceramah Tanya jawab, diskusi

(33)

209

pembiasan cahaya. diri

3. V: Tindak lanjut

c. Kegiatan Penutup (15 menit)

 Asas refleksi, penilaian

nyata dan bertanya

 Guru memberikan kuis atau tugas rumah kepada

peserta didik Tanggung jawab, bernalar, mandiri Ceramah , tanya jawab. H. Penilaian 1. Teknik Penilaian a. Tes Tertulis b. Uji petik kerja c. Non tes 2. Bentuk Instrumen a. Pilihan Ganda b. Unjuk kerja c. THB Produk d. Kuis e. Tugas Rumah f. THB Psikomotor g. THB Afektif 3. Contoh Instrumen Pilihan Ganda

Pada waktu siang hari yang terik, permukaan jalan yang beraspal seolah-olah tampak berair. Hal ini menunjukkan terjadinya peristiwa….

A. Pembiasan cahaya B. Pemantulan teratur C. Pemantulan baur D. Pemantulan sempurna Kunci: D Kupang, 2014 Peneliti (Anderias Henukh)

(34)

210

BAHAN AJAR PESERTA DIDIK (BAPD)

A. Standar Kompetensi

6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

6.3. Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa

C. Indikator Produk

a. Menjelaskan konsep cahaya dalam kehidupan sehari-hari dan sifat-sifatnya b. Melakukan percobaan untuk menunjukkan peristiwa perambatan cahaya c. Melakukan percobaan untuk menjelaskan peristiwa pemantulan cahaya. d. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin

datar, cermin cekung dan cermin cembung

e. Mendeskripsikan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan perbesaran bayangan pada cermin cekung dan cermin cembung

f. Menerapakan persamaan

dan

dalam menyelesaikan soal

g. Menyebutkan manfaat cermin cekung dan cembung dalam kehidupan sehari-hari

h. Mendeskripsikan konsep pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari i. Melakukan percobaan untuk menjelaskan peristiwa pembiasan cahaya

(35)

211

j. Menjelaskan konsep pembiasan pada prisma, indeks bias cahaya, dan pemantulan sempurna.

k. Menerapkan persamaan

, dan

dalam menyelesaikan soal

CAHAYA

Perhatikanlah ganbar di atas. Saat seseorang bercermin, bayangannya akan tampak jika ada cahaya yang mengenai orang tersebut. Namun, jika lampu mati atau dalam keadaan gelap gulita maka bayangan orang tersebut tidak dapat terlihat. Jadi, cahaya memiliki peran penting dalam kehidupan. Dengan cahaya kita dapat melihat seluruh alam semesta dan mensyukuri nikmat Tuhan. Apakah sebenarnya cahaya itu?

A. Pengertian Cahaya

Defenisi cahaya telah berkembang dari masa ke masa. Berikut ini adalah beberapa teori tentang cahaya yang dikemukakan oleh para ilmuwan.

Gambar 3.1 Bayangan orang dapat dapat muncul pada cermin karena ada cahaya yang mengenainya

(36)

212

Isaac Newton menyatakan bahwa cahaya adalah partikel-partikel kecil yang disebut korpuskel. Bila suatu sumber cahaya memancarkan cahaya maka partikel-partikel tersebut akan mengenai mata dan menimbulkan kesan akan benda tersebut.

Ilmuwan lain, yaitu Huygens, menyatakan bahwa cahaya merupakan gelombang, karena sifat-sifat cahaya mirip dengan sifat-sifaat gelombang bunyi. Perbedaan antara gelombang cahaya dan gelombang bunyi terletak pada panjang gelombang dan frekuensinya. Sedangkan Maxwell menyatakan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, karena kecepatan gelombang elektromagnetik sama dengan kecepatan cahaya, yaitu sebesar 3 × 108 m/s.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dalam kondisi tertentu berkelakuan sebagai suatu partikel. Cahaya memiliki sifat-sifat, yaitu merambat lurus, mengalami pemantulan, mengalami pembiasan, dan dispersi cahaya.

B. Perambatan Cahaya

(37)

213

Cahaya dipancarkan oleh sumber cahaya. Matahari, bintang-bintang dan api merupakan sumber cahaya. Logam yang dipanaskan sampai berpijar, seperti filamen bohlam, juga merupakan sumber cahaya. Jika kita melihat benda bercahaya, sinar-sinarnya masuk ke mata kita. Sinar adalah garis-garis atau lintasan yang menunjukkan arah rambat cahaya. Itulah sebabnya, kita dapat melihat benda itu. Sebagian besar benda-benda yang kita lihat tidak memancarkan cahaya sendiri, seperti batu, tembok, manusia dan bulan. Benda-benda itu hanyahanya memantulkan cahaya yang mengenainya. Cahaya pantul itulah yang masuk ke mata sehingga kita dapat melihat benda-benda itu. Benda-benda seperti itu disebut benda gelap. Benda dapat dibedakan menjadi tiga macam:

1. Benda tak tembus cahaya (opaque), yaitu benda yang sama sekali tidak meneruskan cahaya yang mengenainya misalnya batu, papan, dan buku.

2. Benda tembus cahaya (transparan), yaitu benda yang meneruskan sebagian besar cahaya yang mengenainya, misalnya air, udara, dan kaca bening.

3. Benda buram (translusen), yaitu benda yang meneruskan sebagian besar cahaya yang mengenainya, misalnya kaca, susu, dan kertas tipis.

Kita dapat melihat benda-benda yang ada di sekeliling kita karena ada cahaya yang masuk mata kita. Karena ada cahaya matahari, siang hari menjadi terang; karena ada cahaya lampu, ruangan menjadi terang. Bagaimana cahaya tersebut dapat masuk ke mata kita? Tentu saja dengan cara merambat. Cahaya merambat lurus ke segala arah. Hal itu dapat kita amati ketika cahaya matahari

(38)

214

masuk menerobos rumah kita melalui celah sempit atau ketika kita menyalakan lampu senter.

Apakah yang terjadi jika cahaya yang sedang merambat terhalang oleh suatu benda? Jika cahaya terhalang oleh benda seperti kaca bening, sebagian besar cahaya tersebut diteruskan. Oleh karena itu kita dapat melihat benda dari balik kaca bening. Namun, jika cahaya yang sedang merambat mengenai benda seperti kayu, orang, atau pohon, chaya tersebut tertahan. Hal ini terbukti, ruangan di belakang gelap sehingga terjadi bayang-bayang benda.

Terbentuknya bayang-bayang tersebut merupakan bukti bahwa cahaya merambat menurut garis lurus. Biasanya, bayang-bayang yang terbentuk ada dua macam, yaitu bayang-bayang inti (umbra) dan bayang-bayang kabur (penumbra).

Gambar 3.4 Terbentuknya umbra dan penumbra

Gambar 3.3 Keberadaan bayang-bayang merupakan bukti bahwa cahaya merambat lurus

(39)

215

C. Pemantulan Cahaya

Pada waktu malam hari, kita tidak dapat melihat benda-benda yang ada di sekeliling kita. Namun, pada siang hari kita dapat melihat benda-benda yang ada di sekeliling kita. Berdasarkan kenyataan tersebut dapat dismpulkan bahwa kita dapat melihat jika ada cahaya yang masuk ke mata kita.

Kita akan dapat melihat suatu benda jika ada cahaya dari benda tersebut yang masuk ke mata kita. Hal ini menunjukkan bahwa setiap benda dapat memantulkan cahaya yang mengenainya. Bahkan, benda-benda yang tidak terkena cahaya secara langsung pun dapat kita lihat, seperti di bawah pohon, di kolong tempat tidur, atau di gua. Hal ini merupakan bukti bahwa cahaya mempunyai sifat dapat dipantulkan.

Gambar 3.5 Pemantulan dari permukaan air yang halus menghasilkan bayangan burung yang jelas.

(40)

216

Jika kita menjatuhkan seberkas sinar pada suatu cermin datar yang bersih, cermin tersebut tampak sangat terang (menyilaukan mata). Namun, jika kita menjatuhkan seberkas sinar pada tembok yang kasar, tembok tersebut tampak agak suram (tidak seterang cermin).

Gambar di atas merupakan hasil percobaan Snellius tentang pemantulan, yang dinyatakan dalam hukum pemantulan sebagai berikut.

1. Sinar datang , sinar pantul, dan garis normal (N) terletak pada suatu bidang datar dan ketiganya berpotongan pada satu titik

2. Sudut pantul (i) sama dengan sudut datang (r)

Berdasarkan jenisnya, pemantulan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a) Pemantulan Teratur

Ketika berkas sinar-sinar sejajar ditujukan ke permukaan cermin datar, bagaimanakah berkas sinarr-sinar pantulnya? Berkas sinar-sinar sejajar yang mengenai cermin datar dipantulkan pada arah yang sejajar juga. Peristiwa ini

(41)

217

terjadi karena permukaan cermin datar halus atau rata. Karena sinar-sinar pantul sejajar maka banyak sinar-sinar pantul yang masuk ke mata pengamat. Permukaan cermin datar tampak bersinar terang. Pemantulan yang terjadi pada cermin datar ini disebut pemantulan teratur.

b) Pemantulan baur atau difus

Ketika berka-berkas sinar sejajar ditujukan ke permukaan tembok, bagaimanakah berkas sinar-sinar pantulnya? Pada tembok, permukaannya tdiak halus (kasar). Oleh karena itu, berkas-berkas sinar yang mengenai tembok terpantul tidak teratur. Pertistiwa pemantulan sepert ini disebut pemantulan baur atau pemantulan difus.

Gambar 3.7 Pemantulan teratur

(42)

218

Uraian di atas menunjukkan bahwa bayangan benda terbentuk karena pemantulan sinar secara teratur. Bayangan tidak terbentuk jika sinar-sinar dari benda dipantulkan baur. Contoh benda yang memantulkan sinar secara teratur (sempurna) adalah cermin. Menurut bentuknya, cermin dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu cermin datar, dan cermin lengkung.

1. Cermin datar

Pernahkah kamu memperhatikan bayangan kamu sendiri di depan cermin? Apa yang kamu dapat jelaskan tentang bayanganmu tersebut? Tentu saja bayangan kita pada cermin memiliki ukuran yang sama dengan tubuh kita. Selain itu, jarak antara tubuh kita ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin. Bayangan kita sama persis dengan aslinya, hanya saja bayangan kita mengahadap terbalik. Jika kita mengangkat tangan kanan maka seolah-olah bayangan kita mengangkat tangan kiri. Perhatikan gambar 2.9.

(43)

219 dengan: s jarak tubuh ke cermin

s’ jarak bayangan ke cermin h tinggi tubuh

h’ tinggi bayangan

Sifat bayangan pada cermin datar adalah sebagai berikut:

a. Bersifat semu atau maya karena bayangan yang terbentuk berada di belakang cermin. Bayangan semu, yaitu bayangan yang terjadi karena pertemuan perpanjangan sinar-sinar cahaya. Sedangkan, bayangan nyata adalah pertemuan langsung sinar-sinar cahaya (bukan perpanjangan).

b. Tegak dan menghadap kea rah yang berlawanan terhadap cermin c. Tinggi benda sama dengan tinggi bayangan.

d. Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.

Jika dua cermin diletakkan sedemikian rupa sehingga membentuk sudut tertentu dan diletakkan sebuah benda di antara kedua cermin tersebut, maka bayangan yang dibentuk oleh cermin satu merupakan benda bagi cermin yang lain. Cermin datar biasa digunakan untuk tata rias dalam kehidupan sehari-hari

Gambar 3.10 Bayangan yang dibentuk oleh dua cermin yang

(44)

220

Jika sebuah benda diletakkan di antara dua cermin yang membentuk sudut α, maka

banyaknya bayangan (n) yang dibentuk adalah:

Contoh soal

Sebuah benda diletakkan di depan cermin datar sedemikian rupa sehingga membentuk sudut 600 satu sama lain. Berapakah jumlah bayangan benda yang terbentuk? Penyelesaian: Diketahui : α 600 Ditanya : n …? Jawab : n n 5 buah bayangan.

Jadi, bayangan yang terbentuk adalah 5 buah bayangan 2. Cermin lengkung

a. Cermin cekung

Selain pada cermin datar, peristiwa pemantulan dapat terjadi pada cermin cekung. Cermin cekung adalah cermin yang bentuknya melengkung seperti bagian dalam bola.

(45)

221

Pada pemantulan cahaya oleh cermin cekung, jarak antara benda dan cermin memengaruhi bayangan yang dihasilkan. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung merupakan perpotongan sinar pantul atau merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar pantul. Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya (konvergen). Cermin cekung biasa digunakan sebagai alas reflector lampu mobil, motor, dan senter.

Pada cermin cekung, terdapat tiga sinar istimewa, yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.12 Sifat cermin cekung Gambar 3.11 Cermin cekung

(46)

222

1) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.

2) Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.

3) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan cermin.

Gambar 3.13 Sinar istimewa cermin cekung

Gambar 3.14 sinar istimewa cermin cekung

(47)

223

Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa pada cermin cekung di atas dapat dilukis pembentukan bayangan pada cermin cekung sebagai berikut:

1) Jika benda diletakkan diluar pusat kelengkungan, bayangan yang dibentuk akan bersifat nyata, terbalik, diperkecil, dan terletak di antara pusat kelengkungan cermin (P) dan titik fokus (F)

2) Jika benda diletakkan di antara pusat kelengkungan cermin (P) dan titik fokus (F), bayangan yang dibentuk akan bersifat nyata, terbalik, diperbesar dan terletak di depan titik pusat kelengkungan cermin.

Gambar 3.16 Pembentukan bayangan pada cermin cekung

(48)

224

3) Jika benda diletakkan tepat pada titik fokus, akan membentuk bayangan maya di tak terhingga.

4) Jika benda diletakkan di antara titik fokus dan cermin, bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak, diperbesar, dan berada di belakang cermin.

5) Jika benda diletakkan di titk pusat kelengkungan cermin, bayangan yang terbentuk pada pusat kelengkungan cermin dan sama besar dengan bendanya.

Gambar 3.18 Pembentukan bayangan pada cermin cekung

(49)

225

Hubungan antara jarak benda (s), dan jarak bayangan (s’) akan

menghasilkan jarak fokus (f). secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

dengan: f jarak fokus ke cermin (m) s jarak benda ke cermin (m) s’ jarak bayangan ke cermin (m)

Contoh soal.

Sebuah benda diletakkan 10 cm di depan cermin cekung. Jika jarak fokus cermin tersebut 6 cm, tentukanlah jarak bayangan yang dibentuk!

Penyelesaian

Diketahui : s 10 cm f 6 cm

(50)

226 Ditanya : s’ ….? Jawab : s’ s’ 5 cm

Oleh karena jarak bayangan ke cermin positif, bayangannya adalah nyata, diperbesar, dan terbalik. b. Cermin cembung

Selain cermin datar, cermin cekung terdapat pula cermin cembug. Pada cermin cembung, bagian mukanya berbentuk seperti kulit bola tetapi bagian muka cermin cembung melengkung keluar. Titik fokus cermin cembung berada dibelakang cermin sehingga bersifat maya dan bernilai negatif. Cermin cembung banyak digunakan sebagai kaca spion pada mobil dan kendaran bermotor. Dengan menggunakan cermin cembung, seorang

(51)

227

pengemudi dapat melihat kendaraan dibelakangnya tanpa harus menengok. Jadi, keberadaan cermin cembung sangat menunjang keamanan berlalu lintas di jalan raya.

Jika sinar datang sejajar sumbu utama, mengenai cermin cembung sinar pantul akan menyebar. Cermin cembung memiliki sifat menyebarkan sinar (divergen). Jika sinar-sinar pantul pada cermin cembung diperpanjang pangkalnya, sinar akan berpotongan di titik fokus di belakang cermin.

Pada cermin cembung, berlaku hukum pemantulan sinar istimewa, yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.21 Cermin cembung

(52)

228

1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus (F).

2) Sinar datang menuju titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar sumbu utama.

3) Sinar datang menuju pusat kelengkungan cermin (P) akan dipantulkan kembali seolah-olah dari pusat kelengkungan cermin (P).

Gambar 3.23 Sinar istimewa pada cermin cembung

Gambar 3.24 Sinar istimewa pada cermin cembung

(53)

229

Untuk membentuk bayangan sebuah benda yang terletak di depan cermin cembung, kita cukup menggunakan 2 buah berkas sinar istimewa di atas. Bayangan benda pada cermin cembung selalu berada di antara titik O dan F. Perhatikanlah gambar berikut!

Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung selalu lebih kecil, maya, dan tegak.

Hubungan antara jarak benda ke cermin, jarak bayangan ke cermin, dan titik fokus adalah sebagai berikut:

dengan: f jarak fokus ke cermin (m) s jarak benda ke cermin (m) s’ jarak bayangan ke cermin (m)

Gambar 3.26 Pembentukan bayangan pada cermin cembung

(54)

230

karena f , persamaan di atas dapat ditulis:

R jari-jari kelengkungan cermin (m)

Pada cermin cekung, titik fokus (f) dan jari-jari kelengkungan (R) bernillai positif. Jika jarak bayangan yang dihasilkan bernilai negatif, maka bayangan yang terbentuk adalah maya. Sedangkan cermin cembung memiliki titik fokus (f), dan jari-jari kelengkungan (R) bernilai negatif.

Bayangan benda yang dibentuk oleh cermin-cermin cekung dapat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran bendanya. Sedangkan bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung selalu lebih kecil dari bendanya.

Jika bayangan yang terbentuk lebih besar dari ukuran bendanya. Maka dikatakan bayangan diperbesar. Sebaliknya , jika bayangan yang terbentuk dari ukuran bendanya, maka dikatakan bayangan diperkecil. Perbandingan antara tinggi bayangan dengan tinggi benda disebut perbesaran bayangan yang dirumuskan sebagai berikut:

Dengan: M perbesaran bayangan

h’ tinggi bayangan (m)

(55)

231 h tinggi benda (m)

s’ jarak bayangan ke cermin (m)

s jarak benda ke cermin (m) Contoh soal.

Sebuah benda setinggi 3 cm berada pada jarak 5 cm di depan cermin cembung yang memilki titik fokus 5 cm. Tentukan:

a) Jarak bayangan ke cermin. b) Perbesaran bayangan. c) Tinggi bayangan. Penyelesaian Diketahui : h 3 cm s 5 cm f 5 cm Ditanya : a) s’ ….? b) M ….? c) h’ ….? Jawab : a)

(56)

232

s’ -2,5 cm

Jadi, jarak bayangannya 2,5 cm di belakang cermin.

b) M

Jadi, perbesaran cermin tersebut adalah

c) M

h’

1,5 cm

Jadi, tinggi bayangan benda adalah 1,5 cm

D. Pembiasan Cahaya

Gambar 3.27 Pembiasan caha yang menyebabkan cermin solah-olah patah

(57)

233

Perhatikan sebuah benda yang dimasukkan ke dalam air, misalnya pensil. Jika diperhatikan cermin tersebut tampak bengkok. Orang yang menyelam dalam kolam tampak lebih kecil atau pendek. Mengapa hal tersebut terjadi?

Seperti yang diketahui bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, kecepatan cahaya akan berubah jika melewati medium yang berbeda. Kecepatan cahaya di udara berbeda dengan kecepatan cahaya di air atau kaca. Akibat perubahan kecepatan tersebut, berkas cahaya dari udara akan tampak berbelok jika masuk ke air atau kaca. Peristiwa pembelokan cahaya tersebut disebut pembiasan (refraksi).

Akibat pembiasan cahaya dalam air, kita memperoleh kesan yang keliru tentang kedalaman air. Dasar kolam atau sungai yang jernih airnya tampak lebih dangkal. Sebuah benda yang berada di dasar kolam tampak lebih tinggi letaknya dari kedudukan sebenarnya. Hal itu terjadi karena sinar yang datang dari air ke udara dibiaskan menjauhi garis normal.

Gambar 3.28 Cahaya dibiaskan pada saat melewati air menuju udara

(58)

234

Percobaan tentang pembiasan pertama kali di atas dikemukakan oleh Wilebrord Snellius (1580-1626), seorang filsuf berkebangsaan Belanda. Selanjutnya, dinyatakan dalam hukum Snellius.

1. Indeks Bias

Adanya pembiasan menunjukkan bahwa kecepatan cahaya mengalami perubahan jika melalui medium yang berbeda. Kecepatan cahaya akan

Hukum Snellius:

1. Sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak dalam satu bidang datar.

2. Sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal dan sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal.

3. Perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias merupakan suatu bilangan tetap.

(59)

235

berkuranga jika melalui medium yang lebih raapat. Perbandingan kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara dengan kecepatan cahaya dalam suatu medium merupakan bilangan yang tetap. Bilangan yang tetap itu oleh Christian Huygens dinamakan indeks bias. Secara matematis, indeks bias suatu medium dapat dirumuskan sebagai berikut.

Tabel indeks 2.1 ideks bias beberap medium

Contoh soal

Jika diketahui indeks bias air , berapakah kecepatan cahaya dalam air?

n

dengan : n indeks bias medium

c kecepatan cahaya (3×108 m/s)

(60)

236 Penyelesaian Diketahui : n c 3×108 m/s va va ,25 × 108 m/s

2. Pembiasan Pada Prisma

Prisma adalah benda optik yang dibatasi oleh dua bidang pembatas yang rata dan berpotongan (tidak sejajar). Perhatikanlah gambar prisma berikut!

Sudut antara dua sisi disebut sudut bias prisma (

). Sedangkan, dua ruas garis tempat sinar datan dan keluar disebut rusuk pembias (AB dan BC). Sudut antara sinar datang dan sinar keluar prisma disebut sudut deviasi (δ).

Hubungan antara sudut bias, sudut sinar datang, sudut sinar keluar dan sudut deviasi adalah sebagai berikut.

(61)

237 Dengan: i1 sudut sinar datang pertama

r2 sudut sinar datang kedua

δ sudut deviasi

sudut bias prisma

Nilai sudut deviasi akan mencapai minimum apabila sudut datang prisma i sama dengan sudut keluar prisma r2 atau i = r2, sehingga m 2i

m

 deviasi minimum. Contoh :

1. Seberkas sinar didatangkan pada prisma dengan sudut datang 250 .Setelah keluar prisma sudut yang terbentuk 470. Apabila sudut pembias prisma 450, hitung sudut deviasi yang terjadi!

Penyelesaian Diketahui : i = 250 r’= 470 = 450 Ditanya :  = .... ? Jawab : 0 0 0 0 0 0 ' 27 2 25 45 47 25             i r

(62)

238

Jadi, sudut deviasi prisma tersebut adalah 270.

2. Seberkas sinar yang didatangankan pada prisma dengan sudut datang 370, ternyata deviasinya mencapai minimum. Apabila sudut pembias prisma 450. Berapakah sudut deviasi minimumnya?

Penyelesaian Diketahu : i = 370 = 450 Ditanya : m ....? Jawab : 0 29 45 74 45 ) 37 ( 2 2        m m i   

Jadi, sudut deviasi minimum prisma tersebut adalah 290. 3. Pemantulan Sempurna

Telah dijelaskan bahwa sinar yang datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal. Namun, pada sudut datang tertentu sinar tersebut tidak mengalami pembiasan tetapi mengalami pemantulan. Peristiwa tersebut dapat dijelaskan dengan gambar di bawah ini.

(63)

239

Jika sinar datang dari air ke udara secara tegak lurus, sinar itu diteruskan (tidak dibelokkan) . Namun, jika sinar itu datang dengan sudut datang i, sinar itu akan dibiaskan dengan sudut bias r. Jika sudut datang diperbesar terus sedikit demi sedikit, suatu saat sinar biasnya akan berhimpitan dengan bidang batas. Sudut datang yang menyebabkan sinar bias berhimpitan dengan bidan batas disebut sudut kritis (ik)

Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat dengan sudut datang lebih besar dari sudut kritisnya, sinar tersebut tidak dibiaskan tetapi dipantulkan. Pemantulan seperti ini disebut pemantulan sempurna. Akibat adanya pemantulan seperti inilah fatamorgana dapat terjadi.

Lapisan udara di atas permukaan jalan lebih rapat dari pada permukaan di bawahnya. Hal itu menyebabkan pembiasan sinar matahari secara kontinu yang arahnya menjauhi garis normal. pembiasan seperti itu memungkinkan terjadinya pemantulan sempurna. Jika sinar pantul tersebut mengenai mata kita, lapisan udara di atas jalan yang memantulkan sinar tersebut tampak berair. Peristiwa seperti itulah yang disebut fatamorgana.

(64)

240

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01)

A. Standar Kompetensi

6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

6.3. Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa

C. Indikator

1. Indikator Produk Peserta didik:

a. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan peristiwa perambatan cahaya

2. Indikator Afektif Peserta didik:

a. Bertanggung jawab

b. Aktif mengikuti kegiatan pembelajaran c. Bersikap hormat terhadap guru

d. Bersikap hormat terhadap teman

Nama-nama Anggota Kelompok:

1. ……… 2. ……… 3. ……….……… 4. ……… 5. ……….……… 6. ……….……… ……….……… Lampiran 04a

(65)

241 e. Kerja sama dalam kelompok f. Disiplin dalam bekerja

g. Mengemukakan ide atau pendapat h. Memiliki sikap ingin tahu

i. Jujur, teliti 3. Indikator Psikomotor

Peserta didik:

a. Terampil dalam memilih alat dan bahan secara benar b. Terampil dalam merangkai alat dan bahan secara benar

D. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Produk

Peserta didik dapat:

a. Menjelaskan konsep perambatan cahaya

b. Merancang dan melakukan percobaan untuk menjelaskan sifat-sifat perambatan cahaya.

2. Tujuan Afektif Peserta didik:

a. Bertanggung jawab

b. Aktif mengikuti kegiatan pembelajaran c. Bersikap hormat terhadap guru

d. Bersikap hormat terhadap teman e. Kerja sama dalam kelompok f. Disiplin dalam bekerja

g. Mengemukakan ide atau pendapat h. Memiliki sikap ingin tahu

i. Jujur, teliti 3. Tujuan Psikomotor

Peserta didik:

(66)

242

b. Terampil dalam merangkai alat dan bahan secara benar

“Perambatan Cahaya”

Suatu percobaan dirancang untuk mengetahui peristiwa perambatan cahaya dengan alat dan bahan yang telah disiapkan. Kita dapat melihat benda-benda yang ada di sekeliling kita karena ada cahaya yang masuk mata kita. Karena ada cahaya matahari, siang hari menjadi terang; karena ada cahaya lampu, ruangan menjadi terang. Bagaimana cahaya tersebut dapat masuk ke mata kita? Tentu saja dengan cara merambat. Cahaya merambat lurus ke segala arah. Hal itu dapat kita amati ketika cahaya matahari masuk menerobos rumah kita melalui celah sempit atau ketika kita menyalakan lampu senter. Apabila cahaya yang sedang merambat mengenai benda tak tembus cahaya maka cahaya tersebut terhalang

Pada kegiatan ini, kalian akan mengetahui peristiwa perambatan cahaya melalui percobaan. Sebelumnya kalian harus mampu merumuskan masalah, tujuan, dan hipotesis berdasarkan teori singkat tentang perambatan cahaya. Dalam merumuskan masalah, kita menggunakan kalimat

pertanyaan (bagaimana, apa, mengapa) bukan pernyataan, dan untuk dapat

merumuskan masalah dengan tepat, hal yang perlu dilakukan adalah kita harus memperhatikan judul kegiatan yang akan kita lakukan. Dalam merumuskan tujuan, harus berdasarkan pada masalah yang ada atau sesuai dengan judul kegiatan kita. Hipotesis harus dirumuskan dalam bentuk

pernyataan bukan pertanyaan. Hipotesis perlu dinyatakan sebagai

pernyataan jika dan maka, dan hipotesis perlu untuk diuji. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara kita terhadap permasalahan yang ada, yang dianggap benar.

(67)

243

Buatlah rumusan masalah, tujuan, dan hipotesis! 1. Rumusan masalah

2. Rumusan Tujuan

3. Rumusan Hipotesis

Setelah merumuskan masalah, tujuan dan hipotesis, maka kita harus mampu mengidentifikasi variabel. Ada tiga jenis variabel yaitu variabel kontrol, manipulasi dan respon. Variabel adalah suatu besaran yang dapat bervariasi atau berubah pada situasi tertentu.

 Variabel kontrol adalah variabel yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi dijaga agar tidak memberikan pengaruh ( variabel yang dibuat tetap/konstan atau tidak berubah-ubah)

 Variabel manipulasi adalah variabel yang sengaja diubah-ubah

... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

(68)

244

 Variabel respon adalah variabel yang berubah sebagai akibat pemanipulasian variabel manipulasi.

Pada kegiatan ini, kita memanipulasikan variabel posisi layar yang mempengaruhi pandangan/penglihatan terhadap nyala lilin.

Identifikasikanlah variabel-variabel, berdasarkan permasalahan yang ada!

4. Mengidentifikasi Variabel

E. Alat dan Bahan

1. Lilin atau sumber cahaya lain 2. Layar berlubang 3 buah 3. Benang

4. Pemantik F. Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan praktikum

2. Susunlah peralatan yang tersedia seperti gambar di bawah ini.

lilin

benang layar 1 layar 2 layar 3

3. Letakkan ketiga layar itu dalam satu garis lurus seperti pada gambar di atas. Caranya, masukkan benang melalui ketiga lubang layar.

4. Tariklah kedua ujung benang tersebut hingga tegang (hati-hati jangan sampai menggeser letak layar). Lihatlah nyala lilin melalui ketiga lubang tersebut.

 Variabel Kontrol:...

 Variabel manipulasi: ...

(69)

245

5. Geserlah layar-layar tersebut sehingga lubangnya tidak terletak dalam satu garis lurus. Lihatlah nyala lilin melalui lubang tersebut.

6. Bandingkanlah hasil pengamatan pada langkah ke-5 dan ke-6

G. Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan perambatan cahaya? 2. Mengapa lilin tidak terlihat setelah layar digeser?

3. Sebutkanlah sifat cahaya berdasarkan percobaan tersebut!

H. Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan

... ... ...……… ……… ……… ……….……….. ………...……… ……… ……… ... ... ...

(70)

246

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 02)

A. Standar Kompetensi

6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

6.3. Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa

C. Indikator

1. Indikator Produk Peserta didik:

b. Menjelaskan konsep pemantulam cahaya dalam kehidupan sehari-hari c. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan peristiwa

pemantulan cahaya 2. Indikator Afektif

Peserta didik:

a. Bertanggung jawab

b. Aktif mengikuti kegiatan pembelajaran c. Bersikap hormat terhadap guru

Nama-nama Anggota Kelompok:

1. ……… 2. ……… 3. ……….……… 4. ……… 5. ……….……… 6. ……….……… ……….……… Lampiran 04b

(71)

247 d. Bersikap hormat terhadap teman e. Kerja sama dalam kelompok f. Disiplin dalam bekerja

g. Mengemukakan ide atau pendapat h. Memiliki sikap ingin tahu

i. Jujur, teliti 3. Indikator Psikomotor

Peserta didik:

a. Terampil dalam memilih alat dan bahan secara benar b. Terampil dalam merangkai alat dan bahan secara benar

D. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Produk Peserta didik dapat:

a. Menjelaskan konsep pemantulan cahaya

b. Menyebutkan bunyi hukum pemantulan cahaya

c. Merancang dan melakukan percobaan untuk menjelaskan peristiwa pemantulan cahaya.

2. Tujuan Afektif Peserta didik:

a. Bertanggung jawab

b. Aktif mengikuti kegiatan pembelajaran c. Bersikap hormat terhadap guru

d. Bersikap hormat terhadap teman e. Kerja sama dalam kelompok f. Disiplin dalam bekerja

g. Mengemukakan ide atau pendapat h. Memiliki sikap ingin tahu

Gambar

Gambar 3.1 Bayangan orang dapat dapat muncul pada cermin karena ada  cahaya yang mengenainya
Gambar 3.2 Sumber cahaya memancarkan cahaya ke segala arah
Gambar 3.4 Terbentuknya umbra dan penumbra
Gambar 3.5 Pemantulan dari  permukaan air yang halus  menghasilkan bayangan burung yang jelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk selanjutnya pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Team Quiz dengan menggunakan Metode Gallery Walk pada materi pokok perjuangan mempertahankan

Untuk itu kepala sekolah perlu memberikan motivasi untuk meningkatkan pelajarannya, guru dirangsang agar senantiasa dapat mengembangkan kemampuan dala proses

Melalui program belajar bahasa Inggris interaktif ini diharapkan dapat menarik minat semua orang untuk belajar bahasa Inggris, memberi pengetahuan tentang tenses bahasa

Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh bauran pemasaran jasa yang meliputi produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik,.. dan proses terhadap keputusan wali

In this paper, we use competing risks model that is, parametric Cox’s model with Weibull distribution based on EM algorithm, to examine the state of control of the process, that

Comparison of the growth hormone gene sequence of cattle and buffalo, pertaining to 4 th exon, 4 th intron and 5 th exon revealed 12 nucleotide substitutions, but a

Yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana kualitas ilmiah skripsi mahasiswa jurusan/program studi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora